Anda di halaman 1dari 91

LAMPIRAN

Lampiran 1. Plot Pengamatan Flora


Kordinat
No.
Plot X Y Jenis Tanaman Jumlah Keterangan

1 98,591432 3,290783 - Kayu manis (Cinnamomum verum) 2


- Asam Jawa (Tamarindus indica) 1
- Beringin (Ficus benjamina) 1

2 98,591619 3,289829 - Mangga (Mangifera indica) 3


- Kemiri (Aleurites moluccana) 1
- Durian (Durio zibetinus) 1
- Tanjung (Mimusops elengi) 1

3 98,597607 3,298154 - Nangka (Arthocarpus heterophyllus) 1


- Rasamala (Altingia excelsa) 1
- Durian (Durio zibetinus) 1

4 98,995695 3,296848 - Beringin (Ficus benjamina) 1


- Jambu air (Syzygium aqueum) 1

5 98,596609 3,30007 - Tanjung (Mimusops elengi) 2


- Beringin (Ficus benjamina) 1

6 98,59585 3,297439 - Kapas 1


- Mangga(Mangifera indica) 1
- Kemiri (Aleurites moluccana) 1
- Durian (Durio zibetinus) 1

7 98,596542 3,298033 - Asam Jawa (Tamarindus indica) 1


- Rasamala (Altingia excelsa) 1

8 98,596813 3,298447 - Durian (Durio zibetinus) 1


- Mangga (Mangifera indica) 1
- Beringin (Ficus benjamina) 1

Lampiran 2. Titik Temuan Fauna

Universitas Sumatera Utara


Kordinat
No.
Temuan X Y Jenis Satwa Jumlah Keterangan

1 98,59545 3,300333 Beruang (Helarctus malayanus) 1 Bekas cakaran

2 98,599024 3,299661 Macan Dahan 1 Jejak kaki

3 98,598569 3,298638 Trnggiling 1 Jejak lintasan

4 98,598569 3,298844 Ayam Hutan 1

5 98,597478 3,298026 Biawak 1

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3. Data Responden
Jenis Pendidikan
No Nama Responden Umur Alamat Pekerjaan
Kelamin Terakhir
1 Luther Tarigan Laki-laki 40 Desa Buluh Awar SMP Petani Aren
2 Pianus Sitepu Laki-laki 44 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
3 Lius Tarigan Laki-laki 43 Desa Buluh Awar SMP Petani Aren
4 Nelson Ginting Laki-laki 52 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
5 Satria Sembiring Laki-laki 40 Desa Buluh Awar SMP Petani Aren
6 Pedoman Tarigan Laki-laki 41 Desa Buluh Awar SMP Petani Aren
7 Arjun Situmorang Laki-laki 24 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
8 Apti Sembiring Laki-laki 45 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
9 Simpang Ginting Laki-laki 42 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
10 Tison Sitepu Laki-laki 25 Desa Buluh Awar SMP Petani Aren
11 Hemat Barus Laki-laki 42 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
12 Patar Bukit Laki-laki 25 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
13 Marhenis Sitepu Laki-laki 58 Desa Buluh Awar SMP Petani Aren
14 Charles Tarigan Laki-laki 33 Desa Buluh Awar SMP Petani Aren
15 Benteng Tarigan Laki-laki 56 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
16 Jefri Ginting Laki-laki 28 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
17 Kebun Bukit Laki-laki 50 Desa Buluh Awar SMP Petani Aren
18 Alfani Simamora Laki-laki 32 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
19 Abadi Keliat Laki-laki 56 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
20 Khadafi Sitepu Laki-laki 29 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
21 Firman Tarigan Laki-laki 43 Desa Buluh Awar SMP Petani Aren
22 Utama Ginting Laki-laki 40 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
23 Robert Bukit Laki-laki 37 Desa Buluh Awar SMK Petani Aren
24 Rahmat Tarigan Laki-laki 63 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
25 Renjab Sembiring Laki-laki 55 Desa Buluh Awar SMP Petani Aren
26 Rudi Efendi Bukit Laki-laki 42 Desa Buluh Awar STM Sekdes
27 Nggerak Ginting Laki-laki 58 Desa Buluh Awar SMP Petani Aren
28 Hendra Tarigan Laki-laki 38 Desa Buluh Awar SMA Petani Aren
29 Darma Ginting Laki-laki 58 Desa Buluh Awar SMP Petani Aren
30 Albert Sembirng Laki-laki 35 Desa Buluh Awar SMP Petani Aren

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4. Data Hasil Wawancara dengan Responden
Lampiran 4.1. Hasil rekapitulasi Kekuatan (Strenght) oleh responden
Memiliki Panorama Adanya Tanah Masyarakat
beberapa Adanya yang indah flora dan yang subur cukup ramah
Merupakan
peninggalan Lokasi desa sungai yang Udara fauna yang dalam
N desa penghasil
Nama Responden bersejarah seperti nyaman dan mengalir bersih dan menarik menjaga dan
o Aren terbaik
GBKP pertama di asri jernih dan sejuk membangun
di Sumut
Tanah Karo dan deras desa
bukit Pelanja Sira
1 Luther Tarigan √ − √ √ − √ √ √ −

2 Pianus Sitepu √ √ √ √ √ √


3 Lius Tarigan √ √ √ √ √ √

− −

4 Nelson Ginting √ √ √ − − √ √ − −

5 Satria Sembiring √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 Pedoman Tarigan √ √ √ √ √

√ √

7 Arjun Situmorang √ √ √ √ √ √ √ − −

8 Apti Sembiring √ √ √ √ √ √

√ √

9 Simpang Ginting √ √ √ √ √

√ − −

10 Tison Sitepu √ √ √ √ − √ √ √ −

11 Hemat Barus √ √ − √ √ − √ − −

12 Patar Bukit √ √ √ √ √ − − √ √

13 Marhenis Sitepu √ √ √ √ √ √ √ − −

14 Charles Tarigan √ √ √ √ − √ √ − −

15 Benteng Tarigan √ √ √ √ √ √ √ − √

16 Jefri Ginting √ √ √ √ − √ √ √ −

17 Kebun Bukit √ √ √ √ √ − √ − √

18 Alfani Simamora √ √ √ − √ − − √ −

19 Abadi Keliat √ √ √ √ √ √

− −

20 Khadafi Sitepu √ √ √ − √ √ − √ √

21 Firman Tarigan √ √ √ √ √ √ √ − −

Universitas Sumatera Utara


22 Utama Ginting √ √ √ √ √ √ − √ −

23 Robert Bukit √ √ √ √ √ √ √

24 Rahmat Tarigan √ √ √ √ √ − √ − √

25 Renjab Sembiring √ √ √ √ √ √ − √ −

26 Rudi Efendi Bukit √ √ √ √ √ √ √


− −

27 Nggerak Ginting √ √ √ √ √



28 Hendra Tarigan √ √ √ √ √ √ √ √

29 Darma Ginting √ √ √

√ √
− − −

30 Albert Sembirng √ √ − √ √ − − √ √

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4.2. Hasil Rekapitulasi Kelemahan (Weakness) oleh resonden
Akses yang
Kurangnya Pengelolaan
Kurangnya masih buruk di Kurangnya
akomodasi wisata alam
No Nama Responden sarana dan beberapa titik pemasaran
menuju Desa yang belum
prasarana pada jalan wisata alam
Buluh Awar profesional
menuju desa
1 Luther Tarigan √ √


2 Pianus Sitepu √ √ √ − −

3 Lius Tarigan √ √ √ √ −

4 Nelson Ginting √ − √ − −

5 Satria Sembiring √ √ − √ −

6 Pedoman Tarigan √ √ √ √ −

7 Arjun Situmorang √ √ √ − −

8 Apti Sembiring √ √ √ − −

9 Simpang Ginting √ √ √ √ −

10 Tison Sitepu √ √ √ √ −

11 Hemat Barus √ − − √ −

12 Patar Bukit √ √ √ − √

13 Marhenis Sitepu √ − √ √ −

14 Charles Tarigan √ √ √ √ −

15 Benteng Tarigan √ √ √ − √

16 Jefri Ginting √ √ √ √ √

17 Kebun Bukit √ − √ − √

18 Alfani Simamora √ √ √ − √

19 Abadi Keliat √ − √ √ −

20 Khadafi Sitepu √ √ √ − −

21 Firman Tarigan √ √ √ − √

22 Utama Ginting √ √ − √ −

23 Robert Bukit √ − √ √ √

24 Rahmat Tarigan √ − √ √ −

25 Renjab Sembiring √ √ − √ √

26 Rudi Efendi Bukit √ √ − √ √

27 Nggerak Ginting √ √ − √ −

28 Hendra Tarigan √ √ √ √ −

29 Darma Ginting √ √ √ − √

30 Albert Sembirng √ √ − − √

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4.3.Hasil Rekapitulasi Peluang (Opportunity) oleh responden
Lokasi desa yang
Lokasi desa yang
berada di sekitar Desa yang Lokasi desa dilalui
dekat dengan
tempat wisata terkenal sebagai jalur alternatif dari
ibukota dan pusat
No Nama Responden yang lebih desa wisata rohani kecamatan sibolangit
pemerintahan
terkenal bagi umat menuju desa Bandar
kecamatan
dikalangan kristiani Baru
maupun propinsi
wisatawan
1 Luther Tarigan √ √

2 Pianus Sitepu √ √ √ −

3 Lius Tarigan √ √ √ √

4 Nelson Ginting − √ √ −

5 Satria Sembiring √ √ − √

6 Pedoman Tarigan √ √ √ √

7 ArjunSitumorang √ √ √ −

8 Apti Sembiring √ √ √ −

9 Simpang Ginting √ √ √ √

10 Tison Sitepu √ √ √ √

11 Hemat Barus √ √ − √

12 Patar Bukit √ √ √ −

13 Marhenis Sitepu √ − √ √

14 Charles Tarigan √ √ √ √

15 Benteng Tarigan √ √ − −

16 Jefri Ginting √ √ √ √

17 Kebun Bukit √ − √ −

18 Alfani Simamora √ √ − −

19 Abadi Keliat √ − √ √

20 Khadafi Sitepu √ √ √ −

21 Firman Tarigan √ √ √ −

22 Utama Ginting √ √ − √

23 Robert Bukit √ − √ √

24 Rahmat Tarigan √ − √ √

25 RenjabSembiring √ √ − √

26 Rudi EfendiBukit √ √ − √

27 Nggerak Ginting − √ − √

28 Hendra Tarigan √ √ √ √

29 Darma Ginting − √ √ −

30 Albert Sembirng − √ √ −

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4.4.Hasil Rekapitulasi Ancaman (Threath) oleh responden
Adanya
perambah
Kurangnya minat Adanya
Adanya hutan yang Rawan
pengunjung kemungkinan
tempat wisata datang dari bencana
No Nama Responden karena longsor pada
yang lebih perkotan banjir
terbatasnya jalan menuju
menarik demi bandang
akomodasi desa
kepentingan
pribadi
1 Luther Tarigan √ √ √ √ √

2 Pianus Sitepu √ √ √ √ √

3 Lius Tarigan √ √ √ √ −

4 Nelson Ginting √ √ √ − √

5 Satria Sembiring √ √ √ √ √

6 Pedoman Tarigan √ √ √ √ √

7 Arjun Situmorang √ √ √ √ √

8 Apti Sembiring √ √ √ √ √

9 Simpang Ginting √ √ √ √ −

10 Tison Sitepu √ √ √ − −

11 Hemat Barus √ √ − √ √

12 Patar Bukit √ √ √ − √

13 Marhenis Sitepu √ √ √ √ √

14 Charles Tarigan √ √ √ √ −

15 Benteng Tarigan √ √ √ − −

16 Jefri Ginting √ √ − − −

17 Kebun Bukit √ √ √ − √

18 Alfani Simamora √ √ − √ −

19 Abadi Keliat √ √ √ √ −

20 Khadafi Sitepu √ √ √ − −

21 Firman Tarigan √ √ √ √ √

22 Utama Ginting √ √ √ − √

23 Robert Bukit √ √ √ √ √

24 Rahmat Tarigan √ √ √ √ −

25 Renjab Sembiring √ √ √ √ √

26 Rudi Efendi Bukit √ √ √ − √

27 Nggerak Ginting √ √ √ √ −

28 Hendra Tarigan √ √ √ − −

29 Darma Ginting √ √ √ √ −

30 Albert Sembirng √ √ − √ √

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5. Peta Pengamatan Flora dan Fauna

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

a. Persawahan dan Agroforestri

b. Jalur Tracking

c. Sungai Lau Pei Pei

Universitas Sumatera Utara


d. Monumen Adat Tambak Bukit Pendiri Desa Buluh Awar

e. Pelanja Sira di Bukit Pelanja Sira

f. Panorama Desa Buluh Awar

Universitas Sumatera Utara


g. Jalan Desa Buluh Awar

h. Pohon rasamala, nangka, tanjung, pada plot pengamatan flora

i. Pohon durian, mangga, kapas,dan kemiri pada plot pengamatan flora

Universitas Sumatera Utara


j. Pohon beringin, rasamala pada plot pengamatan flora

k. Pohon tanjung, kayu manis pada plot pengamatan flora

l. Jejak kaki macan dahan

Universitas Sumatera Utara


m. Jejak trenggiling di jalur tracking

n. Ayam hutan di jalur tracking

o. Titik pengamatan burung dan tempat penampakan biawak

Universitas Sumatera Utara


p. Pengambilan data ke lapangan bersama salah satu warga desa

q. Pengambilan data di lapangan, pempatan plot pengamatan flora dan pengambilan


titik kordinat

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Alfira, R. 2014. Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata


Mangrove Pada Kawasan Suaka Margasatwa Mampie Di Kecamatan
Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. [skripsi]. Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Amran A, Wasidi, Hatta M, 2013. Studi Pengembangan Ekowisata Karst Pada


Obyek Wisata Air Terjun Sri Getuk Di Kabupaten Gunung Kidul.
Jurnal Pasca. Fakultas Kehutanan. Universitas hasanuddin. Makassar.

Andre, T. 2013. Strategi Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tampomas


Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Sumedang. Jurnal
Ekowisata. 2 (1) : 1-8

Budiwati, 2013. Tanaman Penutup Tanah Untuk Pencegah Erosi. [penelitian].


Fakultas MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Damanik, J. Dan Weber, H.F. 2006. Perencanaan Ekowisata. PUSPAR UGM dan
Penerbit Andi. Yogyakarta

Dirjen PHKA. 2003. Pedoman Penilaian Analisis Daya Operasi Objek Daya Tarik
Wisata Alam. Kementerian Kehutanan. Bogor.

Djuwantoko. 1999. Potensi dan Alternatif Satwaliar sebagai Objek Ekowisata.


Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Efendy M, Naemah D, Winarni E, Fitriani A. 2013. Studi Potensi Tanaman Aren


Di Desa Batang Kulur, kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
[laporan penelitian]. Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung
Mangkurat. Banjar Baru.

Flamin, A. Dan Asnaryati, 2013. Potensi Ekowisata dan Strategi Pengembangan


Tahura Nipa Nipa, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Jurnal
Penelitian Kehutanan Wallacea. 2 (2) : 154-168

Fandeli, C. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan UGM.


Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara


_________. 2009. Pengembangan Ekowisata dengan Paradigma dalam
Pengusahaan Ekowisata.Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.

Hisyam, M.S. 1998. Analisa SWOT Sebagai Langkah Awal Perencanaan


Usaha. Makalah. Jakarta: SEM Institute.

Juankhan, 2008. Analisis SWOT : Manajemen teknik dan Kewirausahaan.


https//:www.justassociates.org/ActionGuide.htm. [Diakses tanggal
April 2016]

Karsudi, R., Soekmadi, dan H. Kartodiharjo. 2010. Strategi Pengembangan


Ekowisata di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua. 16 (3)
148-154.

Maryam, S. 2011. Pendekatan Swot Dalam Pengembangan Objek Wisata


Kampoeng Djowo Sekatul Kabupaten Kendal. Jurnal Skripsi Selvi 2
(1) : 1-26

Nisak, Z. 2013. Analisis Swot Untuk Menentukan Strategi Kompetitif. Jurnal


Unisla 2 (4) : 1-8

Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

_________. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus - Integrated
Marketing Communications . Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rizky, A. 2015. Analisis Potensi dan Strategi Pengembangan Wisata Alam Air
Terjun Silimalima Di Kabupaten Tapanuli Selatan. [skripsi]. Fakultas
Kehutanan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Subadra, I. 2008. Ekowisata Hutan Mangrove Dalam Pengembangan Wisata


Berkelanjutan. Univeritas Sumatera Utara. Medan.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Alfabetha.


Bandung

Suharsimi, A. 2010. Prosedur Penelitian (Edisi Revisi). Rineka Cipta. Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


Widowati, S. 2012. Kajian Potensi dan Evaluasi Penerapan Prinsip Prinsip dan
Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman Wisata Kawah Ijen, Dea
Taman Sari, Kabupaten Banyuwangi. [tesis]. Program Pascasarjana.
Universitas Udayana. Denpasar

Yosevita, L. 2007. Studi Potensi Dan Pengebangan Ekowisata Di Tual Kabupaten


Maluku Tenggara. Jurnal Agroforestri 2 (1) : 66-71

Yuliandra, F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumber


Daya Pesisir Berbasis Konservasi. Departemen FPIK. IPB. Bogor

Universitas Sumatera Utara


METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai dengan Juni
2
2016. Lokasi penelitian adalah Desa Buluh Awar dengan luas 2,5 km dan

Kawasan Hutan Sekitar Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit

Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Peta wilayah administrasi kabupaten, kecamatan, data primer dan data

sekunder yang berkaitan dengan lokasi penelitian.

2. Laporan dan tesis hasil penelitian (individu dan lembaga) terdahulu dan

Universitas Sumatera Utara


9

berbagai pustaka penunjang sebagai sumber data sekunder untuk membantu

melengkapi pengamatan langsung di lapangan.

3. Kamera untuk dokumentasi lahan dan panorama yang disajikan obyek wisata.

4. GPS Garmin 67CSX untuk mengambil titik kordinat obyek

5. Arcgis 10.1 untuk pengolahan data pembuatan peta

6. Alat Tulis

Obyek dan Data Penelitian

1. Obyek Penelitian

Kegiatan ini melibatkan pihak yang terkait dalam pengelolaan obyek

wisata, masyarakat setempat, serta kalangan lain yang ada di wilayah studi,

dengan obyek penelitian :

a. Aparat desa, dan masyarakat Desa Buluh Awar

b. Desa Buluh Awar dan obyek wisata di Desa Buluh Awar

Data penelitian yang diambil adalah data sekunder dan data primer. Data

sekunder yang dikumpulkan antara lain adalah kondisi umum lokasi penelitian

atau data umum yang ada dari instansi pemerintahan desa dan kecamatan.

Sedangkan data primer yang dikumpulkan antara lain data potensi ekowisata.

Metode Pengumpulan Data

1. Pengambilan Sampel

1.1. Sampel Desa

Pendekatan yang digunakan dalam menentukan lokasi penelitian adalah

metode purposive sampling (pengambilan sampel bertujuan). Desa yang diteliti

adalah Desa Buluh Awar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang

yang memiliki potensi wisata alam. Desa Buluh Awar adalah Desa yang

Universitas Sumatera Utara


10

terletak dan berbatasan langsung dengan alira sungai deli bagian hulu. Desa

Buluh Awar juga merupakan desa adat masyarakat suku Kabupaten Tanah

Karo beragama kristen protestan, yang diduduki masyarakat adat yang mata

pencariannya dominan masih memanfaatkan hasil hutan di sekitar Desa Buluh

Awar.

1.2. Sampel Responden

Penelitian dilakukan dengan metode wawancara. Responden dalam

penelitian ini adalah Kelompok Tani di Desa Buluh Awar. Penentuan

responden menggunakan teknik purpose sampling, yakni aparat desa,

kelompok tani dan orang orang yang dianggap mengetahui dengan baik tentang

potensi ekowisata tersebut. Jumlah sampel responden sebanyak 30 orang.

Menurut Suharsimi (2010), apabila subyeknya kurang dari seratus lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan populasi. Tetapi jika

subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 15-25% atau lebih.

2. Teknik dan Tahapan Pengambilan Data

a. Melakukan observasi langsung di lapangan dan analisis obyek wisata untuk

memperoleh informasi mengenai potensi obyek wisata.

b. Inventarisasi jenis flora dan fauna untuk mengetahui potensi flora dan fauna

di sekitar objek penlitian. Inventarisasi flora dilakukan dengan teknik

purpose sampling yang mempergunakan sistem acak dengan pertimbangan

faktor-faktor kemudahan pencapaian dari plot yang diambil sebagai sampel.

Jenis Flora yang diambil yakni pohon, dan Plot yang diambil yakni di lokasi

sekitar jalur tracking. Pengambilan sampel menggunakan petak ukur dengan

Universitas Sumatera Utara


11

ukuran 20 m x 20 m (Yosevita, 2007). Adapun Kriteria keanekaragaman

flora seperti dikemukakan oleh

(Fandeli, 2000) pada tabel :

Tabel 2. Kriteria Kualitas Keanekaragaman Flora


Skala Jumlah Jenis Kriteria

1 Terdapat < 5 jenis tumbuhan Buruk

2 Terdapat 6 –10 jenis tumbuhan Agak buruk

3 Terdapat 11 –20 jenis tumbuhan Sedang

4 Terdapat 21 –31 jenis tummbuhan Baik

Sumber : (Fandeli, 2000)

Sedangkan Untuk mengetahui potensi fauna, dilakukan penjelajahan

(renaisance survey) bersama dengan inventarisasi vegetasi. Pengamatan

terhadap jenis satwa dilakukan dengan mengamati secara langsung maupun

tidak langsung, melalui jejak kaki, kotoran, suara, atau menanyakan pada

petugas lapangan dan masyarakat sekitar (Alikondra, 1990). Potensi objek

wisata mempunyai nilai tinggi jika mempunyai keanekaragaman jenis fauna

yang tinggi, untuk itu dibuat kriteria kualitas keanekaragaman fauna seperti

yang dikemukakan Fandeli (2000), pada Tabel :

Tabel 3. Kriteria Kualitas Keanekaragaman Fauna


Skala Jumlah Jenis Kriteria

1 Terdapat 1 –2 Buruk

2 Terdapat 3 –5 Agak Buruk

3 Terdapat 6 –10 Sedang

4 Terdapat 11 –15 Baik

5 Terdapat > 15 Sangat baik

Sumber : (Fandeli, 2000)

Universitas Sumatera Utara


12

c. Wawancara terhadap responden di Desa Buluh Awar. Menurut

(Sugiono, 2010) Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara

menanyakan sesuatu kepada seorang responden, caranya adalah dengan

bercakap cakap secara tatap muka. Penentuan Responden dilakukan dengan

metode purpose sampling. Responden dalam teknik ini adalah para aparat

desa dan pihak kelompok tani yang ada di desa Buluh Awar. Sampel

Responden yang diambil sebanyak 25 orang (Suharsimi, 2010).

d. Keseluruhan data, baik primer maupun sekunder selanjutnya ditabulasikan

sesuai dengan kebutuhan sebelum dilakukan pengolahan dan analisis data.

Data primer yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif sesuai

dengan tujuan penelitian, serta dilakukan analisis para pihak untuk

mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan obyek wisata.

e. Mengambil titik kordinat dan penandaan jalur menggunakan GPS (Global

Positioning System) pada setiap obyek wisata dan obyek pendukung lainnya

yang kemudian akan dipetakan dengan meng overlay dan digitasi pada peta

Desa Buluh Awar menggunakan ArcGIS 10.1.

Analisis Data

1. Analisis Potensi Flora dan fauna

Dari hasil analisa flora dan fauna yang diperoleh kemudian diberikan

diskripsinya untuk masing-masing jenis atau kelompoknya. Dengan demikian

akan menjadi jelas untuk diketahui apakah keanekaragaman flora dan fauna yang

ada tersebut mampu menjadi potensi pendukung sebagai objek dan daya tarik

ekowisata yang akan dikembangkan (Yosevita, 2007).

Universitas Sumatera Utara


13

2. Analisis Potensi Objek

Obyek dan daya tarik (flora, fauna dan obyek lainnya) yang telah

diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria penskoringan pada Pedoman

Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Dirjen PHKA tahun

2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria.

Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ODTWA dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut:

= ×

Keterangan : S = skor/nilai suatu kriteria

N = jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria

B = bobot nilai

Kriteria yang dipakai sebagai dasar dalam penilaian terdiri dari :

1. daya tarik (potensi kawasan/areal)

2. aksesibilitas

3. akomodasi

4. dan sarana prasarana penunjang

Dari masing masing kriteria tersebut, dalam penilaiannya terdiri dari unsur dan

sub unsur yang sangat berkaitan. Nilai/bobot dari masing masing kriteria tersebut

berbeda beda satu sama lain antara 3 sampai 6 sesuai dengan ketentuan Dirjen

PHKA tahun 2003 tentang penilaian ADO ODTWA. Sedangkan dalam suatu

kriteria, nilai dari masing masing unsur dan sub unsur dapat berlainan, tergantung

dari kondisi obyek yang dinilai.

Kriteria daya tarik diberi bobot 6 karena daya tarik merupakan modal

utama yang memungkinkan datangnya pengunjung. Kriteria aksesibilitas diberi

Universitas Sumatera Utara


14

bobot 5 karena merupakan faktor yang sangat penting dalam mendorong

wisatawan berkunjung ke lokasi obyek wisata. Kriteria akomodasi diberi bobot 3

karena merupakan satu faktor yang diperlukan dalam kegiatan wisata khususnya

pengunjung yang berasal dari tempat yang jauh dan kriteria sarana prasarana

penunjang yang bersifat sebagai penunjang diberi bobot 3. Sedangkan untuk

kriteria pengelolaan dan pelayanan (bobot 4) tidak dipakai karena Desa Buluh

Awar merupakan desa yang memiliki potensi wisata alam yang belum dikelola

oleh pihak manapun (Dirjen PHKA, 2003).

Adapun penilaian untuk masing masing kriteria disajikan dalam tabel

berikut sesuai ketentuan Dirjen PHKA tahun 2003 tentang ADO ODTWA.

Tabel 4. Kriteria Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata (bobot 6)


No Unsur/Sub Unsur Nilai
1. Keunikan sumber daya alam: Ada Ada Ada Ada Ada 1
a. Air Terjun 5 4 3 2
b. Flora 30 25 20 15 10
c. Fauna
d. Adat istiadat/kebudayaan
e. Sungai
2. Banyaknya sumberdaya alam yang menonjol: Ada Ada Ada Ada Ada 1
a. Batuan 5 4 3 2
b. Flora 30 25 20 15 10
c. Fauna
d. Air
e. Gejala alam
3. Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan: ≥5 Ada Ada Ada Ada 1
a. Menikmati keindahan alam 4 3 2
b. Melihat flora dan fauna 30 25 20 15 10
c. Trekking
d. Penelitian/pendidikan
e. Berkemah
f. Kegiatan olahraga
g. Mandi
h. Bermain Air
4. Kebersihan lokasi obyek wisata, tidak ada Ada Ada Ada Ada Tidak
pengaruh dari: 6 5 3-4 1-2 ada
a. Industri 30 25 20 15 10
b. Jalan ramai
c. Pemukiman penduduk
d. Sampah

Universitas Sumatera Utara


15

e. Vandalisme (coret-coret)
f. Pencemar lainnya
5. Keamanan kawasan: ≥5 Ada Ada Ada Ada 1
a. Tidak ada arus berbahaya 4 3 2
b. Tidak ada perambahan dan penebangan liar 30 25 20 15 10
c. Tidak ada pencurian
d. Tidak ada penyakit berbahaya seperti
malaria
e. Tidak ada kepercayaan yang mengganggu
f. Tidak ada tanah longsor
6. Kenyamanan: ≥5 Ada Ada Ada Ada 1
a. Udara yang bersih dan sejuk 4 3 2
b. Bebas dari bau yang mengganggu 30 25 20 15 10
c. Bebas dari kebisingan
d. Tidak ada lalu lintas yang mengganggu
e. Pelayanan terhadap pengunjung yang baik
f. Tersedianya sarana dan prasarana
Ket :Skor total maksimum = bobot daya tarik x nilai unsur = 1080
Sumber : (Rizky, 2015)

Tabel 5. Kriteria Penilaian Aksesibilitas (bobot 5)


No Unsur/Sub Unsur Nilai

1. Kondisi jalan Baik Cukup Sedang Buruk

30 25 20 15

2. Jarak <5 km 5-10 km 10-15 km >15 km

30 25 20 10
3. Tipe jalan Jalan aspal lebar Jalan aspal Jalan Jalan
>3m lebar <3 m batu/makadam tanah

30 25 20 15
3-4
4. Waktu tempuh 1-3 jam 2-3 jam jam ≥5 j
dari pusat kota
30 25 20 15

Ket :Skor total maksimum = bobot aksesibilitas x nilai unsur aksesibilitas = 600
Sumber : (Rizky, 2015)

Tabel 6. Kriteria Penilaian Akomodasi (bobot 3)


No Unsur/Sub Unsur Nilai

1. Jumlah akomodasi ≥4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada

30 25 20 15 10
2. Jumlah kamar >100 75-100 30-75 <30 Tidak ada

Universitas Sumatera Utara


16

30 25 20 15 10
Ket :Skor total maksimum = bobot akomodasi x nilai unsur akomodasi = 180

Tabel 7. Kriteria Penilaian Sarana dan Prasarana Penunjang (radius 15 km dari


objek, bobot 3)
No Unsur/Sub Unsur Jumlah
≥4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak
ada
1. Prasarana 50 40 30 20 10
a. Kantor pos
b. Jaringan telepon
c. Puskesmas
d. Jaringan listrik
e. Jaringan air minum
2. Sarana penunjang 50 40 30 20 10
a. Rumah makan
b. Pusat perbelanjaan/pasar
c. Bank
d. Toko cinderamata
e. Transportasi

Ket : Skor total maksimum = bobot sarana dan prasarana x nilai unsur sarana dan
prasarana = 300
Sumber : (Rizky, 2015)

Setelah masing masing kriteria dinilai kemudian di input data kedalam tabel
indeks kelayakan untuk mengetahui indeks kelayakan suatu lokasi wisata.

Tabel 8 . Indeks Kelayakan Lokasi Wisata


No Kriteria Bobot Nilai Skor Skor max Indeks (%) Ket
(B) (N) (S) (Sm) (I)
1 Daya tarik 6 1080
2 Aksesibilitas 5 625
3 Akomodasi 3 180
4 Sarana dan 3 300
Prasarana
Tingkat Kelayakan
Sumber : Rizki (2015)

Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skor total suatu

kriteria apabila setiap sub kriteria memiliki nilai maksimum yang memiliki semua

unsur dan sub unsur. Hasil penilaian tersebut adalah sebagai berikut :
Nilai indeks kelayakan = =100%

Universitas Sumatera Utara


17

Karsudi et al. (2010) menyatakan setelah dilakukan perbandingan, maka

akan diperoleh indeks kelayakan dalam persen. Indeks kelayakan suatu kawasan

ekowisata adalah sebagai berikut :

- Tingkat kelayakan > 66,6% : layak

- Tingkat kelayakan 33,3% - 66,6% : belum layak

- Tingkat kelayakan < 33,3% : tidak layak

3. Analisis Faktor Internal dan Eksternal

Pengembangan kepariwisataan tak bisa lepas dari faktor-faktor internal

dan eksternal yang mempengaruhinya.Untuk dapat memahami faktor-faktor

internal dan eksternal tersebut dengan lebih detail, maka dilakukan klasifikasi

faktor internal ke dalam faktor kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness),

sedangkan faktor eksternal dikelompokkan ke dalam faktor peluang (opportunity)

dan ancaman (threat).

Yang dimaksudkan dengan kekuatan adalah hal-hal yang dimiliki objek

ekowisata alam yang merupakan kelebihan sehingga menjadi kekuatan daya tarik

bagi wisatawan (Yosevita, 2007), Sedangkan faktorkelemahan terdiri dari

beberapa indikator antara lain meliputi; sumber dayamanusia, sarana akomodasi

pariwisata, objek wisata dan tempat hiburan, infrastruktur pariwisata, sarana

transportasi wisata dalam kawasan, ketersediaan air bersih dan fasilitas listrik

(Anas, 2015). Data faktor eksternal dicari untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan

dengan persoalan ekonomi, budaya, sosial, lingkungan, demografi, politik, hukum,

pemerintahan, teknologi, dan persaingan pasar, yang mana pada peluang

(Opportunity) yakni hal hal yang apabila dimanfaatkan akan menambah keuntungan

sedangkan pada ancaman (Threath) yakni hal hal yang apabila tidak diatasi akan

Universitas Sumatera Utara


18

menurunkan keuntunga (Maryam, 2011). Analisis faktor internal-eksternal ini sangat

bermanfaat untuk dipergunakan dalam perumusan strategi dan program

pengembangan kepariwisataan (Rangkuti, 2005).

4. Analisis Strategi Pengembangan dengan Matriks SWOT

Analisis SWOT digunakan sebagai metode dalam penelitian ini karena

memiliki banyak keunggulan dibandingkan pendekatan yang lain yaitu dengan

Analisis SWOT maka dapat diketahui situasi objek wisata dengan mengidentifikasi

faktor eksternal dan faktor internal yang berpengaruh pada objek wisata, yaitu

menganalisis peluang dan kekuatan yang dimiliki untuk menentukan rencana masa

depan dan mengatasi kelemahan dan ancaman dengan cara rencana perbaikan

(Maryam, 2011).

Tabel 9. Matriks SWOT


Internal
Strengths Weakness
Eksternal Susunan Daftar Kekuatan Susunan Daftar Kelemahan
Strategi SO Strategi WO
Oppurtunities
Susunan Daftar Menggunaan kekuatan Mengurangi kelemahan
Peluang untuk memanfaatkan dengan memanfaatkan
peluang peluang
Strategi ST Strategi WT
Threats
Menggunakan kekuatan
Susunan Daftar Memperkecil kelemahan
untuk menghindari
Ancaman untuk menghindari ancaman
ancaman
(Sumber: Hisyam, 1998)

Penentuan empat macam strategi pengembangan berdasarkan faktor

internal dan faktor eksternal dilakukan dengan model sebagai berikut:

1. Strategi S –O, dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut

dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi S – T, dibuat dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk

mengatasi segala ancaman yang ada.

Universitas Sumatera Utara


19

3. Strategi W –O, dibuat dengan memanfaatkan peluang dan meminimalkan

kelemahan yang ada.

4. Strategi W –T, dibuat untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari

ancaman.

(Yuniandra, 2007).

5. Pemetaan Kawasan Ekowisata dan Obyek Wisata

Pembuatan peta lokasi obyek wisata dilakukan dengan menumpang

tindihkan antara potongan (clip) peta desa dan peta Administratif Sibolangit

dengan data titik yang diambil di lapangan dengan menggunakan GPS. Proses

pengolahan data titik koordinat yang diperoleh dari lapangan adalah sebagai

berikut:

1. Dimasukkan atau disambungkan GPS ke laptop hingga muncul di Computer

(Removeable Disk E:).

2. Dibuka aplikasi DNRfile”.Garmin → Diklik “

3. Diklik “load” form→file→My Computer, dibuka folder → P Garminfolder →“GPX”.

4. Digantitextfile” “menjadi format “GPS”.

5. Didouble klik titik pengambilan koordinat.

6. Muncul kotakFeature Typedialog”→DipilihWay“Point” →“ Klik “OK”.

7. Lalu muncul titik-titik dari GPS → Diblok semua.

8. Diklik fileSave To→” pilih→Klikfile→“ Simpanfileditempat

penyimpanan yang dikehendaki.

9. DigantiSaveasType“” menjadi unprojectedbentuk”→ “shpDiklikfile..

Universitas Sumatera Utara


20

10. Muncul kotak dialog “DNR Garmin” yang berhasil → Klik “OK”.

11. Dibuka jendela ArcGIS 10.1 → Klik OK.

12. Klik icon Add Data , masukkan peta titik tumbuhan obat.

Klik icon Add Data masukkan potongan (clip) peta desa dan peta

Administratif Sibolangit dengan titik yang sudah ada.

Data Lapangan berupa


Titik Koordinat

DNR Garmin

Ubah ke .shp
ArcGIS 10.1.

Peta Lapangan Berupa


Titik Koordinat

Overlay

Lokasi Obyek Wisata


Buluh Awar Sibolangit

Gambar 2. Bagan Alur Pemetaan Potensi Ekowisata

Universitas Sumatera Utara


HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Desa Buluh Awar

Buluh Awar adalah sebuah desa kecil di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten

Deli Serdang, Sumatera Utara. Letak Buluh Awar arah tenggara dari Sibolangit,

berjarak 12,5 km dari Desa andar Baru yang merupakan ibukota kecamatan
2
Sibolangit. Luas Desa Buluh Awar sekitar 2,5 km dan terletak di ketinggian dari

permukaan laut 500-600 m. Keadaan daerah landai dan berbukit-bukit dimana

ditengah desa mengalir sebuah sungai bernama Lau Pei Pei. Iklim Di Desa Buluh

Awar pada umumnya berhawa sedang dan terdiri dari dua musim yaitu musim

penghujan dan musim kemarau Musim penghujan biasanya terjadi sekitar bulan

September sampai dengan Maret dan musimm kemarau terjadi dari bulan April

sampai dengan Agustus untuk setiap tahunnya. Desa Buluuh Awar merupakan

salah satu dari 30 Desa yang ada di Kecamatan Sibolangit yang mana secara

geografis sebelah utara berbatasan dengan Desa Sala Bulan, sebelah barat

berbatasan dengan Desa Batu Layang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa

Suka Maju, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sibiru biru.

Wisata Aren Sebagai Karakterisktik Desa Buluh Awar

Tanaman Aren (Arenga pinata) merupakan pohon berbentuk tegak warna

hijau kecoklatan, berupa roset batang dan berpelepah. Ketinggian tanaman bisa

mencapai 25 meter tanpa banir dengan diameter dapat mencapai 65 cm. Hampir

semua bagian tanaman aren dapat dimanfaatkan dimulai dari akar sebagai

penyerapp air yang sangat baik menjadikan aren cocok sebagai tanaman pencegah

erosi, batangnya yang keras dapat dimanfaatkan sebagai peralatan rumah tangga,

pelepah daunnya dapat dimanfaatkan sebagai atap rumah, hingga bunga aren yang

Universitas Sumatera Utara


22

menghasilkan air nira yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan gula aren dan

buahnya dapat dimanfaatkan menjadi kolang kaling (Efendy, 2013).

Di Desa Buluh Awar, hampir seluruh masyarakat bekerja sebagai petani

termasuk bertani aren. Berkisar 50% masyarakat hidup dengan memanfaatkan

pohon aren yang menghasilkan air nira. Pemanfaatan yang dilakukan untuk

memproduksi gula aren dan gula semut. Di Desa Buluh Awar tanaman aren cukup

banyak terdapat di kawasan hutan rakyat Desa Buluh Awar di lahan seluas 10

hektare yang tersebar secara sporadis (terpisah-pisah). Sebagai salah satu kawasan

yang memiliki tanaman aren yang cukup tinggi, masyarakat Desa Buluh Awar

sangat memiliki ketergantungan pada tanaman aren. Air yang dimiliki salah satu

jenis tanaman palem tersebut, merupakan suatu berkah tersendiri bagi penunjang

perekonomian masyarakat di sana. Desa Buluh Awar berkisar 50% hidup dengan

memanfaatkan pohon nira. Pemanfaatan yang dilakukan untuk memproduksi gula

aren dan gula semut.

Secara umum, satu pohon aren bisa menghasilkan 15 liter air nira perhari

tetapi sebagian lainnya ada juga yang mampu menghasilkan hingga 20 liter

bahkan 30 liter perharinya. Dalam satu hari air nira bisa diambil dua kali dari satu

pohon, pagi dan sore. Jumlah liter yang bisa dihasilkan satu pohon tergantung

kualitas dari pohonnya masing masing. Untuk air nira itu perliternya dijual dengan

harga Rp 2.000 dengan melakukan pengolahan dengan menciptakan produk

turunannya berupa gula, dapat memeberikan nilai tambah bagi para petaninya.

Terdapat sebuah tempat bernama Villa Arenku yang merupakan sebuah

Aren Centre tempat pembudidayaan, pembelajaran dan pembibitan aren di Desa

Buluh Awar. Diatas tanah seluas 9000 m dipinggir Sungai Lau Pei Pei, ketinggian

Universitas Sumatera Utara


23

700 m dari permukaan laut dengan Kelompok Tani nya GAPOKTAN AREN

BULUH AWAR yang mengembangkan tanaman Agroforest dengan tanaman

utama Aren. Pengunjung dapat menginap di Villa Arenku dengan menikmati

pemandangan yang alami persawah, dan sungai yang dapat dimanfaatkan untuk

mandi, bebas dari suara kebisingan perkotaan ditengah hutan lindung Sibolangit

dan bebas dari sampah knalpot mobil dan motor atau CO2. Di pinggiran sungai

Lau Pei Pei di Villa Arenku tersusun rapi 300 pohon aren dengan pohon pohoon

buah lainnya sehingga tempat tersebut menjadi menyenangkan dan menyegarkan.

Pengunjung yang datang ke Desa Bulluh Awar dapat berwisata edukasi

pembelajaran aren serta pembudidayaannya serta menikmati sajian air nira segar

yang dihasilkan dari pohon aren milik masyarakat.

Gambar 3. Villa Arenku

Universitas Sumatera Utara


24

Gambar 4. Penyadapan air nira oleh petani aren

Gambar 5. Tempat pembibitan aren dan penglolahan hasil aren

Analisis Potensi Flora dan Fana

A. Potensi Flora

Hasil Inventarisasi dengan menggunakan plot ukur 20 x 20 m di sepanjang

jalur tracking dan sungai ditemukan jenis jenis pohon yaitu Beringin

(Ficus benjamina), Rasamala (Altingia exelsa), Durian (Durio zibetinus), Nangka

(Arthocarpus heterophyllus), Mangga (Mangifera indica), Kayu Manis

(Cinnamomum verum), Kemiri (Aleurites moluccanus), Asam Jawa (Tamarindus

indica), Kapas, Jambu Air (Syzygium aqueum), Tanjung (Mimusoph elengi).

Universitas Sumatera Utara


25

Mengacu pada kriteria yang dikemukakan oleh Fandeli (2000), bahwa

potensi flora yang dimiliki oleh kawasan sekitar objek wisata di Desa Buluh Awar

berada pada kriteria sedang yaitu sekitar 11 sampai 20 jenis tumbuhan. Data ini

menunjukkan bahwa kondisi lingkungan sekitar objek harus benar benar dijaga

dan dipelihara agar vegetasi yang telah ada tetap terpelihara, jangan asal ditebang

dalam memenuhi kebutuhan sehari hari karena dapat mempengaruhi kenyamanan

sekitar objek. Semua ini menggambarkan khasanah kekayaan potensi keragaman

hayati flora yang dimiliki dan dapat menunjang atau menambah daya tarik

wisatawa untuk melihat dan menikmatinya.

Seperti yang dikatakan Fandeli (2000), penggunaan estetika untuk

keanekaragaman hayati memberikan pilihan terhadap nilai nilai masyarakat yang

tinggal untuk melihat, mendengar, pengalaman alam dan keanekaragaman bentuk

bentuk kehidupan.

Ketertarikan pada nilai estetika ini tentu berperan untuk ekowisata, dan

aktivitas-aktivitas lain yang dapat menghasilkan pendapatan ekonomi. Dengan

demikian kawasan ekowisata Desa Buluh Awar merupakan kawasan alternatif

untuk menjadi tujuan ekowisata yang menjanjikan untuk dikembangkan menjadi

tujuan ekowisata yang memiliki potensi flora.

B. Potensi Fauna

Hasil Inventarisasi yang dilakukan baik pengamatan langsung, tidak

langsung, dan wawancara dengan masyarakat sekitar, Keberadaan Flora didalam

kawasan hutan maupun sekitar desa tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan

satwanya, antara keduanya terdapat interaksi yang sangat erat oleh karena itu pada

kawasan hutan di sekitar Desa Buluh Awar dari data yang diperoleh di lapangan

Universitas Sumatera Utara


26

terdapat jenis burung dan non burung. Yang terinventaris jenis non burung seperti

Rusa Kecil (Tragulus kanchil), Babi Hutan (Sus scrofa), Ayam Hutan (Gallus),

Beruang Madu (Helarctos malayanus), Ular Sawah (Ptyas korros), Biawak

(Varanus), Macan Akar (Felis bengalensis), Trenggiling (Manis javanica), Kaki

Seribu (Diplopoda), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis). Sedangkan

jenis burung terdapat jenis kapas tembak (Alophoixus bres gutturalis), Elang

(Haliastus indus), Kacer (Copsychus saularis).

Mengacu pada kriteria yang dikemukakan oleh Fandeli (2000), maka dapat

dikatakan bahwa fauna yang berada pada Desa ini memiliki keanekaragaman

tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai penunjang ekowisata. Sesuai dengan

pendapat Djuwantoko (2000), bahwa sumberdaya alam hayati yang berupa satwa

liar (Wildlife sources) memiliki berbagai nilai yang menjadikan sumberdaya alam

ini harus diperhatikan secara intrinsik dan hakiki oleh setiap orang, khususnya

bagi pengelola sumberdaya alam untuk dapat memanfaatkan nilai rekreasi dari

satwa tersebut secara berkelanjutan.

Analisis Potensi Obyek

A. Daya Tarik

Daya tarik wisata merupakan tujuan utama wisatawan untuk datang

mengunjungi suatu tempat wisata. Daya tarik yang dimiliki Desa Buluh Awar

dapat dilihat pada Tabel.

Universitas Sumatera Utara


27

Tabel 10. Hasil Penilaian Daya Tarik Desa Buluh Awar


Unsur Uraian Bobot Nilai Skor
Keunikan sumber - Sungai 6 15 90
daya Alam - Adat Istiadat

6 20 120
Banyaknya sumber - Air
daya alam yang - Flora
menonjol - Fauna

Kegiatan wisata - Menikmati keindahan alam 6 30 180


alam yang dapat - Tracking,
dilakukan - Melihat Flora dan Fauna
- Berkemah
- Mandi
- Bermain air

Kebersihan lokasi - Tidak adanya industri 6 25 150


objek wisata - Tidak ada jalan ramai
- Tidak ada sampah
- Tidak ada coretan coretan
- Tidak ada pencemar

Keamanan kawasan - Tidak ada arus berbahaya 6 30 180


- Tidak ada perambahan dan
penebangan liar
- Tidak ada pencurian
- Tidak ada penyakit berbahaya
- Tidak ada kepercayaan yang
mengganggu
- Tidak ada tanah longsor

Kenyamanan - Udara yang bersih dan sejuk 6 30 180


- Bebas dari bau mengganggu
- Bebas dari kebisingan
- Tidak ada lalu lintas yang
mengganggu
- Pelayanan terhadap pengunjung
yang baik
- Tersedianya sarana dan prasarana
Skor Total 150 900

Dari pengamatan yang dilakukan langsung di lapangan, Desa Buluh Awar

memiliki beberapa keunikan sumberdaya alam seperti sungai dan adat istiadat.

Sungai bernama Lau Pei Pei terletak pada bagian timur Desa Buluh Awar

Universitas Sumatera Utara


28

merupakan salah satu sungai yang berada pada bagian hulu Daerah Aliran Sungai

(DAS) Deli. Lau Pei Pei mengalir melintasi Desa Buluh Awar sekaligus menjadi

pembatas antara pemukiman masyarakat desa dengan hutan masyarakat Desa

Buluh Awar. Sungai Lau Pei Pei dengan lebar 4 –5 meter mengalir jernih dan

deras sepanjang desa, memiliki pemandangan berupa persawahan, tebing, dan

perkebunan masyarakat disepanjang tepi sungai. Lau Pei Pei memiliki bebatuan

yang berada di pinggir sungai dan ditengah sungai menjadikan aliran air sungai

bergelombang. Sungai Lau Pei Pei merupakan salah satu keunikan sumberdaya

alam yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekowisata di Desa Buluh Awar,

sesuai dengan pernyataan (fandeli, 2000), Kawasan hutan seperti hutan lindung

dan hutan produksi bila memiliki obyek alam sebagai daya tarik ekowisata dapat

dipergunakan pula untuk pengembangan ekowisata. Area alami suatu ekosistem

sungai, danau, rawa, gambut, daerah hulu atau muara sungai dapat pula

dipergunakan untuk ekowisata.

Gambar 6. Sungai Lau Pei Pei

Desa Buluh Awar juga merupakan Desa rohani yang pengelolaannya

sekarang dilaksanakan oleh GBKP. Buluh Awar adalah lokasi dimana awal

Universitas Sumatera Utara


29

penginjilan terhadap masyarakat karo dimulai dan dari Buluh Awar proses

kristenisasi terhadap tanah Karo berawal. Dimana pada 18 April 1890, Nederlands

Zendelingenootschap mengutus Pdt. H. C. Kruyt dari Tomohon, Minahasa, ke

Tanah Karo. Kruyt tinggal di Buluh Awar yang menjadi pos penginjilan yang

pertama di Tanah Karo dengan membangun sebuah rumah sederhana sebagai

tempat istirahat dan tempat berkumpul dengan pengikut pengikutnya dan menjadi

gereja batak karo protestan pertama di tanah Karo pada tanggal 24 desember 1899

dengan jumlah jemaat saat itu sebanyak 56 orang.

Desa Buluh Awar yang terletak di tanah Karo memiliki adat istiadat dan

kebudayaan yang sampai sekarang masih dianut oleh masyarakat desa seperti

masyarakat tanah Karo lainnya. Masyarakat Desa Buluh Awar adalah masyarakat

agraris, maka beras menjadi salah satu corak kebudayaannya. Oleh karena itu

diadakan pesta tahunan bernama Merdang Merdem. Merdang Merdem atau Kerja

Tahun adalah sebuah perayaan tradisi masyarakat Tanah Karo yang diadakan

setahun sekali. Merdang Merdem adalah sebuah ritual atau upacara penyembahan

kepada sang pencipta, Beraspatih Taneh (yang dalam kepercayaan asli Suku Karo,

sebagai penguasa tanah). Tujuannya agar setiap aktivitas pertanian yang dilakukan

bisa menghasilkan panen yang berlimpah. Acara tahunan ini diselenggarakan di

suatu tempat bernama Jambur, merupakan suatu bangunan yang luas tanpa

dinding dan dilengkapi dapur umum dan peralatannya serta toilet. Di Desa Buluh

Awar sendiri, Merdang Merdem diselenggarakan sekali dalam setiap tahun pada

bulan April.

Universitas Sumatera Utara


30

Gambar 7. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Pertama Di Tanah Karo

Gambar 8. Jambur sebagai tempat perayaan Merdang Merdem atau Kerja Tahun

Pengunjung maupun masyarakat Desa Buluh Awar dapat melakukan

kegiatan ekowisata dengan menikmati keindahan panorama alam di Desa Buluh

Awar. Panorama yang dapat dinikmati yakni hamparan persawahan yang

mengelilingi desa dan bersandingan dengan perkebunan masyarakat. Panorama

lain juga dapat dinikmati dari puncak bukit bernama Pelanja Sira. Bukit Pelanja

Sira adalah suatu bukit yang terletak di sebelah Timur Desa Buluh Awar yang

mana bukit ini merupakan peniggalan bersejarah yang dahulunya adalah sebagai

perlintasan bagi para pedagang garam dari Tanah Karo menuju Desa Sembahe

Universitas Sumatera Utara


31

hingga kota Medan. Para Wisatawan yang hendak ke puncak bukit ini akan

melakukan Tracking terlebih dahulu dengan menyeberang sungai Lau Pei Pei dan

menyusuri jalur track sepanjang 3 kilometer dari Desa hingga menuju puncak

bukit Pelanja Sira. Sepanjang jalur track dapat dijumpai berbagai jenis tumbuhan

seperti durian, aren, pinang, beringin, mahoni, petai, kayu manis. Di sepanjang

jalur track juga terdapat tanda tanda keberadaan satwa seperti macan akar,

trenggiling, kancil, biawak, dan titik titik tempat pengamatan burung. Di puncak

bukit Pelanja Sira wisatawan dapat berkemah dan mendirikan tenda karena areal

puncak yang datar dengan luas 30 m x 30 m, cukup luas dan cocok untuk lokasi

berkemah. Dari Puncak Bukit Pelanja Sira wisatawan dapat menikmati dari

ketinggian panorama hamparan persawahan, pemukiman, hutan dan perkebunan

milik warga Desa Buluh Awar. Para Wisatawan juga dapat menikmati aliran

sungai Lau Pei Pei yang deras dan jernih dengan bermain air, mandi, karena

kedalaman sungai yang tidak terlalu dalam.

Gambar 9. Persawahan dan Perkebunan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara


32

Gambar 10. Pintu Masuk Jalur Tracking

Gambar 11. Panorama dari puncak bukit Pelanja Sira

Gambar 12. Lokasi Camp Ground untuk berkemah di puncak bukit Pelanja Sira

Universitas Sumatera Utara


33

Gambar 113. Sungai Lau Pei Pei dapat dinikmati untuk mandi dan bermain air

Lokasi Desa Buluh Awar sampai saat ini masih aman dan nyaman bagi

masyarakat desa maupun pengunjung yang ingin melakukan wisata alam dan

wisata rohani. Desa Buluh Awar bebas dari kebisingan karena lokasi desa yang

jauh dari jalan lintas kabupaten dan pusat keramaian maupun perkotaan. Desa

Buluh Awar terletak pada ketinggian 700 meter diatas permukaan laut dan

dikelilingi hutan lindung, hutan produksi, persawahan serta perkebunan

masyarakat menjadikan udara di sekitar desa sejuk yang akan memberi

kenyamanan bagi masyarakat dan pengunjung desa. Tidak ada kejahatan dan

kriminal seperti pencurian dan perambahan liar yang terjadi di Desa Buluh Awar

karena masyarakat sangat menjaga kenyamanan pengunjung khususnya para

pengunjung wisata rohani. Mayarakat Desa Buluh Awar sangat menjaga

kelestarian hutan lindung yang berada di sekitar desa dan hanya memanfaatkan

beberapa lahan milik pribadi disekitar desa dengan menanami padi dan beberapa

jenis tumbuhan seperti durian, mangga, kayu manis, dan aren.

Universitas Sumatera Utara


34

Desa Buluh Awar dihuni oleh penduduk yang menganut agama Kristen

Protestan dan tidak ada kepercayaan lain yang dianut di Desa Buluh Awar kecuali

Kristen Protestan. Di Desa Buluh Awar tersedia sarana rumah ibadah berupa

Gereja yang terletak di tengah pemukinan masyarakat desa dan sarana air bersih

yang juga terletak di tengah pemukiman masyarakat desa. Di Desa Buluh Awar

juga tersedia Pusat Kesehatan Desa (PUSKESDES) yang masih aktif beroperasi

untuk menanagani masyarakat desa yang terkena penyakit.

Gambar 14. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) sebagai sarana tempat ibadah

Gambar15. Sarana penyediaan air bersih

Universitas Sumatera Utara


35

Gambar 16. Sarana Pusat Kesehatan Desa (PUSKESDES) Buluh Awar

B. Aksesibilitas

Hasil penilaian aksesibilitas untuk menuju Desa Simaninggir dari Kota

Medan dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 11. Hasil Penilaian Aksesibilitas Menuju Desa Buluh Awar


Unsur/Sub Unsur Uraian Bobot Nilai Skor
Kondisi jalan Cukup 5 25 125
Jarak dari kota >15 km 5 10 100

Tipe jalan Jalan Aspal Lebar <3 m 5 25 125

Waktu tempuh dari 1-3 jam 5 30 150


kota
Skor Total 90 450

Berdasarkan pengamatan di lapangan, akses menuju desa buluh awar dapat

ditempuh melalui jalan lintas kabupaten Deli Serdang –Kabupaten Tanah Karo

yang akan melului sebuah persimpangan menuju Desa Buluh Awar di Kecamatan

Sibolangit. jalan yang ditempuh menuju Desa Buluh Awar dari kota medan

maupun Kabanjahe (Ibu kota Kabupaten Tanah Karo) cukup baik, jalan terbuat

dari aspal dengan lebar 6 meter. Jarak yang ditempuh dari Kota Medan dimulai

dari Simpang Pos kecamatan Medan Johor sampai Simpang Buluh Awar

Kecamatan Sibolangit berjarak sejauh 26 km dengan waktu tempuh selama 1 jam

Universitas Sumatera Utara


36

17 menit dan apabila dari kabanjahe berjarak sejauh 46 km dengan waktu tempuh

1 jam 30 menit. Setelah sampai di simpang Buluh Awar yang terletak di

Kecamatan Sibolangit, pengunjung melanjutkan perjalanan menuju Desa Buluh

Awar sejauh 5,5 km dengan melalui jalan desa yang terbuat dari jalan semen

beton dan batuan dengan lebar jalan 2,5 meter.

Gambar 17. Jalan lintas Kabupaten Deli Serdang –Kabupaten Tanah Karo

Gambar 18. Simpang Buluh Awar di Jalan Lintas Kabupaten Deli Serdang –Kabupaten
Tanah Karo

Universitas Sumatera Utara


37

Gambar 19. Gapura gerbang masuk menuju Desa Buluh Awar terletak di simpang Buluh
Awar

Gambar 20. Jalan menuju Desa Buluh Awar

Gambar 21. Jalan Desa dengan sebuah plang menandakan pengunjung telah sampai
di Desa Buluh Awar

Universitas Sumatera Utara


38

C. Akomodasi

Ketersediaan akomodasi untuk menuju Desa Buluh Awar dari

Kota Medan dan serta penginapan bagi pengunjung di lokasi Desa Buluh Awar

dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 12. Hasil Penilaian Akomodasi di Desa Buluh Awar


Unsur/Sub Unsur Jumlah Nilai Skor
Akomodasi >4 30 90
Kamar < 30 15 45

Skor Total 40 120

Terdapat banyak akomodasi berupa angkutan umum yang melewati jalan

lintas Kabupaten Deli Serdang –Kabupaten Tanah Karo dimulai dari jenis bus

sampai jenis minibus. Angkutan umum dapat dinaiki dari kota Medan dan

Kabanjahe atau dinaiki darimana saja antara kota Medan sampai Kabanjahe.

Namun pengunjung hanya bisa menaiki angkutan umum sampai simpang Buluh

Awar. Tidak angkutan umum yang tersedia dari simpang Buluh Awar menuju

Desa Buluh Awar. Pengunjung dapat menempuh jalan desa dari Simpang Buluh

Awar menuju Desa Buluh Awar dengan berjalan kaki atau bisa menumpang

dengan warga Desa Buluh Awar yang sedang melintas menuju Desa Buluh Awar.

Gambar 22. Angkutan umum bernama Murni Ekspres jenis bus jursan Medan –
Kabanjahe

Universitas Sumatera Utara


39

Gambar 23. Angkutan umum bernama Dairi jenis minibus jurusan Medan –Kabanjahe

Akomodasi berupa penginapan di Desa Buluh Awar terdapat 2 tempat

penginapan yakni Villa Arenku dan Rumah Minahasa. Villa Arenku berjumlah 6

kamar yang didirikan oleh sebuah Kelompok Tani Aren di Desa Buluh Awar

yakni sebuah penginapan alami mendengar suara air dari sawah dan sungai keluar

dari suara kebisingan perkotaan ditengah hutan lindung Sibolangit dan bebas dari

sampah dan Co2. Terletak dipinggiran sungai Lau Pei Pei yang dikelilingi 300

pohon aren dan pohon pohon buah buahan lainnya yang membuat tempat tersebut

menjadi menyenangkan dan menyegarkan. Penginapan bernama Rumah Minahasa

memiliki kamar berjumlah 9 kamar juga menyajikan hal serupa dengan Villa

Arenku sekaligus menjadi penyedia fasilitas pengginapan untuk para pengunjung

yang datang dari daerah yang jauh yang ingin berwisata rohani dan ingin

menginap di Desa Buluh Awar.

Universitas Sumatera Utara


40

Gambar 24. Villa Arenku

Gambar 25. Rumah Minahasa

D. Sarana dan Prasarana Penunjang

Hasil pengamatan mengenai sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel

Tabel 13. Hasil Penilaian Sarana dan Prasara`na Penunjang


Unsur/Sub Unsur Jumlah Nilai Skor
Prasarana penunjang 3 40 120
Sarana penunjang 4 50 150

Skor Total Aksesibilitas 90 270

Terdapat beberapa Sarana penunjang berupa kantor pos yang terletak di

ibukota kecamatan sibolangit yakni bandar baru yang berjarak 15,5 km dari Desa

Universitas Sumatera Utara


41

Buluh Awar, Pusat Perbelanjaan bernama Pasar Sibolangit yang terletak di Jalan

lintas Kabupaten Deli Serdang –Kabupaten Tanah Karo berjarak 7,5 km dari Desa

Buluh Awar. Terdapat juga beberapa rumah makan dan Bank serta beberapa

mesin ATM yang terletak di Ibukota Kecamatan Sibolangit yakni Bandar Baru

yang berjarak 15,5 km dari Desa Buluh Awar.

Gambar 26. Bank BRI di Kecamatan Sibolangit

Gambar 27. Kantor Pos Kecamatan Sibolangit

Universitas Sumatera Utara


42

Gambar 28. Pasar Sibolangit

Sedangkan untuk prasarana penunjang tersedia jalan desa menuju desa

Buluh Awar dari Kecamatan Sibolangit, terdapat jaringan listrik turbin mikro di

Desa Buluh Awar yang digerakkan oleh arus sungai Lau Pei Pei. Pembangkit

listrik mikro ini cukup menyuplai arus listrik bagi Desa buluh Awar siang dan

malam hari. Terdapat juga jaringan drainase atau pengairan yang mengalir

dialirkan dari hulu Kecamatan Sibolangit ke persawahan desa Buluh Awar dan

bermuara di sungai Lau Pei Pei.

Tabel 14. Hasil Penilaian Potensi Ekowisata Desa Buluh Awar


No Kriteria Bobot Nilai Skor Skor max Indeks (%) Ket
(B) (N) (S) (Sm) (I)
1 Daya tarik 6 150 900 1080 83,33 Layak
2 Aksesibilitas 5 90 450 625 72 Layak
3 Akomodasi 3 40 120 180 66,67 Layak
4 Sarana dan 3 90 270 300 90 Layak
Prasarana
Tingkat Kelayakan 78 Layak

Hasil penilaian objek dan daya tarik wisata alam yang telah dilakukan

dapat dilihat pada Tabel. Tingkat kelayakan rata-rata dari semua faktor yang telah

diberikan penilaian adalah 78%. Berdasarkan data tersebut, jika dibandingkan

dengan Taman Wisata Alam Sibolangit yang memiliki nilai kelayakan 93,40%

Universitas Sumatera Utara


43

(Ginting, 2012) Desa Buluh Awar memiliki nilai kelayakan yang lebih rendah di

semua aspek. Daya tarik Desa Buluh Awar bernilai 83,33%, sedangkan daya tarik

Taman Wisata Alam Sibolangit memiliki nilai kelayakan daya tarik sebesar

86,11%. Aksesibilitas Desa Buluh Awar memiliki nilai kelayakan 72% sedangkan

Taman Wisata Alam Sibolangit memiliki nilai kelayakan aksesibilitas 87,5%.

Hasil penilaian kelayakan pengembangan akomodasi Desa Buluh Awar adalah

66,67%, sedangkan akomodasi Taman Wisata Alam Sibolangit bernilai kelayakan

sebsar 100%. Begitu juga dengan sarana dan prasarana penunjang dimana Air

Terjun Silimalima memiliki nilai kelayakan pengembangan 90% sedangkan

Taman Wisata Alam Sibolangit memiliki nilai 100%. Hal ini dikarenakan lokasi

Taman Wisata Alam Sibolangit yang berada di Jalur Lintas Sumatera Utara,

sedangkan Desa Buluh Awar terletak di daerah sedikit terpelosok. Perbandingan

ini dapat dilihat pada Tabel 15 dan Tabel 16.

Tabel 15. Hasil Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Desa Buluh Awar
No Kriteria Bobot Nilai Skor Skor max Indeks (%) Ket
(B) (N) (S) (Sm) (I)
1 Daya tarik 6 125 799 1080 83,33 Layak
2 Aksesibilitas 5 90 450 625 72 Layak
3 Akomodasi 3 40 120 180 66,67 Layak
4 Sarana dan 3 80 270 300 90 Layak
Prasarana
Tingkat Kelayakan 72,72 Layak

Tabel 16. Hasil Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Alam TWA Sibolangit
No Kriteria Bobot Nilai Skor Skor max Indeks (%) Ket
(B) (N) (S) (Sm) (I)
1 Daya tarik 6 155 930 1080 86,11 Layak
2 Aksesibilitas 5 105 525 625 87,5 Layak
3 Akomodasi 3 60 180 180 100 Layak
4 Sarana dan 3 100 300 300 100 Layak
Prasarana
Tingkat Kelayakan 93,40 Layak
(Sumber: Ginting, 2012)

Universitas Sumatera Utara


44

Meskipun memiliki nilai kelayakan yang lebih rendah, Desa Buluh Awar

masih tetap layak untuk dikembangkan. Pembenahan pada berbagai aspek seperti

aksesibilitas, akomodasi serta sarana dan prasarana sangat perlu dilakukan agar

keberadaan Desa Buluh Awar sebagai destinasi wisata alam tidak kalah ataupun

tertinggal dari wisata alam lainnya sehingga wisatawan pun tetap tertarik untuk

mengunjungi Desa Buluh Awar. Kerjasama pemerintah dengan masyarakat sekitar

akan sangat diperlukan dalam hal ini.

Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan 10 poin kekuatan,

5 poin kelemahan, 6 poin peluang serta 5 poin ancaman. Hasil yang didapatkan

dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 17. Hasil Analisis Faktor Internal (kekuatan, kelemahan) dan Faktor Eksternal
(peluang, ancaman) Desa Buluh Awar
No Kekuatan (strength) No Kelemahan (weakness)
1 Panorama alam yang 1 Kurangnya sarana dan prasarana
indah 2 Kurangnya akomodasi menuju Desa
2 Lokasi Desa nyaman dan 3 Buluh Awar
asri 4 Kurangnya pemasaran wisata alam
3 Tanah yang subur Pengelolaan wisata alam yang belum
4 Adanya flora dan fauna profesional
yang menarik 5 Akses yang masih buruk di beberapa
5 Udara yang bersih dan titik sepanjang jalan menuju Desa
sejuk
6 Adanya sungai yang
jernih dan deras cocok
untuk pemandian alam
Masyarakat cukup
7
Ramah dan solid dalam
menjaga dan membangun
desa
Memiliki beberapa
8 peninggalan bersejarah
seperti GBKP pertama di
Tanah Karo dan Bukit
Pelanja Sira
Desa Buluh Awar
9 merupakan Desa
penghasil aren terbaik

Universitas Sumatera Utara


45

No Peluang (opportunity) No Ancaman (threat)

1 Lokasi Desa yang berada 1 Adanya kemungkinan longsor pada


di sekitar lokasi wisata jalan menuju desa
yang lebih terkenal 2 Adanya tempat wisata yang lebih
dikalangan wisatawan menarik
2 Lokasi Desa yang dekat 4 Kurangnya minat pengunjung karena
dengan Ibukota dan pusat terbatasnya akomodasi
pemerintahan kecamatan 5 Adanya perambah hutan yang datang
maupun propinsi dari perkotaan demi kepentingan
3 Lokasi Desa dilalui jalur pribadi
alternatif dari kecamatan Rawan bencana seperti banjir bandang
sibolangit menuju desa
bandar baru (perbatasan
kabupaten Deliserdang
dengan kabupaten Tanah
Karo).
4 Ketersediaan
Pihak pemerintah

Universitas Sumatera Utara


Strategi Pengembangan dengan Matriks SWOT

Tabel 18. Matriks SWOT


Internal Strenght / S Weakness/ W
Eksternal (Kekuatan) (Kelemahan)
Opportunity
(Peluang) (S1) Panorama alam yang indah, lokasi Desa nyaman dan asri, (W1)Kurangnyasaranadanprasarana
adanya flora dan fauna yang menarik, udara yang bersih dan (W2) Kurangnya akomodasi menuju Desa Buluh Awar
sejuk, merupakan Desa Wisata Rohani bagi umat Kristiani dan (W3) Kurangnya pemasaran wisata alam
(O1) Lokasi Desa yang berada di sekitar lokasi wisata yang memiliki beberapa peninggalan bersejarah seperti GBKP (W4) Pengelolaan wisata alam yang belum profesional
lebih terkenal dikalangan wisatawan pertama di Tanah Karo dan Bukit Pelanja Sira, adanya sungai (W5) Akses yang masih buruk di beberapa titik sepanjang jalan menuju
(O2) Lokasi Desa yang dekat dengan Ibukota dan pusat yang jernih dan deras cocok untuk pemandian alam Desa
pemerintahan kecamatan maupun propinsi (S2) Masyarakat cukup Ramah dan solid dalam menjaga dan
(O3) Lokasi Desa dilalui jalur alternatif dari kecamatan membangun desa
sibolangit menuju Desa Bandar Baru (perbatasan kabupaten (S3) Desa Buluh Awar merupakan Desa penghasil aren terbaik
Deliserdang dengan kabupaten Tanah Karo) di Sumatera Utara
(O4) Ketersediaan pihak pemerintah (S4) Tanah yang Subur

Strategi SO Strategi WO

(S1,O1) Pengadaan tiket masuk bagi para pengunjung yang (W1, O4) Membangun sarana dan prasarana melalui kerjasama dan
ingin berwisata rohani maupun wisata alam. keterlibatan masyarakat sekitar dengan instansi pemerintah terkait dalam
(S1,O2) Mengadakan promosi paket wisata rohani bagi umat pembangunan kawasan ekowisata
kristiani sekaligus paket wisata alam. (W2, O1) Menjalin kerjasama dengan perusahaan angkutan umum yang
(S1,O3) Mengadakan promosi paket wisata rohani bagi umat diminati wisatawan dengan membuka trayek baru menuju Desa Buluh
kristiani sekaligus paket wisata alam. Awar untuk berwisata rohani dan wisata alam
(S2,O1) Mengadakan promosi paket wisata rohani bagi umat (W2,O2) Menjalin kerjasama dengan perusahaan angkutan umum yang
kristiani sekaligus paket wisata alam. diminati wisatawan dengan membuka trayek baru menuju Desa Buluh
(S2,O2) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan Awar untuk berwisata rohani dan wisata alam.
wisatawan. (W2,O3) Menjalin kerjasama dengan perusahaan angkutan umum yang
(S2,O3) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan diminati wisatawan dengan membuka trayek baru menuju Desa Buluh
wisatawan. Awar untuk berwisata rohani dan wisata alam
(S2,O4) Keterlibatan masyarakat sekitar dengan stakeholder dan (W3,O1) Melakukan promosi, sosialisasi dan pengiklanan.
instansi pemerintahan dalam pengembangan ekowisata (W3,O2)elakukan promosi, sosialisasi dan pengiklanan.
(S3,O2) Melakukan Promosi dan pengiklanan melalui (W3,O4) Menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk memudahkan
konsumen gula aren dari Desa Buluh Awar. proses promosi dan pengiklanan.
(S3,O4) Keterlibatan masyarakat sekitar dengan stakeholder dan (W4,O4) Menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk program dan
instansi pemerintahan dalam pengembangan ekowisata melalui mekanisme pengelolaan wisata alam.
promosi dan pengiklanan kepada masyarakat luas. (W5, O4) Keterlibatan masyarakat dengan pemerintah untuk
(S4, O4) Keterlibatan masyarakat dengan pemerintah untuk memperbaiki akses menuju desa buluh awar yang merupakan jalan
melakukan penanaman pohon. alternatif dari kecamatan Sibolangit dengan Desa Bandar Baru.

Universitas Sumatera Utara


46
Threath/ T Strategi ST Strategi WT
(Ancaman)

(T1)Adanyakemungkinanlongsor pada jalan menuju desa (S1,T2) Menata dan Mempertahankan Keunikan sumberdaya (W1,T2) Menambah sarana prasarana dengan sumberdaya yang ada
(T2)Adanyatempatwisata yang lebihmenarik alam yang dimiliki dan menjaga kebersihan Desa. seperti kamar mandi umum, tempat Ibadah Mesjid.
(T3)Kurangnyaminatpengunjung karena terbatasnya akomodasi (S2,T2) pengadaan pemandu wisata rohani dan wisata alam. (W1,T3) Menyediakan Terminal tempat pemberhentian angkutan umum
(T4) Adanya perambah hutan yang datang dari perkotaan demi (S2,T3) Mengadakan transportasi khusus bagi pengunjung Desa bagi para wisatawan.
kepentingan pribadi Buluh Awar yang ingin berwisata rohani sekaligus wisata alam (W2,T2) Menyediakan akomodasi oleh masyarakat desa khusus untuk
(T5) Rawan bencana seperti banjir bandang (S2,T4) Mengadakan sosialisasi dengan seluruh masyarakat para wisatawan dengan sumberdaya yang dimiliki.
desa untuk menjaga keunikan sumberdaya alam yang dimiliki. (W2,T3) Menyediakan Terminal tempat pemberhentian angkutan umum
(S2,T5) Menata lokasi perkebunan masyarakat dan pemukiman bagi para wisatawan.
agar tidak memasuki kawasan hutan alam. (W3,T2) Mengadakan sosialisasi untuk semua masyarakat desa bahwa
(S3,T1) Menambah kerapatan vegetasi didaerah tebing dan desa memiliki keunikan sumberdaya alam yang harus dikembangkan dan
jurang sepanjang jalan menuju desa dengan menanami tanaman diberitahukan kepada masyarakat luas.
Aren. (W4,T2) Penataan yang lebih serius pada lahan perkebunan masyarakat
(S4,T1) Menambah kerapatan vegetasi didaerah tebing dan dengan kawasan hutan yang memiliki keunikan sumberdaya alam.
jurang sepanjang jalan menuju desa dengan menanami tanaman (W4,T4) Penataan yang lebih serius pada lahan perkebunan masyarakat
Aren. dengan kawasan hutan yang memiliki keunikan sumberdaya alam.
(S4, T2) Membudidayakan tanaman dan pohon yang memiliki (W5,T2) Memperbaiki jalan yang berlubang pada jalan menuju desa agar
keunikan dan daya tarik. pengunjung tetap aman dari kecelakaan saat melintas di jalan menuju
(S4, T5) Menambah kerapatan vegetasi dibagian hulu dan desa.
sekitar sungai.

47
Universitas Sumatera Utara
48

Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

1. Strategi Strenght –Opportunity(S-O)

Strategi S-O dalam analisis SWOT yakni strategi yang diciptakan dengan

mengandalkan atau menggunakan kekuatan dan memanfatkan peluang untuk

meraih keuntungan. Melalui strategi S-O, maka kekuatan yang dimiliki

dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Berdasarkan

kekuatan internal yang dimiliki dan peluang eksternal yang ada maka dapat

menghasilkan strategi pengembangan ekowisata pada Desa Buluh Awar

Kecamatan Sibolangit (Jasman dkk, 2013).

Desa Buluh Awar merupakan Desa yang memiliki sumberdaya alam yang

dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekowisata seperti sungai yang mengalir jernih

dan deras, hutan yang masih alami dengan berbagai jenis flora dan fauna

didalamnya, lahan persawahan yang tertata dengan lahan agroforestri milik

masyarakat. Dengan Adanya sosialisasi oleh masyarakat sekitar kepada

masyarakat luas dengan adanya sumberdaya alam yang dimiliki Desa Buluh Awar

yang dapat dijadikan untuk kegiatan ekowisata diharapkan akan menambah minat

dan jumlah pengunjung ke Desa Buluh Awar.

Disamping itu, keterlibatan dan kerjasama masyarakat dengan instansi

pemerintahan yang terkait dengan pengelolaan kawasan wisata alam juga akan

berpengaruh terhadap perkembangan ekowisata di Desa Buluh Awar. Dengan

adanya keterlibatan masyarakat dengan pemerintah, pengelolaan kawasan

ekowisata akan lebih terjaga dan terjamin melalui konsep pembangunan ekowisata

yang disusun berkat kerjasama antara masyarakat dengan instansi pemerintah

yang terkait dengan pengelolaan ekowisata tersebut.

Universitas Sumatera Utara


49

Selain itu, di Desa Buluh Awar juga terdapat beberapa bekas peninggalan

bersejarah bagi umat kristiani yakni Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang

pertama berdiri di Tanah Karo. Bagi umat kristiani, Desa Buluh Awar adalah

sebagai tempat wisata rohani.

2. Strategi Weaknes - Opportunity (W-O)

Strategi W-O (Weknesses- Opportunities) adalah strategi diciptakan berdasarkan

pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

(Nisak, 2013). Pada Desa Buluh Awar, minimnya sarana prasarana, akomodasi,

sosialisai dan pemasaran mengenai adanya potensi ekowisata di Desa Buluh Awar

dapat diatasi dengan memanfaatkan peluang yang ada. Salah satunya dengan

melakukan sosialisasi melalui promosi langsung maupun dengan pengiklanan

terhadap masyarakat luas dan para wisatawan karena lokasi Desa Buluh Awar

yang dekat dengan pusat pemerintahan propinsi maupun kecamatan dan terletak di

sekitar daerah wisata yang terkenal seperti TWA sibolangit, Air Terjun Dua

Warna. Hal ini akan lebih efektif jika masyarakat berperan aktif dan bekerjasama

dengan pihak pemerintah. Ketersediaan pihak pemerintah dalam membangun

Desa Buluh Awar ditandai dengan suksesnya program pembudidayaan tanaman

Aren di Desa Buluh Awar untuk menghaslikan Aren Terbaik di Sumatera Utara

yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Deli Serdang dan kelompok tani

Aren yang dibentuk di Desa Buluh Awar. Hal ini membuktikan bahwa adanya

ketersediaan pihak pemerintah dalam membangun perekonomian masyarakat

Desa Buluh Awar dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang dimiliki Desa

Buluh Awar. Keterlibatan Pemerintah dengan masyarakat dalam membangun

ekowisata di Desa Buluh Awar akan membantu dalam hal dana dan sumberdaya

Universitas Sumatera Utara


50

manusia untuk perbaikan ataupun penambahan akomodasi dan sarana prasarana

serta pengelolaan ekowisata di Desa Buluh Awar yang lebih baik.

Desa Buluh Awar juga dilalui jalan alternatif yang menghubungkan

Kecamatan Sibolangit dengan Desa Bandar baru. Hal ini akan menjadi dasar

mengapa perbaikan akses menuju Desa Buluh Awar perlu dilakukan karena jalan

alternatif ini dapat dimanfaatkan pengguna jalan apabila terjadi kemacetan atau

penutupan jalan akibat bencana alam dan gangguan lainnya pada jalan lintas

Kabupaten Deli Serdang dengan Kabupaten Tanah Karo di Kecamatan Sibolangit.

Keterlibatan Masyarakat yang bekerjasama dengan pihak pemerintahan akan

mempermudah proses perbaikan jalan menuju Desa Buluh Awar.

3. Strategi Strenght-Treath (S-T)

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk

mengatasi ancaman (Kunanda, 2014). Desa Buluh memiliki keindahan alam

seperti panorama alam, sungai yang jernih, hutan alami, persawahan dan lahan

agroforestri dengan perpaduan persawahan dan perkebunan milik masyarakat

yang tidak kalah dengan tempat wisata alam lainnya terutama wisata alam yang

berdekatan dengan Desa Buluh Awar. Selain itu Desa Buluh Awar juga

merupakan Desa Wisata Rohani bagi umat Kristiani yang ditandai dengan adanya

GBKP yg didirikan pertama di Tanah Karo. Hal ini dapat mengatasi ancaman

kurangnya minat pengunjung wisatawan ke Desa Buluh Awar. Dengan

masyarakat yang solid dan didukung dengan strategi (S-O), ancaman ini dapat

diatasi dengan menjaga kelestarian sumberdaya alam, kebersihan, dan menjaga

bekas peninggalan bersejarah untuk menjamin adanya destinasi wisata yang

Universitas Sumatera Utara


51

menarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Desa Buluh Awar baik berwisata

alam maupun wisata rohani.

Desa Buluh Awar merupakan desa yang memiliki tanah yang subur. Hal ini

ditandai dengan banyaknya lahan perkebunan, persawahan, dan hutan alam yang

ada hampir diseluruh wilayah desa. Disamping itu Desa Buluh Awar adalah Desa

penghasil Aren terbaik di Sumatera Utara. Bagi Provinsi Sumatera Utara (Sumut),

meskipun bukan sebagai salah satu provinsi tertinggi dalam memproduksi dan

memanfaatkan hasil tanaman aren, namun untuk kualitas aren asal Sumut justru

tergolong baik. Apalagi, aren yang disebut sebut berasal dari Desa Buluh Awar,

Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang. Bahkan dari sekian banyak sentra

aren yang ada di tanah air, Desa Buluh Awar memiliki kualitas terbaik se

Indonesia. Aren cukup banyak terdapat di kawasan hutan rakyat Desa Buluh

Awar. Keberadaannya menurut keterangan masyarakat sekitar, berada di lahan

seluas 10 hektare yang tersebar secara sporadis (terpisah-pisah) (Winata, 2015).

Oleh karena Desa Buluh Awar terletak dikelilingi dataran yang landai hingga

curam, ancaman berupa longsor akibat erosi dan banjir di Desa Buluh Awar dan

di beberapa titik pada jalan menuju desa dapat diatasi dengan menanami tanaman

penutup tanah dengan menggunakan tanaman aren sebagai tanaman utama

disepanjang jalan menuju desa untuk mengurangi resiko terjadinya erosi tanah dan

banjir yang akan mengakibatkan kerusakan pada desa dan akses menuju desa.

Menurut (Budiwati, 2013), Salah satucara mengatasi erosi tanah atau longsor

yaitu dengan penanaman tanaman penutup tanah. Tanaman penutup tanah yaitu

tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan

oleh erosi dan untuk memperbaiki kondisi tanah. Tanaman penutup tanah

Universitas Sumatera Utara


52

mempunyai peranan: (1) menahan atau mengurangi daya perusak butir butir hujan

yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah, (2) menambah bahan organic

tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh, dan (3) menyerap air dan

melakukan transpirasi. Akar aren menyebar cukup dalam, sehingga cocok sebagai

vegetasi untuk pencegahan erosi. (Rivaie, 2013) juga mengatakan pentingnya

peranan tanaman aren untuk fungsi fungsi konservasi lahan dan air tersebut

berkaitan dengan sifat perakarannya. Akar aren dikenal sangat kuat karena cukup

dalam dan lebar menyebar pada lapisan lapisan tanah.

4. Strategi Weakness-treath (W-O)

Strategi ini digunakan pada strategi defensif, dimana strategi ini diciptakan untuk

meminimalkan kelemahan yang dimiliki serta menghindari ancaman (Esra, 2015).

Untuk menghindari ancaman kurangnya minat wisatawan dengan memberdayakan

fasilitas pribadi dan fasilitas desa seperti balai desa masyarakat untuk rumah

ibadah mesjid, kamar mandi dan toilet, untuk mengatasi kurangnya sarana

prasarana di Desa Buluh Awar serta menyiapkan jasa sewa angkutan oleh

kendaraan milik masyarakat sebagai akomodasi angkutan dari kecamatan

sibolangit menuju Desa Buluh Awar agar Desa Buluh Awar tetap menarikdan

nyaman untuk dikunjungi dan tidak mengurangi minat wisatawan untuk

berkunjung. Mengurangi resiko kerusakan jalan menuju desa melalui sumberdaya

yang ada seperti menambal titik titik yang rusak pada jalan menuju desa dengan

menggunakan batang pohon yang telah tumbang ataupun menimbun dengan tanah

agar akses jalan menuju desa tetap aman dan dapat dilintasi oleh wisatawan yang

akan berkunjung. Pengurangan lahan masyarakat untuk perkebunan, persawahan,

Universitas Sumatera Utara


53

dan pertanian disekitar atau di dalam hutan dan sungai agar kelestarian ekosistem

tetap terjaga.

Peta Lokasi Ekowisata Desa Buluh Awar, Peta Potensi Ekowisata, dan Peta
Desa Ekowisata Buluh Awar

Tabel 19. Kordinat Objek


No Nama Obyek X Y

1 Balai Desa 98,594925 3,296972


2 Monumen Adat 98,594783 3,296704
3 Panorama 98,596609 3,300066
4 Lahan Agroforestri 98,593615 3,293117
5 Lahan Agroforestri 98,591763 3,290828
6 Gedung Adat 98,594476 3,295676
7 Campground 98,596913 3,298584
8 Pemukiman 98,594813 3,297075
9 Pengamatan Burung 98,598076 3,298494
10 Campground 98,596833 3,300027
11 Persawahan 98,596414 3,297149
12 Sungai/Pemandian 98,596033 3,297266
13 Penginapan/villa 98,594249 3,294869
14 Pengamatan Burung 98,595831 3,297436
15 Panorama 98,596898 3,298558
16 Pengamatan Burung 98,595929 3,30005
17 Sungai/pemandian 98,595115 3,299032
18 Penginapan/villa 98,593959 3,293891
19 Pengamatan burung 98,596816 3,298449
20 Pengamatan burung 98,598904 3,299553
21 Penginpan/villa 98,594357 3,295657
22 Pengamatan burung 98,599831 3,30005
23 Pengamatan Burung 98,595929 3,297436

Universitas Sumatera Utara


54

Peta Lokasi Ekowisata Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli
Serdang

Gambar 29. Peta Lokasi Ekowisata Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten
Deli Serdang

Universitas Sumatera Utara


55

Peta Potensi Ekowisata Desa Buluh Awar

Gambar 30. Peta Potensi Ekowisata Desa Buluh Awar

Universitas Sumatera Utara


56

Peta Desa Ekowisata Buluh Awar

Gambar 31. Peta Desa Ekowisata Buluh Awar

Universitas Sumatera Utara


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Potensi ekowisata yang terdapat di Desa Buluh Awar yakni daya tarik yang

terdiri dari objek wisata alam sungai, flora dan fauna, objek wisata rohani

GBKP Buluh Awar bagi umat Kristiani, adat istiadat masyarakat Tanah Karo.

Potensi pendukung berupa Aksesibilitas, Akomodasi dan sarana prasaran yang

terdapat di Desa Buluh Awar dan di sekitar Desa Buluh Awar.

2. Indeks kelayakan pada daya tarik yakni 83,33%, Aksesibilitas 72%,

Akomodasi 66,67%, Sarana dan Prasarana 90%, dengan Total Tingkat

kelayakan dari keempat kriterian penilaian sebesar 78%, maka Desa Buluh

Awar layak dikembangkan sebagai kawasan ekowisata.

3. Langkah yang harus dilakukan untuk pengembangan ekowisata di Desa Buluh

Awar yakni dengan sosialisasi kepada masyarakat luas dan peran aktif

keterlibatan masyarakat menjalin hubungan dengan pemerintah, tetap menjaga

kelestarian alam sekitar, serta memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki untuk

menjamin minat dan daya tarik pengunjung ke Desa Buluh Awar.

Saran

1. bagi peneliti selanjutnya, dengan adanya penelitian ini diharapkan di masa

yang akan datang dapat digunakan sebagai salah satu sumber data untuk

penelitian selanjutnya dan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel

yang berbeda, jumlah sampel yang lebih banyak, wilayahnya semakin luas dan

tetap berhubungan dengan ekowisata di Desa Buluh Awar.

Universitas Sumatera Utara


58

2. Bagi masyarakat Desa Buluh Awar, dengan adanya penelitian ini diharapkan

dapat menjadi pertimbangan untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang

dimiliki baik dari aspek ekologi, ekonomi, sosial, namun dengan tetap menjaga

kelestarian alam dan lingkungan.

Universitas Sumatera Utara


TINJAUAN PUSTAKA

Ekowisata

Rumusan Ekowisata pertama kali dikemukan oleh dikemukakan oleh

Hector Ceballos-Lascurain pada tahun 1987 yaitu sebagai berikut : "Nature or

ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to relatively

undisturbed or uncontaminated natural areas with the specific objectives of

studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plantas and animals, as

well as any existing cultural manifestations (both past and present) found in the

areas." "Wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat

alami yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi (tercemari) dengan

tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuh-

tumbuhan dan satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat

yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini." Kemudian pada awal tahun

1990 disempurnakan oleh The International Ecotourism Society (TIES) yaitu

sebagai berikut: "Ecotourism is responsible travel to natural areas which

conserved the environment and improves the welfare of local people." "Ekowisata

adalah perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-tempat yang alami dengan

menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk

setempat”. Westren dalam Fandelibagai (1998) perjalanan bertanggungjawab ke wilayah wilayah

alami yang melindungi

lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. (Priono, 2012).

Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam

yang alami maupun buatan serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan

partisifatisif yang bertujuan untuk menjamin kelesatarian alam dan sosial budaya.

Universitas Sumatera Utara


5

Ekowisata menitik beratkan pada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau

ekologi, memberikan manfaat ekonomi, dan secara psikologi dapat diterima dalam

kehidupan sosisal masyarakat. Jadi, kegiatan ekowisata secara langsung memberi

akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman

alam, intelektual dan budaya masyarakat lokal. Kegiatan ekowisata dapat

meningkatkan pendapatan untuk pelestarian alam yang dijadikan sebagai obyek

wisata ekowisata dan menghasilkan keuntungan ekonomi bagi kehidupan

masyarakat yang berada di daerah tersebut atau daerah setempat (Subadra, 2008).

Kawasan konservasi baik kawasan pelestarian alam maupun kawasan

suaka alam atau kawasan hutan lindung, merupakan destinasi yang diminati oleh

wisatawan ekotour, karena memiliki keanekaragaman flora dan fauna, fenomena

alam yang indah, objek budaya dan sejarah serta kehidupan masyarakat lokal yang

unik. Keseluruhan objek daya tarik wisata ini merupakan sumberdaya yang

memiliki nilai ekonomi yang tinggi sekaligus sebagai sarana pendidikan dan

pelestarian lingkungan. Pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungannya serta

kepedulian pada masyarakat sekitar pada kawasan-kawasan konservasi sejalan

dengan visi pengembangan ekowisata yaitu konservasi keanekaragaman hayati

dan ekosistemnya serta pemberdayaan masyarakat lokal. Guna mencegah

kerusakan hutan agar tidak semakin parah, banyak cara dilakukan berbagai negara

yang sudah menyadari hutan mereka sudah hampir musnah. Salah satu upayanya

adalah mengembangkan ekowisata (ecotourism) sebagai sumber mata pencaharian

untuk mengurangi tekanan terhadap hutan (Fandelli, 200).

Universitas Sumatera Utara


6

Potensi Ekowisata

Potensi pariwisata yang merupakan suatu modal nantinya menjadi daya

tarik dan dikembangkan menjadi atraksi wisata ada tiga macam, yaitu : potensi

alam, potensi kebudayaan, dan potensi manusia. Adapun jenis atraksi tersebut

adalah : 1. Potensi Alam Potensi alam yang dimaksud adalah alam fisik (gua,

sungai, danau, topografi yang menantang, dan pemandangan), fauna, dan floranya.

Meskipun sebagai atraksi wisata ketiga - tiganya selalu bersama-sama dengan

potensi kebudayaan dan manusia, akan tetapi tentu ada salah satu yang menonjol.

2. Potensi Kebudayaan Potensi kebudayaan disini adalah kebudayaan dalam arti

luas, tidak hanya meliputi kebudayaan tinggi, tetapi juga meliputi adat istiadat dan

segala kebiasaan yang hidup di tengah-tengah suatu masyarakat. 16 3. Potensi

Manusia Bahwa manusia dapat menjadi atraksi wisata yang menarik kedatangan

wisatawan seperti akrobatik. Potensi Pariwisata adalah suatu aset yang dimiliki

oleh suatu daerah tujuan wisata atau obyek wisata yang dimanfaatkan untuk

kepentingan ekonomi dengan tidak mengesampingkan aspek sosial budaya

(Widowati, 2012).

Analisis SWOT

Analisis SWOT yakni mencakup upaya upaya untuk mengenali kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja suatu daerah,

lembaga atau perusahaan. Informasi eksternal mengeni peluang dan ancaman

dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk pelanggan, masyarakat, dan

perusahaan lain. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan yang dimasukkan

kedalam tabel matrik SWOT (Nisak, 2013).

Universitas Sumatera Utara


7

Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor faktor strategis

organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan

dan kelemahan eksternal yang dimiliki (Juankhan, 2008).

Tabel 1. Matriks SWOT


Internal
Strengths Weakness
Eksternal Susunan Daftar Kekuatan Susunan Daftar Kelemahan
Strategi SO Strategi WO
Oppurtunities
Susunan Daftar Menggunaan kekuatan Mengurangi kelemahan
Peluang untuk memanfaatkan dengan memanfaatkan
peluang peluang
Strategi ST Strategi WT
Threats
Menggunakan kekuatan
Susunan Daftar Memperkecil kelemahan
untuk menghindari
Ancaman untuk menghindari ancaman
ancaman
Sumber : (Juankhan, 2008)

Universitas Sumatera Utara


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rekreasi biasa dilakukan ditempat-tempat hiburan seperti taman hiburan,

bioskop dan akhir-akhir ini marak berekreasi di mal-mal. Namun tidak sedikit

masyarakat yang ingin mencari kesenangan di alam terbuka (out door recreation)

dengan menikmati udara segar, pemandangan indah dan suasana alam yang

nyaman, serta menikmati bentang alam yang mempesona. Setiap orang

mempunyai tingkat kesukaan yang berbeda terhadap daerah yang menjadi daya

tariknya. Hal ini menyebabkan kebutuhan masyarakat akan wisata jadi meningkat.

Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan wisata, maka dewasa ini

kegiatan pariwisata lebih digiatkan. Selain untuk memenuhi kebutuhan para

wisatawan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya.

Menurut (Fandeli, 2000), Kawasan hutan yang dapat berfungsi sebagai kawasan

wisata yang berbasis lngkungan adalah kawasan Pelestarian Alam (Taman

Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam), kawasan Suaka Alam (Suaka

Margasatwa) dan Hutan Lindung melalui kegiatan wisata alam bebas, serta Hutan

Produksi yang berfungsi sebagai Wana Wisata. (Fandelli 2000).

Desa Buluh Awar merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Sibolangit

Kabupaten Deli Serdang. Desa Buluh Awar dikenal sebagai desa wisata rohani

bagi kalangan umat kristiani khususnya di Tanah Karo karena di desa ini terletak

Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang pertama kali berdiri di Tanah Karo.

Desa Buluh Awar juga memiliki adat dan budaya batak karo yang mana

masyarakat Desa Buluh Awar merayakan pesta adat budaya untuk setiap

tahunnya. Desa Buluh Awar juga memiliki sumberdaya alam seperti sungai,

Universitas Sumatera Utara


2

Hutan masyarakat, Flora dan Fauna yang dapat dimanfaatkan untuk berwisata

alam. Desa Buluh Awar juga merupakan desa penghasil Gula Aren dan air nira

yang dihasilkan dari tanaman Aren yang dibudidayakan oleh masyarakat Desa

Buluh Awar dan oleh karenanya hampir seluruh mata pencarian masyarakat Desa

Buluh Awar yakni bertani Aren. Hal ini dapat menunjang potensi wisata di Desa

Buluh Awar dan menambah minat wisatawan untuk menikmati produk produk

yang dihasilkan dari tanaman aren di desa Buluh Awar. Dengan sumberdaya yang

dimiliki Desa Buluh Awar, maka desa Buluh Awar dapat dikembangkan untuk

tempat berwisata alam, wisata rohani, maupun wisata budaya

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi potensi ekowisata yang terdapat pada Desa Buluh Awar,

Kecamatan Sibolangit.

2. Menganalisis kelayakan Desa Buluh Awar sebagai kawasan ekowisata melalui

potensi ekowisata yang ada pada Desa Buluh Awar, Kecamatan Sibolangit.

3. Menentukan strategi pengembangan ekowisata di Desa Buluh Awar,

Kecamatan sibolangit dengan matriks swot.

Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah, hasil akhir dalam studi ini akan menjadi sebuah produk

perencanaan dan dasar pertimbangan bagi realisasi kegiatan pengelolaan di

Desa Buluh Awar.

2. Bagi pelaku pariwisata, Studi ini memudahkan dan mempersingkat pola kerja

dan penggalian potensi sehingga para pelaku pariwisata menjadi lebih mudah

Universitas Sumatera Utara


3

untuk memanfaatkan konsep rencana dan menjalin kerjasama pengelolaan

ekowisata yang direkomendasikan.

3. Bagi masyarakat khususnya masyarakat Desa Adat Buluh Awar, hasil studi ini

disamping dapat memberikan wawasan yang lebih teknis mengenai bagaimana

mengelola potensi wisata yang ada, juga mempermudah kerja stakeholder desa

dalam menawarkan dan menjalin hubungan kerjasama pemanfaatan ekowisata

pada daerah ini.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

PERDANA MORA HARAHAP : Potential for development of ecotourism in Buluh


Awar Kecamatan Sibolangit.Under supervised RAHMAWATY and ABDUL RAUF

The usual tourist activities conducted at the amusement park, but it does at
least tourists who want to travel to the scenic beauty and enjoy the charms
of nature. This causes tourist destinations for travelers needs continue to
increase that lead to natural attractions. The village of Buluh Awar has tourism
potential of nature and local culture that has not been managed up to now. This
research aims to analyze the potential and the appropriateness of the village of
Buluh Awar as ecotourism and determine the strategy of its development. Flora
and fauna observation is done by methods plot 20 x 20 m and renaisance
wildlife around the object to support the potential for ecotourism in the village
of Buluh Awar. An object that can be used as potential ecotourism in the village
of Buluh Awar analyzed refers to 4 criteria that attractiveness, accessibility,
accommodations, and complementary infrastructure by awarding more
weight and value in accordance with the provisions of the Director
General PHKA in 2003 about the ADO ODTWA to get the score of each of the
criteria and be compared to the amount of the maximum score that can be
achieved by each criteria. Thus be obtained index (%) in each of the criteria and
on the flat to get the eligibility index flatten Villages of Buluh Awar as ecotourism.
Determination of Internal and external factors are obtained based on the results
of interviews with villagers that is a farmers group in the village of Buluh
Awar then determine the development strategy with the
SWOT matrix. Through the SWOT matrix will be compared in the form of Internal
factors strengths and weaknesses with external factors in the form
of opportunities and threats and will be obtained 4 development
strategy that SO, WO, ST, WT, for repairs in the future. To supplement the results
of research and supporting the performance of stakeholders in the
management and development of ecotourism in the village of Buluh Awar Awar
done mapping ecotourism Village of Buluh Awar using point taken on
every object and processed to use of Arcgis 10.1. The result of this research shows
that the potential of the floras is on the criteria being between 11-20 types
of flora and fauna are at potential while the criteria of high with a total of 13
types of fauna. The results of the assessment of the object has been observed
attractiveness criteria 83,33%, 72%, accommodation accessibility 66,67%,
supporting infrastructure is 90%, and the average results obtained from the four
criteria 72.72% then the village of Buluh Awar has worthy being
developed. Step strategy that will be done by conducting a promotion
and dissemination, cooperation with the Government, maintaining
the sustainability of nature around the village and make use
of existing resources to ensure the interest of visitors to come on a trip to the
village of Reed Awar.

Keywords: Ecotourism Of Buluh Awar, Director General PHKA about


ADO ODTWA, SWOT analysis

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

PERDANA MORA HARAHAP: Potensi Pengembangan Ekowisata Di Desa


Buluh Awar Kecamatan Sibolangit. Di bawah bimbingan RAHMAWATY dan
ABDUL RAUF.

Kegiatan wisata biasa dilakukan di taman hiburan, namun tidak sedikit wisatawan
yang ingin berwisata ke alam bebas dengan menikmati keindahan bentang alam
yang mempesona. Hal ini menyebabkan kebutuhan destinasi wisata bagi
wisatawan terus meningkat yang mengarah pada wisata alam. Desa Buluh Awar
merupakan desa yang memiliki potensi wisata alam dan budaya lokal yang belum
terkelola hingga kini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan
kelayakan desa Buluh Awar sebagai kawasan ekowisata dan menentukan strategi
pengembangannya. Pengamatan flora dan fauna dilakukan dengan metode pplot
20 x 20 m dan penjelahan satwa liar disekitar obyek untuk mendukung potensi
ekowisata di Desa Buluh Awar. Obyek yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi
ekowisata di Desa Buluh Awar dianalisis mengacu pada 4 kriteria yakni daya
tarik, aksesibilitas, akomodasi, dan sarana prasarana penunjang dengan pemberian
bobot dan nilai sesuai dengan ketentuan Dirjen PHKA tahun 2003 mengenai ADO
ODTWA untuk mendapatkan skor masing masing kriteria dan akan dibandingkan
dengan jumlah skor maksimal yang dapat dicapai oleh masing masing kriteria.
Dengan demikian akan didapatkan indeks (%) pada masing masing kriteria dan di
rata ratakan untuk mendapatkan indeks kelayakan Desa Buluh Awar sebagai
kawasan ekowisata. Penentuan faktor Internal dan Eksternal didapatkan
berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat desa yang merupakan kelompok
Tani di Desa Buluh Awar kemudian menentukan strategi pengembangan dengan
matriks SWOT. Melalui matriks SWOT akan dibandingkan faktor Internal berupa
kekuatan dan kelemahan dengan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman
dan akan didapatkan 4 strategi pengembangan yakni SO, WO, ST, WT, untuk
perbaikan dimasa mendatang. Untuk melengkapi hasil penelitian dan mendukung
kinerja stakeholder dalam pengelolaan dan pengembangan ekowisata di Desa
Buluh Awar dilakukan pemetaan ekowisata Desa Buluh Awar dengan
menggunakan titik yang diambil di setiap obyek dan diolah menggunnakan Arcgis
10.1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa potensi flora berada pada
kriteria sedang yakni antara 11-20 jenis flora sedangkan potensi fauna berada pada
kriteria tinggi dengan jumlah 13 jenis fauna. Hasil penilaian obyek yang telah
diamati yakni kriteria daya tarik 83,33%, aksesibilitas 72%, akomodasi 66,67%,
sarana prasarana penunjang 90%, dan didapatkan hasil rata rata dari keempat
kriteria yakni 72,72% maka Desa Buluh Awar layak dikembangkan. Langkah
strategi yang akan dilakukan yakni dengan melakukan promosi dan sosialisasi,
kerjasama dengan pemerintahan, menjaga kelestarian alam sekitar Desa dan
memanfaatkan sumberdaya yg ada untuk menjamin minat pengunjung untuk
datang berwisata ke Desa Buluh Awar.

Kata kunci : Ekowisata Buluh Awar, Dirjen PHKA ADO ODTWA, Analisis
SWOT

ii

Universitas Sumatera Utara


POTENSI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI
DESA BULUH AWAR KECAMATAN SIBOLANGIT

SKRIPSI

Oleh:
PERDANA MORA HARAHAP
121201164

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA 2016

Universitas Sumatera Utara


POTENSI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DESA BULUH AWAR
KECAMATAN SIBOLANGIT

SKRIPSI

Oleh:
PERDANA MORA HARAHA
121201164

Skripsi Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di


Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA 2016

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Potensi Pengembangan Ekowisata Di Desa Buluh

Awar Kecamatan Sibolangit

Nama : Perdana Mora Harahap


NIM : 121201164
Program studi : Manajemen Hutan
Fakultas : Kehutanan

Disetujui oleh:
Komisi pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Rahmawaty, S.Hut., M.Si., Ph.D Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, M.P
NIP 19740721200122001 NIP 195909171987011001

Mengetahui
Dekan Fakultas Kehutanan

Siti Latifah, S.Hut., M.Si., Ph.D


NIP 197104162001122001

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

PERDANA MORA HARAHAP : Potential for development of ecotourism in Buluh


Awar Kecamatan Sibolangit.Under supervised RAHMAWATY and ABDUL RAUF

The usual tourist activities conducted at the amusement park, but it does at
least tourists who want to travel to the scenic beauty and enjoy the charms
of nature. This causes tourist destinations for travelers needs continue to
increase that lead to natural attractions. The village of Buluh Awar has tourism
potential of nature and local culture that has not been managed up to now. This
research aims to analyze the potential and the appropriateness of the village of
Buluh Awar as ecotourism and determine the strategy of its development. Flora
and fauna observation is done by methods plot 20 x 20 m and renaisance
wildlife around the object to support the potential for ecotourism in the village
of Buluh Awar. An object that can be used as potential ecotourism in the village
of Buluh Awar analyzed refers to 4 criteria that attractiveness, accessibility,
accommodations, and complementary infrastructure by awarding more
weight and value in accordance with the provisions of the Director
General PHKA in 2003 about the ADO ODTWA to get the score of each of the
criteria and be compared to the amount of the maximum score that can be
achieved by each criteria. Thus be obtained index (%) in each of the criteria and
on the flat to get the eligibility index flatten Villages of Buluh Awar as ecotourism.
Determination of Internal and external factors are obtained based on the results
of interviews with villagers that is a farmers group in the village of Buluh
Awar then determine the development strategy with the
SWOT matrix. Through the SWOT matrix will be compared in the form of Internal
factors strengths and weaknesses with external factors in the form
of opportunities and threats and will be obtained 4 development
strategy that SO, WO, ST, WT, for repairs in the future. To supplement the results
of research and supporting the performance of stakeholders in the management
and development of ecotourism in the village of Buluh Awar Awar done mapping
ecotourism Village of Buluh Awar using point taken on every object and
processed to use of Arcgis 10.1. The result of this research shows
that the potential of the floras is on the criteria being between 11-20 types
of flora and fauna are at potential while the criteria of high with a total of 13
types of fauna. The results of the assessment of the object has been observed
attractiveness criteria 83,33%, 72%, accommodation accessibility 66,67%,
supporting infrastructure is 90%, and the average results obtained from the four
criteria 72.72% then the village of Buluh Awar has worthy being
developed. Step strategy that will be done by conducting a promotion
and dissemination, cooperation with the Government, maintaining
the sustainability of nature around the village and make use
of existing resources to ensure the interest of visitors to come on a trip to the
village of Reed Awar.

Keywords: Ecotourism Of Buluh Awar, Director General PHKA about


ADO ODTWA, SWOT analysis

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

PERDANA MORA HARAHAP: Potensi Pengembangan Ekowisata Di Desa


Buluh Awar Kecamatan Sibolangit. Di bawah bimbingan RAHMAWATY dan
ABDUL RAUF.

Kegiatan wisata biasa dilakukan di taman hiburan, namun tidak sedikit wisatawan
yang ingin berwisata ke alam bebas dengan menikmati keindahan bentang alam
yang mempesona. Hal ini menyebabkan kebutuhan destinasi wisata bagi
wisatawan terus meningkat yang mengarah pada wisata alam. Desa Buluh Awar
merupakan desa yang memiliki potensi wisata alam dan budaya lokal yang belum
terkelola hingga kini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan
kelayakan desa Buluh Awar sebagai kawasan ekowisata dan menentukan strategi
pengembangannya. Pengamatan flora dan fauna dilakukan dengan metode pplot
20 x 20 m dan penjelahan satwa liar disekitar obyek untuk mendukung potensi
ekowisata di Desa Buluh Awar. Obyek yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi
ekowisata di Desa Buluh Awar dianalisis mengacu pada 4 kriteria yakni daya
tarik, aksesibilitas, akomodasi, dan sarana prasarana penunjang dengan pemberian
bobot dan nilai sesuai dengan ketentuan Dirjen PHKA tahun 2003 mengenai ADO
ODTWA untuk mendapatkan skor masing masing kriteria dan akan dibandingkan
dengan jumlah skor maksimal yang dapat dicapai oleh masing masing kriteria.
Dengan demikian akan didapatkan indeks (%) pada masing masing kriteria dan di
rata ratakan untuk mendapatkan indeks kelayakan Desa Buluh Awar sebagai
kawasan ekowisata. Penentuan faktor Internal dan Eksternal didapatkan
berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat desa yang merupakan kelompok
Tani di Desa Buluh Awar kemudian menentukan strategi pengembangan dengan
matriks SWOT. Melalui matriks SWOT akan dibandingkan faktor Internal berupa
kekuatan dan kelemahan dengan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman
dan akan didapatkan 4 strategi pengembangan yakni SO, WO, ST, WT, untuk
perbaikan dimasa mendatang. Untuk melengkapi hasil penelitian dan mendukung
kinerja stakeholder dalam pengelolaan dan pengembangan ekowisata di Desa
Buluh Awar dilakukan pemetaan ekowisata Desa Buluh Awar dengan
menggunakan titik yang diambil di setiap obyek dan diolah menggunnakan Arcgis
10.1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa potensi flora berada pada
kriteria sedang yakni antara 11-20 jenis flora sedangkan potensi fauna berada pada
kriteria tinggi dengan jumlah 13 jenis fauna. Hasil penilaian obyek yang telah
diamati yakni kriteria daya tarik 83,33%, aksesibilitas 72%, akomodasi 66,67%,
sarana prasarana penunjang 90%, dan didapatkan hasil rata rata dari keempat
kriteria yakni 72,72% maka Desa Buluh Awar layak dikembangkan. Langkah
strategi yang akan dilakukan yakni dengan melakukan promosi dan sosialisasi,
kerjasama dengan pemerintahan, menjaga kelestarian alam sekitar Desa dan
memanfaatkan sumberdaya yg ada untuk menjamin minat pengunjung untuk
datang berwisata ke Desa Buluh Awar.

Kata kunci : Ekowisata Buluh Awar, Dirjen PHKA ADO ODTWA, Analisis
SWOT

ii

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padang Sidempuan pada 11 September 1993 dari

Ayah Soleman Harahap dan Ibu Masniari Batubara. Penulis merupakan anak

pertama dari tiga bersaudara

Penulis menempuh pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) Negeri

200515 Padang Sidempuan dan lulus tahun 2005. Penulis kemudian melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 04 Padang Sidempuan

dan lulus tahun 2008. Pada tahun 2011 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas

(SMA) Nurul Ilmi Padang Sidempuan, dan pada tahun 2012 penulis diterima

sebagai mahasiswa Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara melalui jalur ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri.

Selama mengikuti perkuliahan penulis juga menjadi anggota Himpunan

Mahasiswa Silva (HIMAS) USU dan Penulis juga menjadi Asisten Lapangan

Praktik Pengenalan Ekowistem Hutan (P2EH) tahun 2015.

Penulis telah melaksanakan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH)

di Pulau Sembilan, Kabupaten Langkat dari 22 sampai 31 Agustus 2014. Penulis

juga telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Itci Hutani

Manunggal, Kalimantan Timur dari tanggal 1 Februari sampai 4 Maret 2016.

iii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Kuasa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yangPotensi StrategiberjudulPengembangan “Ekowisata Di Desa Buluh

Awar Kecamatan Sibolangit”

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis Soleman Harahap dan Masniari Batubara yang telah

mendidik, membesarkan, dan mendoakan penulis selama ini. Adik adik tercinta

Fitri dan Fadli, Serta orang terkasih Dita Sari Prabuningrum yang selalu

memberikan semangat dan perhatiannya kepada penulis.

2. Ibu Rahmawaty S.Hut., M.Si., Ph.D, dan Bapak Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf

S.Hut., M.Si. selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah

memberikan semangat, membimbing, mengarahkan, dan memberikan berbagai

masukan berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bang Teguh, Bang Robi dan semua staf pengajar dan pegawai Fakultas

Kehutanan.

4. Sahabat sahabat penulis Robi, Windy, Haganta, Riza, Agustian, yang telah

banyak membantu dan memberi dukungan bagi penulis.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Agustus 2016

Penulis

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRACT .........................................................................................................i

ABSTRAK...........................................................................................................i

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL............................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................iv

PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................1
TujuanPenelitian......................................................................................2
Manfaat Penelitian...................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA
Ekowisata ................................................................................................4
Potensi Ekowisata ...................................................................................6
Analisis Swot...........................................................................................6

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat ..................................................................................8
Bahan dan Alat ........................................................................................8
Objek dan Data Penelitian .......................................................................9
Metode Pengumpulan Data .....................................................................9
Analisis Data .........................................................................................12
Analisis Potensi Flora dan Fauna ..........................................................12
Analisis Potensi Objek ..........................................................................13
Analisis Faktor Internal dan Eksternal ..................................................18
Analisis Strategi Pengembangan Ekowisata Dengan Analisis SWOT . 19

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kondisi Umum Desa Buluh Awar ........................................................21
Wisata Aren Sebagai Karakteristik Desa Buluh Awar..........................21
Potensi Flora dan Fauna ........................................................................24
Potensi Obyek Ekowisata ......................................................................26

Universitas Sumatera Utara


Faktor Internal dan Eksternal ................................................................44
Strategi Pengembangan Dengan Matriks SWOT ..................................45
Peta Potensi Ekowista Desa Buluh Awar ..............................................53

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan............................................................................................54
Saran ......................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Halaman
1. Matriks SWOT ............................................................................................. 7
2. Kriteria Kualitas Keanekaragaman Flora ..................................................... 11
3. Kriteria Kualitas Keanekaragaman Fauna.................................................... 11
4. Kriteria Penilaian Objek dan Daya tarik Wisata .......................................... 14
5. Kriteria Penilaian Aksesibilitas .................................................................... 15
6. Kriteria Penilaian Akomodasi ...................................................................... 15
7. Kriteria Penilaian Sarana dan Prasarana Penunjang .................................... 16
8. Indeks Kelayakan Lokasi Wisata ................................................................. 16
9. Matriks SWOT ............................................................................................. 18
10. Hasil Penilaian Daya Tarik Desa Buluh Awar ............................................ 27
11. Hasil Penilaian Aksesibilitas Menuju Desa Buluh Awar ............................ 35
12. Hasil Penilaian Akomodasi Di Desa Buluh Awar ...................................... 38
13. Hasil Penilaian Sarana dan Prasarana Penunjang ....................................... 40
14. Hasil Penilaian Potensi Ekowisata Desa Buluh Awar ................................ 42
15. Hasil Penilaian Potensi Ekowisata Desa Buluh Awar ................................ 43
16. Hasil Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata TWA Sibolangit ................ 43
17. Hasil Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal Desa Buluh Awar ..... 44
18. Penentuan Strategi dalam Matriks SWOT .................................................. 46
19. Kordinat Objek ............................................................................................ 53

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
1. Peta Lokasi Penelitian di Desa Buluh Awar ................................................ 8
2. Bagan Alur Pemetaan Potensi Ekowisata Desa Buluh Awar....................... 20
3. Villa Arenku ................................................................................................. 23
4. Penyadapan Air Nira Oleh Petani Aren ....................................................... 24
5. Tempat Pembibitan Aren dan Pengolahan Hasil Aren................................. 24
6. Sungai Lau Pei Pei ....................................................................................... 28
7. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Pertama Di Tanah Karo................... 30
8. Jambur Sebagai Tempat Pperayaan Merdang Merdem Atau Kerja Tahun 30
9. Persawahan dan Perkebunan Masyarakat .................................................... 31
10. Pintu Masuk Jalur Tracking ........................................................................ 32
11. Panorama Dari Puncak Bukit Pelanja Sira .................................................. 32
12. Lokasi Campground Untuk Berkemah Di Puncak Bukit Pelanja Sira ....... 32
13. Sungai Lau Pei Pei Dapat Dinikmati Untuk Mandi dan Bermain Air ........ 33
14. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Sebagai Tempat Ibadah Kristiani . 34
15. Sarana Penyediaan Air Bersih ..................................................................... 34
16. Sarana Pusat Kesehatan Desa (PUSKESDES)............................................ 35
17. Jalan Lintas Kabupaten Deliserdang - Kabupaten Tanah Karo .................. 36
18. Simpang Buluh Awar Di Jalan Lintas Kabupaten Deliserdang - Karo ....... 36
19. Gapura Gerbang Masuk Menuju Desa Buluh Awar ................................... 37
20. Jalan Menuju Desa Buluh Awar ................................................................. 37
21. Jalan Desa Dengan Sebuah Plang ............................................................... 37
22. Angkutan Umum Bernama Murni Ekspres Jurusan Medan Kabanjahe 38
23. Angkutan Umum Bernama Dairi Jurusan Medan Kabanjahe ..................... 39
24. Villa Arenku ................................................................................................ 40
25. Rumah Minahasa ......................................................................................... 40
26. Bank BRI Di Kecamatan Sibolangit ........................................................... 41
27. Kantor Pos Kecamatan Sibolangit .............................................................. 41
28. Pasar Sibolangit ........................................................................................... 42

viii

Universitas Sumatera Utara


29. Peta .............................................................................................................. 54
30. Peta Potensi Ekowisata Desa Buluh Awar .................................................. 56

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Plot Pengamatan Flora

Lampiran 2. Titik Temuan Fauna

Lampiran 3. Data Responden

Lampiran 4. Data Hasil Wawancara Dengan Responden

Lampiran 5. Peta Pengamatan Flora dan Fauna

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai