2 Pianus Sitepu √ √ √ √ √ √
−
√
−
3 Lius Tarigan √ √ √ √ √ √
−
− −
4 Nelson Ginting √ √ √ − − √ √ − −
5 Satria Sembiring √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 Pedoman Tarigan √ √ √ √ √
−
√ √
−
7 Arjun Situmorang √ √ √ √ √ √ √ − −
8 Apti Sembiring √ √ √ √ √ √
−
√ √
9 Simpang Ginting √ √ √ √ √
−
√ − −
10 Tison Sitepu √ √ √ √ − √ √ √ −
11 Hemat Barus √ √ − √ √ − √ − −
12 Patar Bukit √ √ √ √ √ − − √ √
13 Marhenis Sitepu √ √ √ √ √ √ √ − −
14 Charles Tarigan √ √ √ √ − √ √ − −
15 Benteng Tarigan √ √ √ √ √ √ √ − √
16 Jefri Ginting √ √ √ √ − √ √ √ −
17 Kebun Bukit √ √ √ √ √ − √ − √
18 Alfani Simamora √ √ √ − √ − − √ −
19 Abadi Keliat √ √ √ √ √ √
−
− −
20 Khadafi Sitepu √ √ √ − √ √ − √ √
21 Firman Tarigan √ √ √ √ √ √ √ − −
23 Robert Bukit √ √ √ √ √ √ √
−
√
24 Rahmat Tarigan √ √ √ √ √ − √ − √
25 Renjab Sembiring √ √ √ √ √ √ − √ −
27 Nggerak Ginting √ √ √ √ √
−
√
−
√
28 Hendra Tarigan √ √ √ √ √ √ √ √
−
29 Darma Ginting √ √ √
−
√ √
− − −
30 Albert Sembirng √ √ − √ √ − − √ √
2 Pianus Sitepu √ √ √ − −
3 Lius Tarigan √ √ √ √ −
4 Nelson Ginting √ − √ − −
5 Satria Sembiring √ √ − √ −
6 Pedoman Tarigan √ √ √ √ −
7 Arjun Situmorang √ √ √ − −
8 Apti Sembiring √ √ √ − −
9 Simpang Ginting √ √ √ √ −
10 Tison Sitepu √ √ √ √ −
11 Hemat Barus √ − − √ −
12 Patar Bukit √ √ √ − √
13 Marhenis Sitepu √ − √ √ −
14 Charles Tarigan √ √ √ √ −
15 Benteng Tarigan √ √ √ − √
16 Jefri Ginting √ √ √ √ √
17 Kebun Bukit √ − √ − √
18 Alfani Simamora √ √ √ − √
19 Abadi Keliat √ − √ √ −
20 Khadafi Sitepu √ √ √ − −
21 Firman Tarigan √ √ √ − √
22 Utama Ginting √ √ − √ −
23 Robert Bukit √ − √ √ √
24 Rahmat Tarigan √ − √ √ −
25 Renjab Sembiring √ √ − √ √
27 Nggerak Ginting √ √ − √ −
28 Hendra Tarigan √ √ √ √ −
29 Darma Ginting √ √ √ − √
30 Albert Sembirng √ √ − − √
2 Pianus Sitepu √ √ √ −
3 Lius Tarigan √ √ √ √
4 Nelson Ginting − √ √ −
5 Satria Sembiring √ √ − √
6 Pedoman Tarigan √ √ √ √
7 ArjunSitumorang √ √ √ −
8 Apti Sembiring √ √ √ −
9 Simpang Ginting √ √ √ √
10 Tison Sitepu √ √ √ √
11 Hemat Barus √ √ − √
12 Patar Bukit √ √ √ −
13 Marhenis Sitepu √ − √ √
14 Charles Tarigan √ √ √ √
15 Benteng Tarigan √ √ − −
16 Jefri Ginting √ √ √ √
17 Kebun Bukit √ − √ −
18 Alfani Simamora √ √ − −
19 Abadi Keliat √ − √ √
20 Khadafi Sitepu √ √ √ −
21 Firman Tarigan √ √ √ −
22 Utama Ginting √ √ − √
23 Robert Bukit √ − √ √
24 Rahmat Tarigan √ − √ √
25 RenjabSembiring √ √ − √
26 Rudi EfendiBukit √ √ − √
27 Nggerak Ginting − √ − √
28 Hendra Tarigan √ √ √ √
29 Darma Ginting − √ √ −
30 Albert Sembirng − √ √ −
2 Pianus Sitepu √ √ √ √ √
3 Lius Tarigan √ √ √ √ −
4 Nelson Ginting √ √ √ − √
5 Satria Sembiring √ √ √ √ √
6 Pedoman Tarigan √ √ √ √ √
7 Arjun Situmorang √ √ √ √ √
8 Apti Sembiring √ √ √ √ √
9 Simpang Ginting √ √ √ √ −
10 Tison Sitepu √ √ √ − −
11 Hemat Barus √ √ − √ √
12 Patar Bukit √ √ √ − √
13 Marhenis Sitepu √ √ √ √ √
14 Charles Tarigan √ √ √ √ −
15 Benteng Tarigan √ √ √ − −
16 Jefri Ginting √ √ − − −
17 Kebun Bukit √ √ √ − √
18 Alfani Simamora √ √ − √ −
19 Abadi Keliat √ √ √ √ −
20 Khadafi Sitepu √ √ √ − −
21 Firman Tarigan √ √ √ √ √
22 Utama Ginting √ √ √ − √
23 Robert Bukit √ √ √ √ √
24 Rahmat Tarigan √ √ √ √ −
25 Renjab Sembiring √ √ √ √ √
27 Nggerak Ginting √ √ √ √ −
28 Hendra Tarigan √ √ √ − −
29 Darma Ginting √ √ √ √ −
30 Albert Sembirng √ √ − √ √
b. Jalur Tracking
Damanik, J. Dan Weber, H.F. 2006. Perencanaan Ekowisata. PUSPAR UGM dan
Penerbit Andi. Yogyakarta
Dirjen PHKA. 2003. Pedoman Penilaian Analisis Daya Operasi Objek Daya Tarik
Wisata Alam. Kementerian Kehutanan. Bogor.
Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
_________. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus - Integrated
Marketing Communications . Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rizky, A. 2015. Analisis Potensi dan Strategi Pengembangan Wisata Alam Air
Terjun Silimalima Di Kabupaten Tapanuli Selatan. [skripsi]. Fakultas
Kehutanan. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai dengan Juni
2
2016. Lokasi penelitian adalah Desa Buluh Awar dengan luas 2,5 km dan
Kawasan Hutan Sekitar Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
2. Laporan dan tesis hasil penelitian (individu dan lembaga) terdahulu dan
3. Kamera untuk dokumentasi lahan dan panorama yang disajikan obyek wisata.
6. Alat Tulis
1. Obyek Penelitian
wisata, masyarakat setempat, serta kalangan lain yang ada di wilayah studi,
Data penelitian yang diambil adalah data sekunder dan data primer. Data
sekunder yang dikumpulkan antara lain adalah kondisi umum lokasi penelitian
atau data umum yang ada dari instansi pemerintahan desa dan kecamatan.
Sedangkan data primer yang dikumpulkan antara lain data potensi ekowisata.
1. Pengambilan Sampel
yang memiliki potensi wisata alam. Desa Buluh Awar adalah Desa yang
terletak dan berbatasan langsung dengan alira sungai deli bagian hulu. Desa
Buluh Awar juga merupakan desa adat masyarakat suku Kabupaten Tanah
Karo beragama kristen protestan, yang diduduki masyarakat adat yang mata
Awar.
kelompok tani dan orang orang yang dianggap mengetahui dengan baik tentang
Menurut Suharsimi (2010), apabila subyeknya kurang dari seratus lebih baik
subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 15-25% atau lebih.
b. Inventarisasi jenis flora dan fauna untuk mengetahui potensi flora dan fauna
Jenis Flora yang diambil yakni pohon, dan Plot yang diambil yakni di lokasi
tidak langsung, melalui jejak kaki, kotoran, suara, atau menanyakan pada
yang tinggi, untuk itu dibuat kriteria kualitas keanekaragaman fauna seperti
1 Terdapat 1 –2 Buruk
metode purpose sampling. Responden dalam teknik ini adalah para aparat
desa dan pihak kelompok tani yang ada di desa Buluh Awar. Sampel
Positioning System) pada setiap obyek wisata dan obyek pendukung lainnya
yang kemudian akan dipetakan dengan meng overlay dan digitasi pada peta
Analisis Data
Dari hasil analisa flora dan fauna yang diperoleh kemudian diberikan
akan menjadi jelas untuk diketahui apakah keanekaragaman flora dan fauna yang
ada tersebut mampu menjadi potensi pendukung sebagai objek dan daya tarik
Obyek dan daya tarik (flora, fauna dan obyek lainnya) yang telah
Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Dirjen PHKA tahun
2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria.
Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ODTWA dapat dihitung dengan
= ×
B = bobot nilai
2. aksesibilitas
3. akomodasi
Dari masing masing kriteria tersebut, dalam penilaiannya terdiri dari unsur dan
sub unsur yang sangat berkaitan. Nilai/bobot dari masing masing kriteria tersebut
berbeda beda satu sama lain antara 3 sampai 6 sesuai dengan ketentuan Dirjen
PHKA tahun 2003 tentang penilaian ADO ODTWA. Sedangkan dalam suatu
kriteria, nilai dari masing masing unsur dan sub unsur dapat berlainan, tergantung
Kriteria daya tarik diberi bobot 6 karena daya tarik merupakan modal
karena merupakan satu faktor yang diperlukan dalam kegiatan wisata khususnya
pengunjung yang berasal dari tempat yang jauh dan kriteria sarana prasarana
kriteria pengelolaan dan pelayanan (bobot 4) tidak dipakai karena Desa Buluh
Awar merupakan desa yang memiliki potensi wisata alam yang belum dikelola
berikut sesuai ketentuan Dirjen PHKA tahun 2003 tentang ADO ODTWA.
e. Vandalisme (coret-coret)
f. Pencemar lainnya
5. Keamanan kawasan: ≥5 Ada Ada Ada Ada 1
a. Tidak ada arus berbahaya 4 3 2
b. Tidak ada perambahan dan penebangan liar 30 25 20 15 10
c. Tidak ada pencurian
d. Tidak ada penyakit berbahaya seperti
malaria
e. Tidak ada kepercayaan yang mengganggu
f. Tidak ada tanah longsor
6. Kenyamanan: ≥5 Ada Ada Ada Ada 1
a. Udara yang bersih dan sejuk 4 3 2
b. Bebas dari bau yang mengganggu 30 25 20 15 10
c. Bebas dari kebisingan
d. Tidak ada lalu lintas yang mengganggu
e. Pelayanan terhadap pengunjung yang baik
f. Tersedianya sarana dan prasarana
Ket :Skor total maksimum = bobot daya tarik x nilai unsur = 1080
Sumber : (Rizky, 2015)
30 25 20 15
30 25 20 10
3. Tipe jalan Jalan aspal lebar Jalan aspal Jalan Jalan
>3m lebar <3 m batu/makadam tanah
30 25 20 15
3-4
4. Waktu tempuh 1-3 jam 2-3 jam jam ≥5 j
dari pusat kota
30 25 20 15
Ket :Skor total maksimum = bobot aksesibilitas x nilai unsur aksesibilitas = 600
Sumber : (Rizky, 2015)
30 25 20 15 10
2. Jumlah kamar >100 75-100 30-75 <30 Tidak ada
30 25 20 15 10
Ket :Skor total maksimum = bobot akomodasi x nilai unsur akomodasi = 180
Ket : Skor total maksimum = bobot sarana dan prasarana x nilai unsur sarana dan
prasarana = 300
Sumber : (Rizky, 2015)
Setelah masing masing kriteria dinilai kemudian di input data kedalam tabel
indeks kelayakan untuk mengetahui indeks kelayakan suatu lokasi wisata.
kriteria apabila setiap sub kriteria memiliki nilai maksimum yang memiliki semua
unsur dan sub unsur. Hasil penilaian tersebut adalah sebagai berikut :
Nilai indeks kelayakan = =100%
akan diperoleh indeks kelayakan dalam persen. Indeks kelayakan suatu kawasan
internal dan eksternal tersebut dengan lebih detail, maka dilakukan klasifikasi
ekowisata alam yang merupakan kelebihan sehingga menjadi kekuatan daya tarik
transportasi wisata dalam kawasan, ketersediaan air bersih dan fasilitas listrik
(Anas, 2015). Data faktor eksternal dicari untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan
(Opportunity) yakni hal hal yang apabila dimanfaatkan akan menambah keuntungan
sedangkan pada ancaman (Threath) yakni hal hal yang apabila tidak diatasi akan
Analisis SWOT maka dapat diketahui situasi objek wisata dengan mengidentifikasi
faktor eksternal dan faktor internal yang berpengaruh pada objek wisata, yaitu
menganalisis peluang dan kekuatan yang dimiliki untuk menentukan rencana masa
depan dan mengatasi kelemahan dan ancaman dengan cara rencana perbaikan
(Maryam, 2011).
ancaman.
(Yuniandra, 2007).
tindihkan antara potongan (clip) peta desa dan peta Administratif Sibolangit
dengan data titik yang diambil di lapangan dengan menggunakan GPS. Proses
pengolahan data titik koordinat yang diperoleh dari lapangan adalah sebagai
berikut:
10. Muncul kotak dialog “DNR Garmin” yang berhasil → Klik “OK”.
12. Klik icon Add Data , masukkan peta titik tumbuhan obat.
Klik icon Add Data masukkan potongan (clip) peta desa dan peta
DNR Garmin
Ubah ke .shp
ArcGIS 10.1.
Overlay
Deli Serdang, Sumatera Utara. Letak Buluh Awar arah tenggara dari Sibolangit,
berjarak 12,5 km dari Desa andar Baru yang merupakan ibukota kecamatan
2
Sibolangit. Luas Desa Buluh Awar sekitar 2,5 km dan terletak di ketinggian dari
ditengah desa mengalir sebuah sungai bernama Lau Pei Pei. Iklim Di Desa Buluh
Awar pada umumnya berhawa sedang dan terdiri dari dua musim yaitu musim
penghujan dan musim kemarau Musim penghujan biasanya terjadi sekitar bulan
September sampai dengan Maret dan musimm kemarau terjadi dari bulan April
sampai dengan Agustus untuk setiap tahunnya. Desa Buluuh Awar merupakan
salah satu dari 30 Desa yang ada di Kecamatan Sibolangit yang mana secara
geografis sebelah utara berbatasan dengan Desa Sala Bulan, sebelah barat
berbatasan dengan Desa Batu Layang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Suka Maju, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sibiru biru.
hijau kecoklatan, berupa roset batang dan berpelepah. Ketinggian tanaman bisa
mencapai 25 meter tanpa banir dengan diameter dapat mencapai 65 cm. Hampir
semua bagian tanaman aren dapat dimanfaatkan dimulai dari akar sebagai
penyerapp air yang sangat baik menjadikan aren cocok sebagai tanaman pencegah
erosi, batangnya yang keras dapat dimanfaatkan sebagai peralatan rumah tangga,
pelepah daunnya dapat dimanfaatkan sebagai atap rumah, hingga bunga aren yang
menghasilkan air nira yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan gula aren dan
pohon aren yang menghasilkan air nira. Pemanfaatan yang dilakukan untuk
memproduksi gula aren dan gula semut. Di Desa Buluh Awar tanaman aren cukup
banyak terdapat di kawasan hutan rakyat Desa Buluh Awar di lahan seluas 10
hektare yang tersebar secara sporadis (terpisah-pisah). Sebagai salah satu kawasan
yang memiliki tanaman aren yang cukup tinggi, masyarakat Desa Buluh Awar
sangat memiliki ketergantungan pada tanaman aren. Air yang dimiliki salah satu
jenis tanaman palem tersebut, merupakan suatu berkah tersendiri bagi penunjang
perekonomian masyarakat di sana. Desa Buluh Awar berkisar 50% hidup dengan
Secara umum, satu pohon aren bisa menghasilkan 15 liter air nira perhari
tetapi sebagian lainnya ada juga yang mampu menghasilkan hingga 20 liter
bahkan 30 liter perharinya. Dalam satu hari air nira bisa diambil dua kali dari satu
pohon, pagi dan sore. Jumlah liter yang bisa dihasilkan satu pohon tergantung
kualitas dari pohonnya masing masing. Untuk air nira itu perliternya dijual dengan
turunannya berupa gula, dapat memeberikan nilai tambah bagi para petaninya.
Buluh Awar. Diatas tanah seluas 9000 m dipinggir Sungai Lau Pei Pei, ketinggian
700 m dari permukaan laut dengan Kelompok Tani nya GAPOKTAN AREN
pemandangan yang alami persawah, dan sungai yang dapat dimanfaatkan untuk
mandi, bebas dari suara kebisingan perkotaan ditengah hutan lindung Sibolangit
dan bebas dari sampah knalpot mobil dan motor atau CO2. Di pinggiran sungai
Lau Pei Pei di Villa Arenku tersusun rapi 300 pohon aren dengan pohon pohoon
pembelajaran aren serta pembudidayaannya serta menikmati sajian air nira segar
A. Potensi Flora
jalur tracking dan sungai ditemukan jenis jenis pohon yaitu Beringin
potensi flora yang dimiliki oleh kawasan sekitar objek wisata di Desa Buluh Awar
berada pada kriteria sedang yaitu sekitar 11 sampai 20 jenis tumbuhan. Data ini
menunjukkan bahwa kondisi lingkungan sekitar objek harus benar benar dijaga
dan dipelihara agar vegetasi yang telah ada tetap terpelihara, jangan asal ditebang
hayati flora yang dimiliki dan dapat menunjang atau menambah daya tarik
bentuk kehidupan.
Ketertarikan pada nilai estetika ini tentu berperan untuk ekowisata, dan
B. Potensi Fauna
kawasan hutan maupun sekitar desa tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan
satwanya, antara keduanya terdapat interaksi yang sangat erat oleh karena itu pada
kawasan hutan di sekitar Desa Buluh Awar dari data yang diperoleh di lapangan
terdapat jenis burung dan non burung. Yang terinventaris jenis non burung seperti
Rusa Kecil (Tragulus kanchil), Babi Hutan (Sus scrofa), Ayam Hutan (Gallus),
jenis burung terdapat jenis kapas tembak (Alophoixus bres gutturalis), Elang
Mengacu pada kriteria yang dikemukakan oleh Fandeli (2000), maka dapat
dikatakan bahwa fauna yang berada pada Desa ini memiliki keanekaragaman
pendapat Djuwantoko (2000), bahwa sumberdaya alam hayati yang berupa satwa
liar (Wildlife sources) memiliki berbagai nilai yang menjadikan sumberdaya alam
ini harus diperhatikan secara intrinsik dan hakiki oleh setiap orang, khususnya
bagi pengelola sumberdaya alam untuk dapat memanfaatkan nilai rekreasi dari
A. Daya Tarik
mengunjungi suatu tempat wisata. Daya tarik yang dimiliki Desa Buluh Awar
6 20 120
Banyaknya sumber - Air
daya alam yang - Flora
menonjol - Fauna
memiliki beberapa keunikan sumberdaya alam seperti sungai dan adat istiadat.
Sungai bernama Lau Pei Pei terletak pada bagian timur Desa Buluh Awar
merupakan salah satu sungai yang berada pada bagian hulu Daerah Aliran Sungai
(DAS) Deli. Lau Pei Pei mengalir melintasi Desa Buluh Awar sekaligus menjadi
Buluh Awar. Sungai Lau Pei Pei dengan lebar 4 –5 meter mengalir jernih dan
perkebunan masyarakat disepanjang tepi sungai. Lau Pei Pei memiliki bebatuan
yang berada di pinggir sungai dan ditengah sungai menjadikan aliran air sungai
bergelombang. Sungai Lau Pei Pei merupakan salah satu keunikan sumberdaya
alam yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekowisata di Desa Buluh Awar,
sesuai dengan pernyataan (fandeli, 2000), Kawasan hutan seperti hutan lindung
dan hutan produksi bila memiliki obyek alam sebagai daya tarik ekowisata dapat
sungai, danau, rawa, gambut, daerah hulu atau muara sungai dapat pula
sekarang dilaksanakan oleh GBKP. Buluh Awar adalah lokasi dimana awal
penginjilan terhadap masyarakat karo dimulai dan dari Buluh Awar proses
kristenisasi terhadap tanah Karo berawal. Dimana pada 18 April 1890, Nederlands
Tanah Karo. Kruyt tinggal di Buluh Awar yang menjadi pos penginjilan yang
tempat istirahat dan tempat berkumpul dengan pengikut pengikutnya dan menjadi
gereja batak karo protestan pertama di tanah Karo pada tanggal 24 desember 1899
Desa Buluh Awar yang terletak di tanah Karo memiliki adat istiadat dan
kebudayaan yang sampai sekarang masih dianut oleh masyarakat desa seperti
masyarakat tanah Karo lainnya. Masyarakat Desa Buluh Awar adalah masyarakat
agraris, maka beras menjadi salah satu corak kebudayaannya. Oleh karena itu
diadakan pesta tahunan bernama Merdang Merdem. Merdang Merdem atau Kerja
Tahun adalah sebuah perayaan tradisi masyarakat Tanah Karo yang diadakan
setahun sekali. Merdang Merdem adalah sebuah ritual atau upacara penyembahan
kepada sang pencipta, Beraspatih Taneh (yang dalam kepercayaan asli Suku Karo,
sebagai penguasa tanah). Tujuannya agar setiap aktivitas pertanian yang dilakukan
suatu tempat bernama Jambur, merupakan suatu bangunan yang luas tanpa
dinding dan dilengkapi dapur umum dan peralatannya serta toilet. Di Desa Buluh
Awar sendiri, Merdang Merdem diselenggarakan sekali dalam setiap tahun pada
bulan April.
Gambar 8. Jambur sebagai tempat perayaan Merdang Merdem atau Kerja Tahun
lain juga dapat dinikmati dari puncak bukit bernama Pelanja Sira. Bukit Pelanja
Sira adalah suatu bukit yang terletak di sebelah Timur Desa Buluh Awar yang
mana bukit ini merupakan peniggalan bersejarah yang dahulunya adalah sebagai
perlintasan bagi para pedagang garam dari Tanah Karo menuju Desa Sembahe
hingga kota Medan. Para Wisatawan yang hendak ke puncak bukit ini akan
melakukan Tracking terlebih dahulu dengan menyeberang sungai Lau Pei Pei dan
menyusuri jalur track sepanjang 3 kilometer dari Desa hingga menuju puncak
bukit Pelanja Sira. Sepanjang jalur track dapat dijumpai berbagai jenis tumbuhan
seperti durian, aren, pinang, beringin, mahoni, petai, kayu manis. Di sepanjang
jalur track juga terdapat tanda tanda keberadaan satwa seperti macan akar,
trenggiling, kancil, biawak, dan titik titik tempat pengamatan burung. Di puncak
bukit Pelanja Sira wisatawan dapat berkemah dan mendirikan tenda karena areal
puncak yang datar dengan luas 30 m x 30 m, cukup luas dan cocok untuk lokasi
berkemah. Dari Puncak Bukit Pelanja Sira wisatawan dapat menikmati dari
milik warga Desa Buluh Awar. Para Wisatawan juga dapat menikmati aliran
sungai Lau Pei Pei yang deras dan jernih dengan bermain air, mandi, karena
Gambar 12. Lokasi Camp Ground untuk berkemah di puncak bukit Pelanja Sira
Gambar 113. Sungai Lau Pei Pei dapat dinikmati untuk mandi dan bermain air
Lokasi Desa Buluh Awar sampai saat ini masih aman dan nyaman bagi
masyarakat desa maupun pengunjung yang ingin melakukan wisata alam dan
wisata rohani. Desa Buluh Awar bebas dari kebisingan karena lokasi desa yang
jauh dari jalan lintas kabupaten dan pusat keramaian maupun perkotaan. Desa
Buluh Awar terletak pada ketinggian 700 meter diatas permukaan laut dan
kenyamanan bagi masyarakat dan pengunjung desa. Tidak ada kejahatan dan
kriminal seperti pencurian dan perambahan liar yang terjadi di Desa Buluh Awar
kelestarian hutan lindung yang berada di sekitar desa dan hanya memanfaatkan
beberapa lahan milik pribadi disekitar desa dengan menanami padi dan beberapa
Desa Buluh Awar dihuni oleh penduduk yang menganut agama Kristen
Protestan dan tidak ada kepercayaan lain yang dianut di Desa Buluh Awar kecuali
Kristen Protestan. Di Desa Buluh Awar tersedia sarana rumah ibadah berupa
Gereja yang terletak di tengah pemukinan masyarakat desa dan sarana air bersih
yang juga terletak di tengah pemukiman masyarakat desa. Di Desa Buluh Awar
juga tersedia Pusat Kesehatan Desa (PUSKESDES) yang masih aktif beroperasi
Gambar 14. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) sebagai sarana tempat ibadah
B. Aksesibilitas
ditempuh melalui jalan lintas kabupaten Deli Serdang –Kabupaten Tanah Karo
yang akan melului sebuah persimpangan menuju Desa Buluh Awar di Kecamatan
Sibolangit. jalan yang ditempuh menuju Desa Buluh Awar dari kota medan
maupun Kabanjahe (Ibu kota Kabupaten Tanah Karo) cukup baik, jalan terbuat
dari aspal dengan lebar 6 meter. Jarak yang ditempuh dari Kota Medan dimulai
dari Simpang Pos kecamatan Medan Johor sampai Simpang Buluh Awar
17 menit dan apabila dari kabanjahe berjarak sejauh 46 km dengan waktu tempuh
Awar sejauh 5,5 km dengan melalui jalan desa yang terbuat dari jalan semen
Gambar 17. Jalan lintas Kabupaten Deli Serdang –Kabupaten Tanah Karo
Gambar 18. Simpang Buluh Awar di Jalan Lintas Kabupaten Deli Serdang –Kabupaten
Tanah Karo
Gambar 19. Gapura gerbang masuk menuju Desa Buluh Awar terletak di simpang Buluh
Awar
Gambar 21. Jalan Desa dengan sebuah plang menandakan pengunjung telah sampai
di Desa Buluh Awar
C. Akomodasi
Kota Medan dan serta penginapan bagi pengunjung di lokasi Desa Buluh Awar
lintas Kabupaten Deli Serdang –Kabupaten Tanah Karo dimulai dari jenis bus
sampai jenis minibus. Angkutan umum dapat dinaiki dari kota Medan dan
Kabanjahe atau dinaiki darimana saja antara kota Medan sampai Kabanjahe.
Namun pengunjung hanya bisa menaiki angkutan umum sampai simpang Buluh
Awar. Tidak angkutan umum yang tersedia dari simpang Buluh Awar menuju
Desa Buluh Awar. Pengunjung dapat menempuh jalan desa dari Simpang Buluh
Awar menuju Desa Buluh Awar dengan berjalan kaki atau bisa menumpang
dengan warga Desa Buluh Awar yang sedang melintas menuju Desa Buluh Awar.
Gambar 22. Angkutan umum bernama Murni Ekspres jenis bus jursan Medan –
Kabanjahe
Gambar 23. Angkutan umum bernama Dairi jenis minibus jurusan Medan –Kabanjahe
penginapan yakni Villa Arenku dan Rumah Minahasa. Villa Arenku berjumlah 6
kamar yang didirikan oleh sebuah Kelompok Tani Aren di Desa Buluh Awar
yakni sebuah penginapan alami mendengar suara air dari sawah dan sungai keluar
dari suara kebisingan perkotaan ditengah hutan lindung Sibolangit dan bebas dari
sampah dan Co2. Terletak dipinggiran sungai Lau Pei Pei yang dikelilingi 300
pohon aren dan pohon pohon buah buahan lainnya yang membuat tempat tersebut
memiliki kamar berjumlah 9 kamar juga menyajikan hal serupa dengan Villa
yang datang dari daerah yang jauh yang ingin berwisata rohani dan ingin
Hasil pengamatan mengenai sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel
ibukota kecamatan sibolangit yakni bandar baru yang berjarak 15,5 km dari Desa
Buluh Awar, Pusat Perbelanjaan bernama Pasar Sibolangit yang terletak di Jalan
lintas Kabupaten Deli Serdang –Kabupaten Tanah Karo berjarak 7,5 km dari Desa
Buluh Awar. Terdapat juga beberapa rumah makan dan Bank serta beberapa
mesin ATM yang terletak di Ibukota Kecamatan Sibolangit yakni Bandar Baru
Buluh Awar dari Kecamatan Sibolangit, terdapat jaringan listrik turbin mikro di
Desa Buluh Awar yang digerakkan oleh arus sungai Lau Pei Pei. Pembangkit
listrik mikro ini cukup menyuplai arus listrik bagi Desa buluh Awar siang dan
malam hari. Terdapat juga jaringan drainase atau pengairan yang mengalir
dialirkan dari hulu Kecamatan Sibolangit ke persawahan desa Buluh Awar dan
Hasil penilaian objek dan daya tarik wisata alam yang telah dilakukan
dapat dilihat pada Tabel. Tingkat kelayakan rata-rata dari semua faktor yang telah
dengan Taman Wisata Alam Sibolangit yang memiliki nilai kelayakan 93,40%
(Ginting, 2012) Desa Buluh Awar memiliki nilai kelayakan yang lebih rendah di
semua aspek. Daya tarik Desa Buluh Awar bernilai 83,33%, sedangkan daya tarik
Taman Wisata Alam Sibolangit memiliki nilai kelayakan daya tarik sebesar
86,11%. Aksesibilitas Desa Buluh Awar memiliki nilai kelayakan 72% sedangkan
sebsar 100%. Begitu juga dengan sarana dan prasarana penunjang dimana Air
Taman Wisata Alam Sibolangit memiliki nilai 100%. Hal ini dikarenakan lokasi
Taman Wisata Alam Sibolangit yang berada di Jalur Lintas Sumatera Utara,
Tabel 15. Hasil Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Desa Buluh Awar
No Kriteria Bobot Nilai Skor Skor max Indeks (%) Ket
(B) (N) (S) (Sm) (I)
1 Daya tarik 6 125 799 1080 83,33 Layak
2 Aksesibilitas 5 90 450 625 72 Layak
3 Akomodasi 3 40 120 180 66,67 Layak
4 Sarana dan 3 80 270 300 90 Layak
Prasarana
Tingkat Kelayakan 72,72 Layak
Tabel 16. Hasil Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Alam TWA Sibolangit
No Kriteria Bobot Nilai Skor Skor max Indeks (%) Ket
(B) (N) (S) (Sm) (I)
1 Daya tarik 6 155 930 1080 86,11 Layak
2 Aksesibilitas 5 105 525 625 87,5 Layak
3 Akomodasi 3 60 180 180 100 Layak
4 Sarana dan 3 100 300 300 100 Layak
Prasarana
Tingkat Kelayakan 93,40 Layak
(Sumber: Ginting, 2012)
Meskipun memiliki nilai kelayakan yang lebih rendah, Desa Buluh Awar
masih tetap layak untuk dikembangkan. Pembenahan pada berbagai aspek seperti
aksesibilitas, akomodasi serta sarana dan prasarana sangat perlu dilakukan agar
keberadaan Desa Buluh Awar sebagai destinasi wisata alam tidak kalah ataupun
tertinggal dari wisata alam lainnya sehingga wisatawan pun tetap tertarik untuk
5 poin kelemahan, 6 poin peluang serta 5 poin ancaman. Hasil yang didapatkan
Tabel 17. Hasil Analisis Faktor Internal (kekuatan, kelemahan) dan Faktor Eksternal
(peluang, ancaman) Desa Buluh Awar
No Kekuatan (strength) No Kelemahan (weakness)
1 Panorama alam yang 1 Kurangnya sarana dan prasarana
indah 2 Kurangnya akomodasi menuju Desa
2 Lokasi Desa nyaman dan 3 Buluh Awar
asri 4 Kurangnya pemasaran wisata alam
3 Tanah yang subur Pengelolaan wisata alam yang belum
4 Adanya flora dan fauna profesional
yang menarik 5 Akses yang masih buruk di beberapa
5 Udara yang bersih dan titik sepanjang jalan menuju Desa
sejuk
6 Adanya sungai yang
jernih dan deras cocok
untuk pemandian alam
Masyarakat cukup
7
Ramah dan solid dalam
menjaga dan membangun
desa
Memiliki beberapa
8 peninggalan bersejarah
seperti GBKP pertama di
Tanah Karo dan Bukit
Pelanja Sira
Desa Buluh Awar
9 merupakan Desa
penghasil aren terbaik
Strategi SO Strategi WO
(S1,O1) Pengadaan tiket masuk bagi para pengunjung yang (W1, O4) Membangun sarana dan prasarana melalui kerjasama dan
ingin berwisata rohani maupun wisata alam. keterlibatan masyarakat sekitar dengan instansi pemerintah terkait dalam
(S1,O2) Mengadakan promosi paket wisata rohani bagi umat pembangunan kawasan ekowisata
kristiani sekaligus paket wisata alam. (W2, O1) Menjalin kerjasama dengan perusahaan angkutan umum yang
(S1,O3) Mengadakan promosi paket wisata rohani bagi umat diminati wisatawan dengan membuka trayek baru menuju Desa Buluh
kristiani sekaligus paket wisata alam. Awar untuk berwisata rohani dan wisata alam
(S2,O1) Mengadakan promosi paket wisata rohani bagi umat (W2,O2) Menjalin kerjasama dengan perusahaan angkutan umum yang
kristiani sekaligus paket wisata alam. diminati wisatawan dengan membuka trayek baru menuju Desa Buluh
(S2,O2) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan Awar untuk berwisata rohani dan wisata alam.
wisatawan. (W2,O3) Menjalin kerjasama dengan perusahaan angkutan umum yang
(S2,O3) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan diminati wisatawan dengan membuka trayek baru menuju Desa Buluh
wisatawan. Awar untuk berwisata rohani dan wisata alam
(S2,O4) Keterlibatan masyarakat sekitar dengan stakeholder dan (W3,O1) Melakukan promosi, sosialisasi dan pengiklanan.
instansi pemerintahan dalam pengembangan ekowisata (W3,O2)elakukan promosi, sosialisasi dan pengiklanan.
(S3,O2) Melakukan Promosi dan pengiklanan melalui (W3,O4) Menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk memudahkan
konsumen gula aren dari Desa Buluh Awar. proses promosi dan pengiklanan.
(S3,O4) Keterlibatan masyarakat sekitar dengan stakeholder dan (W4,O4) Menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk program dan
instansi pemerintahan dalam pengembangan ekowisata melalui mekanisme pengelolaan wisata alam.
promosi dan pengiklanan kepada masyarakat luas. (W5, O4) Keterlibatan masyarakat dengan pemerintah untuk
(S4, O4) Keterlibatan masyarakat dengan pemerintah untuk memperbaiki akses menuju desa buluh awar yang merupakan jalan
melakukan penanaman pohon. alternatif dari kecamatan Sibolangit dengan Desa Bandar Baru.
(T1)Adanyakemungkinanlongsor pada jalan menuju desa (S1,T2) Menata dan Mempertahankan Keunikan sumberdaya (W1,T2) Menambah sarana prasarana dengan sumberdaya yang ada
(T2)Adanyatempatwisata yang lebihmenarik alam yang dimiliki dan menjaga kebersihan Desa. seperti kamar mandi umum, tempat Ibadah Mesjid.
(T3)Kurangnyaminatpengunjung karena terbatasnya akomodasi (S2,T2) pengadaan pemandu wisata rohani dan wisata alam. (W1,T3) Menyediakan Terminal tempat pemberhentian angkutan umum
(T4) Adanya perambah hutan yang datang dari perkotaan demi (S2,T3) Mengadakan transportasi khusus bagi pengunjung Desa bagi para wisatawan.
kepentingan pribadi Buluh Awar yang ingin berwisata rohani sekaligus wisata alam (W2,T2) Menyediakan akomodasi oleh masyarakat desa khusus untuk
(T5) Rawan bencana seperti banjir bandang (S2,T4) Mengadakan sosialisasi dengan seluruh masyarakat para wisatawan dengan sumberdaya yang dimiliki.
desa untuk menjaga keunikan sumberdaya alam yang dimiliki. (W2,T3) Menyediakan Terminal tempat pemberhentian angkutan umum
(S2,T5) Menata lokasi perkebunan masyarakat dan pemukiman bagi para wisatawan.
agar tidak memasuki kawasan hutan alam. (W3,T2) Mengadakan sosialisasi untuk semua masyarakat desa bahwa
(S3,T1) Menambah kerapatan vegetasi didaerah tebing dan desa memiliki keunikan sumberdaya alam yang harus dikembangkan dan
jurang sepanjang jalan menuju desa dengan menanami tanaman diberitahukan kepada masyarakat luas.
Aren. (W4,T2) Penataan yang lebih serius pada lahan perkebunan masyarakat
(S4,T1) Menambah kerapatan vegetasi didaerah tebing dan dengan kawasan hutan yang memiliki keunikan sumberdaya alam.
jurang sepanjang jalan menuju desa dengan menanami tanaman (W4,T4) Penataan yang lebih serius pada lahan perkebunan masyarakat
Aren. dengan kawasan hutan yang memiliki keunikan sumberdaya alam.
(S4, T2) Membudidayakan tanaman dan pohon yang memiliki (W5,T2) Memperbaiki jalan yang berlubang pada jalan menuju desa agar
keunikan dan daya tarik. pengunjung tetap aman dari kecelakaan saat melintas di jalan menuju
(S4, T5) Menambah kerapatan vegetasi dibagian hulu dan desa.
sekitar sungai.
47
Universitas Sumatera Utara
48
Strategi S-O dalam analisis SWOT yakni strategi yang diciptakan dengan
kekuatan internal yang dimiliki dan peluang eksternal yang ada maka dapat
Desa Buluh Awar merupakan Desa yang memiliki sumberdaya alam yang
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekowisata seperti sungai yang mengalir jernih
dan deras, hutan yang masih alami dengan berbagai jenis flora dan fauna
masyarakat luas dengan adanya sumberdaya alam yang dimiliki Desa Buluh Awar
yang dapat dijadikan untuk kegiatan ekowisata diharapkan akan menambah minat
pemerintahan yang terkait dengan pengelolaan kawasan wisata alam juga akan
ekowisata akan lebih terjaga dan terjamin melalui konsep pembangunan ekowisata
Selain itu, di Desa Buluh Awar juga terdapat beberapa bekas peninggalan
bersejarah bagi umat kristiani yakni Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang
pertama berdiri di Tanah Karo. Bagi umat kristiani, Desa Buluh Awar adalah
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
(Nisak, 2013). Pada Desa Buluh Awar, minimnya sarana prasarana, akomodasi,
sosialisai dan pemasaran mengenai adanya potensi ekowisata di Desa Buluh Awar
dapat diatasi dengan memanfaatkan peluang yang ada. Salah satunya dengan
terhadap masyarakat luas dan para wisatawan karena lokasi Desa Buluh Awar
yang dekat dengan pusat pemerintahan propinsi maupun kecamatan dan terletak di
sekitar daerah wisata yang terkenal seperti TWA sibolangit, Air Terjun Dua
Warna. Hal ini akan lebih efektif jika masyarakat berperan aktif dan bekerjasama
Aren di Desa Buluh Awar untuk menghaslikan Aren Terbaik di Sumatera Utara
yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Deli Serdang dan kelompok tani
Aren yang dibentuk di Desa Buluh Awar. Hal ini membuktikan bahwa adanya
Desa Buluh Awar dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang dimiliki Desa
ekowisata di Desa Buluh Awar akan membantu dalam hal dana dan sumberdaya
Kecamatan Sibolangit dengan Desa Bandar baru. Hal ini akan menjadi dasar
mengapa perbaikan akses menuju Desa Buluh Awar perlu dilakukan karena jalan
alternatif ini dapat dimanfaatkan pengguna jalan apabila terjadi kemacetan atau
penutupan jalan akibat bencana alam dan gangguan lainnya pada jalan lintas
seperti panorama alam, sungai yang jernih, hutan alami, persawahan dan lahan
yang tidak kalah dengan tempat wisata alam lainnya terutama wisata alam yang
berdekatan dengan Desa Buluh Awar. Selain itu Desa Buluh Awar juga
merupakan Desa Wisata Rohani bagi umat Kristiani yang ditandai dengan adanya
GBKP yg didirikan pertama di Tanah Karo. Hal ini dapat mengatasi ancaman
masyarakat yang solid dan didukung dengan strategi (S-O), ancaman ini dapat
menarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Desa Buluh Awar baik berwisata
Desa Buluh Awar merupakan desa yang memiliki tanah yang subur. Hal ini
ditandai dengan banyaknya lahan perkebunan, persawahan, dan hutan alam yang
ada hampir diseluruh wilayah desa. Disamping itu Desa Buluh Awar adalah Desa
penghasil Aren terbaik di Sumatera Utara. Bagi Provinsi Sumatera Utara (Sumut),
meskipun bukan sebagai salah satu provinsi tertinggi dalam memproduksi dan
memanfaatkan hasil tanaman aren, namun untuk kualitas aren asal Sumut justru
tergolong baik. Apalagi, aren yang disebut sebut berasal dari Desa Buluh Awar,
aren yang ada di tanah air, Desa Buluh Awar memiliki kualitas terbaik se
Indonesia. Aren cukup banyak terdapat di kawasan hutan rakyat Desa Buluh
Oleh karena Desa Buluh Awar terletak dikelilingi dataran yang landai hingga
curam, ancaman berupa longsor akibat erosi dan banjir di Desa Buluh Awar dan
di beberapa titik pada jalan menuju desa dapat diatasi dengan menanami tanaman
disepanjang jalan menuju desa untuk mengurangi resiko terjadinya erosi tanah dan
banjir yang akan mengakibatkan kerusakan pada desa dan akses menuju desa.
Menurut (Budiwati, 2013), Salah satucara mengatasi erosi tanah atau longsor
yaitu dengan penanaman tanaman penutup tanah. Tanaman penutup tanah yaitu
tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan
oleh erosi dan untuk memperbaiki kondisi tanah. Tanaman penutup tanah
mempunyai peranan: (1) menahan atau mengurangi daya perusak butir butir hujan
yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah, (2) menambah bahan organic
tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh, dan (3) menyerap air dan
melakukan transpirasi. Akar aren menyebar cukup dalam, sehingga cocok sebagai
peranan tanaman aren untuk fungsi fungsi konservasi lahan dan air tersebut
berkaitan dengan sifat perakarannya. Akar aren dikenal sangat kuat karena cukup
Strategi ini digunakan pada strategi defensif, dimana strategi ini diciptakan untuk
fasilitas pribadi dan fasilitas desa seperti balai desa masyarakat untuk rumah
ibadah mesjid, kamar mandi dan toilet, untuk mengatasi kurangnya sarana
prasarana di Desa Buluh Awar serta menyiapkan jasa sewa angkutan oleh
sibolangit menuju Desa Buluh Awar agar Desa Buluh Awar tetap menarikdan
yang ada seperti menambal titik titik yang rusak pada jalan menuju desa dengan
menggunakan batang pohon yang telah tumbang ataupun menimbun dengan tanah
agar akses jalan menuju desa tetap aman dan dapat dilintasi oleh wisatawan yang
dan pertanian disekitar atau di dalam hutan dan sungai agar kelestarian ekosistem
tetap terjaga.
Peta Lokasi Ekowisata Desa Buluh Awar, Peta Potensi Ekowisata, dan Peta
Desa Ekowisata Buluh Awar
Peta Lokasi Ekowisata Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli
Serdang
Gambar 29. Peta Lokasi Ekowisata Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten
Deli Serdang
Kesimpulan
1. Potensi ekowisata yang terdapat di Desa Buluh Awar yakni daya tarik yang
terdiri dari objek wisata alam sungai, flora dan fauna, objek wisata rohani
GBKP Buluh Awar bagi umat Kristiani, adat istiadat masyarakat Tanah Karo.
kelayakan dari keempat kriterian penilaian sebesar 78%, maka Desa Buluh
Awar yakni dengan sosialisasi kepada masyarakat luas dan peran aktif
Saran
yang akan datang dapat digunakan sebagai salah satu sumber data untuk
yang berbeda, jumlah sampel yang lebih banyak, wilayahnya semakin luas dan
2. Bagi masyarakat Desa Buluh Awar, dengan adanya penelitian ini diharapkan
dimiliki baik dari aspek ekologi, ekonomi, sosial, namun dengan tetap menjaga
Ekowisata
studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plantas and animals, as
well as any existing cultural manifestations (both past and present) found in the
alami yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi (tercemari) dengan
yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini." Kemudian pada awal tahun
conserved the environment and improves the welfare of local people." "Ekowisata
yang alami maupun buatan serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan
partisifatisif yang bertujuan untuk menjamin kelesatarian alam dan sosial budaya.
Ekowisata menitik beratkan pada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau
ekologi, memberikan manfaat ekonomi, dan secara psikologi dapat diterima dalam
akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman
masyarakat yang berada di daerah tersebut atau daerah setempat (Subadra, 2008).
suaka alam atau kawasan hutan lindung, merupakan destinasi yang diminati oleh
alam yang indah, objek budaya dan sejarah serta kehidupan masyarakat lokal yang
unik. Keseluruhan objek daya tarik wisata ini merupakan sumberdaya yang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi sekaligus sebagai sarana pendidikan dan
kerusakan hutan agar tidak semakin parah, banyak cara dilakukan berbagai negara
yang sudah menyadari hutan mereka sudah hampir musnah. Salah satu upayanya
Potensi Ekowisata
tarik dan dikembangkan menjadi atraksi wisata ada tiga macam, yaitu : potensi
alam, potensi kebudayaan, dan potensi manusia. Adapun jenis atraksi tersebut
adalah : 1. Potensi Alam Potensi alam yang dimaksud adalah alam fisik (gua,
sungai, danau, topografi yang menantang, dan pemandangan), fauna, dan floranya.
potensi kebudayaan dan manusia, akan tetapi tentu ada salah satu yang menonjol.
luas, tidak hanya meliputi kebudayaan tinggi, tetapi juga meliputi adat istiadat dan
Manusia Bahwa manusia dapat menjadi atraksi wisata yang menarik kedatangan
wisatawan seperti akrobatik. Potensi Pariwisata adalah suatu aset yang dimiliki
oleh suatu daerah tujuan wisata atau obyek wisata yang dimanfaatkan untuk
(Widowati, 2012).
Analisis SWOT
dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan yang dimasukkan
Latar Belakang
bioskop dan akhir-akhir ini marak berekreasi di mal-mal. Namun tidak sedikit
masyarakat yang ingin mencari kesenangan di alam terbuka (out door recreation)
dengan menikmati udara segar, pemandangan indah dan suasana alam yang
mempunyai tingkat kesukaan yang berbeda terhadap daerah yang menjadi daya
tariknya. Hal ini menyebabkan kebutuhan masyarakat akan wisata jadi meningkat.
Menurut (Fandeli, 2000), Kawasan hutan yang dapat berfungsi sebagai kawasan
Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam), kawasan Suaka Alam (Suaka
Margasatwa) dan Hutan Lindung melalui kegiatan wisata alam bebas, serta Hutan
Kabupaten Deli Serdang. Desa Buluh Awar dikenal sebagai desa wisata rohani
bagi kalangan umat kristiani khususnya di Tanah Karo karena di desa ini terletak
Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang pertama kali berdiri di Tanah Karo.
Desa Buluh Awar juga memiliki adat dan budaya batak karo yang mana
masyarakat Desa Buluh Awar merayakan pesta adat budaya untuk setiap
tahunnya. Desa Buluh Awar juga memiliki sumberdaya alam seperti sungai,
Hutan masyarakat, Flora dan Fauna yang dapat dimanfaatkan untuk berwisata
alam. Desa Buluh Awar juga merupakan desa penghasil Gula Aren dan air nira
yang dihasilkan dari tanaman Aren yang dibudidayakan oleh masyarakat Desa
Buluh Awar dan oleh karenanya hampir seluruh mata pencarian masyarakat Desa
Buluh Awar yakni bertani Aren. Hal ini dapat menunjang potensi wisata di Desa
Buluh Awar dan menambah minat wisatawan untuk menikmati produk produk
yang dihasilkan dari tanaman aren di desa Buluh Awar. Dengan sumberdaya yang
dimiliki Desa Buluh Awar, maka desa Buluh Awar dapat dikembangkan untuk
Tujuan Penelitian
Kecamatan Sibolangit.
potensi ekowisata yang ada pada Desa Buluh Awar, Kecamatan Sibolangit.
Manfaat Penelitian
1. Bagi pemerintah, hasil akhir dalam studi ini akan menjadi sebuah produk
2. Bagi pelaku pariwisata, Studi ini memudahkan dan mempersingkat pola kerja
dan penggalian potensi sehingga para pelaku pariwisata menjadi lebih mudah
3. Bagi masyarakat khususnya masyarakat Desa Adat Buluh Awar, hasil studi ini
mengelola potensi wisata yang ada, juga mempermudah kerja stakeholder desa
The usual tourist activities conducted at the amusement park, but it does at
least tourists who want to travel to the scenic beauty and enjoy the charms
of nature. This causes tourist destinations for travelers needs continue to
increase that lead to natural attractions. The village of Buluh Awar has tourism
potential of nature and local culture that has not been managed up to now. This
research aims to analyze the potential and the appropriateness of the village of
Buluh Awar as ecotourism and determine the strategy of its development. Flora
and fauna observation is done by methods plot 20 x 20 m and renaisance
wildlife around the object to support the potential for ecotourism in the village
of Buluh Awar. An object that can be used as potential ecotourism in the village
of Buluh Awar analyzed refers to 4 criteria that attractiveness, accessibility,
accommodations, and complementary infrastructure by awarding more
weight and value in accordance with the provisions of the Director
General PHKA in 2003 about the ADO ODTWA to get the score of each of the
criteria and be compared to the amount of the maximum score that can be
achieved by each criteria. Thus be obtained index (%) in each of the criteria and
on the flat to get the eligibility index flatten Villages of Buluh Awar as ecotourism.
Determination of Internal and external factors are obtained based on the results
of interviews with villagers that is a farmers group in the village of Buluh
Awar then determine the development strategy with the
SWOT matrix. Through the SWOT matrix will be compared in the form of Internal
factors strengths and weaknesses with external factors in the form
of opportunities and threats and will be obtained 4 development
strategy that SO, WO, ST, WT, for repairs in the future. To supplement the results
of research and supporting the performance of stakeholders in the
management and development of ecotourism in the village of Buluh Awar Awar
done mapping ecotourism Village of Buluh Awar using point taken on
every object and processed to use of Arcgis 10.1. The result of this research shows
that the potential of the floras is on the criteria being between 11-20 types
of flora and fauna are at potential while the criteria of high with a total of 13
types of fauna. The results of the assessment of the object has been observed
attractiveness criteria 83,33%, 72%, accommodation accessibility 66,67%,
supporting infrastructure is 90%, and the average results obtained from the four
criteria 72.72% then the village of Buluh Awar has worthy being
developed. Step strategy that will be done by conducting a promotion
and dissemination, cooperation with the Government, maintaining
the sustainability of nature around the village and make use
of existing resources to ensure the interest of visitors to come on a trip to the
village of Reed Awar.
Kegiatan wisata biasa dilakukan di taman hiburan, namun tidak sedikit wisatawan
yang ingin berwisata ke alam bebas dengan menikmati keindahan bentang alam
yang mempesona. Hal ini menyebabkan kebutuhan destinasi wisata bagi
wisatawan terus meningkat yang mengarah pada wisata alam. Desa Buluh Awar
merupakan desa yang memiliki potensi wisata alam dan budaya lokal yang belum
terkelola hingga kini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan
kelayakan desa Buluh Awar sebagai kawasan ekowisata dan menentukan strategi
pengembangannya. Pengamatan flora dan fauna dilakukan dengan metode pplot
20 x 20 m dan penjelahan satwa liar disekitar obyek untuk mendukung potensi
ekowisata di Desa Buluh Awar. Obyek yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi
ekowisata di Desa Buluh Awar dianalisis mengacu pada 4 kriteria yakni daya
tarik, aksesibilitas, akomodasi, dan sarana prasarana penunjang dengan pemberian
bobot dan nilai sesuai dengan ketentuan Dirjen PHKA tahun 2003 mengenai ADO
ODTWA untuk mendapatkan skor masing masing kriteria dan akan dibandingkan
dengan jumlah skor maksimal yang dapat dicapai oleh masing masing kriteria.
Dengan demikian akan didapatkan indeks (%) pada masing masing kriteria dan di
rata ratakan untuk mendapatkan indeks kelayakan Desa Buluh Awar sebagai
kawasan ekowisata. Penentuan faktor Internal dan Eksternal didapatkan
berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat desa yang merupakan kelompok
Tani di Desa Buluh Awar kemudian menentukan strategi pengembangan dengan
matriks SWOT. Melalui matriks SWOT akan dibandingkan faktor Internal berupa
kekuatan dan kelemahan dengan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman
dan akan didapatkan 4 strategi pengembangan yakni SO, WO, ST, WT, untuk
perbaikan dimasa mendatang. Untuk melengkapi hasil penelitian dan mendukung
kinerja stakeholder dalam pengelolaan dan pengembangan ekowisata di Desa
Buluh Awar dilakukan pemetaan ekowisata Desa Buluh Awar dengan
menggunakan titik yang diambil di setiap obyek dan diolah menggunnakan Arcgis
10.1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa potensi flora berada pada
kriteria sedang yakni antara 11-20 jenis flora sedangkan potensi fauna berada pada
kriteria tinggi dengan jumlah 13 jenis fauna. Hasil penilaian obyek yang telah
diamati yakni kriteria daya tarik 83,33%, aksesibilitas 72%, akomodasi 66,67%,
sarana prasarana penunjang 90%, dan didapatkan hasil rata rata dari keempat
kriteria yakni 72,72% maka Desa Buluh Awar layak dikembangkan. Langkah
strategi yang akan dilakukan yakni dengan melakukan promosi dan sosialisasi,
kerjasama dengan pemerintahan, menjaga kelestarian alam sekitar Desa dan
memanfaatkan sumberdaya yg ada untuk menjamin minat pengunjung untuk
datang berwisata ke Desa Buluh Awar.
Kata kunci : Ekowisata Buluh Awar, Dirjen PHKA ADO ODTWA, Analisis
SWOT
ii
SKRIPSI
Oleh:
PERDANA MORA HARAHAP
121201164
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA 2016
SKRIPSI
Oleh:
PERDANA MORA HARAHA
121201164
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA 2016
Disetujui oleh:
Komisi pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Rahmawaty, S.Hut., M.Si., Ph.D Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, M.P
NIP 19740721200122001 NIP 195909171987011001
Mengetahui
Dekan Fakultas Kehutanan
The usual tourist activities conducted at the amusement park, but it does at
least tourists who want to travel to the scenic beauty and enjoy the charms
of nature. This causes tourist destinations for travelers needs continue to
increase that lead to natural attractions. The village of Buluh Awar has tourism
potential of nature and local culture that has not been managed up to now. This
research aims to analyze the potential and the appropriateness of the village of
Buluh Awar as ecotourism and determine the strategy of its development. Flora
and fauna observation is done by methods plot 20 x 20 m and renaisance
wildlife around the object to support the potential for ecotourism in the village
of Buluh Awar. An object that can be used as potential ecotourism in the village
of Buluh Awar analyzed refers to 4 criteria that attractiveness, accessibility,
accommodations, and complementary infrastructure by awarding more
weight and value in accordance with the provisions of the Director
General PHKA in 2003 about the ADO ODTWA to get the score of each of the
criteria and be compared to the amount of the maximum score that can be
achieved by each criteria. Thus be obtained index (%) in each of the criteria and
on the flat to get the eligibility index flatten Villages of Buluh Awar as ecotourism.
Determination of Internal and external factors are obtained based on the results
of interviews with villagers that is a farmers group in the village of Buluh
Awar then determine the development strategy with the
SWOT matrix. Through the SWOT matrix will be compared in the form of Internal
factors strengths and weaknesses with external factors in the form
of opportunities and threats and will be obtained 4 development
strategy that SO, WO, ST, WT, for repairs in the future. To supplement the results
of research and supporting the performance of stakeholders in the management
and development of ecotourism in the village of Buluh Awar Awar done mapping
ecotourism Village of Buluh Awar using point taken on every object and
processed to use of Arcgis 10.1. The result of this research shows
that the potential of the floras is on the criteria being between 11-20 types
of flora and fauna are at potential while the criteria of high with a total of 13
types of fauna. The results of the assessment of the object has been observed
attractiveness criteria 83,33%, 72%, accommodation accessibility 66,67%,
supporting infrastructure is 90%, and the average results obtained from the four
criteria 72.72% then the village of Buluh Awar has worthy being
developed. Step strategy that will be done by conducting a promotion
and dissemination, cooperation with the Government, maintaining
the sustainability of nature around the village and make use
of existing resources to ensure the interest of visitors to come on a trip to the
village of Reed Awar.
Kegiatan wisata biasa dilakukan di taman hiburan, namun tidak sedikit wisatawan
yang ingin berwisata ke alam bebas dengan menikmati keindahan bentang alam
yang mempesona. Hal ini menyebabkan kebutuhan destinasi wisata bagi
wisatawan terus meningkat yang mengarah pada wisata alam. Desa Buluh Awar
merupakan desa yang memiliki potensi wisata alam dan budaya lokal yang belum
terkelola hingga kini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan
kelayakan desa Buluh Awar sebagai kawasan ekowisata dan menentukan strategi
pengembangannya. Pengamatan flora dan fauna dilakukan dengan metode pplot
20 x 20 m dan penjelahan satwa liar disekitar obyek untuk mendukung potensi
ekowisata di Desa Buluh Awar. Obyek yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi
ekowisata di Desa Buluh Awar dianalisis mengacu pada 4 kriteria yakni daya
tarik, aksesibilitas, akomodasi, dan sarana prasarana penunjang dengan pemberian
bobot dan nilai sesuai dengan ketentuan Dirjen PHKA tahun 2003 mengenai ADO
ODTWA untuk mendapatkan skor masing masing kriteria dan akan dibandingkan
dengan jumlah skor maksimal yang dapat dicapai oleh masing masing kriteria.
Dengan demikian akan didapatkan indeks (%) pada masing masing kriteria dan di
rata ratakan untuk mendapatkan indeks kelayakan Desa Buluh Awar sebagai
kawasan ekowisata. Penentuan faktor Internal dan Eksternal didapatkan
berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat desa yang merupakan kelompok
Tani di Desa Buluh Awar kemudian menentukan strategi pengembangan dengan
matriks SWOT. Melalui matriks SWOT akan dibandingkan faktor Internal berupa
kekuatan dan kelemahan dengan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman
dan akan didapatkan 4 strategi pengembangan yakni SO, WO, ST, WT, untuk
perbaikan dimasa mendatang. Untuk melengkapi hasil penelitian dan mendukung
kinerja stakeholder dalam pengelolaan dan pengembangan ekowisata di Desa
Buluh Awar dilakukan pemetaan ekowisata Desa Buluh Awar dengan
menggunakan titik yang diambil di setiap obyek dan diolah menggunnakan Arcgis
10.1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa potensi flora berada pada
kriteria sedang yakni antara 11-20 jenis flora sedangkan potensi fauna berada pada
kriteria tinggi dengan jumlah 13 jenis fauna. Hasil penilaian obyek yang telah
diamati yakni kriteria daya tarik 83,33%, aksesibilitas 72%, akomodasi 66,67%,
sarana prasarana penunjang 90%, dan didapatkan hasil rata rata dari keempat
kriteria yakni 72,72% maka Desa Buluh Awar layak dikembangkan. Langkah
strategi yang akan dilakukan yakni dengan melakukan promosi dan sosialisasi,
kerjasama dengan pemerintahan, menjaga kelestarian alam sekitar Desa dan
memanfaatkan sumberdaya yg ada untuk menjamin minat pengunjung untuk
datang berwisata ke Desa Buluh Awar.
Kata kunci : Ekowisata Buluh Awar, Dirjen PHKA ADO ODTWA, Analisis
SWOT
ii
Ayah Soleman Harahap dan Ibu Masniari Batubara. Penulis merupakan anak
200515 Padang Sidempuan dan lulus tahun 2005. Penulis kemudian melanjutkan
dan lulus tahun 2008. Pada tahun 2011 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas
(SMA) Nurul Ilmi Padang Sidempuan, dan pada tahun 2012 penulis diterima
Sumatera Utara melalui jalur ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri.
Mahasiswa Silva (HIMAS) USU dan Penulis juga menjadi Asisten Lapangan
iii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
1. Kedua orang tua penulis Soleman Harahap dan Masniari Batubara yang telah
mendidik, membesarkan, dan mendoakan penulis selama ini. Adik adik tercinta
Fitri dan Fadli, Serta orang terkasih Dita Sari Prabuningrum yang selalu
2. Ibu Rahmawaty S.Hut., M.Si., Ph.D, dan Bapak Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf
S.Hut., M.Si. selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah
3. Bang Teguh, Bang Robi dan semua staf pengajar dan pegawai Fakultas
Kehutanan.
4. Sahabat sahabat penulis Robi, Windy, Haganta, Riza, Agustian, yang telah
Penulis
iv
Halaman
ABSTRACT .........................................................................................................i
ABSTRAK...........................................................................................................i
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................1
TujuanPenelitian......................................................................................2
Manfaat Penelitian...................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
Ekowisata ................................................................................................4
Potensi Ekowisata ...................................................................................6
Analisis Swot...........................................................................................6
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat ..................................................................................8
Bahan dan Alat ........................................................................................8
Objek dan Data Penelitian .......................................................................9
Metode Pengumpulan Data .....................................................................9
Analisis Data .........................................................................................12
Analisis Potensi Flora dan Fauna ..........................................................12
Analisis Potensi Objek ..........................................................................13
Analisis Faktor Internal dan Eksternal ..................................................18
Analisis Strategi Pengembangan Ekowisata Dengan Analisis SWOT . 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
No. Halaman
1. Matriks SWOT ............................................................................................. 7
2. Kriteria Kualitas Keanekaragaman Flora ..................................................... 11
3. Kriteria Kualitas Keanekaragaman Fauna.................................................... 11
4. Kriteria Penilaian Objek dan Daya tarik Wisata .......................................... 14
5. Kriteria Penilaian Aksesibilitas .................................................................... 15
6. Kriteria Penilaian Akomodasi ...................................................................... 15
7. Kriteria Penilaian Sarana dan Prasarana Penunjang .................................... 16
8. Indeks Kelayakan Lokasi Wisata ................................................................. 16
9. Matriks SWOT ............................................................................................. 18
10. Hasil Penilaian Daya Tarik Desa Buluh Awar ............................................ 27
11. Hasil Penilaian Aksesibilitas Menuju Desa Buluh Awar ............................ 35
12. Hasil Penilaian Akomodasi Di Desa Buluh Awar ...................................... 38
13. Hasil Penilaian Sarana dan Prasarana Penunjang ....................................... 40
14. Hasil Penilaian Potensi Ekowisata Desa Buluh Awar ................................ 42
15. Hasil Penilaian Potensi Ekowisata Desa Buluh Awar ................................ 43
16. Hasil Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata TWA Sibolangit ................ 43
17. Hasil Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal Desa Buluh Awar ..... 44
18. Penentuan Strategi dalam Matriks SWOT .................................................. 46
19. Kordinat Objek ............................................................................................ 53
vii
No. Halaman
1. Peta Lokasi Penelitian di Desa Buluh Awar ................................................ 8
2. Bagan Alur Pemetaan Potensi Ekowisata Desa Buluh Awar....................... 20
3. Villa Arenku ................................................................................................. 23
4. Penyadapan Air Nira Oleh Petani Aren ....................................................... 24
5. Tempat Pembibitan Aren dan Pengolahan Hasil Aren................................. 24
6. Sungai Lau Pei Pei ....................................................................................... 28
7. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Pertama Di Tanah Karo................... 30
8. Jambur Sebagai Tempat Pperayaan Merdang Merdem Atau Kerja Tahun 30
9. Persawahan dan Perkebunan Masyarakat .................................................... 31
10. Pintu Masuk Jalur Tracking ........................................................................ 32
11. Panorama Dari Puncak Bukit Pelanja Sira .................................................. 32
12. Lokasi Campground Untuk Berkemah Di Puncak Bukit Pelanja Sira ....... 32
13. Sungai Lau Pei Pei Dapat Dinikmati Untuk Mandi dan Bermain Air ........ 33
14. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Sebagai Tempat Ibadah Kristiani . 34
15. Sarana Penyediaan Air Bersih ..................................................................... 34
16. Sarana Pusat Kesehatan Desa (PUSKESDES)............................................ 35
17. Jalan Lintas Kabupaten Deliserdang - Kabupaten Tanah Karo .................. 36
18. Simpang Buluh Awar Di Jalan Lintas Kabupaten Deliserdang - Karo ....... 36
19. Gapura Gerbang Masuk Menuju Desa Buluh Awar ................................... 37
20. Jalan Menuju Desa Buluh Awar ................................................................. 37
21. Jalan Desa Dengan Sebuah Plang ............................................................... 37
22. Angkutan Umum Bernama Murni Ekspres Jurusan Medan Kabanjahe 38
23. Angkutan Umum Bernama Dairi Jurusan Medan Kabanjahe ..................... 39
24. Villa Arenku ................................................................................................ 40
25. Rumah Minahasa ......................................................................................... 40
26. Bank BRI Di Kecamatan Sibolangit ........................................................... 41
27. Kantor Pos Kecamatan Sibolangit .............................................................. 41
28. Pasar Sibolangit ........................................................................................... 42
viii
ix