Anda di halaman 1dari 32

PRAKTIKUM II

Topik : Lingkungan Persawahan


Tujuan : Mengetahui kondisi lingkungan pertanian melalui pengamatan
lingkungan biologi dan fisiko-kimia dan sosial
Hari/tanggal : Sabtu/ 15 Oktober 2016
Tempat : Desa Takisung, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut.

I. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. Alat perekam/ handphone
2. Kamera
3. Alat monitoring lingkungan
4. Gunting
5. Meteran
6. Alat tulis
B. BAHAN
1. Kertas label
2. Plastik sampel
3. Plastik besar dan sedang
4. Tali rapia
II. CARA KERJA
1. Pengamatan sosial (Pengetahuan prilaku sadar masyarakat terhadap
lingkungan)
a. Mencari masing-masing 1 responden tiap kelompok di sekitar
lingkungan sungai.
b. Melakukan wawancara terhadap responden sesuai format
pengamatan (hanya menggunakan format ketiga).
c. Mengisi format ketiga sesuai dengan hasil wawancara.
2. Pengamatan lingkungan biologi dan fisiko-kimia
a. Faktor biotik
a) Membuat 1 Plot dengan ukuran plot 1m x 1m
b) Mengamati dan menghitung jumlah spesies yang ada dalam
masing masing plot, mulai dari tumbuhan herba dan semak,
hewan invertebrata dan vertebrata.
c) Mengambil sample masing-masing spesies dan memasukkan
dalam plastik gula untuk diidentifikasi.
d) Mencatat total spesies yang ada.
b. Faktor abiotik
a) Mengamati kondisi fisik, yaitu warna tanah dan warna air,
kondisi tanah dan kondisi air, jenis tanah, dan kondisi udara.
b) Melakukan monitoring lingkungan dengan menggunakan
termometer, Altimeter, Higrometer, Lux meter, Anemometer, pH
lakmus, bola arus, sechi disk, dan Soil tester
c) Mencatat semua hasil pengamatan.
III. TEORI DASAR
Faktor lingkungan yang berpengaruh pada kondisi suatu kawasan,
yaitu iklim, topografi, tanah, dan biotik.
a. Faktor Iklim
Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang
cukup lama.Iklim juga dimaksud adalah cuaca termasuk suhu, curah
hujan dan radiasi matahari. Salah satu fakor iklim adalah angin yang
mempengaruhi faktor-faktor ekologi di suatu tempat seperti kandunga
air dalam suhu da udara.
b. Faktor Topografi
Topografi memiliki sifat-sifat seperti ketinggian dan
kemiringan. Topografi dalam hal ini ketinggian tempat dari permukaan
laut dapat dipergunakan untuk menggambarkan perbedaan suhu dan
kelembaban. Suhu biasanya menurun dengan bertambahnya ketinggian
titik.

c. Faktor Tanah
Tanah didefisinikan sebagai bagian atas dari lapisan kerak bumi
yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan dan
hewan. Faktor tanah penting bagi perkembangan tumbuhan, karena
tanah sebagai medium hidup yang berfungsi sebagai tempat akar
berpegang, suplai air, suplai nutrisi dan suplai udara.
Beberapa faktor kerusakan tanah adalah bahan kimia yang
berlebihan (sampah), pengolahan yang tidak berencana, dan mekanisme
alamiah dari tanah itu sendiri. Diantara fackor tersebut sampah baik
organik atau anorganik merupakan penyebab utama. Adanya tumpukan
sampah yang berlebihan pada lapisan tanah akan menyebabkan
munculnya polusi tanah, air dan udara, berkurangnya kesuburan tanah
dan meningkatnya asam organik.
d. Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor-faktor yang ditimbulkan oleh makhluk
hidup baik hewan, tumbuhan dan manusia. Di alam mini tidak ada satu
organisme yang mampu hidup tanpa pengaruh dari organisme lain.
Kehilangan suatu jenis organisme di suatu habitat menunjukan
lingkungan yang berubah menjadi tidak menguntungkan lagi bagi suatu
organisme untuk hidup dan berkembang. Flora bagi kawasan pantai
merupakan kepentingan dalam menahan angin, erosi akibat ombak,
tempat terpijaknya beberapa jenis ikan dan udang-udangan dan faktor
penentu siklus materi yang amat penting bagi kesuburan tanah.
Dampak yang ditimbulkan bila kondisi flora dan fauna berkurang
secara langsung adalah berkuragnya sumber daya alam hayati.
Pertumbuhan penduduk yang cepat, perkembangan pemanfaatan
teknologi yang relative pesat dan usaha pembangunan yang telah
dilaksanakan oleh pemerintah secara serentak hampir di semua sektor
selama 2 (dua) PELITA yang lalu. Hal tersebut dikhawatirkan akan
menimbulkan masalah-masalah lingkungan dan menimbulkan kerugian
yang besar. Beberapa contoh masalah lingkungan dan kelestarian
sumber daya alam di Indonesia yaitu: 1. Lingkungan pasar, 2.
Lingkungan sungai, 3. Lingkungan pantai, 4. Lingkungan persawahan,
5. Lingkungan industri, 6. Lingkungan pertambangan.
Pertambangan merupakan suatu proses pemanfaatan sumber
daya bahan galian yang ada di alam, sehingga kegiatan tersebut dapat
mendatangkan pemasukan bagi daerah dimana pertambangan itu
berada. Berbagai jenis pertambangan seperti pertambagan intan,
pertabangan batubara, dan pertambangan emas. Pertambangan yang
terus berkembang adalah pertambangan emas.
Aktifitas kehidupan yag sangat tinggi yang dilakukan oleh
manusia ternyata telah menimbulkan bermacam - macam efek yang
buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan hidupnya.
Aktifitas yang pada prinsipnya merupakan usaha manusia untuk hidup
dengan layak dan berketurunan dengan baik, telah merangsang manusia
untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyalahi kaidah-kaidah
yang ada dalam tatanan lingkungan hidupnya. Akibatnya terjadi
pergesaran keseimbangan dalam tatanan lingkungan dari bentuk asal ke
bentuk baru yang cenderung lebih buruk.
Dampak yang ditimbulkan dari pertambangan, diantaranya
adalah:
1. Tampak terlihat adanya bekas-bekas penambang walaupun telah
tertutup semak belukar sehingga berdampak buruk pada masyarakat.
2. Akibat dari endapan lumpur ini menyebabkan terjadinya proses
pendangkalan.
3. Menurunnya kualitas hidup penduduk local dan kehancuran ekologi.
4. Perubahan struktur dan ekosistem perairan baik hewan maupun
tumbuhan.
5. Hilangnya spesies tertentu.
(Halang, Bunda, dkk. 2016)

IV. HASIL PENGAMATAN


A. DATA RESPONDEN
No Nama Umur Alamat Jenis Suku Agama
Kelamin

1 Mislawati 36 Tahun Jalan Suka Perempuan Banjar Islam


Damai RT 02
RW 03 No. 051
Desa Takisung

2 Darmatasia 30 Tahun Jalan Raya Suka Perempuan Banjar Islam


Damai RT 3
Takisung

3 Asmawarni 41 Tahun Jalan Raya Perempuan Banjar Islam


Takisung

4 Raudah 36 Tahun Jalan Suka Perempuan Banjar Islam


Damai Desa
Takisung RT 3

5 Ernawati 30 Tahun Jalan Suka Perempuan Banjar Islam


Damai RT 05
Desa Takisung
Kec. Takisung
Kab. Tanah Laut

6 Kustinah 56 Tahun Jalan Raya Perempuan Banjar Islam


Takisung RT 1
RW 2 Desa
Takisung

7 Shaleh 45 Tahun Jalan Suka Laki-laki Banjar Islam


Damai Desa
Takisung RT 3
Kec. Takisung
Kab. Tanah Laut

8 Nur Sari 21 Tahun Jalan Takisung Perempuan Banjar Islam


RT 3 RW 2

9 Abdulah 52 Tahun Jalan Suka Laki-laki Banjar Islam


Sani Damai Desa
Takisung RT 5
Kec. Takisung

10 Yulihari 39 Tahun Jalan Suka Laki-laki Jawa Islam


Damai RT 3 RW
1

11 Dewi 45 Tahun Jalan Raya Suka Perempuan Jawa Islam


Arianti Damai RT 3

12 Abdul 43 Tahun Jalan Suka Laki-laki Banjar Islam


Rahman damai Desa
Takisung
13 Mahyudin 34 Tahun Jalan Suka Laki-laki Banjar Islam
Damai RT 3
Desa Takisung

14 Baidilah 30 Tahun Jalan Raya Laki-laki Banjar Islam


Takisung RT 3
No 42 Gang
Suka Damai
Kec. Takisung
Kab. Tanah Laut

15 Listia 53 Tahun Jalan Suka Perempuan Banjar Islam


Damai RT 03

16 Jasran 65 Tahun Jalan Suka Laki-laki Banjar Islam


Damai RT 5 RW
4

17 Hasan 31 Tahun Jalan Raya Laki-laki Banjar Islam


Takisung Desa
Takisung RT 05
RW 02 Kec.
Takisung Kab.
Tanah Laut

B. WAWANCARA
1. DATA WAWANCARA (TERLAMPIR)
2. DATA PERSENTASE
1. PENGETAHUAN KESEHATAN KELUARGA
NO KETERANGAN PRESENTASE

1 Tempat mandi, cuci dan kakus


a. Tempat mandi,cuci dan kakus jadi 15,78 %
satu
b. Tempat mandi, cuci dan kakus 68,44 %
terpisah
c. Mempunyai 2 tempat mandi, cuci 15,78 %
dan kakus, yang pertama terpisah dan
yang kedua jadi satu
2 Air yang dipakai masak dan minum
a. Sumur 100 %
3 Sakit yang sering diderita
p a. Pusing 73,68 %
b. Influenza 26,32 %
4 Pengobatan bila sakit
a. Medis 63,15 %
b. Tradisional 10,52 %
c. Tradisional dan Medis 26,33 %
5 Telah imunisasi
a. Keluarga 52,64 %
b. Sendiri dan keluarga 47,36 %
6 Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin
a. Rutin 36,84 %
b. Jarang 21,05 %
c. Tidak 42,11 %
7 Ventilasi dirumah
a. Ada 73,68 %
b. Tidak ada 26,32 %
8 Kamar tidur, ruang tamu, dapur, ruang
keluarga
a. Ada, terpisah 94,73 %
b. Ada, jadi satu 5,27 %
9 Penyakit parah
a. Jantung 5,26 %
b. Tidak Ada 94,74 %
10 Menjelaskan tentang imunisasi
a. Bisa 68,42 %
b. Tidak bisa 31,58 %
11 Menjelaskan tentang vaksinasi
a. Bisa 21,05 %
b. Tidak bisa 78,95 %
12 Memiliki persediaan obat-obatan
a. Ada 47,36 %
b. Tidak ada 52,64 %
13 Olah raga yang dilakuakan
a. Ada 42,10 %
b. Tidak ada 57,90 %
14 Jumlah jendela dan pintu jendela
a. Jumlah jendela dan pintu ≤ 5 47,36 %
b. Jumlah jendela dan pintu≥ 5 52,64 %
15 Tempat sampah keluarga
a. Ada 78,94 %
b. Tidak ada 21,06 %

2. PERILAKU SADAR LINGKUNGAN


No Wawancara Keterangan

1 Cara membuang sampah


a. Dikumpulkan kemudian dibakar 78,9 %
b. Dikumpulkan di tempat pembuangan
5,2 %
sampah umum
c. Dibuang di bak sampah pribadi
d. Memisahkan sampah kering dan 5,2 %
sampah basah 10,7 %
-
2 Menjelaskan pencemaran
a. Bisa 78,9 %
b. Tidak bisa
21 %

3 Melakukan kerja bakti


a. Pernah 47,4 %
b. Tidak Pernah
42.1 %
c. Jarang
10,5 %
4 Penghijauan
a. Pernah 52,6 %
b. Tidak pernah
47,4 %
5 Penanganan sampah
a. Dibakar 89 %
b. Ditimbun
5,5 %
c. Dikumpulkan terlebih dahulu
5,5 %
6 Pembuangan limbah
a. Tanah 36,8 %
b. Penampungan khusus
21 %
c. Tempat Pembuangan sampah
d. Dimanfaatkan kembali 26,3 %
15,9 %

7 MCK Umum
a. Ada 5,3 %
b. Tidak ada
94,7 %
8 Pembuangan Sampah Umum
a. Ada 5,3%
b. Tidak ada
94,7%
9 Pemanfaatan kawasan kosong
a. Perkebunan 42,1%
b. PertanianS
31,6%
c. Tidak dimanfaatkan
26,3%

10 Kondisi jalan
a. Bersih beraspal 68,4%
b. Kotor beraspal
10,5%
c. Bersih tidak beraspal
d. Rusak 15,8%
5,3%

11 Kondisi perumahan
a. Padat, teratur 10,5%
b. Jarang, teratur
57,9%
c. Jarang, tidak teratur
31,6%
12 Tingkat kebersihan
a. Kumuh 10,5%
b. Tidak kumuh
89,5%
13 Kawasan hijau/taman
a. Ada 26,3%
b. Tidak ada
73,7%
14 Kondisi sungai
a. Bersih dan lebar 68,4%
b. Bersih dan sempit
10,5%
c. Kotor dan sempit
d. Tidak mengetahui 15,8%
5,2%

15 Kondisi udara
a. Bersih 94,8%
b. Tidak bersih
5,2%

3. SUMBER DAYA ALAM


No Wawancara Keterangan

1. Pekerjaan responden selain pekerjaan utama


a. Peternak 8,35 %
b. Buruh 8,35 %
c. Petani 66,6 %
d. Tidak memiliki pekerjaan sampingan 8,35 %
e. Nelayan 8,35 %
2. Sumber daya alam yang diketahui responden
terdapat di daerah itu
a. Laut 100 %
3. Sumber daya alam yang dimanfaatkan oleh
responden
a. Laut 66,8 %
b. Perkebunan 16,6 %
c. Persawahan 16,6 %
4. Cara memanfaatkan sumber daya alam
tersebut
a. Menangkap ikan 83,3 %
b. Bercocok tanam 16,7 %
5. Upaya meningkatkan cara memanfaatkan
sumber daya alam tersebut
a. Tidak ada upaya untuk meningkatkan 33,4 %
b. Ada upaya untuk meningkatkan 66,6 %
6. Cara mendapatkan sumber daya alam (saling
berebut/ ada aturan, sebutkan)
a. Saling berebut 16,6 %
b. Tidak saling berebut/ tidak ada aturan 83,4 %
7. Keinginan responden untuk mencari sumber
daya alam lain (alasan)
a. Tidak ada keinginan 16,6 %
b. Ada keinginan 83,4 %
8. Pendatang yang hanya memanfaatkan
sumber daya alam tersebut
a. Asal :
1) Jawa 50,1 %
2) Bugis 33,3 %
3) Banjarmasin 16,6 %
b. Pemanfaatan sumber daya alam
1) Memanfaatkan sumber daya alam 100 %
9. Penerimaan penduduk asal terhadap
pendatang (diterima/ perselisihan)
a. Diterima/ tidak ada perselisihan 83,3 %
b. Ada perselisihan/ tidak diterima 16,6 %
10. Usaha untuk mengusir pendatang tersebut
(ada/tidak,jelaskan)
a. Tidak 83,3 %
b. Pernah ada 16,7 %
11. Konstribusi pendatang terhadap masyarakat
setempat (merugikan/tidak)
a. Tidak 100 %
12. Cara memelihara/ melestarikan sumber daya
tersebut
a. Dikelola 66,6%
b. Tidak dikelola 33,4 %
13. Cara mengembangkan sumber daya tersebut
a. Tidak ada upaya mengembangkan 50 %
b. Memperluas lahan 50 %
14. Pemasaran/ penjualan sumber daya alam
yang di dapatkan
a. Dijual ke pengepul 83,3 %
b. Dijual langsung 33,4 %
15. Kondisi kawasan sumber daya alam (rusak/
berkelanjutan)
a. Rusak 16,6 %
b. Berkelanjutan 83,4 %

C. TABEL KAJIAN BIOTIK


1. TABEL INVENTARIS TUMBUHAN
Spesies
Nama
NO. Nama Ilmiah Yang Potensi
Lokal
didapat
1. Rumput liar Bassiliam √ Tumbuhan ini
polystadonon merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

2. Rumput liar Borreria sp Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
(Gempur
pengganggu namun dari
batu)
segi farmakologi dapat
mencegah
pembentukan batu
ginjal.

3. Rumput liar Borreria sp Dapat menyembuhkan


batu ginjal,empedu,obat
( Gempur
luar/luka, dan susah
batu )
buang air

4. Rumput liar Phyllanthus neruri Tumbuhan ini dapat


membantu mencegah
(Meniran)
kerusakan
hati,mencegah
pembentukan batu
ginjal dan sebagai
antibiotik.

5. Rumput liar Rotallia indica Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

6. Rumput liar Rhicardia brasiliansis Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
( Goletrak pengganggu namun
beuti ) dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

7. Rumput liar Brachiaria reptans Tumbuhan ini


merupakan gulma pada
tumbuhan jeruk
namunn dapat
dimanfaatkann sebagai
antiemetik dan
diabetes.

8. Rumput liar Eriocanion truncatum Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

9. Rumput Fimbristylis Tumbuhan ini


teki berpotensi sebagai
bahan baku komposit
serat alam bermatrik
polimer.

10. Rumput liar Colens sp √ Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

11. Rumput liar Gragea maderas Tumbuhan ini


patina merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.
12. Wedusan Ageratum conizoides Tumbuhan ini
berpotensi sebagai
tanaman obat,antibiotic
dan nematicide.

13. Rumput liar Brachiaria reptans Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

14. Padi Oryza sativa Sumber makanan


pokok yang
mengandung
karbohidrat

15. Rumput liar Peperomia sp Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

16. Rumput liar Vernonia cinern L Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

17. Rumput liar Richardia brasiliansis Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

18. Rumput liar Paspalum conjugatum Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

19. Rumput liar Stachytarheta Tumbuhan ini


jamaitensis merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

20. Rumput liar Ageratum congzoides Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

21. Kangkung Ipomea sp Sebagai sayur

22. Rumput liar Acorus salamis Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

23. - -

24. Rumput liar Borreria sp Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

25. Rumput liar Isachene globosa Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

26. Rumput liar Micania Micrantha Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
( Sambung
pengganggu namun
rambut )
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

27. Rumput liar Digitaria longiflora Tumbuhan bisa


dimanfaatkan untuk
membuat bubur atau
difermentasi untuk
membuat bir

28. Rumput liar Phyllanthus virgatur √ Tumbuhan ini


forst merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

29. Rumput liar Sacciolepis internpta Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

30. Rumput liar Vernonia cinerea Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

31. - - - -

32. Rumput liar Borreria cilata Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

33. Rumput liar Gringsene sp Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

34. Rumput liar Grangea Tumbuhan ini


maderaspatana merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

35. Rumput liar Borreria sp Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

36. Rumput liar Richardia brasiliansis Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

37. Rumput liar Paspalum conjugatum Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.
38. Rumput liar Ipomoca sp Tumbuhan ini
merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

39. Rumput liar Phyllantus virgatus √ Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

40 Putri malu Mimosa pudica Tumbuhan pengganggu

41. Rumput liar Vernonia cinema Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

42. Rumput liar Leersia hexandra Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

43. Akasia Acacia mangium Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

44. Rumput liar Ricelhetat ovate Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

45. Rumput liar Mikania macratia Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

46 -

47 Rumput liar Lidernia crustacea Tumbuhan ini


merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

48 - - - -

49 Rumput liar Stachytarpheta Tumbuhan ini


jamaicensis merupakan tumbuhan
pengganggu namun
dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.

2. ABEL INVENTARIS

2. TAB

2. EL INVENTARIS HEWAN SAWAH

Spesies
Nama
NO. Nama Ilmiah Yang Potensi
Lokal
didapat

Sp.1  Bukan hama tanaman


1. Semut
( Parapoera davata)
2. Belalang Sp.2 ( Ataractemarpa) Hama tanaman

Jangkrik Sp. 3 ( Gryllus


3. Bukan hama tanaman
hitam assimilis)

4. Ampal Sp. 4 ( Carabidae sp) Bukan hama tanaman

Sp. 5 (
5. Kecoa Bukan hama tanaman
Mechopodaelongata)

Sp. 6 ( Oxyophes
6. Laba-laba Bukan hama tanaman
quadrifasciatus)

Sp. 7 ( Aceta
7. Jangkrik Bukan hama tanaman
domebcus)

Sp. 8 ( Argyroneta
8. Laba-laba Bukan hama tanaman
aquatica )

Sp. 9 ( Valanga
9. Belalang Hama tanaman
nigricornis)

Semut Sp. 10 ( Poravera


10. Bukan hama tanaman
hitam clavata)

Tidak
Sp. 11 ( Compurotus
11. diketahui -
caryae)
responden

12. Kecoa Sp. 12 ( Blatella sp) Bukan hama tanaman

13. Cacing Sp. 13 ( Julus virgatus) Bukan hama tanaman

Sp. 14 ( Oxya
14. Belalang Hama tanaman
chinentis)

Sp. 15 ( Lymnea
15. Siput Hama tanaman
javanica)

16. Jangkrik Sp. 16 ( Gryllus) Bukan hama tanaman

Sp.17 ( Rabidosa
17. Laba-laba Bukan hama tanaman
rabida)
18. Serangga Sp. 18 ( Phyllus sp) Bukan hama tanaman

19. - Sp.19 (-) -

20. Laba-laba Sp. 20 (Tigrosa helluo) Bukan hama tanaman

Sp. 21 ( Microspis Bukan hamanm


21. Kumbang
discolor) tanaman

22. Kumbang Sp. 22 ( Cocinella) Bukan hama tanaman

Sp. 23

23. Laba-laba ( Pardosa Bukan hama tanaman

pseudoanullata)

Sp. 24 (Paederus
24. Tomket Hama tanaman
irhoralis)

Sp. 25 (Gyllus
25. Lipas Hama tanaman
assinilasi)

26. Laba-laba Sp. 26 (Castia heira) Bukan haman tanaman

Sp. 27 (Surphoga
27. Kupu-kupu Bukan hama tanaman
innnorata)

Sp. 28 ( Nilaporvata
28. Wereng Hama tanaman
lugens)

Sp. 29

29. Kumbang ( Hippodamia Bukan hama tanaman

convergens)

Sp. 30 (Merophada 
30. Serangga Bukan hama tanaman
elongata)

Sp. 31 (Parceo
31. Kepik Hama tanaman
losmetus)

Sp. 32 (Chiracathrum
32. Laba-laba Bukan hama tanaman
Sp)
Sp. 33 (Hedge
33. Belalang Hama tanaman
grasshopper)

Sp. 34 (Hibana
34. Laba-laba Bukan hama
bracillis)

Sp. 35 (Spodoptera
35. Ulat daun Hama tanaman
intura-larva)

Sp. 36 (Oxyopes
36. Laba-laba Bukan hama tanaman
salticus)

Kumbang Sp.37 (Calasoma


37. Bukan hama tanaman
hijau sarutator)

Sp. 38 (Araneus
38. Laba-laba Bukan hama tanaman
diadematus)

Semut Sp. 39 (Tapinoma


39. Bukan hama tanaman
hitam sessile)

Sp. 40 (Tagosodes 
40. Kasusuruk Bukan hama tanaman
oriticolus)

Sp. 41 ( Tribolium
41. Kumbang Bukan hama tanaman
freemari)

42. Kodok Sp. 42 ( Bufo sp) Bukan hama tananman

Sp. 43 ( Oxypes
43. Laba-laba Bukan hama tanaman
lineatipes)

44. Latat Sp. 44 (Saruaphoga sp) Bukan hama tanaman

Sp. 45 (Amatha
45. Kupu-kupu Bukan hama tanaman
annulata)

Sp. 46 (Leptophyes
46. Belalang Hama tanaman
punctalissima)

Sp. 47 (Loricera
47. Kumbang Bukan hama tanaman
vilicornes)
Sp. 48 (Phyllophoga
48. Serangga Bukan hama tanaman
lanceolata)

Kumbang Sp. 49
49. Bukan hama tanaman
batu (Melanoplus cinereus)

Sp. 50
50. Laba-laba Bukan hama tanaman
(Tegragnatha sp)

Sp. 51
51. Wereng Hama tanaman
(Nillapervata lugeus)

Sp. 52 (Ophronea
52. Serangga Bukan hama tanaman
mygrofuserata))

Sp. 53 (Atractormopha
53. Belalang Bukan hama tanaman
psilitacine)

Sp. 54
54. Cacing (Amaunomorpha Hama tanaman
accepta)

Sp. 55 ( Orgetes rihino


55. Laba-laba Bukan hama tanaman
cerus)

D. TABEL KAJIAN ABIOTIK


1. FAKTOR PENUNJANG
No. Kondisi abiotic Keterangan Jumlah Keadaan

1. MCK umum - - -

2. Pembuangan sampah - - -

3. Tekstur tanah - - -

2. FAKTOR TANAH
No Kondisi Fisik Keterangan
1. Warna Coklat

2. Tekstur Lunak

3. Permukaan Licin

3. KONDISI UDARA
No Kondisi Fisik Keterangan

1. Bau Tidak berbau

2. Polutan (Ada/tidak) Tidak ada

4. PARAMETER
No Nama Satuan Pengulangan
Parameter
1 2 3

1. Lux Meter Lux 3800 3800 3800

2. Hygrometer % 100 100 100

3. pH Ph 4,6 4,6 4,6

4. Kelembaban % 100% 100% 100%


Udara

5. Anemometer m/s Max : Max : 6,4 Max : 6,5


6,4 Min : 0,2` Min : 0,2
Min : 0,1

V. ANALISIS DATA
1. PENGETAHUAN KESEHATAN KELUARGA
A. Analisis Hasil Wawancara
a. Pengetahuan Kesehatan Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara kelompok kami dikawasan Persawahan
dengan responden yang bernama bapak Yulihari berumur 39 tahun di desa
Takisung. Data yang kami peroleh mengenai aspek penegetahuan kesehatan
keluarga bapak Yulihari adalah sebagai berikut. Responden sudah memiliki
tempat mandi, cuci dan kakus sendiri didalam rumah dengan kondisi terpisah
tiap ruangan. Air yang digunakan keluarga responden untuk minum,
memasak dan mandi menggunakan air sumur yang terletak di halaman depan
rumah responden.
Setelah melakukan wawancara diketahui bahwa responden jarang sakit,
apabila responden sakit hanya meminum obat yang dijual diwarung saja tanpa
melakukan pemeriksaan kepuskesmas.
Responden tidak melakukan imunisasi, namun anak-anak responden
melakukan imunisasi karena beliau menyadari bahwa imunisasi itu penting
untuk kesehatan keluarga, terutama untuk kedua anaknya. Menurut responden
Imunisasi itu dilakukan untuk mencegah penyakit. Namun beliau tidak
mengetahui apa itu vaksinasi, beliau mengatakan hanya sering mendengar
istilah itu tapi tidak mengetahui artinya. Responden juga tidak memiliki
persediaan obat-obatan dirumah, responden akan membeli obat hanya ketika
sakit saja. Dalam kehidupan sehari-harinya juga responden tidak pernah
melakukan olahraga.
Dirumah responden terdapat jendela yang berjumlah 3 buah yang
berukuran sekitar 97 cm x 46 cm dan pintu berjumlah 4 buah. Didalam rumah
terdapat ruang tamu dan ruang keluarga yang tergabung menjadi satu, ruang
tidur, dan dapur yang masing-masing terpisah karena ada sekat untuk
memisahkan ruangan-ruangan tersebut. Dirumah responden tidak memiliki
bak sampah, namun menurut keterangn responden sampah hanya
dikumpulkan disamping rumah lalu dibakar.

b. Prilaku Sadar Lingkungan


Berdasarkan hasil wawancara kelompok kami dikaasan Persawahan
dengan responden yang bernam bapak Yulihari berumur 39 tahun di desa
Takisung. Data yang kami peroleh mengenai aspek perilaku sadar lingkungan
bapak Yulihari adalah sebagai berikut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, dalam pengelolaan
sampah keluarga , karena responden tidak memiliki tempat sampah khusus,
lalu cara responden untuk mengelola sampah adalah dengan mengumpulkan
sampahdisamping rumah lalu dibakar.
Responden dapat menjelaskan tentang pencemaran, yaitu pencemaran
merupakan perusakan lingkungan namun responden tidak mengetahui apa
akibat dari pencemaran. Responden juga tidak pernah melakukan kerja bakti
selama berada tinggal di desa Takisung. Untuk kegaitan penghijauan
responden tidak pernah melakukan penghijauan dilingkungan desa namun
responden beserta keluarga gotong royong melakukan penghijauan disekitar
rumah responden.
Cara responden dalam menangani sampah cukup baik yaitu dengan
mengumpulkan sampah disamping rumah lalu dibakar. Dalam hal membuang
limbah minyak goring responden memiliki tempak khusus berupa lubang
yang sengaja disediakan oleh responden untuk membuang limbah minyak
goring. Menurut responden tidak terdapat MCK Umum karena rata-rata
masyarakat sudah memiliki MCK masing-masing. Responden juga
mengatakan tidak terdapat pembuangan sampah umum di desa Takisung.
Untuk kawasan kosong, responden memanfaatkan lahan kosong
disamping rumah untuk menanam singkong dan membuat kandang ayam atas
persetujuan pemilik tanah. Kondisi jalan disekitar kawasan rumah responden
bersih dan juga beraspal. Untuk kondisi perumahan dilingkungan responden
tergolong jarang serta teratur. Tingkat kebersihan untuk kaasan rumah
responden tidak kumuh karena masih layak untuk ditempati. Menurut
responden tidak terdapat kaasan hiaju atau taman disekitar lingkungan
responden.
Kondisi sungai dikawasan responden bersih dan juga cukup lebar
karena dapat dilalui oleh perahu kecil. Kondisi udara dilingkungan responden
tidak berasap dan juga tidak berbau.

c. Sumber Daya Alam


Berdasarkan hasil wawancara kelompok kami dikaasan Persawahan
dengan responden yang bernam bapak Yulihari berumur 39 tahun di desa
Takisung. Data yang kami peroleh mengenai aspek sumber daya alam bapak
Yulihari adalah sebagai berikut.
Pekerjaan utama responden yaitu sebagai petani, sedangkan pekerjaan
sampingannya adalah buruh serabutan. Sumber daya alam yang diketahui
beliau adalah bertanam padi. Sumber daya alam yang dimanfaatkan oleh
responden adalah menanam padi dan singkong. Responden memanfaatkan
hasil panennya sebagai cadangan makanan. Cara gresponden dalam
meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam adalah dengan cara merawat
dan memelihara serta memberi pupuk pada tanaman padi.
Dalam mendapatkan sumber daya alam dikawasan tersebut tidak saling
berebut, karena responden memiliki lahan sendiri. Responden tidak memiliki
keinginan untuk mencari sumber daya alam lain dikarenakan kondisi tubuh
yang tidak kuat.
Menurut responden kebanyakan poendatang yang datang berasal dari
suku Jawa dan bekerja sebagai petani. Pendatang yang ada dikawasan
tersebut diterima dengan baik oleh responden. Tidak ada usaha untuk
mengusir pendatang karena mereka hidup secara berdampingan. Menurut
responden selama ini tidak ada kontribusi dari pendatang.
Untuk melestarikan sumber daya alam tersebut, responden melakukannya
dengan cara menjaga kelestarian alam. Cara mengembangkan sumber daya
alam responden adalah dengan meningkatkan kualitas tanaman.
Selama ini responden tidak pernah menjual hasil dari sumber daya
alamnya melainkan digunakan sebagai cadangan makanan. Kondisi sumber
daya alam tersebut masih berkelanjutan, karena sumber daya alam tersebut
masih bisa digunakan.
Dari hasil wawancara dengan responden, Bapak yulihari yang berada di
jalan Suka Damai RT 03 RW 01 Desa Takisung, yang lingkungan rumahnya
berada didekat di kawasan persawahan, kami mendapatkan hasil bahwa dari
semua sampel tanaman yang kami tanyakan kepada responden baik nama
lokal dan manfaatnya responden hanya dapat menjawab diketahui tumbuhan
tersebut bernama lokal rumput liar dan tidak ada pemanfaatan yang dilakukan
warga sekitar, namun ada juga sampel tanaman yang diketahui responden
seperti pada spesies dengan kode Sp 1 bayam liar yang sering digunakan
sebagai makanan ternak..
Berdasarkan pernyataan dari responden tanaman tersebut tidak
mempunyai dampak bagi lingkungan dan sebagai penyubur tanah karena
mengikat N2 di udara

d. Parameter Lingkungan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan menggunakan alat parameter dapat
di ketahui bahwa untuk Lux meter memiliki nilai sebesar 3800. Lux meter
merupakan salah satu alat yang di gunakan untuk mengukur intesitas cahaya .
Pada alat hygrometer memiliki nilai 100% . Alat ini digunakan untuk
mengukur tingkat kelembapan. Daerah sawah memiliki Ph 4,6 . Ph ini
digunakan untuk mengukur tingkat keasaman. Pada alat soiltester
menunjukan nilai 100 %. Soiltester ini merupakan alat yang di gunakan untuk
mengukur kelembapan tanah. Pada alat anemometer menunjukan nialai
maksimal 6,4 dan minimal 0,2 . Alat ini di gunakan untuk mengukur tekanan
angin.
Pengukuran yang dilakukan di daerah sawah menggunakan parameter
tersebut sebnyak tiga kali, dan hasil nya kurang lebih sama.
Menurut literatur intesitas cahaya pada matahari sebesar 32.000- 100.000,
sedangkan pada intensitas cahaya yang diamati pada daerah persawahan
cuaca nya sedang mendung dan hujan. Sehingga cahaya matahari yang
teerdapat pada daerah sawah tingkat inteensitas cahaya nya harus tinggi .
Sebab cahaya matahari digunakan untuk proses fotosintesis tanaman . Jika
tingkat intesitas cahaya rendah maka tumbuhan akan susah melakukan
fotosintesi , akibat nya tumbuhan banyak yang mati.
Kelembapan udara memiliki nilai rentan 0 sampai 100. Ideal nya sekitar
40-70 . Pada daerah sawah ini memiliki kelembapaan udara 100 %, ini berarti
pada daerah sawah memiliki kelembapan udara yang sangat tinggi.
Kelembapan yang sangat tinngi ini bias di sebabkan karena cuaca yang
sedang terjadi saat itu. Karena pada saat itu cuaca pada daerah perkebunan
sawit sedang mendung dan hujan.
pH tanah yang ideal berkisar antara 4,0 -7,0. Apabila pH tanah diatas 7,0
maka akan mempengaruhi hasil produksi . Pada pengamatan yang dilakukan
di daerah awah memiliki pH 4,6. Hal ini dapat di simpulkan tanah tersebut
pH nya sudah ideal. Sehingga baik di tanami padi atau tanaman lain. Pada
pengukuran terhadap kelembapan tanah menggunakan alat soiltester
menunjukan nialai 100 %. Artinya pada daerah pengamatan memiliki
kelembapan tanah yang tinggi . Hal ini biasa juga di karenakan cuaca yang
sedang terjadi pada saat pengamatan.
Pada pengamatan terhadap angin menggunakan alat anemometer
menunjukan nilai maksimal 6,4 dan nilai minimum 0,2. Secara luas angin
akan mempengaruhi sumber cuaca seperti suhu yang optimum dimana
tumbuhan akan berproduksi dengan baik. Kelembapan udara yang
berpengaruh terhadap penguapan permukaan permukaan tanah dan
penguapan permukaan daun , maupun pergerakan awal membawa uap air
sehingga udara panas menjadi sejuk dan juga membawa gas-gas yang sangat
di butuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan tanam.

2. ANALISIS FAKTOR BIOTIK


A. FAKTOR PENUNJANG
Faktor penunjang pada kawasan persawahan adalah tanah,
sedangkan MCK umum dan pembuangan sampah tidak ada, hal itu
dikarenakan rata-rata setiap rumah sudah mempunyai MCK umum dan
pembuangan sampah umum dimasing-masing rumahnya. Sedangkan untuk
tekstur tanah dikawasan pasar tergolong berbatu dan keadaannya rata.
B. KONDISI TANAH
Kondisi tanah pada kawasan persawahan meliputi kondisi fisik dari
warna, tekstur dan permukaan tanah. Warna dari tanah kawasan pasar
adalah coklat dengan tekstur tanahnya kasar dan permukaannya berbatu.
C. KONDISI UDARA
Kondisi udara pada kawasan persawahan adalah tidak berbau dan
tidak terdapat polutan, karena dilokasi persawahan sehingga polutan
(polusi) dengan cepat terbawa angin deras dari lautan.
VI. KESIMPULAN
1. Persawahan adalah tanah yg digarap dan diairi untuk tempat menanam
padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan
air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu
dalam pertumbuhannya
2. Pengetahuan Kesehatan Keluarga yang dimiliki responden dikawasan
persawahan sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari data yang ada
pada hasil pengamatan, responden sudah memiliki tempat MCK
dalam keadaan yang terpisah, asal air yang dignakan untuk masak,
mandi dan minum berasal dari air sumur milik pribadi.
3. Tingkat Kesadaran Lingkungan responden sudah cukup baik. Hal ini
dapat dilihat dari cara responden mengelola sampah dengan
mengumpulkannya disampping rumah lalu dibakar. Responden juga
dapat menjelaskan tentang pencemaran walaupun tidak dengan
akibatnya.
4. Dari hasil wawancara, sumber daya alam yang ada pada daerah ini
adalah persawahan. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam
daerah ini juga cukup dimanfaatkan dengan baik seperti padi dan
kebun.
5. Tanaman yang ditemukan disekitar persawahan hanya berupa tanaman
liar yang tidak berpengaruh bagi lingkungan namun merupakan gulma
bagi tanaman padi.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Halang, bunda. Dharmono, dan Maulana Khalid Riefani. 2016. Penuntun
Praktikum Pengetahuan Lingkungan. Banjarmasin. FKIP PMIPA
UNLAM.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah
Mada University Press.
Syamsuhidayat and Hutapea, 1991; Backer and Van Den Brink, 1965

Anda mungkin juga menyukai