PRAKTIKUM II (Persawahan) FIX
PRAKTIKUM II (Persawahan) FIX
c. Faktor Tanah
Tanah didefisinikan sebagai bagian atas dari lapisan kerak bumi
yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan dan
hewan. Faktor tanah penting bagi perkembangan tumbuhan, karena
tanah sebagai medium hidup yang berfungsi sebagai tempat akar
berpegang, suplai air, suplai nutrisi dan suplai udara.
Beberapa faktor kerusakan tanah adalah bahan kimia yang
berlebihan (sampah), pengolahan yang tidak berencana, dan mekanisme
alamiah dari tanah itu sendiri. Diantara fackor tersebut sampah baik
organik atau anorganik merupakan penyebab utama. Adanya tumpukan
sampah yang berlebihan pada lapisan tanah akan menyebabkan
munculnya polusi tanah, air dan udara, berkurangnya kesuburan tanah
dan meningkatnya asam organik.
d. Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor-faktor yang ditimbulkan oleh makhluk
hidup baik hewan, tumbuhan dan manusia. Di alam mini tidak ada satu
organisme yang mampu hidup tanpa pengaruh dari organisme lain.
Kehilangan suatu jenis organisme di suatu habitat menunjukan
lingkungan yang berubah menjadi tidak menguntungkan lagi bagi suatu
organisme untuk hidup dan berkembang. Flora bagi kawasan pantai
merupakan kepentingan dalam menahan angin, erosi akibat ombak,
tempat terpijaknya beberapa jenis ikan dan udang-udangan dan faktor
penentu siklus materi yang amat penting bagi kesuburan tanah.
Dampak yang ditimbulkan bila kondisi flora dan fauna berkurang
secara langsung adalah berkuragnya sumber daya alam hayati.
Pertumbuhan penduduk yang cepat, perkembangan pemanfaatan
teknologi yang relative pesat dan usaha pembangunan yang telah
dilaksanakan oleh pemerintah secara serentak hampir di semua sektor
selama 2 (dua) PELITA yang lalu. Hal tersebut dikhawatirkan akan
menimbulkan masalah-masalah lingkungan dan menimbulkan kerugian
yang besar. Beberapa contoh masalah lingkungan dan kelestarian
sumber daya alam di Indonesia yaitu: 1. Lingkungan pasar, 2.
Lingkungan sungai, 3. Lingkungan pantai, 4. Lingkungan persawahan,
5. Lingkungan industri, 6. Lingkungan pertambangan.
Pertambangan merupakan suatu proses pemanfaatan sumber
daya bahan galian yang ada di alam, sehingga kegiatan tersebut dapat
mendatangkan pemasukan bagi daerah dimana pertambangan itu
berada. Berbagai jenis pertambangan seperti pertambagan intan,
pertabangan batubara, dan pertambangan emas. Pertambangan yang
terus berkembang adalah pertambangan emas.
Aktifitas kehidupan yag sangat tinggi yang dilakukan oleh
manusia ternyata telah menimbulkan bermacam - macam efek yang
buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan hidupnya.
Aktifitas yang pada prinsipnya merupakan usaha manusia untuk hidup
dengan layak dan berketurunan dengan baik, telah merangsang manusia
untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyalahi kaidah-kaidah
yang ada dalam tatanan lingkungan hidupnya. Akibatnya terjadi
pergesaran keseimbangan dalam tatanan lingkungan dari bentuk asal ke
bentuk baru yang cenderung lebih buruk.
Dampak yang ditimbulkan dari pertambangan, diantaranya
adalah:
1. Tampak terlihat adanya bekas-bekas penambang walaupun telah
tertutup semak belukar sehingga berdampak buruk pada masyarakat.
2. Akibat dari endapan lumpur ini menyebabkan terjadinya proses
pendangkalan.
3. Menurunnya kualitas hidup penduduk local dan kehancuran ekologi.
4. Perubahan struktur dan ekosistem perairan baik hewan maupun
tumbuhan.
5. Hilangnya spesies tertentu.
(Halang, Bunda, dkk. 2016)
B. WAWANCARA
1. DATA WAWANCARA (TERLAMPIR)
2. DATA PERSENTASE
1. PENGETAHUAN KESEHATAN KELUARGA
NO KETERANGAN PRESENTASE
7 MCK Umum
a. Ada 5,3 %
b. Tidak ada
94,7 %
8 Pembuangan Sampah Umum
a. Ada 5,3%
b. Tidak ada
94,7%
9 Pemanfaatan kawasan kosong
a. Perkebunan 42,1%
b. PertanianS
31,6%
c. Tidak dimanfaatkan
26,3%
10 Kondisi jalan
a. Bersih beraspal 68,4%
b. Kotor beraspal
10,5%
c. Bersih tidak beraspal
d. Rusak 15,8%
5,3%
11 Kondisi perumahan
a. Padat, teratur 10,5%
b. Jarang, teratur
57,9%
c. Jarang, tidak teratur
31,6%
12 Tingkat kebersihan
a. Kumuh 10,5%
b. Tidak kumuh
89,5%
13 Kawasan hijau/taman
a. Ada 26,3%
b. Tidak ada
73,7%
14 Kondisi sungai
a. Bersih dan lebar 68,4%
b. Bersih dan sempit
10,5%
c. Kotor dan sempit
d. Tidak mengetahui 15,8%
5,2%
15 Kondisi udara
a. Bersih 94,8%
b. Tidak bersih
5,2%
23. - -
31. - - - -
46 -
48 - - - -
2. ABEL INVENTARIS
2. TAB
Spesies
Nama
NO. Nama Ilmiah Yang Potensi
Lokal
didapat
Sp. 5 (
5. Kecoa Bukan hama tanaman
Mechopodaelongata)
Sp. 6 ( Oxyophes
6. Laba-laba Bukan hama tanaman
quadrifasciatus)
Sp. 7 ( Aceta
7. Jangkrik Bukan hama tanaman
domebcus)
Sp. 8 ( Argyroneta
8. Laba-laba Bukan hama tanaman
aquatica )
Sp. 9 ( Valanga
9. Belalang Hama tanaman
nigricornis)
Tidak
Sp. 11 ( Compurotus
11. diketahui -
caryae)
responden
Sp. 14 ( Oxya
14. Belalang Hama tanaman
chinentis)
Sp. 15 ( Lymnea
15. Siput Hama tanaman
javanica)
Sp.17 ( Rabidosa
17. Laba-laba Bukan hama tanaman
rabida)
18. Serangga Sp. 18 ( Phyllus sp) Bukan hama tanaman
Sp. 23
pseudoanullata)
Sp. 24 (Paederus
24. Tomket Hama tanaman
irhoralis)
Sp. 25 (Gyllus
25. Lipas Hama tanaman
assinilasi)
Sp. 27 (Surphoga
27. Kupu-kupu Bukan hama tanaman
innnorata)
Sp. 28 ( Nilaporvata
28. Wereng Hama tanaman
lugens)
Sp. 29
convergens)
Sp. 30 (Merophada
30. Serangga Bukan hama tanaman
elongata)
Sp. 31 (Parceo
31. Kepik Hama tanaman
losmetus)
Sp. 32 (Chiracathrum
32. Laba-laba Bukan hama tanaman
Sp)
Sp. 33 (Hedge
33. Belalang Hama tanaman
grasshopper)
Sp. 34 (Hibana
34. Laba-laba Bukan hama
bracillis)
Sp. 35 (Spodoptera
35. Ulat daun Hama tanaman
intura-larva)
Sp. 36 (Oxyopes
36. Laba-laba Bukan hama tanaman
salticus)
Sp. 38 (Araneus
38. Laba-laba Bukan hama tanaman
diadematus)
Sp. 40 (Tagosodes
40. Kasusuruk Bukan hama tanaman
oriticolus)
Sp. 41 ( Tribolium
41. Kumbang Bukan hama tanaman
freemari)
Sp. 43 ( Oxypes
43. Laba-laba Bukan hama tanaman
lineatipes)
Sp. 45 (Amatha
45. Kupu-kupu Bukan hama tanaman
annulata)
Sp. 46 (Leptophyes
46. Belalang Hama tanaman
punctalissima)
Sp. 47 (Loricera
47. Kumbang Bukan hama tanaman
vilicornes)
Sp. 48 (Phyllophoga
48. Serangga Bukan hama tanaman
lanceolata)
Kumbang Sp. 49
49. Bukan hama tanaman
batu (Melanoplus cinereus)
Sp. 50
50. Laba-laba Bukan hama tanaman
(Tegragnatha sp)
Sp. 51
51. Wereng Hama tanaman
(Nillapervata lugeus)
Sp. 52 (Ophronea
52. Serangga Bukan hama tanaman
mygrofuserata))
Sp. 53 (Atractormopha
53. Belalang Bukan hama tanaman
psilitacine)
Sp. 54
54. Cacing (Amaunomorpha Hama tanaman
accepta)
1. MCK umum - - -
2. Pembuangan sampah - - -
3. Tekstur tanah - - -
2. FAKTOR TANAH
No Kondisi Fisik Keterangan
1. Warna Coklat
2. Tekstur Lunak
3. Permukaan Licin
3. KONDISI UDARA
No Kondisi Fisik Keterangan
4. PARAMETER
No Nama Satuan Pengulangan
Parameter
1 2 3
V. ANALISIS DATA
1. PENGETAHUAN KESEHATAN KELUARGA
A. Analisis Hasil Wawancara
a. Pengetahuan Kesehatan Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara kelompok kami dikawasan Persawahan
dengan responden yang bernama bapak Yulihari berumur 39 tahun di desa
Takisung. Data yang kami peroleh mengenai aspek penegetahuan kesehatan
keluarga bapak Yulihari adalah sebagai berikut. Responden sudah memiliki
tempat mandi, cuci dan kakus sendiri didalam rumah dengan kondisi terpisah
tiap ruangan. Air yang digunakan keluarga responden untuk minum,
memasak dan mandi menggunakan air sumur yang terletak di halaman depan
rumah responden.
Setelah melakukan wawancara diketahui bahwa responden jarang sakit,
apabila responden sakit hanya meminum obat yang dijual diwarung saja tanpa
melakukan pemeriksaan kepuskesmas.
Responden tidak melakukan imunisasi, namun anak-anak responden
melakukan imunisasi karena beliau menyadari bahwa imunisasi itu penting
untuk kesehatan keluarga, terutama untuk kedua anaknya. Menurut responden
Imunisasi itu dilakukan untuk mencegah penyakit. Namun beliau tidak
mengetahui apa itu vaksinasi, beliau mengatakan hanya sering mendengar
istilah itu tapi tidak mengetahui artinya. Responden juga tidak memiliki
persediaan obat-obatan dirumah, responden akan membeli obat hanya ketika
sakit saja. Dalam kehidupan sehari-harinya juga responden tidak pernah
melakukan olahraga.
Dirumah responden terdapat jendela yang berjumlah 3 buah yang
berukuran sekitar 97 cm x 46 cm dan pintu berjumlah 4 buah. Didalam rumah
terdapat ruang tamu dan ruang keluarga yang tergabung menjadi satu, ruang
tidur, dan dapur yang masing-masing terpisah karena ada sekat untuk
memisahkan ruangan-ruangan tersebut. Dirumah responden tidak memiliki
bak sampah, namun menurut keterangn responden sampah hanya
dikumpulkan disamping rumah lalu dibakar.
d. Parameter Lingkungan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan menggunakan alat parameter dapat
di ketahui bahwa untuk Lux meter memiliki nilai sebesar 3800. Lux meter
merupakan salah satu alat yang di gunakan untuk mengukur intesitas cahaya .
Pada alat hygrometer memiliki nilai 100% . Alat ini digunakan untuk
mengukur tingkat kelembapan. Daerah sawah memiliki Ph 4,6 . Ph ini
digunakan untuk mengukur tingkat keasaman. Pada alat soiltester
menunjukan nilai 100 %. Soiltester ini merupakan alat yang di gunakan untuk
mengukur kelembapan tanah. Pada alat anemometer menunjukan nialai
maksimal 6,4 dan minimal 0,2 . Alat ini di gunakan untuk mengukur tekanan
angin.
Pengukuran yang dilakukan di daerah sawah menggunakan parameter
tersebut sebnyak tiga kali, dan hasil nya kurang lebih sama.
Menurut literatur intesitas cahaya pada matahari sebesar 32.000- 100.000,
sedangkan pada intensitas cahaya yang diamati pada daerah persawahan
cuaca nya sedang mendung dan hujan. Sehingga cahaya matahari yang
teerdapat pada daerah sawah tingkat inteensitas cahaya nya harus tinggi .
Sebab cahaya matahari digunakan untuk proses fotosintesis tanaman . Jika
tingkat intesitas cahaya rendah maka tumbuhan akan susah melakukan
fotosintesi , akibat nya tumbuhan banyak yang mati.
Kelembapan udara memiliki nilai rentan 0 sampai 100. Ideal nya sekitar
40-70 . Pada daerah sawah ini memiliki kelembapaan udara 100 %, ini berarti
pada daerah sawah memiliki kelembapan udara yang sangat tinggi.
Kelembapan yang sangat tinngi ini bias di sebabkan karena cuaca yang
sedang terjadi saat itu. Karena pada saat itu cuaca pada daerah perkebunan
sawit sedang mendung dan hujan.
pH tanah yang ideal berkisar antara 4,0 -7,0. Apabila pH tanah diatas 7,0
maka akan mempengaruhi hasil produksi . Pada pengamatan yang dilakukan
di daerah awah memiliki pH 4,6. Hal ini dapat di simpulkan tanah tersebut
pH nya sudah ideal. Sehingga baik di tanami padi atau tanaman lain. Pada
pengukuran terhadap kelembapan tanah menggunakan alat soiltester
menunjukan nialai 100 %. Artinya pada daerah pengamatan memiliki
kelembapan tanah yang tinggi . Hal ini biasa juga di karenakan cuaca yang
sedang terjadi pada saat pengamatan.
Pada pengamatan terhadap angin menggunakan alat anemometer
menunjukan nilai maksimal 6,4 dan nilai minimum 0,2. Secara luas angin
akan mempengaruhi sumber cuaca seperti suhu yang optimum dimana
tumbuhan akan berproduksi dengan baik. Kelembapan udara yang
berpengaruh terhadap penguapan permukaan permukaan tanah dan
penguapan permukaan daun , maupun pergerakan awal membawa uap air
sehingga udara panas menjadi sejuk dan juga membawa gas-gas yang sangat
di butuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan tanam.