Pemanfaat sumber air yang belum terkoordinasi dg baik Menurunnya tingkat diversitas flora akibat gangguan aktivitas manusia di hutan Pengambilan bambu dan rebung yang melebihi daya dukung kawasan Percurian satwa liar penggembalaan liar pengambilan kayu bakar kebakaran hutan
LAHAN KRITIS
Penanaman sayuran secara intensif diantara tegakan pinus di kawasan hutan produksi dan lindung Perhutani DAS Sumber Brantas
KONTO
AMBANG
LESTI
1967 ha
3370 ha
7778 ha
D as
Precentages
15 20 25 30 35 10
K
Su b D D as B ra nt as Te ng ah ka il as P en gu D el u w an g lu ra n D as Ta ng as
ra m at
D as
Ja tir ot D o as G rin du lu D as M uj D ur as B aj ul Su m b at D D i as as P N ak gr el ow an o N ga sn an D as Lo ro g D as D am D as as B on do yu do D as R ej D os as o B ed ad un g
Tarik ulur kepentingan budidaya hortikultura di kawasan pegunungan dengan implementasi tata ruang daerah
Banjir
5 SURABAYA
Banjir K. Marmoyo 05-Apr-05 P. Air Mlirip P. Air Wonokromo
40 39
Bend. Gubeng
SULAWESI
10
37
38
U
Banjir K. Widas 13-Feb-05 05-Mar-05 04-Apr-05
30 36
SELAT MADURA
Banjir K. Wonokromo 11 Maret 03
Bend. Jatimlerek
1 31
Bend. Gunungsari
Bend. Glatik
29 25 27
4
MOJOKERTO
33
Bend. Menturus
32 JOMBANG Banjir K. Brangkal 03 -Feb-04 7 24-Jan-06 23
25
28
6
Bend. Mrican
Banjir Kali Sadar 20-Mar-06 8 17-Jan-06 11 Apr 05 3-4 Peb 04 21, 29 30 Jan 02
G. ARJUNO
22
3
KEDIRI
K. Konto 20-Mar-06
Malang Blitar Tulungagung Trenggalek Kediri Nganjuk Jombang Mojokerto Sidoarjo Surabaya
Bend. Selorejo Banjir Arboretum Sumber Brantas 03-04-Feb-04 Banjir K. Brantas 03 Feb-04 K. Sukun 12-Apr-06
5
Banjir K. Batan 02-Jan-06 20-Mar-06
24 1
Bend. Segawe Bend. Wonorejo Banjir K. Wudu 14-feb-05 TRENGGALEK Bend. Tiudan
20 18 16 17 19 15 1 21
G. KELUD
MALANG
G. KAWI
1
2
G. BROMO
AMA- AMA SU GAI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Brantas Amprong Lesti Metro Lahor Bambang Lekso Semut Jari Putih Ewuh Kalidawir Parit Agung Parit Raya Ngrowo Ngasinan Tawing Tugu Bodeng Song 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. Badak Serinjing Konto Kedak Widas Kedungsoko Ulo Kuncir Bening Beng Watudakon Brangkal Sadar Kambing Porong Marmoyo Surabaya Kedurus Wonokromo Mas
5 7
TULUNGAGUNG
2
BLITAR
11
10 9
Bend. Lahor
1 4
4
Banjir K. Ngasinan 20-Apr-06
14 13
12
SAMUDRA INDONESIA
Kekeringan
Sedimentasi
Erosi dan longsor yang terjadi di bagian hulu DAS mengakibatkan pendangkalan sungai dan waduk, serta kerusakan sarana irigasi (check-dam Talun) akibat banjir bandang di Kali Brantas bagian hulu
Pencemaran
Sampah pertanian, sampah domestik dan sampah industri rumah-tangga dibuang bukan di tempat sampah yang disediakan, berpotensi mencemari mata air dan sungai (kiri atas)
Konflik stakeholder sebagai akibat ketidak teraturan pemanfaatan sumber air dan aliran sungai Menurunnya debit mata air dan hilangnya mata air utama
Masalah utama
Pangan
Kekeringan Longsor
Biodiversitas
Kebakaran
FAKULTAS PERTANIAN, UB
24
Diskusi Kelompok
ANTROPOSENTRISME
Adalah terori etika lingkungan hidup yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tanaman ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langsung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya
BIOSENTRISME
Adalah terori etika lingkungan hidup yang memandang bahwa tidak benar hanya manusia yang mempunyai nilai. Alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan manusia. Mengagungkan nilai kehidupan yang ada pada ciptaanNya, sehingga komunitas moral tidak lagi dibatasi hanya pada ruang lingkup manusia. Mencakup alam sebagai ciptaanNya sebagai satu kesatuan komunitas hidup (biotic community) Inti pemikiran: bahwa setiap ciptaanNya mempunyai nilai intrinsik dan keberadaannya memiliki relevansi moral Prinsip moral: mempertahankan serta memelihara kehidupan adalah baik secara moral, sedangkan merusak dan menghancurkan kehidupan adalah jahat secara moral. Varian: kehidupan sebagai pusat, etika bumi, perlakuan setara
EKOSENTRISME
Adalah terori etika lingkungan hidup yang memusatkan pada komunitas biotis, pada kehidupan seluruhnya, ekosentrisme justru memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun tidak. Platform aksi: Ecosophy: kearifan hidup, cara hidup, pola hidup selaras dengan alam.
Diharapkan digunakan pegangan dan tuntunan bagi prilaku dalam berhadapan dengan alam, baik prilaku terhadap alam secara langsung maupun prilaku terhadap sesama yang berakibat tertentu terhadap alam Digunakan sebagai pedoman untuk melakukan perubahan perubahan kebijakan sosial, politik dan ekonomi agar pro lingkungan sebagai solusi krisis lingkungan saat ini Prinsip ini terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut
COSMIC SOLIDARITY
NO HARM
PRINSIP 7: KEADILAN
Bagaimana manusia harus berprilaku satu terhadap yang lain dalam kaitannya dengan alam semesta dan bagaimana sistem sosial harus diatur agar berdampak positif pada kelestarian lingkungan hidup. Politik ekologi: di mana pemerintah dituntut untuk membuka peluang dan akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan publik pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian alam dan dalam ikut menikmati pemanfaatan sumberdaya alam atau alam semesta seluruhnya Kepentingan sosial masyarakat harus mendapat perhatian yang ektra, karena mereka tidak berdaya dari segi modal, teknologi, informasi, kemampuan manajemen, dan kepentingan ekonomis dan budaya sangat rentan dan terancam. Kehilangan budaya dapat berarti punahnya eksistensi mereka sebagai manusia.
PRINSIP 8: DEMOKRASI
Prinsip demokrasi terkait erat dengan hakekat alam. Isi alam semesta selalu beraneka ragam. Keanekaragaman dan pulralitas adalah hakekat alam, hakekat kehidupan itu sendiri. Kehidupan politik yang tidak demoktratis, dan sistem politik yang tidak menjamin adanya demokrasi, akan membahayakan bagi upaya perlindungan lingkungan hidup. Dalam lingkungan hidup, setiap orang dan kelompok masyarakat mempunyai hak untuk memperjuangkan kepentingannya di bidang lingkungan hidup, berpartisipasi dalam menentukan kebijakan di bidang lingkungan hidup, mempunyai hak untuk mendapatkan infomasi yang akurat (yang terkait dengan kebijakan publik) di bidang lingkungan. Pemerintah wajib mempertanggungjawabkan kebijakan yang merugikan lingkungan hidup Rakyat mempunyai hak untuk berbeda pendapat dengan pemerintah, dengan menggugat setiap kebijakan publik yang berdampak merugikan lingkungan hidup.
DEMOCRACY
PENUTUP
Etika lingkungan tergantung prilaku masing-masing pribadi manusia, dihayati atau tidak bergantung pada cara pandang masing-masing tentang Tuhan-Manusia-Alam. Ini tergantung pada pendidikan sejak dari keluarga dan diteruskan di sekolah dan masyarakat, yang sangat menentukan dalam bentuk cara pandang dan perilaku. Etika tidak dapat dipaksakan, untuk itu membutuhkan hukum untuk memungkinkan prinsip-prinsip etika tersebut dihayati dan dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat. Pemerintah memiliki agenda politik untuk menjadikan lingkungan hidup sebagai agenda utama dari seluruh pembangunan nasional. Lingkungan tidak hanya urusan pemerintah untuk itu perlu ada desakan, advokasi, dan tekanan publik dari masyarakat sipil melalui LSM, pers, perguruan tinggi, kelompok profesi untuk memacu pemerintah secara serius memasukkan lingkungan hidup kedalam agenda utama pembangunan nasional, dan menjadikan aturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
NOTE