Anda di halaman 1dari 2

Dialisis Darah: Pengertian, Proses, Efek Samping Kompas.

com, 24 September 2020, 19:31 WIB


Lihat Foto Editor: Mahardini Nur Afifah KOMPAS.com - Hemodialisis atau cuci darah adalah
perawatan medis yang diberikan untuk menggantikan fungsi ginjal saat organ vital tersebut
bermasalah. Seperti diketahui, ginjal adalah dua organ berbentuk kacang yang terletak di bawah
tulang rusuk, tepatnya di sisi kanan dan kiri tulang belakang. Fungsi ginjal yang utama adalah
membuang limbah dan kelebihan cairan dari tubuh. Selain itu, ginjal juga mengontrol tekanan
darah, menjaga tulang agar tetap kuat, memastikan kecukupan mineral, sampai memproduksi
hormon untuk membuat sel darah merah. Cuci darah dibutuhkan saat ginjal sudah tidak bisa
menjalankan fungsinya secara optimal. Tanda-tanda Penyakit Ginjal Apa itu cuci darah?
Pengertian cuci darah secara garis besar adalah perawatan untuk menggantikan fungsi ginjal
dengan menggunakan ginjal buatan. Melansir laman resmi National Kidney Foundation, mesin
ginjal buatan (hemodializer) membuang limbah, bahan kimia, dan kelebihan cairan tubuh. Cuci
darah dapat menjaga keseimbangan tubuh dengan cara: Menyaring limbah, garam, dan
kelebihan air untuk mencegah zat tersebut menumpuk di dalam tubuh Menjaga tubuh dari
penumpukan bahan kimia tertentu dalam darah seperti kalium, natrium, dan bikarbonat
Mengontrol tekanan darah Baca juga: Petik Manfaat Ketumbar untuk Penyakit Ginjal, Bagaimana
Baiknya? Cuci darah dapat dilakukan di rumah sakit atau penyedia jasa dialisis. Dilansir dari
WebMD, cuci darah jamak diberikan kepada penderita dengan tanda penyakit ginjal sudah
mencapai fase gagal ginjal. Gejala gagal ginjal di antaranya mual, kelelahan akut, badan
bengkak, dan muntah. Kapan seorang penderita mulai dicuci darahnya tergantung pada usia,
tingkat energi, kondisi kesehatan secara keseluruhan, sampai hasil tes lab. Cuci darah bisa
permanen atau sementara, tergantung kondisi ginjal dan kesehatan penderitanya. Apabila
kondisi penyakit ginjal membaik seyelah pengobatan, cuci darah tidak perlu dilanjutkan. Namun,
jika kondisi gagal ginjal kronis atau memasuki stadium akhir, penderita biasanya memerlukan
cuci darah seumur hidup. Baca juga: Fungsi Ginjal Manusia dan Bagian Organnya Bagaimana
proses cuci darah? Lihat Foto Proses cuci darah secara garis besar dilakukan dengan darah
seseorang dimasukkan ke mesin ginjal buatan, dibersihkan, lalu dikembalikan ke dalam tubuh.
Untuk memasukkan darah ke dalam ginjal buatan, dokter perlu membuat akses (pintu masuk) ke
dalam pembuluh darah. Pembuatan akses ini memerlukan operasi kecil pada lengan atau kaki
penderitanya. Terkadang, akses dibuat dengan menghubungkan arteri ke vena di bawah kulit.
Tujuannya untuk membuat pembuluh darah dengan ukuran lebih besar yang disebut fistula.
Namun, jika pembuluh darah tidak cukup untuk fistula, dokter akan menggunakan tabung plastik
lembut untuk menghubungkan arteri dan vena di bawah kulit Anda. Prosedur ini disebut cangkok.
Baca juga:Jadi Penyebab Utama Sakit Ginjal Ada juga pembuatan akses darah menggunakan
slang plastik, yang disebut kateter. Kateter dimasukkan ke dalam pembuluh darah besar di leher
penderitanya. Selama cuci darah, penderita akan disarankan duduk atau berbaring dalam posisi
nyaman. Tenaga medis lalu memasang jarum ke akses keluar masuk darah. Pompa di mesin
cuci darah lalu mengeluarkan darah dari tubuh, lalu menyaring limbah sampai kelebihan cairan
dari tubuh. Oleh mesin, darah yang sudah bersih lalu dimasukkan kembali ke tubuh lewat akses
utama. Lamanya proses cuci darah bisa berbeda-beda, tergantung kondisi kesehatan masing-
masing penderita penyakit ginjal. Ada yang berlangsung tiga sampai lima jam. Intensitasnya juga
berlainan, ada yang sampai tiga kali seminggu. Selama proses cuci darah, biasanya penderita
bisa membaca sampai menonton televisi. : Efek samping cuci darah Lihat Foto Kendati
bermanfaat bagi penderita gagal ginjal dan penyakit ginjal kronis lainnya, cuci darah juga ada
efek sampingnya. Melansir Healthline, beberapa efek samping cuci darah yang kadang dirasakan
penderitanya yakni: Tekanan darah rendah Anemia Kram otot Susah tidur Gatal Kadar kalium
tinggi Radang selaput di sekitar jaringan jantung Infeksi aliran darah Detak jantung tidak teratur
Baca juga: Gejala Penyakit Ginjal Stadium Awal yang Pantang Diabaikan Jika pasien cuci darah
mengalami beberapa gejala di atas, beri tahu dokter yang menangani. Selain itu, sejumlah pasien
juga mengalami efek cuci darah jangka panjang, yakni amiloidosis. Penyakit ini dapat terjadi
ketika protein amiloid yang diproduksi di sumsum tulang menumpuk di organ seperti ginjal, hati,
dan jantung. Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ Kondisi ini dapat membuat pasien
cuci darah mengalami nyeri sendi, badan kaku, dan bengkak. Beberapa pasien cuci darah
kemungkinan juga mengalami depresi setelah menerima diagnosis gagal ginjal jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai