Anda di halaman 1dari 48

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM

MENDUKUNG PROGRAM BKKBN DAN


MENGATASI BONUS
DEMOGRAFI
Oleh;
Drs. MOCH. LUNGSUR J.

DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA


KABUPATEN SUMEDANG 2023
PERKEMBANGAN
KEPENDUDUKAN
Hasil sensus 2010
Terus Meningkat, Jumlah
Penduduk RI Tembus 275, 77 Juta
hingga Pertengahan 2022
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk di Tanah Air pun terus mengalami peningkatan dalam
beberapa tahun terakhir.Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk di Tanah Air sebanyak 255,58 juta jiwa pada pertengahan tahun 2015.
Jumlah itu kemudian naik menjadi 258,49 juta jiwa pada pertengahan 2016.Jumlah penduduk Indonesia pun kembali mengalami pertumbuhan pada pertengahan 2017
menjadi 261,355 juta jiwa. Lalu, jumlah penduduk RI naik lagi menjadi 264,16 juta jiwa pada pertengahan 2018 dan menjadi 266,91 juta jiwa pada pertengahan 2019.Pada
pertengahan 2020, jumlah penduduk Indonesia tercatat sebanyak 270,20 juta jiwa. Angkanya kembali naik menjadi 272,68 juta jiwa pada pertengahan 2021.Kemudian,
jumlah penduduk Indonesia dilaporkan kembali mengalami peningkatan menjadi 275,77 juta jiwa hingga pertengahan 2022. Jumlah itu naik 1,13% jika dibandingkan
periode yang sama tahun lalu.
Maraknya pertambahan jumlah penduduk di Tanah Air lantaran angka kelahiran yang terus meningkat. Hal ini patut diwaspadai, sebab ledakan penduduk dapat
berdampak pada tingginya tingkat kemiskinan hingga sulitnya memenuhi kebutuhan pangan nasional.(Baca:Jumlah Penduduk Indonesia Capai 273 Juta Jiwa pada Akhir
2021)

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 6 Juli 2022


Laju pertumbuhan penduduk

1. Hasil Sensus Penduduk (SP2020) pada


September 2020 mencatat jumlah penduduk
sebesar 270,20 juta jiwa. Jumlah penduduk
hasil SP2020 bertambah 32,56 juta jiwa
dibandingkan hasil SP2010.
2. Dengan luas daratan Indonesia sebesar 1,9 juta
km2, maka kepadatan penduduk Indonesia
sebanyak 141 jiwa per km2.
3. Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun selama
2010-2020 rata-rata sebesar 1,25 persen,
melambat dibandingkan periode 2000-2010
yang sebesar 1,49 persen.
Permasalahan Kependudukan Berkaitan dengan
Kuantitas dan Kualitas Penduduk

Kemiskinan
Kesehatan
Pengangguran
KEBIJAKAN
PEMERINTAH DALAM
PROGRAM BKKBN
Dasar Hukum
Undang-undang Nomor : 52/2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga.

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan


Keluarga adalah upaya terencana untuk mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan
kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk
PROGRAM BANGGA KENCANA
[Pembangunan Keluarga,
Kependudukan dan keluarga
Berenaana]
Merupakan program yang bertujuan untuk
mengarahkan agar keluarga mempunyai
rencana berkeluarga, punya anak, Pendidikan,
dan sebagainya sehingga akan terbentuk
keluarga-keluarga yang berkualitas
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KEPENDUDUKAN (ASPEK KUANTITAS
PENDUDUK)
 Menurunnya TFR
 Meningkatnya CPR
 Menurunkan Unmet Need
 Meningkatnya peserta KB MKJP
 Menurunnya Tingkat Putus Pakai KB

 Meningkatkan Pengetahuan dan


Pemahaman ttg Jenis Metoda KB
modern
 Meningkatkan pemehaman tentang 4
terlalu
Pembangunan
Keluarga (Aspek
Kualitas penduduk)
Upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang
hidup dalam lingkungan yang sehat dengan
program ketahanan keluarga
Program unggulan

1. Kampung KB
2. Percepatan Penurunan Stunting
DEFINISI KAMPUNG KB

Satuan wilayah setingkat


Dusun/Desa, yang memiliki
kriteria tertentu dimana terdapat
keterpaduan program Bangga
Kencana dengan pembangunan
sektor terkait.
TUJUAN :

Meningkatkan kualitas hidup


masyarakat di tingkat
Dusun/Desa melalui program
Bangga Kencana serta
pembangunan sektor terkait
dalam rangka mewujudkan
keluarga kecil berkualitas
KONSEP DASAR KAMPUNG KB
DASAR PEMIKIRAN
WADAH/SARANA UNTUK MENERAPKAN
AGENDA PRIORITAS (NAWACITA)
8 FUNGSI KELUARGA

 KELOMPOK BKB HI
“MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA”  KELOMPOK BKR
 KELOMPOK BKL
 KELOMPOK UPPKS
 PIK REMAJA
REVOLUSI MENTAL BERBASIS KELUARGA  MAJLIS TA’LIM
 KARANG TARUNA
 POS WINDU LANSIA
 KWT
8 FUNGSI KELUARGA  UP2K
 DLL
1. FUNGSI AGAMA
2. FUNGSI SOSIAL BUDAYA
3. FUNGSI CINTA KASIH
4. FUNGSI PERLINDUNGAN PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL
5. FUNGSI REPRODUKSI 1. Memahami /menyakini ada nilai moral
6. FUNGSI SOSIAL DAN POLITIK 2. Mempunyai sikap (+) thd nilai moral
7. FUNGSI EKONOMI 3. menerapkan prilaku yg sesuai dg nilai moral
8. FUNGSI PELESTARIAN LINGKUNGAN 4. Melakukan pembiasana2 thdp nilai moral
5. Menjadikan nilai moral menjadi karakter
STRUTUR ORGANISASI KAMPUNG KB
Forum
Pembina musyawarah

Ketua

Sekretaris Bendaraha

Seksi
Seksi Seksi Seksi Repro Seksi
Seksi Sosialixasi Seksi
Sosia Cinta Perlindu duksi Pelestarian
Agama dan Ekonomi
Budaya Kasih ngan Seksi lingkungan
pendidikan
FUNGSI AGAMA
Keluarga dikembangkan utk mampu menjadi wahana yg
pertama dan utama membawa seluruh anggota keluarga
melaksanakan ibadah dg penuh keimanan & ketaqwaan kpd
Tuhan YME

FUNGSI SOSIAL–BUDAYA
Keluarga diharapkan dpt mengenalkan budaya Indonesia sbg
dasar2 nilai kehidupan shg anak mempunyai wawasan thp
berbagai budaya, baik daerah maupun nasional

FUNGSI CINTA KASIH


Keluarga diharapkan dpt membina cinta kasih yg ditandai dg
rasa dekat dan akrab antara seluruh anggota keluarga shg
timbul suasana aman, damai, tentram dan harmonis
FUNGSI PERLINDUNGAN
Keluarga menjadi pelindung yang pertama dan utama dalam
memberikan kebenaran & keteladanan kepada anak dan
keturunannya

FUNGSI REPRODUKSI
Keluarga menjadi pengatur reproduksi sehat & terencana
sehingga anak-anak yang dilahirkan menjadi generasi
penerus yang berkualitas

FUNGSI SOSIALISASI & PENDIDIKAN:


Orang tua berkewajiban mengasuh & mendidik anaknya
dengan cara memberikan bimbingan dalam pembentukan
karakter sehingga menjadi SDM yg ulet, kreatif,
bertanggungjawab & berbudi luhur
FUNGSI EKONOMI
Keluarga mendidik anggota keluarganya untuk bisa
menerapkan pola hidup hemat, ulet, peduli terhadap
sesama, teliti dan disiplin

FUNGSI PELESTARIAN LINGKUNGAN


Keluarga menjadi mampu memberikan contoh tentang
kebersihan lingkungan, pemanfaatan sampah, penghijauan
pekarangan dan pelestarian lingkungan.
DUKUNGAN OPD/SKPD DI KAMPUNG KB

DPPKB

DISDUKCAPIL DISPERINDAG

DINSOS KAMPUNG BINA MARGA


KELUARGA
BERKUALITAS
DINKES BLHD

PERPUSTAKAA
BPMPD N
PKK
PROGRAM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
APA ITU STUNTING? APA PENYEBABNYA?

Stunting
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang
ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kesehatan. (Sumber Perpres 72 tahun 2021)

Pengasuhan Yang Kurangnya akses terhadap air Kurangnya akses rumah


Kurang Baik bersih dan sanitasi tangga/keluarga terhadap
• Kurangnya pengetahuan makanan bergizi
ibu mengenai kesehatan • 1 dari 5 rumah tangga di
dan gizi sebelum dan Indonesia masih buang •Makanan bergizi di Indonesia
pada masa air besar di ruang masih tergolong mahal.
kehamilan,serta terbuka.
melahirkan. • Komoditas makanan di
• 60% anak usia 0-6 bulan Jakarta 94% lebih mahal
• 1 dari 3 rumah tangga dibandingkan dengan di
tidak mendapatkan ASI
Eksklusif.
belum memiliki akses New Delhi, India
• Terbatasnya Layanan terhadap air bersih. (RISKESDAS 2013, SDKI
kesehatan untuk ibu 2012, SUSENAS).
selama masa kehamilan.
TARGET PENURUNAN STUNTING DALAM RPJMN 2020-2024

TARGET
24,4% Balita di Indonesia
2019 2020 2021 2022 2023 2024
mengalami Stunting (SSGI, 2021)
27,7% 24,1% 21,1% 18,4% 16% 14%
37.20
Tren Stunting Balita 2013-2019 dan Target 2024

30.80
Rata-rata
Penurunan
25.84
1,3 % /tahun Target 2024:
27.67 Penurunan 2X lipat dari Tren
19.00 1,7 % /tahun
24,4 Saat Ini
14.00 3,4 % /tahun Perlu Kerja Keras

Benchmark Tren % Penurunan Stunting di Negara Lain*


2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2%/tahun (2005-2015) 0,8%/tahun (2000-2015)
Capaian Bussiness as Usual Skenario Kebijakan Target 14% (2024)
Peru Vietnam *World Bank (2017)
Angka stunting SSGI turun dari 24.4% di 2021 menjadi 21.6% di 2022

36.8 37.2
35.6
34
30.8 Pandemi COVID-19
27.7
24.4
21.6

17.8
14

2007 2010 2013 2016 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target RPJMN
: Riskesdas : SSGI

6
STRATEGI PENURUNAN STUNTING

TUJUAN STRANAS KELOMPOK SASARAN

1. Menurunkan prevalensi Stunting; Remaja


2. Meningkatkan kualitas penyiapan
Ibu menyusui
kehidupan berkeluarga;
3. Menjamin pemenuhan asupan gizi; Calon pengantin
4. Memperbaiki pola asuh; Anak berusia 0 - 59 bulan
5. Meningkatkan akses dan mutu Ibu hamil
pelayanan kesehatan; dan
6. Meningkatkan akses air minum
dan sanitasi.

Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Dilaksanakan Dengan 5 (Lima) Pilar


Untuk Mencapai Target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030.
Tim Pendamping Keluarga (TPK)

JAWA BARAT
SASARAN TERCAPAI
TIM ORANG % TIM ORANG %

37.184 111.552 100 37.184 95.187 85,33

JAWA BARAT
SASARAN TERCAPAI
TIM ORANG % TIM ORANG %
37.184 111.552 100 37.184 95.187 85,33
Perpres 72/2021: Percepatan Penurunan Stunting
Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting menjadi acuan bagi kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota, Pemerintah Desa, dan Pemangku Kepentingan dalam rangka menyelenggarakan Percepatan
Penurunan Stunting.

Pilar: Target tujuan pembangunan Rencana Aksi Nasional:


Tujuan berkelanjutan pada tahun 2030 pendekatan keluarga berisiko

1. menurunkan prevalensi 1. peningkatan komitmen dan visi penyediaan data keluarga


berisiko Stunting
Stunting kepemimpinan di kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa; pendampingan keluarga berisiko
2. meningkatkan kualitas Stunting
penyiapan kehidupan berkeluarga 2. peningkatan komunikasi
perubahan
perilaku dan pemberdayaan pendampingan semua calon
3. menjamin pemenuhan masyarakat; pengantin/calon PUS;
asupan gizi 3. peningkatan konvergensi
Intervensi surveilans keluarga berisiko
Spesifik dan Intervensi Sensitif di Stunting
4. memperbaiki pola asuh kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah
Desa;
audit kasus
5. meningkatkan akses dan Stunting
kualitas pelayanan kesehatan 4. peningkatan ketahanan pangan dan gizi
pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat;

6. meningkatkan akses air 5. penguatan dan pengembangan sistem, data,


minum dan sanitasi informasi, riset, dan inovasi
BONUS DEMOGRAFI
DAN THE WINDOW
OF OPPORTUNITY
Bonus Demografi
terjadi?
Demografik bonus terjadi karena penurunan
kelahiran yang dalam jangka panjang
menurunkan proporsi penduduk muda sehingga
investasi untuk pemenuhan kebutuhannya
berkurang dan sumber daya dapat dialihkan
kegunaannya untuk memacu pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
keluarga (John Ross, 2004)
Bagaimana ini bisa
terjadi di Indonesia?
 Kebijakan pengendalian penduduk menyebabkan transisi demografi
 Penurunan fertilitas dari 5.6 tahun 1971 menjadi 2.4 tahun 2000
 Penurunan kematian bayi dari 145 tahun 1971 menjadi 41 per 1000
kelahiran tahun 2000.
 Penurunan rasio ketergantungan dari 86.8 di thn 1971 menjadi 54.7
per 100 tahun 2000
ANCAMAN BONUS
DEMOGRAFI
ARAH KEBIJAKAN
PEMERINTAH
PENINGKATAN SDM
CARA UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS
1. Sasaran Langsung SDM
 Jalur Pendidikan
 Fokus membangun pondasi kopentensi tenaga kerja

 Banyak tenaga kerja yang belum tersertifikasi

 Jalur Pelatihan Kerja


Sumber kelautan dan perikanan Indonesia sangat berlimpah dengan luas
wilayah, dan potensi perekonomian laut yang besar
 Jalur Pengembangan Karier
2. Sasaran Tidak Langsung
 Pembangunan Ketahanan Keluarga
Revolusi Mental dengan menerapkan 8 fungsi Keluarga
Modal Manusia: Pendidikan
Penduduk Indonesia
 Kemajuan perluasan jangkauan pendidikan tetapi perlu
waktu lama utk melihat hasil investasi pendidikan.
 Kualitas SDM masih rendah:
 Sakernastahun 2000: 60 persen angkatan kerja
hanya berpendidikan SD; 16% lulus SLTP; 19,4% lulus
SMU
 Bagaimana kelak dapat memanfaatkan the window of
opportunity?
PENINGKATAN
KESEMPATAN KERJA
Tingkat Pengangguran berdasarkan
Survey Angkatan Kerja Nasional

Tingkat pengangguran terbuka :


1. Tahun 2015 sebesar 5,81% (7,45 juta)
2. Tahun 2016 sebesar 5,50% (7,02 juta)
3. Tahun 2017 sebesar 5,33% (7,01 juta)
MENINGKATNYA
PEREMPUAN DALAM
PASAR KERJA
Peran Perempuan dalam
Kesempatan Kerja
 Partisifasi angkatan kerja perempuan masih rendah
 Semua perempuan usia produktif hanya 51 % yang bekerja, sementara
partisifasi angkatan kerja laki-laki 82 %
 Di negara maju partisifasi angkatan kerja perempuan cukup tinggi

 Partisifasi perempuan di bidang pendidikan lebih tinggi dari laki-laki tapi tingkat
partisifasi perempuan di bidang ketenagakerjaan jauh lebih rendah
 Upaya dan strategis yang dilakukan pemerintah mengakhiri kesenjangan gender
dengan penerapan kesetaraan kesempatan kerja; upah, cuti hamil, penitipan
anak, menaikan usia nikah

Anda mungkin juga menyukai