Anda di halaman 1dari 2

PORSENI 2023 – MTs Hasyim Asy’ari – Tema “Pergaulan Islami yang tidak dibatasi ruang dan waktu”

Bismillahiraahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang terhormat bapk/ibu dewan juri Porseni Tingkat KKM Krian

Yang terhormat panitia, bapak/ibu guru, serta semua hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama, marilah kita mengungkapkan rasa syukur kita pada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas
berkah yang diberikannya dalam hidup kita sehingga kita bisa berkumpul bersama dalam kompetisi
pidato tahunan ini. Saya juga ingin mengajak anda semua untuk membacakan sholawat untuk nabi kita
tercinta Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Salam atas cahaya yang telah ia bawa kedalam hidup kita.
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad.

Saya …… perwakilan dari MTs Hasyim Asy’ari Sukodono akan menyampaikan pidato dengan judul
“Melebur atau membaur, Pergaulan di Era digital dengan mengedepankan nilai-nilai Islam dan
Pancasila”.

Bapak/ibu dewan juri serta hadirin yang saya hormati

Hari ini, Dunia berada pada zaman yang baru. Perkembangan teknologi telah mengubah jarak yang jauh
menjadi terasa dekat. Dengan teknologi yang kita miliki saat ini, kita tidak bisa lepas dari kebutuhan dan
kepentingan yang mendorong untuk melakukan pergaulan dengan manusia lain dalam masyarakat.
Dengan kebutuhan dan kepentingan tersebut membuat kita berinteraksi dengan nilai maupun karakter
yang beragam, bahkan tidak jarang pula berseberangan dengan nilai Islam dan Pancasila, seperti
Liberalisme, materialisme, hedonisme dan lain-lain. Kita ambil contoh : ketika kita bergaul dengan
netizen di Instagram, Twitter, Facebook, atau media sosial lainnya., ada orang yang dengan bangga
menghujat, memamerkan kekayaannya, atau bahkan memamerkan tubuhnya.

Menyikapi fenomena tersebut, ada beberapa individu yang cenderung merespon dengan mengikuti nilai-
nilai yang disajikan di media sosial. Biasanya mereka akan mengikuti perilaku yang sama dengan perilaku
yang dilakukan oleh netizen dengan alasan agar mampu diteruma oleh netizen, dianggap keren, dan
dianggap supel. Disisi lain ada individu yang cenderung mempertahankan perilaku bergaulnya yang
berbeda dengan kebiasaan umum netizen, karena ada kekhawatiran terbawa pada nilai-nilai yang
negatif, dampaknya dia menjadi tertutup, tidak mau bergaul di dunia maya, bahkan tidak jarang akhirnya
dijauhi dan diasingkan baik di dunia maya maupun di dunia nyata, hingga akhirnya nilai-nilai kebaikan
dalam dirinya tidak mampu ditularkan.

Oleh karenanya, kegelisahan ini perlu kita jawab. Perlu kiranya memahami bagaimana bergaul di era
digital dengan mempertahankan nilai Islam dan Pancasila.

Dewan juri serta hadirin yang saya hormati.

Mau tidak mau, siap tidak siap, kita harus mempersiapkan diri kita menghadapi tantangan pergaulan di
era digital ini, dengan tetap mempertahankan nilai Islam dan Pancasila. Ketika dalam pergaulan di era
digital ini dipertemukan dengan nilai yang bertentangan dengan prinsip kita, setidaknya ada 2 hal yang
dapat kita lakukan agar kita tetap bisa bergaul dan tetap mempertahankan nilai Islam dan Pancasila.

Pertama, Pahami identitas kita sebagai Muslim yang Pancasilais. Nilai-nilai Islam dan Pancasila sangat
penting diterapkan dalam pergaulan di era digital. Nilai-nilai Islam seperti kejujuran, kesopanan, dan
keadilan sangat penting diterapkan dalam pergaulan di dunia maya. Hal ini akan membantu menghindari
fitnah, prasangka buruk, dan tindakan yang merugikan orang lain.

Selain itu, nilai-nilai Pancasila seperti kesatuan, kebersamaan, dan toleransi juga sangat penting
diterapkan dalam pergaulan di dunia maya. Hal ini akan membantu menjaga keharmonisan dalam
kehidupan sosial, menghindari konflik, dan meningkatkan rasa persatuan.

Kedua, Bersikap tegas terhadap nilai-nilai atau kebiasaan yang bisa melemahkan nilai Islam dan
Pancasila.
PORSENI 2023 – MTs Hasyim Asy’ari – Tema “Pergaulan Islami yang tidak dibatasi ruang dan waktu”

Kita harus menyadari bahwa tidak semua informasi, pengajaran dan nilai-nilai yang kita dapatkan dari
pergaulan di dunia maya itu kita terima dengan mentah-mentah, perlu adanya kekuatan berfikir yang
matang untuk memilih dan memilah nilai yang sejalan atau bertentangan dengan nilai Islam dan
Pancasila. Kita boleh mengikuti selama masih dalam batas wajar, namun jangan sekali-kali mengikuti jika
perilaku tersebut mengarah pada hilangnya rasa kemanusiaan, persatuan atau mengakibatkan rusaknya
akidah kita. Tidak semua yang viral dan banyak pengikutnya itu berarti benar, perlu kita memikirkannya
apakah itu sesuai dengan identitas kita atau justru sebaliknya

Dengan 2 prinsip kesadaran akan identitas dan ketergasan terhadap nilai yang melemahkan akidah inilah
yang nantinya akan mampu menjadikan kita sebagai orang yang dapat menjunjung nilai Islam dan
pancasila dalam bergaul di era modern seperti saat ini.

Bapak ibu dewan juri serta hadirin yang saya hormati

Pergaulan di era digital harus diiringi dengan tanggung jawab moral dan etika. Kita membutuhkan
kesadaran, sadar akan identitas diri, sadar akan budaya yang disebarkan, dan sadar dalam menempatkan
keduanya dalam ukuran yang tepat. Kita harus berhati-hati dalam menyampaikan pendapat atau
informasi, tidak menyebar hoax atau berita palsu yang dapat menimbulkan kerugian bagi orang lain. Kita
juga harus berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang lain di dunia maya, kita harus memegang teguh
nilai Islam dan Pancasila. Semoga dengan sedikit pandangan saya ini mampu menggugah kita untuk
mampu bergaul secara Islami dan Pancasilais di era pergaulan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu
ini.

Saya rasa itu saja dari saya. Saya minta maaf atas semua kesalahan yang saya lakukan dalam pidato saya.
Terimakasih banyak atas perhatian anda.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai