JUMAT 2022
“MODERASI BERAGAMA”
Pertama-tama dan yang terutama, setelah kita memanjatkan puja dan puji syukur kita
kehadirat Ilahi robbi Tuhan Yang Maha Esa, yang disertai pula dengan shalawat dan salam
sejahtera, yang senantiasa selalu kita haturkan, kita persembahkan, keharibaan junjungan kita,
suri tauladan kita nabi Allah Muhammad SAW, juga kepada segenap keluarganya, sahabat-
Maka di kesempatan yang baik ini, lewat mimbar Jumat ini, selalu Khatib kamu berwasiat
kepada jamaah sekalian, utamanya terhadap diri pribadi kami, bahwa Marilah di kesempatan
hidup dan kehidupan kita ini, kita senantiasa selalu mau berusaha untuk dapat meningkatkan
kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan senantiasa kita mau
beriman dan bertakwa dengan yang sebenar-benarnya kepada Allah SWT, yaitu dengan jalan
kita mau melaksanakan segala sesuatu yang telah menjadi perintahnya serta senantiasa kita
mau berusaha untuk dapat meninggalkan segala sesuatu yang telah menjadi larangannya, juga
takwa yang dapat menumbuhkan kesadaran di hati kita untuk senantiasa kita mau menerima
dan mengakui serta kita mau menghargai setiap perbedaan keyakinan, aqidah atau
kepercayaan agama orang lain, agar dapat terjalin kerukunan hidup yang baik di antara kita
Untuk itu maka pokok bahasan, atau materi khutbah Jumat kita hari ini adalah tentang
“MODERASI BERAGAMA”.
Seiring dengan bergulirnya waktu dan semakin berkembangnya zaman, maka sadar ataupun
tak sadar, akui ataupun tak diakui, kita terima ataupun tidak dapat kita terima, maka
sesungguhnya pada saat ini kita telah berada pada era globalisasi. Yaitu Suatu era kemajuan
zaman, atau yang lazim disebut dengan zaman komputer atau zaman teknologi canggih.
Arus Budaya global itu pun semakin hari semakin berkembang dengan begitu pesatnya. Di
mana setiap orang, Setiap perusahaan dan pemerintah dari berbagai negara, bebas
informasi yang kemudian berdampak pada lingkungan, budaya, sistem politik, perkembangan
Menghadapi kenyataan hidup yang seperti ini, maka tentunya ada dua pokok penting hal yang
1. Dengan berbagai interaksi, integrasi, inspirasi dan informasi itu, dia akan berdampak
positif manakala kita mampu untuk memfilter, kita mampu untuk menyaring, kita
mampu untuk menangkap dengan baik apa yang kita saksikan, apa yang kita
2. Dengan berbagai interaksi, integrasi, inspirasi dan informasi itu pula dia dapat
berdampak negatif, manakala kita tidak mampu untuk memfilter, kita tidak mampu
untuk menyaring, dan kita tidak mampu untuk menangkap secara baik, dari apa-apa
yang kita temui dan kita hadapi sebagai imbas dari era globalisasi tersebut.
Dari dua sisi kemungkinan di atas maka pokok terpenting yang harus kita hidupkan, kita
kembangkan adalah bagaimana caranya kita dapat mewujudkan kerukunan, Kedamaian dan
ketentraman hidup kita, di antara sesama umat manusia. Dan untuk menggapai hal ini maka
fasatiah, kita harus berpikir secara moderat, kita harus berpemikiran yang lurus atau kita
harus selalu berpikir secara menengah, agar dapat tercipta kedamaian di dalam hidup dan
Demikian hal ini yang sebagaimana pula telah digambarkan oleh Allah SWT di dalam
firmannya:
Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam)”umat pertengahan” agar kamu
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas
Umat pertengahan yang dimaksudkan di sini adalah bahwa Islam sebagai agama yang
rahmatan lil alamin, yang membawa rahmat bagi seluruh alam, maka Islam di dalam
menuntun umatnya menghendaki agar setiap penganutnya senantiasa selalu berada pada jalan
pertengahan, selalu berada pada jalan kebenaran dan harus selalu berada pada jalan keadilan
dan keseimbangan agar kita terhindar dari perilaku ekstrim atau berlebih-lebihan dalam
Dan ketika kita berhadapan dengan berbagai perbedaan, pemikiran, ataupun keyakinan maka
kita harus tetap istiqomah untuk selalu berpijak pada kebenaran dengan tidak meremehkan,
Bahkan ketika kita berhadapan langsung dengan perselisihan keyakinan atau aqidah maka
Islam tetap menuntun kita umatnya untuk selalu dapat menghadapinya dengan hikmah dan
berusaha untuk membantahnya, atau mengkritiknya dengan cara-cara yang lebih baik.
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. (Q.S An-nahl 125).
Penyampaian pesan kebaikan dengan hikmah dan pelajaran yang baik inilah yang merupakan
inti dari tujuan moderasi beragama diciptakan, sehingga dari moderasi beragama ini pula
sesungguhnya asal muasal terjadinya toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
Nah oleh karenanya maka dalam kehidupan kita di tengah-tengah komunitas umat yang
berbeda agama dan keyakinan, maka sudah sepantasnya lah Jika setiap penganut agama dan
keyakinan harus mampu menciptakan di dalam dirinya sifat-sifat untuk mau saling
menghargai, saling menghormati, dan mau saling menerima berbagai bentuk perbedaan dan
pemahaman yang dimiliki orang lain. Hal yang seperti ini yang harus kita utamakan, karena
Jika kita memperhatikan berbagai problema kehidupan yang terjadi saat-saat ini, baik dalam
internal umat seagama, antar umat beragama maupun antara umat beragama dengan
tidaklah pandai menghargai, menghormati dan tidak pandai menerima berbagai perbedaan
Dan yang lebih parahnya lagi, banyak di antara kita umat manusia ini yang mengklaim
dirinya sebagai orang yang paling suci, yang paling benar pemahamannya sehingga dia
menganggap pemahaman orang lain itu salah, bid'ah dan lain sebagainya.
Kondisi kehidupan yang seperti inilah yang harus dapat kita luruskan sebab sesuatu yang baik
menurut kita belum tentu baik menurut orang lain, Demikian pula sebaliknya bahwa sesuatu
hal yang mungkin menurut pandangan kita adalah Jalan hina dalam pandangan manusia, akan
tetapi mungkin itulah yang teramat baik dan mulia dalam pandangan Allah SWT.
menjadikan moderasi beragama ini sebagai sebuah wadah, sebagai sebuah wahana atau
tempat untuk menciptakan kemaslahatan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara
harmonis, tentram, nyaman dan damai di bawah naungan bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Aamiin...
KHUTBAH II