Anda di halaman 1dari 4

UJIAN MID SEMESTER GASAL 2022/2023

Agama Non-Muslim

Disusun oleh :
Putra Wane Panggabean / 22.12.2646

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2022/2023
Jawaban :

1.
pendapat saya wajar saja mahasiswa sekarang di harapkan menjadi pelopor
pergerakan terciptanya masyarakat yang menjungjung tinggi nilai religi,dan
budaya luhur,mengedepankan kepentingan umum,karena mahasiswa sekarang
adalah regenerasi yg akan menjadi generasi selanjutnya yg meneruskan
pergerakan menjungjung nilai religi.
Contohnya : jika tidak ada anak muda atau mahasiawa regenerasi tidak akan ada
dan tidak ada yang menggantikan posisi orang orang sekarang,misalkan jika
tidak ada anak muda yg mau mengambil bagian dalam kegiatan bermasyrakat
dsb

2.
Ketidakjujuran membuat hati mudah galau. Jika seseorang sering berperilaku tidak jujur
. orang lain tidak akan mempercayai omongannya lagi, padahal sebenarnya itu adalah
sebuah kebenaran. Dikenal sebagai pembohong, semua omongannya akan dianggap tidak
benar yang akan merugikan diri sendiri

Ada beberapa cara nenghilangkan sifat itu antara lain


1. Panutan kejujuran. ...
2. Jelaskan tentang Kebenaran vs. ...
3. Beri Satu Peringatan. ...
4. Minta Bantuan Profesional. ...
5. Bedakan Alasan Berbohong. ...
6. Diskusikan Konsekuensi. ...
7. Berikan Contoh yang Baik. ...
8. Menghargai Kejujuran dan Pengakuan.
3.
Sikap yang seharusnya kita terapkan dalam kehidupan yang bergaman yaitu
menerima segala macam perbedaan yang ada di setiap masyarakat meliputi
suku, agama, ras, etnis, dan lain sebagainya.
Harmoni sosial dapat terwujud dalam masyarakat multikultural dengan cara:
Membudayakan sikap toleransi, saling memahami, dan menghargai perbedaan
yang ada antar kelompok masyarakat. Untuk membudayakan sikap
toleransi, masyarakat harus menghilangkan perilaku primordialisme,
etnosentrisme dan fanatisme

4.pendapat saya ini perlu menjadi perhatian kita karena ini termasuk etika dan
norma kita terhadap sesama,ini harus menjadi koreksi untuk kita agar mengubah
kebiasaan tersebut,dengan etika yg baik kita akan bisa menjalin silaturahmi dan
toleransi serta tidak ada sakit hati dans sebagainya

5.
anya karena telah menjadi kebiasaan sehari-hari, bukan berarti sesuatu telah benar dan
bermanfaat. Kita harus membiasakan yang benar dan bukan sekadar membenarkan
yang biasa,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum
dan HAM Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Mardjoeki, saat memberikan
sambutan pada upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-108 tahun 2016.

Bertemakan ‘Mengukir Makna Kebangkitan Nasional dengan Mewujudkan Indonesia yang


Bekerja Nyata, Mandiri dan Berkarakter’, peringatan Harkitnas tahun ini ingin
menunjukkan bahwa tantangan apapun yang dihadapi saat ini, harus mampu dijawab
dengan memfokuskan diri pada kerja nyata secara mandiri dan berkarakter. “Kerja
nyata kita, kemandirian kita, dan karakter kita semua terpusat pada pemahaman bahwa
saat ini kita dihadapkan dalam kompetisi global, karena lawan tanding kita semakin hari
semakin muncul dari seantero penjuru dunia,” ucap Mardjoeki, Jumat (20/5/2016).

Selain itu, lanjut mantan Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta ini,
komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini penting untuk
ditegaskan kembali. Hal ini mengingat setelah sekian lama berdiri sebagai bangsa,
ancaman dan tantangan akan keutuhan NKRI tidak selangkah pun surut. “Bahkan
melalui kemajuan teknologi digital, mendapatkan medium baru untuk penyebaran
paham dan prakteknya. Ancaman radikalisme dan terorisme, kekerasan dan pornografi,
misalnya, serta kaburnya batas-batas fisik antara domestik dan internasional,” jelas
Mardjoeki.

Mardjoeki yang membacakan sambutan dari Menteri Komunikasi dan Informatika,


Rudiantara, mengatakan bahwa tantangan-tantangan baru yang muncul di depan kita
tersebut memiliki dua dimensi terpenting, yaitu kecepatan dan cakupan. “Tentu kita
tidak ingin kedodoran dalam menjaga NKRI akibat terlambat mengantisipasi kecepatan,
dan meluasnya anasir-anasir ancaman karena tak tahu bagaimana mengambil sikap
dalam konteks dunia yang sedang berubah ini,” katanya.

Anda mungkin juga menyukai