Agama Non-Muslim
Disusun oleh :
Putra Wane Panggabean / 22.12.2646
1.
pendapat saya wajar saja mahasiswa sekarang di harapkan menjadi pelopor
pergerakan terciptanya masyarakat yang menjungjung tinggi nilai religi,dan
budaya luhur,mengedepankan kepentingan umum,karena mahasiswa sekarang
adalah regenerasi yg akan menjadi generasi selanjutnya yg meneruskan
pergerakan menjungjung nilai religi.
Contohnya : jika tidak ada anak muda atau mahasiawa regenerasi tidak akan ada
dan tidak ada yang menggantikan posisi orang orang sekarang,misalkan jika
tidak ada anak muda yg mau mengambil bagian dalam kegiatan bermasyrakat
dsb
2.
Ketidakjujuran membuat hati mudah galau. Jika seseorang sering berperilaku tidak jujur
. orang lain tidak akan mempercayai omongannya lagi, padahal sebenarnya itu adalah
sebuah kebenaran. Dikenal sebagai pembohong, semua omongannya akan dianggap tidak
benar yang akan merugikan diri sendiri
4.pendapat saya ini perlu menjadi perhatian kita karena ini termasuk etika dan
norma kita terhadap sesama,ini harus menjadi koreksi untuk kita agar mengubah
kebiasaan tersebut,dengan etika yg baik kita akan bisa menjalin silaturahmi dan
toleransi serta tidak ada sakit hati dans sebagainya
5.
anya karena telah menjadi kebiasaan sehari-hari, bukan berarti sesuatu telah benar dan
bermanfaat. Kita harus membiasakan yang benar dan bukan sekadar membenarkan
yang biasa,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum
dan HAM Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Mardjoeki, saat memberikan
sambutan pada upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-108 tahun 2016.
Selain itu, lanjut mantan Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta ini,
komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini penting untuk
ditegaskan kembali. Hal ini mengingat setelah sekian lama berdiri sebagai bangsa,
ancaman dan tantangan akan keutuhan NKRI tidak selangkah pun surut. “Bahkan
melalui kemajuan teknologi digital, mendapatkan medium baru untuk penyebaran
paham dan prakteknya. Ancaman radikalisme dan terorisme, kekerasan dan pornografi,
misalnya, serta kaburnya batas-batas fisik antara domestik dan internasional,” jelas
Mardjoeki.