Anda di halaman 1dari 3

KASUS

PERSELISIHAN PENGGUNAAN LAHAN PUBLIC PERUMAHAN BUMI LESTARI

Perumahan Bumi Lestari adalah sebuah perumahan di kota Semarang yang baru berdiri tahun 2010.
Tingginya kebutuhan rumah membuat rumah dari berbagai tipe yang disediakan oleh pengembang
terjual dengan cepat. Hal ini terjadi karena Perumahan Bumi Lestari terletak di tempat yang strategis
serta mempunyai rencana penyediaan fasilitas publik bagi warga perumahan.

Pengembang menyediakan sepetak lahan seluas 10x20 yang diperuntukkan untuk ruang publik. Lahan
tersebut berada di dekat gerbang masuk perumahan, diantara Blok A dan Blok B. Blok B terletak di
tempat strategis karena dilewati jalan untuk masuk ke blok-blok yang lain. Ternyata peruntukan lahan
tersebut kemudian menimbulkan masalah diantara warga.

Warga Blok A umumnya adalah dari kalangan pegawai negri, guru, dan para bisnisman. Mereka rata-rata
menempati rumah tipe 36 atau 45. Dari 50 KK di Blok A, sekitar 90% adalah muslim. Sementara itu, Blok
B berasal dari latar belakang yang beragam, baik agama maupun pekerjaan yang ditekuni. Pekerjaan
warga di Blok B mencakup buruh pabrik, pekerja di pertokoan, dan pekerja swasta. Mereka tinggal di
rumah tipe 21 atau 27. Berdasarkan data awal RT, 50% warga Blok B beragama Islam, 20% Kristen
Protestan, 20% Katolik, dan sisanya beragama Hindu, Budha atau penganut aliran kebatinan. Tampak
adanya kesenjangan antara warga dari Blok A dan Blok B yang membuat hubungan kedua kelompok
warga kurang akrab.

Keberadaan lahan untuk ruang publik itu pun kemudian menimbulkan persoalan diantara para warga.
Warga dari Blok A menghendaki agar lahan publik itu dipergunakan untuk membangun masjid sehingga
mereka bisa menjalankan shalat Jum’at di dekat rumah dan bisa menjalankan shalat berjama’ah.
Sementara itu, warga dari Blok B justru menghendaki agar lahan publik itu dipergunakan untuk balai RT
dan lapangan bulu tangkis untuk pusat kegiatan masyarakat.

Sampai saat ini, penggunaan lahan publik tersebut masih menjadi sengketa. Pihak pengembang
perumahan bumi lestari tidak bisa memutuskan sendiri apa yang akan dibangun di atas lahan public
tersebut. Pengembang berharap warga bisa segera memutuskan apakah lahan publik itu akan digunakan
untuk membangun masjid atau untuk balai RT. Kedua belah pihak warga diminta oleh pengembang
untuk membicarakan persoalan tersebut agar ada solusi. Warga di kedua blok akhirnya sepakat untuk
mengirim utusannya agar berdialog dan bernegosiasi di kantor pengembang, sedangkan pihak
pengembang tidak ingin ikut campur.

Informasi untuk utusan warga blok A

Anda ditunjuk oleh warga blok A untuk menjadi wakil dalam perundingan atau negosiasi dengan pihak
blok B terkait dengan penggunaan lahan publik seluas 15x20 meter yang disediakan pihak pengembang
perumahan bumi lestari. Untuk fasilitas umum. Berdasarkan pembicaraan yang diadakan di salah satu
rumah warga dua hari lalu, disepakati bahwa warga blok A menghendaki agar lahan publik itu digunakan
untuk rumah ibadah (masjid). Masyarakat blok A memerlukan masjid untuk menjalankan shalat Jum’at
atau shalat lima waktu berjama’ah.

Anda bisa memahami keinginan warga blok A, yang 90% dari 50 KK beragama Islam dan membutuhkan
rumah ibadah, meskipun sebenarnya juga kurang sreg karena adanya sejumlah warga non-muslim di
blok A. anda tahu bahwa keberadaan masjid tidak memberikan manfaat bagi warga non-muslim. Namun
dalam rapat dua hari lalu mereka telah menyetujui usulan mayoritas warga muslim di blok A. anda
sendiri seorang muslim dan membutuhkan rumah ibadah. Misi anda adalah mensukseskan keinginan
warga blok A agar lahan public itu difungsikan untuk pembangunan masjid. Anda sendiri berharap agar
anak-anak anda tumbuh dalam suasana keagamaan yang kuat.

Kini anda harus menemui warga dari blok B yang menghendaki agar lahan public itu dipergunakan untuk
membangun balai RT atau lapangan bulu tangkis. Anda melihat persoalan cukup rumit karena 50% warga
blok B adalah bukan muslim. Sudah barang tentu, warga blok B akan sulit menyetujui pembangunan
masjid di lahan publik itu, apalagi utusan dari blok B yang paling vocal bukan muslim.

Anda berharap bahwa ide membangun rumah ibadah terlaksana dan anak-anak anda juga bisa
mendapatkan pelajaran agama tambahan di masjid. Anda melihat bahwa ide itu tidak akan mudah
diterima oleh warga blok B, tetapi anda berpendapat bahwa mayoritas harus mendapatkan suara
terbanyak dan menjadi pihak yang paling di dengar dan diperhatikan suaranya. Anda menyayangkan
sikap pengembang yang meyerahkan persoalannya kepada warga karena anda berharap pihak
pengembang mau mengikuti saran warga blok A. kini anda harus bernegosiasi dengan utusan warga blok
B.

Informasi untuk utusan warga blok B

Anda ditunjuk oleh warga blok B untuk menjadi wakil dalam perundingan atau negosiasi dengan pihak
blok A terkait dengan penggunaan lahan public seluas 15x20 meter yang disediakan pihak pengembang
perumahan bumi lestari untuk fasilitas umum. Berdasarkan pembicaraan yang diadakan di rumah anda
dua hari lalu, disepakati bahwa blok B menghendaki agar lahan public itu digunakan untuk balai RT atau
lapangan bulu tangkis. Masyarakat blok B memerlukan fasilitas umum yang bisa digunakan untuk
aktivitas sosial karena warga blok B umumnya dari kalangan menengah ke bawah.

Anda sebenarnya agak segan untuk menjadi utusan untuk bernegosiasi dengan blok A mengingat bahwa
anda sendiri non-muslim. Anda bisa memaklumi kebutuhan umat islam akan masjid, tetapi anda melihat
bahwa lahan public harus digunakan untuk fasilitas umum yang bisa digunakan oleh seluruh warga tanpa
membedakan agamanya. Kalau lahan public itu dibangun untuk balai RT, maka anda dan warga blok B
akan bisa berkumpul dan mengakrabkan diri. Apalagi kalau selain balai RT, juga dibangun di sampingnya
lapangan bulu tangkis.

Kini, anda harus menemui warga dari blok A yang menghendaki agar lahan publik itu dipergunakan
untuk membangun masjid. Anda tahu bahwa di blok A, mayoritas warganya beragama Islam. Akan tetapi,
di blok B, prosentase umat Islam hanya 50%. Jadi, anda merasa bahwa tuntutan warga blok B agar lahan
publik dipergunakan untuk balai RT dan lapangan bulu tangkis adalah pilihan yang adil dan bermanfaat
untuk semua.

Anda berharap bahwa usulan untuk membangun balai RT dan lapangan bulutangkis dapat dipenuhi.
Akan tetapi, anda melihat bahwa ide itu tidak akan mudah diterima oleh warga blok A. anda punya
kekhawatiran bahwa persoalan ini akan bisa menimbulkan konflik lebih lanjut. Tetapi, sebagai warga
yang memiliki hak sama, anda berharap bahwa kepentingan warga yang non-muslim diperhatikan dan
anda berharap agar hubungan warga bisa harmonis. Dengan pertemuan ini anda berharap agar warga
blok A bersedia mendengar aspirasi dan harapan anda serta warga blok B. karena pihak pengembang
telah menyerahkan keputusannya kepada warga, maka nada pun harus berusaha agar ide warga blok B
terwujud.

Anda mungkin juga menyukai