Anda di halaman 1dari 11

SPO PENATALAKSANAAN SKRINNING

PRA HOSPITAL (LUAR RUMAH SAKIT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002/AKP/RSPH/VII/2022 B 1/3
Ditetapkan:
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit Direktur RS
OPERASIONAL 07 Juli 2022

dr. Eliana, MARS


NIK 16216269
Skrining didalam rumah sakit merupakan suatu proses deteksi dini atau usaha
PENGERTIAN untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan. Skrining dapat dilaksanakan
melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, pertanyaan,
pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium
klinik atau diagnostik imajing pasien. Kebutuhan pasien akan pelayanan
preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif di prioritaskan berdasarkan kondisi
pada waktu proses admisi sebagai pasien rawat inap.
Diharapkan dapat mengurangi morbiditas atau mortalitas penyakit dengan
TUJUAN penanganan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan.
Surat Keputusan Direktur RS Permata Hati, Nomor:
KEBIJAKAN 345/SK-DIR/RSUPH/VII/2022 tentang Panduan Skrinning di dalam dan di
luar RS Permata Hati.
1. Admisi/Customer Care
PROSEDUR a. Ketika telpon berdering, petugas mengangkat telpon dengan
sapaan “Hallo, Selamat pagi/sore/malam dengan Rumah Sakit
Permata Hati, ada yang bisa dibantu?”
b. Mengidentifikasi (skrinning) tujuan pasien menelpon ke Rumah
Sakit. Jika menanyakan jadwal Instalasi Rawat Jalan maka
petugas dapat menjelaskan sesuai jadwal yang berlaku di Rumah
sakit. Jika telpon tersebut dari fasilitas kesehatan lain yang ingin
merujuk pasien maka hubungkan panggilan ke bagian Instalasi
Rawat Jalan (selama jam pelayanan) atau ke bagian IGD untuk di
kaji lebih lanjut oleh dokter IGD.

SPO PENATALAKSANAAN SKRINNING PRA HOSPITAL (LUAR


RUMAH SAKIT)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
002/AKP/RSPH/VII/2022 B 2/3

2. Case Manager
a. Mengidentifikasi pasien yang membutuhkan pelayanan
berdasarkan prioritas kegawatan.
b. Mengidentifikasi pasien yang membutuhkan perhatian khusus
semisal sakit berat, usia lanjut, handicap/berkebutuhan khusus.
c. Mengkoordinasikan pembagian ruangan berdasarkan identifikasi
ketersediaan kamar bagi pasien yang membutuhkan rawat inap.
d. Menginformasikan jenis pelayanan yang tersedia di RS Permata
Hati disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan pasien.
3. Instalasi Rawat Jalan
a. Pada saat panggilan dari luar rumah sakit masuk saat jam
pelayanan poliklinik maka petugas mengangkat telpon dengan
sapaan “Hallo, Selamat pagi/sore/malam dengan Rumah Sakit
Permata Hati, ada yang bisa dibantu?”
b. Jika pasien ingin mendapatkan pelayanan di Instalasi Rawat Jalan
dengan mengkaji pasien sesuai kebutuhan maka petugas
menjelaskan jadwal Instalasi Rawat Jalan dan cara pendaftaran.
c. Jika pasien mengeluh tanda-tanda bahaya seperti ketuban pecah
dini, hypertensi pada kehamilan, dll maka segera hubungkan
telpon ke IGD agar bisa dikaji oleh dokter IGD.
4. IGD
a. Pada saat panggilan dari luar rumah sakit masuk maka petugas
mengangkat telpon dengan sapaan “Hallo, Selamat
pagi/sore/malam dengan Rumah Sakit Permata Hati, ada yang
bisa dibantu?”
b. Jika pasien mengeluh tanda-tanda bahaya seperti ketuban pecah
dini, hypertensi pada kehamilan, dll maka petugas mencatat
semua informasi yang diperlukan mulai dari kondisi pasien
sampai dengan riwayat penyakit serta rencana tindak lanjut;
c. Apabila pasien memenuhi kriteria emergensi, maka dilanjutkan
dengan proses pelayanan lanjutan yaitu pertimbangan fasilitas
yang dimiliki rumah sakit serta konsultasi dokter jaga IGD
dengan DPJP yang terkait; Jika rumah sakit mampu menerima
pasien tersebut makan anjurkan pasien untuk ke fasilitas
kesehatan terdekat untuk.

SPO PENATALAKSANAAN SKRINNING PRA HOSPITAL (LUAR


RUMAH SAKIT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002/AKP/RSPH/VII/2022 B 3/3

d. mendapatkan pertolongan pertama dan segera kerumah sakit


untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.
e. Jika tidak mampu, maka anjurkan pasien/keluarga untuk
merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.
5. Tenaga Ambulance
a. Pada saat panggilan dari luar rumah sakit masuk untuk
mendapatkan permintaan penjemputan pasien maka petugas
mengangkat telpon dengan sapaan “Hallo, Selamat
pagi/sore/malam dengan Rumah Sakit Permata Hati, ada yang
bisa dibantu?”
b. Petugas melakukan identifikasi pasien dan tingkat emergensi
agar ada persiapan SDM dan alat kesehatan saat penjemputan
pasien;
c. Skrining dilakukan setelah tiba di lokasi penjemputan dengan
berpatokan pada penilaian pre transport pasien, dengan
menggunakan form transfer pasien.
d. Skrining lanjutan yaitu triage,dilakukan setelah tiba di IGD
dengan berpatokan pada pengkajian kondisi pasien.

1. Admisi/Customer Care/Security
UNIT TERKAIT 2. Case Manager
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Tenaga Ambulance
SPO PENATALAKSANAAN SKRINNING

DI DALAM RUMAH SAKIT PADA PETUGAS NON KLINIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002/AKP/RSPH/VII/2022 B 1/3

Ditetapkan:
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit Direktur RS
OPERASIONAL 07 Juli 2022

dr. Eliana, MARS


NIK 16216269
Skrining didalam rumah sakit merupakan suatu proses deteksi dini atau usaha
PENGERTIAN untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan. Skrining dapat dilaksanakan
melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, pertanyaan,
pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium
klinik atau diagnostik imajing pasien. Kebutuhan pasien akan pelayanan
preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif di prioritaskan berdasarkan kondisi
pada waktu proses admisi sebagai pasien rawat inap.
Diharapkan dapat mengurangi morbiditas atau mortalitas penyakit dengan
TUJUAN penanganan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan.
Surat Keputusan Direktur RS Permata Hati, Nomor:
KEBIJAKAN 345/SK-DIR/RSUPH/VII/2022tentang Panduan Skrinning di dalam dan di luar
RS Permata Hati.
1. 1. Petugas Non Klinis (Satpam, Parkir, AJP, CS, dan Petugas lain)
PROSEDUR a. Melaksanakanskriningsecaravisual
b. Mengamatipasien yang masukkedalamruanglingkupRumahSakit
Permata Hati, bilamelihatadapasien yang terlihatkegawatanseperti;
sesak, nyeridada kiri tembus punggung, tidak sadar, nyeri hebat.
Makapetugasmembantupasien dan mengarahkanke IGD
untukdilakukan Triage di IGD.
c. Bilaadapasienmembutuhkan bantuan, petugas non
klinismenanyakan keluhan pasien tersebut (sambil
melihatapakahadakegawatanatau tidak pada pasien). Bila ada
kegawatan pasien dibantu dan diarahkan ke IGD dan bila tidak ada
kegawatan dan pasien ingin berobat diarahkan ke bagian
pendaftaran.
Contoh:
Petugas : Selamat Pagi/Siang/ Malam bu, ada yang
bisasayabantu? (sambilmengamatikondisipasien)
Pasien : Selamat Pagi/Siang/Malam pak… Saya
mauberobat, pendaftarandimanaya?
Petugas : (bilapasienterlihatsakit) ibuadakeluhanapa,
sepertinyaibuterlihatpucat/ nyeri?
(bilapasienterlihatbaikarahkankependaftaran)
Pasien : Kepalasayapusingdan dada saya nyeri
Petugas : Kalaubegituibusebaiknyake IGD
untukmendapatkanperawatan yang cepat,
mariibusayatemani. (Bantu pasienhinggasampaike
IGD agar dapatdilakukanTriage di IGD)
d. Bilaterdapatpasienkecelakaan, maka
petugasdiharapkanmembantupasienhinggasampaike IGD
ataupetugasmenghubungiperawat IGD agar perawat IGD
dapatmengevakuasipasiendenganbenar.
2. 2. PetugasLaboratorium, Radiologi dan Fisioterapi
a. Melaksanakanskriningsecaravisual
b. Mengamatisetiappasien yang
maumelakukanpemeriksaanlaboratorium dan rontgen,
petugasdapatmelakukanpemeriksaanpasiensepertisuhu dan nadi,
bilapasienterlihatkegawatanseperti; nyerihebat, pucat, lemas,
sesak, demam, nadilemah dan lain-lain,
makatanyakankeluhanpasien dan sudahberobatataubelum.
c. Bilapasienbelumberobat dan
datanghanyauntukpemeriksaanmakasarankanpasien agar
berobatke IGD agar mendapatkanpengobatan dan tindaklanjut di
IGD.
d. Bilapasientelahberobat, makasarankanpasienke IGD
untukpenanganankegawatannya, sehinggadokter IGD
dapatberkoordinasidengan DPJP untukkegawatanpasien agar
dapatditindaklanjuti.
e. Setiappasien yang diarahkanke IGD,
petugasdiharapkanmembantupasienhinggasampaike IGD,
denganmenggunakankursirodabiladiperlukan.
3. 3. PetugasFarmasi
a. Melaksanakanskriningsecaravisual
b. Mengamatisetiappasien yang memberikanresep di Apotik,
bilapasienterlihatkegawatanseperti; nyerihebat, pucat, lemas,
sesak dan lain-lain, makatanyakankeluhanpasien dan
sudahberobatataubelum.
c. Bilapasienbelumberobatmakaarahkanpasien agar berobatke IGD
agar mendapatkanpengobatan dan tindaklanjut di IGD.
d. Bilapasientelahberobat, makasarankanpasienke IGD
untukpenanganankegawatannya, sehinggadokter IGD
dapatberkoordinasidengan DPJP untukkegawatanpasien agar
dapatditindaklanjuti.
e. Setiappasien yang diarahkanke IGD,
petugasdiharapkanmembantupasienhinggasampaike IGD,
denganmenggunakankursirodabiladiperlukan.

a. 4. Front Office (FO)


a. Melaksanakanskriningsecaravisual
b. Menanyakan tujuan kedatangan pasien dan memberikan
penjelasan tentang jenis-jenis pelayanan, waktu pelayanan
dan nama dokter praktek di Rumah Sakit Permata Hati
c. Melakukan skrining berdasarkan atas keluhan pasien, atau
secara kasat mata dicurigai ada kegawatan.
d. Bila ada kegawatan diminta untuk segera masuk ke IGD
agar dapat ditindak lanjuti oleh perawat atau dokter jaga
yang bertugas saat itu (Triage).
e. Bilaterdapatpasienkecelakaan,
makapetugasmenghubungiperawat IGD agar perawat IGD
dapatmengevakuasipasiendenganbenar.

1. Petugas Non Klinis


UNIT TERKAIT a. Satpam
b. AJP
c. CS
d. Parkir
2. Petugas Penunjang Medik
a. Radiologi
b. Fisioterapy
c. Farmasi
SPO PENATALAKSANAAN SKRINNING

DI DALAM RUMAH SAKIT PADA PETUGAS KLINIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002/AKP/RSPH/VII/2022 B 1/3

Ditetapkan:
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit Direktur RS
OPERASIONAL 07 Juli 2022

dr. Eliana, MARS


NIK 16216269
Skrining didalam rumah sakit merupakan suatu proses deteksi dini atau usaha
PENGERTIAN untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan. Skrining dapat dilaksanakan
melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, pertanyaan,
pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium
klinik atau diagnostik imajing pasien. Kebutuhan pasien akan pelayanan
preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif di prioritaskan berdasarkan kondisi
pada waktu proses admisi sebagai pasien rawat inap.
Diharapkan dapat mengurangi morbiditas atau mortalitas penyakit dengan
TUJUAN penanganan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan.
Surat Keputusan Direktur RS Permata Hati,Nomor:
KEBIJAKAN 345/SK-DIR/RSUPH/VII/2022tentang Panduan Skrinning di dalam dan di luar
RS Permata Hati.
b. A. Dokter
PROSEDUR 1. Skrining medis dilakukan oleh dokter yang berkontak
pertamadenganpasien.
2. Skrining medis juga sekaligus dimaksudkan untuk
mengidentifikasi pasien-pasien asimptomatik yang berisiko
mengidap gangguan kesehatan serius.
3. Melalui proses skrining diharapkan dapat mengurangi morbiditas
atau mortalitas penyakit dengan penanganan dini terhadap kasus-
kasus yang ditemukan.
4. Skrining medis dilakukan melalui kriteria triase, anamnesis,
pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik
imajing.
5. Pada kasus rujukan, skrining dapat dilakukan sebelum pasien
dikirim atau sebelum pasien tiba di IGD, bisa dilakukan via
telepon maupun datang sendiri.
6. Bila pasien rujukan dilakukan dengan penjemputan, maka skrining
dilakukan ketika tim medis sampai di tempat penjemputan.
7. Pasien hanya diterima apabila rumah sakit dapat menyediakan
pelayanan dan fasilitas yang dibutuhkan pasien rawat inap dan
rawat jalan dengan tepat.

B. Perawat/Bidan
1. Skrining medis dilakukan oleh perawat/bidan yang berkontak
pertama dengan pasien
2. Skrining medis oleh perawat/bidan yang kontak pertama kali
dengan pasien.
3. Ketika kontak pertama kali oleh pasien maka perawat/bidan
menanyakan keluhan pasien, sembari melihat kondisi pasien
apakah ada kegawatan atau tidak.
4. Berdasarkan keluhan dan kondisi pasien yang didapat maka
perawat/bidan dapat mengarahkan apakah pasien dapat ke
pendaftaran (bila pasien dalam kondisi sehat dan membutuhkan
pengobatan) atau diarahkan ke IGD.

1. Perawat/Bidan
UNIT TERKAIT 2. Dokter dan Dokter spesialis

Anda mungkin juga menyukai