Anda di halaman 1dari 8

Surat Wasiat

Surat wasiat adalah surat yang memang sebaiknya Anda buat, terutama bila Anda memang
mempunyai cukup banyak aset dan sudah ada ahli waris. Dengan begitu, aset Anda akan
tetap terurus oleh orang-orang pilihan Anda, sehingga menghindari sengketa atau hal-hal
yang tak diinginkan lainnya.

Maka dari itu, di artikel ini Anda akan belajar seluk beluk mengenai surat wasiat dengan
mendalam. Mulai dari definisi, dasar hukum, syarat, cara membuat, hingga 11 contoh surat
wasiat. Terdengar menarik, kan? Tanpa berlama-lama lagi, yuk mulai!

Apa Itu Surat Wasiat?


Testamen atau surat wasiat adalah dokumen tertulis yang berisi tentang pernyataan
seseorang mengenai apa yang ingin ia kehendaki terhadap hartanya setelah meninggal
nanti. Surat ini harus ditandatangani oleh orang yang berwasiat dan tidak boleh Anda buat
secara lisan.

Berikut pengertian surat wasiat dari beberapa sumber lain:

 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata: Sebuah akta berisi pernyataan seseorang tentang


apa yang dikehendakinya terjadi setelah ia meninggal, yang dapat dicabut kembali olehnya.
 Kamus Besar Bahasa Indonesia: surat yang berisi pesan, pernyataan, dan sebagainya dari
seseorang untuk dilaksanakan sesudah ia meninggal.
 Subekti: Suatu pernyataan dari seseorang tentang apa yang dikehendaki setelah ia
meninggal.
 Oemar Moechtar: Pemberian seseorang kepada orang lain baik berupa barang, piutang,
atau pun manfaat untuk dimiliki oleh orang yang diberi wasiat sesudah orang yang
berwasiat mati.
Dasar Hukum Surat Wasiat
Dasar hukum testamen adalah Pasal 874 KUHPer. Di pasal tersebut disebutkan bahwa
harta peninggalan orang yang meninggal dunia adalah kepunyaan dari para ahli waris
sesuai undang-undang.

Dengan kata lain, semua harta peninggalan tersebut sepenuhnya merupakan hak para ahli
waris, selama pewaris tidak menentukan sesuatu dalam ketetapan yang sah, yaitu
testamen. Artinya, bila ada surat wasiat yang sah, maka ahli waris harus mengikuti sesuai
yang dituliskan pada surat tersebut.

Baca juga: Surat Keterangan Ahli Waris: Syarat, Prosedur, dan Contohnya

Menariknya, bila isi wasiat ada yang menyimpang dari perundang-undangan, tetap saja
kehendak pewaris harus Anda dahulukan. Hal ini senada dengan pendapat J. Satrio yang
mengatakan bahwa hukum waris pada dasarnya bersifat mengatur.
Walaupun begitu, surat wasiat juga mempunyai keterbatasan, lho. Tepatnya, pewaris tak
bisa mewariskan semua harta kekayaannya ke mereka yang masuk ke legitieme portie.

Legitieme portie  adalah bagian mutlak warisan sesuai undang-undang (Pasal 913 KUHPer),
yaitu harta benda harus Anda wariskan pada ahli waris atau penerima wasiat dalam garis
lurus sesuai undang-undang. Sehingga, orang yang meninggal tak boleh menetapkan
sesuatu, baik itu sebagai hibah ke orang yang masih hidup ataupun sebagai wasiat.

Nah, para ahli waris yang masuk ke legitieme portie  disebut dengan legitimaris. Oleh
karena itu, pastikan bahwa wasiat Anda tidak melanggar dari bagian mutlak legitimarisnya.

Jenis atau Bentuk Surat Wasiat


Berdasarkan KUHPer, ada tiga jenis atau bentuk testamen, yaitu:

1.    Surat Wasiat Umum

Testamen umum Anda buat langsung di hadapan notaris. Dengan kata lain, Anda sendiri
yang berinisiatif untuk mendatangi kantor notaris, lalu menjelaskan perihal atau ketentuan
apa saja yang ingin Anda cantumkan di wasiat.

Seperti namanya, jenis ini yang paling sering warga Indonesia gunakan. Bahkan, dianjurkan
karena notaris bisa memberikan Anda bimbingan dan petunjuk. Jadi, wasiat Anda bisa
berjalan sebaik mungkin sesuai apa yang Anda kehendaki.

2.    Surat Wasiat Olografis

Surat ini pewaris tulis dan ia tandatangani sendiri tanpa adanya saksi. Lalu, surat akan
diberikan ke notaris untuk dibuatkan Akta Penyimpanan atau Akta Van Depot. Terakhir,
akta ini akan notaris tandatangani beserta dua orang saksi. Bila seluruh proses selesai,
testamen ini memiliki kekuatan yang sama dengan wasiat umum.

Surat Wasiat Olografis bisa Anda buat secara terbuka atau tertutup. Bila terbuka, maka
notaris bisa tahu dan paham seluruh isi wasiat dan memberikan keterangan
penyimpanannya.

Sebaliknya, bila tertutup maka notaris tak bisa membuka dan mengetahui isinya. Notaris
hanya bisa tahu dari keterangan yang pewaris sampaikan, lalu dibuatkan akta
penyimpanan secara terpisah.

3.    Surat Wasiat Rahasia

Terakhir, surat ini cukup mirip dengan Olografis dan perbedaanya terletak pada sifat surat
ini yang tertutup. Jadi, Anda menulis dan menandatanganinya sendiri, lalu Anda serahkan
ke notaris untuk dibuatkan akta penyimpanan di hadapan empat orang saksi.
Selain itu, surat ini harus memiliki keterangan yang menyatakan bahwa surat ini memang
Anda buat dan Anda tandatangani. Untuk keterangan lebih lanjut, Anda bisa melihatnya
pada Pasal 940 KUHPer.

Manfaat Surat Wasiat


Membuat surat ini merupakan hal yang penting, lho! Berikut manfaat lengkapnya:

–       Kejelasan Ahli Waris yang Sah

Testamen bisa memberikan pernyataan yang jelas mengenai siapa ahli waris yang sah
secara hukum. Sehingga, bisa membantu memenuhi persyaratan administrasi saat
mengurus warisan nantinya.

–       Menghindari Adanya Sengketa

Sengketa warisan sering terjadi di Indonesia, tak lain karena tidak adanya surat warisan
bagi ahli waris. Maka dari itu, surat ini bisa menghindari sengketa dengan membagi harta
warisan secara lebih jelas dan adil.

–       Memastikan Kehendak Pewaris Dijalankan

Tanpa surat ini, tidak ada yang bisa menjamin bahwa kehendak pewaris telah dijalankan
dengan baik. Padahal, pewaris memiliki aset penting yang telah disiapkan untuk ahli waris
atau orang tertentu. Maka dari itu, surat ini bisa memastikan kehendak dijalankan dengan
baik.

–       Pengelolaan Warisan yang Lebih Mudah

Surat ini juga mempermudah pengelolaan dan pembagian harta warisan. Sebab, sudah
jelas tertulis berapa besarannya dan siapa yang bisa menerima warisan tersebut. Tak hanya
itu, tapi Anda bahkan juga bisa memberikan warisan ke orang lain atau pihak lain, seperti
panti asuhan, yayasan, dan sejenisnya.

–       Suatu Bentuk Antisipasi

Tidak ada yang tahu mengenai umur, sehingga surat ini bisa menjadi bentuk antisipasi bila
Anda meninggal nantinya. Dengan begitu, ahli waris bisa jelas dan harta warisan bisa
digunakan sesuai amanat surat tersebut.

–       Menghindari Harta yang Tidak Produktif

Terkadang, ahli warisnya merupakan anak di bawah umur atau belum cukup dewasa.
Sehingga, pembagian warisannya masih belum jelas dan kemungkinan harta warisan
didiamkan begitu saja. Nah, surat ini bisa menghindari hal tersebut.
–       Perlindungan Terhadap Bisnis Pewaris

Bagi Anda yang memiliki bisnis, surat ini juga bisa melindungi bisnis Anda setelah
meninggal, lho. Sebab, Anda bisa memberikan aset bisnis ke orang yang terpercaya,
sehingga bisnis bisa tetap berjalan dengan baik dan menghindari sengketa dari keluarga
atau pihak lain.

Syarat Membuat Surat Wasiat


Pada dasarnya, berikut syarat membuat testamen:

 Dewasa Secara Hukum: Pewaris harus berusia 21 tahun atau sudah menikah. Hal ini
berlaku baik untuk laki-laki, maupun perempuan.
 Mempunyai Akal Sehat: Maksudnya, Anda membuat surat ini atas keinginan sendiri, tanpa
ada paksaan dari siapapun. Plus, Anda juga harus dalam keadaan pikiran yang sehat dan tak
stabil, serta tidak berada di bawah pengaruh obat-obatan.
 Objek Warisan yang Jelas: Surat Anda harus menulis objek warisan dengan rinci, seperti
apa harta kekayaannya, lalu deskripsinya, hingga hukum terkait harta tersebut.
 Paham Para Pihak yang Berkepentingan: Seperti notaris dan saksi-saksi. Lalu, para pihak
tersebut juga harus memberikan bukti penguatan berupa tanda tangan di surat, agar
terlindungi secara hukum.
 Mengetahui Tentang Pencabutan Wasiat: Anda juga bisa mencabut atau membatalkan
surat ini. Namun, Anda harus melakukannya saat masih hidup agar terlihat asli.
 Paham Hukum yang Berlaku: Surat harus Anda buat sesuai perundang-undangan yang
berlaku. Bila tidak paham, Anda bisa pergi ke notaris untuk mendapatkan arahan.
 Mengerti Pembagian Harta Warisan dan Amanat di Wasiat: Amanat harus tidak
memberikan untuk para pihak. Selain itu, pembagiannya juga tak boleh sesuka hati,
melainkan harus adil sesuai hukum.

Cara Membuat Surat Wasiat Sesuai Hukum


Anda bisa membuat testamen dengan notaris dan tanpa notaris, sehingga bisa Anda
sesuaikan dengan kebutuhan. Berikut penjabaran lengkapnya:

–       Cara Membuat Surat Wasiat Dengan Notaris


1.    Jelaskan Apa yang Ingin Anda Jadikan Wasiat

 Buat Daftar Aset: Baik dalam bentuk materi atau uang di bank. Menurut hukum, Anda bisa
memberikan wasiat semua aset. Bila belum menikah, semua barang milik Anda. Tapi bila
sudah menikah, maka sebaiknya pastikan bahwa harta bawaan atau harta bersama.
 Tentukan Penerima: Pastikan, Anda menulisnya dengan jelas. Bahkan, kondisi pewarisan
juga bisa Anda tentukan, seperti ingin memberikan harta tersebut, tapi dengan syarat
khusus.
 Bagikan Harta yang Tersisa: Bila harta masih ada dan tidak Anda sebutkan dengan jelas di
wasiat, maka Anda masih bisa membagikannya secara rata ke ahli waris.
 Ahli Waris Cadangan: Anda juga bisa mencantumkan ahli waris cadangan. Tujuannya,
untuk mengatasi risiko bila ahli waris utama meninggal duluan.
 Hak Asuh Anak dan Tanggungan di Bawah Umur: Bila Anda mempunyai anak berusia di
bawah 17 tahun, maka ia belum dewasa secara hukum. Oleh karena itu, Anda harus
menentukan tentang perwaliannya.
 Keinginan Ketika Sudah Meninggal: Misalnya, Anda ingin dimakamkan di tempat
tertentu, menjadi pendonor organ, dan sebagainya. Pastikan, Anda menjelaskannya dengan
baik.
 Memilih Pelaksana: Jelaskan juga siapa saja yang Anda jadikan pelaksana surat wasiat dan
pelaksana cadangannya. Sebaiknya, Anda memilih orang yang memang sudah Anda kenal
dan terpercaya, sehingga bisa menjalankan wasiat dengan lancar.
2.    Tulis Surat Wasiat Anda

Bila Anda sudah menentukan isi surat berdasarkan panduan di atas, selanjutnya Anda bisa
memilih tiga prosedur pembuatannya, yaitu:

 Menulisnya Sendiri: Yup, Anda bisa langsung menulis testamen sendiri, tapi kekuatan
hukumnya tidak terlalu kuat dan risiko pemalsuan dokumen yang tinggi.
 Menggunakan Layanan Online: Biasanya, prosedur ini lebih cocok untuk Anda yang isi
suratnya tak terlalu banyak.
 Melalui Notaris atau Pengacara: Prosedur ini berkekuatan hukum tinggi dan sangat cocok
bila Anda mempunyai aset yang banyak.
3.    Tahap Finalisasi

Setelah surat Anda buat, Anda bisa mengikuti hal-hal di bawah ini:

 Simpan dengan Aman: Pastikan testamen Anda simpan di tempat yang aman, seperti
melalui notaris atau safe deposit  di bank. Lalu, jangan lupa beritahu juga pewaris mengenai
lokasinya.
 Tanda Tangan dan Saksi: Testamen sah bila Anda sudah menandatanganinya di hadapan
saksi. Pilihlah dua orang saksi atau lebih yang memang terpercaya dan sehat jasmani
rohani, sehingga bisa mempertanggungjawabkan kesaksiannya.
 Memberikan Salinan ke Pelaksana: Hal ini sebagai bentuk antisipasi bila surat hilang atau
rusak. Pastikan juga pelaksana menyimpannya dengan aman.
4.    Biaya Membuat Surat Wasiat di Notaris

Secara umum, biaya yang harus Anda keluarkan untuk membuat testamen di notaris
adalah 1% hingga 2,5% dari seluruh nilai aset yang Anda wariskan. Namun tentu saja,
biaya pembuatan ini cenderung fleksibel dan bisa berbeda-beda di setiap notaris. Jadi,
pastikan Anda menanyakannya terlebih dahulu.

–       Cara Membuat Surat Wasiat Tanpa Notaris


1.    Tentukan Apa Wasiat Anda

Langkah pertama, Anda harus menentukan aset apa saja yang akan Anda jadikan wasiat.
Anda bisa melakukannya dengan membuat daftar lengkap aset apa saja yang Anda miliki,
baik aset fisik maupun non-fisik.
Bagi Anda yang sudah menikah, membuat testamen ini membutuhkan persetujuan dari
pasangan, terkait pembagian harta bersama atau harta gono-gini. Tapi, bila Anda memiliki
perjanjian pisah harta, maka Anda tak perlu meminta persetujuan.

2.    Pilih Siapa Penerimanya

Selanjutnya, Anda pilih dengan spesifik siapa orang atau pihak yang akan menerima
wasiat. Bila ahli waris yang Anda miliki sudah meninggal, maka Anda harus menentukan
pewaris kedua.

Ingat, Anda harus memilih dengan spesifik, ya! Misalnya, Anda ingin menghibahkan
sebagian harta, maka Anda perlu menuliskannya dengan jelas di surat.

Oh ya, Anda juga bisa menentukan seberapa banyak aset yang akan diterima oleh setiap
ahli warisnya. Misalnya, A mendapat 50%, B 35%, dan C 15%.  Tak hanya itu, tapi Anda juga
bisa menyertakan persyaratan khusus terkait aset tersebut. Misalnya, A harus lulus
kuliah cumlaude  agar bisa mendapatkan 50%.

3.    Tentukan Hak Asuh Anak

Bila Anda mempunyai anak yang masih berusia di bawah umur saat membuat testamen,
maka Anda juga bisa menentukan para pihak yang berhak mengasuh anak Anda. Selain itu,
Anda juga bisa menentukan perwalian legal untuk mengurus aset material dan finansial
hingga anak Anda dewasa.

4.    Tulis Surat Anda

Terakhir, Anda bisa langsung menulis surat wasiat ini. Baik di hadapan notaris, maupun
tidak. Tak perlu khawatir, bila Anda menulis surat ini sendiri, maka Anda tak perlu
mengeluarkan biaya sepeserpun ke notaris.

Oh ya, jika Anda menulis surat secara rahasia, Anda tak perlu menunjukkan isinya kepada
siapapun. Bahkan, saat Anda menitipkan ke notaris, Anda tak harus menjelaskannya
dengan detail. Jadi, surat Anda memang benar-benar aman.

Cara Membatalkan Surat Wasiat


Berdasarkan hukumonline, surat wasiat yang Anda buat di hadapan notaris bisa dibatalkan.
Hal ini juga disebutkan di Pasal 875 KUHPerdata. Lalu, bagaimana caranya? Cukup mudah!

 Anda datang ke kantor notaris, lalu sampaikan bahwa Anda ingin membatalkan wasiat
 Kemudian, notaris akan menyiapkan dokumen dan melakukan pendataan yang diperlukan.
Mulai dari informasi surat terdahulu, tanggal pembuatan, nomor, hingga domisili.
 Terakhir, Anda akan diminta untuk membuat pernyataan pembatalan testamen tersebut.
Apakah Dapat Menerima Wasiat Tanpa Surat?
Bisa! Pasal 874 KUHPer menyebutkan:
“Segala harta peninggalan seseorang yang meninggal dunia, adalah kepunyaan para ahli
warisnya menurut undang-undang, sejauh mengenai hal itu dia  belum mengadakan
ketetapan yang sah.”

Nah, “ketetapan yang sah” tersebut adalah surat wasiat. Jadi tanpa surat ini pun, harta
peninggalan pewaris otomatis menjadi harta milik semua ahli warisnya. Dengan kata lain,
Anda tetap akan mendapat wasiat tanpa surat. Selama, Anda memang merupakan ahli
warisnya.

Namun, bila Anda hendak membuat surat wasiat, maka bentuknya harus tertulis, sesuai
Pasal 931 KUHPer. Jadi, bila pewaris mengatakan secara lisan pembagian harta warisannya,
hal tersebut tidak mengikat secara sah di mata hukum.

Contoh Surat Wasiat

Anda mungkin juga menyukai