Anda di halaman 1dari 7

Presentasi PPKN

Menggali ide Pendiri


Bangsa tentang
Dasar Negara
Kelompok1 : casseya, nuraini, rahmawati, kahfi, arif, daniel
Lia

Ide Mohammad Yamin


Pada perumusan Pancasila, Mohammad
Yamin turut menuturkan gagasannya pada
29 Mei 1945 secara lisan yang berisi :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

Rumusan dasar 3. Rasa kemanusiaan yang adil dan

negara yang beradab

diajuka secara 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh


hikmat kebijaksanaan dalam
tertulis : permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh


rakyat Indonesia
Gagasan Mohammad Yamin
Dalam sidang BPUPKI Mohammad Yamin banyak
memainkan peran. Ia berpendapat agar hak asasi
manusia dimasukkan kedalam konstitusi negara. Ia
juga mengusulkan wilayah Indonesia pasca
kemerdekaan mencakup :
3.
1. Sarawak 2. Sabah Semenanjung
Malaya

4. Timor 5. Wilayah
Portugis India
Belanda
Pendapat Moh. Yamin
Ringkasan Umum
Ia menyatakan keberatan dengan bentuk
pemerintahan Monarki. Baginya, memilih Monarki
sama saja dengan menolak datangnya Indonesia
merdeka karena proklamasi merupakan
pernyataan kehendak rakyat.
Menurut Yamin, bentuk pemerintahan pun harus
pula mampu mencerminkan kehendak rakyat dan
bukan kehendak Monarki. Bagi Yamin, yang paling
cocok adalah pemerintahan berbentuk republik.
Dalam logika Yamin, hanya negara dengan bentuk
republik lah yang memungkinkan terjadinya
pembagian kekuasaan dengan rakyat yang
diantaranya bisa dijalankan secara
syuryah/perundingan.
Pendapat Moh. Yamin
Ringkasan Umum
Yamin juga mengkehendaki republik yang berada dalam bingkai negara kesatuan dan
secara tegas menolak pola hubungan pemerintah pusat dan daerah berbentuk negara
Serikat. Ia menyatakan alasan utamanya, "Kita tidak mempunya kekuatan untuk
membentuk beberapa negara".
Selain itu, dia menunjuk kekayaan dan sebaran penduduk Indonesia yang tidak merata
berpotensi menghadirkan kekacauan dengan memilih bentuk negara serikat.
Yamin tidak menghendaki pola hubungan yang serba-pusat alias sentralisitik. Baginya,
pola hubungan pusat-daerah dibangun dengan menjaga kepentingan daerah;
Pembagian kekuasaan antara badan pusat dan badan daerah haruslah diatur dengan
keadilan dan bijaksana sehingga tetap menjaga keistimewaan.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai