DAN
KEWARGANEGARAAN
II Peri Kemanusiaan;
V Kesejahteraan Rakyat.
M.YAMIN a. Ketuhanan Yang Maha Esa;
apa pun.
SOEPOMO
Soepomo menyampaikan
1. Soekarno (ketua)
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. KH. Wachid Hasjim
4. Moh. Yamin
5. Sutardjo
6. Maramis
7. Oto Iskandar Dinata
8. Moh. Hatta
PANITIA SEMBILAN
1. Soekarno (ketua)
2. Moh. Hatta
3. Moh. Yamin
4. Achmad Subardjo
5. Maramis
6. KH. Wachid Hasjim
7. KH. Abdul Kahar Moedzakkir
8. Abi Kusno Tjokrosujoso
9. H. Agus Salim
Dari kepanitiaan di atas, terdapat 5 orang yang merangkap dalam dua
kepanitiaan sekaligus, yaitu Soekarno, Moh. Yamin, KH. Wachid Hasjim,
Moh. Hatta, dan Maramis.
Panitia delapan berhasil membuat sembilan pokok pikiran yang diusulkan
para anggota BPUPK, yaitu:
a. Usulan yang meminta Indonesia merdeka selekas-lekasnya;
b. Usulan yang meminta mengenai dasar negara;
c. Usulan yang meminta mengenai soal uniikasi atau federasi;
d. Usulan yang meminta mengenai bentuk negara dan kepala negara;
e. Usulan yang meminta mengenai warga negara;
f. Usulan yang meminta mengenai daerah;
g. Usulan yang meminta mengenai agama dan negara;
h. Usulan yang meminta mengenai pembelaan;
i. Usulan yang meminta mengenai keuangan.
Panitia Sembilan mengadakan rapat pada 22 Juni 1945
tentang dasar negara. Diskusi berlangsung alot ketika
membahas bagaimana relasi agama dan
negara, sebagaimana juga yang tergambar dalam sidang
BPUPK. Beberapa anggota BPUPK menghendaki bahwa
dasar negara Indonesia harus berlandaskan Islam,
mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah
Muslim. Sementara itu, sebagian kelompok lain menolak
menjadikan agama (dalam hal ini Islam) sebagai dasar
negara. ahkan, Moh. Hatta, Soepomo dan Ir. Soekarno
mengusulkan pemisahan agama dan negara.
PIAGAM JAKARTA
3. PERSATUAN INDONESIA;
PERWAKILAN;
17 Agustus 1945.
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, 18 Agustus 1945, PPKI
melaksanakan sidang. Dalam sidang inilah, peristiwa
penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta terjadi.
Mohammad Hatta adalah salah satu tokoh penting di balik ide
penghapusan tujuh kata tersebut. Alasannya, sejumlah pihak
“keberatan” dengan adanya tujuh kata tersebut sehingga
berpotensi terjadi perpecahan. Diskusi dan lobi-lobi dilakukan
kepada sejumlah tokoh yang selama ini mengusulkan Indonesia
berasaskan Islam, seperti Ki Bagus Hadikusumo dan K.H.A. Wachid
Hasjim.