Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI POTENSI KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT

KERJA DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)


DAN KUESIONER
(Studi Kasus: PT Sampharindo Retroviral Indonesia)
Safira Reza Nadhifa1, Heru Prastawa2
1,2
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Perusahaan farmasi merupakan salah satu usaha di bidang ekonomi yang memiliki peran vital dalam
perekonomian nasional, hal tersebut sangat membuat sektor industri Farmasi memiliki persaingan yang sangat
ketat dalam dunia usaha. Namun di sisi lain farmasi dinilai sangat menguntungkan bagi investor. Bagi investor
yang mencari keuntungan perlu memperhatikan laporan keuangan yang menjadi informasi bagi investor, hal-hal
untuk mendapatkan keuntungan yaitu profitabilitas. PT Sampharindo Retroviral Indonesia merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang industri farmasi, dengan produk yang dihasilkan antara lain Telavir 600
mg, Telado, Lopivia 100/25 dan Lopivia 200/50, serta Nocovir 75. Perusahaan ini memiliki faktor-faktor dan
potensi bahaya yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Penelitian ini
dilakukan untuk mengidentifikasi potensi kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi di area kerja
PT Sampharindo Retroviral Indonesia dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) dan Kuesioner.
Subyek dari penelitian ini adalah seluruh karyawan langsung dan tidak langsung pada PT Sampharindo
Retroviral Indonesia.

Kata kunci: Industri Farmasi, K3, JSA, Kuesioner

Abstract
Pharmaceutical companies are one of the businesses in the economic field that have a vital role in the national
economy, this really makes the pharmaceutical industry sector have very tight competition in the business world.
On the other hand, pharmaceuticals are considered very profitable for investors. For investors who are looking
for profit, they need to pay attention to the financial statements that become information for investors, the things
to get a profit, namely profitability. PT Sampharindo Retroviral Indonesia is a company engaged in the
pharmaceutical industry, with products that include Telavir 600 mg, Telado, Lopivia 100/25 and Lopivia 200/50,
as well as Nocovir 75. This company has factors and potential hazards that can lead to accidents or occupational
diseases. This study was conducted to identify the potential for accidents and occupational diseases that can occur
in the work area of PT Sampharindo Retroviral Indonesia by using the Job Safety Analysis (JSA) and
Questionnaire methods. The subjects of this study were all direct and indirect employees of PT Sampharindo
Retroviral Indonesia.

Keywords: Pharmaceutical Industry, OHS, JSA, Questionnaire

1. Pendahuluan mengimplementasikan K3 dalam kegiatan usahanya


Industri farmasi menjadi salah satu industri kunci dengan tujuan untuk menjamin dan melindungi
untuk perbaikan di tahun 2018 karena dinilai telah keselamatan dan kesehatan karyawan. Penerapan K3
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap merupakan salah satu bentuk upaya untuk
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk mencapai mewujudkan tempat kerja yang aman, sehat, dan
tujuan ini, diperlukan industri farmasi yang inovatif, bebas dari pencemaran lingkungan yang bertujuan
penguasaan teknis terbaik, dan memenuhi untuk mengurangi dan / atau menghilangkan
permintaan masa depan akan obat dan bahan baku kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sehingga
obat yang terjangkau. Hal ini juga akan membawa dapat meningkatkan kepuasan dan produktivitas
keuntungan bagi PT Sampharindo Retroviral kerja (Manuaba, 2000).
Indonesia. PT Sampharindo Retroviral Indonesia
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan perusahaan manufaktur di Indonesia yang
merupakan salah satu aspek perlindungan bergerak dalam industri pembuatan obat atau industri
ketenagakerjaan dan hak dasar dari setiap tenaga farmasi. PT Sampharindo Retroviral Indonesia
kerja. Setiap perusahaan wajib merupakan perusahaan hasil joint venture antara
perusahaan farmasi India Macleods Pharmaceutical lebih memperhatikan faktor penyebab pada peralatan
dengan perusahaan farmasi dalam negeri PT kerja bahkan ada pula yang memusatkan
Sampharindo Investama. Fokus industri pada PT perhatiannya pada faktor penyebab pada perilaku
Sampharindo Retroviral Indonesia adalah manusia (Alamsyah, 2004).
memproduksi obat untuk jenis anti-retroviral. Berikut merupakan indikator-indikator
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di keselamatan kerja (Suma’mur, 1996):
industri farmasi, PT Sampharindo Retroviral a. Tempat kerja
Indonesia dituntut untuk selalu mempertahankan Tempat kerja merupakan lokasi dimana para
kinerja karyawan yang baik, dengan demikian maka karyawan melaksanakan aktivitas kerjanya.
K3 harus diperhatikan dengan seksama karena b. Mesin dan Peralatan
karyawan akan bekerja dengan optimal apabila Mesin dan peralatan adalah bagian dari
keamanan dan keselamatan pada saat bekerja dapat kegiatan operasional dalam proses produksi
dijamin dengan baik. yang biasanya berupa alat-alat berat dan
PT Sampharindo Retroviral Indonesia memiliki ringan.
tiga departemen yaitu Manufaktur, Finance, dan Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
HRGA. Di mana pada Departemen Manufaktur kelancaran dalam suatu aktivitas produksi sangatlah
terbagi lagi menjadi beberapa divisi seperti Divisi dipengaruhi dengan seberapa aman dan nyamannya
PPIC, Divisi PR-RD Reg, Divisi Engineering, Divisi lingkungan produksi serta harus ditunjang oleh
Quality Assurance, dan Divisi Quality Control. teknologi dan kondisi mesin yang selalu dalam
Dalam proses produksi obatnya, terdapat banyak kondisi yang normal dan terawat, dan yang terakhir
potensi bahaya maupun kecelakaan kerja yang dapat harus didukung pula dengan peralatan yang sesuai
terjadi terutama pada Departemen Manufaktur PT dengan keperluan kerja dan dalam kondisi yang baik
Sampharindo Retroviral Indonesia. Berdasarkan dan layak pakai.
masalah yang telah dijelaskan, permasalahan yang
ada pada PT Sampharindo Retroviral Indonesia 2.2 Kesehatan Kerja
adalah belum tercakupnya Keselamatan dan Kesehatan berasal dari bahasa Inggris “health”,
Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan secara yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya
menyeluruh. seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat
PT Sampharindo Retroviral Indonesia mempunyai makna sehat secara fisik, mental, dan
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di juga sehat secara sosial (Tresnaningsih, 2007).
bidang industri farmasi. Perusahaan ini memiliki Dengan demikian pengertian sehat secara utuh
faktor-faktor dan potensi bahaya yang dapat menunjukkan pengertian sejahtera (well-being).
menimbulkan terjadinya kecelakaan atau penyakit Kesehatan sebagai suatu pendekatan keilmuan
akibat kerja. Salah satu metode yang digunakan maupun pendekatan praktis juga berupaya
untuk mengidentifikasi potensi bahaya di PT mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan
Sampharindo Retroviral Indonesia adalah dengan manusia menderita sakit dan sekaligus berupaya
menggunakan Job Safety Analysis (JSA) yang dalam untuk mengembangkan berbagai cara atau
pelaksanaannya lebih ditekankan pada identifikasi pendekatan untuk mencegah agar manusia tidak
bahaya pada setiap langkah-langkah pekerjaan menderita sakit, bahkan lebih sehat (Suma’mur,
beserta pengendaliannya. 1987):
Sebagaimana diketahui bahwa umumnya
2. Tinjauan Pustaka manusia selalu mempunyai pekerjaan (work dalam
2.1 Keselamatan Kerja situasi bekerja sehingga dapat terjadi manusia akan
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu menderita penyakit yang mungkin disebabkan oleh
kata “safety” dan biasanya selalu dikaitkan dengan pekerjaannya atau menderita penyakit yang
keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka berhubungan dengan pekerjaannya. Karena alasan
(accident) atau nyaris celaka “near miss” (Heinrich, tersebut berkembang ilmu yang dikenal dengan
1980). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai kesehatan kerja (occupational health). Kesehatan
suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu kerja di samping mempelajari faktor-faktor pada
pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang pekerjaan yang dapat mengakibatkan manusia
dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan menderita penyakit akibat (occupational disease)
berupaya mengembangkan berbagai cara dan maupun penyakit yang berhubungan dengan
pendekatan untuk memperkecil risiko terjadinya pekerjaannya (work related disease) juga berupaya
kecelakaan (Sucipto, 2007). Dalam mempelajari untuk mengembangkan berbagai cara atau
faktor-faktor yang dapat menyebabkan manusia pendekatan untuk pencegahannya, bahkan berupaya
mengalami kecelakaan inilah berkembang berbagai juga dalam meningkatkan kesehatan (health
konsep dan teori tentang kecelakaan (accident promotion) pada manusia pekerja tersebut
theories). Teori tersebut umumnya ada yang (Alamsyah, 2004).
memusatkan perhatiannya pada faktor penyebab
yang ada pada pekerjaan atau cata kerja, ada yang
2.3 Metode JSA tab coating. Langkah awal dari proses
Menurut OSHA 3071 revisi tahun 2002, Job pembuatan obat di production adalah
Safety Analysis atau JSA adalah sebuah metode untuk granulation yang terdiri dari pencampuran
menganalisis bahaya pekerjaan yang berfokus pada basah (wet granulation) dan pencampuran
tugas atau pekerjaan sebagai cara untuk kering (dry granulation). Kemudian
mengidentifikasi bahaya sebelum terjadinya sebuah dilanjutkan proses pencampuran akhir yaitu
insiden atau kecelakaan kerja (Michaud, 2018). blending, lalu proses pencetakan tablet (tab
Berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas atau coating), dan proses tab coating, Pada
pekerjaan, mesin dan peralatan, dan lingkungan aktivitas produksi primer ditemukan
kerja. Idealnya, setelah dilakukan identifikasi bahaya beberapa potensi bahaya antara lain
yang tidak terkendali, tentunya akan diambil terpeleset, terjatuh, cidera tubuh (kaki,
tindakan atau langkah-langkah untuk menghilangkan tangan, dan punggung), cidera mata
atau mengurangi ke tingkat risiko yang dapat (kelilipan), gangguan pernapasan
diterima pekerja. (menghirup serbuk), potensi paparan
kebisingan mesin, tangan terjepit, iritasi
2.4 Metode Kuesioner kulit, dan terkena mesin yang sedang
Untuk mencakup K3 secara menyeluruh di bergerak.
perusahaan, dilakukan pengambilan data dengan dua Berdasarkan hasil pengamatan pada
metode yaitu Job Safety Analysis (JSA) dan penelitian ini, penerapan upaya kontrol
kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan agar (current control) yang telah dilakukan yaitu
dapat mencakup seluruh divisi serta office di menyediakan Alat Pelindung Diri,
perusahaan, dikarenakan untuk metode JSA sendiri menerapkan produksi closed system,
berfokus pada hubungan antara pekerja, menyediakan sarana dan prasarana baik
tugas/pekerjaan, peralatan, dan lingkungan kerja. aktif ataupun pasif dalam tanggap darurat
(seperti jalur evakuasi, APAR, kotak P3K,
3. Metodologi Penelitian dan ruang poliklinik), serta membersihkan
Tahap awal yaitu menentukan pokok area kerja sebelum dan setelah dilakukan
permasalahan pada PT Sampharindo Retroviral proses produksi. Rekomendasi kontrol yang
Indonesia, dimulai dari tahap studi pendahuluan. dapat diberikan adalah operator produksi
Tahap studi pendahuluan dilakukan untuk mengenali diharap lebih tertib dalam penggunaan Alat
topik penelitian yang akan dilakukan. Identifikasi Pelindung Diri, menambah back support
masalah dilakukan dengan studi lapangan berupa belt, menggunakan earplugs/hearing
pengamatan langsung serta studi pustaka. protection berdasarkan tingkat kebisingan
Pengamatan langsung ke lapangan terkait dengan mesin dengan persyaratan kesehatan
urutan aktivitas kerja yang akan diamati dan lingkungan oleh Kepmenaker adalah 85 dB
kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam untuk paparan 8 jam kerja, menggunakan
pelaksanaan kegiatan tersebut dengan metode Job masker yang sesuai dengan fungsinya dari
Safety Analysis (JSA), kemudian dilanjutkan dengan setiap work station (air purifying respirator,
penyebaran kuesioner kepada karyawan. Kemudian air supplying respirator, respirator dengan
dilakukan perumusan masalah dari penelitian ini kanister yang berisi bahan kimia, respirator
yaitu mengidentifikasi potensi kecelakaan dan mekanik, respirator kombinasi filter dan
penyakit akibat kerja yang dapat terjadi di area kerja. bahan kimia, respirator dengan oksigen,
Sehingga dapat diketahui penerapan K3 apa saja yang masker kain, dan masker sekali pakai),
sudah maupun belum diimplementasikan pada PT melengkapi isi dari poliklinik (kotak P3K
Sampharindo Retroviral Indonesia, maka perlu dan dokter), mencatat atau mendata data
adanya manajemen risiko maupun evaluasi K3. insiden atau kecelakaan kerja yang pernah
Selanjutnya dilakukan pengumpulan dan pengolahan terjadi saat produksi obat, menyediakan
data. Data tersebut dianalisis sampai pada akhirnya Material Safety Data Sheet (MSDS), serta
memasuki tahap penyusunan kesimpulan dan saran bekerja sesuai SOP dan work permit.
yang merupakan tahap terakhir dari proses penelitian. 2. Divisi Quality Assurance
Langkah awal dari proses di warehouse
4. Hasil dan Pembahasan pada PT Sampharindo Retroviral Indonesia
4.1 Metode JSA adalah proses loading/unloading barang
Berikut merupakan hasil dan pembahasan yang diawali dengan kedatangan
metode JSA pada PT Sampharindo Retroviral truk/kontainer yang berisi raw material dan
Indonesia: packaging material. Dan di akhiri oleh
1. Divisi Production pemasukan finished goods ke dalam
Pada divisi production (primer) terbagi truk/kontainer. Aktivitas ini mempunyai
menjadi lima work station yaitu risiko fisik antara lain hancurnya platform
granulation, blending, tab compression, dan warehouse yang kemungkinan besar
diakibatkan oleh proses parkir mundur yang terpisah. Rekomendasi kontrol yang dapat
kurang tepat oleh pengemudi tanpa diberikan adalah menambah flammable
memperhitungkan jarak antara cabinet sebagai tempat penyimpanan
truk/kontainer dengan platform warehouse. zat/bahan kimia flammable, meletakkan
Penyebab lain yang memungkinkan terjadi kembali peralatan lab pada tempatnya (5R)
yaitu bergeraknya roda truk/kontainer akibat untuk menghindari pencampuran dan
rem tangan kendaraan yang tidak ditarik kerusakan, menyediakan Material Safety
atau rem kendaraan tidak bekerja secara Data Sheet (MSDS), serta bekerja sesuai
optimal dan operator yang tertabrak SOP dan work permit.
truk/kontainer. 4. Divisi Engineering
Berdasarkan hasil pengamatan pada Workshop Engineering merupakan
penelitian ini, warehouse perusahaan sudah bengkel teknik pada PT Sampharindo
menerapkan upaya kontrol (current control) Retroviral Indonesia. Objek yang diteliti
berupa adanya pemandu parkir saat proses dalam JSA pada Divisi Engineering adalah
loading/unloading, pemberian label pada proses mengelas, menggerinda, dan
pinggiran platform warehouse, mengebor pada workshop engineering PT
menyediakan Alat Pelindung Diri, serta Sampharindo Retroviral Indonesia. Potensi
menyediakan sarana dan prasarana baik bahaya yang dapat terjadi antara lain cidera
aktif ataupun pasif dalam tanggap darurat tubuh, bahaya listrik, bahaya kebakaran, dan
(seperti jalur evakuasi, APAR). bahaya ledakan.
Rekomendasi kontrol yang dapat diberikan Berdasarkan hasil pengamatan pada
adalah menambah forklift sebagai alat bantu penelitian ini, workshop perusahaan sudah
penempatan barang di warehouse, menerapkan upaya kontrol (current control)
menambah APD berupa back support belt, berupa menyediakan Alat Pelindung Diri
menambah rubber bumper pada pinggiran dan menyediakan sarana dan prasarana baik
platform warehouse untuk mengurangi efek aktif ataupun pasif dalam tanggap darurat
kerusakan apabila terjadi benturan, (seperti jalur evakuasi, APAR, dan kotak
menggunakan pengganjal ban (wheel chock) P3K). Rekomendasi kontrol yang dapat
agar truk tidak bergerak ketika dilakukan diberikan adalah memeriksa mesin dan
proses loading/unloading, menambah papan peralatan secara harian sebelum melakukan
nama besi yang berisi peringatan untuk pekerjaan, melakukan briefing sebelum
menarik rem tangan kendaraan dan melakukan pekerjaan, menutup semua
peringatan untuk berhati-hati bahwa ada instalasi yang terbuka, memeriksa dan
operator di belakang truk/kontainer, serta memelihara peralatan listrik dengan baik,
bekerja sesuai SOP dan work permit. mengganti kabel yang terkelupas dengan
3. Divisi Quality Control yang baru agar terhindar dari bahaya
Chemical-Physics and Microbiology tersetrum listrik, mengadakan training atau
Laboratory merupakan laboratorium pada pelatihan pada pekerja engineer,
PT Sampharindo Retroviral Indonesia. meletakkan kembali peralatan lab pada
Banyak potensi bahaya yang dapat terjadi tempatnya (5R) untuk menghindari
antara lain seperti gangguan pernapasan pencampuran dan kerusakan, serta bekerja
(menghirup zat kimia), cidera mata sesuai SOP dan work permit.
(zat/bahan kimia masuk ke mata), kontak
langsung dengan bahan kimia yang dapat 4.2 Metode Kuesioner
mengiritasi kulit, bahaya kebakaran, Metode pengumpulan data responden dilakukan
terpapar bakteri, dan lain-lain. dengan survei, yaitu dengan mengumpulkan dari
Berdasarkan hasil pengamatan pada suatu sampel dengan menggunakan kuesioner yang
penelitian ini, laboratorium perusahaan berisikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada
sudah berupaya menerapkan manajemen responden. Responden dalam penelitian ini adalah
keselamatan dan kesehatan kerja untuk karyawan pada PT Sampharindo Retroviral
meminimalisir kecelakaan kerja dan Indonesia sejumlah 34 orang. Pengumpulan data
penyakit akibat kerja. Berikut penerapan melalui kuesioner dengan total 35 pertanyaan berisi
upaya kontrol (current control) yang telah 20 pertanyaan mengenai Keselamatan Kerja dan 15
dilakukan yaitu menyediakan Alat pertanyaan mengenai Kesehatan Kerja. Penyebaran
Pelindung Diri, menyediakan sarana dan kuesioner dengan cara mendatangi satu per satu
prasarana baik aktif ataupun pasif dalam responden di masing-masing ruangan. Metode
tanggap darurat (seperti jalur evakuasi, sampling yang digunakan adalah studi populasi yaitu
APAR, emergency shower, eyewash station, menggunakan seluruh sampel dari populasi
dan kotak P3K), serta penyimpanan responden.
zat/bahan kimia flammable di lemari
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel X (lanjutan)
disusun dengan 35 pertanyaan/item, sehingga harus No. r hitung r tabel Keterangan
dilakukan uji coba pada responden dengan Item
karateristik yang sama sesuai dengan tujuan 6 -0.062 0.3388 Tidak Valid
penelitian. Uji coba dalam penelitian ini meliputi uji 7 0.552 0.3388 Valid
beda item, uji validitas dan uji reliabilitas. Uji coba 8 0.387 0.3388 Valid
dimaksudkan untuk mendapatkan kualitas item dari 9 0.372 0.3388 Valid
alat ukur yang digunakan. 10 0.389 0.3388 Valid
1. Uji Beda Item 11 0.581 0.3388 Valid
Uji beda item atau daya diskriminasi item 12 -0.338 0.3388 Tidak Valid
adalah kemampuan item membedakan antara 13 0.503 0.3388 Valid
individu atau kelompok individu yang memiliki
14 0.456 0.3388 Valid
atribut yang diukur maupun individu yang tidak
15 0.487 0.3388 Valid
memilikinya. Batas koefisien korelasi yang
16 -0.463 0.3388 Valid
dapat digunakan adalah 0.30 dan dianggap
memuaskan namun apabila item yang lolos 17 0.609 0.3388 Valid
tidak memenuhi total jumlah item yang 18 0.564 0.3388 Valid
diinginkan maka dapat diturunkan menjadi 0.25 19 0.310 0.3388 Tidak Valid
(Azwar, 2012). Uji diskriminasi item dalam 20 0.493 0.3388 Valid
penelitian ini menggunakan program SPSS
(Statistical Package for Social Science) versi Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diketahui
25.0. bahwa untuk Variabel X (Keselamatan Kerja)
Berikut merupakan sebaran item kuesioner terdapat 4 item yang tidak valid. Item yang tidak
untuk Variabel X dan Y: valid akan dihilangkan, sedangkan untuk 16
Tabel 1. Sebaran Item Variabel K3 item lainnya yang dinyatakan valid akan
Jumlah Item Tota digunakan untuk penelitian dan diuji cobakan
Variabel Favorabl Unfavorabl l kepada sampel.
e e Item Berikut merupakan hasil perhitungan Uji
1, 2, 3, 4, 20 Validitas untuk Variabel Y:
5, 7, 8, 9, Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Y
Keselamata 10, 11, No. r hitung r tabel Keterangan
6, 12,16 Item
n Kerja (X) 13,14, 15,
17, 18, 19, 1 0.437 0.3388 Valid
20 2 0.480 0.3388 Valid
21, 23, 24, 15 3 0.558 0.3388 Valid
Kesehatan 26, 27, 29, 22, 25, 28, 4 0.066 0.3388 Tidak Valid
Kerja (Y) 30, 31, 32, 35 5 0.223 0.3388 Tidak Valid
33, 34 6 0.491 0.3388 Valid
Jumlah 28 7 35 7 0.212 0.3388 Tidak Valid
8 0.101 0.3388 Tidak Valid
2. Uji Validitas 9 0.553 0.3388 Valid
Validitas adalah suatu ukuran yang 10 0.425 0.3388 Valid
menunjukkan tingkat-tingkat kesahihan atau 11 0.260 0.3388 Tidak Valid
valid dari suatu instrumen. Suatu instrumen 12 0.358 0.3388 Valid
yang valid mempunyai validitas t > rtabel = valid, 13 0.288 0.3388 Tidak Valid
sementara jika rhitung < rtabel = tidak valid. Selain 14 0.542 0.3388 Valid
itu dapat dilihat juga dengan nilai Signifikansi 15 0.131 0.3388 Tidak Valid
(Sig.) adalah jika nilai Signifikansi < 0.05 =
valid, sementara jika nilai Signifikansi > 0.05 = Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui
tidak valid. bahwa untuk Variabel Y (Kesehatan Kerja)
Berikut merupakan hasil perhitungan Uji terdapat 7 item yang tidak valid. Item yang tidak
Validitas untuk Variabel X: valid akan dihilangkan, sedangkan untuk 13
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel X item lainnya yang dinyatakan valid akan
No. r hitung r tabel Keterangan digunakan untuk penelitian dan diuji cobakan
Item kepada sampel.
1 0.245 0.3388 Tidak Valid
2 0.546 0.3388 Valid 3. Uji Reliabilitas
3 0.652 0.3388 Valid Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran
4 0.510 0.3388 Valid atau serangkaian alat ukur yang memiliki
5 0.627 0.3388 Valid konsistensi bila pengukuran yang dilakukan
dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang Tabel 5. Kategorisasi Keselamatan Kerja
(Sugiyono, 2012). Kaidah keputusannya adalah Rendah Sedang Tinggi
jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 maka N=0 N=2 N = 32
kuesioner dinyatakan reliabel, sementara jika 0% 6% 94%
nilai Cronbach’s Alpha < 0.60 maka kuesioner
dinyatakan tidak reliabel. Berdasarkan Tabel 5 di atas menunjukkan
Berikut merupakan hasil perhitungan Uji bahwa tidak ada responden (0%) yang berada
Reliabilitas untuk Variabel X: pada tingkat kategorisasi keselamatan kerja
Reliability Statistics yang rendah, sebanyak 2 orang (6%) berada
Cronbach's pada tingkat kategorisasi keselamatan kerja
Alpha N of Items yang sedang, dan sebanyak 32 orang (94%)
.635 20 berada pada pada tingkat kategorisasi
Gambar 1. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X keselamatan kerja yang tinggi dari 34
responden.
Berdasarkan Gambar 1 di atas menunjukkan Berikut merupakan kategorisasi kesehatan
hasil analisis dari Uji Reliabilitas dengan kerja:
Cronbach’s Alpha = 0.635 dari 20 item Tabel 6. Kategorisasi Kesehatan Kerja
pertanyaan pada Variabel X (Keselamatan Rendah Sedang Tinggi
Kerja). Karena nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 N=0 N = 14 N = 20
maka Variabel X pada kuesioner dinyatakan 0% 41% 59%
reliabel.
Berikut merupakan hasil perhitungan Uji Berdasarkan Tabel 6 di atas menunjukkan
Reliabilitas untuk Variabel Y: bahwa tidak ada (0%) yang berada pada tingkat
Reliability Statistics kategorisasi kesehatan kerja yang rendah,
Cronbach's sebanyak 14 orang (41%) berada pada tingkat
Alpha N of Items kategorisasi kesehatan kerja yang sedang, dan
.363 15 sebanyak 20 orang (59%) berada pada pada
Gambar 2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y tingkat kategorisasi kesehatan kerja yang tinggi
dari 34 responden.
Berdasarkan Gambar 2 di atas menunjukkan Berikut merupakan penjelasan dari tingkat
hasil analisis dari Uji Reliabilitas dengan kategorisasi keselamatan dan kesehatan kerja:
Cronbach’s Alpha = 0.363 dari 15 item ➢ Tingkat Kategorisasi Rendah
pertanyaan pada Variabel Y (Kesehatan Kerja). Karyawan yang memiliki tingkat
Karena nilai Cronbach’s Alpha < 0.60 maka pengetahuan mengenai keselamatan/
Variabel Y pada kuesioner dinyatakan tidak kesehatan kerja dalam kategorisasi
reliabel. rendah dapat diartikan bahwa
4. Hasil Kategorisasi Responden pengetahuan mereka tentang
Berdasarkan skor yang diperoleh, didapatkan keselamatan/kesehatan kerja minimal.
gambaran secara umum kondisi kesehatan dan Karyawan kurang memahami dengan
keselamatan kerja responden. Gambaran umum skor baik mengenai penyebab dan akibat dari
keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai kondisi alat, prosedur sampai budaya K3
berikut: (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Tabel 4. Gambaran Umum Skor K3 yang diterapkan oleh perusahaan.
Keselamatan Kesehatan Pegawai dengan kategori ini akan
Kerja Kerja terlihat dalam perilakunya yang kurang
Jumlah Item 20 15 mematuhi prosedur dan kewajiban
Skor 20 15 lainnya yang berkenaan dengan K3
Minimum (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di
Skor 100 75 perusahaan.
Maksimum ➢ Tingkat Kategorisasi Sedang
Range 80 60 Karyawan yang memiliki tingkat
Mean 60 45 pengetahuan mengenai keselamatan/
Standar 13,33 10 kesehatan kerja dalam kategori sedang
Deviasi dapat diartikan bahwa mereka cukup
memiliki pengetahuan mengenai
Berikut merupakan kategorisasi keselamatan/kesehatan kerja namun
keselamatan kerja: tidak pada tataran pemahaman yang
tinggi. Karyawan memberikan perhatian
pada K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) namun kurang memahami
penyebab serta efek atau akibat dari kerja sebanyak 32 orang (94%) dan pada
penerapan tersebut di perusahaan, kesehatan kerja sebanyak 20 orang (59%)
sehingga penekanannya pada pribadi dari 34 responden.
tidak pada lingkungan secara
keseluruhan. Karyawan dengan tingkat 5. 2 Saran
pengetahuan mengenai keselamatan/ Berikut merupakan saran yang dapat diberikan:
kesehatan kerja yang sedang dapat 1. Bagi Responden
ditingkatkan melalui sosialisasi secara Responden sudah memiliki persepsi, sikap,
berkelanjutan dan pelatihan (training), dan perilaku terkait keselamatan dan
karena pada suatu kondisi tertentu dapat kesehatan kerja yang sangat baik. Hanya
membuat tingkat pengetahuan mengenai perlu ditingkatkan terkait persepsi, sikap,
keselamatan/kesehatan kerja menjadi dan perilaku mengenai kesehatan kerja.
turun. Responden dapat meningkatnya dengan
➢ Tingkat Kategorisasi Tinggi membaca artikel atau buku terkait kesehatan
Karyawan yang memiliki tingkat kerja, membiasakan untuk selalu tertib
pengetahuan mengenai keselamatan/ mengikuti prosedur dan aturan terkait
kesehatan kerja dalam kategori tinggi dengan kesehatan kerja dari kesadaran diri
dapat diartikan bahwa karyawan sendiri, serta berolahraga secara rutin.
memiliki pengetahuan yang baik dan Responden juga diharapkan aktif turut serta
memiliki pemahaman yang mendalam menjaga kondisi ruangan beserta alat-alat
mengenai K3 (Keselamatan dan kerja sesuai standar kerja agar kesehatan
Kesehatan Kerja). Perilaku yang dapat kerjanya selalu terjaga.
terlihat adalah karyawan akan bertindak 2. Bagi PT Sampharindo Retroviral Indonesia
cepat apabila ada hal-hal yang terkait Berdasarkan hasil penelitian yang
dengan kondisi K3 (Keselamatan dan didapatkan, perusahaan telah menerapkan
Kesehatan Kerja) di lapangan. Sebagai teknik, prosedur, aturan, pengawasan
contoh menanyakan kepada supervisor dengan sangat baik. Diharapkan perusahaan
apabila kurang memahami SOP dalam dapat menerapkan evaluasi secara berkala
bekerja, mencoba memperbaiki alat terkait keselamatan kerja karyawan,
yang tiba-tiba rusak, menjaga kebersihan melakukan pemeriksaan kesehatan
lingkungan kerjanya, dan menegur rekan terjadwal, melakukan pelatihan/seminar,
kerja yang dianggap perilakunya tidak melengkapi ruang poliklinik, menambah
sesuai dengan prosedur kerja yang divisi terkait Health and Safey Environment
berlaku di perusahaan. di perusahaan, mensosialisasikan
pentingnya aspek kesehatan kerja selain
5. Kesimpulan dan Saran keselamatan kerja, serta membudayakan
5. 1 Kesimpulan hidup bersih, sehat dan disiplin tidak hanya
Berikut merupakan kesimpulan yang dapat ketika berada di perusahaan melainkan juga
ditarik berdasarkan laporan: ketika berada di tengah keluarga dan
1. Gambaran umum responden bahwa lingkungan karyawan sehingga menjadi
sebagian besar dari responden adalah kebiasaan yang dampak akhirnya akan
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 memberikan produktivitas yang lebih tinggi
orang (59%), dengan pendidikan terakhir bagi perusahaan.
terbanyak adalah SMA/SMK sebanyak 12
orang (35%), dengan usia terbanyak yaitu DAFTAR PUSTAKA
usia 20-30 tahun sebanyak 18 orang (53%), Alamsyah. (2004). Undang-Undang Republik
dengan masa kerja terbanyak yaitu masa Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang
kerja 1-5 tahun sebanyak 16 orang (47%), Keselamatan Kerja. www.nakertrans.go.id
dengan jabatan terbanyak yaitu QC Analyst Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas.
sebanyak 6 orang (18%), dengan bagian Jogjakarta: Pustaka Belajar.
kerja terbanyak yaitu PR-RD Reg sebanyak Heinrich, H. W. (1980). Industrial Accident
9 orang (26%). Prevention: A Safety Management Approach
2. Berdasarkan hasil kategorisasi tidak (5th ed.). New York: Mc-Graw Hill.
didapatkan responden (0%) yang memiliki Manuaba. (2000). Ergonomi, Kesehatan, dan
kondisi terkait keselamatan dan kesehatan Keselamatan Kerja. Surabaya: Guna Widya.
kerja pada kategori rendah. Untuk tingkat Michaud, P. A. (2018). Job Hazard Analysis.
kategorisasi sedang pada keselamatan kerja Accident Prevention and Osha Compliance,
sebanyak 2 orang (6%) dan pada kesehatan 2002, 25–29.
kerja sebanyak 14 orang (41%), dan untuk https://doi.org/10.1201/9781315136578-6
tingkat kategorisasi tinggi pada keselamatan Sucipto. (2007). Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Jogjakarta: Gosyen Publishing.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung: CV Alfabeta.
Suma’mur, P. K. (1987). Keselamatan Kerja dan
Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji
Masagung.
Suma’mur, P. K. (1996). Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta: CV Gunung Agung.
Tresnaningsih, E. (2007). Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan.
https://www.kemkes.go.id/

Anda mungkin juga menyukai