Anda di halaman 1dari 86

Kurikulum Pelatihan Pengelolaan Limbah Fasyankes

© 2022 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Dipublish Oleh:
Direktorat Penyehatan Lingkungan
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI

Cover: Photo by Myriam Ziles on Unsplash


KATA PENGANTAR

Setiap kegiatan pelayanan kesehatan pasti menimbulkan limbah


yang harus dikelola. Limbah medis, jika tidak ditangani dengan baik dapat
berbahaya bagi petugas kesehatan, pasien, masyarakat, dan lingkungan. Ini
adalah masalah di Indonesia, dimana sistem pelayanan kesehatan
meningkat tetapi sistem pengelolaan limbah medis belum diperkuat ke
tingkat yang sama. Indonesia telah meratifikasi Konvensi Stockholm dan
Basel yang mengarahkan untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan rencana, kebijakan, peraturan, dan pedoman, serta
mengalokasikan sumber daya manusia dan keuangan untuk pengelolaan
limbah medis yang aman dan meningkatkan teknologi alternatif pengolahan
limbah medis non insinerasi. Oleh karena hal tersebut maka selain
pembuatan kebijakan, penerbitan peraturan, alokasi dana, pengelolaan
limbah medis juga diperkuat sumber daya manusia yang baik dalam
mengelola limbah fasilitas pelayanan kesehatan.
Sumber daya manusia yang baik diperoleh dari pelatihan dan
peningkatan kapasitas yang memadai. Pelatihan yang memadai ini didukung
dengan kurikulum pelatihan bagi petugas pengelola limbah di Fasyankes.
Dalam rangka pelatihan dan peningkatan kapasitas petugas untuk mengelola
limbah medis yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat maka disusunlah
kurikulum pelatihan pengelolaan limbah Fasyankes. Kurikulum ini disusun
untuk menjadi acuan dalam pelatihan pengelolaan limbah Fasyankes yang
terdiri dari kebijakan kesehatan lingkungan dan kelola limbah Fasyankes,
perencanaan pengelolaan limbah Fasyankes, pengelolaan limbah domestik
dan medis padat serta limbah cair dan gas Fasyankes, pengelolaan limbah
Fasyankes dalam situasi darurat, serta termasuk juga pemantauan, evaluasi
dan pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes

i
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan kurikulum ini. Harapan kami adalah kurikulum ini dapat
meningkatkan pengelolaan limbah Fasyankes di Indonesia menjadi lebih
baik melalui petugas terlatih menuju pengelolaan limbah yang aman dan
benar.

Jakarta, 12 Desember 2022


Direktur Penyehatan Lingkungan

dr. Anas Ma'ruf, MKM

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Peran dan Fungsi 3
C. Filosofi Pelatihan 3

BAB II KURIKULUM PELATIHAN PENGELOLAAN LIMBAH FASILITAS


PELAYANAN KESEHATAN 5
A. Tujuan 5
B. Kompetensi 5
C. Struktur Kurikulum 6
D. Ringkasan Mata Pelajaran 7
E. Evaluasi Hasil Belajar 16

BAB III DIAGRAM ALUR PROSES PELATIHAN

LAMPIRAN 18

1. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Pelatihan (RBPMP) 22


2. Master Jadwal Pelatihan Pengelolaan Limbah Fasyankes 37
3. Panduan Penugasan 39
4. Lembar Evaluasi Terhadap Fasilitator 75
5. Lembar Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan 76
6. Ketentuan Peserta, Fasilitator, dan Penyelenggara Pelatihan 78
7. Penyusun Kurikulum 82

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Amanat Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan adalah bahwa Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
Masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak
mempunyai risiko buruk bagi kesehatan. Lingkungan yang dimaksud
termasuk lingkungan di tempat dan fasilitas umum, salah satunya
adalah fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes). Fasyankes dapat
berupa Rumah Sakit, pusat kesehatan masyarakat, klinik,
laboratorium klinis, praktik mandiri, dan lain-lain yang melakukan
kegiatan pelayanan kesehatan. Kegiatan pelayanan kesehatan di
Fasyankes pasti menghasilkan limbah, limbah Fasyankes ini dapat
berupa limbah domestik maupun limbah bahan berbahaya dan
beracun (limbah B3). Limbah medis merupakan limbah B3 yang
pengelolaannya diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 pasal 59
bahwa setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
pengelolaan limbah yang dihasilkannya dan dalam hal setiap orang
tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan limbah B3 tersebut,
pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain. Pengaturan teknis
pengelolaan limbah B3 untuk Fasyankes tertuang di dalam Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PermenLHK) nomor P.56
tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, hal ini berlaku baik bagi Fasyankes yang mengelola
limbahnya secara mandiri atau bekerja sama dengan pengelola
limbah.

1
Limbah B3 medis bila tidak dikelola akan mengakibatkan
masalah kesehatan lingkungan baik bagi petugas Fasyankes maupun
bagi pasien, pengunjung dan masyarakat. Saat ini masih ditemukan
penyalahgunaan limbah B3 medis oleh masyarakat ataupun oknum
untuk mengambil keuntungan dari limbah B3 medis yang tidak
dikelola. Beberapa kasus yang pernah terjadi, antara lain adalah
kasus vaksin palsu, pembuangan limbah B3 medis ke sungai dan
pantai, serta kasus penumpukan limbah yang tidak dikelola.
Dalam rangka upaya peningkatan kapasitas pengelola limbah
Fasyankes dan untuk mendukung pengelolaan limbah B3 medis yang
dikelola sesuai peraturan yang berlaku maka perlu disusun kurikulum
pelatihan pengelolaan limbah Fasyankes. Kurikulum ini diharapkan
dapat menjadi acuan penyelenggaraan pelatihan pengelolaan limbah
Fasyankes sehingga mampu menghasilkan tenaga yang mampu
mengelola limbah Fasyankes sesuai standar yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan. Hal ini pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan kesehatan
masyarakat di wilayah kerja peserta pelatihan masing-masing sesuai
dengan peran dan fungsi serta tanggung jawabnya.
Kurikulum ini didesain dengan pendekatan “learner centered”
yakni pendekatan yang menempatkan pembelajar sebagai pusat
perhatian, sedangkan fasilitator lebih berperan sebagai katalisator
(catalyst), pembantu proses (process helper), dan penghubung
sumber daya (resource linker). Mengingat adanya perbedaan gaya
pengajaran dan budaya setempat, maka tujuan pembelajarannya
diarahkan pada tumbuhnya proses penemuan sendiri (self discovery),
sehingga kompetensi yang telah diperoleh dapat diterapkan dalam
pelaksanaan tugas.

2
B. PERAN DAN FUNGSI

1. Peran

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai


pengelola limbah Fasyankes.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan perannya peserta memiliki fungsi yaitu


melakukan pengelolaan limbah Fasyankes.

C. FILOSOFI PELATIHAN

Pelatihan pengelolaan limbah Fasyankes diselenggarakan dengan


memerhatikan:

1. Prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi), dimana peserta


berhak untuk:

a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya mengenai mata


pelatihan yang disampaikan.
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya, sejauh berada
di dalam konteks pelatihan.
c. Diberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
setiap proses pembelajaran.
d. Tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan.

2. Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk:

a. Mendapatkan satu paket materi pengelolaan limbah


Fasyankes.
b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi
dengan berbagai metode, melakukan umpan balik, dan
menguasai materi.

3
c. Belajar dengan modal pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki masing-masing peserta tentang mata pelatihan yang
disampaikan, saling berbagi antar peserta maupun fasilitator.
d. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara
terbuka.
e. Melakukan evaluasi dan dievaluasi tingkat kemampuannya.

3. Berbasis kompetensi yang memungkinkan peserta untuk:


a. Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam
memperoleh kompetensi yang diharapkan dalam melakukan
pengelolaan limbah Fasyankes.
b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil mencapai
kompetensi yang diharapkan pada akhir pelatihan.

4. Menerapkan metode Experiental Learning Cycle (ELC) yang


memberikan petunjuk praktis tentang desain pembelajaran
dengan cara:

a. Mengalami pengalaman nyata yang memengaruhi perasaan.


b. Merefleksikan pengalaman melalui pendapat dan ekspresi
diri.
c. Belajar dan berpikir berdasarkan pengalaman untuk
membentuk konsep.
d. Melakukan konsep yang telah dipelajari dan dipikirkan
berdasarkan pengalaman.

4
BAB II
KURIKULUM PELATIHAN
PENGELOLAAN LIMBAH FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

A. TUJUAN

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu melakukan


pengelolaan limbah fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes)
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

B. KOMPETENSI

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:


1. Merencanakan pengelolaan limbah Fasyankes.
2. Melakukan pengelolaan limbah domestik dan medis padat
Fasyankes.
3. Melakukan pengelolaan limbah cair dan gas Fasyankes.
4. Melakukan pengelolaan limbah Fasyankes dalam situasi darurat
Fasyankes.
5. Melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengelolaan
limbah Fasyankes.

5
C. STRUKTUR KURIKULUM

Struktur kurikulum pelatihan pengelolaan limbah Fasyankes adalah


sebagai berikut:
WAKTU
No MATERI
T P PL Jpl
A. MATA PELATIHAN DASAR
1. Kebijakan, regulasi, dan strategi
dalam penyelenggaraan 2 0 0 2
kesehatan lingkungan Fasyankes
2. Kebijakan, regulasi, dan strategi
dalam pengelolaan limbah 2 0 0 2
Fasyankes
Subtotal 4 0 0 4
B. MATA PELATIHAN INTI
1. Perencanaan pengelolaan limbah
2 2 0 4
Fasyankes
2. Pengelolaan limbah domestik dan
3 4 3 10
medis padat Fasyankes
3. Pengelolaan limbah cair dan gas
2 3 2 7
Fasyankes
4. Pengelolaan limbah Fasyankes
1 2 0 3
dalam situasi darurat
5. Pemantauan, evaluasi dan
pelaporan pengelolaan limbah 2 4 0 6
Fasyankes
Subtotal 10 15 5 30
C. MATA PELATIHAN PENUNJANG
1. Membangun komitmen belajar 0 2 0 2
2. Anti korupsi 2 0 0 2
3. Rencana tindak lanjut 0 2 0 2
Subtotal 2 4 0 6
Total 16 20 4 40
Keterangan:
T = teori; P = penugasan di kelas; PL = observasi/praktik lapangan
1 jam pelajaran T dan P = 45 menit dan 1 jam pelajaran PL = 60 jam

6
D. RINGKASAN MATA PELAJARAN

1. Mata Pelatihan Dasar (MPD)

a. Kebijakan, regulasi, dan strategi dalam penyelenggaraan


kesehatan lingkungan Fasyankes

1) Deskripsi Mata Pelatihan

Mata pelatihan ini membahas tentang arah kebijakan,


regulasi, dan strategi dalam penyelenggaraan kesehatan
lingkungan Fasyankes.

2) Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu


menjelaskan kebijakan, regulasi, dan strategi dalam
penyelenggaraan kesehatan lingkungan Fasyankes.

3) Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu:


a) Menjelaskan kebijakan dalam penyelenggaraan
kesehatan lingkungan Fasyankes.
b) Menjelaskan regulasi dalam penyelenggaraan
kesehatan lingkungan Fasyankes.
c) Menjelaskan strategi dalam penyelenggaraan
kesehatan lingkungan Fasyankes.

4) Materi Pokok

Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:


a) Kebijakan dalam penyelenggaraan kesehatan
lingkungan Fasyankes.
b) Regulasi dalam penyelenggaraan kesehatan
lingkungan Fasyankes.

7
c) Strategi dalam penyelenggaraan kesehatan
lingkungan Fasyankes.

5) Waktu
Alokasi waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 0, PL: 0

b. Kebijakan, regulasi, dan strategi dalam pengelolaan


limbah Fasyankes

1) Deskripsi Mata Pelatihan

Mata pelatihan ini membahas tentang arah kebijakan,


regulasi, dan strategi dalam pengelolaan limbah
Fasyankes.

2) Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu


menjelaskan kebijakan, regulasi, dan strategi dalam
pengelolaan limbah Fasyankes.

3) Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu:


a) Menjelaskan kebijakan dalam pengelolaan limbah
Fasyankes.
b) Menjelaskan regulasi dalam pengelolaan limbah
Fasyankes.
c) Menjelaskan strategi dalam pengelolaan limbah
Fasyankes.

4) Materi Pokok

Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:


a) Kebijakan dalam pengelolaan limbah Fasyankes.
b) Regulasi dalam pengelolaan limbah Fasyankes.
c) Strategi dalam pengelolaan limbah Fasyankes.

8
5) Waktu
Alokasi waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 0, PL: 0

2. Mata Pelatihan Inti (MPI)

a. Perencanaan pengelolaan limbah Fasyankes

1) Deskripsi Mata Pelatihan

Mata pelatihan ini membahas tentang perencanaan


pengelolaan limbah Fasyankes.

2) Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu


merencanakan pengelolaan limbah Fasyankes.

3) Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu:

a) Menentukan risiko pengelolaan limbah Fasyankes.


b) Menyusun rencana kegiatan sesuai risiko
pengelolaan limbah Fasyankes.
c) Merencanakan pemantauan dan evaluasi
pengelolaan limbah Fasyankes.

4) Materi Pokok

Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:

a) Penentuan risiko pengelolaan limbah Fasyankes.


b) Penyusunan rencana kegiatan sesuai risiko
pengelolaan limbah Fasyankes.
c) Perencanaan pemantauan dan evaluasi
pengelolaan limbah Fasyankes.

5) Waktu

Alokasi waktu: 5 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 2, PL: 0

9
b. Pengelolaan limbah domestik dan medis padat
Fasyankes

1) Deskripsi Mata Pelatihan

Mata pelatihan ini membahas tentang pengelolaan


limbah domestik dan medis padat Fasyankes.

2) Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu


melakukan pengelolaan limbah domestik dan medis
padat Fasyankes.

3) Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu:

a) Menjelaskan konsep pengelolaan limbah domestik


dan medis padat Fasyankes
b) Melakukan pengelolaan limbah domestik dan medis
padat Fasyankes.

4) Materi Pokok

Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:

a) Konsep pengelolaan limbah domestik dan medis


padat Fasyankes.
b) Pengelolaan limbah domestik dan medis padat
Fasyankes.

5) Waktu

Alokasi waktu: 9 Jpl, terdiri dari T: 3, P: 4, PL: 3

10
c. Pengelolaan limbah cair dan gas Fasyankes

1) Deskripsi Mata Pelatihan

Mata pelatihan ini membahas tentang pengelolaan


limbah cair dan gas Fasyankes.

2) Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu


melakukan pengelolaan limbah cair dan gas Fasyankes.

3) Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu:


a) Menjelaskan konsep pengelolaan limbah cair dan
gas Fasyankes.
b) Melakukan pengelolaan limbah cair Fasyankes.

4) Materi Pokok

Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:


a) Konsep pengelolaan limbah cair dan gas
Fasyankes.
b) Pengelolaan limbah cair Fasyankes.

5) Waktu

Alokasi waktu: 6 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 3, PL: 2

d. Pengelolaan limbah Fasyankes dalam situasi darurat

1) Deskripsi Mata Pelatihan

Mata pelatihan ini membahas tentang pengelolaan


limbah Fasyankes dalam situasi darurat.

11
2) Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu


melakukan pengelolaan limbah Fasyankes dalam situasi
darurat.

3) Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu:

a) Menyusun skenario pengelolaan limbah Fasyankes


dalam situasi darurat.
b) Melakukan skenario pengelolaan limbah Fasyankes
dalam situasi darurat.

4) Materi Pokok

Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:

a) Penyusunan skenario pengelolaan limbah


Fasyankes dalam situasi darurat.
b) Skenario pengelolaan limbah Fasyankes dalam
situasi darurat.
5) Waktu

Alokasi waktu: 3 Jpl, terdiri dari T: 1, P: 2, PL: 0

e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan


limbah Fasyankes

1) Deskripsi Mata Pelatihan

Mata pelatihan ini membahas tentang pemantauan,


evaluasi dan pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes.

12
2) Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu


memantau, mengevaluasi, dan melaporkan pengelolaan
limbah Fasyankes.

3) Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu:

a) Memantau pengelolaan limbah Fasyankes.


b) Mengevaluasi pengelolaan limbah Fasyankes.
c) Melaporkan pengelolaan limbah Fasyankes.

4) Materi Pokok

Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:

a) Pemantauan pengelolaan limbah Fasyankes.


b) Evaluasi pengelolaan limbah Fasyankes.
c) Pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes.

5) Waktu

Alokasi waktu: 6 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 4, PL: 0

3. Mata Pelatihan Penunjang (MPP)

a. Membangun komitmen belajar

1) Deskripsi Mata Pelatihan

Mata pelatihan ini membahas tentang perkenalan,


pencairan suasana, harapan peserta, pengurus kelas,
dan komitmen kelas.

2) Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu


membangun komitmen belajar.

13
3) Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu:


a) Melakukan perkenalan dan pencairan suasana.
b) Menjelaskan harapan peserta.
c) Menetapkan pengurus dan komitmen kelas.

4) Materi Pokok

Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:


a) Perkenalan dan pencairan suasana.
b) Harapan peserta.
c) Pengurus dan komitmen kelas.

5) Waktu

Alokasi waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 0, P: 2, PL: 0

b. Anti korupsi

1) Deskripsi Mata Pelatihan

Mata pelatihan ini membahas tentang dampak korupsi,


semangat perlawanan terhadap korupsi, cara berpikir
kritis terhadap korupsi, dan sikap anti korupsi.

2) Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu


membangun sikap anti korupsi.

3) Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu:


a) Menjelaskan dampak korupsi.
b) Menjelaskan semangat perlawanan dan cara
berpikir kritis terhadap korupsi.

14
c) Menjelaskan sikap anti korupsi.

4) Materi Pokok

Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:


a) Dampak korupsi.
b) Semangat perlawanan dan cara berpikir kritis
terhadap korupsi.
c) Sikap anti korupsi.

5) Waktu

Alokasi waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 0, PL: 0

c. Rencana tindak lanjut

1) Deskripsi Mata Pelatiha

Mata pelatihan ini membahas tentang pengertian dan


ruang lingkup rencana tindak lanjut serta tahap dan
penyusunan rencana tindak lanjut.

2) Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu


melakukan penyusunan rencana tindak lanjut.

3) Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu:


a) Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup rencana
tindak lanjut.
b) Melakukan tahap dan penyusunan rencana tindak
lanjut.

4) Materi Pokok

Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:


a) Pengertian dan ruang lingkup rencana tindak lanjut.

15
b) Tahap dan penyusunan rencana tindak lanjut.

5) Waktu

Alokasi waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 1, P: 1, PL: 0

E. EVALUASI HASIL BELAJAR

1. Indikator Proses Pembelajaran

Indikator proses pembelajaran pelatihan pengelolaan limbah


Fasyankes adalah sebagai berikut:
a. Penyelesaian tugas: 100%
b. Penyelesaian post test: 100%
c. Penyelesaian praktik lapangan: 100%

2. Indikator Hasil Belajar

No. Nilai Nilai Batas Lulus Penilai

1 Tugas 80 Fasilitator

2 Praktik lapangan 80 Fasilitator

3 Posttest 70 Panitia

3. Ketentuan Lulus

Peserta dinyatakan lulus pelatihan pengelolaan limbah


Fasyankes apabila:
a. Telah memenuhi indikator % (persen) yang ditetapkan pada
indikator proses pembelajaran.
b. Memenuhi nilai batas lulus yang ditetapkan pada indikator
hasil belajar.

16
c. Mengikuti pembelajaran minimal 95% dari total seluruh jam
pelatihan dan/atau luring.

4. Penentuan Nilai Akhir

Nilai akhir dihitung dengan memberikan bobot terhadap nilai


yang diperoleh, bobot nilai akhir adalah sebagai berikut:

No. Nilai Bobot

1 Rata-rata nilai tugas 40%

2 Praktik lapangan 40%

3 Posttest 20%

17
BAB III
DIAGRAM ALUR PROSES PELATIHAN

18
Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Pretest

Pretest dilaksanakan bagi seluruh peserta sebelum pembukaan.


Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi awal tentang
pengetahuan dan kemampuan peserta dalam pengelolaan
limbah Fasyankes.

2. Pembukaan

Pembukaan dilakukan untuk mengawali pelatihan secara resmi


oleh pejabat yang berwenang yang meliputi kegiatan:
a. Menyanyikan Indonesia Raya.
b. Laporan panitia penyelenggara pelatihan.
c. Pembukaan dan arahan.
d. Pembacaan doa.

3. Membangun Komitmen Belajar

Membangun komitmen belajar dimaksudkan untuk


mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan agar
berjalan dengan baik, nyaman, aman dan terorganisasi yang
terdiri dari kegiatan:
a. Melakukan perkenalan antar peserta maupun fasilitator
dilanjutkan dengan pencairan suasana melalui permainan.
b. Menjelaskan harapan peserta melalui curah pendapat.
c. Menetapkan pengurus kelas melalui pemilihan seluruh
peserta dan komitmen kelas melalui curah pendapat.

4. Pemberian Wawasan

Setelah membangun komitmen belajar, kegiatan dilanjutkan


dengan memberikan materi sebagai dasar

19
pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam
pelatihan ini, yaitu:
a. Kebijakan, regulasi, dan strategi dalam penyelenggaraan
kesehatan lingkungan Fasyankes
b. Kebijakan, regulasi, dan strategi dalam pengelolaan limbah
Fasyankes
c. Anti korupsi

5. Pemberian Pengetahuan dan Keterampilan

Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan mengarah


pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian
materi dilakukan menggunakan berbagai metode yang
melibatkan semua peserta untuk berperan aktif dalam mencapai
kompetensi tersebut. Metode yang digunakan antara lain adalah
ceramah tanya jawab, curah pendapat, diskusi kelompok/latihan
kasus, observasi/praktek lapangan, dan peragaan/simulasi.

Pemberian pengetahuan dan keterampilan disampaikan melalui


materi:
a. Perencanaan pengelolaan limbah Fasyankes
b. Pengelolaan limbah domestik dan medis padat Fasyankes
c. Pengelolaan limbah cair dan gas Fasyankes
d. Pengelolaan limbah Fasyankes dalam situasi darurat
e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengelolaan limbah
Fasyankes

Fasilitator memandu kegiatan refleksi setiap hari sebelum proses


pembelajaran dimulai. Hal ini dilakukan untuk menyamakan
persepsi dan mengingat pengalaman tentang materi yang telah
diterima di hari sebelumnya untuk proses pembelajaran
berikutnya.

20
6. Observasi/Praktek Lapangan

Observasi/praktek lapangan dilakukan untuk mata pelatihan


pengelolaan limbah domestik, medis padat, dan gas Fasyankes
serta mata pelatihan pengelolaan limbah cair Fasyankes.

7. Rencana Tindak Lanjut

Rencana tindak lanjut dilakukan oleh peserta dengan tujuan


untuk merumuskan tindak lanjut sesuai peran dan fungsi serta
tanggung jawab peserta di tempat kerjanya sesuai kompetensi
yang telah diterima saat pelatihan.

8. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar terdiri dari penugasan, praktik lapangan,


dan posttest.

9. Evaluasi Penyelenggara dan Fasilitator

Evaluasi penyelenggara dan fasilitator dilakukan untuk


mendapatkan evaluasi dari peserta terhadap penyelenggaraan
pelatihan yang digunakan untuk perbaikan dan peningkatan
penyelenggaraan pelatihan berikutnya.

10. Penutupan

Penutupan adalah kegiatan paling akhir dari semua rangkaian


kegiatan pelatihan, dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang
dengan susunan acara sebagai berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
b. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
c. Arahan dan penutupan.
d. Pembacaan doa.

21
LAMPIRAN 1. RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP)

RBPMP setiap mata pelatihan yang telah ditetapkan pada struktur kurikulum diatas tertuang dalam bentuk matriks sebagai
berikut:
Nomor: MPD.1
Mata pelatihan: Kebijakan, regulasi, dan strategi dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan Fasyankes
Deskripsi mata pelatihan:Mata pelatihan ini membahas tentang arah kebijakan, regulasi, dan strategi dalam
penyelenggaraan kesehatan lingkungan Fasyankes.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan kebijakan, regulasi, dan
strategi dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan Fasyankes.
Waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 0, PL: 0
Media dan
Indikator Hasil Belajar Materi dan Sub Materi Pokok Metode Referensi
Alat Bantu
1. Menjelaskan kebijakan 1. Kebijakan dalam Ceramah tanya Modul, bahan ● UU 36/2009
dalam penyelenggaraan kesehatan jawab, curah tayang, Kesehatan
penyelenggaraan lingkungan Fasyankes: pendapat. komputer, ● RPJMN 2020-2024
kesehatan lingkungan a. UU terkait proyektor, ● Renstra Kemenkes
Fasyankes. b. RPJMN terkait spidol, 2020-2024
metaplan/ ● RAK Kemenkes
2. Menjelaskan regulasi 2. Regulasi dalam
aplikasi curah 2020-2024
dalam penyelenggaraan kesehatan
pendapat ● PP 66/2014
penyelenggaraan lingkungan Fasyankes:
daring, internet. Kesling
kesehatan lingkungan a. PP terkait
● PP 22/2021
Fasyankes. b. Permenkes terkait
tentang
Penyelenggaraan
PPLH

22
3. Menjelaskan strategi 3. Strategi dalam ● Permenkes 7/2019
dalam penyelenggaraan kesehatan Persyaratan
penyelenggaraan lingkungan Fasyankes: Kesling RS
kesehatan lingkungan a. Renstra terkait ● Kepmenkes
Fasyankes. b. RAK terkait 1428/2006
Penyelenggaraan
Kesling
Puskesmas

23
Nomor: MPD.2
Mata pelatihan: Kebijakan, regulasi, dan strategi dalam pengelolaan limbah Fasyankes
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang arah kebijakan, regulasi, dan strategi dalam
pengelolaan limbah Fasyankes.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan kebijakan, regulasi, dan
strategi dalam pengelolaan limbah Fasyankes.
Waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 0, PL: 0
Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Materi dan Sub Materi Pokok Metode Referensi
Bantu
1. Menjelaskan kebijakan 1. Kebijakan dalam Ceramah Modul, bahan ● UU 32/2009 PPLH
dalam pengelolaan pengelolaan limbah tanya tayang, ● UU 18/2008
limbah Fasyankes. Fasyankes: jawab, komputer, Pengelolaan Sampah
a. UU terkait curah proyektor, spidol, ● Permenkes 7/2019
b. RPJMN terkait pendapat. metaplan/ Persyaratan Kesling
aplikasi curah RS
2. Menjelaskan regulasi 2. Regulasi dalam pengelolaan
pendapat daring, ● PermenLHK P.56/2015
dalam pengelolaan limbah Fasyankes:
internet. Tatacara dan
limbah Fasyankes. a. PP terkait
Persyaratan Teknis
b. Permenkes terkait
Pengelolaan Limbah
3. Menjelaskan strategi 3. Strategi dalam pengelolaan B3 Fasyankes
dalam pengelolaan limbah Fasyankes: ● PermenLHK P.68/2016
limbah Fasyankes. a. Renstra terkait Pengelolaan Limbah
b. RAK terkait Cair Domestik

24
Nomor: MPI.1
Mata pelatihan: Perencanaan pengelolaan limbah Fasyankes
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang perencanaan pengelolaan limbah Fasyankes.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu merencanakan pengelolaan limbah
Fasyankes.
Waktu: 5 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 2, PL: 0
Materi dan Sub Materi Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Pokok Bantu
1. Menentukan risiko 1. Penentuan risiko Ceramah tanya Modul, bahan ● PP 66/2014 Kesling
pengelolaan limbah pengelolaan limbah jawab, curah tayang, komputer, ● PP 22/2021 tentang
Fasyankes. Fasyankes: pendapat, proyektor, spidol, Penyelenggaraan
a. Identifikasi risiko diskusi metaplan/ aplikasi PPLH
b. Penilaian risiko kelompok/ curah pendapat ● PermenLHK
c. Penentuan prioritas latihan kasus. daring, P.56/2015
flipchart/situs Pengelolaan Limbah
2. Menyusun rencana 2. Penyusunan rencana
berbagi dokumen, Fasyankes
kegiatan sesuai risiko kegiatan sesuai risiko
lembar kerja/kasus, ● PermenLHK
pengelolaan limbah pengelolaan limbah
formulir/ daftar cek, P.68/2016
Fasyankes. Fasyankes:
panduan/ prosedur, Pengelolaan Limbah
a. SDM dan struktur
internet. Cair Domestik
organisasi
b. Fasilitas dan
peralatan
c. Penentuan anggaran
d. Rencana kegiatan

25
3. Merencanakan 3. Perencanaan
pemantauan dan pemantauan dan
evaluasi pengelolaan evaluasi pengelolaan
limbah Fasyankes. limbah Fasyankes:
a. Indikator, target, dan
capaian
b. Sistem pemantauan
dan formulir

26
Nomor: MPI.2
Mata pelatihan: Pengelolaan limbah domestik dan medis padat Fasyankes
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang pengelolaan limbah domestik dan medis padat
Fasyankes.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengelolaan limbah
domestik dan medis padat Fasyankes.
Waktu: 9 Jpl, terdiri dari T: 3, P: 4, PL: 3
Materi dan Sub Materi Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Pokok Bantu
1. Menjelaskan konsep Konsep pengelolaan Ceramah tanya Modul, bahan tayang, ● PermenLHK
pengelolaan limbah limbah domestik dan jawab, curah komputer, proyektor, P.56/2015
domestik dan medis medis padat pendapat, spidol, metaplan/ Pengelolaan
padat Fasyankes. Fasyankes: diskusi aplikasi curah Limbah Fasyankes
Pengertian dan tujuan kelompok/ pendapat daring, ● Yves Charties, et.al
Kuantitas dan sumber latihan kasus, flipchart/situs berbagi (Editor) (2014) Safe
Jenis dan karakteristik observasi/ dokumen, lembar Management of
2. Melakukan Pengelolaan limbah praktik lapangan, kerja/kasus, Wastes from
pengelolaan limbah domestik dan medis peragaan/ formulir/daftar cek, Health-care
domestik dan medis padat Fasyankes simulasi. panduan/prosedur, Activities, WHO,
padat Fasyankes. Pengurangan alat peraga, internet, Geneva.
Pemilahan dan kamera, Sikelim. ● Dr. Ute Pieper, et.al
pewadahan (2019) Overview of
Pengumpulan dan technologies for the
penyimpanan treatment of

27
Pengangkutan infectious and sharp
Pengolahan waste from health
Penyusunan prosedur care facilities, WHO,
Switzerland.
● Catatan Teknis
Pengelolaan
Limbah di
Fasyankes, 2021,
Kementerian
Kesehatan RI.

28
Nomor: MPI.3
Mata pelatihan: Pengelolaan limbah cair dan gas Fasyankes
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang pengelolaan limbah cair dan gas Fasyankes.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengelolaan limbah cair
Fasyankes.
Waktu: 7 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 3, PL: 2
Materi dan Sub Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Materi Pokok Bantu
1. Menjelaskan konsep Pengelolaan Ceramah tanya jawab, Modul, bahan tayang, ● PermenLHK
pengelolaan limbah limbah cair dan curah pendapat, komputer, proyektor, P.68/2016
cair dan gas gas Fasyankes: diskusi kelompok/ spidol, metaplan/ Pengelolaan
Fasyankes. Pengertian dan latihan kasus, aplikasi curah Limbah Cair
tujuan observasi/ praktik pendapat daring, Domestik.
Kuantitas dan lapangan, peragaan/ flipchart/situs berbagi ● Yves Charties, et.al
sumber simulasi. dokumen, lembar (Editor) (2013)
Safe Management
Pengelolaan kerja/kasus,
of Wastes from
limbah gas formulir/daftar cek,
Health-care
Fasyankes: panduan/prosedur,
Activities, WHO,
Pemilihan alat peraga, internet, Geneva.
Pemeliharaan situs berbagi ● Metcalf and Edy,
2. Melakukan Pengelolaan dokumen, kamera. Inc. (Revised by
pengelolaan limbah limbah cair Tchobanoglous,
cair Fasyankes. Fasyankes: et.all. 2009.
Pengurangan Wastewater
Engineering,

29
Penanganan pada Treatment and
sumber Reuse, Fourth
Penyaluran Edition, McGraw
Pengolahan Hill, Boston
primer, sekunder, ● Qasim, Syed. R.
tersier 1998. Wastewater
Penyusunan Treatment Plants:
Planning, Design
prosedur
and Operation,
Penanganan
Second Edition.
masalah IPAL
CRC Press. New
York.

30
Nomor: MPI.4
Mata pelatihan: Pengelolaan limbah Fasyankes dalam situasi darurat
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang pengelolaan limbah Fasyankes dalam situasi darurat.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengelolaan limbah
Fasyankes dalam situasi darurat.
Waktu: 3 Jpl, terdiri dari T: 1, P: 2, PL: 0
Materi dan Sub Materi Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Pokok Bantu
1. Menyusun skenario Penyusunan skenario Ceramah Modul, bahan ● PermenLHK P.56/2015
pengelolaan limbah pengelolaan limbah tanya jawab, tayang, komputer, Pengelolaan Limbah
Fasyankes dalam Fasyankes dalam situasi curah proyektor, spidol, Fasyankes
situasi darurat. darurat: pendapat, metaplan/ aplikasi ● PermenLHK P.68/2016
Pengertian diskusi curah pendapat Pengelolaan Limbah
SDM dan struktur kelompok/ daring, Cair Domestik
organisasi latihan kasus. flipchart/situs ● Yves Charties, et.al
Fasilitas berbagi dokumen, (Editor) (2013) Safe
Penyusunan skenario lembar Management of
2. Melakukan skenario Skenario pengelolaan kerja/kasus, Wastes from
pengelolaan limbah limbah Fasyankes dalam internet. Health-care Activities,
Fasyankes dalam situasi darurat: WHO, Geneva.
situasi darurat. Tidak ada pengolah ● Catatan Teknis
Pengolah rusak Pengelolaan Limbah di
Bencana/KLB Fasyankes, 2021,
Kementerian
Kesehatan RI.

31
Nomor: MPI.5
Mata pelatihan: Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan
limbah Fasyankes.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes.
Waktu: 6 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 4, PL: 0
Materi dan Sub Materi Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Pokok Bantu
1. Melakukan Pemantauan pengelolaan Ceramah Modul, bahan ● PermenLHK
pemantauan limbah Fasyankes: tanya jawab, tayang, komputer, P.56/2015
pengelolaan limbah Titik kritis curah proyektor, spidol, Pengelolaan Limbah
Fasyankes. Parameter pendapat, metaplan/ aplikasi Fasyankes
Instrumen diskusi curah pendapat ● PermenLHK
2. Melakukan evaluasi Evaluasi pengelolaan kelompok/ daring, P.68/2016
pengelolaan limbah limbah Fasyankes: latihan flipchart/situs Pengelolaan Limbah
Fasyankes. Penaatan kasus, berbagi dokumen, Cair Domestik
praktik/ lembar kerja/kasus, ● PermenLH 16/2012
Evaluasi
simulasi. internet, Dokumen Lingkungan
Rekomendasi
formulir/daftar ● Panduan Pengguna
3. Melakukan pelaporan Pelaporan pengelolaan cek/situs pelaporan Sikelim (dapat diakses
pengelolaan limbah limbah Fasyankes: daring, Sikelim. pada situs Sikelim)
Fasyankes. Sistem informasi kelola
limbah medis (Sikelim)

32
Nomor: MPP.1
Mata pelatihan: Membangun komitmen belajar
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang perkenalan, pencairan suasana, harapan peserta,
pengurus kelas, dan komitmen kelas.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun komitmen belajar.
Waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 0, P: 2, PL: 0
Materi dan Sub Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Materi Pokok Bantu
1. Melakukan perkenalan Perkenalan Ceramah tanya jawab, Modul, bahan tayang, ● Pusat Pelatihan
dan pencairan peserta. curah pendapat, komputer, proyektor, SDM Kesehatan.
suasana. Pencairan permainan. spidol, metaplan/ Badan PPSDM
suasana. aplikasi curah Kesehatan. Modul
2. Menjelaskan harapan Kekuatiran pendapat daring, Pelatihan Bagi
peserta. peserta. perlengkapan Pelatih kader
Harapan peserta. permainan, internet. Kesehatan. 2018
3. Menetapkan pengurus Pemilihan ● Pusdiklat Aparatur
dan komitmen kelas. pengurus. BPPSDM.
Komitmen kelas. Kesehatan, Modul
Pelatihan Tenaga
Pelatih Program
Kesehatan,
Jakarta, 2011.

33
Nomor: MPP.2
Mata pelatihan: Anti korupsi
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang dampak korupsi, semangat perlawanan terhadap
korupsi, cara berpikir kritis terhadap korupsi, dan sikap anti korupsi.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun sikap anti korupsi.
Waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 0, PL: 0
Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Materi dan Sub Materi Pokok Metode Referensi
Bantu
1. Menjelaskan dampak Dampak korupsi. Ceramah Modul, bahan ● Materi e-learning
korupsi. tanya jawab, tayang, Penyuluh Anti
curah komputer, Korupsi ACLC
2. Menjelaskan semangat Semangat perlawanan dan
pendapat. proyektor, KPK
perlawanan dan cara cara berpikir kritis terhadap
spidol, https://aclc.kpk.go
berpikir kritis terhadap korupsi.
metaplan/ .id/
korupsi.
aplikasi curah ● Undang-undang
3. Menjelaskan sikap anti Sikap anti korupsi. pendapat nomor 20 tahun
korupsi. daring, internet. 2001 tentang
Perubahan Atas
Undang-undang
nomor 31 tahun
1999 tentang
Pemberantasan
Tindak Pidana
Korupsi

34
Nomor: MPP.3
Mata pelatihan: Rencana tindak lanjut
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang pengertian dan ruang lingkup rencana tindak lanjut
serta tahap dan penyusunan rencana tindak lanjut.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penyusunan rencana
tindak lanjut.
Waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 1, P: 1, PL: 0
Materi dan Sub Materi Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Pokok Bantu
1. Menjelaskan pengertian Pengertian rencana tindak Ceramah Modul, bahan ● Pusdiklat Aparatur, Standar
dan ruang lingkup lanjut. tanya tayang, Penyelenggaraan
rencana tindak lanjut. Ruang lingkup rencana jawab, komputer, Pelatihan, 2012, Jakarta
tindak lanjut. curah proyektor, ● Kemenkes RI, Pusdiklat
2. Melakukan tahap dan Tahap penyusunan pendapat, spidol, Aparatur, Rencana Tindak
penyusunan rencana rencana tindak lanjut. diskusi metaplan/aplika Lanjut, Kurmod
tindak lanjut. Penyusunan rencana kelompok. si curah Surveillance, Jakarta: 2008.
tindak lanjut. pendapat ● RI, Second Decentralized
Pembuatan time line daring, Health Services Project,
berbentuk gantt chart. flipchart/situs Model Pelatihan
berbagi Pemberdayaan Masyarakat
dokumen, Bagi Petugas Puskesmas,
internet, Jakarta: 2010.
formulir/daftar
cek.

35
LAMPIRAN 2. MASTER JADWAL PELATIHAN PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES

Waktu Hari I Hari II Hari III Hari IV Hari V


07.30 Refleksi Refleksi Refleksi Refleksi
Pretest
07.45
08.00 Pemantauan,
Pembukaan Perencanaan Pengelolaan limbah evaluasi dan
08.15
pengelolaan limbah cair dan gas Fasyankes Pengelolaan limbah pelaporan
08.30
Fasyankes (P2) (T2) domestik dan medis pengelolaan limbah
08.45 Fasyankes (P2)
padat Fasyankes
09.00 Membangun komitmen (PL2)
09.15 belajar (T2) Pengelolaan limbah Pengelolaan limbah
09.30 domestik dan medis cair dan gas Fasyankes Anti Korupsi (T1)
09.45 padat Fasyankes (T1) (P1)
10.00
Rehat Rehat Rehat Rehat Rehat
10.15
10.30
10.45 Kebijakan, regulasi, Anti Korupsi (T1)
dan strategi dalam Pengelolaan limbah Pengelolaan limbah Pengelolaan limbah
11.00
penyelenggaraan domestik dan medis cair dan gas Fasyankes cair dan gas
11.15
kesehatan lingkungan padat Fasyankes (T2) (P2) Fasyankes (PL2) Rencana Tindak
11.30 Fasyankes (T2) Lanjut (P1)
11.45
12.00
12.15
Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
12.30
12.45
13.00 Pemantauan,
Kebijakan, regulasi,
13.15 Pengelolaan limbah Pengelolaan limbah evaluasi dan
dan strategi dalam Rencana Tindak
domestik dan medis Fasyankes dalam pelaporan
pengelolaan limbah Lanjut (P1)
13.30 padat Fasyankes (P2) situasi darurat (T1) pengelolaan limbah
Fasyankes (T2)
Fasyankes (T2)

36
Waktu Hari I Hari II Hari III Hari IV Hari V
13,45 Pengelolaan limbah
14.00 Fasyankes dalam Posttest
14.15 situasi darurat (P1)
14.30
Rehat Rehat Rehat Rehat Rehat
14.45
15.00 Pengelolaan limbah
15.15 Fasyankes dalam Pemantauan,
15.30 Perencanaan Pengelolaan limbah situasi darurat (P1) evaluasi dan
15.45 pengelolaan limbah domestik dan medis Pengelolaan limbah pelaporan Penutupan
16.00 Fasyankes (T2) padat Fasyankes (P2) domestik dan medis pengelolaan limbah
padat Fasyankes (PL1) Fasyankes (P2)
16.15 persiapan

37
LAMPIRAN 3. PANDUAN PENUGASAN

PANDUAN PENUGASAN

MATA PELATIHAN INTI 1

PERENCANAAN PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES

Tujuan

Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu merencanakan pengelolaan


limbah Fasyankes.

Waktu

2 Jpl (90 menit)

Bahan

● PP 66/2015 Kesling
● PP 22/2021 tentang Penyelenggaraan PPLH
● PermenLHK P.56/2015 Pengelolaan Limbah Fasyankes
● PermenLHK P.68/2016 Pengelolaan Limbah Cair Domestik

Alat bantu

Komputer, flipchart/situs berbagi dokumen, panduan/prosedur, internet.

Langkah-langkah

Persiapan (5 menit)

1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok dengan


anggota 6 (enam) orang per kelompok.
2. Fasilitator membagikan panduan dan alat bantu untuk setiap
kelompok serta menjelaskan penugasan.
3. Peserta menyepakati pembagian tugas dalam kelompok dan durasi
waktu pengerjaan tugas.

38
Pelaksanaan (85 menit)

1. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk berdiskusi


dan menyampaikan perencanaan pengelolaan limbah Fasyankes
selama 20 menit meliputi:

a. Identifikasi dan penilaian risiko.


b. Penentuan prioritas risiko untuk intervensi.
c. Perencanaan SDM dan struktur organisasi.
d. Perencanaan fasilitas dan peralatan.
e. Perencanaan anggaran dan kegiatan.
f. Indikator, target, dan capaian.
g. Sistem pemantauan dan formulir.

2. Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk


memaparkan hasil diskusi kelompok dengan durasi maksimal 7 menit
per kelompok.
3. Setelah paparan, fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi atau memberi masukan selama 3 menit.
4. Fasilitator memberi komentar/masukan bagi semua kelompok selama
15 menit.

39
PANDUAN PELATIHAN

MATA PELATIHAN INTI 2

PENGELOLAAN LIMBAH DOMESTIK DAN MEDIS PADAT FASYANKES

Sub Materi Pokok: Pengelolaan limbah domestik dan medis padat


Fasyankes, Penyusunan Prosedur

Tujuan

Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu menyusun prosedur


pengelolaan limbah domestik dan medis padat Fasyankes.

Waktu

2 Jpl (90 menit)

Bahan

● PermenLHK P.56/2015 Pengelolaan Limbah Fasyankes


● Yves Charties, et.al (Editor) (2013) Safe Management of Wastes from
Health-care Activities, WHO, Geneva

Alat bantu

Komputer, flipchart/situs berbagi dokumen, lembar kerja/kasus, internet.

Langkah-langkah

Persiapan (5 menit)

1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok dengan


anggota 6 (enam) orang per kelompok.
2. Fasilitator membagikan panduan dan alat bantu untuk setiap
kelompok serta menjelaskan penugasan.
3. Peserta menyepakati pembagian tugas dalam kelompok dan durasi
waktu pengerjaan tugas.

40
Pelaksanaan (85 menit)

1. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk berdiskusi


dan menyusun prosedur pengelolaan limbah Fasyankes dengan
durasi maksimal 20 menit meliputi:
a. Pengurangan
b. Pemilahan dan pewadahan
c. Pengumpulan dan penyimpanan
d. Pengangkutan
e. Pengolahan
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
memaparkan hasil diskusi kelompok dengan durasi maksimal 7 menit
per kelompok.
3. Setelah paparan, fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi atau memberi masukan selama 3 menit.
4. Fasilitator memberi komentar/masukan bagi semua kelompok selama
15 menit.

41
PANDUAN SIMULASI

MATA PELATIHAN INTI 2

PENGELOLAAN LIMBAH DOMESTIK DAN MEDIS PADAT FASYANKES

Sub Materi Pokok: Pengelolaan limbah domestik dan medis padat


Fasyankes

Tujuan

Setelah mengikuti simulasi ini, peserta mampu melakukan pengelolaan


limbah domestik dan medis padat Fasyankes.

Waktu

2 Jpl (90 menit)

Bahan

● PermenLHK P.56/2015 Pengelolaan Limbah Fasyankes


● Yves Charties, et.al (Editor) (2013) Safe Management of Wastes from
Health-care Activities, WHO, Geneva
● Catatan Teknis Pengelolaan Limbah di Fasyankes, 2021, Kementerian
Kesehatan RI.

Alat bantu

Komputer, formulir/daftar cek, panduan/prosedur, internet.

Langkah-langkah

Persiapan (5 menit)

1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok dengan


anggota 6 (enam) orang per kelompok.
2. Fasilitator membagikan panduan dan alat bantu untuk setiap
kelompok serta menjelaskan simulasi.

42
3. Peserta menyepakati pembagian tugas dalam kelompok dan durasi
waktu pengerjaan tugas.

Pelaksanaan (85 menit)

1. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk melakukan


simulasi pengelolaan limbah Fasyankes dengan durasi maksimal 15
menit meliputi:
a. Pengurangan
b. Pemilahan dan pewadahan
c. Pengumpulan dan penyimpanan
d. Pengangkutan
e. Pengolahan
2. Fasilitator mengamati proses simulasi setiap kelompok dan
melakukan penilaian menggunakan daftar cek yang telah disediakan.
3. Fasilitator memberi komentar/masukan bagi semua kelompok selama
10 menit.

Daftar cek simulasi:

Nilai
No Persiapan alat
0 1 2
1 Safety box
2 Tempat sampah
3 Plastik sampah/limbah medis
4 Wheelbin
5 APD
6 Timbangan
7 Formulir penerimaan
8 Logbook harian
9 SPO

43
No Prosedur Nilai
A Pengurangan 0 1 2
Mengoptimalkan penggunaan produk atau bahan kimia sampai habis,
sehingga tidak meninggalkan sisa limbah, seperti membuka kemasan
baru ketika produk atau bahan kimia sudah habis;
B Pemilahan dan pewadahan
1. Menyiapkan tempat sampah infeksius/benda tajam/non infeksius,
kantong plastik kuning dan hitam
2. Wadah limbah tajam dan infeksius telah dilapisi kantong plastik sesuai
jenis sampah
3. Membuang sampah infeksius/benda tajam/non infeksius pada tempat
sampah yang sesuai
● limbah jarum suntik pada wadah yang tahan tusukan (safety box)
● limbah infeksius pada wadah kantong plastik kuning
● limbah non infeksius pada wadah kantong plastik hitam
C Pengumpulan dan penyimpanan
1. Menggunakan APD
2. Mengikat kantong sampah dari tempat sampah (mengikat tidak seperti
kuping kelinci) dan mengangkatnya
3. Memberikan identitas sampah (asal ruangan, tanggal dan jam
pembuangan sampah)
4. Melapisi tempat sampah dengan kantong plastik baru
5. Mengumpulkan sampah dalam troli sampah sesuai dengan jenisnya
6. Menggunakan dokumen pengiriman sampah medis (manifes)
7. Cara penyimpanan limbah medis harus dilengkapi dengan SPO
8. Penyimpanan sementara limbah medis Fasyankes ditempatkan di
TPS Limbah B3
D Pengangkutan
1. Dokumen manifes sampah medis telah diisi lengkap.
2. Membawa troli dan manifes ke tempat penyimpanan sementara
limbah bahan berbahaya beracun (TPSLB3)

44
3. Petugas menyerahkan sampah medis dan dokumen manifes ke
operator insinerator dan atau TPS B3
4. Sampah yang telah diserahkan ditimbang dan dicatat dalam dokumen
manifes

Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tetapi belum konsisten
2 = dilakukan dengan konsisten
Formula:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑐𝑒𝑘×2
×100%

45
PANDUAN OBSERVASI LAPANGAN

MATA PELATIHAN INTI 2

PENGELOLAAN LIMBAH DOMESTIK DAN MEDIS PADAT FASYANKES

Sub Materi Pokok: Pengelolaan limbah domestik dan medis padat


Fasyankes

Tujuan

Setelah mengikuti observasi lapangan ini, peserta mampu melakukan


pengelolaan limbah domestik dan medis padat Fasyankes.

Waktu

3 Jpl (180 menit)

Bahan

● PermenLHK P.56/2015 Pengelolaan Limbah Fasyankes


● Yves Charties, et.al (Editor) (2013) Safe Management of Wastes from
Health-care Activities, Geneva
● Dr. Ute Pieper, et.al (2019) Overview of technologies for the treatment of
infectious and sharp waste from health care facilities, Switzerland.

Alat bantu

Komputer, formulir/daftar cek, panduan/prosedur, internet.

Langkah-langkah

Persiapan (10 menit)

1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok dengan


anggota 6 (enam) orang per kelompok.
2. Fasilitator membagikan panduan dan alat bantu untuk setiap
kelompok serta menjelaskan penugasan.

46
3. Peserta menyepakati pembagian tugas dalam kelompok dan durasi
waktu pengerjaan tugas.

Pelaksanaan (170 menit)

1. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk melakukan


observasi lapangan pengelolaan limbah Fasyankes selama 60 menit
meliputi:
a. Pengurangan
b. Pemilahan dan pewadahan
c. Pengumpulan dan penyimpanan
d. Pengangkutan
e. Pengolahan
2. Masing-masing kelompok menyusun hasil observasi lapangan
selama 20 menit.
3. Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
memaparkan hasil diskusi kelompok dengan durasi maksimal 10
menit per kelompok.
4. Setelah paparan, fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi atau memberi masukan selama 5 menit.
5. Fasilitator memberi komentar/masukan bagi semua kelompok selama
15 menit.

Daftar cek observasi lapangan:


No Prosedur Nilai
A Pengurangan 0 1 2
1. Melakukan pengadaan bahan kimia berbahaya dengan sistem satu
pintu;
2. Memantau aliran atau distribusi bahan kimia pada beberapa fasilitas
atau unit kerja sampai dengan pembuangannya sebagai Limbah B3;
3. Menerapkan sistem “pertama masuk pertama keluar” (FIFO: First In
First Out, FEFO: First Expired First Out) dalam penggunaan produk
atau bahan kimia;

47
No Prosedur Nilai
4. Melakukan pengadaan produk atau bahan kimia dalam jumlah yang
kecil, terutama untuk produk atau bahan kimia yang tidak stabil (mudah
kadaluarsa) atau frekuensi penggunaannya tidak dapat ditentukan;
5. Mengoptimalkan penggunaan produk atau bahan kimia sampai habis,
sehingga tidak meninggalkan sisa limbah, seperti membuka kemasan
baru ketika produk atau bahan kimia sudah habis;
6. Penggunaan obat dan alat kesehatan termasuk bahan medis habis
pakai yang rasional sesuai dengan kebutuhan;
7. Selalu memastikan tanggal kadaluarsa seluruh produk pada saat
diantar oleh pemasok yang disesuaikan dengan kecepatan konsumsi
terhadap produk tersebut.
B Pemilahan
1. Petugas cleaning service bekerja sama dengan penanggung jawab
kebersihan/house keeping di ruangan menyiapkan tempat sampah
infeksius/benda tajam/sitotoksik/radioaktif/non infeksius, kantong plastik
kuning/ungu/merah/hitam dan stiker sampah.
2. Petugas cleaning service meletakan wadah benda tajam dan tempat
sampah infeksius/sitotoksik yang telah dilapisi kantong plastik sesuai
jenis sampah
3. Penghasil sampah (dokter, perawat, karyawan, mahasiswa, pasien,
keluarga pasien) membuang sampah infeksius/benda tajam/sitotoksik/
radioaktif/non infeksius pada tempat sampah yang sesuai.
C Pewadahan
1. Pewadahan limbah dilakukan di sumber penghasil. Minimal ada 3
wadah limbah untuk 3 jenis limbah berbeda yaitu benda tajam (contoh:
jarum suntik), limbah infeksius, botol infus/plastik kemasan.
2. Untuk limbah jarum suntik, wadah yang digunakan adalah safety box
atau wadah yang tahan tusukan.
3. Wadah harus memenuhi persyaratan, yaitu tertutup, dilengkapi dengan
pedal injakan untuk membuka, dilapisi kantong plastik berwarna sesuai
dengan jenis limbah.

48
No Prosedur Nilai
4. Seluruh wadah dilengkapi dengan simbol dan label sesuai jenis limbah
yang dihasilkan dengan mengacu ketentuan peraturan
perundang-undangan.
D Pengumpulan
1. Petugas cleaning service menggunakan APD (sarung tangan, masker,
apron dan sepatu boot) kemudian mengikat kantong sampah dari
tempat sampah dan mengangkatnya, memberi identitas sampah dan
melapisi tempat sampah dengan kantong plastik baru
2. Tempat sampah yang kotor diganti dengan tempat sampah yang bersih
3. Stiker sampah medis yang rusak diganti dengan stiker yang baru.
4. Petugas cleaning service mengumpulkan sampah dalam troli sampah
sesuai dengan jenisnya
5. Petugas unit kerja/ruangan menyerahkan sampah sitotoksik/sampah
radioaktif ke petugas cleaning service dengan menggunakan dokumen
pengiriman sampah medis (manifes)
6. Memberi identitas sampah pada kantong plastik, safety box atau sharp
container sebagai berikut:
● Asal ruangan
● Tanggal dan jam pembuangan
E Pengangkutan
1. Pengangkutan internal minimal satu kali sehari atau jika limbah medis
sudah memenuhi 3/4 wadah, sesuai dengan jadwal pengangkutan yang
telah ditentukan.
2. Petugas cleaning service menyiapkan dokumen manifes sampah medis
3. Petugas cleaning service mengangkut troli sampah dengan membawa
dokumen manifes dan mengirimnya ke Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) sampah dan insinerator
4. Troli sampah medis (untuk sampah infeksius/sitotoksik/radioaktif)
berwarna kuning, simbol biohazard dan tertutup rapat dan troli sampah
non medis (untuk sampah non infeksius dan sampah daur ulang)
berwarna hijau atau biru

49
No Prosedur Nilai
5. Pengangkutan menggunakan jalur yang sudah ditentukan, apabila
menggunakan lift harus lift khusus mengangkut barang kotor atau bila
tidak ada lift khusus maka jam pembuangan harus ditentukan oleh
manajer gedung dan lakukan disinfeksi segera setelah dipergunakan.
6. Alat pengangkutan limbah internal yang digunakan harus dibersihkan
dan dilakukan disinfeksi setiap hari, menggunakan disinfektan yang
tepat seperti senyawa klorin, formaldehida, fenol atau bersifat asam.
7. Petugas cleaning service menyerahkan sampah medis (sampah
infeksius/sampah sitotoksik/sampah radioaktif) dan dokumen manifes
ke operator insinerator dan untuk sampah non infeksius dan daur ulang
diserahkan ke petugas TPS sampah.
8. Petugas yang melakukan pengangkutan limbah harus terlatih sesuai
standar dan dilengkapi dengan alat pelindung diri yang memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja.
9. Sampah yang telah diserahkan ditimbang dan dicatat dalam dokumen
manifes
F Penyimpanan
1. TPS limbah medis harus memiliki izin dari Dinas Lingkungan Hidup
setempat.
2. Limbah medis kategori sitotoksik dan farmasi, harus disimpan pada
TPS dengan suhu lebih besar dari 0°C dalam waktu sampai dengan 90
hari;
3. Limbah medis kategori infeksius, patologis, benda tajam harus disimpan
pada TPS dengan suhu lebih kecil atau sama dengan 0°C dalam waktu
sampai dengan 30 hari.
4. Lantai kedap (impermeabel), berlantai beton atau semen dengan sistem
drainase yang baik, serta mudah dibersihkan dan dilakukan disinfeksi.
5. Tersedia sumber air atau kran air untuk pembersihan.
6. Mudah diakses untuk penyimpanan Limbah
7. Dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang tidak
berkepentingan.

50
No Prosedur Nilai
8. Mudah diakses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan atau
mengangkut Limbah.
9. Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir, dan faktor
lain yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja.
10. Tidak dapat diakses oleh hewan, serangga, dan burung.
11. Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik dan memadai.
12. Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan makanan.
13. Peralatan pembersihan, pakaian pelindung, dan wadah atau kantong
Limbah harus diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi fasilitas
penyimpanan.
14. Dinding, lantai, dan langit-langit fasilitas penyimpanan senantiasa
dalam keadaan bersih, termasuk pembersihan lantai setiap hari.
15. Penyimpanan Limbah B3 yang dihasilkan dari fasilitas pelayanan
kesehatan oleh penghasil Limbah B3 sebaiknya dilakukan pada
bangunan terpisah dari bangunan utama Fasyankes.
G Pengolahan
1. Swakelola menggunakan insinerator tanpa izin
2. Swakelola menggunakan insinerator berizin
3. Swakelola menggunakan non insinerasi
4. Swakelola melakukan daur ulang
5. Kerja sama dengan perusahaan pengolah
E Prosedur
1. Penyediaan sarana dan peralatan sesuai dengan ketentuan teknis yang
dipersyaratkan seperti :
● Kantong plastik limbah dengan pembedaan warna sesuai dengan
jenis limbah berdasarkan ketentuan yang berlaku
● Kontainer/tempat sampah, termasuk safety box
● Label sesuai dengan jenis-jenis limbah
● Wheel bin untuk pengangkut limbah dari ruangan ke TPS
● Timbangan
● TPS sampah medis
● Alat pemusnah limbah (sistem insinerasi/non-insinerasi)

51
No Prosedur Nilai
2. Tersedianya dan digunakannya APD (sepatu, sarung tangan, apron,
masker, dan topi) oleh petugas pelaksana sesuai dengan prosedur, baik
pada tahap pewadahan, pengangkutan, maupun pengolahan.
3. Terimplementasinya kegiatan pengelolaan limbah, baik oleh petugas
ruangan, petugas cleaning service, dan petugas TPS, sesuai dengan
kebijakan, SPO dan Instruksi Kerja yang berlaku
4. Terlaksananya kegiatan pengawasan yang efektif oleh petugas sanitasi,
dalam upaya mencegah terjadinya kesalahan maupun penyalahgunaan
yang tidak diharapkan.
5. Beberapa SPO yang terkait dengan kegiatan pengelolaan limbah medis
padat adalah :
● SPO Pengelolaan Limbah Medis Padat
● SPO Pengoperasian Alat Pengolah Limbah Medis Padat
(insinerator/autoclave/microwave dll)
● SPO Tanggap Darurat Jika Alat Pengolah Limbah Medis Padat
Terganggu

Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tetapi belum konsisten
2 = dilakukan dengan konsisten
Formula:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑐𝑒𝑘×2
×100%

52
PANDUAN PELATIHAN

MATA PELATIHAN INTI 3

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DAN GAS FASYANKES

Sub Materi Pokok: Pengelolaan limbah cair Fasyankes

Tujuan

Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan pengelolaan limbah


cair Fasyankes.

Waktu

3 Jpl (135 menit)

Bahan

● PermenLHK P.68/2016 Pengelolaan Limbah Cair Domestik

Alat bantu

Komputer, flipchart/situs berbagi dokumen, panduan/prosedur, internet.

Langkah-langkah

Persiapan (10 menit)

1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok dengan


anggota 6 (enam) orang per kelompok.
2. Fasilitator membagikan panduan dan alat bantu untuk setiap
kelompok serta menjelaskan penugasan.
3. Peserta menyepakati pembagian tugas dalam kelompok dan durasi
waktu pengerjaan tugas.

53
Pelaksanaan (125 menit)

1. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk berdiskusi


dan menyampaikan pengelolaan limbah cair Fasyankes selama 30
menit meliputi:
a. Pengurangan
b. Penanganan pada sumber
c. Penyaluran
d. Pengolahan primer, sekunder, tersier
e. Penanganan masalah IPAL
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
memaparkan hasil diskusi kelompok dengan durasi maksimal 10
menit per kelompok.
3. Setelah paparan, fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi atau memberi masukan selama 5 menit.
4. Fasilitator memberi komentar/masukan bagi semua kelompok selama
20 menit.

Lembar Kasus 1

Kelompok 1

Rencana pembangunan Rumah Sakit ABCD dengan luas lahan sebesar


2.300 m2 luas bangunan yang terdiri dari 2 lantai sebesar 2.700 m2. Seluruh
bangunan terintegrasi di dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti
TPS Limbah B3 dan TPS Sampah, IPAL, generator, insinerator, parkir,
taman, dan perpipaan.
Rencana Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 75 tempat tidur, meliputi 10
tempat tidur kelas 1, 20 tempat tidur kelas 2, dan 40 tempat tidur kelas 3, 5
tempat tidur pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat
darurat, rawat jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang
kebidanan dan penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu,

54
dapur, ruang rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas
medis, dan ruang boiler.
Rencana sistem penyaluran limbah cair akan disiapkan, terutama dari
Gedung menuju IPAL.

Kelompok 2

Rumah Sakit EFGH memiliki luas lahan sebesar 3.600 m2 luas bangunan
yang terdiri dari 1 lantai sebesar 1.820 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di
dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan
TPS Sampah, IPAL, generator, insinerator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 65 tempat tidur, meliputi 8 tempat tidur
kelas 1, 16 tempat tidur kelas 2, dan 37 tempat tidur kelas 3, 4 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem penyaluran limbah cair
antara lain:
1. Luapan limbah cair dari bak kontrol di beberapa titik.
2. Luapan limbah cair di dapur.
3. Sumbatan aliran dari beberapa kamar mandi.
4. Pompa di bak pengangkat sering rusak.

Kelompok 3

Rumah Sakit IJKL memiliki luas lahan sebesar 2.900 m2 luas bangunan yang
terdiri dari 1 lantai sebesar 1.120 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di dalam
Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan TPS
Sampah, IPAL, generator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 55 tempat tidur, meliputi 6 tempat tidur
kelas 1, 15 tempat tidur kelas 2, dan 32 tempat tidur kelas 3, 2 tempat tidur

55
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem penyaluran limbah cair
antara lain:
1. Luapan limbah cair dari bak kontrol di beberapa titik.
2. Luapan limbah cair di dapur.
3. Sumbatan aliran dari beberapa kamar mandi.
4. Pompa di bak pengangkat sering rusak.

Kelompok 4

Rumah Sakit MNOP memiliki luas lahan sebesar 4.200 m2 luas bangunan
yang terdiri dari 2 lantai sebesar 5.900 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di
dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan
TPS Sampah, IPAL, generator, insinerator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 75 tempat tidur, meliputi 10 tempat tidur
kelas 1, 20 tempat tidur kelas 2, dan 40 tempat tidur kelas 3, 5 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem penyaluran limbah cair
antara lain:
1. Luapan limbah cair dari bak kontrol di beberapa titik.
2. Luapan limbah cair di dapur.
3. Sumbatan aliran dari beberapa kamar mandi.
4. Pompa di bak pengangkat sering rusak.

56
Kelompok 5

Rumah Sakit QRST memiliki luas lahan sebesar 4.100 m2 luas bangunan
yang terdiri dari 2 lantai sebesar 4.200 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di
dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan
TPS Sampah, IPAL, generator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 85 tempat tidur, meliputi 10 tempat tidur
kelas 1, 20 tempat tidur kelas 2, dan 42 tempat tidur kelas 3, 8 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem penyaluran limbah cair
antara lain:
1. Luapan limbah cair dari bak kontrol di beberapa titik.
2. Luapan limbah cair di dapur.
3. Sumbatan aliran dari beberapa kamar mandi.
4. Pompa di bak pengangkat sering rusak.

Lembar Kasus 2

Kelompok 1

Rencana pembangunan Rumah Sakit ABCD memiliki luas lahan sebesar


2.300 m2 luas bangunan yang terdiri dari 2 lantai sebesar 2.700 m2. Seluruh
bangunan terintegrasi di dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti
TPS Limbah B3 dan TPS Sampah, IPAL, generator, insinerator, parkir,
taman, dan perpipaan.
Rencana Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 75 tempat tidur, meliputi 10
tempat tidur kelas 1, 20 tempat tidur kelas 2, dan 40 tempat tidur kelas 3, 5
tempat tidur pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat
darurat, rawat jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang

57
kebidanan dan penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu,
dapur, ruang rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas
medis, dan ruang boiler.
Sistem pengolahan yang meliputi pra pengolahan, pengolahan primer,
pengolahan sekunder dan pengolahan tersier dan lainnya masih dalam
evaluasi penawaran dari 3 perusahaan.

Kelompok 2

Rumah Sakit EFGH memiliki luas lahan sebesar 3.600 m2 luas bangunan
yang terdiri dari 1 lantai sebesar 1.820 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di
dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan
TPS Sampah, IPAL, generator, insinerator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 65 tempat tidur, meliputi 8 tempat tidur
kelas 1, 16 tempat tidur kelas 2, dan 37 tempat tidur kelas 3, 4 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Sistem pengolahan limbah cair yang dimiliki oleh Rumah Sakit EFGH adalah
lumpur aktif dengan kapasitas 50 m3 per hari (bagan alir proses dan
spesifikasi terlampir). Di dalam operasionalnya, sering terjadi beberapa
masalah, antara lain:
1. Pompa pengangkat sering rusak
2. Timbul bau tidak sedap
3. Lumpur di sedimentasi akhir banyak
4. Timbul busa di bak aerasi
5. Parameter BOD, COD, TSS, dan amoniak fluktuatif di atas baku mutu
6. Parameter total coliform masih tinggi di atas baku mutu

58
Kelompok 3

Rumah Sakit IJKL memiliki luas lahan sebesar 2.900 m2 luas bangunan yang
terdiri dari 1 lantai sebesar 1.120 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di dalam
Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan TPS
Sampah, IPAL, generator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 55 tempat tidur, meliputi 6 tempat tidur
kelas 1, 15 tempat tidur kelas 2, dan 32 tempat tidur kelas 3, 2 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Sistem pengolahan limbah cair yang dimiliki oleh Rumah Sakit IJKL adalah
kombinasi aerob-anaerob dengan kapasitas 40 m3 per hari (bagan alir
proses dan spesifikasi terlampir). Di dalam operasionalnya, sering terjadi
beberapa masalah, antara lain:
1. Pompa pengangkat sering rusak
2. Timbul bau tidak sedap
3. Lumpur di sedimentasi akhir banyak
4. Parameter BOD, COD, TSS, dan amoniak fluktuatif di atas baku mutu
5. Parameter total coliform masih tinggi di atas baku mutu

Kelompok 4

Rumah Sakit MNOP memiliki luas lahan sebesar 4.200 m2 luas bangunan
yang terdiri dari 2 lantai sebesar 5.900 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di
dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan
TPS Sampah, IPAL, generator, insinerator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 75 tempat tidur, meliputi 10 tempat tidur
kelas 1, 20 tempat tidur kelas 2, dan 40 tempat tidur kelas 3, 5 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat

59
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Sistem pengolahan limbah cair yang dimiliki oleh Rumah Sakit MNOP adalah
kombinasi Rotating Biological Contactor (RBC) dengan kapasitas 50 m3 per
hari (bagan alir proses dan spesifikasi terlampir). Di dalam operasionalnya,
sering terjadi beberapa masalah, antara lain:
1. Pompa pengangkat sering rusak
2. Timbul bau tidak sedap
3. Lumpur di sedimentasi akhir banyak
4. Parameter BOD, COD, TSS, dan amoniak fluktuatif di atas baku mutu
5. Parameter total coliform masih tinggi (di atas baku mutu)

Kelompok 5

Rumah Sakit QRST memiliki luas lahan sebesar 4.100 m2 luas bangunan
yang terdiri dari 2 lantai sebesar 4.200 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di
dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan
TPS Sampah, IPAL, generator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 85 tempat tidur, meliputi 10 tempat tidur
kelas 1, 20 tempat tidur kelas 2, dan 42 tempat tidur kelas 3, 8 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Sistem pengolahan limbah cair yang dimiliki oleh Rumah Sakit MNOP adalah
kombinasi Anaerob Filter dengan kapasitas 50 m3 per hari (bagan alir proses
dan spesifikasi terlampir). Di dalam operasionalnya, sering terjadi beberapa
masalah, antara lain:

60
1. Pompa pengangkat sering rusak
2. Timbul bau tidak sedap
3. Lumpur di sedimentasi akhir banyak
4. Parameter BOD, COD, TSS, dan amoniak fluktuatif di atas baku mutu
5. Parameter total coliform masih tinggi di atas baku mutu

61
PANDUAN OBSERVASI LAPANG

MATA PELATIHAN INTI 3

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR FASYANKES

Sub Materi Pokok: Pengelolaan limbah cair Fasyankes

Tujuan

Setelah mengikuti observasi lapangan ini, peserta mampu melakukan


pengelolaan limbah cair Fasyankes.

Waktu

2 Jpl (120 menit)

Bahan

● PermenLHK P.68/2016 Pengelolaan Limbah Cair Domestik

Alat bantu

Komputer, formulir/daftar cek, panduan/prosedur, internet.

Langkah-langkah

Persiapan (5 menit)

1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok dengan


anggota 6 (enam) orang per kelompok.
2. Fasilitator membagikan panduan dan alat bantu untuk setiap
kelompok serta menjelaskan penugasan.
3. Peserta menyepakati pembagian tugas dalam kelompok dan durasi
waktu pengerjaan tugas.

62
Pelaksanaan (115 menit)

1. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk melakukan


observasi lapangan pengelolaan limbah Fasyankes selama 40 menit
meliputi:
a. Pengurangan
b. Penanganan pada sumber
c. Penyaluran
d. Pengolahan primer, sekunder, tersier
e. Penanganan masalah IPAL
2. Masing-masing kelompok menyusun hasil observasi lapangan
selama 10 menit.
3. Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
memaparkan hasil diskusi kelompok dengan durasi maksimal 7 menit
per kelompok.
4. Setelah paparan, fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi atau memberi masukan selama 3 menit.
5. Fasilitator memberi komentar/masukan bagi semua kelompok selama
15 menit.

Daftar cek observasi lapangan:


Nilai
No Prosedur
0 1 2
A Tahapan dalam pengelolaan
1. Pengurangan kuantitas dan bahaya, penghematan air bersih,
pemilahan limbah cair B3 dengan limbah domestik, pemanfaatan
kembali limbah cair yang telah diolah dan memenuhi baku mutu.
2. Penanganan pada sumber
●Menyediakan SOP penanganan cairan sisa bukan B3 (domestik)
●Menyediakan wadah khusus untuk limbah kimia B3

63
Nilai
No Prosedur
0 1 2
●Menyediakan saringan/perangkap minyak pada lubang pembuangan
limbah cair
2. Penyaluran
●Kemiringan saluran
●Kecepatan alir
●Sumur pemeriksaan
3. Pengolahan pendahuluan untuk mengurangi beban pengolahan,
menahan benda atau zat yang dapat mengganggu, dan agar limbah
cair yang masuk ke dalam proses berikutnya sesuai kemampuannya.
4. Pengolahan Primer untuk menghilangkan zat padat tersuspensi melalui
pengendapan atau pengapungan
5. Pengolahan Sekunder untuk mengurangi kadar bahan organik di dalam
limbah cair dengan menggunakan proses biologi, mikroorganisme
aerob
6. Pengolahan tersier pengolahan lanjutan dari pengolahan sekunder,
antara lain pengolahan lumpur dan disinfeksi

Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tetapi belum konsisten
2 = dilakukan dengan konsisten
Formula:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑐𝑒𝑘×2
×100%

64
PANDUAN PELATIHAN

MATA PELATIHAN INTI 4

PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES DALAM SITUASI DARURAT

Tujuan

Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan pengelolaan limbah


Fasyankes dalam situasi darurat.

Waktu

2 Jpl (90 menit)

Bahan

● PermenLHK P.56/2015 Pengelolaan Limbah Fasyankes

Alat bantu

Komputer, flipchart/situs berbagi dokumen, panduan/prosedur, internet.

Langkah-langkah

Persiapan (5 menit)

1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok dengan


anggota 6 (enam) orang per kelompok.
2. Fasilitator membagikan panduan dan alat bantu untuk setiap
kelompok serta menjelaskan penugasan.
3. Peserta menyepakati pembagian tugas dalam kelompok dan durasi
waktu pengerjaan tugas.

Pelaksanaan (85 menit)

1. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk berdiskusi


dan menyampaikan skenario pengelolaan limbah Fasyankes dalam
situasi darurat selama 20 menit meliputi:
a. Pengertian

65
b. SDM dan struktur organisasi
c. Fasilitas
d. Penyusunan skenario
e. Skenario pengelolaan limbah Fasyankes dalam situasi darurat
(tidak ada pengolah, pengolah rusak, bencana/KLB)
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
memaparkan hasil diskusi kelompok dengan durasi maksimal 7 menit
per kelompok.
3. Setelah paparan, fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi atau memberi masukan selama 3 menit.
4. Fasilitator memberi komentar/masukan bagi semua kelompok selama
15 menit.

Lembar Kasus:

1. Kelompok 1: Penemuan limbah medis di TPA

Penemuan limbah medis di TPA domestik kota Tubo, yang terjadi tahun
2005 diperkirakan dari beberapa Fasyankes khususnya RS di kabupaten
Tubo bahkan juga ditemukan dari RS di luar kabupaten. Diperkirakan
timbulan limbah mencapai 120 ton yang ditemukan dalam plastik kuning
dan hitam. Hasil investigasi ke beberapa RS yang limbahnya ditemukan di
TPA merasa bahwa limbah sebenarnya telah diangkut oleh perusahaan
pengelola limbah B3 medis dan telah membayar. Beberapa RS
menyatakan dalam waktu 2 bulan terakhir limbah tidak diangkut oleh
pihak ketiga, karena berbagai alasan, sehingga limbah melebihi kapasitas
TPS B3 yang ada. Keterbatasan sarana pengangkutan dan tidak
tersedianya pengolah limbah RS yang berizin di daerah menjadi salah
satu penyebab ditemukannya limbah medis di TPA domestik.

2. Kelompok 2: Pengelolaan limbah Fasyankes pada kondisi bencana

Indonesia sebagai negara yang rawan bencana, dan hampir setiap tahun
terjadi bencana dengan berbagai penyebab; banjir, longsor, gempa dan

66
lainnya. Bencana alam, adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan
dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir,
letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju,
kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun,
tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit. Upaya penanganan
kesehatan pada saat dan pasca bencana, antara lain terkait dengan
penanganan masalah sanitasi di pengungsian, masyarakat dan di fasilitas
pelayanan kesehatan, Bencana yang terjadi di Palu tahun 2018 salah
satunya pemerintah harus menangani permasalahan terkait dengan
pengelolaan sampah medis yang berasal dari fasilitas pelayanan
kesehatan baik Rumah Sakit maupun yang berasal dari unit pelayanan
kesehatan lainnya. Diperkirakan timbulan sampah medis mencapai 200
kg/ hari. Saat itu di Provinsi Sulawesi Tenggara tidak tersedia alat
pengolah limbah/insinerator berizin, namun keberadaan insinerator
sebenarnya ada di RSU dan beberapa puskesmas. Pada kondisi normal
umumnya Fasyankes di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam pengelolaan
limbah medisnya berkerja sama dengan pengangkut, dan karena kondisi
bencana tidak mereka menghentikan pengelolaan. Langkah-langkah dan
upaya apa yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah untuk
menangani masalah pengelolaan limbah pada kondisi bencana tersebut,
dilihat dari aturan hukum, teknis, pendanaan, SDM, manajemen
pengelolaan, dll.

3. Kelompok 3: Pengelolaan limbah Fasyankes berbasis wilayah

Terbatasnya perusahaan pengolah limbah B3 yang sudah mempunyai izin


dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu baru ada 6
perusahaan yakni 5 berada di Pulau Jawa dan 1 di Kalimantan Timur.
Jumlah perusahaan tersebut sangat kurang, jika dibandingkan dengan
jumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia, seperti jumlah Rumah
Sakit (RS) sebanyak 2852 RS, 9909 Puskesmas dan 8841 klinik.
Sementara itu timbulan limbah yang dihasilkan dari fasilitas pelayanan

67
kesehatan khususnya RS dan Puskesmas sebesar 296,86 ton/hari
(Oktober 2018) namun di sisi lain, kapasitas pengolahan yang dimiliki oleh
pihak ke-3 baru sebesar 151,6 Ton/hari. Menurut data Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan September tahun 2018, terdapat 95 RS
yang mempunyai insinerator berizin dengan total kapasitas 45 ton/hari.
Sementara, data dari Sikelim pada Desember 2017 oleh Direktorat
Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, terdapat 22% RS yang
pengelolaan limbah medisnya memenuhi standar. Di sisi lain, terdapat RS
yang mempunyai insinerator tetapi tidak operasional karena belum
berizin. Keterbatasan jumlah dan kapasitas perusahaan pengolah limbah
medis yang berizin untuk menjangkau RS dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya, terutama di luar Pulau Jawa yang mengakibatkan
penumpukan limbah medis. Sampai dengan 29 Maret 2018, dari 71 RS
sudah terjadi penumpukan limbah medis sebesar 285 Ton (Sumber
PERSI). Penumpukan limbah medis yang bersifat infeksius ini tentunya
dapat berdampak dalam pencemaran di lingkungan dalam Fasyankes
khususnya bagi petugas RS, pasien maupun masyarakat di luar RS.
Terjadinya kasus penumpukan limbah medis di Fasyankes seperti data di
atas disebabkan karena belum terbangunnya sistem pengolahan limbah
medis Fasyankes di setiap wilayah. Akibat terjadinya ketidakseimbangan
antara timbulan limbah medis Fasyankes dengan kapasitas pengolahan
limbah Fasyankes serta lemahnya pengawasan dari instansi berwenang,
sehingga terjadi kasus penyalahgunaan limbah medis oleh masyarakat
ataupun oknum untuk kepentingan ekonomi. Beberapa kasus yang
pernah terjadi antara lain kasus vaksin palsu, pembuangan limbah medis
ke perkebunan dan pantai, serta kasus pembuangan limbah di TPS ilegal
di Cirebon.

4. Kelompok 4: Penemuan limbah medis di Fasyankes

Klinik Hatiku sudah berdiri sejak tahun 2000. Klinik 24 jam dengan
fasilitas rawat inap telah melakukan pengolahan limbah medis Fasyankes

68
dengan menggunakan insinerator. Namun sudah sebulan insinerator tidak
berfungsi sehingga timbulan limbah medis sudah tidak dapat disimpan
lagi di dalam Tempat Penyimpanan Sementara sehingga disimpan di
Tempat Penyimpanan Sampah domestik. Di log book TPS limbah yang
belum diolah sebanyak 900 kg.

5. Kelompok 5: Penemuan limbah medis di badan air

Penemuan limbah medis di badan air desa Sepakat, kabupaten Meji yang
terjadi pada pagi hari di tahun 2017 menggemparkan penduduk sekitar
yang akan menggunakan badan air untuk kebutuhan sehari-hari. Diduga
limbah medis dibuang pada malam hari. Ada banyak tumpukan plastik
kuning limbah medis Fasyankes dan sebagian terbuka. Beberapa botol
infus dan jarum suntik keluar dari wadah kantong plastik kuning. Pada
botol infus tertera nama beberapa Fasyankes yang lokasinya di luar
wilayah kabupaten Meji.

69
PANDUAN PELATIHAN

MATA PELATIHAN INTI 5

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN PENGELOLAAN


LIMBAH FASYANKES

Sub Materi Pokok: Pemantauan dan Evaluasi

Tujuan

Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan pemantauan dan


evaluasi pengelolaan limbah Fasyankes.

Waktu

2 Jpl (90 menit)

Bahan

● PermenLHK P.56/2015 Pengelolaan Limbah Fasyankes


● PermenLHK P.68/2016 Pengelolaan Limbah Cair Domestik

Alat bantu

Komputer, flipchart/situs berbagi dokumen, panduan/prosedur, internet.

Langkah-langkah

Persiapan (5 menit)

1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok dengan


anggota 6 (enam) orang per kelompok.
2. Fasilitator membagikan panduan dan alat bantu untuk setiap
kelompok serta menjelaskan penugasan.
3. Peserta menyepakati pembagian tugas dalam kelompok dan durasi
waktu pengerjaan tugas.

Pelaksanaan (85 menit)

70
1. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk berdiskusi
dan menyampaikan pemantauan dan evaluasi pengelolaan limbah
Fasyankes selama 20 menit meliputi:
a. Pemantauan pengelolaan limbah Fasyankes:
● Titik kritis
● Parameter
● Instrumen
b. Evaluasi pengelolaan limbah Fasyankes:
● Penaatan
● Evaluasi
● Rekomendasi
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
memaparkan hasil diskusi kelompok dengan durasi maksimal 7 menit
per kelompok.
3. Setelah paparan, fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi atau memberi masukan selama 3 menit.
4. Fasilitator memberi komentar/masukan bagi semua kelompok selama
15 menit.

71
PANDUAN SIMULASI

MATA PELATIHAN INTI 5

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN PENGELOLAAN


LIMBAH FASYANKES

Sub Materi Pokok: Pelaporan

Tujuan
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan pelaporan
pengelolaan limbah Fasyankes.

Waktu
2 Jpl (90 menit)

Bahan
● PermenLHK P.56/2015 Pengelolaan Limbah Fasyankes
● PermenLHK P.68/2016 Pengelolaan Limbah Cair Domestik

Alat bantu
Komputer, Sikelim, panduan/prosedur, internet.

Langkah-langkah
Persiapan (20 menit)
1. Fasilitator memberikan kesempatan bagi peserta untuk menyiapkan
komputer dan mengakses situs Sikelim.
2. Fasilitator membagikan panduan dan akun pengguna Sikelim serta
menjelaskan simulasi.
Pelaksanaan (70 menit)
1. Setiap peserta dalam diberi kesempatan masuk ke dalam Sikelim dan
melakukan pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes selama 60
menit.
2. Fasilitator mengamati dan mendampingi simulasi peserta dalam
melakukan pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes menggunakan
daftar cek yang tersedia.
3. Fasilitator memberi komentar/masukan bagi semua peserta selama
10 menit.

72
Daftar cek:

No Prosedur Nilai
A Persiapan 0 1 2
1.Komputer/gawai (laptop)
2.Jaringan internet
3.Data pengelolaan limbah Fasyankes
B Pelaporan
1.Mengakses situs Sikelim
2.Melakukan login Sikelim
3.Menavigasi situs dan menu Sikelim
4.Melakukan pembaruan profil
5.Melengkapi formulir pengelolaan limbah domestik dan medis padat
6.Melengkapi formulir pengelolaan limbah cair
7.Menyimpan formulir yang sudah diisi
8.Mengirim formulir yang sudah diisi
9.Mengecek formulir yang sudah diisi
10. Melakukan unduh data hasil pengisian formulir

Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tetapi belum konsisten
2 = dilakukan dengan konsisten
Formula:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑐𝑒𝑘×2
×100%

73
LAMPIRAN 4. LEMBAR EVALUASI TERHADAP FASILITATOR

Nama Pelatihan:
Nama Fasilitator:
Materi:
Hari, Tanggal:
Waktu/Jam:
Berikan penilaian Anda dengan menulis tanda centang ( ✔️) pada kolom
yang sesuai

No Aspek yang Dinilai 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

1. Penguasaan materi

2. Ketepatan waktu

3. Sistematika penyajian
Penggunaan metode dan
4.
alat bantu
5. Empati, gaya, dan sikap
Bahasa, intonasi, dan
6.
volume suara
7. Pemberian motivasi belajar

8. Pencapaian hasil belajar

9. Kesempatan tanya jawab

10. Kemampuan menyajikan

11. Kerapian pakaian

12. Kerja sama antar fasilitator

Keterangan: <60: sangat kurang, 60-70: kurang, 70-80: baik, 80-100: sangat
baik.
Saran:

74
LAMPIRAN 5. LEMBAR EVALUASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN

Berikan penilaian Anda dengan menulis tanda centang ( ✔️) pada kolom
yang sesuai
No Aspek yang Dinilai 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1. Efektivitas penyelenggaraan
Relevansi pelatihan dengan
2.
pelaksanaan tugas
Persiapan dan ketersediaan
3.
sarana
Hubungan peserta dengan
4.
penyelenggara
5. Hubungan antar peserta
6. Pelayanan kesekretariatan
Kebersihan dan kenyamanan
7.
kelas
Kebersihan dan kenyamanan
8.
kamar
Kebersihan dan kenyamanan
9.
ruang makan
Kebersihan dan kenyamanan
10.
gedung
11. Kebersihan toilet
12. Kebersihan halaman
13. Pelayanan petugas resepsionis
14. Pelayanan petugas ruang kelas
15. Pelayanan petugas kamar
Pelayanan petugas ruang
16.
makan
17. Pelayanan petugas asrama
18. Pelayanan petugas keamanan
Fasilitas olah raga, ibadah,
19.
kesehatan

Keterangan: <60: sangat kurang, 60-70: kurang, 70-80: baik, 80-100: sangat
baik.

75
Sampaikan saran/pendapat/komentar Anda dengan mengisi tabel berikut:
No. Saran/Pendapat/Komentar

1. Saran bagi fasilitator:

2. Saran bagi penyelenggara pelatihan:

3. Saran bagi pengendali pelatihan:

4. Kondisi sarana dan prasarana:

5. Hal yang dirasa menghambat:

6. Hal dirasa membantu:

7. Materi yang paling relevan:

8. Materi yang kurang relevan:

76
LAMPIRAN 6. KETENTUAN PESERTA, FASILITATOR, DAN
PENYELENGGARA PELATIHAN

A. Peserta Pelatihan
1. Kriteria peserta
Peserta pelatihan pengelolaan limbah Fasyankes adalah tenaga yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah Fasyankes di
wilayah kerjanya dengan kriteria:
a. Pendidikan minimal D3.
b. Memiliki pengalaman kerja di bidang kesehatan lingkungan
minimal 1 (satu) tahun.
c. Bersedia mengikuti seluruh materi pelatihan.
d. Bersedia melaksanakan tugas sebagai pengelola limbah
Fasyankes.
e. Tidak memasuki masa pensiun/purna bakti minimal 3 (tiga) tahun
setelah mengikuti pelatihan.
2. Efektivitas pelatihan
Jumlah peserta pelatihan pengelolaan limbah Fasyankes paling
banyak 30 orang dalam satu kelas.
B. Fasilitator Pelatihan
Kriteria pelatih/narasumber/fasilitator pelatihan pengelolaan limbah
Fasyankes adalah sebagai berikut:

No Mata Pelatihan Kriteria Fasilitator

A. MATA PELATIHAN DASAR

1. Kebijakan, regulasi, Pejabat fungsional analis kebijakan yang


dan strategi dalam pernah terlibat pembuatan kebijakan
penyelenggaraan terkait kesehatan lingkungan Fasyankes
kesehatan lingkungan atau pejabat fungsional tenaga sanitasi
Fasyankes lingkungan atau tim penyusun kurikulum
dan modul pelatihan pengelolaan limbah
Fasyankes.

77
No Mata Pelatihan Kriteria Fasilitator

2. Kebijakan, regulasi, Pejabat fungsional analis kebijakan yang


dan strategi dalam pernah terlibat pembuatan kebijakan
pengelolaan limbah terkait pengelolaan limbah Fasyankes
Fasyankes atau pejabat fungsional tenaga sanitasi
lingkungan yang telah mengikuti
pelatihan pelatih pengelolaan limbah
Fasyankes atau tim penyusun kurikulum
dan modul pelatihan pengelolaan limbah
Fasyankes.

B MATA PELATIHAN DASAR

1. Perencanaan Pejabat fungsional tenaga sanitasi


pengelolaan limbah lingkungan yang telah mengikuti
Fasyankes pelatihan pelatih pengelolaan limbah
Fasyankes atau tim penyusun kurikulum
dan modul pelatihan pengelolaan limbah
Fasyankes atau Widyaiswara yang
diutamakan berlatar belakang pendidikan
atau pernah bertugas di bidang
kesehatan lingkungan.

2 Pengelolaan limbah Pejabat fungsional tenaga sanitasi


domestik dan medis lingkungan yang telah mengikuti
padat Fasyankes pelatihan pelatih pengelolaan limbah
Fasyankes atau tim penyusun kurikulum
dan modul pelatihan pengelolaan limbah
Fasyankes atau Widyaiswara yang
diutamakan berlatar belakang pendidikan
atau pernah bertugas di bidang
kesehatan lingkungan.

78
No Mata Pelatihan Kriteria Fasilitator

3 Pengelolaan limbah Pejabat fungsional tenaga sanitasi


cair dan gas lingkungan yang telah mengikuti
Fasyankes pelatihan pelatih pengelolaan limbah
Fasyankes atau tim penyusun kurikulum
dan modul pelatihan pengelolaan limbah
Fasyankes atau Widyaiswara yang
diutamakan berlatar belakang pendidikan
atau pernah bertugas di bidang
kesehatan lingkungan.

4 Pengelolaan limbah Pejabat fungsional tenaga sanitasi


Fasyankes dalam lingkungan yang telah mengikuti
situasi darurat pelatihan pelatih pengelolaan limbah
Fasyankes atau tim penyusun kurikulum
dan modul pelatihan pengelolaan limbah
Fasyankes atau Widyaiswara yang
diutamakan berlatar belakang pendidikan
atau pernah bertugas di bidang
kesehatan lingkungan.

5 Pemantauan, Pejabat fungsional tenaga sanitasi


evaluasi dan lingkungan yang telah mengikuti
pelaporan pelatihan pelatih pengelolaan limbah
pengelolaan limbah Fasyankes atau tim penyusun kurikulum
Fasyankes dan modul pelatihan pengelolaan limbah
Fasyankes atau
pengembang/administrator/pengelola
sistem informasi kelola limbah medis.

C. MATA PELATIHAN PENUNJANG

1. Membangun Widyaiswara/pengendali pelatihan.


komitmen belajar

2. Anti korupsi Penyuluh anti korupsi/Widyaiswara yang


telah mengikuti pelatihan pelatih Anti
Korupsi.

79
No Mata Pelatihan Kriteria Fasilitator

3. Rencana tindak lanjut Widyaiswara/pengendali pelatihan atau


tim penyusun kurikulum dan modul
pelatihan pengelolaan limbah Fasyankes
atau tim
pengembang/administrator/pengelola
sistem informasi kelola limbah medis
atau Widyaiswara yang diutamakan
berlatar belakang pendidikan atau
pernah bertugas di bidang kesehatan
lingkungan.

C. Kriteria Penyelenggara Pelatihan

Penyelenggara pelatihan adalah instansi penyelenggara pelatihan


bidang kesehatan yang telah terakreditasi oleh Kementerian Kesehatan.

80
LAMPIRAN 7. PENYUSUN KURIKULUM

1. Sofwan S.T., M.M.


2. dr. Lora Agustina, M.K.M.
3. Kristin Darundiyah, S.K.M., M.Sc.P.H.
4. Dyah Prabaningrum, S.K.M., M.K.M.
5. Yodi Mulyadi, S.K.M., M.K.M.
6. Yulita Suprihatin, S.K.M., M.K.M.
7. Dewi Mulyani, S.K.M.
8. Octaria Marhaenrestoe, S.Tr.K.L.
9. Adhy Prasetyo Widodo, S.Si., M.K.M.
10. Indah Deviyanti
11. Itsnaeni Abbas
12. Ryco Farysca Adi
13. Farhan Yugarpaksi

81

Anda mungkin juga menyukai