Dipublish Oleh:
Direktorat Penyehatan Lingkungan
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI
i
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan kurikulum ini. Harapan kami adalah kurikulum ini dapat
meningkatkan pengelolaan limbah Fasyankes di Indonesia menjadi lebih
baik melalui petugas terlatih menuju pengelolaan limbah yang aman dan
benar.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Peran dan Fungsi 3
C. Filosofi Pelatihan 3
LAMPIRAN 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Limbah B3 medis bila tidak dikelola akan mengakibatkan
masalah kesehatan lingkungan baik bagi petugas Fasyankes maupun
bagi pasien, pengunjung dan masyarakat. Saat ini masih ditemukan
penyalahgunaan limbah B3 medis oleh masyarakat ataupun oknum
untuk mengambil keuntungan dari limbah B3 medis yang tidak
dikelola. Beberapa kasus yang pernah terjadi, antara lain adalah
kasus vaksin palsu, pembuangan limbah B3 medis ke sungai dan
pantai, serta kasus penumpukan limbah yang tidak dikelola.
Dalam rangka upaya peningkatan kapasitas pengelola limbah
Fasyankes dan untuk mendukung pengelolaan limbah B3 medis yang
dikelola sesuai peraturan yang berlaku maka perlu disusun kurikulum
pelatihan pengelolaan limbah Fasyankes. Kurikulum ini diharapkan
dapat menjadi acuan penyelenggaraan pelatihan pengelolaan limbah
Fasyankes sehingga mampu menghasilkan tenaga yang mampu
mengelola limbah Fasyankes sesuai standar yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan. Hal ini pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan kesehatan
masyarakat di wilayah kerja peserta pelatihan masing-masing sesuai
dengan peran dan fungsi serta tanggung jawabnya.
Kurikulum ini didesain dengan pendekatan “learner centered”
yakni pendekatan yang menempatkan pembelajar sebagai pusat
perhatian, sedangkan fasilitator lebih berperan sebagai katalisator
(catalyst), pembantu proses (process helper), dan penghubung
sumber daya (resource linker). Mengingat adanya perbedaan gaya
pengajaran dan budaya setempat, maka tujuan pembelajarannya
diarahkan pada tumbuhnya proses penemuan sendiri (self discovery),
sehingga kompetensi yang telah diperoleh dapat diterapkan dalam
pelaksanaan tugas.
2
B. PERAN DAN FUNGSI
1. Peran
2. Fungsi
C. FILOSOFI PELATIHAN
3
c. Belajar dengan modal pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki masing-masing peserta tentang mata pelatihan yang
disampaikan, saling berbagi antar peserta maupun fasilitator.
d. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara
terbuka.
e. Melakukan evaluasi dan dievaluasi tingkat kemampuannya.
4
BAB II
KURIKULUM PELATIHAN
PENGELOLAAN LIMBAH FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
A. TUJUAN
B. KOMPETENSI
5
C. STRUKTUR KURIKULUM
6
D. RINGKASAN MATA PELAJARAN
2) Hasil Belajar
4) Materi Pokok
7
c) Strategi dalam penyelenggaraan kesehatan
lingkungan Fasyankes.
5) Waktu
Alokasi waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 0, PL: 0
2) Hasil Belajar
4) Materi Pokok
8
5) Waktu
Alokasi waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 0, PL: 0
2) Hasil Belajar
4) Materi Pokok
5) Waktu
9
b. Pengelolaan limbah domestik dan medis padat
Fasyankes
2) Hasil Belajar
4) Materi Pokok
5) Waktu
10
c. Pengelolaan limbah cair dan gas Fasyankes
2) Hasil Belajar
4) Materi Pokok
5) Waktu
11
2) Hasil Belajar
4) Materi Pokok
12
2) Hasil Belajar
4) Materi Pokok
5) Waktu
2) Hasil Belajar
13
3) Indikator Hasil Belajar
4) Materi Pokok
5) Waktu
b. Anti korupsi
2) Hasil Belajar
14
c) Menjelaskan sikap anti korupsi.
4) Materi Pokok
5) Waktu
2) Hasil Belajar
4) Materi Pokok
15
b) Tahap dan penyusunan rencana tindak lanjut.
5) Waktu
1 Tugas 80 Fasilitator
3 Posttest 70 Panitia
3. Ketentuan Lulus
16
c. Mengikuti pembelajaran minimal 95% dari total seluruh jam
pelatihan dan/atau luring.
3 Posttest 20%
17
BAB III
DIAGRAM ALUR PROSES PELATIHAN
18
Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pretest
2. Pembukaan
4. Pemberian Wawasan
19
pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam
pelatihan ini, yaitu:
a. Kebijakan, regulasi, dan strategi dalam penyelenggaraan
kesehatan lingkungan Fasyankes
b. Kebijakan, regulasi, dan strategi dalam pengelolaan limbah
Fasyankes
c. Anti korupsi
20
6. Observasi/Praktek Lapangan
10. Penutupan
21
LAMPIRAN 1. RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP)
RBPMP setiap mata pelatihan yang telah ditetapkan pada struktur kurikulum diatas tertuang dalam bentuk matriks sebagai
berikut:
Nomor: MPD.1
Mata pelatihan: Kebijakan, regulasi, dan strategi dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan Fasyankes
Deskripsi mata pelatihan:Mata pelatihan ini membahas tentang arah kebijakan, regulasi, dan strategi dalam
penyelenggaraan kesehatan lingkungan Fasyankes.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan kebijakan, regulasi, dan
strategi dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan Fasyankes.
Waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 0, PL: 0
Media dan
Indikator Hasil Belajar Materi dan Sub Materi Pokok Metode Referensi
Alat Bantu
1. Menjelaskan kebijakan 1. Kebijakan dalam Ceramah tanya Modul, bahan ● UU 36/2009
dalam penyelenggaraan kesehatan jawab, curah tayang, Kesehatan
penyelenggaraan lingkungan Fasyankes: pendapat. komputer, ● RPJMN 2020-2024
kesehatan lingkungan a. UU terkait proyektor, ● Renstra Kemenkes
Fasyankes. b. RPJMN terkait spidol, 2020-2024
metaplan/ ● RAK Kemenkes
2. Menjelaskan regulasi 2. Regulasi dalam
aplikasi curah 2020-2024
dalam penyelenggaraan kesehatan
pendapat ● PP 66/2014
penyelenggaraan lingkungan Fasyankes:
daring, internet. Kesling
kesehatan lingkungan a. PP terkait
● PP 22/2021
Fasyankes. b. Permenkes terkait
tentang
Penyelenggaraan
PPLH
22
3. Menjelaskan strategi 3. Strategi dalam ● Permenkes 7/2019
dalam penyelenggaraan kesehatan Persyaratan
penyelenggaraan lingkungan Fasyankes: Kesling RS
kesehatan lingkungan a. Renstra terkait ● Kepmenkes
Fasyankes. b. RAK terkait 1428/2006
Penyelenggaraan
Kesling
Puskesmas
23
Nomor: MPD.2
Mata pelatihan: Kebijakan, regulasi, dan strategi dalam pengelolaan limbah Fasyankes
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang arah kebijakan, regulasi, dan strategi dalam
pengelolaan limbah Fasyankes.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan kebijakan, regulasi, dan
strategi dalam pengelolaan limbah Fasyankes.
Waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 0, PL: 0
Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Materi dan Sub Materi Pokok Metode Referensi
Bantu
1. Menjelaskan kebijakan 1. Kebijakan dalam Ceramah Modul, bahan ● UU 32/2009 PPLH
dalam pengelolaan pengelolaan limbah tanya tayang, ● UU 18/2008
limbah Fasyankes. Fasyankes: jawab, komputer, Pengelolaan Sampah
a. UU terkait curah proyektor, spidol, ● Permenkes 7/2019
b. RPJMN terkait pendapat. metaplan/ Persyaratan Kesling
aplikasi curah RS
2. Menjelaskan regulasi 2. Regulasi dalam pengelolaan
pendapat daring, ● PermenLHK P.56/2015
dalam pengelolaan limbah Fasyankes:
internet. Tatacara dan
limbah Fasyankes. a. PP terkait
Persyaratan Teknis
b. Permenkes terkait
Pengelolaan Limbah
3. Menjelaskan strategi 3. Strategi dalam pengelolaan B3 Fasyankes
dalam pengelolaan limbah Fasyankes: ● PermenLHK P.68/2016
limbah Fasyankes. a. Renstra terkait Pengelolaan Limbah
b. RAK terkait Cair Domestik
24
Nomor: MPI.1
Mata pelatihan: Perencanaan pengelolaan limbah Fasyankes
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang perencanaan pengelolaan limbah Fasyankes.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu merencanakan pengelolaan limbah
Fasyankes.
Waktu: 5 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 2, PL: 0
Materi dan Sub Materi Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Pokok Bantu
1. Menentukan risiko 1. Penentuan risiko Ceramah tanya Modul, bahan ● PP 66/2014 Kesling
pengelolaan limbah pengelolaan limbah jawab, curah tayang, komputer, ● PP 22/2021 tentang
Fasyankes. Fasyankes: pendapat, proyektor, spidol, Penyelenggaraan
a. Identifikasi risiko diskusi metaplan/ aplikasi PPLH
b. Penilaian risiko kelompok/ curah pendapat ● PermenLHK
c. Penentuan prioritas latihan kasus. daring, P.56/2015
flipchart/situs Pengelolaan Limbah
2. Menyusun rencana 2. Penyusunan rencana
berbagi dokumen, Fasyankes
kegiatan sesuai risiko kegiatan sesuai risiko
lembar kerja/kasus, ● PermenLHK
pengelolaan limbah pengelolaan limbah
formulir/ daftar cek, P.68/2016
Fasyankes. Fasyankes:
panduan/ prosedur, Pengelolaan Limbah
a. SDM dan struktur
internet. Cair Domestik
organisasi
b. Fasilitas dan
peralatan
c. Penentuan anggaran
d. Rencana kegiatan
25
3. Merencanakan 3. Perencanaan
pemantauan dan pemantauan dan
evaluasi pengelolaan evaluasi pengelolaan
limbah Fasyankes. limbah Fasyankes:
a. Indikator, target, dan
capaian
b. Sistem pemantauan
dan formulir
26
Nomor: MPI.2
Mata pelatihan: Pengelolaan limbah domestik dan medis padat Fasyankes
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang pengelolaan limbah domestik dan medis padat
Fasyankes.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengelolaan limbah
domestik dan medis padat Fasyankes.
Waktu: 9 Jpl, terdiri dari T: 3, P: 4, PL: 3
Materi dan Sub Materi Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Pokok Bantu
1. Menjelaskan konsep Konsep pengelolaan Ceramah tanya Modul, bahan tayang, ● PermenLHK
pengelolaan limbah limbah domestik dan jawab, curah komputer, proyektor, P.56/2015
domestik dan medis medis padat pendapat, spidol, metaplan/ Pengelolaan
padat Fasyankes. Fasyankes: diskusi aplikasi curah Limbah Fasyankes
Pengertian dan tujuan kelompok/ pendapat daring, ● Yves Charties, et.al
Kuantitas dan sumber latihan kasus, flipchart/situs berbagi (Editor) (2014) Safe
Jenis dan karakteristik observasi/ dokumen, lembar Management of
2. Melakukan Pengelolaan limbah praktik lapangan, kerja/kasus, Wastes from
pengelolaan limbah domestik dan medis peragaan/ formulir/daftar cek, Health-care
domestik dan medis padat Fasyankes simulasi. panduan/prosedur, Activities, WHO,
padat Fasyankes. Pengurangan alat peraga, internet, Geneva.
Pemilahan dan kamera, Sikelim. ● Dr. Ute Pieper, et.al
pewadahan (2019) Overview of
Pengumpulan dan technologies for the
penyimpanan treatment of
27
Pengangkutan infectious and sharp
Pengolahan waste from health
Penyusunan prosedur care facilities, WHO,
Switzerland.
● Catatan Teknis
Pengelolaan
Limbah di
Fasyankes, 2021,
Kementerian
Kesehatan RI.
28
Nomor: MPI.3
Mata pelatihan: Pengelolaan limbah cair dan gas Fasyankes
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang pengelolaan limbah cair dan gas Fasyankes.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengelolaan limbah cair
Fasyankes.
Waktu: 7 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 3, PL: 2
Materi dan Sub Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Materi Pokok Bantu
1. Menjelaskan konsep Pengelolaan Ceramah tanya jawab, Modul, bahan tayang, ● PermenLHK
pengelolaan limbah limbah cair dan curah pendapat, komputer, proyektor, P.68/2016
cair dan gas gas Fasyankes: diskusi kelompok/ spidol, metaplan/ Pengelolaan
Fasyankes. Pengertian dan latihan kasus, aplikasi curah Limbah Cair
tujuan observasi/ praktik pendapat daring, Domestik.
Kuantitas dan lapangan, peragaan/ flipchart/situs berbagi ● Yves Charties, et.al
sumber simulasi. dokumen, lembar (Editor) (2013)
Safe Management
Pengelolaan kerja/kasus,
of Wastes from
limbah gas formulir/daftar cek,
Health-care
Fasyankes: panduan/prosedur,
Activities, WHO,
Pemilihan alat peraga, internet, Geneva.
Pemeliharaan situs berbagi ● Metcalf and Edy,
2. Melakukan Pengelolaan dokumen, kamera. Inc. (Revised by
pengelolaan limbah limbah cair Tchobanoglous,
cair Fasyankes. Fasyankes: et.all. 2009.
Pengurangan Wastewater
Engineering,
29
Penanganan pada Treatment and
sumber Reuse, Fourth
Penyaluran Edition, McGraw
Pengolahan Hill, Boston
primer, sekunder, ● Qasim, Syed. R.
tersier 1998. Wastewater
Penyusunan Treatment Plants:
Planning, Design
prosedur
and Operation,
Penanganan
Second Edition.
masalah IPAL
CRC Press. New
York.
30
Nomor: MPI.4
Mata pelatihan: Pengelolaan limbah Fasyankes dalam situasi darurat
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang pengelolaan limbah Fasyankes dalam situasi darurat.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengelolaan limbah
Fasyankes dalam situasi darurat.
Waktu: 3 Jpl, terdiri dari T: 1, P: 2, PL: 0
Materi dan Sub Materi Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Pokok Bantu
1. Menyusun skenario Penyusunan skenario Ceramah Modul, bahan ● PermenLHK P.56/2015
pengelolaan limbah pengelolaan limbah tanya jawab, tayang, komputer, Pengelolaan Limbah
Fasyankes dalam Fasyankes dalam situasi curah proyektor, spidol, Fasyankes
situasi darurat. darurat: pendapat, metaplan/ aplikasi ● PermenLHK P.68/2016
Pengertian diskusi curah pendapat Pengelolaan Limbah
SDM dan struktur kelompok/ daring, Cair Domestik
organisasi latihan kasus. flipchart/situs ● Yves Charties, et.al
Fasilitas berbagi dokumen, (Editor) (2013) Safe
Penyusunan skenario lembar Management of
2. Melakukan skenario Skenario pengelolaan kerja/kasus, Wastes from
pengelolaan limbah limbah Fasyankes dalam internet. Health-care Activities,
Fasyankes dalam situasi darurat: WHO, Geneva.
situasi darurat. Tidak ada pengolah ● Catatan Teknis
Pengolah rusak Pengelolaan Limbah di
Bencana/KLB Fasyankes, 2021,
Kementerian
Kesehatan RI.
31
Nomor: MPI.5
Mata pelatihan: Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan
limbah Fasyankes.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes.
Waktu: 6 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 4, PL: 0
Materi dan Sub Materi Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Pokok Bantu
1. Melakukan Pemantauan pengelolaan Ceramah Modul, bahan ● PermenLHK
pemantauan limbah Fasyankes: tanya jawab, tayang, komputer, P.56/2015
pengelolaan limbah Titik kritis curah proyektor, spidol, Pengelolaan Limbah
Fasyankes. Parameter pendapat, metaplan/ aplikasi Fasyankes
Instrumen diskusi curah pendapat ● PermenLHK
2. Melakukan evaluasi Evaluasi pengelolaan kelompok/ daring, P.68/2016
pengelolaan limbah limbah Fasyankes: latihan flipchart/situs Pengelolaan Limbah
Fasyankes. Penaatan kasus, berbagi dokumen, Cair Domestik
praktik/ lembar kerja/kasus, ● PermenLH 16/2012
Evaluasi
simulasi. internet, Dokumen Lingkungan
Rekomendasi
formulir/daftar ● Panduan Pengguna
3. Melakukan pelaporan Pelaporan pengelolaan cek/situs pelaporan Sikelim (dapat diakses
pengelolaan limbah limbah Fasyankes: daring, Sikelim. pada situs Sikelim)
Fasyankes. Sistem informasi kelola
limbah medis (Sikelim)
32
Nomor: MPP.1
Mata pelatihan: Membangun komitmen belajar
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang perkenalan, pencairan suasana, harapan peserta,
pengurus kelas, dan komitmen kelas.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun komitmen belajar.
Waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 0, P: 2, PL: 0
Materi dan Sub Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Materi Pokok Bantu
1. Melakukan perkenalan Perkenalan Ceramah tanya jawab, Modul, bahan tayang, ● Pusat Pelatihan
dan pencairan peserta. curah pendapat, komputer, proyektor, SDM Kesehatan.
suasana. Pencairan permainan. spidol, metaplan/ Badan PPSDM
suasana. aplikasi curah Kesehatan. Modul
2. Menjelaskan harapan Kekuatiran pendapat daring, Pelatihan Bagi
peserta. peserta. perlengkapan Pelatih kader
Harapan peserta. permainan, internet. Kesehatan. 2018
3. Menetapkan pengurus Pemilihan ● Pusdiklat Aparatur
dan komitmen kelas. pengurus. BPPSDM.
Komitmen kelas. Kesehatan, Modul
Pelatihan Tenaga
Pelatih Program
Kesehatan,
Jakarta, 2011.
33
Nomor: MPP.2
Mata pelatihan: Anti korupsi
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang dampak korupsi, semangat perlawanan terhadap
korupsi, cara berpikir kritis terhadap korupsi, dan sikap anti korupsi.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun sikap anti korupsi.
Waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 2, P: 0, PL: 0
Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Materi dan Sub Materi Pokok Metode Referensi
Bantu
1. Menjelaskan dampak Dampak korupsi. Ceramah Modul, bahan ● Materi e-learning
korupsi. tanya jawab, tayang, Penyuluh Anti
curah komputer, Korupsi ACLC
2. Menjelaskan semangat Semangat perlawanan dan
pendapat. proyektor, KPK
perlawanan dan cara cara berpikir kritis terhadap
spidol, https://aclc.kpk.go
berpikir kritis terhadap korupsi.
metaplan/ .id/
korupsi.
aplikasi curah ● Undang-undang
3. Menjelaskan sikap anti Sikap anti korupsi. pendapat nomor 20 tahun
korupsi. daring, internet. 2001 tentang
Perubahan Atas
Undang-undang
nomor 31 tahun
1999 tentang
Pemberantasan
Tindak Pidana
Korupsi
34
Nomor: MPP.3
Mata pelatihan: Rencana tindak lanjut
Deskripsi mata pelatihan: Mata pelatihan ini membahas tentang pengertian dan ruang lingkup rencana tindak lanjut
serta tahap dan penyusunan rencana tindak lanjut.
Hasil belajar: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penyusunan rencana
tindak lanjut.
Waktu: 2 Jpl, terdiri dari T: 1, P: 1, PL: 0
Materi dan Sub Materi Media dan Alat
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Pokok Bantu
1. Menjelaskan pengertian Pengertian rencana tindak Ceramah Modul, bahan ● Pusdiklat Aparatur, Standar
dan ruang lingkup lanjut. tanya tayang, Penyelenggaraan
rencana tindak lanjut. Ruang lingkup rencana jawab, komputer, Pelatihan, 2012, Jakarta
tindak lanjut. curah proyektor, ● Kemenkes RI, Pusdiklat
2. Melakukan tahap dan Tahap penyusunan pendapat, spidol, Aparatur, Rencana Tindak
penyusunan rencana rencana tindak lanjut. diskusi metaplan/aplika Lanjut, Kurmod
tindak lanjut. Penyusunan rencana kelompok. si curah Surveillance, Jakarta: 2008.
tindak lanjut. pendapat ● RI, Second Decentralized
Pembuatan time line daring, Health Services Project,
berbentuk gantt chart. flipchart/situs Model Pelatihan
berbagi Pemberdayaan Masyarakat
dokumen, Bagi Petugas Puskesmas,
internet, Jakarta: 2010.
formulir/daftar
cek.
35
LAMPIRAN 2. MASTER JADWAL PELATIHAN PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES
36
Waktu Hari I Hari II Hari III Hari IV Hari V
13,45 Pengelolaan limbah
14.00 Fasyankes dalam Posttest
14.15 situasi darurat (P1)
14.30
Rehat Rehat Rehat Rehat Rehat
14.45
15.00 Pengelolaan limbah
15.15 Fasyankes dalam Pemantauan,
15.30 Perencanaan Pengelolaan limbah situasi darurat (P1) evaluasi dan
15.45 pengelolaan limbah domestik dan medis Pengelolaan limbah pelaporan Penutupan
16.00 Fasyankes (T2) padat Fasyankes (P2) domestik dan medis pengelolaan limbah
padat Fasyankes (PL1) Fasyankes (P2)
16.15 persiapan
37
LAMPIRAN 3. PANDUAN PENUGASAN
PANDUAN PENUGASAN
Tujuan
Waktu
Bahan
● PP 66/2015 Kesling
● PP 22/2021 tentang Penyelenggaraan PPLH
● PermenLHK P.56/2015 Pengelolaan Limbah Fasyankes
● PermenLHK P.68/2016 Pengelolaan Limbah Cair Domestik
Alat bantu
Langkah-langkah
Persiapan (5 menit)
38
Pelaksanaan (85 menit)
39
PANDUAN PELATIHAN
Tujuan
Waktu
Bahan
Alat bantu
Langkah-langkah
Persiapan (5 menit)
40
Pelaksanaan (85 menit)
41
PANDUAN SIMULASI
Tujuan
Waktu
Bahan
Alat bantu
Langkah-langkah
Persiapan (5 menit)
42
3. Peserta menyepakati pembagian tugas dalam kelompok dan durasi
waktu pengerjaan tugas.
Nilai
No Persiapan alat
0 1 2
1 Safety box
2 Tempat sampah
3 Plastik sampah/limbah medis
4 Wheelbin
5 APD
6 Timbangan
7 Formulir penerimaan
8 Logbook harian
9 SPO
43
No Prosedur Nilai
A Pengurangan 0 1 2
Mengoptimalkan penggunaan produk atau bahan kimia sampai habis,
sehingga tidak meninggalkan sisa limbah, seperti membuka kemasan
baru ketika produk atau bahan kimia sudah habis;
B Pemilahan dan pewadahan
1. Menyiapkan tempat sampah infeksius/benda tajam/non infeksius,
kantong plastik kuning dan hitam
2. Wadah limbah tajam dan infeksius telah dilapisi kantong plastik sesuai
jenis sampah
3. Membuang sampah infeksius/benda tajam/non infeksius pada tempat
sampah yang sesuai
● limbah jarum suntik pada wadah yang tahan tusukan (safety box)
● limbah infeksius pada wadah kantong plastik kuning
● limbah non infeksius pada wadah kantong plastik hitam
C Pengumpulan dan penyimpanan
1. Menggunakan APD
2. Mengikat kantong sampah dari tempat sampah (mengikat tidak seperti
kuping kelinci) dan mengangkatnya
3. Memberikan identitas sampah (asal ruangan, tanggal dan jam
pembuangan sampah)
4. Melapisi tempat sampah dengan kantong plastik baru
5. Mengumpulkan sampah dalam troli sampah sesuai dengan jenisnya
6. Menggunakan dokumen pengiriman sampah medis (manifes)
7. Cara penyimpanan limbah medis harus dilengkapi dengan SPO
8. Penyimpanan sementara limbah medis Fasyankes ditempatkan di
TPS Limbah B3
D Pengangkutan
1. Dokumen manifes sampah medis telah diisi lengkap.
2. Membawa troli dan manifes ke tempat penyimpanan sementara
limbah bahan berbahaya beracun (TPSLB3)
44
3. Petugas menyerahkan sampah medis dan dokumen manifes ke
operator insinerator dan atau TPS B3
4. Sampah yang telah diserahkan ditimbang dan dicatat dalam dokumen
manifes
Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tetapi belum konsisten
2 = dilakukan dengan konsisten
Formula:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑐𝑒𝑘×2
×100%
45
PANDUAN OBSERVASI LAPANGAN
Tujuan
Waktu
Bahan
Alat bantu
Langkah-langkah
46
3. Peserta menyepakati pembagian tugas dalam kelompok dan durasi
waktu pengerjaan tugas.
47
No Prosedur Nilai
4. Melakukan pengadaan produk atau bahan kimia dalam jumlah yang
kecil, terutama untuk produk atau bahan kimia yang tidak stabil (mudah
kadaluarsa) atau frekuensi penggunaannya tidak dapat ditentukan;
5. Mengoptimalkan penggunaan produk atau bahan kimia sampai habis,
sehingga tidak meninggalkan sisa limbah, seperti membuka kemasan
baru ketika produk atau bahan kimia sudah habis;
6. Penggunaan obat dan alat kesehatan termasuk bahan medis habis
pakai yang rasional sesuai dengan kebutuhan;
7. Selalu memastikan tanggal kadaluarsa seluruh produk pada saat
diantar oleh pemasok yang disesuaikan dengan kecepatan konsumsi
terhadap produk tersebut.
B Pemilahan
1. Petugas cleaning service bekerja sama dengan penanggung jawab
kebersihan/house keeping di ruangan menyiapkan tempat sampah
infeksius/benda tajam/sitotoksik/radioaktif/non infeksius, kantong plastik
kuning/ungu/merah/hitam dan stiker sampah.
2. Petugas cleaning service meletakan wadah benda tajam dan tempat
sampah infeksius/sitotoksik yang telah dilapisi kantong plastik sesuai
jenis sampah
3. Penghasil sampah (dokter, perawat, karyawan, mahasiswa, pasien,
keluarga pasien) membuang sampah infeksius/benda tajam/sitotoksik/
radioaktif/non infeksius pada tempat sampah yang sesuai.
C Pewadahan
1. Pewadahan limbah dilakukan di sumber penghasil. Minimal ada 3
wadah limbah untuk 3 jenis limbah berbeda yaitu benda tajam (contoh:
jarum suntik), limbah infeksius, botol infus/plastik kemasan.
2. Untuk limbah jarum suntik, wadah yang digunakan adalah safety box
atau wadah yang tahan tusukan.
3. Wadah harus memenuhi persyaratan, yaitu tertutup, dilengkapi dengan
pedal injakan untuk membuka, dilapisi kantong plastik berwarna sesuai
dengan jenis limbah.
48
No Prosedur Nilai
4. Seluruh wadah dilengkapi dengan simbol dan label sesuai jenis limbah
yang dihasilkan dengan mengacu ketentuan peraturan
perundang-undangan.
D Pengumpulan
1. Petugas cleaning service menggunakan APD (sarung tangan, masker,
apron dan sepatu boot) kemudian mengikat kantong sampah dari
tempat sampah dan mengangkatnya, memberi identitas sampah dan
melapisi tempat sampah dengan kantong plastik baru
2. Tempat sampah yang kotor diganti dengan tempat sampah yang bersih
3. Stiker sampah medis yang rusak diganti dengan stiker yang baru.
4. Petugas cleaning service mengumpulkan sampah dalam troli sampah
sesuai dengan jenisnya
5. Petugas unit kerja/ruangan menyerahkan sampah sitotoksik/sampah
radioaktif ke petugas cleaning service dengan menggunakan dokumen
pengiriman sampah medis (manifes)
6. Memberi identitas sampah pada kantong plastik, safety box atau sharp
container sebagai berikut:
● Asal ruangan
● Tanggal dan jam pembuangan
E Pengangkutan
1. Pengangkutan internal minimal satu kali sehari atau jika limbah medis
sudah memenuhi 3/4 wadah, sesuai dengan jadwal pengangkutan yang
telah ditentukan.
2. Petugas cleaning service menyiapkan dokumen manifes sampah medis
3. Petugas cleaning service mengangkut troli sampah dengan membawa
dokumen manifes dan mengirimnya ke Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) sampah dan insinerator
4. Troli sampah medis (untuk sampah infeksius/sitotoksik/radioaktif)
berwarna kuning, simbol biohazard dan tertutup rapat dan troli sampah
non medis (untuk sampah non infeksius dan sampah daur ulang)
berwarna hijau atau biru
49
No Prosedur Nilai
5. Pengangkutan menggunakan jalur yang sudah ditentukan, apabila
menggunakan lift harus lift khusus mengangkut barang kotor atau bila
tidak ada lift khusus maka jam pembuangan harus ditentukan oleh
manajer gedung dan lakukan disinfeksi segera setelah dipergunakan.
6. Alat pengangkutan limbah internal yang digunakan harus dibersihkan
dan dilakukan disinfeksi setiap hari, menggunakan disinfektan yang
tepat seperti senyawa klorin, formaldehida, fenol atau bersifat asam.
7. Petugas cleaning service menyerahkan sampah medis (sampah
infeksius/sampah sitotoksik/sampah radioaktif) dan dokumen manifes
ke operator insinerator dan untuk sampah non infeksius dan daur ulang
diserahkan ke petugas TPS sampah.
8. Petugas yang melakukan pengangkutan limbah harus terlatih sesuai
standar dan dilengkapi dengan alat pelindung diri yang memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja.
9. Sampah yang telah diserahkan ditimbang dan dicatat dalam dokumen
manifes
F Penyimpanan
1. TPS limbah medis harus memiliki izin dari Dinas Lingkungan Hidup
setempat.
2. Limbah medis kategori sitotoksik dan farmasi, harus disimpan pada
TPS dengan suhu lebih besar dari 0°C dalam waktu sampai dengan 90
hari;
3. Limbah medis kategori infeksius, patologis, benda tajam harus disimpan
pada TPS dengan suhu lebih kecil atau sama dengan 0°C dalam waktu
sampai dengan 30 hari.
4. Lantai kedap (impermeabel), berlantai beton atau semen dengan sistem
drainase yang baik, serta mudah dibersihkan dan dilakukan disinfeksi.
5. Tersedia sumber air atau kran air untuk pembersihan.
6. Mudah diakses untuk penyimpanan Limbah
7. Dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang tidak
berkepentingan.
50
No Prosedur Nilai
8. Mudah diakses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan atau
mengangkut Limbah.
9. Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir, dan faktor
lain yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja.
10. Tidak dapat diakses oleh hewan, serangga, dan burung.
11. Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik dan memadai.
12. Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan makanan.
13. Peralatan pembersihan, pakaian pelindung, dan wadah atau kantong
Limbah harus diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi fasilitas
penyimpanan.
14. Dinding, lantai, dan langit-langit fasilitas penyimpanan senantiasa
dalam keadaan bersih, termasuk pembersihan lantai setiap hari.
15. Penyimpanan Limbah B3 yang dihasilkan dari fasilitas pelayanan
kesehatan oleh penghasil Limbah B3 sebaiknya dilakukan pada
bangunan terpisah dari bangunan utama Fasyankes.
G Pengolahan
1. Swakelola menggunakan insinerator tanpa izin
2. Swakelola menggunakan insinerator berizin
3. Swakelola menggunakan non insinerasi
4. Swakelola melakukan daur ulang
5. Kerja sama dengan perusahaan pengolah
E Prosedur
1. Penyediaan sarana dan peralatan sesuai dengan ketentuan teknis yang
dipersyaratkan seperti :
● Kantong plastik limbah dengan pembedaan warna sesuai dengan
jenis limbah berdasarkan ketentuan yang berlaku
● Kontainer/tempat sampah, termasuk safety box
● Label sesuai dengan jenis-jenis limbah
● Wheel bin untuk pengangkut limbah dari ruangan ke TPS
● Timbangan
● TPS sampah medis
● Alat pemusnah limbah (sistem insinerasi/non-insinerasi)
51
No Prosedur Nilai
2. Tersedianya dan digunakannya APD (sepatu, sarung tangan, apron,
masker, dan topi) oleh petugas pelaksana sesuai dengan prosedur, baik
pada tahap pewadahan, pengangkutan, maupun pengolahan.
3. Terimplementasinya kegiatan pengelolaan limbah, baik oleh petugas
ruangan, petugas cleaning service, dan petugas TPS, sesuai dengan
kebijakan, SPO dan Instruksi Kerja yang berlaku
4. Terlaksananya kegiatan pengawasan yang efektif oleh petugas sanitasi,
dalam upaya mencegah terjadinya kesalahan maupun penyalahgunaan
yang tidak diharapkan.
5. Beberapa SPO yang terkait dengan kegiatan pengelolaan limbah medis
padat adalah :
● SPO Pengelolaan Limbah Medis Padat
● SPO Pengoperasian Alat Pengolah Limbah Medis Padat
(insinerator/autoclave/microwave dll)
● SPO Tanggap Darurat Jika Alat Pengolah Limbah Medis Padat
Terganggu
Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tetapi belum konsisten
2 = dilakukan dengan konsisten
Formula:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑐𝑒𝑘×2
×100%
52
PANDUAN PELATIHAN
Tujuan
Waktu
Bahan
Alat bantu
Langkah-langkah
53
Pelaksanaan (125 menit)
Lembar Kasus 1
Kelompok 1
54
dapur, ruang rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas
medis, dan ruang boiler.
Rencana sistem penyaluran limbah cair akan disiapkan, terutama dari
Gedung menuju IPAL.
Kelompok 2
Rumah Sakit EFGH memiliki luas lahan sebesar 3.600 m2 luas bangunan
yang terdiri dari 1 lantai sebesar 1.820 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di
dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan
TPS Sampah, IPAL, generator, insinerator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 65 tempat tidur, meliputi 8 tempat tidur
kelas 1, 16 tempat tidur kelas 2, dan 37 tempat tidur kelas 3, 4 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem penyaluran limbah cair
antara lain:
1. Luapan limbah cair dari bak kontrol di beberapa titik.
2. Luapan limbah cair di dapur.
3. Sumbatan aliran dari beberapa kamar mandi.
4. Pompa di bak pengangkat sering rusak.
Kelompok 3
Rumah Sakit IJKL memiliki luas lahan sebesar 2.900 m2 luas bangunan yang
terdiri dari 1 lantai sebesar 1.120 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di dalam
Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan TPS
Sampah, IPAL, generator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 55 tempat tidur, meliputi 6 tempat tidur
kelas 1, 15 tempat tidur kelas 2, dan 32 tempat tidur kelas 3, 2 tempat tidur
55
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem penyaluran limbah cair
antara lain:
1. Luapan limbah cair dari bak kontrol di beberapa titik.
2. Luapan limbah cair di dapur.
3. Sumbatan aliran dari beberapa kamar mandi.
4. Pompa di bak pengangkat sering rusak.
Kelompok 4
Rumah Sakit MNOP memiliki luas lahan sebesar 4.200 m2 luas bangunan
yang terdiri dari 2 lantai sebesar 5.900 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di
dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan
TPS Sampah, IPAL, generator, insinerator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 75 tempat tidur, meliputi 10 tempat tidur
kelas 1, 20 tempat tidur kelas 2, dan 40 tempat tidur kelas 3, 5 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem penyaluran limbah cair
antara lain:
1. Luapan limbah cair dari bak kontrol di beberapa titik.
2. Luapan limbah cair di dapur.
3. Sumbatan aliran dari beberapa kamar mandi.
4. Pompa di bak pengangkat sering rusak.
56
Kelompok 5
Rumah Sakit QRST memiliki luas lahan sebesar 4.100 m2 luas bangunan
yang terdiri dari 2 lantai sebesar 4.200 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di
dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan
TPS Sampah, IPAL, generator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 85 tempat tidur, meliputi 10 tempat tidur
kelas 1, 20 tempat tidur kelas 2, dan 42 tempat tidur kelas 3, 8 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem penyaluran limbah cair
antara lain:
1. Luapan limbah cair dari bak kontrol di beberapa titik.
2. Luapan limbah cair di dapur.
3. Sumbatan aliran dari beberapa kamar mandi.
4. Pompa di bak pengangkat sering rusak.
Lembar Kasus 2
Kelompok 1
57
kebidanan dan penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu,
dapur, ruang rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas
medis, dan ruang boiler.
Sistem pengolahan yang meliputi pra pengolahan, pengolahan primer,
pengolahan sekunder dan pengolahan tersier dan lainnya masih dalam
evaluasi penawaran dari 3 perusahaan.
Kelompok 2
Rumah Sakit EFGH memiliki luas lahan sebesar 3.600 m2 luas bangunan
yang terdiri dari 1 lantai sebesar 1.820 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di
dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan
TPS Sampah, IPAL, generator, insinerator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 65 tempat tidur, meliputi 8 tempat tidur
kelas 1, 16 tempat tidur kelas 2, dan 37 tempat tidur kelas 3, 4 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Sistem pengolahan limbah cair yang dimiliki oleh Rumah Sakit EFGH adalah
lumpur aktif dengan kapasitas 50 m3 per hari (bagan alir proses dan
spesifikasi terlampir). Di dalam operasionalnya, sering terjadi beberapa
masalah, antara lain:
1. Pompa pengangkat sering rusak
2. Timbul bau tidak sedap
3. Lumpur di sedimentasi akhir banyak
4. Timbul busa di bak aerasi
5. Parameter BOD, COD, TSS, dan amoniak fluktuatif di atas baku mutu
6. Parameter total coliform masih tinggi di atas baku mutu
58
Kelompok 3
Rumah Sakit IJKL memiliki luas lahan sebesar 2.900 m2 luas bangunan yang
terdiri dari 1 lantai sebesar 1.120 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di dalam
Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan TPS
Sampah, IPAL, generator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 55 tempat tidur, meliputi 6 tempat tidur
kelas 1, 15 tempat tidur kelas 2, dan 32 tempat tidur kelas 3, 2 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Sistem pengolahan limbah cair yang dimiliki oleh Rumah Sakit IJKL adalah
kombinasi aerob-anaerob dengan kapasitas 40 m3 per hari (bagan alir
proses dan spesifikasi terlampir). Di dalam operasionalnya, sering terjadi
beberapa masalah, antara lain:
1. Pompa pengangkat sering rusak
2. Timbul bau tidak sedap
3. Lumpur di sedimentasi akhir banyak
4. Parameter BOD, COD, TSS, dan amoniak fluktuatif di atas baku mutu
5. Parameter total coliform masih tinggi di atas baku mutu
Kelompok 4
Rumah Sakit MNOP memiliki luas lahan sebesar 4.200 m2 luas bangunan
yang terdiri dari 2 lantai sebesar 5.900 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di
dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan
TPS Sampah, IPAL, generator, insinerator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 75 tempat tidur, meliputi 10 tempat tidur
kelas 1, 20 tempat tidur kelas 2, dan 40 tempat tidur kelas 3, 5 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
59
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Sistem pengolahan limbah cair yang dimiliki oleh Rumah Sakit MNOP adalah
kombinasi Rotating Biological Contactor (RBC) dengan kapasitas 50 m3 per
hari (bagan alir proses dan spesifikasi terlampir). Di dalam operasionalnya,
sering terjadi beberapa masalah, antara lain:
1. Pompa pengangkat sering rusak
2. Timbul bau tidak sedap
3. Lumpur di sedimentasi akhir banyak
4. Parameter BOD, COD, TSS, dan amoniak fluktuatif di atas baku mutu
5. Parameter total coliform masih tinggi (di atas baku mutu)
Kelompok 5
Rumah Sakit QRST memiliki luas lahan sebesar 4.100 m2 luas bangunan
yang terdiri dari 2 lantai sebesar 4.200 m2. Seluruh bangunan terintegrasi di
dalam Gedung, kecuali beberapa prasarana seperti TPS Limbah B3 dan
TPS Sampah, IPAL, generator, parkir, taman, dan perpipaan.
Pelayanan Rawat Inap terdiri atas 85 tempat tidur, meliputi 10 tempat tidur
kelas 1, 20 tempat tidur kelas 2, dan 42 tempat tidur kelas 3, 8 tempat tidur
pada ruang perawatan intensif. Pelayanan lain meliputi gawat darurat, rawat
jalan, radiologi, laboratorium klinik, ruang operasi, ruang kebidanan dan
penyakit kandungan, ruang farmasi, ruang sterilisasi, binatu, dapur, ruang
rekam medis, ruang administrasi, kamar jenazah, ruang gas medis, dan
ruang boiler.
Sistem pengolahan limbah cair yang dimiliki oleh Rumah Sakit MNOP adalah
kombinasi Anaerob Filter dengan kapasitas 50 m3 per hari (bagan alir proses
dan spesifikasi terlampir). Di dalam operasionalnya, sering terjadi beberapa
masalah, antara lain:
60
1. Pompa pengangkat sering rusak
2. Timbul bau tidak sedap
3. Lumpur di sedimentasi akhir banyak
4. Parameter BOD, COD, TSS, dan amoniak fluktuatif di atas baku mutu
5. Parameter total coliform masih tinggi di atas baku mutu
61
PANDUAN OBSERVASI LAPANG
Tujuan
Waktu
Bahan
Alat bantu
Langkah-langkah
Persiapan (5 menit)
62
Pelaksanaan (115 menit)
63
Nilai
No Prosedur
0 1 2
●Menyediakan saringan/perangkap minyak pada lubang pembuangan
limbah cair
2. Penyaluran
●Kemiringan saluran
●Kecepatan alir
●Sumur pemeriksaan
3. Pengolahan pendahuluan untuk mengurangi beban pengolahan,
menahan benda atau zat yang dapat mengganggu, dan agar limbah
cair yang masuk ke dalam proses berikutnya sesuai kemampuannya.
4. Pengolahan Primer untuk menghilangkan zat padat tersuspensi melalui
pengendapan atau pengapungan
5. Pengolahan Sekunder untuk mengurangi kadar bahan organik di dalam
limbah cair dengan menggunakan proses biologi, mikroorganisme
aerob
6. Pengolahan tersier pengolahan lanjutan dari pengolahan sekunder,
antara lain pengolahan lumpur dan disinfeksi
Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tetapi belum konsisten
2 = dilakukan dengan konsisten
Formula:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑐𝑒𝑘×2
×100%
64
PANDUAN PELATIHAN
Tujuan
Waktu
Bahan
Alat bantu
Langkah-langkah
Persiapan (5 menit)
65
b. SDM dan struktur organisasi
c. Fasilitas
d. Penyusunan skenario
e. Skenario pengelolaan limbah Fasyankes dalam situasi darurat
(tidak ada pengolah, pengolah rusak, bencana/KLB)
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
memaparkan hasil diskusi kelompok dengan durasi maksimal 7 menit
per kelompok.
3. Setelah paparan, fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi atau memberi masukan selama 3 menit.
4. Fasilitator memberi komentar/masukan bagi semua kelompok selama
15 menit.
Lembar Kasus:
Penemuan limbah medis di TPA domestik kota Tubo, yang terjadi tahun
2005 diperkirakan dari beberapa Fasyankes khususnya RS di kabupaten
Tubo bahkan juga ditemukan dari RS di luar kabupaten. Diperkirakan
timbulan limbah mencapai 120 ton yang ditemukan dalam plastik kuning
dan hitam. Hasil investigasi ke beberapa RS yang limbahnya ditemukan di
TPA merasa bahwa limbah sebenarnya telah diangkut oleh perusahaan
pengelola limbah B3 medis dan telah membayar. Beberapa RS
menyatakan dalam waktu 2 bulan terakhir limbah tidak diangkut oleh
pihak ketiga, karena berbagai alasan, sehingga limbah melebihi kapasitas
TPS B3 yang ada. Keterbatasan sarana pengangkutan dan tidak
tersedianya pengolah limbah RS yang berizin di daerah menjadi salah
satu penyebab ditemukannya limbah medis di TPA domestik.
Indonesia sebagai negara yang rawan bencana, dan hampir setiap tahun
terjadi bencana dengan berbagai penyebab; banjir, longsor, gempa dan
66
lainnya. Bencana alam, adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan
dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir,
letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju,
kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun,
tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit. Upaya penanganan
kesehatan pada saat dan pasca bencana, antara lain terkait dengan
penanganan masalah sanitasi di pengungsian, masyarakat dan di fasilitas
pelayanan kesehatan, Bencana yang terjadi di Palu tahun 2018 salah
satunya pemerintah harus menangani permasalahan terkait dengan
pengelolaan sampah medis yang berasal dari fasilitas pelayanan
kesehatan baik Rumah Sakit maupun yang berasal dari unit pelayanan
kesehatan lainnya. Diperkirakan timbulan sampah medis mencapai 200
kg/ hari. Saat itu di Provinsi Sulawesi Tenggara tidak tersedia alat
pengolah limbah/insinerator berizin, namun keberadaan insinerator
sebenarnya ada di RSU dan beberapa puskesmas. Pada kondisi normal
umumnya Fasyankes di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam pengelolaan
limbah medisnya berkerja sama dengan pengangkut, dan karena kondisi
bencana tidak mereka menghentikan pengelolaan. Langkah-langkah dan
upaya apa yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah untuk
menangani masalah pengelolaan limbah pada kondisi bencana tersebut,
dilihat dari aturan hukum, teknis, pendanaan, SDM, manajemen
pengelolaan, dll.
67
kesehatan khususnya RS dan Puskesmas sebesar 296,86 ton/hari
(Oktober 2018) namun di sisi lain, kapasitas pengolahan yang dimiliki oleh
pihak ke-3 baru sebesar 151,6 Ton/hari. Menurut data Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan September tahun 2018, terdapat 95 RS
yang mempunyai insinerator berizin dengan total kapasitas 45 ton/hari.
Sementara, data dari Sikelim pada Desember 2017 oleh Direktorat
Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, terdapat 22% RS yang
pengelolaan limbah medisnya memenuhi standar. Di sisi lain, terdapat RS
yang mempunyai insinerator tetapi tidak operasional karena belum
berizin. Keterbatasan jumlah dan kapasitas perusahaan pengolah limbah
medis yang berizin untuk menjangkau RS dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya, terutama di luar Pulau Jawa yang mengakibatkan
penumpukan limbah medis. Sampai dengan 29 Maret 2018, dari 71 RS
sudah terjadi penumpukan limbah medis sebesar 285 Ton (Sumber
PERSI). Penumpukan limbah medis yang bersifat infeksius ini tentunya
dapat berdampak dalam pencemaran di lingkungan dalam Fasyankes
khususnya bagi petugas RS, pasien maupun masyarakat di luar RS.
Terjadinya kasus penumpukan limbah medis di Fasyankes seperti data di
atas disebabkan karena belum terbangunnya sistem pengolahan limbah
medis Fasyankes di setiap wilayah. Akibat terjadinya ketidakseimbangan
antara timbulan limbah medis Fasyankes dengan kapasitas pengolahan
limbah Fasyankes serta lemahnya pengawasan dari instansi berwenang,
sehingga terjadi kasus penyalahgunaan limbah medis oleh masyarakat
ataupun oknum untuk kepentingan ekonomi. Beberapa kasus yang
pernah terjadi antara lain kasus vaksin palsu, pembuangan limbah medis
ke perkebunan dan pantai, serta kasus pembuangan limbah di TPS ilegal
di Cirebon.
Klinik Hatiku sudah berdiri sejak tahun 2000. Klinik 24 jam dengan
fasilitas rawat inap telah melakukan pengolahan limbah medis Fasyankes
68
dengan menggunakan insinerator. Namun sudah sebulan insinerator tidak
berfungsi sehingga timbulan limbah medis sudah tidak dapat disimpan
lagi di dalam Tempat Penyimpanan Sementara sehingga disimpan di
Tempat Penyimpanan Sampah domestik. Di log book TPS limbah yang
belum diolah sebanyak 900 kg.
Penemuan limbah medis di badan air desa Sepakat, kabupaten Meji yang
terjadi pada pagi hari di tahun 2017 menggemparkan penduduk sekitar
yang akan menggunakan badan air untuk kebutuhan sehari-hari. Diduga
limbah medis dibuang pada malam hari. Ada banyak tumpukan plastik
kuning limbah medis Fasyankes dan sebagian terbuka. Beberapa botol
infus dan jarum suntik keluar dari wadah kantong plastik kuning. Pada
botol infus tertera nama beberapa Fasyankes yang lokasinya di luar
wilayah kabupaten Meji.
69
PANDUAN PELATIHAN
Tujuan
Waktu
Bahan
Alat bantu
Langkah-langkah
Persiapan (5 menit)
70
1. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk berdiskusi
dan menyampaikan pemantauan dan evaluasi pengelolaan limbah
Fasyankes selama 20 menit meliputi:
a. Pemantauan pengelolaan limbah Fasyankes:
● Titik kritis
● Parameter
● Instrumen
b. Evaluasi pengelolaan limbah Fasyankes:
● Penaatan
● Evaluasi
● Rekomendasi
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
memaparkan hasil diskusi kelompok dengan durasi maksimal 7 menit
per kelompok.
3. Setelah paparan, fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi atau memberi masukan selama 3 menit.
4. Fasilitator memberi komentar/masukan bagi semua kelompok selama
15 menit.
71
PANDUAN SIMULASI
Tujuan
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan pelaporan
pengelolaan limbah Fasyankes.
Waktu
2 Jpl (90 menit)
Bahan
● PermenLHK P.56/2015 Pengelolaan Limbah Fasyankes
● PermenLHK P.68/2016 Pengelolaan Limbah Cair Domestik
Alat bantu
Komputer, Sikelim, panduan/prosedur, internet.
Langkah-langkah
Persiapan (20 menit)
1. Fasilitator memberikan kesempatan bagi peserta untuk menyiapkan
komputer dan mengakses situs Sikelim.
2. Fasilitator membagikan panduan dan akun pengguna Sikelim serta
menjelaskan simulasi.
Pelaksanaan (70 menit)
1. Setiap peserta dalam diberi kesempatan masuk ke dalam Sikelim dan
melakukan pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes selama 60
menit.
2. Fasilitator mengamati dan mendampingi simulasi peserta dalam
melakukan pelaporan pengelolaan limbah Fasyankes menggunakan
daftar cek yang tersedia.
3. Fasilitator memberi komentar/masukan bagi semua peserta selama
10 menit.
72
Daftar cek:
No Prosedur Nilai
A Persiapan 0 1 2
1.Komputer/gawai (laptop)
2.Jaringan internet
3.Data pengelolaan limbah Fasyankes
B Pelaporan
1.Mengakses situs Sikelim
2.Melakukan login Sikelim
3.Menavigasi situs dan menu Sikelim
4.Melakukan pembaruan profil
5.Melengkapi formulir pengelolaan limbah domestik dan medis padat
6.Melengkapi formulir pengelolaan limbah cair
7.Menyimpan formulir yang sudah diisi
8.Mengirim formulir yang sudah diisi
9.Mengecek formulir yang sudah diisi
10. Melakukan unduh data hasil pengisian formulir
Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tetapi belum konsisten
2 = dilakukan dengan konsisten
Formula:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑐𝑒𝑘×2
×100%
73
LAMPIRAN 4. LEMBAR EVALUASI TERHADAP FASILITATOR
Nama Pelatihan:
Nama Fasilitator:
Materi:
Hari, Tanggal:
Waktu/Jam:
Berikan penilaian Anda dengan menulis tanda centang ( ✔️) pada kolom
yang sesuai
1. Penguasaan materi
2. Ketepatan waktu
3. Sistematika penyajian
Penggunaan metode dan
4.
alat bantu
5. Empati, gaya, dan sikap
Bahasa, intonasi, dan
6.
volume suara
7. Pemberian motivasi belajar
Keterangan: <60: sangat kurang, 60-70: kurang, 70-80: baik, 80-100: sangat
baik.
Saran:
74
LAMPIRAN 5. LEMBAR EVALUASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Berikan penilaian Anda dengan menulis tanda centang ( ✔️) pada kolom
yang sesuai
No Aspek yang Dinilai 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1. Efektivitas penyelenggaraan
Relevansi pelatihan dengan
2.
pelaksanaan tugas
Persiapan dan ketersediaan
3.
sarana
Hubungan peserta dengan
4.
penyelenggara
5. Hubungan antar peserta
6. Pelayanan kesekretariatan
Kebersihan dan kenyamanan
7.
kelas
Kebersihan dan kenyamanan
8.
kamar
Kebersihan dan kenyamanan
9.
ruang makan
Kebersihan dan kenyamanan
10.
gedung
11. Kebersihan toilet
12. Kebersihan halaman
13. Pelayanan petugas resepsionis
14. Pelayanan petugas ruang kelas
15. Pelayanan petugas kamar
Pelayanan petugas ruang
16.
makan
17. Pelayanan petugas asrama
18. Pelayanan petugas keamanan
Fasilitas olah raga, ibadah,
19.
kesehatan
Keterangan: <60: sangat kurang, 60-70: kurang, 70-80: baik, 80-100: sangat
baik.
75
Sampaikan saran/pendapat/komentar Anda dengan mengisi tabel berikut:
No. Saran/Pendapat/Komentar
76
LAMPIRAN 6. KETENTUAN PESERTA, FASILITATOR, DAN
PENYELENGGARA PELATIHAN
A. Peserta Pelatihan
1. Kriteria peserta
Peserta pelatihan pengelolaan limbah Fasyankes adalah tenaga yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah Fasyankes di
wilayah kerjanya dengan kriteria:
a. Pendidikan minimal D3.
b. Memiliki pengalaman kerja di bidang kesehatan lingkungan
minimal 1 (satu) tahun.
c. Bersedia mengikuti seluruh materi pelatihan.
d. Bersedia melaksanakan tugas sebagai pengelola limbah
Fasyankes.
e. Tidak memasuki masa pensiun/purna bakti minimal 3 (tiga) tahun
setelah mengikuti pelatihan.
2. Efektivitas pelatihan
Jumlah peserta pelatihan pengelolaan limbah Fasyankes paling
banyak 30 orang dalam satu kelas.
B. Fasilitator Pelatihan
Kriteria pelatih/narasumber/fasilitator pelatihan pengelolaan limbah
Fasyankes adalah sebagai berikut:
77
No Mata Pelatihan Kriteria Fasilitator
78
No Mata Pelatihan Kriteria Fasilitator
79
No Mata Pelatihan Kriteria Fasilitator
80
LAMPIRAN 7. PENYUSUN KURIKULUM
81