PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
NIM : PO7120319006
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau lebih menurut UU No. 13 Tahun 1998. Peningkatan taraf hidup dan umur
harapan hidup (UHH)/angka harapan hidup (AHH) merupakan gambaran
biologis, aspek psikologis, sosial dan ekonomi. Perubahan ini akan berdampak
pada semua aspek kehidupan, termasuk kesehatan. Masalah kesehatan yang sering
berkurang, sehingga hal tersebut dapat mengurangi peran sosial mereka dan hal itu
istirahat dan menyebabkan menurunnya kualitas tidur (Muhith & Siyoto, 2016).
Menurut National Sleep Foundation (NSF) sekitar 67% dari 1.508 lansia di
Amerika pada usia di atas 65 tahun melaporkan mengalami gangguan tidur dan
tidur atau insomnia. Penelitian telah menunjukkan bahwa kualitas tidur secara
langsung dapat mempengaruhi kesehatan mental, fisik dan emosional (NSF, 2017)
dan pada studi penelitian yang pernah di lakukan University of California, bahwa
40-50% orang yang berusia 60 tahun keatas mengalami penurunan kualitas tidur
(Ambarwati, 2018). Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, salah satu
faktor yang mempengaruhi kualitas tidur adalah aktivitas fisik. Dan hal ini jg
sesuai dengan pendapat Kredlow (2015) yang di dukung oleh Garfield & Kumari
(2016), yang mengatakan bahwa tingkat aktivitas fisik berdampak positif dengan
durasi tidur, dan aktivitas fisik bermanfaat untuk kualitas tidur. Dari hasil uji
statistik didapatkan bahwa responden yang melakukan aktivitas fisik secara aktif,
akan lebih berpeluang mendapatkan kualitas tidur yang baik 3-5 kali
dibandingkan dengan yang tidak melakukan aktivitas fisik, karena orang yang
lelah biasanya mendapatkan tidur yang nyenyak dan optimal, terutama bila rutin
oleh Richi , Yuliwa, & Dewi (2018). Lansia yang melakukannya olahraga teratur,
membersihkan rumah dan melakukan senam fisik memiliki kualitas tidur yang
baik karena dengan beraktivitas akan membuat serangkaian otot berkontraksi dan
relaksasi secara fisik, sehingga merangsang respons relaksasi baik fisik maupun
36%. Dari hasil riskesdas yang terbaru tahun 2018, prevalensi kejadian hipertensi
mencapai 36%. Angka ini meningkat cukup tinggi di bandingkan hasil riskesdas
tekanan darah pada masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas adalah 25,8%.
data bahwa prevelensi penderita tekanan darah tinggi yang berada di Indonesia
meningkat mulai 31,7% meningkat menjadi 33,24% pada tahun 2008 dimana
pada lanjut usia (lansia) 55-70 tahun mayoritas wanita beresiko terkena tekanan
pengukuran tekanan darah sebesar 34% riwayat hipertensi 7,6% dan 0,3%
mengalami kualitas tidur buruk dan kurangnya aktivitas fisik dapat memperberat
tidur dan aktivitas fisik kurang usia lansia sekitar 10 % yang berarrti 28 juta orang
dari total 238 juta penduduk Indonesia menderita insomnia. (Sunaringtyas et al,
2018).
dari angka estimasi tertinggi pada tahun 2020 adalah Kabupaten Donggala dengan
capaian 7,11 %. Berdasarkan data diatas jumlah estimasi penderita hipertensi usia
(0,13%). Tingginya jumlah penderita hipertensi berkaitan erat dengan pola hidup
masyarakat yang cenderung kurang melakukan aktifitas fisik, mengonsumsi
terlalu banyak makanan tinggi garam, terlalu banyak kafein dan memiliki
Jumlah populasi masyarakat Lansia (lanjut usia) yang ada di Desa Wombo
Mpanau menurut data yang dikelolah oleh kader-kadey yang ada di Desa Wombo
B. Rumusan masalah
“apakah ada hubungan kualitas tidur dan aktivitas fisik dengan tekanan darah
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa Wombo
b. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis hubungan kualitas tidur dan aktivitas fisik dengan
Tanantovea
tidur dan aktivitas fisik dengan tekanan darah tinggi pada lansia di
D. Manfaat penelitian
a. Bagi Institusi
mahasiswa mengenai hubungan kualitas tidur dan aktivitas fisik dengan tekanan
b. Bagi masyarakat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah khususnya lanjut usia
untuk bisa mengatur waktu istrahat dan aktivitas sehari-hari agar tekanan darah
c. Bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tekanan Darah
darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini bervariasi sesuai dengan
pembuluh darah terkait dan denyut jantung. Tekanan darah paling tinggi terdapat
pada arteri-arteri besar yang meninggalkan jantung dan secara bertahap menurun
rendah sehingga tekanan ringan dari luar akan menutup pembuluh darah ini dan
millimeter air raksa (mmHg) karena manometer air raksa telah dipakai sejak lama
berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding
darah yang dihasilkan oleh darah. Volume darah dan elastisitas pembuluh darah
B. Fisiologi Tekanan
dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh. Tekanan
darah hampir selalu dinyatakan dalam milimeter air raksa (mmHg) karena
manometer air raksa merupakan rujukan baku untuk pengukuran tekanan Dua
penentu utama tekanan darah arteri rata-rata adalah curah jantung dan resistensi
perifer total. Curah jantung merupakan volume darah yang dipompa oleh tiap
ventrikel per menit dan dipengaruhi oleh volume sekuncup (volume darah yang
dipompa oleh setiap ventrikel per detik) dan frekuensi jantung. Resistensi
merupakan ukuran hambatan terhadap aliran darah melalui suatu pembuluh yang
ditimbulkan oleh friksi antara cairan yang mengalir dan dinding pembuluh darah
panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh. Tekanan arteri rata-rata secara konstan
jantung serta pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan resistensi
C. Tekanan darah
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.
Gejala penyakit hipertensi adalah gejala umum tetapi tidak dapat dijadikan
dialami pada orang yang memiliki tekanan darah normal. Tanda dan gejala
c. Perdarahan hidung
d. Mual muntah
e. Nyeri dada
f. Sesak nafas
a. Jenis Kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa
muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60%
penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan
Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolic terus
c. Keturunan (Genetik)
keluarga itu mempunyai resiko menderita hipertensi. Individu dengan orang tua
hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi pada
orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi (Susanto, 2010)
lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal (Susanto,
2010)
e. Kurang Olahraga
Kurangnya aktivitas fisik menaikan resiko tekanan darah tinggi karena
a. Definisi Tidur
biasanya terjadi pada manusia dalam irama biologis 24 jam. Tidur merupakan
suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra
Pada usia lanjut efisiensi tidur berkurang, dengan waktu yang lebih lama
di tempat tidur namun lebih singkat dalam keadaan tidur. seiring bertambahnya
usia, terdapat penurunan periode tidur. Seorang usia lanjut membutuhkan waktu
lebih lama untuk masuk tidur (berbaring lama di tempat tidur sebelum tidur) dan
gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak,
tapi juga kualitas tidur itu sendiri. Tidur seseorang dikatakan berkualitas adalah
jika ia bangun dengan kondisi segar dan bugar. Pola tidur akan berubah seiring
tidur diartikan sebagai jumlah waktu tidur berbanding dengan waktu berbaring di
1. Stres
Stres merupakan penyebab kesulitan tidur jangka pendek nomor satu. Pemicu
stres yang umum dialami oleh masyarakat adalah masalah sekolah atau
pekerjaan, masalah keluarga atau pernikahan, dan penyakit serius atau musibah
dengan situasi stres yang berlalu. Jika masalah tidur disebabkan oleh insomnia
dan tidak segera ditangani, hal ini akan berlanjut meskipun stres yang menjadi
tidurnya. Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur.
Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin
dalam darah melalui sistem saraf simpatis. Norepinefrin akan mengurangi tahap
Kebiasaan buruk atau tidak sehat yang dilakukan setiap hari dapat
ini antara lain kebiasaan minum minuman beralkohol atau minuman yang
mengandung cafein di senja atau sore hari, berolahraga saat mau tidur, mengikuti
jadwal pagi dan malam hari yang tidak beraturan, dan bekerja yang memerlukan
3. Kerja lembur
kesempatan untuk tidur dengan jam tidur cukup dibanding seseorang yang
seseorang dapat mengalami kualitas tidur yang baik. Namun pada orang yang
sakit dan mengalami nyeri, kebutuhan istirahat dan tidurnya mengalami gangguan
A. Konsep Lansia
a. Pengertian Lansia
Begitu juga penduduk diatas usia 60 tahun, atau diatas usia 65 tahun. Penduduk
usia ini dikenal sebagai penduduk lanjut usia yang tumbuh dengan kecepatan
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
age) adalah 45 – 59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60 – 74 tahun, lanjut usia
tua (old) adalah 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
(Nugroho, 2008). Lansia merupakan seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik
pria maupun wanita, yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka
yang tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada
b. Batasan lansia
kesehatan
barang / jasa
c. Tipe lansia
2014).
2) Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan yang baru,
memenuhi undangan.
4) Tipe pasrah
kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat
dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik sangat penting peranannya terutama bagi
keterbatasan fisik yang dimiliki lansia akibat pertambahan usia serta perubahan
dan penurunan fungsi fisiologis, maka lansia memerlukan beberapa penyesuaian
Menurut Fatimah (2010) aktivitas fisik yang sesuai bagi lansia sebagai
berikut :
1. Ketahanan (edurance)
jantung, paru-paru, otot dan sistem sirkulasi darah agar tetap sehat dan
1) Berjalan kaki
2) Lari ringan
3) Senam
2. Kelenturan (flexibility)
fisik selama 30 menit. Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih antara
lain :
c) Mencuci pakaian
sebagai berikut :
Menurut (Sugiono, 2020).Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
ditarik kesimpulannya.
Aktivitas Tidur.
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel variabel bebas.yang
Aktivitas Tidur
B. Hipotesis
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
empirik. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu hipotesis (Ha) dan (Ho).
a. Ha
darah tinggi
darah tinggi
b. Ho
METODE PENELITIAN
cross sectional. Penelitian cross sectional adalah penelitian yang dilakukan sekali
kualitas tidur dan aktivitas tidur dengan tekanan darah pada lansia di Desa
Wombo Mpanau.
a. populasi
b. Sampel
oleh populasi (Sugiono, 2020). Sampel dalam penelitian ini adalah semua
n
N=
1+ N ( e 2 )
Keterangan :
N : Jumlah Populasi
n : Ukuran Sampel
n
n=
1+ n ( e2 )
88
¿
1+ 88× ( 0,152 )
88
¿
1+ 88× ( 0,0225 )
88
¿
1+1,98
88
¿
2,98
= 29
tersebut serta pemilihan sampel dengan Teknik simple random, random sampling,
Jumlah Lansia
× Sampel
Populasi
Dusun I :
52
× 29=17
88
Dusun II :
36
29 ×=11
88
a. Variabel
Menurut (Hatch dan Farhady,1981). Variabel adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
Tidur dan Aktivitas Fisik, dan variabel Dependent (terikat) Tekanan Darah
b. Definisi Oprasional
uraian batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh
1) Aktivitas Fisik
pengeluaran energi.
E. Pengumpulan Data
data dapat dilakukan dalam berbagai sumber.bila dilihat dari sumber datanya,
a. Sumber Primer
data kepada pengumpulan data. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau
Teknik pengumpulan data, maka Teknik pengumpulan data dapat
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bias diharapkan dari responden. Uma Sekaran
esensi.
item (2,10). Pilihan jawaban dalam bentuk pertanyaan positif yaitu dengan
pilihan Sangat Setuju (ss) diberi skor 4, Setuju (s) diberi skor 3, Tidak
Setuju (ts) diberi skor 2, Sangat Tidak Setuju (sts) diberi skor 1. Pilihan
b. Sumber Sekunder
lewat dokumen (Sugiono, 2020). Data yang diperoleh langsung dari desa
Wombo Mpanau.
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
2. Uji Realibilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reability yang
mempunyai asal kata rely dan ability (Saputra & Ahmar, 2020).
G. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
angka/bilangan.
c. Processing/Entry Data
program computer.
d. Cleaning
H. Analisa Data
Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu data
yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok. Tujuan analisis
1. Analisa Univariat
yang ada.
(Notoatmodjo, 2018). :
f
p= ×100 %
n
Keterangan :
P = Presentase
n = Jumlah Responde
2. Analisis Bivariat
x 2=£ ¿ ¿
Keterangan :
X2 = Statistic Chi-Square
a. Ada hubungan yang bermakna, jika nilai p lebih dari 0,05 maka
b. Tidak ada hubungan yang bermakna, jika nilai p kurang dari 0,05
Koefisien kongtingensi
C¿
√ x2
x2 +N
Keterangan :
C : koefisien kongtingensi
X2 : nilai chi-square
N : Jumlah responden
Dengan syarat :
A. Penyajian Data
menyajikan data tersebut dalam berbagai bentuk, tergantung jenis data dan skala
pengukurannya. Guna penyajian data adalah untuk mengambil informasi yang ada
B. Etika Penelitian
Prinsip etika ini mengandung arti bahwa pada dasarnya peneliti harus
(Sugiono, 2020).
c. (Justice)
Prinsip etika ini mengandung arti bahwa hak subjek untuk memperoleh
perlakuan yang adil dan hak yang sama sebelum, selama, dan setelah, partisipasi
http://www.winekamedia.com
https://books.google.co.id/books?id=lX6ODwAAQBAJ
Saputra, A., & Ahmar, A. S. (2020). CAMI: Aplikasi Uji Validitas dan
Indonesia. https://books.google.co.id/books?id=mZgMEAAAQBAJ
Sari, D. P., Kusudaryati, D. P. D., & Noviyanti, R. D. (2018). Hubungan Kualitas
Tidur Dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di Posyandu
http://digilib.unisayogya.ac.id
KESEHATAN.