Anda di halaman 1dari 9

p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385

www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi Dan Kesehatan (J-P3K) 2022, Vol. 3 (No. 3) : 221-229

Hubungan Lingkungan Kerja Non Fisik dengan Employee


Engagement pada Karyawan Parking Business di PT. X

The Correlation Non Physical Work Environment with Employee


Engagement in Employees Parking Business at PT. X

Babby Hasmayni(1*), Rahmat Gunawan(2), Azhar Aziz(3) & Farida Hanum Siregar(4)
Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area, Indonesia
Disubmit: 31 Oktober 2022; Diproses: 02 November 2022; Diaccept: 30 Desember 2022; Dipublish: 30 Desember 2022
*Corresponding author: babbyhas@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja non fisik dengan Employee
Engagement pada karyawan parking business PT. X. Metode penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif. Populasi penelitian ini sebanyak 33 orang dan sampel sebanyak 33 orang, peneliti
menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara lingkungan kerja non fisik dengan Employee Engagement dilihat dari nilai koefisien
(Rxy) yang memiliki nilai 0.850 dengan p atau signifikansinya 0.000 < 0.050, artinya hipotesis yang
menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan lingkungan kerja non fisik dengan Employee
Engagement diterima. Begitu juga dengan nilai koefisien diterminan (R 2) yang memiliki nilai 0.722, hal
ini setara dengan 72.2%, artinya adalah bahwa lingkungan kerja non fisik pada perusahaan tersebut
berkontribusi sebesar 72.2% terhadap Employee Engagement pada karyawan parking business PT. X.
Lingkungan kerja non fisik dan Employee Engagement pada karyawan parking business tergolong
tinggi, disebabkan oleh nilai mean empiric lebih besar dari nilai mean hipotetik.
Kata Kunci: Lingkungan Kerja Non Fisik; Employee Engangement; Karyawan.

Abstract
The purpose of this study was to determine the correlation between non-physical work environment and
employee engagement on employees of the parking business of PT. X. This research method using
quantitative methods. The population of this study was 33 people and a sample of 33 people. Researchers
used a total sampling technique. The results showed that there was a significant positive correlation
between the non-physical work environment and employee engagement seen from the coefficient (Rxy)
which has a value of 0.850 with p or a significance of 0.000 <0.050, meaning that the hypothesis states
that there is a positive and significant correlation between non-physical work environments with
employee engagement accepted. Likewise with the coefficient value reflected (R2) which has a value of
0.722, this is equivalent to 72.2%, meaning that the non-physical work environment at the company
contributes 72.2% to employee engagement at the parking business employees of PT. X. The non-physical
work environment and employee engagement of the parking business employees are classified as high,
because the mean empiric value is greater than the hypothetical mean value.
Keywords: Non-Physical Work Environment, Employee Engagement, Employees
DOI: https://doi.org/10.51849/j-p3k.v3i3.185

Rekomendasi mensitasi :
Hasmayni, Babby., Gunawan, Rahmat., Aziz, Azhar. &
Siregar, Farida Hanum. (2022), Hubungan Lingkungan
Kerja Non Fisik dengan Employee Engagement pada
Karyawan Parking Business di PT. X. Jurnal Penelitian
Pendidikan, Psikologi dan Kesehatan (J-P3K), 3 (3): 221-
229.

221
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

PENDAHULUAN menyelesaikan pekerjaan tanpa


Di Indonesia sendiri, perkembangan penundaan, dan menggunakan jam kerja
dunia industri telah berkembang sangat sesuai jadwal (Trich, 2003). Menurut
pesat. Salah satunya adalah perusahaan di Gruman dan Saks (2011), karyawan yang
bidang pelayanan bandar udara. Semua mencapai engagement yang tinggi
perusahaan sudah bersaing untuk memenuhi empat karakteristik employee
mendapatkan karyawan yang berbakat, engagement: persistence (ketekunan),
produktif, dan mampu membangun proactivity (proaktif), role expansion
perusahaan. Dalam sebuah perusahaan, (perluasan peran kerja), adaptability
karyawan merupakan bagian terpenting (adaptif). Namun berbeda dengan di
untuk meningkatkan kualitas perusahaan. lapangan, karyawan yang bekerja di
Menurut Undang-Undang Nomor 13 tempat parkir masih melakukan pekerjaan
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang tidak bertanggung jawab, dan
menurut Pasal 1 ayat 2, karyawan adalah perilaku yang terlihat selama jam kerja
setiap orang yang mampu melakukan menunjukkan bahwa karyawan lebih
pekerjaan guna menghasilkan barang dan fokus pada smartphone daripada mela-
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan kukan patroli di tempat parkir bandara.
sendiri maupun masyarakat, baik didalam Salah satu faktor yang menentukan
maupun diluar hubungan kerja dengan apakah seorang karyawan engangement
perusahaan. adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja
PT. X merupakan anak perusahaan adalah kondisi fisik dan non fisik yang ada
dari PT. Angkasapura II (Persero). PT. X di tempat kerja dan juga mempengaruhi
adalah perusahaan yang bergerak di kemampuan karyawan dalam melakukan
bidang jasa bandar udara (bandara). pekerjaannya. Lingkungan kerja non fisik
Perusahaan ini memiliki beberapa jenis adalah suasana yang dirasakan oleh
usaha, salah satunya adalah jasa parkir anggota organisasi dalam kaitannya
bandara. PT. X harus memiliki staf yang dengan sikap dan perilaku rekan kerja dan
kompeten pasalnya, para pegawai ter- pimpinan (Antoni, 2018). Lingkungan
sebut langsung melayani calon penum- kerja yang kondusif membuat karyawan
pang bandara yang ingin menggunakan merasa nyaman sehingga membuat me-
tempat parkir. Seorang karyawan yang reka semakin tertarik dengan perusahaan.
kompeten harus bertanggung jawab di Ketertarikan karyawan ini dapat dilihat
tempat kerja, memiliki semangat, berko- dari kinerja karyawan, tanggung jawab
mitmen pada perusahaan untuk mencapai karyawan yang meningkat terhadap
tujuan perusahaan, dan memberikan pekerjaannya (Tessiasari, 2019).Namun
kontribusi yang baik bagi perusahaan. Ini yang terjadi di lapangan berbeda,
disebut employee engagement. lingkungan kerja karyawan di area
Employee engagement adalah parking business khususnya lingkungan
keterikatan kerja karyawan yang secara kerja non fisik kurang baik, dan ada juga
penuh melibatkan diri pada pekerjaan, karyawan yang sering memberikan
mengutamakan pekerjaan dengan rasa instruksi kepada karyawan lain seolah-
tanggung jawab, bekerja dengan tekun, olah menjadi bos meskipun berstatus

222
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

sama, terdapat perilaku yang menimbul- dan mengembangkan bakatnya secara


kan perselisihan antar karyawan, seperti maksimal untuk membantu organisasi
berpindah kerja karena pos parkir tidak bergerak maju. (b) not enganged.
boleh dikosongkan saat jam istirahat, dan Karyawan lamban ketika mereka fokus
beberapa karyawan menunjukkan sikap pada pekerjaan mereka daripada men-
egois dengan menambah jam istirahat capai tujuan kerja, hanya melakukan apa
meskipun ada rekan kerja lainnya yang yang dibayar oleh organisasi dan kontri-
juga butuh istirahat. busi mereka, dan menunggu perintah dari
Employee engagement adalah atasan mereka. (c) actively disengaged.
keadaan positif yang memuaskan dari Karyawan menunjukkan ketidakpuasan,
seorang karyawan terkait dengan tidak bahagia, dan penolakan terhadap
pekerjaan dan pemikiran yang ditandai pekerjaannya serta melihat aspek negatif
dengan antusiasme, komitmen, dan dari berbagai peluang yang ada.
tanggung jawab. Situasi ini mengacu pada Lingkungan kerja non fisik adalah
situasi emosional-kognitif yang menga- segala kondisi yang timbul dalam
kibatkan kegigihan seorang karyawan kaitannya dengan hubungan kerja,
tanpa prasangka terhadap objek, hubungan dengan atasan dan rekan kerja,
peristiwa, orang, atau tindakan tertentu atau hubungan dengan bawahan
(Schaufeli dalamTurner, 2020). Employee (Sedarmayanti dalam Noryanggono et al.,
engagement dipengaruhi oleh lima faktor 2014). Pendapat lain tentang lingkungan
yang dikemukan oleh Anita (2014), yaitu kerja non fisik menurut Bursanto (2005)
lingkungan kerja, kepemimpinan, peng- bahwa lingkungan kerja non fisik
hargaan, pelatihan dan kerja sama tim. mengacu pada lingkungan kerja yang
Untuk mengukur employee engagement, tidak dapat dirasakan oleh panca indera,
dimensi atau aspek employee engagement tetapi dapat dirasakan, seperti kesela-
terdiri dari tiga aspek (Shoffeli & Barker, matan karyawan, loyalitas karyawan,
2004) yaitu, vitalitas, dedikasi dan kepuasan karyawan, suasana kerja, dan
absorbsi. Vitalitas adalah keuletan yang imbalan. Selain lingkungan fisik, pelaku
dimiliki seorang karyawan dalam bekerja, usaha juga harus memperhatikan kondisi
komitmen adalah kebanggaan atau lingkungan non fisik. Faktor lingkungan
passion yang dimiliki seorang karyawan, non fisik menurut Sihombing (dalam
dan terakhir absorbsi adalah fokus yang Cintia & Gilang, 2016) yakni: (a)
sangat mendalam yang dirasakan seorang Hubungan kerja antara atasan dan bawa-
karyawan dalam bekerja. han. Sikap atasan terhadap bawahan
Menurut Organisasi Gallup (dalam mempengaruhi kinerja aktivitas
Ariarni & Afrianty, 2017) Bergantung karyawan. Hubungan antara atasan dan
pada tingkat keterlibatan mereka, bawahan yang bekerja sama untuk
terdapat jenis karyawan berikut mencapai tujuan perusahaan membu-
berdasarkan tingkat engangement yaitu: tuhkan niat baik dan saling menghormati.
(a) enganged. Karyawan berkeinginan (b) Hubungan antar karyawan. Khususnya
untuk berprestasi tinggi, melakukan yang bagi karyawan yang bekerja dalam
terbaik, bersedia memberikan energinya, kelompok, hubungan kerja antar rekan

223
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

kerja sangat diperlukan untuk melakukan buruk lingkungan kerja non fisik pada
pekerjaannya. karyawan parking business, maka
Lingkungan kerja non fisik memiliki karyawan semakin unengagement dengan
beberapa aspek (Permatasari, 2011) perusahaan.
yaitu: (a) struktur pekerjaan yang
dilakukan oleh karyawan, (b) tanggung METODE PENELITIAN
jawab karyawan di tempat kerja, (c) Jenis penelitian ini merupakan jenis
dukungan yang diberikan oleh atasan dan penelitian kuantitatif yang menggunakan
rekan kerja, (d) kolaborasi yang terjadi metode korelasional. Studi korelasi
antar karyawan, dan (e) komunikasi yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan
lebih baik membuat hubungan menjadi atau arah hubungan antara dua variabel
lebih yang harmonis. Menurut Wursanto, atau lebih (Siregar, 2013). Populasi
ada beberapa jenis lingkungan kerja non penelitian ini adalah seluruh karyawan
fisik. (Restuhady & Sembiring, 2017) parking business PT. X dengan jumlah
dengan kata lain, lingkungan kerja non karyawan 33 orang dan sampel 33. Teknik
fisik ditandai dengan rasa aman, loyalitas pengambilan sampel yang digunakan
dan kepuasan kerja karyawan. Rasa aman dalam penelitian ini adalah Teknik Total
adalah perasaan yang di rasakan saat Sampling. Total sampling adalah teknik
menghadapi hambatan dalam bekerja, dimana seluruh populasi digunakan
loyalitas adalah sikap setia karyawan sebagai sampel penelitian. Menurut
terhadap atasan, rekan kerja atau Sugiyono (2018) jika jumlah populasi
perusahaannya, dan kepuasan kerja kurang dari 100, maka seluruh populasi
adalah kepuasan yang dirasakan digunakan sebagai sampel penelitian.
karyawan saat pekerjaan selesai. Untuk mengukur employee
Berdasarkan pemaparan di atas, engagement digunakan skala yang disusun
peneliti tertarik untuk meneliti employee oleh peneliti berdasarkan aspek employee
engagement pada karyawan parking engagement sesuai dengan teori Chaupelli
business PT. Angkasa Pula Solusi dan & Barker (2004) yaitu aspek vigor, aspek
lingkungan kerja non fisik sebagai variabel dedication, dan aspek absorption. Untuk
bebasnya. Oleh karena itu, judul penelitian mengukur variabel lingkungan kerja non
ini merupakan Hubungan Lingkungan fisik, digunakan skala yang disusun oleh
Kerja Non Fisik dengan Employee peneliti berdasarkan aspek lingkungan
Engagement pada Karyawan Parking kerja non fisik dari teori menurut
Business di PT. X. Permatasari (2011) yakni: struktur kerja,
Hipotesis penelitian ini adalah ada tanggung jawab karyawan, perhatian dan
hubungan positif dan signifikan antara dukungan pimpinan, kerjasama antar
lingkungan kerja non fisik dengan kelompok, dan komunikasi yang baik.
employee engagement pada karyawan PT. Pengujian validitas penelitian ini
X, yang artinya semakin baik lingkungan menggunakan validitas isi untuk (content
kerja non fisik pekerja parking business, validity). Teknik yang digunakan untuk
semakin tinggi engangement mereka menguji keefektifan alat ukur dalam pene-
dengan perusahaan. Sebaliknya, semakin litian ini adalah Analisis Product Moment

224
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

dari Karl Pearson. Metode analisis pene- daya beda) > 0,3. Skor item yang valid
litian ini menggunakan teknik korelasi, dimulai dari rbt = 0,354 hingga rbt =
dimana teknik korelasi digunakan untuk 0,637. Dan item yang dihapus sebanyak 6
melihat hubungan antara dua variabel item karena item yang dihapus memiliki
yang diteliti. Namun sebelum menggu- skor Corrected Item-Total Correlation
nakan teknik analisis korelasi, terlebih (indeks daya beda) < 0,3.
dahulu dilakukan uji asumsi seperti uji Tabel 2. Skala lingkungan kerja non fisik setelah uji
validitas
normalitas dan uji linieritas menggunakan Nomor Aitem Tot
Indikator
aplikasi SPSS versi 23 for Windows. Favorable Unfavorable al
Valid Gugur Valid Gugur
Struktur
1.2.3 - 4.6 5 6
HASIL DAN PEMBAHASAN kerja
Tanggung
berdasarkan data skala employee jawab 7.8.9 - 11.12 10 6
engagement, dari 30 pernyataan terdapat karyawan
Perhatian
24 item yang valid dengan skor Corrected dan 13.14
- 17.18 16 6
Item-Total Correlation (indeks daya beda) dukungan .15
pimpinan
> 0,3. Skor item yang valid dimulai dari rbt Kerja sama
22.23
antar 19.20 21 - 6
= 0,326 hingga rbt = 0,639. Dan item yang kelompok
.24
dihapus sebanyak 6 item karena item yang Kelancaran
25.27 26 28.30 29 6
komunikasi
dihapus memiliki Corrected Item-Total Total 13 2 11 4 30
Correlation (indeks daya beda) < 0,3. Setelah menentukan validitas aitem,
Tabel 1. Skala employee engagement setelah uji dilakukan analisis reliabilitas. Indeks
validitas
Aspek Nomor Aitem Total reliabilitas yang diperoleh dari skala
- Favourabel Unfavorabel lingkungan kerja non fisik sebesar =0,882,
Aspek Valid Gugur Valid Gugur
1, 2, 6, 7, dan skala lingkungan kerja non fisik
Vigor 3 9 10
4, 5 8, 10 sebagai alat ukur tergolong reliabel.
11, 16,
Dedic 12, 18, Selain itu, uji normalitas dianalisis
13 17 10
ation 14, 19, dengan menggunakan uji normalitas
15 20
21, 26, untuk sebaran data penelitian
Absor 23, 27, menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov
22 29 10
ption 24, 28,
25 30 Goodness of Fit Test. Berdasarkan analisis
Total 12 3 12 3 30 tersebut diketahui bahwa lingkungan
Setelah menentukan validitas aitem,
kerja non fisik dan employee engagement
dilakukan analisis reliabilitas. Indeks
mengikuti distribusi normal sesuai
reliabilitas yang diperoleh dari skala
dengan prinsip kurva normal. Sebagai
employee engagement adalah =0,871,
kriteria distribusi dikatakan normal jika p
artinya skala employee engagement
> 0,05, sebaliknya distribusi dikatakan
sebagai alat ukur tergolong reliabel.
abnormal jika p < 0,05 (Sujarweni, 2014).
Berdasarkan data uji skala Tabel 3. Uji normalitas
Lingkungan Kerja Non-Fisik, menunjuk- Variabel Rerata SD K-S P Ket.
Lingkungan
kan bahwa dari 30 item yang dinyatakan, Kerja Non 77.61
11. 0.0 0.2 Nor
161 97 00 mal
terdapat 24 item yang valid dengan skor Fisik
Employee 11. 0.1 0.2 Nor
Corrected Item-Total Correlation (indeks Engagement
72.39
995 26 00 mal

225
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

Keterangan : non fisik dengan employee engagement.


K-S = Koefisien Kolmogorov-Smirnov
p = Signifikansi
Dilihat dari nilai koefisien (Rxy) dengan
Rerata = Rata-rata nilai 0,850 pada taraf signifikansi 0,000 <
SD = Standar Deviasi 0,050, dapat diketahui bahwa Terdapat
Berdasarkan uji linieritas diketahui hubungan yang positif dan signifikan
bahwa, variabel bebas X (lingkungan kerja
antara lingkungan kerja non fisik dengan
non fisik) dan variabel terikat (employee
employee engagement, dan dapat dikata-
engangement) menunjukkan hubungan
kan semakin baik lingkungan kerja non
yang linier. Dengan kriteria, jika p < 0,05
fisik maka engagement karyawan parking
dikatakan ada hubungan linier (Riadi,
business PT. X semakin tinggi. Begitu pula
2016). koefisien determinasi (R2) dengan nilai
Tabel 4. Uji linearitas
Korelasi P Keterangan 0,722 hal ini setara dengan 72,2%, ,
X–Y 0.000 Linier artinya lingkungan kerja non fisik perusa-
Keterangan: haan memberikan kontribusi sebesar
X = Lingkungan kerja non fisik.
Y = Employee Engagement 72,2% terhadap employee engagement
P = Signifikansi pada karyawan parking business PT. X.
Dari hasil analisis dengan menggu- Hasil di atas didukung oleh sebuah
nakan metode analisis korelasi diperoleh studi oleh Restuhadi & Sembiring (2017)
nilai koefisien (Rxy) = 0,850, p = 0,000 < Hasil pengujian menunjukkan bahwa
0,050 maka dapat diketahui bahwa ada variabel lingkungan kerja non fisik, loya-
hubungan positif yang signifikan antara litas karyawan dan kepuasan karyawan
lingkungan kerja non fisik dengan berpengaruh signifikan terhadap employee
employee engangement. Hal tersebut engagement di PT. Bank Mandiri Unit
menunjukkan bahwa terdapat hubungan Micro Banking dan Business Banking Area
positif antara lingkungan kerja non fisik Bandung Asia Afrika. Nilai F yang dihitung
dengan employee engagement. Semakin > nilai F Tabel. Besarnya pengaruh varia-
baik lingkungan kerja non fisik maka bel lingkungan kerja non fisik terhadap
semakin baik employee engangement employee engagement PT. Bank Mandiri
karyawan parking business PT. X. Unit Micro Banking dan Business Banking
Tabel 5. Analisis Korelasional Area Asia Afrika Bandung sebesar 28,20%.
Statis Koef. Koef. P BE% Sig Ket
tik (Rxy) Det. Pernyataan di atas juga didukung
(R2)
X–Y 0.850 0.722 0.0 72.2 0.0 Sig
oleh hasil uji t penelitian (Antony, 2018)
00 % 00 diketahui bahwa tingkat signifikansi
Keterangan : variabel lingkungan kerja terhadap
X = Lingkungan kerja non fisik
Y = Employee Engagement employee engagement adalah sebesar
Rxy = Koefisien hubungan antara X dengan Y 0,024, dan nilai beta sebesar 0,116.
R2 = Koefisien determinan X terhadap Y
Terdapat hubungan dan pengaruh yang
p = Signifikansi
BE% = Bobot sumbangan efektif X terhadap Y signifikan antara variabel lingkungan
dalam persen kerja terhadap employee engagement pada
Ket = Keterangan signifikansi
karyawan hotel berbintang di Batam. Hasil
Berdasarkan temuan analisis peneli-
tersebut menunjukkan bahwa lingkungan
tian di PT. X, terdapat hubungan positif
kerja hotel memiliki pengaruh yang
yang signifikan antara lingkungan kerja

226
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

signifikan terhadap employee engagement pekerjaan ketika diinstruksikan oleh


pada hotel tempatnya bekerja. atasan dan sering menanyakan masalah
Seorang karyawan dikatakan memi- pekerjaan kepada rekan kerja. Hal ini
liki employee engagement jika karyawan menunjukkan bahwa semangat kerja
ingin terus berupaya untuk terus berkem- dapat muncul ketika hubungan dengan
bang dan mengembangan perusahaan, rekan kerja atau atasan baik (Meuthia &
tapi harus selalu diimbangi juga dengan Ulfa, 2017).
usaha yang dilakukan perusahaan terha- Hubungan yang baik antar rekan
dap karyawannya, seperti memberikan kerja dirasakan ketika karyawan sering
kebebasan kepada karyawan untuk bekerja sama. Karena akan menunjukkan
menyelesaikan pekerjaannya. Atau saling hubungan yang baik antar karyawan, kerja
menghormati dan saling mendukung antar sama yang baik membuat karyawan
rekan kerja (Muliawan, Perizade & merasa dekat satu sama lain. Kedekatan
Cahyadi, 2017). ini membuat karyawan betah bekerja
Lingkungan kerja yang kondusif karena merasa terikat dengan perusahaan
membuat karyawan merasa lekat dengan atau pekerjaannya (Susanto et.al, 2016).
perusahaan sehingga membuat mereka Pekerjaan yang dilakukan karyawan
semakin tertarik dengan perusahaan. tersebut tidak terlepas dari dukungan
Minat karyawan ini dapat dipandang rekan kerja dan atasannya, seperti
sebagai peningkatan kinerja karyawan, instruksi yang mereka terima sebelum
tanggung jawab karyawan terhadap melakukan pekerjaan atau diskusi yang
pekerjaannya. Tanggung jawab yang tinggi terjadi di antara mereka tentang apa yang
terhadap karyawan karena lingkungan mereka lakukan. Ketika hal ini sering ter-
kerja yang baik dapat meningkatkan jadi, karyawan merasa bertanggung jawab
keterikatan karyawan terhadap atas pekerjaannya dan merasa dibutuhkan
pekerjaannya (Tessiasari, 2019). atau terikat dengan pekerjaan atau peru-
Menurut Wursanto (dalam Astuti & sahaannya (Iswanto & Agustina, 2017).
Dewi, 2019) karyawan dapat merasakan Tanggung jawab yang dirasakan oleh
lingkungan kerja yang non fisik melalui karyawan akan membuat karyawan
hubungan antara karyawan dan rekan tersebut lebih fokus pada saat melakukan
kerja. Perusahaan yang menciptakan ling- pekerjaan. Tingkat fokus yang dirasakan
kungan kerja non fisik yang baik, ruang karyawan akan lebih besar jika karyawan
kerja yang nyaman dan aman, serta komu- tersebut sudah tidak menyadari waktu
nikasi yang efektif dapat meningkatkan bekerja, bahkan jika karyawan memiliki
keterikatan karyawan karena rasa aman absorpsi yang tinggi tidak akan menyadari
dan nyaman yang mereka rasakan dalam jika dirinya sudah bekerja dari pagi
bekerja, sehingga memotivasi mereka sampai sore. Hal tersebut terjadi karena,
untuk bekerja lebih semangat. karyawan dapat membedakan mana
Antusiasme untuk bekerja adalah as- urusan pekerjaan dengan urusan pribadi.
pek yang harus dipenuhi karyawan untuk Karyawan yang mampu membedakan
engangement yang baik. Semangat bekerja antara urusan pribadi dan urusan
ditunjukkan dengan segera menangani pekerjaan karena sudah memiliki tugas

227
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

dan tanggung jawab yang diberikan oleh https://doi.org/10.36778/jesya.v2i1.34.


Batam: Universitas Internasional Batam
perusahaan (Siswono, 2016). Ariarni, N., & Afrianty, T. W. (2017). Pengaruh
Perceived Organizational Support Terhadap
SIMPULAN Kinerja Karyawan Dengan Employee
Engagement Sebagai Variable Intervening
Berdasarkan hasil analisis data (Studi pada Karyawan PT. Pos Indonesia
dengan menggunakan metode analisis Kota Madiun). Jurnal Administrasi Bisnis,
50(4), 169–177. Malang: Universitas
korelasi maka peneliti dapat menarik
Brawijaya
kesimpulan berdasarkan hasil analisis Astuti, D. M. Y., & Dewi, A. A. S. K. (2019). Pengaruh
penelitian di PT. X Diketahui bahwa Lingkungan Kerja Non Fisik Dan
Keterlibatan Organisasional Terhadap
terdapat hubungan positif yang signifikan Retensi Karyawan. E-Jurnal Manajemen
antara lingkungan kerja non fisik dengan Universitas Udayana, 8(7), 4384.
employee engagement yang terlihat pada https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v0
8.i07.p14. Bali: Universitas Udayana
nilai koefisien (Rxy) sebesar 0,850 dengan Azwar, S. (2001). Metode Penelitian. Yogyajarta:
p = 0,000 < 0,050 yang berarti hipotesa Pustaka Pelajar.
Cintia, E., & Gilang, A. (2016). Pengaruh Lingkungan
yang menyatakan bahwa ada hubungan Kerja Fisik Dan Nonfisik Terhadap Kinerja
positif dan signifikan antara lingkungan Karyawan Pada Kppn Bandung I. Jurnal
kerja non-fisik dan employee engagement Sosioteknologi, 15(1), 136–154.
https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2016.15
diterima. Begitu juga dengan nilai .1.12. Bandung: Universitas Telkom
koefisien diterminan (R2) yang memiliki Gruman, J. A. & Saks, A. M. (2011). Performance
Management and Employee Engagement.
nilai 0.722, hal ini setara dengan 72.2%,
Human Resource Management Review. 21.
artinya adalah bahwa lingkungan kerja 123-136. Otondo: Canada.
non fisik pada perusahaan tersebut Iswanto, F., & Agustina, I. (2017). Peran dukungan
sosial di tempat kerja terhadap keterikatan
berkontribusi sebesar 72.2% terhadap kerja karyawan. Mediapsi, 2(2), 38-45.
employee engagement pada karyawan Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia
parking business PT. X. Dalam penelitian Meuthia, F., & Ulfa, C. K. (2017). Pengaruh Semangat
Kerja Terhadap Employee Engagement Pada
ini lingkungan kerja non fisik dan PT. Perkebunan X. Psikologia: Jurnal
employee engagement pada karyawan Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 12(3),
134-152. Medan: Universitas Sumatera Utara
parking business di PT. X tergolong tinggi,
Muliawan, Y., Perizade, B., & Cahyadi, A. (2017).
berdasarkan pada nilai rata-rata empirik Pengaruh Keterikatan Karyawan (Employee
yang diperoleh lebih besar dari nilai rata- Engagement) Terhadap Kinerja Karyawan di
PT. Badja Baru Palembang. Jurnal Ilmiah
rata hipotetik. Manajemen Bisnis Dan Terapan, 2, 69–78.
Palembang: Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA Norianggono, Y. P. C., Hamid, D., & Ruhana, I.
(2014). Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik
Anitha, J. (2014). Determinants of employee dan Non Fisik Terhadap Kinerja Karyawan
engagement and their impact on employee (Studi Pada Karyawan PT. Telkomsel Area III
performance. International Journal of Jawa-Bali Nusra di Surabaya). Jurnal
Productivity and Performance Management, Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya,
63(3), 308–323. https://doi.org/10.1108 8(2), 1–10. Malang: Universitas Brawijaya
/IJPPM-01-2013-0008. Coimbatore: GRG Permatasari, A. (2011). Pengaruh Lingkungan Kerja
School of Management Studies. dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Antony, S. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja, Karyawan Pada PT. Octa Putrajaya Tekstil
Kepemimpinan, Kompensasi dan Pelatihan Mills. Universitas Airlangga, Surabaya.
Kerja pada Keterikatan Karyawan Hotel Restuhadi, R., & Sembiring, J. (2017). Pengaruh
Berbintang di Batam. Jesya (Jurnal Ekonomi Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap
& Ekonomi Syariah), 2(1), 96–107. Employee Engagement Di Pt. Bank Mandiri

228
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

(Persero) Tbk Unit Micro Banking Dan


Business Banking Area Bandung Asia Afrika.
E-Proceeding of Management, 4(3), 2530–
2540. Bandung: Universitas Telkom
Schaufeli, W. B., & Bakker, A. B. (2004). Job
demands, job resources, and their
relationship with burnout and engagement:
A multi-sample study. Journal of
Organizational Behavior, 25(3), 293–315.
https://doi.org/10.1002/job.248.
Netherlands: Utrecht University
Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik untuk
Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Siswono, S. D. (2016). Pengaruh Employee
Engagement terhadap Kinerja Karyawan di
Rodex Travel Surabaya. Agora, 4(1), 458-
466. Surabaya: Universitas Kristen Petra
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D cetakan ke-27. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Sujarweni, V. W. (2014). Metode Penelitian:
Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Susanto, F., Suryamarchia, G., & Widjaja, D. C.
(2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Employee Engagement di Hotel IBIS STYLE
di Surabaya. Jurnal Manajemen Perhotelan,
552–566. Surabaya: Universitas Kristen
Petra
Thesiasari, F. D. R. (2019). Pengaruh
Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan
Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan
Melalui Employee Engagement Pada CV.
Perjuangan Steel Surabaya. Jurnal Menejerial
Bisnis, 2(3), 243–252. Surabaya: Universitas
Wijaya Putra
Tritch, T. (2003). B and Q boosts employee
engagement- and profits. Gallup
Management Journal, 1.
Turner, P. (2020). Employee Engagement in
contemporary organizations: Maintaining
high productivity and sustained
competitiveness. Switzerland: Springer
Nature.
Wursanto, I. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Organisasi.
Yogyakarta: Andi.

229

Anda mungkin juga menyukai