Tesis
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-2
Diajukan oleh
SYAUGI H.S
12/341910/PEK/17617
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014
Magister Manajemen
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, _________
…………………….. ……………………..
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam thesis ini tidak terdapat karya yang
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
Syaugi Hasan
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
v
2.1.1. Teknologi dan Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage) .... 11
................................................................................................................. 29
Management) .......................................................................................... 31
Management) .......................................................................................... 34
Management) .......................................................................................... 37
vi
3.4 Pengumpulan Data ..................................................................................... 44
leadership) .............................................................................................. 63
impact ignorance).................................................................................... 65
vii
4.3.2.6 Faktor Komunikasi Tidak Efektif ............................................... 70
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3: The Relationship Between Stakeholders and the Project ………… 38
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
INTISARI
Kata Kunci: Proyek perangkat lunak, kesuksesan dan kegagalan proyek, melebihi
anggaran, melibihi jadwal, prediksi masalah proyek, sistem informasi dan bisnis,
studi empiris, analisa faktor eksploratif.
xiii
ABSTRACT
xiv
BAB I. PENDAHULUAN
yang intinya adalah peningkatan kinerja (performance and efficiency) dan tingkat
validitas proses (accuracy) dalam proses bisnis. Akan tetapi, organisasi kerap
apakah akan menghentikan proyek yang berarti investasi untuk mencapai tujuan
strategi bisnis.
lain yang mempengaruhi yaitu proses (process) dan manusia (people). Oleh sebab itu,
penelitian dalam bidang manajemen sistem informasi seringkali mengadopsi teori dari
bidang lain seperti psikologi dan prilaku orgnaisasi. Salah satu contoh penelitian lama
yaitu Technology Acceptance Model (TAM) oleh Davis (1985). Teori TAM
melanjutkan temuan dari tulisan lain yaitu Innovation Diffusion Theory oleh Rogers
sebuah inovasi. Teori lainnya lagi adalah Theory of Reasoned Action (Fishbein &
Ajzen, 1975) yang menggagas bahwa prilaku seseorang ditentukan oleh adanya
1
tentang penerimaan teknologi oleh pengguna untuk produksi/operasional, yaitu ketika
Teknologi perangkat lunak dapat berupa aplikasi yang siap pakai (off-the-shelf
lunak terus dikembangkan dan dikenalkan. Metodologi dibuat sebagai standar acuan,
anggaran (cost) dan selesai dalam target waktu (time) tertentu dengan memperhatikan
Salah satu penghalang utama yang dihadapi oleh manajer proyek dalam
mengelola manajemen risiko pada proyek perangkat lunak adalah membuat ukuran
bagi risiko itu sendiri, disebakan karakteristik perangkat lunak yang intangible (Islam
dengan jelas (uncertainty) sehingga sulit mendapatkan perkiraan biaya yang tepat
2
Ketika proyek perangkat lunak tidak berjalan sesuai yang diharapkan dan
mengalami masalah karena berbagai sebab, maka cepat atau lambat manajer proyek
sebagai indikasi terjadinya masalah pada proyek, agar dapat diambil keputusan dan
Menurut temuan dan laporan dari beberapa studi dan penelitian, bahwa proyek
perangkat lunak sangat rentan mengalami eskalasi yang akibatnya dapat saja berakhir
dengan penghentian proyek, atau bila mungkin, proyek akan diarahkan kembali pada
jalurnya (Mark dan Robey, 1999). Sejalan dengan itu, kegiatan penelitian terus
berlanjut untuk menemukan penyebab utama kegagalan proyek. Pada sudut pandang
intinya, dinamika proyek sistem informasi khususnya perangkat lunak masih menarik
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Keil et al. (2000) melalui survei
terhadap 361 IS Auditor yang telah menangani paling sedikit 5 proyek dengan masa
pengalaman profesi di bidang audit dan pengendalian (audit and control) rata-rata 10,5
tahun. Hasil survei menunjukkan bahwa lebih dari 82% proyek yang tereskalasi
dipersepsikan telah melebihi anggarannya (over-budget), dan 92% dari jumlah tersebut
menunjukkan bahwa proyek yang tereskalasi tidak selalu berarti buruk dalam
3
The Standish Group International (2013) dalam laporannya menyampaikan
The 2012 CHAOS results show another increase in project success rates, with
39% of all projects succeeding (delivered on time, on budget, with required
features and functions); 43% were challenged (late, over budget, and/or with
less than the required features and functions); and 18% failed (cancelled prior
to completion or delivered and never used). These numbers represent an uptick
in the success rates from the previous study, as well as a decrease in the
number of failures.The low point in the last five study periods was 2004, in
which only 29% of the projects were successful. This year’s results represent a
high watermark for success rates in the history of CHAOS research.
kesuksesan proyek (Success) adalah sebesar 39%, yang berarti terjadinya peningkatan
angka dari data studi mereka sebelumnya. Adapun yang masuk dalam ketegori
penyelesaian, biaya yang melebihi anggaran, dan pekerjaan yang belum memenuhi
fungsi dan fitur yang diharapkan. Sedangkan 18% dikategorikan sebagai gagal
(Failed) sebelum digunakan atau dibatalkan sebelum proyek selesai. Tabel dan Grafik
4
Gambar 1.1: Kinerja Proyek selama 2004-2012
Sumber: Chaos Research 2013
Penelitian ini didasarkan pada beberapa rumusan dan identifikasi masalah yang
sendiri (to make) atau membeli (to buy) baik dengan menyewa atau beli putus.
pada pihak luar. Organisasi cenderung memilih untuk membeli dengan tujuan
masih baru dan belum dikuasai. Alasan lainnya adalah faktor propriatery
information dan keahlian khusus (specialized skill) yang dimiliki oleh vendor.
Untuk tujuan tersebut, proses pemilihan dan pengadaan perlu dilakukan dengan
benar.
5
2) Dilema yang dihadapi organisasi
proyek masih dalam kondisi yang wajar untuk dilanjutkan, atau justru
atas (C-level) akan menentukan keputusan yang dapat berupa penghentian proyek
angka yang tidak kecil yaitu 30-40% dari seluruh proyek menurut hasil penelitian
yang dilakukan oleh Keil et al., (1999) sebagaimana yang dikatakan dalam
tulisannya:
6
Based on a subsample of 361 experienced IS audit and control
professionals, responses to these questions indicated that escalation
occurs in approximately 30-40 percent of all IS project.
Sekian banyak faktor penyebab eskalasi proyek yang disimpulkan oleh Kundi et
al. (2007) menjadi 4 (empat) penyebab yang fundamental, yaitu faktor terkait
proyek itu sendiri, faktor psikologi manusia, faktor sosial, dan faktor dari dalam
organisasi:
7
1.4. Tujuan Penelitian
tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa jawaban antara
lain:
lunak.
perangkat lunak.
Sejauh pengetahuan penulis sebelum memilih bahasan ini, bahwa masih jarang
penyebab kegagalan proyek perangkat lunak. Hal tersebut terutama disebabkan karena
industri perangkat lunak lokal yang masih relatif baru dan sedang tumbuh menyaingi
Manfaat teoritis dari penelitian juga akan membangun sebuah evaluasi atas
model persamaan untuk membuat perkiraan mengenai tingkat masalah yang dihadapi
proyek perangkat lunak. Harapannya, berangkat dari model awal tersebut, peneliti
berikutnya dapat mengembangkan dengan bentuk yang jauh lebih baik dan akurat.
8
Adapun pada sisi praktis bisnis, manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini
berupa masukan bagi organisasi client maupun vendor mengenai faktor-faktor utama
Batasan penelitian hanya terkait pada proyek perangkat lunak yang dilakukan
tersebut.
proyek sistem informasi yang tidak dibatasi pada industri atau sektor tertentu.
Penulisan disusun dalam beberapa bab yang terdiri dari Bab-I Pendahuluan
yang menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan yang menjadi topik
dalam penelitian ini serta batasan-batasannya. Bab ini juga memberikan penjelasan
tentang tujuan dan manfaat yang ingin dicapai oleh penelitian ini.
Pada Bab-II, penulis memaparkan landasan teori dan topik bahasan yang
diambil dari penelitian sebelumnya serta literatur pustaka berupa text-book, dan
9
Bab-III adalah mengenai metodologi penelitian yang menjelaskan tentang
obyek penelitian yang dipilih, serta teknik sampling yang diambil untuk
yang telah terkumpul menggunakan alat-bantu statistik standar untuk penelitian bisnis,
Bab-V berisi kesimpulan dan saran sebagai hasil dari kegiatan penelitian bagi
10
BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini akan memaparkan istilah dan konsep yang terkait dengan penelitian ini.
Berdasarkan pada pertanyaan dan tujuan penelitian pada Bab I, landasan teori dipilih
sebelumnya yang membahas hubungan antara bisnis dan sistem informasi, serta peran
Organisasi bisnis dalam era modern menghadapi persaingan yang ketat dan
unggulan dalam persaingan yang antara lain dengan menciptakan kemampuan yang
tidak dimiliki oleh pesaing, atau melakukan sesuatu dengan cara atau hasil yang lebih
Porter & Miller (1985) mengemukakan peran teknologi informasi bagi bisnis
dalam hal penciptaan strategi bersaing yang mampu menghasilkan sesuatu yang
skala, metode, serta kelenturan proses. Teknologi juga membantu perusahaan untuk
biaya akibat proses rantai-nilai yang tidak efisien. Untuk menghasilkan suatu pembeda
11
mengadopsi Computer-Aided Design dan Computer-Aided Manufacturing agar proses
produksi berjalan secara lentur namun akurat serta customizable. Lebih dari itu,
teknologi telah membantu terciptanya bisnis baru yang menggantikan bisnis lama yang
secara alamiah mengalami kemerosotan permintaan, seperti layanan pos surat manual.
Porter & Miller (1985) memberikan ilustrasi pada diagram di bawah mengenai
teknologi dan sistem informasi sebagai salah satu peran dan aktifitas pendukung yang
bisnis, maka adopsi teknologi telah didiskusikan sejak tahap awal perencanaan strategi
bisnis. Melibatkan teknologi informasi bertujuan antara lain agar manajemen memiliki
kemampuan mengukur intensitas dan kinerja kegiatan secara akurat dan langsung
12
(real-time), sehingga keputusan serta reaksi terhadap pasar dan persaingan dapat
dalam hal produk, layanan, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses
produksi, praktik pemasaran, dan posisi bersaing. Dengan kata lain, organisasi
proses adopsi teknologi perlu dilakukan dengan cara yang integral dan menyeluruh
informasi yang dapat terjadi melalui keterlibatan manajer bisnis dalam perencanaan
fungsi dan peran SI berada di bawah manajemen yang beragam, terkadang berada di
tersendiri yang langsung berada di bawah CIO. Keputusan tersebut tergantung pada
sudut pandang pimpinan perusahaan terhadap peran teknologi informasi bagi bisnis.
13
Brown et al. menggambarkan proses perencanaan sumber daya informasi oleh
proses yang berlangsung terus menerus, yang direalisasikan dalam bentuk rencana
penerapan jangka pendek maupun jangka panjang sebagai wujud kontribusi untuk
mencapai sasaran yang dibuat oleh manajer bisnis. Keterlibatan yang terus-menerus
adalah penting mengingat inovasi yang cepat dalam informasi, komunikasi dan
penyusutannya.
14
Ada 5 (lima) tahapan yang dipaparkan oleh Brown, yaitu:
1) Menguji sumber daya informasi yang dimiliki saat ini terkait posisinya
pada tahapan ini untuk memberikan pandangan kepada manajer bisnis dan
agar diketahui kesenjangan (gap) antara sumber daya informasi saat ini dan
daya teknologi (perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan data), serta
dan sebagainya.
15
dijalankan atau dicapai oleh organisasi SI sesuai dengan rencana bisnis
tujuan, tindakan yang akan diambil, analisa biaya dan manfaat investasi,
Brown et al. berdasarkan pada artikel yang dibuat oleh Pottruck & Pearce
(2000); serta Weill & Ross (2009) yang menceritakan kisah berlatar belakang
Peleburan Teknologi Informasi dan Bisnis, ketika seorang manajer bisnis yang
alat-bantu yang tidak ada hubungannya dengan urusan bisnis mereka, padahal IT
16
merupakan dasar bagi perusahaan untuk memiliki kemampuan berkompetisi dalam
bisnis.
Their projects were delayed and more expensive than planned. He concluded
that it wasn’t intentional. Rather, the business managers just couldn’t
appreciate why their involvement was important; they saw IT as merely a
tool—not as integral to their business. But to succeed in today’s digital
economy, senior business managers in companies dependent on information
need to be “IT-savvy.” When IT is the basis for a company’s competitive
capabilities, business managers need to be confident in their abilities to build
their company’s IT capabilities into a strategic asset.”
berisi program dan rangkaian rencana aksi untuk merealisasikan strategi perusahaan.
Institute Inc. yang tersusun dalam buku “A Guide to the Project Management Body of
Knowledge 5th Edition (2013)” yang memberikan definisi manajemen proyek sebagai
17
tujuan yang jelas dan dapat dicapai; (3) menyeimbangkan tuntunan yang saling beradu
kepentingan antara kualitas, cakupan kerja, jadwal, dan biaya; (4) menyesuaikan
spesifikasi, rencana, dan pendekatan terhadap masalah dan harapan yang berbeda dari
18
Tabel 2.1, lanjutan
No. Area Pengetahuan Definisi
Proyek (project
knowledge area)
6. Tata-kelola Kualitas Meliputi proses dan kegiatan oleh organisasi
(Quality Management) pelaksana dalam menentukan kebijakan mutu,
tujuan, dan tanggung jawab agar memberikan
kepuasan atas hasil dari tugas yang diemban.
10. Tata-kelola waktu (Time Meliputi proses yang diperlukan untuk mengelola
Management) proyek agar selesai tepat waktu.
berusaha menemukan indikator masalah yang muncul dalam proyek perangkat lunak
sesuai konsep tersebut. Analisa indikator dilakukan berdasarkan pada jurnal penelitian
19
2.1.4. Konsep Dan Indikator
Tabel di bawah ini menjelaskan hubungan konsep, referensi jurnal, serta indikator sebagai instrumen kuesioner.
20
Tabel 2.2, lanjutan
No KODE - REFERENSI JURNAL INDIKATOR/ PERNYATAAN Definisi Indikator/Variabel
KONSEP VARIABEL KUESIONER
4. COS1 - Cost Nelson, R.R. 2005. "PROJECT Trade-off of Customer tidak Ketika pekerjaan dirinci lebih dalam dan
Management RETROSPECTIVES evaluating project bersedia mengurangi diketahui akan melampaui biaya atau jadwal
project success failure and constraints 'scope'. semula, negosiasi jadwal/biaya perlu
everything in between". MIS dilakukan. Bila client tidak menyetujui trade-
Quarterly Executive Vol. 4 No. 3 / off dengan mengurangi cakupan, atau
September 2005. menambah biaya/jadwal, maka dapat
dipastikan jadwal akan meleset, atau
anggaran akan kurang.
5. HUM1 - Almeida, M.V. Soares, A.L. 2014. Komunikasi Komunikasi verbal Komunikasi verbal antar internal tim proyek
Human "Knowledge sharing in project- internal tim tim internal proyek akan membantu proses pertukaran informasi
Resource based organizations: Overcoming tidak lancar. dan pengetahuan yang akan mempercepat
Management the informational limbo" proses dinamika kerjasama. Ketika
International Journal of komunikasi dalam bentuk formal yang sering
Information Management 34 dilakukan lewat dokumen dan tulisan, akan
(2014) 770–779 banyak menyita waktu dan biaya.
6. HUM2 - Abdel Hamid. 1989. "A Study of Pelatihan tim Pelatihan bagi anggota Ketika anggota proyek yang lama
Human Staff Turnover, Acquisition, And baru baru dilakukan oleh memberikan pelatihan kepada anggota baru,
Resource Assimilation and Their Impact on anggota lama. maka kontribusi anggota lama terhadap
Management Software Development Cost and kinerja proyek akan menurun karena waktu
Schedule". Journal of Management untuk melatih. Disamping itu, anggota baru
Information Systems, Vol. 6, No. 1 pun belum bisa berproduksi untuk proyek
(Summer, 1989), pp. 21-40. ketika pelatihan memerlukan waktu
tergantung pada kemampuan individu
anggota baru.
21
Tabel 2.2, lanjutan
No KODE - REFERENSI JURNAL INDIKATOR/ PERNYATAAN Definisi Indikator/Variabel
KONSEP VARIABEL KUESIONER
7. HUM3 - Human Abdel-Hamid, T.K. 1992. Suksesi Terjadi suksesi Peran manajer proyek dan manajemen-atas yang
Resource "Investigating the impacts of kepemimpinan pada manajer telah mengerti seluk-beluk proyek adalah peran
Management managerial turnover/succession of proyek, atau sangat penting agar proyek dapat selesai tepat
software project performance". sponsor proyek. waktu dan anggaran. Bila terjadi pergantian pada
Journal of Management peran tersebut, sedikit atau banyak pasti akan
Information Systems Vol. 9, No. 2, berpengaruh kepada jadwal dan biaya proyek.
(fall 1992) pp. 127-144.
8. HUM4 - Human M. André et al. 2011. "Formal Masalah Terjadi masalah Ketimpangan dalam pembagian tugas kepada
Resource model for assigning human Penugasan dalam internal tim anggota tertentu menyebabkan masalah internal
Management resources to teams in software karena anggota tim. Ketimpangan dapat berupa
projects". Information and ketimpangan penugasan pada orang yang salah, atau penugasan
Software Technology 53 (2011) (kesalahan) dalam berlebih kepada orang yang tepat (overload).
259–275. pembagian tugas.
9. INT1 - Harris, M.L, Collins, R.W., and Kemampuan Manajer proyek Lingkungan proyek penuh dengan ketidakpastian,
Integration Hevner, A.R. Manajer Proyek tidak mampu baik dari segi sumber daya manusia, kemampuan
Management "Control of Flexible Software menangani bekerja-sendiri namun terhubung satu dan yang
Development Under Uncertainty". lingkungan proyek lainnya, serta ketidakpastian dari sisi permintaan
Information Systems Research, Vol. yang tidak pasti. customer. Kondisi tersebut perlu dilihat secara
20, No. 3, Flexible and Distributed integral oleh manajer proyek. Disamping itu,
Information Systems Development manajer proyek perlu memiliki kemampuan untuk
(September 2009), pp. 400-419 mengendalikan keadaan tersebut dengan cara
memilih metode kendali (control method) yang
tepat.
22
Tabel 2.2, lanjutan
23
Tabel 2.2, lanjutan
No KODE - REFERENSI JURNAL INDIKATOR/ PERNYATAAN Definisi Indikator/Variabel
KONSEP VARIABEL KUESIONER
13. INT5 - Patanakul , P. et al. "How project Strategi Proyek Tata-kelola proyek Pentingnya manajemen proyek untuk selaras
Integration strategy is used in project tidak disesuaikan dengan strategi bisnis yang menghendaki
Management management-Cases of new product dengan strategi bisnis dijalankannya proyek. Bila strategi bisnis
development and software (seperti: keunggulan contohnya adalah 'time-to-market' maka
development projects". Journal of produk, atau time-to- manajemen proyek harus membuat
Engineering and Technology market). keputusan tentang pekerjaan agar tujuan
Management 29 (2012) 391–414 'time-to-market' harus terlaksana.
14. PRO1 - Heemstra, F.J. 1992. "Software cost Price-to-win Terjadi perilaku Tender yang melibatkan banyak vendor
Procurement estimation". Butterworth-Heinemann 'under-estimate' oleh mempengaruhi prilaku ingin menang oleh
Management Ltd Vol 34 No 10 October 1992. vendor untuk vendor. Ketika customer memiliki anggaran
memenangkan tender. tertentu yang menjadi acuan hitungan, maka
vendor akan berusaha mendekati hitungan
biaya pada anggaran tersebut agar dapat
dipilih sebagai pemenang tender.
Dampaknya adalah vendor tidak melakukan
perhitungan secara hati-hati (under-estimate)
ketika pekerjaan sebenarnya ternyata lebih
besar dari perkiraan.
15. PRO2 - Sommerville, I. 2004, Software Proses Terjadi selisih yang Sponsor proyek (buyer) melakukan
Procurement Engineering Edition 7.Pearson Penganggaran jauh antara anggaran perkiraan anggaran untuk proyek
Management Education Ltd p-620. buyer dengan harga berdasarkan pada besar permintaan. Ketika
oleh vendor. ditemui bahwa penawaran harga oleh vendor
memiliki selisih yang jauh dengan anggaran
sponsor proyek (buyer), berarti
menunjukkan indikasi adanya kesalahan
dalam anggaran oleh salah satu pihak.
Sumber: Ringkasan yang dibuat oleh peneliti
24
Tabel 2.2, lanjutan
25
Tabel 2.2, lanjutan
26
Tabel 2.2, lanjutan
27
Tabel 2.2, lanjutan
No KODE - REFERENSI JURNAL INDIKATOR/ PERNYATAAN Definisi Indikator/Variabel
KONSEP VARIABEL KUESIONER
25. TIM1 - Time Nidumolu, S. 1995. "The Effect of Ketergantungan Adanya permintaan Pendefinisian permintaan seringkali ditunda
Management Coordination and Uncertainty on Pada Pihak yang bergantung karena menyangkut pekerjaan oleh pihak ketiga.
Software Project Performance - Lain pada pekerjaan Perincian permintaan ditangguhkan karena
Residual Performance Risk as an pihak lain. bergantung pada system yang dilakukan pada
Intervening Variable". Information proyek lain oleh pihak ketiga. Client tidak
Systems Research, Vol. 6, No. 3 bersedia bila permintaan tersebut dikeluarkan
(September 1995), pp. 191-219 (out-of scope) dari cakupan walaupun dengan
batas waktu yang diberikan.
26. TIM2 - Time Jones, C. 2004. "Software Project Perencanaan Perencanaan proyek Perencanaan proyek seringkali memberikan
Management Management Practices - Failure versus Waktu tidak alokasi waktu untuk analisa kebutuhan yang
Success". mengantisipasi minim. Desain ingin segera dimulai secara paralel
Software Productivity Research LLC - perincian analisa meskipun rincian kebutuhan belum dapat
October 2004. kebutuhan. diselesaikan. Dampaknya adalah kemungkinan
pekerjaan desain yang berulang, bilamana terjadi
perubahaan permintaan ketika dirinci lebih lanjut.
1. YES/NO Yeo, K.T. 2002. “Critical failure factors Faktor Setujukah Anda bila proyek gagal diukur karena 'delay' atau kehabisan
in information system projects”. Sukses/Gagal anggaran?
International
Journal of Project Management Vol.20
2. YES/NO Savolainen, P et al. 2012. "Software Visi Proyek Setujukah Anda bahwa proyek harus terus dilanjutkan apapun risikonya,
development project success and failure karena sebagai penerapan visi/strategi bisnis?
from the suppliers perspective -A
systematic literature review".
International Journal of Project
Management 30 (2012) 458–469
Sumber: Ringkasan yang dibuat oleh peneliti
28
2.1.4.1 Konsep Tata-kelola Komunikasi (Communication Management)
proyek antar pemangku kepentingan lewat berbagai metode dan media secara efektif
(sesuai bentuk, waktu, dan penerima) serta efisien dengan memberikan hanya
Proyek sistem informasi tidak lepas dari adanya hubungan sosial dan politik
yang jika terganggu maka akan berpengaruh negatif pada keberhasilan proyek
(Leonard, 2013). Permindahan informasi juga tidak lepas dari dilematika keagenan
yang melahirkan asymmetric information dan terjadinya bias dalam laporan, terutama
ketika eskalasi masalah terjadi pada proyek. Manajemen-atas perlu membuat sebuah
anggotanya, dan manajemen-atas agar masalah pada proyek dapat disampaikan tanpa
ada rasa takut akan hukuman (Kundi et al, 2007), serta tidak perlunya manajer
menghindar dari persepsi buruk (Liang et al). Terhadap manajamen-atas, sikap positif
juga perlu ditunjukkan dengan menanggapi laporan masalah secara pro-aktif dan rasa
Budaya komunikasi yang baik, cara berinteraksi, dan hubungan sosial (formal
dan informal) yang lancar antar anggota tim proyek seperti bertukar dan berbagi
29
berbasis-proyek yang padat dengan pola kerjasama dan pertukaran-pengetahuan
(Nelson, 2005).
serta pada saat yang berbeda. Penetapan anggaran sebagai proses agregat dari total
biaya setiap aktifitas yang akan dijadikan pijakan biaya (cost baseline) untuk
Biaya adalah sesuatu yang ditentukan (given) sesuai dengan rencana total-
upaya dan sumber daya dalam nilai uang untuk memenuhi cakupan pekerjaan.
Kehabisan biaya sebagai salah satu alasan perusahaan menghentikan proyek sistem
segala kemungkinan risiko. Oleh sebab itu, manajer proyek harus memiliki keahlian
untuk menghadapi keadaan yang tidak dapat dihindari yaitu negosiasi (‘trade-off’)
antara biaya, waktu, dan cakupan pekerjaan, yang pada dasarnya adalah karena
tugas penting seperti tata-kelola pengetahuan yang merupakan aset penting terlebih
penting bagi efektifitas kerja proyek dan lebih jauh lagi adalah efektifitas organisasi
30
(Ajmal & Koskinen, 2008). Bagi perusahaan jasa perangkat lunak yang umumnya
pengetahuan baik yang bersifat tacit maupun eksplisit dokumen (Huber 1991, dalam
menarik dan melepas sumber daya manusia yang terbatas (scarce) ke/dari lingkungan
proyek yang dinamis (PMI Inc, 2013). Penambahan sumber daya manusia tidak lantas
individu serta waktu untuk pelatihan dan alih pengetahuan (M. André et al. 2011).
asimilasi personil mempengaruhi lama waktu proyek, serta dampak pada biaya yang
tak terduga. Produktifitas anggota baru yang rendah serta proses asimilasi yang
proyek (Abdel-Hamid, 1989). Bahkan lebih berpengaruh lagi, bila suksesi terjadi pada
manajer proyek. Oleh sebab itu, manajemen-atas perlu melakukan antisipasi terutama
Kesalahan dalam pemberian tugas dan masalah sosial antar tim proyek
teridentifikasi sebagai dua faktor penting yang mempengaruhi kesuksesan proyek (M.
André et al. 2011). Konflik sebagai hal yang tidak dapat dihindari dalam lingkungan
31
Dengan demikian, proses pertukaran pengetahuan dan keahlian antara anggota akan
terjalin dengan baik (PMI Inc, 2013), sehingga terciptanya sumber daya manusia
Berangkat dari teori dynamic capabilities dan control theory seorang manajer
proyek diharapkan dapat memilih metode pengembangan aplikasi dan metode kendali
yang sejalan dengan tingginya tingkat ketidakpastian pada lingkungan proyek (Harris
et al, 2009), serta tuntutan fleksibilitas dan kompleksitas sumber daya manusia seperti
(statement of work) dengan latar belakang kebutuhan bisnis, rencana strategis, kasus-
plan). Tata-kelola integrasi proyek dibangun melalui hubungan antar proses serta
konsolidasi dengan semua knowledge area lainnya (PMI, 2013). Tujuan utamanya
alternatif yang ada ketika interaksi proses antara knowledge area terjadi.
Umum sekali terjadi bahwa proyek berlangsung melebihi anggaran atau lewat
dari jadwal waktu yang direncanakan. Keadaan tersebut berdampak pada penilaian
bahwa proyek mengalami kegagalan secara proses (process failure) dari rencana
sasaran, harapan dan manfaat yang ingin dicapai (Yeo, 2002). Padahal, perkiraan awal
yang dibuat seringkali tidak sepenuhnya tepat, sedangkan manajer proyek ‘terpaksa’
32
berusaha mencapai sasaran yang tidak realistis tersebut. Rencana awal yang dibuat
atas dasar perkiraan mengenai sesuatu yang belum sepenuhnya jelas, sebaiknya tidak
dijadikan standar tunggal untuk mengukur kinerja manajer (Abdel-Hamid et al, 1999).
Dari sudut pandang vendor, persepsi tentang kesuksesan proyek adalah sangat
penting karena menyangkut reputasi dan hubungan bisnis jangka panjang, sehingga
ukuran keberhasilan seharusnya dilihat melalui visi bisnis yang lebih jauh (Patanakul
et al, 2012), dan proyek harus diselesaikan sebagai konsekuensi penerapan strategi
bisnis.
seperti metodologi untuk proyek dengan tingkat ketidakpastian dan perubahan yang
pengguna dalam mendefinisikan kebutuhan proyek berskala besar dan berisiko. Ferrat
maksud dan tujuan proyek serta usulan bentuk contoh/model hasil proyek.
Contoh/model tersebut dapat diambil dari best-practice yang telah banyak digunakan.
buruk pada proyek, antara lain mengenai kanal komunikasi dengan manajemen-atas
serta tingkat toleransi pemangku kepentingan terhadap risiko (PMI Inc, 2013).
33
melalui dukungan, motivasi, dan sikap yang toleran terhadap risiko yang dihadapi tim
strategi proyek yang harus sejalan dengan strategi bisnis seperti keunggulan produk,
(harapan) antara kebutuhan bisnis (business requirement) (Young & Jordan, 2008).
Kontrak kerja harus mencakup butir-butir pekerjaan yang cukup detil agar
mencolok dalam perkiraan biaya (atau penawaran harga) sebagai indikator kelemahan,
work). Kontrak juga menetapkan termin dan persyaratan yang dijadikan masukan oleh
metode perkiraan biaya yang sudah dikenal (Heemstra, 1992). Strategi tersebut tidak
sebagai acuan penawaran harga agar tepat pada angka tersebut (Sommervile, 2004).
34
Pembeli menetapkan termin dan persyaratan untuk melindungi mereka dari
risiko kegagalan proyek, terutama dalam hal pembayaran. Model termin pembayaran
kegiatan proyek (Clark & O’Connor, 2012), terutama terhadap pencapaian milestone
Biaya untuk menjamin mutu (cost of quality) adalah bentuk kebijakan investasi
Produk yang gagal tidak dapat memenuhi kriteria uji-terima oleh pengguna, atau tidak
(quality assurance) menunjukkan angka optimal pada 16% dari total proyek yang
merupakan sebuah pilihan kebijakan karena dampaknya terhadap total biaya proyek
(Abdel-Hamid, 1987).
suatu sebab yang memberikan dampak pada cakupan, jadwal, biaya, dan kualitas.
Proses mengenali risiko harus dilakukan terus-menerus, dan bila telah diketahui maka
35
harus ditanggapi dengan terencana (risk taking or risk avoidance), dan bila berdampak
negatif maka perlu diangkat menjadi sebuah isu proyek dalam bentuk daftar risiko
(risk register) dan laporan yang perlu dikomunikasikan secara terbuka dan jujur (PMI
Inc, 2013).
menanggapi risiko harus mencakup pengujian apakah rencana tindakan dapat berhasil
secara teknis, dan apakah hasilnya dapat diterima oleh pengguna (Keil, 1995).
Kegiatan tersebut harus dilakukan oleh manajer proyek secara menyeluruh dan
mendalam agar ditemukan strategi yang paling efektif untuk setiap risiko (Keil et al,
1998).
Dalam tata-kelola ini, perlu dibuat indikator dan metric untuk setiap risiko agar
dapat diketahui masih ada atau tidaknya risiko tersebut berdasarkan indikatornya,
pertemuan yang gagal (Kasser & William, 1998). Terlebih penting lagi indikator
dokumen kebutuhan, pijakan cakupan, serta daftar perubahan permintaan (PMI Inc,
36
2013). Cakupan pekerjaan merupakan topik paling penting karena sebagai dasar
bahwa dua buah proses yang paling strategis adalah mengelola permintaan pengguna,
serta memperkirakan dengan tepat sumber daya bagi permintaan tersebut. Adapun
menyangkut risiko berubahnya biaya dan jadwal yang perlu persetujuan kembali oleh
kebutuhan bisnis sebenarnya, termasuk seleksi atas fitur-fitur yang sangat diperlukan
saja, dan tidak larut pada emosi untuk menyenangkan pengguna dengan fitur yang
untuk mencapai keberhasilan, Simon (2011:17) dalam bukunya “Why new systems
fail” meberikan jawaban singkat bagi sekian banyak pertanyaan mengenai penyebab
kegagalan, yaitu “manusia (people)”, yang tidak lain adalah pemangku kepentingan
37
Gambar 2.3: The Relationship Between Stakeholders and the Project
Sumber: PMI Inc, PMBoK Guide (2013)
Di antara pemangku kepentingan tersebut ada yang secara aktif maupun pasif
hubungan baik dengan cara memberikan kepuasan dalam hal kebutuhan dan
permintaan yang sesuai dengan batasan proyek. Disamping itu, konflik kepentingan
tingkat otoritas mereka yang mempengaruhi kesuksesan proyek (PMI Inc, 2013).
Hasil studi oleh Nguyen (2006) menunjukkan implikasi praktis bagi manajer
proyek berupa perlunya membangun hubungan dan kepuasan dengan cara melibatkan
pemangku kepentingan sejak tahap paling awal, yaitu proses pendefinisian permintaan
dan pembatasannya agar tidak terjadi perubahan. Implikasi praktis tersebut sebagai
konsekuensi logis dari temuan bahwa para manajer proyek lebih memilih kriteria yang
38
secara urut yaitu: kepuasan pelanggan, kualitas pekerjaan, serta proyek yang tepat-
waktu dan sesuai-anggaran sebagai ukuran kinerja mereka. Pada urutan tersebut,
kepuasan pelanggan diletakkan sebagai kriteria pertama, yang tidak lain adalah
pemangku kepentingan.
terutama manajemen-atas dan sponsor proyek harus berlaku secara wajar, agar ketika
masalah kritis terjadi, mereka tetap harus melakukan tindakan korektif. Pengaruh
dukungan psikologis oleh manajemen-atas serta ditambah lagi dengan sifat perangkat
lunak yang intangible, menjadikan sulit bagi manajemen-atas untuk menilai kinerja
proyek yang sebenarnya berdasarkan laporan. Komitmen dan dukungan berlebih yang
tidak wajar terhadap proyek bermasalah seharusnya tidak terjadi (Keil et al, 1995).
terganggu ketika dokumen spesifikasi permintaan tidak selesai tepat waktu serta
Pada beberapa kasus, risiko perencanaan waktu yang salah dapat berakibat
momentum. Keterlambatan terjadi antara lain karena tidak adanya proses yang efektif,
39
masuknya anggota tim; serta minimnya waktu untuk kegiatan kendali dan uji mutu
(Jones, 2004).
kerja dari sistem komputer. Perangkat lunak komersial yang umumnya dikerjakan
untuk keperluan fungsi bisnis tertentu adalah perangkat lunak paket (package) yang
perbaikan kualitas.
40
Brown (2012) mengkategorikan perangkat lunak menjadi 2 jenis: perangkat
lunak aplikasi (application software) yang dibuat untuk membantu pengguna dalam
bisnis, dalam bentuk perangkat lunak paket package customized seperti CRM,
Accounting, ataupun off-the-shelf seperti Email dan sebagainya. Jenis kedua yaitu
System, Database, compiler, dan lainnya yang dibuat oleh perusahaan terbatas saja.
Penelitian ini difokuskan pada perangkat lunak jenis pertama, yaitu perangkat
yang ada, namun tetap memenuhi tuntutan hasil yang diinginkan baik dari segi
secara ringkas yaitu: (1) Pendefinisian kebutuhan (2) Konstruksi sistem dalam bentuk
41
Gambar 2.5: Fase dan Tahapan SDLC
Sumber: Managing Information Technoglogy (Brown 2012)
Beberapa metode lain yang banyak digunakan antara lain Metode Prototipe
kekurangan yang dipilih dan digunakan sesuai dengan karakteristik proyek dan
tantangannya. Penelitian ini tidak akan membahas secara mendalam setiap metode
yang ada, akan tetapi lebih pada aspek strategi manajemen proyek yang menentukan
42
AB III. METODE PENELITIAN
yang diangkat dari beberapa jurnal penelitian sebelumnya yang diuraikan pada Bab-II
menghasilkan data empiris, kemudian analisis induktif akan dilakukan terhadap data
responden berasal dari berbagai perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri.
43
3.3 Sampel Penelitian
belakang yang diharapkan. Komentar dan masukan pada pre-test tersebut yaitu agar
kuesioner diberikan penegasan tujuan penelitian serta pendefinisian istilah, dan usulan
tersebut di atas.
Data yang tidak benar (invalid) sebanyak 2 buah telah dikeluarkan yang
kemungkinan berasal dari sumber yang sama yaitu dengan indikasi berupa jawaban
yang identik (redundansi) yang mungkin terkirim dua kali pada waktu (menit) yang
sangat berdekatan.
44
3.5 Definisi Istilah/Operasional
Beberapa definisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini antar lain:
6. Manajemen Proyek Tata kelola proyek yang pada penelitian ini banyak
mengacu pada PM-BOK (Project Management
Body of Knowledge)
45
Variabel penelitian dibangun berdasarkan observasi pada jurnal-jurnal yang
Variabel penelitian dalam 26 indikator tersebut seperti yang dijelaskan dalam Bab II
pada konsep Project Management Body of Knowledge yang terdiri dari 10 Knowledge
Area. Pengelompokan akan dibentuk ulang melalui proses Analisa Faktor dengan
Pengukuran dilakukan terhadap hasil kuesioner yang terdiri dari 2 (dua) bentuk
pertanyaan, yaitu:
variabel, yaitu satu buah variabel terikat (dependent variable) serta 26 buah
ordinal.
Setuju (2), Netral (3), Setuju (4), dan Sangat Setuju (5).
46
2) Pertanyaan Tambahan yaitu kuesioner dengan bentuk tertutup (Ya/Tidak)
proyek, serta sikap yang perlu diambil manajemen terhadap proyek yang
jumlah yang lebih kecil yang membentuk kesamaan karakteristik ukuran yang
sejumlah gabungan variabel (komponen utama) yang akhirnya tidak saling berkorelasi.
Kombinasi gabungan variabel tersebut disebut dengan Factor yang akan terbentuk
secara urut mulai dari kombinasi linear terbaik (Cooper & Schindler, 2008:562), yang
sering juga disebut sebagai variabel laten (non-observable variable atau construct).
47
2) Uji Ukuran Kecukupan Sampel dengan nilai kecukupan berdasarkan pada
Eigenvalue >= 1.
regresi linear berganda dengan lebih dari satu independent variables. Analisa regresi
merupakan metode yang digunakan untuk memantau nilai pada independent variabel
untuk memperkirakan nilai dependent variable yang menghasilkan fungsi yang terdiri
dari beberapa predictors atau disebut model regresi dalam bentuk persamaan dengan
nilai-nilai koefisien regresi (slope and intercept) (Cooper & Schindler, 2008:519).
48
Alat bantu yang digunakan untuk menghasilkan laporan analisis data berupa
tabel-tabel dan gambar-gambar dilakukan dengan perangkat lunak SPSS versi 20 dan
Microsoft Excel.
Perbaikan data perlu dilakukan untuk menghindari ditolaknya data oleh SPSS
karena ketidaklengkapan isian untuk variabel yang menggunakan nilai ordinal dalam
skala Likert 1 s/d 5. Pada beberapa data dalam 26 variabel yang tidak diberikan nilai
oleh responden, maka akan ditandai terlebih dahulu kemudian dilengkapi dengan nilai
3 = Netral.
secara umum pada proses penelitian kualitatif (Cooper & Schindler, 2008:167):
49
Meneumukan Dilema Manajemen
Pengujian instrumen
Test Awal (pre-test) Perbaikan kuesioner
50
BAB IV. HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan hasil temuan serta proses analisis statistik berupa validasi,
korelasi, analisa faktor, serta regresi linear untuk menemukan jawaban atas pertanyaan
penelitian.
berdasarkan jawaban atas latar belakang mereka, seperti lama pengalaman kerja, peran
mayoritas responden yaitu 58 orang (64%) memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
51
Adapun latar belakang pengalaman responden untuk pertanyaan “Jabatan
sekarang dan yang pernah dijalani (bisa pilih lebih dari satu)”, tergambar pada grafik
di bawah ini:
52
tersebut memberikan kemampuan menjawab pertanyaan berdasarkan pengetahuan
menunjukkan adanya dukungan data yang diperoleh dari sampel dengan mayoritas
yaitu 87 orang (97%) mengakui telah mengalami masalah dalam proyek perangkat
lunak, yaitu:
Tidak 3
Ya 87
0 20 40 60 80 100
53
2) Terhadap 3 orang responden yang menjawab “Tidak” pernah mengalami
54
4.1.3 Penilaian Tingkat Masalah
perangkat lunak menurut Anda? (1= Tidak ada s/d 10= Sangat Banyak)”, hasil
menunjukkan bobot cenderung ke arah kanan yaitu masalah proyek perangkat lunak
Nilai tengah
organisasi yang dibedakan dalam vendor dan customer/user. Sebanyak 60% jawaban
pada kedua tipe organisasi. Gambar di bawah ini menunjukkan hasil tersebut untuk
55
Gambar 4.5: Tipe Organisasi Responden
Sumber: Laporan www.surveymonkey.com
56
Tabel 4.1, lanjutan
No Kode Pernyataan Mean Median Mode Std.
Dev.
8. HUM4 Terjadi masalah dalam internal tim karena 3.6 4 4 0.85
ketimpangan (kesalahan) dalam
pembagian tugas.
9. INT1 Manajer proyek tidak mampu menangani 4.0 4 4 0.87
lingkungan proyek yang tidak pasti.
10. INT2 Salah memilih metode untuk proyek 3.6 4 4 0.95
dengan tingkat perubahan permintaan
yang tinggi.
11. INT3 Customer tidak memiliki contoh konkrit 3.5 4 4 0.94
tentang hasil dari proyek yang akan
dibuat.
12. INT4 Tujuan proyek dianggap tidak realistik 3.5 4 4 0.97
oleh manajer proyek.
13. INT5 Tata-kelola proyek tidak disesuaikan 3.4 4 4 0.91
dengan strategi bisnis (seperti:
keunggulan produk, atau time-to-market).
14. PRO1 Terjadi perilaku 'under-estimate' oleh 4.1 4 5 1.03
vendor untuk memenangkan tender.
15. PRO2 Terjadi selisih yang jauh antara anggaran 3.5 4 3 0.97
buyer dengan harga oleh vendor.
16. QUA1 Anggaran untuk Quality Assurance sangat 3.6 4 4 0.87
terbatas.
17. RIS1 Manajemen-atas tidak toleran mengenai 3.6 4 4 0.95
kemungkinan/dampak risiko.
18. RIS2 Pengujian risiko tidak detil dan 3.9 4 4 0.79
menyeluruh di tahap awal.
19. RIS3 Tanggapan atas Risiko sering 4.0 4 4 0.81
menggantung tanpa tindakan.
20. SCO1 Manajemen-atas tidak terlibat langsung 3.9 4 4 0.86
dalam mengarahkan cakupan pekerjaan.
21. SCO2 Permintaan perubahan yang berdampak 4.0 4 4 0.78
pada biaya seringkali tidak disepakati
oleh client.
22. SCO3 Client seringkali meminta fitur-fitur yang 4.0 4 4 0.83
tidak berkaitan langsung dengan
kebutuhan bisnis.
23. STA1 Hubungan sosial dan politik dengan client 3.7 4 4 0.99
bermasalah.
Sumber: Pengolahan oleh peneliti dengan MS Excel
57
Tabel 4.1, lanjutan
No Kode Pernyataan Mean Median Mode Std.
Dev.
24. STA2 Rendahnya keterlibatan pengguna-kunci 4.3 4 5 0.92
(key user) saat requirement gathering.
25. TIM1 Adanya permintaan yang bergantung 3.7 4 4 0.86
pada pekerjaan pihak lain.
26. TIM2 Perencanaan proyek tidak mengantisipasi 3.8 4 4 0.75
perincian analisa kebutuhan.
Sumber: Pengolahan oleh peneliti dengan MS Excel
serta didukung oleh grafik batang yang condong ke arah kanan (Setuju=4, dan Sangat
keseluruhan nilai/skor jawaban variabel (90 sampel x 26 item) dalam grafik batang
memberikan indikasi bahwa sebagian besar 1135 (48,5%) responden “setuju” bahwa
58
Adapun grafik batang pada Gambar 4.7 untuk seluruh 26 variabel yang
responden yaitu ke arah atas (skor 3 – 5). Pada grafik dalam skala 0 - 100 akan lebih
tampak arah dominan jawaban tersebut pada variabel COM2, COM3, HUM4, RIS2,
59
Hasil lengkap statistik deskriptif terhadap 26 variabel di atas terdapat pada
yang sebagian besar berada di Jakarta. Responden memiliki latar belakang pekerjaan
sebagainya.
Pada penelitian sesaat ini dengan data yang terbatas, peneliti menggunakan
fungsi regresi hanya untuk mengambil model persamaan, tidak memperhatikan nilai
statistik R-square yang diharapkan akan meningkat sejalan dengan adanya data-data
dilakukan antara lain tes ketangguhan data (reliability), validitas, serta analisa faktor.
Metode analisa faktor eksploratif digunakan untuk mengurangi jumlah variabel yang
independent variable dengan 90 sampel data terdapat pada Lampiran 3, yang secara
60
1) Validitas Isi (content validity) instrumen kuesioner penelitian yang dijadikan alat
ukur terambil dari konsep dan ide yang terkait dengan penelitian sebelumnya yang
variable dengan sampel sebanyak 90 dengan nilai koefisien 0,842 yang berada
diantara 0,7 dan 0,9 sehingga keseluruhan item dianggap memiliki reliabilitas yang
koefisien korelasi dengan koefisien parsial, dengan hasil pada proses pertama
(N=26) nilai KMO = 0,676, dan pada proses kedua (N=25, variabel HUM2
4) Uji Bartlett's Test of Sphericity juga membuktikan tidak adanya matriks identitas
sehingga proses dapat dilanjutkan, yaitu dengan nilai mendekati 0 (Sig. = 0,000)
61
5) Uji Kecukupan dengan Anti-image Matrices dilakukan untuk menemukan variabel
dengan nilai “anti-image” < 0,5. Pada proses pertama, variabel HUM2 dengan
a
nilai (,448 ) atau di bawah 0,5, sehingga variabel tersebut dikeluarkan. Proses
berada > 0,5. Hasil proses pertama terdapat dalam Lampiran 3 Hasil Uji Validitas.
bertujuan untuk membentuk kelompok sub-faktor dilakukan melalui beberapa uji coba
Tabel 4.3 di bawah ini meringkas proses analisis komponen utama, sehingga
62
Tahapan berikutnya adalah interpretasi latent-variable (construct) melalui sub-
anggota faktor (sub-faktor), kemudian memberikan nama faktor sesuai dengan pola
pengaruh faktor tersebut terhadap dependent variabel yang dihasilkan oleh proses
regresi. Interpretasi terhadap factors loading sebagai proses yang subyektif mengingat
tidak mungkin dilakukan lewat perhitungan untuk memberikan ‘arti laten’ atas faktor.
Dengan alasan ini, analisa faktor sangat banyak digunakan pada tujuan eksplorasi
untuk mengurangi data dan menemukan konsep baru (Cooper & Schindler, 2008:565).
Muatan faktor ini terdiri dari beberapa sub-faktor dengan bobot variannya
sebagai berikut:
63
Faktor mempunyai hubungan POSITIF dalam model regresi, beberapa
indikator yang dapat menambah permasalahan proyek antara lain: (1) hubungan yang
tidak harmonis antara vendor dan client, (2) tingkat ketidak-hadiran pengguna kunci
pada kesempatan pertemuan penting, (3) aspek bersosialisasi manajer proyek yang
memimpin proyek. Didukung pula oleh data bahwa faktor kepemimpian paling sering
sebagai faktor penentu sukses atau gagalnya suatu proyek. Semakin besar keterlibatan
2006) bahkan lebih penting dibandingkan dengan bantuan manajemen berupa saran
perbaikan yang bersifat teknis maupun saran tentang tata-kelola proyek (Young, R.
Muatan varian (factor loading) untuk faktor bentukan pertama ini memiliki
bobot persentase sebesar 22,887% total variance explained dari total akumulasi
persentase sebesar 57,493% yang dapat dijelaskan oleh 6 faktor yang terbentuk.
64
4.3.2.2 Faktor Ketidak-pedulian akan Prinsip Keterbatasan Biaya (cost-impact
ignorance)
Muatan faktor ini terdiri dari beberapa sub-faktor dengan bobot variannya
sebagai berikut:
indikator yang dapat menambah permasalahan proyek antara lain: (1) seringnya terjadi
pihak lain, (3) sikap client yang selalu cenderung non-negotiable pada setiap
permintaan, (4) serta ketidak-pedulian pada prinsip keterbatasan biaya dan anggaran.
fungsi biaya (budget) dan jadwal (schedule) sebagai refleksi dan implikasi dari
akurat untuk mengukur beban biaya proyek perangkat lunak ketika permintaan bersifat
65
Beberapa masukan tambahan sebagai alternatif solusi dari responden, didapati
usulan perlu adanya biaya cadangan mengingat proyek adalah sebuah refleksi dari visi
dan strategi yang harus direalisasikan demi kepentingan bisnis (Pinto J.K, 2007) tidak
semata-mata terkunci hanya dalam batas biaya dan jadwal (Patanakul, P. et al., 2012)
terlebih lagi jika telah diperkirakan sejak awal bahwa proyek memiliki tingkat
ketidakpastian yang tinggi. Pandangan ini menjadi penting bila dilandaskan pada
prinsip bahwa proyek sebagai stepping-stone dalam mewujudkan visi dan strategi
bisnis perusahaan.
anggaran harus dibuat setepat mungkin, namun hal tersebut sulit dilakukan terlebih
bila dilakukan secara sepihak (Heemstra, 1992), terutama dalam konteks hubungan
client-vendor yang melalui proses tender dapat mengundang prilaku price-to-win oleh
vendor yang bersaing, terlebih lagi adakalanya terjadi selisih perkiraan anggaran yang
cukup jauh antara perkiraan yang dibuat oleh client dengan perkiraan vendor.
prioritas, serta penggunaan sunk-cost secara efisien dan efektif oleh manajer proyek.
66
4.3.2.3 Faktor Risiko Laten (latent risks) Terabaikan
Muatan faktor ini terdiri dari beberapa sub-faktor dengan bobot variannya
sebagai berikut:
indikator yang dapat menambah permasalahan proyek antara lain: (1) lambannya
keputusan menangani risiko dan isu proyek, (2) buruknya kualitas evaluasi terhadap
laporan proyek, (3) reaksi negatif manajemen terhadap hidden/implicit scope, (4) tidak
proses manajemen dalam menguji risiko dan kinerja proyek secara berkala, termasuk
sikap-tanggap atas risiko yang berdampak pada defisit anggaran proyek dan
67
4.3.2.4 Faktor Toleransi Jadwal
Muatan faktor ini terdiri dari beberapa sub-faktor dengan bobot variannya
sebagai berikut:
indikator yang dapat diperhatikan untuk mengurangi permasalahan proyek antara lain:
(1) jadwal proyek dibuat dengan cermat berdasarkan analisa kebutuhan dan risikonya,
(2) toleransi manajemen terhadap jadwal untuk kondisi yang tidak terduga.
mengenai risiko dan dampaknya ketika rincian analisis kebutuhan dihasilkan sejak
tahap awal. Hal ini sejalan dengan temuan yang dituliskan oleh Yeo (2002) tentang
adanya sikap mengganggap kecil (underestimate) proses analisis cakupan dan risiko di
tahap awal proyek. Risiko sebagai suatu yang harus disampaikan kepada orang yang
tepat dan waktu yang tepat, yaitu sesegera mungkin. Manajemen sepatutnya tidak
68
4.3.2.5 Faktor Psikologi Kegagalan (Pessimistic To Achieve)
Muatan faktor ini terdiri dari beberapa sub-faktor dengan bobot variannya
sebagai berikut:
indikator yang dapat menambah permasalahan proyek antara lain: (1) transisi
kepemimpinan/ suksesi, (2) anggaran dan jadwal yang dianggap tidak realistik untuk
mendukung hasil bagi strategi bisnis, (3) model konkrit output proyek tidak tergambar
peralihan kepemimpinan (Abdel-Hamid, T.K., 1992) terlebih lagi pada kualitas proyek
69
4.3.2.6 Faktor Komunikasi Tidak Efektif
Muatan faktor ini terdiri dari beberapa sub-faktor dengan bobot variannya
sebagai berikut:
indikator yang dapat menambah permasalahan proyek antara lain: (1) komunikasi
antar pemangku kepentingan yang kaku (formal-mode), (2) komunikasi penting yang
setiap jenjang fungsi dan jabatan. Pada komunikasi di tingkat tinggi, efektifitas muatan
informasi menjadi keharusan, agar efek negatif persepsi terhadap perangkat lunak
yang invisible dapat dikurangi. Masalah yang sering menyebabkan komunikasi yang
information antara pelaksana dan sponsor proyek (Keil, M., et al., 2000).
70
4.3 Bahasan Tujuan Penelitian Kedua
sebuah model persamaan untuk membuat perkiraan Tingkat Masalah pada proyek
perangkat lunak, maka teknik regresi linear berganda akan digunakan terhadap lebih
“Tingkat Masalah (PROBLEM WEIGHT)” yang dinilai oleh responden dalam bentuk
skala ordinal (1 s/d 10), melalui pertanyaan: “Secara rentang (interval), berapa banyak
permasalahan dalam proyek perangkat lunak menurut Anda? (1= Tidak ada s/d 10=
Sangat Banyak)”. Lihat grafik pada Bab ini dalam sub-judul “Pengetahuan Tentang
71
Analisis nilai statistik seperti “R-square” tidak dikemukakan untuk pencapaian
tujuan penelitian manajerial ini, disamping sifat penelitian yang sesaat. Fungsi regresi
yang dijalankan hanya untuk menghasilkan bentuk model persamaan dan nilai
intercept dan slope (coefficient). Hasil SPSS lengkap dari proses ini berada di
sebagai berikut:
Model Evaluasi dalam simulasi perkiraan dengan empat nilai yaitu minimum,
maksimum, ideal, dan ekstrim yang dihasilkan berdasarkan data penelitian sesaat
untuk memperkirakan Tingkat Masalah (skala 1 s/d 10) pada proyek perangkat lunak.
Sasaran yang perlu dicapai oleh manajemen adalah menguranginya dari skala
nilai konstan 6,744 menjadi skala nilai ideal 3,5 dengan memperhatikan faktor-faktor
72
4.4 Analisis Isi Jawaban (Content Analysis)
berupa pertanyaan tertutup (Ya/Tidak) yang diakhiri dengan tambahan komentar yang
kesuksesan (profitability) proyek berdasarkan pada biaya dan jadwal, sebagai alat ukur
yang lebih mudah dilakukan dibandingkan ukuran kualitas yang biasanya diwakili
kesuksesan proyek berubah sepanjang waktu. Pada tahun 1960, kesuksesan diukur
dengan kriteria teknis yaitu apakah perangkat lunak tersebut dapat digunakan atau
tidak. Beberapa waktu belakangan sekitar tahuan 1980, ukuran kesuksesan dibuat
berdasarkan 3 buah kriteria, yaitu tepat-waktu, sesuai anggaran, serta kualitas sesuai
survei menunjukkan jawaban yang hampir seimbang. Meskipun berarti juga adanya
keinginan yang berbeda dari responden terhadap penggunaan ukuran sukses atau
73
Jawaban Jumlah
Tidak menjawab 1
Ya 47
Tidak 42
TOTAL 90
Sumber: Hasil proses oleh peneliti
Hal lainnya yaitu terdapat beberapa komentar tambahan dari responden yang
telah menjawab baik “Setuju (Ya)” ataupun “Tidak Setuju (Tidak)”, yang terlampir
sebagai berikut:
74
value yang diharapkan terhadap proyek strategis. Komentar ini searah
bermasalah.
Ketika sebuah proyek dianggap telah melewati jadwal yang diharapkan, atau
bervariasi.
75
Gambar 4.9: Prosentasi Respon Status Kelanjutan
Sumber: Hasil proses oleh peneliti
baik “Setuju (Ya)” ataupun “Tidak Setuju (Tidak)”, terlampir pada Lampiran 7 -
Komentar Tambahan Responden. Analisis isi jawaban atas komentar tersebut antara
lain:
ketika tidak ada harapan yang jelas untuk keberhasilan, yaitu terhadap
atas pertanyaan terbuka mengenai masukan lain terkait dengan penelitian ini.
Penelitian.
76
Secara ringkat analisis terhadap isi jawaban adalah sebagai berikut:
terfokus pada:
77
b. Komitmen dan kelenturan manajemen-atas terutama dalam dua hal
lebih lanjut.
78
4.5 Implikasi Manajerial
Proyek perangkat lunak penuh dengan dinamika yang disebabkan oleh sifat
alamiah perangkat lunak yang intangible dan invisible yang sebagian besar output
pekerjaan adalah buah karya akal dan pikiran manusia yang terpengaruh oleh berbagai
faktor internal maupun eksternal. Mengutip tulisan yang dibuat oleh K.T. Yeo (2002)
yang menyatakan kesan serupa mengenai dilemma yang perlu dipahami oleh setiap
pemangku kepentingan:
Implikasi yang dapat dipetik dari penelitian manajerial ini berupa hal-hal yang
79
Pemimpin yang simpatik diharapkan dapat menjaga komitmen dan
uncertainty yang tinggi pada proyek strategis bagi client maupun vendor.
melalui proses analisa risiko yang rinci di tahap awal. Faktor munculnya
analisa risiko yang rinci di tahap awal proyek. Manajer proyek perlu
80
4) Menyelaraskan bisnis dengan proyek untuk mencapai tujuan yang
realistis, serta gagalnya sinergi antara tujuan bisnis dan adopsinya dalam
visi proyek. Rencana proyek yang dibuat atas dasar perkiraan sebaiknya
tidak dijadikan standar tunggal untuk mengukur kinerja manajer. Hal ini
5) Membuat pola komunikasi informal yang produktif antara tim proyek dan
tim bisnis, di luar kanal komunikasi formal yang sudah ada. Faktor
Komunikasi internal tim proyek dengan tim bisnis yang tidak efektif
81
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
kegagalan proyek perangkat lunak, serta implikasinya bagi dunia praktis dan peran
manajerial seperti yang tertuang pada Implikasi Manajerial di bagian akhir Bab IV.
b) Model evaluasi untuk menurunkan masalah dari nilai 6,744 menjadi nilai
ideal 3,5 dengan mengambil langkah perbaikan pada proyek sesuai bahasan
5.2 Saran
yang perlu dilanjutkan untuk mendapatkan data time-series yang lebih lengkap
agar model evaluasi proyek perangkat lunak dapat dilakukan proses regresi lebih
menemukan persepsi responden terhadap masalah proyek dengan nilai yang lebih
82
DAFTAR PUSTAKA
Abdel Hamid. (1989). A Study of Staff Turnover, Acquisition, And Assimilation and
Their Impact on Software Development Cost and Schedule. Journal of
Management Information Systems, 6(1):21-40.
Brown, C.V., DeHayes, D.W., Hoffer, J.A., Martin, E.W. 2012. Managing
Information Technology 7th Edition. Prentice Hall Publisher.
83
Clarke, P., O’Connor, R.V. (2012). The situational factors that affect the software
development process: Towards a comprehensive reference framework.
Information and Software Technology, 54:433–447.
Ferrat T.W. , Ahire, S. Prabuddha De. (2006). Achieving Success in Large Projects -
Implications from a Study of ERP Implementation. Interfaces, 36(5):458-469.
Fred R.D. (2011). Strategic management: concepts and cases 13th edition. Pearson
Education, Inc., published by Prentice Hall.
Harris, M.L, Collins, R.W., and Hevner, A.R. (2009). Control of Flexible Software
Development Under Uncertainty. Information Systems Research, 20(3):400-419,
Flexible and Distributed Information Systems Development.
Islam, S., Mouratidis, H. & Weippl, E.R. (2014). An empirical study on the
implementation and evaluation of a goal-driven software development risk
management model. Information and Software Technology 56:117–133.
Kasser, J.E., William, V.R. (1998). Whad do you mean you cannot tell me if my
project is in trouble?. Reprinted from FESMA 98.
Keil, M., Mann, J., & Rai, A. (2000). Why Software Projects Escalate: An Empirical
Analysis and Test of Four Theoretical Models. MIS Quarterly 24(4):631-664.
84
Keil, M., Cule, P.E., Lyytinen, K., & Schmidt, R.C. (1998). A Frameworks identifying
Software Project Risk. Communications of The ACM November, 41(11).
Keil, M. (1995). Pulling the Plug - Software Project Management and the Problem of
Project Escalation. MIS Quarterly, 19(4):421-447.
Kundi, G.M., Nawaz, & A., Shah, B. (2007). De-Escalating The IT Projects. Journal
of Information Systems and Technology Management, 4(3):325-332.
Liang, TP., Yen, NS., Kang T.C., & Li YW. (Unknown-year). Escalation of
Commitment in Software Projects An Examination of Two Theories. Internet
searching.
André, M, Baldoquín, M.G, Acuna, S.T. (2011). Formal model for assigning human
resources to teams in software projects. Information and Software Technology
53:259–275.
Nelson, R.R. (2005). Project Retrospective: evaluating project success failure and
everything in between. MIS Quarterly Executive 4(3).
85
Nidumolu, S. (1995). The Effect of Coordination and Uncertainty on Software Project
Performance - Residual Performance Risk as an Intervening Variabel.
Information Systems Research, 6(3):191-219.
Porter, M.E., Millar, V.E. (1985). How Information Gives You Competitive
Advantage. Harvard Business Review Reprint 85415.
Savolainen, P et al. (2012). Software development project success and failure from the
suppliers perspective: A systematic literature review. International Journal of
Project Management, 30:458–469.
Cooper, D.R, Schindler, P.S. (2008). Business Research Methods, Tenth Edition.
McGraw Hill.
Yeo, K.T. (2002). Critical failure factors in information system projects. International
Journal of Project Management 20.
86
Young, R. Jordan, E. (2008). Top management support: Mantra or necessity?
International Journal of Project Management doi:10.1016/ j.ijproman.
2008.06.001.
87
LAMPIRAN 1. ONLINE SURVEY
i. URL: Www.SurveyMonkey.Com
88
ii. Www.SurveyMonkey.Com (lanjutan)
89
iii. Www.SurveyMonkey.Com (lanjutan)
90
LAMPIRAN 2. STATISTIK DESKRIPTIF 26 VARIABEL
91
ii. Sebaran Jawaban & Statistik Deskriptif
Jawaban dalam Skala Likert (1-Sangat Tidak Setuju, 2-Tidak Setuju, 3-Netral, 4-
Pilihan COM1 COM2 COM3 COS1 HUM1 HUM2 HUM3 HUM4 INT1 INT2 INT3 INT4 INT5 PRO1 PRO2 QUA1 RIS1 RIS2 RIS3 SCO1 SCO2 SCO3 STA1 STA2 TIM1 TIM2
1 0 0 0 2 0 2 1 0 1 0 2 2 2 2 2 0 2 1 0 0 0 0 2 2 1 1
2 4 2 6 10 10 25 11 14 5 17 12 16 14 7 11 10 10 5 6 8 4 5 9 4 7 5
3 3 3 20 22 16 35 30 15 13 17 23 20 29 9 32 27 26 12 11 13 15 15 21 5 24 13
4 46 58 49 36 46 24 40 54 45 44 43 43 39 31 31 40 39 57 50 48 48 44 38 37 45 60
5 37 27 15 20 18 4 8 7 26 12 10 9 6 41 14 13 13 15 23 21 23 26 20 42 13 11
Total 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Confd.
Descriptive Std Std. Sample Largest Smallest
Mean Median Mode Kurtosis Skewness Range Min Max Level
Statistic Error Dev. Variance (1) (1)
(95.0%)
COM1 4.29 0.08 4 4 0.74 0.54 2.07 -1.21 3 2 5 5 2 0.15
COM2 4.22 0.06 4 4 0.61 0.38 2.43 -0.76 3 2 5 5 2 0.13
COM3 3.81 0.08 4 4 0.79 0.63 0.05 -0.48 3 2 5 5 2 0.17
COS1 3.69 0.11 4 4 1.01 1.03 -0.24 -0.53 4 1 5 5 1 0.21
HUM1 3.8 0.09 4 4 0.89 0.79 -0.24 -0.57 3 2 5 5 2 0.19
HUM2 3.03 0.1 3 3 0.91 0.82 -0.53 0.12 4 1 5 5 1 0.19
HUM3 3.48 0.09 4 4 0.86 0.75 -0.14 -0.36 4 1 5 5 1 0.18
HUM4 3.6 0.09 4 4 0.85 0.71 -0.23 -0.72 3 2 5 5 2 0.18
INT1 4 0.09 4 4 0.87 0.76 1.01 -0.93 4 1 5 5 1 0.18
INT2 3.57 0.1 4 4 0.95 0.9 -0.78 -0.4 3 2 5 5 2 0.2
INT3 3.52 0.1 4 4 0.94 0.88 -0.06 -0.57 4 1 5 5 1 0.2
INT4 3.46 0.1 4 4 0.97 0.95 -0.42 -0.51 4 1 5 5 1 0.2
INT5 3.37 0.1 4 4 0.91 0.82 -0.22 -0.43 4 1 5 5 1 0.19
PRO1 4.13 0.11 4 5 1.03 1.06 0.91 -1.22 4 1 5 5 1 0.22
PRO2 3.49 0.1 4 3 0.97 0.95 -0.33 -0.23 4 1 5 5 1 0.2
QUA1 3.62 0.09 4 4 0.87 0.75 -0.55 -0.23 3 2 5 5 2 0.18
RIS1 3.57 0.1 4 4 0.95 0.9 -0.05 -0.48 4 1 5 5 1 0.2
RIS2 3.89 0.08 4 4 0.79 0.62 2.07 -1.08 4 1 5 5 1 0.16
RIS3 4 0.09 4 4 0.81 0.65 0.58 -0.79 3 2 5 5 2 0.17
SCO1 3.91 0.09 4 4 0.86 0.73 0.14 -0.7 3 2 5 5 2 0.18
SCO2 4 0.08 4 4 0.78 0.61 0.23 -0.58 3 2 5 5 2 0.16
SCO3 4.01 0.09 4 4 0.83 0.69 0.03 -0.63 3 2 5 5 2 0.17
STA1 3.72 0.1 4 4 0.99 0.99 -0.06 -0.6 4 1 5 5 1 0.21
STA2 4.26 0.1 4 5 0.92 0.84 2.86 -1.6 4 1 5 5 1 0.19
TIM1 3.69 0.09 4 4 0.86 0.73 0.32 -0.56 4 1 5 5 1 0.18
TIM2 3.83 0.08 4 4 0.75 0.57 2.41 -1.17 4 1 5 5 1 0.16
92
LAMPIRAN 3. HASIL UJI VALIDITAS
93
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation if Item Deleted
QUA1 94.33 98.270 .457 .493 .837
RIS1 94.39 98.150 .417 .538 .838
RIS2 94.07 99.748 .416 .692 .839
RIS3 93.96 99.324 .430 .498 .838
SCO1 94.04 100.402 .336 .546 .841
SCO2 93.96 99.144 .461 .622 .837
SCO3 93.94 100.840 .323 .505 .842
STA1 94.23 98.271 .387 .553 .840
STA2 93.70 96.999 .500 .643 .835
TIM1 94.27 99.703 .378 .424 .840
TIM2 94.12 100.333 .397 .555 .839
94
Tabel: Uji Kecukupan dengan Anti-image Matrices (dengan HUM2)
Anti-image Matrices
COM1 COM2 COM3 COS1 HUM1 HUM2 HUM3 HUM4 INT1 INT2 INT3 INT4 INT5 PRO1 PRO2 QUA1 RIS1 RIS2 RIS3 SCO1 SCO2 SCO3 STA1 STA2 TIM1 TIM2
a
Anti-image COM1 .739 -.288 -.201 -.109 -.096 .062 -.063 -.084 -.090 .040 .156 .019 .132 -.332 .016 .056 .015 -.237 -.150 .109 -.036 .071 .028 .051 -.041 .133
Correlation COM2 -.288 .575
a
-.019 .111 -.258 -.011 .148 .128 .076 -.225 .020 .117 .145 .029 .065 -.162 -.002 .307 -.060 -.179 -.009 -.053 -.245 -.080 .001 -.200
a
COM3 -.201 -.019 .713 .080 -.101 -.228 -.063 -.069 -.132 .191 -.265 -.102 .066 .033 -.260 .060 .032 -.181 -.055 -.256 .053 -.176 .012 .271 -.154 -.133
a
COS1 -.109 .111 .080 .659 .147 .127 -.248 -.123 .024 .053 .003 -.280 .011 .241 -.263 -.032 -.136 .177 -.028 .021 -.284 -.093 -.194 .075 -.010 -.011
HUM1 -.096 -.258 -.101 .147 .665a -.052 -.065 .005 -.184 -.038 .311 -.271 -.201 .183 -.040 .066 .020 .032 -.044 .114 .094 -.166 .048 -.225 -.078 .001
HUM2 .062 -.011 -.228 .127 -.052 .448a -.294 .001 .360 -.048 -.027 .036 .011 .005 .130 -.323 .111 -.074 .149 -.106 .008 .006 -.123 .123 -.064 .125
HUM3 -.063 .148 -.063 -.248 -.065 -.294 .590a -.074 -.017 -.092 -.041 .121 -.242 -.005 .177 .024 .147 .105 -.060 -.185 .107 -.081 .030 -.057 -.106 .100
HUM4 -.084 .128 -.069 -.123 .005 .001 -.074 .765 a -.085 -.270 .066 .075 .086 .028 .016 -.190 -.053 .119 .009 -.043 .215 .029 -.152 -.225 -.110 -.177
INT1 -.090 .076 -.132 .024 -.184 .360 -.017 -.085 .587 a -.212 -.148 .218 -.058 -.058 .182 -.353 .235 .060 .107 -.186 -.055 .210 -.274 -.046 -.041 .136
INT2 .040 -.225 .191 .053 -.038 -.048 -.092 -.270 -.212 .646a -.215 -.174 -.097 .186 -.067 .048 .089 -.294 -.171 .056 -.321 .042 .117 .246 -.048 .032
INT3 .156 .020 -.265 .003 .311 -.027 -.041 .066 -.148 -.215 .620 a -.153 -.095 -.086 -.144 .088 -.033 .060 .042 .166 .284 -.289 -.068 -.159 .005 -.140
INT4 .019 .117 -.102 -.280 -.271 .036 .121 .075 .218 -.174 -.153 .629a -.207 -.179 .209 -.153 -.023 .195 -.087 -.143 .061 .184 -.081 .001 .036 .013
INT5 .132 .145 .066 .011 -.201 .011 -.242 .086 -.058 -.097 -.095 -.207 .820a -.159 -.167 -.106 -.176 .037 -.043 -.032 -.080 .001 -.232 .091 .082 -.333
PRO1 -.332 .029 .033 .241 .183 .005 -.005 .028 -.058 .186 -.086 -.179 -.159 .752 a -.306 .020 -.056 .177 -.064 -.136 -.167 -.022 -.085 -.254 -.051 .074
PRO2 .016 .065 -.260 -.263 -.040 .130 .177 .016 .182 -.067 -.144 .209 -.167 -.306 .719a -.249 .063 .051 -.049 -.059 -.136 .088 -.057 -.043 -.043 .296
QUA1 .056 -.162 .060 -.032 .066 -.323 .024 -.190 -.353 .048 .088 -.153 -.106 .020 -.249 .626 a -.343 .008 -.026 .221 .093 -.228 .212 -.085 .172 -.089
RIS1 .015 -.002 .032 -.136 .020 .111 .147 -.053 .235 .089 -.033 -.023 -.176 -.056 .063 -.343 .645 a -.406 .113 -.196 .058 .075 -.049 .154 -.405 .065
RIS2 -.237 .307 -.181 .177 .032 -.074 .105 .119 .060 -.294 .060 .195 .037 .177 .051 .008 -.406 .619a -.252 -.106 -.053 -.056 -.269 -.350 .302 -.224
RIS3 -.150 -.060 -.055 -.028 -.044 .149 -.060 .009 .107 -.171 .042 -.087 -.043 -.064 -.049 -.026 .113 -.252 .812 a -.228 .163 -.060 .131 -.185 -.020 .121
SCO1 .109 -.179 -.256 .021 .114 -.106 -.185 -.043 -.186 .056 .166 -.143 -.032 -.136 -.059 .221 -.196 -.106 -.228 .633a -.161 .097 .334 .023 .208 -.164
SCO2 -.036 -.009 .053 -.284 .094 .008 .107 .215 -.055 -.321 .284 .061 -.080 -.167 -.136 .093 .058 -.053 .163 -.161 .664 a -.443 -.045 .000 -.232 -.223
SCO3 .071 -.053 -.176 -.093 -.166 .006 -.081 .029 .210 .042 -.289 .184 .001 -.022 .088 -.228 .075 -.056 -.060 .097 -.443 .591a .172 -.127 -.015 .243
STA1 .028 -.245 .012 -.194 .048 -.123 .030 -.152 -.274 .117 -.068 -.081 -.232 -.085 -.057 .212 -.049 -.269 .131 .334 -.045 .172 .670a -.201 .012 .137
STA2 .051 -.080 .271 .075 -.225 .123 -.057 -.225 -.046 .246 -.159 .001 .091 -.254 -.043 -.085 .154 -.350 -.185 .023 .000 -.127 -.201 .747 a -.115 -.176
TIM1 -.041 .001 -.154 -.010 -.078 -.064 -.106 -.110 -.041 -.048 .005 .036 .082 -.051 -.043 .172 -.405 .302 -.020 .208 -.232 -.015 .012 -.115 .666a -.128
TIM2 .133 -.200 -.133 -.011 .001 .125 .100 -.177 .136 .032 -.140 .013 -.333 .074 .296 -.089 .065 -.224 .121 -.164 -.223 .243 .137 -.176 -.128 .668 a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
95
Anti-image Matrices
COM1 COM2 COM3 COS1 HUM1 HUM3 HUM4 INT1 INT2 INT3 INT4 INT5 PRO1 PRO2 QUA1 RIS1 RIS2 RIS3 SCO1 SCO2 SCO3 STA1 STA2 TIM1 TIM2
Anti-image COM1 .735a -.288 -.192 -.118 -.093 -.047 -.085 -.121 .043 .158 .017 .131 -.333 .008 .080 .008 -.234 -.162 .117 -.037 .070 .036 .044 -.037 .127
Correlation COM2 -.288 .570a -.022 .114 -.259 .151 .128 .086 -.225 .020 .117 .145 .029 .067 -.175 -.001 .307 -.059 -.181 -.008 -.053 -.248 -.079 .001 -.200
COM3 -.192 -.022 .704 a .113 -.116 -.139 -.071 -.055 .185 -.279 -.097 .070 .035 -.239 -.014 .060 -.204 -.022 -.289 .057 -.179 -.017 .309 -.173 -.108
COS1 -.118 .114 .113 .656a .155 -.222 -.124 -.023 .060 .006 -.287 .009 .242 -.284 .009 -.152 .189 -.048 .035 -.288 -.095 -.182 .060 -.002 -.027
HUM1 -.093 -.259 -.116 .155 .666 a -.084 .005 -.178 -.041 .311 -.269 -.201 .184 -.033 .052 .026 .028 -.036 .110 .094 -.165 .042 -.220 -.081 .008
HUM3 -.047 .151 -.139 -.222 -.084 a -.077 .100 -.111 -.051 .138 -.249 -.003 .227 -.078 .189 .087 -.018 -.227 .114 -.082 -.006 -.023 -.131 .145
.533
a
HUM4 -.085 .128 -.071 -.124 .005 -.077 .761 -.091 -.270 .066 .075 .086 .028 .016 -.200 -.053 .119 .010 -.043 .215 .029 -.153 -.227 -.111 -.179
INT1 -.121 .086 -.055 -.023 -.178 .100 -.091 .655 a -.209 -.148 .220 -.066 -.064 .147 -.269 .211 .093 .057 -.159 -.062 .223 -.248 -.098 -.019 .099
a
INT2 .043 -.225 .185 .060 -.041 -.111 -.270 -.209 .645 -.216 -.172 -.097 .187 -.061 .034 .095 -.298 -.166 .051 -.321 .042 .112 .255 -.051 .038
INT3 .158 .020 -.279 .006 .311 -.051 .066 -.148 -.216 .617a -.152 -.095 -.085 -.141 .083 -.030 .058 .046 .164 .284 -.289 -.072 -.157 .004 -.137
INT4 .017 .117 -.097 -.287 -.269 .138 .075 .220 -.172 -.152 .626 a -.208 -.180 .206 -.150 -.027 .199 -.093 -.140 .061 .184 -.077 -.004 .038 .008
INT5 .131 .145 .070 .009 -.201 -.249 .086 -.066 -.097 -.095 -.208 .817a -.159 -.170 -.109 -.178 .038 -.045 -.031 -.080 .001 -.233 .090 .083 -.337
PRO1 -.333 .029 .035 .242 .184 -.003 .028 -.064 .187 -.085 -.180 -.159 .749a -.310 .023 -.057 .178 -.066 -.136 -.168 -.022 -.085 -.256 -.051 .074
PRO2 .008 .067 -.239 -.284 -.033 .227 .016 .147 -.061 -.141 .206 -.170 -.310 .727a -.221 .049 .062 -.070 -.046 -.139 .087 -.042 -.060 -.035 .284
QUA1 .080 -.175 -.014 .009 .052 -.078 -.200 -.269 .034 .083 -.150 -.109 .023 -.221 .692a -.326 -.016 .024 .199 .101 -.238 .184 -.048 .160 -.052
RIS1 .008 -.001 .060 -.152 .026 .189 -.053 .211 .095 -.030 -.027 -.178 -.057 .049 -.326 .656a -.402 .098 -.186 .058 .075 -.036 .143 -.401 .052
RIS2 -.234 .307 -.204 .189 .028 .087 .119 .093 -.298 .058 .199 .038 .178 .062 -.016 -.402 .617a -.244 -.115 -.052 -.056 -.281 -.345 .298 -.217
RIS3 -.162 -.059 -.022 -.048 -.036 -.018 .010 .057 -.166 .046 -.093 -.045 -.066 -.070 .024 .098 -.244 .825a -.216 .164 -.062 .152 -.207 -.011 .105
SCO1 .117 -.181 -.289 .035 .110 -.227 -.043 -.159 .051 .164 -.140 -.031 -.136 -.046 .199 -.186 -.115 -.216 .636a -.161 .098 .325 .036 .203 -.153
SCO2 -.037 -.008 .057 -.288 .094 .114 .215 -.062 -.321 .284 .061 -.080 -.168 -.139 .101 .058 -.052 .164 -.161 .661a -.443 -.045 -.001 -.232 -.226
SCO3 .070 -.053 -.179 -.095 -.165 -.082 .029 .223 .042 -.289 .184 .001 -.022 .087 -.238 .075 -.056 -.062 .098 -.443 .581a .174 -.128 -.015 .244
a
STA1 .036 -.248 -.017 -.182 .042 -.006 -.153 -.248 .112 -.072 -.077 -.233 -.085 -.042 .184 -.036 -.281 .152 .325 -.045 .174 .681 -.189 .004 .155
a
STA2 .044 -.079 .309 .060 -.220 -.023 -.227 -.098 .255 -.157 -.004 .090 -.256 -.060 -.048 .143 -.345 -.207 .036 -.001 -.128 -.189.740 -.108 -.194
TIM1 -.037 .001 -.173 -.002 -.081 -.131 -.111 -.019 -.051 .004 .038 .083 -.051 -.035 .160 -.401 .298 -.011 .203 -.232 -.015 .004-.108 .669a -.121
TIM2 .127 -.200 -.108 -.027 .008 .145 -.179 .099 .038 -.137 .008 -.337 .074 .284 -.052 .052 -.217 .105 -.153 -.226 .244 .155-.194 -.121 .677a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
96
LAMPIRAN 4. ANALISA KOMPONEN UTAMA
97
ii. Perbandingan auto 8 komponen versus manual 6 dan 7 komponen
Tabel: Loading factor 8 komponen
8 Komponen (N=25)
98
Tabel: Loading factor 6 komponen
6 Komponen (N=25)
a
Total Variance Explained Rotated Component Matrix
Compone Extraction Sums of Rotation Sums of Squared
nt Initial Eigenvalues Squared Loadings Loadings Component
% of Cumulativ % of Cumulativ % of Cumulativ
Total Variance e% Total Variance e% Total Variance e% 1 2 3 4 5 6
1 5.722 22.887 22.8875.722 22.887 22.887 2.755 11.018 11.018 STA1 .788
2 2.397 9.590 32.4762.397 9.590 32.476 2.612 10.448 21.466 STA2 .635
3 1.868 7.470 39.9461.868 7.470 39.946 2.592 10.369 31.834 INT1 .594
4 1.666 6.663 46.6101.666 6.663 46.610 2.300 9.199 41.034 HUM4 .508
5 1.415 5.659 52.2691.415 5.659 52.269 2.112 8.447 49.481 QUA1
6 1.306 5.224 57.4931.306 5.224 57.493 2.003 8.012 57.493 SCO2 .782
7 1.164 4.658 62.151 TIM1 .639
8 1.022 4.086 66.237 COS1 .616
9 .989 3.955 70.192 SCO3 .596
10 .921 3.684 73.877 PRO2 .569
11 .864 3.454 77.331 RIS3 .694
12 .745 2.979 80.310 COM3 .633
13 .678 2.710 83.020 SCO1 .587
14 .618 2.471 85.491 COM1 .582
15 .562 2.246 87.737 PRO1 .450 .540
16 .503 2.011 89.749 TIM2 .751
17 .464 1.856 91.605 RIS1 .672
18 .422 1.688 93.293 RIS2 .464 .652
19 .354 1.417 94.710 HUM3 .690
20 .330 1.320 96.031 INT4 .570
21 .231 .926 96.957 INT5 .407 .524
22 .209 .834 97.791 INT3 .442
23 .201 .802 98.593 HUM1 .687
24 .190 .760 99.353 COM2 .684
25 .162 .647 100.000 INT2 .432
Extraction Method: Principal Component Analysis. Extraction Method: Principal Component
Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser
a. Rotation converged in 17 iterations.
99
iii. Interpretasi Faktor Laten
Tabel: Interpretasi FaktorLaten
S ub - Ko d e Ind ik a to r P e rny a ta a n Bo b o t Fa k to r La te n
Fa c to r V a ria n ( c o ns truc t)
1a STA1 Hubungan Sosial Politik Hubungan sosial dan politik dengan client 0.788 Kepemimpan Non-
1b STA2 Keterlibatan Pemangku bermasalah.keterlibatan pengguna-kunci (key user)
Rendahnya 0.635 Simpatik
Kepentingan saat requirement gathering. (sympathetic leadership
1c INT1 Kemampuan Manajer Manajer proyek tidak mampu menangani lingkungan 0.594 problem)
Proyek proyek yang tidak pasti.
1d HUM4 Masalah Penugasan Terjadi masalah dalam internal tim karena 0.508
ketimpangan (kesalahan) dalam pembagian tugas.
1e QUA1 Anggaran QA Anggaran untuk Quality Assurance sangat terbatas. <0.5
2a SCO2 Perubahan Permintaan Permintaan perubahan yang berdampak pada biaya 0.782 Ketidak-pedulian akan
seringkali tidak disepakati oleh client. Prinsip Keterbatasan
Biaya
2b TIM1 Ketergantungan Pada Adanya permintaan yang bergantung pada pekerjaan 0.639 (Cost-base Unconcerned)
Pihak Lain pihak lain.
2e PRO2 Proses Penganggaran Terjadi selisih yang jauh antara anggaran buyer 0.569
dengan harga oleh vendor.
3a RIS3 Tanggapan atas Resiko Tanggapan atas Resiko sering menggantung tanpa 0.694 Resiko Laten (Latent Risk)
tindakan. Terabaikan
3b COM3 Laporan Kinerja Manajemen tidak menguji keakuratan laporan kinerja 0.633
3c SCO1 Arahan Cakupan proyek.
Manajemen-atas tidak terlibat langsung dalam 0.587
Pekerjaan mengarahkan cakupan pekerjaan.
3d COM1 Masalah Proyek Masalah dan resiko proyek tidak disampaikan 0.582
3e PRO1 Price-to-win Terjadi perilaku 'under-estimate' oleh vendor untuk 0.540
memenangkan tender.
4a TIM2 Perencanaan Waktu Perencanaan proyek tidak mengantisipasi perincian 0.751 Toleransi Jadwal
analisa kebutuhan.
4b RIS1 Toleransi Manajemen Manajemen-atas tidak toleran mengenai 0.672
kemungkinan/dampak resiko.
4c RIS2 Pengujian Resiko Pengujian resiko tidak detil dan menyeluruh di tahap 0.652
5a HUM3 Suksesi kepemimpinan Terjadi suksesi pada proyek manajer, atau sponsor 0.690 Psikologi Kegagalan
5b INT4 Tujuan Tidak Realistis Tujuan proyek dianggap tidak realistik oleh manajer 0.570 (Pessimistic To Achieve)
5c INT5 Strategi Proyek Tata-kelola proyek tidak disesuaikan dengan strategi 0.524
bisnis (seperti: keunggulan produk, atau time-to-
5d INT3 Model Hasil Customer tidak memiliki contoh konkrit tentang hasil <0.5
dari proyek yang akan dibuat.
6a HUM1 Komunikasi internal tim Komunikasi verbal tim internal proyek tidak lancar. 0.687 Komunikasi Tidak Efektif
6b COM2 Perencanaan Komunikasi Kesepakatan rencana komunikasi (communication 0.684
plan) tidak berjalan efektif.
6c INT2 Metodologi Proyek Salah memilih metode untuk proyek dengan tingkat <0.5
perubahan permintaan yang tinggi.
100
LAMPIRAN 5. REGRESI LINEAR BERGANDA
b
Model Summary
a. Predictors: (Constant), REGR factor score 6 for analysis 5, REGR factor score 5 for
analysis 5, REGR factor score 4 for analysis 5, REGR factor score 3 for analysis 5, REGR
factor score 2 for analysis 5, REGR factor score 1 for analysis 5
b. Dependent Variable: PROBLEM_WGHT
a
ANOVA
Total 377.122 89
a
Coefficients
REGR factor score 1 for analysis 5 .211 .218 .102 .967 .336
REGR factor score 2 for analysis 5 .261 .218 .127 1.199 .234
REGR factor score 3 for analysis 5 .182 .218 .088 .835 .406
REGR factor score 4 for analysis 5 -.357 .218 -.173 -1.636 .106
REGR factor score 5 for analysis 5 .031 .218 .015 .142 .887
REGR factor score 6 for analysis 5 .148 .218 .072 .681 .498
101
LAMPIRAN 6. KOMENTAR TAMBAHAN RESPONDEN
102
ii. Komentar Tindakan Terhadap Proyek Bermasalah
Tabel: Komentar Status Kelanjutan Proyek
No YA TIDAK
1. Yg paling kritikal utk di-asses adl pd Kecuali jika komitmen bersama dibuat.
tahap awal pengambilan keputusan utk
membeli software. Saat proyek sudah
diputuskan untuk dijalankan, maka harus
dituntaskan
2. Jika proyek tersebut akan berdampak Kalau proyek masalah akan berulang maka
pada kelangsungan bisnis perusahaan dihentikan saja.
dimasa mendatang, maka proyek harus
dilanjutkan.
3. Kendali resiko perlu diperhatikan Kalau resikonya terlalu besar buat company
sebaiknya jangan dilanjutkan
4. Tidak perlu, itu tergantung dari Stack
Holder, jika dirasa sudah dangat rugi atau
project diluar expectasi, salah satu stak
holder dapat menghentikan project. selama
hl ini tertera pada contract agreement antara
customer dan vendor/supplier.
5. Tergantung kesepakatan
103
No Komentar Tambahan
7. Keberhasilan dari sebuah project development lebih kepada komunikasi yang baik dan
management komitmen.
8. Keputusan kelanjutan proyek yang bermasalah harus didasari pada justifikasi biaya yang
detil - misal melalui Cost Benefit Analysis. Meskipun sebuah proyek itu dinilai strategis,
tapi kalau biaya untuk melanjutkan proyek itu lebih besar dari nilai keuntungan yang akan
diperoleh, sebaiknya proyek itu dihentikan. Peran Project Management Office (PMO)
sangatlah penting dalam sebuah organisasi untuk memberikan masukan terhadap proyek
yang sekarang berjalan atau akan berjalan - apakah diteruskan (commit), dihentikan (kill)
atau direstrukturisasi (transform).
9. Dalam proyek implementasi System Integration IT, kendala yang sering menjadi momok
adalah: - informasi terhadap existing system tidak dikuasai dengan akurat ( vendor
menggampangkan atau end-user malas memberikan data yang detil) - perubahan spek saat
tes UAT atau Design Review karena adanya permintaan tambahan dari user - hubungan
sosial dan kerjasama antara tim proyek dan tim business user tidak selaras dan kompak Ke
3 alasan utama di atas seringkali tidak didukung dengan fleksibilitas tambahan anggaran dan
tambahan waktu dari pemilik proyek (end-user).
10. Kesuksesan proyek diukur dari aspek berikut : 1. Tercapainya kepuasan pelanggan 2.
Tercapainya qualitas yang dijanjikan 3. On bugdet 4. On schedule 5. On scope 6. Meet or
exceed stakeholder expectation.
11. Menurut saya, ada beberapa masukan kenapa Perangkat Lunak sering gagal dalam
implementasi: 1. HW yg di gunakan tidak sepenuhnya mendukung dari SW yg akan di
gunakan, salah mendimensi HW 2. Salah menghitung data input yg akan diprocess terhadap
dimensi HW 3. Salah metode pengolahan data, terhadap flow SW yg di buat, sehingga
memakan resources terlalu banyak 4. SW belum di test, atau tidak pernah di test di Lab;
test yg sebaiknya dilakukan di lab adalah; Stress Test, Load Test, negative test, etc 5. SW
belum sempurna tapi harus di install karena tengat waktu 6. Team tidak available saat di
butuhkan 7. Team implemntasi tidak mendapat informasi yg jelas dan lengkap dari
pengembang(Developer) kira-2 itu tambhaan dari saya; Thanks, <nama dihilangkan>
12. Intinya dalam suatu proyek , antara vendor dengan client/user tidak boleh ada gap. Pada saat
proyek sudah berjalan maka kedua belah pihak harus mempunyai kesamaan persepsi dan
tujuan. Bahwa sekarang sudah dalam satu kapal/satu team yang mempunyai goal yang sama.
Meskipun mempunyai fungsi masing2.
13. Project merupakan tanggung jawab seluruh pihak baik stakeholder maupun shareholder dan
tidak semata2 dibebankan pada seorang Project Manager
14. Seringkali proyek diinisiasi tanpa business case yg jelas dan terukur sehingga sebelum,
selama dan setelah proyek berlangsung pengukuran benefits dari proyek susah diterapkan.
Selain itu, pengelolaan project stakeholders ditataran strategic dan operasional yang tidak
secara serius diterapkan akan menghambat keberhasilan proyek.
15. "Requirement" untuk mengerti kemauan customer adalah step yang sangat menentikan
sukses tidaknya projek.
16. Proyek Perangkat Lunak ataupun proyek di bidang lainnya secara general harusnya dianggap
sebagai "Business Project", sehingga pengukuran tingkat keberhasilannya lebih kebaga
104
No Komentar Tambahan
seberapa besar values yang bisa ditambahkan terhadap customer/owner of the project, tidak
hanya berdasarkan schedule atau budget. Dan karena business terus berjalan serta berubah,
kadang perlu dilakukan penyesuaian dalam perjalanan suatu proyek. Yang ekstrimnya bisa
saja suatu proyek dihentikan karena values yang akan diberikan sudah tidak inline terhadap
business ke depan.
17. Dalam hal vendor, kesalahan-kesalahan banyak terjadi dari fakstor eksternal dan tidak
semata-mata kesalahan pelaksana project. Diantaranya adalah senior manajemen vendor
yang kurang memiliki concern terhadap utilisasi dan kinerja tim delivery dan kurangnya
mekanisme bagi orang delivery untuk melakukan cross check terhadap risiko yang umumnya
terjadi saat draft kontrak masih berada dalam fase engagement.
18. Didalam pengelolaan proyek hal penting yang harus dilakukan adalah komunikasi yang baik
secara internal team dan external team. Keluwesan manajer proyek sangat dibutuhkan dalam
pengelolaan proyek.
19. Sering project harus lanjut dengan semua tambahan biaya dan resikonya karena sifatnya
strategis. Yg lebih penting bagaimana recovery plan nya.
20. Proyek bermasalah atau beresiko tinggi sebaik nya dikomunikasikan atau disepakati dengan
memecah scope menjadi beberapa fase menghindarkan kegagalan yang kurang perlu.
21. Manajemen atas berperan besar.
22. Belum ada konteks leadership.
105