Anda di halaman 1dari 2

Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa dan diare merupakan dua


keadaan yang hampir selalu terjadi
bersamaan pada anak. Pemahaman kedua
hal tersebut penting untuk mendapatkan tata
laksana yang optimal.

Diare

Secara umum seorang anak (kecuali bayi di


bawah usia 2 bulan) dikatakan menderita
diare bila frekuensi BAB bertambah dari
biasanya (>3 kali/hari) dengan konsistensi
tinja cair. Data epidemiologi memperlihatkan
bahwa rotavirus (60%) merupakan penyebab
tersering diare akut pada anak usia di bawah 3 tahun.

Pencernaan dan penyerapan laktosa

Laktosa adalah sumber karbohidrat terpenting dalam ASI dan susu formula.
Hampir semua laktosa yang masuk usus halus dihidrolisis (dipecah) menjadi
glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase yang terdapat pada mikrovili epitel
usus halus. Hasil hidrolisis akan diserap dan masuk ke dalam aliran darah
sebagai nutrisi. Pada diare (terutama akibat rotavirus) terjadi kerusakan
mikrofili sehingga enzim laktase terganggu dan berkurang.

Intoleransi laktosa

Intoleransi laktosa adalah gejala klinis akibat tidak terhidrolisnya laktosa


secara optimal di dalam usus halus akibat enzim laktase yang berkurang.
Gejala klinis yang diperlihatkan yaitu diare profus, kembung, nyeri perut,
muntah, sering flatus, merah di sekitar anus, dan tinja berbau asam.

Tata laksana

Sebagian besar diare pada anak self-limited diseases, sehingga jangan


terburu-buru memberikan antibiotik dan mengubah diet. Tatalaksana utama
adalah mencegah dehidrasi dan gangguan nutrisi.

Langkah optimal tata laksana diare

1. Pemberian cairan rehidrasi oral (CRO) hipotonik


2. Rehidrasi cepat (3-4 jam)
3. ASI harus tetap diberikan
4. Realimentasi segera dengan makanan sehari-hari
5. Susu formula yang diencerkan tidak dianjurkan
6. Susu formula khusus diberikan sesuai indikasi
7. Antibiotik hanya berdasarkan indikasi kuat.

Kapan diperlukan susu formula khusus ?

ASI harus terus diberikan selama diare, karena selain memenuhi kebutuhan
nutrisi anak, ASI juga mengandung zat zat kekebalan terutama untuk saluran
cerna yang sangat dibutuhkan untuk penyembuhan diare yang sedang
berlangsung. Kandungan tersebut tidak terdapat pada susu formula. Pada
bayi yang oleh karena sesuatu sebab tidak dapat mendapat ASI secara
ekslusif, maka pertimbangan penggantian susu juga harus dilakukan secara
rasional.

Pertimbangan penggantian susu formula selama diare akut (diare kurang dari
7 hari), sebagai berikut :

1. Diare tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan-sedang : susu formula


normal dilanjutkan
2. Diare tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan-sedang dengan gejala
klinis intoleransi laktosa yang berat (selain diare) dapat diberikan susu
formula bebas laktosa.
3. Diare dengan dehidrasi berat diberikan susu formula bebas laktosa
4. Pemberian susu formula untuk alergi pada anak dengan diare akut
tanpa jelas petanda alerginya adalah tidak rasional.

Diare yang perlu dibawa segera ke dokter atau petugas kesehatan


terlatih

- Tidak terlihat perbaikan klinis dalam 3 hari


- BAB sangat sering dengan tinja sangat cair
- Muntah berulang-ulang
- Sangat haus sekali
- Makan dan minum sedikit
- Demam
- Tinja bercampur darah

Dr. Badriul Hegar, PhD. SpA(K)

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RS Dr. Cipto Mangunkusumo


Ikatan Dokter Anak Indonesia

Anda mungkin juga menyukai