Anda di halaman 1dari 6

BAB VII

KEANEKARAGAMAN ETNIS WILAYAH NUSANTARA

Indikator:

1. Mengklasifikasi keanekaragaman etnis

2. Menjelaskan keanekaragaman etnis dan kondisi penduduk

3. Menganalisis kondisi etnis dan penduduk Indonesia

A. Etnis Penduduk Nusantara

Etnis atau suku merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat

dibedakan dari kesatuanyang lain berdasarkan akar dan identitas

kebudayaan, terutama bahasa. Dengan kata lain etnisadalah kelompok

manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas tadi sering kali

dikuatkanoleh kesatuan bahasa (Koentjaraningrat, 2007). Dari pendapat

diatas dapat dilihat bahwa etnis ditentukan oleh adanya kesadaran

kelompok, pengakuan akan kesatuan kebudayaan dan juga persamaan asal-

usul. Wilbinson (Koentjaraningrat, 2007) mengatakan bahwa pengertian

etnis mungkin mencakup dari warna kulit sampai asal usus acuan

kepercayaan, status kelompok minoritas, kelas stratafikasi, keanggotaan

politik bahkan program belajar. Selanjutnya Koentjaraningrat (2007) juga

menjelaskan bahwa etnis dapat ditentukan berdasarkan persamaan asal-usul

yang merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan suatu ikatan.

1 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa etnis atau

suku merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat membedakan kesatuan

berdasarkan persamaan asal-usul seseorang sehingga dapat dikategorikan

dalam status kelompok mana ia dimasukkan. Istilah etnis ini digunakan

untuk mengacu pada satu kelompok, atau ketegori sosial yang perbedaannya

terletak pada kriteria kebudayaan.

Indonesia adalah negara terbesarke empat di dunia setelah

China, India dan Amerika Serikat. Indonesia memiliki 1.000 lebih etnis

dan subetnis(anggapan umum selama inihanya sekitar 300an). Dari

1.000 lebih ituhanya 15 etnis yang memiliki penduduk lebih dari satu juta

jiwa, selebihnya adalah etnis-etnis kecil yang berserakan dalam untaian

zamrud khatulistiwa. Dari mutiara ratusan etnis yang berserakan, yang

terbesaradalah Jawa dengan jumlah83,86juta jiwa atau 41,71% dari

total etnis diIndonesia. Kedua ditempati suku Sunda dengan

30,97juta jiwa atau15, 4 1 %. 13 be s ar l a inny a s ec ar a b er u r u

ta n adal ah Mel ayu ( 6 , 9 4 juta/3,45%), Madura (6,77juta/3,37%), Batak

(6,07j uta/3,02%), Min ang k a bau (5,47j

u t a/ 2 , 7 2 % ) , Be taw i ( 5 , 0 4 ju t a/ 2 , 5 1 %),

Bu g i s ( 5 , 0 1 juta/2,49%), Banten (4,11juta/

2,05%), Banjar (3,49 juta/ 1,74%), Bali (3,02 juta/

1,51%), Sasak (2,61juta/1,30%), Makasar (1,98juta/0,90%), Cirebon(1,89jut

a/0,94%), dan Tionghoa/Huldanalo (1,73juta/0,86%).

2 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


Isu tentang etnis di Indonesia erat kaitannya dengan keberagaman

suku, ras, dan budaya yang tersebar di Indonesia. Namun, pada kenyataannya

bahwa perbedaan di Indonesia masih menjadi sebuah masalah yang belum

dapat terselesaikan dengan baik. Bak dua sisi mata koin, keanekaragaman

budaya yang ada di Indonesia dapat menjadi kekuatan sekaligus bumerang

bagi bangsa ini. Salah satu etnis di Indonesia yaitu etnis Tionghoa. Berkaitan

dengan etnis Tionghoa di Indonesia banyak sekali terdapat persoalan, salah

satunya adalah persoalan mengenai “ketionghoaan” sebagai jati diri yang

dianggap bermasalah. Etnis Tionghoa merupakan kaum minoritas

dibandingkan dengan etnis lokal yang berada di Indonesia. Akibatnya, etnis

Tionghoa seringkali mengalami diskriminasi dari etnis lokal atau pribumi.

Pribumi yang secara harfiah dapat diartikan sebagai putra daerah. Istilah ini

mencerminkan semangat nasionalis bangsa Indonesia yang menekankan rasa

bangga terhadap tanah air mereka (Dawis, 2010: 15).

B. Suku bangsa Indonesia

Salah satu permasalahan kependudukan di Indonesia adalah

persebaran penduduk yang tidak merata. Dalam upaya pemerataan

penduduk dan pemerataan pembangunan, pemerintah melanjutkan program

yang pernah dilakukan oleh pemerintah colonial Belanda untuk memenuhi

kebutuhan tenaga perkebunan di pulau-pulau Indonesia yang masih jarang

penduduknya. Program kolonisasi yang pernah dilakukan oleh pemerintah

kolonial Belanda dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia dengan program

3 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


Transmigrasi. Program ini telah dilaksanakan utamanya pada era

pemerintahan Orde Baru dengan intensif (Tirtosudarmo, 2007).

Kebijakan pemerintah dalam upaya pemerataan penduduk dari pulau

yang padat penduduk menuju pulau yang berpenduduk jarang ini

berimplikasi pada komposisi penduduk yang menjadi lebih heterogen di

pulau tujuan. Pengiriman transmigran oleh pemerintah yang menyebabkan

komposisi penduduk daerah penerima menjadi lebih heterogen akan

menciptakan proses akulturasi budayasehingga terjadi variasi suku dan

struktur masyarakat. Oleh karena itu, heterogenitas suku cenderung akan

lebih banyak dijumpai di daerah-daerah yang memiliki sejarah program

transmigrasi. Selama ini Pulau Jawa adalah pulau dengan jumlah penduduk

terbesar dan paling maju.

Pulau Jawa merupakan pusat pembangunan dengan Jakarta sebagai

ibukota negara yang juga terletak di Pulau Jawa. Selain ibukota negara, Pulau

Jawa juga menjadi pusat kegiatan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.

Mobilitas penduduk luar Jawa menuju Pulau Jawa pun tinggi. Sebagai catatan,

tahun 1990, persentase penduduk Pulau Sumatera yang bermigrasi ke Jawa

adalah 90 persen dari total penduduk Pulau Sumatera yang melakukan

migrasi. Angka ini meningkat menjadi 91,3 persen tahun 2000. Bukti yang

lainnya adalah migran dari Pulau Kalimantan tahun 1990 sebesar 80 persen

menuju Pulau Jawa dan tahun 2000 persentasenya tetap tinggi, yakni 79,5

persen. Begitu pun halnya dengan pulau-pulau lainnya, seperti Sulawesi,

4 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


Maluku, dan Papua, persentase migran yang menuju Jawa juga relatif tinggi

(BPS, 2015).

Mencermati kecenderungan arus migrasi dari luar Pulau Jawa menuju

Pulau Jawa yang terus tinggi, maka heterogenitas penduduk di seluruh

wilayah Indonesia cenderung akan semakin heterogen. Hal ini bersifat timbal

balik dan saling dukung, dalam arti tidak hanya pulau di luar Jawa sebagai

tujuan transmigran, tetapi juga Pulau Jawa sebagai tujuan migrasi penduduk

luar Jawa. Tentu saja multikulturalisme akan terus berlangsung dan semakin

menguatkan perbedaan dalam persatuan Indonesia. Fakta ini menunjukkan

bahwa suku Jawa merupakan suku dominan di Indonesia yang tersebar di

seluruh wilayah Indonesia. Perlu disampaikan bahwa penentuan suku tahun

2000 tersebut dilakukan menggunakan pendekatan self identity.

BPS menggunakan prinsip self identity, yaitu prinsip penentuan suku

kepada setiap penduduk dengan memberikan hak sepenuhnya pada tiap

individu untuk menentukan sendiri suku yang sesuai. Penduduk diberikan

5 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


6 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai