Anda di halaman 1dari 71

KONSEP DASAR TEORI DIFERENSIAL DAN

PENERAPANNYA DALAM BISNIS DAN


EKONOMI

Tujuan Umum
Mempelajari perubahan variabel terikat perubahan variabel bebasnya, di mana perubahan
variabel bebasnya erupakan perubahan yang sangat kecil sekali. Juga dipelajari
perbandingan antara perubahan variabel terikat tersebut dengan perubahan variabel
bebasnya yang disebut “kuosien Difference”. Juga dipelajari kaidah-kaidah Diferensial
serta jenis-jenis diferensial yang terdiri atas Diferensial Biasa, Diferensial Parsial, dan
Diferensial berantai.

Tujuan Khusus
1. Mempelajari penerapan Diferensial Biasa seperti mencari laju pertumbuhan, fungsi
arjinal, menghitung elastisitas dan enghitung optiasi, seperti maksimasi pendapatan atau
miniasi biaya.
2. Mepelajari Penerapan Diferensial Parsial, seperti enghitung Price Elasticity of Deand,
Cross Elasticity of Demand, dan Income Elasticity of Demand. Menghitung Optimasi
untuk dua variabel serta mmencari Marginal Rate of Technical Substitusi.
3. Mempelajari Penerapan Diferensial Berantai seperti dalam fungsi produksi
menghitung Marginal Physical Product of Capital, Marginal Physical Product of Labor,
arginal Revenue Product of Capital dan Marginal Revenue Product of Labor.

1
1. KONSEP DASAR TURUNAN
Turunan (derivatif) membahas tingkat perubahan suatu fungsi
sehubungan dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang
bersangkutan. Turunan diperoleh dengan menentukan limit dari hasil bagi
diferensi, dimana : ∆x  0.
Y
Jika y = f ( x ), maka

X
Bentuk Δy / Δx merupakan hasil bagi perbedaan atau kousien diferensi
(difference quotient) yang menggambarkan tingkat perubahan variabel terikat
y terhadap variabel bebas x.

Jika y = f ( x ), maka turunan fungsinya adalah


∆y ∆s →0 ƒ(s+ ∆s)– ƒ(s)
lim ∆s →0 ∆s = lim ∆s

Matematika Ekonomi 2 11
2. KAIDAH DIFERENSIASI
Berikut ini kaidah diferensiasi dalam berbagai bentuk fungsi:
1. Diferensiasi fungsi konstanta
Jika y = k, dimana k adalah konstanta, maka y’ = 0
Contoh : y = 4 maka y’ = 0

2. Diferensiasi fungsi linear


Jika y = a + bx, dimana a adalah konstanta, maka y’ = b
Contoh : y = 25 + 12x maka y’ = 12

3. Diferensiasi fungsi pangkat


Jika y = axn, dimana a adalah konstanta, maka y’ = n.a xn-1
Contoh : y = 5x4 maka y’ = 5.4x4-1 = 20x3

4. Diferensiasi penjumlahan (pengurangan) fungsi


Jika y = u ± v dimana u = g(x) dan v = n (x), maka y’ = u’ ± v’
Contoh : y = 8x3 – 8x2
u = 8X3 , u’ = 8.3x3-1 = 24x2 v
= – 8x2, v’ = -8.2x2-1 = -16x
karena y’= u’ ± v’
maka y’ = 24x2 – 16x
5. Diferensiasi perkalian
a. Perkalian fungsi dan konstanta
Jika y = k . u , dimana u = g (x), maka y’= k . u’
Contoh : y = 8 . 7x2
u = 7x2 u’ = 7 . 2x = 14x
karena y’ = k . u’ maka y’ = 8 . 14x = 112x
b. Perkalian fungsi
Jika y = u.v , dimana u = g (x) dan v = h (x), maka y’ = u’.v + u.v’
Contoh: y = (2x6 – 2)(3x3 – 7)
u = (2x6 – 2) u’ = 2.6x6-1 = 12x5
v = (3x3 – 7) v’ = 3.3x3-1 = 9x2
karena y’ = u’.v + u.v’ maka

Matematika Ekonomi 2 11
y’ = (12x5)(3x3 – 7) + (2x6 – 2)(9x2)
= 36x8 – 84x5 + 18x8 – 18x2
= 54x8 – 84x5 – 18x2

6. Diferensiasi hasil bagi fungsi u’.v –


u.v’
Jika y = , dimana u = g (x) dan v = h (x), maka y’ = v2

Contoh : y = ( 9x2 – 5)
(4x3 – 6)

u = (9x2 – 5) u’ = 2.9x2-1 = 18x


v = (4x3 – 6) v’ = 3.4x3-1 = 12x2

karena y’ = u’.v – u.v’, maka:


v2

(18x)(4x3 – 6) – (9x2 – 5)(12x2)


y’ =

y’ =

y’ =

Matematika Ekonomi 2 11
(4x3

6
)2
72x4 – 108x
– 108x4 +
60x2
4x3

6
)
2

–36x4+
60x2 –108x
(16x6 –
48x3 + 36)

7. Diferensiasi fungsi komposisi (dalil rantai)


Jika y = f (u) sedangkan u = g (x) , dengan kata lain y = f [ g (x) ], maka
dy dy du

dx = du x dx
Contoh 1: y = (6x2 + 4)2
misalkan : u = 6x2 +4 , sehingga y = u2
dy
du
du = 2u
ds = 12x

Matematika Ekonomi 2 11
Maka dy = dy x du = 2u . 12x = 2 (6x2 + 4) (12x) = 144x3 + 96x
dx du dx

Contoh 2: y = √3x2 + 4x – 5
y = (3x2 + 4x - 5)1/2
misalkan : u = 3x2 + 4x -5 , sehingga y = u1/2
du = 6x + 4 dy = ½ u-1/2
ds du

dy dy du
Maka = x = ½ u-1/2. (6x + 4)
dx du dx

= ½ (3x2+ 4x -5)-1/2 . (6x + 4)


1 √3x2 1 x (6x + 4)
=2x + 4x – 5
6x + 4
= 2√3x2 + 4x – 5

8. Derivatif tingkat tinggi


Derivatif ke-n dari fungsi y = f (k) diperoleh dengan mendiferensiasikan
sebanyak n kali.
dny n dny
Derivatif ke-n dilambangkan dengan dxn atau f (x) atau dx
Contoh : y = 5x5 + 4x4 + 3x3 + 2x2 + x maka

y’ atau dy = 25x4 + 16x3 + 9x2 + 4x + 1


ds

y’’ atau d2y = 100x3 + 48x2 + 18x + 4 ………..dst


d2y

9. Diferensiasi implisif

Matematika Ekonomi 2 11
Adalah suatu metode diferensiasi dengan mendiferensiasikan f (x,y) = 0
suku demi suku dengan memandang y sebagai fungsi x, kemudian dari
persamaan tersebut ditentukan nilai dy/dx .
Contoh : xy2 - x2 + y = 0 didiferensiasikan terhadap x, maka :
1.y2 + x.2y dy – 2x + dy = 0
ds ds
dy = - y + 2x
2

( 2xy + 1 ) ds
–y2 + 2x
dy
ds =

Matematika Ekonomi 2 11
2xy + 1

Matematika Ekonomi 2 11
10. Derivatif fungsi logaritmik
dy 1

 y = ln x dx = x

y = ln u , dimana u = g (x)
dy du 1 uu

ds = ds . u=u

 y = alog x dy = 1
dx ln a
Contoh : jika y = ln ( 3 – 3x2 ) maka tentukan dy / dx
u = 3 – 3x2
du
ds = u’ = -6x
dy uu –6s
ds = u = 3– 3s2

11. Derivatif fungsi eksponensial

 y = ex dy = ex
dx

 y = ax dy = ax ln a
dx

12. Derivatif fungsi trigonometrik


Beberapa turunan fungsi trigonometrik yang penting adalah :
dy

 y = sin x = cos x
dx
dy
 y = cos x = - sin x
dx
dy
 y = tg x = sec2 x
dx
dy
 y = ctg x = - cosec2 x
dx

Matematika Ekonomi 2 11
dy
= sec x . tg x
 y = sec x dx
dy
= - cosec x . ctg x
 y = cosec x dx

1
Catatan: sec x =

cos x =

Matematika Ekonomi 2 11
cos
x
1
sin x

3. HUBUNGAN ANTARA FUNGSI DAN DERIVATIFNYA


3.1 Menentukan persamaan Garis singgung dan Garis Normal
Langkah – langkah untuk mencari Garis singgung dan Garis normal
adalah:
1. Tentukanlah titik singgung (xo , yo)
2. Cari koefisien arah m = f ‘ (x)
3. Cari Garis singgung dengan rumus : y - yo = m (x – xo)
–1
4. Cari Garis Normal dengan rumus : y - yo = m (x – xo)
* Catatan :
Garis Normal adalah garis yang tegak lurus pada Garis
Singgung kurva

Menentukan Keadaan Fungsi Menaik dan Fungsi Menurun


1. Fungsi y = f (x) monoton naik jika f’(x) > 0
2. Fungsi y = f (x) monoton turun jika f‘(x) < 0
3. Nilai stasioner
Jika diketahui y = f (x), maka pada f (x) = 0 , titik (x , y) merupakan Nilai
Stasioner

Matematika Ekonomi 2 11
Jenis – jenis Titik Stasioner adalah :
 Jika f (x) > 0, maka (x , y) merupakan titik balik minimum
 Jika f (x) < 0, maka (x , y) merupakan titik balik maksimum
 Jika f (x) = 0, maka (x , y) merupakan titik balik belok

Contoh :
Diketahui TR = 100Q - 5Q2 , tentukanlah nilai maksimum atau minimum dari
fungsi tersebut!
Jawab :
TR’ = 0
100 – 10Q = 0
10Q = 100 jadi Q = 10
TR’’ = -10 (TR’’ < 0, merupakan titik balik maksimum)
Nilai Maksimum TR = 100Q - 5Q2
= 100(10) - (10)2
= 900

4. PENERAPAN EKONOMI
ELASTISITAS
4.1.1 Elastisitas harga
Adalah perbandingan antara perubahan relatif dari jumlah dengan
perubahan relatif dari harga.
Untuk menentukan elastisitas harga, ada dua macam cara yang
digunakan yaitu:
1. Elastisitas titik (Point Elasticity)

2. Elastisitas busur
ƞ = ∆Q/ OQ ∙Elasticity)
Q =(Arc P
OP/ P OP Q
Merupakan elastisitas pada dua titik atau elastisitas pada busur kurva.

Matematika Ekonomi 2 11
Kelemahannya adalah timbulnya tafsiran ganda.

ElastisitasȠtitik
= P1 . ∆Q
dan busur dipakai untuk menghitung :
Q1 ∆P
a. Elastisitas . ∆Qpermintaan, ƞ d < 0 (negatif)
harga
Ƞ = P2
Q2 ∆P
b. Elastisitas harga penawaran,
Ƞ = (P1+P2)/ 2 . ∆Q
ƞ s > 0 (positif )
( Q1+Q2)/ 2 ∆P

Dari hasil perhitungan, nilai elastisitas akan menunjukkan :


a. |ƞ| > 1 elastis

b. |ƞ| < 1 inelastis

c. |ƞ| = 1 unitary elastis


d. |ƞ| = 0 inelastis sempurna

e. |ƞ| = ∞ elastis tak hingga

Elastisitas Permintaan
Adalah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya jumlah barang
yang diminta akibat adanya perubahan harga. Jika fungsi permintaan
dinyatakan dengan Qd = f(P), maka elastisitas permintaannya adalah

ƞd = Qd’ ∙ P
Qd

Contoh soal :
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Qd = 33 – 3P2.
Tentukanlah elastisitas permintaan pada saat P = 5/unit. Bagaimanakah sifat
elastisitasnya? Analisislah!

Diketahui : Qd = 33 – 3P2 Qd’ = -6P


P=5
Matematika Ekonomi 2 11
Ditanya : d?
Jawab :
ƞd = Qd’ ∙ P
Qd

ƞd = -6P ∙ P
33 – 3P2

ƞd = -6(5) ∙ 5
33 – 3(5) 2

ƞd = 3,57 elastis

Analisis :
Jadi besarnya elastisitas permintaan adalah 3,57 pada saat harga produk
sebesar Rp 5. Jika harga tersebut naik sebesar 1% maka barang yang
diminta akan turun sebanyak 3,57%.

Matematika Ekonomi 2 11
Elastisitas Penawaran
Adalah suatu koefisian yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah
barang yang ditawarkan berkenaan adanya perubahan harga. Jika fungsi
penawaran dinyatakan dengan Qs = f (P), maka elastisitas penawarannya:

Contoh soal : ƞs = Qs’ ∙ P


Q
Fungsi Penawaran suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Qs = -53 + 4P2.
Tentukan elastisitas penawaran pada saat harga Rp 3/ unit. Bagaimana sifat
elastis penawaran tersebut, analisislah !
Diketahui : Qs = -53 + 4P2
Qs’ = 8P
P = Rp 3/ unit
Ditanya : s?
Jawab :

ƞs = Qs’ ∙ P
Qc

ƞs = 8P ∙ P
–53+ 4P2

ƞs = 8(3) ∙ 3
–53+ 4(3) 2

ƞs = - 4,23 elastis

Analisis:
Jadi besarnya elastisitas penawaran adalah 4,23 pada saat harga produk
sebesar Rp 3. Jika harga tersebut naik sebesar 1% maka barang yang
ditawarkan akan bertambah sebanyak 4,23%

Matematika Ekonomi 2 1
Elastisitas Produksi
Adalah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah
keluaran (output) yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah masukan
(input) yang digunakan. Jika fungsi produksi dinyatakan dengan P= f(X),
maka elastisitas produksinya:

Contoh soal :
Diketahui Fungsi Produksi suatu barang
ƞp = P’ditunjukkan
∙X oleh P = 4X2 - 3X3.
P
Hitunglah elastisitas pada X = 4 unit dan analisislah !
Diketahui : P = 4X2 - 3X3
P’ = 8X - 9X2
X=4
Ditanya : p?
Jawab :

ƞp = P’ ∙ X
P

ƞp = 8X – 9X2 ∙ 4X2X– 3X3


8X2– 9X3
ƞp = 4X2– 3X3
8(4) 2 – 9(4) 3
4(4) 2 – 3(4) 3
ƞp =

ƞp = 3,5

Analisis :
Jadi elastisitas produksi sebesar 3,5 pada saat jumlah masukan produk
sebesar 4 unit.

Matematika Ekonomi 2 1
BIAYA
a. Biaya Total (TC)
Adalah seluruh biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi atau
memasarkan sejumlah barang atau jasa, baik yang merupakan biaya tetap
atau biaya variabel.
Dimana :
TC = Total cost TC = F(Q) atau TC = FC + VC
VC = Variabel cost
FC = Fixed cost
Q = Quantitas

b. Biaya Rata – rata (AC)


Adalah biaya per unit yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu
barang atau jasa pada tingkat produksi total.

AC = TC / Q
c. Biaya Marginal ( MC)
Adalah besarnya pertambahan biaya total yang dibutuhkan akibat
pertambahan hasil produksi satu unit pada suatu tingkat produksi tertentu.

Contoh soal :
MC = TC’ = OTC
O
Biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan mobil PT Honda di tunjukkan
oleh persamaan TC = 43Q3 + 35Q2 - 44Q + 45. Tentukanlah besarnya biaya
total, biaya rata-rata, dan biaya marginal pada saat kuantitas 4 unit? Berikan
analisisnya!

Matematika Ekonomi 2 1
Diketahui : TC = 43Q3 + 35Q2 - 44Q + 45
Q=4
Ditanya : TC, AC dan MC pada Q = 4?
Jawab :
TC = 43(4)3 + 35(4)2 – 44(4) + 45
= 2.752 + 560 – 176 + 45
= 3.181

AC = TC / Q
= 3.181 / 4
= 795,25

MC = TC’
= 129Q2 + 70Q - 44
= 129(4)2 + 70(4) - 44
= 2.064 + 280 - 44
= 2.300

Analisis:
Jadi pada saat perusahaan memproduksi sebesar 4 unit maka biaya total
yang dikeluarkan sebesar Rp 3.181 dengan biaya rata – rata sebesar Rp
795,25 dan biaya marginal Rp 2.300.

Matematika Ekonomi 2 1
PENERIMAAN
a. Penerimaan Total (TR)
Adalah total hasil penerimaan penjualan dari produk yang diproduksi.

TR = F(Q) = P ∙ Q
b. Penerimaan Rata – rata (AR)
Adalah hasil dari penerimaan per unit yang diperoleh dari penjualan
suatu barang/jasa pada kuantitas tertentu. Fungsi Average Revenue sama
dengan fungsi permintaan dari harga barang tersebut.

c. Penerimaan Marginal ( MR ) TR (P s Q)
AR = Q = Q =P
Adalah pertambahan hasil penerimaan yang diperoleh akibat
pertambahan penjualan atau unit barang/jasa pada suatu kuantitas tertentu.

∆T
MR = TR’ = ∆Q

Contoh Soal :
Fungsi permintaan perusahaan makanan ringan ditunjukkan oleh P = 45Q +
3. Bagaimanakah persamaan penerimaan totalnya? Berapakah besarnya
penerimaan total, penerimaan rata-rata, dan penerimaan marginal jika
penjualan sebesar 4 unit? Berikan analisisnya!
Diketahui : P = 45Q + 3
Q=4
Ditanya : Persamaan TR?
Besarnya TR, AR dan MR pada saat Q = 4?

Matematika Ekonomi 2 1
Jawab :
TR =PxQ
= (45Q + 3)Q
= 45Q2 + 3Q

Jika Q = 4, maka:
TR = 45(4)2 + 3(4)
= 720 + 12
= 732

AR = TR / Q
= 732 / 4 = 183

MR = TR’
= 90Q + 3
= 90(4) + 3
= 363

Analisis :
Jadi penerimaan total yang diterima perusahaan makanan ringan saat
penjualan 4 unit sebesar Rp 732 dengan penerimaan rata – rata sebesar Rp
183 dan penerimaan marginal sebesar Rp 363.

Matematika Ekonomi 2 1
LABA MAKSIMUM
Terdapat tiga pendekatan perhitungan laba maksimum yaitu :
1. Pendekatan Totalitas (Totality Approach)
2. Pendekatan Rata-Rata (Average Approach)
3. Pendekatan Marginal (Marginal Approach)
Pada bab ini kita hanya akan membahas perhitungan laba maksimum
dengan pendekatan marginal (Marginal Approach). Perhitungan laba
dilakukan dengan membandingkan Biaya Marginal (MC) dan Pendapatan
Marginal (MR). laba maksimum akan tercapai pada saat MR = MC.
Laba (n dibaca: phi) = TR – TC. Laba maksimum tercapai bila turunan
pertama fungsi (&n/&Q) sama dengan nol dan nilainya sama dengan nilai
turunan pertama TC (&TC/&Q atau MC ) sehingga MR – MC = 0. Dengan
demikian, perusahaan akan memperoleh laba maksimum (atau kerugian
minimum), bila ia berproduksi pada tingkat output di mana MR = MC.

Contoh soal:
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = -250Q +
20.000 dengan biaya variabel VC = 20Q2 – 2.000Q. Biaya tetap yang
dikeluarkan perusahaan sebesar 25.000. Tentukanlah pada tingkat penjualan
berapa perusahaan bisa mendapatkan laba maksimum dan berapakah
besarnya laba tersebut? Analisislah!
Diketahui : TC = VC + FC = 20Q2 – 2.000Q + 25.000
TR = P x Q = -250Q2 + 20.000Q
Ditanya : Q pada saat laba max?
Jawab :
laba / rugi = TR – TC
= (-250Q2 + 20.000Q) - (20Q2 – 2.000Q + 25.000)
= -270Q2 + 22.000Q – 25.000

21
Laba maksimum → laba’ = 0
-540Q + 22.000 = 0
540Q = 22.000
Q = 40,74 ≈ 41

Saat Q = 41 → Laba = -270Q2 + 22.000Q – 25.000


= -270(41)2 + 22.000(41) – 25.000
= 423.130
Analisis:
Jadi untuk mendapatkan laba maksimum, perusahaan harus menjual
produknya sebanyak 41 unit sehingga keuntungan yang ia dapat sebesar Rp
423.130.

22
TURUNAN FUNGSI PARSIAL

Jika y = f(x,z), maka y dapat diturunkan secara parsial terhadapx dan z, yaitu :
y y
Turunan y terhadap x adalah x dan turunan y terhadap z adalah z .
Contoh : Diketahui fungsi y = x3 + 5z2 – 4x2z – 6xz2 + 8z –7. Tentukan turunan y terhadap
x dan turunan y terhadap z.
y y
 3 x 2  8 xz  6 z 2  10 z  4 x 2  12 xz  8
x dan z

TURUNAN DARI TURUNAN PARSIAL


Jika turunan parsial dari suatu fungsi parsial masih berbentuk suatu fungsi yang
masih mengandung beberapa variabel bebas, maka turuan berikutnya masih dapat
dipecah-pecah lagi menjadi beberapa turunan parsial pula.
Contoh : y = x3 + 5z2 – 4x2z – 6xz2 + 8z –7.
y
 3 x 2  8 xz  6 z 2
(1) x
y
 10 z  4 x 2  12 xz  8
(2) z
y y
Dalam contoh ini baik x maupun z masih dapat diturunkan secara parsial baik
terhadap x maupun terhadap z.
y 2 y
(1a) x terhadap x : x 2 = 6x – 8z
y 2 y
 8 x  12 z
(1b) x terhadap z : x.z
y 2 y
 8 x  12 z
(2a) z terhadap x : z.x
y 2 y
 10  12 x
(2b) z terhadap z : z 2
Ternyata turunan parsial kedua (1a), (1b), (2a),dan (2b) masih dapat diturunkan secara
parsial lagi baik terhadap x maupun te4hadap z.
2 y 3 y
6
(1a.1) x 2 terhadap x : x 3
2 y 3 y
 8
(1a.2) x 2 terhadap z : x 2 .z
2 y 3 y
terhadapx :  8
(1b.1) x.z x.z.x
2 y 3 y
terhadapz :  12
(1b.2) x.z x.z 2
2 y 3 y
terhadapx :  8
(2a.1) z.x z.x 2

2 y 3 y
terhadapz :  12
(2a.2) z.x z.xz
2 y 3 y
terhadapx :  12
(2b.1) z 2 z 2 x
2 y 3 y
terhadapz : 3  0
(2b.2) z 2 z

23
Nilai Ekstrim : Maksimum dan Minimum
Nilai-nilai ekstrim dari sebuah fungsi yang mengandung lebih dari dua variabel
bebas dapat dicari dengan pengujian sampai turunan keduanya.
Untuk y = f(x,z), maka y akan mencapai titik ekstrimnya jika :

y y
0 0
x dan z

Syarat di atas adalah syarat yang diperlukan aagar fungsinya mencapai titik ekstrim.
Guna mengetahui apakah titik ekstrim tersebut merupakan titik maksimum atau titik
minimum diperlukan syarat kedua yaitu :

2 y 2 y
0 0
Maksimum, jika : x 2 dan z 2
 y
2
2 y
0 0
Minimum, jika : x 2 dan z 2

2 y 2 y
Dalam hal x 2 dan z 2 , tak dapat ditegaskan mengenai nilai ekstrimnya. Untuk kasus
ini diperlukan penyelidikan dan pengujian lebih lanjut.
Contoh :
Selidiki apakah titik ekstrim dari fungsi betikut ini marupakan titik maksimum ataukah titik
minimum : y = -x2 + 12x – z2 + 10Z –45.
y
 2 x  12  0
x -2x + 12 = 0 x=6
y
 2 z  10  0
z - 2z + 10 = 0 z=5
y = - (6 ) + 12(6) – (5) +10(5) – 45 = 16
2 2

 y
2
2 y
 2 0  2 0
x 2 dan z 2 hal ini berarti nilai y = 16 adalah titik
maksimum.

Penerapan Teori Diferensial Parsial


Teori Diferensial Parsial diterapkan dalam berbagai masalah di antaranya untuk mencari:
I. Elastisitas Parsial
II. Optimasi 2 variabel:
Maksimasi pendapatan
Minimasi biaya
Maksimasi laba/keuntungan
III. Mencari marginal rate technical substitution(MRTS)

Elastisitas Persial
Fungsi permintaan suatu barang tentu di tentukan oleh harga barang itu sendiri. Akan tetapi,
juga ternyata di tentukan oleh harga barang lain tersebut merupakan barang substitusinya atau
barang komplementernya. Di samping itu juga di tentuka oleh pendapatan. Misalnya ada dua
barang yaitu barang 1 dan barang 2. fungsi permintaannya masing-masing dapat di tuliskan
sebagai berikut:
Qd1 = f (P1,P2,Y) Dan Qd2 = f (P1,P2,Y)
Fungsi permintaan barang 1 di pengaruhi oleh harga barangnya sendiri (P 1), harga barang lain
(P2), dan pendapatan (Y). Demikian pula dengan fungsi permintaan barang 2 di pengaruhi oleh
harga barangnya sendiri (P2), harga barang lain (P1), dan besarnya pendapatan (Y).

Price elastisity of demand


Mencari kepekaan fungsi permintaan terhadap perubahan harga barangnya sendiri, yaitu:
24
kepekaan fungsi permintaan barang 1 (Qd1), akibat perubahan harga barangnya (P1) maupun
kepekaan fungsi permintaan barang 2 (Qd2) akibat perubahan harga barangnya (P2):

dQd 1 / dP1 dan E QdP2 = dQd 2 / dp 2


Jadi E QdP1 =
Qd 1 / p1 Qd 2 / p 2

Cross Elasticity of demand


Mencari kepekaan fungsi permintaan terhadap perubahan harga barang lain, yaitu: kepekaan
fungsi permintaan barang 1 (Qd1) akibat perubahan harga barang lain (P2) maupun kepekaan
fungsi permintaan barang 2 (Qd2) akibat perubahan harga barang lain (P1):

dQd 1 / dP 2 dan EQdp2 = dQd 2 / dP1


Jadi E QdP1 =
Qd 1 / P 2 Qd 2 / P1

Income Elasticity of Demand


Mencari kepekaan fungsi permintaan terhadap perubahan pendapatan:
Yaitu: kepekaan fungsi permintaan barang 1 (Qd1) akibat perubahan pendapatan (Y) maupun
kepekaan fungsi permintaan barang 2 (Qd2) akibat perubahan pendapatan (Y);

dQd 1 / dY dan E QdP2 = dQd 2 / dY


Jadi E QdP1 =
Qd 1 / Y Qd 2 / Y

Hubungan antar-komoditi:
# jika hasil dari perhitungan cross elasticity of demand positif, maka hubungan antar komoditi
adalah substitusi; sedangkan
# jika hasil dari perhitungan cross elasticity of demand negatif, maka hubungan antar
komoditi adalah komplementer.

25
Contoh soal:
1. Qdr = 2Pj - 30 Pr + 0,05 Y
Untuk Pj = 3000, Pr = 100, dan Y = 30000
Carilah: - Price Elasticity of Demand
- Cross Elasticity of Demand
- Income Elasticity of Demand
Bagaimanakah hubungan antara komoditi j dan r?
Jawab:
Price Elasticity of Demand:

dQdr / d Pr
E QdPr = = 30 = 30 = 2
Qdr / pr 4500 /100 45 3

Cross Elasticity of Demand:

dQdr / dPj 2 60 4
E QdPr =
Qdr / pj 4500 / 3000 45 3

Income Elasticity of Demand:

dQdr / dY 0,05 15 1
E QdPr =
Qdr / Y 4500 / 30000 45 3

Hubungan antara komoditi r dan j:


Karena Cross Elasticity of Demand hasilnya positif, maka hubungan antara komoditi r dan
komoditi j adalah Subtitusi.

Optimasi Dua Variabel.


Fungsi yang mengandung 2 variabel misalnya dituliskan sebagai berikut:
Y=f(x1,x2)
Dalam setiap permasalahan optimasi, selalu memunculkan dua pertanyaan:
1. Berapakah x1 dan x2 yang akan memberikan Y optimum (maksimum atau minimum)
2. Berapakah Y optimumnya (maksimum atau minimum)
Untuk dapat menjawab pertanyaan pertama tersebut, maka diberikan langkah-langkahnya
sebagai berikut:
Optialisasi dua variabel
Y = f ( x1 ,x2 )
Maksium Minimum

Langkah I Turunan pertama Turunan pertama Diperoleh


Y1 = 0 , Y2 = 0 Y1 = 0 , Y2 = 0 X1 dan X2

Langkah II Turunan kedua dan Matriks Hessian:


H = Y11 Y12
Y21 Y22

Langkah III D1 = Y11 < 0 D1 = Y11 > 0 Diperoleh Titik


ekstrim maksium
Difinit negatif, Difinit positif, atau titik ekstrim
Menjamin Y maksium Menjamin Y minimum minimum

Langkah-langkah dalam tabel tersebut membantu untuk memperoleh X1 dan X2 yang


pasti akan menjamin bahwa Y optimal, jadi ke tiga langkah tersebut di atas hanyalah untuk
menjawab pertanyaan pertama saja. Belum di peroleh berapa besar Y yang optimal tersebut.
Untuk mendapatkan nilai Y yang optimal maka nilai X1 dan X2 harus di masukan dalam
persamaan Y tersebut.untuk memberikan penjelasan yang lebih jelas, maka di bawah ini di
berikan tiga contoh yang merupakan permasalahan optimal dua variabel, yaitu: maksimasi

26
pendapatan, minimasi biaya, maksimasi laba.

27
Contoh soal: Maksimasi pendapatan 2 2
1. Di berikan fungsi pendapatan : R = 160 Q1 – 3 Q1 – 2 Q1 Q2 – 2Q2 + 120 Q2 –180

Berapakah jumlah produk 1 dan produk 2 yang harus di produksi dan di jual sehingga
dapat di peroleh pendapatan maksimum? Berapakah pendapatan maksimumnya?
Jawab: jumlah produk 1 dan 2 yang harus di jual :
Langkah pertama ialah mencari turunan pertama fungsi pendapatan:
R1 = 160 – 6 Q1 – 2 Q2 = 0
R2 = 120 – 2 Q1 – 4 Q2 = 0
Untuk mencari Q1 dan Q2 menggunakan aturan determinan:
Fungsinya menjadi: 6 Q1 – 2 Q2 = - 160
2 Q1 – 4 Q2 = - 120

Maka
160 2
120 4 = (-160)(-4) - (-2)(-120) = 640 - 240 = 400 = 20
Q1 =
6 2 (-6) (-4) - (2) (-2) 24 4 20
2 4

6 160
(-6)(-120) - (-2)(-160) = 720 - 320 = 400 = 20
Q2 = 2 120 =
6 2 (-6) (-4) - (2) (-2) 24 4 20
2 4
Langkah ke dua adalah mencari turunan keduannya:
R11 = -6, R12 = -2, R21 = -2, R22 = -4
R 11 R12 - 6 - 2
Matriks hessiannya: H =
R21 R22 - 2 - 4

Matriks pertamanya : D1 = - 6 < 0


-6 -2
Matriks keduannya : D2 = H =

28
-2 -4

= (-6)(-4) – (-2)(-2)
= 24 – 4
= 20 > 0
karena D1 < 0 dan D2 > 0, maka definit negatif, menjamin pendapatan maksimum.

Pendapatan maksimumnya: R = 160Q1 - 3Q12 - 2Q1Q2 - 2Q 2 + 120Q2 – 180


2
R = 160(20) - 3(20)2 - 2(20)(20) -2(20)2 +120(20) – 180
R = 2620

Contoh soal: Minimasi biaya 2 2


2. di berikan fungsi biaya sebagai berikut: C = 8Q1 + 6Q2 - 2Q1Q2 - 40Q1 - 42Q2 + 180

Berapakah jumlah produk 1 dan produk 2 yang harus di produksi sehingga di peroleh
biaya minimum? Berapakah biaya minimumnya? Jawab:
jumlah produk 1 dan 2 yang harus di produksi: Langkah
pertama ialah mencari turunan pertama fungsi biaya:
C1 = 16Q1 – 2Q2 – 40 = 0
C2 = -2Q1 + 12Q2 – 42 = 0
Untuk mencari Q1 dan Q2 menggunakan aturan determinan:
Fungsinya menjadi: 16Q1 – 2Q2 = 40
-2Q1 + 12Q2 = 42

Maka
40 - 2
42 12 = (40)(12) ( 2)( 42) = 480 84 = 564 = 3
Q1 =
16 - 2 (16)(12) ( 2)( 2) 192 188
- 2 12

29
- 6 -160
- 2 -120 = ( 6)( 120) ( 2)( 160) = 720 320 = 400 = 2,12 = 2
Q2 =
16 - 2 (16)(12) ( 2)( 2) 192 188
- 2 12

Langkah kedua adalah mencari turunan keduanya:


R11=16, R12 = -2, R21 = -2, R22 = 12
16 -2

R 11 R 12 16 -2
Matriks Hessiannya: H =
R 21 R 22 - 2 12

Matriks pertamanya : D1 = 16 > 0


Matriks keduanya : D2 = H = 16 -2
- 2 12
=(16) (12) – (-2) (-2)
=192 – 4
=188 > 0
Karena D1 > 0 dan D2 > 0, maka definit positif, menjamin biaya minimum.

Biaya minimumnya: C = 8Q12 + 6Q 2 - 2Q1 Q2 - 40Q1 - 42Q2 + 180


2
C = 8(3)2 + 6(2)2 - 2(3) (2)- 40 (3)- 42 (2)+180
C = 60

Contoh soal: maksimasi laba / keuntungan


2. Diberikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya sebagai berikut:
2
R = 12 Q1 + 8 Q2 dan C = 3 Q12 + 2 Q 2

Berapakah jumlah produk 1 dan produk 2 yang harus diproduksi dan dijual sehingga
diperoleh laba maksimum? Berapakah laba maksimumnya?

Jawab:
Fungsi labanya:
Laba = R – C
= 12Q1`+ 8Q2 - ( 3 Q12 + 2 Q2 2)
= 12Q1 + 8Q2 - 3Q12 - 2Q22

Langkah pertama ialah mencari turunan pertama fungsi laba:


Laba1 = 12 – 6 Q1 = 0, maka Q1 = 2
Laba2 = 8 – 4 Q2 = 0, maka Q2 = 2

Langkah kedua adalah mencari turunan keduanya:


Laba11 = - 6, Laba12 = 0, Laba22 = - 4
Matriks Hessiannya: H = Laba 11 Laba 12 = -6 0
Laba 21 Laba 22 0 -4

Matriks pertamanya: D1 = - 6 < 0


Matriks keduanya : D2 = H = - 6 0

0 - 4 -(0)(0)
=
(-6) (-4)
30
= 24 – 0
= 24 > 0
Karena D1 < 0 dan D2 > 0, maka definit negatif, menjamin
2 2 laba maksimum.
Pendapatan maksimumnya: Laba = 12 Q1+8 Q2-3Q1 -2Q2
Laba = 12(2) +8(2)-3(2)2-2(2)2
Laba = 24+16-12-8
Laba = 20

31
7.3.1 Mencari Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)

Rumus: MRTS = dK
dL
Jika diketahui Fungsi Produksi Q=f(K,L), maka mencari MRTS-nya dengan

MRTS = dQ / dL dQ : dQ dQ . dK dK

dQ / dK dL dK dL dQ dL

Contoh soal:
1. Di berikan fungsi produksi sebagai berikut:
Q = 0,2K 0,5 + 0,8L 0,5, Di mana K = 160 dan L = 40
Hitunglah MRTS-nya dan jelaskan artinya!
Jawab:
dQ / dL
MRTS =
dQ / dK 0,5 1

= 0 0,8(0,5)L
0,2(0,5)K ) 0,5 1 0
= 0,4L 0,5
0,5
0,1K
0,5

MRTS = MRTS =

32
4
K
L
4 160
40
4 4

MRTS = – 4 . 2
MRTS = – 8
2. Diberikan fungsi produksi sebagai berikut: Q = 96 K 0,3 L 0,7
K = 210 dan L = 70
Hitunglah MRTS-nya dan jelaskan artinya!
Jawab:
dQ / dL
MRTS =
dQ / dK
(0,7)L0,7 1
96K 0,3
= K 0,3 1 L0,7
96(0,3)
0,7 K 0,3 L 0,3
= 0,7 L0,7
(0,3)K

= MRTS =

MRTS =

33
7K 0,3 K 0,7
3L0,3 L0,7
7K
3L
7.210
3.70

MRTS = – 7

PENYELESAIAN SOAL-SOAL
Fungsi marginal pendapatan (marginal revenue)
1. carilah fungsi marginal pendapatannya untuk fungsi P = 16 – Q
jawab:
fungsi permintaan: P = 16 – Q
fungsi pendapatan: R = P . Q
R = (16 – Q) . Q*
R = 16 Q – Q2
Maka fungsi marginal pendapatannya: MR = 16 – 2Q

34
Maksimasi total pendapatan (Total Revenue)
2. fungsi pendapatan rata-rata (Average Revenue) di berikan di
bawah ini: AR = 120 – 6 Q
# Pada tingkat output berapakah yang memberikan pendapatan maksimum?
# Berapakah pendapatan maksimum yang diperoleh?
# Gambarkan fungsi pendapatan rata-rata dan marginal pendapatan pada sebuah
grafik! Jawab:
Fungsi pendapatan rata-rata: AR = 120 – 6
Q Fungsi pendapatan: TR = AR . Q
= (120 – 6Q) . Q
= 120 Q – 6 Q2
Turunan pertama fungsi pendapatan: TR′ = 120 – 12Q = 0
120 = 12Q
Q = 10
Turunan kedua fungsi pendapatan: TR″ = -12 < 0 menjamin pendapatan
maksimum. Jadi pada tingkat output Q = 10 menjamin pendapatan maksimum.
Pendapatan maksimum: TR maksimum = 120 Q – 6 Q2
R maksimum = 120(10) – 6(10)2
= 1200 – 600
= 600
jadi pendapatan maksimumnya diperoleh sebesar
600 fungsi pendapatan rata-rata: AR = 120 – 6 Q
fungsi marginal pendapatan: TR′= MR = 120 – 12 Q

maka grafik dari kedua fungsi tersebut di gambarkan sebagai


berikut: AR.MR

120

AR = 120

- 6Q MR =120 – 12Q

10 20
Q

Minimasi total biaya (Total Cost)


3. Total biaya suatu perusahaan dinyatakan dalam fungsi sebagai
berikut: TC = Q3 – 4Q2 + 4Q +4
# Pada output berapakah yang akan memberikan total biaya minimum?
# Berapakah total biaya
minimumnya? Jawab:
Fungsi total biaya: TC = Q3 – 4Q2 + 4Q + 4
Turunan pertama fungsi total biaya: TC‟= 3Q2 – 8Q + 4 = 0
(3Q - 2)(Q - 2) = 0
3Q - 2 = 0, Q1 = 2/3
35
Q - 2 = 0, Q2 = 2
Turunan kedua fungsi total biaya: TC″= 6Q – 8
Untuk Q1 = 2/3 maka TC″= 6 (2/3) – 8 = - 4 < 0
Untuk Q2 = 2 maka TC″= 6 (2) – 8 = 4 >0
Jadi output yang memberikan total biaya minimum adalah yang TC″>0, yaitu Q
= 2. Total biaya minimum: TC = Q3 – 4Q2 + 4Q + 4
TC = (2)3 – 4(2)2 + 4(2) + 4 = 4

INTEGRAL TAK TENTU

1. KONSEP DASAR INTEGRAL


Dalam kalkulus integral dikenal dua macam pengertian integral, yaitu
integral tak tentu (indefinite integral) dan integral tertentu (definite integral).
Integral tak tentu adalah kebalikan dari diferensial, yakni suatu konsep yang
berhubungan dengan proses penemuan suatu fungsi asal apabila turunan
atau derivatif dari fungsinya diketahui. Sedangkan integral tertentu
merupakan suatu konsep yang berhubungan dengan proses pencarian luas
suatu area yang batas-batas atau limit dari area tersebut sudah tertentu.
Mengintegralkan suatu fungsi turunan f(x) berarti adalah mencari
integral atau turunan-antinya, yaitu F(x).
Bentuk umum integral dari f(x) adalah :

Keterangan :
∫ = tanda integral ƒƒ(x) dx = F(x) + c

ƒ(x) = diferensial dari F(x)


F(x) = intergal partikular
c = konstanta pengintegralan

Dalam diferensial kita menemukan bahwa jika suatu fungsi asal


dilambangkan dengan F(x) dan fungsi turunannya dilambangkan dengan f(x)
maka:
Untuk fungsi asal : F(x) = x 2 + 5
Fungsi turunannya : ƒ(x) = dF(s)
= 2x
ds

36
Jika prosesnya dibalik (fungsi turunan f(x) diintegralkan), maka:

ƒƒ(x)dx = F(x) + c = x 2 + c

Derivatif dari setiap konstanta adalah nol. Jadi setiap kita


mengintegralkan fungsi turunan konstanta c tetap dalam bentuk c. Nilai c
tidak dapat diisi dengan sembarang bilangan tertentu kecuali nilai c tersebut
sudah ditentukan. Karena ketidaktentuan nilai konstanta itulah maka bentuk
integral yang merupakan kebalikan dari diferensial dinamakan integral tak
tentu.

2. KAIDAH-KAIDAH DALAM INTEGRAL TAK TENTU


Berikut ini adalah beberapa kaidah dalam integral tak tentu,
diantaranya:
1. Formula pangkat

dx xn–1
ƒx n = n+1+k

2. Formula logaritmis

ƒ1 dx = ln x + k
x
3. Formula eksponensial

ƒe s dx = e s + k

ƒeu du = eu + k u = ƒ(x)

4. Formula penjumlahan

ƒ{(x) + g(x)}dx = ƒ ƒ(x)dx + ƒ g(x)dx = F(x) + G(x) + k

5. Formula perkalian

ƒnƒ(x)dx = n ƒƒ(x)dx n ≠0

37
6. Formula subtitusi

ƒƒ(u) du dx = ƒƒ(u)du = F(u) + k dx

3. PENERAPAN EKONOMI
Pendekatan integral tak tentu dapat diterapkan untuk mencari
persamaan fungsi total dari suatu variabel ekonomi apabila persamaan fungsi
marginalnya diketahui. Karena fungsi marginal pada dasarnya merupakan
turunan dari fungsi total, maka dengan proses sebaliknya, yaitu integrasi,
dapat dicari fungsi asal dari fungsi turunan tersebut atau fungsi totalnya.

Fungsi Biaya
Biaya total (TC) adalah integral biaya marginal (MC).

Biaya total (TC) = f(Q)


Contoh soal :
Biaya marginal (MC) = TC’ = f’(Q)
Diketahui fungsi biaya marjinal pada suatu perusahaan MC = 5Q2 + 5Q + 5.
Biaya total (TC) = ∫ MC dQ = ∫ ƒ’(Q)
Bentuklah fungsi biaya total dan biaya rata-ratanya apabila diketahui
Biaya = TC
konstanta sebesar 5?rata-rata
Berapakah(AC)
besarnya biaya
Q
total dan biaya rata-rata jika
kuantitasnya sebesar 10 unit? Analisislah!
Diketahui : MC = 5Q2 + 5Q + 5
c=5
Q = 10
Ditanya : Persamaan TC dan AC?
Besarnya TC & AC jika Q = 10?

38
Jawab :
TC = ∫ MC dQ
= ∫ 5Q2 + 5Q + 5 dQ

= 5 3+ 5 Q2 + 5Q + c
2
3Q

= 5 3+ 5Q2 + 5Q + 5
2
3Q

AC =
(5Q3 + 5Q2 + 5Q + 5 )
= 3 2
Q

5 5
= 5 2+ Q + 5 +
3Q 2 Q

Jika Q = 10, maka:


5 3 5 2 + 5Q + 5
TC = 3Q + 2Q
5
+ (10)2 + 5(10) + 5
= 5(10)3 2
3 5
5

= (1000) + (100) + 5(10) + 5


3 2

= 1.971,67

AC =
= 1.971,67
10
= 197,167

39
Analisis :
Apabila MC = 5Q2 + 5Q + 5 dan konstanta sebesar 5, maka fungsi biaya
totalnya adalah TC = 5 3 + 5 Q2 + 5Q + 5, dan fungsi biaya rata-ratanya
2
3Q

adalah AC = 5 +
Q2 3

40
5 5
Q
+
5
+
.
2 Q

Jika kuantitasnya sebesar 10 unit, maka besarnya biaya total yang harus
dikeluarkan perusahaan tersebut adalah Rp 1.971,67. Sedangkan besarnya
biaya rata-rata adalah Rp 197,167.

41
Fungsi Penerimaan
Penerimaan total (TR) adalah integral dari penerimaan marginal (MR).

Contoh soal :
Penerimaan total (TR) = f(Q)
Jika fungsiPenerimaan
penerimaan marginal
marginal (MR)suatu =perusahaan
TR’ = f’(Q) ditunjukkan oleh
persamaan Penerimaan
MR = 4Q2 + 3Q
total+ (TR)
4, maka bentuklah
= ∫ fungsi
MR dQTR= ∫dan AR jika c = 0?
ƒ’(Q)
Berapakah Penerimaan
besarnya penerimaan = TRpenerimaan rata-rata jika
rata-rata (AR)total dan
Q
kuantitas yang terjual sebesar 10 unit? Analisislah!
Diketahui : MR = 4Q2 + 3Q + 4
c=0
Q = 10
Ditanya : Persamaan TR dan AR?
Besarnya TR dan AR jika Q = 10?
Jawab :
TR = ∫ MR dQ
= ∫ 4Q2 + 3Q + 4
= 4 3+ 3 Q2 + 4Q + c
2
3Q

= 4 3 + 3Q2 + 4Q
3 Q 22 2

AR = TR / Q

4Q3 + 3Q2 + 4Q
=3 2
Q
3
= 4 2+ Q + 4
3Q
2

Matematika Ekonomi 2 1
Jika Q = 10, maka:

TR =

=
= 1.523,33

AR =
= 1.523,33
10
= 152,333

Analisis :
Apabila MR = 4Q2 + 3Q + 4 dan konstanta sebesar 0, maka fungsi
penerimaan totalnya adalah TR = 4 3 + 3 Q2 + 4Q dan fungsi persamaan
2
3Q

rata-ratanya adalah AR =

Matematika Ekonomi 2 1
4 3
2
Q Q + 4. +
3 2

Jika kuantitasnya sebesar 10 unit, maka besarnya penerimaan total


perusahaan tersebut adalah Rp 1.523,33. Sedangkan besarnya penerimaan
rata-rata adalah Rp 152,333.

Matematika Ekonomi 2 1
Fungsi Produksi
Produk Total adalah integral dari produk marginal.

Produk total (P) = f(X) dimana,


P = keluaran; X = masukan
Produk marginal (MP) = P’ = f’(X)
Produk total (P) = ∫ MP dX = ∫ ƒ ′ (X)dX

Produk rata-rata (AP) = TP


Q

Matematika Ekonomi 2 1
Contoh soal :
Produk marjinal PT POOH ditunjukkan oleh persamaan 3Q2 + 5. Bentuklah
fungsi produk total dan fungsi produk rata-ratanya jika c = 0? Berapakah
besarnya produk total dan produk rata-rata jika masukan yang digunakan
sebesar 10 unit? Analisislah!
Diketahui : MP = 3Q2 + 5
c=0
X = 10
Ditanya : Persamaan TP dan AP?
Besarnya TP dan AP jika X = 10?
Jawab :
TP = ∫ MP dQ
= ∫ 3Q2 + 5
= Q3 + 5Q + c
= Q3 + 5Q

AP =
Q3 + 5Q
= Q
= Q2 + 5

Jika X = 10, maka:


TP = Q3 + 5Q
= (10)3 + 5(10)
= 1000 + 50
= 1.050

AP =
= 1.050
10
= 105

Matematika Ekonomi 2 1
Analisis :
Apabila MP = 3Q2 + 5 dan konstanta sebesar 0, maka fungsi produk total PT
POOH adalah TP = Q3 + 5Q dan fungsi produk rata-ratanya adalah AP = Q2
+ 5.
Jika masukan yang digunakan sebesar 10 unit, maka besarnya produk total
adalah 1.050 unit. Sedangkan produk rata-ratanya sebesar 105 unit.

Matematika Ekonomi 2 1
Fungsi Utilitas
Utilitas Total adalah integral dari utilitas marginal.

Contoh soal:Utilitas total (TU) = f(Q)


Bentuklah persamaan utilitas(MU)
Utilitas marginal = TU’
total dari = f’(Q) konsumen jika utilitas
seorang
marginalnya ditunjukkan
Utilitas total oleh
(TU) persamaan= ∫MU
MU=dQ
90 =– ∫10Q
ƒ’(Q)dan konstantanya
sebesar 0? Berapakah besarnya utilitas total jika Q = 10?

Diketahui : MU = 90 – 10Q
c=0
Q = 10
Ditanya : Persamaan TU?
Besarnya TU jika Q = 10?
Jawab :
TU = ∫ MU dQ
= ∫ 90 – 10Q
= 90Q – 5Q2 + c
= 90Q – 5Q2

Jika Q = 10, maka:


TU = 90Q – 5Q2
= 90(10) – 5(10)2
= 900 – 500
= 400
Analisis :
Apabila MU = 90 – 10Q dan konstanta sebesar 0, maka fungsi utilitas
totalnya adalah TU = 90Q – 5Q2.
Jika kuantitasnya sebesar 10 unit, maka besarnya utilitas total konsumen
tersebut adalah 400.

Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan


Dalam ekonomi makro, konsumsi (C) dan tabungan (S) dinyatakan
fungsional terhadap pendapatan nasional (Y). Berdasarkan kaidah integrasi,
konsumsi (C) adalah integral dari MPC dan tabungan (S) adalah integral dari
Matematika Ekonomi 2 1
MPS.

C = ∫ MPC dY = F(Y) + k k=a


S = ∫ MPS dY = G(Y) + k k = -a

 k = a = Autonomous Consumption → konsumsi otonom menunjukkan


besarnya konsumsi nasional pada saat Pendapatan Nasional sebesar nol
 k = a = Autonomous Saving → Tabungan otonom menunjukkan
besarnya tabungan nasional pada saat Pendapatan Nasional sebesar nol.
 MPC (Marginal Propensity to Consume) → Perbandingan antara
besarnya perubahan konsumsi (∆C) dengan perubahan Pendapatan
Nasional (∆Y) yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi tersebut.
 MPS (Marginal Propensity to Saving) → Perbandingan antara besarnya
perubahan saving (∆S) dengan perubahan Pendapatan Nasional (∆Y)
yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi tersebut.

Keterangan: 1 > MPC > 1/2


 MPC < 1 → menunjukkan
MPCsebagian
+ MPS = 1 besar penggunaan tambahan
pendapatan digunakan untuk menambah besarnya konsumsi, sedangkan
sisanya yaitu sejumlah kecil merupakan tambahan tabungan.
 MPC > ½ → menunjukkan lebih dari 50 % pendapatan yang diperoleh
digunakan untuk konsumsi.
 MPC selalu positif → karena jika pendapatan naik, konsumsi akan naik.

Contoh soal :
Bentuklah fungsi konsumsi dan fungsi tabungan masyarakat suatu negara
jika diketahui bahwa MPC = 0,55 dan konsumsi autonomnya sebesar 34
milyar?

Diketahui : MPC = 0,55


Konsumsi otonom = a = k = 34
Ditanya : C dan S?

Matematika Ekonomi 2 1
Jawab :
MPC + MPS = 1
MPS = 1 – MPC
MPS = 1 – 0,55
MPS = 0,45

C = ∫ MPC dY
= ∫ 0,55 dY
= 0,55Y + c
= 0,55Y + 34

S = ∫ MPS dY
= ∫ 0,45 dY
= 0,45Y + c
= 0,45Y - 34

Analisis :
Apabila MPC = 0,55 dan konsumsi autonomnya sebesar 34; maka fungsi
konsumsi yang terbentuk adalah C = 0,55Y + 34. Sedangkan fungsi
tabungannya adalah S = 0,45Y – 34.

Matematika Ekonomi 2 1
INTEGRAL TERTENTU

1. KONSEP DASAR INTEGRAL TERTENTU


Integral tertentu merupakan suatu konsep yang berhubungan
dengan proses pencarian luas suatu area yang batasan-batasan (limit) nya
sudah ditentukan.
Rumus Integral tertentu:

Keterangan : b

a = batas minimumƒƒ(x) dx = [F(x) ] b a


= F(b) − F(a)
a
b = batas maksimum
dimana a < b
Contoh :
Hitunglah luas daerah persamaan 6x2 – 8x + 2 dibatasi oleh a=2 dan b=4 !
Jawab :
∫ 6x2– 8x + 2 dx = [ 2x3 − 4x2 + 2x ] 4
2
= [2(4)3 − 4(4)2 + 2(4)] − [2(2)3 − 4(2)2 + 2(2)]
= 72 − 4 = 68

2. PENERAPAN EKONOMI
Surplus Konsumen
Surplus konsumen yaitu cerminan suatu keuntungan lebih/surplus
yang dinikmati oleh konsumen tertentu berkenaan dengan tingkat harga

Matematika Ekonomi 2 1
pasar suatu barang. Besarnya surplus konsumen (Cs) ditunjukkan oleh luas
area dibawah kurva permintaan ( P = f(Q) ) tetapi diatas tingkat harga pasar
(Pe).

Dimana : Qe P^

Cs = keseimbangan
Qe = Tingkat kuantitas ƒƒ(Q) dQ − Qe . Pe = ƒƒ(P) dP
di pasar
Pe = Tingkat Harga keseimbangan
0 di pasar Pe

P
^ = Tingkat harga pada saat Q=0

Grafik Surplus Konsumen

Contoh Soal 1:
Jika fungsi permintaan suatu barang Pd = 55 - 4Q dan fungsi penawaran Ps
= 5 + Q, hitunglah surplus konsumen dengan dua cara? Analisislah dan
buatlah grafiknya !
Diketahui : Pd = 55 - 4Q
Ps = 5 + Q
Ditanya : Cs ?

Matematika Ekonomi 2 1
Jawab :
Cara 1
Pd = Ps P = 55 – 4(10)
55 - 4Q = 5 + Q Pe = 15
- Q - 4Q = 5 – 55
- 5Q = - 50
Qe = 10

Cs = ∫Qe ƒ(Q)dQ − Qe . Pe
0
= ∫10[55 – 4Q] dQ – 10 . 15
0 – 150
= [55Q – 2Q2 ] 10
0

= [55(10) – 2(10)2] – [55(0) – 2(0)2] – 150


= 350 – 0 – 150
= 200

Analisis:
Jadi surplus yang diperoleh konsumen tersebut sebesar Rp 200 karena
konsumen dapat membeli dengan harga Rp 15 padahal konsumen sanggup
membayar lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar yang bernilai Rp 15.

Grafik Surplus Konsumen Soal 1

53
Langkah membuat Kurva:
1. Pd = 55 - 4Q
Misal P = 0 → Q = 13,75
Misal Q = 0 → P = 55
2. Letakkan nilai Kuantitas Keseimbangan Pasar (Qe = 10) dan Harga
Keseimbangan Pasar (Pe = 15)
3. Untuk area Cs dapat hitung menggunakan rumus Luas Segitiga, L = (a x
t) : 2. Dengan a = 10; t = 40 maka nilai Cs atau Luas Segitiga yang diarsir
adalah L = (10 X 40) : 2 = 200

Cara 2
Pd = 55 - 4Q → 4Qd = 55 – P
Qd = 13,75 – 0,25P

Jika : Q = 0 ; P
^ = 55
Cs = ∫P^ ƒ(P)dP
P [13,75 – 0,25P] dP
55
= ∫1
= [13,75P – 0,125P2] 55
1
= [13,75(55) – 0,125(55)2] – [13,75(15) – 0,125(15)2]
= 378,125 – 178,125
= 200

54
Contoh Soal 2:
Jika fungsi permintaan P = 34 - 4Q dan tingkat kuantitas keseimbangan
pasarnya adalah 5, hitunglah surplus konsumennya dengan 2 cara,
analisislah dan buat grafiknya!
Diketahui : P = 34 - 4Q
Qe = 5
Ditanya : Cs ?
Jawab :
Qe = 5 → Pe = 34 – 4(5) = 14

Cara 1
Cs = ∫Qe ƒ(Q)dQ − Qe . Pe
0
= ∫5[34 − 4Q] dQ – 5 . 14
0 – 70
= [34Q – 2Q2] 5
0

= [34(5) – 2(5)2] – [34(0) – 2(0)2] – 70


= 120 – 0 – 70
= 50

Cara 2
P = 34 - 4Q → Q = 8,5 – 0.25P

Jika : Q = 0 ; P
^ = 34
Cs = ∫P^ ƒ(P)dP
= ∫P34 [8,5 – 0.25P] dP
1
= [8,5P – 0,125P2] 34
1
= [8,5(34) – 0,125(34)2] – [8,5(14) – 0,125(14)2]
= 144,5 – 94.5
= 50

55
Analisis :
Jadi surplus yang diperoleh konsumen tersebut sebesar Rp 50 karena
konsumen dapat membeli dengan harga Rp.14 padahal konsumen sanggup
membayar lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar yang bernilai Rp 14.

Grafik Surplus Konsumen Soal 2

Langkah membuat Kurva :


1. P = 34 - 4Q
Misal, P = 0 maka nilai Q = 8,5
Misal, Q = 0 maka nilai P = 34
2. Letakkan nilai Kuantitas Keseimbangan Pasar (Qe = 5) dan Harga
Keseimbangan Pasar (Pe = 14)
3. Untuk area Cs dapat hitung menggunakan rumus Luas Segitiga, L = (a x
t) : 2. Dengan a = 5; t = 20 maka nilai Cs atau Luas Segitiga yang diarsir
adalah L = (5 X 20) : 2 = 50

Surplus Produsen
Surplus produsen mencerminkan suatu keuntungan lebih/surplus yang
dinikmati oleh produsen tertentu berkenaan dengan harga pasar dari barang
yang ditawarkan. Besarnya surplus produsen (Ps) ditunjukkan oleh luas area
diatas kurva penawaran ( P= f (Q) ) tetapi dibawah tingkat harga pasar (Pe).

56
Rentang wilayahnya dibatasi oleh Q = 0 sebagai batas bawah dan Q = Qe
sebagai batas atas.

Q Pe
Dimana :
Ps = Qe
Qe = Tingkat kuantitas . Pe − ƒƒ(Q)dQ
keseimbangan = ƒƒ(P) dP
di pasar
Pe = Tingkat Harga keseimbangan0 di pasar P^

P
^ = Tingkat harga pada saat Q=0

Grafik Surlus Produsen

Contoh Soal 1:
Bila diketahui fungsi penawaran dan fungsi permintaan masing-masing Ps =
33 + Q dan Pd = 45 – Q. Hitunglah surplus PT Lorebus sebagai produsen
dengan dua cara, analisis dan buat grafiknya!
Diketahui : Ps = 33 + Q
Pd = 45 – Q
Ditanya : Ps ?

57
Jawab :
Cara 1
Pd = Ps P = 33 + (6)
45 – Q = 33 + Q Pe = 39
- Q - Q = 33 – 45
- 2Q = - 12
Qe = 6

Ps = Qe . Pe − ∫Qe ƒ(Q)dQ
0
= 6 . 39 – ∫6 [33 + Q] dQ
0
= 234 – [33Q + 0,5Q2] 6

0
= 234 – [33(6) + 0,5(6)2] – [33(0) + 0,5(0)2]
= 234 – 216 – 0
= 18

Analisis :
Jadi produsen memperoleh keuntungan sebesar Rp 18 dikarenakan
perusahaan dapat menjual barang dengan harga Rp 39 padahal
sebenarnya ia bersedia menjual dengan harga yang lebih rendah dari
harga keseimbangan pasar yang bernilai Rp 33.

Grafik Surplus Produsen Soal 1

58
Langkah membuat Kurva :
1. Ps = 33 + Q
Misal, P = 0 maka nilai Q = -33
Misal, Q = 0 maka nilai P = 33
2. Letakkan nilai Kuantitas Keseimbangan Pasar (Qe = 6) dan Harga
Keseimbangan Pasar (Pe = 39)
3. Untuk area Cs dapat hitung menggunakan rumus Luas Segitiga, L = (a x
t) : 2. Dengan a = 6; t = 6 maka nilai Cs atau Luas Segitiga yang diarsir
adalah L = (6 X 6) : 2 = 18

59
Cara 2
Ps= 33 + Q → Qs = P - 33
Jika Q = 0 ; P^ =
33 Ps = ∫Pe
ƒ(P)dP P

= ∫39 [P – 33] dP
3
= [ 0,5P2 – 33P] 39

3
= [0,5(39)2 – 33(39)] – [0,5(33)2 – 33(33)]
= -526,5 – (-544,5)
= 18

Matematika Ekonomi 2 1
MATRIKS

PENGERTIAN MATRIKS
Matriks adalah kumpulan bilangan yang tersusun secara teratur berdasarkan baris dan kolom.
Banyaknya baris dan kolom menunjukkan ukuran atau dimensi dari suatu matrik. Bilangan-
bilangan yang tersusun didalam suatu matrik dinamakan unsur atau elemen. Unsur-unsur
suatu matrik yang tersusun dalam baris dan kolom dibatasi oleh antara dua tanda kurung
yaitu kurung biasa atau ( ) atau antara dua tanda kurung siku [ ].
Secara umum notasi suatu matriks dilambangkan dengan huruf-hurup besar, A, B, C,
D, ..... dst, sedangkan notasi dari unsur-unsur suatu matriks dilambangkan dengan huruf-
huruf kecil yang diikuti dengan huruf i dan huruf j, misalnya aij, bij , cij ........ dst. i
menunjukkan kedudukan unsur suatu matriks pada baris ke i dan j menunjukan kedudukan
unsur suatu matriks pada kolom ke j. Sendainya i = 2 dan j = 3, maka berarti unsur tersebut
berkedudukan pada baris ke 2 dan kolom ketiga.

Matematika Ekonomi 2 1
Bentuk umum suatu matirks dapat ditulis sebagai berikut : A m x n = (aij) m x n atau
lebih lengkapnya adalah A m x n = a11 a12 a13 ........a1j
a21 a22 a23 ........a2j
a31 a32 a33 ........a3j.
. . . .
. . . .
ai1 ai2 ai3 ....... aij

Kesamaan matriks
Dua buah matrik dikatakan sama, jika kedua martrik tersebut mempunyai
baris dan kolom yang sama dan semua unsur-nsur yang terkandungnya di dalamnya
sama.

Contoh .
A= 1 3 5 B= 1 3 5 A sama dengan B (A = B )
-1 4 7 -1 4 7
2 -4 4 2 -4 4

Operasional Matriks
1. Penjumlahan Antara Matriks
Dua buah matriks dapat dijumlahkan, jika kedua matiks tersebut mempunyai
ukuran yang sama dan matriks hasil penjumlahan juga akan berukuran sama.

A mxn  B mxn = C mxn

Contoh :
A= 1 4 6 B = 2 -1 3 C= 3 3 9
-2 3 1 2 4 -1 0 7 0

2. Perkalian (Penggandaan) Antara Matriks


Dalam perkalian / penggandaan antara dua buah matrik harus dibedakan antara
pengganda awal dan pengganda akhir. Misal : A x B, dimana A adalah
pengganda awal dan B adalah pengganda akhir.
Dua matiks dapat dikalikan / digandakan, jika jumlah kolom pengganda awal
harus sama dengan jumlah baris pengganda akhir, dan matriks hasil gandaan
akan berukuran sama dengan jumlah baris pengganda awal dan jumlah kolom
pengganda akhir.

Am x n x Bn x p = Cm x p

Contoh :
A= 1 4 5 x B= 4 3 = C= 23 29
2 3 1 1 4 14 20
3 2
Matematika Ekonomi 2 1
Bentuk-Bentuk Matriks
1. Matriks bujursangkar (Matrik Kwadrat)
Matriks bujursangkar (Matrik Kwadrat), adalah suatu matriks dimana jumlah baris
dan kolomnya sama.

Contoh : A = 1 2 4
-1 3 5
2 -4 0

2. Matrik Diagonal
Matri digonal adalah suatu matrik dimana unsur-unsur digonal utamanya adalah
bilangan konstan dan unsur-nsur lainnya bilangan nol.

Contoh. A = 1 0 0
0 3 0
0 0 2

3. Matrik Identitas
Matrik Identitas adalah suatu matrik dimana unsur-unsur diagonal utamanya
adalah bilangan satu dan unsur-unsur lainnya bilangan nol. Matriks yang
mempunyai diagonal adalah matriks yang mempunyai jumlah baris dan kolom
yang sama.
Contoh : A = 1 0 0
0 1 0
0 0 1

4. Matriks Transpos
Matriks Transpos adalah merupakan matrik putaran yang berasal dari matriks
lainnya, dimana matrik asal tersebut unsur-unsurnya diputar, baris diputar
menjadi kolom dan kolom diputar menjadi baris. Transpos dari matriks Amxn (aij)
adalah A’ n x m = (a’ji).

A= 1 3 4 A’ = 1 2 3
2 5 6 3 5 5
3 5 1 4 6 1
5. Matrik Invers
Matrik invers adalah matrik bujur sangkar A yang apabila dikalikan dengan
matrik inversnya A-1, maka akan menghasilkan matrik identitas (AA-1 = I).

Contoh :

A = -1 6 dan A-1 = -1/9 2/9 maka : A.A-1 = 1 0

4 3 4/27 1/27 0 1

Matematika Ekonomi 2 1
DETERMINAN MATRIK
Determinan adalah suatu matrik yang memounyai nilai numerik. Determian
suatu matrik ditulis diantara dua tanda garis tegak atau . Determinan suatu matrik
biasanya ditulis dengan notasi A atau Det.A. Matrik yang mempu
nyai nilai determinan adalah matik bujursangkar (jumlah baris sama denga jumlah
kolom)

Matrik berukuran 2 x 2
Matrik A = a11 a12 , Determinan A atau Det.A = a11. a22 - a21. a12
a21 a22

Contoh :
Diketahui A = 1 3 : Det.A = (1).(4) – (3).(-2)
-2 4 = 10

Matrik berukuran 3x3


Matrik A = a11 a12 a13 ; Det.A = a11a22a33 + a12a23a31 + a13a32a21 -
a21 a22 a23 a13 a22 a31 – a12a21a33 – a11a23a32
a31 a32 a33
Contoh :
Matrik A = 1 3 2 ; Det.A = 1.5.9 + 3.6.7 + 2.8.4 – 2.5.7.- 3.4.9 – 1.6.8.
4 5 6 = 45 + 126 + 64 - 70 - 108 - 48
7 8 9 =9

Untuk matrik berukuran 3 x 3 dapat juga dilakukan dengan sistem SORRUS. Sistem
Sorrus ini hanya berlaku untuk matirk berukuran 3 x 3 . Dengan cara ini dilakukan
dengan menambah kolom ke-4 dan kolom ke-5 dari matrik tersebut. Kolom ke-4 diisi
dengan unsur kolom 1 dan kolom lima diisi dengan unsur kolom ke-2. Dengan
sistem Sorrus dapat dilihat sebagai berikut:

4 5 6
a11 a12 a13 a11 a12 Det.A atau A = ( 1 + 2 + 3 ) – ( 4 + 5 + 6 )

a21 a22 a23 a21 a23

a31 a32 a33 a31 a32


1 2 3

A = 1 3 2 1 3 ; Det.A = 1.5.9 + 3.6.7 + 2.4.8 – 2.5.7.- 1.6.8 –3.4.9


4 5 6 4 5 = 45 + 126 + 64 - 70 - 48 - 108
7 8 9 7 8 =9

Matematika Ekonomi 2 1
MINOR DAN KOFAKTOR

Jika diketahui suatu matrik kwadrat A, maka dari matrik A tersebut dapat
dibentuk suatu matrik baru yaitu matrik minor A. Unsur-unsur dari matrik minor
(mij) adalah
merupakan determinan dari sisa matrik dengan menghilangkan unsur-unsur
baris ke-i dan kolom ke-j unsur-unsurdari matrik A. Selanjutnya dari matrik minor
A dapat dibentuk matrik kofaktor A. Unsur-unsur dari matrik kofaktor (kij), adalah
berasal dari unsur-unsur dari matrik minor dengan menambahkan tanda negatif
atau poitif didepan unsur-unsur minor yaitu :
kij = (-1)i+jmij

Misal matrik A = a11 a12 a13 MA = m11 m12 m13 KA = k11 k12 k13
a21 a22 a23 m21 m22 m23 k21 k22 k23
a31 a32 a33 m31 m32 m33 k31 k32 k33

Untuk m11 adalah minor dari unsur a11, yang merupakan determinan dari sisa
matrik dan diperoleh dengan jalan menghilangkan baris ke-1 dan
kolom ke-1. atau m11 = a22 a23 dan k11 = (-1)1+1. m11
a32 a33
Untuk m12 adalah minor dari unsur a12, yang merupakan determinan dari sisa
matrik dan diperoleh dengan jalan menghilangkan baris ke-1 dan
kolom ke-2. atau m12 = a21 a23 dan k12 = (-1)1+2. m12
a31 a33
Untuk m13 adalah minor dari unsur a13, yang merupakan determinan dari sisa
matrik dan diperoleh dengan jalan menghilangkan baris ke-1 dan
kolom ke-3. atau m13 = a21 a22 dan k13 = (-1) 1+3.m13
a31 a32
Contoh :
Misal matrik A = 1 3 2
2 3 4
4 3 1

m11 = 3 4 = -9 dan k11 = (-1)1+1.(-9) = -9


3 1
m12 = 2 4 = -14 dan k12 = (-1)1+2(-14) = 14
4 1
m13 = 2 3 = - 6 dan k13 = (-1)1+3 (-6)= - 6
4 3
m21 = 3 2 = -3 dan k14 = (-1)2+1 (-3) = 3
3 1
m22 = 1 2 = -7 dan k22 = (-1)2+2 (-7) = -7
. 4 1
.
dan seterusnya dapat dibentuk matrik Minor A (MA) dan matrik kofaktor A (KA)

Matematika Ekonomi 2 1
Misal matrik A = 1 3 2 MA = -9 -14 -6 KA = -9 14 -6
2 3 4 -3 -7 -9 3 -7 9
4 3 1 6 0 -3 6 0 -3

Mencari Determinan Dengan Menggunakan Kofaktor


Prinsip mencari determinan dengan cara seperti telah dijelaskan sebelumnya
hanya berlaku untuk matrikkwadrat yang berukuran 3 x 3, dan tidak dapat
dirterapkan untuk matrik yang berukuran lebih besar dari 3 x 3. Dalam hal ini
Laplace telah berhasil menemukan suatu cara penyelesaian yang berlaku untuk
determinan matrik berukuran berapapun yaitu dengan menggunakan unrur-unsur
dari matrik tersebut dan unsur-unsur matrik kofaktornya. Misal diketahui :
Matrik A = a11 a12 a13 dan matrik kofaktor A atau KA = k11 k12 k13
a21 a22 a23 k21 k22 k23
a31 a32 a32 k31 k32 k33

Determinan matrik A dapat dicari dengan cara menjumlahkan hasil kali antara unsur-
unsur salah satu baris atau kolom dari matrik A dengan matrik kofaktornya. Contoh :
Misal baris atau kolom yang digunakan adalah sebagai berikut :
Baris ke 1 : Det.A = a11.k11 + a12.k12 + a13. k13
Baris ke 3 : Det.A = a31.k31 + a32.k32 + a33.k33
Kolom ke 2 : Det.A = a12.k12 + a22.k22 + a32.k32
Kolom ke 1 : Det.A = a11.k11 + a21.k21 + a31.k31
Dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa penjumlahan dari hasil kali antara
unsur-unsur salah satu baris atau kolom dari suatu matrik dengan matrik kofaktornya
adalah merupakan determinan dari matrik itu sendiri.
Contoh : Cari nilai determinan matrik A dengan menggunakan kofaktor.
Misal matrik A = 1 3 2 KA = -9 14 -6
2 3 4 3 -7 9
4 3 1 6 0 -3
a. Dasar perhitungan menggunakan baris ke 2.
Det.A = a21.k21 + a22.k22 + a23.k23
= (2)(3) + (3)(-7) + (4)(9) = 21
b. Dasar perhitungan menggunakan kolom ke 3.
Det.A = a13.k13 + a23.k23 + a33.k33
= (2)(-6) + (4)(9) + (1)(-3) = 21

ADJOIN MATRIKS
Adjoin dari suatu matrik adalah merupakan tranpos dari matrik kofaktornya.

Adjoin A = Tranpos dari


kofaktor A
atau
Adjoin A = (KA)’

Matematika Ekonomi 2 1
Contoh :

Misal matrik A = 1 3 2 KA = -9 14 -6
2 3 4 3 -7 9
4 3 1 6 0 -3

Adjoin A = (KA)’ = -9 3 6
14 -7 0
-6 9 -3

Invers Matriks
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa invers matrik A atau A-1, jika
dikalikan dengan matrik asalnya atau matrik akan menghasilkan matrik Identitas
(A.A-1 = I ). Mencari invers suatu matrik dapat dilakukan dengan menggunakan
determinan dan adjoin matrik yang bersangkutan yaitu sbb :

Adjoin. A 1
 . Adjoin. A
A = Det. A
-1
Det.a

Contoh :
Misal matrik A = 1 3 2 Det.A = 21 dan KA = -9 14 -6
2 3 4 3 -7 9
4 3 1 6 0 -3

Adjoin A = (KA)’ = -9 3 6
14 -7 0
-6 9 -3

Adjoin. A 1
 . Adjoin. A
A = Det. A
-1
Det.a

A-1 = (1/21) . –9 3 6 = -9/21 3/21 6/21


14 -7 0 14/21 -7/21 0
-6 9 -3 -6/21 9/21 -3/21

Matematika Ekonomi 2 1
PENYELESAIAN PERSAMAAN LINEAR SECARA SIMULTAN
Jika diketahui pesamaan linear sebagai berikut :
Persaman I ; a11x1 + a12x2 + a13x3 = y1
Persamaan II : a21x1 + a22x2 + a23x3 = y2
Persamaan III : a31x1 + a32x2 + a33x3 = y3
Dari ketiga persamaan tersebut dapat dibentuk persamaan dalam bentuk
matrik yaitu sebagai berikut :

a11 a12 a13 x1 y1 1


a21 a22 a23 x x2 = y2 atau A.X = Y .Y  A 1 .Y
a31 a32 a33 x3 y3 X=A

Contoh :
Jika diketahui tiga persamaan linear sebagai berikut :
Persamaan I : X1 + 3 X2 + 2X3 = 13
Persamaan II : 2X1 + 3X2 + 4X3 = 20
Persamaan III : 4X1 + 3X2 + X3 = 13
Dari data di atas , berapakah nilai X1, X2 dan X3 yang dapat memenuhi ketiga
persamaan tersebut.
Dari ketiga persamaan tersebut dapat dibentuk persamaan dalam bentuk matrik
yaitu sebagai berikut :
A X Y
1 3 2 x1 13
2 3 4 x x2 = 20 AX = Y X = A 1 .Y
4 3 1 x3 13

A-1 = (1/21) . –9 3 6 A-1 = -9/21 3/21 6/21


14 -7 0 14/21 -7/21 0
-6 9 -3 -6/21 9/21 -3/21

X = A 1 .Y atau A-1 . Y = X
-9/21 3/21 6/21 13 X1
14/21 -7/21 0 x 20 = X2
-6/21 9/21 -3/21 13 X3
X1 = (-9/21)(13) + (3/21)(20) + (6/21)(13) = -117/21 + 60/21 + 78/21 =21/21= 1

X2 = (14/21)(13) + (-7/21)(20) + (0)(13) = 182/21 – 140/21 + 0 = 42/21 = 2

X3 = (-6/21)(13) + (9/21)(20) + (-3/21)(13) = -78/21 + 180/21 – 39/21 = 3

Matematika Ekonomi 2 1
PENYELESAIAN PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE CRAMER

Jika diketahui tiga persamaan linear sebagai berikut :


Persamaan I : X1 + 3 X2 + 2X3 = 13
Persamaan II : 2X1 + 3X2 + 4X3 = 20
Persamaan III : 4X1 + 3X2 + X3 = 13
Dari data di atas , berapakah nilai X1, X2 dan X3 yang dapat memenuhi ketiga
persamaan tersebut.
Dari ketiga persamaan tersebut dapat dibentuk persamaan dalam bentuk matrik
yaitu sebagai berikut :
A X Y
1 3 2 x1 13
2 3 4 x x2 = 20 AX = Y
4 3 1 x3 13

Dengan metode Cramer nilai X1, X2 dan X3 dengan cara sebagai berikut :
Det. A1
X1 = Det. A Det.A1 adalah determinan yang berasal dari matrik A, dimana
kolom pertama matrik A, unsur-unsurnya diganti dengan X2
Det. A2
X2 = Det. A unsur –unsur matrik y.
Det.A2 adalah determinan yang berasal dari matrik A, dimana
Det. A3
X3 = Det. A kolom kedua matrik A, unsur-unsurnya diganti dengan
unsur –unsur matrik y.
De t.A3 adalah determinan yang berasal dari matrik A, dimana
kolom ketiga matrik A, unsur-unsurnya diganti dengan
unsur –unsur matrik y.
Contoh :
A X Y
1 3 2 x1 13
2 3 4 x x2 = 20 AX = Y
4 3 1 x3 13

A= 1 3 2 Det.A = 1.3.1 + 3.4.4 + 2.2.3 – 2.3.4 – 3.2.1 – 1.4.3


2 3 4 = 3 + 48 + 12 – 24 – 6 – 12 = 21
4 3 1

A1 = 13 3 2 Det.A1= 13.3.1 + 3.4.13 + 2.20.3 - 2.3.13 – 3.20.1- 13.4.3


20 3 4 = 39 + 156 + 120 – 78 – 60 – 156 = 21
Det. A.1 21
 1
13 3 1 X1= Det. A 21

Matematika Ekonomi 2 1
A2 = 1 13 2 Det.A2 = 1.20.1 + 13.4.4 + 2.2.13 – 2.20.4 – 13.2.1 – 1.4.13
2 20 4 = 20 + 208 + 52 – 160 – 26 – 52 = 42
Det. A2 42
 2
4 13 1 X2 = Det. A 21

A3 = 1 3 13 Det.A3 = 1.3.13 + 3.20.4 + 13.2.3 – 13.3.4 – 3.2.13 – 1.20.3


2 3 20 = 39 + 240 + 78 – 156 – 78 – 60 = 63
Det. A3 63
 3
4 3 13 X3 = Det. A 21

Matematika Ekonomi 2 1
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 1996. Matematika Ekonomi, Edisi Baru. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Dumairy. 1995. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE.

Dumatubun, Pius Izak. 1999. Matematika Aplikasi Bisnis dan Ekonomi, Edisi
Pertama. Yogyakarta: ANDI.

H. Johanes dan Budiono, Sri Handoko. 1994. Pengantar Matematika untuk


Ekonomi. Jakarta: LP3ES.

Kalangi, Josep Bintang. 2006. Matematika Ekonomi & Bisnis. Jakarta:


Salemba Empat.

Modul Matematika Ekonomi 2. Lab. Manajemen Dasar Periode ATA


2012/2013.

Universitas Gunadarma, Buku Diktat Matematika Ekonomi, 2002.

Matematika Ekonomi 2 1

Anda mungkin juga menyukai