SKRIPSI
Oleh:
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : H1A114043
Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Sidang
Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Jambi. Pada Tanggal Juni 2020
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
iv
SURAT PERNYATAAN
v
MOTTO
vi
INTISARI
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
الرحيم
ّ الرحمن
ّ بســـم هللا
Seraya mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala
(SWT) berkat rahmat serta hidayah yang diberikan Allah SWT kepada penulis
hingga mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Sholawat beriringan salam senantiasa terarah pada junjungan Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa serta membimbing umatnya dari alam jahiliyah pada
tauhid, menuju umat yang mendapat hidayah serta nur dari Allah SWT dalam
agama Islam.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi yang berjudul “Peran Pemerintah
Daerah Dalam Menangani Masalah Kerusakan Lingkungan Akibat
Penambangan Batubara di Dusun Tanjung Belit Kabupaten Bungo” dalam
rangka memenuhi salah satu syarat penilaian tugas akhir Program Studi Strata I
Ilmu Pemerintahan.
Tak lupa pula penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas
bimbingan selama penulis mengerjakan karya ilmiah ini kepada Ibu Dr. Hartati,
SH., MH. selaku Pembimbing 1 dan Bapak Rio Yusri Maulana, S.IP., M.Ipol.
selaku Pembimbing 2 yang telah membantu serta memberikan arahan dan
sumbangan pemikiran kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Dengan penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini
dapat penulis selesaikan dengan baik serta semua ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan ilmu dan masukan kepada penulis. Untuk
itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc, Ph.D., selaku Rektor Universitas Jambi
yang telah menjadi penyelenggara koordinasi perumusan kebijakan dan
memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
ix
masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, dan tenaga
administrasi.
2. Ibu Dr. Hartati, SH., MH., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Jambi yang menjadi pemimpin penyelenggaraan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, membina tenaga
kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi dan administrasi fakultas.
Dekan.
3. Bapak Makmun Wahid, S.IP., M.A., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan yang juga banyak membantu kami mahasiswa dalam
menyampaikan aspirasi dan masalah internal mahasiswa tentang nilai dan
proses perkuliahan
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik beserta staft akademik
Universitas Jambi yang telah banyak memberikan pengetahuan pada kami,
hingga kami bisa menyelesaikan proses perkuliahan kami.
Akhirul kalam mudah–mudahan skripsi ini dapat bermanfa’at bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca semuanya. Amien Ya Rabbal ‘Alamien.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
LEMBAR SURAT PERNYATAAN ............................................................. v
LEMBAR MOTTO ........................................................................................ vi
INTISARI ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ....................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 8
1.5 Landasan Teori ....................................................................... 9
1.5.1 Pengertian Peran ............................................................ 9
1.5.2 Kerusakan Lingkungan .................................................. 14
1.5.3 Pengertian Pertambangan .............................................. 15
1.5.4 Studi Kelayakan Pertambangan .................................... 17
1.5.5 Penerbitan Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batu
Bara ............................................................................... 20
1.5.6 Dampak Pembangunan di Bidang Batubara ................. 21
1.6 Kerangka Pikir ........................................................................ 22
1.7 Metode Penelitian ................................................................... 23
1.7.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................... 23
1.7.2 Lokasi Penelitian ........................................................... 24
1.7.3 Fokus Penelitian ............................................................ 24
1.7.4 Teknik Penentuan Informan ........................................... 25
1.7.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................ 25
1.7.6 Teknik Analisis Data ..................................................... 27
1.7.7 Keabsahan Data (Triangulasi Data) ............................... 29
xi
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
2.1 Gambaran Umum Desa Tanjung Belit ................................... 31
2.1.1 Daerah Administratif Desa Tanjung Belit .................... 31
2.1.2 Keadaan Penduduk ........................................................ 31
2.1.3 Keadaan Pendidikan ...................................................... 31
2.1.4 Keadaan Sarana dan Prasarana ..................................... 32
2.1.5 Keadaan Sosial Ekonomi .............................................. 32
2.1.6 Penyebutan Kepala Desa Menjadi Rio, Desa Menjadi
Dusun dan Dusun Menjadi Kampung ........................... 33
2.1.7 Struktur Organisasi Pemerintahan Dusun Tanjung Belit 34
2.2 Gambaran Umum Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bungo ..................................................................................... 34
2.2.1 Visi dan Misi Dinas Lingkungan Hidup ....................... 36
2.2.2 Keadaan Sumber Daya Manusia ................................... 36
2.2.3 Peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo ...... 38
2.2.4 Pengelolaan Lingkungan Hidup .................................... 44
2.2.5 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bungo .......................................................... 46
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................ 70
4.2 Saran ...................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Keadaan SDM Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo ... 37
Tabel 3.1 : Matrik Penelitian Secara Keseluruhan ..................................... 68
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
populasi manusia, dan hal ini hanya dapat diatasi bila tingkat populasi yang tinggi
Dengan adanya dampak negatif tersebut maka perlu direnungkan secara bijaksana
bentuk dan corak pembangunan yang akan dilaksanakan. Salah satu kegiatan yang
pertambangan.
memajukan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia baik lahir maupun batin.1
Lahirnya hukum pertambangan selama ini tidak terlepas dari ideologi hak
menguasai negara yang dianut pada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang
rakyat”.
1
Anonim, Bahan Tayang Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI,(Jakarta : Sekretariat
Jenderal MPR RI, 2017), hlm. 23
1
2
kelangsungan peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu
sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Hal inilah yang
2
Anonim, Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. (Jakarta : Sekretariat Jenderal MPR RI,
2017), hlm. 113-114
3
tanggung jawab negara. Kemudian dalam penjelasan pasal ini dinyatakan bahwa
yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi
b. Negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.
taat asas dan konsekuen dari pusat sampai ke daerah. Dengan demikian asas
Sumber daya alam Indonesia terutama berupa hasil tambang, pertanian dan
bahan baku industri.3 Pengelolaan sumber daya alam yang terkandung di daratan,
lautan dan angkasa dilakukan secara optimal, adil, berkelanjutan dan ramah
namun aktivitas penambangan batubara tanpa izin masih terus terjadi. Proses
adalah kerusakan lingkungan akibat dari penambangan yang dilakukan oleh warga
pada warga yang berada di sekitar perairan di dekat penambangan dan akibat
struktur tanah yang ada di Dusun Tanjung Belit di Kabupaten Bungo. Hal ini
3
Anonim, Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs Kelas VIII, (Jakarta : Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), hlm. 12
4
Anonim, Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, (Jakarta :
Sekretariat Jenderal MPR RI, 2017), hlm. 261
5
sesuai dengan hasil wawancara dengan salah seorang warga yang bernama
penambangan ini terlihat dengan jelas, sehingga terjawab bahwa mengapa perlu
adanya peran pemerintah daerah terhadap pemberian izin dan bagaimana cara
Tanjung Belit di Kabupaten Bungo akibat dari penambangan batubara yang ada di
diadakan monitoring secara berkala sebagai salah satu wujud peranan pemerintah
daerah, terkait dengan penambangan yang dilakukan warga dan seberapa besar
5
Sumber data: Wawancara dengan warga Dusun Tanjung Belit tgl. 08 Februari 2019
6
Karena dengan adanya penambangan yang melebihi kapasitas yang ada, hal
ini akan berdampak negatif terhadap ekosistem alam yang ada di sekitar. Kegiatan
air, tanah dan udara yang disebabkan oleh benda-benda asing sebagai akibat
seperti semula. Usaha pertambangan dalam waktu yang relatif singkat dapat
mengubah bentuk topografi dan keadaan muka tanah, sehingga dapat mengubah
keseimbangan sistem ekologi bagi daerah sekitarnya. Pencemaran akibat debu dan
asap yang mengotori udara dan air, limbah air, tailing (ampas buangan) serta
buangan tambang yang mengandung zat-zat beracun. Hal ini sesuai hasil hasil
wawancara dengan warga Dusun Tanjung Belit yang bernama Rahimah berikut:
“Kami warga biasa sebenarnya hanya bisa menerima dampak saja lagi atas
apa yang terjadi setelah penambangan ini, ampas buangan yang kata orang
beracun juga sudah menjadi konsumsi air yang ada di sekitar kami.” 7
6
Anonim, Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
I/MPR/2003 Tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Tahun 1960 Sampai Dengan Tahun 2002. (Jakarta : Sekretariat Jenderal MPR RI,
2017), hlm. 258-259
7
Sumber data: Wawancara dengan warga Dusun Tanjung Belit tgl. 20 Maret 2019
7
Hal ini juga didukung oleh hasil observasi awal penulis di lapangan terlihat
banyak area tanah yang menjadi rusak dan air yang tercemari oleh hasil
dengan penilaian kerja, proses dan hasil dari peranan pemerintah daerah tersebut.
Kuangsing Inti Makmur yang merusak area sekitar penambangan yang sudah
melebar ke daerah pedesaan Tanjung Belit dan merusak ekosistem alam, kinerja
Bungo khususnya di Dusun Tanjung Belit ini memerlukan peran dari Pemerintah
penambangan. Selain itu juga diperlukan peran dari pemerintah daerah Kabupaten
illegal batubara tersebut. Hal inilah yang menarik minat peneliti untuk membahas
Bungo?
Bungo?
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
batubara. Dan juga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pemerintah Dusun
membuat jenis tingkah laku yang berbeda pula dan setiap orang memiliki
yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam
masyarakat.
b. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
8
Anonim, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, (Surabaya : Reality Publisher, 2008), hlm.
508
9
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Jakarta : CV. Rajawali,
2015), hlm. 210-211
10
Florentinus Christian Imanuel, Peran Kepala Desa Dalam Pembangunan di Desa
Budaya Sungai Bawang Kecamatan Muara Badak Kab. Kutai Kartanegara, eJournal Ilmu
Pemerintahan, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2015, hlm. 1185
11
d. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada
padanya.
masyarakat.
a. Enterpreneur
b. Koordinator
c. Fasilitator
pembangunan.
and order). Fungsi ini merupakan fungsi yang sangat penting oleh karena
12
Ibid, hlm. 266
13
Ibid, hlm. 266
13
pula dari pemerintah karena tidak jarang terlihat adanya keinginan dari
membutuhkan biaya dan biaya itu secara tradisionil bersumber dari pajak.
d. Fungsi Hukum. Tujuan dari fungsi ini adalah untuk mengatur tata
dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan
hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya fauna liar dan kerusakan
ekosistem.
manusia sehingga berpotensi menghasilkan bencana untuk saat ini dan untuk
karena dua faktor baik faktor alami ataupun karena akibat ulah manusia.
dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 15,
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas perubahan sifat
fisik, kimia dan/atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang oleh
a. Faktor alami
bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, angin
b. Faktor buatan
berlebihan.
serta pengangkutan suatu endapan mineral yang terkandung dalam suatu area
Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan
yang telah mati dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-
unsur yang menyusunnya terutama adalah karbon, hidrogen dan
oksigen. Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai
keperluan. Energi yang dihasilkan batu bara dapat digunakan untuk
pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak),
pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur,
bijih besi dan baja, industri kimia dan lain-lain.14
14
Anonim, Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta : Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), hlm. 31
17
dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian,
dampak lingkungan.
tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan, juga berguna pada saat
baik acuan kerja di lapangan, maupun acuan bagi staf manajemen di dalam
kantor.
adalah:16
sumur uji, parit uji, pemboran, kualitas endapan dan jumlah cadangan.
15
Sudrajat, Nandang. Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia Menurut Hukum.
(Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2010), hlm. 97
16
Ibid, hlm. 99
19
meliputi kajian aspek hukum adat yang berlaku, pola perilaku, dan
c. Kajian pasar, berkaitan dengan supply and demand, dapat dianalisis dari
dimaksud biasanya melalui analisis Net Present Value (NPV), Benefit Cost
Ratio (BCR), Profitability Index (PI), Internal Rate of Return (IRR), dan
Payback Period.
hanya dalam satu bentuk, yaitu izin usaha pertambangan (IUP). Hal ini
yaitu KP, Kontrak Karya, PKP2B untuk karya batu bara, SIPD untuk bahan
4 Tahun 2009 membagi Izin Usaha Pertambangan (IUP) ke dalam dua tahap,
yaitu:
kelayakan
kabupaten/kota.
21
nasional.
17
Sudrajat, Nandang. Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia Menurut Hukum.
(Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2010), hlm.107
22
5) Kehancuran ekologi.
Kerangka pikir adalah gambaran alur piker dan dipahami sesuai dengan
rumusan masalah penelitian, dukungan dan teori, batasan masalah serta definisi
batubara perlu adanya peran dari pemerintah daerah terkait dengan kebijakan yang
hal ini pemerintah daerah yakni Dinas Lingkungan Hidup untuk mengadakan
Kerja sama tersebut harus didukung oleh pemerintah dusun dalam hal ini
batubara. Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pikir dari peran pemerintah
batubara di Dusun Tanjung Belit Kabupaten Bungo dalam penelitian ini dapat
PERTAMBANGAN DI
DUSUN TANJUNG BELIT
Kendala Penerapan
Kebijakan
penelitian kualitatif.
mereka yang diteliti harus rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran secara
tersebut.
sesuai dengan judul yang diangkat oleh peneliti, yakni menyangkut peran
18
Pahrudin, dkk. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. (Jambi : Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Jambi, 2017). hlm. 54
25
a. Observasi
yang diteliti. Dalam hal ini panca indra manusia (penglihatan dan
19
Pahrudin, dkk. Op. Cit. hlm. 56
20Arikunto, S, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi IV), (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2009), hlm.70
26
b. Wawancara/ interview
c. Dokumentasi
21
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010)
hlm.190.
27
berikut :
a. Editing Data
Dalam tahap ini, data yang dianggap tidak bernilai ataupun tidak
yang tidak relevan dengan data mengenai peran pemerintah daerah dalam
pengolahan kata dalam bentuk bahasa yang lebih baik sesuai dengan
b. Interpretasi
bersifat narasi dan deskriptif. Data yang telah memiliki makna akan
a. Reduksi data
yang sama untuk mencari jawaban yang sesuai dengan apa yang diteliti.
b. Display data
Kegiatan lanjutan penulis pada display data ialah data yang didapat
c. Verifikasi data
penggunaan penulisan yang tepat dan padu sesuai data yang telah
catatan lapangan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, data yang ada
penelitian.
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi dengan
dengan teknik yang sama.22 Hal ini dapat di capai dengan jalan:
22
Ibid, hlm. 330.
23
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), hlm. 331
30
dari satu sumber ke sumber yang untuk mencari data yang valid melalui
Jujuhan seluas 3,39 km2, dengan jumlah penduduk 1.680 jiwa dan kepadatan
kelamin, tercatat bahwa penduduk laki-laki berjumlah 844 jiwa dan penduduk
perempuan berjumlah 836 jiwa. Dengan demikian, jumlah laki-laki lebih banyak
bangsa dan negara. Salah satu program yang dilakukan oleh pemerintah
24
Dokumentasi Dusun Tanjung Belit Kabupaten Bungo
25
Dokumentasi Dusun Tanjung Belit Kabupaten Bungo
31
32
dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Dusun
Tanjung Belit berupa Kantor KUA 1 unit, masjid 3 unit dan mushola 3 unit.27
26
Dokumentasi Dusun Tanjung Belit Kabupaten Bungo
27
Dokumentasi Dusun Tanjung Belit Kabupaten Bungo
33
daerah industri perkebunan karena industri dan perkebunan menjadi pilar utama
2.1.6 Penyebutan Kepala Desa Menjadi Rio, Desa Menjadi Dusun dan Dusun
Menjadi Kampung
Tentang Penyebutan Kepala Desa Menjadi RIO, Desa menjadi Dusun Dan
Dusun Menjadi Kampung. Gelar Rio selaku pemangku adat diberikan oleh
Lembaga Adat Dusun dengan berpedoman kepada ico pakai/ketentuan adat yang
masyarakat, kampung adalah bagian dari wilayah kerja Pemerintahan Dusun dan
Tatanan struktur organisasi dalam satu ikatan yang tak dapat dipisahkan
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Dusun Tanjung Belit28
BPD RIO
H. ZAINUDIN JONRI YUSREN
SEKRETARIS DUSUN
STAF STAF
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo berdiri sejak tahun 2009 berdasarkan
28
Dokumentasi Dusun Tanjung Belit Kabupaten Bungo
35
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Peraturan Daerah Kabupaten Bungo Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan
Tahun 2011 Nomor 2). Kantor tersebut diatur lebih lanjut melalui Peraturan Bupati
Bungo Nomor 47 Tahun 2011 tentang uraian tugas pokok dan fungsi kantor
lingkungan hidup Kabupaten Bungo. Secara legal dan formal Kantor Pengendalian
Peraturan Bupati Bungo Nomor 47 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas Pokok
dan Fungsi Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo (Berita Daerah Kabupaten
Bungo Tahun 2011 Nomor 279) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku setelah
Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Bagan Struktur Dinas Lingkungan Hidup
lingkungan.
36
Visi29
Misi30
setiap pembangunan.
berkemampuan tinggi.
lingkungan.
Sumber daya manusia merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu
organisasi. Peranan sumber daya manusia dalam suatu organisasi tidak terlepas
29
Dokumentasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
30
Dokumentasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
37
bergantung dengan berperan atau tidaknya sumber daya manusia yang ada dalam
Hidup Kabupaten Bungo dapat dilihat pada uraian tabel berikut ini:
Tingkat
No Nama Jabatan
Pendidikan
1. H. Prasetyo, SP.Msi Kepala Dinas S2
2. Alfianto, ST. MT Kabid Konservasi SDA S2
Kabid Pengendalian
3. Eka Riani, ST Pemcemaran dan Kerusakan S1
Lingkungan
4. Ir. Yuddi, M.Si Kasubbag TU S2
5. Zulkarnain, S.IP, M.Si Kabid Kebersihan S2
6. Kottada, S.Sos Kasi UPK S1
Kasi Program, Keuangan dan
7. Elda Maya Lestari Purba, ST, M.Si S2
Aset
Kasi Pengendalian Pencemaran
8. M. Gadafi, SKM S1
dan Kerusakan Lingkungan
Kasi Pengkajian Dampak
9. Vilia Melina, ST S1
Lingkungan
Kasi Pengelolaan Bahan -
10. Nelly, SE S1
Bahan Berbahaya dan Racun
Kasi Pemulihan Kualitas
11. Darma Haryeni, ST S1
Lingkungan
Kasi Konservasi SDA dan
12. Lindawati, S.Sos S1
Keanekaragaman Hayati
Kasi Penataan Hukum dan
13. David Kasidi, SH, MH Pengembangan Kapasitas S2
Kelembagaan
Kasi Sarana dan Prasarana
14. Bambang Anggono, ST S1
Persampahan
31
Dokumentasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
38
Tingkat
No Nama Jabatan
Pendidikan
15. Drs. Muhammad Akbar Kasi Pengelolaan Retribusi S1
Kasi Penanggulangan Sampah
16. H. Ismail Usman, S.IP S1
dan Tinja
Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo,
Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati.
1. Kepala Dinas
32
Dokumentasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
39
mempunyai fungsi:
lingkungan
lingkungan hidup
dan analisis kepada atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya
atasan.
2. Sekretariat
33
Dokumentasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
40
telaahan dan analisa kepada atasan sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya
atasan
oleh seorang kepala bidang yang berada dan bertanggung jawab kepada
34
kepala dinas. Untuk melaksanakan tugasnya, bidang pengendalian
34
Dokumentasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
41
lingkungan
AMDAL.
telaahan dan analisa kepada atasan sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
atasan.
42
Bidang konservasi sumber daya alam yang dipimpin oleh kepala bidang
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas. 35 Bidang
fungsi:
alam
fungsi lingkungan.
35
Dokumentasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
36
Dokumentasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
43
atmosfir
telaahan dan analisa kepada atasan sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
atasan.
5. Bidang Kebersihan
limbah cair
37
Dokumentasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
44
telaahan dan analisa kepada atasan sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
atasan
rumah kaca;
38
Dokumentasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
45
perundang-undangan;
masyarakat;
hukum adat, kearifan lokal dan hak masyarakat hukum adat yang terkait
lingkungan hidup.
Tatanan struktur organisasi dalam satu ikatan yang tak dapat dipisahkan
kerja dari sebuah organisasi melihat pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau
kegiatan bisa dikoordinasikan dengan baik. Tidak hanya itu, dengan adanya
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Bagan Struktur Dinas Lingkungan
KEPALA DINAS
H. Prasetyo, SP.Msi
SEKRETARIAT
KELOMPOK
JABATAN Ir. Yuddi, M.Si
FUNGSIONAL
BIDANG PENGENDALIAN
PENCEMARAN DAN KERUSAKAN BIDANG KONSERVASI SUMBER
BIDANG KEBERSIHAN
LINGKUNGAN DAYA ALAM
SEKSI PENGENDALIAN
SEKSI PEMULIHAN KUALITAS SEKSI SARANA DAN
PENCEMARAN DAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN PRASARANA PERSAMPAHAN
UPTD
39
Dokumentasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
daerah yang dapat menjadi sumber pendapatan daerah sesuai dengan peraturan
Bungo, maka perlu dilakukan pengaturan sedini mungkin untuk mengurangi dan
48
49
dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bungo dalam hal ini dilaksanakan
oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo seperti yang diutarakan Bapak
Prasetyo berikut:
peningkatan aktivitas pasar bagi warga yang ada di Dusun Tanjung Belit. Tetapi
penghancuran lahan pertanian dan polusi air, bahaya bagi kesehatan warga yang
ada di sekitar dan peningkatan kejahatan sosial. Peran pemerintah di sini jika
penulis lihat kurang adanya punishment terhadap prilaku warga tersebut. Hal ini
sesuai dengan apa yang disampaikan salah seorang warga Dusun Tanjung Belit
40
Wawancara, dengan Bapak H. Prasetyo, SP.Msi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bungo, tgl 20 Januari 2020
50
beraturan ini merusak lingkungan kami, namun karena kondisi ekonomi di rumah,
hal itu tetap kami lakukan dan razia dari pemerintah juga kurang.” 41
masalah tersebut. Berkaitan dengan hal ini, pemerintah daerah Kabupaten Bungo
41
Wawancara, dengan Ibu Laura Warga RT.06 Dusun Tanjung Belit, tgl 26 Januari
2020
42
Wawancara, dengan Bapak H. Prasetyo, SP.Msi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bungo, tgl 20 Januari 2020
51
batubara di lapangan terhadap masyarakat yang kurang intensif, hal ini terlihat
lingkungan yang terjadi jika ada penambangan batubara yang melewati batas
perusahaan besar untuk membuka lahan penambangan batubara juga kontrol dari
pemerintah daerah juga kurang, karena tidak adanya sidak lapangan secara teratur
di lapangan.
illegal seperti tersebut di atas sudah sangat baik. Namun dalam pelaksanaannya
masih belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut terbukti
dengan masih tingginya aktivitas pertambangan rakyat tanpa izin dari pemerintah
daerah dan dampaknya terhadap lingkungan hidup juga semakin parah. Sehingga
illegal disampaikan oleh Bapak Prasetyo selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Bungo yang tidak memiliki izin dan melanggar tata cara pertambangan ini
telah dilakukan oleh Kepolisian Resort Kabupaten Bungo. Akan tetapi
penambangan batubara tanpa izin dan merusak lingkungan ini tetap masih
ada sampai sekarang. Kegiatan pertambangan illegal ini masih marak di
Kabupaten Bungo karena kasus pertambangan batubara illegal ini hanya
akan ditangani oleh Kepolisian Resort Kabupaten Bungo apabila terdapat
pengaduan dari beberapa warga yang merasa dirugikan. Kalau tidak ada
pengaduan dari warga setempat, pihak kepolisian juga tidak akan
menangani kasus tersebut disebabkan berbagai alasan.” 43
penambangan yang illegal dilakukan, memang terlihat sudah melewati batas dan
tidak memperhatikan kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar. Hal ini terjadi
jika dilihat satu sisi karena kebutuhan warga akan ekonomi rumah tangganya
sehingga tidak memperhatikan dampak lingkungan dari hasil kerja mereka dan
sisi lain hal ini dimanfaatkan oleh beberapa oknum yang memiliki kemampuan
masih sangat minim karena usaha penambangan batubara tersebut adalah usaha
tradisi dan merupakan mata pencaharian masyarakat. Selain itu potensi batubara
di Dusun Tanjung Belit Kabupaten Bungo cukup besar dan merupakan usaha
masyarakat secara liar tanpa dilengkapi izin di Dusun Tanjung Belit Kabupaten
43
Wawancara, dengan Bapak H. Prasetyo, SP.Msi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bungo, tgl 20 Januari 2020
53
akses bagi penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri.
sumber daya alam dalam konteks pertumbuhan ekonomi dan bukan dalam konteks
Undang Nomor 4 Tahun 2009 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, sudah
adanya upaya untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Hal ini
sesuai dengan wawancara dengan sekretaris dusun di Dusun Tanjung Belit yang
“Penerapan aturan yang ada jika tidak diiringin dengan tindakan langsung
dari pemerintah seperti kontrol terhadap penambangan yang dilakukan oleh PT.
Kuangsing Inti Makmur yang ada di Dusun Tanjung Belit ini maka kerusakan
44
Wawancara, dengan Bapak Nuril Huda, S.Sos sekretaris dusun di Dusun Tanjung
Belit, tgl 26 Januari 2020
54
memang terlihat kurang, hal ini terlihat dari sistem kontrolnya dari pemerintah
hukum guna menimbulkan akibat pada peranan yang dilakukan oleh anggota
bekerjanya hukum dalam masyarakat belum adanya umpan balik dalam mematuhi
ekonomi, budaya dan sebagainya. Selain beberapa faktor yang telah diuraikan di
masih rendah.
penambang. 45
batubara illegal yang tidak dilengkapi dengan izin tidak hanya bagi para
penambangan, tetapi juga terhadap masyarakat luas dan terlebih pada lingkungan
hidup. Hal ini sesuai dengan hasil wawacara penulis dengan salah seorang warga
penambangan batubara terasa cukup panas suhu nya dan merusakan tanaman jika
hukum, terutama dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini
sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Prasetyo selaku Kepala Dinas
ada di Dusun Tanjung Belit Kabupaten Bungo merupakan salah satu sumber daya
47
Wawancara, dengan Bapak H. Prasetyo, SP.Msi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bungo, tgl 20 Januari 2020
57
Tanjung Belit. Untuk itu berbagai upaya sudah dan akan dilakukan oleh Dinas
batubara illegal.
antara pelaku usaha dengan masyarakat dan antara masyarakat dengan para
penambang.
4. Mencari solusi berupa larangan kerja bagi para penambang batubara tanpa izin
penambang.
menjadi salah satu sektor andalan dalam peningkatan pendapatan asli daerah. 48
dan akan dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo dalam
48
Wawancara, dengan Bapak H. Prasetyo, SP.Msi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bungo, tgl 20 Januari 2020
58
terhadap berbagai aturan di tingkat daerah yang sudah ada, untuk lebih
daerah. Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo juga berupaya
secara persuasif kepada para penambang batubara agar mereka mau mengurus
perizinan pertambangan rakyat. Namun di sisi lain juga harus diikuti dengan
rangka menunjang kehidupan penambang dan keluarganya, serta di sisi lain tidak
karena aparat penegak hukum merasa tidak tega kepada masyarakat yang bermata
denda sesuai Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara,
Kendala pertama adalah dari segi hokum. Dari segi hukum disini dapat
pertambangan yang masih dalam batas wajar. Selain itu, hambatannya yang lain
adalah pemerintah tidak dapat menerapkan hukum dikarenakan tidak ada warga
49
Wawancara, dengan Ibu Eka Riani, ST Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo tgl. 20 Januari 2020
60
kasus ini seharusnya pemerintah dan masyarakat lebih bekerja sama lagi dalam
illegal ini sulit dicegah karena kegiatan masyarakat dengan alasan untuk
adalah untuk kegiatan pertambangan yang memiliki izin (perusahaan) tidak ada
lingkungan mengalami kerusakan dan pencemaran. Hal ini sesuai dengan apa
berikut:
50
Wawancara, dengan Bapak M. Gadafi, SKM Kasi Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo tgl. 20 Januari 2020
61
Hasil analisis penulis memang ketika ada pemerintah desa yang ingin
batas, hal ini banyak terkendala dengan adanya hubungan emosional yang
membuat aparatur Dusun Tanjung Belit belum bisa secara tegas melakukan
sekitar lokasi penambangan. Hal ini dilakukan secara illegal oleh masyarakat
faktor tersebut, yang dominan adalah faktor untuk memenuhi kebutuhan hidup.
51
Hasil analisa penulis
62
Hal ini didasarkan bahwa menambang merupakan pekerjaan yang sudah lama dan
anaknya sampai ke tingkat perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan wawancara
dengan Rio Dusun Tanjung Belit yang bernama Jonri Yusren berikut:
Hasil analisis penulis dari hasil observasi dan Daerah Kabupaten Bungo
terdapat beberapa daerah yang potensi batu baranya cukup tinggi. Karena setiap
melakukan kegiatan penambangan ada hasil yang mereka dapatkan sehingga bagi
yang cukup banyak sehingga peluang untuk mendapatkan batubara akan terbuka.
Di sisi lain tidak ada pekerjaan lain yang sesuai dengan keahlian/kebiasaan yang
menghasilkan uang dalam waktu yang tidak lama. Hal ini dikarenakan bahwa
sehari-hari. Dengan menambang batubara, hal itu dapat dipenuhi dengan cepat.
52
Wawancara, dengan Bapak Jonri Yusren, Rio Dusun Tanjung Belit Kabupaten Bungo
tgl. 22 Januari 2020
63
pertambangan batubara illegal untuk saat belum ada penegakan hukum apapun
didapat dari pertambangan batu tersebut hanya dapat memenuhi kebutuhan hidup
Mineral dan Batubara untuk melakukan aktivitas pertambangan. Dalam hal ini
Karena tidak ada lagi mata pencaharian lain, maka mereka juga ikut melakukan
ditertibkan, karena ada banyak kepentingan dan berbagai pihak yang ikut
64
bermain dan yang sering terjadi penertiban yang dilakukan pada akhir
di daerah yang jauh dan sulit ditempuh/dijangkau dan sarana yang dimiliki oleh
namun dibelakangnya ada pihak lain yang mendukung dari sisi peralatan dan
pendanaan
dapat dilakukan oleh rakyat setempat yang setelah mendapat Izin Pertambangan
53
Hasil observasi penulis
65
ini secara lokal dirasakan perlu mendapat perhatian dengan seksama karena di
satu pihak kegiatan ini membuka lapangan kerja, kesempatan berusaha bagi
masyarakat lapisan bawah, sedangkan di lain pihak bahwa kegiatan ini jika tidak
dari luar dan bukan lagi menggunakan alat-alat sederhana, tetapi sudah
menggunakan peralatan mekanis yang besar dan umumnya tidak memiliki izin
dari pemerintah daerah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan
merupakan masalah yang pelik. Di satu sisi kegiatan penambangan tersebut tidak
54
Wawancara, dengan Bapak Mario salah satu warga Dusun Tanjung Belit, tanggal 28
Januari 2020
66
hukum. Sementara di sisi lain bahan galian bersifat tak terbarukan dan dalam
adalah berbagai dampak negatif yang tidak saja merugikan pemerintah daerah
suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan akan memberikan dampak baik positif
IPR ini, secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan dampak terhadap
kelestarian fungsi lingkungan hidup. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
penulis dengan salah seorang perangkat Dusun Tanjung Belit yang berkedudukan
yang dikoordinasikan oleh menteri. Dan untuk di tingkat Dusun Tanjung Belit hal
55
Wawancara, dengan Ibu Anita Yulia Kaur Umum dan Prencanaan, tanggal 28 Januari
2020
67
tersebut juga dapat dilakukan sesuai dengan kewenangan yang ada pada
hubungan antara pemerintah pusat dan daerah, dimana permasalahan yang muncul
mengatasinya.
bekerja sebagai penambang batubara illegal karena warga sendiri merasa tanah
mereka tidak mau menghentikan aktivitas tersebut. Mereka merasa tanah tersebut
wilayah tersebut milik mereka sendiri karena wilayah itu tidak diperuntukkan
untuk di tambang.
sebagian warga di Dusun Tanjung Belit tidak mau beralih mata pencaharian ke
bidang pertanian karena menurut mereka hasil dari pertanian tidak bisa
pemerintah Kabupaten Bungo saja yang turun tangan. Hal ini kembali lagi kepada
keselamatan mereka sendiri. Apabila tidak ada kesadaran dari masyarakat maka
Kabupaten Bungo untuk menertibkan aktivitas ini tidak akan membuahkan hasil.
Rumusan
No Teori Pembahasan
Masalah
1. Bagaimana Pasal 2 huruf a Undang-Undang Peran pemerintah daerah
peran Nomor 32 Tahun 2009 Kabupaten Bungo khususnya
pemerintah dinyatakan bahwa perlindungan Dinas Lingkungan Hidup
daerah dalam dan pengelolaan lingkungan dalam menangani masalah
menangani hidup dilaksanakan berdasarkan kerusakan lingkungan akibat
masalah asas tanggung jawab negara. penambangan batubara di
kerusakan Perlindungan dan pengelolaan Dusun Tanjung Belit berupa:
lingkungan lingkungan hidup menuntut membuat aturan di tingkat
akibat dikembangkannya suatu sistem daerah (baik peraturan daerah
penambangan yang terpadu berupa suatu maupun peraturan bupati)
batubara di kebijakan nasional perlindungan berkaitan dengan
Dusun dan pengelolaan lingkungan pertambangan rakyat, dan
Tanjung Belit hidup yang harus dilaksanakan melakukan pembinaan dan
Kabupaten secara taat asas dan konsekuen pengawasan kepada pelaku
Bungo? dari pusat sampai ke daerah. usaha dalam implementasi
Dengan demikian asas tanggung kegiatan usaha pertambangan,
69
Rumusan
No Teori Pembahasan
Masalah
jawab negara terhadap agar tetap memperhatikan
perlindungan dan pengelolaan kelestarian fungsi lingkungan
lingkungan hidup juga melekat hidup dan peningkatan
pada daerah termasuk di kesejahteraan masyarakat serta
Kabupaten Bungo. melakukan inventarisasi
penambangan batubara illegal.
2. Apa kendala Sumber daya alam Indonesia Kendala pemerintah daerah
pemerintah terutama berupa hasil tambang, Kabupaten Bungo dalam
daerah dalam pertanian dan bahan baku menangani masalah kerusakan
menangani industri. Pengelolaan sumber lingkungan akibat
masalah daya alam yang terkandung di penambangan batubara di
kerusakan daratan, lautan dan angkasa Dusun Tanjung Belit yakni
lingkungan dilakukan secara optimal, adil, lapangan kerja yang terbatas,
akibat berkelanjutan dan ramah ekonomi keluarga, kurangnya
penambangan lingkungan. Hal ini cukup kesadaran hukum masyarakat,
batubara di penting untuk dilakukan menipisnya moral masyarakat
Dusun mengingat berbagai kenyataan dengan mengabaikan aspek
Tanjung Belit membuktikan bahwa kegiatan keselamatan dan kelestarian
Kabupaten penambangan batubara yang lingkungan hidup, penegakan
Bungo? dilakukan menimbulkan dampak hukum yang lemah serta ada
(kerusakan lingkungan) yang banyak kepentingan dan
besar terhadap lingkungan berbagai pihak yang ikut
hidup. Walaupun telah dibentuk bermain dan yang sering terjadi
berbagai peraturan perundang- penertiban yang dilakukan
undangan baik di tingkat pusat pada akhir menimbulkan
maupun di daerah Kabupaten konflik dengan masyarakat
Bungo seperti tersebut di atas, penambang, kemudian
namun aktivitas penambangan penambangan batubara illegal
batubara tanpa izin masih terus menyebar dan sebagian besar
terjadi. Proses dalam mencari dilakukan di daerah yang jauh
cara untuk menangani masalah dan sulit ditempuh/dijangkau
kerusakan lingkungan akibat dan sarana yang dimiliki oleh
penambangan batubara, pemerintah daerah terbatas.
diperlukan peran dari
Pemerintah Daerah Kabupaten
Bungo untuk mengidentifikasi
adanya faktor-faktor yang
bersifat mendukung maupun
menghambat dalam
menyelesaikan permasalahan
tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
penegakan hukum yang lemah serta ada banyak kepentingan dan berbagai
pihak yang ikut bermain dan yang sering terjadi penertiban yang dilakukan
70
71
4.2 Saran
Ada beberapa hal yang dapat kami berikan sumbang saran pendapat
Kabupaten Bungo lebih tegas lagi kepada para penambang batubara baik
yang memiliki izin maupun yang tidak memiliki izin, karena apabila
penambangan lagi.
a. Buku
Anonim. 2017. Bahan Tayang Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Jakarta :
Sekretariat Jenderal MPR RI.
Anonim. 2017. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta :
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Anonim. 2017. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta :
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Anonim. 2017. Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Jakarta : Sekretariat
Jenderal MPR RI.
Pahrudin, dkk. 2017. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. Jambi : Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi.
Soerjono Soekanto. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Revisi. Jakarta : CV.
Rajawali.
b. Jurnal
c. Undang-Undang
d. Wawancara
Wawancara, dengan Bapak Jonri Yusren, Rio Dusun Tanjung Belit Kabupaten
Bungo tanggal 22 Januari 2020
Wawancara, dengan Bapak Mario salah satu warga Dusun Tanjung Belit, tanggal
28 Januari 2020
Wawancara, dengan Ibu Anita Yulia Kaur Umum dan Perencanaan, tanggal 28
Januari 2020
Wawancara, dengan Ibu Dian Melati warga RT.02 Tanjung Belit, tanggal 26
Januari 2020
Wawancara, dengan Ibu Laura Warga RT.06 Dusun Tanjung Belit, tanggal 26
Januari 2020
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
A. OBSERVASI
1. Peranan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo Dalam Menangani
Kerusakan Lingkungan.
2. Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Batubara di Dusun Tanjung
Belit.
B. WAWANCARA
1. Apa saja kebijakan maupun langkah-langkah yang dilakukan oleh
pemerintah daerah Kabupaten Bungo khususnya Dinas Lingkungan Hidup
dalam menangani masalah kerusakan lingkungan akibat penambangan ?
2. Bagaimana upaya Dinas Lingkungan Hidup dalam penegakan hukum
terhadap pelaku penambangan batubara illegal ?
3. Bagaimana penerapan aturan perundang-undangan di Dusun Tanjung Belit
sebagai upaya untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan
hidup?
4. Apa dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan
batubara illegal terhadap masyarakat dan terlebih pada lingkungan hidup ?
5. Apa peran Dinas Lingkungan Hidup dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup ?
6. Apa saja upaya yang sudah dan akan dilakukan oleh Dinas Lingkungan
Hidup dalam mengatasi penambangan batu bara illegal ?
7. Apakah penegakan hukum pidana bagi warga yang melakukan
penambangan batubara illegal di Dusun Tanjung Belit sudah terlaksana
dengan baik ?
8. Apa saja kendala yang dihadapi oleh pemerintah Daerah Kabupaten
Bungo dalam membangun sektor pertambangan dihubungkan dengan
pelestarian fungsi lingkungan hidup ?
9. Apakah peranan Dinas Lingkungan Hidup dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sudah terlaksana dengan baik ?
10. Bagaimana pendapat masyarakat dengan adanya penambangan batubara di
Dusun Tanjung Belit Kabupaten Bungo ?
C. DOKUMENTASI
1. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
2. Visi dan Misi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo
4. Struktur Organisasi Pemerintahan Dusun Tanjung Belit
5. Data Penduduk Dusun Tanjung Belit
6. Daerah Administratif Dusun Tanjung Belit