Anda di halaman 1dari 11

KEBIJAKAN INDONESIA DALAM ASPEK LINGKUNGAN DAN PERDAGANGAN: STUDI KASUS

CANTRANG

Gita Karisma¹, Tety Rachmawati², Fitri Juliana Sanjaya³


Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung
Jalan Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung
¹gita.uai@gmail.com
²tetyspacerachmawati@gmail.com
³sanjayafitrijuliana@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini fokus pada kebijakan Indonesia mengenai penundaan pelarangan penggunaan alat tangkap
cantrang dan hubungannya dengan aspek perdagangan dan lingkungan. Sejalan dengan trend perdagangan yang
banyak menarik isu lingkungan sebagai aturan, maka selayaknya Indonesia harus berhati hati menerapkan
kebijakan perdagangan. Salah satunya ialah cantrang sebagai alat tangkap yang akan mempengaruhi ekspor
komoditas laut Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Hasil dari
penelitian ini didapatkan bahwa cantrang dianggap sebagai alat tangkap yang dapat merusak ekosistem laut,
sehingga pelarangannya tentu akan menguntungkan bagi Indonesia. Indonesia telah memberlakukan aturan
pelarangan penggunaan cantrang pada 2017 namun menarik kembali pemberlakuan aturan tersebut pada tahun
2018. Dalam kasus ini menemukan bagaimana kebijakan Indonesia yang cenderung tetap mendahulukan
kepentingan perdagangan di atas kepentingan lingkungan.

Kata kunci: cantrang, kebijakan negara, lingkungan, perdagangan

ABSTRACT
This research focuses on Indonesian's policy regarding the postponement of the prohibition of using cantrang
and its relationship with trade and environmental aspects. In line with the trend trading which is draws many
environmental issues as a rule, Indonesia should be careful to apply trade policy. One of them is the cantrang
as a fishing tool which will affect Export of Indonesian Fishery Products. This research uses a qualitative
approach with case studies. The results of this research show that cantrang is considered as fishing equipment
damaging marine ecosystem, so that its restriction will give benefit for Indonesia. Indonesia has implemented a
regulation prohibiting the use of cantrang in 2017 but Indonesia withdrew the regulation in 2018. This research
finds out how the Indonesia policy tends to prioritize trade interests over environmental interests.

Keywords: cantrang, state policy, environment, trade

tuna sirip kuning.1(https://www.wto.org/).


PENDAHULUAN Selanjutnya, berkenaan dengan kasus shrimp turtle,
pada 1998, AS juga melarang Impor Produk Udang
Berbagai kebijakan perdagangan yang dimiliki dan Udang Tertentu. Kasus ini berkaitan dengan
beberapa negara kontemporer menunjukan trend Penyu yang terdampak langsung dari penangkapan
pertalian dengan isu lingkungan. Beberapa kasus udang menggunakan pukat. Penggunaan pukat pada
seperti yellow fin tuna- dolphin serta the ‘shrimp- penangkapan udang tidak diterima oleh AS karena
turtle adalah contoh bahwa sektor perdagangan tidak ramah dan dianggap membahayakan penyu.
dituntut untuk turut memperhatikan aspek
lingkungan. Pada tahun 1991, ekspor tuna dari
Meksiko ditolak oleh pemerintah Amerika Serikat 1
Dalam perselisihan ini, negara "perantara" yang menghadapi
(AS), dikarenakan tidak mampu membuktikan embargo adalah Kosta Rika, Italia, Jepang dan Spanyol, dan
sebelumnya Prancis, Antillen Belanda, dan Inggris. Yang
perlindungan terhadap lumba-lumba saat menjaring
lainnya, termasuk Kanada, Kolombia, Republik Korea, dan
anggota Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara
(ASEAN), juga disebut sebagai "perantara".

160
Permasalahan perdagangan terkait isu lingkungan https://www.kemendag.go.id/). Kemudian, adalah
ini, juga dihadapi oleh Indonesia. Setidaknya di kebijakan penggunaan Cantrang salah satunya telah
sektor perikananan, Indonesia mengalami beberapa menjadi perdebatan. Pada tahun 1997, Pemerintah
kali pelarangan impor karena alasan kualitas hasil memperbolehkan penggunaan alat tangkap
laut, bakteri, hingga terkait tangkapan ikan. cantrang bagi nelayan kecil dengan ukuran
Persyaratan masuknya perikanan dari Indonesia maksimal kapal 5 GT (gross ton) dan kapasitas
terutama ke AS dan Eropa diharuskan memiliki maksimal tenaga mesin 15 PK.3 Pemerintah
sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) Indonesia lalu mengeluarkan kebijakan pelarangan
dan Cara Penangkapan Ikan yang Baik (CPIB).2 penggunaan cantrang melalui permen KP Nomor
Selain itu pada 2019, Indonesia juga dihadapkan 71 tahun 2016 yang akan diterapkan pada Juli
dengan wacana aturan yang sedang diuji coba oleh 2017. Namun, tahun 2018, pemerintah
Uni Eropa terkait minyak kelapa sawit sebagai mengizinkan kembali penggunaan cantrang sebagai
bahan tidak berkelanjutan dan tidak digunakan lagi respon atas demonstrasi aliansi nelayan tanggal 18
atas alasan lingkungan dan deforestasi. Di masa Januari 2018. Aliansi nelayan menuntut dan
depan hal ini dapat menghambat eskpor kelapa menolak peraturan ini atas alasan bahwa cantrang
sawit Indonesia ke Eropa. Saat ini Indonesia merupakan alat yang digunakan turun temurun.
bahkan merancang draft pengajuan ke WTO atas
masalah ini. Artikel ini akan melihat lebih jauh alasan
diberlakukannnya kembali cantrang terutama
Indonesia dihadapkan pada penyesuaian kebijakan melihat bagaimana posisi Indonesia dalam
antara isu lingkungan dan perdagangan, atau menerapkan kebijakan penangkapan ikan, yaitu
bahkan harus dihadapkan pada pilihan antara cantrang ditengah kepentingan perdagangan, nilai
kepentingan lingkungan atau kepentingan masyarakat (local knowledge), dan isu lingkungan.
perdagangan. Hal ini menjadi penting bagi
Indonesia, karena pertama, pilihan kebijakan TINJAUAN PUSTAKA
perdagangan terkait isu lingkungan dapat
mempengaruhi ekspor dan pendapatan Indonesia. Beberapa scholars berargumen bahwa ada relasi
Kedua, Indonesia dengan visi poros maritim dunia antara perdagangan dan lingkungan.(Ferrara,
perlu memperlihatkan komitmennya secara serius Missios, & Murat Yildiz, 2009; Harashima, 2008;
dalam memperhatikan masalah lingkungan jika Williams, 2013) Relasi antara Perdagangan dan
ingin diperhitungkan di mata dunia terlebih dalam lingkungan penting untuk menjadi dasar pembuatan
memperjuangkan Undang-undang anti-illegal kebijakan ekonomi yang baik (Ferrara et al., 2009),
fishing misalnya. pun sebaliknya kebijakan perdagangan dapat
memperbaiki keadaan lingkungan di suatu
Penyelarasan kebijakan diantara faktor ekonomi negara.(Harashima, 2008). Semakin banyak bukti
dan lingkungan menjadi cukup penting. Indonesia kerusakan lingkungan, dan ancaman, dalam skala
di masa depan, dapat mengalami penurunan ekspor global, di mana bisnis kadang-kadang disalahkan,
jika hasil tangkap perikanan Indonesia dianggap dan banyak pihak diharapkan untuk membuat
tidak cukup ramah lingkungan semisal oleh respons aktif terhadap isu kerusakan
Amerika Serikat yang faktanya termasuk negara lingkungan.(Ekins, 1998, pp. 271–272)
utama tujuan ekspor perikanan Indonesia. Sejak
2016 hingga 2018 ekspor produk perikanan Negara-negara berkembang menghadapi kenyataan
terbesar Indonesia adalah ke Jepang dan Amerika bahwa sekarang semakin sulit untuk memisahkan
Serikat, kemudian Korea Selatan, Tiongkok dan diskusi perdagangan dari lingkungan (Najam &
Vietnam (https://kkp.go.id/). Robins, 2001, p. 54). Beberapa negara berkembang
di Asia telah fokus pada efek positif dari kebijakan
Di Indonesia, kebijakan ramah lingkungan di sector lingkungan terhadap akses pasar. Menurut
perikanan sudah dimulai sejak 1980 yaitu dengan pandangan India, negara-negara berkembang rentan
Peraturan Presiden (Perpres) No.39 tahun 1980 akan dampak kebijakan lingkungan terhadap akses
tentang larangan penggunaan jarring Trawl. pasar dan daya saing karena lemahnya
Keseriusan Indonesia makin menguat hingga infrastruktur, teknologi yang terbatas, akses yang
lahirnya visi Poros maritime dunia pada tahun tidak memadai ke bahan baku ramah lingkungan
2014, bahkan dalam beberapa forum Indonesia dan akses informasi yang tidak memadai. Banyak
bahkan memberi pernyataan komitmen ramah produk yang diimpor negara berkembang, berkaitan
lingkungan. (siaran pers Biro Hubungan dengan isu lingkungan dan memiliki persyaratan
Masyarakat Kemendag RI, 2017 dalam lingkungan tertinggi seperti tekstil dan pakaian,
produk kulit dan kulit, alas kaki, produk kehutanan
2
CPIB dikeluarkan oleh Kemenpan tanpa pungutan biaya. Lihat
dalam https://kkp.go.id/bkipm/artikel/6528-tingkatkan-nilai-
3
ekspor-melalui-penjaminan-mutu-dan-keamanan-hasil- Diakses dari website resmi Kementerian Kelautan dan
perikanan Perikanan Republik Indonesia, kkp.go.id

161
dan produk makanan. Persyaratan ini pengumpulan data melalui studi pustaka. Berbagai
mempengaruhi akses pasar ke negara importir dari jenis data diperoleh baik dalam bentuk data primer
negara berkembang.(Harashima, 2008, p. 27). maupun data sekunder.

Selain itu, adalah Harashima yang fokus pada HASIL DAN PEMBAHASAN
posisi negosiasi negara berkembang yaitu Asia di
The Committee on Trade and Environment (CTE) Kebijakan Penangkapan Ikan di Indonesia
dan mengeksplorasi hubungan antara posisi Di Indonesia sendiri, pelarangan penggunaan alat
negosiasi dan perubahan dalam struktur penangkapan ikan yang berbahaya bagi
perdagangan internasional. Negara di Asia cukup keberlanjutan sumber daya laut sudah dilakukan
berpengaruh karena pertumbuhan ekonomi sejak tahun 1980. Pada tahun 1980 pemerintah
negaranya namun negosiasi mengalami beberapa mengeluarkan aturan dalam bentuk Peraturan
kesulitan ketika mencoba mencapai konsensus Presiden (Perpres) No.39 tahun 1980 tentang
diantara negara di Asia mengenai perdagangan dan larangan penggunaan jarring Trawl. Namun, pada
lingkungan. Ada tiga alasan utama mengenai hal tahun 1997 Pemerintah memperbolehkan
ini, bahwa, Pertama The Committee on Trade and penggunaan alat tangkap cantrang bagi nelayan
Environment (CTE) tidak memiliki hal spesifik kecil dengan ukuran maksimal kapal 5 GT (gross
dalam mandatnya yang dapat mengubah sikap dan ton) dan kapasitas maksimal tenaga mesin 15 PK.4
posisi negara. Kedua, pandangan negara-negara
Asia tentang perdagangan dan lingkungan berbeda Dewasa ini, Pemerintah terus berkomitmen untuk
terutama dalam hubungan WTO dengan lembaga menjaga sumber daya kelautan dan perikanan
Multilateral Environmental Agreement (MEA), dengan diperbaruinya peraturan mengenai tata cara
beberapa hal ini berkaitan dengan masalah barang dan alat yang ramah lingkungan dalam mengelola
lingkungan, akses pasar, efek dari pembebasan sumber daya tersebut. Beberapa diantaranya,
perdagangan pada lingkungan, hak kekayaan Peraturan dalam Permen KP No 2 Tahun 2015
intelektual dan pelabelan lingkungan menjadi hal merupakan amanah dari UU No 31 Tahun 2004
yang mempengaruhi. Ketiga, posisi negosiasi Tentang Perikanan junto UU No 45 Tahun 2009
masing-masing negara Asia dalam CTE terkait erat Tentang Perubahan UU No 31 Tahun 2004 Tentang
dengan struktur perdagangan mereka sendiri. Setiap Perikanan dimana dalam Pasal 9 Ayat (1) UU
anggota ASEAN memberikan pandangan terpisah tersebut disebutkan:
tergantung pada sifat masalah (Harashima, 2008, p. “Setiap orang dilarang memiliki, menguasai,
32) membawa, dan/atau menggunakan alat
penangkapan dan/atau alat bantu penangkapan
Pengembangan kebijakan lokal untuk ikan yang mengganggu dan merusak
pembangunan berkelanjutan dan lingkungan harus keberlanjutan sumber daya ikan di kapal
dipahami dalam keterkaitanya dengan tekanan penangkap ikan di wilayah pengelolaan
ekonomi pada pemerintah daerah (Gibbs, Jonas, & perikanan Negara Republik Indonesia“.
While, 2002, p. 124). Masalah lingkungan dan /
atau keberlanjutan jarang menjadi perhatian atau Kemudian di tahun 2016, lahir Permen KP Nomor
pendorong utama di daerah mana pun, meskipun 71 tahun 2016 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan
tak dapat dipungkiri lingkungan menjadi fitur Penempatan Alat Penangkapan Ikan di Wilayah
penting di semua bidang dan sering bertentangan Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
dengan perkembangan ekonomi (Gibbs et al., 2002, Permen ini merupakan kelanjutan dari adanya
pp. 126–129). Kecendrungan saat ini, ketika negara perubahan atas Undang-Undang (UU) Nomor 31
dihadapkan pada masalah bisnis dan lingkungan, tahun 2004 menjadi UU Nomor 45 tahun 2009. Di
pada akhirnya kepentingan bisnis lebih diutamakan dalam Permen KP/ 71 2016 tersebut dijelaskan
(Ekins, 1998, pp. 272–273). Penelitian ini akan berbagai jenis Alat Penangkapan Ikan (API) yang
melihat kasus kebijakan alat tangkap ikan cantrang diperbolehkan dan yang dilarang untuk digunakan.
di Indonesia yang mengalami perdebatan. Terutama Berikut merupakan API dan perizinannya:
alasan Indonesia menarik kembali peraturan
pelarangan cantrang.

METODE PENELITIAN

Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif


yang mengarah pada jenis studi kasus analisis
situasi. Kasus yang diambil adalah Kebijakan
Cantrang Indonesia. Peneliti mencoba mempelajari
4
berbagai sudut pandang, dengan teknik Diakses dari website resmi Kementerian Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia, kkp.go.id

162
dijelaskan hanya 51% hasil tangkap cantrang yang
Tabel 1: Pembagian Golongan API merupakan ikan target, sedangkan 41% sisanya
merupakan non-target. Selain itu, terdapat hasil
API yang diizinkan API yang dilarang penelitian di wilayah Tegal yang dilakukan
Universitas Diponegoro (Undip) tahun 2008
Pukat Cincin Pelagis Kecil Pukat Cincin Grup Pelapis mengungkapkan bahwa hanya 46% ikan target
dengan satu kapal Besar yang didapat oleh nelayan pengguna cantrang,
Pukat Cincin Pelagis Dogol (Danish seines)
sedangkan 54% sisanya merupakan non-target.6
Besar dengan satu kapal
Pukat Cincin Grup Pelapis Scottish Seines
Data World Wildlife Fund (WWF) mengungkapkan
Kecil bahwa sekitar 60-82% hasil penggunaan cantrang
Jaring Lingkar tanpa Tali Pair Seines malah merupakan tangkapan sampingan (bycatch)
Kerut atau tidak dimanfaatkan (discard), sehingga
Pukat Tarik Panti (beach Cantrang sebagian besar hasil tangkapan nelayan tersebut
seines) dibuang lagi ke laut dalam keadaan mati
Payang (without fishing Lampara Dasar (wwf.or.id).7 Kondisi inilah yang menjadi ancaman
machinery) serius bagi keberlangsungan sumber daya kelautan
Pukat Dorong Pukat Hela Dasar (bottom dan perikanan Indonesia. Karena hal ini,
trawls) ketersediaan ikan di laut berkurang, ekosistem laut
Pukat Hela Pertengahan juga mengalami kerusakan akibat pukat dan
(midwater trawls)
cantrang yang merusak biota laut seperti terumbu
Pukat Hela Kembar Papan
(otter twin trawls) karang dan binatang laut lain yang terbawa oleh
Pukat Hela Dasar alat tersebut. Sebagian besar daerah penangkapan
Berpalang (beam trawls) ikan (fishing ground) yang dibagi ke dalam
Pukat Hela Dasar Berpapan beberapa Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) di
(otter trawls) wilayah Republik Indonesia bahkan sudah
Pukat Hela Dasar Dua mengalami over fishing atau over exploited
Kapal (pair trawls) (media.neliti.com).
Nephrops Trawl
Pukat Udang Pada awal dikeluarkannya peraturan ini banyak
Pukat Ikan masyarakat terutama nelayan melakukan
Pukat Hela Pertengahan penolakan. Aliansi nelayan yang berasal dari
Dua Kapal
nelayan berbagai daerah, seperti Kalimantan Barat,
Pukat Hela Pertengahan
Udang (shrimp trawls)
Madura, Lampung, Sulawesi, Pati Banten dan
Remabang melakukan demonstrasi guna
memprotes kebijakan Menteri Kelautan dan
Sumber: Permen KP Nomor 71 tahun
20165 Perikanan mengenai pelarangan penggunaan
cantrang dan pukat.8 Penolakan tersebut disebabkan
Dari berbagai API yang diterangkan dalam Permen karena masyarakat merasa dirugikan dengan tidak
tersebut sebenarnya dapat dipahami bahwa tidak diperbolehkannya penggunaan pukat dan cantrang.
semua jenis Pukat dilarang penggunaannya di Para nelayan takut jika hasil tangkapan mereka
Indonesia. Jenis-jenis pukat yang dilarang akan berkurang yang berujung pada pendapatan
merupakan pukat yang memiliki ukuran ruas jaring mereka.
(mesh size) sangat kecil, serta digunakan dengan
lebih dari satu kapal dalam tiap operasinya. Kenyataanya sebagian nelayan telah memodifikasi
Sementara, jenis-jenis pukat yang diperbolehkan alat tangkap yang dilegalkan oleh pemerintah
merupakan pukat dengan ukuran ruas jaring (mesh hingga menyerupai alat tangkap yang dilarang oleh
size) lebih dari atau minimal 1 inch. Hal ini sangat pemerintah. Ditambah lagi, nelayan yang
berdasar mengingat dengan ukuran ruas jaring yang menggunakan cantrang atau alat penangkapan ikan
sangat kecil, maka potensi untuk terjaringnya biota yang menyerupai cantrang ini melakukan
laut yang belum atau tidak layak tangkap semakin penyelewengan terkait kapasitas kapal yang
besar. Berdasarkan tabel tersebut juga terlihat digunakan untuk melakukan operasi penangkapan
bahwa cantrang menjadi salah satu yang dilarang. ikan hingga 85 GT. Akibat dari penyimpangan

6
Cantrang memiliki beberapa kekurangan, Dikutip dari artikel yang diterbitkan oleh Kementerian
sebagaimana laporan yang diterbitkan Institut Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia,
kominfo.go.id
Pertanian Bogor (IPB) tahun 2009 dalam penelitian 7
Dikutip dari website resmi Kementerian Kelautan dan
yang dilakukan di wilayah Brondong-Lamongan, Perikanan Republik Indonesia, kkp.go.id
8
Dikutip dari sumber:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180117115531-
5
Permen KP Nomor 71 tahun 2016, pasal 23-25 dalam 20-269538/ribuan-nelayan-demo-istana-minta-legalisasi-
kkp.go.id cantrang.

163
yang terjadi, negara mengalami kerugian hingga menangkap ikan dalam jumlah sedikit. Ini terjadi
hingga 10,44 Trilyun Rupuah.9 Tindakan nelayan karena saat musim barat, gelombang dan angin laut
ini tentunya telah melanggar ketetapan yang telah sangat besar dan menyulitkan nelayan untuk
ditebitkan dan disosialisasikan oleh berbagi pihak. melakukan kegiatan menangkap ikan. Secara
tradisional nelayan menentukan daerah
Kondisi ini tentunya menjadi dilema bagi penangkapan ikan di laut berdasarkan pengalaman,
Indonesia, di satu sisi nelayan berdalih bahwa seperti kebiasaan nelayan mengamati tanda-tanda
penggunaan cantrang dapat meningkatkan jumlah yang terdapat di alam, serta informasi dari nelayan
hasil tangkapan yang berarti akan berimbas pada lainnya. Sistem kepercayaan masyarakat nelayan
kesejahteraan nelayan karena cantrang telah atau sistem kosmos terhadap alam lingkungannya,
dipergunakan turun temurun. Sementara itu di sisi secara tidak langsung dapat bermanfaat bagi
lain, keberlangsungan biota laut dan sumber daya komunitas nelayan untuk memanfaatkan
lainnya terancam akibat dari penggunaan alat anekaragaman ikan secara berkelanjutan.10
tangkap yang tidak ramah lingkungan. Konflik
kepentingan ini tentunya patut menjadi perhatian Nelayan Indonesia memiliki berbagai cara
lebih dari berbagi pihak yang terlibat, termasuk di penangkapan ikan seperti menangkap
dalamnya masyarakat umum yang menikmati laut menggunakan tangan kosong (tanpa alat),
dan segala potensi yang ada di dalamnya. menggunakan alat seperti pancing, tombak, jaring,
atau membuat jebakan ikan. Selain itu, terdapat
Pada tahun 2018, pelarangan penggunaan cantrang tradisi menangkap ikan yang dilakukan suku-suku
kemudian ditunda oleh Indonesia. Berikut di Indonesia. Seperti tradisi Kebhu di Flores, tradisi
penjelasan Menteri Susi Pudjiastuti, Manam’mi di Kepulauan Talaud, dan Snap Mor di
“Cantrang dikasih kesempatan hanya sampai Biak. Kebhu adalah tradisi menangkap ikan secara
pengalihan, bukan boleh selamanya. Lalu masal dengan menggunakan ndala oleh suku Lowa,
[kapal yang menggunakan cantrang] tidak sedangkan Manam’mi adalah tradisi menangkap
boleh keluar dari Laut Jawa. Karena daerah ikan dengan menancapkan eha (patok) dibeberapa
lain banyak yang tidak setuju. Populasi titik oleh warga Miangas. Sama halnya dengan
paling banyak juga di Pantura,” (tirto.id). Kebhu, Miam’mi juga merupakan cara menangkap
ikan oleh warga secara bersama-sama setelah
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, sebelumnya diadakan ritual terlebih dulu.
menegaskan bahwa nelayan tetap dilarang Sedangkan Snap Mor yang dilakukan oleh
menggunakan cantrang untuk menangkap ikan, masyarakat Biak, tradisi menangkap ikan yang
namun nelayan diberikan masa peralihan hanya dilakukan saat air pantai surut. Di beberapa
penggunaan alat penangkap ikan, sehingga nelayan negara juga terdapat cara menangkap ikan yang
yang menggunakan cantrang dapat beralih ke alat sudah menjadi tradisi turun-temurun, seperti
penangkap ikan yang ramah lingkungan. menangkap ikan dengan menggunakan Thung Chai
(perahu keranjang) di Vietnam, Haenyeo (tradisi
Cantrang-Pukat dan Local Knowledge menyelam yang hanya dilakukan perempuan) di
Indonesia Korea, Intha (mengangkat sebelah kaki ketika
Indonesia sebagai salah satu negara maritim dunia berdiri di perahu) di Myanmar, dan penombak ikan
memiliki lautan yang sangat luas dengan Suku Dumagat di Filipina.11
keanekaragaman hayati melimpah di dalamnya. Ini
mendukung kehidupan masyarakat yang hidup di Seiring dengan perkembangan jaman, pengetahuan
sekitar daerah pesisir dengan mata pencaharian lokal tradisional dan sistem tangkap ikan yang
menangkap ikan. Keberadaan metode penangkapan dilalukan oleh nelayan di beberapa tempat telah
ikan oleh nelayan Indonesia saat ini tak luput dari menunjukkan perubahan. Hal ini disebabkan oleh
warisan pengetahuan leluhur yang menjadi generasi muda yang memilih penggunaan alat
kebiasaan para nelayan dan terbentuk dalam modern dalam menangkap ikan. Alat modern yang
budaya setiap daerah. Warisan pengetahuan atau digunakan nelayan untuk menangkap ikan sangat
yang dikenal dengan pengetahuan lokal masyarakat beragam seperti menggunakan pancing, bubu,
selain di dapat dari nenek moyang juga berasal dari jaring, pukat, payang, tombak dan lain-lain. Alat
pengalaman pribadi saat melaut dan menangkap penangkap ikan tersebut telah digunakan
ikan.
10
Budiyanti, Diana; dkk. 2018. “Pengetahuan lokal nelayan
Budaya nelayan melakukan kegiatan penangkapan tradisional Pangandaran, Jawa Barat, Indonesia tentang cara
ikan lebih sering dilakukan pada musim angin penangkapan ikan dengan jaring arad, jenisjenis ikan yang
timur. Pada musim barat, nelayan hanya ditangkap, dan penentuan musim penangkapan ikan”. PROS
SEM NAS MASY BIODIV INDON 4 (2): 115-121
11
Tasya Simatupang, Cara Nelayan Menangkap Ikan di Di
Berbagai Negara, diunduh dari
9
Dikutip dari website resmi Kementerian Kelautan dan https://beritagar.id/artikel/piknik/cara-nelayan-menangkap-
Perikanan Republik Indonesia, kkp.go.id ikan-di-berbagai-negara, diakses pada 30 Agustus 2019

164
masyarakat sejak lama, yang digunakan saat ini ikan. Termasuk di dalamnya cara nelayan
adalah pengembangan atau turunan dari alat-alat mengamati dan menganalisa arah angin serta alam
tersebut.12 Di antara alat-alat penangkap ikan sekitar selama mereka melakukan penangkapan
tersebut, terdapat alat yang dilarang penggunaanya ikan. Lepas dari adanya pengunaan alat tangkap
yaitu pukat dan cantrang. Pukat adalah jaring modern seperti pukat maupun cantrang, para
berkantong yang dioperasikan dengan nelayan masih tetap percaya pada pengalaman
menggunakan alat pembuka mulut jaring yang maupun local knowledge yang mereka miliki.
ditarik di belakang kapal yang sedang berjalan.13
Sedangkan cantrang merupakan alat penangkapan Apabila melihat ini maka cantrang dan pukat
ikan yang bersifat aktif dengan pengoperasian bukanlah kearifan lokal, hanya saja masyarakat
menyentuh dasar perairan.14 Cantrang masuk ke memang telah cukup lama menggunakan alat ini.
dalam jenis pukat tarik, yang menyerupai trawl atau Bagi nelayan penggunaan cantrang lebih mudah
pukat harimau. Perbedaanya, cantrang digunakan dibanding metode alat tangkap
menggunakan jaring dengan ukurannya lebih kecil. tradisional seperti tombak atau menyelam atau
Satu cantrang terdiri dari kantong, mulut jaring, tali menunggu air surut. Selain itu hasil yang
penarik, pelampung dan pemberat. Selain itu, didapatkan jauh lebih banyak. Masyarakat enggan
cantrang juga dilengkapi dua tali selambar yang beralih dengan alasan ketakutan atas hasil tangkap
cukup panjang. Tali ini bisa mencapai 6.000 meter yang akan berkurang.
dalam kapal 30 gross ton (GT). Dengan panjang
tali itu, cakupan sapuan tali bisa mencapai 292 Aturan Internasional mengenai Lingkungan
hektar (Kompas, 2018). dan Perdagangan
Tanggung jawab atas keberlangsungan ekosistem
Penggunaan pukat dan cantrang sebagai alat laut tentunya menjadi kewajiban bukan hanya bagi
tangkap ikan modern, tidak membuat masyarakat satu pihak, melainkan kewajiban bagi semua pihak,
nelayan melupakan pengetahuan lokal maupun baik di tataran nasional hingga global. Di ruang
tradisi budaya daerahnya. Pengetahuan lokal yang lingkup global, persoalan terkait norma dan tata
merupakan warisan leluhur masih diterapkan kelola kelautan dan perikanan termaktub di dalam
berkaitan dengan keadaan cuaca, letak bintang dan Agenda 21 United Nations Conference on
tanda-tanda alam lainnya dalam menjalankan Environment & Development; Section II paragraph
aktivitasnya sebagai nelayan dan pelayaran. 17.46. Conservation and Management of Resources
Pengembangan inovasi internal dan pengaruh for Development yang diselenggarakan di Rio De
eksternal terhadap sistem pengetahuan dan Janerio, Brazil, 3 – 14 Juni 1992. Bagian ini
teknologi perlu dilakukan. Namun tidak semua menegaskan bahwa negara harus berkontribusi
daerah melakukan metode penangkapan ikan dalam konservasi dan keberlangsungan sumber
menggunakan peralatan modern tersebut. Seperti daya laut, dimana negara didorong untuk
nelayan Bajo dan nelayan Bugis-Makasar yang melakukan berbagai tindakan guna mewujudkan
tetap mempertahankan pengetahuan tradisional kelestarian sumber daya tersebut.16 Berikut
mereka untuk tetap eksis sebagai salah satu muatan merupakan bagian mengenai tata kelola sumber
lokal dalam pembentukan karakter dan jati diri daya laut:
bangsa.15 “Promote the development and use of
Beberapa sumber data di atas, menjelaskan bahwa selective fishing gear and practices that
pengetahuan lokal atau tradisional (Local minimize waste in the catch of target
Knowledge) dalam kehidupan masyarakat nelayan species and minimize by-catch of non-
di Indonesia dimaknai sebagai suatu sistem target species”
kepercayaan, persepsi dan konsep yang disepakati “Ensure effective monitoring and
secara bersama nelayan-nelayan di daerah dalam enforcement with respect to fishing
melaksanakan kegiatan melaut atau menangkap activities”

12
Dua poin di atas menjelaskan bahwa dalam
Modul 1 Metode Penangkapan Ikan, diunduh dari
http://repository.ut.ac.id/4219/1/MMPI5203-M1.pdf, mengelola sumber daya kelautan dan perikanan
diakses pada 30 Agustus 2019 harus memperhatikan keberlangsungan dan
13
Pukat Hela, diunduh dari keberlanjutan sumber daya tersebut. Oleh sebab itu,
http://awsassets.wwf.or.id/downloads/infosheet_trawls__pu diperlukan pengetahuan mengenai alat
kat_hela_.jpg, diakses pada 1 September 2019
14
Kenali Cantrang, Alat Tangkap Ikan Yang Dilarang, diunduh penangkapan ikan yang ramah lingkungan serta
dari https://kominfo.go.id/content/detail/9753/kenali- pengawasan terhadap eksplorasi sumber daya
cantrang-alat-tangkap-ikan-yang-dilarang/0/artikel_gpr, kelautan dan perikanan.
diakses pada 1 September 2019
15
BNPB Sulsel, Knowledge System Of Traditional Fisherman
In Bajo: Maritime Cultural Study, di unduh dari
16
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/sistem- Agenda 21 United Nations Conference on Environment &
pengetahuan-tradisional-nelayan-bajo-telaah-budaya- Development; Section II paragraph 17.46. Conservation and
maritim/ diakses pada 7 september 2019 Management of Resources for Development, poin c dan d

165
Selain PBB, masalah lingkungan juga banyak pengiriman ke CTE oleh negara-negara
mendapat tempat di WTO, terutama dalam The berkembang telah meningkat jumlahnya. Di atas
Comitte of Trade and Environment (CTE). Isu segalanya, negara-negara berkembang Asia telah
lingkungan masih didominasi oleh pengaruh membuat lebih banyak submisi daripada negara-
domestik masing masing negara, namun WTO negara berkembang lainnya: empat pada tahun
memegang peran sentral terutama dalam 2002, enam pada tahun 2003, tiga pada tahun 2004
penyelesaian konflik sengketa perdagangan dan empat pada tahun 2005. Angka-angka ini
lingkungan ini. Organisasi Perdagangan Dunia hampir sama dengan jumlah yang diajukan oleh
(WTO) telah menangani masalah perdagangan dan Uni Eropa (UE) yang adalah wilayah paling aktif
lingkungan sejak didirikan dan Komite terkait perundingan perdagangan dan
Perdagangan dan Lingkungan (CTE), yang lingkungan.(Harashima,2008). Permasalahan dari
didirikan dalam WTO pada tahun 1995, telah aturan ini, memberi ruang kepada negara besar
menjadi forum kunci untuk negosiasi perdagangan untuk menetapkan aturan lingkungan dan
dan lingkungan di bawah sistem perdagangan perdagangan, sehingga negara berkembang dapat
multilateral.(Harashima, 2008, p. 18) mengalami hambatan dan kerugian akibat syarat
lingkungan yang ditentukan sepihak oleh negara
Beberapa pasal terkait misalnya GATT Pasal 20, besar.
yang menyatakan bahwa perdagangan barang
(pasal 20) dan perdagangan jasa (pasal 14) untuk Kepentingan Indonesia dalam Kebijakan
yang tujuannya melindungi manusia, hewan, Penangkapan Ikan: Antara Kepentingan
tumbuhan dikecualikan dari disiplin GATT, serta lingkungan, Local Knowledge dan Perdagangan
program lingkungan dibebaskan dari pemotongan
subsidi. Pemerintah juga dapat menolak untuk Laut merupakan elemen penting bagi kehidupan
menerbitkan paten yang mengancam kehidupan manusia, termasuk juga bagi pembangunan dan
atau kesehatan manusia, hewan, atau tumbuhan, pengembangan negara. Indonesia merupakan
atau berisiko merusak lingkungan (TRIPS Pasal negara dengan total luas perairan seluas 6.400.000
27). km2 atau mencakup 2/3 dari total keseluruhan luas
wilayahnya.17 Kondisi geografis ini tentunya
Baru-baru ini, lebih dari 20 perjanjian lingkungan menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya
internasional (IEA) telah memasukkan langkah- akan sumber daya kelautan dan perikanan. Namun,
langkah perdagangan untuk mendorong selain membawa keuntungan, potensi ini juga
penandatanganan [24]. Misalnya, sesuai dengan membawa tantangan bagi seluruh pihak untuk
WTO, sanksi perdagangan telah digunakan dalam menjaga dan mengelola ekosistem kelautan dan
Protokol Montreal (perlindungan lapisan ozon), perikanan Indonesia dengan bijak. Hal ini penting
Konvensi Basel (transportasi internasional limbah untuk diperhatikan, mengingat beragam aturan
berbahaya), dan Konvensi Perdagangan perdagangan ditingkat internasional juga mulai
Internasional Spesies Terancam Punah (CITES). memperhatikan aspek lingkungan. Produk ekspor
Sehubungan dengan produk tertentu, AS telah Indonesia juga selayaknya dikembangkan dengan
menerapkan pajak penalti pada produsen mobil memperhatikan aspek lingkungan.
asing yang tidak memenuhi standar Ekonomi
Bahan Bakar Rata-Rata Perusahaan (CAFE) dalam Sejak 2014, selaras dengan visi nasional Indonesia
negeri. Kebijakan ini ditentang oleh Komunitas sebagai Poros Maritim Dunia (PMD), pemerintah
Eropa karena dianggap diskriminatif berdasarkan Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan
Pasal XX (g) dari GATT [15].(Ferrara et al., 2009, pembaruan di sektor perikanan dan kelautan.18
pp. 206–207) Indonesia mengeluarkan pengaturan pelarangan
alat tangkap ikan salah satunya cantrang.
Aturan Internasional tidak bersifat mengikat Penggunaan alat cantrang yang telah dimodifikasi
bahkan WTO melalui CTE menyerahkan masalah dan terbukti membahayakan lingkungan
lingkungan pada hukum masing-masing negara dan sebagaimana di jelaskan di atas telah menyebabkan
dianjurkan membuat aturan perdagangan yang
selaras dengan keberlangsungan lingkungan.
17
Situasi ini memaksa negara-negara berkembang Indonesia Tanah Airku 33 Provinsi Pemerintahan Kabinet
untuk dapat beradaptasi dengan aturan lingkungan Indonesia Bersatu, 2007, hal. 133
18
Di Indonesia sendiri sembilan kriteria yang dibuat oleh
negara-negara dalam WTO. Negara berkembang Departemen Kelautan dan Demi mewujudkan perikanan
berpartisipasi secara proaktif dalam negosiasi Perikanan tahun 2006 adalah Memiliki selektivitas tinggi;
perdagangan dan lingkungan di CTE. Untuk Tidak merusak habitat, tempat tinggal dan berkembang biak
kepentingan mereka sendiri, mereka mengubah ikan dan organisme lain; (namun yang ini tidak bisa konssiten
karena tuntutan nelayan); Menghasilkan ikan berkualitas
posisi mereka menjadi lebih positif, dan mulai tinggi; Tidak membahayakan nelayan; Produk aman bagi
menyarankan alternatif saat berpartisipasi dalam konsumen; By-catch rendah; Dampak terhadap biodiversitas
negosiasi CTE. Dalam beberapa tahun terakhir, rendah; Tidak menangkap atau membahayakan ikan yang
dilindungi; dan Dapat diterima secara sosial.

166
alat tangkap ini dilarang pada 2016. Cantrang menghormati cantrang sebagai nilai local
menjadi perhatian disebabkan penggunaanya terus knowledge.
meningkat. Pada 2015, tercatat sebanyak 5.781 unit
cantrang di seluruh Indonesia. Kemudian di awal Kenyataannya, sebagaimana yang dijelaskan Paul
2017, KKP mencatat kenaikan alat tangkap Ekins bahwa bisnis dan perdagangan akan
cantrang menjadi 14.367 unit. didahulukan ketimbang isu lingkungan. Hal ini
(https://kkp.go.id/artikel/1236-faq-kebijakan- cukup relevan dalam masalah lingkungan
pelarangan-cantrang). Pelarangan alat cantrang perdagangan di Indonesia. Dalam kasus cantrang,
kemudian ditunda pemberlakuannya pada tahun Indonesia bukan menghapuskan aturan melainkan
2018. melakukan penundaan. Penundaaan berlakunya
aturan pelarangan penggunaan cantrang tidak
Beberapa peraturan yang ditetapkan tahun 2015 membahayakan posisi perdagangan Indonesia.
dan 2016 mengenai alat tangkap ikan tersebut di Indonesia belum memiliki kepentingan
atas, satu sisi merupakan upaya negara untuk perdagangan yang mendesak, karena Indonesia
mengatasi over fishing dan kelangkaan di masa belum memiliki sandungan sengketa perdagangan
depan. Sector perikanan cukup menjanjikan di yang serius terkait masalah lingkungan
masa depan, terutama untuk menjaga keamanan di
laut dari kapal asing sehingga perlu menetapkan Indonesia tidak memiliki masalah penurunan
kebijakan di level domestic untuk menjaga pendapatan ekspor dari sector perikanan. Pada
keberlangsungan ketersediaan ikan di laut. tahun 2019 ini, Perum Perikanan Indonesia
Pengelolaan perikanan tangkap di laut berkaitan (Perindo) menetapkan target ekspor perikanan
dengan masa depan kelestarian sumber daya ikan menjadi 2.000 ton. Jumlah ini naik 65 persen dari
dan lingkungan, keberlanjutan mata pencaharian realisasi ekspor tahun 2018 sejumlah 694 ton.
masyarakat di bidang perikanan, ketahanan pangan, (https://kkp.go.id/bkipm/artikel/8576-perum-
dan pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari perindo-targetkan-ekspor-perikanan-2019-capai-2-
pemanfaatan sumber daya perikanan. Beberapa 000-ton).
wilayah perairan laut Indonesia telah mengalami
gejala overfishing bahkan praktik-praktik IUU Penundaan pelarangan penggunaan cantrang, yang
fishing yang terjadi di Wilayah Pengelolaan didasarkan pada penurunan jumlah hasil tangkap
Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP NRI), karena memperhitungkan kebiasaan masyarakat
baik oleh kapal- kapal perikanan Indonesia (KII) (local knowledge) tidaklah signifikan, karena
maupun oleh kapal-kapal perikanan asing (KIA) dalam kurun 2017-2018 jumlah hasil tangkapan
menyebabkan kerugian baik dari aspek sosial, ikan Indonesia terus meningkat meski telah
ekologi/lingkungan, maupun ekonomi. diberlakukannya aturan pelarangan cantrang tahun
(bappenas.go.id). 2016-2017. Apabila dilihat dari data pada tahun-
tahun sebelumnya, pertumbuhan produksi
Di sisi lain, kasus cantrang menjadi pengecualian perikanan tangkap mengalami peningkatan. Bahkan
sikap pemerintah yang serius membangun pada tahun 2016-2017 pada saat aturan penggunaan
kebijakan perikanan berbasis keamanan cantrang diberlakukan juga tidak mempengaruhi
lingkungan. Kebijakan penarikan kembali aturan jumlah hasil tangkap ikan. Hal tersebut dapat
Cantrang mudah ditafsirkan sebagai bentuk dilihat pada grafik berikut.
hiraunya pemerintah dengan kepentingan
masyarakat dan situasi domestik termasuk
pengetahuan nelayan dan lain-lain), namun apakah
benar demikian adanya.

Pada kasus pencabutan larangan cantrang ini,


Indonesia terkesan tidak mendahulukan
kepentingan perdagangan yang dalam hal ini jika
ekspor ikan ingin aman tentu Indonesia akan tegas
menghapuskan cantrang sebagai alat yang tidak
ramah lingkungan untuk meminimalisir dan
mengantisipasi penolakan/ boikot dari AS dan
Eropa sebagai negara tujuan ekspor utama. Namun
melandaskan sikap pemerintah Indonesia atas dasar
kepentingan nilai masyarakat juga sangat dini.
Cantrang tidak dapat dikategorikan sebagai
kearifan local sehingga ditundanya pelarangan
cantrang tidak dapat dipertimbangkan untuk

167
ini umumnya dilandasi oleh dua pertimbangan,
pertama, bagaimana kebijakan domestik dan sector
industri dalam negeri yang telah berjalan. Kedua,
sejauh apa kebijakan lingkungan mempengaruhi
pendapatan perdagangan komoditas tetentu. Pada
kasus Perikanan dan kelautan Indonesia sangat
mendukung perlindungan lingkungan dengan
mengeluarkan berbagai kebijakan lingkungan pada
sector perikanan dan kelautan. Sebaliknya,
misalnya dalam kasus lain yaitu kelapa sawit,
Indonesia tidak bersikap sama, dan tidak terlalu
ketat memberlakukan kebijakan pro lingkungan
dalam sector perkebunan.

Pertimbangan untuk poin pertama didasarkan


bahwa kebijakan pro lingkungan dalam kasus
perikanan lebih mudah bagi Indonesia, karena
ketentuan masalah kelautan ini sudah dibentuk
Indonesia jauh sebelum WTO memikirkan isu
lingkungan ini. Indonesia telah memberlakukan
banyak kebijakan pro lingkungan di sektor
Sumber: data Kementrian KP(kkp.go.id) perikanan sejak tahun 1980.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa setiap tahun Sedangkan untuk alasan kedua, pemberlakuan
produksi perikanan tangkap mengalami kenaikan. kebijakan pelarangan alat tangkap ikan cantrang
Kenaikan ini didukung oleh kebijakan pemerintah tidak akan mengurangi jumlah ekspor ikan
terkait peningkatan produksi perikanan tangkap di Indonesia. Indonesia belum memiliki tekanan
Indonesia. Grafik di atas memperlihatkan pada ekonomi serius sebagaimana penjelasan
tahun 2016-Januari 2018 saat pemberlakuan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Gibss
pelarangan cantarang diberlakukan jumlah hasil dkk yang mengungkapkan bahwa kebijakan lokal
tangkap justru kian bertambah. Peningkatan ekspor untuk pembangunan berkelanjutan dan lingkungan
sebesar 45,9 persen yaitu dari 654,95 ribu ton harus dipahami dalam keterkaitanya dengan
senilai 3,87 miliar dolar AS pada 2015 menjadi tekanan ekonomi (Gibbs, Jonas, & While, 2002, p.
955,88 ribu ton senilai 5,17 miliar dollar AS pada 124). Berbeda dengan kasus sawit. Indonesia cukup
2018. (kkp.go.id) bergantung pada sector sawit, sehingga
pemberlakuan kebijakan pro lingkungan dan
Masalah penangkapan ikan illegal oleh warga pengurangan penanaman sawit berakibat pada
negara lain, salah satunya dipercaya oleh Indonesia kemungkinan matinya sector perkebunan sawit
berpengaruh besar terhadap hasil tangkap ikan. Indonesia. Indonesia juga belum memiliki aturan
Menteri Susi Pudjiastuti selain membuat peraturan mengenai kebijakan pro lingkungan di sector
tetang pelarangan cantrang, juga membuat perkebunan, masalah pembakaran hutan dalam
kebijakan penenggelaman kapal-kapal nelayan rangka mempersiapkan lahan sawit baru juga masih
warga negara asing yang mencuri ikan di perairan belum mampu diselesaikan di Indonesia. Jika
Indonesia. Sampai tahun 2018, sudah tercatat 463 dilakukan pelarangan pembukaan hutan, artinya
kapal yang melakukan pencurian ikan di peraiaran perkebunan sawit juga akan berkurang, produksi
Indonesia ditenggelamkan. Kebijakan tersebut menurun, sehingga pendapatan negara dari sektor
sebagai upaya pemerintah untuk mendorong kelapa sawit juga akan turun.
produksi perikanan tangkap nasional.
Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa kebijakan
Penundaan larangan cantrang dalam dua atau 3 Indonesia di masa Presiden Jokowi memang
tahun tidak berpengaruh besar pada jumlah banyak fokus pada masalah ekonomi, perdagangan,
ketersediaan ikan, sementara dalam 3 tahun ke dan investasi. Hal ini dapat dilihat dari pertama,
depan, pemerintah dapat terus melakukan bagaimana Presiden seringkali mendorong
sosialisasi penangkapan ikan yang baik sehingga percepatan izin investasi dan pernah menegur
kemungkinan tuntutan perdagangan berbasis pro lambannya pengurusan izin penggunaan lahan di
lingkungan oleh negara mitra utama perdagangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Indonesia di masa depan juga dapat diantisipasi. yang berdampak pada investasi. (cnnindonesia.com
dan kabar24.bisnis.com). Kedua, Program dalam
Pada akhrinya sikap Indonesia terkait kebijakan poros maritime yang dicanangkan Indonesia juga
perdagangan-lingkungan akan berbeda beda. Hal lebih menekankan pada pengelolaan sumber daya

168
daripada isu lingkungan. Perlindungan sumber daya
kelautan dan perikanan nampak lebih banyak fokus DAFTAR PUSTAKA
pada pencegahan dan pemberantasan illegal fishing
yang didorong atas dasar keberlanjutan dan Jurnal
kesejahteraan. Misalnya saja, penenggelaman kapal Ekins, P. (1998). Business, trade and the
illegal fishing lebih mencerminkan bagaimana environment: An agenda for stability in
Indonesia menjamin keamanan kelautan dan world trade. BUSINESS STRATEGY AND
perikanan bukan lingkungan. Hal ini juga terlihat di THE ENVIRONMENT, 14.
dalam strategi implementasi poros maritim yang Ferrara, I., Missios, P., & Murat Yildiz, H. (2009).
tidak memperlihatkan secara jelas terkait tata kelola Trading rules and the environment: Does
dan jaminan terhadap lingkungan (bappenas.go.id). equal treatment lead to a cleaner world?
Journal of Environmental Economics and
Management, 58(2), 206–225.
KESIMPULAN https://doi.org/10.1016/j.jeem.2008.11.002
Gibbs, D., Jonas, A., & While, A. (2002).
Pada masalah perdagangan dan lingkungan sikap Changing governance structures and the
Indonesia bergantung pada pertama, bagaimana environment: Economy–environment
kebijakan domestic dan sector dalam negeri telah relations at the local and regional scales.
berjalan. Kedua, sejauh apa kebijakan lingkungan Journal of Environmental Policy &
mempengaruhi jumlah produksi komoditas Planning, 4(2), 123–138.
tersebut. Pada kasus Perikanan dan kelautan https://doi.org/10.1002/jepp.104
Indonesia terlihat sangat mendukung perlindungan Harashima, Y. (2008). Trade and environment
lingkungan dengan mengeluarkan berbagai negotiations in the WTO: Asian
kebijakan lingkungan pada sector perikanan dan perspectives. International Environmental
kelautan sejak tahun 1980, pelarangan pukat Agreements: Politics, Law and Economics,
bahkan diatur secara subtansi sehingga cantrang 8(1), 17–34. https://doi.org/10.1007/s10784-
modifikasi yang mengarah kepada pukat juga ikut 007-9058-y
dilarang. Najam, A., & Robins, N. (2001). Seizing the future:
The south, sustainable development and
Perhatian Indonesia pada kebijakan pro lingkungan international trade. International Affairs,
pada sector kelautan dan perikanan ini tidak lepas 77(1), 49–67
dari masa depan jumlah ketersediaan ikan dan Budiyanti, Diana; dkk. 2018. “Pengetahuan lokal
upaya menanggulangi over fishing. Hal ini nelayan tradisional Pangandaran, Jawa
menegaskan bahwa kebijakan penundaan Barat, Indonesia tentang cara penangkapan
pemberlakuan cantrang tidak menandakan bahwa ikan dengan jaring arad, jenisjenis ikan yang
Indonesia menjauh dari kepentingan perdagangan. ditangkap, dan penentuan musim
Perdagangan masih diutamakan dari isu penangkapan ikan”. PROS SEM NAS
lingkungan. Hal ini tercermin juga dari kebijakan MASY BIODIV INDON 4 (2): 115-121
Indonesia di masa Jokowi yang lebih fokus pada
isu perdagangan dan investasi dan sedikit sekali Buku
memberi porsi pada isu lingkungan. Williams, P. (Ed.). (2013). Security studies: An
introduction (2nd ed). London ; New York:
Isu lingkungan akan diusung dan diperhatikan saat Routledge.
ia juga mendukung keamanan komoditas
perdagangan Indonesia. Pada kasus cantrang, Situs Online
Indonesia melakukan penundaan dan bukan Apa ancaman Sektor Kelauatan Indoensia di Tahun
pembatalan. Penundaan tidak berarti banyak 2019? Diunduh dari
terutama dikarenakan, pertama Indonesia belum https://www.mongabay.co.id/2019/01/10/ap
memiliki kepentingan perdagangan yang a-ancaman-sektor-kelautan-indonesia-di-
mendesak. Dalam sector perikanan, Indonesia tahun-2019/, diakses pada 1 September 2019
belum memiliki sandungan sengketa perdagangan Arifin Tompodung, PP Nomor 24 ‘Jepit’
serius terkait masalah lingkungan. Kedua, ekspor Pencaharian Nelayan, diunduh dari
Indonesia dalam sector perikanan juga masih aman http://mediasulut.co/berita-21-pp-nomor-24-
dan terus meningkat sehingga kekhawatiran %E2%80%98jepit%E2%80%99-
Indonesia akan terhambatnya perdagangan karena pencaharian-nelayan.html, diakses pada 31
cantrang cukup kecil. Agustus 2019
BNPB Sulsel, Knowledge System Of Traditional
Fisherman In Bajo: Maritime Cultural
Study, di unduh dari
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsu

169
lsel/sistem-pengetahuan-tradisional-nelayan- Ribuan Nelayan Demo Istana Minta Legalisasi
bajo-telaah-budaya-maritim/ diakses pada 7 Cantrang, diunduh dari
September 2019 https://www.cnnindonesia.com/nasional/201
Dorong-investasi-jokowi-ingin-tutup-mata-beri-izin 80117115531-20-269538/ribuan-nelayan-
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20 demo-istana-minta-legalisasi-cantrang,
190708154915-532-410196/dorong- diakses pada 2 September 2019
investasi-jokowi-ingin-tutup-mata-beri-izin Sekjen KNTI: Perizinan di Sektor Kelautan dan
Indonesia Menjadi Eksportir Ikan Terbesar Ke -10 Perikanan Menyisakan Banyak Masalah,
Di Dunia, diunduh dari diunduh dari https://www.msn.com/id-
https://www.inews.id/finance/makro/indone id/berita/nasional/sekjen-knti-perizinan-di-
sia-jadi-eksportir-ikan-terbesar-ke-10-di- sektor-kelautan-dan-perikanan-menyisakan-
dunia, diakses pada 2 September 2019 banyak-masalah/ar-BBUoSsS, pada 31
Jumlah Ikan yang Diekspor Mentri Susi Pudjiastuti, Agustus 2019
diunduh dari https://www.tagar.id/jumlah- Tasya Simatupang, Cara Nelayan Menangkap Ikan
ikan-yang-diekspor-menteri-susi-pudjiastuti, di Di Berbagai Negara, diunduh dari
diakses pada 1 September 2019 https://beritagar.id/artikel/piknik/cara-
Kenali Cantrang, Alat Tangkap Ikan Yang nelayan-menangkap-ikan-di-berbagai-
Dilarang, diunduh dari negara, diakses pada 30 Agustus 2019
https://kominfo.go.id/content/detail/9753/ke Tingkatkan Nilai Eksor Melalui Penjaminan Mutu
nali-cantrang-alat-tangkap-ikan-yang- dan Jeamanan Hasil Perikanan, diunduh dari
dilarang/0/artikel_gpr, diakses pada 1 https://kkp.go.id/bkipm/artikel/6528-
September 2019 tingkatkan-nilai-ekspor-melalui-
KKP: Jual Beli Izin Kapal Masih Marak, diunduh penjaminan-mutu-dan-keamanan-hasil-
dari https://industri.kontan.co.id/news/kkp- perikanan, diakses pada 1 September 2019
jual-beli-izin-kapal-masih-marak, diakses Trawl dan Cantrang, Keuntungan Yang Buntung,
pada 1 September 2019 diunduh dari
Menanti-kebijakan-hijau-di-periode-kedua- https://www.wwf.or.id/?38542/Trawl-dan-
pemerintahan-jokowi Cantrang-Keuntungan-yang-Buntung,
https://kabar24.bisnis.com/read/20190720/1 diakses pada 30 Agustus 2019
5/1126304/menanti-kebijakan-hijau-di-
periode-kedua-pemerintahan-jokowi Modul dan Laporan
Nanik Ermawatil dan Zuliyanti, Dampak Sosial Laporan_Prakarsa_Strategis_Bidang_Kemaritiman
Dan Ekonomi Atas Peraturan Menteri _dan_SDA_Ringkasan.pdf. diunduh dari
Kelautan Dan Perikanan Nomor https://www.bappenas.go.id/files/2815/0460
2/PERMEN-KP/2015 (Studi Kasus /0421/Laporan_Prakarsa_Strategis_Bidang_
Kecamatan Juwana Kabupaten Pati), Kemaritiman_dan_SDA_Ringkasan.pdf
diunduh dari Modul 1 Metode Penangkapan Ikan, diunduh dari
https://media.neliti.com/media/publications/ http://repository.ut.ac.id/4219/1/MMPI5203
173474-ID-dampak-sosial-dan-ekonomi- -M1.pdf, diakses pada 30 Agustus 2019
atas-peraturan.pdf, pada 30 Agustus 2019 Peraturan Permen KP diakses dari
Perum Perindo Targetkan Ekspor Perikanan 2019 http://jdih.kkp.go.id/peraturan/71%20PERM
Capai 2000 ton, diunduh dari EN-KP%202016.pdf
https://kkp.go.id/bkipm/artikel/8576-perum-
perindo-targetkan-ekspor-perikanan-2019-
capai-2-000-ton, diakses pada 30 September
2019
Polemik Cantrang dan Hasil Perikanan Indonesia,
diunduh dari https://tirto.id/polemik-
cantrang-dan-angka-perikanan-tangkap-
indonesia-cDl6, pada 31 Agustus 2019
Produk Ekspor Perikanan Indonesia telah Diterima
157 Negara, diunduh dari
https://www.antaranews.com/berita/945089/
produk-ekspor-perikanan-indonesia-sudah-
diterima-157-negara, diakses pada 1
September 2019
Pukat Hela, diunduh dari
http://awsassets.wwf.or.id/downloads/infosh
eet_trawls__pukat_hela_.jpg, diakses pada 1
September 2019

170

Anda mungkin juga menyukai