Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DUNIA PARALEL: EKSPERIMEN PIKIRAN

SCHRÖDINGER’S CAT PARADOKS DALAM


MEKANIKA KUANTUM

Laporan Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Fisika

Oleh :
Jovin Septiani Lesmana

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KANTOR


KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS MADRASAH ALIYAH
NEGERI (MAN) 4 CIAMIS
Jl. Sukajadi II Sukajadi Pamarican Ciamis 46382
Tlp: (0265) 652426 Fax: (0265) 652426
Web: http://www.man4ciamis.sch.id E-mail: man4ciamis@gmail.com

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan judul “KONSEP DUNIA PARALEL: EKSPERIMEN
PIKIRAN SCHRÖDINGER’S CAT PARADOKS DALAM MEKANIKA
KUANTUM”. Meskipun banyak hambatan yang penulis alami dalam proses
pengerjaannya, penulis berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
dan disusun dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran Fisika, serta menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan, penulis menyadari bahwa penulisannya masih
sangat sederhana dan jauh dari kata kesempurnaan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung
serta membantu dalam penyelesaian makalah. Besar harapan penulis agar makalah
ini bisa menjadi rujukan penulis selanjutnya. Penulis juga berharap agar isi
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan
penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima
kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca makalah ini.

Ciamis, 20 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................3

A. Persamaan Schrödinger ....................................................................... 3

1. Double-slit Experiment .......................................................……... 3

2. Wave Function Collapse dan Copenhagen Interpretation ……. 5

B. Schrödinger’s Cat Paradoks ................................................................ 6

C. Dunia Paralel atau Multiverse ............................................................ 8

BAB III PENUTUP .................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Dunia kuantum adalah dunia probabilitas, tempat banyak kemungkinan


sekaligus tempat berbagai paradoks terjadi. Dunia kuantum dipelajari dalam fisika
kuantum, suatu cabang ilmu fisika yang mempelajari partikel-partikel dasar
penyusun alam semesta. Jika kita mengira bahwa atom adalah bagian terkecil dari
suatu unsur yang tidak bisa dipecah lagi, dunia kuantum ada dalam skala yang
lebih kecil dari ukuran atom.
Partikel-partikel dalam dunia kuantum selalu berperilaku tak lazim. Itulah
mengapa, dalam dunia kuantum, hukum fisika klasik, semacam hukum Newton
atau sejenisnya, tidak bisa berlaku. Hukum fisika kuantum hanya bisa dijabarkan
dalam bentuk persamaan matematika tingkat lanjut.
Multiverse adalah kelompok hipotetis dari banyak alam semesta. Bersama-
sama, alam semesta ini terdiri dari segala sesuatu yang ada:
keseluruhan ruang, waktu, materi, energi, informasi, dan hukum fisika dan
konstanta yang menggambarkannya.1 Ada dua jenis multiverse dalam fisika. Yang
pertama datang dari kosmologi, multiverse jenis lain datang dari fisika kuantum.
Multiverse kosmologis mencoba menjelaskan mengapa alam semesta yang
kita amati yaitu ‘’alam semesta kita’’ tampak begitu menyambut munculnya
kehidupan. Bahkan perubahan kecil pada cara kerja fisika akan membuat
kehidupan menjadi tidak mungkin. Dalam multiverse, sejumlah besar alam semesta
diciptakan secara acak dan beberapa kebetulan mendukung kehidupan yang muncul
di sana. Banyak alam semesta yang tidak ramah juga akan diciptakan, tetapi tidak
akan ada kehidupan di sana untuk mengamati keberadaan mereka. 2
Multiverse dalam fisika kuantum yaitu setiap kali ada kejadian di level
kuantum, dunia terpecah menjadi dua dimensi paralel atau lebih. Multiverse
kuantum adalah versi lain di mana alam semesta kita terbagi menjadi masa depan

1
In some models, such as those of brane cosmology, many parallel structures may exist within the
same universe.
2
Vergano, Dan (2014-03-19). “Penemuan Big Bang Membuka Pintu ke “Multiverse”
alternatif dengan setiap peristiwa kuantum. Ini disebut interpretasi banyak dunia
dari mekanika kuantum.3
Perbedaan multiverse kosmologi dan multiverse dalam kuantum, yaitu jika
dalam kosmologi multiverse terbentuk dari awal ketika terjadinya ledakan
BigBang, sedangkan dalam teori kuantum, multiverse terbentuk dari kapan pun
ketika ada sebuah kejadian yang memicunya. Multiverse dalam kuantum ini lebih
tepat disebut dunia paralel atau realitas paralel karena berhubungan dengan
pecahnya realitas menjadi dua atau lebih dunia paralel yang masing masing
menjalani timeline yang berbeda. Konsep realitas paralel inilah yang menghindari
terjadinya paradoks.
Paradoks pada perjalanan waktu adalah sebuah kejadian yang terjadi
dengan syarat bahwa perjalanan waktu itu sudah bisa dilakukan. Dalam kejadian
tersebut terdapat suatu tindakan, yang mana tindakan tersebut sebenarnya tidak bisa
dilakukan atau, tindakan tersebut dapat menimbulkan kejanggalan dan pertanyaan
tanpa jawaban yang berulang.
Salah satu misteri terbesar dalam dunia kuantum adalah eksperimen
imajiner atau khayalan yang dilakukan Erwin Schrödinger (1887-1961), fisikawan
Austria sekaligus Bapak Fisika Kuantum, yaitu ‘kucing Schrodinger’ yang
dicetuskan pada tahun 1935.
Eksprimen tersebut tidak menggunakan kucing sungguhan. Entah
bagaimana kucing menjadi ‘alat’-nya, namun yang pasti, eksperimen ini hanya
diungkapkan secara teoritis.

3
Petrus (21 Oktober 2008).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Persamaan Schrödinger
Hipotesis dunia paralel dalam teori kuantum dimulai dari persamaan
Schrödinger yang dirumuskan oleh Erwin Schrödinger seorang ilmuwan Austria.

Dimana:
i :Bilangan imajiner
t :Waktu
∂ / ∂t :Turunan parsial terhadap t
ħ :Konstanta Planck dibagi 2π
ψ(t) : Fungsi gelombang
H(t) :Hamiltonian

Rumus tersebut mengatakan bahwa semua objek harus dipandang dalam


keadaan superposisi, dimana suatu objek berada di dua keadaan yang mungkin
dipikir berbeda menjadi yang satu atau yang lain pada suatu waktu. Tetapi kuantum
mengatakan bisa jadi keduanya, bahkan seringkali objek tersebut berada di dua
keadaan dalam waktu yang bersamaan. Untuk lebih paham mengenai persamaan
Schrödinger dan eksperimen pikiran Schrödinger’s Cat maka harus memahami
beberapa hal berikut.

1. Double-slit experiment
Double-slit experiment atau Percobaan celah ganda adalah
eksperimen dalam mekanika kuantum dan optik yang menunjukkan dualitas
gelombang -partikel elektron , foton, dan objek fundamental lainnya dalam
fisika. Ketika aliran partikel seperti elektron atau foton melewati dua celah
sempit yang berdekatan untuk mengenai layar detektor di sisi lain, mereka
tidak membentuk kelompok berdasarkan apakah mereka melewati satu
celah atau yang lain. Sebaliknya, mereka mengganggu: secara bersamaan
melewati kedua celah, dan menghasilkan pola pita interferensi di
layar. Fenomena ini terjadi bahkan jika partikel ditembakkan satu per satu,
menunjukkan bahwa partikel menunjukkan beberapa perilaku gelombang
dengan mengganggu diri mereka sendiri seolah-olah mereka adalah
gelombang yang melewati kedua celah (Gambar 2.1).

Gambar 2.1 Eksperimen celah ganda dengan (a) foton, (b) partikel yang sangat besar, (c) elektron.
Sumber:https://www.researchgate.net/figure/Double-slit-experiment-with-a-photons-b-very-large-particles-c-
electrons_fig1_349125115

Eksperimen ini sangat tidak masuk akal secara logika, bahkan fisika
klasik tidak bisa menjelaskannya. Untuk memprediksi apa yang dilakukan
objek kuantum dalam kerangka rumus gerak Newton, para ilmuwan
menggunakan rumus yang dibuat oleh Erwin Schrödinger di tahun 1925
untuk mendeskripsikan bahwa partikel kuantum bisa berperilaku sebagai
gelombang.
Penjelasan sederhananya sebelum partikel-partikel menyentuh layar,
setiap partikel harus diasumsikan menempuh semua lintasan yang ada
dihadapannya menuju titik-titik yang sudah ditetapkan (Gambar 2.2).
Tetapi begitu menyentuh layar hanya ada satu titik yang akan muncul

(Gambar 2.3)
Gambar 2.2 Dualitas gelombang-partikel sebelum Gambar 2.3 Dualitas gelombang-partikel setelah
…………….menyentuh layar menyentuh layar
Sumber: https://toutestquantique.fr/en/

Situasi yang sama yaitu seperti mata uang koin yang berputar, maka
tidak akan bisa menyebutkan sisi mana dari dua sisi mata uang itu yang
tampak karena sisi mata uang itu bercampur menjadi satu. Keadaan seperti
inilah yang dikatakan superposisi. Tetapi saat koin itu berhenti berputar
hanya satu sisi mata koin itu yang tampak di mata. Hal ini hanya sampai
menghitung probabilitas atau peluang dimana sebuah partikel akan berada,
tapi setelah partikel diketahui keberadaannya melalui pengukuran maka
fungsi gelombang tadi sudah tidak berlaku lagi. Para ilmuwan memyebut
ini Wave function collapse.

2. Wave Function Collapse dan Copenhagen Interpretation


Wave function collapse atau keruntuhan fungsi gelombang terjadi
ketika fungsi gelombang  awalnya dalam superposisi beberapa  keadaan
kuantum berkurang menjadi satu keadaan kuantum karena interaksi dengan
dunia luar. Interaksi ini disebut observasi , dan merupakan inti
dari pengukuran dalam mekanika kuantum , yang menghubungkan fungsi
gelombang dengan observasi klasik seperti posisi dan momentum. Hal ini
adalah salah satu dari dua proses di mana sistem kuantum berevolusi dalam
waktu; yang lainnya adalah evolusi berkelanjutan yang diatur oleh
persamaan Schrödinger.4
Terlihat pada Gambar 2.4 sebelum pengukuran, fungsi gelombang
semacam sebaran objek, tapi begitu melakukan pengukuran pada partikel
tersebut, tiba-tiba fungsi gelombangnya runtuh (Gambar 2.5).

4
J. von Neumann (1932). Mathematische Grundlagen der Quantenmechanik (dalam bahasa
Jerman). Berlin: Pegas .
J. von Neumann (1955). Dasar Matematika Mekanika Kuantum . Pers Universitas Princeton .
Gambar 2.4 Sebelum pengukuran Gambar 2.5 Setelah melakukan pengukuran
Sumber: http://www.afriedman.org

Keadaan ini memunculkan sebuah pandangan, seolah-olah partikel benar


nyata di mata kita hanya ketika kita mengukurnya atau mengamatinya. Istilah ini
disebut Copenhagen Interpretation.
Peristiwa ini merupakan kejadian paling aneh dalam dunia fisika, ilmuwan
seperti Albert Einstein dan Erwin Schrödinger tidak bisa menerimanya, sehingga
mereka menunjukkan sebuah paradoks karena betapa tidak masuk akalnya
kejadian ini. Albert Einstein dan Erwin Schrödinger menemukan sebuah paradoks
dalam rumusnya. Paradoks yang ditunjukkan melalui eksperimen pikiran yang
dikenal dengan nama Schrödinger’s Cat. Eksperimen ini memunculkan hipotesis
dunia paralel.
Persamaan Schrödinger adalah rumus paling sukses sepanjang sejarah
fisika. Karena rumus ini para ilmuwan bisa memetakan semua unsur dalam tabel
periodik dan banyak teknologi yang lahir dari persamaan Schrodinger. Sebagian
ilmuwan tidak mau terlibat perdebatan tafsiran persamaan ini, yang penting
rumusnya bekerja. Artinya kita memahami kuantum dan menggunakannya tetapi
kita tidak tahu apa yang terjadi di dalamnya.

B. Schrödinger’s Cat Paradoks


Bagaimana bisa realitas kuantum yang tadinya samar, dimana sesuatu bisa
dimana saja menjadi satu realitas pasti ketika kita mengamatinya saat pengukuran.
Karena Copenhagen Interpretation, semua partikel di alam kuantum harus
ditafsirkan dalam keadaan superposisi sampai kita mengamatinya, yang membuat
Albert Einstein dan Erwin Schrodinger berpikir tentang dampak buruk dari tafsiran
ini terhadap realitas alam ini secara keseluruhan. Kemudian Erwin Schrödinger
menunjukkan sebuah paradoks dari sebuah eksperimen pikiran yang dikenal
dengan nama Schrödinger’s Cat.
Dalam mekanika kuantum, Schrödinger Cat adalah eksperimen pikiran
yang menggambarkan paradoks superposisi kuantum. Dalam eksperimen
pemikiran, seekor kucing hipotetis dapat dianggap secara bersamaan hidup dan
mati sebagai akibat dari nasibnya yang terkait dengan peristiwa-peristiwa
subatomik acak yang mungkin tidak terjadi.
Dalam eksperimen pikiran ini, Erwin Schrödinger membayangkan ada
seekor kucing dikurung dalam sebuah kotak. Di dalam kotak itu ada racun dalam

tabung, zat radioaktif, dan geiger counter yaitu alat yang bisa mendeteksi peluruhan
radioaktif aktif dan alat ini terhubung dengan palu (Gambar 2.6). Skenario nya
adalah apabila geiger counter mendeteksi adanya peluruhan radioaktif maka palu
akan memecahkan tabung racunnya dan kucingnya mati karena keracunan. Tapi
jika tidak meluruh maka kucingnya hidup (Gambar 2.7).

Gambar 2.6 Schrödinger’s Cat Experiment Gambar 2.7 Schrödinger’s Cat Experiment
Sumber: https://vwm.com/wp-content

Maksud dari eksperimen tersebut, pada prinsipnya menurut Copenhagen


Interpretation, setiap partikel selalu dalam keadaan superposisi ketika tidak ada
yang mengamatinya. Superposisi tidak selalu berarti tempat, tapi mewakili semua
keadaan partikel (Quantum States) yang berlaku untuk seluruh partikel di dalam
atom. Ini termasuk meluruh atau tidaknya atom radioaktif pada eksperimen tadi.
Mengukur/mengamati dalam konteks sains berarti melihat dengan mata.
Kotak yang digunakan dalam eksperimen dalam keadaan tertutup sehingga kita
tidak bisa melihat secara langsung apa yang terjadi di dalam kotak. Disinilah
paradoks yang ingin ditunjukkan Schrödinger. Ketika membuka kotaknya dan
menemukan kucingnya mati, artinya atomnya meluruh. Pertanyaannya, sejak kapan
kucingnya mati? Kita tidak bisa mengatakan kucingnya mati jika kotaknya masih
tertutup. Maupun sebaliknya, kita tidak bisa mengatakan kucingnya masih hidup
jika kotaknya tertutup. Karena selama kotaknya masih tertutup, zat radioaktif tadi
belum bisa dikatakan meluruh atau tidak, tapi meluruh atau tidak dalam waktu
bersamaan. Selama kotaknya masih tertutup, kucing tersebut dipandang dalam
keadaan superposisi, mati dan hidup dalam waktu bersamaan. Barulah disaat
membuka kotaknya, hanya pada saat itulah kucingnya mati. Jika menemukan
kucingnya hidup, hanya pada saat membuka kotaknya lah kucingnya hidup. Hal
inilah yang ingin ditunjukkan Schrodinger, bukan untuk mengatakan kuantum itu
menakjubkan tetapi betapa tidak masuk akalnya teori kuantum apabila ditafsirkan
seperti ini.

Gambar 2.8 jika kucingnya mati Gambar 2.9 jika kucingnya hidup

Sumber: https://youtu.be/kTXTPe3wahc

Poin penting yang ingin ditunjukkan Einstein dan Schrodinger melalui


eksperimen pikiran ini, jika superposisi di level kuantum benar adanya, bagaimana
itu bisa menjelaskan realitas alam ini yang notabene tersusun dari atom-atom.
Berbagai tafsiran pun muncul untuk memecahkan teka-teki ini.

C. Dunia Paralel atau Multiverse


Pada tahun 1957, seorang ilmuwan muda Hugh Everett III datang dengan
tafsirannya yang cukup gila. Everett dalam tesisnya memperkenalkan The Many-
Worlds Interpretation of Quantum Mechanics atau yang sekarang dikenal
dengan nama Multiverse. Everett memegang prinsip bahwa persamaan
Schrodinger harus berlaku secara konsisten. Menurutnya tidak ada yang namanya
keruntuhan fungsi gelombang, semua kemungkinan di level kuantum semuanya
terjadi. Artinya dalam eksperimen Schrödinger’s Cat , kucing mati ataupun hidup
dua-duanya menjadi kenyataan walaupun kita membuka kotaknya. Disaat kita
membuka kotaknya, realitas terpecah dua. Dalam realitas satu kita melihatnya
mati (Gambar 2.10), di realitas yang lain kita melihatnya hidup (Gambar 2.11).
Betapa anehnya ide tesis Hugh Everett ini. Satu kemungkinan terjadi di dunia
dimana kita melihatnya itu terjadi, kemungkinan yang lain terjadi di dunia dimana
kita melihat itu terjadi.

Gambar 2.10 kucing dalam keadaan hidup di realitas satu Gambar 2.11 kucing dalam keadaan mati di realitas lain
Sumber: https://youtu.be/kTXTPe3wahc

Bagi orang pada umumnya hal tersebut tampak aneh dan tidak masuk akal
tetapi bagi Everett Multiverse inilah yang nyata sedangkan dunia satu inilah yang
ilusi. Mengapa demikian? Hugh Everett mempunyai argumen dalam tesisnya
Theory of The Universal Wave Function yang disampaikan dalam formula
matematika. Dalam argumen tersebut, Everett menjelaskan bahwa satu-satunya
yang nyata di dunia ini adalah fungsi gelombang itu sendiri yang bersifat universal.
Artinya alam semesta secara keseluruhan berada dalam kondisi superposisi. Dalam
eksperimen Schrödinger’s Cat, Hugh Everett menyebutkan bahwa yang disebut
objek kuantum bukan hanya atom radioaktif tapi kucing dan orang yang membuka
kotaknya juga merupakan objek kuantum dalam satu sistem. Semua objek dalam
sistem kuantum akan mempunyai gelombang yang sama karena terhubung satu
sama lain melalui mekanisme atau yang oleh Albert Einstein disebut Quantum
Entanglement, dan begitu kita membuka kotaknya maka kita berada dalam
keadaan superposisi karena berada dalam suatu sistem kuantum. Sistem kuantum
yang terisolasi penuh akan kembali ke beberapa keadaan materi. Masing-masing
terkait (entangled) dengan keadaan lingkungannya masing-masing. Dalam kata
lain, objek tersebut akan keluar masuk fase dalam banyak realitas paralel.
Mengapa kita hanya menemukan salah satu dari keadaan kucing mati atau
hidup? Menurut everett, ini karena kita mengalami Quantum Decoherence.
Quantum Decoherence berkaitan dengan gagasan bahwa semua benda memiliki
sifat seperti gelombang. Jika sifat seperti gelombang suatu benda terbelah menjadi
dua, maka kedua gelombang tersebut dapat saling berinterferensi secara koheren
sedemikian rupa sehingga membentuk satu keadaan yang merupakan superposisi
dari kedua keadaan tersebut. Konsep superposisi ini terkenal diwakili oleh kucing
Schrödinger, yang mati dan hidup pada saat yang sama ketika dalam keadaan
koheren di dalam kotak tertutup. Koherensi juga terletak di jantung komputasi
kuantum, di mana qubit berada dalam superposisi status "0" dan "1", menghasilkan
percepatan pada berbagai algoritma klasik.
Quantum Decoherence sering dibahas dalam konsep komputer kuantum.
Komputer kuantum menggunakan aliran data berupa qubit atau kuantum bit
dimana nilai “1” dan “0” nya memanfaatkan superposisi dalam atom. Ini yang
menyebabkan komputer kuantum lebih cepat dibanding komputer biasa (Gambar
2.12).

Gambar 2.12 Qubit (Quantum Bit)


Sumber: https://youtu.be/-ZNEzzDcllU

Tetapi tantangan terbesar dalam komputer kuantum adalah


mempertahankan agar informasi qubit ini tetap utuh, karena sedikit saja terganggu
oleh gelombang lain, dia akan kehilangan koherensi nya. Akibatnya qubit tadi
bukan lagi “1” atau “0” tapi terpecah menjadi dua informasi yang berbeda, “1”
atau “0”. Hal ini sama seperti koin yang berputar, jika terganggu oleh sentuhan atau
getaran, maka lama-lama akan berhenti dan dua sisi kembali terpisah. Inilah yang
disebut Decoherence (Gambar 2.13). Menurut Hugh Everett itulah yang terjadi
saat membuka kotak pada eksperimen Schrödinger’s Cat, aksi kita yang membuka
kotaknya membuat superposisi terpecah menjadi dua informasi yang berbeda atau
dua fungsi gelombang yang berbeda. Ini disebabkan karena sistem kuantum
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam kata lain, realitas terpecah
menjadi dua dan kita hanya melihat salah satu nya (Gambar 2.14). Mereka
terpisah dan berjalan sendiri-sendiri, seolah-olah mereka menjadi dua dunia yang
berbeda, ada kita yang melihat kucing itu hidup dan ada kita yang melihat kucing
itu mati dan dua versi kita sendiri tidak bisa berkomunikasi satu sama lain. Inilah
yang disebut Multiverse atau lebih tepat disebut Dunia Paralel (Gambar 2.15).
Gambar 2.13 Decoherence Gambar 2.14 realitas terpecah menjadi dua

Gambar 2.15 Multiverse


Sumber: nasa.gov/
BAB III
PENUTUP

Pada akhirnya teori Multiverse atau dunia paralel ini, semua kembali ke diri
masing-masing boleh percaya atau tidak. Karena ini hanyalah masalah keyakinan,
itulah kenapa disebut Interpretation yang artinya hanya tafsiran, sebuah tafsir
hitung-hitungan diatas kertas.
Pelajaran pentingnya adalah semakin dalam kita mendalami alam ini maka
semakin aneh saja dunia sains, dari teori BigBang, teori kuantum, bahkan sampai
munculnya keyakinan adanya Multiverse. Karena pada dasarnya semua itu hanya
usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit yang sering ditanyakan
manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Adrew. 2019. Multiverse Definition and Theory.


https://www.thoughtco.com/multiverse-definition-and-theory-2699273. (10
September 2022).

Al-Khalili, Jim. “ The Mind Bending Story of Quantum Physics part (1/2).”
YouTube, diunggah oleh Spark, 21 Maret. 2018, https://youtu.be/ISdBAf-
ysI0.

Ash, Arvin. “Cope vs Many Worlds Interpretation of Quantum Mechanics –


Explained Simply.” YouTube, diunggah oleh Arvin Ash, 19 Januari. 2021,
https://youtu.be/OjrEudqgZ1M.

Aydin, Alhun. 2021. Quantum Shape Effects.


https:///publication/349125115_Quantum_Shape_Effects. (16 September
2022).

Bahera, Bikash K. 2019.The first three-qubit and six-qubit full quantum multiple
Error-correcting codes with low quantum costs.
https://www.researchgate.net/publication/334634646_The_first_three-
qubit_and_six-qubit_full_quantum_multiple_error-
correcting_codes_with_low_quantum_costs. (12 Oktober 2022)

Bobroff, J. “Wave Particle Duality.” YouTube, diunggah oleh La Physique


Autrement, 20 Agustus. 2012, https://youtu.be/qCmtegdqOOA.

Byrne, Peter. 2008. THE SCIENCES The Many Worlds of Hugh Everett.
https://www.scientificamerican.com/article/hugh-everett-biography. (8
Oktober 2022).

Clark, Josh. How Quantum Suicide Works.


https://science.howstuffworks.com/innovation/science-questions/quantum-
suicide4. (2 Oktober 2022).

Google. “Demonstrating Quantum Supremacy.” YouTube, diunggah oleh Google,


23 Oktober 2019, https://youtu.be/-ZNEzzDcllU.

Hobson, Art. 2019. Entanglement, decoherence, and measurement.


https://www.researchgate.net/publication/
332369299_Entanglement_decoherence_and_measurement. (9 Oktober
2022).

Januardi, Aditya. 2020. Paradoks dan Paralel Universe pada Perjalanan


Waktu. https://blogadityajanuardi.blogspot.com/2020/05/paradoks-dan-
paralel-universe-pada-perjalanan-waktu. ( 10 September 2022).

Jenihansen, Ricky. 2022. Paradoks Kucing Schrodinger, Bagaimana


Menangkap dan Menyelamatkannya?.
https://nationalgeographic.grid.id/amp/133429206/paradoks-kucing-
schrodinger-bagaimana-menangkap-dan-menyelamatkannya?. (07
September 2022).

Katherine. 2020. Decoherence Is a Problem for Quantum Computing, But


… https:///observations/decoherence-is-a-problem-for-quantum-computing-
but. (9 Oktober 2022).

Moser, F. 1994. Schrödinger’s cat paradox and some other nice stories from
Science – what do they teach us?.
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/0098135494800022.
(7 September 2022).

Rachmatunnisa. 2022. Mengenal 2 Teori Dunia Paralel Paling Terkenal.


https://inet-detik com.cdn.ampproject.org/v/s/inet.detik.com/ science/d-
6217837/mengenal-2-teori-dunia-paralel-paling-terkenal. (10 September
2022).

Veritasium. “Parallel Worlds Probably Exist. Here’s Why.” YouTube, diunggah


Oleh Veritasium, 7 Maret 2020, https://youtu.be/kTXTPe3wahc

Zyga, Lisa. 2015. Physicists find quantum coherence and quantum


Entanglement are two sides of the same coin. https://phys.org/news/2015-
06-physicists-quantum-coherence-entanglement-sides. (11 Oktober 2022).

Anda mungkin juga menyukai