Laporan Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Fisika
Oleh :
Jovin Septiani Lesmana
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan judul “KONSEP DUNIA PARALEL: EKSPERIMEN
PIKIRAN SCHRÖDINGER’S CAT PARADOKS DALAM MEKANIKA
KUANTUM”. Meskipun banyak hambatan yang penulis alami dalam proses
pengerjaannya, penulis berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
dan disusun dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran Fisika, serta menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan, penulis menyadari bahwa penulisannya masih
sangat sederhana dan jauh dari kata kesempurnaan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung
serta membantu dalam penyelesaian makalah. Besar harapan penulis agar makalah
ini bisa menjadi rujukan penulis selanjutnya. Penulis juga berharap agar isi
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan
penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima
kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
In some models, such as those of brane cosmology, many parallel structures may exist within the
same universe.
2
Vergano, Dan (2014-03-19). “Penemuan Big Bang Membuka Pintu ke “Multiverse”
alternatif dengan setiap peristiwa kuantum. Ini disebut interpretasi banyak dunia
dari mekanika kuantum.3
Perbedaan multiverse kosmologi dan multiverse dalam kuantum, yaitu jika
dalam kosmologi multiverse terbentuk dari awal ketika terjadinya ledakan
BigBang, sedangkan dalam teori kuantum, multiverse terbentuk dari kapan pun
ketika ada sebuah kejadian yang memicunya. Multiverse dalam kuantum ini lebih
tepat disebut dunia paralel atau realitas paralel karena berhubungan dengan
pecahnya realitas menjadi dua atau lebih dunia paralel yang masing masing
menjalani timeline yang berbeda. Konsep realitas paralel inilah yang menghindari
terjadinya paradoks.
Paradoks pada perjalanan waktu adalah sebuah kejadian yang terjadi
dengan syarat bahwa perjalanan waktu itu sudah bisa dilakukan. Dalam kejadian
tersebut terdapat suatu tindakan, yang mana tindakan tersebut sebenarnya tidak bisa
dilakukan atau, tindakan tersebut dapat menimbulkan kejanggalan dan pertanyaan
tanpa jawaban yang berulang.
Salah satu misteri terbesar dalam dunia kuantum adalah eksperimen
imajiner atau khayalan yang dilakukan Erwin Schrödinger (1887-1961), fisikawan
Austria sekaligus Bapak Fisika Kuantum, yaitu ‘kucing Schrodinger’ yang
dicetuskan pada tahun 1935.
Eksprimen tersebut tidak menggunakan kucing sungguhan. Entah
bagaimana kucing menjadi ‘alat’-nya, namun yang pasti, eksperimen ini hanya
diungkapkan secara teoritis.
3
Petrus (21 Oktober 2008).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persamaan Schrödinger
Hipotesis dunia paralel dalam teori kuantum dimulai dari persamaan
Schrödinger yang dirumuskan oleh Erwin Schrödinger seorang ilmuwan Austria.
Dimana:
i :Bilangan imajiner
t :Waktu
∂ / ∂t :Turunan parsial terhadap t
ħ :Konstanta Planck dibagi 2π
ψ(t) : Fungsi gelombang
H(t) :Hamiltonian
1. Double-slit experiment
Double-slit experiment atau Percobaan celah ganda adalah
eksperimen dalam mekanika kuantum dan optik yang menunjukkan dualitas
gelombang -partikel elektron , foton, dan objek fundamental lainnya dalam
fisika. Ketika aliran partikel seperti elektron atau foton melewati dua celah
sempit yang berdekatan untuk mengenai layar detektor di sisi lain, mereka
tidak membentuk kelompok berdasarkan apakah mereka melewati satu
celah atau yang lain. Sebaliknya, mereka mengganggu: secara bersamaan
melewati kedua celah, dan menghasilkan pola pita interferensi di
layar. Fenomena ini terjadi bahkan jika partikel ditembakkan satu per satu,
menunjukkan bahwa partikel menunjukkan beberapa perilaku gelombang
dengan mengganggu diri mereka sendiri seolah-olah mereka adalah
gelombang yang melewati kedua celah (Gambar 2.1).
Gambar 2.1 Eksperimen celah ganda dengan (a) foton, (b) partikel yang sangat besar, (c) elektron.
Sumber:https://www.researchgate.net/figure/Double-slit-experiment-with-a-photons-b-very-large-particles-c-
electrons_fig1_349125115
Eksperimen ini sangat tidak masuk akal secara logika, bahkan fisika
klasik tidak bisa menjelaskannya. Untuk memprediksi apa yang dilakukan
objek kuantum dalam kerangka rumus gerak Newton, para ilmuwan
menggunakan rumus yang dibuat oleh Erwin Schrödinger di tahun 1925
untuk mendeskripsikan bahwa partikel kuantum bisa berperilaku sebagai
gelombang.
Penjelasan sederhananya sebelum partikel-partikel menyentuh layar,
setiap partikel harus diasumsikan menempuh semua lintasan yang ada
dihadapannya menuju titik-titik yang sudah ditetapkan (Gambar 2.2).
Tetapi begitu menyentuh layar hanya ada satu titik yang akan muncul
(Gambar 2.3)
Gambar 2.2 Dualitas gelombang-partikel sebelum Gambar 2.3 Dualitas gelombang-partikel setelah
…………….menyentuh layar menyentuh layar
Sumber: https://toutestquantique.fr/en/
Situasi yang sama yaitu seperti mata uang koin yang berputar, maka
tidak akan bisa menyebutkan sisi mana dari dua sisi mata uang itu yang
tampak karena sisi mata uang itu bercampur menjadi satu. Keadaan seperti
inilah yang dikatakan superposisi. Tetapi saat koin itu berhenti berputar
hanya satu sisi mata koin itu yang tampak di mata. Hal ini hanya sampai
menghitung probabilitas atau peluang dimana sebuah partikel akan berada,
tapi setelah partikel diketahui keberadaannya melalui pengukuran maka
fungsi gelombang tadi sudah tidak berlaku lagi. Para ilmuwan memyebut
ini Wave function collapse.
4
J. von Neumann (1932). Mathematische Grundlagen der Quantenmechanik (dalam bahasa
Jerman). Berlin: Pegas .
J. von Neumann (1955). Dasar Matematika Mekanika Kuantum . Pers Universitas Princeton .
Gambar 2.4 Sebelum pengukuran Gambar 2.5 Setelah melakukan pengukuran
Sumber: http://www.afriedman.org
tabung, zat radioaktif, dan geiger counter yaitu alat yang bisa mendeteksi peluruhan
radioaktif aktif dan alat ini terhubung dengan palu (Gambar 2.6). Skenario nya
adalah apabila geiger counter mendeteksi adanya peluruhan radioaktif maka palu
akan memecahkan tabung racunnya dan kucingnya mati karena keracunan. Tapi
jika tidak meluruh maka kucingnya hidup (Gambar 2.7).
Gambar 2.6 Schrödinger’s Cat Experiment Gambar 2.7 Schrödinger’s Cat Experiment
Sumber: https://vwm.com/wp-content
Gambar 2.8 jika kucingnya mati Gambar 2.9 jika kucingnya hidup
Sumber: https://youtu.be/kTXTPe3wahc
Gambar 2.10 kucing dalam keadaan hidup di realitas satu Gambar 2.11 kucing dalam keadaan mati di realitas lain
Sumber: https://youtu.be/kTXTPe3wahc
Bagi orang pada umumnya hal tersebut tampak aneh dan tidak masuk akal
tetapi bagi Everett Multiverse inilah yang nyata sedangkan dunia satu inilah yang
ilusi. Mengapa demikian? Hugh Everett mempunyai argumen dalam tesisnya
Theory of The Universal Wave Function yang disampaikan dalam formula
matematika. Dalam argumen tersebut, Everett menjelaskan bahwa satu-satunya
yang nyata di dunia ini adalah fungsi gelombang itu sendiri yang bersifat universal.
Artinya alam semesta secara keseluruhan berada dalam kondisi superposisi. Dalam
eksperimen Schrödinger’s Cat, Hugh Everett menyebutkan bahwa yang disebut
objek kuantum bukan hanya atom radioaktif tapi kucing dan orang yang membuka
kotaknya juga merupakan objek kuantum dalam satu sistem. Semua objek dalam
sistem kuantum akan mempunyai gelombang yang sama karena terhubung satu
sama lain melalui mekanisme atau yang oleh Albert Einstein disebut Quantum
Entanglement, dan begitu kita membuka kotaknya maka kita berada dalam
keadaan superposisi karena berada dalam suatu sistem kuantum. Sistem kuantum
yang terisolasi penuh akan kembali ke beberapa keadaan materi. Masing-masing
terkait (entangled) dengan keadaan lingkungannya masing-masing. Dalam kata
lain, objek tersebut akan keluar masuk fase dalam banyak realitas paralel.
Mengapa kita hanya menemukan salah satu dari keadaan kucing mati atau
hidup? Menurut everett, ini karena kita mengalami Quantum Decoherence.
Quantum Decoherence berkaitan dengan gagasan bahwa semua benda memiliki
sifat seperti gelombang. Jika sifat seperti gelombang suatu benda terbelah menjadi
dua, maka kedua gelombang tersebut dapat saling berinterferensi secara koheren
sedemikian rupa sehingga membentuk satu keadaan yang merupakan superposisi
dari kedua keadaan tersebut. Konsep superposisi ini terkenal diwakili oleh kucing
Schrödinger, yang mati dan hidup pada saat yang sama ketika dalam keadaan
koheren di dalam kotak tertutup. Koherensi juga terletak di jantung komputasi
kuantum, di mana qubit berada dalam superposisi status "0" dan "1", menghasilkan
percepatan pada berbagai algoritma klasik.
Quantum Decoherence sering dibahas dalam konsep komputer kuantum.
Komputer kuantum menggunakan aliran data berupa qubit atau kuantum bit
dimana nilai “1” dan “0” nya memanfaatkan superposisi dalam atom. Ini yang
menyebabkan komputer kuantum lebih cepat dibanding komputer biasa (Gambar
2.12).
Pada akhirnya teori Multiverse atau dunia paralel ini, semua kembali ke diri
masing-masing boleh percaya atau tidak. Karena ini hanyalah masalah keyakinan,
itulah kenapa disebut Interpretation yang artinya hanya tafsiran, sebuah tafsir
hitung-hitungan diatas kertas.
Pelajaran pentingnya adalah semakin dalam kita mendalami alam ini maka
semakin aneh saja dunia sains, dari teori BigBang, teori kuantum, bahkan sampai
munculnya keyakinan adanya Multiverse. Karena pada dasarnya semua itu hanya
usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit yang sering ditanyakan
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Khalili, Jim. “ The Mind Bending Story of Quantum Physics part (1/2).”
YouTube, diunggah oleh Spark, 21 Maret. 2018, https://youtu.be/ISdBAf-
ysI0.
Bahera, Bikash K. 2019.The first three-qubit and six-qubit full quantum multiple
Error-correcting codes with low quantum costs.
https://www.researchgate.net/publication/334634646_The_first_three-
qubit_and_six-qubit_full_quantum_multiple_error-
correcting_codes_with_low_quantum_costs. (12 Oktober 2022)
Byrne, Peter. 2008. THE SCIENCES The Many Worlds of Hugh Everett.
https://www.scientificamerican.com/article/hugh-everett-biography. (8
Oktober 2022).
Moser, F. 1994. Schrödinger’s cat paradox and some other nice stories from
Science – what do they teach us?.
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/0098135494800022.
(7 September 2022).