Anda di halaman 1dari 43

BAB IV

PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan

Jalan merupakan prasarana transportasi utama demi


terselenggaranya mobilitas masyarakat. Oleh sebab itu jalan merupakan
urat nadi penyelenggaraan beberapa aspek kehidupan seperti ekonomi,
pemerataan pembangunan, sosial dan budaya dan kemakmuran
masyarakat. Kondisi jalan yang baik maka akan mendukung aspek
kehidupan tersebut berjalan dengan baik pula begitupun sebaliknya.
Kondisi jalan di Kabupaten Ponorogo mengalami percepatan kerusakan
pada permukaannya, hal ini disebabkan karena banyaknya pelanggaran
kelebihan muatan (overload) angkutan barang yang memuat hasil
tambang mineral seperti pasir, tanah urug, batuan, kerikil galian,
dan/atau adhesit. Banyaknya pelanggaran terjadi dikarenakan karena
kurang optimalnya pengawasan dan penertiban angkutan barang di
Kabupaten Ponorogo. Oleh karena itu, penulis akan membahas
mengenai Optimalisasi Pengawasan dan Penertiban Angkutan Barang di
Kabupaten Ponorogo yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Ponorogo berikut dengan inovasi yang dapat diterapkan guna
mengatasi isu yang sedang berkembang.

Berdasarkan isu yang telah dipilih yaitu Tingginya Tingkat


Kerusakan Jalan Akibat Kurang Optimalnya Pengawasan dan Penertiban
Operasional Angkutan Barang di Kabupaten Ponorogo, akan
ditindaklanjuti dengan melakukan pemecahan isu berupa
“Optimalisisasi Pengawasan dan Penertiban Operasional Angkutan
Barang di Kabupaten Ponorogo”. Untuk dapat mewujudkan
pemecahan isu tersebut diusulkan beberapa kegiatan sebagai berikut:

44
1) Melakukan pengumpulan seperti data jumlah kendaraan
bermotor, jumlah kendaraan bermotor wajib uji, pelanggaran
lalu lintas dan lokasi tambang di Kabupaten Ponorogo.
Kegiatan ini dilakukan untuk dapat mengetahui jumlah
kendaraan bermotor seperti jumlah kendaraan bermotor wajib uji
khususnya kendaraan bermotor angkutan barang serta data
mengenai pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh angkutan
barang.
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. Mempersiapkan peralatan dan membuat formulir rekapitulasi


data yang diperoleh;
Kegiatan mempersiapkan peralatan dan formulir rekap
data dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2018, peralatan yang
disiapkan berupa komputer, printer, kamera digital, alat tulis
kantor dan formulir untuk proses perekapan data pada
kegiatan berikutnya.

Gambar IV.1 Mempersiapkan Peralatan

45
Gambar IV.2 Formulir Rekapitulasi Data

b. Melakukan pengumpulan data kendaraan bermotor wajib uji di


Kabupaten Ponorogo;
Pengumpulan data jumlah kendaraan bermotor wajib uji di
dapatkan dari Buku Dinas Perhubungan Dalam Angka periode
5 tahun terakhir yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Ponorogo, kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal
8 s/d 9 Maret 2018. Adapun hasil pengumpulan data terdapat
pada Lampiran Kegiatan 1.

Gambar IV.3 Proses Pengumpulan Data Jumlah Kendaraan


Bermotor Wajib Uji

46
c. Mengumpulkan data pelanggaran lalu lintas khusus angkutan
barang;
Pengumpulan data pelanggaran lalu lintas khusus
angkutan barang diperoleh dari Bidang Pengendalian
Operasional LLAJ Dinas Perhubungan Kabupaten Ponorogo,
kegiatan dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 14 Maret 2018.
Hasil pengumpulan data terdapat pada Lampiran Kegiatan 1.

Gambar IV.4 Pengumpulan Data Pelanggaran Lalu Lintas

d. Melakukan Dokumentasi Kondisi Jalan yang Mengalami


Kerusakan;
Dokumentasi kondisi jalan yang mengalami kerusakan
akibat adanya kendaraan angkutan barang kelebihan muatan,
digunakan sebagai dasar dilaksanakannya kegiatan-kegiatan
berikutnya, karena besarnya tingkat pelanggaran kelebihan
muatan berbanding lurus dengan tingkat keparahan
kerusakan jalan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12
s/d 14 Maret 2018.

Jl. Raya Ngebel - Ponorogo Jl. Raya Jenangan - Pulung


Gambar IV.5 Dokumentasi Kondisi Jalan yang Rusak

47
2) Melakukan Rapat koordinasi dengan stakeholder terkait
Kegiatan ini penting dilakukan untuk mendapatkan hasil terkait
hal-hal mendasar yang diperlukan guna mendukung kegiatan
utama. Dengan rapat koordinasi dengan pihak kepolisian, maka
data terkait banyaknya kejadian pelanggaran yang dilakukan oleh
pengemudi angkutan barang dapat diperoleh, data tersebut akan
digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan titik lokasi
pemeriksaan kendaraan bermotor yang akan dilakukan pada tahap
selanjutnya.
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Membuat Surat kepada Stakeholder terkait yaitu Kepolisian
Resort Ponorogo khususnya anggota Satuan Lalu Lintas;
Pembuatan surat undangan rapat koordinasi kepada
Kepolisian Resort Ponorogo dilaksanakan pada tanggal 16
Maret 2018. Adapun surat undangan tersebut terdapat pada
Lampiran Kegiatan 2.

Gambar IV.6 Proses Pembuatan Undangan Rapat Koordinasi

b. Melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian;


Rapat Koordinasi dengan Kepolisian dilaksanakan untuk
memperoleh informasi terkait lokasi banyaknya pelanggaran
lalu lintas berupa kelebihan muatan (Overload) dan kelas jalan
yang dilalui tidak sesuai dengan daya muat kendaraan,

48
pelanggaran tersebut merupakan jenis pelanggaran yang
menyebabkan percepatan kerusakan jalan, kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2018. Adapun daftar
hadir kegiatan ini terdapat pada Lampiran Kegiatan 2.

Gambar IV.7 Kegiatan Rapat Koordinasi dengan Kepolisian

c. Mengumpulkan informasi terjadinya banyak pelanggaran lalu


lintas oleh angkutan barang;
Kegiatan mengumpulkan informasi lokasi yang
terindikasi banyak pelanggaran lalu lintas yang menjadi
penyebab terjadinya percepatan kerusakan jalan berupa
pelanggaran kelebihan muatan (Overload) dan Kelas jalan
yang dilalui tidak sesuai dengan daya muat kendaraan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2018.
Adapun Notulen kegiatan tersebut terdapat pada Lampiran
Kegiatan 2.

Gambar IV.8 Pencatatan Informasi terkait Pelanggaran Lalu


Lintas

49
d. Melakukan koordinasi penentuan titik lokasi dan waktu
pelaksanaan pemeriksaan kendaraan bermotor.
Penentuan titik lokasi pemeriksaan dilakukan setelah
mendapatkan informasi lokasi yang terindikasi banyaknya
pelanggaran lalu lintas yaitu pada Jl. Raya Jenangan – Pulung
(Desa Paringan) dan Jl. Raya Ngebel – Ponorogo (Desa
Semanding) dan waktu pelaksanaan ditentukan pada tanggal
23 s/d 29 Maret 2018. Adapun Notulen kegiatan tersebut
terdapat pada Lampiran Kegiatan 2.

Gambar IV.9 Koordinasi Penentuan Lokasi dan Waktu


Pemeriksaan Kendaraan Bermotor

3) Melaksanakan pemeriksaan kendaraan bermotor (khusus


angkutan barang) di jalan
Pemeriksaan kendaraan bermotor khususnya angkutan
barang di jalan penting dilakukan dalam tahapan pendukung
kegiatan ini karena data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan
kendaraan bermotor merupakan data yang akan digunakan dalam
penentuan kebijakan yang dapat diambil oleh pemangku kebijakan
dalam hal ini adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Ponorogo
sebagai upaya untuk menjaga umur jalan di wilayah Kabupaten
Ponorogo sehingga tidak terjadi percepatan kerusakan jalan yang
diakibatkan oleh banyaknya kendaraan angkutan barang yang
kelebihan muatan.

50
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian;
Kegiatan koordinasi dilaksanakan oleh Kepala Bidang
Pengendalian Operasional LLAJ Dinas Perhubungan
Kabupaten Ponorogo dengan tujuan agar kegiatan
pemeriksaan kendaraan bermotor dapat dilaksanakan dengan
aman, lancar, serta memperoleh hasil yang maksimal.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2018.
Adapun Surat Perintah Tugas pelaksanaan kegiatan ini
terdapat pada Lampiran Kegiatan 3.

Gambar IV.10 Koordinasi sebelum Pelaksanaan


Pemeriksaan Kendaraan Bermotor

b. Mempersiapkan peralatan pendukung pemeriksaan


kendaraan bermotor di jalan;
Kegiatan mempersiapkan segala peralatan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pemeriksaan kendaraan
bermotor agar kegiatan dapat berjalan dengan aman dan
lancar, peralatan tersebut berupa alat penimbangan
kendaraan bermotor portable dan kerucut lalu lintas (traffic
cone). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 s/d 22 Maret
2018. Adapun Berita Acara Peminjaman Peralatan terdapat
pada Lampiran Kegiatan 3.

51
Gambar IV.11 Peralatan Pendukung Pelaksanaan
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor

c. Melaksanakan Apel Arahan Petunjuk Pimpinan (APP);


Pelaksanaan Kegiatan Melaksanakan Apel APP (Arahan
Petunjuk Pimpinan) sebelum dilaksanakannya pemeriksaan
kendaraan bermotor di jalan yang berlokasi di Jl. Raya
Jenangan – Pulung (Desa Paringan) dan Jl. Raya Ngebel –
Ponorogo (Desa Semanding) bertujuan agar kegiatan dapat
berjalan dengan aman dan lancar, kegiatan ini dipimpin oleh
pihak Kepolisian yang dilaksanakan pada tanggal 23 s/d 29
Maret 2018.

Gambar IV.12 Apel Arahan Petunjuk Pimpinan (APP)

d. Melakukan pembinaan terhadap pelanggar lalu lintas yang


dilakukan oleh personil Dinas Perhubungan;
Kegiatan pembinaan ini dilaksanakan di Jl. Raya
Jenangan – Pulung (Desa Paringan) dan Jl. Raya Ngebel –

52
Ponorogo (Desa Semanding) oleh personil Dinas
Perhubungan kepada pelaku pelanggaran lalu lintas, para
pelanggar diberikan teguran agar tidak mengulangi
perbuatannya dikemudian hari. Kegiatan ini dilaksanakan
pada tanggal 23 s/d 29 Maret 2018.

Gambar IV.13 Pembinaan Terhadap Pelanggar Lalu Lintas

e. Merekap hasil pemeriksaan.


Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab
telah dilaksanakannya kegiatan pemeriksaan kendaraan
bermotor di jalan, hasil dari pemeriksaan kendaraan bermotor
tersebut yang dilaksanakan di Jl. Raya Jenangan – Pulung
(Desa Paringan) dan Jl. Raya Ngebel – Ponorogo (Desa
Semanding) dijadikan sebagai bahan laporan kepada atasan,
kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 30 Maret s/d 2 April
2018. Adapun hasil rekapitulasi data pemeriksaan kendaraan
bermotor di jalan dan nota dinas laporan pelaksanaan
kegiatan terdapat pada Lampiran Kegiatan 3.

53
4) Membuat Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengendalian
Kelebihan Muatan Angkutan Barang di Kabupaten Ponorogo
Kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan sebagai upaya
memberikan payung hukum terhadap kebijakan yang akan diambil
oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Perhubungan
Kabupaten Ponorogo. Kebijakan tersebut berupa penindakan
terhadap pelanggar lalu lintas dengan cara memberikan denda
ataupun menurunkan sebagian muatan sehingga sesuai dengan
daya muat kendaraan dan Muatan Sumbu Terberat Kelas Jalan
yang Dilalui, kegiatan tersebut bertujuan untuk menjaga kondisi
umur jalan agar tidak mengalami percepatan kerusakan jalan
dimana hal tersebut dapat memberikan keamanan, kenyamanan
dan keselamatan bagi pengguna jalan.
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan telaah terhadap peraturan perundang-undangan
tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang berlaku;
Kegiatan telaah terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku dilakukan untuk mencari bahan -
bahan yang dapat digunakan dalam penentuan klausa yang
nantinya akan dituangkan dalam peraturan daerah, kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 3 s/d 4 April 2018.

Gambar IV.14 Kegiatan Telaah Peraturan Perundang-


undangan

54
b. Membuat draft rancangan peraturan daerah;
Pembuatan draft merupakan tahapan kedua pada
kegiatan ini, draft yang telah dibuat selanjutnya diajukan
kepada beberapa stakeholder serta Kepala Bidang untuk
mendapatkan masukan sehingga dapat menyempurnakan
Rancangan Peraturan Daerah, kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 5 s/d 10 April 2018.

Gambar IV.15 Kegiatan Pembuatan Draft Rancangan


Peraturan Daerah

c. Meminta masukan dari stakeholder terkait atas draft


rancangan peraturan daerah;
Draft Rancangan Peraturan Daerah yang telah dibuat
selanjutnya diajukan kepada beberapa stakeholder serta
Kepala Bidang untuk mendapatkan masukan sehingga dapat
menyempurnakan Rancangan Peraturan Daerah, kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 11 April 2018.

Gambar IV.16 Kegiatan Meminta Masukan Stakeholder atas


Draft Raperda

55
d. Menyempurnakan draft rancangan peraturan daerah;
Setelah mendapatkan masukan selanjutnya Rancangan
Peraturan Daerah disempurnakan sebelum meminta
persetujuan atasan atas draft tersebut, kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 12 April 2018. Adapun Rancangan
Peraturan Daerah tentang Pengendalian Kelebihan Muatan
Angkutan Barang di Kabupaten Ponorogo terdapat pada
Lampiran Kegiatan 4.

Gambar IV.17 Kegiatan Penyempurnaan Draft Raperda

e. Meminta persetujuan atasan atas draft rancangan peraturan


daerah.
Setelah draft disempurnakan maka selanjutnya
Rancangan Peraturan Daerah diajukan kepada atasan untuk
dilakukan persetujuan atas draft tersebut, kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 13 April 2018.

Gambar IV.18 Meminta Persetujuan Atasan

56
5) Melakukan sosialisasi rancangan peraturan daerah tentang
pengendalian kelebihan muatan angkutan barang.
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat terkait adanya rancangan
peraturan daerah tentang pengendalian kelebihan muatan
angkutan barang di Kabupaten Ponorogo serta untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat baik pengusaha tambang
maupun pengemudi angkutan barang tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat percepatan kerusakan jalan dan
keselamatan berlalu lintas.
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan perangkat desa, pengusaha
tambang dan/atau pengemudi angkutan barang;
Sebelum dilakukannya Sosialisasi Rancangan Perda hal
pertama yang dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan
anggota Muspika dan Pengusaha Tambang serta membuat
Undangan Sosialisasi yang ditujukan kepada Pengusaha
Tambang, Pengemudi Angkutan Barang, Anggota Muspika
setempat, kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 April
2018. Adapun surat undangan sosialisasi terdapat pada
Lampiran Kegiatan 5.

Gambar IV.19 Koordinasi dengan Muspika dan Pengusaha


Tambang

57
Gambar IV.20 Penyerahan Surat Undangan Sosialisasi

b. Mempersiapkan bahan sosialisasi;


Bahan Sosialisasi dipersiapkan dengan matang dengan
materi yang menarik sehingga peserta sosialisasi tertarik serta
dapat memahami apa maksud dari materi tersebut, kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 16 s/d 17 April 2018. Adapun
Bahan Sosialisasi terdapat pada Lampiran Kegiatan 5.

Gambar IV.21 Proses Pembuatan Bahan Sosialisasi

c. Melaksanakan sosialisasi;
Kegiatan sosialisasi rancangan peraturan daerah tentang
pengendalian kelebihan muatan angkutan barang di
Kabupaten Ponorogo ini dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 19
April 2018. Adapun daftar hadir peserta sosialisasi terdapat
pada Lampiran Kegiatan 5.

58
Gambar IV.22 Pelaksanaan Sosialisasi

d. Melakukan diskusi atau tanya jawab dengan peserta


sosialisasi;
Sukses atau tidaknya suatu Kegiatan sosialisasi
ditentukan dari banyaknya tanya jawab yang terjadi, dengan
adanya tanya jawab ini maka dapat disimpulkan bahwa
peserta sosialisasi memahami isi materi sosialisasi tersebut,
kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 19 April 2018.
Adapun notulen kegiatan sosialisasi terdapat pada Lampiran
Kegiatan 5.

Gambar IV.23 Proses Pelaksanaan Tanya Jawab

6) Membuat surat pernyataan bersama antar pengusaha tambang


terkait pengangkutan barang hasil tambang.
Membuat surat pernyataan bersama antar pengusaha
tambang sangat penting dilakukan untuk memegang komitmen
para pengusaha tambang dalam mendukung pengurangan tingkat
pelanggaran kelebihan muatan dan pelanggaran kelas jalan yang
dilalui yang dilakukan oleh para pengemudi angkutan barang
terutama barang hasil tambang demi menjaga umur manfaat jalan

59
sehingga tidak terjadi percepatan kerusakan jalan di Kabupaten
Ponorogo yang merupakan tujuan bersama antara pemerintah dan
masyarakat.
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Membuat draft surat pernyataan bersama antar pengusaha
tambang;
Pembuatan draft Surat Pernyataan Bersama merupakan
tahapan kegiatan awal pada kegiatan ini, setelah pembuatan
konsep surat pernyataan bersama selanjutnya meminta
masukan dan persetujuan dari para pihak, kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2018.

Gambar IV.24 Proses Pembuatan Draft Surat Pernyataan

b. Meminta persetujuan atas draft surat pernyataan bersama;


Meminta persetujuan atas draft surat pernyataan
dilakukan dengan pendekatan persuasive kepada para
pengusaha tambang dan anggota Muspika setempat karena
persetujuan para pihak atas isi dari pernyataan sangat
diperlukan dimana hal tersebut merupakan sebuah
pernyataan yang harus dipatuhi dan dijalankan, kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2018.

60
Gambar IV.25 Pelaksanaan Pendekatan Persuasif Kepada
Pengusaha Tambang

Gambar IV.26 Pelaksanaan Pendekatan Persuasif Kepada


Anggota Muspika

c. Menyempurnakan draft surat pernyataan bersama;


Draft yang telah mendapatkan beberapa saran dan
masukan selanjutnya disempurnakan sehingga bisa dilakukan
penadatanganan yang disaksikan oleh beberapa anggota
Muspida serta pejabat Dinas Perhubungan Kabupaten
Ponorogo, kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2018.

Gambar IV.27 Penyempurnaan Surat Pernyataan Bersama

61
d. Penandatanganan surat pernyataan bersama oleh para
pengusaha tambang;
Penadatanganan Surat Pernyataan Bersama dilakukan
oleh para Pengusaha Tambah di wilayah Kecamatan Pulung
dan Kecamatan Jenangan Kabupaten ponorogo dan
disaksikan oleh beberapa anggota Muspida serta pejabat
Dinas Perhubungan Kabupaten Ponorogo , kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 2 s/d 3 Mei 2018. Adapun Surat
Pernyataan Bersama terdapat pada Lampiran Kegiatan 6.

Gambar IV.28 Penandatanganan Surat Pernyataan Bersama

e. Mendistribusikan surat pernyataan bersama kepada para


pengusaha tambang.
Pendistribusian Surat Pernyataan Bersama dilaksanakan
setelah para Pengusaha Tambah dan para saksi selesai
menandatangani Surat Pernyataan tersebut, kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2018.

Gambar IV.29 Pendistribusian Surat Pernyataan Bersama

62
7) Perencanaan optimalisasi pengawasan dan penertiban
operasional angkutan barang terutama barang hasil tambang.
Perencanaan optimalisasi pengawasan dilakukan karena
pengawasan terhadap operasional angkutan barang terutama
barang hasil tambang dinilai belum maksimal sehingga banyak
terjadi pelanggaran lalu lintas berupa pelanggaran kelebihan
muatan dan pelanggaran kelas jalan yang dilalui oleh angkutan
barang tersebut, hal ini mengakibatkan terjadinya percepatan
kerusakan permukaan jalan di sekitar wilayah Kabupaten
Ponorogo. Dengan tingkat kerusakan jalan yang semakin
meningkat maka dapat mengakibatkan beberapa kerugian bagi
para pengguna jalan lainnya seperti kecelakaan lalu lintas, waktu
tempuh yang menjadi semakin lama, serta dapat menghambat
sektor ekonomi dan pembangunan.
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Berkoordinasi dengan Kepala Bidang dan Kepala Dinas dalam
merencanakan optimalisasi pengawasan dan penertiban;
Koordinasi terkait laporan perencanaan optimalisasi
kegiatan pengawasan dan penertiban operasional angkutan
barang di Kabupaten Ponorogo, kegiatan ini dilaksanakan
pada tanggal 4 s/d 7 Mei 2018.

Gambar IV.30 Pelaksanaan Koordinasi

63
b. Membuat konsep dasar laporan perencanaan optimalisasi
pengawasan dan penertiban;
Pembuatan konsep laporan perencanaan optimalisasi
kegiatan pengawasan dan penertiban operasional angkutan
barang di Kabupaten Ponorogo dilaksanakan setelah
melakukan koordinasi dengan Kepala Bidang, Konsep
tersebut berupa nota dinas perencanaan optimalisasi
pengawasan dan penertiban angkutan barang. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 8 s/d 9 Mei 2018. Adapun nota
dinas terkait perencanaan optimalisasi terdapat pada
Lampiran Kegiatan 7.

Gambar IV.31 Pembuatan Konsep Nota Dinas

c. Menyempurnakan konsep laporan perencanaan optimalisasi


pengawasan dan penertiban.
Penyempurnaan konsep laporan perencanaan
optimalisasi kegiatan pengawasan dan penertiban operasional
angkutan barang di Kabupaten Ponorogo dilaksanakan
setelah pembuatan konsep terlebih dahulu, dimana pada
konsep laporan tersebut terdapat beberapa revisi, saran dan
masukan dari kepada Kepala Bidang guna menyempurnakan
laporan tersebut, kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10
s/d 11 Mei 2018.

64
Gambar IV.32 Penyempurnaan Laporan Perencanaan Optimalisasi
Pengawasan dan Penertiban

8) Pengusulan kegiatan optimalisasi pengawasan dan penertiban


operasional angkutan barang di jalan.
Pengusulan kegiatan optimalisasi pengawasan dan penertiban
operasional angkutan barang di jalan merupakan realisasi dari
berbagai tahap kegiatan yang telah di lakukan. Pengusulan
kegiatan ini mencakup intensitas dalam melaksanakan
pengawasan dan penertiban angkutan barang guna menekan
tingginya tingkat pelanggaran lalu lintas berupa pelanggaran
kelebihan muatan dan pelanggaran kelas jalan yang dilalui
sehingga dapat menjaga umur manfaat jalan sesuai dengan
perencanaan awal.
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Pembuatan konsep telaah staf terkait optimalisasi
pengawasan dan penertiban operasional angkutan barang di
jalan;
Pembuatan konsep telaah staf perencanaan optimalisasi
kegiatan pengawasan dan penertiban operasional angkutan
barang di jalan berisi tentang penambahan intensitas
pengawasan serta penegakan peraturan perundang-
undangan dimana akan dilakukan penindakan di tempat bagi
para pelanggar kelebihan muatan dan pelanggaran kelas jalan

65
yang dilalui dengan menurunkan sebagian muatan, kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2018.

Gambar IV.33 Pembuatan Konsep Telaah Staf

b. Berkoordinasi dengan Kepala Bidang tekait hasil telaah staf


yang akan di laporkan kepada Kepala Dinas;
Koordinasi diperlukan untuk menyempurnakan konsep
telaah staf perencanaan optimalisasi kegiatan pengawasan
dan penertiban operasional angkutan barang di jalan yang
berisi tentang penambahan intensitas pengawasan serta
penegakan peraturan perundang-undangan dimana akan
dilakukan penindakan ditempat bagi para pelanggar kelebihan
muatan dan pelanggaran kelas jalan yang dilalui dengan
menurunkan sebagian muatan, kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 15 Mei 2018.

Gambar IV.34 Koordinasi dengan Kepala Bidang terkait


Telaah Staf

66
c. Melakukan finalisasi telaah staf setelah mendapatkan saran
dan arahan dari Kepala Bidang;
Finalisasi telaah staf dilaksanakan setelah dilakukannya
koordinasi dengan Kepala Bidang untuk menyempurnakan
konsep telaah staf perencanaan optimalisasi kegiatan
pengawasan dan penertiban operasional angkutan barang di
jalan yang berisi tentang penambahan intensitas pengawasan
serta penegakan peraturan perundang-undangan dimana
akan dilakukan penindakan di tempat bagi para pelanggar
kelebihan muatan dan pelanggaran kelas jalan yang dilalui
dengan menurunkan sebagian muatan, kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2018.

Gambar IV.35 Finalisasi Telaah Staf

d. Menyerahkan telaah staf tentang optimalisasi pengawasan


dan penertiban operasional angkutan barang di jalan kepada
Kepala Dinas melalui Kepala Bidang.
Penyerahan Telaah Staf terkait optimalisasi pengawasan
dan penertiban operasional angkutan barang di Kabupaten
Ponorogo merupakan akhir dari seluruh tahapan kegiatan
aktualisasi ini, dimana telaah staf tersebut dapat dijadikan
bahan pengajuan kegiatan guna mengurangi / meminimalisir
tingginya tingkat kerusakan jalan akibat banyak pelanggaran
kelebihan muatan dan kelas jalan yang dilalui oleh angkutan
barang di wilayah Kabupaten Ponorogo, kegiatan ini

67
dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2018. Adapun telaah staf
tentang optimalisasi pengawasan dan penertiban terdapat
pada Lampiran Kegiatan 8.

Gambar IV.36 Penyerahan Telaah Staf Kepada Kepala Dinas


Melalui Kepala Bidang

Setelah diserahkannya telaah staf tentang optimalisasi


pengawasan dan penertiban operasional angkutan barang, Dinas
Perhubungan Kabupaten Ponorogo melakukan pemeriksaan kendaraan
angkutan barang, dimana pada kegiatan tersebut dilakukan penindakan
terhadap pelanggar kelebihan muatan angkutan barang dengan cara
menurunkan sebagian muatan sampai batas maksimal daya muat
kendaraan dan batas maksimal muatan sumbu terberat kelas jalan yang
dilalui yaitu sebesar 8 Ton. Dinas Perhubungan Kabupaten Ponorogo
melakukan berbagai upaya demi mengurangi tingkat pelanggaran
kelebihan muatan yang dilakukan oleh angkutan barang, salah satu
upaya tersebut dengan membuat banner himbauan untuk tidak
melakukan pelanggaran kelebihan muatan. Adapun dokumentasi
kegiatan tersebut dijelaskan pada gambar berikut :

Foto dibawah ini merupakan foto sebelum dilaksanakannya aktualisasi

68
tentang “Optimalisasi Pengawasan dan Penertiban Operasional
Angkutan Barang”. Terlihat muatan hasil tambang berada di atas batas
bak muatan sehingga memiliki berat mencapai lebih dari 10 Ton, hal ini
menjadi penyebab terjadinya percepatan kerusakan jalan.

Foto dibawah ini merupakan foto setelah dilaksanakannya aktualisasi


tentang “Optimalisasi Pengawasan dan Penertiban Operasional
Angkutan Barang”, dimana muatan barang hasil tambang sudah sesuai
dengan tinggi bak kendaraan angkutan barang dimana memiliki berat
kurang dari 8 Ton (sesuai dengan MST Kelas Jalan III)

Foto berikut menjelaskan tentang Penindakan terhadap pelanggar


kelebihan muatan berupa penurunan sebagian muatan sampai dengan
batas maksimal MST kelas jalan III yaitu sebesar 8 Ton.

69
Gambar dibawah ini merupakan banner himbauan kepada masyarakat
yang akan di pasang di Jl. Raya Jenangan – Pulung dan Jl. Raya Ngebel
– Ponorogo.

70
B. Pemaknaan Nilai – nilai Dasar yang Melandasi Kegiatan

Berikut adalah penjelasan pemaknaan nilai dasar yang melandasi


kegiatan-kegiatan pemecahan isu “Optimalisasi Pengawasan dan
Penertiban Operasional Angkutan Barang di Kabupaten Ponorogo”,
yaitu:
1) Melakukan pengumpulan data jumlah kendaraan angkutan barang,
jumlah kendaraan bermotor wajib uji, dan pelanggaran lalu lintas di
Kabupaten Ponorogo.
Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk melakukan kegiatan
selanjutnya, data yang valid dan akurat akan sangat membantu
dalam menentukan kebijakan selanjutnya demi terciptanya lalu lintas
yang berkesalamatan. Hal ini dapat mencerminkan kegiatan yang
bersifat:
a. WOG (Whole Of Government), dalam proses pengumpulan data
mengandalkan komunikasi, koordinasi, dan kerja sama antar
Bidang Dinas Perhubungan Kabupaten Ponorogo dan bersinergi
dalam setiap penentuan kebijakan yang akan dilaksanakan.
b. Pelayanan Publik, data yang terkumpul dijadikan sebagai dasar
pembuatan kebijakan dalam bidang keselamatan berlalu lintas
yang merupakan tujuan bersama baik pemerintah daerah
maupun masyarakat.

Pada saat pelaksanaan pengumpulan data tersebut harus


menerapkan nilai-nilai dasar ASN, yaitu:

71
I. Akuntabilitas, proses pengumpulan data dilaksanakan dengan
teliti, cermat, dan bertanggung jawab penuh terhadap proses
pelaksanaan kegiatan.
II. Nasionalisme, Pengumpulan data menggunakan tata bahasa
indonesia yang baku karena merupakan alat perekat dan
pemersatu bangsa.
III. Etika Publik, pengumpulan data dilaksanakan secara profesional
sehingga data tersebut berkualitas dan akurat serta
mengedepankan kepentingan umum.
IV. Komitmen Mutu, pengumpulan data dibutuhkan untuk
menyempurnakan hasil yang akan dicapai sehingga kegiatan
tersebut bersifat efektif dan efisien.
V. Anti-Korupsi, merekap hasil pengumpulan data dengan jujur dan
transparan sehingga hasil yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik.

2) Melakukan rapat koordinasi dengan stakeholder terkait.


Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjalin
kerja sama yang baik antar stakeholder dan saling berkolaborasi
dalam hal pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Hal ini dapat
mencerminkan kegiatan yang bersifat:
a. WOG (Whole Of Government), yang mengandalkan kerja sama
antar stakeholder dan saling berkolaborasi serta bersinergi
dalam setiap kegiatan yang akan dilaksanakan, masing-masing
instansi menjunjung tinggi integritas demi satu tujuan bersama.

Pada saat pelaksanaan koordinasi tersebut harus menerapkan


nilai-nilai dasar ASN, yaitu:
I. Akuntabilitas, perencanaan yang matang yang bersifat detail,
teliti, dan bertanggung jawab penuh pada proses
pelaksanaannya dengan tetap mengedepankan kepentingan
umum.

72
II. Nasionalisme, berkoordinasi untuk mencapai mufakat dan tetap
menjaga kondisi damai dalam menyampakan pendapat pada
setiap kegiatan.
III. Etika Publik, pengumpulan data dan informasi secara profesional
sehingga sehingga data tersebut berkualitas dan akurat.
IV. Komitmen Mutu, pada saat pelaksanaan kegiatan penerimaan
saran sangat dibutuhkan demi terciptanya hasil yang bermutu
sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi efektif dan efisien.
V. Anti-Korupsi, merekap hasil pengumpulan data dengan jujur
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

3) Melaksanakan pemeriksaan kendaraan bermotor (khusus angkutan


barang) di jalan.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan berkoordinasi dan bekerja
sama dengan Satuan Lalu Lintas Polres Ponorogo dengan tujuan
untuk memberikan pembinaan dan penindakan kepada para
pelanggar peraturan lalu lintas. Hal ini dapat mencerminkan kegiatan
yang bersifat:
a. WOG (Whole Of Government), yang mengandalkan kerja sama
antar instansi dan saling berkolaborasi dan sinergi dalam setiap
kegiatan dan kebijakan yang akan dilaksanakan, masing-masing
instansi menjunjung tinggi integritas demi satu tujuan bersama.
b. Pelayanan Publik, dengan adanya pemeriksaan kendaraan
bermotor di jalan diharapkan dapat menurunkan tingkat
kerusakan jalan, dan tingkat pelanggaran lalu lintas, serta
adanya peningkatan jumlah kendaraan bermotor wajib uji yang
melaksakan uji berkala demi terciptanya keselamatan berlalu
lintas dengan cara memberikan pelayanan publik yang efektif
dan efisien.

Pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut harus menerapkan


nilai-nilai dasar ASN, yaitu:

73
I. Akuntabilitas, melaksanakan pemeriksaan kendaraan dengan
teliti, profesional dan tanggung jawab dengan mengedepankan
prinsip keadilan.
II. Nasionalisme, Menerapkan prinsip keadilan (sesuai dengan
amanat sila ke-2 Pancasila) dalam melaksanakan pembinaan
dan penindakan kepada pelanggar..
III. Etika Publik, pemberian arahan dan petunjuk kepada personil
untuk menciptakan komunikasi dan kerjasama yang baik.
IV. Komitmen Mutu, melaksanakan pemeriksaan secara tepat,
efektif dan efisien sehingga tidak mengganggu lalu lintas sekitar
lokasi pemeriksaan kendaraan bermotor demi mendapatkan
hasil yang akurat.
V. Anti-Korupsi, berani dalam memutuskan perlu dilakukannya
penindakan atau tidak terhadap para pelanggar lalu lintas,
sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas keputusan
yang diambil.

4) Membuat Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengendalian


Kelebihan Muatan Angkutan Barang di Kabupaten Ponorogo.
Pembuatan rancangan peraturan daerah merupakan upaya/
inovasi dalam memberikan payung hukum untuk dilakukannya
pengawasan operasional angkutan barang serta penerapan aturan
kompensasi yang harus dipenuhi oleh pelanggar lalu lintas
khususnya angkutan barang atas pelanggaran yang telah dilakukan
sehingga diharapkan memberikan efek jera terhadap pelaku
pelanggaran sehingga tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.
Hal ini bertujuan untuk menurunkan jumlah pelanggaran lalu lintas
dimana dapat menciptakan keselamatan lalu lintas serta
terpeliharanya prasarana lalu lintas seperti jalan. Hal ini dapat
mencerminkan kegiatan yang bersifat :
a. Manajemen ASN, dalam proses penegakan perda dilaksanakan
oleh Kepolisian dan bekerjasama dengan pemerintah daerah

74
dalam hal ini Dinas Perhubungan, sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi masing-masing instansi.

Pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut harus menerapkan


nilai-nilai dasar ASN, yaitu:
I. Akuntabilitas, dalam hal penyusunan hasil telaah peraturan
perundang-undangan dilakukan secara terperinci, detail, dan
teliti kesepakatan dilaksanakan dengan teliti, cermat, dan
bertanggung jawab serta dengan integritas tinggi.
II. Nasionalisme, penyusunan tata naskah rancangan peraturan
daerah menggunakan bahasa baku (bahasa indonesia).
III. Etika Publik, pembuatan rancangan perda merupakan upaya
memberikan pelayanan kepada publik secara tepat, akurat, dan
berdayaguna.
IV. Komitmen Mutu, kebijakan yang terkandung dalam rancangan
perda adalah untuk memberikan kepastian hukum serta
berorientasi pada kepentingan umum.
V. Anti-Korupsi, pembuatan perda ini merupakan bentuk tanggung
jawab dinas perhubungan terkait dengan pengawasan
operasional angkutan barang..

5) Melakukan sosialisasi tentang rancangan perda pengendalian


kelebihan muatan angkutan barang, dan sosialisasi terkait peraturan
lalu lintas lainnya.
Kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan dikarenakan
banyaknya pengemudi/pengusaha angkutan barang serta
pengusaha tambang yang belum sepenuhnya memahami terkait
adanya peraturan lalu lintas yang harus ditepati demi terciptanya lalu
lintas yang berkeselamatan. Pelanggaran terkait daya muat
angkutan merupakan andil dari para pengemudi angkutan barang
yang bekerja sama dengan pengusaha tambang dalam pemuatan
hasil tambang, pelanggaran tersebut mengakibatkan kerusakan dini
pada perkerasan jalan dan pengurangan umur rencana perkerasan

75
jalan sehingga dinilai sangat merugikan masyarakat. Hal ini dapat
mencerminkan kegiatan yang bersifat :
a. WOG (Whole Of Government), yang mengandalkan kerja sama
antar stakeholder dan saling berkolaborasi dan sinergi dalam
setiap kegiatan sehingga kebijakan yang akan dilaksanakan
dapat terlaksana demi satu tujuan bersama.

Pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut harus menerapkan


nilai-nilai dasar ASN, yaitu:
I. Akuntabilitas, bertanggung jawab dari mulai awal perencanaan
kegiatan sosialisasi sampai dengan akhir kegiatan sosialisasi
tersebut.
II. Nasionalisme, sebelum kegiatan menyanyikan lagu nasional dan
didalam penyampaian sosialisasi terdapat beberapa hal yang
menyangkut kebangsaan Indonesia.
III. Etika Publik, penyampaian sosialisasi yang baik, sopan, dan
ramah serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik secara
lisan maupun tulisan.
IV. Komitmen Mutu, materi sosialisasi yang disampaikan merupakan
seluruh instrument yang mendukung keselamatan berlalu lintas.
V. Anti-Korupsi, pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal, setiap
ada perubahan disampaikan dengan terbuka..

6) Membuat Surat Pernyataan Bersama antar pengusaha tambang


terkait pengangkutan barang tambang.
Kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan dikarenakan
banyaknya pelanggaran terkait daya muat angkutan merupakan andil
dari para pengusaha tambang dan bekerja sama dengan pengemudi,
hal ini dapat mengurangi umur rencana perkerasan jalan sehingga
terjadi kerusakan dini pada permukaan perkerasan jalan, hal tersebut
dinilai sangat merugikan masyarakat. Hal ini dapat mencerminkan
kegiatan yang bersifat :

76
a. Pelayanan Publik, dengan adanya nota kesepakatan ini maka
dapat mengurangi pelanggaran lalu lintas terutama terkait daya
muat angkutan, sehingga dinilai dapat menjaga umur rencana
perkerasan jalan sebagaimana mestinya demi terciptanya lalu
lintas yang berkeselamatan.

Pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut harus menerapkan


nilai-nilai dasar ASN, yaitu:
I. Akuntabilitas, dalam hal pembuatan naskah nota kesepakatan
dilaksanakan dengan teliti, cermat, dan bertanggung jawab serta
dengan integritas tinggi.
II. Nasionalisme, penggunaan tata bahasa indonesia yang baku
yang merupakan alat perekat dan pemersatu bangsa dalam
pembuatan Naskah Nota Kesepakatan.
III. Etika Publik, menghargai komukasi dan menciptakan kerjasama
yang baik dengan pengusaha tambang.
IV. Komitmen Mutu, dengan adanya nota kesepakatan ini dapat
membangun komitmen untuk jangka panjang.
V. Anti-Korupsi, penentuan kebijakan yang adil pada klausa nota
kesepakan antara pemerintah daerah dengan pengusaha
tambang sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

7) Perencanaan optimalisasi pengawasan dan penertiban operasional


angkutan barang di jalan.
Kegiatan ini merupakan review kegiatan yang telah dilaksanakan
untuk memberikan solusi-solusi alternatif pemecahan masalah atau
memberikan efek jera kepada pelanggar lalu lintas sehingga tidak
akan mengulangi perbuatannya lagi. Hal ini sesuai dengan:
a. WOG (Whole Of Government), kerja sama dalam hal evaluasi
kegiatan yang telah dilaksanakan serta jika masih ada
kekurangan, tim harus saling koordinasi, kolaborasi, sinergi

77
dalam perbaikan serta simplifikasi sehingga kegiatan tersebut
bersifat efektif dan efisien.

Pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut harus menerapkan


nilai-nilai dasar ASN, yaitu:
I. Akuntabilitas, evaluasi dilaksanakan secara detail dalam
perencanaannya, teliti dalam pelaksanaannya, dan bertanggung
jawab atas kekurangan yang terjadi.
II. Nasionalisme, terciptanya keselamatan lalu lintas yang
merupakan kepentingan umum masyarakat.
III. Etika Publik, perencanaan optimalisasi merupakan upaya untuk
menjalankan tugas secara profesional.
IV. Komitmen Mutu, perencanaan optimalisasi dilaksanakan dengan
seefektif dan seefisien mungkin.
V. Anti-Korupsi, dalam mengerjakan perencanaan di lakukan
dengan jujur, peduli, tanggung jawab dan adil.

8) Pengusulan kegiatan optimalisasi pengawasan dan penertiban


operasional angkutan barang di jalan.
Kegiatan ini merupakan pemberian usulan kepada atasan terkait
alternatif pemecahan masalah atas terjadinya pelanggaran lalu lintas
yang berulang-ulang sehingga alternatif ini dapat memberikan efek
jera kepada pelanggar lalu lintas sehingga tidak akan mengulangi
perbuatannya lagi. Hal ini sesuai dengan:
a. WOG (Whole Of Government), yang mengandalkan kerja sama
antar stakeholder dan saling berkolaborasi dan sinergi dalam
setiap kegiatan sehingga kebijakan yang akan dilaksanakan
dapat terlaksana demi satu tujuan bersama.

Pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut harus menerapkan


nilai-nilai dasar ASN, yaitu:
I. Akuntabilitas, pembuatan telaah staf dengan teliti dan
bertanggung jawab atas kekurangan yang terjadi.

78
II. Nasionalisme, terciptanya keselamatan lalu lintas yang
merupakan kepentingan umum masyarakat.
III. Etika Publik, perencanaan optimalisasi merupakan upaya untuk
menjalankan tugas secara profesional.
IV. Komitmen Mutu, perencanaan optimalisasi dilaksanakan dengan
seefektif dan seefisien mungkin.
V. Anti-Korupsi, dalam mengerjakan perencanaan di lakukan
dengan jujur, peduli, tanggung jawab dan adil.
C. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi

Berikut adalah penjelasan kontribusi kegiatan-kegiatan pemecahan


isu “Optimalisasi Pengawasan dan Penertiban Operasional
Angkutan Barang di Kabupaten Ponorogo” terhadap visi dan misi
organisasi, yaitu:
1) Melakukan pengumpulan data jumlah kendaraan angkutan barang,
jumlah kendaraan bermotor wajib uji, pelanggaran lalu lintas di
Kabupaten Ponorogo.
Dengan melakukan pengumpulan data jumlah kendaraan
angkutan barang, jumlah kendaraan bermotor wajib uji, dan
pelanggaran lalu lintas, maka kualitas dan pelaksanaan kegiatan
dapat mendukung visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten
Ponorogo, yaitu: “Kabupaten Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya
dan Relegius”.
Melakukan pengumpulan data jumlah kendaraan angkutan
barang, jumlah kendaraan bermotor wajib uji, dan pelanggaran lalu
lintas sebagai wujud langkah awal untuk melaksanakan kegiatan
selanjutnya, yang dapat terukur serta menguatkan nilai-nilai
organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Ponorogo, yaitu, Handal,
Integritas, dan Tanggung Jawab.

2) Melakukan rapat koordinasi dengan stakeholder terkait.


Dengan melakukan koordinasi stakeholder terkait, maka
kualitas dan pelaksanaan kegiatan akan mendukung visi dan misi

79
Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo, yaitu: “Kabupaten
Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Relegius”.

Melakukan koordinasi stakeholder terkait sebagai wujud untuk


melaksanakan kegiatan selanjutnya, yang dapat terukur serta
menguatkan nilai-nilai organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten
Ponorogo, yaitu, Handal, Integritas, dan Tanggung Jawab.

3) Melaksanakan pemeriksaan kendaraan bermotor (khusus angkutan


barang) di jalan.
Dengan melaksanakan pemeriksaan kendaraan bermotor
(khusus angkutan barang) di jalan, maka kualitas dan pelaksanaan
kegiatan akan mendukung visi dan misi Pemerintah Daerah
Kabupaten Ponorogo, yaitu: “Kabupaten Ponorogo Lebih Maju,
Berbudaya dan Relegius”.
Melaksanakan pemeriksaan kendaraan bermotor (khusus
angkutan barang) di jalan merupakan langkah untuk mengetahui
seberapa besar pelanggaran lalu lintas yang terjadi serta
pengawasan terhadap operasional angkutan barang, serta
menguatkan nilai-nilai organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten
Ponorogo, yaitu Handal, Integritas, dan Tanggung Jawab.

4) Membuat Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengendalian


Kelebihan Muatan Angkutan Barang.
Dengan Membuat Rancangan Peraturan Daerah tentang
Pengendalian Kelebihan Muatan Angkutan Barang di Jalan, maka
pelaksanaan kegiatan akan mendukung visi dan misi Pemerintah
Daerah Kabupaten Ponorogo, yaitu: “Kabupaten Ponorogo Lebih
Maju, Berbudaya dan Relegius”.
Membuat Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengendalian
Kelebihan Muatan Angkutan Barang di Jalan merupakan langkah
untuk mengurangi terjadinya pelanggaran lalu lintas yang terjadi dan
dasar hukum terkait pengawasan terhadap operasional angkutan

80
barang, serta menguatkan nilai-nilai organisasi Dinas Perhubungan
Kabupaten Ponorogo, yaitu, Handal, Integritas, dan Tanggung
Jawab.

5) Melakukan sosialisasi tentang rancangan perda pengendalian


kelebihan muatan angkutan barang.
Dengan Melakukan sosialisasi tentang perda pengendalian
kelebihan muatan angkutan barang, dan sosialisasi terkait peraturan
lalu lintas lainnya, maka pelaksanaan kegiatan akan mendukung visi
dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo, yaitu:
“Kabupaten Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Relegius”.
Melakukan sosialisasi tentang perda pengendalian kelebihan
muatan angkutan barang, dan sosialisasi terkait peraturan lalu lintas
lainnya merupakan cara untuk memberikan penjelasan dan
pemahaman upaya-upaya untuk menciptakan keselamatan berlalu
lintas diberbagai sektor baik sarana, prasarana, maupun pengguna
jalan, yang dapat terukur serta menguatkan nilai-nilai organisasi
Dinas Perhubungan Kabupaten Ponorogo, yaitu, Handal, Integritas,
dan Tanggung Jawab.

6) Membuat Surat Pernyataan Bersama antar pengusaha tambang


terkait pengangkutan barang tambang.
Dengan membuat Surat Pernyataan Bersama antar pengusaha
tambang terkait pengangkutan barang tambang, maka pelaksanaan
kegiatan akan mendukung visi dan misi Pemerintah Daerah
Kabupaten Ponorogo, yaitu: “Kabupaten Ponorogo Lebih Maju,
Berbudaya dan Relegius”.
Membuat Surat Pernyataan Bersama antar pengusaha
tambang terkait pengangkutan barang tambang merupakan langkah
untuk mengurangi terjadinya pelanggaran lalu lintas yang terjadi dan
dasar hukum terkait pengawasan terhadap operasional angkutan
barang, serta menguatkan nilai-nilai organisasi Dinas Perhubungan

81
Kabupaten Ponorogo, yaitu, Handal, Integritas, dan Tanggung
Jawab.

7) Perencanaan optimalisasi pengawasan dan penertiban operasional


angkutan barang di jalan.
Dengan Perencanaan optimalisasi pengawasan dan penertiban
operasional angkutan barang di jalan, maka pelaksanaan kegiatan
akan mendukung visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten
Ponorogo, yaitu: “Kabupaten Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya
dan Relegius”.
Perencanaan optimalisasi pengawasan dan penertiban
operasional angkutan barang di jalan merupakan langkah untuk
mengurangi terjadinya pelanggaran lalu lintas dan dasar hukum
terkait pengawasan terhadap operasional angkutan barang, serta
menguatkan nilai-nilai organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten
Ponorogo, yaitu, Handal, Integritas, dan Tanggung Jawab.

8) Pengusulan kegiatan optimalisasi pengawasan dan penertiban


operasional angkutan barang di jalan.
Dengan Pengusulan kegiatan optimalisasi pengawasan dan
penertiban operasional angkutan barang di jalan, maka pelaksanaan
kegiatan akan mendukung visi dan misi Pemerintah Daerah
Kabupaten Ponorogo, yaitu: “Kabupaten Ponorogo Lebih Maju,
Berbudaya dan Relegius”.
Pengusulan kegiatan optimalisasi pengawasan dan penertiban
operasional angkutan barang di jalan merupakan langkah untuk
mengurangi terjadinya pelanggaran lalu lintas dan dasar hukum
terkait pengawasan terhadap operasional angkutan barang, serta
menguatkan nilai-nilai organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten
Ponorogo, yaitu, Handal, Integritas, dan Tanggung Jawab.

82
D. Hasil Capaian Kegiatan Aktualisasi
Adapun hasil capaian kegiatan aktualisasi dalam rangka pemecahan isu
dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel IV.1 Hasil Capaian Kegiatan Aktualisasi

No Nama Kegiatan Hasil Kegiatan


(1) (2) (3)
1 Melakukan pengumpulan data jumlah 1) Diperolehnya data jumlah kendaraan
kendaraan angkutan barang, jumlah bermotor 3 (tiga) tahun terakhir di
kendaraan bermotor wajib uji, pelanggaran Kabupaten Ponorogo;
lalu lintas di Kabupaten Ponorogo 2) Diperolehnya data Jumlah kendaraan
bermotor wajib uji dalam 3 (tiga) tahun
terkahir di Kabupaten Ponorogo;
3) Diperolehnya data jumlah pelanggaran
lalu lintas khusus oleh angkutan
barang dalam 3 (tiga) tahun terakhir.

2 Melakukan rapat koordinasi dengan 1) Diperoleh informasi terkait lokasi


stakeholder terkait dengan indikasi terjadi banyak
pelanggaran kelebihan muatan dan
pelanggaran kelas jalan yang dilalui;
2) Menentukan lokasi dan waktu
pelaksanaan pemeriksaan kendaraan
bermotor di jalan dengan melakukan
penimbangan kendaraan bermotor
guna mengetahui jumlah muatan
sumbu terberat kendaraan bermotor.

3 Melaksanakan pemeriksaan kendaraan 1) Diperoleh data banyaknya


bermotor (khusus angkutan barang) di jalan pelanggaran lalu lintas pada lokasi
yang telah ditentukan sebelumnya
dalam rapat koordinasi;
2) Dilakukan untuk menentukan
kebijakan demi menjaga kondisi
perkerasan jalan agar tidak terjadi

83
percepatan kerusakan jalan.
3) Dilakukan pembinaan berupa
pemberian bimbingan dan
pemahaman terkait peraturan lalu
lintas kepada pelanggar lalu lintas.

4 Membuat Rancangan Peraturan Daerah 1) Tersedianya Rancangan Peraturan


tentang Pengendalian Kelebihan Muatan Daerah tentang Pengendalian
Angkutan Barang Kelebihan Muatan Angkutan Barang di
Kabupaten Ponorogo;
2) Rancangan Peraturan Daerah
digunakan sebagai dasar/payung
hukum dalam melakukan penindakan
pelanggaran kepada pelanggar lalu
lintas. Penindakan tersebut berupa
denda dan/atau penurunan sebagian
muatan

5 Melakukan sosialisasi tentang rancangan 1) Terlaksananya sosialisasi rancangan


perda pengendalian kelebihan muatan peraturan daerah tentang
angkutan barang pengendalian kelebihan muatan
angkutan barang di Kabupaten
Ponorogo;
2) Masyarakat mampu mengerti dan
memahami terhadap dampak yang
ditimbulkan akibat banyaknya
pelanggaran kelebihan muatan dan
kelas jalan yang dilalui.

6 Membuat Surat Pernyataan Bersama antar 1) Tersedianya surat pernyataan


pengusaha tambang terkait pengangkutan bersama antar pengusaha tambang
barang tambang dengan maksud memperkuat adanya
rancangan peraturan daerah terkait
pengendalian kelebihan muatan
angkutan barang yang mengangkut
barang hasil tambang;
2) Pengusaha tambang dan pengemudi
angkutan barang akan mematuhi
peraturan perundang-undangan lalu
lintas dan angkutan jalan demi
menjaga umur manfaat jalan sehingga
tidak terjadi percepatan kerusakan
jalan.

7 Perencanaan optimalisasi pengawasan dan 1) Tersedianya Nota Dinas laporan


penertiban operasional angkutan barang di pelaksanaan penandatangan surat
jalan pernyataan bersama dan
perencanaan optimalisasi
pengawasan dan penertiban angkutan
barang;
2) Dilakukan pembinaan berupa
pemberian bimbingan dan
pemahaman terkait peraturan lalu
lintas kepada pelanggar lalu lintas.

8 Pengusulan kegiatan optimalisasi 1) Tersedianya telaah staf tentang


pengawasan dan penertiban operasional pengusulan kegiatan optimalisasi
angkutan barang di jalan pengawasan dan penertiban

84
operasional angkutan barang di jalan;
2) Usulan kegiatan berupa penambahan
intensitas kegiatan pengawasan dan
penertiban yang dilaksanakan dalam
satu bulan yaitu dari sebelumnya
hanya dilakukan sebanyak 1 kali/bulan
ditambah menjadi 2 kali/bulan;
3) Dilaksanakannya penindakan dengan
cara menurunkan sebagian muatan
kendaraan angkutan barangsampai
dengan batas maksimal daya muat
kendaraan dan/atau kapasitas (MST)
kelas jalan yang dilalui.

85
Tabel IV.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Maret April Mei
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Melakukan pengumpulan data                      
2 Melakukan rapat koordinasi dengan stakeholder terkait                    
3 Melaksanakan pemeriksaan kendaraan bermotor (khusus angkutan                      
barang) di jalan
4 Membuat Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengendalian                      
Kelebihan Muatan Angkutan Barang di Kabupaten Ponorogo
5 Melakukan sosialisasi tentang rancangan perda pengendalian                      
kelebihan muatan angkutan barang, dan sosialisasi terkait
peraturan lalu lintas lainnya
6 Membuat Surat Pernyataan Bersama pengusaha tambang terkait                      
pengangkutan barang tambang
7 Perencanaan optimalisasi pengawasan dan penertiban operasional                      
angkutan barang di jalan
8 Pengusulan kegiatan optimalisasi pengawasan dan penertiban
operasional angkutan barang di jalan

Keterangan :

: Pelaksanaan Kegiatan

: Kegiatan Job Training

85

Anda mungkin juga menyukai