PELAKSANAAN AKTUALISASI
44
1) Melakukan pengumpulan seperti data jumlah kendaraan
bermotor, jumlah kendaraan bermotor wajib uji, pelanggaran
lalu lintas dan lokasi tambang di Kabupaten Ponorogo.
Kegiatan ini dilakukan untuk dapat mengetahui jumlah
kendaraan bermotor seperti jumlah kendaraan bermotor wajib uji
khususnya kendaraan bermotor angkutan barang serta data
mengenai pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh angkutan
barang.
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
45
Gambar IV.2 Formulir Rekapitulasi Data
46
c. Mengumpulkan data pelanggaran lalu lintas khusus angkutan
barang;
Pengumpulan data pelanggaran lalu lintas khusus
angkutan barang diperoleh dari Bidang Pengendalian
Operasional LLAJ Dinas Perhubungan Kabupaten Ponorogo,
kegiatan dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 14 Maret 2018.
Hasil pengumpulan data terdapat pada Lampiran Kegiatan 1.
47
2) Melakukan Rapat koordinasi dengan stakeholder terkait
Kegiatan ini penting dilakukan untuk mendapatkan hasil terkait
hal-hal mendasar yang diperlukan guna mendukung kegiatan
utama. Dengan rapat koordinasi dengan pihak kepolisian, maka
data terkait banyaknya kejadian pelanggaran yang dilakukan oleh
pengemudi angkutan barang dapat diperoleh, data tersebut akan
digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan titik lokasi
pemeriksaan kendaraan bermotor yang akan dilakukan pada tahap
selanjutnya.
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Membuat Surat kepada Stakeholder terkait yaitu Kepolisian
Resort Ponorogo khususnya anggota Satuan Lalu Lintas;
Pembuatan surat undangan rapat koordinasi kepada
Kepolisian Resort Ponorogo dilaksanakan pada tanggal 16
Maret 2018. Adapun surat undangan tersebut terdapat pada
Lampiran Kegiatan 2.
48
pelanggaran tersebut merupakan jenis pelanggaran yang
menyebabkan percepatan kerusakan jalan, kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2018. Adapun daftar
hadir kegiatan ini terdapat pada Lampiran Kegiatan 2.
49
d. Melakukan koordinasi penentuan titik lokasi dan waktu
pelaksanaan pemeriksaan kendaraan bermotor.
Penentuan titik lokasi pemeriksaan dilakukan setelah
mendapatkan informasi lokasi yang terindikasi banyaknya
pelanggaran lalu lintas yaitu pada Jl. Raya Jenangan – Pulung
(Desa Paringan) dan Jl. Raya Ngebel – Ponorogo (Desa
Semanding) dan waktu pelaksanaan ditentukan pada tanggal
23 s/d 29 Maret 2018. Adapun Notulen kegiatan tersebut
terdapat pada Lampiran Kegiatan 2.
50
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian;
Kegiatan koordinasi dilaksanakan oleh Kepala Bidang
Pengendalian Operasional LLAJ Dinas Perhubungan
Kabupaten Ponorogo dengan tujuan agar kegiatan
pemeriksaan kendaraan bermotor dapat dilaksanakan dengan
aman, lancar, serta memperoleh hasil yang maksimal.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2018.
Adapun Surat Perintah Tugas pelaksanaan kegiatan ini
terdapat pada Lampiran Kegiatan 3.
51
Gambar IV.11 Peralatan Pendukung Pelaksanaan
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor
52
Ponorogo (Desa Semanding) oleh personil Dinas
Perhubungan kepada pelaku pelanggaran lalu lintas, para
pelanggar diberikan teguran agar tidak mengulangi
perbuatannya dikemudian hari. Kegiatan ini dilaksanakan
pada tanggal 23 s/d 29 Maret 2018.
53
4) Membuat Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengendalian
Kelebihan Muatan Angkutan Barang di Kabupaten Ponorogo
Kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan sebagai upaya
memberikan payung hukum terhadap kebijakan yang akan diambil
oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Perhubungan
Kabupaten Ponorogo. Kebijakan tersebut berupa penindakan
terhadap pelanggar lalu lintas dengan cara memberikan denda
ataupun menurunkan sebagian muatan sehingga sesuai dengan
daya muat kendaraan dan Muatan Sumbu Terberat Kelas Jalan
yang Dilalui, kegiatan tersebut bertujuan untuk menjaga kondisi
umur jalan agar tidak mengalami percepatan kerusakan jalan
dimana hal tersebut dapat memberikan keamanan, kenyamanan
dan keselamatan bagi pengguna jalan.
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan telaah terhadap peraturan perundang-undangan
tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang berlaku;
Kegiatan telaah terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku dilakukan untuk mencari bahan -
bahan yang dapat digunakan dalam penentuan klausa yang
nantinya akan dituangkan dalam peraturan daerah, kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 3 s/d 4 April 2018.
54
b. Membuat draft rancangan peraturan daerah;
Pembuatan draft merupakan tahapan kedua pada
kegiatan ini, draft yang telah dibuat selanjutnya diajukan
kepada beberapa stakeholder serta Kepala Bidang untuk
mendapatkan masukan sehingga dapat menyempurnakan
Rancangan Peraturan Daerah, kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 5 s/d 10 April 2018.
55
d. Menyempurnakan draft rancangan peraturan daerah;
Setelah mendapatkan masukan selanjutnya Rancangan
Peraturan Daerah disempurnakan sebelum meminta
persetujuan atasan atas draft tersebut, kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 12 April 2018. Adapun Rancangan
Peraturan Daerah tentang Pengendalian Kelebihan Muatan
Angkutan Barang di Kabupaten Ponorogo terdapat pada
Lampiran Kegiatan 4.
56
5) Melakukan sosialisasi rancangan peraturan daerah tentang
pengendalian kelebihan muatan angkutan barang.
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat terkait adanya rancangan
peraturan daerah tentang pengendalian kelebihan muatan
angkutan barang di Kabupaten Ponorogo serta untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat baik pengusaha tambang
maupun pengemudi angkutan barang tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat percepatan kerusakan jalan dan
keselamatan berlalu lintas.
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan perangkat desa, pengusaha
tambang dan/atau pengemudi angkutan barang;
Sebelum dilakukannya Sosialisasi Rancangan Perda hal
pertama yang dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan
anggota Muspika dan Pengusaha Tambang serta membuat
Undangan Sosialisasi yang ditujukan kepada Pengusaha
Tambang, Pengemudi Angkutan Barang, Anggota Muspika
setempat, kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 April
2018. Adapun surat undangan sosialisasi terdapat pada
Lampiran Kegiatan 5.
57
Gambar IV.20 Penyerahan Surat Undangan Sosialisasi
c. Melaksanakan sosialisasi;
Kegiatan sosialisasi rancangan peraturan daerah tentang
pengendalian kelebihan muatan angkutan barang di
Kabupaten Ponorogo ini dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 19
April 2018. Adapun daftar hadir peserta sosialisasi terdapat
pada Lampiran Kegiatan 5.
58
Gambar IV.22 Pelaksanaan Sosialisasi
59
sehingga tidak terjadi percepatan kerusakan jalan di Kabupaten
Ponorogo yang merupakan tujuan bersama antara pemerintah dan
masyarakat.
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Membuat draft surat pernyataan bersama antar pengusaha
tambang;
Pembuatan draft Surat Pernyataan Bersama merupakan
tahapan kegiatan awal pada kegiatan ini, setelah pembuatan
konsep surat pernyataan bersama selanjutnya meminta
masukan dan persetujuan dari para pihak, kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2018.
60
Gambar IV.25 Pelaksanaan Pendekatan Persuasif Kepada
Pengusaha Tambang
61
d. Penandatanganan surat pernyataan bersama oleh para
pengusaha tambang;
Penadatanganan Surat Pernyataan Bersama dilakukan
oleh para Pengusaha Tambah di wilayah Kecamatan Pulung
dan Kecamatan Jenangan Kabupaten ponorogo dan
disaksikan oleh beberapa anggota Muspida serta pejabat
Dinas Perhubungan Kabupaten Ponorogo , kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 2 s/d 3 Mei 2018. Adapun Surat
Pernyataan Bersama terdapat pada Lampiran Kegiatan 6.
62
7) Perencanaan optimalisasi pengawasan dan penertiban
operasional angkutan barang terutama barang hasil tambang.
Perencanaan optimalisasi pengawasan dilakukan karena
pengawasan terhadap operasional angkutan barang terutama
barang hasil tambang dinilai belum maksimal sehingga banyak
terjadi pelanggaran lalu lintas berupa pelanggaran kelebihan
muatan dan pelanggaran kelas jalan yang dilalui oleh angkutan
barang tersebut, hal ini mengakibatkan terjadinya percepatan
kerusakan permukaan jalan di sekitar wilayah Kabupaten
Ponorogo. Dengan tingkat kerusakan jalan yang semakin
meningkat maka dapat mengakibatkan beberapa kerugian bagi
para pengguna jalan lainnya seperti kecelakaan lalu lintas, waktu
tempuh yang menjadi semakin lama, serta dapat menghambat
sektor ekonomi dan pembangunan.
Setiap kegiatan disusunlah menjadi beberapa tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Berkoordinasi dengan Kepala Bidang dan Kepala Dinas dalam
merencanakan optimalisasi pengawasan dan penertiban;
Koordinasi terkait laporan perencanaan optimalisasi
kegiatan pengawasan dan penertiban operasional angkutan
barang di Kabupaten Ponorogo, kegiatan ini dilaksanakan
pada tanggal 4 s/d 7 Mei 2018.
63
b. Membuat konsep dasar laporan perencanaan optimalisasi
pengawasan dan penertiban;
Pembuatan konsep laporan perencanaan optimalisasi
kegiatan pengawasan dan penertiban operasional angkutan
barang di Kabupaten Ponorogo dilaksanakan setelah
melakukan koordinasi dengan Kepala Bidang, Konsep
tersebut berupa nota dinas perencanaan optimalisasi
pengawasan dan penertiban angkutan barang. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 8 s/d 9 Mei 2018. Adapun nota
dinas terkait perencanaan optimalisasi terdapat pada
Lampiran Kegiatan 7.
64
Gambar IV.32 Penyempurnaan Laporan Perencanaan Optimalisasi
Pengawasan dan Penertiban
65
yang dilalui dengan menurunkan sebagian muatan, kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2018.
66
c. Melakukan finalisasi telaah staf setelah mendapatkan saran
dan arahan dari Kepala Bidang;
Finalisasi telaah staf dilaksanakan setelah dilakukannya
koordinasi dengan Kepala Bidang untuk menyempurnakan
konsep telaah staf perencanaan optimalisasi kegiatan
pengawasan dan penertiban operasional angkutan barang di
jalan yang berisi tentang penambahan intensitas pengawasan
serta penegakan peraturan perundang-undangan dimana
akan dilakukan penindakan di tempat bagi para pelanggar
kelebihan muatan dan pelanggaran kelas jalan yang dilalui
dengan menurunkan sebagian muatan, kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2018.
67
dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2018. Adapun telaah staf
tentang optimalisasi pengawasan dan penertiban terdapat
pada Lampiran Kegiatan 8.
68
tentang “Optimalisasi Pengawasan dan Penertiban Operasional
Angkutan Barang”. Terlihat muatan hasil tambang berada di atas batas
bak muatan sehingga memiliki berat mencapai lebih dari 10 Ton, hal ini
menjadi penyebab terjadinya percepatan kerusakan jalan.
69
Gambar dibawah ini merupakan banner himbauan kepada masyarakat
yang akan di pasang di Jl. Raya Jenangan – Pulung dan Jl. Raya Ngebel
– Ponorogo.
70
B. Pemaknaan Nilai – nilai Dasar yang Melandasi Kegiatan
71
I. Akuntabilitas, proses pengumpulan data dilaksanakan dengan
teliti, cermat, dan bertanggung jawab penuh terhadap proses
pelaksanaan kegiatan.
II. Nasionalisme, Pengumpulan data menggunakan tata bahasa
indonesia yang baku karena merupakan alat perekat dan
pemersatu bangsa.
III. Etika Publik, pengumpulan data dilaksanakan secara profesional
sehingga data tersebut berkualitas dan akurat serta
mengedepankan kepentingan umum.
IV. Komitmen Mutu, pengumpulan data dibutuhkan untuk
menyempurnakan hasil yang akan dicapai sehingga kegiatan
tersebut bersifat efektif dan efisien.
V. Anti-Korupsi, merekap hasil pengumpulan data dengan jujur dan
transparan sehingga hasil yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik.
72
II. Nasionalisme, berkoordinasi untuk mencapai mufakat dan tetap
menjaga kondisi damai dalam menyampakan pendapat pada
setiap kegiatan.
III. Etika Publik, pengumpulan data dan informasi secara profesional
sehingga sehingga data tersebut berkualitas dan akurat.
IV. Komitmen Mutu, pada saat pelaksanaan kegiatan penerimaan
saran sangat dibutuhkan demi terciptanya hasil yang bermutu
sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi efektif dan efisien.
V. Anti-Korupsi, merekap hasil pengumpulan data dengan jujur
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
73
I. Akuntabilitas, melaksanakan pemeriksaan kendaraan dengan
teliti, profesional dan tanggung jawab dengan mengedepankan
prinsip keadilan.
II. Nasionalisme, Menerapkan prinsip keadilan (sesuai dengan
amanat sila ke-2 Pancasila) dalam melaksanakan pembinaan
dan penindakan kepada pelanggar..
III. Etika Publik, pemberian arahan dan petunjuk kepada personil
untuk menciptakan komunikasi dan kerjasama yang baik.
IV. Komitmen Mutu, melaksanakan pemeriksaan secara tepat,
efektif dan efisien sehingga tidak mengganggu lalu lintas sekitar
lokasi pemeriksaan kendaraan bermotor demi mendapatkan
hasil yang akurat.
V. Anti-Korupsi, berani dalam memutuskan perlu dilakukannya
penindakan atau tidak terhadap para pelanggar lalu lintas,
sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas keputusan
yang diambil.
74
dalam hal ini Dinas Perhubungan, sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi masing-masing instansi.
75
jalan sehingga dinilai sangat merugikan masyarakat. Hal ini dapat
mencerminkan kegiatan yang bersifat :
a. WOG (Whole Of Government), yang mengandalkan kerja sama
antar stakeholder dan saling berkolaborasi dan sinergi dalam
setiap kegiatan sehingga kebijakan yang akan dilaksanakan
dapat terlaksana demi satu tujuan bersama.
76
a. Pelayanan Publik, dengan adanya nota kesepakatan ini maka
dapat mengurangi pelanggaran lalu lintas terutama terkait daya
muat angkutan, sehingga dinilai dapat menjaga umur rencana
perkerasan jalan sebagaimana mestinya demi terciptanya lalu
lintas yang berkeselamatan.
77
dalam perbaikan serta simplifikasi sehingga kegiatan tersebut
bersifat efektif dan efisien.
78
II. Nasionalisme, terciptanya keselamatan lalu lintas yang
merupakan kepentingan umum masyarakat.
III. Etika Publik, perencanaan optimalisasi merupakan upaya untuk
menjalankan tugas secara profesional.
IV. Komitmen Mutu, perencanaan optimalisasi dilaksanakan dengan
seefektif dan seefisien mungkin.
V. Anti-Korupsi, dalam mengerjakan perencanaan di lakukan
dengan jujur, peduli, tanggung jawab dan adil.
C. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
79
Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo, yaitu: “Kabupaten
Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Relegius”.
80
barang, serta menguatkan nilai-nilai organisasi Dinas Perhubungan
Kabupaten Ponorogo, yaitu, Handal, Integritas, dan Tanggung
Jawab.
81
Kabupaten Ponorogo, yaitu, Handal, Integritas, dan Tanggung
Jawab.
82
D. Hasil Capaian Kegiatan Aktualisasi
Adapun hasil capaian kegiatan aktualisasi dalam rangka pemecahan isu
dijelaskan pada tabel berikut :
83
percepatan kerusakan jalan.
3) Dilakukan pembinaan berupa
pemberian bimbingan dan
pemahaman terkait peraturan lalu
lintas kepada pelanggar lalu lintas.
84
operasional angkutan barang di jalan;
2) Usulan kegiatan berupa penambahan
intensitas kegiatan pengawasan dan
penertiban yang dilaksanakan dalam
satu bulan yaitu dari sebelumnya
hanya dilakukan sebanyak 1 kali/bulan
ditambah menjadi 2 kali/bulan;
3) Dilaksanakannya penindakan dengan
cara menurunkan sebagian muatan
kendaraan angkutan barangsampai
dengan batas maksimal daya muat
kendaraan dan/atau kapasitas (MST)
kelas jalan yang dilalui.
85
Tabel IV.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Maret April Mei
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Melakukan pengumpulan data
2 Melakukan rapat koordinasi dengan stakeholder terkait
3 Melaksanakan pemeriksaan kendaraan bermotor (khusus angkutan
barang) di jalan
4 Membuat Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengendalian
Kelebihan Muatan Angkutan Barang di Kabupaten Ponorogo
5 Melakukan sosialisasi tentang rancangan perda pengendalian
kelebihan muatan angkutan barang, dan sosialisasi terkait
peraturan lalu lintas lainnya
6 Membuat Surat Pernyataan Bersama pengusaha tambang terkait
pengangkutan barang tambang
7 Perencanaan optimalisasi pengawasan dan penertiban operasional
angkutan barang di jalan
8 Pengusulan kegiatan optimalisasi pengawasan dan penertiban
operasional angkutan barang di jalan
Keterangan :
: Pelaksanaan Kegiatan
85