N
DENGAN MASALAH UTAMA
PENYAKIT HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS CIPAYUNG
NIP : 197807152011012002
I. PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 )
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar
atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (
Kodim Nasrin, 2003). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara
95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg,
dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan
sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
II. PENYEBAB
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
( Lany Gunawan, 2001 )
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur
( jika umur bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih
tinggi dari perempuan ) dan ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit
putih )
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan
berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol,
minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
III. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal
dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7. Foto dada dan CT scan
VI. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit
serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit,
suhu dingin
3. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, factor
stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela,
peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
6. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,
berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan
retinal optic
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat,
nyeri abdomen
8. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea
nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas
tambahan, sianosis
9. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
10. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM , penyakit ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone
Pathway
Penimbunan Lipid, LDL
Arteri sklerosis
Hipertensi
Sianosis Iskhemik
Oedem paru
Decomp Cordis
Cardiomegali
Oedem di daerah
perifer Peningkatan JVP
Penurunan ruang ekspansi
paru
Gg body image
Gg keseimbangan
Pola nafas tidak efektif cairan elektrolit
VII. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.(5) Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi
meliputi : (2,8)
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
a). Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain
b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87
% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal
dapat ditentukan dengan rumus 220 – umur
c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang
ada pada penderita(2).
Pengobatannya meliputi :
Kriteria Hasil :
Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman
Kriteria Hasil :
Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan
dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala,
pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Haluaran urin 30 ml/ menit
Tanda-tanda vital stabil
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan perawatan diri
Tujuan ;Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi
a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur
b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan
stress
c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian,
tujuan dan efek samping atau efek toksik
d. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa
pemeriksaan dokter
e. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk
dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
f. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil
g. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat
h. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai
pesanan
i. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat,
jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein,
teh serta alcohol
j. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan
Kriteria Hasil :
Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan perawatan
dini
Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan
DAFTAR PUSTAKA
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta, Penerbit
Hipokrates, 1999
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta,
Penerbit Arcan, 1995
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit
Arcan, 1996
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh
Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta, Penerbit
Arcan, 1995
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan
evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. N
DENGAN MASALAH UTAMA PENYAKIT HIPERTENSI
DI KP. BARU 02/04 DESA TANJUNGBARU
Umur
dengan KK
Perkawinan
Keterangan
Pendidikan
Hubungan
Pekerjaan
Imunisasi
Status
No Nama L/P
Tn. N Ny R
Hipertensi
nNn. M Nn S
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Klien
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Rumah keluarga Bp. N berukuran 25X35 m2 terdiri dari tiga buah kamar tidur,
satu kamar mandi, satu ruang keluarga yang gabung dengan ruang tamudan
satu ruang untuk toko. Sumber air menggunakan air PAM, WC terletak di
belakang rumah, lantai rumah papan,. Jendela selalu dibuka, rumah tampak
rapi dan bersih, depan rumah tidak ada halaman langsung berhubungan dengan
jalan raya.
2. Denah Rumah :
7 B
4 2
5 6 3 S U
T
i. 1
Keterangan
1. Toko 2,3,4. Kamar Tidur
5. Ruang Makan
6. Ruang Keluarga dan Ruang Tamu
7. Kamar Mandi
3. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tetangga Bp. N sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang,
diamana tempat tinggalnya sebagai ruko, ada kebiasaan yang kurang baik di
lingkungan Bp N dimana sebelah rumahnya adalah pasar sehingga banyak
sampah yang berserakan yang menganggu pemandangan.
4. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga belum pernah berpindah rumah ke tempat lain.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang digunakan adalah secara verbal dengan menggunakan bahasa
Jawa dan kadang bahasa Indonesia. Komunikasi keluarga kurang terbuka satu
sama lain sehingga sering terdapat konflik pada keluarga, walaupun akhirnya reda
sendiri.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Bp. N yang mengambil keputusan adalah Bp. N selaku kepala
rumah tangga. Akan tetapi jika ada masalah selalu dimusyawarahkan bersama
dengan anak pertama yang dianggap sudah dewasa. Tidak jarang pula Bp. N
diminta pendapat oleh anaknya yang sudah berkeluarga.
3. Struktur peran (formal dan informal)
Bp. N mampu menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga (informal) dan
menjadi pengurus RT (formal). Ibu N mampu menjalankan perannya sebagai ibu
rumah tangga dimana tugasnya sebagai ibu rumah tangga dibantu oleh anaknya,
dan anak sebagai anggota keluarga di rumah dan diluar rumah sebagai mahasiswa.
4. Nilai dan norma keluarga
Kepala keluarga menanamkan kepada anaknya untuk selalu menghargai orang lain
jika ingin dihargai. Jadilah manusia yang selalu mensyukuri nikmat allah.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga tidak membina hubungan suami istri yang baik sehingga sering terjadi
perselisihan.
2. Fungsi sosial
Diantara anggota keluarga berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya,
begitu pula berinteraksi dengan anggota masyarakat sekitarnya..
5. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Bp N bekerja pada malam hari dan
Ny R berjualan di rumah. Keluarga juga memiliki tabungan untuk berjaga-jaga
jika ada kebutuhan yang tidak terduga. Anak-anaknya yang sudah bekerja juga
sering memberikan bantuan baik materiil maupun non materiil.
G. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga
Fisik Bp.N Ibu R Nn M Nn S
TD 130/90 170/100 120/80 120/80
mmHg mmHg mmHg mmHg
N 88x/mnt 92x/mnt 80x/mnt 84x/mnt
RR 20x/mnt 20x/mnt 20x/mnt 22x/mnt
BB 63 kg 58 kg 56 kg 49 kg
Kepala Mesocepal Mesocepal Mesocepal Mesocepal
Rambut Bersih Bersih Bersih Bersih
Konjungtiva Tidak Tidak Tidak Tidak anemis
anemis anemis anemis
Sklera Tidak Tidak Tidak Tidak ikterik
ikterik ikterik ikterik
Hidung Bersih Bersih Bersih Bersih
Telinga Bersih Bersih Bersih Bersih
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa bibir
bibir bibir bibir lembab,
lembab, lembab, lembab,
Leher Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada
pembesara pembesara pembesara pembesaran
n kelenjar n kelenjar n kelenjar kelenjar
thyroid thyroid thyroid thyroid
Dada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
suara nafas suara nafas suara nafas suara nafas
tambahan tambahan, tambahan, tambahan,
detak detak detak detak jantung
jantung jantung jantung regular.
regular. regular. regular.
Abdomen Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, tdk
tdk ada tdk ada tdk ada ada nyeri
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan tekan
Ekstremitas Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada
varises, tdk varises, tdk varises, tdk varises, tdk
ada udema ada udema ada udema ada oedema
Kulit Sawo Sawo Sawo Sawo matang
matang matang matang
Turgor kulit baik Baik Baik baik
Keluhan - - -
H. HARAPAN KELUARGA
Anak-anak mendapat pekerjaan yang mapan, keluarga menjadi keuarga yang bahagia
dan harmonis, terdapat komunikasi yang terbuka dan jujur diantara anggota
keluarga.Keluarga menginginkan petugas kesehatan dapat memberikan penjelasan dan
informasi tentang kesehatan khususnya cara perawatan Hipertensi sehingga tidak
timbul masalah lagi akibat Hipertensi.
1. Analisa Data
Tabel 3. Analisa Data
DO :
Keluarga tampak bingung
dengan penyakit yang diderita
Ny.R
TD : 170/100 mmHg
N : 92 x/mnt
RR : 20 x/mnt
2. Diagnosis Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi.
a. Diagnosis Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi.
b. Prioritas Masalah
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi. Skoring data :
3. Perencanaan Keperawatan
4. Catatan Perkembangan
Ns. Yulidian
Ns. Yulidian
26
26