Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.

N
DENGAN MASALAH UTAMA
PENYAKIT HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS CIPAYUNG

Ns. YULIDIAN ARIFAH, S. Kep

NIP : 197807152011012002

UPT PUSKESMAS CIPAYUNG


KECAMATAN CIKARANG TIMUR
KABUPATEN BEKASI
HIPERTENSI

I. PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 )
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar
atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (
Kodim Nasrin, 2003). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara
95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg,
dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan
sistolik ( Smith Tom, 1995 ).

II. PENYEBAB
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
( Lany Gunawan, 2001 )

1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui


penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
Hiperrtensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %
sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui
dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang
sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur
( jika umur bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih
tinggi dari perempuan ) dan ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit
putih )
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan
berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol,
minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
III. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.

Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada


system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan
ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang
jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

IV. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Edward K Chung, 1995)
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal
dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7. Foto dada dan CT scan

VI. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit
serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit,
suhu dingin
3. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, factor
stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela,
peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
6. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,
berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan
retinal optic
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat,
nyeri abdomen
8. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea
nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas
tambahan, sianosis
9. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
10. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM , penyakit ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone
Pathway
Penimbunan Lipid, LDL

Arteri sklerosis

Otak Mempersempit lumen pembuluh darah

Nyeri Kepala Volume darah menurun ADH meningkat

Vasokontriksi pembuluh darah Urine menurun

Hipertensi

Cardic Output menurun

Sianosis Iskhemik

Gg perfusi jaringan Nyeri Akut Infark

Oedem paru
Decomp Cordis

Cardiomegali
Oedem di daerah
perifer Peningkatan JVP
Penurunan ruang ekspansi
paru
Gg body image
Gg keseimbangan
Pola nafas tidak efektif cairan elektrolit

VII. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.(5) Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi
meliputi : (2,8)

1. Terapi tanpa Obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

c). Penurunan berat badan

d). Penurunan asupan etanol

e). Menghentikan merokok

f). Diet tinggi kalium

b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :

a). Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain

b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87
% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal
dapat ditentukan dengan rumus 220 – umur

c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan

d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

a). Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada


subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi

gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

b). Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )


Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah
kuat(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT
NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF
HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat
beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai

obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang
ada pada penderita(2).

Pengobatannya meliputi :

a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca


antagonis, ACE inhibitor
b. Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan
1) Dosis obat pertama dinaikan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika ,
beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi
3. Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang
baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara
pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi
pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran


tekanan darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai
tekanan darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh,
namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
e. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan
tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya
dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter
f. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih
dahulu
g. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup
penderita
h. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
i. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita
atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
j. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal
1 x sehari atau 2 x sehari
k. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek
samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
l. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau
mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
m. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
n. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih
sering
o. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang
ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali
pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan
hipertensi.

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi
iskemia miokard
Intervensi keperawatan :
a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang
tepat
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
e. Catat edema umum
f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt
tidur/kursi
h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikas
Kriteri Hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler


serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
Intervensi keperawatan :
a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
c. Batasi aktivitas
d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es,
posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi

Kriteria Hasil :
Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman

3. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan


dengan gangguan sirkulasi
Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk
dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
d. Amati adanya hipotensi mendadak
e. Ukur masukan dan pengeluaran
f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan
g. Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan

Kriteria Hasil :
Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan
dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala,
pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Haluaran urin 30 ml/ menit
Tanda-tanda vital stabil
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan perawatan diri
Tujuan ;Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi
a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur
b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan
stress
c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian,
tujuan dan efek samping atau efek toksik
d. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa
pemeriksaan dokter
e. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk
dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
f. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil
g. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat
h. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai
pesanan
i. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat,
jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein,
teh serta alcohol
j. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan

Kriteria Hasil :
Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan perawatan
dini
Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000

Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit


Kanisius, 2001

Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta, Penerbit
Hipokrates, 1999

Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003

Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta,
Penerbit Arcan, 1995

Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit
Arcan, 1996

Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002

Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh
Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995

Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta, Penerbit
Arcan, 1995

Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan
evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. N
DENGAN MASALAH UTAMA PENYAKIT HIPERTENSI
DI KP. BARU 02/04 DESA TANJUNGBARU

A. PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Pengkajian dilakukan pada Hari Rabu, tangga 12 Oktober 2022 di rumah keluarga Tn. N
pukul 10.00 WIB.
1. Data Identitas
Nama KK : Tn. N
Umur : 58 tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Kp. Baru RT 02/04 Desa Tanjungbaru
Daftar Anggota Keluarga

Umur
dengan KK

Perkawinan

Keterangan
Pendidikan
Hubungan

Pekerjaan

Imunisasi
Status

No Nama L/P

1. Ny. R Istri 55 th P Kawin SD IRT -

2. Nn .M Anak 27 th P Belum D III Swasta Lengkap

3. Nn. S Anak 25 th P Belum SLTA IRT Lengkap


Genogram :
Hipertensi

Tn. N Ny R
Hipertensi
nNn. M Nn S

Keterangan :

: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah

: Klien

6. Tipe Keluarga : Keluarga inti


7. Suku Bangsa : Sunda/Indonesia
8. Agama : Islam
9. Status sosial ekonomi keluarga
Bp. N merupakan Buruh harian Lepas dan Ibu R berjualan. Penghasilan keluarga
tidak tetap kurang lebih Rp 1.300.000 - Rp 3.000.000 - tiap bulannya. Keluarga
mengganggap penghasilan ini sudah cukup untuk mencukupi kehidupan sehari-
hari dan bisa untuk menyekolahkan anak sampai tingkat SMA. Anak pertama dan
kedua sudah bekerja kadang memberikan bantuan untuk biaya hidup sehari-hari.
10. Aktifitas rekreasi keluarga
Jadwal keluarga tidak pasti tergantung permintaan anggota keluarga. Biasanya
pada waktu libur sekolah. Rekreasi ke kota atau ke tempat saudara. Menonton
televisi bersama-sama juga merupakan kebiasaan keluarga Bapak N jika sedang
berkumpul.
B. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Bapak N sekarang pada tahap keluarga dengan anak dewasa.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Mempertahankan keintiman pasangan, karena tidak adanya komunikasi antara
suami dan istri sehingga sering terjadi pertengkaran walaupun akhirnya reda
dengan sendirinya.
3. Riwayat keluarga inti
Pasangan ini menikah 28 tahun lalu, dan dikaruniai 2 orang anak yang semuanya
perempuan. Anak pertama dan kedua belum menikah dan sudah bekerja. Untuk

mengatasi masalah kesehatan yang ada dalam keluarga, keluarga menggunakan


puskesmas Cipayung. Salah satu anggota keluarga Bp. N yaitu Ny R sering
mengeluh tangannya kesemutan dan tidak merasa pusing.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Sebelumnya dalam keluarga Bp. N diketahui tidak ada yang menderita penyakit.
Dari pihak Ny R ada yang menderita hipertensi yaitu ibu Ny R dan menurun pada
Ny R sendiri. Untuk anggota keluarga yang lain penyakit yang sering dirasakan
hanya pusing, batuk pilek dan itupun jarang terjadi.

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Rumah keluarga Bp. N berukuran 25X35 m2 terdiri dari tiga buah kamar tidur,
satu kamar mandi, satu ruang keluarga yang gabung dengan ruang tamudan
satu ruang untuk toko. Sumber air menggunakan air PAM, WC terletak di
belakang rumah, lantai rumah papan,. Jendela selalu dibuka, rumah tampak
rapi dan bersih, depan rumah tidak ada halaman langsung berhubungan dengan
jalan raya.
2. Denah Rumah :

7 B
4 2
5 6 3 S U

T
i. 1

Keterangan
1. Toko 2,3,4. Kamar Tidur
5. Ruang Makan
6. Ruang Keluarga dan Ruang Tamu
7. Kamar Mandi
3. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tetangga Bp. N sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang,
diamana tempat tinggalnya sebagai ruko, ada kebiasaan yang kurang baik di
lingkungan Bp N dimana sebelah rumahnya adalah pasar sehingga banyak
sampah yang berserakan yang menganggu pemandangan.
4. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga belum pernah berpindah rumah ke tempat lain.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Kepala keluarga menjadi pengurus RT. Interaksi dengan masyarakat baik


terlihat dari keikutsertaan anggota keluarga dalam arisan kampung yang
dilaksanakan sebulan sekali. Dan jika ada anggota masyarakat atau tetangga
dekat punya hajat keluarga ikut datang membantu.

6. Sistem pendukung keluarga


Yang merupakan sistem pendukung keluarga adalah kakak kandung Ny R
karena dia dianggap lebih tua dan lebih mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapi keluarga baik materiil atau moril. Di masyarakat setempat
juga ada kebiasaan yang baik dimana apabila ada anggota masyarakat yang
mempunyai masalah akan dibantu dengan cara musyawarah.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang digunakan adalah secara verbal dengan menggunakan bahasa
Jawa dan kadang bahasa Indonesia. Komunikasi keluarga kurang terbuka satu
sama lain sehingga sering terdapat konflik pada keluarga, walaupun akhirnya reda
sendiri.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Bp. N yang mengambil keputusan adalah Bp. N selaku kepala
rumah tangga. Akan tetapi jika ada masalah selalu dimusyawarahkan bersama
dengan anak pertama yang dianggap sudah dewasa. Tidak jarang pula Bp. N
diminta pendapat oleh anaknya yang sudah berkeluarga.
3. Struktur peran (formal dan informal)
Bp. N mampu menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga (informal) dan
menjadi pengurus RT (formal). Ibu N mampu menjalankan perannya sebagai ibu
rumah tangga dimana tugasnya sebagai ibu rumah tangga dibantu oleh anaknya,
dan anak sebagai anggota keluarga di rumah dan diluar rumah sebagai mahasiswa.
4. Nilai dan norma keluarga
Kepala keluarga menanamkan kepada anaknya untuk selalu menghargai orang lain
jika ingin dihargai. Jadilah manusia yang selalu mensyukuri nikmat allah.

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga tidak membina hubungan suami istri yang baik sehingga sering terjadi
perselisihan.
2. Fungsi sosial
Diantara anggota keluarga berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya,
begitu pula berinteraksi dengan anggota masyarakat sekitarnya..

3. Fungsi perawatan kesehatan


a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga belum mengetahui kalau ada anggota keluarga yang menderita
Hipertensi. Ny. R mengetahui kalau dirinya menderita Hipertensi setelah
periksa di puskesmas. Keluarga belum mengetahui apa itu Hipertensi baik
pengertiannya, penyebabnya, tanda dan gejala dan cara perawatannya.
Keluarga hanya mengetahui kalau Hipertensi itu sama dengan darah tinggi.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
Keluarga belum mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatannya karena belum mengetahui sebelumnya.
c. Kemampuan keluarga merawat
Keluarga belum mampu merawat anggota keluarga yang menderita Hipertensi,
untuk makan Ny. R masih seperti biasa tidak ada pantangannya karena
sebelumnya tidak mengetahui kalau dirinya menderita Hipertensi. Yang
diketahui keluarga yaitu dengan makan buah ketimun.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan, dalam memasak masih
menggunakan penyedap rasa dan takaran garam tidak dikurangi.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga belum memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah
Hipertensi.
4. Fungsi reproduksi
Bapak N memiliki 2 orang anak semuanya perempuan.

5. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Bp N bekerja pada malam hari dan
Ny R berjualan di rumah. Keluarga juga memiliki tabungan untuk berjaga-jaga
jika ada kebutuhan yang tidak terduga. Anak-anaknya yang sudah bekerja juga
sering memberikan bantuan baik materiil maupun non materiil.

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek dan panjang
Yang dianggap sebagai stressor jangka pendek dan jangka panjang adalah anaknya
yang ketiga yang sebentar lagi mau kuliah.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor
Respon kepala keluarga baik terhadap stressor dengan mencari penghasilan
tambahan yaitu bekerja pada malam hari, namun Ny. R tidak berspon baik dengan
tidak mendukung Bp. N bekerja pada malam hari.
3. Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan jika ada masalah adalah musyawarah dengan anggota
keluarga yang lain dan mancari penghasilan tambahan.

4. Strategi adaptasi disfungsional


Ny. R tidak mendukung suaminya dalam mencari biaya tambahan untuk biaya
tambahan sekolah anak-anak

G. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga
Fisik Bp.N Ibu R Nn M Nn S
TD 130/90 170/100 120/80 120/80
mmHg mmHg mmHg mmHg
N 88x/mnt 92x/mnt 80x/mnt 84x/mnt
RR 20x/mnt 20x/mnt 20x/mnt 22x/mnt
BB 63 kg 58 kg 56 kg 49 kg
Kepala Mesocepal Mesocepal Mesocepal Mesocepal
Rambut Bersih Bersih Bersih Bersih
Konjungtiva Tidak Tidak Tidak Tidak anemis
anemis anemis anemis
Sklera Tidak Tidak Tidak Tidak ikterik
ikterik ikterik ikterik
Hidung Bersih Bersih Bersih Bersih
Telinga Bersih Bersih Bersih Bersih
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa bibir
bibir bibir bibir lembab,
lembab, lembab, lembab,
Leher Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada
pembesara pembesara pembesara pembesaran
n kelenjar n kelenjar n kelenjar kelenjar
thyroid thyroid thyroid thyroid
Dada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
suara nafas suara nafas suara nafas suara nafas
tambahan tambahan, tambahan, tambahan,
detak detak detak detak jantung
jantung jantung jantung regular.
regular. regular. regular.
Abdomen Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, tdk
tdk ada tdk ada tdk ada ada nyeri
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan tekan
Ekstremitas Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada
varises, tdk varises, tdk varises, tdk varises, tdk
ada udema ada udema ada udema ada oedema
Kulit Sawo Sawo Sawo Sawo matang
matang matang matang
Turgor kulit baik Baik Baik baik
Keluhan - - -

H. HARAPAN KELUARGA
Anak-anak mendapat pekerjaan yang mapan, keluarga menjadi keuarga yang bahagia
dan harmonis, terdapat komunikasi yang terbuka dan jujur diantara anggota
keluarga.Keluarga menginginkan petugas kesehatan dapat memberikan penjelasan dan
informasi tentang kesehatan khususnya cara perawatan Hipertensi sehingga tidak
timbul masalah lagi akibat Hipertensi.

1. Analisa Data
Tabel 3. Analisa Data

No Data Subyektif Masalah Penyebab


1. DS : Manajemen Ketidakmampuan
- Keluarga mengatakan kesehatan keluarga merawat
kurang memahami cara keluarga dalam mengenal
merawat. tidak efektif masalah anggota
- Keluarga mengatakan keluarga dengan
makanan Ny”R” sama hipertensi
dengan keluarga yang lain
- Pola tidur Ny”R”
tidak sesuai dan kurang
dari kebutuhan
- Ny “R” mengatakan
khawatir tensinya semakin
tinggi dan stroke semakin
parah
- Keluarga kurang memahami
cara mengenal masalah
Ny“R” yang khawatir
tensinya akan bertambah
tinggi

DO :
Keluarga tampak bingung
dengan penyakit yang diderita
Ny.R
TD : 170/100 mmHg
N : 92 x/mnt
RR : 20 x/mnt
2. Diagnosis Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi.
a. Diagnosis Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi.
b. Prioritas Masalah
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi. Skoring data :

Tabel 4. Skoring data

No Kriteria Score Bo Nilai Pembenaran


bot
1 Sifat masalah Rasa takut menyebabkan
keadaan 3 1 3/3 x1= peningkatan TD yang dapat
masalah 1 memperburuk keadaan

2 Kemungkinan Pemberian penjelasan yang


masalah dapat 1 2 1/2 x2=1 tepat dapat membantu
diubah sebagian menurunkan rasa takut
3 Potensial Penjelasan dapat membantu
masalah untuk 2 1 2/3x1=0. mengurangi rasa takut
dicegah cukup 6

4 Menonjolnya Keluarga menyadari


masalah- 1 1 1/2x1=0. dengan mematuhi diet yang
masalah tidak 5 dianjurkan dapat
perlu ditangani mengrangi rasa khawatir
Ny”R”
Jumlah 3.1
22

3. Perencanaan Keperawatan

Tabel 5. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


Keluarga
Manajemen kesehatan keluarga Setelah dilakukan kunjungan 1. Berikan penjelasan pada 1. Asupan garam yang tinggi dapat
tidak efektif berhubungan rumah 2x diharapakan keluarga keluarga tentang diet yang mengganggu keseimbangan
dengan ketidakmampuan mampu memberikan perawatan sesuai untuk penderita natrium alami yang ada dalam
keluarga merawat dalam pada Ny. R dengan kriteria hipertensi yaitu diet rendah tubuh. Kadar natrium dalam
mengenal masalah anggota hasil : garam, rendah lemak dan tubuh bisa meningkat, sehingga
keluarga dengan hipertensi 1. Adanya usaha untuk tidur kolesterol menyebabkan retensi natrium,
sesuai kebutuhan kemudian hal ini dapat
2. Periksa secara teratur ke meningkatkan tekanan yang
pelayanan kesehatan diberikan oleh aliran darah
3. Ungkapan Ny. R tidak takut terhadap dinding pembuluh
4. Wajah Ny. R tampak relaks darah.

2. Anjurkan pada keluarga 2. Pengelolaan hipertensi harus


untuk mengkonsumsi dilakukan dengan komprehensif
makanan sesuai dengan diet bukan hanya kuratif saja harus
hipertensi didukung dengan asupan yang
tidak mengakibatkan
perburukan kondisi.
23

Sambungan Tabel 5. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


Keluarga
3. Anjurkan pada keluarga 3. Tekanan darah mereka secara
untuk jadwal tidur Ny. alami naik dan turun dalam pola
R berputar selama sepanjang hari.
Cenderung naik di tengah hari
dan mencapai angka terendah di
tengah malam, saat waktunya
mencapai tidur dalam.

4. Anjurkan kepada keluarga 4. Resiko berbahaya yang mungkin


memeriksakan Ny. R ditimbulkan hipertensi, alangkah
secara teratur baiknya mencegah daripada
mengobati dengan melakukan
pemeriksaan tekanan darah
untuk deteksi dini hipertensi

5. Melatih dan mengajarkan 5. Latihan dan olah raga pada usia


senam hipertensi lanjut dapat mencegah atau
melambatkan kehilangan
fungsional, bahkan latihan yang
teratur dapat mengurangi
morbiditas dan mortalitas yang
diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler.
24

4. Catatan Perkembangan

Tabel 6. Catatan Perkembangan

No Dx Keperawatan Implementasi Catatan Perkembangan


1 Manajemen kesehatan Kamis, 13 Oktober 2022
keluarga tidak efektif Pukul 11.30 WIB
berhubungan dengan
ketidakmampuan 1. Menganjurkan pada keluarga S : Keluarga mengatakan sudah memahami tentang cara
keluarga merawat dalam memerikasakan Ny. R setiap minggu dan merawat keluarga dengan hipertensi dengan
mengenal masalah minum obat secara teratur. memperhatikan diet, pola tidur dan kontrol secara
anggota keluarga dengan 2. Memberikan penjelasan pada keluarga teratur
hipertensi tentang diet yang sesuai dengan O : Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara
hipertensi pada makanan yang diberikan merawat keluarga hipertensi dengan memperhatikan
Ny. R harus benar-benar rendah garam, diet, pola tidur dan kontrol teratur
mengurangi makanan berlemak Makanan yang disajikan untuk Ny. R sama dengan
3. Menganjurkan pada keluarga untuk anggota keluarga yang lain
mengatur pola tidur pada siang hari A : Tujuan tercapai sebagian
sebaiknya digunakan untuk istirahat P : Lanjutkan Intervensi

Ns. Yulidian Ns. Yulidian


25

Sambungan Tabel 6. Catatan Perkembangan

No Dx Keperawatan Implementasi Catatan Perkembangan


2. Manajemen kesehatan Jum’at, 14 Oktober 2022
keluarga tidak efektif Pukul 13.00 WIB
berhubungan dengan
ketidakmampuan 1. Menganjurkan pada keluarga S : Keluarga mengatakan sudah menyendirikan
keluarga merawat dalam memerikasakan Ny. R setiap minggu dan makanan Ny. R dengan anggota keluarga
mengenal masalah minum obat secara teratur. O : Tn. R mengatakan sudah tidak takut lagi dengan
anggota keluarga dengan 2. Memberikan penjelasan pada keluarga tensinya
hipertensi tentang diet yang sesuai dengan Makanan yangdisajikan untuk Ny. R nasi, sayur asam,
hipertensi pada makanan yang diberikan lauk tahu, tempe garing
Ny. R harus benar-benar rendah garam, Makanan untuk Ny. R dan anggota keluarga yang
mengurangi makanan berlemak lain tersendiri
3. Menganjurkan pada keluarga untuk Wajah Ny. R tampak lebih
mengatur pola tidur pada siang hari relaks A : Tujuan tercapai
sebaiknya digunakan untuk istirahat sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

Ns. Yulidian
Ns. Yulidian
26

26

Anda mungkin juga menyukai