Anda di halaman 1dari 12

MODUL X - KOMGRAV

VECTOR-BITMAP
Nama Penyusun : Mahmudatin Affandi, A.Md
Kelas / Semester : X / 1
Status Pendidikan : SMK Muhammadiyah 2 Gresik
Alokasi Waktu : 2 JP

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
peserta didik mampu memahami vector-bitmap dan mengaplikasikan perangkat lunak berbasis
bitmap dan vector

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
• peserta didik mampu memahami vector-bitmap
• peserta didik mampu mengaplikasikan perangkat lunak berbasis bitmap dan vector

C. PERTANYAAN PEMANTIK

1. Apa yang kamu ketahui tentang desain vector?


2. Apa saja software berbasis vector yang kamu ketahui?
3. Apa yang kamu ketahui tentang desain bitmap?
4. Apa saja software berbasis bitmap yang kamu ketahui?

D. SARANA PRASARANA
• Bahan : Modul Ajar dan Video Tutorial
• Alat : Laptop/Komputer, HP, dan Jaringan Internet
• Prasarana : Lab. Komputer / Ruang Kelas

E. KARAKTER PESERTA DIDIK/TARGET PESERTA DIDIK


• Peserta didik regular dengan tipikal umum

F. ADAPUN MATERI YANG AKAN DIBAHAS :

• Pemahaman mengenai Vector


• Pengaplikasian software berbasis Vector
• Pemahaman mengenai Bitmap
• Pengaplikasian software berbasis Bitmap
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pendahuluan • Guru memberikan salam dan Doa bersama-sama


• Guru mengabsensi kehadiran siswa menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
• Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa
• Guru melakukan apersepsi / mengajukan pertanyaan- pertanyaan
tentang materi yang terkait dengan materi bitmap-vector

Inti Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning


• Peserta didik mengamati paparan presentasi materi bitmap-vector
• Peserta didik menyampaikan permasalahan atau pertanyaan yang
timbul dari mengamati paparan presentasi materi bitmap-vector
• Peserta didik mencari data atau materi mengenai materi bitmap-
vector
• Peserta didik memberikan tanggapan dan menjelaskan presentasi
materi bitmap-vector

Pentutup • Peserta didik di bantu guru menyimpulkan materi bitmap-vector


• Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
• Peserta didik melakukan dan guru merefleksi tentang
pelaksanaan pembelajaran
• Mengucapkan salam penutup
H. PENILAIAN PEMBELAJARAN

Pengetahuan Keterampilan Sikap


Soal tertulis : Soal Praktik : 1. Bersyukur terhadap apa
1. Apa itu desain vector? 1. Buatlah contoh desain yang ada di lingkungan
vector sekitar.
2. Apa saja software 2. Buatlah contoh desain 2. Kerja sama dalam
desain vector?
bitmap
mengamati objek.
3. Jujur dalam membuat
3. Apa itu desain bitmap? kesimpulan
4. Tanggung jawab dalam
4. Apa saja software menulis objek yang
desain bitmap?
diamati.
5. Displin dalam
menyelesaikan
INSTRUMEN PENILAIAN PEGETAHUAN

Jawab secara lisan atau tulisan, pertanyaan-pertanyaan mengenai materi bitmap-vector

Kriteria Penskoran
No Pertanyaan Jumlah
1 2 3 4
1 Apa itu desain vector?

2 Apa saja software desain vector?

3 Apa itu desain bitmap?

4 Apa saja software desain bitmap?

Keterangan :
1. Skor 4: Jika peserta didik mampu menjelaskan tiga indikator
2. Skor 3: Jika peserta didik mampu menjelaskan dua indikator.
3. Skor 2: Jika peserta didik mampu menjelaskan salah satu indikator.
4. Skor 1: Jika peserta didik tidak satupun pertanyaan di atas mampu dijelaskan

Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = 𝑥 100
Jumlah skor maksimal
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

2. Keterampilan
a. Penilaian desain tentang materi bitmap-vector
No Nama Aspek Penilaian Nilai
Materi Wawasan Kreatifitas Keaslian Waktu

Keterangan

1. Meteri : Mencakup pemahaman siswa tentang materi bitmap-vector (rentang skor 1-


10)
2. Wawasan : Mencakup wawasan siswa dalam mencari informasi materi bitmap-vector
(rentang skor 1-10)
3. Kreatifitas : mencakup kemampuan merancang desain sesuai dengan menarik
(rentang skor 1-10)
4. Keaslian : Kemampuan membuat karya sendiri /tidak meniru (rentang skor1-10)
5. Waktu : Kemampuan dalam menyelesaikan tugas sesuai waktunya (rentang skor 1-10)

Skor Akhir

𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖 + 𝑊𝑎𝑤𝑎𝑠𝑎𝑛 + 𝐾𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 + 𝐾𝑒𝑎𝑠𝑙𝑖𝑎𝑛 + 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 5


× 100
APA ITU DESAIN VECTOR
Apa itu desain vector? Mungkin itu pertanyaan pertama yang muncul di benak Anda yang
belum pernah mendengar istilah ini.

Bagi mereka yang pernah atau sudah berkecimpung di dunia desain grafis tentunya akan
lebih familiar dengan terma ini. Namun untuk lebih jelasnya, kita akan mengulas mengenai
pengertian desain vector, ragam dan tak lupa kegunaannya dalam desain.

Desain Vector
Secara umum, dalam dunia desain grafis kita dapat membedakan 2 (dua) ranah besar ragam desain,
yaitu desain berbasis vector (vector based design) dan desain berbasis bitmap (bitmap based
design).
Mengapa musti ada pembedaan semacam ini? Mungkin Anda bertanya demikian. Well,
alasannya adalah, karena memang software desain yang ada menggunakan sistem yang berbeda
berdasarkan dua kategori di atas.

Desain berbasis vector menggunakan perhitungan matematis dalam menentukan dan


menampilkan obyek-obyek penyusun sebuah desain. Perhitungan matematis ini ini meliputi
berbagai parameter penyusun suatu obyek, seperti posisi koordinat, tebal tipisnya garis luar
(outline), warna isi (fill) obyek dan berbagai parameter lain. Sehingga untuk melakukan pengeditan
terdapat obyek desain berbasis vector sama artinya dengan mengedit parameter penyusunnya.

Sebagai konsekuensinya, desain berbasis vector mempunyai keunggulan di mana Anda bisa
mengubah bentuk, ukuran dan berbagai parameter lainnya secara bebas tanpa khawatir akan terjadi
penurunan kualitas tampilan maupun kualitas cetaknya. Anda akan temukan tampilan yang
senantiasa tajam, jelas dan bagus pada obyek desain berbasis vector. Sifat desain vector yang
senantiasa terlihat tajam ini disebut dengan resolution independent (resolusi bebas).

Vector lebih cocok untuk membuat obyek desain berbetuk geometris, seperti kotak, lingkaran,
elips dan poligon. Akan relatif sulit untuk membuat desain dengan tekstur kompleksi seperti pada
foto menggunakan model vector ini.

Oleh karenanya, desain vector lebih banyak digunakan untuk membuat desain-desain yang
menekankan pada soliditas bentuk dan warna, serta fleksibilitas ukuran, seperti desain logo,
letterhead, kartun dan sebagainya.

Perhatikan Gambar 1.1. di bawah ini untuk lebih jelasnya.

Untuk bisa membuat desain vector, Anda musti


menggunakan software desain vector. Ada
beragam pilihan yang bisa digunakan, seperti
Adobe Illustrator, Macromedia Freehand,
CorelDraw dan sebagainya. Kita dapat
menggunakan Adobe Illustrator sebagai
pertimbangan, hal ini dikarenakan berbagai
pertimbangan, seperti kemampuan, fasilitas, fitur
dan kompabilitas yang ditawarkan oleh program
ilustrasi keluaran raksasa software Adobe, Inc. ini.
Selain itu, sudah sejak lama Adobe Illustrator
dikenal luas dikalangan profesional desain
sebagai software ilustrasi (desain vector) nomor satu di dunia.

Desain Bitmap
Tipe desain satu lagi adalah desain bitmap, atau umum pula disebut desain raster (raster based
design). Bitmap atau raster adalah desain yang tersusun dari obyek-obyek titik—disebut
dot/pixel—dengan warna beragam yang tersusun pada lajur-lajur vertikal dan horisontal—
disebut grid—dengan tingkat ketajaman tertentu, disebut resolusi.

Bayangkan desain bitmap sebagai kumpulan titik-titik dalam sebuah mosaik, di mana ketika
mosaik tersebut dilihat pada jarak tertentu, maka Anda akan dapati sebuah gambar/image yang
diinginkan. Namun, sekiranya Anda memperbesar tampilannya, maka Anda akan dapati titik-titik
penyusun image tersebut mulai terlihat—umum disebut sebagai efek jaggy (pecah).

Sifat desain bitmap yang terlihat pecah semacam ini disebut sebagai resolution dependent(resolusi
tak bebas). Tipe desain bitmap sangat cocok digunakan untuk menampilkan image dengan
ragam warna yang banyak, tekstur beragam serta tak begitu membutuhkan fleksibilitas
ukuran, seperti foto.

Simak pada Gambar 1.2. berikut ini untuk lebih jelasnya.

Untuk membuat atau mengedit obyek desain bitmap,


maka Anda membutuhkan software pengolah
image/image editing, seperti Adobe Photoshop, Jasc
PaintShop Pro, Corel Photopaint dan sebagainya.
Jika di atas disebutkan bahwa pengeditan obyek vector
sama artinya dengan mengedit nilai-nilai parameter
penyusun obyek vector tersebut, maka pengeditan image
bitmap adalah mengedit dot penyusun image
bersangkutan. Karena fokus kita pada buku ini lebih
mengenai desain vector, maka kita tak akan
menyinggung mengenai image bitmap.

Kegunaan Desain Vector


Hal apa yang mendorong seseorang untuk mau mempelajari sesuatu adalah kegunaan dari hal
tersebut. Begitu juga saat Anda akan mempelajari desain vector ini, tentunya terlintas dalam
benak Anda, apa sih manfaat mempelajari keahlian yang satu ini. Sekiranya penulis pandang
amat penting untuk sedikit membeberkan berbagai kegunaan yang bisa Anda peroleh dari
pelajaran kita akan desain vector, baik bagi Anda yang memang serius menekuni bidang desain
grafis, atau bagi Anda yang hanya hobi saja.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa diperoleh dari kemampuan desain vector:

1. Desain vector banyak digunakan untuk membuat desain-desain yang membutuhkan soliditas
bentuk, warna dan fleksibilitas ukuran, seperti logo dan letterhead. Dengan
menguasai desain vector, Anda akan lebih mampu dalam merancang, membuat atau mengedit
desain logo, letterhead dan sebagainya. Di mana, perancangan dan pembuatan logo adalah
salah satu kerja kreatif yang pasti akan Anda temui saat berkecimpung dengan dunia desain
grafis.
2. Desain vector memungkinkan Anda untuk lebih mengeksplorasi kemampuan Anda dalam
membuat bentuk, memilih warna, mengatur tata letak (layout) dan berbagai elemen-elemen
dasar desain lainnya. Semakin sering Anda melatih membuat desain vector, semakin mahir
pula Anda dalam membuat sebuah desain.
3. Desain vector memungkinkan Anda menampilkan identitas diri Anda secara personal dalam
karya desain yang Anda kerjakan. Mengapa demikian? Hal ini karena sebuah desain vector
merupakan sebuah obyek ilustrasi, di mana tak akan pernah ada dua ilustrasi yang bisa benar-
benar sama. Sentuhan artistik desainer di belakangnya akan sangat kuat mewarnai tampilan
obyek vector bersangkutan. Sehingga, kita akan bisa mengindentifikasikan sebuah karya
dengan sosok desainer tertentu. Di sinilah tempat Anda menunjukkan jati diri.
4. Desain vector memungkinkan adanya eksplorasi terhadap bentuk dan elemen-elemen desain
yang sekiranya tak bisa ditemukan pada pengeditan image bitmap. Di mana, sebuah ilustrasi
memberi seorang desainer keleluasaan untuk membentuk dan mengeditnya, sesuai dengan
imajinasi dan teknik yang dimilikinya. Batasan yang ada hanyalah soal kreatifitas.
5. Desain vector memungkinkan Anda menciptakan karya yang orisinal dan khas dengan
sentuhan personal. Inilah sekiranya alasan terkuat mengapa Anda perlu mempertimbangkan
untuk berkarya lewat desain vector. Karena melaluinya Anda bisa tunjukkan kepada dunia
siapa Anda sebenrnya. Ok?

Darimana Harus Mulai?


Kalau saat ini Anda sudah mengatakan pada diri Anda sendiri, “Ya, saya ingin bisa menguasai
desain vector!”, mungkin pertanyaan yang selanjutnya terlintas adalah, “Darimana saya musti
mulai?”

Secara sederhana, ada 2 (dua) hal pokok yang musti Anda pahami sebelum mulai mendesain,
yaitu elemen-elemen desain dan konsep dasar desain. Kita akan mulai terlebih dulu dengan
elemen-elemen desain.

Elemen desain adalah apa saja yang menyusun atau menjadi basis sebuah desain. Elemen desain ini
sangat beragam jenisnya, Anda pun bisa menambahkan atau mengurangi sesuai kebutuhan dalm
pemahaman Anda. Namun, secara garis besarnya ada beberapa elemen desain yang musti Anda
pegang, yaitu:

Line (Garis)
Garis adalah elemen dasar yang menyusun sebuah desain. Garis yang terdiri dari kumpulan titik-
titik inilah yang menjadi penanda di mana kita membedakan antara satu obyek dengan obyek lain,
serta memungkinkan audiens mencerna suatu pesan yang dikomunikasikan secara visual.

Garis bisa berupa garis lurus (straight line) atau garis lengkung (curved line). Dengan
mendayagunakan garis, Anda bisa temukan berbagai posibilitas dalam desain yang Anda buat.
Dan yang teristimewa, dalam desain vector, garis memainkan faktor yang sangat penting, karena
obyek vector tak lain adalah obyek yang tersusun dari garis-garis. Maka
ingat selalu, jangan pernah meremehkan arti sebuah garis! Simak Gambar 1.3. di bawah ini.

Gambar 1.3. Garis lurus dan garis lengkung

Form & Space (Bentuk & Ruang)


Form atau bentuk adalah kumpulan garis-garis yang saling bersambungan yang membentuk suatu
obyek tertentu. Obyek, atau kerap disebut shape, ini bisa berupa obyek geometris, seperti kotak,
lingkaran, elips dan poligon, atau obyek bebas non geometris.

Perhatikan Gambar 1.4. berikut untuk melihat contoh-contoh obyek geometris dan non geometris.

Gambar 1.4. Obyek geometris dan non geometris

Ketika Anda membuat obyek, pada saat itu pula Anda membuat ruang (space). Ruang dalam
desain bisa dibagi menjadi 2 (dua), yaitu ruang positif (positive space) dan ruang negatrif (negative
space).

Yang dimaksud dengan ruang positif adalah ruang yang ada di dalam obyek yang Anda buat itu
sendiri. Semisal Anda membuat obyek kotak, maka obyek kotak itulah yang kita sebut sebagai
ruang positif.

Sedangkan ruang negatif (negative space) adalah ruang di luar obyek yang Anda buat, yang
meliputi area kanvas tempat Anda mendesain. Lihat pada Gambar 1.5. di bawah ini untuk lebih
jelasnya.

Gambar 1.5. Positive dan negative space dalam desain


Anda harus memperhatikan penggunaan positive space dan negative space ini, karena terkadang
kekuatan sebuah desain sangat ditunjang oleh keseimbangan antara kedua jenis ruang ini.

Color (Warna)
Warna adalah elemen desain yang sangat penting, karena secara psikologis, manusia mengenali
warna lebih dulu ketimbang bentuk atau teks. Bahkan jika warna yang dimaksud adalah hitam
putih, atau monokrom.

Dalam desain grafis, terdapat banyak konsep mengenai warna dan bagaimana penggunaannya.
Penulis hanya akan menyinggung 2 hal pokok mengenai warna yang musti Anda pegang, yang
pertama adalah psikologi warna dan yang kedua adalah mode warna.

▪ Psikologi Warna
Psikologi warna berkaitan dengan persepsi manusia mengenai warna yang ada dan bagaimana
pengaruh warna terhadap manusia.

Dalam pada ini, warna secara global dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu warna
panas/hangat (warm colors), warna dingin/sejuk (cool colors) dan warna netral (neutral colors).

Warna panas/hangat mempunyai kemampuan untuk menstimulasi/merangsang persepsi


manusia, menimbulkan nuansa kehangatan, arti penting, ketajaman, dan sebagainya. Warna-
warna semacam ini sangat cocok digunakan untuk menarik perhatian atau memberi aksentuasi
pada desain.

Yang masuk dalam kategori warna panas/hangat ini semisal merah, kuning, oranye dan varian
dari ketiganya.

Contoh jelas dari penggunaan tipe warna ini adalah lampu lalu lintas warna merah digunakan
untuk memperingatkan pengemudi agar berhenti (tanda larangan). Juga rambu lalu lintas umum
menggunakan warna dasar kuning yang memberi peringatan dan menekankan penonjolan yang
akan senantiasa nampak jelas meski berada di lingkungan yang padat.

Warna dingin/sejuk, sesuai namanya adalah warna-warna yang memberi nuansa kesejukan,
kalem, keteduhan, dingin, kemantapan dan segala kualitas semacam ini. Warna yang masuk
kategori ini antara lain, biru, hijau, ungu serta varian-variannya.

Warna dingin/sejuk umum digunakan sebagai background, atau warna isi area yang relatif luas,
guna memberi kesan kelapangan, ketenangan, ketelitian dan sebagainya. Semisal pada bidang-
bidang yang terkait dengan pengetahuan, teknologi, kesehatan, perbankan dan sebagainya.

Warna netral, warna netral mempunyai keistimewaan mampu dipadukan dengan warna panas
maupun dingin, dan umumny bermanfaat untuk menetralisir efek berlebih dari kedua tipe warna
tersebut.

Banyak digunakan sebagai backgouind dan atau warna teks, warna netral ini misalnya adalah
hitam, putih, dan varian abu-abu.

▪ Mode Warna
Mode warna adalah bahasan yang amat penting yang tak boleh Anda lewatkan, karena mode
warna terkait dengan pengetahuan teknis bagaimana program desain grafis, dalam hal ini Adobe
Illustrator menampilkan warna maupun mencetaknya.

Terdapat beragam mode warna yang digunakan oleh program desain untuk bisa menampilkan
warna, namun ada 2 (dua) mode warna pokok yang musti Anda pegang. Kedua mode ini adalah
mode warna RGB (Red-Green-Blue), dan mode warna CMYK (Cyan-Magenta-Yellow-Black).

Dinamakan demikian mengacu pada komponen warna dasar yang dipadukan untuk menghasilkan
ragam warna yang berbeda pada suatu desain. Mode RGB menggunakan 3 (tiga) komponen warna
dasar, yaitu Red (merah), Green (hijau) dan Blue (biru). Sedangkan mode CMYK menggunakan 4
(empat) komponen warna dasar, yaitu Cyan (sian), Magenta (magenta), Yellow (kuning) dan Black
(hitam).

Mengapa keduanya penting, karena masing-masing mode warna ini digunakan untuk dua
kepentingan desain yang utama, yaitu mode RGB untuk tampilan di monitor—dan media elektronik
lainnya–, sementara mode CMYK digunakan untuk mencetak desain pada media tertentu, seperti
kertas dan sebagainya.
Jadi prinsipnya, gunakan mode warna RGB jika tujuan akhir desain Anda adalah untuk ditampilkan
di komputer atau alat elektronik—umum disebut desktop publishing—sebaliknya gunakan
modeCMYK jika tujuan akhir desain Anda adalah untuk kepentingan cetak.

Type (Teks)

Elemen desain berikutnya yang tak kalah penting adalah teks. Teks, tentunya Anda sudah bisa
membayangkan, yaitu huruf atau kumpulan huruf yang digunakan untuk menyampaikan suatu
pesan. Tak hanya ide pesan yang disampaikan teks secara implisit yang perlu Anda
pertimbangkan, namun juga tampilan teks secara visual pun musti mendapatkan perhatian.

Berbeda dengan penggunaan teks dalam kepentingan tata letak (layout) yang lebih menekankan
fungsi teks sebagai media penyampai pesan—dalam hal ini content—maka dalam desain vector
ini teks diperlakukan tak ubahnya obyek desain lainnya.

Texture & Image (Tekstur & Gambar)


Tekstur/Image adalah elemen yang bermanfaat memberi nuansa dan penekanan tersendiri pada
obyek-obyek ilustrasi yang ada. Dengan penggunaan tekstur yang tepat, suatu makna bisa
tersampaikan secara lebih efektif. Begitu pula pilihan image atau gambar yang cocok akan
memberi nilai lebih pada suatu desain.

Setelah membahas sekilas mengenai elemen-elemen desain, sekarang kita akan bicara mengenai
dasar-dasar desain. Sebenarnya, dasar-dasar yang dimaksud di sini adalah sekelompok
guidelines yang sebaiknya Anda gunakan untuk memudahkan penyampaian pesan yang coba
dilakukan melalui suatu desain.

Dasar-dasar desain ini banyak sekali jumlahnya dan senantiasa berkembang, dan tak hanya
berlaku pada ranah desain grafis semata, namun juga ranah-ranah seni yang lain, seperti seni
lukis, seni interior dan sebagainya. Berikut adalah beberap dasar-dasar desain yang sebaiknya
Anda perhatikan seksama:
Balance (Keseimbangan)
Keseimbangan adalah suatu kualitas di mana sebuah desain terlihat mempunyai “bobot” yang
setara antar elemen-elemen penyusunnya. Bayangkan saja desain sebagai kumpulan obyek- obyek,
maka pekerjaan kreatif Anda sebagai desainer adalah menyusun bagaimana elemen- elemen
tersebut bisa mencapai keseimbangan (equilibrium). Prinsip keseimbangan
ini bisa dicapai jika Anda bisa mendayagunakan potensi ekstrinsik dan intrinsik dari obyek-obyek
bersangkutan. Semisal dengan mengatur persebaran, pemilihan bentuk, penataan warna dan
sebagainya.

Contrast (Kontras)
Kontras lebih berkaitan dengan penekanan elemen tertentu terhadap elemen lain. Prinsipnya adalah
negasi, di mana sebuah obyek akan terlihat jelas karena ada obyek lain yang menegasikannya
(berkebalikan kualitas).

Kontras sangat diperlukan untuk memberi bobot pada desain, dan memberi arti lebih pada suatru
obyek sehingga Anda bisa mengarahkan audiens untuk mencermati desain sesuai arti penting
pesan yang ada di dalamnya.

Continuity (Kontinuitas)
Kontinuitas berkaitan dengan kualitas untuk mempertahankan kesamaan ide/nuansa dari obyek-
obyek penyusun desain. Sehingga diharapkan audiens bisa memperoleh suasana yang sama dantak
kehilangan pagangan saat menjelajahi desain tersebut.

Repetition (Repetisi)
Repetisi atau pengulangan berkaitan dengan penggunaan obyek-obyek dengan tipe yang sama
sebagai bagian penting dari desain. Seringkali penggunaan elemen-elemen secara repetitif
terbukti efektif untuk menumbuhkan kesadaran (awareness) di benak audiens mengenai pesan yang
dimaksud.

Unity (Kesatuan)
Sementara kesatuan adalah suatu kualitas akhir yang coba dicapai dalam sebuah desain, dimana
meskipun desain tersebut terdiri dari beragam elemen yang berbeda, namun semuanya tetap
berada dalam suatu kesatuan makna, yaitu satu pesan tertentu yang ingin dikomunikasikan oleh
desainernya.

Dalam desain, Anda hanya perlu berpegang pada satu pesan saja. Komunikasikan satu pesan,
meskipun dengan variasi cara dan bentuk yang bisa amat beragam. Cukup satu pesan! dan dijamin
desain Anda akan berhasil.

Mengetahui, Gresik, 27 Juli 2022


Kepala Sekolah Guru Pengajar,

SYUHUD IMMAWAN, S.S MAHMUDATIN AFFANDI, A.Md

Anda mungkin juga menyukai