PERSAUDARAAN
SETIA HATI TERATE
Persaudaraan Setia Hati Terate
MUKADIMAH PSHT
Bahwa sesungguhnya hakekat hidup itu berkembang menurut kodrat iramanya masing-
masing menuju kekesempurnaan; demikianpun kehidupan manusia sebagai makhluk Tuhan
yang terutama, hendak menuju ke keabadian kembali kepada “Causa Prima” titik tolak segala
sesuatu yang ada, melalui tingkat ke tingkat, namun tidak setiap Insan menyadari bahwa apa
yang dikejar-kejar itu telah tersimpan menyelinap di lubuk hati nuraninya.
SETIA HATI sadar, meyakini akan hakiki hayati itu dan akan mengajak serta para
warganya menyingkap tabir / tirai selubung hati nurani dimana “SANG MUTIARA HIDUP”
bertahta. Pencak Silat salah satu ajaran SETIA HATI dalam tingkat pertama berintikan seni
olah raga yang mengandung unsur pembelaan diri untuk mempertahankan kehormatan,
keselamatan dan kebahagiaan dari kebenaran terhadap setiap penyerang ; dalam pada itu Setia
Hati sadar dan yakin, bahwa sebab utama dari segala rintangan dan malapetaka serta lawan
kebenaran hidup yang sesungguhnya bukanlah insan, makhluk atau kekuatan yang diluar
dirinya; oleh karena itu pencak silat hanyalah suatu syarat untuk mempertebal kepercayaan
kepada diri sendiri dan mengenal diri pribadi.
1
Persaudaraan Setia Hati Terate
MATERI
ARTI PAKAIAN
WARNA HITAM
LENGAN PANJANG
1. Persaudaraan
2. Olah raga
3. Bela diri
4. Kesenian
5. Kerohanian / kebatinan
Yang saling berkaitan dan diperlukan hubungan yang tulus, ikhlas dan suci oleh karena
itu dipakai tali putih sebagai tali yang melambangkan hubungan yang suci
2
Persaudaraan Setia Hati Terate
3
Persaudaraan Setia Hati Terate
MATERI
2. JANTUNG
Jantung berwarna putih melambangkan kesucian, dibatasi warna merah melambangkan
batasan suatu kedisiplinan.
Artinya : Cinta Kasih yang diberikan adalah suci bersih tanpa pamrih, tidak berlebihan
dan ada batasnya.
3. BERSINAR
3.1. Melambangkan
Jalannya hukum karma yaitu hukum gaib dari Tuhan Yang Maha Esa yang berlaku
dalam tata kehidupan manusia yang terjadi dengan adil dan tidak memihak.
Artinya : dalam berbakti dan berkarya hendaknya di ingat bahwa segala sesuatu ada
buahnya dari pakarti dan karya tersebut.
o Nandur telo thukul telo
o Nandur pari thukul pari
3.2. Pancaran Cinta Kasih, artinya :
Manusia Persaudaraan Setia Hati Terate harus sanggup memberikan rasa cinta
kasih/ dan perwujudannya kepada umat Tuhan Yang Maha Esa tanpa berharap
imbalan.
3.3. Pancaran Sinar Terang, artinya :
Manusia Persaudaraan Setia Hati Terate harus sanggup menciptakan suasana
bahagia lahir batin dan sejahtera bagi lingkungannya, dimana dia berada.
4. BUNGA TERATE
Melambangkan ketahanan hidup dimana saja walaupun tinggal biji akan tetapi
bertunas akan hidup. Artinya:
Persaudaraan Setia Hati Terate diharapkan berdiri dan berkembang dimana saja.
Manusia Persaudaraan Setia Hati Terate mempunyai sikap Kehidupan yang diamis bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya tanpa terpengaruh oleh lingkungan yang
tidak baik.
4
Persaudaraan Setia Hati Terate
5. DASAR HITAM
Melambangkan kekekalan dan keabadian, artinya :
Persaudaraan yang terjalin antar sesama Warga / Siswa dan sebaliknya adalah kekal,
abadi lahir dan batin.
6. Tulisan PERSAUDARAAN
Melambangkan persaudaraan, artinya:
Persaudaraan Setia Hati Terate membina siswa dan warganya yang diutamakan adalah
kekalnya tali persaudaraan, pencak silat hanya sebagai sarananya saja.
8. TERATE
Mengambil pengertian dari bunga terate.
5
Persaudaraan Setia Hati Terate
MATERI
PENAFSIRAN
Penafsiran kita bertitik tolak pada Hati (SH). Hati adalah iman kepada Tuhan
Yang Maha Esa / Allah Swt. Bagi Orang SH (iman) segala perbuatan didasarkan karena
malu dan takut kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan untuk lebih takut dan malu kepada
Tuhan Yang Maha Esa / Allah Swt adalah dengan menggunakan rasio atau akal. Dan
akal ini tidak boleh dibuat suatu standart atau pedoman untuk berbakti kepada tuhan
Yang Maha Esa. Karena akal kemampuannya sangat terbatas sehingga orang SH itu
bila akan berbuat yang dipengaruhi “Nafsu Amarah, Nafsu Aluamah, dan Nafsu
Sufi’ah” ia akan takut dan malu. Akhirnya ia melakukan “Nafsu Mudmainah” karena
itu bila orang SH melakukan “nafsu mudmainah” orang itu akan selalu selamat, kalis
saka sambi kolo.
B. DASAR HITAM
Melambangkan warna hitam adalah warna yang tidak mudah kotor dan tidak
mudah berubah, warna hitam adalah warna kesabaran dan keabadian. Warna hitam
tidak mudah kotor. Kesabaran adalah indah, tidak mudah marah, tidak mudah
tersinggung, tidak gampang dengki, tidak mudah putus asa, tidak sombong dan lain
sebagainya.
Orang sabarlah yang tidak resah dan gelisah. Orang sabar kalau bicara tidak
plin-plan (dibolak balik). Jadi disinilah kehebatan orang SH (kalaupun ada warga SH
yang tidak sabar mungkin mereka belum meghayati) tentang warna hitam dan
lambangnya. Kalaupun sudah menghayati atau mempelajari masih belum sabar,
setidak-tidaknya bisa mengurangi kekeliruannya.
6
Persaudaraan Setia Hati Terate
cinta kasih dipancarkan kepada sesamanya baik dan benar, ini adalah perbuatan yang
baik dan benar, maka pancaran ini mendapatkan balasan yang baik pula ( dan
sebaliknya ). Namun bila yang memancarkan cinta kasih akal-akalan saja mudah
terpengaruh oleh hawa nafsu setan yang terkutuk, sehingga pemancarannya pun akan
tidak baik, karena itu balasannya pun buruk pula .
Contoh :
Contohnya :
Seorang anak laki-laki yang dimanja, selalu ditolong bila menghadapi kesulitan yang
berat maupun yang ringan akhinya setelah anak ini dewasa, anak ini secara kejiwaan
mereka sulit untuk berdiri sendiri. Ia akan selalu menggantungkan kepada orang lain. Ia
kadang-kadang tidak sanggup menghadapi kesulitan dan tidak bertanggung jawab, ia
akan menjadi orang yang cengeng dan mudah putus asa dan tidak percaya pada diri
sendiri dan tidak punya pendirian.
7
Persaudaraan Setia Hati Terate
kemelaratannya atau kemiskinannya, kumpul wong bodho ora minteri, kumpul wong
pinter ora katon bodhone, kumpul karo pejabat ora inggih-inggih, kumpul karo penjahat
ora melu jahat, dengan demikian orang SH punya atau memiliki kelebihan yang hebat
dan mendasarkan.
Di dalam pelajaran pencak silat didalamnya terdapat unsur – unsur seni olah raga dan
seni bela diri dengan demikian dengan mempelajari dengan mempelajari pencak silat
orang tersebut akan sehat jasmani dan rohaninya cenderung pada perbuatan “Berbudi
Luhur” .
Orang lemah tidak sama dengan yang baik sebab orang yang lemah jasmani
maupun rohani cenderung menjadi orang yang munafik dan pengecut sebab orang yang
kuat luar dalamnya, lahir batinnya cenderung berbuat baik ( yang disebut manusia yang
berbudi luhur )
Artinya : seseorang memiliki kemampuan/ ilmu yang diridho’I oleh Tuhan Yang Maha
Esa, tetapi tidak digunakan atau diamalkan (dimanfaatkan ).
8
Persaudaraan Setia Hati Terate
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berjiwa berbudi luhur
2. Berani dan tidak takut mati
3. Soal kecil dan remeh mengalah, soal besar dan prinsip baru berfikir dan bertindak
4. Sederhana
5. Memayu Hayuning Bawana.
“ manusia dapat dihancurkan, manusia dapat dimatikan, akan tetapi manusia tidak dapat
dikalahkan selama manusia itu masih setia pada hatinya sendiri ( Masih ber-SH pada
hatinya sendiri)”
Sebagai orang/ Warga Persaudaraan Setia Hati Terate bisa berjuang harus
sampai tuntas, ibarat tidak akan menyerah kalah sebelum maksudnya tercapai dan akan
mengaku kalah apabila sudah kembali kepada ibu pertiwi.
Apabila kita berjuang “ Madep Mantep Ati Karep, ciliking loro gedhene pati” wani
ngelakoni dan yakin serta selalu memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa
pasti mengabulkan/ meridhoi (dijabahi).
Sebab Tuhan Yang Maha Esa itu sifatnya selalu rochman rochim, apapun pasti
akan dikabulkan. Sebagai wujud nyata dari pengalaman falsafah tersebut diatas, maka
kita dapat mengambil hikmah atau makna dari beberapa pepatah / kata mutiara /
peribahasa sebagai berikut;
9
Persaudaraan Setia Hati Terate
Dikandung maksud bahwa kita sebagai warga PSHT ini jangan merasa lebih
paling super tetapi justru kita harus bisa menempatkan diri kita di tengah masyarakat
dengan sebaik- baiknya.
Dikandung maksud bahwa kita warga PSHT ini harus selalu berusaha untuk
mewujudkan suatu kebahagiaan bersama, ikut memayu hayuning bawono, karena
sebenarnya kita hidup ini adalah untuk mengabdi pada kehidupan ini.
Dikandung maksud bahwa kita sebagai warga PSHT ini berani menghadapi
segala tantangan dan hambatan dalam kehidupan ini, untuk mencapai tujuan/
kesuksesan dalam kehidupan kita masing- masing.
Sebaik- baiknya manusia bila memberikan pertolongan dengan diam- diam, tidak perlu
orang lain tahu atau dalam bahasa jawanya dikatakan:
“ Sak apik – apiking wong yen weweh pitulungan kanti dhedhemitan tan
ini dikandung maksud bahwa kita sebagai warga PSHT harus mempunyai sifat bila kita
memberikan pertolongan kepada orang lain tidak perlu kita pamerkan dan harus dengan
hati yang tulus ikhlas, tidak mengharapkan imbalan pemberiannya tersebut, yang
penting kita yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa pasti mengetahuinya.
10
Persaudaraan Setia Hati Terate
TAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERJIWA DAN BERBUDI LUHUR
Manusia betul-betul dapat pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa akan dapat mudah
dikabulkan permohonannya, berarti manusia tersebut dapat menjadi manusia yang
“keterimo”
Manusia berbudi luhur adalah manusia yang tahu benar dan salah yang bisa
membedakan mana yang benar dan mana yang salah, manusia tidak mungkin
berbuat benar terus, akan tetapi apabila dia mengetahui benar/ salah dan berkumpul
11
Persaudaraan Setia Hati Terate
dengan manusia lain yang salah, dia tidak akan mengikuti perbuatan yang salah
atau apabila dia berbuat salah, dia akan mempunyai kemampuan untuk mengubah.
Atau apabila di tunjukkan oleh orang lain bahwa perbuatannya salah, selain dia
mempunyai kemampuannya untuk mengubahnya, dia juga mempunyai kemampuan
untuk meminta ma’af. selain itu
Manusia yang berbudi luhur adalah manusia yang tidak hanya memikirkan
dirinya sendiri.
12
Persaudaraan Setia Hati Terate
kita lebih bahagia lagi, bukankah banyak orang mati yang kerasan tidak kembali
hidup lagi.
Mereka yang takut mati berarti taqwa dan imannya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kurang penuh dan dalam (mendalam)
Demikian juga dalam meghadapi lawan manusia SH Terate mempunyai
pedoman” berani tetapi takut, tidak berani juga tidak takut” artinya: manusia SH
Terate tidak mau menyerang terlebih dahulu tetapi kalau diserang akan membalas.
Jika terpaksa tidak takut mati asal dalam keadaan benar.
Apa sebabnya kalau dipukul kita harus membalas?” yang dipukul adalah tubuh
kita, padahal tubuh dan jiwa raga kita ini adalah titipan Tuhan Yang Maha Esa,
maka kita wajib merawat barang titipan tersebut. Tuhan Yang Maha Esa pasti
tidak rela kalau titipannya dihancurkan. Oleh karena itu manusia SH Terate juga
tidak mau menyerang terlebih dahulu, tidak boleh menghancurkan titipan Tuhan
Yang Maha Esa.
Selain itu keberanian yang dimiliki harus didasarkan pada kebenaran. Berani
karena benar, takut karena salah. Kebenaran adalah suatu sikap manusia yang tidak
melanggar hukum tuhan, hukum Negara dan hukum adat. Kebenaran yang sering
muncul dalam usaha menegakkan kebenaran adalah:
Benarnya sendiri artinya diri pribadi menganggap persoalan itu benar , tetapi
umum mengatakan salah dan tidak meridho’inya (melanggar hukum tuhan), maka
sikap dan persoalannya tetap salah .
Benarnya umum artinya umum menilai bahwa persoalan itu benar, diri pribadi
menilai benar atau salah akan tetapi tuhan tidak meridho’inya maka sikap dan
persoalannya tetap salah.
Sedang kebenaran sejati adalah perbuatan yang tidak melanggar hukum tuhan,
Negara, umum maupun diri sendiri.
4. Masalah kecil, remeh, mengalah
Menghadapi masalah dalam kehdupan, manusia SH diharapkan menunjukkan
kebesaran jiwanya dengan meneliti dan memisahkannya dalam 2 (dua) bagian, yaitu:
1) Berpikir dan Bertindak
2) Mengalahkan dan Membiarkan
Masalah yang bisa kita kategorikan prinsip adalah suatu tindakan negative yang
menuntut tanggung jawab kita untuk berfikir dan bertindak menyelesaikan,
antaralain mengenai Tuhan Yang Maha Esa, Agama, Nusa dan Bangsa, Pancasila,
Persaudaraan Setia Hati Terate dan lain sebagainya.
Untuk menyelesaikan masalah prinsip tersebut diatas kita berani membela titik
darah penghabisan. Sedangkan masalah kecil/remeh dalam suatu tindakan negative
yang tidak menuntut tanggung jawab kita untuk berfikir dan menyelesaikannya.
Kajian pengertian ini:
Kembang kencur ganda sedhep sanding sumur, kudu jujur yen kang sliro pingin
luhur cengkir wungu, wungune ketiban daru, dadi guru kudu sabar momot wengku.
13
Persaudaraan Setia Hati Terate
5. Sederhana
Yang dimaksudkan dengan sederhana adalah perwujudan tingkah laku kita sesuai
dengan keadaan dimana berada, atau kemampuan kita untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan, milikilah prinsip bahwa “yang benar adalah yang sederhana”, disini
mengandung makna bahwa kita tidak dibenarkan “mengada-ada” dalam melakukan
sikap memberi pertolongan atau melaksanakan hajad dan sebagainnya.
Ingat pepatah jawa berbunyi:
“OJO SOK GOLEK WAH MUNDAK UWAH”
Kajian pengertian ini :
Yang benar adalah yang sederhana
sing biso rumongso, ojo rumongso biso
14
Persaudaraan Setia Hati Terate
MATERI
SEJARAH PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
Setia Hati berdiri pada tahun 1903 oleh ki ngabei surodiwiryo. Sebelum ada nama setia
hati(SH) namanya “JOYO GENDOLO CINTO MULYO” pada tahun 1917 beliau (Bp. Harjo
Utomo) mulai nyantrik pada Ki Ngabei Surodiwiryo dan beliau sebagai siswa kinasih dan
sangat disayangi sehingga beliau menjadi seorang SH.
Pada tahun 1992, pada saat melawan belanda, beliau mengumpulkan para pemuda
diajari pencak silat untuk melawan belanda dan pencak silat yang didirikan di beri nama SH
PSC (Setia Hati Pencak Sport Club) dan bertempat di desa Pilang Bangu, kabupaten Madiun.
Pada tahun 1942, pada saat ketahuan belanda, SH PSC dibubarkan dan membentuk
nama baru dengan nama PSC (pemuda silat club). Murid beliau yang pertama adalah Bp. Idris
dari Dandangjati, Loceret, Nganjuk. Kedua Bp. Mudjini dan Ketiga Bp. Djava pana. PSC
menyebar luas sampai ke daerah antaralain : Madiun, Kertosono, Jombang, Ngantang,
Lamongan, Solo dan Yogya. Di beri nama PSC semata- mata untuk mengelabuhi musuh yaitu
belanda sehingga tidak dibubarkan.
Ajaran yang diberikan: “menanamkan jiwa dan semangat patriotism dan keberanian
untuk melawan dan mengusir belanda”.
Pada tahun 1942 saat jepang datang ke Indonesia SH PSC berubah menjadi nama SH
Terate, nama Terate (Bunga Terate) adalah pemberian Ki Ngabei Surodiwiryo dan juga atas
usul inisiatif Bp. Suratno Surengpati warga PSC dan tokoh pergerakan Indonesia Muda, saat itu
SH terate bersifat perguruan tanpa Organisasi.
Pada tahun 1948 atas prakarsa Bp. Sutomo Mangkujoyo, Bp. Darsono dkk, diadakan
konferensi di rumah Almarhum Bp. Hardjo Utomo di desa Pilang Bangu Kodya Madiun
menghasilkan persetujuan dan kesepakatan Perguruan Setia Hati di ubah menjadi
“Persaudaraan Setia Hati Terate” dengan ketuanya Bp. Sutomo Mangkuwidjoyo dan wakil
Bp. Darsono.
Pada Saat itu dan Pada Tahun itu juga beliau, Bp. Hardjo Utomo dapat pengakuan dari
perintah sebagai salah satu seorang pejuang perintis kemerdekaan, karna jasa-jasanya beliau
dengan keberaniannya untuk melawan dan mengusir belanda.
15
Persaudaraan Setia Hati Terate
Semboyan Orang SH :
“ Tidak senang mencari lawan, tidak suka bermusuhan”
Pribahasa:
“Orang SH tidak suka / tidak menginginkan pedang bermerah darah dan atau istilah lain
musuh jangan dicari kalau ketemu jangan lari”
Sebagai Seorang SH harus berbuat jujur dalam segala hal dan berbicara yang sebenarnya:
Pedoman
Orang SH itu sifatnya mengalah, tetapi mengalah yang ada batasnya, segala persoalan
hendaknya diselesaikan dengan musyawarah (damai) tetapi apabila dianggap tidak remeh dan
prinsip dihadapi secara jantan:
16
Persaudaraan Setia Hati Terate
MATERI
FATWA – FATWA (KATA MUTIARA)
17
Persaudaraan Setia Hati Terate
MATERI
ARTI BUKAAN
18
Persaudaraan Setia Hati Terate
MATERI : ILMU SH
ILMU SETIA HATI
Ilmu Setia Hati adalah ilmu untuk mengenal diri sendiri dengan sebaik – baiknya.
SETIA HATI
Hakekat daripada HATI adalah segumpal daging berbentuk sebuah sanubari (berbentuk
daun waru) maka orang mengatakannya Hati Sanubari.
HATI NURANI
Hati adalah pelita hidup manusia, hatilah yang memberi sinar kebenaran bagi setiap
insan. Karena itu hati pasti benar. Hati adalah suci karena itu Setia Hati adalah Setia kepada
kebenaran. Disinilah cara untuk mengenal diri sendiri dengan sebaik – baiknya.
“ kenalilah hatimu kemudian akan kenal diri sendiri, selanjutnya akan kenal TUHAN
YANG MAHA ESA/ PENCIPTANYA”
Kalau sudah menghayati ketiga tiga kata tersebut di atas baru orang itu disebut
“manusia berbudi luhur tahu benar dan salah”
Sebenarnya orang Setia Hati adalah orang yang tahu norma – norma sebagai Tuhan
Yang Maha Esa
Jiwa dan Watak Seorang Setia Hati Terate:
1. Berbudi luhur
2. Berani tidak takut mati
3. Soal kecil mengalah, soal besar (prinsip) baru bertindak
4. Sederhana
5. Suka memayu hayuning bawono
Sifat orang Setai Hati Terate (asli/ tulen)
1. Ora kagetan
2. Ora gumunan
3. Yakin
4. Wani ngelakoni
Warga Tingkat I yang baik :
1. Tidak melanggar sumpah
2. Tidak melanggar pepacuh
3. Mantep (yakin)
4. Kendel (wani/berani/tanggung jawab)
5. Ora margo tinggal (ora pamer kabisan)
Kewajiban Warga Setia Hati Terate terhadap sesama warga Setia Hati Terate
1. Ngawaki
2. Ngemong
3. Nyontoni
4. Meneng
19
Persaudaraan Setia Hati Terate
“ orang Setia Hati Tidak boleh menyerang dahulu, sebab orang yang tidak menyerang
dahulu itu kebanyakan selamatnya”
Ageng Suro Diwiryo ngediko
“ Wong sing gelem nyerang dhisik iku akeh cilakane tinimbang selamete”
Sebab – sebab kita menyerang dahulu :
Orang yang menyerang dahulu biladibaca dalam hatinya pasti berkata orang itu pasti akan saya
hancurkan, sedangkan kepercayaan kepada Allah, orang yang dihancurkan itu kepunyaan Allah,
maka Allah tidak akan menginjinkan miliknya akan dirusak, maka orang yang tidak menyerang
dahulu itu banyak selamat daripada celakanya
Keno diumpamaake barang mau arep dirusak wong, barang sing arep dirusak iku ora
nesu nanging sing nesu sing duwe barang. Mulo sing gawe urip iku ngutus aku yen awakku
arep dirusak wong kudu mbok jogo sing waton ojo dhisiki.
10. Wong kuwi yen diwaneni patine ketemu uripe yen sing di waneni kesenengane ketemu
cilakane
11. Pada umumnya orang takut itu ada 4 (Empat) macam:
Takut malu
Takut salah
Takut sakit
Takut mati
21
Persaudaraan Setia Hati Terate
MATERI : PERNAFASAN
22
Persaudaraan Setia Hati Terate
Didalam penggunaannya ilmu –ilmu Setia Hati Terate, kita berpedoman tidak akan
menyalahi hukum – hukum ketentuan Tuhan Yang Maha Esa. Hukum kehidupan yaitu bahwa
kita tidak akan merusak benda – benda atau barang – barang yang dibutuhkan oleh manusia
atau lingkungan. Hukum –hukum Tuhan Yang Maha Esa yaitu bahwa kita tidak boleh
menyekutukan Tuhan dan mampu menghindari godaan –godaan dari iblis atau setan.
Contoh hukum kehidupan :
Jelas di dalam kita memberikan pelajaran pencak silat Setia Hati Terate tidak
mengajarkan pelajaran untuk memecahkan bata, genteng, beton bis, yang kesemuanya itu
dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Seandainya. Itu diberikan sebagai pelajaran siswa Setia
Hati Terate tiap tingkatan harus memecahkan bata genteng 10, mulai dari tingkat polos, jambon,
hijau, putih sampai tingkat I sudah 50 genteng. Kalau seluruh Indonesia berjumlah 500.000
saja, kira – kira berapa rumah yang rumahnya tidak bergenteng harus kita robohkan karena
gentengnya kita gunakan untuk latihan dan ini jelas menghambat pembangunan. Sedangkan
warga Persaudaraan Setia Hati Terate cinta pada lingkungan / pembangunan karena Negara
tanpa pembangunan adalah Negara yang menunggu kehancuran. Sedangkan kenyataannya
orang dipukul jatuh adalah karena kerasnya pukulan tetapi yang dipukul jatuh itu tidak tahu
sebelumnya. Kalau dia tahu sebelumnya maka yang di pukul tidak akan jatuh.
Contoh lain :
Orang pada siang hari memanjat tumbuhan setinggi 3 meter pada nyatanya kemudian
dia melompat kebawah, kaki dia tidak akan patah karna tahu jaraknya, tetapi pada malam hari
dia berjalan dilantai yang disangka rata, tahu – tahu ada lubang dalamnya 0,25 meter saja,
kemudian kakinya patah. Karena dia tidak tahu sebelumnya, untuk itulah pertunjukkan
memecah bata, bis beton dan genteng dan lain – lain bukan merupakan syarat bahwa dia
menang di dalam pertandingan atau perkelahian. Maka dari itu Persaudaraan Setia Hati Terate
tidak mengajarkan pelajaran memecah genteng, bata, beton yang ada gunanya, karena akan
menimbulkan dampak yang negatif dari pada positifnya (menghambat pembangunan, mendidik
suka pamer dan semuanya itu menyalahi ilmu Persaudaraan Setia Hati Terate).
Contoh Hukum : hukum Tuhan Yang Maha Esa
Tuhan yang menghendaki manusia hidup yang wajar seperti kehendaknya kalau sulit
manusia kena jarum sakit artinya Tuhan menghendaki hidup yang hati – hati dan tuhan tidak
menghendaki, kena pisau tidak mempan ini adalah menyelahi kehendak tuhan. Karena orang
yang mempunyai ilmu dibacok tidak mempan dia menjadi sombong, takabur, ceroboh, tidak
hati – hati cenderung untuk bertindak sekehendaknya sendiri dan akhirnya orang tersebut
matinya juga dibacokin orang (sejarah telah mencatat tersebut)
23
Persaudaraan Setia Hati Terate
PENGERTIAN MORI
Mori adalah suatu tanda bagi warga Persaudaraan Setia Hati Terate yang mempunyai
bahwa dia telah disyahkan sebagai warga Persaudaraan Setia Hati Terate yang syah. Mori ini
wujudnya putih melambangkan tujuan dari pemiliknya yang untuk dapat hidup yang baik tidak
mempunyai sifat tercela. Karena pada umumnya orang yang mati itu dibungkus mori ini punya
maksud bahwa pasrahnya Setia Hati Terate pada Tuhan Yang Maha Esa. Artinya sewaktu –
waktu, dimanapun kalau tuhan Tuhan Yang Maha Esa memanggilnya kita telah siap dan setiap
kita melihat mori akan selalu ingat bahwa kita berjanji untuk hidup dijalannya Tuhan dan
menjadi manusia yang berbudi luhur tahu benar dan salah. Karena Tuhan itu Maha Pemurah
dan Maha Pengasih maka kita yakin bahwa mori tersebut akan dirahmati tuhan.
Tuhan menolong manusia selalu pakai sarana
Contohnya :
Tuhan ingin membuat dunia ini tentram sesungguhnya dengan sabdanya dunia ini akan
tentram karena sabdanya Tuhan itu kuasa tetapi Tuhan/ Allah tidak mau berbuat begitu saja atau
sewenang – wenangnya maka untuk menentramkan dunia diturunkannya Nabi/ Rosul. Juga
ketika jamannya nabi Musa, mohon kepada tuhan supaya dia menang, kalau dia menang dengan
ahli sihir mesir sesungguhnya kalau mau dengan sabda –Nya saja Musa sebagai sarananya bila
Musa berhadapan dengan ahli sihir Mesir tersebut. Tetapi Tuhan tidak mau berbuat begitu saja
maka diturunkanlah tongkat kepada Musa sebagai sarananya bila musa berhadapan dengan ahli
sihir Mesir supaya tongkat tersebut digunakan. Demikian juga pada nabi Muhammad SAW
akan mengerti dengan isi ayat – ayat suci Al – Quran. Namun Tuhan tidak mau berbuat begitu.
Jadi disini jelas bahwa pertolongan tuhan/ Allah memakai sarana. Di dalam bahasa jawa disebut
“ ILMU IKU TINEMUNE SARANA LAKU” demikian juga kita kembali kepada Makna MORI
Persaudaraan Setia Hati Terate.
24
Persaudaraan Setia Hati Terate
Caranya:
Kita tidur, mori tersebut kita pakai kemul, mulai dari ujung kepala (ubun – ubun ) kita tutup
dengan mori tersebut, sambil kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT maha
pemurah maka dengan sarana mori tersebut rahmat tuhan/ Allah SWT diturunkan ke jiwa raga
kami. Kalau kita telah berdo’a berulang kali dengan berselimutkan mori , hati kita telah merasa
tentram dan senang maka acara menyelimuti diri dengan mori tersebut kita sudahi, kalau
memang sakit bisa dibuat orang lain maka do’a rahmat Tuhan Yang Maha Esa dengan sarana
kita memakai mori tersebut maka black magic akan hilang dan kembali kepada si pembuat si
black magic, mori tersebut tidak akan hanya dipakai diri sendiri, juga bisa dipakai oleh suami/
istri dan anak
Jadi mori itu mempunyai kekuatan gaib dari rakhmat Tuhan Yang Maha Esa/ Allah
SWT. Untuk menyimpan mori mohon disimpan ditempat yang suci dan bersih tidak dicampur
dengan barang lain yang kurang bersih, umpamanya celana dalam, kaos, sarung, dan celana
dalam wanita.
Untuk mencuci hanya diperbolehkan dicuci dimalam hari dibulan SURO mencucinya
dengan sabun biasa. Setelah dicuci bersih maka diulang dicuci dengan air kembang setaman.
Yang dimaksud dengan KEMBANG SETAMAN adalah semua bunga yang ada di
taman yang berbau harum.
Setelah dicuci dengan kembang setaman lalu dijemur didalam rumah dan tidak boleh
kena sinar matahari sampai kering, setelah kering disimpan lagi disimpan lagi di tempat yang
bersih dan terhormat.
Yang dimaksud MORI PUTIH ialah semua kain yang berwarna putih, tidak jadi soal
bahannya dari tetron, bludru dan sutra, yang penting adalah kain yang berwarna putih.
MENGGUNAKAN MORI :
1. Bila sakit dibuat selimut
2. Bila pikiran panas/ susah dibuat bantal
3. Bila pergi jauh dibuat sabuk
Caranya :
Meminta kepada tuhan, apa yang kita lantaran Mori/ lewat mori
Berdoalah engkau setelah sadar dari mimpi tidur mu,
Bila itu suatu kebaikan bersyukurlah,
Dan apabila ini ilham kesengsaraan,
Berdoalah jangan sampai terjadi.
26
Persaudaraan Setia Hati Terate
TUNTUNAN KE I
ISI:
27
Persaudaraan Setia Hati Terate
Pensil baru dapat bergerak dan menulis kalau digerakkan atau dituliskan.
Pensil tidak akan dapat bergerak dan menulis sendiri tanpa adanya yang
menuliskan. Tulisanpun sesungguhnyapun bukan kepunyaan pensil, akan
tetapi kepunyaan yang menulis. Tidaklah merupakan kesalahan besar, jikalau
“Pensil” itu menyatakan “Saya menulis sendiri dan ini tulisanku”. Hati
Sanubari itu berisikan roso pangroso yang halus dan mendalam dan berfungsi
sebagai SARANA TUHAN untuk menyatakan diri dalam wadah atau
sasmitanya. Oleh karena Hati Sanubari dapat dikatakan berfungsi sebagai
Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk ke Tuhan dan dari Tuhan,
jikalau diri sudah bersatu manunggal atau bersawiji dengan pribadi dan diri
berbuat berbuat menurut dan selalu dengan Hati Sanubari, maka manusia
yang memiliki diri itu adalah “Pelaku Bulat” tulisan dan dapat disebut
manusia utuh bulat, manusia paripurna. Inilah tujuan Persaudaraan Setia Hati
Terate, membimbing para kandang menjadi insan SH sejati yang selalu hidup
dengan tuhan dan didalam tuhan. Kata dan perbuatan manusia tiada terlepas
dari suara hati nuraninya. Sudahkah kandang – kandang SH merasa menjadi
insan/ manusia SH sejati (?)
2. Bagaimanakah perwujudan/ manifestasinya?
a. Perwujudan/ manifestasi Setia Hati yang kami lihat dan kami ketahui pada
umumnya masih terbatas pada perwujudan dalam bentuk “Pencak Silat”. Jadi
masih terbatas pada “Sinar” belum pada mataharinya. Terbatas pada “diri”
belum sampai pada “Pribadinya”. Dengan kata lain belum sampai pada hakekat
dari pada Setia Hati
b. Pencak Silat SH dalam fungsinya untuk mempertahankan dan membela diri
adalah salah satu sarana memperoleh keselamatan, keamanan, dan ketentraman
hidup. Yang dimaksud dengan “keselamatan, keamanan, dan ketentraman”
disini harus diartikan keselamatan, keamanan, dan ketentraman lahir batin
menuju pada kesejahteraan, hidup lahir batin.
c. Keselamatan yang beraspek lahir diusahakan dengan melatih dan mengolah
diri, sedangkan keamanan dan ketentraman yang beraspek “Batin” perlu
diusahakan dengan melatih “Pribadi”. Pencak silat SH sesungguhnya tidak bisa
dan tidak boleh dipisahkan dari “jiwa pribadi” SH seperti halnya dengan
matahari itu sendiri atau sebaliknya “matahari” dari “sinarnya”. Begitu pula
rasa “manis” dari “madu” atau sebaliknya “madu” dari rasa “manis” nya.
Kedua-duanya mewujudkan “dwi tunggal”. dua eksistensi yang menyatu
manunggal mewujudkan satu keutuhan bulat, satu totalitas.
d. Oleh karenanya tidak tepat dan lengkaplah mempelajari PENCAK SILAT SH
TERATE, tanpa memperdalam Jiwa Pribadi SH TERATE, atau sebaliknya
memperdalam Jiwa Pribadi SH tanpa memahami Pencak Silat SH.
3. Apakah kegunaan SH Terate bagi:
a. bagi kandang – kandang SH sendiri sebagai seseorang atau individu
(1) perjalanan hidup seseorang pada umumnya selalu terombang – ambing
oleh pasang surut gelombang kehidupan, entah itu diakui sebagai “cobaan”
ataukah sebagai “Ujian” hidup. Gelombang itu biasa diakui menjadi
“kawan” atau “lawan”. Ini tergantung pada sikap kekuatan, keseimbangan
dan keselarasan “Diri Pribadi” menghadapi gelombang yang merupakan
tantangan hidup itu. Jika gelombang atau ujian hidup itu membawa suka,
diakuinya sebagai kawan, sebaliknya jika menimbulkan duka atau kecewa
28
Persaudaraan Setia Hati Terate
dianggap sebagai lawan . padahal kesemuanya proses itu tidak terlepas dan
berada dalam TATA WISESA TUHAN sesuai dengan KODRAT
(KUASA) dan IRADAT (KARSA) TUHAN. Oleh karena itu, barang siapa
selalu dalam Hukum Tuhan, menyelaraskan tiap kehendak dan
perbuatannya dengan Kodrat dan Iradat Illahi, niscaya dia akan “aman
Tentram selamat sejahtera” lahir batin.
(2) Dalam hubungan ini Setia Hati membantu membimbing kadang – kadang
mencapai tujuan tersebut dengan mengusahakan latihan- latihan untuk
dapat menguasai kekuatan jasmaniah dan kekuatan rohaniah dengan
latihan – latihan olah raga dan olah jiwa SH berkeyakinan, bahwa gerak-
mobah- molah insan bertujuan :
1) Mempertahankan Diri
2) Mencapaikan kesejahteraan dan kebahagiaan ( lahir batin )
3) Kembali kepada sumber (sesempurna- sempurnanya)
(3) Dalam pada itu perlu diinsafi pula, bahwa apa yang disebut “Tantangan
Hidup” itu bersifat lahiriah. Jadi kasat mata atau bersifat batiniah yang
tidak kasatmata. Tantangan hidup yang kasatmata mungkin berupa
penyakit atau berwujud “Oknum” yang ingin menyerang atau
mencelakakan kita, baik secara langsung atau tidak langsung dengan
menggunakan yang disebut kekuatan hitam (Black magic). Tantangan
hidup yang tidak kasatmata biasanya berupa kehendak keinginan atau
pikiran- pikiran dan gagasan- gagasan yang diprakarsai oleh hawa
nafsunya sendiri. Betapapun bentuk dan wujud dari pada “Tantangan –
tantangan” itu, kita tidak perlu cemas, asalkan kita sendiri memiliki dan
menguasai kekuatan jasmaniah dan rohaniah yang sepadan/ melebihi.
(4) Oleh karena itu setiap insan SH diwajibkan memahami pencak silat SH
dan menguasai kerohanian SH dengan melakukan latihan – latihan secara
teratur, terarah dan tekun. Tiap latihan harus dikerjakan dengan teliti atau
sampai tutug. Jiwa pribadi sebagai subyek atau yang mengku dan misesa
perlu selalu disiap – siagakan menghadapi segala kemungkinan rintangan
atau tantangan yang tidak kasat mata, sedang diri yang melingkupi jasad
dan alat – alat kelengkapannya perlu dilatih pula, agar mampu menguasai
daya kekuatan dan memiliki kemampuan serta keterampilan menghadapi
segala kemungkinan tantangan yang kasat mata. Dengan jalan menghayati
ajaran – ajaran, diharapkan setiap insan SH akan berhasil mencapai
suasana aman, tentram, sentosa, selamat, sejahtera lahir batin.
b. Kegunaan SH bagi para kandang dalam ikatan organisasi
(1) insan – insan SH yang merasa mempunyai ikatan tali Persaudaraan Setia
Hati dalam arti setia kepada Hati Sanubari, berjiwa pribadi SH serta
berpencak Silat SH sudah selayaknya merupakan satu rumpun “Rumpun
SH”.
(2) Setia Hati harus dapat dirasakan sebagai “Suh/Simpai” atau suatu alat
pengikat untuk menghimpun dan membentuk organisasi yang baik dan
teratur, agar bisa menunjukkan partisipasinya sebagai potensi yang tidak
boleh diabaikan begitu saja dalam pembangunan, khususnya dibidang
mental dan spiritual. Ikatan batin dengan jiwa pribadi SH ikatan lahir
pencak silat SH dalam suatu organisasi atau wadah yang baik dan teratur
sebagai sarana, dimana para kandang dapat berselih asah, bersilih asuh,
29
Persaudaraan Setia Hati Terate
30
Persaudaraan Setia Hati Terate
TUNTUNAN KE II
ISI :
Sapta – Wasita – Tama ini telah diungkap secara ringkas dan padat dalil demi
dalil dalam “Pandangan Hidup & Pedoman Hidup Setia Hati”
b. Jika diamati secara keseluruhan, dalil – dalil Sapta Wasita Tama itu meliputi dan
diresapi oleh kabut suasana serta kabut cahaya (adanya Yang Maha Esa, dimana
manusia sebagai ciptaan tuhan dapat menempatkan dirinya dan bagaimana
menemukan serta menentukan sikap diri pribadinya terhadap sang pencipta di
dalam hubungan dengan lingkungan (Omgeving).
c. Dalil – dalil Sapta Wasita Tama perlu diterapkan dan diresapi secara mendalam
disadari arti dan maknanya untuk dihayati dan diamalkan sebagai amal bakti kita
tahap Omgeving yang berwujud masyarakat Nusa, Bangsa, dan Negara.
2. LANDASAN & TUJUAN TATA KEHIDUPAN SETIA HATI
a. Landasan
1) Seperti yang telah kami ketengahkan, Setia Hati melandaskan pandangan
hidupnya atas DIRI SETIA KEPADA HATI SANUBARI dengan pengertian,
31
Persaudaraan Setia Hati Terate
bahwa apa yang disebut Hati sanubari atau Pribadi itu selalu berkiblat
menghadap ke sumber, sesuatu yang diyakini sebagai awal telak dan akhir
tujuan sesama hidup dan kehidupan. Hati sanubari adalah sarana Tuhan untuk
menyatakan dirinya dalam wahyu- nya. Karenanya hati sanubari dapat
dianggap sebagai Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk ke Tuhan dari
Tuhan. Sesungguhnya sarana atau Tirai tuhan dalam hubungan dengan insan
Nya- pun Hati Sanubari (maka sering dinyatakan : cedak tanpo senggolan atau
dekat, namun tak singgung menyinggung).
2) Pada hakekatnya manusia hidup itu berdiri dengan berpribadi . diri dengan
berpribadi mewujudkan satu totalitas, satu keutuhan bulat. Manusia hidup
dalam wujud “Diri Pribadi” itu bukan jumlah dari bagian – bagian semata-
mata (som der dalem), namun lebih dari itu.
3) Adapun yang disebut diri itu sendiri merupakan suatu totalitas juga. Suatu
keutuhan bulat yang meliputi badan wadag, jasad atau tubuh dengan anggota-
anggota tubuh beserta panca indera, akal pikiran, kehendak keinginan, hawa
nafsu, dan lain – lain. Tubuh dan anggota tubuh berfungsi sebagai wadah,
sebagai alat peraga, sedang panca indera, akal pikiran, kehendak keinginan,
hawa nafsu dan lain – lain, berperan sebagai alat sarana. Walaupun demikian
satu dan lain kait mengait, isi mengisi, bantu membantu secara gotong -
royong yang sangat sempurna menurut fungsi masing – masing dalam suatu
koordinasi yang teratur baik untuk mewujudkan suatu keutuhan gerak- mobah
– molah dibawah satu komando. Proses ini adalah kesempurnaan tiada tara,
karena semua unsur berfungsi dalam “Tata – Wisesa – Tuhan”.
4) Untuk memudahkan memahami pengertian “Diri” dalam hubungannya
dengan pribadi perlu kita memahami fungsi masing masinglah yang
menentukan peran khas eksistensi masing – masing sebagai totalitas dan
dalam totalitas. “Diri” mempunyai aspek sebagai jasati (steffelijk), jadi pada
umumnya orientasinya bersifat “lahir”. Gerak – mobah – molah diri mengarah
kiblat kepada lingkungan atau omgeving. Biasanya gerak mobah – molah itu
berwujud tingkah laku, langkah usaha, makarya dalam mempertahankan diri
dan mengusahakan kesejahteraan demi kelangsungan hidupnya. “diri”
sesungguhnya adalah “aku” atau “ego” dari pada manusianya. Dalam pada itu
yang disebut hati sanubari atau pribadi fungsinya beraspek rohani, bertempat
kedudukan di pusat jantung dengan orientasi dan arah kiblat kepada sumber,
Yang Maha Esa. Hati sanubari atau pribadi adalah sesungguhnya ingsun atau
super ego dari manusianya
5) Yang perlu kita sadari ialah bahwa baik diri maupun pribadi alat peraganya
hanya satu, yaitu tubuh atau badan manusianya. Karena tubuh atau badan itu
tidak mungkin digunakan bersamaan sekaligus dalam waktu dan tempat yang
sama oleh “diri” atau “pribadi” masing – masing sendiri- sendiri. Akibatnya
salah satu harus “mengalah” atau “kalah”. Kalau diri berkuasa karena Pribadi
diam mengalah (untuk sementara). Maka diri dengan tubuh atau badan
mewujudkan sifat- sifat dari “aku”. Sebaliknya jika diri disudutkan atau kalau
dikuasai oleh pribadi dalam arti diri diluluhkan dalam hati sanubari, maka
gerak – mobah – molah manusianya akan mengejawantahkan sifat – sifat
“ingsun” yang berwujud keadilan, kebenaran, kejujuran, tepo seliro serta budi
luhur.
32
Persaudaraan Setia Hati Terate
Ketiga pokok unsur tujuan tersebut di atas harus pula merupakan totalitas, satu
keutuhan bulat, dimana unsur – unsur itu harus kait mengait, seimbang dan serasi.
Unsur yang satu tidak boleh dilepaskan atau dipisahkan dari unsur yang lain.
Keseimbangan serta keserasian ketiga unsur dalam satu totalitas itulah yang akan
mewujudkan yang disebut “manusia utuh yang sejahtera lahir batin”.
Keseimbangan lahir dan batin itu akan terjangkau, apabila kita selalu
menempatkan diri pribadi kita pada “AS” dan dalam “AS” yang pada hakekatnya
berarti berdiri diatas “Iman dan Tauhid”
Kata “Sehat” ini berarti tidak berlebih – lebihan, namun tidak merasa kekurangan,
tetapi cukup memberi kemampuan dan memungkinkan melakukan kegiatan –
kegiatan yang wajar sesuai dengan vitalitas, stamina dan kapasitas.
33
Persaudaraan Setia Hati Terate
Sesuatu yang berputar itu sudah barang tentu ada yang menggerakkan atau
memutarnya. Dalam hal “roda” yang menggerakkan atau memutarnya adalah “As”.
“as” merupakan tempat kedudukan atau sumber, dimana gerakan memutar berawal dan
memusat. Padahal sesuatu yang bergerak itu tidak terpisah dari yang menggerakkan.
Dengan kata lain yang menggerakkan itu senantiasa menyertai gerakannya, termasuk
juga yang digerakkan. Di ibaratkan daun yang bergerak itu tidak terpisah dari angin
yang menggerakkannya. Jika tiada angin meniup atau menghembus, maka daun tidak
dapat bergerak. Pernah terlintaskah pada kesadaran kita bahwa semua perbuatan kita,
baik yang Nampak maupun yang tidak, tidak pernah terlepas dari “yang
menggerakkan” kita.
Kembali kepada masalah roda sebagai totalitas roda. Roda melingkupi ban,
velg, ruji-ruji dan as. Unsur ruji – ruji memusatkan dan berpusat di as. Pada proses roda
sedang berputar, kita lihat kejadiannya sebagai berikut:
1) Jika dilihat dari luar
Ban memutar karena putaran velg, velg berputar karena putaran ruji- ruji,
ruji- ruji bergerak memutar karena putaran as. Gerak putar ruji- ruji itu sesuai dan
seirama dengan gerak putaran as. Dalam hubungan ini as atau poros berfungsi
sebagai pusat atau sumber gerak putar roda melalui ruji- ruji kearah velg dan banya.
Di dalam as akan terdapat titik pusat yang tiada gerak.
2) Jika dilihat dari dalam
As bergerak memutar ruji- ruji, ruji- ruji memutar velg, selanjutnya
memutar ban. Oleh karenanya secara ringkas dapat disimpulkan: as adalah tempat
kedudukan, dimana suatu proses “memutar” berpusat dan memusat.
Apabila proses itu berwujud gerak – mobah – molah manusia, maka “as”
adalah “jantung” manusia itu sendiri. “jantung” manusia adalah sumber, tempat
kedudukan dari daya hati hidup atau sumber dari KARSA manusia sendiri. Diawali
dengan gerak denyut atau gerak getar jantung mulai berfungsilah seluruh alat sarana
dan alat peraga manusia sesuai dengan tugas masing – masing. Jika jantung berhenti
berdenyut/ bergetar, berhentilah semua hidup dan kehidupan manusia. Manusianya
dinyatakan “mati” atau “meninggal dunia”.
1) Jika gerak putar velg atau ban atau ruji – ruji itu terlepas meninggalkan as atau
porosnya
2) Jika gerak mobah – molah diri dalam mengejawantahkan kehendak keinginan atau
akal pikiran itu terlepas meninggalkan hati sanubari atau hati nurani (baca: Sapta-
Wasita – tama dalil ke 3)
4. MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK INDIVIDU DAN MAHKLUK SOSIAL
a. Sebagai mahkluk hidup
34
Persaudaraan Setia Hati Terate
Penghayatan
a. Suatu ajaran tuntunan betapapun baiknya, tidak akan berarti dan tiada faedah
sedikitpun, jika tidak dihayati dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari – hari.
Penghayatan yang sungguh – sungguh dan tepat lagi mantap serta dilakukan secara
berturut – turut dan teratur akan membangkitkan kesan – kesan yang mendalam, karena
pengalaman- pengalaman diri pribadi secara komplit yang diprolehnya (karung
gudang- gudangan, tanpo laku kalido gadungan)
b. Apabila yang dihayati itu positif , sudah barang tentu aslinya akan positif pula.
Sebaliknya, jangan mengharapkan suatu hasil yang positif . jika sesuatu yang dihayati
itu sesuatu yang negatif. Tiada orang yang mencangkul hasil sabitan, dan sebaliknya .
tiada orang menyabit yang hasilnya cangkulan. Dalam hal ini, berlaku apa yang
diamanatkan para sesepuh (Ngunduh Wohing Penggaweane Dhewe “yang berarti”
semua akan memetik hasil perbuatannya sendiri)
c. Penghayatan yang dilakukan secara teratur, berturut- turut, teliti dan tepat tanpa
mengenal bosan, akan membentuk suatu adat kebiasaan atau pakulinan, lebih – lebih
kalau penghayatannya dilakukan secara tulus ikhlas mantab dengan kebulatan tekad.
d. Adat kebiasaan atau pakulinan yang positif tidak akan memberi kesempatan
berkembangnya adat kebiasaan atau pakulinan negative, bahkan akan melenyapkan,
walaupun sedikit demi sedikit.
e. Penghayatan secara berturut- turut, dan teratur dengan irama sesungguhnya sudah
merupakan latihan. Biasanya pada tahap pertama semua latihan itu dirasakan berat.
Karena belum dimulainya. Namun sekali salah satu kaki diangkat untuk melangkah
maju, yang lain akan segera mengikutinya, bagitu seterusnya. Yang pokok semua
penghayatan itu harus dilakukan secara tulus ikhlas, mantap, tiada rasa terpaksa atau
dipaksa.
f. Agar penghayatan bisa tepat dan seksama, maka melakukannya harus teliti dengan
mengamati proses yang dilakukan sebaik- baiknya. Semua itu harus menjadi pakulinan
atau yang dikatakan otomatis, sehingga istilah berat atau sulit tiada diketemukan lagi.
g. Dengan landasan ajaran – ajaran seperti yang dikemukakan dalam Sapta Wasita Tama
disertai dengan penghayatan- penghayatan yang mantap, kita akan mampu menentukan
sikap kita secara wajar terhadap diri kita sendiri menghadapi masyarakat lingkungan
kita sebagai unsur yang menentukan, sebagai “subyek” betapapun situasi dan
kondisinya.
h. Salah satu cara menghayati dalil ke 7, Sapta – Wasita – Tama akan diungkapkan lebih
lanjut dalam Tuntunan ke III dengan bantuan “Pernafasan menurut Ajaran Setia Hati”,
sesungguhnya cara pernafasan ini melandasi “Mawas Diri/ Introspeksi”
36
Persaudaraan Setia Hati Terate
TUNTUNAN KE III
37
Persaudaraan Setia Hati Terate
Pada proses pernafasan jantung bekerja sama dengan paru gotong- royong serta
teratur sesuai dengan tugas masing – masing. Dalam hubungan ini jantung berfungsi
sebagai akumolator dan distributor dari daerah bersih yang bermuatan Rahsa. Darah
bersih dipersiapkan di paru- paru, kemudian di ambil jantung untuk di salurkan di
seluruh anggota tubuh secara adil, merata, sesuai dengan tugas masing – masing.
Anggota tubuh yang mengeluarkan tenaga besar, jadi memerlukan energy banyak,
misalnya kaki, memperoleh darah bersih lebih banyak dari telinga, kerena telinga tidak
memerlukan banyak gerak.
a. Seterusnya darah bersih yang menyerapi seluruh anggota tubuh dan kehilangan
muatannya berubah menjadi kotor. Darah kotor ini ditarik kembali oleh jantung
untuk dikirim ke paru- paru lagi, disiapkan menjadi darah bersih, berisikan daya
hayati hidup. Begitulah garis besar putaran (Sirkulasi) darah sebagai prasarana
angkutan Rahsa menyerapi dan meresapi seluruh anggota secara teratur rapi
mengikuti “Tata Wisesa Illahi”
b. Gerak denyut jantung menyelurkan darah dan kembang kempis paru- paru
menghirup dan melepas nafas itu seirama dengan frekuensi (jumlah gerakan pada
suatu saat tertentu), gerak paru- paru itu lebih lamban dari gerak denyut jantung,
karena paru- paru wujud dan bentuknya lebih besar dari jantung. Walaupun
demikian keduanya bergerak seirama dan teratur, dalam arti isi mengisi secara terus
menerus tiada putus – putus. Mengalirnya darah bersih ke seluruh anggota tubuh itu
berjalan “ambanyu mili” (seperti air mengalir) lewat urat- urat nadi. Menyerap
darah bersih yang berisi daya hayati hidup ke seluruh anggota tubuh dapat
dirasakan dan terasa apabila diamati sungguh sungguh dengan tenang dan seksama.
Untuk itu diperlukan rasa pangrasa yang halus dan mendalam dengan pemusatan
segala perhatian pada tujuan ialah gerak denyut pusat jantung.
Yang dimaksud dengan olah nafas ialah mengamati secara seksama masuk
keluarnya nafas di arahkan ke pusat jantung, di as sebagai berikut :
38
Persaudaraan Setia Hati Terate
Kesimpulan:
Nafas masuk = nafas keluar = nafas tidak masuk = nafas tidak keluar = di as = di
pusat jantung
Mengapa pada latihan pernafasan sikap tubuh perlu lepas lelah ? di ibaratkan
tubuh itu sebidang tanah kerjaan. Jika tanah kerjaan itu padat, keras, maka
sulitlah bagi air meresap ke dalamnya. Sebaliknya kalau tanah kerjaan itu
gembur (los) mudahlah bagi air meresap ke dalamnya. Tanah keras padat
akan membuat air menggenang. Genangan air biasanya malahan menjadi
sarang kuman- kuman penyakit. Demikian pula halnya dengan tubuh
manusia. Jikalau tubuh manusia itu dalam keadaan santai, lepas lelah (rileks)
tidak menonton (statis) mudahlah bagi daya hayati hidup atau Rahsa meresap
menyerapi seluruh jaringan, sehingga jasad diserap Rahsa.
39
Persaudaraan Setia Hati Terate
sudah memusat di kawasan as. Namun seluruh tubuh kita penuh berisi energy
atau tenaga. Kita merasa kuat dan merasa mampu untuk berbuat.
4) Selanjutnya secara perlahan- lahan pula tiada terputus- putus lepaskanlah
nafas. Lamanya pelepasan nafas perlu disesuaikan dengan tarikan nafas agar
tercapai keseimbangan ialah nafas keluar, nafas masuk, pelepasan nafas itu
berjalan sampai pada saat paru- paru berhenti mengempis, karena udara kotor
telah habis dihembuskan. Gerakannya harus diawali dipusat jantung dan
diakhiri di pusat jantung.
Catatan:
Masalah keseimbangan itu perlu diusahakan disegala bidang hidup dan
kehidupan, juga pada pernafasan. Jikalau kita sudah mendapat keseimbangan,
berarti kita sudah mendekati As, bahkan mungkin sudah dalam As. Akibatnya
kita dalam keadaan tenang- tenang, tidak mudah terpengaruh atau terseret oleh
pasang surut arus gelombang kehidupan. Kita tidak akan tenggelam dalam
suka maupun duka, karena kita sadar bahwa manusia itu sesungguhnya hanya
pelaku bulat dari Yang Maha Esa. Semua peristiwa yang berlaku dalam alam
semesta raya seisinya itu tidak terlepas dari Tata Wisesa Tuhan dan Tata
Wibawanya. Di dalam As kita akan dapat meyelami dan menyadari arti nafas
masuk – nafas keluar dan nafas tidak masuk – nafas tidak keluar, dalam
kenyataan pada saat melepas nafas, manusia dalam keadaan lemah. Paling
lemah pada saat manusia menghembuskan nafas terakhir dikarenakan
tenaganya sudah habis.
5) Sesudah paru- paru sampai pada batas mengempis, berhentilah sejenak sampai
pada keadaan paru- paru mulai mengembang lagi karena telah menerima
darah kotor dari jantung untuk dibersihkan.
Catatan :
Pada saat paru- paru sampai pada batas mengempis pernafasan berhenti
sejenak terjadi keadaan nafas tidak masuk dan nafas tidak keluar. Manusia
dalam situasi tiada tenaga jadi lemah karena kosong, ingat: dimana suatu
wadah dalam keadaan kosong maka wadah itu mudah terisi oleh sesuatu
yang bisa masuk. Sedang sesuatu itu beraspek positif atau negative, yang
tidak menguntungkan bagi manusia sendiri. Oleh karena itu kosong atau isi
manusianya harus selalu berpijak di As berpegangan pada As tiada terlepas
dari As dan hati dan sanubari yang selalu berkiblat menghadapi tuhan.
6) Kemudian mulailah dengan menarik nafas lagi panjang – panjang dan dalam-
dalam, begitu seterusnya. Yang selalu diperlihatkan sebagai yang pokok ialah:
agar pernafasan (masuknya keluar nafas) itu dilaksanakan secara perlahan-
lahan, halus, tiada terputus- putus atau tersendat- sendat dirasakan. Diawali di
pusat jantung bersemayam hati nurani, hati sanubari.
7) Yang perlu diperhatikan pada latihan – latihan itu sendiri, selanjutnya:
a) Lakukan latihan pernafasan itu dengan khidmat, tulus ikhlas disertai
kemulusan tiada rasa dipaksa atau terpaksa.
b) Lakukanlah dengan tekun dan dengan kesungguhan hati serta sadar, tidak
lekas merasa bosan. Jangan tergesa- gesa mengharapkan hasil yang
banyak. Ibarat kita menanam pohon buah- buahan. Beberapa bulah
bahkan beberapa tahun kita baru dapat merasakan hasilnya. Itupun kalau
kita rajin memeliharanya.
40
Persaudaraan Setia Hati Terate
Penjelasan
a. Saat membuka mata dari tidur adalah saat mana kehidupan rohani manusia bersifat
murni. Hawa nafsu, keinginan kehendak belum berfungsi sebagaimana mestinya,
saat itu mengingatkan kita pada saat- saat kita dilahirkan.
b. Saat waktu berbaring untuk tidur adalah saat dimana kehidupan kerohanian berisi
hawa nafsu, kehendak, keinginan, gagasan- gagasan dan lain sebagainya. Jika
menjelang tidur kita masih terbelenggu oleh hawa nafsu, kehendak, keinginan, dan
sebagainya, mungkin kita bisa tidur, sebelum belenggu bisa terlepas terlebih
dahulu. Keadaan ini pun mengigatkan kita kalau menghadapi maut, sebelum kita
dapat meninggalkan keadaan duniawi atau selama kita belum bisa meniggalkan
dunia, kita tidak akan meninggal dengan sempurna.
c. Salah satu cara atau sarana untuk melepaskan diri dari belenggu tersebut ialah jika
kita menggunakan latihan pernafasan seperti yang diajarkan setia hati, karena
pernafasan dipusatkan dan memusatkan di as, di hati sanubari yang selalu
menghadap kiblat kepada illahi. Biasanya dengan melakukan olah nafas seperti
tersebut secara tekun kita akan masuk dalam keadaan sabar ditengah lautan tiada
sadar atau dengan kata lain setengah sadar, setengah tidak seperti rasanya orang
yang sedang dalam terjatuh (mungkin keadaan demikianlah yang disebut “liyep,
layap ing ngeluyup munsuping roso jati”). Ini berarti, bahwa kehidupan jasati dan
alam kehidupan rohani telah saling menyerapi. Diri dengan Pribadi telah mulai
bersatu manunggal. Kiranya proses ini lah yang dikatakan: “Warongko Manjing
Curigo”
4. PERNAFASAN : OLAH NAFAS SEBAGAI OLAH JIWA
a. Dalam praktek, apabila kita menarik nafas panjang dan dalam-dalam dengan
berpusat dan memusat di hati sanubari, maka diri dengan alat sarannya seperti
hawa nafsu, kehendak, keinginan, akal pikiran, dan lain- lain akan kurang/ tidak
makarti, karena segala sesuatu di pusatkan dan memusat di As. Tidaklah kalau kita
melangkah lalu menarik napas panjang- panjang dan dalam- dalam (bahasa jawa:
unjal ambegan)
41
Persaudaraan Setia Hati Terate
b. Sambil mengamati masuk keluarnya nafas di As dan dari As, seyogyanya disertai
pula dengan do’a puji kepada Tuhan menurut Agama dan keyakinan masing-
masing. Dengan melatih pernafasan secara demikian kita harapkan akan terasa atau
merasakan Rosing Roso atau Roso Jati, ialah inti dari rasa kita sendiri. Biasanya
kita akan merasakan tubuh kita menggetar halus sekali secara menyeluruh,
pertanda ini kiranya mengigatkan kita, bahwa kita telah mulai berpijak dan berada
dalam kawasan As atau Pribadi. Bagaimanakah perkembangan selanjutnya,
serahkanlah secara mutlak kepada yang Misesa. Yang Maha Tahu dan Maha
Bijaksana. Namun amatilah terus dengan teliti dan seksama gejala- gejala atau
tanda- tanda yang Nampak.
5. KEGUNAAN LATIHAN PERNAFASAN SEBAGAI OLAH JIWA
Memupuk dan mempertinggi stamina atau daya ketahanan diri pribadi agar
dijauhkan dari serangan penyakit dalam, khususnya yang menyangkut jantung,
paru- paru, ginjal dan lain- lain
Memupuk ketenangan dan kesabaran dalam menghadapi segala tantangan hidup,
karena telah terlatih untuk mampu menguasai diri dan percaya penuh kepada diri
pribadi
Menuntun kita pada mengenal diri pribadi dan mengantar kita menjadi manusia
yang utuh bulat
Memperkuat dan mempertinggi landasan beriman untuk mewujudkan kemanusiaan
yang adil dan beradab disertai budi susila dan budi pekerti luhur. Amin…..
42
Persaudaraan Setia Hati Terate
6. UPLETOIR
43
Persaudaraan Setia Hati Terate
Gambar serta warna pada bet setia hati memang mengandung arti yang sangat tinggi,
bahkan kami sendiri agak sungkan menuliskan nya, tapi terdorong oleh desakan pertanyaan
beberapa warga, maka kami berusaha mengupasnya semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
memberikan rahmat hidayahnya kepada kami sehingga kami mendapat penerang pada hati dan
pikiran kami untuk mengupas arti dari lambang SH meskipun hanya sekelumit. Harapan kami
tulisan yang sedikit ini dapat memberikan kepuasan serta dapat membuka pikiran para warga
lain untuk mendalami dan membukanya/ mengupasnya lebih dalam lagi sehingga mudah
dimengerti dan dapat diamalkan didalam kehidupan sehari- hari. Untuk semua kami mohon
kritik serta saran agar tulisan ini dapat disepmpurnakan di kemudian hari:
Untuk singkatnya tulisan ini akan kami mulai saja kupasan kami, disini lambang SH
akan kami bagi menjadi 2 (dua), yaitu :
Warna
Gambar
1. Warna
Warna pada bet SH ada 4 (empat)
Putih
Hitam
Biru
Kuning emas
1.1. Warna putih
Warna putih melambangkan kesucian/ kebersian/ kebenaran. Disini mengandung
maksud hendaknya seorang warga SH selalu berdiri diatas kebenaran dan mencari
jalan serta berjalan atau sesuatu dengan hati yang suci/ tulus serta ikhlas. Dengan
kata lain seorang warga SH adalah manusia yang suci lahir dan batin (membentuk
manusia yang suci lahir maupun batinnya). Karna tujuan itulah maka warna putih
disini merupakan warna dasar yang paling dominan.
1.2. Warna hitam
Warna hitam adalah warna yang paling kuat/ tidak mudah berubah walaupun
bercampur dengan warna apapun, warna hitam akan tetap tampak kelihatan”. Disini
dimaksudkan bahwa manusia SH selalu berani/ tetap tegar walaupun menghadapi
cobaan yang bagaimanapun beratnya, pantang menyerah/ berputus asa dan akan
tetap tegak di jalan kebenaran dan kesucian.
1.3. Warna biru
Warna biru disini diambil dari warna biru laut , kita tahu laut selalu tenang tidak
mudah berubah/ terusik, bahkan bila sampai terusik karena datangnya badai maka
setelah badai reda laut akan kembali tenang seolah- olah tidak/ belum pernah terjadi
badai, tidak ada perubahan baik tinggi gelombangnya atau tinggi air laut tidak
berubah sama sekali.
Disini dimaksudkan hendaknya warga SH bisa mencontoh laut yang selalu tenang/
tidak mudah diombang – ambingkan oleh keadaan dan tidak mudah marah hanya
oleh masalah- masalah yang kecil, kalaupun sampai marah karna masalah besar.
Prinsip maka akan cepat kembali tenang dan tidak mendalam/ menyimpan dendam
44
Persaudaraan Setia Hati Terate
begitu musuhnya mau meminta maaf serta menjernihkan suasana dan berjanji untuk
tidak mengulanginya.
1.4. Warna kuning emas pada tulisan “PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE”
Diberi warna kuning emas dengan maksud untuk memberi nilai tersendiri pada
persaudara setia hati. Kita semua tahu bahwa emas adalah benda berharga kalau
bahasa karena emas adalah logam mulai yang mahal harganya serta tidak mudah
bereaksi dengan logam lain sehingga sehingga berubah wujud. Disini dimaksudkan
bahwa Persaudaraan Setia Hati Terate ditulis dengan tinta emas, tujuannya agar
manusia/ warga SH dapat selalu menjalin persaudaraan dengan siapapun, khususnya
dengan warga SH dengan ketulusan serta kesetiaan hati karena persaudaraan seperti
ini akan kekal.
2. Gambar
Gambar bet SH adalah gambar hati dengan sinarnya berjumlah 12 serta tulisan SH
ditengah dan dibatasi kotak segi empat, untuk mudahnya akan saya bagi menjadi 3
(tiga) bagian, yaitu:
Gambar Sinar (bintang) dengan jumlah 12
Gambar hati
Gambar/ tulisan SH
2.1. Gambar Sinar (bintang) dengan jumlah 12
Jumlah 12 (dua belas) diambil dari jumlah hari yang 7 (tujuh) dan jumlah pasaran
yang 5 (lima) jadi jumlahnya 12. Pada tiap- tiap ujung bintang terbagi dua sama
besar dengan satu bagian yang polos sedang satu bagian lagi dibagi menjadi tiga.
Disini dimaksudkan bahwa pada dasarnya manusia terdiri dari 3 (tiga) unsur yang
mana ketiga unsur tersebut merupakan unsur pokok membentuk manusia
seutuhnya artinya apabila salah satu unsur kita kurangi maka sifat manusianya
akan hilang. Ketiga unsur tersebut ialah Raga, Sukma dan Nyawa. Dari gambar
dimaksudkan/ menggambarkan manusia seutuhnya dengan segala permasalahan
hidupnya sehari- hari artinya ilmu ini adalah ilmu yang membahas masalah
kehidupan manusia/ kita baik itu hubungannya dengan manusia lain dan hubungan
antara manusia dengan tuhannya.
2.2. Gambar hati
Kalau kita membahas gambar hati disini kita tidak lepas dari sinarnya karena
gambar hati dan sinarnya merupakan satu kesatuan apabila kita artikan sendiri-
sendiri maka artinya akan berubah tidak sesuai lagi dengan makna yang
sebenarnya. Maksud gambar hati yang hitam dengan sinarnya yang putih
mengandung arti bahwa manusia SH, warga SH mempunyai sifat menyimpan
barang yang jelek di dalam hatinya dan mengeluarkan/ menyebarkan barang/ hal-
hal yang baik, maksudnya apabila mendengar hal- hal yang jelek tetap diam dan
menyimpannya dalam hati sehingga tidak menimbulkan kekacauan, sedangkan
apabila mendengar atau melihat hal- hal yang baik dan menyenangkan orang
banyak, segara menyebar- luaskannya.
2.3. Gambar/ tulisan Setia Hati
Gambar/ tulisan Setia Hati dimaksudkan bahwa warga SH hendaknya selalu setia
kepada hati sanubari yaitu hati yang paling dalam (di tengah-tengah), karena Hati
sanubari akan selalu membimbing manusia pada jalan kebenaran/ jalan Tuhan jadi
apabila manusia selalu setia pada hati sanubari maka manusia tersebut akan selalu
berjalan/ berbuat sesuatu dengan di dasari dasar ketuhanan Yang Maha Esa.
45
Persaudaraan Setia Hati Terate
Persaudaraan setia seperti yang terlihat Dimata umum sebagai bentuk suatu wadah ilmu
pengetahuan yang bercorak pencak silat. Sebenarnya bukanlah semata - mata berisikan
pengetahuan pembelaan diri atau tata berkelahi, melainkan mempunyai beberapa dasar hakekat
yang terselubung dalam gerak geriknya.
Asas - asas tersebut adalah BELA DIRI, OLAH RAGA, PERSAUDARAAN, SENI DAN
KEROHANIAN.
Yang dimaksud hakekat dan makna disini adalah maksud – maksud dan arti yang
terselubung pada/ dalam setiap gerakan. Maupun gerakan – gerakan pokok dalam jurusan SH
beserta maksud dan artinya adalah sebagai berikut :
46
Persaudaraan Setia Hati Terate
Sikap kesatria dalam SH secara mental berarti berbuat dan setiap awal gerak perbuatan
dilakukan selalu disertai ikrar dengan nama sang pencipta dan diakhiri dengan penyerahan
segala perbuatan dan hasilnya kepadaNya dan perbuatan dilakukan “demi nama sang pencipta
tentunya perbuatan yang tidak melanggar larangannya”. Yang dimaksud dengan istilah
“berbuat”. Perbuatan disini adalah meliputi sikap, aksi, reaksi, berfikir, merasakan, dan lain
sebagainya, seluruhnya merupakan kegiatan fisik dan mental.
Gerak :
Berdiri alip,
Makna :
1. Salam keselamatan untuk keseluruhan (dalam hal ini adalah “aku” dan “engkau/ dia”
adalah sesuatu yang dihadapi), bersikap hati- hati.
2. Bergerak apabila ada tujuan, tidak gegabah/ membuang tenaga percuma. Dalam hal ini
“colokan” berarti membuka pandangan, pengetahuan, memberi tahu, membuka “mata”
3. Meresapkan dalam sanubari, menyaring hakekatnya, mengambil hikmahnya.
4. Mengingat, menyimpulkan sebagai pengetahuan, mengingatkan, menjadikan catatan.
Kesimpulan / Ulasan
47
Persaudaraan Setia Hati Terate
Gerak :
Makna :
Kesimpulan/ Ulasan
Gerak :
Makna:
Kesimpulan / Ulasan
Penyelesaian persoalan dapat dilakukan dengan jalan menyelidiki awal mulanya, mencari
kualitas terdalam, kemudian memaklumi kesalahan sesama manusia berusaha memberi
gambaran tentang akibat – akibat yang terjadi.
48
Persaudaraan Setia Hati Terate
Gerak :
Makna :
5 Bersikap megalah untuk sementara dan merendahkan diri asal tidak merubah prinsip,
6. Setelah “kegiatan” lawan mereda, ditunjukkan pokok- pokok kehendak dan segenap
akibatnya, 7 ….. dst.
Kesimpulan/ Ulasan
Untuk menyelesaikan suatu kesulitan dilakukan sikap sabar, maklum terhadap sesama, tidak
melayani emosi, setelah keadaan mereda, berubah diadakan pendekatan kembali dengan prinsip
yang sama, dengan jalan memaparkan kehendak yang sebenarnya (siku makna simpul- simpul
perbuatan/ kehendak/ perasaan)
Gerak :
Bediri alip
Kaki diangkat (satu) tangan kaki kanan di depan mata
Kaki melangkah serong, tangan memukul ke bawah dan diangkat ke atas (posisi
terbuka)
Kaki belakang angkat lutut dipadukan siku tangan yang berlawanan sebelah tangan
mengebas kesamping bawah (menangkis)
Makna :
Idem terdahulu
Idem terdahulu
Tidak melayani perselisihan, seolah- olah mengerahkan pandangan pada hal lain,
namun sebenarnya arah serangan pun pada pokok persoalan, kemudian persoalan
diangkat kembali dengan penuh keterbukaan diri.
Menunjukkan perbuatan/ tindakan dengan segenap alasan untuk dapat dimengerti dan
dimaklumi.
Kesimpulan/ Ulasan
Ialah satu cara untuk meredakan situasi adalah dengan mengesampingkan masalah tidak
menanggapi persoalan sehingga lawan “kehilangan sasaran”, dapat pula dilakukan dengan
menunjukkan “hal – lain” yang lebih, dalam keadaan “ Depresi” itu masalah diangkat kembali
dengan sikap dan tindakan – tindakan tegas persoalan dapat diakhiri.
49
Persaudaraan Setia Hati Terate
Gerak tambahan : tangan dan kaki menyerang kepala dan kemaluan secara bersama
Makna :
Memberi peringatan dan menyadarkan kedudukan (status) seseorang sebagaimana adanya agar
disesuaikan dengan sikap – sikap sebagai mana mestinya.
Kesimpulan / Ulasan
Seseorang akan merasa terpukul apabila ditegur statusnya dengan sikap – sikap yang dituntut.
Namun dalam hal ini kita pun dituntut untuk bersikap jujur dan terbuka
Gerak sama dengan jurusan 5 dengan gerak tambahan kaki lebih lebar
Gerak tambahan : satu kaki belakang di angkat bersama siku kebawah badan beringsut /
mengengos, dua tusukan jari ke leher.
Makna :
tidak melawan persoalan, menerima dengan sikap terbuka lebar, segenap celaan, kritikan dan
seolah olah bergeser dari prinsip. Setelah segalanya terhenti, maka lawan akan puas namun tak
sadar bahwa sikapnya terlanjur.
Posisi kita pegang kembali dengan segenap prinsip kita dan kita adakan teguran dengan
menggunakan hukumannya sendiri (ketentuan pendapat cara dia)
Kesimpulan / Ulasan
Apabila kita mendapat celaan dari seseorang, maka kita terima dengan lapang dada, kita
tangkap segenap argumentasinya. Ini membuat kelemahan pada dirinya. Dan pada saat itu kita
berikan teguran seperti apa yang dilakukannya tersebut dengan argumentasinya sendiri
(manusia mempunyai sifat khilaf)
Gerakan sama dengan jurusan 5 dengan gerak tambahan (kaki lebih lebar)
Gerakan tambahan : 1 Kaki kebelakang diangkat ke depan menyilang kaki depan bergantung
tangan/ membuka ke depan dan belakang, 2 Kaki belakang kembali ke belakang bersama
dengan menyiku kea rah leher
Makna
50
Persaudaraan Setia Hati Terate
Kesimpulan/ Ulasan
Seseorang perlu mengadakan perubahan pendapat asalkan tidak melupakan prinsip. Kadang –
kadang seseorang harus menjadi orang lain dulu agar dapat diterima eksistensinya. Setelah itu
barulah pegang kembali pada prinsip semula (perubahan pada orang lain) yaitu setelah orang itu
masuk dalam diri kita. Kadang – kadang untuk berkata “tidak”. Seseorang perlu berkata terlebih
dahulu “ya”
Gerak :
Makna :
1 menerima eksistensi orang lain dalam arti sendiri, ditempatkan pada kedudukan atas
(ditinggikan)
2 bertindak dalam tujuan tertentu (dalam suatu aktifitas) tetap meletakkan dia ada di
atas saya
3 dalam tindakan selanjutnya (menghadapi persoalan) saya yang bertindak /
menyelesaikan persoalan tersebut. Ditempat terhormat didahului kewajiban kita (dapat
pula berarti mendahulukan kepentingan orang lain/ sifat melayani) dan pada saat ada
persoalan. Kita sendiri harus mendahului untuk mengatasinya.
Jurus 9 dengan tambahan : tangan sebelah bawah mencolok mata disusul tusukan tangan yang
lain menusuk leher disusul kaki menggempur lutut
Makna
51
Persaudaraan Setia Hati Terate
Gerak :
Makna
Kesimpulan / Ulasan
Orang biasanya tidak senang apabila rahasia hatinya terungkap, maka tindakan yang sebaiknya
adalah pura- pura tidak tahu. Namun untuk merubahnya dapat dilakukan dengan cara memberi
tahu bahwa orang lain mengetahuinya atau menunjukkan langsung tentang rahasia tersebut pada
yang bersangkutan. Jalan selanjutnya adalah menegur secara tidak langsung. Misalnya dengan
cerita, sehingga secara dengan sendirinya timbul kesadaran.
Gerak :
1. Badan melongok ke depan, satu tangan di depan dada, yang lain dibelakang
2. Angkat lutut, kedua lengan menyatu di depan dada, kedua siku menyatu dengan lutut
3. Kedua tapak tangan dibuang ke samping
Kesimpulan / Ulasan
Untuk mencapai tujuan, seseorang tidak boleh melupakan awal dan akhir serta prinsip, dengan
penuh yakin dan teguh hati menyingkirkan segenap halangan dari luar dan dalam diri sendiri.
Setelah mencapai tujuan, hasilnya diberikan sebagian untuk diri sendiri dan sebagian untuk
orang lain.
Gerak :
Makna :
52
Persaudaraan Setia Hati Terate
3 memberi pengorbanan
4 meraih tujuan pokok/ peringatan kepada lawan
Kesimpulan / Ulasan
Dalam pencapaian suatu maksud yang lebih tinggi nilainya, seseorang perlu memberikan
pengorbanan (moril dan materil, jiwa dan raga)
Gerak :
Makna :
Bersikap hati – hati, tidak tergesa- gesa melangkah, perhatikan situasi, menyimpan
rahasia orang lain berjalan wajar (seolah- olah tidak tahu)
Bertindak, mengangkat derajat orang. Memberikan aksi – aksi yang tidak kelihatan.
Kesimpulan / Ulasan
Dalam pergaulan kita tidak boleh gegabah/ mudah menilai orang lain, mempelajari latar
belakang da nasal- usul keberadaannya. Lebih baik berpura- pura tidak mengetahui masalah
orang tersebut. Apabila kita melakukan sesuatu lebih baik mengangkat terlebih dahulu
keberadaannya, barulah memberikan stimulus –stimulus secara terus menerus.
Gerak :
Makna :
0 membuka diri terhadap diri orang lain (bersikap terbuka) menutup/ menyimpan
rahasia orang lain dan menyimpan maksud sebenarnya.
1 melihat, menjajaki/ sikap kebiasaan orang lain
Kesimpulan/ Ulasan
53
Persaudaraan Setia Hati Terate
Bersikap tebuka/ bersahabat/ berani/ membuka rahasia pribadi yang perlu, dalam hal yang
bersangkutan perlu agar kita diterima dalam hati orang (rahasia berbobot nilai yang sama
dengan orang tersebut) untuk selanjutnya berlaku hal- hal seperti tsb jurus 14)
Gerak :
0 pasang 9
1 colok mata dilanjutkan tendangan “A” rendah atau “C” sapuan
2 tendangan “B” loncat mundur.
Makna :
0 makna jenis 9
1 memberi tahu akibat yang berbahaya / merugikan, memotong langkah yang akan
berakihir buruk
2 menunjukkan kekeliruan tanpa mengungkap kelemahan (pura- pura tidak
mengetahui) mengundurkan diri dari persoalan (tidak mencari jasa pujian)
Kesimpulan / Ulasan
Untuk berbuat sesuatu kita perlu melihat situasi dan aspek- aspeknya. Cepat bertindak untuk
mendahului bertindak, dengan diam – diam dan setelah usai (menghilang) dari perhatian orang
lain.
Gerak :
0 pasang 9
1 kaki belakang melangkah, tapak kaki dipadukan tapak tangan mengepal, pasang 17
(miring), dua tangan diatas kepala (colok mata)
2 tendangan “T” (miring) sambil mencolok mata seera kejutan di tarik setengah gerakan
3 menentukan tempat berpijak (sesuai dengan arah lawan sambil melakukan tendangan
“B”
4 loncat mundur 2 kali
Makna :
54
Persaudaraan Setia Hati Terate
Kesimpulan/ Ulasan
Tidak segan menghadapi tugas dengan berserah diri pada Tuhan, bertindak tidak menggurui
tetapi memberi tanda siaga agar orang lain menyimpulkan sendiri, kemudian mengadakan
penyajian sampai dimana pengetahuannya tersebut, yang dipakai sebagai titik tolak tindakan
selanjutnya. Akhirnya melepaskan diri dari perhatian orang banyak/ paling tidak bukan mencari
perhatian/ pujian tersebut.
Gerak :
0 pasang 9
1 kaki belakang melangkah, tapak kaki dipadukan, tapak tangan mengepal, pasang yaitu
kaki tersebut diletakkan di depan lewat belakang, posisi miring/ membelakangi.
2 tendangan “A” miring/ kepetan, kembali posisi semula, sambil menangkis tendangan
(tangan/ mengepal)
3 badan memutar, tangan yang lain diputar, mengangkap kaki lawan di angkat ke atas
(posisi merendah dan didorong/ dikembalikan ke depan)
Makna :
1 idem jurus 17, bergerak lewat jalan belakang/ jalur lain. Pura- pura tidak
memperhatikan
2 memberi tahu lewat jalan lain, kembali kepada status apabila ada reaksi
3 Menggunakan orang lain/ jalur lain, untuk menggapai reaksi, menanggapi pendapat
dan menyerahkan kembali permasalahan pada yang bersangkutan dengan segenap
konsekuensinya
Kesimpulan/ Ulasan
Tugas yang kita pukul yaitu perbaikan untuk sesama dalam penyampaian informasi/
pemberitahuan kadang- kadang diperlukan hal lain. Orang lain., binatang sebagai
perumpamaan. Berpijak dari sikap seolah- olah tidak tahu apabila hal lain tak berhasil kita tak
mendapat teguran, kita sadarkan bahwa kita hanya sekedar (sakdermo) demi …. Dsb (dalam arti
positif). Kadang- kadang diperlukan adanya musyawarah dengan sesama. Dan terakhir kita
serahkan kembali pada yang bersangkutan untuk menyimpulkan.
Hakekat Jurus 19
Gerak :
0 pasang 9
1 kaki belakang diangkat posisi miring dan rendah
2 kaki belakang diletakkan didepan posisi tetap miring, tangan tetap ditekuk, siku diatas
didepan wajah dengan satunya didepan dada.
3 tendangan “A” pendek dilangkahkan mundur sambil menangkis tendangan (kebawah)
55
Persaudaraan Setia Hati Terate
4 siku tangan satunya diletakkan didepan wajah, badan menyongsong maju sambil
merendah.
Makna :
Kesimpulan/ Ulasan
Rendah hati adalah perlu untuk berbuat kepada orang lain diikuti sikap terbuka/ jujur mau
menghargai, memuji, menyenangkan orang lain tidak menolak alasan dan sebagainya akan
mengakibatkan kita di terima oleh orang banyak, sebab apabila tidak demikian maka niat
kebaikan kita tidak akan berhasil.
Hakekat Jurus 20
Gerak :
1 idem jurus 19
2 kaki belakang maju lewat belakang, rendah posisi tangan sama dengan jurus 19
3 tendangan “T” lutut (pendek) dan seterusnya jurus 19
Makna :
Kesimpulan/ Ulasan
Untuk bertindak pada seseorang perlu menggunakan perantaraan orang lain yang dekat dengan
orang tersebut. Seolah- olah tidak terang – terangan namun tetap berlandaskan kerendahan hati
dan etika kebaikan bagi sesama, sebab ada orang yang merasa risih apabila di tegur secara
langsung, sehingga misi kemanusiaan kita gagal.
Gerak :
0 pasang jurus 1
1 kedua tangan diangkat di atas kepala, memutar kebelakang (tangkisan)
56
Persaudaraan Setia Hati Terate
2 kaki maju serong keluar, tangan yang berlawanan memukul vertikal (kepel gerbang
sasaran bahu)
3 kaki belakang diangkat, tangan memegang lutut, kaki dibuka kesamping, badan
ditutup kembali
4 kaki kembali mundur posisi semula, tangan memukul sama dengan di atas
Makna :
Kesimpulan/ Ulasan
Dalam membari pendidikan/ latihan pada orang lain hendaknya menggunakan segenap
pertimbangan demikian pula suatu hukuman, harus diikuti dengan penjelasan tentang motivasi
dan sebab akibatnya dengan rasa penuh persaudaraan
Gerak :
Makna:
Gerak :
0 pasang 1 terbalik
2 Kaki maju selangkah, tangan depan memutar keatas kepala memukul/ menyerang
(gerbang) leher diikuti tangan yang lain dengan gerakan serupa dan dilanjutkan dengan
tendangan miring ke arah perut
Makna :
57
Persaudaraan Setia Hati Terate
Kesimpulan/ Ulasan
Mencoba menggerakkan orang dapat dilakukan dengan menegur pada titik – titik kelemahannya
sehingga kesadarannya mampu menerima/ pengertiannya timbul, kemudian perlu diberikan
motivasi untuk mengawali aktifitas.
Gerak :
0 pasang 1 terbalik
1 kaki maju selangkah, tangan depan memutar keatas kepala memukul/ gerbang leher
diikuti tangan lain serupa
2 kedua siku disatukan dengan lutut kaki belakang (kaki angkat)
3 maju selangkah memukul pada 2 sasaran (mendorong)
Makna :
Gerak :
Makna :
Kesimpulan/ Ulasan
58
Persaudaraan Setia Hati Terate
Agar dapat diterima eksistensi kita maka pertama- tama hendaknya bersikap rendah hati/ tidak
sombong tidak mendahului, mengemukakan isi hati. Dengan cermat/ penuh perhitungan
mengikuti kegiatan- kegiatan orang lain agar ada perasaan satu. Akhir mengambil nilai- nilai,
hikmah dan sebagainya untuk menentukan sikap.
Hakekat Jurus 26
Gerak :
Makna:
Kesimpulan / Ulasan
Apabila kegiatan dalam suatu tujuan tidak berhasil kita harus berhenti dari kegiatan, melalui
jalur lain (dengan bantuan saran/ media yang lain) yang diikuti pula dengan proses pengiring.
Meneliti ulang segenap proses kegiatan. Merubah sistem disesuaikan dengan situasi/ kondisi
dan akhirnya mengulangi usaha yang gagal tersebut
Hakekat Jurus 27
Gerak :
A. 0 pasang jurus 9
1 badan membalik hadap belakang
2 kaki belakang menendang “B”
B. 0 pasang jurus 9
1 Surut kebalakang, kaki tetap atau geser setengah langkah
2 kaki belakang menyabet lewat belakang
C. 0 pasang jurus 9
1 menjatuh kearah depan badan tegak
2 kaki belakang menyapu lewat belakang
Makna :
59
Persaudaraan Setia Hati Terate
A. 0 perhatian makna 9
1 menghentikan kegiatan / melepaskan perhatian.
2 meninggalkan perigatan kesan ? pesan melalui kegiatan yang lain/ orang lain
B. 0 perhatian makna 9
1 menghentikan kegiatan secara langsug
2 melaksanakan kegitan melalui perantara orang yang dekat (sejajar dengan
kedudukannya)
C. 0 perhatian makna 9
1 “masuk” ke dalam kawasan perhatian orang lain
2 melaksanakan kegiatan melalui perantara orang yang dekat (keluarga dan lain- lain)
Kesimpulan/ Ulasan
Pada hakekatnya makna jurus 9 adalah tidak membiarkan orang lain menanggung akibat dari
perbuatan kita :
a. Orang yang sejajar kedudukannya sering dapat menjadi perantara terlaksananya proses
proses perubahan
b. Untuk melanjutkan suatu sikap yang tidak diterima, kadang – kadang perlu kita beri
tekanan aksen berupa pesan- pesan yang sugestif yang mendasar
c. Pendekatan pada keluarga seringkali merupakan jalan yang baik untuk suatu keperluan,
misalnya: dengan menunjukkan perhatian dan simpati kepada anak- anaknya,
pertolongan yang dibutuhkan pada anggota keluarga dan sebagainya.
Hakekat Jurus 28
Gerak :
0 pembukaan pasang 9
1 mundur satu langkah, jongkok, tangan pada posisi jurusan 1
2 kaki belakang melangkah serong kedepan keluar, kaki depan berganti diletakkan
belakang
Makna :
Hakekat Jurus 29
Gerak :
60
Persaudaraan Setia Hati Terate
Makna:
Agar eksistensi kita diterima oleh orang lain maka kita perlu menjunjung tinggi orang lain
apabila terdapat sesuatu hal yang kurang berkesan pada kita, maka cara yang tersamar sesuai
dengan situasi lingkungan kita laksanakan agar terjadi perembesan penetrasi sikap batin
ucapkali dalam tujuan perubahan sikap orang kita perlu pengorbanan, harta/ benda, perasaan,
harga diri, dsb.
Hakekat Jurus 30
Gerak :
0 pasang 28
1 memutar badan membelakangi lawan
2 meloncat kedepan (kearah menjauhi lawan), tendangan “A” ke bawah (menghentikan
langkah maju)
Makna :
Kesimpulan/ Ulasan
Tujuan kita adalah mengikat tali persaudaraan tanpa pamrih, namun apabila iri digunakan hak
tertentu untuk suatu kepentingan yang berlawanan dengan asas/ prinsip, maka dengan ia
memalingkan pandangan untuk menjauhi dengan memberikan alasan secukupnya yang melukai
hati.
Hakekat Jurus 31
Gerak :
Makna :
61
Persaudaraan Setia Hati Terate
Kesimpulan/ Ulasan
Apabila sikap pada jurusan 30 belum berhasil, maka kita adakan sikap tegas dengan berpegang
teguh pada prinsip tujuan “AS” dengan jalan meniadakan/ menghancurkan pengaruh –
pengaruh pandangan hidupnya.
Hakekat Jurus 32
Gerak :
makna :
Secara keseluruhan .
Mengamati alam sekitar, mempelajari keanekaan, karakter manusia dalam 4 kiblat (air, api,
angin, bumi) menyesuaikan kondisi dan sistem untuk kepentingan yang prinsipiil.
Menyesuaikan kondisi/ sistem artinya penggunaan saudara dalam 4 nafsu (Aluamah, Amarah,
Supiah, Mutmainah) untuk disesuaikan dengan karakter alam sekitar/ orang lain
Kesimpulan/ Ulasan
Dalam bertindak kita harus memperhatikan 2 arah sasaran, yaitu kondisi di luar kita dan kondisi
dalam diri kita sehingga terjadi efisiensi daya dan kegunaannya, namun tidak boleh melupakan
yaitu : prinsip hidup sejati menuju kea rah ketentraman, sebagaimana diartikan dalam
Pembukaan Setia Hati.
Hakekat Jurus 33
Gerak :
62
Persaudaraan Setia Hati Terate
Makna :
3 maju harus sambil membawa beban badan, berbuat sesuatu pada orang lain
4 bertahan dalam tekanan beban untuk maju melangkah
Kesimpulan / Ulasan
Untuk menuju pada sasaran manusia akan mengalami banyak hambatan, terutama diri sendiri
berwujud kelemahan- kelemahan/ kekurangan. “memberikan” sesuatu dalam kekurangan adalah
salah satu kunci tercapainya ketentraman. Bertahan dalam penderitaan adalah salah satu perisai
kekuatan. Pantang menyerah dan enggan putus asa adalah sifat ksatria utama, yang akan
menghantar kejenjang keluhuran. Cinta penderitaan berarti mengalahkan diri sendiri, saudara 4
kita.
Hakekat Jurus 34
Gerak :
0 posisi pembukaan
1 kedua kaki loncat cepat ke depan belakang (posisi miring) kuda – kuda tengah, paha
horizontal, dua jari tengah berputar menusuk kedepan (tekukkan batang leher)
2 siku ditarik ke bawah kearah lutut, tapak tangan di putar ke dalam, ke bawah, keluar,
ke atas berhenti disamping bahu pundak sambil menarik kaki depan naik.
3 posisi ulang no. 1 dilanjutkan tendangan “B” ke atas/ ke belakang kembali posisi no.
1, dengan kaki dibalik
Makna :
Kesimpulan/ Ulasan
Kebenaran diri sendiri belum tentu sama/ diterima oleh orang lain, maka untuk berbuat yang
terbaik, kita harus bersedia merubah pandangan, menyadari kekeliruan langkah untuk
disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi. Sikap yang bijaksana adalah tidak gegabah tidak
gampang memberi penilaian dan tidak cepat menyampaikan sikap orang lain. Refleksi diri perlu
dilakukan setiap saat agar tercapai keseimbangan sikap dan pikiran.
63
Persaudaraan Setia Hati Terate
Hakekat Jurus 35
Gerak :
1 angkat kaki, tapak kaki disatukan dengan tapak tangan yang berlawanan
2 kaki diletakkan didepan dengan jalan memutar lewat belakang kaki yang lain. Badan
menyesuaikan, pada waktu tapak kaki menginjak tanah, kedua tangan diangkat ke atas
(sikap pasang 35)
Makna :
Maju kedepan melewati jalan lain (tidak mencolok) yaitu : setelah menentukan sikap
dan segeap persiapan badan menanggung resiko (tanggung jawab) atas perbuatannya.
Kesimpulan/ Ulasan
Bentuk kehidupan di dunia adalah penuh liku- liku berbagai bentuk, jalan, cara, penuh tipu/
kelaparan. Untuk menghadapinya kita pun harus menggunakan bentuk – bentuk yang sama
dengan penuh perhitungan akan akibat – akibatnya. Kita harus konsekuen dan tanggung jawab
terhadap akibat yang kita lakukan
Hakekat Jurus 36
Makna : membungkus langkah terhadap kehendak diri dengan ikrar “keharapaan”. Maju terus
dengan sujud Sang Khalik berdasarkan tugas suci yaitu kesucian diri dan ketentraman dunia
64
Persaudaraan Setia Hati Terate
MOTTO
Barang siapa mencintai penderitaannya, maka dia sudah ada dalam kebahagiaannya
PEMBUKAAN GERAKAN
Makna:
1 s/d 3 : mengingat, mengikrarkan, mohon restu kepada bapa angkasa yang merupakan
asal dari segala asal
4 s/d 5 : mengingat, mengikrarkan, memohon restu, kepada ibu pertiwi yang telah
menyelenggarakan tubuh
6 percaya kepada diri sendiri dengan segenap kemampuan akan budi dan segala daya
upaya yang ada
65
Persaudaraan Setia Hati Terate
66
Persaudaraan Setia Hati Terate
Jurusan adalah merupakan tata urutan gerakan berangkai yang terdiri dari beberapa
hitungan. Segenap jurusan SH selalu diawali dengan pembukaan berintikan pada adeg- adeg
alip dan di akhiri dengan adeg- adeg pula. Ini mengandung makna bahwa segenap sikap hidup
dalam kehidupan SH beserta segenap gerak – geriknya selalu berasal dari Sang Maha Tunggal
dan berakhir pula pada- Nya
67
Persaudaraan Setia Hati Terate
WARGA BARU
Keterangan
1. Krawu/ urapan, terdiri dari kulupan yang macamnya lebih dari satu macam,
misalnya: bayam, wortel, buncis, kangkung, dan capar (ganteng), serta kelapa
diparut yang diberi bumbu, juga telur ayam kampung yang direbus (dibelah
dua), tahu/ tempe, bothok, peyekl dll
2. Telor dadar dan telor rebus ayam kampung yang dibuahi
B. Bubur sayuran
Terdiri dari nasi bubur yang lauk pauknya sambel ati rempelo, telor dadar yang
diiris- iris, abon, kering tempe, kacang kelici, krupuk dan lauk pauknya serasi.
C. Jenang sengkolo
1. Jenang beras berwarna putih
2. Jenang beras berwarna merah
3. Jenang berwarna putih ditumpangi merah
4. Jenang berwarna merah ditumpangi putih
5. Jenang beras berwarna hijau (sari daun pandan)
68
Persaudaraan Setia Hati Terate
Terdiri dari telor, telor bebek, kemiri, kluwak, brambang, mrico, tumbar,
Lombok abang, kacang ijo, kedele, beras, ketan putih, terasi, garam, gula jawa (aren),
teri, lawe, satu iris daging, bedak adem, dom (jarum) bolah (benang), sirih yang
digulung, kembang boreh, kembang telon, rokok kretek satu biji, uang logam dan
menyan madu.
Keterangan
69
Persaudaraan Setia Hati Terate
70
Persaudaraan Setia Hati Terate
Slametan dari kalimat selamatan” untuk daerah yang satu dengan yang lain berbeda-
beda. Maksud dan tujuannya sama yaitu diperuntukkan pada Yang Khalik, Yang Maha Kuasa.
Tanda syukur kita kepada Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan nikmatNya serta
hidayahNya agar kita mendapatkan yang lebih baik dari yang sudah dan dijauhkan dari mara
bahaya, semoga mendapatkan rezeki yang melimpah mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin,
dunia dan akherat
Mengingat persaudaraan setia hati terate lahir dipulau jawa maka dalam acara
pengukuhan memakai adat budaya jawa, sedang uba rampe selamatannya terdiri dari 8 macam
buceng:
1. Buceng kuat
Mempunyai harapan bahwa agar warga Persaudaraan Setia Hati Terate menjadi kuat
lestari widodo lahir dan batinnya terutama harkat dan mertabatnya.
2. Buceng slamet
Mempunyai harapan bahwa agar warga Persaudaraan Setia Hati Terate menjadi selamat
tidak ada gangguan lahir maupun batin
3. Buceng robyong
Mempunyai harapan bahwa warga Persaudaraan Setia Hati Terate hidup didalam
masyarakat dimanapun juga disenangi orang banyak
4. Buceng dinar
Mempunyai harapan bahwa warga Persaudaraan Setia Hati Terate selalu bersinar dan
kekal adanya bagai emas
5. Buceng Tulak
Mempunyai harapan bahwa warga Persaudaraan Setia Hati Terate didalam hidupnya
dijauhkan dari rubeda ing sambikala atau tolak balak
6. Buceng Golong
Mempunyai harapan bahwa warga Persaudaraan Setia Hati Terate golong gumolong
gilig tekadnya rukun hidupnya.
7. Buceng Megana
Mempunyai harapan persaudaraan Setia Hati Terate tidak saja dipandang dari luar enak
tetapi didalamnya juga demikian artinya baik di dalam ataupun diluar sama baiknya
lahir batin.
8. Buceng Punar
Mempunyai harapan bahwa Persaudaraan Setia Hati Terate di dalam hidupnya
memancarkan nama yang harum baik nama, derajad, dan lain sebagainya.
Tempat Buceng
Adalah bulat terbuat dari bambu disebut tampah, maksudnya sebagai warga
Persaudaraan Setia Hati Terate didalam hidupnya tidak mudah ceklekkan, patah
rahang, putus asa mutungan. Tetapi mempunyai semangat untuk maju
mempunyai hati yang bulat dan utuh, dapat menyelesaikan permasalahannya,
juga berarti sederhana di dalam hidupnya.
71
Persaudaraan Setia Hati Terate
72