Anda di halaman 1dari 30

Setelah berlatih memodelkan struktur shell, berikut kita akan memodelkan

struktur truss dan dilanjutkan dengan proses analisis dan desain struktur
menggunakan SAP200 versi 10.

Gambar 3.1 Model Struktur

3.1 Memodelkan Struktur


Kita dapat memodelkan struktur menggunakan template Truss 2D atau grid
only. Pada bab ini, kita akan mencoba menggunakan template 2D Trusses.
Dengan template 2D Trusses, gambar akan langsung disediakan d engan
profilnya.

1. Klik menu File > New Model atau klik tombol New Model .

2. Ubah satuan menjadi .

63
Gambar 3.2 Memilih template 2D Trusses

Slopped Truss

Gambar 3.3 Memilih type 2D Truss dan dimensinya

4. Pilih Slopped Truss pada bagian 2D Truss Type.

64
5. Pada bagian Slopped Truss Dimension, ketik 4 untuk Number of
Division, 4 untuk Division Length, dan 3 untuk Height.
6. Klik tombol OK, maka SAP akan menampilkan model dalam 2 jendela
(3D View/jendela 3D dan jendela 2D X-Z Plane @ Y=0). Dalam hal ini,
hanya ada satu bidang X-Z karena kita bekerja secara 2D.

Gambar 3.4 Hasil penggambaran model

3.2 Menambahkan Beban


Beban yang bekerja pada model struktur 2D Truss ini adalah beban titik
sebesar 1 ton per titik.

3.2.1 Beban Titik


1. Klik tombol Close di sudut kanan-atas jendela 3D agar ditutup.
2. Jaring tiga titik di bagian bawah.
Jaring 3 titik baw ah

Gambar 3.5 Menjaring 3 titik terbawah

65
3. Klik menu Assign > Joint Loads > Forces untuk menambahkan gaya luar
melalui kotak dialog Joint Forces.

Gambar 3.6 Menu dan kotak dialog Joint Forces

4. Pastikan Units (satuan) Ton, m, C, dan ketik nilai -1 pada Force Global
Z.
5. Klik tombol OK, maka beban akan ditampilkan pada gambar.

Gambar 3.7 Hasil aplikasi beban titik

3.2.2 Mengabaikan Berat Sendiri Struktur


Misalnya kita menghendaki hasil dari gaya dalam akibat beban titik 1 ton di
tiga titik yang sudah ditentukan tanpa pengaruh berat sendiri struktur, maka
kita harus menghilangkan pengaruh berat sendiri yang ada. Hal ini karena
SAP2000 secara otomatis akan menghitung berat sendiri model struktur sesuai
dengan berat jenis bahan dan luas penampang x panjang elemen struktur.
1. Klik menu Define > Load Cases untuk menampilkan kotak dialog Define
Loads.

66
Ganti dengan nol (0)

Gambar 3.8 Modify Load untuk merevisi beban tersorot

2. Perhatikan bahwa SAP2000 menampilkan beban mati (DEAD) dengan


nilai default Self Weight =1.
3. Ketik nilai 0 (nol) pada bagian Self Weight Multiplier (pengali berat
sendiri) dan klik tombol Modify Load.

Telah berganti nol (0)

Gambar 3.9 Mengganti SWM dari 1 menjadi 0

4. Perhatikan bahwa nilai SWM telah berubah menjadi 0 yang berarti berat
sendiri diabaikan.

67
3.3 Analisis Struktur

3.3.1 Proses Analisis


Proses analisis adalah proses untuk mengetahui gaya dalam seperti momen,
normal, geser, dan lain-lain, serta lendutan yang timbul.

1. Klik menu Analyze > Set Analysis Options… untuk menampilkan kotak
dialog Analysis Options.

Pilih Plane Fram e – XZ Plane

Gambar 3.10 Memilih analisis 2D-XZ Plane

2. Pilih dengan klik Plane Frame – XZ Plane (2D pada bidang XZ) dan
hilangkan tanda cek pada sehingga hanya UX dan UZ yang aktif.
3. Klik tombol OK untuk menutup kotak dialog Analysis Options.

68
4. Klik menu Analyze > Run Analysis atau klik tombol Run

1. Pilih MODAL 2. Klik ini

5. Klik MODAL agar tersorot, kemudian klik tombol Run/Do Not Run
Case, sehingga Action Run diubah menjadi Do Not Run.
6. Klik tombol Run Now, untuk memulai proses analisis.

MODAL Nonaktif

Klik Run Now

Gambar 3.12 Tombol Run Now untuk memulai analisis

69
7. Tunggu sebentar, proses analisis sedang berlangsung.
8. Setelah proses analisis selesai dan muncul pesan Analysis Complete,
periksa pesan yang muncul, apakah ada pesan kesalahan.
9. Jika sudah selesai diperiksa, klik tombol OK, maka SAP2000 akan
menampilkan bentuk terdeformasi struktur.

Gambar 3.13 SAP Analysis Monitor

Gambar 3.14 Model terdeformasi akibat beban mati

3.3.2 Menampilkan Hasil Analisis


Hasil analisis antara lain reaksi perletakan dan tegangan yang bekerja pada
elemen model struktur.

70
A. Reaksi Perletakan

Gambar 3.15 Menu/tools untuk menampilkan reaksi joint

1. Klik menu Display > Show Forces/Stresses > Joints… atau klik segitiga
drop down kecil pada tombol Show Forces/
Stresses dan pilih Joints…

Gambar 3.16 Memilih beban mati dan menampilkan tanda panah 2. Klik

tombol OK untuk menampilkan reaksi perletakan.

Gambar 3.17 Hasil reaksi perletakan

3. Jika tanda cek/centang pada kotak Show as Arrows aktif, gaya reaksi akan
ditampilkan dengan tanda panah reaksi.

71
Gambar 3.18 Reaksi perletakan dengan arahnya

B. Diagram Tegangan
Diagram tegangan diperlukan untuk mengetahui tegangan setelah proses
analisis. Untuk menampilkan diagram tegangan, kuti langkah berikut.

Gambar 3.19 Menampilkan tegangan pada frame

1. Klik menu Display Show Forces/Stresses > Frame/Cables… atau klik


segitiga drop down di kanan tombol Show Forces/ Stresses dan klik
Frame/Cables… untuk menampilkan kotak dialog Member Forces
Diagram for Frames.
2. Klik Axial Force untuk menampilkan gaya aksial.
3. Pilih Auto pada bagian Scaling agar SAP2000 menggunakan skala
otomatis.
4. Perhatikan bagian Options. Beri tanda cek pada Fill Diagram agar
diagram yang ditampilkan memiliki bentuk isian (merah/ kuning).
5. Klik tombol OK untuk menampilkan diagram.

72
Axial Force

Cek Fill
Diagram

Gambar 3.20 Memilih gaya aksial di kotak dialog

6. Perhatikan diagram yang ditampilkan. Merah adalah gaya tekan dan


kuning adalah gaya tarik.

Gambar 3.21 Diagram aksial tekan/tarik

7. Hilangkan tanda cek pada Fill Diagram dan beri tanda cek pada kotak
Show Values on Diagram (ulangi langkah 2-5 sebelumnya).

Gambar 3.22 Mengaktifkan Opsi Show Values on Diagram

8. Klik tombol OK untuk menampilkan diagram beserta nilainya.

73
Gambar 3.23 Diagram gaya aksial beserta nilainya

9. Untuk menampilkan gaya geser, pilih Shear 2-2 pada bagian Component.

geser

Gambar 3.24 Gaya geser/Shear 2-2 beserta nilainya

10. Untuk menampilkan gaya momen, pilih Moment 3-3 pada bagian
Component (perhatikan momen yang ada adalah momen tumpuan).
momen

Gambar 3.25 Gaya Moment 3-3

3.3.3 Momen Release


1. Klik tombol Show Undeformed Shape untuk menampilkan bentuk
semula.

2. Klik tombol Lock/Unlock agar file yang terkunci setelah proses


analisis dibuka.

74
Gambar 3.26 Kotak konfirmasi UnLock

3. Jawab dengan klik OK pada konfirmasi yang muncul.

Gambar 3.27 Memilih elemen diagonal

4. Klik tombol Select Using Intersecting Line dan pilih batang diagonal
sehingga muncul pesan di sudut kiri bawah.

5. Klik menu Assign > Frame/Cable/Tendon > Release/Partial Fixity unt uk


menampilkan kotak dialog Assign Frame
Releases.

75
Gambar 3.28 Moment frame release major 3-3

6. Beri tanda cek pada Moment 33 (Major) sehingga di-release pada


Start/awal dan End/akhir elemen.

Gambar 3.29 Hasil moment release

7. Klik tombol Run Analysis dan tampilkan bidang momennya.

Gambar 3.30 Momen pada elemen diagonal nol setelah di -release

8. Perhatikan hasilnya, momen pada batang diagonal sekarang hilang (karena


sudah di-release).

76
9. Klik tombol Lock/Unlock agar file yang terkunci setelah proses
analisis dibuka dan klik tombol Select All .
10. Klik tombol All untuk memilih semua objek.
11. Klik menu Assign > Frame/Cable/Tendon > Release/Partial Fixity
untuk menampilkan kotak dialog Assign Frame Releases dan beri tanda
cek pada Moment 33 (Major) sehingga semua batang di-release pada
Start/awal dan End/akhir.

Gambar 3.31 Semua element terilis

12. Klik tombol OK dan klik tombol Run Analysis dan perhatikan
perubahan bentuknya.

Gambar 3.32 Deformasi dengan putaran hanya pada joint

13. Ubah satuan panjang menjadi mm.

Ubah satuan
panjang menjadi mm

Gambar 3.33 Mengganti satuan panjang dengan mm

14. Bawa pointer ke salah satu titik joint sehingga menampilkan nilai
displacement.
15. Klik kanan untuk menampilkan nilai displacement dalam diagram.

77
Gambar 3.34 Nilai lendutan pada joint

16. Tampilkan bidang momennya. Ternyata nilai momennya tidak ada karena
sudah di-release semua.

Gambar 3.35 Bidang momen nol, untuk semua elemen 17.

Tampilkan gaya axial-nya.

Gambar 3.36 Diagram tekan/tarik

Gambar 3.37 Diagram tekan/tarik dan nilainya

18. Bawa pointer ke salah satu batang (misalnya batang atas yang tengah) dan
klik kanan untuk menampilkan detil dari gaya dalam yang timbul.

78
Gambar 3.38 Detil gaya aksial

3.4 Desain Struktur


Desain struktur dalam model truss ini sebetulnya dimaksudkan untuk mencari
penampang profil dari rangka baja yang paling “pas”. Pengertian “pas” di sini
berarti masih dalam batasan aman, tetapi tidak berlebihan. Dengan beban yang
sama, luasan penampang akan ditentukan oleh mutu baja dan jenis penampang
yang ingin kita gunakan atau yang tersedia.

Section
terpakai

79
Gambar 3.39 Type truss dan Section Properties

Jika Anda perhatikan, pada waktu pertama kali menentukan model struktur,
SAP2000 telah menyediakan penampang default (W18x35) di bagian Section
Properties.
Saat melaksanakan penggambaran model struktur, SAP2000 juga memberikan
informasi penampang yang kita gunakan dalam daftar Properties of Objek yang
muncul secara otomatis saat kita memilih perangkat penggambaran (misalnya

Draw Frame/Cable Element ).

Gambar 3.40 Section pada properties of Object

Mengingat bentuk model struktur maupun beban yang bekerja pada model bisa
sangat beragam, maka penampang yang disediakan secara default sangat
mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan.

3.4.1 Menampilkan Penampang yang Digunakan


1. Klik tombol Lock/UnLock Model .
2. Klik menu Display > Show Misc Assigns > Frame/Cable/ Tendon… untuk
menampilkan kotak dialog Show Frame/ Cable/Tendon Assignments.

80
Gambar 3.41 Memeriksa penampang

3. Pilih Frame Sections dan klik tombol OK, maka SAP 2000 akan
menampilkan daftar penampang yang digunakan seperti gambar berikut.
(Kebetulan yang dipakai hanya satu jenis
W18x35.)

Gambar 3.42 Daftar penampang teraplikasi

4. Cobalah memilih Release/Partial Fixity pada kotak dialog Show


Frame/Cable/Tendon Assignments dan perhatikan hasilnya.

Gambar 3.43 Menampilkan momen release

81
Gambar 3.44 Diagram moment release

Gambar 3.45 Pilihan sumbu lokal

5. Cobalah memilih Local Axes pada kotak dialog Show Frame/


Cable/Tendon Assignments dan perhatikan hasilnya.

Gambar 3.46 Diagram sumbu lokal

6. Cobalah memilih Local Axes pada kotak dialog Show Frame/


Cable/Tendon Assignments dan perhatikan hasilnya.

Gambar 3.47 Diagram sumbu local 3D-view

82
7. Klik tombol Set Default 3D View untuk menampilkan jendela 3D.
8. Klik menu Design > Steel Frame Design > Start Design/Chek of
Structure untuk melaksanakan proses desain struktur.

Catatan:
Sumbu local atau Local Axes mengikuti ketentuan berikut. Sumbu1, sumbu2,
dan sumbu3 saling tegak lurus dan dinyatakan dengan warna merah-putih-biru
(seperti warna bendera).
1. Sumbu lokal1 selalu searah dengan sumbu memanjang objek (dengan arah
posisif dari I ke J sesuai dengan proses penggambaran).
2. Sumbu lokal2 selalu terletak pada bidang XZ dengan arah positif ke atas
atau ke kanan (untuk elemen vertical).
3. Sumbu lokal3 selalu mendatar dengan arah positif sesuai aturan tangan
kanan (sb1-jempol, sb2-telunjuk, sb3-jari tengah).

Dengan penjelasan ini dapat dipahami bahwa geser/shear maupun momen


hanya ada pada sb2 dan sb3. Pada geser, Shear 2-2 adalah major/utama sedang
pada momen, moment 3-3 adalah major (utama).

Gambar 3.48 Perbandingan tegangan

Untuk kasus yang sedang kita kerjakan ini misalnya, hasil perbandingan (ratio
tegangan yang muncul hanya 0.024) yang berarti penampang terlalu besar.

83
Gambar 3.49 Detil stell stress check

Di luar penampang yang disediakan SAP2000 secara default, kita d apat


menentukan penampang kita sendiri dengan cara berikut.

3.4.2 Menampilkan Properti Penampang

1. Klik menu Assign > Frame/Cable/Tendon > Frame Sections… untuk


menampilkan kotak dialog Frame Properties.

Gambar 3.50 Kotak Frame Properties

84
2. Gulung scroll box dan klik W18x35 dan klik tombol Modify/ Show
Property… untuk menampilkan kotak dialog I/Wide Flange Section.

Gambar 3.51 Kotak dialog I/Wide Flange Section (W18x35)

3. Data yang dapat kita baca adalah:


Tinggi dari tepi atas ke tepi bawah (t3) = 449.58 mm.
Lebar sayap = 152.4 mm.
Tebal sayap = 10.795 mm. Tebal
badan = 7.62 mm.
4. Klik tombol Section Properties… di bagian Properties untuk
menampilkan detil penampang. Tertulis pada kotak dialog property data,
antara lain luas penampang 6645.1481 mm2 .

85
Gambar 3.52 Property Data W18x35

3.4.3 Memilih Penampang Baru


Kita akan mencoba mengganti profil W18x35 dengan penampang baru yan g
bisa kita pilih dari daftar yang ada. Penampang yang kita pilih bisa sangat
beragam, tidak selalu IWF. Hanya saja pada latihan kali ini, kita akan mencoba
menggunakan penampang IWF dengan dimensi yang lebih kecil.
1. Klik tombol OK pada kotak dialog Property Data untuk kembali ke kotak
dialog I/Wide Flang Section.
2. Klk tombol OK pada kotak dialog I/Wide Flang Section untuk kembali
ke kotak dialog Frame Properties.
3. Gulung tombol scroll vertical ke atas dan pilih W8x10.

86
Menampilkan/
mengubah profil

Gambar 3.53 Menampilkan keterangan profil W8x10

4. Klik tombol Modify/Show Property untuk menampilkan kotak dialog


I/Wide Flange Section.
5. Bandingkan tinggi, lebar, dan tebal profil ini dengan profil sebelumnya.
6. Klik tombol Section Properties untuk menampilkan kotak dialog Property
Data.

Gambar 3.54 Property Data W8x10

87
7. Bandingkan luas 6645.1481 mm2 : 1909.6736 atau 3.5:1 yang berarti
penampang baru juga 3.5 kali lebih ringan dan lebih hemat.
8. Bandingakan juga parameter yang lainnya, dan klik tombol OK tiga kali.

3.4.4 Menggunakan Jenis Penampang yang Lain


Selain penampang IWF, dengan SAP2000 dimungkinkan menggunakan aneka
macam penampang yang lain. Kita akan belajar menggunakan penampang
yang lain di bab selanjutnya.

3.5 Menentukan Material


Meskipun dibuat di pabrik sehingga mutu atau kualitasnya lebih seragam,
profil baja juga memiliki beberapa jenis kualitas, misalnya baja BJ37 atau
BJ41.
1. Klik menu Define > Materials… untuk menampilkan kotak dialog Define
Materials.

Gambar 3.55 Menampilkan material

2. Pilih STEEL, kemudian klik tombol Modify/Show Material… untuk


menampilkan kotak dialog Material Property Data.

88
Gambar 3.56 Material Property Data

3. Perhatikan bagian Analysis Property Data yang digunakan untuk


keperluan Analysis dan bagian Design Property Data [AISC-LRFD93]
yang digunakan untuk keperluan desain.
4. Ganti nilai yang disajikan sesuai kebutuhan, dan jika sudah selesai
(misalnya kita mengikuti nilai default yang tersedia) klik tombol OK
untuk menutup kotak dialog Material Property Data dan kembali ke kotak
dialog Define Material.
5. Klik tombol OK pada kotak dialog Define Material.

Gambar 3.57 Analysis Property Data dan Design Property Data

89
6. Cobalah mengubah satuan menjadi dan perhatikan nilai yang
ditampilkan.
7. Misalnya kita menggunakan mutu bahan material baja yang sama tanpa
perubahan.
8. Klik tombol OK untuk menutup kotak dialog Material Property Data
dan klik tombolOK untuk menutup kotak dialog Define Material.

Gambar 3.58 Hasil penggantian penampang

9. Dengan profil yang sudah diganti dengan W8x10, lakukan analisis ulang
dengan klik tombol Run Analisis.
10. Klik tombol Run Analysis untuk menampilkan kotak dialog Set Analysis
Cases to Run.

Gambar 3.59 Memilih case name dan memulai analisis

11. Pastikan MODAL action Do Not Run, kemudian klik tombol Run Now.

90
12. Simpan file dengan nama slopped atau bab3.

Gambar 3.60 SAP analysis monitor 13.

Tunggu sebentar dan klik tombol OK.

Gambar 3.61 Joint Displacement

14. Periksa nilai lendutan dan tegangannya.

91
Gambar 3.62 Gaya aksial tekan/tarik 15. Periksa

perbandingan tegangannya.

Gambar 363 Perbandingan tegangan

16. Usahakan memilih penampang yag paling sesuai sehingga perbandingan


tegangannya bisa 80-100%.
17. Kita akan berlatih menggunakan profil yang lain dan menambahkan beban
hidup serta menghitung beban rencana (beban kombinasi) di bab
berikutnya.

92

Anda mungkin juga menyukai