Bab 2 Konstruksi Conveyor Geotek
Bab 2 Konstruksi Conveyor Geotek
TINJAUAN PUSTAKA
Formasi Kampungbaru yang berumur Miosen Akhir – Plio Plistosen dan Formasi
Balikpapan yang berumur Miosen Tengah Bagian Atas – Miosen Akhir Bagian
dan sinklin yang berarah barat daya – timur laut, disertai dengan sesar naik dan
sesar mendatar. Berikut adalah urutan formasi – formasi yang terdapat di daerah
1. Formasi Balikpapan
5
6
Gambar 2.1. Peta Geologi Regional Daerah Samarinda (modifikasi dari Rustandi, 1995)
2. Formasi Kampungbaru
ketebalan 1-2 m.
teknik, dan prinsip geologi baik hasil studi batuan dan tanah yang tebentuk secara
alami, fluida permukaan dan bawah permukaan, serta interaksi antar material
Secara garis besar bahan penyusun kerak bumi dibagi menjadi dua
kategori: batuan dan tanah. Tanah adalah produk dari pelapukan batuan. Setiap
tanah menurut ilmu teknik yaitu kumpulan butiran mineral dan material organik
(partikel padat) yang tidak tersementasi yang mengandung air dan gas dalam
ruang antar partikel padat (Das, 1983). Batuan merupakan agregat mineral
yang diikat oleh gaya-gaya kohesif yang permanen dan kuat (Das, 1983).
Shower & Shower (1967) membedakan batuan dan tanah dari beberapa
200 psi, bila terdiri dari satu butir ukurannya ≥ boulder ( ≥ 256 mm),
200 psi, ukuran butirnya < 256 mm, memiliki berat < 40 kg.
berdasarkan ukuran butir yaitu tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halus. Pada
tanah berbutir kasar sebagian besar (>50%) akan tertahan pada saringan No.200
sementara tanah berbutir halus sebagian besar (>50%) akan lolos melewati
saringan No.200.
GW
Pasir Lebih dari 50% fraksi kasar lolos
(hanya Kerikil)
Kerikil bersih
butiran halus
(hanya pasir)
kasar tertahan pada ayakan no.4
Pasir Bersih
Kerikil 50% atau lebih dari fraksi
sekali tidak mengandung butiran halus
butiran halus
SC Pasir berlempung, campuran pasir-lempung
MH
Lanau dan Lempung
Tanah-tanah dengan
Peat (gambut), muck dan tanah-tanah lain dengan
kandungan organik sangat PT
kandungan organik tinggi
tinggi
tanah, partikel tanah sendiri dapat berbentuk bulat, bergerigi, maupun bentuk-
bentuk diantaranya. Pada umumnya pelapukan akibat proses kimia dapat terjadi
oleh pengaruh oksigen, karbon dioksida, air dan proses-proses kimia lainnya. Jika
hasil pelapukan masih berada di tempat asalnya, maka tanah ini disebut tanah
10
residual (residual soil) dan apabila telah terjadi perpindahan tempat disebut tanah
Tanah terdiri dari tiga fase yang mengandung air, udara, dan bahan-bahan
mineral dan organik serta jasad-jasad hidup, yang karena pengaruh berbagai
faktor lingkungan pada permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk berbagai
hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang kha (Bowles, 1996).
Gambar 2.2 menunjukan suatu elemen tanah dengan volume V dan berat
W. untuk membuat hubungan volume-berat agrerat tanah, tiga fase (yaitu ; butiran
padat, air, dan udara) yang dipisahkan, jadi volume total contoh tanah yang
dengan:
Apabila udara dianggap tidak mempunyai berat, maka berat total dari
Ww = berat air
11
adalah angka pori (void ratio), porositas (porosity), dan derajat kejenuhan
(degree of saturation).
Angka pori (e) didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori (Vv)
air (Vw) dengan volume pori (VV), umumnya dinyatakan dalam persen.
Kadar air (Wc) juga disebut sebagai water content didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat air (Ww) dengan berat butiran padat dari volume
Berat volume (γ) adalah berat tanah per satuan volume dan dinyatakan
dalam N/m3.
Berat volume dapat juga dinyatakan dalam butiran padat, kadar air, dan
volume total. Berat volume (unit weight) biasa juga disebut sebagai berat volume
volume butiran padat (γs) dengan berat volume air (γ w) pada temperatur
4oC.
plastisitas dari tanah lempung serta tanah kohesif lainnya (Das, 1983), maka dari
peranan air dalam tanah lempung dan tanah kohesif lainnya yang meliputi:
a. LL (liquid limit), atau batas cair didefinisikan sebagai kadar tanah pada
batas antara keadaan cair dan keadaan plastis, yaitu batas atas dari daerah
plastis.
b. PL (plastis limit), atau batas plastis didefinisikan sebagai kadar air pada
kedudukan antara daerah plastis dan semi padat. batas plastis merupakan
d. PI (plasticity index), atau indeks plastisitas adalah selisih antara batas cair
Tabel 2.3 Nilai indeks plastisitas dan macam tanah (Modifikasi dari Das, 1983)
PI Sifat Macam Tanah Kohesi
Kuat geser (shear strength) merupakan gaya tahanan internal yang bekerja
per satuan luas pada suatu material untuk menahan keruntuhan atau kegagalan
tegangan-tegangan geser (shear stresses), yang timbul pada daerah berlereng, atau
hasil timbunan tanah, berat fondasi, dan sebagainya. Jika material tersebut tidak
gelinciran antara dua permukaan, yang melibatkan bidang gelincir, geser, dan
yang terjadi adalah berupa geseran, maka kekuatan tanah atau batuan yang perlu
Kuat geser diperoleh dari dua sumber, yaitu geseran dalam (termasuk
geseran sliding dan rolling serta resistansi akibat interlocking antar partikel) dan
persamaan diatas merupakan superposisi dari tahanan kohesi dan geser (friksi),
= tegangan pori
(kohesi dan sudut geser dalam), perlu dilakukan serangkaian percobaan terhadap
test).
Gambar 2.3. Unconfined compressive strength dan direct shear test (modifikasi dari Price, 2007)
16
Kohesi adalah kuat geser akibat gaya tarik antar partikel. Kohesi akan
berpengaruh terhadap kekuatan geser suatu material, makin besar kohesi suatu
Nilai kohesi diperoleh dari pengujian kuat tekan triaksial yang kemudian
diplotkan dalam sebuah grafik antara tegangan normal dan tegangan geser.
Gambar 2.4. a. Perangkat uji triaxial; b. bidang deviator tekanan vs regangan pada tiga
percobaan; c. Ploting pada Mohr Circle untuk mendapatkan c dan φ (modifikasi dari
Price, 2007)
Sudut geser dalam adalah sudut yang dibentuk dari hubungan antara
tegangan normal dan tegangan geser dalam suatu material. Semakin besar sudut
Hoek & Bray, 1977 (dalam Wyllie, 2004) mengelompokkan daya tahan
tangan.
2. 0,025 - 0,05 MPa - soft soil – dapat ditekan beberapa inch oleh ibu jari
tangan.
3. 0,05 - 0,1 MPa - firm soil – dapat ditekuk beberapa inch ketika ditekan
4. 0,1 - 0,25 MPa - stiff soil – dapat ditekuk ketika ditekan dengan sangat
5. 0,25 - 0,5 MPa - very stiff soil – mudah dikikis oleh kuku ibu jari.
6. 0,25 - 1,0 MPa - extremely very weak rock – dapat sedikit terkikis oleh
ibu jari.
7. 1,0 - 5,0 MPa – very weak rock – akan hancur jika dipukul secara halus
menggunakan ujing runcing palu geologi, dan dapat dikikis oleh pisau.
8. 5,0 - 25 Mpa – weak rock – agak sulit namun masih bisa dicungkil
Menurut Deere et.al., 1967 (Wyllie, 2004), kualitas massa batuan dapat
dinilai dari harga RQD, yaitu suatu pedoman secara kuantitatif berdasarkan pada
pemboran inti yang mempunyai panjang 100 mm atau lebih tanpa rekahan. RQD
18
orientasi perlapisan, dan isi rekahan. RQD dapat didefinisikan seperti pada
Gambar 2.5.
RQD pun dapat disebut sebagai suatu penilaian kualitas batuan secara
kuantitatif berdasarkan kerapatan kekar. Indeks nilai RQD adalah indeks kualitas
batuan utuh, pecahan, dan geseran atau potongan yang diakibatkan oleh tektonik,
Gambar 2.5. Pengukuran dan perhitungan RQD (Modifikasi dari Wyllie, 2004)
Tabel 2.4. Kualitas massa batuan berdasarkan nilai RQD (Modifikasi dari Wyllie, 2004)
RQD (%) Kualitas Batuan
90 - 100 Excelent
75 - 90 Good
50 - 75 Fair
25 - 50 Poor
< 25 Very Poor
19
Hanya untuk peta skala besar (1:5000 - 1:500) untuk keperluan detail /
sehingga satuan engineering formation terdiri atas satu set lithological type yang
berkembang pada kondisi paleogeografik dan tektonik yang sama / serupa. Untuk
dihasilkan oleh tekanan dari suatu fondasi tidak berubah oleh waktu (Price, 2007).
bergantung pada kegunaan bangunan itu sendiri. Sebagai contoh, beban yang
bergerak keluar masuknya pengguna di atasnya. Tekanan dari sisi samping akibat
terlalu besar dan tidak sanggup ditahan oleh permukaan tanah, maka permukaan
Ada batasan jumlah beban yang dapat ditahan oleh sebuah tanah / batuan
dan ini bergantung pada sifat mekanik tanah / batuan tersebut dan pada besar serta
untuk mengetahui besar daya dukung tanah sehingga beban konstruksi bangunan
tidak akan melampaui daya dukung tanah yang bersangkutan. Apabila beban
tanah atau penurunan yang berlebihan. Adapun jenis-jenis kerutuhan tanah yaitu
menyeluruh dari tanah di bawah fondasi. Keruntuhan ini terjadi pada tanah
yang tidak mudah mampat, yang mempunyai kekuatan geser tertentu atau
2. Local shear failure, yaitu keruntuhan geser setempat dari tanah bawah
fondasi. Pola keruntuhan ini terjadi pada tanah yang mudah mampat atau
mampat.
fondasi secara cepat dan menekan tanah ke samping. Lapisan tanah yang
mempunyai pola keruntuhan ini adalah lapisan pasir yang sangat lunak,
lapisan tanah yang mudah mampat, lapisan pasir yang terletak diatas
lapisan tanah lunak, dan lapisan tanah lunak yang mendapat pembebanan
Pola keruntuhan ini dapat juga terjadi apabila kedalaman fondasi (Df)
Gambar 2.6 Jenis keruntuhan tanah akibat beban sehubungan dengan fondasi, a) general shear, b)
local shear, dan c) punching shear (Koerner, 1984 dalam Zakaria, 2006)
digunakan berdasarkan pada jenis struktur dan tanah. Jika tanah di dekat
permukaan mampu mendukung beban struktur, maka jenis fondasi dagkal yang
berupa fondasi telapak (spread footing), atau fondasi rakit (raft foundation) dapat
digunakan.
dari dinding atau kolom yang diperluas, yang berfungsi menyebarkan beban dari
struktur ke tanah di bawahnya. Fondasi rakit adalah fondasi yang terdiri dari pelat
tunggal yang meluas, yang mendukung beban struktur secara keseluruhan. Jika
fondasi tiang, hanya diameternya lebih besar. Fondasi tiang dapat mendukung
beban struktur yang sangat besar, karena kedalamannya dapat dibuat sedemikian
berbeda, yaitu:
kaison.
sebagai contoh fondasi tiang (piled foundation). Jenis fondasi caisson juga
24
Gambar 2.7 Tipe fondasi umum, a) fondasi tapak, b) fondasi tikar, c)fondasi tiang, d) fondasi
caisson (Modifikasi dari Hardiyatmo,1992)
Menurut Zakaria (2006), daya dukung tanah adalah besarnya tekanan atau
kemampuan tanah untuk menerima beban dari luar sehingga menjadi stabil.
qult) adalah beban maksimum persatuan luas yang masih dapat didukung oleh
fondasi, dengan tidak terjadi kegagalan geser pada tanah yang mendukungnya.
Besarnya beban yang didukung, termasuk beban struktur, beban pelat fondasi, dan
tanah urug di atasnya. Sedangkan allowable bearing capacity (daya dukung yang
dalam keadaan daya dukung batas, (qult), artinya: suatu batas nilai apabila
dilampaui akan menimbulkan runtuhan (failure), oleh sebab itu daya dukung yang
Daya dukung batas (qult) suatu tanah yang berada di bawah beban fondasi
akan tergantung kepada kekuatan geser (shear strength). Nilai daya dukung tanah
yang diijinkan untuk suatu rancang bangun fondasi ikut melibatkan faktor
Daya dukung ijin bergantung kepada seberapa besar faktor keamanan (Fs)
yang dipilih. Pada umumnya nilai Fs yang dipilih adalah 3 hingga 5, sehingga
Fs = faktor keamanan
diharapkan aman dari keruntuhan. Dengan kondisi q a< qult maka tegangan kontak
(σc) yang terjadi akibat transfer beban luar ke tanah bagian bawah fondasi menjadi
kecil (sengaja dibuat kecil) bergantung nilai Fs yang diberikan (Zakaria, 2006).
26
Gambar 2.8 Gaya yang bekerja dalam suatu sistem fondasi (Zakaria, 2006)
dukung batas yang didasarkan pada analisis fondasi memanjang, yang diterapkan
c = Kohesi (T/m2)
dangkal. Fondasi dikatakan dangkal apabila lebar fondasi (B) sama atau lebih
besar dari jarak level muka tanah ke fondasi atau kedalaman fondasi (Df).
Sedangkan nilai-nilai Nc, Nq, dan Nγ tergantung pada sudut geser dalam tanah
(φ).
Gambar 2.9 Koefisiensi kapasitas daya dukung (Terzaghi, 1943 dalam Hardiyatmo, 1992)
28
Tabel 2.5 Nilai-nilai faktor daya dukung tanah (Terzaghi, 1943 dalam Zakaria,
2006)
Keruntuhan Geser Keruntuhan Geser
0 5,7 1 0 5,7 1 0