Anda di halaman 1dari 9

1

“BOOKLET” PANDUAN PROSES PRA-MUSPROV


CM PROVINSI INDONESIA 2019

Steering Committee Musprov CM

Dalam Proses Pra Musprov, beberapa hal yang perlu bagi para konfrater: a. Dokumen Norma
Provinsi Indonesia 2006, b. Konstitusi dan Statuta CM, c. Doa Musprov 2019.

Oleh Steering Committee diberikan 1. Booklet panduan proses Pra-Musprov, 2. DIM (Daftar Isian
Masukan) pembaruan Norma Provinsi CM INDONESIA,

Mohon berkenan mempelajarinya.

Outline:

1. Semangat-Tujuan Pra-Musprov CM

A. Semangat “Duc in Altum”,


B. Tujuan Musprov ,
C. Cara meraih tujuan Musprov,
D. Menyimak perkembangan baru,
E. Beberapa pertanyaan untuk membantu refleksi dan sharing

2. Proses Pra-Musprov CM

F. Tujuan proses,
G. “Time-line” proses,
H. Tiga kali pertemuan proses di Domus
2

BAB I
SEMANGAT-TUJUAN PRA-MUSPROV CM 2019

A. SEMANGAT / “ROH” MUSPROV 2019: “DUC IN ALTUM” (Luk 5:4)

• Duc in altum merupakan penemuan Kehendak Allah untuk menebarkan jala ke samudra
pengalaman hidup perutusan dan karya yang lebih dalam. Duc in altum merupakan tekad
bersama sama dengan Kristus untuk bekerja lebih keras lagi menebarkan jala-jala kita,
menyebarluaskan Kerajaan Allah.
• Duc in altum adalah sebuah doa yang berlanjut kepada pendalaman dan pembaruan
(transformasi) diri para murid dalam relasinya satu sama lain dan dengan Tuhan. Dalam
Lukas 5, Simon dan teman-temannya yg adalah nelayan menjadi penjala-penjala manusia;
Yesus, Sang Guru menjadi Tuhan bagi para murid. Duc in altum adalah sebuah
transformasi rohani identitas para murid. Produk dari transformasi rohani adalah
pembaruan identitas dan relasi "kemuridan" (mulai saat itu para murid mengikuti Yesus
dalam identitas baru). Pembaruan Norma Provinsi dan Visi Misi adalah pembaruan
transformatif identitas (diri, komunitas, hidup rohani, perjalanan panggilan, perutusan
misi, karya bakti, eksistensi) kita bersama sebagai CM Provinsi Indonesia.
• Duc in altum melukiskan kurang lebih tepat kenyataan bahwa kita sebagai CM Indonesia
telah dan sedang bekerja dengan giat (dalam rangka melaksanakan NP 2006), namun saat
ini kita diminta Tuhan memperbarui diri, merevisi Norma Propinsi dan Visi Misi …
Suasananya kita seperti para murid dalam Lukas 5: diminta sekali lagi oleh Kristus untuk
menebarkan jala ke samudra yang lebih dalam ... memperbarui Norma Provinsi 2006-Visi
Misi serta mengembangkan dan memutukan Komisi-Komisi.

B. TUJUAN MUSPROV 2019:

1. Memperbarui Norma Propinsi (NP) 2006 dan Visi Misi CM (rumusan 1996)
2. Membantu Komisi-komisi mengembangkan diri dan menggapai kinerja optimal
dengan antara lain, merancang buku-buku pedoman bagi efektivitas (tepat-guna
dan memiliki daya-dampak), akuntabilitas (pertanggungan-jawab kepada Gereja
dan Kongregasi) dan sustainibilitas (keberlangsungan) aneka karya Provinsi
selaras dengan kharisma Santo Vinsensius.

C. CARA MERAIH TUJUAN MUSPROV:

1. Tujuan yang pertama (B1) dicapai lewat Proses di dalam Domus, berupa
pengisian DIM (Daftar Isian Masukan) untuk revisi Norma Provinsi 2006 dan
Pembaruan Visi Misi CM (1996) yang akan dibawa dalam Musprov. Proses di
dalam Domus sedikitnya tiga kali pertemuan sharing yang dipersiapkan. Satu
dari tiga pertemuan, akan dihadiri oleh anggota SC yang bertugas.
2. Tujuan yang kedua (B2) diraih dalam proses yang sama.
3. Pengisian DIM dilakukan oleh Domus seturut kapasitas dan preferensi anggota
Domus dan dikumpulkan ke SC tanggal 15 Agustus 2019. Untuk selanjutnya SC
berdasarkan DIM-DIM tadi akan melakukan drafting Norma Provinsi yang baru,
yang akan dibawa dalam Musprov bulan Oktober 2019.
3

D. MENYIMAK PERKEMBANGAN BARU DALAM KONGREGASI DAN GEREJA

Berikut ini beberapa perkembangan baru dalam Kongregasi dan Gereja yang perlu
direspon, terkait dengan refleksi dan sharing dalam rangka pembaruan Norma Provinsi
2006. Semoga perkembangan-perkembangan baru ini membantu kita untuk
memperbarui Norma Provinsi dan Visi Misi CM Indonesia. Apakah Norma Provinsi sudah
mengakomodasi perkembangan-perkembangan ini?

a. Penugasan tanggung jawab CM Indonesia dalam misi internasional Solomon Islands


& panggilan misi “ad gentes” di tempat-tempat lain, seperti Suriname, Kuba, Papua
New Guinea, Bolivia, Philadelphia, dst.
b. Tuntutan profesionalisme managemen dan jejaring yang kokoh dari karya-karya
sosial, pendidikan, yayasan (misalnya terkait dengan tuntutan hukum sipil seperti
mengganti pengurus mesti dilaporkan ke Kemenhumkam, dst.), seminari, STFT
(pendidikan tinggi), paroki, misi umat, rumah retret, Kevin, dan karya-karya yang
dipercayakan kepada CM. Contoh, tugas perutusan menjadi dosen: tidak cukup
hanya mengajar melainkan harus memenuhi hukum negara tentang dosen/guru;
yang bersangkutan harus menulis, meneliti, mempublikasi untuk sertifikasi, dst.
Juga karya-karya sosial kita, halnya mesti memerhatikan ketentuan hukum dan
peraturan dari Kemenhumkam demi legalitasnya, dan sejenisnya.
c. Kebutuhan komisi “Justice and Peace” di provinsi Indonesia (permintaan dari Romo
Jenderal dan karena ada banyak kebutuhan terkait karya keadilan di tanah air).
d. Melihat kembali strategi dalam menanggapi kebutuhan Gereja: Bagaimana
“mendampingi” penugasan seorang diri dalam misi baik di dalam negeri maupun di
luar negeri.
e. Partisipasi personil CM Provinsi Indonesia di komisi internasional atau generalat
perlu pula mendapatkan perhatian.
f. Tantangan formasio bruder cm di Indonesia dan formasi imamat terkait dengan
perkembangan tuntutan baru dalam dokumen-dokumen Gereja akhir-akhir ini.
g. Pelayanan paroki yang harus makin profesional, setia kepada Arah Dasar
Keuskupan dimana berada, dan makin nyata dalam mewujudkan kesetiaan pada
kharisma dan spiritualitas Vinsensian.
h. Tuntutan Gereja Universal tentang akuntabilitas penanganan yang serius dan nyata
mengenai perkara “perlindungan anak” terkait dengan “sexual abuses” di dalam
Gereja dan institusi-institusi kita (“Kita kurang berani menghadapi luka di dalam
Gereja, padahal kita diselamatkan oleh ‘luka’ Kristus” -- Kardinal Tagle dari Manila).
CM Indonesia diminta merespon persoalan ini secara lebih jelas, transparan, adil,
dan cinta kasih Injili.
i. Tantangan formasio “generasi milenial” dan “generasi Alpha”1 di era Revolusi
Industri 4.0 yang membutuhkan strategi pendampingan dan pendekatan baru.
j. Pesan-pesan terbaru dari dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh Paus terkait
dengan pastoral ekologi (Laudato Si’), pastoral keluarga, dialog interreligius,
pelayanan orang-orang miskin dan marginal, Evangelisasi di era baru, dialog
interreligius, dan seterusnya.
k. Pembinaan kaum awam di institusi-institusi dan paroki-paroki kita perlu harus
makin bermutu dan menjawabi kebutuhan di era zaman ini.

1Mengenai Generasi Milenial dan Alpha atau juga apa yang dimaksud dengan “revolusi 4.0” dan implikasi
implikasinya, mohon para konfrater merujuk kepada penjelasan yang bisa disimak dari internet atau
mengundang seseorang yang bisa membantu mengertinya secara lebih baik.
4

l. Kerasulan KEVIN yang makin luas jaringannya (bukan hanya religius melainkan
juga awam) membutuhkan cara-cara baru dan dinamis dalam merealisasikan dan
mempromosikan “systemic change”.

E. BEBERAPA PERTANYAAN UNTUK MEMBANTU REFLEKSI DAN SHARING

Bila melakukan refleksi dan sharing tentang Visi Misi dan tema-tema Norma
Provinsi, beberapa pertanyaan di kolom paling kanan kiranya dapat sedikit membantu.
Sudah barang tentu pertanyaan-pertanyaan itu masih dapat diperluas dan diperdalam.

BAGIAN/BAB NORMA PROVINSI 2006 PERTANYAAN2 UNTUK MEMBANTU REFLEKSI DAN


SHARING – [Pertanyaan ini memiliki pengandaian para
Konfrater membaca dan mempelajari teks Norma
Provinsi 2006]

[Di bagian [pembaruan VISI MISI - Apakah identitas CM Indonesia saat ini?
awal NP] 1996] - Apakah Visi Misi CM Indonesia yang ada (rumusan
tahun 1996) masih relevan untuk menanggapi tuntutan
Gereja saat ini?
- Apakah unsur-unsur yang perlu ada dalam Visi Misi CM
Indonesia yang baru? Apakah bahasa Visi Misi sudah
cukup ringkas dan mengatakan identitas dan perutusan
kita sebagai CM Indonesia di zaman ini?
- Apakah Visi Misi sudah menampilkan kesetiaan kepada
kharisma Kongregasi dan punya “daya dorong” bahwa
CM Indonesia selalu memperbarui dirinya?
- Apakah Usulan Domus mengenai pembaruan Visi Misi?

BAGIAN 1 PANGGILAN CM - Nomor 1-4


PROVINSI INDONESIA - Apakah kekhasan panggilan Vinsensian konteks
Indonesia?
- Seandainya Vinsensius hidup di zaman kita saat ini,
apakah yang dia harapkan dari panggilan dan perutusan
kita? Atau Quid nunc Sanctus Vincentius? Siapakah Santo
Vincentius di zaman ini?
- Apakah ada “penekanan baru” dalam panggilan dan
perutusan CM Provinsi Indonesia?

BAGIAN 2 HIDUP CM PROVINSI - [Dirinci dalam enam bab berikut dengan satu dua
INDONESIA pertanyaannya]
- Kebutuhan nyata (atas kehendak Gereja Universal dan
Gereja Partikular Indonesia) perihal memerhatikan
“perlindungan terhadap anak atau martabat orang lain”
terkait dengan pencegahan sejak dini “Sexual abuses”,
dimana diletakkan? Bila terjadi, bagaimana sikap CM
Indonesia terhadap “korban”, dan terhadap “pelaku”?
- Harapan-harapan baru terkait dengan kegembiraan
dalam pewartaan Injil (Evangelii Gaudium dan
beberapa dokuman lain) dan dalam hidup komunitas
karya dan perutusan – seturut harapan Paus Fransiskus
5

– apakah sudah tertulis dengan jelas dalam Norma


Provinsi kita?

Bab I Aktivitas Kerasulan - No 5-33


- Seturut perkembangan baru dalam Kongregasi dan
Provinsi, apakah ada yang perlu direvisi atau
ditambahkan dalam Aktivitas kerasulan CM Indonesia?
- Apakah tantangan kerasulan dewasa ini dalam konteks
Gereja Indonesia yang perlu direspon?
- Mengenai Justice and Peace (seperti diminta Romo
Superior Jenderal), di mana ditambahkan?

Bab II Hidup Komunitas - No 34-53


- Mengenai Hidup Komunitas, adakah satu dua unsur
yang perlu ditambahkan atau direvisi?
- Apakah tantangan-tantangan aktual hidup komunitas,
dan apakah NP kita telah menanggapinya secara jelas?
- Bagaimana hubungan CM Provinsi dengan keluarga
konfrater misionaris?

Bab III Keempat Kaul - No 54-62


- Bagaimana menghayati keempat kaul dalam konteks
Indonesia dan konteks zaman ini?
- Adakah satu dua bagian penghayatan yang secara
khusus perlu dirumuskan kembali atau direvisi?

Bab IV Doa - No 63-67


- Apakah hidup doa komunitas kita “menarik”
sedemikian rupa sehingga memikat kaum muda untuk
bergabung? (refleksi Rm Robert Maloney CM)
- Bagaimana membuat hidup doa kita menarik?
- Apakah kita sudah cukup menunjukkan kesaksian
hidup doa yang mengubah (transformatif) komunitas
dan lingkungan kita.
- Apakah ada rumusan tentang doa yang perlu
mendapatkan revisi dan penyimakan kembali?

Bab V Keanggotaan - No 68-86


- Perkembangan baru apakah yang ada dalam Gereja
(Hukum Kanonik) terkait dengan keanggotaan,
misalnya apakah Norma Provinsi sudah
mengakomodasi kemungkinan anggota yang berada
dalam kesulitan?
- Adakah rumusan yang perlu direvisi atau diperbaiki
terkait dengan keanggotaan?

Bab VI Pembinaan - No 87-138


- Unsur atau perkembangan aspek pembinaan yang
bagaimana di zaman ini yang memungkinkan kita perlu
memperbarui rumusannya tentang Pembinaan?
6

- Apakah yang menjadi tantangan dan tuntutan Gereja


baik universal maupun partikular terkait dengan
Pembinaan baik imam maupun bruder?
- Apakah yang perlu ditekankan dalam perumusan
tentang Pembinaan?

- [Pada bagian ini dituliskan pula komisi-komisi dalam


BAGIAN 3 ORGANISASI CM Provinsi Indonesia No. 184-199]

Bab VII Struktur dan Fungsi - No 139-199


- Apakah perlu ada pembagian yang lebih sistematis
[di NP 2006 perihal Struktur dan Fungsi, misalnya: Kuria dan
bab I] Komisi-Komisi sebagai bab tersendiri ?
- Komisi Justice and Peace (harapan dari Superior
Jenderal) perlu ditambahkan, dimana? Atau, adakah
rumusan baru seperti digabungkan dengan Komisi
Sosial?
- Terkait dengan Struktur dan Fungsi, adakah kiranya
komponen yang perlu ditambahkan atau direvisi baik
dari segi rumusan maupun isinya?

Bab VIII Harta Benda - No 200-214


[bab II] - Apakah rumusan yang ada sudah mewakili semua
kebutuhan yang mungkin dalam hidup dan perutusan
konfrater?
- Adakah perbaikan berupa penambahan atau revisi atas
rumusan yang ada tentang Harta Benda?
7

BAB II
PROSES PRA MUSPROV 2019

F - TUJUAN PROSES

- Secara pribadi maupun dalam Domus, tujuan proses Pra Musprov memaksudkan
pembacaan, studi, refleksi, dan sharing tentang pembaruan Norma Provinsi CM
Indonesia.
- Ketika melakukan refleksi dalam Domus, para konfrater melihat pengalaman
rahmat, keberhasilan dan kegagalan dalam perutusan panggilan CM Provinsi
Indonesia dengan inspirasi DUC IN ALTUM (Lukas 5: 1-10); Di dalamnya termasuk
iman, pengharapan dan kasih dalam menjalankan perutusan misi; dan,
bagaimana pula relasi pribadi dengan para konfrater, pimpinan, dan umat yang
kita layani, dengan Kongregasi dan Gereja Katolik yang kita cintai.
- Dari studi, refleksi, dan sharing tentang pembaruan Norma Provinsi, Domus
mengisi DIM (daftar isian masukan) untuk perumusan Norma Provinsi baru. DIM
dikumpulkan ke SC.

G - TIME-LINE PROSES

- Bulan Maret (pertengahan) Booklet panduan Pra Musprov dibagikan dalam


bentuk PDF maupun Word. Dipersilakan Superior Domus mengeprint-kannya
bagi anggota yang membutuhkan.
- Selanjutnya sampai dengan Agustus, Domus dipersilakan untuk menentukan TIGA
KALI pertemuan. Pada pertemuan awal, salah satu tim SC akan hadir. Siapa tim SC
tersebut, yang bersangkutan pasti akan menghubungi superior Domus.
- Tanggal 15 Agustus 2019, superior domus mengumpulkan DIM ke SC dalam
format Word dan Pdf.

H - TIGA KALI PERTEMUAN DALAM PROSES DI DOMUS

Metode Petemuan pada umumnya

- Pertemuan diawali dan diakhiri dengan doa atau Ekaristi dengan intensi untuk
pembaruan Norma Provinsi CM Indonesia
- Secara pribadi membaca Norma Provinsi (NP), menyimak struktur NP,
memerhatikan bahasa dan uraian NP, meneliti isi NP.
- Membaca Booklet Panduan Pra Musprov terkait dengan tantangan dan
perkembangan baru
- Superior Domus atau yang ditunjuk (oleh Domus) memimpin refleksi dan sharing
dengan memerhatikan beberapa pertanyaan bimbingan refleksi di atas. Dari
sendirinya setiap anggota Domus memiliki teks NP 2006 dan juga sebaiknya
membawa Konstitusi dan Statuta atau dokumen lain yang dipandang berguna.
8

- Setiap usulan berupa perbaikan atau revisi, ditulis langsung dalam DIM (dalam
kolom-kolom yang disediakan), baik itu berupa poin usulannya maupun
rumusannya (bila Domus memandang perlu mengusulkan rumusan).
- Mengenai DIM Norma Provinsi, dipersilakan Superior Domus dapat memberikan
DIM kepada para anggotanya, kalau-kalau yang bersangkutan memiliki usulan
revisi Norma Provinsi. Pada gilirannya, DIM yang dikumpulkan ke SC adalah DIM
Domus (BUKAN DIM yang diisi pribadi!).

Pertemuan I

Tema: Merumuskan Visi Misi CM Indonesia yang baru dan Norma Provinsi Bagian I
tentang Panggilan (NP 1-4).

Catatan:
• Mengenai Visi Misi, yang terpenting adalah unsur-unsur apa saja yang harus ada /
masuk dalam kalimatnya (Domus tidak perlu terpaku pada rumusan kalimat;
walaupun tentu saja bisa mengusulkan perumusannya).
• Mengenai Panggilan, penekanannya diletakkan pada kekhasan konteks
“Indonesia”, perutusan misioner, kesetiaan pada kharisma dan spiritualitas Santo
Vincentius. Mohon disimak Rumusan NP 2006.
• Meskipun temanya “pendek”, pertemuan I memiliki arti penting dalam melakukan
proses selanjutnya dalam Domus. Halnya berhubungan dengan suasana
pembaruan yang akan dikerjakan selama Pra Musprov.

Pertemuan II

Tema: Norma Provinsi Bagian 2 tentang Hidup CM Provinsi Indonesia.

Catatan:
• Tema Hidup CM Provinsi Indonesia ini membutuhkan waktu yang relatif panjang
dan leluasa. Terdiri dari enam bab: 1. Aktivitas Kerasulan (5-33); 2. Hidup
Komunitas (34-53); 3. Keempat kaul-kaul (54-62); 4. Doa (63-67); 5. Keanggotaan
(68-86); 6. Pembinaan (87-138).
• Mengenai Bagian 2 yang sangat panjang ini, Domus dimohon untuk memberi
tekanan pada masing-masing tema sesuai kapasitas dan interese para konfrater
sendiri dalam Domus. Jadi, tidak ada pembagian bab dalam Domus-Domus.
Misalnya, konfrater yang memiliki tugas formasio memberi porsi tekanan lebih
pada bagian tentang Pembinaan. Karena itu, tidak perlu jatuh pada rumusan
semua bab. Dari sendirinya, tidak wajib bahwa Domus dapat menyelesaikan revisi
di semua nomor Norma Provinsi.
• Namun demikian, Domus diberi keleluasaan untuk merevisi semua bagian, bila
memang diperlukan. Feel free, Domus dalam mengajukan revisi Norma Provinsi.
Superior Domus juga dimohon untuk leluasa dalam mengatur preferensi dari
anggotanya apabila hendak memberi tekanan revisi pada bagian-bagian tertentu.
9

Pertemuan III

Tema: Norma Provinsi Bagian 3 tentang Organisasi

Catatan:
• Mengenai Bagian 3 tema yang diurus terkait dengan struktur dan fungsi
Organisasi dan Harta Benda.
• Bagian ini pun, setiap Domus tidak harus menyelesaikan semua nomor, melainkan
dapat mengusulkan beberapa perbaikan yang dirasa perlu.

Di Akhir Pertemuan:

- Usahakan menghasilkan sesuatu terkait dengan poin revisi-nya maupun


perumusan revisinya. Perumusan bisa saja diserahkan ke tim SC. Tetapi, Domus
tetap diminta leluasa untuk mengusulkan rumusan revisi Norma Provinsi.
Dimohon Superior Domus menghitung waktunya, agar tidak terpancang pada kata
atau kalimat perumusan Norma Provinsi.
- Proses di Domus dari sendirinya tidak sekedar terfokus pada rumusan,
melainkan juga sharing pembaruan Norma Provinsi yang adalah hidup dari CM
Indonesia.

***

Anda mungkin juga menyukai