PARAGRAF
B. JENIS PARAGRAF
Pengelompokkan jenis paragraf didasarkan pada beberapa hal yang
dijabarkan sebagai berikut.
1. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan jenis paragraf yang letak kalimat
utamanya di awal paragraf. Kalimat utama yang terletak di awal paragraf
cenderung berupa kalimat yang memiliki makna umum sehingga makna
yang terkandung dalam kalimat tersebut menyeluruh pada paragraf
tersebut.
Contoh:
Manfaat daun kelor bagi kesehatan tidak perlu diragukan lagi.
Tanaman ini memang sudah lama dikenal sebagai tanaman herbal yang
baik untuk menjaga tekanan darah hingga mencegah kanker. Tak hanya
itu, daun kelor ternyata memiliki beragam manfaat lainnya. Daun kelor
dapat diolah menjadi jamu, teh herbal, dan suplemen. Tak sedikit pula
orang yang menggunakan daun kelor sebagai bahan masakan. Dalam
pengobatan tradisional, daun kelor dipercaya berkhasiat untuk
mengobati diabetes, nyeri sendi, infeksi bakteri, hingga kanker.
(Sumber: Disadur bebas dari www.alodokter.com)
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif merupakan jenis paragraf yang letak kalimat
utamanya di akhir paragraf. Kalimat utama yang terletak di akhir paragraf
cenderung berupa kalimat simpulan yang maknanya mencakup seluruh
isi paragraf. Kalimat simpulan pada akhir paragraf biasa menggunakan
kata kunci seperti jadi, dengan demikian, oleh sebab itu, hal itulah, dan
kata kunci yang menyatakan simpulan yang lain.
Contoh:
Daun kelor memang sudah lama dikenal sebagai tanaman herbal
yang baik untuk menjaga tekanan darah hingga mencegah kanker. Tak
hanya itu, daun kelor ternyata memiliki beragam manfaat lainnya. Daun
kelor dapat diolah menjadi jamu, teh herbal, dan suplemen. Tak sedikit
pula orang yang menggunakan daun kelor sebagai bahan masakan.
Dalam pengobatan tradisional, daun kelor dipercaya berkhasiat untuk
mengobati diabetes, nyeri sendi, infeksi bakteri, hingga kanker. Tidak
perlu diragukan lagi bahwa daun kelor memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan.
(Sumber: Disadur bebas dari www.alodokter.com)
c. Paragraf Ineratif
Jenis paragraf ini meletakkan kalimat utama di tengah paragraf.
Kalimat utama tersebut menjelaskan secara umum isi paragraf setelah
diawali dan diakhiri dengan kalimat penjelas.
Contoh:
Tanaman kelor memang sudah lama dikenal sebagai tanaman
herbal yang baik untuk menjaga tekanan darah hingga mencegah kanker.
Tak hanya itu, daun kelor ternyata memiliki beragam manfaat lainnya.
Daun kelor dapat diolah menjadi jamu, teh herbal, dan suplemen. Manfaat
daun kelor bagi kesehatan tidak perlu diragukan lagi. Tak sedikit orang
yang menggunakan daun kelor sebagai bahan masakan. Dalam
pengobatan tradisional, daun kelor dipercaya berkhasiat untuk
mengobati diabetes, nyeri sendi, infeksi bakteri, hingga kanker.
(Sumber: Disadur bebas dari www.alodokter.com)
d. Paragraf Variatif/Campuran
Jenis paragraf ini memiliki kalimat utama di awal dan di akhir
paragraf sehingga paragraf ini dimulai dengan kalimat umum yang diakhiri
dengan simpulan.
Contoh:
Manfaat daun kelor bagi kesehatan tidak perlu diragukan lagi.
Tanaman ini memang sudah lama dikenal sebagai tanaman herbal yang
baik untuk menjaga tekanan darah hingga mencegah kanker. Tak hanya
itu, daun kelor ternyata memiliki beragam manfaat lainnya. Daun kelor
dapat diolah menjadi jamu, teh herbal, dan suplemen. Tak sedikit pula
orang yang menggunakan daun kelor sebagai bahan masakan. Dalam
pengobatan tradisional, daun kelor dipercaya berkhasiat untuk
mengobati diabetes, nyeri sendi, infeksi bakteri, hingga kanker. Tak dapat
dipungkiri, daun kelor memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
(Sumber: Disadur bebas dari www.alodokter.com)
e. Paragraf Deskriptif
Jenis paragraf ini tidak memiliki kalimat utama karena seluruh
kalimat dalam paragraf ini berupa kalimat inti (yang memiliki makna dan
isi kalimat) yang penting dalam paragraf.
Contoh:
Tanaman kelor memiliki ketinggian 7 sampai 11 meter, berbatang
berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan
kasar. Tipe percabangan kelor adalah simpodial, arah cabang tegak atau
miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Batang kelor berupa
batang majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun
gasal. Helai daun saat muda berwarna hijau muda dan berukuran kecil
dengan diameter 1 sampai 2 cm. Buah berbentuk panjang bersegi tiga,
panjang 20 sampai 60 cm, buah muda berwarna hijau dan setelah tua
menjadi cokelat, bentuk biji bulat berwarna coklat kehitaman. Akarnya
berjenis akar tunggang, berwarna putih, dan membesar seperti lobak.
(Sumber: Disadur bebas dari www.wikipedia.org)
3. Generalisasi
Paragraf yang diawali dengan sejumlah fakta atau fenomena khusus
yang memiliki kemiripan menuju ke sebuah kesimpulan.
Contoh:
Air bening jika dimasukkan ke dalam freezer akan membeku. Sirup jika
masuk freezer akan membeku. Jus juga akan membeku jika dimasukkan ke
freezer. Kecap akan membeku juga ketika dimasukkan ke dalam freezer.
Bahkan, minyak goreng pun akan membeku jika masuk freezer. Dengan
demikian, benda cair akan membeku jika didinginkan.
4. Definisi
Paragraf yang memberikan batasan tentang sesuatu yang
menguraikan dengan beberapa kalimat.
Contoh:
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Bila ditinjau secara kimiawi,
limbah dikelompokkan menjadi dua, yaitu limbah dari bahan kimia senyawa
organik dan senyawa anorganik. Limbah organik dapat diartikan sebagai
semua jenis limbah yang kandungan senyawa di dalamnya berasal dari
makhluk hidup, baik itu tumbuhan maupun hewan. Limbah jenis ini cenderung
lebih mudah diurai secara alami karena mudah membusuk. Di sisi lain, limbah
anorganik adalah jenis limbah yang kandungan senyawanya berupa senyawa
anorganik. Limbah ini sulit diurai karena tidak mudah membusuk.
(Sumber: Disadur bebas dari www.wikipedia.org dan wastecinternational.com)
5. Sebab-Akibat
Paragraf yang diawali dengan perstiwa-peristiwa yang menjadi sebab
dan diakhiri dengan peristiwa yang menjadi akibatnya.
Contoh:
Saat musim hujan tiba, curah hujan di Indonesia sangat tinggi yang
berdampak pada meningkatnya debit air di daratan. Jika penebangan hutan
dilakukan secara liar, air tidak akan terserap maksimal ke dalam tanah.
Terlebih lagi, sekarang banyak bangunan dibangun di atas daerah resapan
air. Ditambah Kebiasaan buruk dalam membuang sampah sembarangan,
sudah pasti akan akan menyumbat selokan dan saluran-saluran air termasuk
sungai. Hal inilah yang mengakibatkan banjir sering terjadi di Indonesia.
6. Akibat-Sebab
Paragraf yang diawali dengan perstiwa-peristiwa yang menjadi akibat
kemudian diutarakan peristiwa-peristiwa yang menjadi penyebabnya.
Contoh:
Banjir sering terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh curah di
Indonesia yang sangat tinggi saat musim hujan tiba sehingga berdampak
pada meningkatnya debit air di daratan. Jika penebangan hutan dilakukan
secara liar, air tidak akan terserap maksimal ke dalam tanah. Terlebih lagi,
sekarang banyak bangunan dibangun di atas daerah resapan air. Ditambah
Kebiasaan buruk dalam membuang sampah sembarangan, sudah pasti akan
akan menyumbat selokan dan saluran-saluran air termasuk sungai.
7. Sebab-Akibat 1-Akibat 2
Paragraf yang dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan lebih
dari satu akibat. Akibat yang pertama menimbulkan akibat yang kedua.
Contoh:
Krisis minyak bumi yang disebut juga krisis energi, menambah
parahnya inflasi. Dalam waktu singkat, harga minyak naik empat kali lipat.
Biaya transportasi ikut naik. Ongkos produksi pun naik karena pabrik banyak
menggunakan minyak bumi. Akibatnya, harga barang menjadi tinggi pula.
8. Analogi
Paragraf yang menjelaskan sesuatu yang belum dikenal dengan
membandingkannya dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Contoh:
Merawat tanaman hias sama halnya dengan merawat anak. Merawat
anak memerlukan cinta, kasih sayang, dan asupan makanan yang bergizi.
Demikian pula halnya dengan merawat tanaman hias. Untuk mendapatkan
tanaman yang bagus, perlu perawatan dengan cinta, kasih sayang, pupuk,
dan air.
9. Kronologi
Paragraf yang disusun berdasarkan urutan waktu kejadian.
Contoh:
Dini hari Bu Ratna sudah bangun. Dia mempersiapkan dagangannya.
Kemudian ia bersiap-siap ke pasar. Sesampainya di pasar, dia langsung
membuka lapak dan menata sayuran yang dibawanya.
10. Perbandingan
Paragraf yang mengungkapkan persamaan dan perbedaan dua objek
atau lebih.
Contoh:
Mangga, pepaya, pisang, durian, dan sebagainya merupakan jenis
tumbuh-tumbuhan. Sebagaimana jenis tumbuhan yang lain, tumbuh-
tumbuhan tersebut sangat memerlukan air. Begitu pula dengan sapi, kuda,
anjing, kucing dan sebagainya. Binatang-binatang tersebut dan binatang-
binatang lainnya sangat membutuhkan air.
11. Contoh
Paragraf yang mengungkapkan suatu pernyataan yang diikuti rincian
berupa contoh-contoh.
Contoh:
Limbah organik dapat diartikan sebagai semua jenis limbah yang
kandungan senyawa di dalamnya berasal dari makhluk hidup, baik itu
tumbuhan maupun hewan. Limbah jenis ini cenderung lebih mudah diurai
secara alami karena mudah membusuk. Limbah organik dari tumbuhan
seperti daun kering, sisa sayuran, kulit buah, dan lain-lain. Limbah dari hewan
biasanya berupa kotoran hewan.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. (2010). Argumentasi dan narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.