Anda di halaman 1dari 9

MATERI PERTEMUAN 8

PARAGRAF

A. PENGERTIAN DAN SYARAT PARAGRAF


Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat
yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.
Secara lahiriah, bagian paragraf berupa:
1. kalimat topik atau kalimat utama;
2. kalimat penjelas;
3. kalimat penegas;
4. kalimat, klausa, prosa, dan penghubung.
Paragraf memiliki sebuah kelengkapan yang bersifat wajib untuk menjadi
satu bagian yang utuh. Syarat tersebut bersifat mutlak dan wajib terpenuhi. Agar
paragraf menjadi padu, terdapat tiga persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu
kepaduan, kesatuan, dan kelengkapan.
1. Kepaduan Paragraf
Kepaduan adalah kekompakan hubungan antara kalimat yang satu
dengan kalimat yang lain dalam membentuk paragraf itu (setiap kalimat
dalam paragraf itu berhubungan). Kepaduan dapat dibentuk dengan unsur-
unsur berikut.
a. repetisi kata kunci
b. penggunaan kata ganti
c. pengggunaan kata transisi
d. urutan isi paragraf
2. Kesatuan Paragraf
Semua kalimat yang ada dalam paragraf itu mendukung satu pikiran
utama atau bisa dikatakan memiliki satu pikiran utama yang menjiwai isi
seluruh paragraf.
3. Kelengkapan Paragraf
Kelengkapan yang dimaksud di sini adalah ketuntasan pembicaraan
dalam suatu paragraf. Hal ini bisa dilakukan dengan menghadirkan kalimat-
kalimat penjelas yang cukup menunjang kalimat topik (memiliki beberapa
pikiran penjelas yang mendukung pikiran utama).

B. JENIS PARAGRAF
Pengelompokkan jenis paragraf didasarkan pada beberapa hal yang
dijabarkan sebagai berikut.
1. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan jenis paragraf yang letak kalimat
utamanya di awal paragraf. Kalimat utama yang terletak di awal paragraf
cenderung berupa kalimat yang memiliki makna umum sehingga makna
yang terkandung dalam kalimat tersebut menyeluruh pada paragraf
tersebut.
Contoh:
Manfaat daun kelor bagi kesehatan tidak perlu diragukan lagi.
Tanaman ini memang sudah lama dikenal sebagai tanaman herbal yang
baik untuk menjaga tekanan darah hingga mencegah kanker. Tak hanya
itu, daun kelor ternyata memiliki beragam manfaat lainnya. Daun kelor
dapat diolah menjadi jamu, teh herbal, dan suplemen. Tak sedikit pula
orang yang menggunakan daun kelor sebagai bahan masakan. Dalam
pengobatan tradisional, daun kelor dipercaya berkhasiat untuk
mengobati diabetes, nyeri sendi, infeksi bakteri, hingga kanker.
(Sumber: Disadur bebas dari www.alodokter.com)

b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif merupakan jenis paragraf yang letak kalimat
utamanya di akhir paragraf. Kalimat utama yang terletak di akhir paragraf
cenderung berupa kalimat simpulan yang maknanya mencakup seluruh
isi paragraf. Kalimat simpulan pada akhir paragraf biasa menggunakan
kata kunci seperti jadi, dengan demikian, oleh sebab itu, hal itulah, dan
kata kunci yang menyatakan simpulan yang lain.
Contoh:
Daun kelor memang sudah lama dikenal sebagai tanaman herbal
yang baik untuk menjaga tekanan darah hingga mencegah kanker. Tak
hanya itu, daun kelor ternyata memiliki beragam manfaat lainnya. Daun
kelor dapat diolah menjadi jamu, teh herbal, dan suplemen. Tak sedikit
pula orang yang menggunakan daun kelor sebagai bahan masakan.
Dalam pengobatan tradisional, daun kelor dipercaya berkhasiat untuk
mengobati diabetes, nyeri sendi, infeksi bakteri, hingga kanker. Tidak
perlu diragukan lagi bahwa daun kelor memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan.
(Sumber: Disadur bebas dari www.alodokter.com)
c. Paragraf Ineratif
Jenis paragraf ini meletakkan kalimat utama di tengah paragraf.
Kalimat utama tersebut menjelaskan secara umum isi paragraf setelah
diawali dan diakhiri dengan kalimat penjelas.
Contoh:
Tanaman kelor memang sudah lama dikenal sebagai tanaman
herbal yang baik untuk menjaga tekanan darah hingga mencegah kanker.
Tak hanya itu, daun kelor ternyata memiliki beragam manfaat lainnya.
Daun kelor dapat diolah menjadi jamu, teh herbal, dan suplemen. Manfaat
daun kelor bagi kesehatan tidak perlu diragukan lagi. Tak sedikit orang
yang menggunakan daun kelor sebagai bahan masakan. Dalam
pengobatan tradisional, daun kelor dipercaya berkhasiat untuk
mengobati diabetes, nyeri sendi, infeksi bakteri, hingga kanker.
(Sumber: Disadur bebas dari www.alodokter.com)
d. Paragraf Variatif/Campuran
Jenis paragraf ini memiliki kalimat utama di awal dan di akhir
paragraf sehingga paragraf ini dimulai dengan kalimat umum yang diakhiri
dengan simpulan.
Contoh:
Manfaat daun kelor bagi kesehatan tidak perlu diragukan lagi.
Tanaman ini memang sudah lama dikenal sebagai tanaman herbal yang
baik untuk menjaga tekanan darah hingga mencegah kanker. Tak hanya
itu, daun kelor ternyata memiliki beragam manfaat lainnya. Daun kelor
dapat diolah menjadi jamu, teh herbal, dan suplemen. Tak sedikit pula
orang yang menggunakan daun kelor sebagai bahan masakan. Dalam
pengobatan tradisional, daun kelor dipercaya berkhasiat untuk
mengobati diabetes, nyeri sendi, infeksi bakteri, hingga kanker. Tak dapat
dipungkiri, daun kelor memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
(Sumber: Disadur bebas dari www.alodokter.com)
e. Paragraf Deskriptif
Jenis paragraf ini tidak memiliki kalimat utama karena seluruh
kalimat dalam paragraf ini berupa kalimat inti (yang memiliki makna dan
isi kalimat) yang penting dalam paragraf.
Contoh:
Tanaman kelor memiliki ketinggian 7 sampai 11 meter, berbatang
berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan
kasar. Tipe percabangan kelor adalah simpodial, arah cabang tegak atau
miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Batang kelor berupa
batang majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun
gasal. Helai daun saat muda berwarna hijau muda dan berukuran kecil
dengan diameter 1 sampai 2 cm. Buah berbentuk panjang bersegi tiga,
panjang 20 sampai 60 cm, buah muda berwarna hijau dan setelah tua
menjadi cokelat, bentuk biji bulat berwarna coklat kehitaman. Akarnya
berjenis akar tunggang, berwarna putih, dan membesar seperti lobak.
(Sumber: Disadur bebas dari www.wikipedia.org)

2. Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya


a. Paragraf Argumentasi
Jenis paragraf ini dipenuhi dengan kalimat pendapat yang
membahas sebuah permasalahan dengan berbagai sudut pandang
penulisnya.
Contoh:
Peran orang tua dalam proses pembelajaran daring jenjang
sekolah dasar sangat besar. Orang tua berperan sebagai jembatan
proses transfer pengetahuan dari guru ke murid. Penjelasan yang
disampaikan oleh guru belum tentu bisa dipahami secara langsung oleh
murid sehingga orang tua menjadi perantara menjelaskan kembali hal-hal
yang disampaikan oleh guru ke murid. Pengawasan jalannya
pembelajaran secara tertib juga tidak luput dari peran orang tua. Orang
tua mengajarkan kedisiplinan pada murid dalam mengerjakan tugas-tugas
sekolah. Selain itu, orang tua harus mampu menjadi pengawas yang
objektif dalam proses evaluasi pembelajaran. Yang tidak kalah penting
adalah orang tua berperan secara teknis membantu murid menggunakan
aplikasi-aplikasi pembelajaran.
b. Paragraf Eksposisi
Jenis paragraf ini merupakan paragraf yang menjelaskan tahapan
sebuah proses suatu aktivitas/kegiatan yang disusun secara sistematis.
Selain itu, paragraf ini juga menjelaskan definisi suatu istilah atau ilmu
pengetahuan pada bidang apa pun.
Contoh:
Flamboyan adalah tanaman yang khas dengan pohon besar dan
bunga merah cerah. Flamboyan masuk dalam kingdom plantae, divisi
magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo fabales, famili fabaceae, dan
genus delonix. Nama ilmiahnya Delonix regia. Delonix berasal dari kata
dalam bahasa Yunani delos yang berarti mencolok dan onyx yang berarti
cakar. Nama tersebut mengacu pada penampilan bunga yang memang
mencolok dan bentuk mahkota bunga mengembang seperti cakar. Bunga
ini berhabitat asli di Madagaskar. Pohon ini umumnya dibudidayakan
untuk tanaman hias di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Pohon ini biasanya tumbuh di area yang lapang dan mendapat banyak
sinar matahari. Apabila tanaman ini tumbuh di daerah yang memiliki dua
musim, akan gugur saat musim kemarau. Namun, akan tetap hijau pada
musim semi dan dingin di daerah dengan empat musim.
(Sumber: Disadur bebas dari www.wikipedia.org)
c. Paragraf Deskripsi
Jenis paragraf ini merupakan paragraf yang menggambarkan
suatu kondisi, letak, atau benda yang dijelaskan dengan kalimat secara
detail.
Contoh:
Aku tinggal di rumah kecil dekat sawah. Rumahku yang bercat
putih ini hanya berukuran 6 x 10 meter persegi. Akses dari jalan besar ke
rumahku hanya dihubungkan melalui jalan kecil yang hanya selebar 3
meter. Jalan ini masih berbatu dan akan becek saat musim penghujan
tiba. Belum ada rumah lain selain rumahku di area ini. Pada saat musim
tanam padi seperti sekarang ini, rumah ku dikelilingi oleh hamparan padi.
Warna hijau hijau segar terbentang di sisi kanan, kiri, dan belakang
rumah seolah membentuk permadani alami. Gemericik suara air irigasi di
depan rumah pun terdengar sangat merdu ditemani hembusan angin
sepoi-sepoi. Udara segar selalu bisa dinikmati sepanjang hari di sini.
d. Paragraf Persuasi
Jenis paragraf persuasi merupakan paragraf yang berisi kalimat
ajakan yang bertujuan memengaruhi pembaca agar mengikuti ajakan
penulisnya.
Contoh:
Tingginya kasus penularan Covid-19 di Indonesia dikhawatirkan
mengakibatkan perkembangan jumlah penderita Covid-19 makin tidak
terkendali. Hal ini terjadi karena kurang patuhnya masyarakat Indonesia
terhadap protokol kesehatan yang berlaku. Masyarakat banyak yang
mengabaikan cuci tangan dan pakai masker. Selain itu, masyarakat juga
cenderung bebas mengunjungi tampat-tempat keramaian dan
kerumunan. Jika hal ini terus dibiarkan, bisa berakibat lebih parah lagi.
Oleh karena itu, mari tingkatkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan
yang berlaku.
e. Paragraf Narasi
Jenis paragraf ini merupakan paragraf yang berisi kalimat cerita
yang dilengkapi dengan peristiwa, tokoh, dan latar sebagai komponen
pada paragraf tersebut.
Contoh:
Setengah berbisik, mereka bercerita. Namun, bisikan kecil itu
masih mampu kutangkap. Ternyata nenek itu menceritakan perihal
mimpinya semalam. Ia melihat ada bola api menyala dan terbang, lalu
jatuh di sekitar perkampunganku. Nenek itu menyebutnya sebagai
wangsit. Wangsit yang membawa pertanda buruk bagi seluruh warga
kampung. Ibu dengan saksama mendengarkan bisikan nenek itu. Muka
ibu pun berubah pucat. Tatapannya kosong, sekosong pikirannya. Ibu
seperti mendapat kengerian yang luar biasa. Namun, sedikit pun aku
tidak merasa takut karena aku tidak percaya dengan omongan nenek itu.
(Sumber: Analisis-analisis Konyol oleh Nori Purwanasari)

C. TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF


Paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai cara yaitu umum-khusus,
khusus-umum, generalisasi, definisi, sebab-akibat, akibat-sebab, sebab-akibat 1-
akibat 2, analogi, kronologi, perbandingan, daan contoh. Penjelasan dan contoh
dari masing-masing teknik pengembangan paragraf sebagai berikut.
1. Umum-Khusus
Paragraf umum-khusus dimulai dengan pikiran utama (pernyataan
umum) kemudian diikuti pikiran-pikiran penjelas (pernyataan khusus).
Contoh:
Aloe vera atau yang dikenal juga dengan lidah buaya memiliki banyak
manfaat. Dua zat yang diambil dari lidah buaya digunakan dalam produk
kesehatan komersial, yaitu gelnya yang tidak berwarna maupun lateksnya
yang berwarna kuning. Gel lidah buaya digunakan untuk obat oles untuk
berbagai gejala kulit, seperti luka bakar, luka, radang, radang dingin,
psioriasis, herpes labialis, dan kulit terlalu kering. Selain itu, gel lidah buaya
banyak ditambahkan dalam produk-produk komersial seperti yogurt,
minuman, dan makanan-makanan manis. Lateks lidah buaya dijadikan produk
untuk obat yang ditelan guna menyembuhkan sembelit. Lateks lidah buaya
juga ditambahkan dalam produk tisu wajah dan dipromosikan sebagai
pelembap dan antiradang untuk hidung. Perusahaan-perusahaan kosmetik
menambahkan getah lidah buaya ke dalam produk-produk seperti makeup,
tisu, pelembap, sabun, tabir surya, krim cukur, dan sampo.
(Sumber: Disadur bebas dari www.wikipedia.org)
2. Khusus-Umum
Paragraf dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas (pernyataan khusus)
kemudian diikuti pikiran utama (pernyataan umum).
Contoh:
Biasanya pelajar bahasa mampu menulis setelah menguasai tiga
keterampilan yang lain. Dibandingkan tiga keterampilan bahasa yang lain,
keterampilan menulis lebih sulit dikuasai. Hal ini disebabkan keterampilan
menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan seperti
grafologi, struktur bahasa, penguasaan kosakata, dan unsur di luar bahasa itu
sendiri yang akan menjadi isi dari karangan. Baik unsur bahasa maupun
unsur di luar bahasa harus terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan
karangan yang runtut dan padu. Oleh karena itu, wajar jika keterampilan
menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang paling sulit dikuasai
oleh pembelajar bahasa.
(Sumber: Disadur bebas dari Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi
oleh Burhan Nurgiyantoro)

3. Generalisasi
Paragraf yang diawali dengan sejumlah fakta atau fenomena khusus
yang memiliki kemiripan menuju ke sebuah kesimpulan.
Contoh:
Air bening jika dimasukkan ke dalam freezer akan membeku. Sirup jika
masuk freezer akan membeku. Jus juga akan membeku jika dimasukkan ke
freezer. Kecap akan membeku juga ketika dimasukkan ke dalam freezer.
Bahkan, minyak goreng pun akan membeku jika masuk freezer. Dengan
demikian, benda cair akan membeku jika didinginkan.
4. Definisi
Paragraf yang memberikan batasan tentang sesuatu yang
menguraikan dengan beberapa kalimat.
Contoh:
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Bila ditinjau secara kimiawi,
limbah dikelompokkan menjadi dua, yaitu limbah dari bahan kimia senyawa
organik dan senyawa anorganik. Limbah organik dapat diartikan sebagai
semua jenis limbah yang kandungan senyawa di dalamnya berasal dari
makhluk hidup, baik itu tumbuhan maupun hewan. Limbah jenis ini cenderung
lebih mudah diurai secara alami karena mudah membusuk. Di sisi lain, limbah
anorganik adalah jenis limbah yang kandungan senyawanya berupa senyawa
anorganik. Limbah ini sulit diurai karena tidak mudah membusuk.
(Sumber: Disadur bebas dari www.wikipedia.org dan wastecinternational.com)

5. Sebab-Akibat
Paragraf yang diawali dengan perstiwa-peristiwa yang menjadi sebab
dan diakhiri dengan peristiwa yang menjadi akibatnya.
Contoh:
Saat musim hujan tiba, curah hujan di Indonesia sangat tinggi yang
berdampak pada meningkatnya debit air di daratan. Jika penebangan hutan
dilakukan secara liar, air tidak akan terserap maksimal ke dalam tanah.
Terlebih lagi, sekarang banyak bangunan dibangun di atas daerah resapan
air. Ditambah Kebiasaan buruk dalam membuang sampah sembarangan,
sudah pasti akan akan menyumbat selokan dan saluran-saluran air termasuk
sungai. Hal inilah yang mengakibatkan banjir sering terjadi di Indonesia.

6. Akibat-Sebab
Paragraf yang diawali dengan perstiwa-peristiwa yang menjadi akibat
kemudian diutarakan peristiwa-peristiwa yang menjadi penyebabnya.
Contoh:
Banjir sering terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh curah di
Indonesia yang sangat tinggi saat musim hujan tiba sehingga berdampak
pada meningkatnya debit air di daratan. Jika penebangan hutan dilakukan
secara liar, air tidak akan terserap maksimal ke dalam tanah. Terlebih lagi,
sekarang banyak bangunan dibangun di atas daerah resapan air. Ditambah
Kebiasaan buruk dalam membuang sampah sembarangan, sudah pasti akan
akan menyumbat selokan dan saluran-saluran air termasuk sungai.
7. Sebab-Akibat 1-Akibat 2
Paragraf yang dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan lebih
dari satu akibat. Akibat yang pertama menimbulkan akibat yang kedua.
Contoh:
Krisis minyak bumi yang disebut juga krisis energi, menambah
parahnya inflasi. Dalam waktu singkat, harga minyak naik empat kali lipat.
Biaya transportasi ikut naik. Ongkos produksi pun naik karena pabrik banyak
menggunakan minyak bumi. Akibatnya, harga barang menjadi tinggi pula.

8. Analogi
Paragraf yang menjelaskan sesuatu yang belum dikenal dengan
membandingkannya dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Contoh:
Merawat tanaman hias sama halnya dengan merawat anak. Merawat
anak memerlukan cinta, kasih sayang, dan asupan makanan yang bergizi.
Demikian pula halnya dengan merawat tanaman hias. Untuk mendapatkan
tanaman yang bagus, perlu perawatan dengan cinta, kasih sayang, pupuk,
dan air.

9. Kronologi
Paragraf yang disusun berdasarkan urutan waktu kejadian.
Contoh:
Dini hari Bu Ratna sudah bangun. Dia mempersiapkan dagangannya.
Kemudian ia bersiap-siap ke pasar. Sesampainya di pasar, dia langsung
membuka lapak dan menata sayuran yang dibawanya.
10. Perbandingan
Paragraf yang mengungkapkan persamaan dan perbedaan dua objek
atau lebih.
Contoh:
Mangga, pepaya, pisang, durian, dan sebagainya merupakan jenis
tumbuh-tumbuhan. Sebagaimana jenis tumbuhan yang lain, tumbuh-
tumbuhan tersebut sangat memerlukan air. Begitu pula dengan sapi, kuda,
anjing, kucing dan sebagainya. Binatang-binatang tersebut dan binatang-
binatang lainnya sangat membutuhkan air.

11. Contoh
Paragraf yang mengungkapkan suatu pernyataan yang diikuti rincian
berupa contoh-contoh.
Contoh:
Limbah organik dapat diartikan sebagai semua jenis limbah yang
kandungan senyawa di dalamnya berasal dari makhluk hidup, baik itu
tumbuhan maupun hewan. Limbah jenis ini cenderung lebih mudah diurai
secara alami karena mudah membusuk. Limbah organik dari tumbuhan
seperti daun kering, sisa sayuran, kulit buah, dan lain-lain. Limbah dari hewan
biasanya berupa kotoran hewan.
DAFTAR PUSTAKA

Hurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilain Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.


Yogyakarta: BPFE.

Keraf, Gorys. (2010). Argumentasi dan narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Keraf, Gorys. (1995). Eksposisi. Jakarta: Grasindo.

Keraf, Gorys. (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Ende: Nusa Indah.


Tarigan, H. G. (1986). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai