Anda di halaman 1dari 8

Klasifikasi

ANGGREK

Kerajaan : Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Anak Kelas : Liliidae

Bangsa : Orchidales

Suku : Orchideae (suku anggrek-anggrekan)

Marga : Oncidium

Jenis : Oncidium Sphacelatum

Sinonim : Oncidium lanceanum

Deskripsi Morfologi

1. Akar
Pada umumnya akar anggrek berbentuk silindris, berdaging, lunak dan
mudah patah. Bagian ujung akar meruncing, licin, dan sedikit lengket. Dalam
keadaan kering akar akan tampak berwarna putih keperak-perakan dan
hanya bagian ujung akar saja yang berwarna hijau kekuningan. Akar yang
sudah tua akan berwarna cokelat dan kering.

2. Batang
Bentuk batang anggrek beraneka ragam, ada yang ramping, gemuk,
berdaging seluruhnya atau menebal di bagian tertentu saja, dengan atau
tanpa umbi semu (pseudoblub). Berdasarkan pertumbuhannya batang
anggrek dibedakan menjadi:
 Simpodial, pada umumnya anggrek ini berumbi semu dengan
pertumbuhan ujung batang terbatas. Pertumbuhan baru dilanjutkan
oleh anggrek anakan yang tumbuh di sampingnya. Contoh anggrek
tipe ini adalah Cattleya, Oncidium, dan Dendrobium.
 Monopodial, anggrek ini mempunyai batang utama dengan
pertumbuhan tidak terbatas. Bentuk batangnya ramping tidak
berumbi semu. Tangkai bunga akan keluar di antara 2 ketiak daun.
Contohnya Vanda, Aranthera dan Phalaenopsis.

3. Daun
Bentuk daun anggrek bermacam-macam ada yang tebal ada yang tipis. Ada
yang berbentuk agak bulat, lonjong, sampai lanset. Tebal daun juga
beragam, dari tipis sampai bedaging, rata dan kaku. Daun anggrek tidak
bertangkai, sepenuhnya duduk pada batang. Tepinya tidak bergerigi (rata).
Daun memanjang, ujungnya berbelah, tulang daun sejajar dengan tepi daun
hingga ke ujung daun. Susunan daun berselang-seling atau berhadapan.

Dilihat dari pertumbuhan daunnya, anggrek digolongkan menjadi dua


kelompok sebagai berikut:

 Evergreen (tipe daun tetap segar/hijau), yaitu helaian-helaian daun


tidak gugur secara serentak.
 Decidous (tipe gugur), yaitu semua helaian-helaian daun gugur dan
tanaman mengalami masa istirahat.

4. Bunga
Bunga anggrek akan tersusun dalam karangan bunga. Jumlah kuntum pada
satu karangan bunga terdiri dari satu sampai banyak kuntum. Bunga anggrek
memiliki lima bagian utama yaitu sepal (daun kelopak), petal (daun mahkota),
stemen (benang sari), pistil (putik), dan ovari (bakal buah). Sepal anggrek
berjumlah tiga buah. Sepal bagian atas disebut sepal dorsal, sedangkan dua
lainnya disebut sepal lateral.

5. Buah
Buah anggrak berbentuk kapsular yang di dalamnya terdapat biji yang sangat
banyak dan berukuran sangat kecil dan halus seperti tepung. Biji-biji anggrek
tersebut tidak memiliki endosperm (cadangan makanan), sehingga dalam
perkecambahannya diperlukan nutrisi dari luar atau lingkungan sekitarnya.
6. Biji
Menurut Sumartono, (1981), bunga anggrek mengandung ribuan sampai
jutaan biji yang sangat halus, berwarna kuning sampai coklat. Pembiakkan
dengan biji lebih sukar dibandingkan dengan cara-cara lainnya, karena biji
anggrek sangat kecil dan mudah diterbangkan angin. Selain itu, biji anggrek
keadaannya tidak sempurna karena tidak mempunyai lembaga atau
cadangan makanannya, maka pembiakan dengan biji yang dilakukan orang
bertujuan untuk mendapatkan jenis baru. Biji diperolehnya dari penyerbukan
serbuk sari pada putik. Di hutan penyerbukan terjadi dengan bantuan
serangga. Namun, secara sengaja kita dapat 7 Universitas Sumatera Utara
melakukan penyerbukan, dengan mengambil serbuk sari dengan alat dan
letakkan pada kepala putik sehingga terjadi pembuahan.

Kandungan Kimia

Menurut Gunawan, (2007) anggrek membutuhkan unsur-unsur karbon (C),


hidrogen (H) dan oksigen (O) yang berperan menyusun zat-zat makanan
yang dibutuhkan oleh tumbuhan anggrek. Unsur-unsur esensial yang
dibutuhkan oleh tumbuhan anggrek itu terdiri dari nitrogen (N), fosfor(P),
kalium (K), magnesium (Mg) dan sulfur (S).
Adapun fungsi dari unsur-unsur makro tersebut menurut Gunawan, (2007)
adalah :
a. Nitrogen (N), adalah unsur utama pendorong pertumbuhan. nitrogen
konstituen protein, asam nukleat dan beberapa subtansi lainnya.
b. Fospor (P), berfungsi sebagai aktivator atau pengatur enzim dalam
proses fisiologi.
c. Kalium (K), berperan penting dalam katalisator yang merubah protein
menjadi asam amino.
d. Magnesium (Mg) dan kalsium (Ca), berperan dalam produksi
cadangan bersama, menghilangkan daya racun dan mempengaruhi
daya reabsorpsi makanan.

Manfaat Tanaman Bunga Anngrek


1. Sebagai penghilang stress
Menurut para ahli kesehatan, membudidayakan bunga anggrek maupun
bunga lain sebagai tanaman hias dapat membantu mengurangi tingkat stress
pada seseorang. Keindahan dan aroma yang terpancar dari bunga ini dapat
meningkatkan efek relaksasi serta memberikan ketenangan dan kedamaian
bagi si empunya.

2. Dapat digunakan sebagai tonik panjang umur


Dalam masyarakat Cina, manfaat bunga anggrek khususnya jenis
Dendrobium biasa dimanfaatkan sebagai ramuan tonik / teh herbal yang
dicampurkan dengan akar licorice. Dimana tijuan dari mengkonsumsi
ramuan herbal tersebut diantaranya adalah :
 Untuk mentransmisikan energi penyembuhan ke seluruh bagian
tubuh manusia.
 Dapat membantu melembabkan dan menyehatkan kulit dan
mencegah kekeringan dan kulit bersisik.
 Sebagai pelepas dahaga pada saat terjadi polusi karena asap yang
menyebabkan paru-paru maupun saluran udara dalam tubuh terasa
kering serta meningkatnya rasa haus. Hal ini akan membantu
mengatasi dehidrasi.
 Dapat mengobati berbagai jenis penyakit seperti tuberkulosis, perut
kembung, keringat malam, anoreksia, demam, dan dispepsia secara
efektif.
 Dapat membantu meningkatkan fungsi paru-paru, ginjal, dan perut.
 Dapat mengatasi gangguan sakit perut, kram, serta muntah-muntah

3. Mengatasi gangguan saraf dan fungsi otak


Cypripedium pb. Merupakan salah satu speSies anggrek dimana bagian
akarnya mengandung minyak atsiri, resin, tanin, gula, pati, serta komponen
lainnya yang berguna dalam penyembuhan berbagai macam gangguan
penyakit. Penyakit itu seperti iritabilitas saraf, histeria, kejang, gangguan
fungsi otak seperti kegilaan dan delirium.

4. Dapat membantu mengobati sakit gigi dan telinga


Arethusa Bulbosa merupakan salah satu spesies anggrek yang memiliki akar
dengan kandungan senyawa kimia yang mampu menyembuhkan sakit gigi
serta penyakit telinga.

5. Menyembuhkan demam dan nyeri sendi


bunga anggrek bagi kehidupan manusia terutama jenis Aplestrum hyemale,
biasa digunakan sebagai obat untuk mengatasi gangguan bisul. Pasta dari
daun hootieriana vanda digunakan sebagai tapal panas
untukManfaat menyembuhkan nyeri pada sendi.

6. Dapat digunakan sebagai bahan makanan


Dibeberapa negara, bunga anggrek khususnya jenis dendrobium juga
dimanfaatkan dalam berbagai olahan makanan, seperti :

o Di Thailand dan Singapura bunga anggrek dijadikan sebagai salah


satu produk olahan snack yang lezat.
o Di Eropa, bunga anggrek dikonsumsi dalam bentuk garnish atau
sebagai hiasan pada kue.
o Di suku Aborigin, bunga anggrek dijadikan alternative bahan pangan
pada saat kondisi darurat.
o Di Nepal, bunga anggrek dimanfaatkan sebagai acar.
7. Dapat menghilangkan polusi serta racun di udara
Dengan memelihara bunga anggrek sebagai tanaman hias di rumah, hal ini
dipercaya dapat menghilangkan polusi serta efek racun yang terbawa oleh
udara. Sehingga menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman.

Klasifikasi

Paku tanduk rusa

Kerajaan : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Pteridophyta

Kelas : Pteridopsida

Anak Kelas : Polypoditae

Bangsa : Polypodiales

Suku : Polypodiaceae

Marga : Platycerium

Jenis : Platycerium Bifurcatum C.Chr

Sinonim : Platycerium Alcicorne Gaud


Morfologi

1) Habitus
Tumbuhan paku perenial, hidup sebagai epifit, panjang ±1 m. Biasanya ia
menempel pada kayu besar seperti yang dapat dilihat pada gambar I.
2) Daun
Daun terdiri atas dua macam yaitu daun penyangga atau daun steril dan
dedaunan atau daun fertil. Daun penyangga terletak di bagian pangkal daun
fertil, tumbuh saling menutupi dan persisten, menyerupai keranjang, bagian
ujung bercuping, berwarna hijau dan berubah kecoklatan bila tua dan tidak
berspora. Daun fertil luruh, tumbuh menggantung, umumnya bercabang
menggarpu pada ujungnya menyerupai tanduk rusa, berwarna hijau keputihan,
berbulu bintang dan berspora. Tergolong daun tunggal, bertoreh dalam.
berdaging, tepi rata, permukaan berbulu halus, panjang 40-100 cm, ujung
tumpul, daun tambahan satu sarnpai tujuh, menggarpu, bentuk baji, coklar hijau
(Wuryan, 2008).
3) Batang
Batang tidak jelas ada yang mengatakan tidak berbatang, karena daun langsung
tumbuh dari akar tanpa perantara dari batang (Wuryan, 2008).
4) Akar
Berntuk akar berbulu coklat kekuningan dan biasanya langsung mengakar pada
batang tanaman yang di tumbuhinya. Akar berupa serabut akar (Wuryan, 2008)

Khasiat / Kegunaan
Pemanfaatan Platycerum sebagai tanaman hias digunakan dalam bentuk segar baik
berupa daun potong atau tanaman dalam pot. Dalam rangkaian bunga, daun potong
ini berfungsi sebagai penyisip atau tambahan. elain itu, Platycerium juga digunakan
untuk obat tradisional oleh masyarakat Jawa. Tumbukan halus daunnya digunakan
sebagai kompres demam dan luka bengkak seperti bisul, radang rahim luar, dan
campurannya dengan bawang merah digunakan juga untuk obat gondok dan kudis.
Untuk obat sakit gondok dipakai± 7gram daun segar Platycerium bifurcatum, dicuci,
ditambah 1/4 sendok teh garam dapur, ditumbuk sampai lumat, kemudian
ditempelkan pada tempat (Wuryan, 2008).

Kandungan kimia
Daun Platycerium bifurcatum mengandung saponin flavonoida dan polifenol.

Khasiat Tanduk Rusa

Gondok
2 lembar daun tanduk rusa dicuci, lalu digiling sampai halus, tambah garam dan air
secukupnya. Dioleskan pada bagian yang sakit sebanyak 2 kali sehari.

Radang Rahim
3 lembar daun tanduk rusa dicuci lalu ditumbuk sampai halus. Tambahkan garam dan air
secukupnya, lalu remas-remas. Dioleskan dibagian yang sakit, yaitu perut bagian bawah
sebanyak 2 kali sehari.

Demam Setelah Melahirkan


1 lembar daun tanduk rusa dicuci sampai besih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan
secangkir air matang dan garam secukupnya. Peras dan saring. Minumlah air tersebut 2
kali sehari.

Bisul dan Abses


Cuci bersih satu lembar daun tanduk rusa, lalu tumbuk sampai halus bersama satu siung
bawang merah dan adas pulawaras secukupnya. Kemudian kompreskan pada bagian
tubuh yang sakit.

Klasifikasi dari tapak liman

 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


 Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas : Asteridae
 Bangsa : Asterales
 Suku : Asteraceae
 Marga : Elephantopus
 Jenis : Elephantopus scaber L.
 Sinonim : Asterocephalus cochinchinensis Soreng, Scabiosa
cochinchinensis Lour.

Morfologi tanaman :
Habitus : Tanaman muda habitusnya membentuk roset dengan ketinggian kurang
lebih 7 cm dan jarak antar daun sangat berdekatan.
Batang ( caulis) : Silindris, Kaku , Keras dan liat, berwarna hijau tua dengan
bagian permukaannya berambut. Pada tanaman tapak liman yang sudah
berkembang, batangnya berbentuk silindris tumbuh tegak ke atas hingga tinggi
batang mencapai kurang lebih 130 cm.
Bunga ( flos) : mempunyai bunga majemuk yang terkumpul dalam bongkol yang
terlindungi oleh 3 buah daun pelindung yang membentuk seperti cawan segitiga.
Setiap bunga tunggalnya terdiri dari tabung bunga yang berwarna putih dan 4
buah mahkota bunga berbentuk lancet yang berwarna ungu. Bunga tunggal
dilindungi oleh seludang daun.
Daun ( lamina ) : Pada tumbuhan yang masih muda berupa daun tunggal yang
tersusun roset, berwarna hijau tua agak kebiruan. Ukuran panjang daun 35 cm dan
lebar 7 cm, tepi daun berlekuk. Pada tumbuhan yang batangnya sudah tumbuh
tinggi, memiliki daun dengan ukuran lebih kecil ,yaitu : panjang 4 cm dan lebar 2
cm, tepi daun hampir rata dengan jarak antar daun yang lebih panjang.
Akar ( radix ) : berbentuk seperti tombak dengan sistem perakaran yang sangat
kuat, sehingga tumbuhan ini sulit untuk dicabut.
Buah (fruit) : Berbentuk seperti tabung berwarna putih yang panjangnya 1 cm
,pada bagian ujung tabung terdapat rambut lurus berwarna putih berjumlah 4 - 6
buah.

Kandungan Kimia :

Daunnya : Elephantopin, deoxyelephantopin, isodeoxyelephantopin, dll. Juga terdapat


stigmasterol turunan steroid yang dapat memacu gairah seksual.
Bunga : Flavonoidaluteolin-7-glucosida dan akar mengandung epiprielinol. Lupeol dan
stigmasterin.

Efk farmakologi :

Tapak liman yang mempunyai rasa pahit, pedas, dan menyejukkan ini berkhasiat sebagai
penurun panas antibiotika, anti radang, peluruh air seni, menghilangkan pembengkakan
serta menetralkan racun.

Bagian yang dapat dimanfaatkan :

Seluruh bagian tanaman ini, yakni daun, akar, dan batang tanaman dapat digunakan
sebagai obat tradisional. Salah satunya sebagai pemacu gairah seksual sehingga
tanaman ini dikenal dengan sebutan Viagra Jawa. Pasalnya, tanaman ini mengandung
senyawa stigmaterol yang membentuk hormon progesteron, hormon pemacu gairah.

Habitus Elephantopus scaber atau Tapak Liman


Pada tanaman muda habitusnya berbentuk roset dengan tinggi ± 7 cm, jarak antar
daun sangat berdekatan,

Buah Tapak Liman berambut lurus


Kandungan Senyawa aktif :
Elephantopus scaber mengandung beberapa senyawa kimia aktif antara lain
berupaepifrielinol, lupeol, stiqmasterol, triacontan-l-ol, dotriacontan-l-ol, lupeol acetat,
deoxyelephantopin, dan isodeozyelephantopin, sedangkan di bagian bunganya terdapat
kandungan luteolin-7-glucoside.
Manfaat Elephantopus scaber :
Karena kandungan senyawa kimianya, Elephantopus scaber atau Tapak
Limanmemiliki banyak manfaat dalam pengobatan tradisional, antara lain sebagai
a. antitoksin ( untuk penawar racun serangga, penawar bisa ular )
b. anti bakteri ( obat eksim, obat diare,sariawan, batuk )
c. anti kanker
d. ant iradang ( mengobati bengkak, bisul
e. anti jamur ( untuk mengobati keputihan)
f. antipiretik (penurun suhu tubuh, menurunkan demam)
g. peluruh kencing ( melancarkan pengeluaran urin)

Klasifikasi pseudelephantopus spicatus


Tapak liman palsu
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Bangsa: Asterales
Famili: Asteraceae
Marga: Pseudelephantopus
Jenis: Pseudelephantopus spicatus (Juss. ex Aubl.) C.F. Baker
Sinonim
Elephantopus spicatus Juss. ex Aubl.

Habitus Tapak Liman palsu herba


Nama Ilmiah : Elephantopus spicatus L.
Nama Umum : Olifantspoot
Nama Lokal : Kaki gajah
Akar : Akar berbentuk tombak
Batang : Batang berbentuk bulat keras, tinggi batang sekitar 10-20 cm,
berwarna hijau tua
Daun : Berbentuk memanjang hingga bulat telur terbalik (folium
spathulatum), baris lamina memanjang menuruti tangkai daun
Bunga : Memiliki daun pembalut dari tongkol, berjumlah tiga helai
Buah : Berbentuk buah longkah
Habitat : Tumbuh di daerah dengan ketinggian 1200 dpl
Perbanyakan : Secara generatif dengan biji
Pengendalian : Secara mekanik dengan cara memberantasnya dengan menggunakan
alat seperti cangkul, secara manual dengan menyianginya atau mencabutnya dengan
tangan, secara biologis dengan menggunakan organisme antagonis, dan secara kimiawi
dengan menggunakan herbisida seperti Gramoxone dengan dosis 1,5 kg/ha.

Akar berbetuk tombak, perakaranya sangat kuat, sehingga tanaman ini sulit untuk
dicabut . berbentuk seperti tabung berwarna putih yang panjangnya ± 1 cm, pada
bagian ujung tabung terdapat rambut lurus berwarna putih berjumlah 4 – 6 buah.

Klasifikasi dari Kembang kolecer

Anda mungkin juga menyukai