Anda di halaman 1dari 12

Makalah Tafsir Ayat Ekonomi

Redaksi dan terjemahan ayat-ayat tentang


permasalahan ekonosmi islam:
 al- imran 14-15
 al-Kahfi 46

Disusun Oleh Kelompok 4:

PRANDI UTAMA (2110402085)

ARDHIAN SEPTA ROZI (2110402099)

Dosen Pembimbing:
Hj. Darti Busni, S.Ag, M.Sy.

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita taufiq
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini “Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang
telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami
khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk menuju kesempurnaan makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga
terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh
di hadapan Allah SWT. Amin.

Sungai Penuh, 04 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4

C. Tujuan...........................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5

Al-Imran ayat 14-15..........................................................................................................................5

Al-Kahfi ayat 46................................................................................................................................8

BAB III PENUTUP.............................................................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................................................11

B. Saran...........................................................................................................................................11

Daftar pustaka......................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam Bahasa Indonesia, tafsir berarti pejelasan terhadap satukalimat (eksplanasi
danklarifikasi)pengertian pentingkapan, penunjukan dan keterangan dari maksud satu ucapan 
ataukalimat. Secara istilah, tafsir adalah menjelaskan kalam Allah dengan kata laintafsir
berfungsi sebagai penjelass bagi lafal-lafal Alquran dan maksud-maksudnya.Adalah penting
untuk diperhatikan, penafsiran Alquran atau tafsirAlquran tetap tidak sama dengan Alquran.
Tegasnya Alquran tidak samadengan tarjamah, tidak sama dengan tafsir. Yang satu absolut
dan mutlak, yangsatu relatif. Tafsir Alquran sebagai upaya intelektual manusia, hasilnya
tetaptidak akan bisa menjangkau nilai absolut, hasilnya tetap relatif. Terbuka untukselalu
dikaji, dikoreksi dan disempurnakan.Tafsir ayaat ekonomi ini bagi penulis tetaplah sebuah
upaya memahamiayat Allah, tentu saja sebatas kemampuan penulis. Mustahil jika kita
mampumenyelami maksud Allah lewat teks, lebih memastikan bahwa penafsirankita yang
paling benar. Sungguh tidak mungkin. Yang mungkin kita lakukanadalah mencoba
memahami ayat-ayat Allah, melakukan kontekstualisasidengan kehidupan kita saat ini dan
mengambil pelajaran, hikmah atau nilai yang

B. Rumusan Masalah
1. Redaksi dan terjemahan ayat tentang permasalahan ekonomi islam al- imran 14-15?
2. Redaksi dan terjemahan ayat tentang permasalahan ekonomi islam al-kahfi 46?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Redaksi dan terjemahan ayat tentang permasalahan ekonomi islam
al- imran 14-15
2. Untuk mengetahui Redaksi dan terjemahan ayat tentang permasalahan ekonomi islam
al-kahfi 46
BAB II
PEMBAHASAN

Al-Imran ayat 14-15

ِ ‫س َّو َم ِة َواأل ْن َع ِام َوا ْل َح>> ْر‬


‫ث‬ َ ‫ض ِة َوا ْل َخ ْي ِل ا ْل ُم‬
َّ ِ‫ب َوا ْلف‬ َّ َ‫سا ِء َوا ْلبَنِينَ َوا ْلقَنَا ِطي ِر ا ْل ُمقَ ْنطَ َر ِة ِمن‬
ِ ‫الذ َه‬ َ ِّ‫ت ِمنَ الن‬ ِ ‫ش َه َوا‬ َّ ‫س ُح ُّب ال‬ ِ ‫{ ُزيِّنَ لِلنَّا‬
ْ‫>وا ِع ْن> َد َربِّ ِه ْم َجنَّاتٌ ت َْج> ِري ِمن‬ ْ َ‫) قُ> ْل َأُؤ نَبُِّئ ُك ْم بِ َخ ْي> ٍر ِمنْ َذلِ ُك ْم لِلَّ ِذينَ اتَّق‬14( ‫ب‬ ْ ‫َذلِ َك َمتَا ُع ا ْل َحيَا ِة ال> ُّد ْنيَا َوهَّللا ُ ِع ْن> َدهُ ُح‬
ِ ‫س>نُ ا ْل َم>آ‬
} )15( ‫صي ٌر ِبا ْل ِعبَا ِد‬
ِ َ‫ض َوانٌ ِمنَ هَّللا ِ َوهَّللا ُ ب‬ ٌ ‫ت َْحتِ َها األ ْن َها ُر َخالِ ِدينَ فِي َها َوَأ ْز َو‬
ْ ‫اج ُمطَهَّ َرةٌ َو ِر‬
(14).Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (15)Katakanlah, "Inginkah aku kabarkan
kepada kalian apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang
bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (ada pula) istri-istri yang disucikan serta
keridaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akanhamba-hamba-Nya.

Tafsir:

Allah Swt. memberitakan tentang semua yang dijadikan perhiasan bagi manusia dalam
kehidupan di dunia ini, berupa berbagai kesenangan yang antara lain ialah wanita dan anak-
anak. Dalam ayat ini dimulai dengan sebutan wanita, karena fitnah yang ditimbulkan oleh
mereka sangat kuat. Seperti apa yang disebutkan di dalam sebuah hadis sahih, bahwa Nabi
Saw. pernah bersabda:
َ ِّ‫ال ِمنَ الن‬
»‫سا ِء‬ ِ ‫الر َج‬ َ ‫« َما تَ َر ْكتُ بَ ْع ِدي فِ ْتنَةً َأ‬
ِّ ‫ض َّر َعلَى‬
Tiada suatu fitnah pun sesudahku yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki selain dari
wanita.
Lain halnya jika orang yang bersangkutan bertujuan dengan wanita untuk memelihara
kehormatannya dan memperbanyak keturunan, maka hal ini merupakan suatu hal yang
dianjurkan dan disunatkan, seperti yang disebutkan oleh banyak hadis yang menganjurkan
untuk nikah dan memperbanyak nikah. Sebaik-baik orang dari kalangan umat ini ialah yang
paling banyak mempunyai istri (dalam batas yang diperbolehkan). Sabda Nabi Saw. yang
mengatakan:
َ >‫ َوِإنْ َأ َم َرهَا َأطَا َع ْت>هُ َوِإنْ َغ‬،ُ‫س َّر ْته‬
ِ ‫>اب َع ْن َه>>ا َحفِظَ ْت>هُ فِي نَ ْف‬
‫س> َها‬ َّ ‫ َو َخ ْي ُر َمتَا ِع َها ا ْل َم ْرَأةُ ال‬،ٌ‫«ال ُّد ْنيَا َمتَاع‬
َ ‫ ِإنْ نَظَ َر ِإلَ ْي َها‬،ُ‫صالِ َحة‬
»‫َو َمالِ ِه‬
Dunia adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangannya ialah istri yang saleh; jika suami
memandangnya, maka ia membuat gembira suaminya; jika suami menyuruhnya, maka ia
menaati suaminya; dan jika suami pergi, tidak ada di tempat, maka ia memelihara
kehormatan dirinya dan harta benda suaminya.
Sabda Nabi Saw. dalam hadis yang lain, yaitu:
»‫صاَل ِة‬ ُ ِّ‫سا ُء َوالط‬
َّ ‫ َو ُج ِعلَتْ قُ َّرةُ َع ْينِي فِي ال‬،‫يب‬ َ ِّ‫«حبِّ َب ِإلَ َّي الن‬
ُ
Aku dibuat senang kepada wanita dan wewangian, dan kesejukan hatiku dijadikan di dalam
salatku.
Siti Aisyah menceritakan bahwa tiada sesuatu pun yang lebih disukai oleh Rasulullah Saw.
selain wanita kecuali kuda. Menurut riwayat yang lain disebutkan 'selain kuda kecuali
wanita'.

Firman Allah Swt.:


ِ ‫َواَأْل ْن‬
‫عام‬
dan binatang ternak. (Ali Imran: 14)
Yang dimaksud ialah unta, sapi, dan kambing.
ِ ‫َوا ْل َح ْر‬
‫ث‬
dan sawah ladang. (Ali Imran: 14)
Yakni lahan yang dijadikan untuk ditanami (seperti ladang, sawah, serta perkebunan).

Firman Allah Swt:


‫ذلِ َك َمتا ُع ا ْل َحيا ِة ال ُّد ْنيا‬
Itulah kesenangan hidup di dunia. (Ali Imran: 14)
Artinya, itulah yang meramaikan kehidupan di dunia dan sebagai perhiasannya yang kelak
akan fana.
ِ ‫َوهَّللا ُ ِع ْن َدهُ ُحسْنُ ا ْل َمآ‬
‫ب‬
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. (Ali Imran: 14)
Yakni tempat kembali yang baik dan berpahala, yaitu surga.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan
kepada kami Jarir, dari Ata, dari Abu Bakar ibnu Hafs ibnu Umar ibnu Sa'd yang
menceritakan bahwa ketika diturunkan ayat berikut, yaitu firman-Nya: Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini. (Ali Imran: 14) Maka Umar
ibnul Khattab berkata, "Sekaranglah, ya Tuhanku, karena Engkau telah menjadikannya
sebagai perhiasan bagi kami." Maka turunlah firman-Nya: Katakanlah, "Inginkah aku
kabarkan kepada kalian apa yang lebih baik daripada yang demikian itu?" Untuk orang-
orang yang bertakwa. (Ali Imran: 15), hingga akhir ayat.
Karena itulah Allah Swt. berfirman:
‫قُ ْل َأُأنَبُِّئ ُك ْم ِب َخ ْي ٍر ِمنْ ذلِ ُك ْم‬
Katakanlah, "Inginkah aku kabarkan kepada kalian apa yang lebih baik daripada yang
demikian itu?" (Ali Imran: 15)
Yakni katakanlah, hai Muhammad, kepada orang-orang, "Aku akan memberitahukan kepada
kalian hal yang lebih baik daripada apa yang dihiaskan kepada manusia dalam kehidupan di
dunia ini berupa kesenangan dan kegemerlapannya yang semuanya itu pasti akan lenyap."
Sesudah itu Allah Swt. mengabarkan melalui firman-Nya:
‫لِلَّ ِذينَ اتَّقَ ْوا ِع ْن َد َربِّ ِه ْم َجنَّاتٌ ت َْج ِري ِمنْ ت َْحتِ َها اَأْل ْنها ُر‬
Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Ali Imran: 15)
Yaitu yang menembus di antara sisi-sisinya dan bagian-bagiannya sungai-sungai dari
berbagai macam rasa, ada sungai madu, sungai khamr, sungai susu, dan lain sebagainya yang
belum pernah dilihat oleh mata manusia, belum pernah didengar oleh telinganya, dan belum
pernah terdetik di dalam hatinya.
‫خالِ ِدينَ فِيها‬
mereka kekal di dalamnya. (Ali Imran: 15)
Yakni tinggal di dalamnya untuk selama-lamanya, dan mereka tidak mau pindah darinya.
ٌ ‫َوَأ ْز‬
ٌ‫واج ُمطَهَّ َرة‬
dan istri-istri yang disucikan. (Ali Imran: 15)
Maksudnya, disucikan dari kotoran, najis, penyakit, haid, nifas, dan lain sebagainya yang
biasa dialami oleh kaum wanita di dunia.
ِ ‫ضوانٌ ِمنَ هَّللا‬
ْ ‫َو ِر‬
serta keridaan Allah. (Ali Imran: 15)
Yakni mereka dinaungi oleh rida Allah, maka Allah tidak akan murka lagi terhadap mereka
sesudahnya untuk selama-lamanya. Karena itulah Allah Swt. berfirman di dalam surat At-
Taubah:
Al-Kahfi ayat 46

46. ‫ت َخ ْي ٌر ِعن َد َربِّكَ ثَ َوابًا َو َخ ْي ٌر َأ َم ًل‬ َّ ٰ ‫ت ٱل‬


ُ ‫صلِ ٰ َح‬ ُ َ‫ْٱل َما ُل َو ْٱلبَنُونَ ِزينَةُ ْٱل َحيَ ٰو ِة ٱل ُّد ْنيَا ۖ َو ْٱل ٰبَقِ ٰي‬

l-mālu wal-banụna zīnatul-ḥayātid-dun-yā, wal-bāqiyātuṣ-ṣāliḥātu khairun ‘inda rabbika


ṡawābaw wa khairun amalā
46. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal
lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan.

Tafsir :

Pada ayat ini Allah mengingatkan bahwa di antara perhiasan kehidupan dunia yang
menjadikan manusia berbangga-bangga dan memperebutkan masalah dunia
adalah harta dan anak-anak (laki-laki). Dipilih penyebutan anak laki-laki, karena konteks
pada ayat sebelumnya menyebutkan tentang gambaran perumpamaan kehidupan dunia.
Perumpamaan tersebut ditujukan kepada manusia, terutama kepada kaum musyrikin Arab.
Rasulullah diperintahkan untuk memberikan perumpamaan tentang kenyataan dan hakekat
dunia yang sesungguhnya kepada kaum musyrikin Arab, di mana perumpamaan tersebut juga
bermanfaat kepada kaum mukminin. Akan tetapi asalnya adalah untuk kaum musyrikin
arab([1]). Mereka tidak suka dengan anak-anak perempuan. Jika istri-istri mereka melahirkan
seorang anak perempuan maka mereka membunuhnya. Anak laki-lakilah yang menjadi
sumber kebanggaan, apalagi pada zaman dahulu mereka banyaknya anak-anak laki-laki
merupakan simbol kekuatan. Seperti yang telah disebutkan pada ayat sebelumnya yang
menjelaskan tentang dua orang -seorang muslim dan yang lain kafir-. Kemudian orang yang
kafir berkata:

‫َأنَا َأ ْكثَ ُر ِم ْنكَ َمااًل َوَأع َُّز نَفَرًا‬

“Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikutku lebih kuat.” (QS. Al-Kahfi: 34)

Dan di antara pengikut yang dimaksud adalah anak-anak laki-lakinya. Harta memang tidak
diragukan lagi merupakan perhiasan. Penulis memiliki seorang kawan di suatu daerah yang
merupakan tiga belas bersaudara dan semuanya adalah laki-laki. Dia bercerita bahwa apabila
ada orang yang ingin berkelahi dengan keluarganya, dia harus mikir-mikir. Karena, jika salah
satu dari mereka dipukul, maka saudara-saudaranya yang lain akan rame-rame membalasnya
dan telak saja akan menjadi masalah besar. Hal ini menunjukkan bahwa anak laki-laki yang
banyak menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi seseorang dan menjadi hal yang dicemburui
bagi sebagian orang. Maka dari itulah, Allah menyebutkannya secara khusus pada ayat ini.

Kenapa Allah mendahulukan harta daripada anak-anak? Karena yang terpenting adalah harta.
Percuma, seseorang memiliki banyak anak, namun tidak memiliki harta. Karena hal itu akan
semakin merepotkan. Akan tetapi jika dia mempunyai harta yang banyak disertai dengan
anak-anak yang banyak, maka hal ini akan menjadi sempurna dalam memiliki perhiasan
kehidupan dunia([2]). Allah tidak menafikan bahwa harta dan anak-anak merupakan
keindahan, hal ini adalah benar. Maka dari itulah Allah berfirman,

‫ِزينَةُ ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا‬

“ adalah perhiasan kehidupan dunia.”

Allah menyandarkan kehidupan dengan dunia. ‫ ُّد ْنيَا‬t‫ ال‬secara bahasa memiliki makna dekat.
Artinya kehidupan yang dekat (dengan kematian) dan segera selesai.([3])

Setelah membuat perumpamaan yang telah disebutkan pada ayat sebelumnya, Allah
memerintahkan untuk membandingkan dengan firman Allah,

ُ َ‫َو ْالبَاقِي‬
ُ ‫ات الصَّالِ َح‬
‫ات‬

“amal kebajikan yang terus-menerus.”

Banyak perselisihan di kalangan para ahli tafsir ketika menjelaskan tentang maksud ayat di
atas. Perselisihan ini sering disebut dengan ikhtilaf tanawwu’, artinya perbedaan secara
contoh. Ada yang menafsirkannya dengan shalat lima waktu. Ada juga yang menafsirkan
dengan zikir berikut,
‫ُس ْب َحانَ هَّللا ِ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َواَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوهَّللا ُ َأ ْكبَ ُر َواَل َحوْ َل َواَل قُ َّوةَ ِإاَّل بِاهَّلل ِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظ ِيم‬

“Maha suci Allah, segala puji bagi hanya milik Allah, tidak ada Ilah yang berhak disembah
kecuali Allah, Allah Maha besar, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan
Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.”([4])

ُ ‫الِ َح‬ttt‫الص‬
Menurut As-Sa’di, yang benar dari penafsiran tersebut adalah bahwa ‫ات‬ ُ َ‫ْالبَاقِي‬
َّ ‫ات‬ttt
mencakup amal saleh yang berkaitan dengan hak Allah maupun yang berkaitan dengan hak
manusia. Hak-hak Allah sangat banyak; seperti shalat, puasa, shalat malam, membaca Al-
Quran dan lain sebagainya.

Maka, ayat ini menunjukkan bahwa perhiasan dunia akan sirna dari beberapa sisi:

 ْ
‫ال َحيَاة‬ (kehidupan) disandarkan kepada ‫ال ُّد ْنيَا‬ (dekat), artinya kehidupan yang dekat.
Ini menunjukkan bahwa kehidupan dunia akan sirna, kehidupan yang dekat akan
segera berakhir.

 Setelah lafaz ‫ ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا‬langsung disebutkan setelahnya ‫ات‬ ْ


ُ َ‫البَاقِي‬ (yang tersisa). Maka
kelazimannya adalah sebelum lafaz ‫ات‬ ُ َ‫ ْالبَاقِي‬merupakan sesuatu yang tidak tersisa.
Artinya ketika Allah berfirman,
‫ْال َما ُل َو ْالبَنُونَ ِزينَةُ ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا‬

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.”

Ini merupakan sesuatu yang akan sirna dan tidak tersisa. Sedangkan yang tersisa hanyalah

ُ َ‫َو ْالبَاقِي‬
ُ ‫ات الصَّالِ َح‬
‫ات‬

“amal kebajikan yang terus-menerus.”


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-imran 14-15 menjelaskan Ayat ini menyebutkan tentang sebuah keindahan yang Allah
anugerahkan kepada kita, dan menjadikan yang paling puncak dari keindahan-keindahan itu
adalah wanita. Allah memulai dengannya karena banyaknya kecenderungan jiwa laki-laki
padanya, dan karena wanita adalah jerar-jerat setan dan ‘fitnah’ (ujian) bagi kalangan laki-
laki. Rasulullah Saw.
Al-kahfi 46 menjelaskan ayat ini Allah mengingatkan bahwa di antara perhiasan kehidupan
dunia yang menjadikan manusia berbangga-bangga dan memperebutkan masalah dunia
adalah harta dan anak-anak (laki-laki). Dipilih penyebutan anak laki-laki, karena konteks
pada ayat sebelumnya menyebutkan tentang gambaran perumpamaan kehidupan dunia.
Perumpamaan tersebut ditujukan kepada manusia, terutama kepada kaum musyrikin Arab.

B. Saran

Alhamdulillah akhirnya tugas makalah ini dapat terselesaikan sesuai denganwaktu yang telah
ditentukan. Hal ini tak lepas dari berkah yang diberikan oleh AllahSWT, yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikantugas makalah ini. Namun penulis juga menyadari bahwa
dalam penyelesaian tugas inimasih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu mohon kritikan dan saran
dari pembaca demi perbaikan makalah yang selanjutnya
Daftar pustaka

Fazlurrahman,Tema Pokokal-Quran, tjm. Anas Mahyuddin. Bandung: Penerbit


Pustaka, 2010.Rachmawatie.
al-Qur’an Buku dan terjemahannya.Bekasi: Gugus Press, 2012.Shihab, Quraish.
Membumikan al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu DalamKehidupan Masyarakat.
Bandung: Penerbit Mizan, 2011.

Anda mungkin juga menyukai