SKRIPSI
Disusun oleh :
ISWANDI SUMIADIN
NIM : 071911133122
Apabila ditemukan bukti bahwa peryatan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Airlangga.
Surabaya......
(Iswandi Sumiadin)
i
ii
SKRIPSI
Maksud sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1 pada Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
Disusun oleh :
ISWANDI SUMIADIN
NIM : 071911133122
HALAMAN PERSEMBAHAN
iii
Skripsi ini saya bersembahkan untuk keluarga saya, umat dan bangsa, ksusunya
mayarakat Kabupaten Pulau Taliabu
iv
Surabaya ....
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
(...............)
Penguji 1 Penguji 2
( .................................................... ) ( .................................................... )
v
vi
HALAMAN MOTO
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang maha esa, atas nikmat, rahmat, hidayah
serta karunia-Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “POLITISASI BIROKRASI DAN DAMPAKNYA PASCA PEMILIHAN
KEPALA DAERAH (Analisis Sistem Mutasi Aparatur Sipil Negara di
Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Taliabu Tahun 2021)”.
Tujuan pembuatan skripsi ini yaitu sebagai syarat dalam meneyelesaikan
kewajiban akademik pada tingkat akhir studi Starata 1 pada Prodi Ilmu
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga
serta memperdalam pengetahuan penulis pada kajian dinamika aparatur sipil
negara dalam pusaran politik lokal. Penulis mengucapkan terima kasih karena
selama proses pembuatan skripsi ini telah mendapat banyak bantuan dan masukan
dari berbagai pihak.
Melalui skripsi ini, penulis berharap dapat membawakan manfaat wawasan
yang lebih besar dan memberikan sumbangsih pemikiran pada pembaca terkhusus
untuk Mahasiswa Universitas Airlangga. Selama penyusunannya penulis
menyadari masih terdapat banyak kekurangan sehingga tidak luput dari kata
sempurna. Maka dari itu penulis berharap mendapatkan kritik dan saran kepada
pembaca maupun dosen pembimbing agar penyusunan skripsi ini dapat diperbaiki
menjadi lebih baik lagi.
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah I-8
1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………………………………...I-9
1.3 Tujuan
Penelitian……………………………………………………………….........I-9
1.4 Manfaat
Penelitian…………………………………………………………………...I-9
1.4.1 Manfaat
Akademis…………………………………………………………….I-9
1.4.2 Manfaat
Praktis………………………………………………………………..I-9
1.5 Kerangka Teori 1-10
1.5.1
Politik………………………………………………………………………….I-12
1.5.2
Birokrasi…………………………………………………………………….....I-16
1.5.3 Sistem
Merit…………………………………………………………………...I-18
1.5.4 Perkembangan Paradigma Dikotomi Politik dan
Birokrasi…………………....I-20 1.5.5 Teori
Agensi…………………………………………………………………...I-22
1.6 Definisi
Konsep………………………………………………………………………I-22
1.7 Metodologi
Penelitian……………………………………………………………......I-23
1.7.1 Tipe
Penelitian…………………………………………………………………I-23
1.7.2 Lokasi
Penelitian…………………………………………………………........I-23
1.7.3 Teknik Penentuan
Informan…………………………………………………...I-24
1.7.4 Teknik Pengumpulan
Data…………………………………………………….I-29
1.7.5 Teknik Pemeriksaan Keabsahan
Data………………………………………....I-30 1.7.6 Teknik Analisa
Data……………………………………………………….......I-3
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Politik dan birokrasi merupakan sebuah hal yang tidak dapat dipisahkan
dalam prosesnya, karena dalam proses politik akan melahirkan birokrasi dan
perangkatnya, akan tetapi dalam pembentukan perangkat birokrasi seringkali sarat
akan kepentingan politik. Politisasi birokrasi adalah sebuah penggunaan fasilitas
atau alat negara, dan hal ini dapat kita lihat menjelang pemilihan umum. meskipun
telah banyak undang-undang yang mengatur agar perangkat negara yang ada
dalam birokrasi seperti Aparatur Sipil Negara bertindak netral dan tidak menjadi
bagian dari partai politik, hal ini juga untuk mengantisipasi sikap ASN yang
1
2
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
5
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, tentang Aparatur Sipil Negara
4
1. Pejabat negara, pejabat struktural dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri
serta pegawai negeri lainnya dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah
kepada keberpihakan terhadap Pasangan Calon yang menjadi peserta Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden sebelum, selama, dan sesudah masa Kampanye
(pasal 1).
2. Larangan yang dimaksud dalam ayat (1) ialah meliputi kegiatan, ajakan,
seruan, pertemuan, atau pemberian barang untuk pegawai negeri dilingkup
anggota keluarga, masyarakat dan dilingkup kerjannya.
3. Dalam upaya menjaga netralitas ASN pemerintah juga mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil
Menjadi Anggota Partai Politik, yang memberikan sanksi tegas kepada ASN
yang mengikuti kegiatan politik secara aktif dengan memberhentikan secara
hormat atau tidak hormat.
Dan untuk ASN yang ingin terlibat aktif dalam politik diperbolehkan
asalkan memundurkan diri dari ASN7. Pelarangan yang sama juga dicantumkan
pada Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil, dimana aturan ini melarang ASN dalam memberikan dukungan pada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat, ASN dilarangan mengarahkan ASN sebagai peserta
kampanye, pelaksana kampanye, atau menngunakan atribut partai atau atribut
6
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden
Dan Wakil Presiden
7
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil
menjadi anggota partai politik
5
ASN8. Pada kategori hukuman yang diberikan pada Peraturan Pemerintah Nomor
37 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun
2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, masing-masing diatas memberikan
hukuman disiplin yang terdiri dari9:
1. Hukuman disiplin ringan dengan teguran tertulis, teguran lisan dan peryataan
tidak puas secara tertulis.
2. Hukuman disiplin sedang dengan melakukan penundaan kenaikan pangkat
selama 1 tahun, penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun dan
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.
3. Hukuman disiplin berat dengan sanksi pemberhentian dengan hormat atau
dengan tidak dengan hormat, dimutasi dalam rangka penurunan jabatan
setingkat lebih rendah, pembebasan dari jabatan dan penurunan pangkat
setingkat lebih rendah selam tiga tahun.
8
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil
9
6
birokrasi yang diduga berdampak pada mutasi aparatur sipil negara pada tahun
2021. Penelitian ini juga berusaha menjelaskan pola hubungan yang terbangun
antara elit politik, birokrat dan ASN pada momentum politik dan momentum
mutasi yang dilakukan oleh BKPSDMA Kabupaaten Pulay Taliabu. Seperti apa
yang disampaikan oleh Creswell. W. (2010), tujuan penelitian kualitatif pada
umumnya mencakup informasi tentang fenomena utama yang dieksplorasi dalam
penelitian, partisipan penelitian, dan lokasi penelitian. Tujuan penelitian kualitatif
juga bisa menyatakan rancangan penelitian yang dipilih.
Faktor kemajuan sebuah bangsa bukan hanya bergantung pada sumber daya
alam semata, akan tetapi yang berperan lebih juga adalah seberapa kompetennya
sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya yang lain untuk itu aparatur
sipil negara yang menjadi garda terdepan untuk melayani dan mengelola
pelayanan publik di Indonesia. Sudah menjadi tanggung jawab SDM yang ada
pada lembaga pemerintahan, dalam hal ini pegawai ASN atau PNS dalam
birokrasi memiliki kemampuan dan kualitas yang baik, agar bisa melaksanakan
kinerja secara tepat dan cepat. Untuk mendukung hal ini maka pemerintah perlu
membuat kebijakan yang mampu untuk mendorong peningkatan prestasi kerja dan
produktivitas, maka dari itu belajar dari banyak negara terutama singapura yang
telah lama menerapkan merit sistem, maka hal ini juga diyakini (merit sistem)
sebagai alternatif penggajian yang dapat memotivasi prestasi pegawai negeri sipil.
Sebagai upaya untuk mencapai tujuan nasional yang sudah tercantum pada
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea
ke-4, yaitu “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan, kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial”. Maka dibutuhkan ASN yang profesional dalam
bekerja, yang mana harus bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme serta
bebas dari intervensi politik dan juga mampu melakukan pelayanan publik yang
baik untuk masyarakat dan mampu berperan sebagai perekat kesatuan dan
10
Arief Daryanto, “Merit System Dalam Manajemen Pegawai Negeri Sipil,”
Kebijakan dan Manajemen PNS IV (2007): 1–13.
9
11
Republik Indonesia, “Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara
10
Struktur lembaga KASN memiliki 7 orang anggota yang terdiri dari satu
orang ketua yang merangkap sebagai anggota, satu orang wakil ketua yang juga
merangkap sebagai anggota dan sisa 5 orang anggota. Dalam melaksanakan
wewenang dan tugasnya dibantu oleh pejabat fungsional yang dibutuhkan
keahliannnya dan asisten, selain dari itu KASN dibantu oleh sekretariat yang
dikomandoi oleh seorang kepala sekretariat. Dalam penetapan ketua, wakil ketua,
dan anggota KASN, Presiden selaku kepala pemerintahan yang menetapkan
langsung dengan jangka waktu masa jabatan selama 5 tahun dan dapat
diperpanjang dalan 1 kali masa jabatan.
dalam penerapan strategi, yang akhirnya akan berpengaruh pada hasil yang
didapatkan.
12
Eisenhardt, Kathleen, 1989. Agency Theory: an Assesment and Review, dalam Academy of
Management Review, vol. 14, no.1, 57-74
13
Ibid.
14
Mitnick, Barry, 2015. Agency Theory.
15
Ibid.
12
16
Panda & Leepsa, 2017. Agency Theory: Review of Theory and Evidence on Problems and
Perspectives, dalam Indian Journal of Corporate Governance, vol.10, no. 1, 74-95
13
prinsipil dan agen menjadi semakin luas, karena tidak lagi terbatas pada ‘Pemilik’
dan ‘Pengurus’, namun mulai membahas mengenai pihak-pihak lainnya.
17
Sen, 1987. The Standard of Living, dalam Annual Review Sociology, 31(1), 263–284
14
Proposisi Pertama
Ketika kontrak yang terjadi antara prinsipil dan agen bersifat outcome based,
maka agen akan seringkali bertindak kepada kepentingan dari agensi.
Proposisi Kedua
Ketika prinsipil memiliki informasi dan tindakan untuk melakukan verifikasi
kepada setiap tindakan dari agen, maka agen akan seringkali bertindak kepada
kepentingan dari prinsipil.
18
Eisenhardt, 1989. Agency Theory: an Assesment and Review, dalam Academy of Management
Review, vol. 14, no.1, 57-74
19
Ibid.
15
Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan
mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap
memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan
seperangkat aturan yang mengatur mengenai mekanisme dan agen. Kontrak kerja
akan menjadi optimal bila kontrak dapat fairness yaitu mampu menyeimbangkan
antara prinsipal dan agen yang secara matematis memperlihatkan pelaksanaan
kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian insentif/imbalan khusus yang
memuaskan dari prinsipal ke agen. Inti dari Agency Theory atau teori keagenan
adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipil
dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan20.
20
Dista amalia arifah, “Praktek Teori Agensi Pada Entitas Publik
dan Non Publik,” Prestasi 9,no. 1 (2012): 85–95.
16
Definisi konsep ini dibuat dari hasil penarikan simpulan pada bagian kerangka
teoritik. Berikut definisi konsep penelitian ini :
1. Sistem Merit
Merit sistem atau sistem yang melakukan perbandingan pada kompetensi,
kinerja dan kualifikasi yang diperlukan dalam sebuah jabatan dengan kinerja,
kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki oleh calon pegawan negeri sipil, jika
dalam sektor pemerintahan. Dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan, dan
promosi pada jabatan yang dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif, sejalan
dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
2. Teori Agensi
Teori agensi adalah teori yang menjelaskan korelasi yang terjadi antara pihak,
manajemen pada sebuah perusahaan atau birokrat selaku agen dengan pemilik
perusahaan atau elit politik sebagai prinsipil dan rakyat atau karyawan sebagai
konsumen. Pihak prinsipil disini adalah pihak yang melakukan kontrol penuh
dengan cara memberikan perintah kepada para agen untuk melaksanakan
kegiatan atas nama prinsipil.
21
Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif,Kualitatif Dan R&D, Alfabeta, 2013.
22
Buku Teks et al., “Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakter, Dan Keunggulannya,”
Journalof Chemical Information and Modeling 53, no. 1 (2016):9
17
kejadian sosial, politik dan birokrasi. Metode penelitian kualitatif tegolong sulit
dibandingkan metode penelitian kuantitatif, seperti apa yang disampaikan oleh
Borg dan Gall.
Berikut pernyataan dari Borg dan Gall (1988 dalam Sugiyono 2013) :
"Qualitative research is much more difficult to do well than quantitative
research because the data collected are usually subjective and the main
measurement tool for collecting data is the investigator himself”.
Dikarenakan data yang diperoleh dari hasil penelitian Politisasi Birokrasi dan
Mutasi Aparatur Sipil Negara ini, adalah data yang bersifat data non numeric data
types dimana data tidak biasa peneliti tidak bisa untuk melakukan generalisasi
data secara matematis. Makan dari itu untuk meneliti kasus pada penelitian ini
peneliti mengambil metode penelitian kualitatif, yang mana motode ini meliki
landasan pemikiran filsafat postpositivisme, discovery, interpretive. sering juga
disebut sebagai paradigma interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas
sosial sebagai sesuatu yang holistik, kompleks, dinamis, penuh makna, dan
hubungan gejala bersifat interaktif (Sugiyono 2013:8). Maka dari ini peneliti
memilih metode kualitatif ini agar bisa di intrepretasikan lebih lanjut, sebagai
penggambaran data dan fakta lapangan secara menyeluruh. Dimana peneliti
melakukan penarikan informasi cerita-cerita dengan pendekatan naratif, dimana
individu yang ditemui dan akan diwawancarai secara mendalam dan melakukan
observasi untuk mengetahui bagaimana proses mereka mendapatkan perlakukan
atau pemutasian dari Pemerintah Daerah pasca pemilihan umum 2020. Kemudian
18
hasil akhirnya akan digambarkan menggunakan teory agency dan merit system
yang peneliti gunakan dalam penelitian ini.
jawab dalam proses mutasi ini selain dari pembina kepegawaian adalah
BKPSDMA dan lembaga ini juga yang mengeluarkan SK mutasi 201
Pegawai Pemerintah pada tahun 2021. Kemudian pada kantor BKPSDMA
ini peneliti mewawancarai Sekretaris BKPSDMA dikarenakan Ketua
BKPSDMA sedang diluar Kota.
1. Observasi
Nasution (1988 dalam Sugoyono 2013) menyatakan bahwa, observasi
adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
22
observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang
sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron)
maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dalam penelitian yang
dilakukan peneliti untuk melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari partisipan yang lebih (Sugiyono 2013:231).
23
digunakan dalam wawancara ini adalah buku catatan , alat recorder dan camera
3. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk catatan harian, sejarah kehiclupan ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan atau dokumen yang berbentuk gambar, seperti foto, gambar
hidup, sketsa dan lain-lain (Sugiyono 2013:240). Lebih lanjut lagi Sahya
(2014:121), mengungkapkan bahwa dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
data secara tidak langsung yang ditujuakan untuk subjek penelitian dengan
menggunakan dokumen.
Untuk menguji validitas data yang telah ditemukan pada penelitian melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi pada penelitian politisasi birokrasi dan
analisis mutasi ASN Kabupaten Pulau Taliabu. maka diperlukan sebuah
mekanisme atau instrument validitas data agar bisa dipertanggung jawabkan
25
secara ilmiah. Pengujian keabsahan pada data penelitian, pada umumnya banyak
ditekankan pada proses uji realibilitas dan validitas 23. Menurut Sahya (2014:127),
validitas merupakan ukuran tingkat keyakinan atau kesahihhan sebuah instrumen.
Lebih lanjut menurut Sugiyono (2017:267) validitas dibagi menjadi dua macam
validitas penelitian yaitu validitas internal dan eksternal, dimana validitas internal
dalah yang berkaitan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang
ingin didapat, sedangan validitas ekternal adalah yang berkaitan dengan derajad
akurasi apakah penelitan yang dilakukan dapat digeneralisasikan atau diterapkan
dalam populasi dimana sampel tersebut didapatkan atau diambil.
23
Prof.Dr.Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitaif,Kualitatif Dan R&D. Alfabeta. Bandung,
2013.
24
Creswell, John W. “Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed.”
Yogyakarta: pustaka pelajar (2010).
26
3. Kesimpulan Sementara
Langkah yang dilakukan peneliti setelah penyajian data adalah
menyimpulkan data sebagaiman apa yang disampaikan oleh Miles and
Huberman analisis data kualitatif adalah verivikasi dan penarikan
kesimpulan. Dimana sifat data yang ditemukan pada penelitian ini jika
dilakuakan komparari dengan kesimpulan tahap awal terjadi perubahan
dimana pada tahap awal peneliti hanya menduka yang melakukan politisasi
adalah eliti politik akan tetapi sebaliknya peneliti juga menemukan hal yang
baru yang melakukan politisasi pada birokrasi seperti apa yang ada pada
rumusan masalah, ternyata birokrasi itu sendiri, maka kemudian diebut
sebagai birokrat berpolitik.
4. Interpretasi teoritik
Kemudian tahap terkahir dari proses penelitian ini adalah tahap intrepretasi
atau tahap penafsiran. Tahap ini merupakan tahap pencarian terhadap semua
temuan diman penafsiran tidak bisa dipisahkan dari analisis data yang telah
dilakukan, dimana hatah ini dilakukan setelah tahap analisis dan penyajian
data. Secara spesifik interpretasi dalam penelitian ini akan menjelaskan
terkait dengan keseluruhan materi yang dibahas secara holistik, dalam
bentuk penjelasan dan tabel untuk memudahkan pembaca dalam melakukan
penafsiran, dimana penafsiran dalam penelitian ini akan menjelaskan konsep
yang menjelaskan seluruh kejadian politisasi dan mutasi ASN Kabupaten
Pulau Taliabu dengan berdasarkan pada teori yang telah peneliti pilih untuk
menggambarkan fenomena tersebut.
BAB II
STUDI TERDAHULU
Tinjaua
n
No Nama Penulis Judul Hasil Penelitian
Pustaka/
Teori
1. Mansyur Petahana dan Teori 1). Kemenangan yang
Djamal & Titin Politiasi Elit diraih oleh calon
Purwaningsih25 Birokrasi (Studi walikota pada pemilu
Pada Pilkada 2015 di Kota Ternate,
Kota Ternate sangat dipengaruhi faktor
2015) politisasi birokrasi.
2). Ada ASN yang
menjadi team Sukses.
2. Lutfi Politisasi Patron 1).Politisasi birokrasi
Wahyudi26 Birokrasi Lokal client yang terjadi dalam
Dalam bentuk hubungan patron
Pemilihan client.
Kepala Daerah 2).Birokrat dijadikan
Secara mesin politik guna
Langsung. memperoleh kemenagan
3).Menjadi ajang birokrat
mengembangkan karir
mereka.
3. Fadhlurrohman Polemik Sistem 1).Dari dua kali mutasi
Mochammad Pelaksanaan pelaksan yang dilakukan oleh
Iqbal, dan Mutasi dan aan pemerintah Kabupaten
Etika Khairina. Open/Selekasi Mutasi, Ciamis ini sudah sesuai
27
Terbuka Sistem dengan apa yang
Kabupaten Seleksi seharusnya dilakukan.
Ciamis (Study Terbuka. 2).Dilaksanakan mutasi
Kasus: dengan
Peraturan BKN cara seleksi terbuka
RI Nomor 5 dikarenakan banyak
Tahun 2019 Pegawai Negeri Sipil
Tentang Tata yang pensiun dan banyak
Cara PNS yang mutasi antar
Pelaksanaan Kabupaten maka terjadi
25
Mansyur Djamal, Titin Purwaningsih. (2015).Petahana Dan Politisasi
Birokrasi (Studi Pada Pilkada Kota Ternate 2015)
26
Wahyud, Lutfi. “Politisasi Birokrasi Lokal Dalam Pemilihan Kepala Daerah Secara
Langsung” 7, no. 3 (2018): 155–164.
27
Fadhlurrohman, Mochammad Iqbal, and Etika Khairina. “Polemik Pelaksanaan Mutasi Dan
Open Bidding / Seleksi Terbuka Di Kabupaten Ciamis ( Study Kasus : Peraturan Bkn Ri
Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Implementation Polemics Of Mutations And Open Bidding In
Ciamis District ( Case Study : BKN RI Regulation Number ” 47, no. 1 (2021): 52–66.
30
Tinjaua
n
No Nama Penulis Judul Hasil Penelitian
Pustaka/
Teori
Mutasi) kekosongan dalam
jabatan pimpinan
tinggi pratama.
4. Gema Menjaga Neutralit 1). Netralitas dari ASN
Perdana28 Netralitas ASN y, sebagian besar
dari Politisasi bureaucr dipengaruhi oleh iklim
Birokrasi acy, lapangan dan
Protecting politiciza kepentingan para pejabat.
tion dan 2).Dalam menjaga
public netralitas ASN harus ada
services. sebuah produk undang-
unang yang secara ketat
dan tegas secara
penindakan.
3).Harus landasan yuridis
yang kuat agar ASN
mampu memantau
internalnnya sendiri.
5. Nugroho, Birokrasi di Compute 1).Dalam tahap
Kandung Indonesia: rassisted penempatan ASN atau
Sapto, Hardi Kasus test, pejabat birokrat harus
Warsono, dan Penempatan Birokrasi seleksi atau semacam tes
Tri Pegawai, dan kompetensi, terutama
Yuniningsih 29 Politisasi Merit dalam penempatan
Birokrasi atau System. Jabatan Pimpinan Tinggi
Merit System?. (JPT),
28
Perdana, Gema. “Menjaga Netralitas ASN Dari Politisasi Birokrasi (Protecting The ASN
Neutrality From Bureaucracy Politicization).” Negara Hukum: Membangun Hukum untuk
Keadilan dan Kesejahteraan 10, no. 1 (2019): 109–128.
29
Nugroho, Kandung Sapto, Hardi Warsono, and Tri Yuniningsih. “Birokrasi Di Indonesia:
Kasus Penempatan Pegawai, Politisasi Birokrasi Atau Merit System?” Journal of Public
Administration and Local Governance 4, no. 2 (2020): 96–110.
https://jurnal.untidar.ac.id/index.php/publicadminis/article/view/3488.
31
Tinjaua
n
No Nama Penulis Judul Hasil Penelitian
Pustaka/
Teori
6. Rakhmawanto, Perspektif Politik, 1).Dalam mengatur
Ajib 30 Politisasi Birokrasi sistem pemerintahan
Birokrasi Dan dan pada level daerah dan
Peran Pejabat Pemerint proses pelaksanaan
Pembina ahan politik lokal, harus ada
Kepegawaian Daerah pemisahan secara tegas
Dalam Birokrasi antara jabatan politik.
2). Pejabat politik dan
jabatan karier yang
merupakan wilyah
pegawai negeri sipil
publik didaerah harus
didikotomikan secara
jelas.
7. Suryanjari, E 31 Catatan Kritis Bureaucr 1).Netralitas birokrasi
Terhadap acy, pada era refomasi
Politisasi Civil menjadi tantangan yang
Birokrasi Dalam Servants cukup serius, bagi proses
Pemilu and reformasi birokrasi.
Election 2.) Produk hukum dan
sanksi terkait pelanggar
etika birokrasi harus
diterapkan secara ketat
dan tegas.
8. Nurprojo, Merit System Merit 1).Semangat merit sistem
Indaru Setyo 32 Dan Politik System, seperti amanat undang-
Birokrasi Di Era Politisasi undang nomor 5, tahun
Otonomi Daerah Birokrasi 2014, tentang ASN
dan adalah untuk
Otonomi meningkatkan netralitas,
Daerah independensi, integritas,
30
Rakhmawanto, Ajib. “Perspektif Politisasi Birokrasi Dan Peran Pejabat Pembina
Kepegawaian Dalam Birokrasi Pemerintah.” Jurnal Administrasi dan Kebijakan Publik 3,
no. 1 (2019): 19–32.
31
Suryanjari, E. “Catatan Kritis Terhadap Politisasi Birokrasi Dalam Pemilu.” Civil Service
Journal (2009): 55–63. https://jurnal.bkn.go.id/index.php/asn/article/view/145.
32
Nurprojo, Indaru Setyo. “Merit System Dan Politik Birokrasi Di Era Otonomi Daerah.”
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS 8, no. 1 (2014): 45–52.
32
Tinjaua
n
No Nama Penulis Judul Hasil Penelitian
Pustaka/
Teori
kinerja, kompetensi,
kesejahteraan kualitas
pelayanan publik dan
akuntabilitas serta
pengawasan ASN.
2).SDM ASN didaerah
belum mumpuni dan
diperparah dengan
politisasi birokrasi.
9. Rizki Muhralin Politisasi Politic, 1).Tampak ada praktek
Rayadi, dan Birokrasi Pada Bureaucr politisasi birokrasi pada
Erman M 33 Pemilihan acy and pilkada kabupaten Siak
Umum Kepala Civil tahun 2011, hal itu terlihat
Daerah (Studi Servants pada bentuk dukungan
Mobilisasi yang diberikan birokrasi.
Pegawai Negeri 2).Penggunaan instrumen
Sipil Di negara (ASN/fasilitas)
Pemerintah dilakukan oleh pasangan
Daerah calonSyamsuar-Alfedri
Kabupaten Siak dan OK-Muhazza..
Tahun 2011)
10. Leda, Wanti-Wanti Politik, 1).Politisasi birokrasi
Helenerius Ajo Politisasi Birokrasi masif dilakukan saat
34
Birokrasi dan pilkada. Dimana para
Menjelang Ekonomi birokrat di NTT di
Pilkada 2020 Di indikasikan tidak
NTT. bersikap netral.
2). Ada pejabat birokrat
mendukung salah satu
kandidat secara terang-
terangan.
11. Diana, Indri Perspektif Birokras, 1).Politisasi terhdap
Destar 35 Politisasi Hukum pejabat tidak saja
Birokrasi Dan dan dilakukan pada jabatan
33
Rizki Muhralin Rayadi, and Erman M. “Politisasi Birokrasi Pada Pemilihan Umum Kepala
Daerah (Studi Mobilisasi Pegawai Negeri Sipil Di Pemerintah Daerah Kabupaten Siak
Tahun 2011)”.” Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Riau (2014): 1–14.
34
Leda, Helenerius Ajo. “Wanti-Wanti Politisasi Birokrasi Menjelang Pilkada 2020 Di Ntt.”
OSF Preprints (2020).
https://app.dimensions.ai/details/publication/pub.1126028071%0Ahttps://osf.io/y5gsq/
download.
33
Tinjaua
n
No Nama Penulis Judul Hasil Penelitian
Pustaka/
Teori
Peran Pejabat Politik eselon II, akan tetapi
Pembina pejabat eselon III juga.
Kepegawaian 2). Lembaga Baperjakat
Dalam Birokrasi tidak mampu lagi untuk
Pemerintah menjamin manajemen
SDM PNS.
12. Purnima, Dewi Politisasi Korupsi, 1).Praktek politisasi
36
Birokrasi dan Politik birokrasi terjadi kegiatan
Perilaku dan yang menggunakan
Korupsi Birokrasi fasilitas pemerintah,
2).Faktor perilaku korup
adalah power tend to
corrupt, bagi siapa yang
mempunyai kekuasaan
maka akan memiliki
kecenderungan untuk
melakukan korupsi,
kolusi, dan nepotisme
(KKN).
13. TRD, Tommy, Upaya Politisasi 1).Pemerintah kota
Aidinil Zetra, Depolitisasi Birokrasi Padang memberikan
and Asrinaldi Birokrasi Oleh dan dukungan pada walikota
Asrinaldi 37 Birokrasi Depolitis Padang, yang bernama
Pemerintah Kota asi Mahyeldi, sebagai calon
Padang Melalui Birokrasi gubernur Sumatera Barat
Pemilu 2020.
Gubernur 2).Pasangan Mahyeldi
Sumatera Barat diusung oleh partai
2020 koalisi yang terdiri dari
Partai PPP dan PKS.
35
Diana, Indri Destar. “Perspektif Politisasi Birokrasi Dan Peran Pejabat Pembina
Kepegawaian Dalam Birokrasi Pemerintah. Jurnal Administrasi Publik Universitas
Andalas,” no. 5 (2014).
36
Purnima, Dewi. “Administration Lies Outside the Proper Sphere of Politics . Administration
Questions Are Not Political Questions ; Although Politics Sets the Tasks for Administration ,
It Should Not Be Suffered to Manipulate Its Offices .” (2008).
37
TRD, Tommy, Aidinil Zetra, and Asrinaldi Asrinaldi. “Upaya Depolitisasi Birokrasi Oleh
Birokrasi Pemerintah Kota Padang Melalui Pemilu Gubernur Sumatera Barat 2020.”
Indonesian Journal of Religion and Society 4, no. 1 (2022): 58–68.
34
Tinjaua
n
No Nama Penulis Judul Hasil Penelitian
Pustaka/
Teori
3).Praktek yang terjadi
berbdeda dengan teori
dari Jhon Pierre dan B
Guy.
4). Adanya pola yang
muncul secara symbiosis
mutualisma, rent
seeking atau patron
client tidak selalu sebagai
pemicu adanya politisasi
birokrasi. Akan tetapi
sebaliknya penelitian ini
menjelaskan bahwa
depolitiasai yang terjadi .
14. Firnas, M Politik Dan Birokra, 1).Reformasi politik yang
Adian 38 Birokrasi: Netralita muncul mewajibkan
Masalah s, munculnya sebuah
Netralitas Patron- birokrasi yang
Birokrasi Di Clien professional dan bebas
Indonesia Era dan dari kooptasi politik
Reformasi Pemiliha seperti yang telah terjadi
n Kepala pada rezim orde baru.
Daerah 2).Tantangan yang
dihadapi dalam
perbaikan birokrasi
adalah elit politik yang
berusaha menjadikan
birokrat sebagai mesin
politik. Kemudian juga
pada tahun 2004
3)semenjak ada undang-
undang no 34 tahun 2004
tentang pokok-pokok Pe-
merintahan daerah yang
para elit local semakin
banyak elit lokal yang
merusak birokrasi.
15. Moshinsky, Politiasai Politik, 1).Mutasi jabatan yang
Marcos 39 Birokrasi Dalam Hukum terjadi dikabupaten
Mutasi Jabatan dan Tabanan ditemukan
38
Firnas, M Adian. “Politik Dan Birokrasi: Masalah Netralitas Birokrasi Di Indonesia Era
Reformasi.” Jurnal review Politik 06, no. 01 (2016): 160–194.
35
Tinjaua
n
No Nama Penulis Judul Hasil Penelitian
Pustaka/
Teori
Struktural Di Birokrat. adanya politisasi
Pemerintahan birokrasi.
Kabupaten 2). Usaha (mutasi) itu
Tabanan Tahun dilakukan untuk
2021 mempertahankan status
quo hingga masa jabatan
berakhir.
3). Membangun mesin
politik yang loyal dan
untuk mencapai tujuan
politik yang sudah
direncanakan.
16. Suwanta, Politisasi Birokrasi 1).Dinas tidak memilki
Bustamil Birokrasi Dalam dan, kinerja yang baik,
Muhdin 40
Proses Politik dimana berjalan kurang
Pergantian efektif. Hal ini
Pejabat diakibatkan karena
Struktural Di tugas di dalam dinas
Provinsi Maluku tidak berjalan efektif
Utara Pasca karena distribusi kerja
Pilkada Tahun tidak dilakukan secara
2014-2017 merata dan tidak sesuai
(Studi Kasus dengan job spesificatio.
Pada 2). Iklim lingkungan
Pemerintahan kerja yang kurang
Daerah Provinsi kondusif, yang mana
Maluku Utara). pejabat baru diangkat
hanya memberikan tugas
pada pegawai tertentu,
dan hal ini menimbulkan
gap dalam lingkungan
kerja.
17. Sary Agustina Politisasi Patron 1).Perwujudan politisasi
Lia 41
Birokrasi Pasca Client birokrasi pasca pemilihan
Pemilihan dan dilakukan dengan
Kepala Daerah Birokrasi pergantian pejabat
39
Moshinsky, Marcos. “Politiasai Birokrasi Dalam Mutasi Jabatan Struktural Di Pemerintahan
Kabupaten Tabanan Tahun 2021.” Nucl. Phys. 13, no. 1 (1959): 104–116.
40
Suwanta, Bustamil Muhdin. “Politisasi Birokrasi Dalam Proses Pergantian Pejabat
Struktural Di Provinsi Maluku Utara Pasca Pilkada Tahun 2014-2017 (Studi Kasus Pada
Pemerintahan Daerah Provinsi Maluku Utara).” Jurnal AKRAB JUARA 5, no. 1 (2020): 190–
202.
36
41
Sary Agustina Lia “Politisasi Birokrasi Pasca Pemilihan Kepala Daerah (Studi Di Kabupaten
Lampung Selatan Tahun 2010)”. Univaersitas Lampung, (2012). 1-112.
42
Edison. “Meritokrasi Vs Politisasi Jabatan Karir Dalam Birokrasi Lokal: Sebuah Pardoks
Netralitas Birokrasi.” Jurnal Kebijakan & Administrasi Publik. Vol 16, (1), (2011), 67-79
37
43
Heru Wahyudi, and Zakaria Habib Al-Ra’zie. “Birokrasi Sebagai Instrumen Politik
Petahana; Kasus Pilkada Di Lebong Dan Banten.” Jurnal Adhikari 2, no. 1 (2022): 292–301.
44
Susanti, Rika Yanita, and Khairul Fahmi. “Relasi Birokrat Dan Politisi Dalam Pilkada
Gubernur Sumatera Barat Tahun 2020.” Indonesian Journal of Religion and Society 4, no. 1
(2022): 41–49.
45
Wisura, G. “Demokratisasi Dan Problem Netralitas Birokrasi Di Indonesia.” Jurnal
Kebijakan dan Manajemen PNS 2, no. 2 (2008): 31–42.
https://jurnal.bkn.go.id/index.php/asn/article/view/152.
38
46
Purnomo, Eko Prastyo, Zaili Rusli, and Muchid. “Politik Mutasi Jabatan Struktural Pegawai
Negeri Sipil Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hilir.” Jurnal Kemunting 1, no. 2 (2020):
163–182.
47
La, Wahiyuddin Ode. “Politisasi Pejabat Struktural Eselon II Di Lingkungan Sekretariat
Daerah Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara” 8, no. 1 (2014): 53–65.
39
48
Hartantri, Fentri. “Intervensi Politik Dalam Kebijakan Promosi Kepala Sekolah Dasar Di
Kabupaten Sleman.” Jurnal Spektrum Analisis Kebijakan Pendidikan 11, no. 3 (2022): 18–
33.
49
Sembiring, Walid Musthafa. “Birokrasi Dan Kekuasaan Politik Lokal: Politisasi Birokrasi
Atau Birokrasi Berpolitik?” Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 7, no. 2 (2020):
408–420.
40
50
Kumayas., Vinie B. P. Takalamingan 1Daud M. Liando Neni. “Netralitas Aparatur Sipil
Negara Pada Pemilihan Kepala Daerah Di Kota Bitung Tahun 2020.” Jurnal Governance 1,
no. 2 (2021): 1–12.
51
Muh. Wahyu T, Andi Gau Kadir dan Irwan, A. Lukman. “Analisis Efektivitas Sistem
Mutasi ASN Di Badan Kepegawaian Kabupaten Luwu Utara.” Government;Jurnal Ilmu
Pemerintahan 5, no. 2 (2012): 55–65.
52
Teguh Setyabudi, Sampara Lukman, Aries Djaenuri, and Khasan Effendy. “Dinamika
Pemilihan Kepala Daerah Langsung Di Provinsi Sulawesi Tenggara.” PAPATUNG: Jurnal
Ilmu Administrasi Publik, Pemerintahan dan Politik 3, no. 1 (2020): 256–269.
41
pemilih.
29. Nurcholidah, Netralitas Patron 1).Tidak ditemukannya
Siti 53 Aparatur Sipil Client, pelangaran karena tidak
Negara (Asn) Motivasi ditemukan laporan ke
Dalam dan inspektorat, yang mana
Pemilihan Hubunga salah satu tugs dari
Umum Kepala n inspektorat adalah
Daerah mengwasi ASN yang tidak
(Pemilukada) Di netral pada Pemilihan
Sekretariat umum.
Daerah
Kabupaten
Tegal
30. Tauhid, T, and Model Relasi Relasi, 1).Ditemukannya model
M Ishaka 54 Politik Birokrasi Politik relasi birokrasi politik
Dalam Persepsi dan pada persepsi pejabat
Pejabat Publik Birokras publik yang memiliki
(Suatu Studi hubungan yang saling
Pada Pemerintah keterkaitan dan saling
Kota Bima). mendukung.
2).Politisasi birokrasi
yang dilakukan dapat
dilihat pada kegiatan
pembangunan,
administrasi maupun
teknik rotasi dan mutasi
pejabat, serta
restrukturisasi,
kelembagaan birokrasi.
3).Praktek perumusan,
penganggaran keuangan
daerah terjadi intervensi
untuk memasukan
kepentingan pejabat
karier atau pejabat
publik.
BAB III
GAMBARAN UMUM KAJIAN PENELITIAN
53
Nurcholidah, Siti. “Netralitas Aparatur Sipil Negara (Asn) Dalam Pemilihan Umum Kepala
Daerah (Pemilukada) Di Sekretariat Daerah Kabupaten Tegal.” Universitas Pancasakti
Tegal, 2019.
54
Tauhid, T, and M Ishaka. “Model Relasi Politik Birokrasi Dalam Persepsi Pejabat Publik
(Suatu Studi Pada Pemerintah Kota Bima).” Prosiding Seminar Nasional … (2020): 224–
234. http://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/ippemas2020/article/view/159.
42
Sementara dari segi geopolitik, wilayah Pulau Taliabu merupakan salah satu
kawasan perbatasan terluar dan berada pada jalur pelayaran internasional dengan
negara tetangga seperti negara Philipina sehingga membutuhkan perhatian dan
kebijakan khusus untuk mendorong pengembangan wilayah kepulauan agar
memiliki tingkat ketahanan wilayah dan ketahanan masyarakat yang baik dalam
kerangka penguatan NKRI mulai dari daerah-daerah strategis secara geopolitik.
Terutama harus ada perhatian khusus pemerintah untuk menambah jumlah
aparatur sipil negara di wilayah kerja pemerintahan Kabupaten Pulau Taliabu
guna bisa melayani masyarakat dengan memadai. Sebagai daerah yang memiliki
55
Taliabu, BPS Kabupaten Pulau. Pulau Taliabu Dalam Angka 2020. (2020).
43
56
“Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Pembentukan
Kabupaten Pulau Taliabu Di Provinsi Maluku Utara” (n.d.).
https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results.
57
https://taliabukab.go.id/web/web/pages/7/visi-dan-misi
44
1. Membangun Sumber Daya Manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, cerdas, sehat dan berbudaya.
2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang responsif, bersih dan melayani
dengan dengan melaksanakan prinsip-prinsip good governance dan clean
government.
3. Mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana wilayah berbasis masyarakat
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
4. Mewujudkan pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis pedesaan dengan
mengedepankan sektor ekonomi unggulan daerah dan ketahanan pangan
2 Kualitas.
3 Profesional.
4 Santun.
5 Disiplin.
6 Maju.
7 Akuntabel.
BAB IV
49
ANALISIS DATA
Pemilihan Kepala Daerah tahun 2020 dilangsung diikuti oleh 270 daerah, dimana
Pilkada akan Diikuti 270 daerah, dengan rincian rincian 9 Provinsi, 224
Kabupaten, dan 37 Kota58. Dan salah satu dari bebrapa daerah yang ada di Maluku
Uatara yang melaksanakan Pemilihan Umum baik itu Pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati, serta Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dimana pada
Kabupaten Pulau Taliabu mempertemukan dua pasangan Calon Bupati yaitu
petahana Aliong Mus-Ramli dan Muhaimin Syarif-Syafruddin Mohalisi.
Partai Jumlah
Calon Bupati dan Wakil Bupati Politik Kursi
Pengusung DPRD
Gerindra
Muhaimin Syarif PDI-P
Safrudin Mohalisi
(Kader Partai Demokrat 10/20
(Kader PDI Perjuangan)
Gerindra) NasDem
Anggota DPRD PKS
Mantan Komisioner KPU
Maluku Utara
Kabupaten Pulau Taliabu
(2019-2024)
Golkar
Aliong Mus Ramli Berkarya
(Kader Partai Golkar) (Non-Partisan) PKB 10/20
Bupati Pulau Taliabu Wakil Bupati Pulau Taliabu PPP
(2016-2021) (2016-2021) PKPI
Sumber : BPS Taliabu (2020) dan Wikipedia Ensiklopodia (2022)
https://nasional.tempo.co/read/1214427/pilkada-serentak-2020-diikuti-270-daerah-ini-rinciannya
58
50
Pada pembahasan analisis data ini peneliti akan menyajikan hasil analisis
data yang peneliti peroleh dari penelitian selama 2 (dua) bulan di wilayah
Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara seperti, Kantor Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur (BKPSDMA),
Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pulau Taliabu dan
59
https://infopublik.id/galeri/foto/detail/118728
60
https://mimbarrakyat.co.id/2021/09/02/kepala-bkpsdma-taliabu-umumkan-pemutasian-202-asn/
51
IV. 1.1 Mutasi ASN Pada Lingkup Kerja Pemerintahan Kabuapaten Pulau
Taliabu
Dari temuan data pada saat wawancara dan obeservasi, jumlah pegawai
yang dimatasi pada tahun 2021 mencapai 201 pegawai yang tersebar diseluruh
instansi pemerintahan.
3. Sektor Pemerintahan 27
4. Kantor Dinas 24
Total 201
Sumber : BKPSDMA Kabupaten Pulau Taliabu 2022 (Diolah)
Lebih lanjut lagi Pak Danial Hamid menegaskan bahwa DPRD yang
seharusnya melindungi mereka malah mereka yang mendukung proses mutasi itu
dilakukan.
53
“Saya temui DPRD karena mereka mendukung mutasi ini, saya bawa masa,
aktivis, guru ke DPRD memprotes hal ini”. (wawancara 1 Desember 2022)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh mantan Kepala Sekolah SD Negeri 2
Lede, Pak Rudianto Tajudin, S.Pd, Bahwa Ia dimutasi akibat beda pilihan politik
dengan petahana, Ia dimutasi dari Kepala Sekolah SD Negeri 2 Lede menjadi guru
biasa atau staf di sekolah SD Negeri Fago Kecamatan Taliabu Timur. Menurutnya
Mutasi yang dilakukan tidak adil karena yang diangkat menjadi kepala sekolah
untuk menggantikannya adalah ASN yang baru lulus (CPNS), yang jenjang
kepangkatannya belum layak untuk menjadi Kepala Sekolah. Berikut pernyataan
dari Pak Rudianto Tajudin.
“Saya dimutasi ke sekolah yang terluar, dari kepala sekolah menjadi staf,
tidak ada alasan mutasi, alasan pastinyaa eee..karena politik, cuman
alasannya itu penyegaran saja, ya kalau alasan pastinnya itu menyangkut
politik karena kalau penyegaran itu berarti dari kepala sekolah disini ke
sekolah lain tapi kepala sekolah, kalau penyegaraan, iya tapi langsung
kebawah itu baru disekolah juga yang terluar, aaa.. berarti itukan ada unsur
politik seperti itu, beda pilihan, yaaa pertama kali kita jalani dulu SK itu
too.. sempat kita pigi lagi, kalau tidak salah, tugas ditempat baru cuman satu
bulan saja”. (wawancara 2 Desember 2022)
Untuk memperkuat data pada penelitian ini maka peneliti juga melakakukan
wawancara pada salah satu aktivis atau pemerhati politik Kabupaten Pulau
Taliabu yang tidak berkenan untuk disebutkan namanya dalam penelitian ini, demi
kenyamanan yang bersangkutan. Ia menjelaskan bahwa dalam kasus yang terjadi
teman-teman aktivis yang tergabung dalam beberapa koalisi aktivis melakukan
aksi protes dan penolakan pada mutasi tahun 2021 di kantor BKPSDMA
Kabupaten Taliabu, hal itu dilakukan kerena mereka menilai aksi mutasi yang
dilakukan oleh BKPSDMA adalah tindakan yang sarat akan kepentingan politik,
lagi-lagi Ia menilai mutasi dilakukan karena ASN yang bersangkutan tidak
mendukung petahana pada PILKADA, Ia menyebutkan bahwa dalam mutasi ini
banyak kemudian yang dimutasi tidak sesuai dengan beban kerja, dimana salah
satu contohnya adalah ASN yang memiliki keterbatasan fisik dimutasi dari tempat
asalnya ke Desa lain, Ia menilai bahwa hal ini akan mempersulit ASN tersebut
dalam bertugas.
54
Langkah yang sama juga dilakukan oleh Pak Rudianto Tajudin dimana Ia
pindah tugas dari pegawai pemerintah daerah Kabupaten Taliabu menjadi pegawai
pemerintah Provinsi Maluku Utara. Hal itu dilakukan guna menghindari intervensi
politik pada proses bertugas menjadi guru.
55
“Artinya kan kita seperti itu tadi kita sampaikan bahwa kita lihat dari SK
tadi itukan tidak apaaa...tidak..tidak relevan to masa umpannya saya kepala
sekola disini yaa, seumpama jadi bawahan yaa bawahan saja disini saja.
kalau umpamannya penyegaran tapi inikan siasat maka waktu itu kita
kesimpulan pindah saja ke provinsi supaya tidak ada intervesi politik dalam
bertugas”. (2 Desember 2022)
“Kalau sesuai prosesdur sih ya, yang pertama bahwa didalam ketentuan
perundang-undangan itukan PNS ini siap ditempatkan dimana saja,
makannya saya bilang, jadi wajarlah tiap 3 bulan atau 1 tahun diroling. Tapi
yang kedua ketika tidak sesuai dengan prosedur, ada penempatan guru-guru
yang tidak sesuai dengan spesifikasinnya yaaa pastinnya ngana (“ngana”
kata kamu dalam bahwa maluku) tau sendirilah tidak perlu saya jelaskan
karena entah mungkin kekurangan PNS di Kabupaten Pulau Taliabu ya
kekurangan PNS tapi kadang kala yang golongannnya belum mencukupi
sudah dinaikan jabatan sebagai kepala sekolah banyak hal yang perlu
dipertimbangkan”. (7 Desember 2022)
Taliabu, rata-rata guru nanti ngana cek sendiri, karena rata-rata inikan guru
eks dari Sula, (kabupaten kepulauan sula) jadi rata-rata inikan besiknya
keguruan yang mungkin hanya berapa OPD saja yang sesuai, yang lain itu
rata-rata guru. Kita sudah koordinasi sama BKD dan pada tahun 2023 akan
dikempalikan ke porsinnya masing-masing, misalnya besiknya keilmuan apa
ya ditaru disitu”. (20 Desember 2022)
Lebih lanjut lagi Pak Sukardinan menambahkan bahwa tidak bisa dipungkiri
juga ada beberapa ASN yang menurut informasi yang diterimannya ASN
melakukan dukungan politik dalam bentuk dukungan materi (modal) kepada
lawan petahana dan menurutnya mutasi yang dilakukan BKPSDMA ada kaitannya
dengan itu.
“Tapi kita harus feer juga eeee.. untuk melihat masalah ini karena ada
infomasi yang saya terima ini, ada ASN juga yang melakukan dukungan ke
calon lain selain petahana, dukungannya begini mereka itu galang dana di
group WA ASN dan lucunya ada orang-orang bupati dalam group itu dan
kemungkinan dia lapor ke bupati juga too….” (20 Desember 2022)
“Ya imbas dari ini ada beberapa pegawai ASN yang ada di naungan Pemda
Taliabu pindah ke Depag taliabu, departemen agama disini ee,
hmmm...tentu hal ini kita sayangkan karena taliabu ini masih kekurang
pegawai eeh, justru mereka pindah, tambah kurang lagi kita hehehe...” (7
Januari 2023)
Persolan ini juga dikonfimasi oleh salah satu aktivis dan pemerhati politik
Kabupaten Pulau Taliabu yang tidak mau disebutkan namanya dalam wawancara
ini. Ia mengakatan bahwa dalam masa aksi itu terdapat guru-guru dan mereka mita
atau mengajukan surat yang berisikan permohonan untuk pindah ke departemen
agama, dan pada saat itu BKPSDMA langsung menyetujui permohonan tersebut.
Ia juga menambahkan langsung menyetujui karena mungkin mereka terdesak
57
“Pada masa aksi itu ada beberapa ASN itu yang menemui pihak BKD dan
minta surat permohonan pemindahannya di tanda tangani, eee mereka pinda
ke depag, langsung di acc itu barang, karena mungkin BKD takut juga
too....”. (7 Desember 2022)
“Alasan saya dimutasi bersama istri katanya roling jabatan, cuman roling
yang dilakukan tidak sesusai dengan regulasi, kami pindah ini bukan
kemauan pribadi, kami pindah inikan atas kemauan pemerintah daerah,
seharusnya ada uang jalannya, dan tembusan ke BKN atau BKD manado itu
harus ada, ini tembusannya hanya tingkat kabupaten saja, hanya bupati
taliabu saja, sama inspektorat. Memang kami dan teman-teman ormas, PGRI
dan lain-lain banyak yang menolak karena tidak sesuai dengan regulasi
tooo….. banyak contoh yang dipindah dari kepala sekolah dipindah yang
begitu banyak golongannya atau pangkatnnya tinggi jadi kepala sekolah
sebelumnya bahkan to.. diganti sama pangkat yang lebih rendah ini tidak
masuk diregulasi ka bagaimana heheh…yang lebih lucu guru dimutasi ke
puskesmas. Faktor semua ini adalah faktor pilkada karena waktu rapat
dengar pendapat dengan BKD dan DPRD banyak pejabat laaa…(La
panggilan buat anak laki-laki) termasuk DPRD itu terlibat dimutasi ini
bahkan yang memberikan masukan nama untuk dimutasi ini berdasarkan
pengakuan langsung mereka. Karena saya tidak sepakat dengan praktek
seperti ini maka saya dan beberapa teman-teman termasuk istri pindah ke
departemen agama agar tidak lagi di intervensi oleh politik”. (7 Januari
2023)
Pada data yang peneliti sajikan diatas maka kita akan memperoleh jawaban
58
atas pertanyaan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana dampak
politisasi birokrasi ASN dilingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Taliabu
Tahun 2021?. Maka dari itu untuk menjawab pertanyaan, yang menjadi titik awal
pertanyaan pada skripsi ini, maka kita akan menguraikannya menggunakan data
yang telah diperloleh selama penelitian. Melihat fenomana yang terjadi
dilapangan dan berdasarkan hasil dari wawancara
Kesehatan bersama partisipan peneliti
18%
menemukan sejumlah jawaban-jawaban atas permasalahan yang terjadi. Ada
beberapa persitiwa yang dapat digambarkan menggunakan data yang telah
Sektor Kesehatan
diperoleh. Pemerintahan
Sektor Pemerintahan 13%
Pendidikan
Diagram IV. 1. Presentase
Kantor Dinas 57%Klasifikasi Mutasi Berdasarkan Instansi Pada SK
BKPSDMA Tahun 2021
Sektor Pendidikan
Dinas 12%
Dari data yang ditemukan dilapangan dan telah dipresentasekan diatas maka
ada beberapa sektor yang dimutasi oleh Pemerintah daerah Kabupaten Pulau
Taliabu melalui BKPSDMA. Dimana dari 201 pegawai jumlah yang paling
banyak dimutasi adalah sektor pendidikan sebesar 57%), untuk urutan kedua pada
sektor kesehatan, sebesar 18%, kemudian ketiga sektor pemerintahan sebesar,
13%, dan yang terakhir adalah sekor Dinas 12%. Dari hasil wawancara mendalam
59
Selain itu juga ada sejumlah kejangalan pada pengangkatan kepala sekola
dan pemindahan dimana pada SD Negeri 2 Lede, berdasarkan keterangan mantan
kepala sekolah (Rudianto Tajudin S.Pd) disekolah itu dan diperkuat oleh data dari
hasil observasi, yang diangkat menjadi kepala sekolah pada SD Negeri 2 Lede
adalah ASN yang baru saja diangkat menjadi ASN (CPNS), penunjukan
pelaksana tugas kepala sekolah ini tidaklah sesuai dengan Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2014, Tentang Admninistrasi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru
sebagai Kepala Sekolah dan Pasal 56 Peraturan Menteri Pendayagunaan Apartur
61
Indonesia, Republik. “Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Pola Karier Pegawai Negeri Sipil”
(2021).
60
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Pola Karier
Pegawai Negeri Sipil. Kemudian juga ada beberapa kerugian yang dialami secara
langsung oleh Pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu akibat mutasi ini, dimana
banyak dari pegawai yang dimutasi ini memimilih pindah tugas dari wilayah
lingkup kerja Pemda Taliabu ke wilayah kerja lain, hal ini mengakibatkan
kerugian karena Pemda Taliabu masih butuh banyak pegawai Aparatur Sipil
Negara untuk melayani Masyarakat. Berdasarkan data dari BKDSMA Kabupaten
Pulau Taliabu Tahun 2022, jumlah pegawai Taliabu baru 1726. Jumlah ini tentu
masih kurang banyak untuk melayani Masyarakat Taliabu yang jumlahnya
kurang lebih 56.135 jiwa pada tahun 2012.
Sementara itu jika kita melihat dari segi tingkat kepangkatan ASN yang ada
di Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pulau Taliabu rata-rata didominasi oleh
Penata Muda III/a.
1
7
0
1
6 5
0 13
1
5 1
0 18
1
4
60
0
2
3 1
0 25
2 10
0 1 60
1
1 1 2
18 1
0 18 25 9 1
5 13 1 8
1 1 1 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1
0
19
21
61
Dari data diatas maka pangkat yang menjadi dominan atau paling tingggi
dimutasi adalah golongan III/a dimana golongan ini berdasarkan Peraturan
Pemerintah Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil, Bab 2 Pasal 11
menyatakan bahwa golongan III/a adalah golongan yang pada saat melakukan
pelamaran sebagai CPNS serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan ijazah
sarjana (S1), atau diploma IV. Kemudian angka itu disusul oleh golongan II/a
dimana golongan ini adalah golongan dengan pelamar yang menggunkan surat
tanda tamat belajar atau ijazah sekolah lanjutan tingkat atau diploma I. Kemudian
yang terkahir disusul oleh pangkat atau golongan II/c, dimana golongan ini pada
saat melaman CPNS menggunakan ijazah sarjana muda, akademi atau diploma
III.
62
BAB V
INTERPRETASI/DISKUSI TEORITIK
62
Diana, Indri Destar. “Perspektif Politisasi Birokrasi Dan Peran Pejabat Pembina
Kepegawaian Dalam Birokrasi Pemerintah Indri Destar Diana Jurnal Administrasi Publik
Universitas Andalas,” no. 5 (2014).
63
efektif, Ia beralasan bawah karena dalam perintahan hal itu telah dilakukan dalam
bentuk garis hierarki terhadap pejabat internal dalam hal ini elit diatas birokrasi,
padangan ini tidak mengharuskan birokrasi untuk bertanggung jawab kepada
rakyat akan tetpi cukup pada siapa yang menunjuk birokrat itu, artinya Ia
mengehendaki bahwa birokrat sepenuhnya dikontrol oleh pejabat politik.
Pendapat ini langsung direspon oleh Herbert Finer, dimana Ia memberikan
bantahan bahwa, meski telah dilakukan sistem yang professional, dalam
pemerintahan yang bermula pada keputusan rakyat untuk memilih pemimpin,
maka sudah semestinnya pejabat memiliki kewajiban moral untuk bertanggung
jawab kepada publik atau rakyat, dari apa yang diucapkan oleh Herbert ini, Ia
berusaha melakukan pemisahan antara birokrasi dan politik.
63
Aneta, Asna. “Perkembangan Teori Administrasi Negara.” Jurnal Inovasi 9, no. 1 (2012):
1–24.
65
sesuaian dimana guru yang masih berstatus CPNS menjadi kepala sekolah
menggantikan yang pangkatnya sudah Penata Muda Tk.1, 3/b.
Pada proses penempatan ASN yang demikian tidaklah sesuai dengan job
specification. Melihat fenome yang ada lebih kepada faktor kedekatan atau faktor
politik dan hal ini mengakibatkan keterampilan dan kompetensi yang dimiliki oleh
seorang pegawai dalam menajalankan sebuah tugas tidak menjadi penilaian
utama. Dan hal ini mengakibatkan prinsip the right man on the right place, susah
untuk wujudkan (Dwiyanto 2007, dalam Osvaldo 2019)64. Menurut R. Palan
dalam bukunya “Competency Management-A Practicioner’s Guide”, kompetensi
adalah deskripsi sikap dan kompetensi adalah keahlian sebagai deskripsi hasil atau
tugas pekerjaan dan kompetensi mengarah pada perilaku yang memeberikan
gambaran motif, ciri khas pribadi, nilai-nilai, pengetahuan, konsep yang dimiliki
oleh seorang yang memiliki kinerja unggul.65
64
Osvaldo Sahambangun, Novie Pioh, Welly Waworundeng. “Manajemen Sistem Aparatur
Sipil Negara (Studi Tentang Sistem Merit Dalam Penempatan Jabatan Pimpinan Tertinggi
Di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Sangihe).” Jurnal Eksekutif 3, no. 3
(2019): 1–13.
65
Meyrina, Rr., Susana, Andi. “Implementasi Peningkatan Kinerja Merit Sistem Guna
Melaksanakan-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014 Kementerian Hukum Dan
Ham(Performance Improvement By Merit System Under The Act Of Civil State Number 5
Year 2014 Of.” Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 10, no. 2 (2016): 175–186.
67
V. 2 Teori Agensi
Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan
mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap
memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan
66
Eisenhardt, Kathleen, 1989. Agency Theory: an Assesment and Review, dalam Academy of
Management Review, vol. 14, no.1, 57-74
67
Ibid.
68
Pada kasus mutasi yang terjadi pada tahun 2021 pasca pemilihan umum di
Kabupaten Pulau Taliabu, ada beberapa pola hubungan yang terjadi dimana ada
hubungan pejabat pembina pegawai kabupaten Pulau Taliabu, selaku bupati
(prinsipil) dengan para agen (BKPSDMA) untuk melakukan mutasi pada
Aparatur Sipil Negara (konsumen) yang kemudian mereka pada saat pemilihan
umum tidak mendukung pasangan calon petahana. Maka dari itu imbas dari
ketidakselarasan antara kepentingan prinsipil dan agen maka terjadilah konflik
kepentingan antara konsumen dan prinsipil. Prinsipil dalam prakteknya sebagai
pemegang kendali dari pemerintahan melakukan kontrol terhadap agen untuk
melakukan perombakan dan penempatan pegawai baru guna menepati kontrak
yang terjadi juga dengan mitra-mitra pada saat pemilihan umum. Sebagai contoh
dalam prakteknya dilapangan banyak yang kemudian ASN yang mendukung
petahan walaupun pangkatnya belum memenuhi kualifikasi untuk menduduki
68
Dista amalia arifah, “Praktek Teori Agensi Pada Entitas Publik
dan Non Publik,” Prestasi 9,no. 1 (2012): 85–95.
69
Pranoto, Bayu Agung, Dan Ari, and Kuncoro Widagdo. “Pengaruh Koneksi Politik Dan
Corporate Governance Terhadap Tax Aggressiveness.” Paper presented at the Seminar
Nasional Dan The 3rd Call for Syariah Paper, no. 2012 (2016): 472–486.
69
Dalam kasus yang taerjadi dikabupaten Pulau Taliabu bukan hanya prinsipil
yang menawarkan kontrak kepada para aparatur sipil Negara akan tetapi
penawaran kontrak untuk mendukung salah satu pasangan calon pada pilkada
Taliabu juga dilakukan oleh para ASN, seperti apa yang dijelaskan oleh data pada
saat wawancara, dimana ASN yang dimutasi juga melakukan kegiatan yang
mendukung pasangan calon, selain petahana, yaitu pasangan calon Bupati dan
Wakil Bupati, Muhaimin Syarif dan Safruddin Mohalisi. Dukungan dilakukan
dalam bentuk penggalangan dana dari ASN untuk mendukung secara kapital
kepada lawan incumbent yaitu Pasangan Aliong Mus dan Ramli. Namun yang
dilakukan oleh para ASN ini bukan tanpa alasan berdasarkan hasil wawancara
secara mendalam dilapangan mereka sudah tidak sejalan lagi dengan
pemerintahan petahana yang selalu menjadikan mereka sebagai alat politik dan
mereka menilai kinerja yang dilakukan oleh petaha kurang baik, dan ingin
melakukan depolitisasi pada lingkup pemerintahan Kabupaten Pulau Taliabu.
Dari intrepretasi teoritik diatas dapat kita lihat bahwa hubungan birokrasi
dan politik begitu kuat, dan membentuk dua pola, yang pertama prinsipil yang
menagarahkan agen dan agen yang menawarkan diri untuk membantu prinsipil.
Akan tetepi hal ini harus dipisahkan karena berdasarkan hasil observasi
dilapangan pelayanan publik di Kabupaten Pulau Taliabu belum sesuai dengan
apa yang dicita-citakan oleh reformasi birokrasi yaitu good governance. Dimana
dalam pelayanan publik yang dilakukan orientasi dari pada pejabat politik yang
70
Kholmi, Masiyah. “Akuntabilitas Dalam Perspektif Teori Agensi.” Ekonomika-Bisnis 2, no.
2 (2010): 357–370.
71
berkuasa membuat birokrasi semakin jauh dari tujuannya, seperti apa yang
disampaikan Dwiyanto. A. (2021) bahwa pejabat birokrasi lebih memposisikan
diri sebagai penguasa bukan memposisikan diri sebagai pelayan publik 71. Hal ini
terjadi karena iklim proses penempatan jabatan atau mutasi yang berdasarkan
unsur patron clinet, yang mengakibatkan pelayanan rakyat terabaikan. Pelayanan
publik yang ada di kabupaten Pulau Taliabu masih amat tertinggal dibandingkan
daerah-darah kabupten lain, hal ini selain daripada usia kabupaten masih relative
muda, ada faktor yang membuat daerah ini sulit berkembang yaitu, soal iklim
kinerja birokrasi. Pada tahun 2020 pemerintah pusat menetapkan kabupaten Pulau
Taliabu sebagai daerah tertinggal melalui Peraturan Presiden No. 63 Tahun 2020
tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024, di provinsi Maluku Utara
bukan hanya taliabu yang ditetapkan daerah tertingal akan tetapi bersama daerah
induk Pulau Taliabu sebelum dilakukan pemekaran yaitu kabupaten Kepulaun
Sula. Berdasarkan Perpres tersebut dijelaskan bahwa daerah tertinggal adalah
daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang
dibandingkan dengan-daerah lain, dalam skala nasional (pasal 1). Kemudian yang
menjadi kriteria daerah tertinggal adalah ; (a. Perekonomian masyarakat, b).
Sumber daya manusia, c). Sarana dan prasarana, d). Kemampuan keuangan
daerah, e). Aksesibilitas dan f). Karakteristik daerah, (pasal 2)72.
71
Dwiyanto, A. Reformasi birokrasi publik di Indonesia. UGM PRESS. (2021).
72
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah tertinggal
Tahun 2020-2024
72
73
Aneta, Asna. “Perkembangan Teori Administrasi Negara.” Jurnal Inovasi 9, no. 1 (2012):
1–24.
73
74
Jaya, Imanuel. “Perjalanan Panjang Ilmu Administrasi Publik (Dari Paradigma Klasik
Menuju Kontemporer)” (2004).
74
BAB VI
PENUTUP
76
Bab ini merupakan bagian terakhir dari proses pembahasan dari apa yang
ditemukan dan dibahas oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan dengan proses
wawancara mendalam dan observasi lapangan dan menelaah dokumen-dokumen
yang dapat diakses pada saat penelitian. Pada bab ini peneliti juga akan mencoba
merumuskan kesimpulan dari seluruh rangkaian penelitian dan kemudian juga
peneliti akan mencoba memberikan rekomendasi atau saran-saran terkait dengan
fokus penelitian yang telah diteliti dan kemudian dijabarkan dalam skripsi ini.
V. 1 Kesimpulan
Berdasarkan pada penyajian data yang kemudian dilanjutkan dengan analisis
data, maka kesimpulan dari penelitian yaitu :
1. Dalam menjalankan tugas BKPSDMA dan Bupati Kabupaten Pulau Taliabu
kurang memperhatikan regulasi yang ada, terutama soal mekanisme mutasi.
Sehingga terjadi mutasi yang terimplikasi sarat akan kepentingan politik.
2. Ada kelompok ASN yang melakukan dukungan kepada pasangan calon lain
dengan melawan petahana.
3. Banyaknya Apatur Sipil Negara yang melakukan pemindahan tugas ke tempat
tugas lain, sebagai contoh ada beberapa ASN Kabupaten Pulau Taliabu yang
pindah tugas dari lingkup kerja Kabupaten Pulau Taliabu ke wilayah kerja
Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Departemen Agama Kabupaten Pulau
Taliabu.
4. Banyaknya Aparatur Sipil Negara yang bekerja dalam ketakukan dan tekanan
politik, dan kebebasan dalam tugas menjadi sempit, karena ada bayang-bayang
mutasi yang muncul ketika tidak mengikuti petahan yang dalam pemilihan
umum.
5. Pelibatan terlalu dalam Aparatur Sipil Negara membawa dampak pada
kualitasi, profesionalisme pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
Kabupaten Pulau Taliabu.
6. Adanya keterlibatan elit politik termaksud wakil rakyat DPRD Taliabu dalam
merekomendasikan Ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM
Aparatur, siapa saja yang akan dimutasi pasca pilkada.
7. Harus ada kesadaran dari masing-masing pihak baik itu elit politik dan pejabat
77
VI. 2 Saran
Berdasarkan dari uraian kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang
bisa peneliti berikan guna memperbaiki sistem mutasi dan sistem manajemen
kepegawaian yang ada dikabupaten Pulau Taliabu dengan mempertimbangkan
data yang dimiliki oleh peneliti, adapun saran yang dapat diberikan sebagai
berikut :
1. Mengacu pada fakta penelitian yang ditemukan dilapangan, dimana terjadi
politisasi pasca Pilkada 2019, maka hal ini harus ada perhatian serius dari
Komisi Aparatur Sipil Negara, sebagai Komisi yang mengawasi jangan sampai
ada pelanggaran dan dikriminasi tugas yang diterima oleh ASN yang dianggap
oleh Petahana tidak mendukung pada pemilu. Maka dari itu harus ada team
khusus yang dibuat untuk Kabupaten Pulau Taliabu dalam mengawal kasus ini
agar tidak terjadi lagi dan meminimalisir terjadinya praktek-praktek seperti ini,
ditengah tahun-tahun pemilu kedepan.
2. Bedasarkan keterangan partisipan dan fakta data pemberlakukan sistem merit
dimana penempatan seseorang berdasarkan keahliannya, di Kabupaten Pulau
taliabu masih jauh dari harapan maka dari itu untuk meningkatkan efesiensi
dan efektifitas pelayanan publik yang ada di Taliabu maka harus ada proses
dan manajemen penempatan pegawai berdasarkan keilmuan yang dimiliki oleh
pegawai tersebut. Hal ini dilakukan juga guna mendorong Kabupaten Taliabu
keluar dari status daerah tertinggal.
3. Mengacu pada apa yang disampaikan oleh sekertaris BKPSDMA dan fakta
data lapangan dimana adanya kekurangan pegawai yang terjadi di Taliabu, hal
ini juga akan berdampak pada lambatnya pelayanan dan kurang meratanya
tenaga pemerintahan dalam melayani masyarakat di wilayah-wilayah
kecamatan dan desa yang ada. Maka dari itu untuk meningkatkan kualitas dan
kecepatan pelayanan publik Pemerintah Daerah harus melakukan permohonan
78
VI.3 Implikasi
Implikasi dari penelitian ini adalah apa yang kemudian yang bisa
disumbangkan dari hasil penelitian untuk Ilmu Admnistrasi Publik, terutama pada
dampak mutasi Aparatur Sipil negara, serta mampu memberikan informasi terkait
pembangunan Aparatur pemerintahan pada daerah-daerah tertinggal, demi
terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana amanat
sila ke-5.
bagaimana ASN yang merasa tidak puas dengan lingkungan tugasnya pindah
lingkungan tugas pada naungan pemerintahan dan lembaga lain. Lebih dari itu
peneliti juga menemukan adanya kendala dalam pelaksanaan pelayanan publik
yang ada di daerah-daerah tertinggal atau daerah otonomi baru. Kendala itu
datang kerena faktor kepegawaian dan faktor infrastruktur, dimana pegawai yang
ada di kabupaten Pulau Taliabu masih tergolong kurang dan infrastrukrut seperti
bangunan, listrik, jaringan internet, pelabuhan, bandara ketersediaanya masih
minim. Dengan adanya proses pengembangan dari penelitian yang dilakukan
sebelumnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembanding dan melengkapi
riset politisasi birokrasi pada masa yang akan datang. Selain itu yang menjadi
pembeda penelitian ini dan penelitian yang terdahulu adalah adanya usaha ASN
untuk mendukung pasangan calon lain untuk melawan petahan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Setia.
Anggara Sahya. (2015). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Pustaka Setia
Christensen, Tom. at, el. (2007). Organization Theory and the Public Sector :
Instrument, culture and myth. Canada : Published in the Taylor.
Defita Raharjo, Murni Ramli, & Yudi Rinanto. (2016). Metode Penelitian
Kualitatif Jenis, Karakter, Dan Keunggulannya.” Journal of Chemical
Information and Modeling 53, no. 1-9.
Diana, Indri Destar. (2014). Perspektif Politisasi Birokrasi Dan Peran Pejabat
Pembina Kepegawaian Dalam Birokrasi Pemerintah. Jurnal Administrasi
Publik Universitas Andalas. (5).
Dista. A. (2012). Praktek Teori Agensi Pada Entitas Publik Dan Non Publik.
Prestasi. Vol 9, (1), 85–95.
81
Kumayas. et.al. (2021). Netralitas Aparatur Sipil Negara Pada Pemilihan Kepala
Daerah Di Kota Bitung Tahun 2020. Jurnal Governance. Vol 1, (2), 1–12.
Muh. Wahyu, et.al. (2012). Analisis Efektivitas Sistem Mutasi ASN Di Badan
Kepegawaian Kabupaten Luwu Utara. Government;Jurnal Ilmu
Pemerintahan. Vol 5, (2), 55–65.
https://app.dimensions.ai/details/publication/pub.1126028071%0Ahttps://
osf.io/y5gsq/download.
Meyrina, Rr, Susana dan Andi. (2016). Implementasi Peningkatan Kinerja Merit
Sistem Guna Melaksanakan-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun
2014 Kementerian Hukum Dan Ham(Performance Improvement By Merit
System Under The Act Of Civil State Number 5 Year 2014 Of.” Jurnal
Ilmiah Kebijakan Hukum. Vol 10, (2), 175–186.
Nurprojo, Indaru Setyo. (2014). Merit System Dan Politik Birokrasi Di Era
Otonomi Daerah. Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS 8, (1), 45–52.
Pranoto, et. al. (2016). Pengaruh Koneksi Politik Dan Corporate Governance
Terhadap Tax Aggressiveness.” Paper presented at the Seminar Nasional
Dan The 3rd Call for Syariah Paper. (2012), 472–486.
Purnomo, et.al. (2020). Politik Mutasi Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil
Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hilir.” Jurnal Kemunting. Vol 1, (2) ,
163–182.
Purnima, Dewi. (2008). Administration Lies Outside the Proper Sphere of Politics
. Administration Questions Are Not Political Questions ; Although Politics
Sets the Tasks for Administration , It Should Not Be Suffered to Manipulate
Its Offices.
Rizki Muhralin Rayadi, dan Erman M. (2011). Politisasi Birokrasi Pada Pemilihan
Umum Kepala Daerah (Studi Mobilisasi Pegawai Negeri Sipil Di
Pemerintah Daerah Kabupaten Siak Tahun 2011). Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau 1–14.
Sary Agustina Lia . (2012). Politisasi Birokrasi Pasca Pemilihan Kepala Daerah
(Studi Di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010). Univaersitas
Lampung. 1-112.
Sen. (1987). The Standard of Living. Annual Review Sociology. Vol 31, (1), 263–
284.
84
Susanti, Rika Yanita, dan Khairul Fahmi. (2022). Relasi Birokrat Dan Politisi
Dalam Pilkada Gubernur Sumatera Barat Tahun 2020. Indonesian Journal
of Religion and Society. Vol 4, (1), 41–49.
Syamsir, Ahmad. (2020). The Role of Civil Society in the Public Sector in
Indonesia. TEMALI : Jurnal Pembangunan Sosial (3), no. hlm 323–330.
Tauhid, T, dan M Ishaka. (2020). Model Relasi Politik Birokrasi Dalam Persepsi
Pejabat Publik (Suatu Studi Pada Pemerintah Kota Bima). Prosiding
Seminar Nasional. 224–234.
http://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/ippemas2020/article/view/159.
Blog :
Nurita Dewi (2019). Pilkada Serentak 2020 Diikuti 270 Daerah, Ini Rinciannya.
https://nasional.tempo.co/read/1214427/pilkada-serentak-2020-diikuti-
270-daerah-ini-rinciannya. [Diakses 4 Maret 2023 : Pukul 03:00 WIB]
http://itjen.kemenag.go.id/sirandang/peraturan/366-37-peraturan-
pemerintah- nomor-37-tahun-2004-tentang-larangan-pegawai-negeri-
sipil-menjadi-anggot