Anda di halaman 1dari 27

SEJARAH PERKEMBANGAN PROSTODONSIA

Pada bid kedokteran gigi yg bersangkutan dg pekerjaan memperbaiki serta mempertahankan


fungsi mulut dg suatu penggantian tiruan bagi satu atau lebih gigi yg hilang serta jaringan
sekitarnya termasuk jar orofasial dinamakan Prostodonti (prosthodontics = ilmu geligi
tiruan).

Menurut definisi ADA (American Dental Association), prostodonti adalah ilmu dan seni
pembuatan suatu penggantian yg padan (=sesuai) bagi hilangnya bagian koronal gigi, satu
atau lebih gigi asli yg hilang serta jaringan sekitarnya, agar spy fungsi, penampilan, rasa
nyaman dan kesehatan yg terganggu karenanya dpt dipulihkan.

Prostodonsia secara grs besar dibagi dlm 3 cabang ilmu, yaitu :

1. Prostodonsia Lepasan (Ilmu Geligi Tiruan Lepasan = Removable Prosthodontics)


2. Prostodonsia Cekat (Ilmu Geligi Tiruan Cekat = Fixed Prosthodontics)
3. Prostetik Maksilo Fasial (Maxillo Facial Prosthetics = Prostetik yg mengenai wajah dan
tulang rahang)

Prostodonsia atau Ilmu Geligi Tiruan Lepasan dibagi lagi atas :


 Protodonsia Lepasan Lengkap (Ilmu Geligi Tiruan Lengkap )
 Prostodonsia Lepasan Sebagian (Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan)

Dalam Ilmu Geligi Tiruan Lengkap yg disebut Full Denture Prosthetics dibuat suatu
restorasi bila satu atau kedua lengkung rahang sdh tak ada giginya lagi.
Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan dikenal pula sbg Partial Denture Prosthetics atau
Removable Partial Prosthodontics.
Prostodontia Cekat merupakan cabang ilmu geligi tiruan yg menyangkut penggantian dan
perbaikan geligi dgn suatu penggantian tiruan yg tak dpt dilepas-lepas dari tempatnya oleh si
pemakai. Cabang ilmu ini disebut pula Fixed Partial Prosthodontics atau Crown and Bridge
Prosthodontics.
 Geligi tiruan yg dicekatkan kpd geligi penyangganya disebut Geligi Tiruan Cekat
atau Jembatan Cekat (=bridge=fixed bridge=fixed partial denture ).
 Geligi tiruan yg menggantikan satu atau lebih, ttp tidak semua gigi serta jaringan
sekitarnya dan didukung oleh gigi dan atau jaringan di bawahnya serta dpt dikeluar-
masukkan ke dalam mulut oleh pemakainya dikenal sebagai Geligi Tiruan Sebagian
Lepasan (= removable partial denture)
 Bila dukungannya diperoleh dari geligi semata, alat tiruan ini kadang disebut
Jembatan Lepasan (= removable bridge).
 Geligi tiruan yg seluruh dukungannya diperoleh dari geligi disebut Geligi Tiruan
Dukungan Gigi (= tooth borne partial denture atau tooth supported partial denture).
 Geligi tiruan sebagian yg seluruh dukungannya berasal dari jaringan yg berada di
bawahnya dan karenanya disebut Geligi Tiruan Dukungan Jaringan (= tissue borne
partial denture atau tissue supported partial denture)
 Sebaliknya bila dukungan berasal dari gigi maupun jaringan, akan diperoleh Geligi
Tiruan Dukungan Kombinasi (=tooth tissue borne partial denture). Bentuk seperti ini
kadang disebut Geligi Tiruan Sebagian dgn Perluasan Distal (= distal extension
partial denture).
CENGKERAM

Suatu istilah yang disebut juga cengkeraman, cangkolan sampai klammer.


Dalam pustaka Inggris dikenal istilah clasp atau crib.

Penggolongan Cengkeram :

1. Menurut Konstruksinya :
a. Cengkeram Tuang atau Cor (cast clasp)
b. Cengkeram Kawat (wrought wire clasp)
c. Cengkeram Kombinasi (combination clasp)
2. Menurut Desainnya :
a. Cengkeram Sirkumferensial (circumferential clasp or circumferential type
clasp).
b. Cengkeram Batang (bar arm or bar type clasp)
3. Menurut Arah Datang Lengannya :
a. Cengkeram Oklusal (occlusal approching clasp)
b. Cengkeram Gingiva (gingivally approaching clasp)

Prinsip Desain Cengkeram :


Cengkeram harus didesain berdasarkan : pemelukan, pengimbangan, retensi
dukungan, stabilisasi dan pasifitas.

Pemelukan (encirclement) :
Sebuah cengkeram harus memeluk permukaan gigi lebih dari 180 derajat
tetapi kurang dari 360 derajat. Sedikitnya ada tiga permukaan gigi yang
dilewati cengkeram, yaitu sandaran oklusal, terminal retentif dan terminal
pengimbang.
Pengimbangan (reciprocation) :
Dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bagian geligi tiruan utk
mengimbangi atau melawan gaya yang ditimbulkan oleh bagian-bagian lain.
Hal ini harus ditinjau dalam arah horisontal maupun vertikal.

Retensi :
Merupakan kemampuan geligi tiruan melawan gaya-gaya pemindah yang
cenderung memindahkan protesa ke arah oklusal.
Contoh gaya-gaya pemindah : adalah aktivasi otot-otot pada saat bicara,
mastikasi, tertawa, menelan, batuk, bersin, makanan lengket atau gravitasi
untuk geligi tiruan atas.

Stabilisasi :
Stabilisasi (bracing or reciprocation) merupakan gaya utk melawan pergerakan
geligi tiruan dlm arah horisontal. Dlm hal ini semua bagian cengkeram
berperan, kecuali bagian terminal (ujung) lengan retentif.

Dukungan :
Cengkeram hrs sanggup melawan gaya oklusal atau vertikal yang terjadi pd
waktu berfungsi atau mastikasi.

Pasifitas :
Lengan retentif pd daerah gerong retentif gigi penyangga hrs bersifat pasif,
sehingga tdk menekan gigi sampai diaktifkan oleh pergerakan-pergerakan
geligi tiruan pd saat fungsi atau waktu keluar masuk mulut.

Bagian – bagian Cengkeram dan Fungsinya


1. Badan Cengkeram (body) :
Terletak antara lengan dan sandaran oklusal.
2. Lengan Cengkeram (arm) :
Terdiri dari bahu dan terminal
3. Bahu Cengkeram (shoulder) :
Bagian lengan yg berada di atas grs survai, biasanya tegar
4. Ujung Lengan :
Bagian ujung lengan cengkeram.
5. Sandaran (rest) :
Bagian yg bersandar pd permukaan oklusal/insisal gigi penahan
6. Konektor Minor (minor connector) :
Bagian yg menyatukan cengkeram dgn kerangka logam geligi tiruan.
Gambar :
Cengkeram hanya dpt berfungsi dg baik bila merupakan suatu kesatuan yg
tdd :
1. Satu lengan retentif dg ujung yg berada di bawah grs survai atau pd
daerah gerong retentif.
2. Satu lengan pengimbang yg secara keseluruhan berada di daerah non-
retentif.
3. Satu sandaran oklusal
4. Satu atau lebih konektor minor.

Lengan Retentif :
Lengan ini dibuat sedemikian rupa, sehingga bagian sepertiga terminalnya
fleksibel dan terletak dibawah grs survai. Bagian sepertiga tengah semi-
fleksibel dan bagian pangkal lengannya tegar.

Fungsi utama lengan retentif :


1. Melawan pergerakan geligi tiruan ke arah vertikal atau oklusal dan ini
diperoleh melalui ujung lengan yg berada dibawah grs survai.
2. Menetralisasi gaya yg akan memutar atau memiringkan gigi penyangga.
3. Stabilisasi protesa dengan mengurangi pergerakan horisontal.

Lengan Pengimbang :
Lengan ini biasanya ditempatkan pd daerah bukan gerong di atas grs survai,
serta permukaan berlawanan dgn lengan retentif. Lengan ini akan berfungsi
dgn baik, bila semua bagiannya tegar.

Fungsi lengan pengimbang :


Pengimbangan atau stabilisasi terhadap pergerakan horisontal, atau gaya yg
ditimbulkan lengan retentif pd saat fungsi, atau gaya ortodontik yg timbul.
1. Membantu fungsi penahanan tak langsung, apa bila ditempatkan
anterior atau posterior dr grs fulcrum
2. Membantu retensi, walaupun amat terbatas krn adanya friksi lengan
cengkram dgn gigi
3. Membantu dukungan protesa krn ada bagian yg terletak di atas grs
survai.

Sandaran Oklusal
Bagian ini hrs ditempatkan pd kedudukannya (rest seat atau recess) yg
memang dipreparasi utk itu.

Konektor Minor
Bagian ini menyatukan badan dan lengan cengkeram dgn kerangka logam
geligi tiruan.

CENGKERAM KAWAT

Cengkeram kawat merupakan jenis cengkeram yg lengan-lengannya terbuat


dari kawat jadi (wrought wire).
Kawat jadi yg sering dipakai biasanya terbuat dari Kawat Aloi Khrom Nikel dan
dpt diperoleh dlm 3 jenis ketegaran, yaitu soft (500-650 N/mm 2), hard (1400-
1600 N/mm2) dan springhard (1800-2000 N/mm2).
Ukuran dan jenis yg sering dipakai utk keperluan pembuatan geligi tiruan
sebagian adalah yg bulat dengan grs tengah 0,7 mm utk gigi anterior dan
premolar dan 0,8 mm utk gigi molar.

Cengkram kawat dibentuk dgn jln membengkokkannya dgn tang cengkeram


yg hrs memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Kontak cengkram dgn permukaan gigi penyangga merupakan kontak
kontinu dan berupa kontak grs bila penampangnya bulat dan kontak
bidang bila penampangnya setengah bulat
2. Lengan cengkeram hrs melewati grs survai, biasanya 1-2 mm diatas
tepi gingiva (cukup 1mm saja bila sandaran oklusal mampu menahan
gaya pemindah ke arah gingiva)
3. Badan cengkram sirkumferensial hrs terletak di atas titik kontak gigi
penyangga.
4. Sandaran dan badan tidak boleh mengganggu oklusi maupun
artikulasi.
5. Ujung lengan cengkram hrs dibulatkan dan tdk boleh menyentuh gigi
tetangga dan melukai jaringan lunak.
6. Pd permukaan cengkeram tdk boleh ada tanda bekas tang, tanda ini
menunjukkan kurang baiknya manipulasi pembengkokan sehingga
akan mempengaruhi daya tahan cengkram.

Keuntungan Pemakaian Cengkeram Kawat :


1. Lentur
2. Retensinya dpt disesuaikan dgn kebutuhan
3. Dpt dibuat dgn kawat diameter yg lbh kecil tanpa resiko mudah patah
ttp estetik lbh baik
4. Penutupan permukaan gigi lbh minim
5. Indikasi pemakaian lengan retentif lbh luas
6. Teknik pembuatan lbh mudah
Kerugian Pemakaian Cengkeram Kawat :
1. Mudah terjadi distorsi
2. Mudah patah
3. Kelenturan dan tdk dipreparasinya sandaran oklusal kurang memberi
dukungan yg memuaskan.
4. Lengan kawat yg lentur kurang atau tak mampu menahan gaya
horisontal atau lateral.

Kelompok Cengkeram Kawat Oklusal/ Circumferensial Type Clasp :


1. Cengkeram Tiga Jari
Btk spt akers clasp, dibentuk dg menyolder lengan-lengan kawat pd
sandaran atau menanamnya kedlm basis.
2. Cengkeram Dua Jari
Btk sama dg akers clasp ttp tanpa sandaran.Tanpa sandaran, cengkeram
ini berfungsi retentif saja pd protesa dukungan jaringan.
3. Cengkeram Jackson
Penahan langsung pd ortodontik
4. Cengkeram Setengah Jackson/Cengkeram Satu Jari
5. Cengkeram C
6. Cengkeram S
Berbentuk huruf S, bersandar pd cingulum gigi caninus. Digunakan utk
gigi caninus atas dan bawah
7. Cengkeram Panah/Arrow Crib
Berbentuk anak panah pd interdental gigi, diperuntukkan bagi anak-
anak yg retensi kurang.
8. Cengkeram Adam
9. Cengkeram Anker Crib

CENGKERAM TUANG =
DIRECT RETAINER =
CLASP

Adalah bagian dari GTSL Kerangka Logam yg memegang dan terletak pd gigi
penjangkaran dg maksud menahan gigi tiruan agar tetap berada pd
kedudukannya apabila ada gaya-gaya yg terjadi pd gigi tiruan tsb.

Cengkeram Tuang Terdiri Dari 2 Macam, Yaitu :


1. Intra Coronal Direct Retainer
2. Ekstra Coronal Direct Retainer

1. Intra Coronal Direct Retainer = Internal Attachment


Adalah : Cengkeram yg bentuknya merupakan kombinasi dari btk
receptacle (female) yg terdapat pd crown yg menutupi gigi
penjangkaran dan btk post (male) yg terdpt pd frame (rangka kerangka
logam).

Kekurangan dari btk intra coronal ini adalah :


1. Gigi abutment hrs diasah dan dibuatkan crown dg btk female
2. Seringkali terdpt problem pd prosedur laboratorium
3. Bila sdh aus hrs dibongkar krn preparasi sulit dilakukan
4. Penempatannya pd gigi abutment relatif sulit
5. Hanya efektif utk crown yg pendek
6. Relatif lbh mahal
7. Tdk dpt dipakai utk kasus free end (distal extension)

2. Extra Coronal Direct Retainer


Adalah : Cengkeram tuang (clasp) yg melingkari gigi penjangkaran yg
memberikan efek retensi dan stabilisasi dari gigi tiruan.
Cengkeram ini dibuat dg proses pengecoran logam ke dlm cetakan
(mould space) yg diperoleh setelah penguapan pola malam (wax
pattern)

Perbedaan antara cengkeram kawat dan cengkeram tuang :

Cengkeram Kawat : Cengkeram Tuang :

- Kurang retentive - Lebih retentive


- Kurang stabil - Lebih stabil
- Btk kurang pas/tepat - Bentuk lbh tepat
- Cepat longgar - Lebih fit
- Letak pd kwadran III, IV - Letak pd kwadran I, IV
- Permukaan gigi yg ditutup lbh sedikit - Lebih luas
- Bahan dari chrom-nikel-baja - Bahan dari logam campuran
(allloy) chromcobalt-molyb
denum

Gambar :

Syarat-syarat Cengkeram Tuang :


1. Support
2. Bracing/Stabilisasi
3. Retensi
4. Reciprocity/Reciprocation
5. Pelingkaran/Encirclement
6. Bersifat pasif
1. Support
- Dimungkinkan dg adanya rest oklusal
- Utk mencegah pergerakan gigi tiruan ke arah gingival dan
mempertahankan hubungan yg stabil antara cengkeram dgn gigi
penjangkaran
- Beban bisa disalurkan ke jaringan periodontal sejajar dgn sumbu axial
gigi

2. Bracing/Stabilisasi
- Adalah resistensi dari cengkeram dlm melawan gaya-gaya horizontal,
lateral atau torsional
- Cengkeram tipe sirkumferensial memberikan bracing yg lbh baik
- Diberikan oleh semua bagian yg kaku dari cengkeram kecuali bagian
terminal

3. Retensi
- Diberikan oleh bagian cengkeram yg terletak dibawah grs survey yaitu
bagian retentive dari lengan cengkeram (terminal)
- Sifatnya elastis
- Mencegah pergerakan gigi tiruan dari arah gingival, misalnya dgn
adanya gerakan lidah, pengunyahan, penelanan atau makanan yg
melekat

4. Reciprocity/Reciprocation
Bagian dari cengkeram yg berfungsi menetralisir gaya-gaya yg dibuat
oleh bagian yg lain dari gigi tiruan.

5. Encirclement/Pelingkaran
Pelingkaran yg terbaik adalah bila cengkeram melingkari gigi
penjangkaran sebanyak 180°.

6. Pasif
- Cengkeram tdk boleh memberikan tekanan kecuali pd waktu berfungsi
atau pd waktu melepaskan protesa
- Perbedaan dgn cengkeram/alat ortho adalah alat tsb bersifat aktif

Cengkeram Tuang dpt dibagi menjadi :


1. Type Sirkumferensial /Oklusal
2. Type Bar/Batang/Roach/Vertical Projection/Gingival
1. Type Sirkumferensial = Oklusal

Adalah : Cengkeram tuang yg bentuknya melingkari permukaan gigi dan


lengan- lengannya berawal dan berasal dari permukaan oklusal.

Macam-Macam Cengkeram Sirkumferensial :


1. Akers
2. Reverse Approach Circle
3. Double Akers
4. Ring/Cincin
5. Cuspid Universal Clasp
6. Multiple Clasp
7. Cengkeram Lengan Panjang
8. Cengkeram Back Action/Mengarah Belakang
9. Cengkeram Kail Ikan/Fish Hook/Hairpin Clasp
10.Cengkeram Embrasure
11.Cengkeram Half And Half

1. Akers
Adalah : cengkeram tuang jenis sirkumferensial yg paling sederhana seperti
cengkeram 3 jari dan paling sering digunakan.

Indikasi :
1. Untuk gigi posterior (P atau M)
2. Apabila faktor estetik tdk diperlukan
3. Daerah undercut terdapat pd sisi yg berlawanan dari gigi thd edentulous
4. Paling sering digunakan pd kasus tooth bonded atau paradental.
Mis : Kls III Kennedy

Keuntungan :
1. Sederhana krn bentuknya seperti klamer 3 jari
2. Cukup hygienis
3. Memenuhi persyaratan cengkeram yg baik, yaitu :
- Support diberikan oleh rest oklusal
- Bracing diberikan oleh lengan lingual, shoulder dr lengan bukal,
konektor minor dan rest oklusal
- Retensi diberikan oleh bagian terminal dr lengan retentive
- Reciprocation diberikan oleh lengan lingual yg kaku
- Encirclement diberikan oleh lengan bukal dan lingual yg melingkari gigi
lebih dari 180°

Kerugian :
1. Estetik kurang baik
2. Cengkeram tampak memenuhi permukaan gigi
3. Tidak dpt dipakai utk gigi anterior
4. Pada sadel yang panjang (Kls I, II, Kennedy) dapat mengungkit gigi
penjangkaran

Komponen dari Akers :


1. Rest oklusal, yg memberikan support pd protesa
2. Body, yg menghubungkan rest dan lengan cengkeram dgn minor konektor
3. Lengan reciprocal, terletak pd atau diatas kontur terbesar
4. Lengan retentive, termasuk shoulder dan ujung retentive
5. Ujung retentive, merupakan bag terminal yg terletak dibwh kontur terbesar
dan berfungsi sbg retensi dr protesa
6. Minor konektor, lanjutan dari body cengkeram yg menghubungkan
cengkeram dgn bagian lain dr kerangka logam

2. Reverse Approach Circle


- Menyerupai Akers, hanya letak rest tdk pd daerah diastema
- Indikasi :
Utk sadel ujung bebas (free end saddle) terutama bila gigi terakhir
adalah gigi premolar atau molar dan bila gigi-gigi sisa hanya M2 atau
M3 kiri dan kanan.

3. Double Akers
- Merupakan 2 buah akers yg disatukan
- Keuntungan : memenuhi semua persyaratan cengkeram yg baik
- Kerugian : a. Estetik kurang baik
b. Banyak bagian gigi yg ditutup
- Indikasi : pada gigi premolar dan molar yg tdk mempunyai diastema
diantaranya

4. Cengkeram Cincin/Ring Clasp


- Mengelilingi gigi hampir seluruhnya
- Mempunyai 2 rest oklusal
- Indikasi : gigi molar terakhir yg berdiri sendiri atau miring, sebaiknya
simetris kiri dan kanan.
- Keuntungan :
a. Encirclement baik
b. Beban jatuh sejajar sumbu axial walaupun gigi penjangkaran miring
krn adanya rest di mesial dan distal.

5. Cuspid Universal Clasp/ C Clasp


- Indikasi : utk gigi caninus bawah
- Rest terletak didaerah mesiooklusal, kemudian melingkar turun
didaerah mesiolingual, diteruskan dgn lengan yg terentang sepanjang
mesiolingual dibawah cingulum dan ke distal melalui undercut bagian
distal turun ke bawah di daerah labial mendekati gingival di daerah
sisi mesiolabial

6. Multiple Clasp
- Indikasi : utk gigi posterior
- Rest terletak di anterior dan posterior 2 gigi, lengannya memanjang
dari anterior ke posterior pd bagian lingual dan lengan bukalnya tidak
menyatu tetapi terpisah di proksimal kedua gigi.

7. Cengkeram Lengan Panjang


- Cengkeram ini menyerupai akers tetapi lengannya memanjang ke gigi
sebelahnya
- Indikasi : utk gigi posterior

8. C.Back Action = Mengarah Ke Belakang


- Prinsip = Ring Clasp
- Keuntungan : a. Estetik cukup baik
b. Retensi cukup baik
- Kerugian : a. Daya reciprokal kurang
b. Kurang hygienis dari segi periodontal
c. Kurang dpt melawan gaya-gaya horizontal
- Indikasi : Kls I dan II Kennedy dgn gigi premolar sbg gigi terakhir.

9. C.Fish Hook/ Hair Pin/Kail Ikan


- Modifikasi terletak pd bagian bukal, ttp ukuran gigi hrs relative lbh
besar
- Indikasi : utk gigi posterior, bila dipakai cengkeram akers undercutnya
kurang.
- Kerugian : karies mudah terjadi dan estetiknya kurang sehingga
kebanyakan dipakai hanya utk rahang bawah.

10. C.Embrasure
- Sering dipakai jika diantara kedua gigi tidak ada diastema
- Digunakan pd kasus kls III Kennedy/ 1 sisi tidak bergigi
- Jalannya cengkeram mulai dr permukaan lingual ke oklusal kemudian
membentuk rest pd kedua gigi, berakhir pd daerah bukal ke 2 gigi.
- Prinsip sama dg double akers hanya kedua lengan bagian lingual tdk
panjang
- Keuntungan : estetik baik
- Kerugian : a. Retensi kurang
b. Bracing hampir tdk ada

11. C.Half And Half


- Cengkeram ini khusus utk gigi yg berdiri sendiri
- Mempunyai 2 lengan yg terpisah, tiap lengan mempunyai rest oklusal.
- Bagian bukal, lengan berjalan dari anterior ke posterior.

Gambar : Contoh Cengkram Sirkumferensial/Oklusal


TAHAP PEMBUATAN GTSL AKRILIK SECARA GARIS BESAR

Untuk membuat gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL), ada beberapa tahap yang harus
dilakukan agar mendapatkan hasil yang optimal antara lain :

1. Model Kerja
a.Membuat model kerja
Setelah menerima cetakan rahang dari dokter gigi, sebaiknya sebelum di cor dengan
dental stone dibuat dinding dari lembaran malam sekeliling cetakan untuk mengamankan
bentuk tepi cetakan (boxing).
Maksud dari boxing ialah : membatasi dental stone agar memudahkan pekerjaan menge
cor gips atau dental stone dan juga membantu model stone agar bentuk perifer (batas te
pi) tetap ada.
b. Persiapan model kerja
Membersihkan model kerja agar memperlancar dalam proses pembuatan GTSL akrilik

2. .Membuat Desain

Tahap-Tahap Pembuatan Desain :


Ada 4 tahap yaitu
 Tahap 1 : Menentukan kelas dr masing2 daerah tak bergigi (sadel)
 Tahap 2 : Menentukan macam dukungan dari setiap sadel
 Tahap 3 : Menentukan macam penahan
 Tahap 4 : Menentukan macam konektor

TAHAP 1

Kelas 1
DTG : Berupa sadel berujung bebas (free end) pada kedua sisi.
IP : Protesa lepasan, dua sisi (bilateral) dan dengan perluasan basis ke distal.

Kelas 2
DTG : Berupa sadel berujung bebas (free end) satu sisi.
IP : Protesa lepasan, dua sisi dan dengan perluasan basis ke distal.

Kelas 3
DTG : Berupa sadel tertutup (paradental), kedua gigi tetangganya kuat tetapi
tdk mampu memberikan dukungan (support) sepenuhnya.
IP : Protesa lepasan, dua sisi dan dengan dukungan dari gigi.

Kelas 4
DTG : Berupa sadel tertutup dan melewati garis tengah.
IP : Protesa cekat atau lepasan, dua sisi

Kelas 5
DTG : Berupa sadel tertutup dan gigi tetangga bagian depan tdk kuat menerima dukungan.
IP : Protesa lepasan dua sisi

Kelas 6
DTG : Berupa sadel tertutup dan kedua gigi tetangganya kuat
IP : Protesa cekat atau lepasan, satu sisi dan dukungan dari gigi.

TAHAP II
Menentukan Macam Dukungan dari Setiap Sadel

Daerah tak bergigi :


 Daerah tertutup (paradental )
 Daerah berujung bebas (free end)

Bentuk sadel :
 Sadel tertutup/paradental (paradental saddle)
 Sadel berujung bebas (free end saddle)

Dukungan sadel paradental :


1. Dukungan gigi (tooth borne)
2. Dukungan mukosa (tissue borne)
3. Dukungan kombinasi dari gigi dan mukosa

DUKUNGAN PROTESA GTSL YG BAIK DAPAT DIPEROLEH DGN MEMPERHATIKAN DAN


MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR-FAKTOR :
1. Keadaan Jaringan Pendukung
2. Panjang Sadel
3. Jumlah Sadel
4. Keadaan rahang yg akan dipasang geligi tiruan

1. Keadaan Jaringan Pendukung


Dianjurkan dukungan sebaiknya berasal dari gigi.
Bila dukungan berasal dari mukosa :
a. Jaringan mukosa di bwh sadel sehat dan cukup tebal
b. Bagian plat kortikal dari tulang alveolar di bwh sadel padat dan terletak
di atas tulang trabekula dan kanselus yg sehat.
c. Pasien tdk pernah menderita penyakit atau kelainan yg berkaitan dgn
terjadinya resorpsi tulang secara cepat.

2. Panjang Sadel
 Sadel pendek dgn gigi tetangga kuat : gigi
 Sadel panjang dgn gigi tetangga dan gigi asli lainnya kurang kuat :
utk RA : mukosa.
3. Jumlah Sadel
 Jumlah sadel multiple : keadaan gigi2 yang msh ada dan jar mukosanya.
 Pd RA : dianjurkan dukungan mukosa dan upaya agar desain tdk terlalu
komplek.

4. Keadaan Rahang
 RB dgn sadel berujung tertutup : dukungan gigi
 RA : GT Kerangka logam : dukungan gigi
GT Resin : dukungan mukosa.

TAHAP III
Menentukan Jenis Penahan (Retainer)

Ada 2 jenis penahan :


1. Penahan Langsung (Direct Retainer)
Diperlukan utk setiap geligi tiruan
2. Penahan Tak Langsung (Indirect Retainer)
Tidak selalu dibutuhkan pd setiap geligi tiruan.

Utk menentukan penahan mana yg akan dipilih, perlu memperhatikan faktor2 :


a. Dukungan Sadel
Berkaitan dgn indikasi macam cengkram dan gigi penyangga yg ada/diperlukan.
b. Stabilisasi dari Geligi Tiruan
Berhubungan dgn jlh dan macam gigi pendukung yg ada dan yg akan dipakai.
c. Estetika
Berhubungan dgn bentuk atau tipe cengkeram dan lokasi gigi penyangga.

TAHAP IV
Menentukan Jenis Konektor

 Pada protesa resin, konektor berbentuk pelat sedangkan pada protesa kerangka
logam, bentuk konektor bervariasi dipilih sesuai indikasi.
 Pada kerangka logam kadang2 digunakan lebih dari 1 konektor.
 Dasar penggunaan lebih dari 1 konektor :
1. Pengalaman pasien
Pembuatan protesa yg baru biasanya disesuaikan dgn disain protesa
yg lama.
2. Stabilisasi
Kadang2 diperlukan konektor tambahan agar protesa lbh stabil.
3. Bahan Gigi Tiruan
Protesa resin : bahan tdk menjadi masalah krn pelat berkekuatan hampir sama
Protesa kerangka logam : krn setiap bhn logam mempunyai modulus elastisitas
yg ber-beda2.
Contoh :
- Konektor logam campur emas, sebaiknya digunakan dua konektor.
- Konektor logam campur kobalt kromium, cukup satu konektor.

4. Untuk kasus berujung bebas, perlu memperhatikan :


a. Diusahakan adanya penahan tak langsung
b. Desain sedemikian rupa -> tek kunyah pd gigi penahan seminimal mungkin
c. Sandaran okklusal menjauhi daerah tak bergigi
d. Dilakukan pencetakan ganda -> beban kunyah antara gigi dan mukosa
seimbang.
e. Pembuatan desain perlu kemungkinan akan pelapisan atau penggantian basis
dikemudian hari dan mudah utk dilakukan.

3. Survey Model
Surveying adalah menentukan secara akurat kontur ketinggian maksimum dalam kaitannya
dengan dimana model diposisikan dan menggambarkan bentuk dan posisi gigi sebelum
mengerjakan GTSL.
Manfaat surveying : dapat menentukan arah pemasangan yang baik sehingga terjadi
sangkutan (interference) pada saat geligi tiruan dipasang dan dikeluarkan, menentukan
lokasi dan besarnya daerah gerong pada permukaan gigi, melakukan penutupan daerah
gerong (block out), membentuk model malam sehingga sesuai dengan arah pemasangan.

4. Block Out
Merupakan proses menutup daerah undercut dengan menggunakan gips agar undercut
yang tidak menguntungkan tidak menghalangi keluar masuknya protesa GT.

5. Membuat Cengkram
Membuat cengkram sebagai retainer sesuai desain yang sudah ditentukan sesuai kasus
ataupun klasifikasi dari gigi yang hilang.

6. Bite Occlusal Rim


Merupakan penggantian akan kedudukan gigi untuk mendapatkan hubungan maksila (RA)
dengan mandibulla (RB), ada 2 komponen bite occlusal rims yaitu base plate dan occlusal
rims.
Fungsi bite occlusal rims :
a. Untuk mendapatkan hubungan rahang atas dan rahang bawah
b. Untuk mendapatkan posisi labio-lingual dan bucco-lingual agar mendapatkan
penampilan yang baik dari penderita.
c. Untuk mendapatkan orientasi dan lokasi dari bidang oklusal (occlusal plane)
d. Untuk dapat memperkirakan letak median line, lip line, serta letak gigi caninus
rahang atas
e. Untuk mendapatkan hubungan antar letak condyle dan lengkung rahang atas
f. Untuk mendapatkan free way space
7. Penanaman Model Kerja Pada Artikulator/Okkludator
Artikulator berfungsi untuk menirukan gerakan-gerakan dan posisi dari rahang atas
maupun rahang bawah.

8. Penyusunan Elemen Gigi Tiruan


Penyusunan elemen gigi tiruan merupakan hal yang sangat penting karena hal ini
dilakukan adalah untuk dapat menentukan hubungan penyesuaian antara gigi gigi
tersebut dengan faktor gigi yang masih ada

Teknik Penyusunan Elemen GT:


a. Gigi hrs menurut urutan gigi yg ada
b. Letakkan diatas processus alveolar
c. Gigi-gigi diatas hrs disusun lbh distal
d. Cups gigi hrs terletak pd busur yg baik, tdk boleh menonjol shg menjadi penghalang
waktu oklusi / artikulasi
e. Dilihat dari arah proximal
f. Overbite dan Overjet
Overbite : adalah jarak vertikal antara incisal edge gigi anterior atas dan incisal edge
gigi anterior bwh atau cusp gigi blkg atas dgn cusp gigi blkg bwh (3-5 mm)
Overjet : adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi anterior atas dan incisal
edge gigi anterior bwh atau cusp gigi blkg atas dgn cusp gigi blkg bwh.(2-4mm)
g. Inklinasi axial gigi anterior.

9. Wax Contouring /Waxing


Membentuk pola malam dari basis GT sedemikian rupa sehingga menyerupai anatomi
gusi/jaringan lunak mulut yang asli.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika waxing ;
 Bentuk akar gigi yang tertanam dalam tulang rahang harus tetap ditiru
 Batas-batas perifer GT harus tetap utuh
 Bentuk antara gingiva dan tepi2 GT harus dibentuk konkaf utk membantu retensi
sesuai dengan arah gaya2 dari lidah, pipi (otot2 mulut)
 Daerah akar gigi di bagian bukal dan labial dibentuk agak cembung untuk
memperbaiki kontur pipi dan bibir
 Di bagian lingual dibentuk konkaf (cekung) untuk membantu retensi sesuai
dengan kedudukan lidah
 Di bagian lingual dibuat tidak terlalu tebal agar ada cukup tempat bagi ruang
gerak lidah.

10. Flasking
Flasking adalah suatu proses penanaman model malam ke dalam flask untuk
mendapatkan suatu mould space.
Ada 2 macam metode flasking yaitu :
a. Pulling the cast
Gigi-gigi tiruan dibiarkan terbuka pada waktu flasking bagian bawah. Setelah boiling
out gigi-gigi itu akan ikut pada flask bagian atas. Keuntungannya, pengulasan
separating medium dan packing mudah untuk dilakukan namun kerugiannya
peninggian gigit sering terjadi.
b. Holding the cast
Permukaan labial gigi ditutup dengan stone/gips sehingga setelah boiling out akan
terlihat seperti goa kecil. Flasking dengan cara ini sedikit menyulitkan saat
melakukan boiling out dan melakukan separating medium dan waktu packing,
namun keuntungannya adalah peninggian gigit dapat dicegah.

11. Boiling Out


Tujuan dari boiling out adalah untuk menghilangkan wax dari model yang telah
ditanam dalam flask untuk mendapatkan mould space.

12. Packing
Packing adalah proses mencampur monomer dan polimer resin akrilik. Packing
terdiri dari 2 metode, yaitu :
a. Dry Method : cara mencampurkan monomer dan polimer langsung dalam
mould space
b. Wet Method : cara mencampur monomer dan polimer di luar mould space dan
bila sudah mencapai tahap dough stage baru dimasukkan ke dalam mould
space.
13. Curing
Curing adalah proses polimerisasi antara monomer dan polimer bila dipanaskan atau
ditambah suatu zat kimia lain.Polimerisasi secara thermos disebut heat curing.

14. Deflasking
Deflasking adalah proses melepaskan protesa GT resin akrilik dari dalam flask dan
bahan tanamnya.

15. Finishing
Finishing adalah proses membersihkan sisa-sisa bahan tanam dan merapikan sisa-
sisa akrilik.

16. Poleshing
Poleshing adalah proses menghaluskan dan mengkilapkan GT tanpa mengubah
konturnya.

PEMBUATAN GALANGAN GIGIT = OCCLUSAL BITE RIM

Galangan gigit dibuat agar dapat melakukan penentuan gigitan, yaitu letak gigitan dan tinggi
gigitan (oklusi sentrik, relasi sentrik dan dimensi vertical oklusi) sehingga pada saat teknisi
gigi melakukan penyusunan elemen gigi berpedoman pada galangan gigit tsb.Salah satu
fungsi dari galangan gigit adalah menentukan dimensi vertikal.
Sebuah GT terdiri dari base plate, wax rims dan gigi tiruan yang dipasang pada okklusal rims.
Dalam pembuatan base plate GTP, pada model RA yang dapat menghalangi insersi
(pemasukan) dan pengeluaran dari base plate kadang kadang perlu ditutup dengan wax,
biasanya jaringan lunak di daerah undercut cukup fleksibel sehingga GT yang dimasuk dan
dikeluarkan di dalam mulut pasien tidak mengalami kesulitan.

Occlusal rims adalah kombinasi antara base plate dengan wax rims.
Wax rims ditempatkan diatas base plate sehingga nantinya tempat ini akan ditempatkan
posisi gigi geligi tiruan dengan tepat.
Dalam pembuatan occlusal rims kita mempunyai prinsip lebih baik mengurangi tinggi
occlusal rims daripada menambah occlusal rims tsb.

Galangan gigit mengganti kedudukan gigi untuk mendapatkan hubungan maksila/RA dan
mandibular/RB, ada 2 komponen occlusal bite rim yaitu base plate dan occlusal rims.

Fungsi occlusal bite rims :

a. Untuk mendapatkan hubungan rahang atas dan rahang bawah


b. Untuk mendapatkan posisi labio-lingual dan bucco-lingual agar mendapatkan penampilan
yang baik dari penderita.
c. Untuk mendapatkan orientasi dan lokasi dari bidang oklusal (occlusal plane)
d. Untuk dapat memperkirakan letak median line, lip line, serta letak dari gigi caninus RA
e. Untuk mendapatkan hubungan antar letak condyle dan lengkung RA
f. Untuk mendapatkan free way space

Teknik Pembuatan Occlusal Bite Rims :

a. Model kerja direndam dalam air


b. Selembar wax dipanaskan diatas bunsen kemudian diletakkan dan ditekan diatas model
sehingga mengikuti kontur anatomis dari rahang
c. Kelebihan wax dipotong sampai batas mukosa bergerak dan tidak bergerak
d. Galangan gigit dibentuk dengan selembar malam yang dilunakkan diatas bunsen kemudi
an digulung dan gulungan malam melekat satu sama lainnya sampai membentuk silinder.
Gulungan malam yang berbentuk silinder dibentuk tapal kuda dengan ketebalan 10 mm.
e. Lebar bite rim anterior 5 mm dan posterior 10 mm
f. Tinggi bite rim anterior RA 10 mm dan untuk bagian posterior 6 mm.
PEMASANGAN MODEL KERJA PADA OKLUDATOR/
ARTIKULATOR

OKLUDATOR adalah artikulator yg paling sederhana terdiri dari


lengan atas dan lengan bwh yg disatukan dgn sebuah engsel (gerakan
membuka dan menutup mulut)

ARTIKULATOR adalah suatu alat mekanis yg dpt meniru gerakan


posisi RA dan RB dgn demikian hubungan model RA dan RB dpt
artikulasi.

Artikulator dan Okludator terdiri dari :


1. Lengan atas : Upper Member
2. Lengan bawah : Lower Member

JENIS ARTIKULATOR
1. Artikulator paling sederhana
2. Artikulator Komplek —> engsel yg sederhana diganti dgn engsel yg
dpt distel sehingga lbh mendekati anatomis dan fungsi sendi TMJ
(Tempora Mandibula Joint)

Prosedur Kerja :

1. Siapkan Okludator / Artikulator


2. Buat retensi pada model
3. Buat midline pada model
4. Bagian okludator / artikulator yg akan berkontak dgn plaster/gips
diolesi vaselin tipis saja.
5. Masukkan model kerja RA dan RB dlm keadaan oklusi kedalam
okludator/artikulator utk melihat apakah msh tersedia ruang utk
plaster, kemudian basahkan model
6. Aduk plaster dgn konsistensi sedang, letakkan diatas glass plat
kemudian okludator / artikulator dlm keadaan terbuka diletakkan
diatas adukan plaster, yg perlu diperhatikan midline model hrs
berhimpit dgn mid line okludator / artikulator, kmd tunggu setting
time plaster lalu bersihkan.
7. Tutup upper member okludator / artikulator kemudian aduk plaster
lalu tuang diatasnya.
8. Rapikan kelebihan plaster dan haluskan permukaan plaster

PENYUSUNAN ELEMEN GIGI

h. Gigi hrs menurut urutan gigi yg ada


i. Letakkan diatas processus alveolar
j. Gigi-gigi diatas hrs disusun lbh distal
k. Cups gigi hrs terletak pd busur yg baik, tdk boleh menonjol shg
menjadi penghalang waktu oklusi / artikulasi
l. Dilihat dari arah proximal
m. Overbite dan Overjet
Overbite : adalah jarak vertikal antara incisal edge gigi anterior atas
dan incisal edge gigi anterior bwh atau cusp gigi blkg atas dgn cusp
gigi blkg bwh (3-5 mm)
Overjet : adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi anterior
atas dan incisal edge gigi anterior bwh atau cusp gigi blkg atas dgn
cusp gigi blkg bwh.(2-4mm)
n. Inklinasi axial gigi anterior.

Anda mungkin juga menyukai