Pemeliharaan atau sering disebut dengan maintenace bertujuan untuk menjaga kinerja suatu
komponen kendaraan tetap baik, dan mencegah atau menghindari terjadinya kerusakan pada
komponen tersebut. Hal ini tentunya juga diperlukan terhadap unit kopling dan komponen
pengoperasiannya. Hal ini mengingat fungsi dari unit kopling dan komponen pengoperasiannya
sangat penting bagi lajunya kendaraan bermotor, dan terjadinya kerusakan pada sistem ini akan
berpengaruh terhadap kinerja kendaraan secara menyeluruh.
Proses perawatan unit Kopling dan Komponen Pengoperasiannya sebenarnya tidak terlalu sulit,
yaitu melakukan penyetelan dan mengidentifikasi beberapa gejala yang menunjukkan bahwa unit
kopling dan komponen Pengoperasiannya mengalami permasalahan. Penyetelan merupakan
prosedur agar suatu sistem dapat bekerja secara optimal. [5].
4.2 Pembongkaran
Sebelum dapat membongkar unit–unit kopling terlebih dahulu harus melepas komponen-
komponen lain yang terkait atau menghalangi, antara lain:
1. Propeller Unit
Mulailah dengan melepas unit-unit batang as propeller, lepaskan baut-baut pengikat universal
joint (simpang empat) pada differential (gardan). Lalu lepaskan dudukan penahan bearing as
propeller.
Gambar 4.1. Komponen-komponen yang harus dilepaskan
Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit release bearing dan
release fork ikut terbawa sama pada rumah transmisi (gerbox) sehingga dapat dilepas dengan
melepas pengunci release fork terhadap porosnya dari rumah transmisi.
2) Pasangkan center clucth atau alat bantu yang lain untuk menahan plat
kopling pada tempatnya.
3) Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel dengan
urutan menyilang secara bertahap dan merata, sampai tekanan tidak
ada tekanan pegas.
4) Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian lepaskan clucth
cover dan clucth disc.
Hal- hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
2. Jagalah kebersihan permukaan cluth disc, pressure plate dan fly wheel
1. Gunakan alat penekan /press untuk menekan clucth cover menahan tekanan pegas
kopling.
2. Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel maupun baut penahan
penyetel tinggi tuas pembebas.
3. Buatlah tanda pada fly wheel dan clucth cover.
4. Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penahan.
5. Lepaskan clucth cover.
Gambar 4.3 clucth cover kopling
4.3 Pemasangan
Diawali dengan merakit unit plat penekan dan rumah kopling, pemasangan adalah dengan urutan
sebagai berikut :
6. Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan penyetelan tinggi preasure lever.
Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling dan unit kopling dapat
dilakukan. Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut :
1. Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling (clutch hub).
2. Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat kopling.
4. Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang telah kita buat pada
saat pembongkaran dan ketepatan knock pin.
5. Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
6. Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap. Mulailah pengerasan dari baut
yang paling dekat dengan knock pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan,
pastikan lagi posisi plat kopling dengan mengatur posisi center clutch.
7. Keraskan baut pengikat sesuai momen spetifikasi pengencangan yaitu berkisar 195 kg
cm atau 19 N-m.
Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release lever shaft, release lever
dan release bearing pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan sedikit gemuk/
grease khusus pada beberapa bagian yang bergesekan. Pastikan bahwa pengunci release
fork terhadap porosnya dan release bearing terhadap release fork terpasang dengan baik.
Gambar 4.8 pelumasan bagian-bagian unit kopling
Setelah semua komponen unit kopling terpasang, rakitlah/ pasang unit transmisi, unit
pemindah transmisi, propeller dan release cylinder.
1. Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan tipe pelumasan
permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan pada pelumasannya. Pemerikasaan
pertama yang dapat dilakukan adalah secara visual, dengan melihat apakah ada kotoran, luka
bekas gesekan/terbakar, tergores atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersikan dengan kertas amplas yang halus,jika kerusakannya parah,
ganti dengan unit yang baru.
1. Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan
atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti!
2. Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada semua arah untuk
memastikan self- centering system agar tidak tersangkut. Hub dab casae harus bergerak
kira-kira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan yang
baru.
Dari hasil pengujian release bearing masih bisa digunakan.
2. Cover Clutch
Periksa cover clutch (pegas diafragma) dari keausan, ukur keausan pegas diafrgma menggunakan
jangka sorong seperti pada gambar dibawah, limit kedalaman=0.6 mm dan lebar=5.0 mm, bila
keausan melebihi limit ukuran maka perlu diganti.
gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/
terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika
tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
2. Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge.
Ketidakrataan max. adalah 0.5 mm.
Gambar 4.11 Pemeriksaan plat penekan
1. Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka
bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas
amplas yang halus. Jika kerusakannya parah ganti plat kopling atau kampas
kopling yang baru.
Pada bagian kait perlu dilumasan menggunakan greeze, untuk menghindarkan keausan pada
ujung-ujung kabel kopling. Pada bagian-bagian yang ditujunjuk pada gambar tersebut terjadi
penggeseran dengan pembebanan, sehingga kemungkinan terjadi keausan cukup tinggi.
Penyetelan yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan pedal kopling. Untuk berapa
besar kebebasan pedal kopling, sangat bervariasi antar merk kendaraan. Oleh karena itu, perlu
melihat spesifikasi kendaraan yang akan distel, dalam buku manual.
5. Kendorkan mur penyetel bila jarak kebebasan lebih kecil. Atau keraskan mur penyetel
bila jarak kebebasan lebih besar dari spesifikasi.
6. Ulangi langkah 2 dan 3 sampai diperoleh ukuran kebebasan yang sesuai dengan
spesifikasi.
7. Uji hasil penyetelan dengan menjalankan kendaraan. Bila belum baik, ulangi langkah
5, 2 dan 3, hingga diperoleh hasil yang baik.
8. Bersihkan kendaraan dan alat yang dipergunakan.
Unit kopling dan komponen operasional dengan sistem hidrolis pemeliharaannya agak lebih
rumit dibandingkan yang sistem mekanik. Namun demikian masih tergolong sederhana dan
mudah.
Dalam melakukan pemeliharaan, perlu memeriksa kondisi minyak hidrolis baik kualitas maupun
kuantitasnya. Kualitas terkait dengan berapa lama minyak tersebut telah digunakan, yaitu dengan
melihat jumlah kilometer perjalanannya atau dapat juga dilihat dari warna minyak hidrolis. Bila
sudah berwarna gelap, berarti minyak sudah waktunya diganti. Ini merupakan salah satu unsur
pemeliharaan berkala. Bila sudah pada waktu pengantian, maka minyak perlu diganti dengan
yang baru.
1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan minyak hidrolis yang baru, kunci bleeding, slang
elastis kecil, dan penampung minyak hidrolis.
2. Kendorkan baut bleeder
3. Pasang pipa elastis diujung baut bleeder dan ujung lainnya ke penampung minyak
hidrolis.
4. Tekan pedal kopling beberapa kali sampai dengan minyak yang direservoir habis.
5. Tuangkan minyak hidrolis yang baru.
6. Tekan kembali pedal kopling, hingga minyak yang keluar dari pipa elastis keluar minyak
yang baru. Jaga minyak yang direservoir agar tidak kehabisan.
7. Saat diketahui yang keluar pada pipa elastis sudah minyak yang baru, pedal kopling
pertahankan pada posisi tertekan.
8. Keraskan baut bleeder, dan pompalah padal kopling.
9. Tunggu beberapa saat, dan coba tekan pedal kopling. Bila ringan tidak menggerakan
tuas pembebas kopling, berarti sistem kemasukan udara.
10. Maka lakukan pemblidingan terhadap sistem kopling sampai udara keluar dari sistem.
11. Ulangi langkah 9 Hingga diperoleh penekanan yang baik.
12. Tambahkan minyak hidrolis pada reservoir hingga batas maksimum dan pasang tutup
reservoir.
13. Bersihkan alat dan perlengkapan yang telah dipergunakan.
Selanjutnya proses penyetelan kopling dengan pengoperasian sistem hidrolis, dengan langkah
sebagai berikut:
7. Penyetelan kebebasan bantalan tekan, seperti terlihat pada gambar berikut ini :
11. Bila beda lakukan penyetelan pada push rod silinder kopling.
Kerusakan pada sistem kopling tidak melulu disebabkan faktor usia kopling. Cara
pemakaian dan faktor eksternal juga mempengaruhi timbulnya gejala kopling yang rusak.
Beberapa kerusakan yang terjadi pada sistem kopling adalah sebagai berikut :
Permasalahan yang umum ditemui pada mobil adalah saat sulit masuk gigi. Walau
gejala ini terasa pada sistem transmisi yang sulit saat memindahkan gigi perseneling, namun
kebanyakan hal ini menunjukan gejala awal kerusakan sistem kopling.
Saat mengalami hal demikian, kita jangan langsung menyimpulkan kerusakan pada
sistem transmisi. Memang gejala sulit masuk gigi dapat menunjukan berbagai kerusakan.
Tapi umumnya saat masalah ini terjadi, kopling hanya perlu diinjak. Dengan kata lain,
masalah ini timbul karena kopling belum terbebas sempurna saat pedal kopling diinjak.
Sehingga untuk mengatasi kopling susah masuk gigi, kita hanya perlu melakukan penyetelan
celah kopling. Tapi pada sistem kopling hidrolik, biasanya masalah ini terjadi akibat adanya
udara didalam sistem hidrolik. Solusinya, kita perlu melakukan bleeding atau pembuangan
udara dari sistem hidrolik
.
2. Timbul Bau Terbakar Pada Kopling
Untuk gejala kedua, timbul khususnya saat kita bepergian di area pegunungan yang
memiliki jalanan naik turun. Bau ini biasanya hadir karena penggunaan setengah kopling.
Hal ini bisa terjadi karena saat melakukan setengah kopling, pegas kopling tidak sepenuhnya
mendorong kampas kopling. Sehingga kekuatan kopling lebih kecil.
Hal ini menyebabkan adanya selip antara flywheel dan plat kopling. Bau sangit akan
muncul saat gesekan tersebut semakin memanas. Gejala ini sebetulnya bukan sebuah masalah
melainkan efek dari penggunaan kopling yang setengah menempel. Tapi hal ini tentu akan
mempercepat umur kampas kopling
Untuk mengatasi hal ini, cobalah untuk menghentikan kendaraan disaat bau sangit
mulai tercium. Minimalkan penggunaan setengah kopling agar kampas lebih awet.
3. Kopling Blong
Gejala kopling blong ditandai saat pedal rem terasa empuk dan ringan saat diinjak.
Masalah ini bisa disebabkan karena masuk angin atau terdapat udara di dalam sistem
hidrolik, atau bisa saja terjadi kebocoran fluida sistem hidrolik.
Untuk menangani hal ini kita perlu melakukan pengecekan di area sistem pengendali
kopling:
1. Periksa apakah kondisi minyak rem memadai. Sistem hidrolik kopling, menggunakan
cairan minyak rem. Sehingga jika terdapat kerusakan sistem hidrolik rem, akan berimbas
pada sistem hidrolik kopling.
2. Periksa kebocoran di beberapa titik antara lain, di ujung master silinder dan sepanjang
selang. Kebocoran minyak ini ditandai dengan adanya resapan.
Jika masalah timbul seperti point pertama, kita cukup menambahkan cairan minyak rem dan
melakukan proses bleeding. Tapi jika terjadi kebocoran, ada dua hal yang perlu diperhatikan.
Kebocoran ini bisa disebabkan fitting atau hubungan antar komponen yang kurang kencang,
dan kebocoran yang disebabkan karena kerusakan komponen yang bersangkutan, sehingga
komponen tersebut harus diganti.
4. Kurang Tenaga
Saat mobil terasa kurang tenaga atau malah tidak ada tenaga, bisa saja bukan
permasalahan pada mesin. Loss power bisa terjadi akibat transfer tenaga tidak maksimal dari
mesin ke transmisi. Masalah ini timbul karena kampas kopling yang mulai habis atau pegas
diafragma yang lemah. Umumnya saat kerusakan ini terjadi, terdapat beberapa gejala yang
mengikutinya :
1. Mobil meraung saat digas tapi akselerasi lambat.
Bunyi bunyi yang terjadi pada sistem kopling bisa disebabkan karena banyak hal.
Antara lain :
Bunyi yang pertama timbul saat kopling diinjak dan bunyi itu hilang saat dilepas.
Kemungkinan terbesar adalah adanya masalah pada release bearing. Untuk memperbaikinya,
kita perlu menghubungi bengkel terdekat untuk melakukan penggantian.
2. Bunyi kopling ketika mesin start
Bunyi ini muncul ketika mesin menyala saat pedal kopling tidak diinjak.
Permasalahan ini terjadi karena terdapat keolengan atau keausan pada pilot bearing. Untuk
menghilangkan bunyi tersebut, kita harus melakukan pembongkaran sistem kopling untuk
mengetahuinya.
3. Kopling yang bergetar
Getaran pada kopling bisa terasa ketika mobil akan berjalan. Getaran ini timbul
karena kualitas kampas kopling yang kurang Bagus atau imitasi atau keadaan permukaan
flywheel yang tidak rata. Hal ini sering terjadi selpas kita melakuan penggantian kampas
kopling
4. Bunyi pedal kopling karena kurang pelumasan
Bunyi terakhir akan muncul khususnya pada Mobil yang jarang digunakan. Bunyi ini
mirip decitan pada area pedal saat digerakan. Walau bunyi ini kecil namun
menimbulkan perasaan tidak nyaman saat berkendara. Sehingga akan mengganggu.
Untuk mengatasinya, berilah pelumas seperti oli atau grease agar bunyi tersebut hilang.
Pedal kopling juga sering terasa berat bahkan keras ketika diinjak. Hal ini bisa
diakibatkan karena pegas pengembali kopling bersifat keras. Sehingga saat ditekan akan
menimbulkan perasaan berat. Namun ketika pedal keras saat diinjak, bisa diakibatkan adanya
masalah pada sistem kopling. Contohnya, plat kopling yang menempel pada flywheel. Kasus
ini sering terjadi pada mobil yang sudah lama sekali tidak dipakai.
Untuk membebaskan kampas kopling, kita perlu melakukan paksaan dengan cara
menghidupkan mesin sambil posis gigi dimasukan. Umumnya plat kopling akan terbebas
karena bersifat menyentak. Namun hal ini tentu memiliki resiko, bisa saja lapisan pada plat
kopling terlepas sehingga hal itu akan menimbulkan masalah baru.