Anda di halaman 1dari 8

A.

BEARING PULLER ATTACHMENT

Sebagai Seorang Teknik Mesin, Tentunya kita sudah Mengetahui Apa Yang Dimaksud dengan
Bearing Puller Attachment Tetapi, Tidak menutup kemungkinan Masih ada juga Teman-Teman
Teknik yang belum mengetahuinya dan sekaligus saya juga ingin memberi tahukan tentang
Bearing Puller Attachment ini Kepada Siapa saja yang ingin Mengetahuinya. Bearing Puller
Attachment adalah alat yang memungkinkan terjadinya pergerakan relatif antara dua bagian dari
alat atau mesin, biasanya gerakan angular atau linear. Dengan adanya Bearing Puller
Attachment, gesekan antara dua bagian tersebut menjadi sangat minim dibandingkan tanpa
bearing Puller Attachment.

Cara Merawatnya :

1. Sewaktu memasang baring Puller Attachment baru, maka usahakanlah untuk jangan mengelap
grease yang terdapat pada Bearing, sebab grease yang terdapat pada Bearing baru telah
diformulasikan khusus untuk Bearing.

2. Usahakanlah untuk jangan menambah grease secara berlebihan sebab penambahan grease
secara berlebihan akan menyebabkan penumpukan grease serta lama kelamaan grease akan
mengundang kotoran untuk masuk ke dalam Bearing.

3. Jangan sesekali membuka kedua penutup pada Bearing Puller attachment, jika hendak
menambahkan grease maka usahakanlah membuka penutup Bearing pada satu bagian saja.
Pasang Bearing yang sudah terbuka penutupnya menghadap ke dalam serta yang asing lengkap
penutupnya menghadap keluar, supaya apabila terjadi hujan, maka air hujan yang mengandung
asam tersebut tidak bisa masuk ke dalam Bearing.
4. Ketika sedang berkendara usahakanlah seminimal mungkin untuk tidak melintasi jalanan yang
bergelombang sebab akan mempercepat umur pemakaian Bearing Puller Attachment.

5. Jika pada salah satu Bearing Puller Attachment mengalami kerusakan maka gantilah Bearing
secara bersamaan pada kedua sisinya.

B. OIL SEAL PULLER

FUNGSI BAGIAN-BAGIAN DARI SEAL PULLER

Pada gambar dibawah ditunjukan komponen utama dari oil seal dan pada table
dibawahnya dijelaskan fungsi dari bagian-bagian oil seal tersebut.

oil seal Puller adalah komponen pada suatu mesin yang berfungsi menyekat pelumas. Pelumas
digunakan pada tempat-tempat dimana terjadi gesekan pada bagian mesin untuk memastikan
pergerakkannya menjadi halus dan umurnya menjadi panjang, dan oil seal digunakan untuk
mencegah terjadinya kebocoran pelumas yang lewat melalui “bearing clearance” pada bagian
yang bergerak tersebut.

Cara Merawat oil seal Puller :

1. Periksa keausan

Hal pertama yang perlu diperhatikan ialah periksa dan lihat apakah shaft tidak mengalami
keuasan ketika ingin memasang seal. Jika terdapat keuasan biasanya akan terlihat dengan tanda
ada sedikit guratan melingkar di bekas posisi seal yang lama. Jika terdapat keausan sebelum
Anda memasang seal yang baru, Anda dapat melepas pegas pada seal bar yang berbentuk
lingkaran dan lepas sambungannya dengan cara diputar seperti ulir biasa sehingga setelah dilepas
bentuknya memanjang, potong sedikit sekitar 1-2 mm pada ujung yang rata (ujung pegas berbeda
satu lancip dan satu rata) kemudian kembali pasang. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga
tingkat kerapatan seal, tetapi jika shaft berada dalam kodisi normal, Anda tidak perlu melakukan
hal tersebut.

2. Posisi luar dalam

Saat pemasangan, Anda juga perlu perhatikan bagian luar dan dalam. Bagian yang cengkung
merupakan bagian dalam, artinya bagian ini yang menghadap ke mesin, sedangkan bagian luar
yang rata menghadap ke Anda (pemasang). Posisi pemasangan seal yang tidak tepat atau terbalik
dapat menimbulkan kebocoran hanya dalam waktu satu minggu saja.

3. Presisi dan rata

Selain posisi, hal penting yang perlu Anda perhatikan dalam pemasangan seal oli ialah presisi
dan kerataan. Pastikan saat pemasangan, posisi seal harus benar-benar rata, hal ini tentu
mengharuskan Anda untuk lebih teliti dan berhati-hati karena pemasangan tidak boleh terlalu
dalam. Pemasangan seal dilakukan dengan cara dipukul perlahan-lahan, Anda juga harus
perhatikan alat yang digunakan, jika Anda menggunakan palu sebaiknya gunakan palu plastik
atau gunakan alat khusus lain yang dapat memasang seal oli agar presisi dan aman. Lakukan
pemasangan dengan menyelaraskan ukuran lingkaran seal lalu pukul perlahan-lahan sampai
posisinya tepat. Sebelum pemasangan seal ini, Anda juga dapat memberi sedikit lapisan oli atau
rubber grease pada permukaan dalam seal oli.

C. BEARING CUP PULLER

Bearing cup puller atau disebut juga pilot bearing puller digunakan untuk menari
bearing dari bagian tengah bearing atau bearing yang terpasang pada lubang/silinder.

Cara Merawat Bearing Cup Puller

1. Sewaktu memasang baring baru, maka usahakanlah untuk jangan mengelap grease yang
terdapat pada Bearing, sebab grease yang terdapat pada Bearing baru telah diformulasikan
khusus untuk Bearing.
2. Usahakanlah untuk jangan menambah grease secara berlebihan sebab penambahan grease
secara berlebihan akan menyebabkan penumpukan grease serta lama kelamaan grease akan
mengundang kotoran untuk masuk ke dalam Bearing.

3. Jangan sesekali membuka kedua penutup pada Bearing, jika hendak menambahkan grease
maka usahakanlah membuka penutup Bearing pada satu bagian saja. Pasang Bearing yang sudah
terbuka penutupnya menghadap ke dalam serta yang asing lengkap penutupnya menghadap
keluar, supaya apabila terjadi hujan, maka air hujan yang mengandung asam tersebut tidak bisa
masuk ke dalam Bearing.

4. Ketika sedang berkendara usahakanlah seminimal mungkin untuk tidak melintasi jalanan yang
bergelombang sebab akan mempercepat umur pemakaian Bearing.

5. Jika pada salah satu Bearing mengalami kerusakan maka gantilah Bearing secara bersamaan
pada kedua sisinya.

D. UNIVERSAL PULLER

Fungsi : Untuk Perawatan Mobil Roda Depan Dengan Poros Poros.

Cara Perawatannya :

Dorong Poros Poros Dari Bagian Depan Dan Tarik Poros Gandar Ke Hub Depan Di Kendaraan.
Cukup kencangkan roda kemudi menggunakan yang ada.
E. CLUTCH ALIGNING TOOL

Funngsi : Clutch Aligning Tool digunakan untuk meluruskan atau memposisikan kanpas kopling
(clutch disc) agar benar-benar ditengah.

Cara Merawat Clutch Aligning Tool :

1. Pertama-tama ukur diameter ujung input shaft transmisi/gearbox, kemudian ukur diameter
tengah kampas kopling. Saya mendapatkan ukuran 12mm untuk input shaft transimisi dan 17mm
untuk diameter tengah kampas.

2. Karena ukuran diameter tengah kampas adalah 1,7mm maka saya menyiapkan kayu berukuran
lebar sedikit lebih besar, yaitu 20 x 20mm (2 x 2 cm) dengan panjang kira-kira sepanjang input
shaft transmisi.

Setelah itu pasang kayu berbentuk persegi panjang tersebut pada alat bubut sederhana buatan
sendiri (bagi yang belum membuat bisa mengeklik link untuk melihat cara pembuatannya).

Setelah alat dinyalakan, gunakan kikir dan pahat untuk membentuk kayu tersebut menjadi
bundar. Setelah kayu yang dibubut menjadi bundar, ukur apakah ukurannya sudah sebesar input
shaft dan diameter tengah kampas jika belum bubut kembali kayu tersebut hingga mendekati
ukuran yang diinginkan. 

Setelah ukuran mendekati, ganti pahat dengan kertas amplas no 80 untuk mencegah membubut
terlalu banyak, karena jika ukuran lebih kecil dibanding ukuran seharusnya maka kita tidak bisa
menggunakanya dan harus membuat ulang.

Setelah itu periksa apakah ukurannya sudah sesuai dengan input shaft dan diameter tengah
kampas.

Jika ukuran sudah benar kita seharusnya sudah bisa menggunakannya, tetapi saya melapisi kayu
tersebut dengan vernis agar awet karena suatu hari saya mungkin akan menggunakannya
kembali.
F. SLIDING HAMER

Apabila kerusakan plat bodi kendaraan mengalami penyok yang tidak beraturan, atau
membentuk lengkungan yang membentuk sudut tertentu, maka metode vacuum cup akan
sulit diaplikasikan. Hal ini terjadi, pada bagian plat bodi yang membentuk sudut memiliki
kekuatan yang lebih besar, dan diperlukan daya yang besar untuk mengembalikan plat
bodi ke kondisi semula. Teknik perbaikan yang mungkin bisa digunakan adalah teknik
batang penarik atau dengan teknik sliding hammer.
Untuk menarik plat bodi yang mengalami kerusakan, diperlukan dudukan atau tempat
untuk menarik.
Ada 2 cara yang bisa ditempuh untuk menarik bagian bodi yang rusak tadi. 
a.       Cara yang pertama adalah dengan melubangi plat yang rusak tadi, kemudian ditarik,
setelah itu baru lubang pada plat bodi tadi ditutup kembali.
b.      Cara yang kedua adalah dengan memasang pengait pada panel yang rusak dengan
menggunakan las. Kemudian dari pengait tadi, panel yang rusak bisa ditarik dengan
menggunakan tangan, atau bila perlu menggunakan sliding hammer. Namun apabila
menggunakan  sliding hammer, perlu diperhatikan besar tenaga yang digunakan. Setelah
perbaikan selesai, maka pengait tadi dilepas dan permukaan plat bodi diratakan kembali.
Para mekanik biasanya tidak senang menggunakan teknik dengan melubangi plat bodi
atau mengelas pengait pada perbaikan bodi. Hal ini dikarenakan harus ada pekerjaan
tambahan setelah bodi menjadi rata, yaitu menutup lubang atau meratakan permukaan
yang dilas, baru kemudian melakukan pendempulan. Namun jika dirasa tidak ada jalan
lain mengembalikan plat bodi yang rusak tadi, maka teknik ini tetap bisa digunakan.
G. RING COMPRESSOR

Fungsi : merupakan sebuah alat yang memiliki bentuk bulat menyerupai cincin
dan berfungsi untuk membantu piston dalam menjalankan proses kerja motor sebagai
penyumbat untuk mencegah agar tidak terjadi kebocoran pada piston dan dinding
silinder. Saat ini ada berbagai jenis.

Cara Merawat :

1. Bongkar kepala silinder dari blok mesin


 
2. Lepaskan karburator dari silinder blok dengan melepas baut -baut pengikatnya.
 
3. Lepaskan silinder blok dari bak transmisi dengan melepas baut - baut pengikatnya. Untuk
sepeda motor yang menggunakan rantai keteng( rantai camshaft), ikat terlebih dahulu rantai
keteng tersebut dengan kawat agar tidak tercebor ke dalam ruang bak engkol.
 
4. Lepas piston dari stang piston ( stang seher) dengan melepas pen piston terlebih dahulu.
 
5. Bongkar ring piston dari dari piston dengan hati - hati agar tidak patah.
 
6. Periksa keadaan piston terhadap goresan atau kotoran berupa karbon. Jika ada luka goresan
yang terlalu dalam, maka piston harus di over size. Jika piston kotor karena karbon yang
menumpuk, bersihkanlah dengan amplas halus. Dalam melakukan pengampalasan haruslah
berhati - hati agar tidak menggores sisi piston yang lainnya.
 
7. Bersihkan juga alur - alur dari ring piston di piston dengan cara mengamplasnya.
 
8. Pasang kembali ring piston pada piston. Perhatikanlah cara pemasangannya ! Celah ring piston
tidak bileh segaris dengan pen piston. Ring piston juga harus terpasang sesuai dengan nomor
urutnya dan tulisan pada ring piston ini harus menghadap ke atas. Nomor urut ring piston ini
tertera pada ring piston tersebut.
 
9. Pasang kembali piston pada stang piston dengan memasang pen piston. Perhatikan juga tanda
panah pada permukaan atas piston! Tanda panah ini haru menghadap ke depan untuk mesin yang
posisi tegak, dan menghadap ke bawah mesin yang mendatar.
 
10. Pasang kembali silinder blok ke bak tranmisi. Hati - hatilah dalam pemasangan silinder blok
ini! Jangan sampai ring piston terjepit, karena dapat patah bila terjepit. Bila sudah terpasang ,
putarlah crankshaft sehingga piston bergerak naik turun, untuk memastikan bahwa pemasangan
sudah baik.
 
11. Pasang kembali kepala silinder pada blok silinder.Dan kencangkan mur pengikatnya
 
12. Pasang kembali rantai keteng dan sprocket camshaft. Perhatikanlah tanda pada sprocket
camshaft harus segaris dengan tanda garis di kepala silinder, sementara tanda T pada rotor
magnet harus segaris juga dengan tanda pada bak magnet.
 
13. Pasang kembali karburator pada silinder blok.
 
14. Hidupkan mesin sepeda motor Anda.
 
15. Perhatikan gas buang dari knalpot! Jika gas buang berwarna putih dan berlangsung sebentar
berarti pemasangan piston sudah baik. Jika asap putih yang keluar dari knalpot berlangsung lama
berarti pemasangan piston belum baik, maka sepeda motor harus dibongkar ulang. Perhatikan
juga suara berisik di blok silinder, jika suara beerisik maka pemasangan ring piston belum benar.
Bongkarlah mesin sepeda motor Anda lagi.

Anda mungkin juga menyukai