Ensefalopati Hipertensi
Ensefalopati Hipertensi
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
II.1 Hipertensi
Adapun hipertensi dengan TDS ≥180 mmHg dan/atau TDD ≥110 mmHg
disebut sebagai krisis hipertensi, yang dibagi menjadi 2, yaitu;
1. Hipertensi Emergency
Yaitu krisis hipertensi dimana didapatkan kerusakan organ target akut baik
reversible maupun irreversible. Sebagai contoh; perdarahan/eksudasi retina akut,
sindroma koroner akut, stroke, gagal jantung akut, cedera/gagal ginjal akut,
eklampsia, dan diseksi aorta (JNC 8, 2014; Price & Kasner, 2014).
2. Hipertensi Urgency
Adalah krisis hipertensi tanpa kerusakan organ target yang dapat dinilai
berdasarkan tidak adanya gejala klinis gangguan vaskular akibat tingginya
resistensi pembuluh darah (JNC 8, 2014).
Pengobatan dari hipertensi derajat I dan II serta hipertensi urgency
dilakukan sesuai dengan pedoman penanganan hipertensi JNC 8 tahun 2014,
yakni sebagai berikut;
Neurologis
Kardiovaskular
Ginjal
Cedera/gagal ginjal akut <10
Liver
Peningkatan akut dari enzim liver 0.1-0.8
Mata
Perdarahan/eksudasi retina 0.01-0.02
Vaskular
Eklampsia 4.5
Diseksi aorta 2
Tabel 2. Angka prevalensi manifestasi klinis hipertensi emergency (CCSAP,2018)
1. Over-regulation theory
2. Breakthrough theory
Kendalikan tekanan darah dengan target TDS <130 mmHg dan TDD
24-48 jam
<80 mmHg
Tabel 3. Target Kendali Tekanan Darah pada Hipertensi Emergency (CCSAP, 2018).
1. Nitroprusside
Senyawa nitrat yang bekerja dengan menyebabkan dilatasi pada kompleks
arteriol-vena. Onset kerja sangat cepat (2-5 menit) dan durasi kerja singkat
(5-10 menit) sehingga baik untuk kendali ketat untuk mencegah terjadinya
efek penurunan tekanan darah berlebihan. Diberikan dengan dosis 0.25-0.5
mcg/kg/menit, dosis maksimal 10 mcg/kg/menit.
2. Nicardipine
Penyekat kanal kalsium golongan dihydropyridine yang menyebabkan
dilatasi pada kompleks arteriolar. Dapat diberikan dengan dosis 5-15
mg/jam.
3. Clevidipine
Penyekat kanal kalsium golongan dihydropyridine yang bersifat short
acting. Mampu menurunkan tekanan darah tanpa mempengaruhi cardiac
filling, sehingga merupakan obat pilihan pada pasien dengan gagal
jantung. Dosis awal dimulai dari 1 mg/jam hingga maksimal 21 mg/jam.
4. Labetalol
Penyekat reseptor alfa dan beta adrenergik yang mampu menurunkan
resistensi vaskular secara sistemik dan menurunkan cardiac output, dan
meningkatkan kemampuan vasodilatasi pembuluh darah dengan
menimbulkan relaksasi otot polos. Diberikan sebesar 0.5-20 mg/menit.
5. Fenoldopam
Aktivator dopamine-1 periferal yang menyebabkan vasodilatasi dengan
menurunkan afterload dari jantung dan mengurangi aktivasi renin-
angiotensin pada ginjal. Diberikan dalam dosis 0.03-1.6 mcg/kg/menit.
Adapun pilihan terapi lainnya dalam penanganan hipertensi ensefalopati
dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel 4. Pilihan Agen Antihipertensi Parenteral pada Krisis Hipertensi (CCSAP, 2018).
DAFTAR PUSTAKA