Anda di halaman 1dari 2

Nama : Egriex Dyahaprilita IX C/14

Kemalasan Semut Membawa Petaka

Di sebuah hutan yang lebat dan sunyi, hiduplah 2 ekor semut yang memiliki sifat
yang sangat berbeda. Dodo adalah semut yang pandai, rajin, suka membantu, dan jujur.
Sedangkan Gio adalah semut yang sangat licik dan pemalas, ia seing kali memanfaatkan
saudaranya untuk memperoleh apa yang dia inginkan.
Pagi yang sangat cerah, terlihat Dodo dan teman temannya yang sibuk berkerja
mengumpulkan makanan untuk simpanan di musim kemarau yang sudah ada di depan
mata. Di pinggiran sungai terdapat Gio yang asik bermain seruling bersama teman
temannya. Dodo melihat Gio yang asik bermain, lantas ia bertanya kepada Gio. “Hay Gio
apakah kau tidak mengumpulkan makanan untuk musim kemarau?” lalu Gio mnejawab,
“mengapa aku harus membuang tenangaku dengan sia sia, saat musim kemarau pasti bisa
kok mencari makanan.” Kemudian Dodo menasehati Gio tetapi Gio malah
menertawakannya, dan Dodo meninggalkan Gio yang sedang asik bermain.
Panas matahari begitu menyengat, tak ada hewan yang melakukan aktivitas di siang
hari yang sangat panas itu. Gio mulai merasa kelaparan, ia tak ada stok makanan,
sedangkan cacing perutnya terus menari nari. Gio pun kebingungan dimana ia dapat
menemukan makanan, tak mungkin ia mencari makanan di luar sana. Lalu mucul lah ide
licik darinya, Gio melihat Dodo yang asik menikmati makanan dengan semut lainnya. Ia
pun berfikir “bagaimana kalau aku mencuri makanan Dodo” dengan senyuman licik. Di
saat Dodo dan semut lainnya menari mengikuti alunan musik Gio dengan sigap
melancarkan aksinya, ia mencuri makanan milik Dodo dan membawanya ke tempat
persembunyiaannya. Malam itu Dodo mulai lapar dan ia di kejutkan dengan stok
makanannya yang tinggal sedikit, ia berkata dalam hati,”aku tidak makan terlalu banyak
hari ini tapi entah mengapa makananku tinggal sedikit ya?”. Dodo pun mulai curiga kalau
makanannya telah di curi. Dodopun datang menemui Paman Bobi untuk meminta bantuan
Paman Bobi untuk mencari tau kemana makanannya telah menghilang. Paman Bobi pun
curiga kalau makanan Dodo telah dicuri, paman pun membuat jebakan untuk memcari tau
siapa yang telah mencuri makanan milik Dodo.
Malam itu udara terasa begitu dingin, cacing dalam perut Gio mulai menari nari lagi,
akan tetapi makanan yang Gio dapatkan dari hasil mencuri tadi telah habis. Gio pun
kembali mencuri makanan Dodo, ia datang ke tempat Dodo menyimpanan makanan, Gio
tak tau bila Paman Bobi dan Dodo telah memasang jebakan. Saat asik mengambil
makanan milik Dodo, Gio melihat sebuah anggur merah yang sangat besar. Lantas terbesit
dalam fikiran Gio “bagaimana kalau anggur itu aku ambil?”. Akhirnya Gio pun
mengambil anggur merah itu, saat ia ingin kembali setelah menggambil anggur itu kakinya
seperti ketarik, ia pun menyerit kesakitan. Paman Bobi dan Dodo yang sedang asik
mengobrol mendengar suara teriakan dari arah gudang. Paman Bobi dan Dodo langsung
menuju ke gudang, sesampainya di gudang Paman Bobi dan Dodo pun dikejutkan dengan
Gio yang berada di dalam gudang sambil merintih kesakitan. Dodo pun menolong Gio
sahabatnya yang kakinya terjebak dalam jebakan itu. Paman Bobi mulai bertanya,
“Mengapa kau bisa sampai di gudang malam hari begini? Berarti selama ini kau telah
mencuri makanan milik Dodo”. Gio pun mengakui perbuatan buruknya bahwa ia telah
mencuri, ia pun berkata “aku sangat kelaparan, aku tak ada makanan tak ada jalan keluar
selain mencuri makanan milik Dodo” Dodo pun bertanya pada Gio, “mengapa kau tidak
minta kepadaku?mengapa kau harus mencuri?” Gio sangat malu jika harus meminta, harga
dirinya begitu tinggi, Paman Bobi pun menasehati Gio. Gio meminta maaf kepada Dodo ia
berkata “aku tak akan mengulanginya lagi, aku minta maaf aku akan berkerja keras mulai
besok”. Dodo pun memaafkan Gio mereka pun berjabat tangan. Setelah musim panas
berlalu Gio berkerja keras mengumpulkan makanan untuk musim kemarau yang akan
datang lagi. Ia tak mau kejadian kemarin terulang kembali.

Selesaiiii

Anda mungkin juga menyukai