0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
0 tayangan2 halaman
Cerita ini menceritakan perjalanan Zoe, anak berusia 4 tahun, dalam merawat seekor kecebong yang ditemukannya di kolam ikan. Zoe sangat menyayangi kecebong bernama Lala itu hingga terkejut ketika Lala berubah menjadi katak. Karena sedih, Zoe jatuh sakit. Ayahnya kemudian mengajak Zoe menanam wortel agar Zoe mulai menyukai sayur. Setelah beberapa bulan,
Cerita ini menceritakan perjalanan Zoe, anak berusia 4 tahun, dalam merawat seekor kecebong yang ditemukannya di kolam ikan. Zoe sangat menyayangi kecebong bernama Lala itu hingga terkejut ketika Lala berubah menjadi katak. Karena sedih, Zoe jatuh sakit. Ayahnya kemudian mengajak Zoe menanam wortel agar Zoe mulai menyukai sayur. Setelah beberapa bulan,
Cerita ini menceritakan perjalanan Zoe, anak berusia 4 tahun, dalam merawat seekor kecebong yang ditemukannya di kolam ikan. Zoe sangat menyayangi kecebong bernama Lala itu hingga terkejut ketika Lala berubah menjadi katak. Karena sedih, Zoe jatuh sakit. Ayahnya kemudian mengajak Zoe menanam wortel agar Zoe mulai menyukai sayur. Setelah beberapa bulan,
Rahma Indira Alishananda 29 / 8J tanya ayahmu” final bunda, Zoe bertanya pada ayahnya yang
sedang menghadap laptop di ruang tengah, “Boleh pelihara ini ya
Lala dan sakit ayah? Boleh yaaaa?” rayu si kecil “Baiklah, minta kakakmu agar membuat habitat yang tepat untuk kecebongnya” jawab ayah. Berawal dari Zoe berumur 4 tahun yang sedang membuat piknik kecil bersama kakak Ken yang memiliki jarak 12 tahun dengan Sudah dua minggu sejak Zoe memelihara kecebong tersebut, Zoe, dan kucing nya di dekat kolam ikan belakang rumah nya. Tanpa “Siapa nama kecebongnya? Kakak lupa” tanya Ken “Kakak sudah ada dugaan, tiba – tiba kucing yang biasa dipanggil bibu oleh Zoe, tua! Hihi, Lala kak, namanya lala”. Dan selama dua minggu tersebut, tercebur kedalam kolam karena terlalu fokus berusaha menangkap Zoe terlalu fokus untuk merawat dan mempertahankan habitat lala, ikan koi. Saat bibu keluar dari kolam, ia menggoyangkan badannya, pagi hari ia mengambilkan air bersih dari kolam asal kecebong dan semua yang ada di sekitar kolam menjadi basah kuyup. Zoe tersebut, siang hari ia mengajak kecebong tersebut bermain dengan sangat jengkel, marah karena piknik nya menjadi rusak, namun bibu berkeliling rumah, pada sore hari ia menggali batu baru di pergerakan kecil di dalam gelas nya membuat Zoe mengalihkan taman depan rumah dan mencuci batu itu sampai bersih untuk seluruh perhatiannya, “Ada binatang di gelasku… Apa itu ditaruh di mangkuk berisi lala, hingga menyebabkan Zoe sering telat mengerikan kakak? Apa dia akan menelan kita? Apakah dia makan. Suatu hari, ada pekerjaan bunda yang membuat Zoe harus mempunyai ekor? Atau dia adalah kucing air?” tanya Zoe pada Ken. ikut keluar kota, selama kurang lebih tiga minggu. Yang Zoe pikirkan Ken hanya membalas pertanyaan bertubi – tubi dari adik kecil nya itu hanya lala yang akan ia tinggalkan tiga bulan, awalnya Zoe dengan kekehan kecil, “apa kau mengenal lumba – lumba?” tanya memaksa bunda untuk membawa lala juga, namun tidak Ken “tidak kakak, apa itu lumba lumba?” jawab Zoe “itu adalah ikan, memungkinkan, akhirnya Zoe mengalah walau dengan berat hati. bayi ikan, namun sulit untuk menjelaskan nya” jelas singkat kakak nya. Setelah tiga bulan berlalu, akhirnya Zoe pulang ke rumah dan bertemu lala. Namun betapa terkejutnya Zoe menemukan lala sudah “Lumba!!” kata Zoe. “Bolehkah aku memeliharanya kakak?” berubah menjadi katak. “Lala?” katanya, “Kwok kwok” jawab lala tanya si kecil. “Iya, eh tidak! Eh kakak tidak tahu..” selesai Ken dan yang tidak mirip lala lagi. “Kakak!! Kenapa lala menjadi jelek!!” kesal Zoe membereskan piknik kecil tersebut, Zoe membawa gelas berisi Zoe, “Itu artinya lala sudah tumbuh, Zoe” jawab Ken. Zoe menangis air penuh dan seekor kecebong pada bundanya. “Bunda bunda aku sekeras – kerasnya dengan memeluk bibu, Zoe merasa sangat punya lumba!!” teriak nya semangat pada bunda nya. “Lumba lumba sedih, karena ia merasa bahwa lala adalah teman terbaiknya. Agar apa adik? Mana ada lumba – lumba di rumah ini?” heran bunda. tidak sedih, Ken membuat janji dengannya, Ken berjanji minggu Saat Zoe menunjukkan kecebong tersebut, betapa kagetnya bunda depan akan membawa Zoe pergi kemana pun ia mau dan memenuhi dari dua bersaudara itu, bunda menoleh ke arah Ken berada dan seluruh kemauan si kecil dalam sehari, namun karena perasaan dilanjutkan gelengan kepala. “Itu kecebong, adik. Bayi katak, jika sedih yang tak terbendung, ia merasa sangat malas untuk makan, kecebong besar dia akan menjadi katak. Bukan lumba – lumba” kata terutama makan sayur, akhirnya badan Zoe demam, namun ia tidak bunda “dan kecebong harusnya tinggal di kolam ikan, ia akan memberitahu bunda. Karena demam Zoe tidak langsung ditangani, kehilangan teman – temannya jika kamu pelihara” lanjutnya. “Tapi badannya menjadi lemas dan tidak bertenaga untuk mengerjakan aku mau memeliharanya bunda!! Aku akan menjadi temannya!!” sesuatu. Akhirnya bunda tahu bahwa Zoe sedang sakit, keesokan bantah Zoe, dan dibalas bunda dengan hembusan nafas. “Coba harinya bunda memasakkan sop sayur untuk si kecil, namun Zoe menolak untuk makan karena ia sama sekali tidak menyukai sayur. betapa enaknya sop itu, Zoe tertarik dan akhirnya ia berani mencoba Zoe tidak mau makan, akhirnya setelah bertengkar karena hal “Mmm.. ternyata wortel enak ya bunda!!” makan, bunda mengalah dan membiarkannya makan dengan telur Setelah beberapa hari imun Zoe sudah membaik, dan ia tidak dan tahu saja. Sebenarnya bunda sedih mengetahui anaknya itu sabar untuk pergi dengan kakaknya dalam sehari. Keesokan tidak suka sayur, tapi mau bagaimana lagi. harinya, Zoe sudah benar benar merasa sembuh, ia mencari Janji kakak dengan adik itu tidak bisa dilakukan karena imun kakaknya agar bisa menagih janjinya dahulu. Namun saat ia pergi ke Zoe yang tak kunjung membaik, Zoe tidak bisa bermain dengan kamar kakaknya, kosong. Tidak ada kakaknya, Zoe berteriak teman – temannya yang lain, ia bisa melihat teman – temannya mencari Ken. Sayangnya, saat Zoe menemukan Ken yang sedang di bermain sepedah dan bola di depan rumah, dan ia hanya bermain kamar bunda, kakaknya sedang dalam keadaan memakai kompres dengan pesta boneka didalam kamar yang membosankan. Karena di dahinya. “Kakak sakit? Kakak kenapa? Kenapa kakak pakai Zoe bersikeras tidak mau memakan sayur, ayah menemukan ide kompres di kepala?” tanya si kecil bertubi – tubi. “Hanya sakit sedikit, agar Zoe mulai menyukai sayur, ayah menghampiri Zoe, “Zoe tau?, nanti juga sembuh” jawab kakaknya. Zoe sedih, itu artinya mereka kenapa petani wortel sangat menyukai wortel?” tanya ayah, dan tidak bisa jalan – jalan untuk memenuhi kemauan Zoe. Zoe keluar dibalas gelengan kepala. “Petani wortel sangat menyukai wortel dari kamar bunda dan menutup pintunya pelan, kemudian ia menuju karena mereka menanam wortelnya sendiri, dan merawat wortelnya ke kamarnya sendiri, ia naik ke kasurnya dan mulai berpikir. seperti keluarga” jelas ayah dan ditanggapi dengan perubahan raut “Bagaimana caranya menyembuhkan kakak?” pikirnya serius. Zoe muka Zoe yang menjadi antusias. “Benarkah ayah? Aku mau berusaha mengingat saat kemarin ia sakit, apa yang perlu dilakukan. mencoba menanam wortel!” ujar Zoe, ayah membalas dengan Saat Zoe sudah mengingat semua yang ia dapat saat sakit senyumannya, dan ayah menujukkan tangannya yang terdapat kemarin, ia segera menuju kemana bundanya berada, dan ia bilang beberapa biji wortel. Ayah membawa Zoe ke taman belakang. pada bunda untuk cepat – cepat membuatkan kakaknya itu sop “Bagaimana wortel bisa muat masuk ke biji itu ayah?” penasaran sayur, kemudian Zoe membawa seluruh boneka yang ada Zoe serta menunjuk tangan ayah. “Itulah keajaiban alam” jawabnya. dikamarnya menuju kamar bunda. “Kakak kan tidak bisa main, Akhirnya mereka berdua bekerja sama untuk merawat wortel itu. mainnya sama boneka dulu ya kak!” ujarnya. Bunda yang melihat Setiap hari Zoe melihat wortel itu, ia berteman baik dengan Zoe bertingkah seperti kakaknya kemarin hanya bisa tersenyum, wortelnya, ia mengajaknya jalan jalan di sekitar rumah tidak tahu apa yang terjadi namun Zoe tiba – tiba lari ke kamarnya menggunakan kereta dorong, di lain waktu, ia membacakan cerita dan menutup pintunya rapat – rapat. Ia sedang membuat kartu dongeng untuk dirinya sendiri dan wortel, Zoe juga kadang mengajak ucapan yang berisi suruhan untuk Ken agar cepat sembuh dan wortelnya untuk menari bersama dengan radio. Setelah kurang lebih segera mengajaknya jalan – jalan. Tak perlu memakan waktu yang 3 – 4 bulan, wortel tersebut sudah siap dipanen, saat bunda akan lama seperti Zoe, dua hari kemudian kakaknya sudah mulai mengambil wortel tersebut, Zoe berteriak keras tidak terima, “Zoe, membaik, akhirnya Ken memutuskan untuk mengajak Zoe jalan – kalau tidak segera dipanen, nanti kamu jadi membuang makanan” jalan pada hari sabtu. Hari – hari pun berlalu dan Sabtu pun tiba, jelas bundanya, akhirnya Zoe membantu panen wortel. Bunda Zoe meminta kakaknya agar membawanya jalan – jalan ke kebun membuat sop wortel dengan aroma yang sangat enak. Zoe menutup binatang untuk melihat jerapah, dan mereka pun menghabiskan satu mata saat melihat hidangan itu, namun saat Ken menjelaskan hari tersebut dengan hati gembira satu sama lain.