Anda di halaman 1dari 32

Antologi Cerpen.

(karya buatan anak anak patah hati.)

Alfredi Darren Emilio Levina Zifora

1
BIODATA

Nama : Alfredi Yoani


Tempat tanggal lahir : 22 Oktober 2002
Karya : Tempat Duduk
Instagram : alfredi.y
Status : Single tapi not available

Nama : Darren Donovan

Tempat, tanggal lahir : 20 Maret 2002

Karya : Kenangan Terindah

Instagram : darrendnvn

Status : lagi sendiri, kalau minat

boleh di follow IG nya

2
Nama : Emilio Chandra

Tempat,tanggal lahir : Jakarta, 16 September 2002

Karya : Mimpi atau Pacar

Instagram : emillio_chandra

Status : masih mencari cinta sejati

Nama : Levina Kezia

Tempat, tanggal lahir : 22 April 2002

Karya : 6 Senja

Instagram : lvnaa_

Status : Menunggu Tom Holland melamar

3
Nama : Zifora Kasasqi Anthonie Putri

Tempat, tanggal lahir : Depok, 8 Agustus 2002

Karya : Dia

Instagram : ziforakasasqi

Status : Sudah menikah dengan Noah Centineo

4
HALAMAN PERSEMBAHAN

“Untuk Bu Ike, dan semua pembaca.


Terima kasih telah menyisihkan waktu kalian untuk membaca
cerpen amatiran kami.”

5
DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................1
Biodata.....................................................................................................................2
Halaman persembahan.............................................................................................5
Daftar isi...................................................................................................................6
Mimpi atau Pacar......................................................................................................7
Tempat duduk..........................................................................................................10
Kenangan Terindah..................................................................................................12
Dia...........................................................................................................................17
6 Senja.....................................................................................................................30

6
Mimpi Atau Pacar
Alkisah, di suatu sekolah terdapat seorang pria yang digemari para wanita-wanita di
sekolahnya. Ia bernama Joel, ia sedang duduk di kelas 11 SMA Negeri 78 Jakarta. Ia banyak
digemari para wanita karena ia memiliki sifat yang dingin, memiliki nilai akademik yang bagus
serta memiliki wajah yang bisa dibilang tampan. Ia memiliki cita - cita untuk berkuliah di
Inggris.
Walau banyak digemari para wanita di sekolahnya ia masih belum memiliki pacar seperti
teman – temannya. Dikarenakan ia ingin mengejar pendidikannya agar bisa meraih cita - citanya.
Pada tanggal 20 Juli, merupakan hari pertama sekolah setelah libur selama dua bulan.
Saat hari pertama sekolah Joel dan sahabatnya Wilson melihat ada murid baru di halaman
sekolah.
“Siapa tuh bro, murid baru ya?” kata Joel.
“Yang gua denger-denger sih iya.” kata Wilson.
Lalu, bel sekolah berbunyi yang merupakan tanda bahwa pelajaran pertama akan dimulai.
Saat wali kelas mereka Pak Doni masuk ia terlihat mengajak seorang wanita masuk bersamanya.
“Anak – anak kalian kedatangan murid baru namanya Sofie.” kata Pak Doni.
“Hai, teman – teman nama saya Sofie, saya pindahan dari Sekolah Bina Bakti di
Bandung. Salam kenal ya teman-teman.” kata Sofie.
Lalu ia pun berjalan menuju tempat duduk yang tersedia. Sofie hanya melihat satu tempat
kosong, tempat itu terletak tepat di sebelah kanan tempat duduk Joel.
“Saya boleh duduk di sebelah kamu kan ? Soalnya sudah tidak ada lagi tempat yang
kosong.” kata Sofie.
“Ia tidak apa-apa, duduk saja. Perkenalkan nama Saya Joel.” Kata Joel.
“ Oh nama saya Sofie, salam kenal.” kata Sofie.
Berawal dari perkenalan itu, Joel merasa ada yang aneh dengan dirinya. Ia merasa gugup
setiap kali bertemeu dengan Sofie. Hingga akhirnya Joel dan Sofie menjadi sahabat hingga tahun
terakhir di SMA. Mereka sama – sama memiliki rasa saling suka tetapi tidak berani
mengungkapkannya karena mereka sama – sama tidak ingin rasa cinta mereka merusak
pertemanan mereka. Hingga, akhirnya Joel memberanikan diri untuk mengungkapkannya duluan
dengan mengajak Sofie untuk makan malam di suatu restoran.
“Sof, malam ini ada acara gak?” kata Joel.
“Seinget aku sepertinya gak ada. Emang kenapa?” kata Sofie.
“Hari ini aku ingin ajak kamu makan malam. Bisa gak?” kata Joel.

7
“Bisa sih, tapi mau makan dimana?” kata Sofie.
“Kalau itu, biar jadi kejutan aja. Pokoknya kamu siap – siap aja nanti jam 6 aku jemput
kamu di rumah.” kata Joel.
“Okelah kalau begitu.” kata Sofie.
Setelah itu Sofie bergegas untuk pulang Sofie langsung bersiap-siap dengan memilih
baju. Ia ingin tampil cantik malam ini agar tidak mengecewakan Joel. Hingga pada pukul 6
terdengar suara mobil. Sofie pun langsung turun ke bawah dan berpamitan kepada orang tuanya.
“Pa, aku pamit dulu,ya.” Kata Sofie.
“Iya, tapi pulangnya jangan malem-malem ya.” Kata ayah Sofie.
“Tante om, kami pergi dulu ya.” Kata Joel.
“Hati-hati ya nak Andi.” Kata ayah Sofie.
Di dalam perjalanan mereka mengobrol dan setelah 30 menit mereka sampai di restoran
favorit Sofie.
“Sofie, coba lihat ini restoran favorit kamu kan?” Kata Joel.
“Hah, kok kamu bias tau sih ini restoran favorit aku.” Kata Sofie.
“Apa sih yang aku gak tau tentang kamu.” Kata Joel.

Setelah makanan yang mereka pesan datang. Mereka pun menyantap hidangan itu. Joel
pun berkata.
“Sebenarnya selama ini aku punya perasaan suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar
aku?” kata Joel.
Sofie yang mendengar perkataan Joel hanya bias terpaku. Ia tidak bisa berkata-kata.
Setelah 30 detik berpikir Sofie pun menjawab.
“Ya, aku mau jadi pacar kamu Joel.”
Joel yang mendengar ucapan Sofie langsung memeluk Sofie dan memberi kecupan di
pipi kepada Sofie.
Berbulan-bulan berpacaran mereka tiba di waktu kelulusan. Disini konflik terjadi karena
Joel yang bercita-cita berkuliah di Inggris mendapat beasiswa kuliah di Inggris. Sedangkan Sofie
mendapat beasiswa kuliah di Jakarta.
Joel merasa dilema, ia bingung apa yang harus dia utamakan apakah cita – citanya atau
memilih Sofie dengan berkuliah di Jakarta. Sofie menganjurkan Joel untuk mengejar cita -
citanya dan meninggalkan dirinya di Jakarta. Tetapi, rasa cinta yang ia miliki membuat dia tidak
bisa meninggalkan dirinya di Jakarta.

8
“Jo, kamu kejar saja cita – citamu itu, kesempatan tidak akan dating dua kali.” kata Sofie.
“Tapi aku tidak bisa meninggalkan kamu disini siapa yang akan menjaga kamu disini?”
kata Joel.
“Tidak usah pikirkan aku disini, aku masih punya sahabat serta orang tua yang akan
menjaga kamu hingga kamu kembali setelah kamu lulus.” kata Sofie.
“Baiklah kalau itu mau kamu, tapi aku tidak mau hubungan kita hanya sampai disini aku
mau kita tetap berhubungan.” kata Joel.
“Itu pasti aku, aku juga tidak ingin kehilanganmu.” kata Sofie.
Akhirnya, Dimas pun memutuskan mengejar cita – citanya tetapi dia tetap tidak
melupakan Sofie. Hingga selesai kuliah, mereka tetap berhubungan sesuai janji mereka.

9
Tempat duduk

Kring Kriingg… Bunyi bel telah berbunyi. Tanda kegiatan belajar akan segera dimulai.
Mataku sudah terbiasa dengan semua pasangan yang bermesraan disekelilingku. Aku?
Jangankan punya pasangan, muncul di benakku saja tak pernah. Namaku Fely, seorang anak
perempuan rumahan berusia 16 tahun yang duduk di bangku kelas 10. Aku adalah anak yang
pendiam, hanya hitungan jari yang mengenalku cukup dalam. Orang-orang mungkin hanya tahu
bakat bermain music yang kumiliki. Mari kukenalkan tentang Iren. Dia adalah salah satu orang
yang kuanggap sebagai sahabat, entah dia mengganggapku demikian atau tidak.
Selama aku sekolah, hanya ada satu laki-laki yang berhasil membuat mataku melirik.
Namanya adalah Kevin. Tidak seorangpun yang tahu tentang ini, termasuk Iren. Dia adalah
seorang yang sangat popular di sekolah, entah bagaimana, baru tahun ini aku kagum padanya.
Semenjak naik ke bangku SMA, aku tak pernah bosan melihatnya, entah dia sedang belajar,
berolahraga, apapun itu. Seperti baru bertemu kemarin sore.
“Selamat pagi anak-anak!” Salam Pak Yunus kepada kami.
“Selamat pagi, Pak!” Balasan dari seluruh murid-murid di kelas.
”Saya akan merubah tempat duduk kalian, supaya Kevin dan teman-temannya tidak
berisik di kelas, ini pesan dari guru-guru yang lain”
“Yaah! Jangan dong pak, gausah!” Balasan dari Kevin secara spontan, yang membuat
kelas lengang sejenak. Aku sudah berdoa dalam hati, supaya jangan ada orang dari geng Kevin
apalagi Kevin yang duduk di dekatku, pasti akan ribut sekali.
“Austin, kamu tukar ke belakangnya Iren. Fina, kamu tukar ke kirinya Austin.” Pak
Yunus tidak mempedulikan sahutan Kevin. Aku sangat senang karena tidak ada diantara mereka
yang dipindahkan dekatku, jarak aku dari meja Iren ada sekitar 4 meja.
“Nah Kevin, kamu pindah ke… kanannya Fely. Sudah segitu aja, kalo guru-guru masih
complaint, baru nanti pindah lagi.”
“Sial, kukira sudah selesai pindahinnya, kenapa masih ada lagi,” ucapku dalam hati.
Kelas dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar. Bel istirahat pun berbunyi. Kring
Kriingg.
“Wah enak banget ya lu, bisa duduk di deket Kevin uda pinter keren lagi, gua dapetnya
malah si Austin, ga hoki emang,” ejek Iren kepadaku.
“Aduh apaan coba begitu. Lu aja sini yang gantiin tempat duduk gua,” jawabku dengan
geram.

10
“Aduuh Fel ampun, bercanda doang elahh. Ayo mau ikut turun beli makan ga nih?”
“Gausah, aku ada bawa bekal kok, lu turun aja.”
Pertanyaan itu mungkin hanya sebagai formalitas belaka. Fely memiliki banyak teman
yang sama sekali tidak dekat denganku. Berpapasan saja canggung, apalagi makan bersama. Saat
ini aku hanya memandang Kevin sebelah mata, tidak ada kata keren yang ada pada dirinya.
Beberapa minggu telah berlalu, aku lama kelamaan terbiasa dengan Kevin yang duduk
disebelahku. Tiba suatu ketika, ada tugas fisika yang harus dikerjakan berdua-berdua. Seperti
yang telah kuduga, aku bekerja bersama dengan Kevin.
Selama ini kupikir dia orang yang arogan. Ternyata aku salah, itu hanya kulit luarnya
saja. Dia ternyata sangat berbeda jika tidak sedang bermain dengan gengnya. Aku telah
merasakannya sendiri. Aku yang tak pandai dalam menyelesaikan soal dibantu olehnya tanpa
diminta. Ia juga sesekali bercanda dan membuat lelucon yang membuatku tertawa.
Semenjak itu, dia selalu menyapaku setiap bertemu. Tanpa kusadari, aku selalu
tersenyum tiap kali melihat dia. Sekarang aku menyadari mengapa ia banyak diidolakan di
sekolah. Semakin hari, akupun semakin nyaman dengannya, walaupun aku tahu bahwa ia tak
mungkin jatuh hati padaku. Tidak mungkin seorang Kevin bisa menyukai orang seperti aku.
Ditengah perasaan ini, ternyata Fely dari dulu telah jatuh hati padanya. Sepulang sekolah
Fely menarik aku ke tempat yang sepi.
“Lu ngapain sih Fel?” Tanyaku penasaran.
“Gua makin gasuka liat lu deket sama Kevin,” jawab Fely setengah marah.
“Lah emang siapa yang deket sama dia, paling cuman gara-gara tugas.”
“Iya tetep aja gua gasuka. Sebenernya gua tuh cemburu. Gua dari dulu udah suka sama
Kevin, nah lu tiba-tiba sekarang deket sama dia!”
Aku terdiam.
“Dari awal gua udah gasuka lu duduk deket dia, besok lu tuker tempat duduk sama gua!”

11
Kenangan Terindah

Malam Minggu kali ini terasa sangat menyebalkan bagiku, kenapa tidak? Aku yang
sudah menunggu berhari-hari ingin sekali melepaskan rindu olehnya, kini telah hilang. Tadinya,
Aku sempat gembira, karena selama seminggu aku telah menunggun, akhirnya dapat berjumpa
kembali dengannya. Tetapi, sejak tadi sore hujan beserta petir terus berdatangan di kota kami.
Jadi, kami tidak bisa berjumpa di malam Minggu ini. Hmmm, menyebalkan! Sudah seminggu
Aku merindukan wajahnya dan ingin sekali cepat-cepat bertemu dengannya. Tapi, hujan besar
menghalangi kami untuk bertemu. Yah, mau diapakan lagi? Terpaksalah Aku harus menunggu
untuk seminggu yang akan datang, menunggu waktu yang tepat untuk menjemputnya.
Namanya Rey, dia adalah sosok lelaki yang sangat rajin, tidak pernah membolos kerja
kalau memang bukan hari Sabtu, (hari liburnya ia berkerja). Sampai-sampai Aku, kekasihnya di
abaikan, bagaikan sebuah duri pada tumpukan jerami. Tetapi, Aku maklumi itu.Jadi, ia harus
pandai-pandai berkerja mencari uang, karena kalau tidak dia tidak dapat menghidupi dirinya
sendiri. Aku tak pernah mau menjadi seorang wanita “Matre” iya, Aku tidak suka, Aku mencoba
menjadi seorang kekasih yang baik, tidak suka di manja, bahkan tidak ingin di manja.
Menurutku, sejelek-jelek Aku, Aku tak pernah mau membebani seseorang, apalagi orang yang
Aku maksud kekasihku, Rey.
Malam Minggu ini, Aku hanya terdiam diri di kamarku. Sambil, berdiri mematung di
balik jendela melihat satu persatu tetesan air yang berjatuhan ke tanah, berharap hujan akan cepat
berhenti. Namun, nyatanya tidak. Semakin lama, Aku menunggu, semakin deras hujan yang
berjatuhan. Tak lama kemudian, Handphoneku bergetar, karena deras hujan yang begitu kencang
yang membuatku tak mendengar., Ternyata kekasihku yang menelpon. Aku angkat
Handphoneku dan kubaca tulisan yang tertulis di layar Handphoneku. “5 Missed Calls (Rey <3)”
Oh, tidak. Ternyata ia menelponku sudah 5 kali, belum sempatku menelpon balik, dia sudah
menelponku kembali. Aku angkat telpon darinya, ku taruh Handphoneku di telinga sebelah
kanan. Awalnya aku tidak mendengar apa-apa, lalu kumulai percakapan di telpon kami “Hallo…
Rey?” Suaraku yang kecil memulai percakapan telpon saat itu, sampai-sampai Aku mengulang
hingga tiga kali mengatakan hal yang sama dengan yang tadi.
“Hallo… hallo… hallo..Rey?”
Aku pun terbingung, hanya hening yang ada.
Hening… Hening… dan hening
Kali ini dia menjawab telponku, tetapi mengapa yang menjawab suara perempuan?
Mengapa bukan Rey, kekasihku? Apa yang telah terjadi? Atau jangan-jangan… Ah, tidak! Aku
tidak boleh berpikiran buruk dahulu tentang Rey saat ini, Aku percaya dia akan menepati
janjinya untuk selalu mencintaiku.

12
Tak ku sadari, ternyata Aku tadi sedang melamun. Ternyata, sudah berkali-kali dia
menjawab telponku dengan suara merdunya. Tetapi, aku tak sadar. Langsunglah Aku
menjawabnya “Oh, maaf mbak bolehkah saya berbicara dengan Reynaldo Immanuel ?” tanyaku
padanya. “Oh, baiklah. Saya panggilkan Pak Rey, tunggu sebentar ya mbak, Ohya mbak kalau
pak Rey bertanya siapa yang ingin berbicara dengannya, saya harus bilang apa mbak?” tanyanya
kembali “Bilang saja, ada telpon dari Eryl” jawabku singkat. Lalu, ia berlalu, Aku masih
menunggu suara kekasihku, Rey yang menyambut, nyatanya tidak! Sudah hampir 15 Menit Aku
menunggu, tak ada suara yang menyambut telpon dariku.Hmm…
Hening… hening… dan hening
Kemudian, telponku terputus begitu saja. Sungguh, tidak ada kabar darinya hari ini.
Seharusnya, hari ini dia libur berkerja. Tetapi, menagapa ia sedang sibuk? Mengapa begitu? Dan,
perempuan itu. Siapa? Apa yang telah terjadi? Oh Rey ku…
Malam itu, Aku putuskan untuk tertidur saja di kamar, kuhempaskan tubuhku di kasur, ku
peluk guling yang berada di depanku. Ku kunci pintu kamar tidurku rapat-rapat, lalu ku lempar
Handphoneku jauh-jauh. Malam ini, Aku tidur lebih pagi dari malam-malam sebelumnya. Aku
ingin sejenak menenangkan diri dan melupakan yang telah terjadi hari ini, dan berharap semua
ingatan itu pergi begitu cepat. Di malam-malam sebelumnya, Aku selalu tidur hingga larut
malam karena Aku sudah berjanji padaku sendiri, Aku tak akan tidur sebelum kekasihku pulang
kerja dan sampai ke tempat kosnya. Pernah, suatu hari dia menyuruhku untuk tidur duluan saja,
karena dia tahu bahwa saat itu sudah larut malam, tetapi Aku mengatakan padanya, kalau Aku
tak mau tidur kalau kau belum sampai ke tempat kosmu. Ku lupakan perkataan bodoh yang
pernah ku katakan padanya, Aku tertidur pulas. Walau hatiku sangat menderita…memikirkan
tentangnya.
Kau, datang dengan seseorang perempuan yang tak pernah kau kenalkan padaku
sebelumnya, Kau membawa perempuan yang cantik itu tepat di hadapanku, lalu Kau
perkenalkan perempuan itu padaku, dengan gampangnya kau datang dengan membawa sepucuk
undangan, Kau juga mengatakan bahwa kau akan segera menikah dengannya, tepatnya hari
Sabtu depan. Aku hanya bisa terdiam, tanpa satu kata pun ku katakan. Aku kecewa, kecewa
padanya, Rey… Rey telah menghianati cinta kami, belum sempat kata putus ku ucapkan
padanya, namun dia telah berlalu meninggalkanku. Aku teriak. Aku bersedih. Lalu Aku masuk
ke dalam kamarku, Aku lempar semua benda yang ada di tanganku saat ini, kemudian Aku ambil
fotoku dengannya, ku lempar ke arah pintu, Bingkai foto itu pun pecah berkeping-keping.
Kemudian, Aku mengambil beling pecahan bingkai foto itu lalu ku arahkan beling itu tepat di
nadiku
Lalu…!!!
Tok… tok… tok…tok…!!
Ketukan pintu dari luar itu membawaku kembali ke dunia nyata, seakan Aku yang dari
tadi terbang melayang di udara lalu di hempaskan begitu saja ke dunia, rasanya sakit sekali.
Dengan cepat Aku beranjak dari kamar tidurku. Lalu kubuka pintu kamarku yang dari tadi

13
terkunci rapat-rapat, ku melihat wajah seseorang yang tak lagi asing olehku. Oh, tidak! Ternyata
yang berada di depanku saat ini adalah Rey, kekasihku. Bagaimana ini? Mengapa ia bisa datang
tanpa ku ketahui?
Lalu, Rey masuk begitu saja tanpa Aku suruh. Ia sedikit terkejut karena kamarku begitu
berantakan seperti rumah tak berpenghuni, banyak pecahan beling di mana-mana dan yang
paling mengejutkan. Foto-foto Rey dan Aku yang sudah pecah berkeping-keping. Kemudian, ia
berkata “Kamu kenapa?” tanya kekasihku yang sedang berada di depanku, Aku pun berkata
“Mengapa Kau tak mengangkat telponku?” jawabku kesal, kemudian dengan gampangnya ia
tertawa kecil “Apa ada yang lucu dengan pertanyanku?” jawabku dengan sedikit kesal “Jadi,
kamu marah dengan hal kecil seperti itu? Okay, okay. Aku akan mengaku. Perempuan yang tadi
mengangkat telponmu itu Alissa, temankerjaku. Ia terpaksa mengangkatnya, karena ia melihat
Handphoneku yang tak berhenti berdering” jelasnya. Aku masih terdiam diam duduk ke arah
jendela, ku buka hordeng yang tertutup rapat sejak tadi, ternyata hujan sudah berhenti sejak tadi
tanpaku sadari, Rey datang begitu mengejutkan bagiku, ku kira Aku harus menunggu sampai
minggu depan untuk melepaskan rindu, ternyata tidak. Ia datang mengejutkan tanpaku duga-
duga sebelumnya. “Dan, dan mengapa semua ini menjadi kenyataan? Mengapa kekacauan
kamarku sungguhan. Apa, apa yang telah terjadi? Apakah Aku benar-benar menghancurkannya?
Berarti, mimpi itu…” Rey kembali membawaku ke dunia nyata, seketikanya aku hamper pingsan
ketika Rey tiba-tiba memelukku dari belakang, sungguh ia begitu mengejutkan. Dengan pelan ia
berbisik lembut tepat di telinga sebelah kanan, ia berkata:
“Mmh, sorry Eryl, Aku datang begitu mengejutkan. Aku datang karena Aku khawatir
Kau kenapa-kenapa, berkali-kali Aku menelponmu, tetapi tidak kau angkat, dan Aku mencoba
menelpon mamamu, katanya kau berada di kamarmu sejak tadi sore, berdiam bahkan belum
keluar-keluar pula, Bagaimana Aku tidak khawatir, Lalu, Aku putuskan saja ke rumahmu” jelas
Rey padaku. Aku masih berdiam diri di pelukkan Rey, tak ada satu kata pun kata yang terucap
dariku.
Malam pun semakin larut, detik demi detik telah cepat berlalu, tetapi sampai kini Aku
masih terdiam, entah mengapa Aku masih tidak yakin dengan perkataan Rey tadi. “Eryl, Aku
pulang dulu ya? Sudah larut malam nih, besok Aku harus on time kerjanya” Lalu, Rey seketika
meninggalkanku. Seperti biasa, kalau ia ingin pulang tak lupa ia mencium keningku, dan
kemudian ia mengelus rambutku, itulah kebiasaan Rey yang selalu Aku ingat. Dan, biasanya
kalau ia sudah mencium keningku, lalu Aku pun melakukan hal yang sama dengan yang ia
lakukan padaku. Tetapi, hari itu Aku begitu malas dan tidak ingin melakukannya. Entah
mengapa..
Aku masih berdiri diam di balik jendela sambil melihat Rey yang berada di luar yang
hendak pergi dari rumahku, dari kejauhan ia melambai-lambaikan tangannya kepadaku,
kemudian ia berlalu dengan motor CBR kesayangannya. Setelah cukup lama Rey pergi, Aku
putuskan untuk berbaring di kasurku, mengingat perkataan Rey tadi, Aku langsung mengecek
Handphoneku yang tergeletak di lantai, setelah ku lempar. Ternyata, Handphoneku mati,
mungkin karena ku lempar terlalu keras. Ku nyalakan Handphoneku, Aku cek apakah ada telpon
masuk yang tak terjawab. Ternyata benar, Rey menelponku 10 kali.

14
Astaga, Rey juga mengirim pesan di Line nya “Eryl sayang, maafkan Aku yang terlalu
sibuk dengan pekerjaanku sampai-sampai aku terlupa padamu maafkan Aku, sayang. Maaf”
berkali-kali ia mengirim pesan padaku dengan kata-kata yang sama, Handphoneku kembali
bergetar, ku buka pesan yang tertera di layar Handphoneku, ternyata Rey yang mengirim pesan
padaku, Aku terkejut dengan pesan ia kali ini. Sungguh, Aku kecewa padanya. “Eryl sayang,
maafkan Aku yang telah membuatmu kecewa, bila kau tak mau memaafkanku, Aku rela kau
putuskan cinta kita. Memang, ku akui Alissa adalah kekasih keduaku di tempat Aku bekerja.
Sudah ku lakukan berbagi cara untuk menghapus rasa cinta ini pada Alissa, namun nyatanya tak
bisa. Eryl sayang, Aku memang lelaki berengsek, Aku memang lelaki yang tak pantas kau cintai,
tak pantas untuk perempuan berhati mulia sepertimu. Baiklah, Aku rela kau meninggalkanku,
tetapi ku mohon maafkan Aku, Eryl. Selamat tinggal, Eryl. Jagalah dirimu baik-baik…”
Begitulah pesan yang Aku terima dari Rey, kekasihku. Dengan cepat Aku membalas pesan
darinya, ku tumpahkan perasaanku saat ini di pesan itu, ku katakan Aku sangat kecewa padanya,
Aku marah, Aku tidak bisa memaafkannya, hatiku sudah terlanjur sakit olehnya…
Aku masih menunggu balasan pesan darinya, Aku berbaring di ranjang kasurku dengan
Handphone di sampingku. Sudah 2 jam Aku menunggu balasan darinya, namun tak ada jawaban.
Aku kembali mengecek Handphoneku. Berkali-kali hal itu ku lakukan. Secara tidak sengaja foto
kami berdua yang tergantung pada dinding jatuh begitu saja. “Ada apa? Ada apa ini? Mengapa?,
mengapa fotoku dengan Rey pecah begitu saja?” Pikirkanku mulai kemana-mana, kemudian Aku
mengecek Handphoneku kembali, ternyata ada 1 panggilan tak terjawab. “Rey <3” Apa? Rey
menelponku, tidak! Secepatnya Aku harus menelpon balik Rey, akan ku katakan Aku mau
memaafkannya, Aku tak jadi ingin memutuskannya. Aku tekan tombol Handphoneku, lalu Aku
dengarkan suara yang berada disana. Hening. Setelah cukup lama Aku menunggu, akhirnya ada
suara yang tak ku kenali sebelumnya. Ya ampun! Yang mengangkat telponku ternyata Polisi, ada
apa ini?
Air mataku mengalir begitu cepat. Tubuhku bergetar. Aku, terkejut mendengar
pernyataan telpon dari Polisi tadi. Handphoneku jatuh ke lantai “Aku, Aku tidak percaya, tidak!
Ini tidak mungkin terjadi! Rey, Rey masih hidup!! Ia baru saja kesini, pasti Polisi itu bohong!!
Iya, pasti dia bohong!!” Aku menangis, Aku berteriak. “Berarti pertanda tadi itu benar…” Bisik
hati kecilku.
Dengan cepat Aku bergegas keluar rumah untuk memastikan kebenaran yang Polisi tadi
katakan, dimana Polisi menemukan korban kecelakaan itu, Mama sempat melarangku untuk
keluar rumah, tetapi seakan tak peduli Aku langsung saja berlalu meninggalkannya, ku ambil
kunci mobil yang tergeletak di laci lemari Mama, lalu Aku langsung berangkat menuju TKP
dimana Polisi itu menemukan jasad Rey. Dengan cepat Aku injak gas mobil yang kukendarai
sampai-sampai aku pun hamper tertabrak. Dari kejauhan, Aku melihat banyak gerombolan orang
yang beramai-ramai melihat seorang lelaki yang berada di garis Polisi itu, Aku coba mendekat,
dengan sedikit berlari “Ya Tuhan, Apakah yang kulihat ini benar? Rey, bangun Rey Aku mohon
bangun. Maafkan Aku yang telah melukai hatimu, Rey ku mohon bangun, kita mulai hubungan
ini dengan kejujuran Rey, tapi ku mohon bangun, bangun Rey!!” Aku terus menangisi jasad laki-
laki yang berada didepanku ini, kucoba membangunkannya dengan menggoyangkan badannya.

15
“Ku mohon bangun, Rey… bangun, maafkan diriku”, berkali-kali Aku mencoba
membangunkannya. Nyatanya tidak bisa? Kini, hanyalah penyesalan yang bisa kurasakan.
Kini Rey telah tiada, maafkan Aku Rey, kini ku telah sadar seseorang akan lebih berarti
apabila ia telah meninggalkan kita. Maaf kan Aku, selamat tinggal Rey… Selamat tinggal
kenangan, selamat tinggal masa lalu. Kini Aku telah jauh pergi dari kasih sayangmu. Ingin sekali
aku mengulang waktu, saat pertama kali Aku mengenal dirimu, saat Aku tau kita mempunyai
rasa yang sama, saat kau menyatakan cinta padaku. Tetapi ku sadar, semua tinggal kenangan.
Maafkan keegoisanku, Rey. Aku tidak akan lupa akan semua kebaikan yang pernah kau lakukan
untukku. Aku akan selalu mencintaimu.Rey.

16
DIA

Callie. Anak dari kedua orang tua yang memiliki bisnis yg bagus. Ia punya kakak laki-
laki yang bernama Brandon. Mereka boleh dibilang cukup dekat. Brandon lebih tua 1 tahun dari
callie. Dia termasuk cowok yang cukup terkenal di sekolah mereka karena Brandon adalah
kapten basket sekolah. Banyak yg nge-fans sama dia. Walaupun begitu, Brandon orgnya ga
sombong. Dia juga bakal ngebela callie atau melabrak orang yang coba nyakitin callie.
Berbeda sama kakaknya, callie adalah cewek yang biasa saja. Dia bukan kapten dari
salah satu cabang olahraga di sekolah, dia bukan kapten cheerleader. Dia juga ga terlalu tertarik
untuk nonton pertandingan kakaknya. Callie termasuk orang yang pendiem. Dia lebih suka
menghabiskan waktunya di dunia internet. Walaupun sebenernya, di dunia nyata banyak juga
yang ngedekitin callie untuk menjadi ‘temannya’. Tapi callie tau mereka deketin dia hanya untuk
mencari tau tentang Brandon.
Callie punya sahabat dari kecil. Namanya Lana. Mereka saling kenal karena mereka
adalah tetangga dan kebetulan satu sekolah juga. Lana tau betul sifat-sifat callie. Dan dia juga
hanya punya callie sebagai sahabatnya. Mereka berdua punya selera film yang sama, makanan
kesukaan yang sama dan yang terakhir mereka berdua punya hobi yang sama yaitu : menge-stalk
orang. Tidak heran, mereka berdua termasuk orang yang ansos.
Sekarang sudah masuk Bulan Oktober, dimana sekolah-sekolah mengadakan cup atau
pertandingan antar sekolah. Dari pertandingan basket, futsal, sampai pingpong. Callie ga begitu
tertarik dengan hal-hal sepert itu. Tapi Lana tertarik. Lana sering mengajak Callie untuk
menonton pertandingan basket terutama pertandingan basket sekolah mereka. Tapi callie sering
nolak. Callie lebih suka liat instagram story orang-orang yang nonton pertandingan. Callie pikir
kalau bisa nonton di sosmed kenapa ga?
Lana nyerah ngebujuk callie buat pergi ke pertandingan basket. Tapi ada satu hal lagi
yang bisa buat Lana bujuk callie ke acara cup sekolahan. Yang ga lain adalah closing cup
sekolah itu. Biasanya kalau sekolah mereka yang ngadain closing, Callie ikut karena dipaksa
Lana. Kali ini, di North Jakarta School, mereka ngadain closing yang artisnya Jaz dan Lana tau
banget Jaz adalah salah satu penyanyi yang di sukai Callie.
Waktu Lana liat post yang isinya JAZ jadi artis utama yang dateng di acara closing cup
North Jakarta School di instagram, Lana langsung kirim post an tersebut ke Callie via direct

17
massage. Callie pun langsung menjawab dengan senang “BENERAN JAZ MAU DATENG?!
Aduh gw pergi ga ya”. Lana menjawab “ya pergi lahh, kapan lagi lu mau ketemu JAZ”. Callie
pun berpikir apakah dia mau pergi atau ga. Dan akhirnya setelah berpikir selama 10 menit, Callie
setuju kalau dia bakal dateng. Callie pun memberi tahu Lana dan Lana sangat senang mendengat
hal itu. Ia berpikir bahwa kali ini dia menang karena dia bisa membuat seorang Callie untuk
pergi ke acara seperti itu.

Lana mempunyai teman di North Jakarta School, jadi dia dan Callie gabakal bayar mahal
buat dateng ke acara closing. Seminggu di sekolah saat istirahat, Lana ga berhenti omongin
tentang acara closing. Mulai dari pake baju apa, Jaz bakal bawain lagu apa, sampe apa yg terjadi
klo mereka ketemu COGAN. Callie pun sudah muak mendengar perkataan Lana tentang hal itu.
Padahal mereka dateng ke acara itu aja belum.

Hari ini, jam 7 Jaz akan tampil. Sekarang jam 3 dan Lana uda ga sabar buat dateng lebih
awal. Callie bilang kalau dia mau dateng jam 6.30 tapi Lana mau dateng jam 5.00.
“Ngapain dateng 2 jam lebih awal? Acara utamanya kan jam 7. Jaz kan tampil jam 7.”
Callie bilang ke Lana dengan nada kesal.
“Ihhh biar kita tuh bisa berdiri paling depan. Biar keliatan gitu lohh.” Lana meyakinkan
Callie.
“Ga ah gada dateng 2 jam lebih awal. Pokoknya dateng jam 6.30. Titik. Kalo ga gua ga
bakal dateng nih”. Callie mengancam Lana.
“Iya deh iya.” Jawab Lana dengan santai.
Lana pun memberi tahu temannya kalau mereka dateng jam 6.30 agar sewaktu mereka
datang, dia sudah menunggu mereka di gate untuk memberi tiket masuk.
Jam 6.15 mereka berangkat dari rumah. Dari rumah ke NJS hanya memakan waktu 10
menit. Sewaktu sampai, teman Lana memberi tahu dia kalau tiketnya di titipkan ke temannya
yang bernama Noah karena dia ada urusan. Lana dan Callie pun berjalan menuju gate dan
mereka bertemu seorang cowok yang tinggi dan bisa dikategorikan sebagai COGAN. Ia
mendatangi mereka dan bertanya “kalian Lana dan Callie?” Mereka berdua hanya mengangguk.
“Lu Noah?” Lana bertanya. “Iya gw Noah. Nih tiketnya.” Noah menyerahkan tiket kepada
mereka dan Callie mengambilnya dan bilang “thankyou”.
Jam 7 dan sekarang JAZ tampil bawain lagu kesukaan Callie. Callie pun bernyanyi tanpa
ragu ga peduli sama orang sekitar. Callie yang sedang bernyanyi menghayati lagu, tiba-tiba
ngerasa ada yang mencolek dirinya. Dia pun langsung nengok dan melihat bahwa orang yang
colek dia adalah Noah.
“Ya?” Tanya callie.

18
“Gapapa sih, gw lucu aja liat lu nyanyi sampe gitu. Karena tadi di gate lu cuek banget.”
Jawab Noah.
“Oh. Ya gw suka Jaz.” Respon Callie cuek. Callie pun ga nyanyi segila tadi karna dia tau
kalau Noah ngeliatin dia. Callie merasa ga enak dan blg ke Lana
“gw mau ke toilet dulu ya”. Callie pergi dengan alasan mau ngehindar dari Noah.

“Dia selalu gitu orgnya?” noah tanya Lana.


“Kalo cuek,iya. Tapi kalau menghindar, ga”. Jelas Lana.
“Kenapa dia ngehindar dari gw?” Noah penasaran.
“Ya mana gw tau. Dia blm cerita apa2 ke gw. Kenapa lu? Mau tacu dia?” Tanya Lana
penasaran.
“Mungkin”.
“Ohh. Good luck”. Lana memberi tahu Noah dengan nada meledek karena dia tahu itu
adalah hal yang impossible.

Setelah Jaz selesai tampil Callie mengajak Lana pulang. Lana pun tidak mau karena dia
mau menyaksikan dj party. Callie tidak punya pilihan dan dia mengikuti kata Lana untuk
menyaksikan dj party. Alhasil, sewaktu dj party dimulai, Callie hanya duduk menyaksikan
semua orang berloncat-loncat mengikuti irama musik. Dia bukan tipe orang yang suka berloncat-
loncat mendengarkan musik dengan beat yang cukup kencang.
“Kenapa cuman ngeliatin? Ga mau kesana?” Tanya noah sambil duduk di samping
Callie.
“Gapapa gw ga suka aja sama begituan”. Jelas Callie.
“Ohhh”. Noah tetap duduk samping Callie sampai dia ngerasa bosan.
“Uda ah bosen. Ayolah kesana. Ga seru lu.” Noah bukan hanya mengajak tapi menarik
tangan Callie ke tengah lapangan.
Di tengah lapangan Noah menyuruh Callie untuk bersenang-senang. Bersenang-senang
dalam arti bernyanyi dan melompat-lompat mengikuti irama musik yang ada. Callie pun hanya
diam di tengah lapangan. Noah tidak putus asa dan mulai berloncat-loncat seperti orang
disekitarnya. Bukan hanya berloncat-loncat, Noah juga bernyanyi. Hal tersebut membuat Callie
tertawa karena Noah tidak begitu hafal dengan lirik lagu yang dimainkan. Jadi basically Noah
hanya bertriak-triak. Melihat hal itu Callie mulai berloncat-loncat mengikuti Noah. Baru kali ini,
di acara seperti ini, Callie bersenang-senang dan tidak duduk diam. Lana yang melihat hal itu
pun terkejut dan segera mendatangi mereka berdua. Lana terkejut melihat Callie yang tidak

19
peduli dengan sekitarnya dan hanya berloncat-loncat. Pada akhirnya, mereka bertiga bersenang-
senang bersama.
Acara pun selesai, dan sekarang sudah jam 10 malam. Waktunya Callie dan Lana pulang.
Mereka berdua berpikir untuk pulang jalan kaki. Walaupun sebenarnya mereka bisa meminta
orang tua mereka untuk menjemput. Tiba-tiba Noah menghampiri mereka dengan motor.
“Kalian mau pulang?” Mereka berdua hanya menganggukan kepala.
“Naik apa?”
“Jalan kaki” Lana menjawab.
“Uda malem ga boleh jalan kaki sendirian”.
“Gw ga sendiri gw jalan kaki sama Callie” Lana menjelaskan.
“Kenapa ga minta orang tua kalian jemput?”
“Kalau bisa jalan kaki kenapa ga?” Jelas Callie.
Mendengar hal tersebut Noah langsung menatap Lana dan berkata
“telepon orang tua lu suruh jemput lu disini. Callie, naik sekarang ke motor, gw anterin lu
pulang”. Lana dan Callie yang mendengar hal tersebut pun langsung kaget. Callie dengan
spontan menjawab
“ga. Ga mau. Gw ga kenal lu. Bisa aja lu bunuh gw dia jalan”. Noah langsung tertawa
mendengar hal tersebut.
“Ok kalau lu ga mau gw anter. Tapi gw bakal nungguin lu berdua sampe lu berdua di
jemput.” Callie pun langsung mengeluarkan telepon dan menelepon orang tuanya untuk
menjemput dia dan Lana.
“Gw uda telepon orang tua gw. Mereka lagi jalan kesini. Mending lu pulang aja.” Callie
memberi tahu Noah.
“Kan tadi gw uda bilang, gw ga bakal pergi sampe lu berdua di jemput. Titik.”
Callie menyerah dan tidak berkata apa2 lagi. Noah tetap menemani mereka sampai
mereka berdua di jemput. Callie dan Lana pun mengucapkan terima kasih kepada Noah.

Karena besok hari minggu, Lana akan nginap di rumah Callie. Ini tradisi mereka sejak
mereka kecil. Minggu ini giliran Lana yang nginap di tempat Callie. Sesampainya mereka di
rumah, mereka langsung naik ke kamar Callie dan mengganti baju mereka dengan baju tidur.
“Kyknya Noah suka sama lu Cal” kata Lana dengan spontan.
“Ga mungkin lah, baru aja tadi ketemu.” Jawab Callie. “Ya gatau juga sih Cal tapi gw
kyk ada firasat aja kalau dia suka sama lu.” Lana meyakinkan Callie.

20
“Bisa aja firasat lu salah.” Callie tetap kekeh.
“Ok Cal gw ga bakal lawan lu.” Lana menyerah untuk meyakinkan Callie.
“Gw ngantuk mau tidur.” Kata Callie setengah sadar.
Mereka pun langsung tertidur.

Keesokan paginya, seperti biasa, Callie bangun lebih dulu daripada Lana. Callie langsung
membuka hp untuk melihat hal yang dia lewati selama tidur semalaman. Sewaktu membuka
instagram, Ia kaget mendapat notification kalau Noah mem-follow instagramnya.
‘Dari mana dia tau username gw?’ pikir Callie.
Tanpa pikir panjang Callie langsung menekan tanda follow back. Ga lama dari itu, Callie
melihat Noah men-dmnya
‘uda bangun? Ga nyangka orang kyk lu bangun sepagi ini.’ Melihat hal tersebut Callie
tidak ingin menjawab pertanyaan Noah dan menjawab
‘lu dapet instagram gw dari mana? Lu nge-stalk gw ya? Creepy bgt sih.’ Callie pun tidak
mau melihat jawaban Noah dan langsung membangunkan Lana.
“Ada apa sih?” Tanya Lana sedikit kesal karena harus terbangun dari tidurnya yang lelap.
“Noah follow trus dm gw. Dia stalker banget. Tau dari mana lagi instagram gw. Creepy
tau ga”. Callie menceritakan semuanya ke Lana.
“Sans Cal, sekarang semua orang bisa cari username dengan gampang. ya mungkin dia
cari nama lu dan muncul username lu. Santai aja Cal.” Lana menenangkan Callie.
“Uda ah gw mau tidur lagi. Ngantuk.” Callie pun memikirkan kata-kata Lana dan
memutuskan untuk tidak memikirkan dari mana Noah bisa tau instagram nya.

Sisa hari Callie hanya dihabiskan dengan kemalasannya di kasur. Dia harus
memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena besok udah hari senen. Dan Callie baru ingat kalau
dia besok ulangan matematika. Sekarang, yang Callie lakukan hanya lah berlatih dan menghafal
rumus. Lama-kelamaan pun Callie bosan dan mulai membuka hp kemudian instagram. Dia
melihat dm nya dan baru sadar bahwa Noah mengirimnya pesan 2 jam yang lalu. Ia mengirimkan
Callie post tentang clossing cup tadi malam dan berkata
‘tahun depan walaupun artisnya bukan Jaz harus dateng ya’. Callie pun tersenyum
melihatnya, mengingat kehebohan yang semalam ia buat. Baru kali ini Callie merasakan
kehebohan dan kesenangan di tengah acara dj party.
Callie pun menjawab ‘ga ah ngapain. Justru kemarin gw dateng karena mau liat Jaz’.

21
Tidak lama kemudian Noah membalas ‘kalau gitu dateng buat liat dj party aja. Kemarin
lu seneng banget pas acara itu’.
‘kejadian kemarin malem hanya sekali dalam hidup gw. Gw ga mau kayak semalem
lagi.’
‘Kenapa ga? Ga seru nih.’
‘Kemaren seru sih, tapi gw bukan tipe orang yang suka ke acara begituan.’ Jelas Callie.
Noah hanya membaca pesan Callie. Callie pun mematikan hpnya dan kembali belajar.
Callie belajar sampai larut malam. Ia membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk
tidur. Sebelum tidur, seperti biasanya, Callie membuka instagram dan melihat post yang ada di
timeline nya. Saat Callie melihat dmnya. Ia melihat percakapannya dengan Noah tadi. Noah
belum membalas hanya membaca. Callie keluar dari instagram dan membuka twitter. Ia melihat-
lihat berita tentang aktris dan aktor kesukaannya. Tiba-tiba Callie mendapat pesan dari Noah
‘blm tidur?’
‘Tau darimana?’ Tanya Callie.
‘ lu ga tau sekarang orang bisa tau kapan terakhir lu aktif di instagram?’
Hal tersebut baru terpikirkan oleh Callie. ‘Oh iya’. Callie menjawab.
‘Kenapa blm tidur?’.
‘Abis belajar besok ada ulangan’.
‘Ulangan apa?’ Tanya Noah.
‘Mat’
‘Ngapain belajar?’
‘Ya belajarlah kalo ga belajar ga bisa ntar. Gw mau tidur dlu lahh. Ngantuk’. Callie
menjawab.
‘Byee Lee’. Callie tidak membaca jawaban Noah karena ia sudah ngantuk berat dan
langsung terlelap.

Callie mengalami hari yang sangat buruk. Pertama, dia bangun kesiangan, ga sempat
sarapan dan terlambat dateng ke sekolah. Kedua, karena terlambat, ia mendapat hukuman untuk
belajar diluar selama 2 jam pelajaran pertama. Ketiga, Callie merasa sangat bisa sewaktu
mengerjakan soal matematika. Tetapi, saat dibagi, ia mendapatkan nilai kurang dari kkm dan
harus remedial.

22
Pulang sekolah Callie benar-benar tidak mood untuk mengerjakan sesuatu. Ia hanya
tiduran di kamar dan memainkan hpnya. Ia membuka instagram dan melihat pesab Noah tadi
malam.
‘Lee?’ Kenapa Lee?’ Tanya Callie.
Callie menutup instagram dan mulai membuka YouTube untuk menonton video.
Tidak lama Noah membalas ‘gapapa biar beda aja. Pasti banyak orang yang manggil lu
Cal. Gw mau beda’.
Callie hanya membaca pesan tersebut dan tidak berniat untuk membalasnya. Ia lanjut
menonton YouTube dan akhirnya tertidur.

Sewaktu bangun, Callie langsung mengerjakan pr dan bersiap-siap untuk makan malam.
Ia menceritakan harinya yang buruk kepada orang tua dan kakaknya mereka hanya ‘mengiyakan’
perkataan Callie. Selesai makan malam Callie masuk kamar untuk belajar. Besok ada ulangan
sejarah. Callie melihat hpnya sebentar dan melihat ada pesan dari Noah.
‘Kenapa cuman dibaca?’ Tanya Noah.
‘Lagi ga mood’. Callie menjawab singkat.
‘Kenapa? Ceritain aja.’
Callie menceritakan semua kejadian buruk yg terjadi hari ini.
‘Kan gw uda bilang gausah belajar. Mending ga belajar tapi remed daripada belajar terus
remed.’ Jelas Noah.
‘Y. Bye mw bljr’. Callie menjawab agak kesal.
‘Yah marah nih’.
Callie hanya membaca pesan tersebut dan lanjut belajar. Tiba-tiba hp Callie berbunyi, dia
pun langsung mengambil hpnya. Callie kaget karena Noah video call via instagram. Callie
mengangkatnya dan berkata
“ya?”
“Jangan marah lahhh”. Bujuk Noah.
“Siapa yg marah coba. Gw ga mood bukan berarti gw marah.” Jawab Callie.
“Yauda dehh”.
“Kenapa lu vidcall gw?” Tanya Callie penasaran.
“pertama, lu ga bales chat gw. Kedua, gw mau liat lu.”
Callie tertawa dan berkata “ngapain lu mau liat gw?”

23
“ya emang ga boleh?” Tanya Noah ikut tertawa.
“Ga.”
Mereka berdua vidcall selama 2 jam bercanda dan menceritakan pengalaman sekolah
mereka.
“Lee, gw uda ganggu jam belajar lu, sorry.”
“Ga kok, lagian gw uda lumayan bisa”.
“Uda malem, tidur sana jangan sampe besok telat lagi.”.
“Siap boss”. Jawab Callie.
“Bye Lee.”
“Bye Noah.”
Callie tidak menyangka Noah adalah orang yang enak untuk diajak bercanda dan
mengobrol. Callie senang ia mempunyai orang baru yang senang untuk diajak ngobrol dan
bercanda bersama selain Lana.

Callie dan Noah semakin dekat. Mereka sering bercanda, mengobrol via chat ataupun
call. Callie semakin lama semakin terbuka dengan Noah. Dia sering menceritakan harinya,
memberitahu drama yang terjadi di sekolahnya, dan lain lain. Begitu juga dengan Noah. Mereka
sangat dekat dari sebelumnya. Bahkan, Callie dan Noah sering pergi bersama mulai dari nonton
bersama sampai makan bersama. Noah juga senang untuk menjemput dan mengantar Callie.
Mereka berdua sering tertawa mengingat kejadian sewaktu Noah pertama kali mengajak Callie
untuk pulang bersamanya. Mereka tertawa mengingat perkataan Callie waktu itu. Callie juga
semakin tahu tentang Noah. Dia baru tahu kalau Noah adalah kapten basket dari sekolahnya.
“Kakak gw juga kapten basket sekolah gw.” Callie memberi tahu Noah.
“Oh ya? Siapa namanya?”
“Brandon. Lu ga tau dia? Ga pernah tanding lawan sekolah gw?” Tanya Callie penasaran.
“Pernah, tapi gw gatau kalau dia namanya Brandon dan dia kakak lu.” Jelas Noah.
Noah juga mengajak Callie untuk menonton pertandingannya. Dan siapa sangka, Callie
setuju akan hal itu.
“Pertandingan utamanya masih 3 bulan lagi. Ini pertandingan penting buat gw. Karena
ngewakilin sekolah untuk jadi yang terbaik se-Jakarta Utara.” Jelas Noah.
“Makanya lu harus fokus. Jangan ajakin gw pergi terus.”
“Siap Lee.”

24
Lana yang tadinya ga nyangka Noah bakal bisa deketin Callie, sekarang mulai percaya
kalau Noah bisa dapetin Callie karena Callie ga pernah ngelewatin satu hari pun tanpa nyebut
nama ‘Noah’. Lana tau sifat-sifat Callie, jadi menurut Lana, Callie punya perasaan buat Noah.
Lana setuju-setuju aja Callie sama Noah. Yang penting Callie bahagia dan Noah ga nyakitin dia.
Yang paling disukai Lana adalah Noah bisa membuat Callie melakukan hal-hal yang sebelumnya
Callie ga pernah mau lakuin. Yang pertama, sewaktu acara cup dj party 2 bulan yang lalu dan
yang kedua, Noah bisa buat Callie setuju buat dateng ke pertandingan basket. Padahal, Lana
sudah beberapa kali mengajak Callie pergi menonton pertandingan dan Callie sering kali
menolak.
“Lu suka sama Noah Cal?” Tanya Lana tiba-tiba.
“Hmmm gatau dehh”.
“Bohong banget lu. Lu suka sama dia?” Tanya Lana kedua kalinya.
“Gatau juga, tapi gw rasa iya. Gw seneng di deket dia. Gw nyaman.”

2 bulan sebelum pertandingan utama dimulai. Noah banyak berlatih. Callie sering
menemani Noah latihan. Callie ga keberatan. Kadang-kadang Noah mengajak Callie main dan
yang pasti Noah menang. Callie tidak menyangka permainan basket bisa jadi sangat seru. Dia
menyesal selama ini dia selalu menolak ajakan Lana. Kenal Noah membuat Callie mencoba
banyak hal haru. Hal-hal baru yang disukai dia.
“Lee, abis gw latihan pergi yuk. Gw mau ngomong sesuatu sama lu.”
“Ngomong apa?” Callie bertanya.
“Nanti disana gw kasih tau”. Jawab Noah.

Selesai latihan dan Noah sudah bersiap-siap memakai baju yang sangat rapi.
“Kita mau kemana emangnya?” Tanya Callie.
“Uda liat aja nanti”. Jawab Noah.
Callie hanya mengikuti perkataan Noah. Pertama Noah mengajak Callie ke mall dan ke
suatu toko baju branded. Noah menyuruh Callie mencoba 1 baju berwarna putih yang menurut
Callie adalah baju yang sangat bagus. Setelah Noah melihat Callie mencoba baju tersebut, ia
bilang ke Callie untuk langsung ke kasir.
“Gw tetep pake bajunya? Ga ganti baju gw yang sebelumnya?” Tanya Callie.
“Ga”. Jawab Noah singkat.

25
Sampai di kasir Noah mengeluarkan kartu debit untuk membayar baju Callie.
“Gw aja yang bayar. Gw ga enak sama lu.”
“Gausah Lee gw aja.” Jawab Noah.
Callie semakin bingung melihat tingkah Noah yang aneh. Dan kali ini, Noah tidak
membawa motor, mereka berdua pergi menggunakan mobil. Selanjutnya, mereka berhenti di
suatu restoran yang terlihat mahal. Boleh dibilang restoran ‘berbintang’. Noah memegang tangan
Callie sambil berjalan masuk ke restoran. Mereka berjalan terus dan akhirnya mereka sampai di
taman restoran. Di tengah2 taman terdapat gazebo dan meja untuk 2 orang. Noah menarik kursi
untuk Callie.
Setelah Noah duduk Callie berkata “okee, ini semua apaan ya? Lu dari tadi aneh banget.”
“Mending kita makan dulu.” Jawab Noah tidak menjawab pertanyaan Callie.
Mereka tidak memesan dan makanan langsung datang. Dan makanan yang ada di
hadapam Callie adalah makanan kesukaannya, sushi. Mereka makan dengan tenang. Callie diam
dan Noah diam. Setelah mereka makan, makanan penutupun datang. Mereka sharing makanan
tersebut karena Callie tau kalau dia tidak akan menghabiskan makanan penutup karena terlalu
kenyang. Mereka selesai makann dan Callie membuka mulut untuk berbicara.
Baru mau berbicara, Noah menutup mulut Callie dan berkata “gw mau ngomong sesuatu
ke lu dari lama Lee.” Noah melepaskan tangannya dari mulut Callie.
“Gw ga pernah nyangka bakal deket sama orang kayak lu. Orang yang
seru,baik,innocent. Gw pikir gw ga bakal bisa dapetin lu. Dari pertama kali gw ketemu lu, gw tau
kalau gw mau kenal lu lbh jauh lagi. Gw ga mau lu cuek sama gw pas lu dateng ke acara sekolah
gw. Dan sekarang, lu ga cuek sama sekali ke gw. Gw seneng bergaul sama lu. Gw seneng kalo
gw bercanda sama lu. Gw ga pernah ketemu orang kayak lu. Lee, lu mau ga jadi cewek gw?”
Noah bertanya.
Callie kaget mendengar ucapan Noah. Belum pernah ada orang yang ngelakuin hal gini
ke dia.
Callie menjawab “mau.”
Noah pun sangat senang mendengar hal tersebut dan memeluk Callie.

Noah mengantar Callie pulang. Sepanjang perjalana pulang, mereka berdua bernyanyi
sambil mendengarkan musik yang sangat kencang. Callie turun dari mobil dan mengucapkan
selamat tinggal ke Noah. Callie bertemu Brandon dan Brandon bertanya dia dari mana.
“Pergi makan sama temen.” Jawab Callie.
“Sama Lana?” Tanya Brandon.
“Bukan. Temen gw bukan cuman Lana doang ya tolong.” Jawab Callie.

26
“Ya emang bukan cuman Lana?” Canda Brandon.
“Ugh.”
Callie masuk kamar,mandi, dan mengganti baju tidur. Callie menelepon Lana dan
memberi tahu semuanya yang terjadi hari ini. Lana kaget dan ikut senang. Selanjutnya mereka
hanya mengobrol tentang pertandingan basket. Callie memberi tahu Lana kalau dia menyesal
selalu nolak untuk nonton. Selesai menelepon Lana, Callie bermain hp sebentar dan langsung
tertidur dengan perasaan sangat senang.

Minggu depan pertandingan, Noah semakin sibuk latihan. Begitu juga Brandon.
Terkadang Callie menemani Noah dan terkadang Brandon.
“Tumben lu dateng ke tempat latihan. Kesambet apaan lu?” Tanya Brandon.
“Ya emangnya ga boleh?” Tanya Callie balik.
“Jangan-jangan lu mau liatin salah satu dari tim ini ye.”
“Ga lah apaansih.”
Sewaktu Callie menonton Noah latihan, teman2 Noah melihat Callie dengan tatapan
aneh.
“Uda jangan dipikirin. Mereka gitu kalau liat orang baru.” Kata Noah.
Callie pun ga terlalu memikirkan hal tersebut. Callie tidak memberi tahu orang tuanya
ataupun Brandon tentang Noah. Walaupun mereka sudah jadian 2 bulan, Callie merasa belum
siapa memberi tahu tentang Noah ke keluarganya. Callie masih mencari waktu yang tepat.
Terlebih Brandon yang lagi sibuk dengan pertandingan utama.

Hari ini pertandingan utama, Noah dan Brandon pergi dari pagi untuk latihan terakhir
kalinya. Padahal pertandingan baru mulai jam 6. Lana menemani Callie menghabiskan waktu di
rumahnya. Mereka memilih baju, mendengarkan musik, curhat, dan lain lain.
“Cal, kalau malam ini yang tanding sekolah kita lawan sekolah Noah gimana? Mau
dukung siapa lu?” Tanya Lana.
Callie belum sempat terpikirkan hal tersebut
“Gw kyknya netral deh.” Jawab Callie santai.
Jam 5.30 mereka berangkat dari rumah Callie menuju GOR. Sepanjang perjalanan, Callie
memikirkan pertanyaan Lana tadi. Callie memutuskan untuk mengkuti jawabannya tadi. ‘Netral’.

27
Sesampainya di GOR mereka duduk di bangku atas. Callie dan Lana yang baru masuk
melihat supporter yang akan mendukung tim yang akan bermain malam ini. Benar saja, yang
bertanding adalah Noah dan Brandon. Callie kaget melihat hal tersebut.
“Kenapa selama ini gw ga tnya Noah dia tanding lawan siapa dan dia sendiri ga kasih tau
gw dia tanding lawan siapa.” Callie memberi tahu Lana.
“Uda Cal netral aja.” Jawab Lana.
Babak 1 dimulai dan pertandingan sudah panas. Score kedua tim tidak terlalu jauh. Babak
pertama diungguli tim Brandon. Bukan hanya tim yang memanas, supporter pun juga memanas.
Mereka tidak mau kalah dalam hal mendukung dengan nyanyian.

Babak terakhir dimulai. Tim Brandon masih mengungguli pertandingan ini. Di waktu 1
menit terakhir tim Noah mengungguli dengan perbedaan score 2 poin. Tim Noah melakukan
pelanggaran dan yang free throw adalah Brandon. Semua penonton terdiam melihat kejadian ini
karena sisa waktu hanya 3 detik. Lemparan pertama Brandon masuk. Semua penonton bersorak.
Sewaktu Brandon ingin melakukan lemparan yang kedua. Callie melihat teman Noah
mengatakan sesuatu kepada Brandon dan Brandon melihatnya dengan tatapan benci. Lemparan
kedua tidak masuk dan sisa 3 detik terakhir. Tim Brandon tidak bisa mengejar Tim Noah. Callie
ikut sedih terhadap Brandon, tetapi di sisi lain dia senang karena Noah menang. Dari atas Callie
melihat Brandon yang sedang duduk menunduk dan tiba-tiba ia melihat ke atas, menatap mata
Callie dengan penuh kekecewaan. Callie menganggap hal tersebut biasa karena Brandon sedang
mengalami kekalahan. Sewaktu Callie dan Lana turun, mereka bertemu dengan Noah. Callie
mengucapkan selamat kepada Noah. Tiba-tiba Brandon datang dan menonjok Noah. Callie dan
Lana pun kaget dan teman-teman Noah mendatangi Brandon.
“Gw kecewa sama lu Cal, lu pacaran sama dia. Lu ga tau siapa dia Cal. Dia orang yang
gw benci selama ini. Dia musuh terbesar gw. Dan disini lu bisa jadian sama dia. Asal lu tau aja,
tadi terakhir temennya kasih tau ke gw lu pacaran sama dia. Itu kenapa hari ini gw kalah. Lu
dimanfaatin sama dia. Lu dimanfaatin supaya mereka bisa menang hari ini. Gw kecewa Cal sama
lu.” Brandon menjelaskan dan langsung pergi dari hadapan mereka semua.
“Yang tadi Brandon bilang bener? Lu manfaatin gw buat bisa menang?” Tanya Callie
sambil menahan air mata.
“Pertama kali, iya, gw tau lu adeknya Brandon dari sosmednya dia. Dan waktu acara
sekolah gw, gw ketemu sama lu. Pertama gw ada niat untuk manfaatin lu, Lee.”
“Stop. Gw ga mau denger sisanya.” Callie memotong Noah. Callie yang tadinya masih
bisa menahan air mata, sekarang air matanya sudah sampai di pipinya. Dia ga pernah nangis di
depan banyak orang. Dia ga pernah nangis di depan Noah.
“Gw ga mau sama lu Noah. Kita putus.” Callie langsung pergi dan meninggalkan Noah.

28
Dia pulang dengan perasaan yang hancur. Callie langsung masuk ke kamar dan menangis
sampai akhirnya ia tertidur. Besok paginya, ia datang ke kamar Brandon dan meminta maaf dan
menceritakan bagaimana mereka bisa bertemu. Callie juga bilang kalau dia dan Noah sudah
putus karena Noah mengakui kalau dia mendekati Callie karena ingin memanfaatkannya. Callie
memberi tahu Brandon untuk tidak mendatangi Noah dan melakukan kekerasan ke dia. Brandon
pun setuju. Selanjutnya, Callie melihat hpnya dan melihat ada pesan dari Noah. Callie tidak ingin
membacanya dan langsung menghapus pesan tersebut. Dia tidak mau mendengar omongan Noah
langsung atau pun tidak langsung.

‘Noah. Orang pertama yang benar-benar gw sayang. Orang yang bisa membuat gw
melakukan hal yang sebelumnya tidak pernah gw lakukan. Orang yang bisa membuat gw
tertawa. Orang yang bisa merubah mood gw. Orang yang tidak pernah bisa gw lupakan. Dia. Dia
adalah Noah.’ Berpikir seperti itu membuat Callie sedih dan menangis kembali.

Pesan Noah yang terhapus :


‘Gw tau lu marah sama gw. Gw tau sekarang lu benci gw. Gw tau lu dendam sama gw.
Tapi lu orang pertama yang gw sayang Lee. Waktu gw berhasil deketin lu, waktu gw nembak lu
dan lu terima, itu hari-hari yang paling buat gw seneng. Lu beda Lee. Lu ngerubah gw. Gw
hanya mau bilang makasih ke lu. Makasih karena uda bikin gw ketawa. Makasih karena lu mau
terima gw apa adanya. Makasih buat semua yang lu lakuin buat gw. Gw minta maaf Lee,’

29
6 senja

Untuk kamu yang ada di sana,


Hanya tentang kamu lah yang akan kuukir.
Aku hanyalah seorang gadis kecil yang sedang menunggu kedatangan malaikat maut.
Dokter bilang hidupku tersisa kurang lebih beberapa bulan lagi. Rasanya seperti hidup sudah
tidak ada tujuannya. Jantungku berdetak untuk jiwa yang sudah mati. Ketegaranku sudah ditelan
bulat bulat oleh rasa putus asa.
Namun, di suatu senja, aku jatuh cinta kepada seseorang. Kejadiannya secepat kilat. Ia
datang, aku melihatnya, dan aku jatuh cinta. Seketika, hidup kembali berwarna. Sungguh, senja
itu, aku benar benar jatuh cinta.
Walaupun sudah entah berapa lama, tetapi aku masih ingat betul pertama kalinya aku
melihat siluet senja menyepuh wajah manisnya ketika aku bertemu dengannya di atas gedung
rumah sakit tempat aku dirawat. Bahkan, masih terekam jelas di kepalaku, bagaimana suara
ketukan sepatu docmart nya yang berjalan mendekat ke arah balkon dan berdecit pelan ketika
tiba di sebelahku.
Dilihat dari penampilannya, lelaki itu jelas sempurna. Mulai dari setiap jengkal wajahnya
yang diukir oleh tangan Tuhan, matanya yang kecil namun bersinar paling terang bagaikan
konstelasi Orion, dan hidung mancungnya yang bengkok di dekat akar hidung. Belum lagi, cara
ia menata rapi rambut hitamnya, hingga cara ia menggunakan jaket kulit hitamnya, bahkan
sampai cara ia menyalakan puntung rokok Marlboro nya, semua sempurna. Namun apakah benar
kata orang, kita tidak boleh menilai orang dari penampilannya saja? — akan kuceritakan nanti.

30
Senja pertama, senja nya hangat, namun dia dingin. Kami hanya bertukar senyuman dan
sedikit bincangan ringan. Bosan, namun ucapan ketusnya sungguh berkesan.
Senja kedua, dia lebih ramah. Kami bertukar kisah masa kecil, sambil minum soda kaleng
yang ia beli dari mesin otomatis di lantai 3. Mula mula, aku menceritakan kisahku ketika aku
mematahkan tulang hidung temanku dengan buku matematika saat aku berusia 10 tahun. Lalu, ia
menceritakan pengalamannya menangis diatas panggung ketika ia berakting dalam teater
sekolahnya sebagai Sir Lancelot .
Senja ketiga, awan-awan pekat bergantung di langit yang muram. Ia mencuri payung biru
seorang perawat yang tertidur ketika menjalankan shift sore nya. Kami berdiri di bawah payung
yang tengah terguyur derasnya tangisan langit dan bercerita tentang hidup. Mungkin itu bukan
topik yang aku ingin kubicarakan, mengingat betapa tak ada artinya hidupku saat itu. Aku lebih
ingin tahu apa makanan kesukaannya, atau kenapa ia suka sekali menggunakan jaket kulit
hitamnya. Tapi, aku mencoba untuk berani. Hari itu, perlahan lahan, aku mulai meruntuhkan
dinding-dinding zona nyamanku.
Senja keempat, seperti biasa, aku pergi ke atas gedung rumah sakit. Tangan kiriku
mendorong tiang infus, tangan yang satunya menenteng dua sendok serta kotak makan yang
berisi bubur hangat buatan bunda. Sengaja aku meminta bunda untuk memasak buburnya sedikit
lebih banyak dari porsi biasanya, agar aku bisa berbagi dengan dia. Tapi, ia tak kunjung datang.
Ah mungkin ia telat.
Aku membuka kotak makanku dan menyantap bubur yang sudah mulai mendingin sambil
menyaksikan warna oren kemerahan di langit yang perlahan memudar menjadi kehitaman.
Lampu lampu kota mulai menyala, namun ia masih belum juga datang. Apakah ia ingin
menjauhiku? Mungkinkah ia tak bisa menerima kenyataan bahwa aku akan mati sebentar lagi?
Apakah ia membenciku? Pertanyaan-pertanyaan membanjiri kepalaku. Senja itu, aku tidak
mendengar suaranya. Hanya suara angin dan keramaian kota malam.
Senja kelima, aku kembali ke tempat yang sama. Namun sayangnya, tak ada figur lelaki
jaket kulit hitam yang berdiri disana. Aku kecewa. Bukan kepadanya, tapi kepada diriku sendiri.
Betapa bodohnya aku membebani ia dengan ekspektasiku. Betapa bodohnya aku menuntut
dirinya untuk melakukan hal yang jelas jelas belum tentu bisa ia lakukan. Betapa bodohnya aku
berharap kepada dirinya yang bahkan tidak mengharapkan apapun dariku. Benar benar bodoh.
Aku berjalan cepat menuruni anak tangga untuk kembali ke ruang kamar inapku. Bulir
bulir bening mulai mengintip di sudut mataku, namun ku abaikan. Aku terus berjalan, gema
langkahku mengisi keheningan malam. Dadaku mulai terasa nyeri. Hirupan udara yang mengisi
paru paruku rasanya seperti ditusuk belasan belati. Aliran darah segar keluar dari hidungku. Aku
dapat merasakan asinnya darah menyengat lidahku. Tak lama kemudian, aku pun jatuh
tersungkur.

31
Begitu terbangun, aku langsung tahu, aku berada di ruang inapku. Aku sudah akrab
dengan bau antibiotik yang mengisi ruangan ini. Ketika aku membuka mataku, hal pertama yang
kulihat adalah dirinya dengan jaket kulit hitam khasnya.
“Mulai sekarang jangan cari gue lagi.” Ucapan tajamnya langsung menembus hati.
“Kenapa?”
“Janji jangan cari gua lagi.”
“Apaan sih? Gue ga ngerti maksud lu.”
“Janji aja sama gue.”
“Kasih gue satu alasan.”
“Alasan apa?”
“Alasan kenapa gue harus jauhin lu.”
Ia menarik nafas yang panjang sebelum menarik lengan jaket kulit hitamnya keatas dan
itulah pertama kalinya aku melihat tangannya, yang selama ini terbungkus jaket kulit, penuh
dengan luka sayatan. Lukanya begitu dalam, aku bisa membayangkan betapa marahnya ia. Tanpa
kata-kata, luka-luka itu sudah mampu menceritakan ribuan kisah pilu dibaliknya.
Dan itulah senja keenam. Senja terakhir ku bersama dia. Malamnya, penyakitku kembali
kambuh. Aku tak ingat apapun, tapi bunda bilang aku mengalami koma dan hampir mati. Aku
terbangun 12 hari kemudian dengan jantung baru. Lebih tepatnya, jantung miliknya. Malam itu,
dia mendonorkan jantungnya kepadaku. Dia meninggalkan sepucuk surat didalam amplop kecil
berwarna putih. Di dalamnya berisi kertas bergoresan tulisannya.
Makasih, ya. Karena lu, kini gua bisa mewujudkan dua keinginan gua sekaligus. Untuk
pergi dari dunia ini, tapi juga untuk memberi seseorang, yang pantas untuk hidup, sebuah nyawa.
Sekarang ngerti kan kenapa lu harus jauhin gua?
Kini, dia sudah kembali dari tiada ke tiada. Sudah lama. Sudah lupa jalan pulang. Maka
itu, kalau nanti ada orang yang bilang bahwa dalam hidup itu harus ada yang direlakan,
percayalah mereka benar. Sebab aku sudah merasakannya. Kamu akan mengerti maksudnya
kalau sudah merasakan.
Mungkin sudah tak terhitung lagi berapa kali mulut kecilku memburaikan keluh kesah
hati ini. Tapi yang namanya hidup, tidak boleh terus berada di dalam kenestapaan. Hari hari
menyakitkan tidak bisa dilawan sebab kita pasti kalah. Tapi, aku tahu aku harus tetap mencoba
lagi, harus tetap bersyukur, walaupun rasanya tidak menyembuhkan kalau tidak ada dia disini.
Alfaro, aku rindu.

32

Anda mungkin juga menyukai