Anda di halaman 1dari 5

Pengorbanan Sang Kakak Siput

Terdapat sebuah rumah kecil dari pepohonan. Rumah itu milik keluarga
Siput. Ada Popo, Mami,Flo,dan Dyo. Popo dan Mami adalah orang tua dari Flo,
dan Dyo. Rumah kecil ini terletak di hutan. Bergabung dengan rumah- rumah
hewan lain. Tentang wilayah, jelas wilayah dibedakan karena mengingat jenis
hewan itu bervariasi. Wilayah untuk hewan buas dipisahkan dan dibatasi
sangat jauh dari hewan-hewan lunak yang mungkin akan menjadi buruannya.
Sedangkan hewan herbivora, berdekatan dengan wilayah hewan lunak. Hewan
lunak seperti siput,semut,keong,kura-kura dll.

Flo adalah anak sulung. Maka Flo lah yang harus sering mengalah.
Sedangkan Dyo, dia adalah siput bungsu. Sifatnya masih kekanakan dan
sering tak mau mengalah, dan pastinya Dyo selalu dipercaya dan dibela oleh
siput Popo dan Mami.

Disuatu pagi yang cerah. Terlihat Siput Flo sedang membantu ibunya
Mami. Membantu untuk menyusun makanan hasil mencari nya pada saat
waktu subuh tadi. “Flo. Bangunkan Dyo. Suruh dia ikut membantu mencari
makanan untuk nanti siang.”perintah Mami pada Flo. Flo tak berkata apa-apa
dia langsung saja menghampiri Dyo. “Dyo. Bangun! Ibu menyuruhmu!
Ayo!”ucap Flomembangunkan Dyo. Tapi Dyo tetap pura-pura tak mendengar.
Karena sebenarnya Flo tau bahwa Dyo sudah terbangung. Makanya Flo terus
mendesak.

“Dyo! Cepat!”

“Apa kau tak mau sarapan pagi?”

“Siput Ibu Mami dan Aku tadi sudah mencari makanan untuk kita semua...”

“Ayo Dyo bangun! Aku tau kau sudah bangun!”

“Ibu dan Ayah Popo sudah menunggu!

Cepatlah!...”

Flo terus mengoceh agar Dyo mau menuruti perintah ibunya yang tadi
diamanatkan padanya. Flo tak menyerah begitu saja apabila hanya diabaikan.
“Sudahlah! Siapa kau mengaturku!”bentak Dyo. Memang Flo dan Dyo tak
pernah akur dan rukun. Dyo merasa dirinya tersaingi oleh Flo. “Aku hanya
menyampaikan amanat Ibu Mami Dyoo.... ayolah bangun pemalas sekali”cibir
Flo. Cibiran itu hanya bercanda, tapi sepertinya Dyo menganggap serius. Ia
pergi meninggalkan Flo dengan mencoba sekuat tenaga agar ia bisa berjalan
secara cepat. Seharusnya Dyo menyadari. Dia adalah seekor siput. Seekor
siput memang sudah ditakdirkan dan memang sudah kodratnya dia itu
lambat. Flo hanya diam, dan tak lama kemudian ia menyusul Dyo dengan
berjalan tenang. Flo mengerti dan sudah sangat paham akan sifat Dyo yang
memang menyebalkan dan terkadang memancing emosi.
Siput Popo,Mami,Dyo dan Flo sudah berkumpul. Mereka sudah
berunding dan sepakat untuk mencari makanan masing-masing baru nanti
dikumpulkan dan dimakan bersama. Mereka mulai mencari makanan nanti
pada saat hari mulai cerah, sekitar pukul 9 pagi.

Siput Popo dan Mami sudah mempersiapkan peralatan untuk mencari


makanan. Flo sedang menyiapkan beberapa kantung untuk mewadahi
makanan yang ia dapat nanti. Sedangkan, Dyo dia hanya diam bermalas-
malasan di luar jauh dari rumah. Yang lain sedang sibuk bersiap karena hari
telah mulai menjelang pukul 9, tapi Dyo belum kembali ke rumah. Padahal
Dyo ditugaskan mencari makanan bersama Flo. Sedari tadi Flo menunggu
Dyo.

“Kemana Dyo?

Apa dia belum kembali Flo?”Tanya siput Mami pada Flo yang sedari tadi
sibuk melihat lihat sekitar seperti mencari sesuatu. Ya memang Flo sedang
mencari Dyo.

“Belum siput Mami.”jawab Flo.

“Ya sudah, siput Popo dan Mami pergi terlebih dahulu? Tak apa?”tanya siput
Popo. Popo lalu melirik Mami dan Flo bergantian.

“Ya. Tak apa. Aku akan menunggu Dyo,kasihan dia nanti mencari-cari.
Sebaiknya, ibu siput Mami dan ayah siput Popo terlebih dahulu pergi mencari
makanan, nanti hari terlanjur siang. Aku tak apa”jawab Flo seadanya. Ya
memang, Flo dewasa dan bijak. Flo memikirkan dan mementingkan orang lain
yang belum tentu orang itu mementingkan dirinya juga.

“Ya sudah. Hati-hati disini, “ucap siput Mami. Lalu siput Mami dan siput Popo
segera berangkat membawa peralatan dan perlengkapan yang sudah
disiapkan. Flo hanya membalas dengan senyuman. Flo tetap diam menunggu.
Kemana Dyo? Itu yang Flo pikirkan sedari tadi.

Setelah lama Flo menunggu akhirnya Dyo datang. Sekarang sudah


pukul 9 pagi lebih 15 menit. Itu tandanya Flo dan Dyo sudah tidak displin
dalam melaksanakan tugas yang mereka dapat. Pastinya Ibu siput Mami dan
Ayah siput Popo sudah banyak mendapat makanan. Sedangkan Flo dan Dyo
belum satu pun. Flo segera mendekati Dyo dan bertanya.

“Kau dari mana Dyo? Aku sedari tadi menunggu”tanya Flo dengan raut
wajah kesal. “Aku? Aku bermain dengan para monyet dan kura-kura”jawab
Dyo santai tanpa memerdulikan raut wajah kakaknya kesal. “Ayolah! Kita
bergegas mencari makanan. Kau tak mau kelaparan bukan saat siang
nanti?”Tanya sekaligus ajak Flo. Dyo mendengus kesal “Kau saja! Aku tak
mau!”tolak Dyo sambil akan melangkah pergi lagi. “Jangan menghindar dari
tugas Dyo! Apa kau mau Ibu Mami menghukum mu agar kau mencari makan
tengah malam di hutan ini sendiri? Hiduplah dengan displin Dyo! Ayo ikut
kakak!” Flo terus memaksa. Bagaimana pun tugas tetaplah tugas. Bukannya
apabila tak mengerjakan tugas akan ada sanksi? Flo menganggap bahwa
tugas adalah suatu tanggung jawab juga. Oleh karena itu tugas itu harus
dikerjakan. “Iya. Aku ikut! Kau menyebalkan”ucap Dyo pasrah. Bagaimana
pun ucapan kakak nya –Flo- ada benarnya juga.

Akhirnya setelah perdebatan kecil tadi, Flo dan Dyo segera pergi
mencari makanan. Berkeliling hutan. Flo masih terus semangat mencari
makanan sebanyak mungkin agar ada persediaan untuk makan malam nanti.
Tapi Dyo hanya berjalan saja mengikuti . sudah 2 jam mereka mencari
makanan saat nya mereka pulang,

namun...

“Kau duluan saja kak! Aku ingin mencoba ke wilayah hutan buas.”ucap
Dyo sok jagoan. “Untuk apa kau pergi kesana?”tanya Flo. Flo sangat heran
dengan kelakuan adiknya itu. “Aku ingin menantang mereka. Kenapa mereka
sangat ditakuti? Hanya hewan biasa seperti kita saja”jawab Dyo

“Kau tak boleh menyepelekan hewan lain seperti itu Dyo. Mereka sangat
buas, mereka bisa saja memakanmu hidup hidup. Kau mau mati di tangan
mereka? Kau tak kasihan pada ibu Mami? Kau tak perduli dengan ayah Popo?
Kau tak kasihan padaku Dyo? Kalau kau mati di tangan mereka pasti aku
sangat kehilangan mu begitu juga para keluarga siput lain. “ jelas Flo. Flo tak
akan membiarkan Dyo menuruti egonya. Ego negatif nya, yang membuat ia
merasa paling paling hebat dibanding para hewan buas/

“Kau tak usah banyak bicara kak! Tong kosong nyaring bunyinya.
Banyak bicara tapi tak ada hasilnya! Percuma kakak menjelaskan dan
menasihati ku. Aku yakin mereka tidak akan memakanku.”ucap Dyo si siput
langsung pergi berbelok ke arah wilayah hewan-hewan buas dan berbisa. Flo
bingung, bagaimana dengan nasib Dyo nanti, tapi.. apabila Flo mengikuti Dyo,
bagaimana dengan makanan yang sudah dikumpulkan. “Duh... bagaimana
ini?”ucap Flo berbicara pada dirinya sendiri.

“Ah iya! Rumah monyet dekat sini bagaimana kalau aku titipkan saja
makanan ini pada monyet” ucap Flo. Lalu, Flo berjalan sedikit menuju rumah
monyet dan ia berkata titip makanannya sebentar, kalau bisa tolong antarkan
pada rumah siput. “baiklah siput. Aku antarkan saja ke rumah mu. Hati-hati
menyusul adikmu.” Ucap monyet. Siput mengangguk. Siput Flo berjalan
dengan tergesa- gesa dengan berusaha sekuat tenaga untuk berjalan bahkan
berlalri secara cepat. Demi adiknya si siput Dyo.

Siput Flo telah sampai di perbatasan wilayah hewan buas. Flo melihat
kanan kiri mencari Dyo. “Ya ampun Dyo! Nekad sekali dia!”ucap si siput Flo
kaget. Ia melihat siput Dyo sedang mengganggu salah satu singa disana. “Hey!
Kau singa! Jangan ganggu adikku!” ucap siput Flo lantang. Sontak singa
menoleh pada Flo. Menatap kilat tajam. Tapi nyali Flo tidak menjadi ciut.
Singa masih diam di tempat. Tapi, siput Dyo malah menghampiri Flo.

“Apa apaan kau ini? Datang datang mericuhkan saja!” bentak siput Dyo

“ Aku? Hanya ingin menyelamatkanmu. Aku bertanggung jawab atas mu! Aku
harus melindungi mu! Sadarlah Dyo Siput”ucap Flo siput tegas. Bagaimana
pun Dyo Siput tetaplah tanggung jawabnya. Apalagi saat ini Dyo sedang
bersamanya. “alah! Kau hanya alas—“ ucapan Dyo Siput terpotong karena
tiba-tiba Flo Siput menubruknya hingga terpental jauh. Daann..

‘KHAAM’

Singa melahap Flo siput. Dyo siput yang melihatnya sangat terkejut dan
tidak menyangka. Dyo siput segera pergi dari kawasan itu dan pulang ke
rumahnya. Segera memberi tahu orangtua dan keluarga siput lainnya.
Kakaknya. Flo Siput. Kini ia telah tiada. Ini semua salah Dyo yang tak mau
menurut dan lengah. Ini salahku ini salahku!. Dyo siput terus mengulang-
ulang kata itu ia sungguh merasa bersalah atas kelakuan dirinya sendiri.

Saat Dyo siput sampai di rumahnya. Ia segera bercerita tentang itu


semua. Keluarga nya sangat kaget bahkan banyak yang terisak. Dyo siput
hanya bisa diam merenung. “Ini semua salahku maafkan aku. Aku menyesal.
Aku berjanji akan menurut, disiplin dan tak akan menyepelakan dan
merendahkan hewan lain yang jelas lebih baik dan kuat dari keluarga siput
ku aku menyesal. Sungguh aku sangat menyesal.” Batin Dyo siput. Kini tak
ada lagi kakak yang cerewet menasihatiinya. Tak ada lagi yang mengatur
ngrtur segala kegiatannya selan ibunya, tak ada lagi yang megingatkan
tentang kedisiplinan. Tak ada kakak nya telah pergi. Sungguh mengenaskan.
Pengorbanan seorang keluarga kakak siput. Untuk sang adik, demi adiknya
selamat ia rela berkorban. Bahkan nyaawnya sendiri. Sungguh Flo siput
sangat baik hati, dan Dyo siput sangat beruntung mempunyai kakak seperti
Flo siput.
ORIENTASI

Terdapat sebuah rumah kecil dari pepohonan. Rumah itu milik keluarga
Siput. Popo dan Mami adalah orang tua dari Flo, dan Dyo. Rumah kecil ini
terletak di hutan sangat jauh sekali dengan kota kota, karena memang ini
adalah hutan pedalaman. Rumah keluarga siput juga bergabung dengan
rumah-rumah hewan lain. Tentang wilayah, jelas wilayah dibedakan karena
mengingat jenis hewan itu bervariasi. Wilayah untuk hewan buas atau
karnivora dipisahkan dan dibatasi sangat jauh dari hewan-hewan lunak yang
mungkin akan menjadi buruannya, ya seperti diketahui banyak hewan yang
suka memburu hewan lain yang lebih lemah, kan kasihan. Sedangkan hewan
herbivora, berdekatan dengan wilayah hewan lunak. Hewan lunak seperti
siput,semut,keong,kura-kura dll.Flo adalah anak sulung. Maka Flo lah yang
harus sering mengalah. Sedangkan Dyo, dia adalah siput bungsu. Sifatnya
masih kekanakan dan sering tak mau mengalah, dan pastinya Dyo selalu
dipercaya dan dibela oleh siput Popo dan Mami.

KOMPLIKASI

Masalah terjadi saat ibu Mami siput menyuruh Flo siput


membangunkan adiknya yaitu Dyo siput, dan menyuruh Dyo siput untuk
membantu mencari makanan untuk siang hari nanti. Tapi Dyo yang malas
dan tidak disiplin itu malah menolak dan marah marah. Dan juga saat Dyo
siput terlambat datang untuk menemani dan bertugas mencari makanan.

RESOLUSI

Setelah Dyo siput berhasil dibujuk oleh kakaknya yitu Flo siput
akhirnya ia mau ikut untuk mencari makanan. Tapi, masalah kembali
ditimbulkan oleh Dyo siput yaitu, menjadi sok hebat dan menyepelekan singa
dan hewn buas lainnya. Dan Dyo nekad pergi menantang, hingga akhirnya Flo
siput menyusul Dyo siput dan mengorbankan nyawanya.

KODA

Akhirnya, Dyo Siput menyadari bahwa dirinya egois, tidak patuh dan
tidak disiplin. Dyo siput sangat sedih dan menyesal.

AMANAT

Kita harus sayang pada keluarga dan orang-rang sekitar kita. Dan tidak
menyia- nyiakan mereka. Agar tidak menyesal ketika kehilangan mereka yang
baru kita sadari bahwa kita sayang pada mereka. Kita tidak boleh
menganggap remeh orang lain. Kita harus disiplin agar bisa hidup lebih baik.
Kita juga harus menuruti nasihat orang yang lebih tua dari kita, menghargai
mereka dan menganggap ada mereka, dan juga tidak menentang perintah dan
saran dari mereka selama itu baik.

Anda mungkin juga menyukai