Anda di halaman 1dari 5

Kembaran Kekasihku

Bel sekolah berdering 2 kali, waktunya istirahat pertama. Seperti biasa vano selalu
menghampiri kelas olla sang kekasih, untuk mengajaknya makan di kantin bersama. Vano
dan olla menjalin kasih walaupun mereka berbeda agama, tetapi mereka tetap saling
menyayangi. Tetapi sayangnya, orang tua olla benar-benar tidak menyetujui hubungan
mereka, karena perbedaan agama. Ke-esokan harinya, Olla mendapat e-mail dari program
beasiswa di Palestina. Dengan terkejut dan rasa senang, olla mendapat beasiswa untuk kuliah
di Palestina. Olla pun langsung memberi tahu hal ini kepada Vano, tetapi Vano malah tidak
merespon hal itu dengan baik. Ia malah tidak senang kalau Olla kuliah di Palestina, yang itu
artinya mereka akan terpisah oleh waktu dan jarak. Walaupun begitu, Olla harus tetap
berangkat ke Palestina untuk melanjutkan studi S1 nya. Suatu hari, Vano pergi ke rumah Olla
untuk menemuinya sebelum dia berangkat ke Palestina. Tanpa sengaja, Vano mendengar Olla
yang sedang mengaji dengan suara yang merdu di kamarnya. Vano lalu melihatnya lewat
jendela kamar Olla tanpa Olla ketahui. Vanopun luluh hatinya dan tak sengaja meneteskan air
mata. Memang sudah lama Vano sebenarnya ingin mengikuti jejak Olla untuk masuk ke
islam, tetapi ia masih bimbang. Lalu ia mengetuk pintu rumah olla dengan ucapan
assalamualaikum yang masih kaku di lidah Vano. "Walaikumsalam, siapa ya? Vano....????"
Jawab mama Olla. Mamanya langsung terkejut melihat Vano datang untuk menemui Olla,
"Untuk apa kamu ke sini? Olla

tidak ada, lebih baik kamu cepat pergi dari sini" bentak mama Olla. "Maaf tante, saya kesini
cuma ingin menyampaikan ini buat Olla tante. Tante, saya sudah mantapkan diri untuk
bersedia mengikuti jejak Olla" kata Vano. "Maksud kamu? Kamu mau ikut-ikutan kuliah di
Palestina???" Tanya mama Olla. " Bukan gitu maksud Vano tante, saya ingin menjadi
mu'alaf" jawab Vano. Tiba-tiba Olla pun datang, "Vanooo.. ya ampun kamu di sini? Ada apa
van?" Sela Olla. Akhirnya hati mama Olla pun tersentuh, ia segera memanggilkan ustadz
untuk Vano, dan dengan kalimat syahadat Vano pun sah menjadi seorang mualaf. Vano dan
Olla pun tersenyum bahagia. Lalu Vano memberikan sebuah bingkisan untuk Olla, yang
didalamnya terdapat sepasang mukennah cantik. Dan Olla pun bergegas menuju kamarnya,
dan mengambil sebuah al-qur'an untuk diberikan kepada Vano. "Vano, kamu belajar ngaji ya..
" kata Olla sambil memberikan al-qur'annya pada Vano. "Olla, aku sadar dan tahu, bahwa
kuliah mu di Palestina itu untuk masa depan kamu. Aku siap kok menunggu kamu di sini
sampai kamu selesai studi" lanjut Vano. "Hmm, apa kamu yakin Vano? Kan lagian kamu
udah di terima di ITB dan di bandung pasti banyak cewek cantiknya Van.. aku sih gak yakin",
kata Olla. "Jangan khawatir Olla, aku akan tetap pegang janjiku kok.." bantah vano. Ke-
esokan harinya Olla pun berangkat ke bandara dan diantarkan dengan keluarganya beserta
Vano juga. Olla pun berangkat dengan tangisan dan rasa ikhlas untuk melepaskan
keluarganya dan kekasihnya di Indonesia.

Sebulan, dua bulan Olla nyaman dengan studinya di Palestina. Dan 5 bulan kemudian, Vano
mendengar kabar bahwa terjadi bom di Gaza, Palestina. Di situ pula tempat Universitas Al-
Aqsha tempat Olla kuliah. Dengan mata menggelinang air mata, ia langsung menghubungi
Olla, dan ternyata olla sudah tidak bisa dihubungi. Sebelum hari terjadinya bom, Olla
mengirim e-mail kepada Vano yang berisi tentang hari-harinya selama kuliah di Gaza. Vano
pun segera bergegas ke rumah Olla untuk mengabari mamanya. Mamanya pun langsung
shock dan pingsan, lalu dibawa ke rumah sakit. "Tante bangun tante, tante harus bangun,"
desak Vano. Vano pun juga segera mencari data korban asal Indonesia, tetapi gagal. Setelah 1
tahun tragedi tersebut, vano berusaha melupakan sosok Olla sang kekasihnya walaupun itu
berat.

Keesokan harinya, Vano bergegas menuju kampusnya seperti biasa. Kini Vano menjadi ketua
organisasi di kampusnya. Bahkan kini ia sering mengikuti kegiatan keagamaan di
kampusnya. Ia menjadi lebih rajin dalam bergama, sebab ia teringat akan sosok Olla.
"Gubrakkkkk...." terdengar seorang perempuan berjilbab putih terserempet sepeda. "Kamu
gapapa??" Tanya Vano. "Ollaa???" Heran vano. "Iya gapapa kok, cuma luka sedikit, Olla
siapa ya? Aku Tifa" jawab perempuan itu. "Gak mungkin, kamu itu Olla. Kekasih aku, kamu
gausah ngelak ya Olla" bantah Vano. "Apa an sih kamu, minggir aku mau lewat" bantah
perempuan itu. Vano pun terkejut dan mengejar perempuan itu, tapi perempuan itu berusaha
mengelak perkataan Vano bahwa dirinya bukanlah Olla. Vano pun mengintai perempuan
tersebut, dan ternyata ia sedang bekerja di sebuah restoran besar. Vano pun mencari-cari
informasi tentang perempuan itu. Dan benar, memang perempuan itu bernama Tiffa, bukanlah
Olla. Akhirnya Vano pun pergi ke rumah mama Olla dan menceriitakan semuanya. Mama
Olla pun tak percaya jika Olla ada di Indonesia. "Olla sudah menjadi korban bom di Gaza,
tak mungkin ia kembali ke Indonesia, sudahlah Vano kamu jangan menghayal" bantah mama
Olla. " Tapi te, ia benar-benar mirip dengan Olla dari ujung kepala sampai ujung kaki tante"
bantah Vano. "Sudahlah Vano, lebih baik kamu pergi daripada mengganggu tante dan
membuat tante menangis karena Olla" kata Mama Olla.

Ke-esokan harinya, Vano pergi ke restoran dimana cewek itu bekerja. Ia berusaha menemui
perempuan itu. "Kamu? Ngapain di sini?" Tanya Tiffa. " A a aku, mau nanya suatu hal sama
kamu. Apa kamu punya kembaran? Soalnya kamu bener-bener mirip kekasih ku" tanya Vano
sambil menunjukkan foto Olla. "Mana mungkin aku punya kembaran, lagian papa aku nggak
pernah cerita, sini aku pinjem fotonya. Akan aku tanyakan kepada papaku nanti" kata Tiffa.
"Oke baiklah, ini nomer hpku, nanti kamu hubungi aku ya kalau ada kabar tentang ini" kata
Vano. "Iya iya, nanti aku kabari" jawab Tiffa.

Jam dinding menunjukkan pukul 10 malam. Tiffa bergegas pulang ke rumah, dan segera
menanyakan tentang Olla yang mirip dengannya. "Pa, papa kenapa ga pernah cerita sih kalau
Tiffa punya kembaran paa!!" Kata Tiffa. "Kamu ini bicara apa sih Tiffa, mana mungkin kamu
punya kembaran? Kata siapa?" bantah papa Tiffa. "ini apa buktinya pa.. ini apa?? Dia olla,
kembaran aku kan paaa?? Jawab paa!!" Bantah Tiffa. (Ayah Tiffa pun gugup dan terpaksa
jujur) "Tiffa sayang, maafin papa ya.. iya memang selama ini kamu punya kembaran, papa
dulu yang misahin kalian sejak lahir setelah mama kamu tidak sadarkan diri" kata papa Tiffa.
"Kenapa papa gak bilang dari dulu pa? Berarti mama masih hidup pa? Mama tiffa juga
ada??" tangis Tiffa. "Iya sayang maafin papa ya. Papa memang berencana kasih tau kamu
kalau sudah waktunya. Besok ikut papa ya nak, ke rumah mamamu" kata Papa Tiffa. Tiffa
pun bergegas masuk ke kamar nya dan menghiraukan perkataan papanya.

Ke-esokan harinya tiffa menghubungi Vano, dan memberi tahu Vano kalau ia akan pergi ke
rumah mamanya yang selama ini terpisahkan. Vano pun bergegas menuju ke sana. Di sana
Mama Olla bertemu dengan mantan suaminya, yakni Papa Tiffa, ia terkejut dan langsung
mengusir papanya. Tetapi, dengan kemunculan Tiffa, mama Olla langsung terkejut dan
menghentikan pengusiran papa Tiffa. "Olla??? Kamu bener - bener Olla? Ngapain sama si
pecundang ini?" Tanya mama Olla. "Mama? Ini bener mama aku kan pa?? Maa... Ini Tiffa,
kembaran Olla" jawab Tiffa. "Iya Bella, jadi selama ini anak kamu kembar, dan aku sengaja
mengambilnya saat kamu tidak sadarkan diri" sambung papa Tiffa. Mereka saling menangis
dan berpelukan, lalu mama Olla menceritakan semuanya kepada mereka bahwa Olla sudah
menjadi korban bom di Gaza. Mama Olla pun berniat agar Tiffa lah yang menggantikan
posisi Olla di hati vano. Vano pun terkejut, tetapi ia menerima permintaan mama olla.
Akhirnya mereka berdua pun menjalin hubungan untuk saling mengenal satu sama lain.
"Vanoo, aku ini berbeda sama Olla ..yah walaupun kita kembar terpisah. Olla pintar, bahkan
ia hafal al-qur'an sampai ia mendapat beasiswa di luar negeri. Kalau aku ya gini-gini aja,
cuma pegawai restoran biasa" kata Tiffa. "Sudahlah Tiff, aku seneng kok kamu ada buat aku
sebagai pengganti Olla. Sosok wajahmu benar benar aku merasa ada di dekat Olla. Olla pasti
seneng kok liat kita bisa dekat" jawab Vano. Mereka berdua pun akhirnya bertunangan, dan
melanjutkan ke jenjang pernikahan untuk membangun keluarga yang sakinah mawardah
warrohmah.
Biodata Penulis

Nama : Tiffani Febiola Aciandra

TTL : Pasuruan, 6 Februari 2000

Status : Mahasiswa

Jurusan : S1 Manajemen Rekayasa

Institusi : UISI ( Universitas Internasional Semen


Indonesia )

Telp. : 0823-3686-8653

E-mail : tiffanifebiola26@gmail.com

Id Line : tiffanifa

Anda mungkin juga menyukai