Anda di halaman 1dari 163

Laporan Tahunan Balai TN.

Karimunjawa

1
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas karunia Tuhan Yang Maha Esa setelah usai satu
tahun kami jalani untuk mengemban amanat mengelola Taman Nasional Karimunjawa.
Perjalanan kami selama satu tahun tidaklah semulus yang kami harapkan, namun semua itu
tidaklah menjadikan kami patah semangat untuk terus berupaya yang terbaik bagi Taman
Nasional Karimunjawa.
Bentuk pertanggungjawaban kami di dalam melaksanakan pengelolaan kawasan
selama tahun 2010, adalah laporan kegiatan yang pernah dilaksanakan oleh Balai Taman
Nasional Karimunjawa pada tahun 2010. Ringkasan laporan tersebut kami wujudkan ke
dalam bentuk Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2010.
Laporan ini menyajikan seluruh aspek pengelolaan mulai dari sistem kelembagaan
kegiatan kesekretariatan, kegiatan teknis selama tahun 2010, permasalahan dan langkah
strategis serta rencana kegiatan untuk tahun 2011.
Ucapan terima kasih kepada seluruh pegawai Balai Taman Nasional Karimunjawa
atas kerjasama dan kerja kerasnya selama tahun 2010 hingga kegiatan dapat berjalan
sesuai yang direncanakan untuk mewujudkan pengelolaan yang lestari di Taman Nasional
Karimunjawa. Harapan kami semoga untuk tahun yang akan datang prestasi yang telah
dicapai dapat ditingkatkan.
Akhirnya semoga laporan ini dapat menjadi masukan bagi pengelolaan Taman
Nasional Karimunjawa selanjutnya, segala kekurangan yang ada semoga dapat diperbaiki
di masa yang akan datang.

Semarang, Desember 2010


Kepala Balai,

Ir. M.G.NABABAN
NIP. 19570409 198703 1 001

2
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

DAFTAR ISI
Hal

KATA PENGANTAR ………………………………………....... i


DAFTAR ISI …………................................................... ii
DAFTAR TABEL …………………………........................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN... ………………………………..... 1


A. LATAR BELAKANG ………………………………..... 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN …………………………………. 2
C. RUANG LINGKUP …………………………………. 2
D. SISTEMATIKA ..................................................... 2

BAB II KONDISI ………………………. 4


A. UMUM ……………………..... 4
B. KEPEGAWAIAN ……………………..... 5
C. SARANA DAN PRASARANA ……………................. 7
D. ANGGARAN …………………......... 10
E. ORGANISASI DAN TATA LAKSANA .................................. 10
1. Struktur Organisasi ..................................... 10
2. Tugas Pokok dan Fungsi ..................................... 11
F. PERUNDANG-UNDANGAN ..................................... 11

BAB III RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2010 ............. 14


A. RENCANA KEGIATAN TAHUN 2010 ………………….... 14
B. RENCANA ANGGARAN TAHUN 2010 ………………….... 19

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2010 .. 20


A. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2010 ………….... 20
B. PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2010 ………….... 145

BAB V ANALISA PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN ......... 146

BAB VI RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2011 ............. 150


A. RENCANA KEGIATAN 2011 ………………….... 150
B. RENCANA ANGGARAN TAHUN 2011 ………………….... 152

BAB VII SARAN/REKOMENDASI ……………………………………....... 153


LAMPIRAN

3
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Rekapitulasi surat menyurat Balai Taman Nasional Karimunjawa 4


tahun 2010

Tabel 2 Keadaan SDM Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 5


2010

Tabel 3 Jenis dan jumlah peserta pendidikan dan pelatihan tahun 2010 6

Tabel 4 Posisi Barang Milik Negara (BMN) tahun 2010 8

Table 5 Penambahan sarana prasarana pada tahun 2010 8

Table 6 Alokasi Anggaran DIPA – 29 tahun 2010 10

Table 7 Rencana Program Kegiatan tahun 2010 19

Table 8 Matrik Ringkasan Laporan Program Pemantapan Keamanan 20


Dalam Negeri Tahun 2010

Table 9 Matrik Ringkasan Laporan Program Kegiatan Perlindungan 52


Konservasi Sumber Daya Alam

Table 10 Pelaksanaan ”One Billion Indonesia Trees” di Taman 142


Nasional Karimunjawa

Tabel 11 Program dan Kegiatan WCS-IP di Taman Nasional 144


Karimunjawa tahun 2010

Tabel 12. Realisasi anggaran DIPA 29 Tahun 2010 Balai Taman 145
Nasional Karimunjawa

4
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

DAFTAR GAMBAR HASIL KEGIATAN

Hal

Dokumentasi Kegiatan Balai Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2010................. 157

5
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

BAB I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan kepulauan berjumlah 22 pulau


yang terletak di Laut Jawa, mempunyai luas 111.625 Ha (SK Menhut No. 78/Kpts-II/1999
tanggal 22 Februari 1999). Secara geografis terletak antara 5º40’ - 5º57’ LS dan 110º04’ -
110º40’BT dan secara administratif masuk wilayah Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten
Jepara Jawa Tengah. Letak Taman Nasional Karimunjawa berjarak 45 mil laut dari kota
Jepara atau 60 mil laut dari Semarang. Kawasan ini terdiri dari tiga pulau utama yaitu
Karimunjawa, Kemujan dan Parang serta beberapa pulau kecil lainnya. Taman Nasional
Karimunjawa mempunyai lima ekosistem utama dengan keanekaragaman hayati yang
tinggi yaitu ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah, hutan pantai, mangrove, lamun
dan terumbu karang.
Pada awalnya Taman Nasional Karimunjawa ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut
pada tanggal 9 April 1986 melalui SK Menteri Kehutanan no. 123/Kpts-II/1986, dalam
perkembangan lebih lanjut dinyatakan sebagai Taman Nasional melalui SK Menhut no.
78/Kpts-II/1999 tanggal 22 Februari 1999 seluas 111.625 Ha. Oleh karena itu sesuai
dengan UU no. 5 tahun 1990, Taman Nasional Karimunjawa mempunyai fungsi sebagai
kawasan konservasi yaitu sebagai sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman flora dan fauna beserta ekosistemnya serta pemanfaatan secara lestari
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Seiring dengan semakin berkembangnya dinamika kawasan, Balai Taman Nasional
Karimunjawa sebagai pengelola dihadapkan pada berbagai permasalahan yang
menyangkut faktor lingkungan, kelembagaan dan masyarakat. Permasalahan tersebut
diantaranya adalah pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan sehingga mengarah
pada terjadinya penurunan fungsi ekologis, degradasi lingkungan, penurunan hasil
tangkapan nelayan serta kurangnya dukungan dan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa.
Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, Balai Taman Nasional berupaya
semaksimal mungkin untuk melakukan upaya-upaya pengelolaan yang bersifat strategis
yang dituangkan dalam rencana kerja tahunan. Adapun Laporan Tahunan disusun untuk

6
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

mengetahui sejauh mana program yang telah ditetapkan dalam rencana kerja tahunan dapat
dilaksanakan.

B. Maksud dan Tujuan

Laporan Tahunan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Balai Taman


Nasional Karimunjawa dalam pelaksanaan kegiatan selama satu tahun dengan menyajikan
data-data dan hasil yang telah dicapai secara lengkap sehingga diharapkan dengan data
tersebut dapat diketahui efektifititas pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa sampai
dengan tahun 2010 dan untuk menunjang rencana pengelolaan tahun yang akan datang.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Karimunjawa adalah


sebagai pertanggungjawaban kegiatan pengelolaan selama satu tahun anggaran baik yang
didanai APBN maupun tugas-tugas lainnya sesuai dengan visi Taman Nasional
Karimunjawa yaitu mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
melalui perlindungan hutan dan penegakan hukum, pengawetan keanekaragaman hayati
dan ekosistemnya serta optimalisasi pemanfaatan berdasarkan prinsip kelestarian yang
dilaksanakan selama tahun 2010.

D. Sistematika
Sistematika Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010 adalah
sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, yang memuat secara garis besar latar belakang, maksud dan
tujuan disusunnya laporan tahunan serta ruang lingkup yang berisi hasil kegiatan
pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa selama satu tahun baik yang didukung
oleh anggaran pemerintah maupun tugas lainnya serta sistematika laporan yang
disampaikan.

BAB II. KONDISI, merupakan gambaran sumber daya manusia yang melaksanakan
tugas pengelolaan, sarana prasarana pendukung yang tersedia, tata kelola
persuratan sebagai rekaman informasi, anggaran pendapatan dan realisasi belanja
pelaksanaan kegiatan, susunan organisasi dan tata kerja Balai Taman Nasional
Karimunjawa, serta perundang-undangan yang merupakan perangkat lunak

7
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

kebijakan dasar dan landasan hukum pelaksanaan tugas pokok fungsi Balai
Taman Nasional Karimunjawa

BAB III. RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2010, menguraikan


hasil-hasil yang ingin dicapai oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa pada
tahun 2010 dengan dukungan pembiayaan yang bersumber dari DIPA Tahun 2010
.

BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2010, berupa


ringkasan kegiatan yang menggambarkan realisasi kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa selama tahun 2010.

BAB V. ANALISA PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN, menguraikan


berbagai permasalahan pengelolaan yang dihadapi serta upaya tindaklanjut yang
dilakukan oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa ke depan

BAB VI. RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2011, menguraikan


hasil-hasil yang ingin dicapai oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa pada
tahun 2011. Bab ini secara rinci menguraikan kegiatan dari rencana yang ingin
dilaksanakan, serta gambaran umum mengenai dukungan pembiayaan yang
bersumber dari DIPA Tahun 2011.

BAB VII. SARAN DAN REKOMENDASI, menguraikan saran dan rekomendasi bagi
optimalisasi tugas pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa pada waktu yang
akan datang.

8
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

BAB II
KONDISI

A. Umum
Selama tahun 2010 tercatat sebanyak 1303 surat masuk, 840 surat keluar, 119
surat pengantar, 640 surat perintah tugas (SPT), 37 Kenaikan Gaji Berkala (KGB) dan
41 surat keputusan (SK). Adapun perincian surat menyurat Balai Taman Nasional
Karimunjawa selama tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 1.
Tata persuratan di Balai Taman Nasional Karimunjawa selama ini meliputi:
Pembukuan masuk dan keluar surat serta pengirimannya
Distribusi surat sesuai disposisi Kepala Balai/KSBTU
Pemantauan surat-surat yang perlu ditindaklanjuti
Kondisi arsip Balai Taman Nasional Karimunjawa selama ini masih belum tertata
dengan baik dan benar dengan keikutsertaan pelatihan arsip dan penambahan gedung
arsip yang telah di bangun di tahun 2010 diharapkan arsip Balai Taman Nasional
Karimunjawa dapat ditata kembali dengan lebih baik.

Tabel 1. Rekapitulasi surat menyurat Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010
Bulan Jumlah
No. Jenis Surat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
1. Surat Masuk
- dari Pusat 24 21 36 30 35 24 27 19 34 31 27 22 330
dari Instansi
- Kehutanan 71 29 32 23 25 54 32 20 48 39 29 24 426
- dari Instansi Terkait 15 8 32 34 10 18 25 20 16 25 17 18 238
- lain-lain 20 15 24 24 27 35 31 25 26 22 32 18 299
Total Surat
Masuk/bulan 130 73 124 111 107 131 115 84 124 117 105 82 1303
2. Surat Keluar
- ke Pusat 16 38 8 19 12 7 30 34 9 6 8 10 197
ke Instansi
- Kehutanan 4 6 8 2 5 5 2 3 8 5 2 7 57
- ke Instansi Terkait 20 20 10 10 10 6 9 10 2 4 5 14 120
- lain-lain 23 36 23 23 40 39 53 57 59 36 33 44 466
Total Surat
Keluar/bulan 63 100 49 54 67 57 94 104 78 51 48 75 840

9
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
3. Surat Pengantar
- SP ke Kasi 6 5 2 4 3 2 2 3 3 9 4 2 45
- SP ke Pusat 9 3 5 3 6 5 3 3 2 3 2 1 45
- SP ke lain-lain 5 3 3 2 3 4 3 2 3 0 2 1 31
Total SP/bulan 20 11 10 9 12 11 8 8 7 11 8 4 119
4. SPT
- Anggaran DIPA 29 22 25 36 38 33 41 28 28 27 38 49 10 375
Anggaran
- Kepegawaian 20 32 32 26 24 40 13 10 14 20 20 14 265
Total SPT/bulan 42 57 68 64 57 81 41 38 41 58 69 24 640
5. KGB 13 2 7 - - 1 - 1 2 - 3 8 37
6. SK 16 1 4 4 - 4 4 1 1 1 1 4 41

B. Kepegawaian

Guna optimalisasi pengelolaan kawasan diperlukan dukungan sumber daya manusia


yang profesional di bidangnya dengan jumlah yang memadai. Sampai dengan akhir tahun
2010 jumlah pegawai Balai Taman Nasional Karimunjawa tercatat secara keseluruhan
sebanyak 82 orang yang terbagi di 2 (dua) Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN)
yaitu SPTN I Kemujan, SPTN II Karimunjawa dan di Kantor Balai Semarang. Keadaan
sumber daya manusia Balai Taman Nasional Karimunjawa secara rinci dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 2. Keadaan SDM Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010


Struktural Fungsional
Non
No Unit organisasi Penyu Jml
III A IV A struktural Polhut PEH
luh
Balai TN -
1 1 1 17 3 5 27
Karimunjawa
SPTN I 1
2 0 1 1 15 9 27
Kemujan
SPTN II 1
3 0 1 4 15 7 28
Karimunjawa
Jumlah 1 3 22 33 21 2 82

Pada tahun 2010 Balai Taman Nasional Karimunjawa mengikutsertakan sebagian


pegawai dalam berbagai pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan

10
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

kemampuan dan profesionalismenya. Adapun beberapa kegiatan pendidikan dan pelatihan


yang diikuti adaah sebagai berikut :

Tabel 3. Jenis dan jumlah peserta pendidikan dan pelatihan tahun 2010
Jumlah Keterangan
No. Jenis pendidikan dan pelatihan peserta
(orang)
1 Penjenjangan PEH Pelaksana Lanjutan 1
2 Pengelolaan Hutan Mangrove 2
3 Aplikasi Simpeg 2010 1
4 Relawan WCS GHP (Global Health Program) 1
5 Diklat Pembentukan Polisi Hutan 5
6 Pengadaan Barang dan Jasa 2
7 Prajabatan Gol.II pola Reguler 1
8 Prajabatan Gol.II pola Reguler 5
9 Inter preter Konservasi Flora dan Fauna Angk. II 1
10 Penyegaran Pengadaan Barang/Jasa 1
11 Diklatpim Tk. IV Kementrian Kehutanan 1
12 Penggunaan GPS dan Aplikasinya 1
Tata Kearsipan Dinamis 1
13 Assesor Kopentensi 2
14 Pelatihan Petugas Penatausahaan BMN 1
15 Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG) 2
tingkat Dasar
16 Prajabatan Gol.I & II pola Honorer 3
17 Prajabatan Gol.III pola Reguler 1
18 Pelatihan./ Pembinaan Integrasi Penguji 1
Pengelolaan Keuangan Negara & Perintah
Pembayaran Tk.Daerah
19 Diklatpin Tk.IV Kementrian Kehutanan 1
20 Pembentukan PEH Tk. Ahli 1
21 Pelatihan Promosi Pariwisata Alam Dikawasan 1
Konservasi
22 Operator Radio Komunikasi 2
23 Asistensi Sistem Informasi Manajememen & 1
Akun. & Rekon BNM Regional Jawa, Bali
24 Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan Rigonal 1
Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimatan
25 Pembinaan Bendahara Penerimaan PNBP Non 1
Kayu Lingkup Kementerian Kehutanan.
26 Pelatihan Kemampuan Pengelola dan 1

11
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Penyenggara Pariwisata Alam di kawasan


Pelestarisn Alam.
27 Pelatihan. Kelas Reguler PPAKP Anggakatan III 1
28 Diklat Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam 1
29 Diklat Menajemen Pengadaan Barang dan Jasa 1
Pemerintahan
Jumlah 45
Dalam rangka meningkatkan kapasitas staf Balai Taman Nasional Karimunjawa,
pada tahun 2010 juga dilaksanakan Safari Pengelolaan ke TN. Bromo Tengger, TN Meru
Betiri, TN. Alas Purwo, TN Bali Barat, BKSDA Bali, CV. Darum Lestari (penangkar
karang dan ikan) dan Pusat Informasi Mangrove (MIC). Kegiatan ini diikuti oleh 16 orang
perwakilan pegawai Balai Taman Nasional Karimunjawa.

Selama tahun 2010, tugas kepegawaian yang sudah dilaksanakan secara rutin
antara lain pada awal tahun 2010 pembuatan DP3 masing-masing pegawai Taman
Nasional Karimunjawa, pembuatan KP4 dan SPMT untuk ke KPPN Kudus beserta
kelengkapan gaji bulanan bagi pejabat fungsional dan struktural serta pembuatan DUK.
Pada tahun 2010 terdapat 1 (satu) orang staf Balai Taman Nasional Karimunjawa
yang di mutasi ke Balai TN. Gunung Merapi, dan mendapat pindahan/mutasi 1 (satu)
orang fungsional PEH dari Taman Nasional Wasur serta terdapat 1 (satu) orang staf yang
pensiun. Selain itu sampai dengan tahun 2010, tercatat 10 orang pegawai yang mempunyai
ijin belajar mandiri (S1) dengan catatan 1 orang diantaranya sudah lulus di tahun 2010 dan
ijin tugas belajar S2 sebanyak 4 orang dengan catatan 1 orang diantaranya sudah lulus S2
di akhir Tahun 2010.
Kenaikan pangkat (KP) periode April 2010 sebanyak 9 orang dengan perincian 2
(dua) orang kenaikan pangkat reguler dan 7 orang KP pilihan fungsional. Pada periode
Oktober sebanyak 18 orang, 2 KP reguler dan 16 KP pilihan fungsional. Sedangkan
Kenaikan jabatan (KJ) pada periode Agustus 2010 sebanyak 9 orang. Sedangkan kenaikan
gaji berkala (KGB) selama tahun 2010 sebanyak 36 orang.

C. Sarana dan Prasarana


Nilai barang inventaris Balai Taman Nasional Karimunjawa per 31 Desember 2010
sebesar Rp 7.753.607.370,-. Barang milik negara tersebut terdiri atas barang persediaan,
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap
lainnya serta ases tak berwujud (Tabel 4).

12
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Tabel 4. Posisi Barang Milik Negara (BMN) tahun 2010.

No. Akun Neraca Jumlah


Uraian
1. Barang Persediaan 768.400
2. Tanah 1.479.417.500
3. Peralatan dan Mesin 3.301.658.820
4. Gedung dan bangunan 1.751.148.850
5. Jalan, Irigasi dan Jaringan 904.563.000
6. Aset tetap lainnya 50.634.000
7. Aset tak berwujud 265.416.500
Jumlah 7.753.607.370

Melalui penganggaran DIPA 29 Balai Taman Nasional Karimunjawa


melaksanakan penambahan barang yang diharapkan akan membantu kegiatan pengelolaan
kawasan TN Karimunjawa. Adapun jenis barang yang ditambahkan selengkapnya tersaji
pada tabel 5.

Tabel 5. Penambahan sarana prasarana pada tahun 2010

No Pekerjaan Jenis Barang Volume


1 Pengadaan peralatan dan Lemari kaca sliding 4
mesin
Kursi rapat 18
Meja kantor 6
Single bed (lengkap) 8
Lemari besi 4
LCD Proyektor 1
Komputer 1
2 Pengadaan prasarana Lemari kaca sliding 4
perpustakaan
Meja rapat 1
Kursi rapat 17
Meja kantor 2
Lemari kayu 2
3 Pengadaan bahan pusat Laptop 1
informasi
Proyektor 1
Screen 1
DVD Player 1
TV 21 inch 1
Mixer amplfier 1
Speaket trypod 2

13
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Speaker pasive 2
Wireless microphone 1
Genset 1
Accu 1
Solar cell 1
Inverter 1000 Watt 1
4 Pengadaan kendara Sepeda motor 1
bermotor roda 2
Administrasi,BBN,BPKB 2
5 Pengadaan bangunan Shelter 3
Bangunan gedung kantor BTN 1
Karimunjawa
Kantor resort Parang 1
Pusat Informasi Mangrove 1
Tracking mangrove 1
Penataan halaman kantor Seksi 1
Kemujan
Jalan tracking Bukit Maming 1
6 Pengadaan Perlengkapan Meja ½ biro 3
Sarana Gedung
Kursi rapat 1
Almari tanam kayu 1
White board 2 tahun 1
AC split 1
Ranjang susun dan kasur 6
Blower/exhaust 2
Printer deskjet 2
Sofa dan meja 1
Vacuum cleaner 1
Almari kayu jati 1
7 Pengadaan bahan Moving banner 1
pameran wisata alam
Rumah moving banner 1
8 Pencetakan dan Booklet 10.000
penggandaan booklet dan
leaflet
Leaflet 10.000
9 Pembuatan Film 1 paket
Dokumenter
10 Pengadaan jasa pekerjaan Laporan pendahuluan 10
Kajian Nilai Ekonomis Laporan kemajuan 10
Pemanfaatan Sumber Laporan draft akhir 10
Daya Air TN Laporan akhir 10
Karimunjawa

14
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

11 Percetakan dan 500


penggandaan Buku
Buletin Nautilus 3 edisi
12 Pengadaan jasa pekerjaan Laporan pendahuluan 5
Penyusunan Master Plan Laporan kemajuan 5
Wisata Alam TN Laporan draft akhir 5
Karimunjawa Laporan akhir 10
Peta master plan 10
Copy dokumen dan peta 10
13 Pengadaan jasa pekerjaan Dokumentasi 1 ls
Penyusuna Revisi Zonasi Naskah Akademik Revisi Zonasi 10
TN Karimunjawa Laporan Ringkasan Eksekutif 10
Buku Peta 5
Master copy dokumen dan peta 10

D. Anggaran
Sumber pendanaan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai
Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010 berasal dari DIPA – BA 29 tahun 2010. Jumlah
alokasi anggaran DIPA – BA tahun 2010 sebesar Rp. 11.240.162.000.

Tabel 6. Alokasi Anggaran DIPA – 29 tahun 2010


No. PROGRAM PAGU
1 Penerapan Kepemerintahan Yang Baik 3.983.038.000
2 Pemantapan Keamanan Dalam Negeri 2.442.236.000
3 Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 4.814.888.000
Jumlah 11.240.162.000

E. Organisasi dan Tata Laksana

a. Struktur Organisasi

Organisasi Balai Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan Peraturan


Menteri Kehutanan No. P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, Balai Taman
Nasional Karimunjawa merupakan Balai Taman Nasional Tipe B yang terdiri dari
:
1. Kepala Balai
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

15
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

3. Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Kemujan


4. Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karimunjawa
5. Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan dan Polisi
Kehutanan

b. Tugas Pokok dan Fungsi

Adapun tugas pokok Balai Taman Nasional Karimunjawa adalah


melakukan penyelenggaraan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya dan pengelolaan taman nasional berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas dimaksud Balai Taman
Nasional menyelenggarakan fungsi:
a. Penataan zonasi, penyusunan rencana kegiatan, pemantauan dan evaluasi
pengelolaan kawasan taman nasional.
b. Pengelolaan kawasan taman nasional
c. Penyidikan, perlindungan dan pengamanan kawasan taman nasional
d. Pengendalian kebakaran hutan
e. Promosi dan informasi konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
f. Pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya
g. Kerja sama pengembangan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya serta pengembangan kemitraan
h. Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan taman nasional
i. Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata alam
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

F. Perundang-undangan

Perangkat lunak sebagai kebijakan dasar yang merupakan landasan hukum


pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Taman Nasional Karimunjawa, terdiri dari
berbagai peraturan perundang-undangan, sebagai berikut :
1. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya.
2. Undang-Undang RI. No.9 Tahun 1990, tentang Kepariwisataan

16
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

3. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan


Hidup
4. Undang-Undang RI No. 41 Tahun 1999, tentang Kehutanan
5. Undang-Undang RI No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah
6. Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
7. Peraturan Pemerintah RI No. 68 Tahun 1998, tentang Kawasan Suaka Alam
dan Kawasan Pelestarian Alam
8. Peraturan pemerintah RI No. 7 Tahun 1999, tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa
9. Peraturan Pemerintah RI No.8 Tahun 1999, tentang Pemanfaatan Jenis
Tumbuhan dan Satwa
10. Peraturan Pemerintah RI No. 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan pemerintah
dan Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom
11. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.19/Menhut-II/2004 tentang pengelolaan
Kolaboratif
12. Peraturan Menteri Kehutanan No.P.03/menhut-II/2007 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional.
13. Peraturan Menteri Kehutanan RI No. P. 48/ Menhut – II/ 2010, tentang
Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman
Hutan Raya dan Taman Wisata Alam

Peraturan Berkaitan dengan Taman Nasional Karimunjawa


a. Keputusan Menteri Kehutanan No. 123/Kpts-II/1986 tentang Penetapan
Kepulauan Karimunjawa sebagai Cagar Alam Laut
b. Keputusan Menteri Kehutanan No.161/Menhut/II/1988 Tentang penetapan
Kepulauan Karimunjawa sebagai Taman Nasional Laut yang mencakup
daratan dan lautan seluas 111.625 ha dengan 27 pulau di dalamnya
c. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 78/Kpts-II/1999
tentang perubahan fungsi dari kawasan cagar alam karimunjawa dan
perairan laut disekitarnya, yang terletak di Kabupaten daerah tingkat II
jepara, Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah seluas ± 111.625 ha (

17
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

seratus sebelas enam ratus dua puluh lima hektar), menjadi Taman Nasional
dengan nama Taman Nasional Karimunjawa
d. Keputusan Menteri Kehutanan No. 74/Kpts-II/2001 tentang Penetapan
Kawasan Pelestarian Alam Perairan
e. Keputusan Menteri Kehutanan no. 447/Kpts-II/2003 tentang Tata usaha
Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar.

Peraturan Daerah
1. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No.10 Tahun 2001, tentang
Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (repetada) Propinsi Jawa Tengan
Tahun 2002
2. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 5 tahun 2001, tentang
Program Pembangunan Daerah (Propeda) Propinsi Jawa Tengah Tahun
2001-2005.
3. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No.21 tahun 2003, tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah.
4. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 22 tahun 2003, tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung di Propinsi Jawa Tengah.

18
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

BAB III
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2010

A. Rencana Kegiatan Tahun 2010


Balai Taman Nasional Karimunjawa sebagai unit pelaksana teknis (UPT)
Departemen Kehutanan, dituntut untuk dapat mengambil peran strategis dalam
mendukung pembangunan kehutanan, khususnya dalam bidang pelestarian hutan dan
konservasi sumberdaya alam, dengan rincian sebagai berikut:

1. Program penerapan kepemerintahan yang baik. Program ini bertujuan untuk


menyelenggarakan fungsi dan meningkatkan kualitas tata kelola tugas umum
pemerintahan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh Ditjen PHKA, dengan
indikator kinerja kunci berupa terselenggaranya administrasi kepemerintahan pada
Balai Taman Nasional Karimunjawa dengan kegiatan-kegiatan utama pelaksanaan
program ini antara lain Pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan pegawai;
Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran; serta pelayanan publik
dan birokrasi.

2. Program Pemantapan Keamanan Dalam Negeri, dengan tujuan untuk menanggulangi


kejahatan kehutanan dan meningkatkan koordinasi aparatur pemerintah dan
masyarakat dalam mengurangi kerugian negara atas tindakan pidana kehutanan.
Kegiatan dalam program ini adalah pengamanan kawasan hutan berupa upaya pre-
emptif, preventif dan represif pengamanan hutan, penguatan kapasitas kelembagaan
perlindungan hutan , serta penyelesaian kasus TIPIHUT.

3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan efektifitas pengelolaan kawasan konservasi guna menjaga kualitas
sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman dan pemanfaatan
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
adalah Pengendalian Pengelolaan Taman Nasional dan kawasan konservasi lainnya,
Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya, Pengembangan jasa
lingkungan dan wisata alam serta Perencanaan dan Pengendalian

19
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Sesuai dengan sasaran dan program yang telah ditetapkan di atas, Rencana Kerja
Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010 memuat kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :

1. Penerapan kepemerintahan yang baik, melalui:


a. Pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan:
a) Pembayaran gaji, lembur, honorarium dan vakasi
b) Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran:
a) Perawatan gedung kantor
b) Perbaikan peralatan kantor
c) Pengadaan peralatan/perlengkapan kantor
d) Perawatan kendaraan bermotor roda 4/6/10
e) Sewa gedung kantor/peralatan/kendaraan
f) Perawatan kendaraan bermotor roda 2
g) Langganan daya dan jasa
h) Jasa pos/giro/sertifikat
i) Operasional perkantoran dan pimpinan
c) Pelayanan publik atau birokrasi
a) Perawatan angkutan air
2. Program Pemantapan Keamanan Dalam Negeri
Program ini berupa Perlindungan dan Pengamanan Hutan yang meliputi kegiatan
sebagai berikut:
a. Operasi pengamanan hutan:
a) Pengamanan fungsional darat (8 kali)
b) Pengamanan fungsional perairan (8 kali)
c) Operasi pengamanan gabungan (2 kali)
b. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Perlindungan Hutan
a) Pam swakarsa
b) Pemantapan administrasi sarpras Polhut
c) Penyegaran Polhut
d) Kesamaptaan Polhut (2 kali)
e) Dana operasional SPTN
f) Penyusunan juklak PAM Swakarsa
g) Pembinaan PAM Swakarsa

20
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

h) Pengembangan sarana prasarana (APBN-P)


c. Penyelesaian kasus hukum pelanggaran / kejahatan kehutanan
a) Koordinasi dan kerjasama dengan instansi penegak hukum
b) Penyelidikan, penyidikan dan pemberkasan tindak pidana
c) Pengamanan barang bukti
3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Program ini diwujudkan dalam Pengelolaan Taman Nasional dan Kawasan Konservasi
Lainnya, yang terdiri dari:
a. Pengelolaan Taman Nasional dan Kawasan Konservasi Lainnya (KSA/KPA/TB)
dan Hutan Lindung
a. Pengelolaan Taman Nasional
a) Penyusunan buku panduan identifikasi jenis ikan karang
b) Penyusunan buku panduan konservasi penyu
c) Penyusunan buku panduan identifikasi jenis terumbu karang
d) Analisis dampak budidaya rumput laut terhadap kawasan
e) Kajian pedesaan secara partisipatif
f) Pemeliharaan jalur patroli
g) Pemeliharaan sekat bakar
h) Sosialisasi zonasi
i) Pengadaan sarana dan prasarana kantor
j) Penyusunan master plan prasarana kantor
k) Penyusunan revisi zonasi
l) Pemeliharaan titik referensi
m) Pemeliharaan rambu suar
n) Rehabilitasi pondok kerja Kemujan
o) Penambahan Gedung Kantor Balai TN Karimunjawa
p) Pengembangan infrastruktur wisata alam
q) Identifikasi jenis alga dan rumput laut
r) Identifikasi jenis jamur/lumut
b. Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 2
c. Penguatan Kelembagaan
a) Pengajaran mulok SLTP
b) Pengelolaan data base

21
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

c) Rapat kerja kantor balai


d) Konsinyasi penilaian dupak (2 kali)
e) Pelatihan interpreter
f) Pemasangan tanda batas dive site
g) Pembuatan persemaian dewadaru
h) Study banding pemberdayaan masyarakat
i) Safari pengelolaan taman nasional
j) Kajian nilai ekonomis pemanfaatan sumberdaya air
k) Pengembangan prasarana wisata
l) Penataan halaman kantor seksi
m) Pembuatan prasarana Kantor Seksi Karimunjawa
n) Pembuatan film dokumenter
o) Rekonstruksi batas kawasan darat (42 km)
p) Monitoring barang milik negara
d. Pembinaan Habitat
a) Studi habitat kupu-kupu
b) Pembuatan demplot budidaya tanaman obat
c) Pembuatan demplot budidaya lebah madu
d) Pembuatan arboretum lamun
e) Translokasi kima
f) Pelestarian penyu (2 lokasi)
g) Rehabilitasi terumbu karang (2 lokasi)
h) Rehabilitasi mangrove
i) Monitoring populasi ikan kerapu
j) Monitoring terumbu karang dan ikan (2 lokasi)
k) Monitoring burung Elang Laut
l) Monitoring SPAGS Kerapu (2 lokasi)
m) Monitoring teripang (2 lokasi)
n) Monitoring sebaran dan pola distribusi kima
o) Identifikasi reptilia (2 lokasi)
b. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya
a. Pengelolaan jenis dan genetik
a) Identifikasi jenis dan potensi tanaman hias (2 lokasi)

22
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

b) Identifikasi jenis burung migran


b. Inventarisasi Flora dan Fauna
a) Inventarisasi porifera/sponge
b) Inventarisasi populasi Junai Emas dan Betet
c. Pengembangan jasa Lingkungan dan Wisata Alam
a. Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Kawasan
a) Pengembangan usaha ekonomi (2 SPTN)
b) Penyempurnaan master plan desa model
c) Ekspose hasil pembelajaran sekolah lapang pedesaan
d) Monitoring dan evaluasi program pemberdayaan masyarakat (2 lokasi)
e) Pelatihan pengelolaan lembaga pedesaan
f) Pendampingan lembaga SPKP
g) ToT metode pengkajian tataguna lahan secara partisipatif
h) Pemetaan tataguna lahan secara partisipatif
i) Pembuatan plot percontohan agro silvo pastur (4 model)
j) ToT sekolah lapang pedesaan
k) Implementasi sekolah lapang pembelajaran konservasi
l) Konsultasi publik masterplan desa model
b. Pengembangan Pemanfaatan Wisata Alam
a) Penyusunan buku panduan wisata TN Karimunjawa
b) Pameran wisata alam (4 paket)
c) Pembuatan Booklet dan Leaflet (2 paket)
c. Pengembangan Bina Cinta Alam
a) Pembuatan buletin nautilus
b) Pembinaan kader konservasi
c) Lomba lukis konservasi tingkat SD dan SMP
d) Sosialisasi kebijakan pengelolaan TN Karimunjawa (2 lokasi)
e) Pelatihan selam
f) Pengadaan prasarana perpustakaan
g) Pengadaan bahan pusat informasi
d. Perencanaan dan Pengendalian Pengelolaan Kawasan Konservasi
a. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program
a) Penyempurnaan renstra TN Karimunjawa

23
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

b) Penyusunan Renja TN Karimunjawa


c) Penyusunan rencana pengembangan infrastruktur TN Karimunjawa
b. Monitoring dan Evaluasi
a) Penyusunan lakip dan statistik
b) Monitoring dan evaluasi kegiatan
c) Penyusunan laporan tahunan

B. Rencana Anggaran Tahun 2010

Sesuai dengan Rencana Kerja Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010,
maka pada tahun 2010 alokasi anggaran pengelolaan melalui DIPA 29 adalah sejumlah Rp
11.240.162.000,00 yang terbagi dalam 3 program utama yaitu penerapan kepemerintahan
yang baik, program pemantapan keamanan dalam negeri dan program perlindungan dan
konservasi sumber daya alam. Adapun rencana selengkapnya tersaji pada Tabel 7.

Tabel 7. Rencana Program Kegiatan tahun 2010


Rencana
No Program
Belanja
1. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik
a. Pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan 3.035.149.000
b. Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran 911.139.000
c. Pelayanan Publik atau Birokrasi 36.750.000
2. Program Pemantapan Keamanan Dalam Negeri
a. Perlindungan dan pengamanan hutan
- operasi pengamanan hutan 360.872.000
- penguatan kapasitas kelembagaan perlindungan hutan 2.004.721.000
Penyelesaian kasus hukum pelanggaran/kejahatan kehutanan 76.643.000
3. Program Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam
a. Pengelolaan taman nasional dan kawasan konservasi lainnya 3.710.765.000
(KSA/KPA/TB) dan hutan lindung
b. Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya 120.849.000
c. Pengembangan jasa lingkungan dan wisata alam 835.960.000
d. Perencanaan dan pengendalian pengelolaan kawasan konservasi 147.314.000
Total 11.240.162.000

24
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2010

A. Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2010

1) Penerapan Kepemerintahan Yang Baik

Merupakan kegiatan yang berfungsi mendukung keterjaminan pelaksanaan


program-program pembangunan kehutanan di Taman Nasional Karimunjawa.
Program pemerintahan yang baik ini terbagi menjadi tiga kegiatan utama yaitu :
a. Pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan
b. Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran
c. Pelayanan publik atau birokrasi

2) Pemantapan Keamanan Dalam Negeri

Kegiatan pengamanan kawasan hutan yang terlaksana pada tahun 2010


berupa pengamanan fungsional darat, pengamanan fungsional perairan dan operasi
gabungan di masing-masing Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN).
Pelaksanaan program kegiatan Pemantapan Keamanan Dalam Negeri tahun 2010
dapat dilihat pada matrik ringkasan laporan kegiatan sebagai berikut :

Tabel 8. Matrik Ringkasan Laporan Program Pemantapan Keamanan Dalam


Negeri Tahun 2010
1. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 1 SPTN I Kemujan
Lokasi : Operasi pengamanan fungsional darat 1 SPTN Wilayah I
Kemujan dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 15 Januari 2010,
dengan wilayah operasi mencakup kawasan zona
perlindungan darat hutan mangrove dan zona pemukiman
SPTN wilayah I Kemujan.
Hasil : Penindakan terhadap pelaku pencurian kayu telah
dilakukan sebanyak 1 kali, yaitu Sdr. Yubaidi bin Sudiro.
Penindakan terhadap pelaku pemasangan jerat di zona
perlindungan darat belum dapat dilakukan karena dalam
operasi kali ini hanya sampai pada pemusnahan 2 (dua)
buah jerat yang ditemukan, sedangkan pelakunya masih

25
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

dalam penyelidikan.
Pelaku pencurian kayu telah menyatakan menyesal dan
tidak akan mengulangi perbuatan yang dimaksud yang
dibuktikan dengan menandatangani surat pernyataan
Dampak : Hasil yang diharapkan dari kegiatan operasi pengamanan
yang fungsional darat 1 SPTN Wilayah I Kemujan antara lain:
diharapkan Penertiban terhadap 1 (satu) orang pelaku pelanggaran
pencurian kayu di dalam kawasan zona perlindungan
darat hutan mangrove.
Penertiban terhadap 2 (dua) orang pelaku pemasangan
jerat yang dipasang di zona perlindungan darat hutan
mangrove/perbatasan dengan lahan masyarakat.
Sebanyak 3 (tiga) orang pelaku pelanggaran menjadi jera
dan sadar untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatannya
Rekomendasi : Adanya bantuan bibit tanaman tahunan/tanaman yang
dapat memenuhi kebutuhan kayu bagi masyarakat sekitar
kawasan hutan.
Pemantauan kegiatan pemasangan jerat di sekitar
kawasan zona perlindungan hutan mangrove dan zona
pemukiman.
Segera dilakukan rekonstruksi pal batas cagar alam.
2. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 2 SPTN I Kemujan
Lokasi : Operasi pengamanan fungsional darat II dilaksanakan pada
tanggal 5 s/d 11 April 2010, dengan wilayah operasi zona
perlindungan darat hutan mangrove blok Kemujan, Legon
Tengah, Legon Pinggir dan Mrican serta zona pemukiman
yang berbatasan dengan zona perlindungan darat hutan
Hasil : Tindak pidana yang terjadi di wilayah zona perlindungan
darat blok Kemujan dan blok Legon Pinggir berupa
pemanfaatan hasil hutan jenis kayu secara melawan
hukum atau kegiatan yang dapat merubah fungsi
kawasan masih ditemukan dan dapat diselesaikan dengan
baik namun pelaku belum dapt ditemukan.

26
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Penindakan dan pemantauan terhadap tindak pidana yang


terjadi di blok Kemujan berupa pemanfaatan satwa liar
dari kawasan zona perlindungan darat hutan mangrove
dapat dilaksanakan dengan baik tanpa menimbulkan
dampak yang berarti.
Pada dasarnya kesadaran masyarakat di sekitar kawasan
hutan untuk turut serta menjaga keutuhan dan kelestarian
sumber daya alam akan meningkat apabila dilakukan
pendekatan, pembinaan dan penyuluhan secara rutin. Hal
ini terbukti setelah dilakukan pembinaan terhadap warga
yang mempunyai lahan berbatasan dengan kawasan
hutan tentang arti pentingnya hutan. Sebagaimana
dilakukan oleh saudara Sugiyono yang membuat
pernyataan untuk melaporkan apabila melakukan
penebangan kayu diluar kawasan kepada pihak BTNKJ.
Dampak : Pencurian kayu pada kawasan hutan mangrove SPTN
yang Wilayah I Kemujan dapat ditangani dengan baik sesuai
diharapkan peraturan hukun yang berlaku.
Tindak pelanggaran pemburuan satwa liar yang terjadi
pada kawasan hutan mangrove SPTN Wil. I Kemujan
dapat ditangani dengan baik.
Meningkatnya kesadaran masyarakat dan pelaku tindak
pelanggaran bidang kehutanan menjadi jera.
Rekomendasi : Perlu segera dilaksanakan rekonstruksi tata batas seiring
dengan sebagian besar pal batas CA telah mengalami
kerusakan dan posisi diperkirakan sudah mengalami
pergeseran dimana banyak warga masyarakat yang
merasa bahwa pal berada di tanah milik.
Pemantauan terhadap aktifitas pemasangan jerat satwa
pada perbatasan zona pemukiman dengan zona
perlindungan.
Upaya penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat sekitar
hutan terus dilakukan secara intensif oleh petugas TNKJ.

27
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

3. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 3 SPTN I Kemujan


Lokasi : Operasi Pengamanan Darat dilaksanakan pada tanggal 3 s/d
9 Juli 2010. Wilayah Operasi meliputi seluruh zona
perlindungan hutan mangrove dan sekitarnya di kawasan
Seksi Pengelolaan Taman Nasional I Wilayah Kemujan.
Hasil : Dijumpai tunggak bekas tebangan di kawasan zona
perlindungan darat hutan mangrove blok Legon Pinggir
di sekitar pal CA. 1 /E. 72, kawasan zona perlindungan
darat hutan mangrove blok Kemujan di sekitar pal CA.
2/E. 2 s/d CA.4/E.4, dan kawasan zona perlindungan
darat hutan mangrove blok Legon Jelamun Kemujan di
sekitar pal CA. 52 / E.52 s/d CA.53/E.53, melanggar
pasal 50 ayat (3) hurup c juncto pasal 78 ayat (5) UU No.
41 Tahun 1999 dan pelanggaran pasal 33 ayat (3) juncto
pasal 40 ayat (4) UU No. 5 Tahun 1990.
Dijumpai jerat satwa di zona perlindungan antara Pal
CA.13/E.75 s/d CA.14/E.75 Blok Mrican Kemujan,
melanggar pasal Pasal 21 ayat (2) juncto pasal 40 ayat (2)
UU No. 5 Tahun 1990.
Dampak : Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengamanan kawasan,
yang antara lain:
diharapkan Tertanganinya tindak pidana penebangan dan
pengambilan kulit kayu yang terjadi pada kawasan hutan
mangrove di wilayah SPTN I Kemujan dari pal
CA.52/E.52 sampai dengan CA.53/53 dan CA.13/75 di
Legon Jlamun sampai dengan CA.14/E.75 di blok
Mrican.
Tertanganinya tindak pidana perburuan satwa yang
dilindungi atau tidak dilindungi di wilayah SPTN I
Kemujan.
Rekomendasi : Dengan ditemukan pelanggaran yang terjadi baik berupa
penebangan kayu, pengambilan kulit kayu, dan
penangkapan satwa, maka pengamanan perlu untuk lebih

28
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

ditingkatkan.
Sosialisasi perundangan-perundangan mengenai kegiatan
yang melanggar beserta sanksinya.
4. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 4 SPTN I Kemujan
Lokasi : Operasi pengamanan fungsional darat 4 SPTN Wilayah I
Kemujan dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus s/d 5
September 2010, dengan wilayah operasi mencakup
kawasan zona perlindungan darat hutan mangrove dan zona
pemukiman Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I
Kemujan
Hasil : Aktifitas pencurian hasil hutan/kayu dari zona
perlindungan darat hutan mangrove masih terjadi
dengan ditemukannya 6 (enam) tonggak dengan lokasi
berbeda.
Penangkapan satwa liar yang ada di perbatasan zona
perlindungan darat hutan mangrove dan lahan
masyarakat ancamannya dengan mengunakan jerat,
telah dilakukan penertiban. Barang bukti berupa 3 (tiga)
buah jerat telah dimusnahkan.
Tidak terjadinya perambahan kawasan pemindahan dan
perusakan pal batas di zona perlindungan darat hutan
mangrove
Dampak : Hasil yang diharapkan dari kegiatan operasi pengamanan
yang fungsional darat 4 SPTN Wilayah I Kemujan antara lain:
diharapkan Penanganan terhadap terjadinya 3 (tiga) kasus
pelanggaran pencurian kayu di Blok Kemujan dan
Mrican dalam kawasan zona perlindungan darat hutan
mangrove.
Penanganan terhadap 2 (dua) kasus pelanggaran
pemasangan jerat satwa liar di perbatasan zona
perlindungan darat dan lahan masyarakat.
Rekomendasi : Memberikan bantuan bibit tanaman tahunan/tanaman
yang dapat memenuhi kebutuhan kayu masyarakat

29
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

sekitar kawasan hutan dengan gerakan rehabilitasi hutan


dan lahan
Memantau kegiatan pemasangan jerat di sekitar kawasan
zona perlindungan hutan mangrove dan zona pemukiman
dengan meningkatkan patroli secara rutin.
Melakukan rekonstruksi pal batas cagar alam pada tahun
2010
5. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 1 SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Pelaksanaan operasi pengamanan fungsional darat 1
dilakukan tanggal 9 – 15 Januari 2010 dengan wilayah
operasi mencakup kawasan zona perlindungan darat hutan
hujan tropis dataran rendah, hutan mangrove serta kawasan
sekitar hutan SPTN II Karimunjawa
Hasil : Telah terjadi pelanggaran berupa tindak pidana
kehutanan berupa menyimpan, memiliki hasil hutan
berupa kayu yang diambil dari kawasan hutan Taman
Nasional Karimunjawa di daerah blok Legon Moto yang
melanggar pasal 50 ayat (3) huruf (f) juncto pasal 78 ayat
(5) Undang – undang No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan.
Pelaku pelanggaran pada pasal diatas dapat diancam
dengan pidana berupa penjara dan denda yaitu pidana
penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak
Rp. 5.000.000.000,00
Salah satu penyebab pelanggaran terjadi adanya
kelangkaan kayu Kalimantan yang menimbulkan tekanan
terhadap kawasan hutan milik negara baik itu hutan
mangrove maupun hutan tropis dataran rendah.
Adapun salah satu pelaku bernama Asrori bin Nuri
berhasil tertangkap dan untuk kasusnya di proses hukum
lebih lanjut sampai P 21.
Jumlah barang bukti yang berhasil diamankan oleh tim
operasi sebanyak 90 potong kayu yang sudah diolah

30
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

dengan berbagai ukuran dari jenis adem ati dan sentul.


Penjualan lahan pada investor menjadi salah satu sebab
terjadinya peningkatan pencurian kayu dalam kawasan
hutan karena masyarakat tidak lagi memiliki lahan untuk
menanam pohon guna memenuhi kebutuhan kayu.
Perburuan satwa liar di kawasan semakin jarang baik
ituyang dilakukan oknum aparat maupun masyarakat
baik lokal maupun luar karimunjawa. Hal ini terjadi
karena ketatnya pengawasan oleh polhut dan PAM
Partisipatif.
Kegiatan perambahan kawasan di kawasan tidak ada
yang baru hanya permasalahan lama yang diharapkan
bisa terselesaikan dengan kegiatan rekonstruksi pal batas
tahun depan.
Diperlukan adanya pembinaan lagi pada para pengepul
kayu Kalimantan dengan melibatkan seluruh instansi
agar mereka memahami prosedur tata usaha kayu.
Disamping itu hendaknya para pihak ikut mengawasi
peredaran kayu yang ada di Karimunjawa untuk menjaga
kelestarian hutan yang ada di Karimunjawa.
Pelaksanaan Operasi Operasional Darat telah berjalan
sesuai dengan rencana yang dibuat oleh tim operasi.
Dampak : Terciptanya kondisi keamanan kawasan zona
yang perlindungan darat hutan hujan tropis dataran rendah dan
diharapkan hutan mangrove Taman Nasional Karimunjawa.
Terjaganya keutuhan kawasan dan kelestarian sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya.
Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat
lokal maupun pendatang dalam menjaga , mengamankan,
dan melestarikan sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya yang ada di Taman Nasional
Karimunjawa.
Rekomendasi : Gerakan menanam pohon oleh masyarakat di

31
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Karimunjawa yang difasilitasi oleh instansi pemerintah


harus terus digalakkan untuk menjawab penyediaan
bahan baku kayu di tahun – tahun mendatang.
Penyediaan kayu sebagai bahan bangunan di
Karimunjawa saat ini perlu dibicarakan oleh Balai
Taman Nasional Karimunjawa dengan Muspida Jepara
dan Instansi terkait, agar kebutuhan masyarakat terhadap
bahan baku kayu dapat terpenuhi, sehingga pengambilan
kayu di Taman Nasional Karimunjawa dapat dihindari.
Perlu dilakukan sosialisasi melalui papan
himbauan/informasi tentang sawa liar dilindungi dan
peraturan perundangan yang mengatur termasuk sanksi
hukumnya kepada masyarakat ditempat–tempat
starategis.
Adanya alternatif bahan pengganti kayu untuk
masyarakat sehingga dalam membangun rumah ataupun
membuat kapal tidak semua tergantung dari kayu.
Semisal : rangka rumah dari baja ringan, kapal dari fiber
dan memasak dengan menggunakan kompor gas.
Dibangunnya TPK (Tempat Penjual Kayu) resmi
sehingga bisa memenuhi kebutuhan kayu masyarakat, hal
ini juga bisa menekan peredaran kayu yang tidak resmi
di Karimunjawa.
Untuk polhut perlu dikirim mengikuti pelatihan intelejen
supaya bisa melakukan kegiatan intelejen dengan baik
dan bisa menyusun laporan intelejen yang benar.
Jumlah dan volume patroli dan operasi perlu
ditingkatkan untuk menekan terhadap pelanggaran yang
terjadi di Kawasan Taman Nasional Karimunjawa.
Setiap kegiatan operasi harus dilakukan secara teliti,
cermat dan tepat sasaran, sehingga efisien untuk
menekan tindak pidana pelanggaran di bidang
konservasi.

32
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

6. Pengamanan Fungsional Darat 2 SPTN II Karimunjawa


Lokasi : Dilaksanakan selama 7 hari mulai tanggal 3 – 9 April 2010
dengan wilayah operasi meliputi seluruh zona perlindungan
hutan hujan tropis dataran rendah di SPTN Wilayah II
Karimunjawa.
Hasil : Hanya 2 blok dari 5 blok yang menjadi target operasi,
yaitu Blok Nyamplungan dan Blok Legon Moto yang
masih rawan, hal ini ditunjukan dengan masih ditemukan
tindak pelanggaran penebangan / pencurian kayu.
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap pelaku pelangaran
memanen dan atau memungut hasil hutan berupa kayu
yang berasal dari kawasan konservasi, yaitu saudara
SUPARMAN dan saudara SATROLI. Terhadap
keduanya diberikan peringatan dan pembinaan dengan
membuat pernyataan bermaterai untuk tidak mengulangi
lagi perbuatan tersebut.
Kegiatan perburuan satwa liar masih berlangsung,
dengan ditemukannya alat jerat rusa di Blok
Nyamplungan.
Kegiatan perambahan di kawasan zona perlindungan
hutan hujan tropis dataran rendah di Blok Legon Moto
sudah berhenti.
Sesuai dengan indikator, pelaksanaan kegiatan operasi
Pengamanan Fungsional Darat dapat mencapai 100 %
karena dalam operasi 5 blok dari total blok kawasan zona
perlindungan hutan hujan tropis dataran rendah di SPTN
II Karimunjawa dapat termonitor, terhadap pelanggaran
yang terjadi dapat ditangani dan kawasan dalam keadaan
utuh (tidak terjadi perambahan kawasan, klaim
kepemilikan lahan).
Dampak : Terciptanya kondisi keamanan dan kelestarian kawasan
yang zona perlindungan darat hutan hujan tropis dataran
diharapkan rendah di SPTN Wilayah II Kariunjawa di Blok Cikmas,

33
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Nyamplungan, Kemloko, Legon Lele dan Blok Legon


Moto.
Terjaganya keutuhan kawasan dari klaim kepemilikan
lahan di Blok Legon Moto
Rekomendasi : Gerakan menanam pohon oleh masyarakat di
Karimunjawa yang difasilitasi oleh instansi pemerintah
harus terus digalakan untuk menjawab penyediaan bahan
baku kayu di tahun – tahun mendatang.
Pelu dilakukan rapat koordinasi antara balai TN.
Karimunjawa dengan Muspida Jepara dan instansi terkait
sehubungan dengan penyediaan kayu sebagai bahan
bangunan di Karimunjawa, agar kebutuhan masyarakat
terhadap bahan baku kayu dapat terpenuhi, sehingga
pengambilan kayu di kawasan Taman Nasional
Karimunjawa dapat dihindari.
Perlu dilakukan sosialisasi melalui papan
himbauan/informasi tentang satwa liar dilindungi dan
peraturan perundangan yang mengatur termasuk sanksi
hukumnya terhadap masyarakat di tempat – tempat
strategis.
7. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 3 SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Dilaksanakan selama 7 hari mulai tanggal 3 – 9 Juli 2010
dengan lokasi kawasan zona perlindungan meliputi Blok
Jati Kerep sampai dengan blok Legon Lele, Blok Kemloko,
dan Nyamplungan
Hasil : Telah dilakukan pendataan lahan milik masyarakat yang
berbatasan langsung dengan kawasan CA.
Telah dilepas seekor penyu sisik kehabitatnya dan telah
diberi surat peringatan kepada pelaku / penangkap Penyu
Sisik (Erretmochellys imbricate)
Dampak : Dalam pelaksanaan kegiatan Operasi Pengamanan
yang Fungsional darat 3 di SPTN II Karimunjawa adalah
diharapkan menindak lanjuti hasil laporan intelejen tentang

34
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

penangkapan satwa liar dilindungi undang – undang


oleh masyarakat
Rekomendasi : Perlunya peningkatan kerjasama antara Balai Taman
Nasional Karimunjawa dengan aparat desa, kecamatan
serta Badan Pertanahan Negara Kabupaten Jepara, untuk
mendapatkan kepastian data kepemilikan lahan
perkebunan yang ada di Karimunjawa agar tidak terjadi
tumpang tindih dengan kawasan CA.
Perlu adanya sosialisasi Perundang – undangan tentang
kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Alam, agar
masyarakat sadar dan ikut berperan serta dalam menjaga
kelestarian alam.
8. Operasi Pengamanan Fungsional Darat 4 SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Operasi Pengamanan Fungsional Darat 4 SPTN Wilayah II
Karimunjawa dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 15 Oktober
2010. Wilayah operasi mencakup kawasan zona
perlindungan hutan tropis dataran rendah Blok Legon Lele
pal batas CA 278/E 279 - CA 271/E 272, Blok Cikmas pal
batas CA 119/E 120 - CA 123/E 124, Blok Kemloko CA 97
E 98 - CA 85 E 86 dan zona pemukiman Seksi Pengelolaan
Taman Nasional Wilayah II Karimunjawa.
Hasil : Telah dilakukan penertiban terhadap 1 (satu) orang
pelaku pencurian kayu di dalam zona perlindungan hutan
tropis dataran rendah, yaitu Sdr. MALI (39 tahun) warga
Legon Lele – Karimunjawa.
Telah dilakukan penertiban terhadap 3 (tiga) orang
pelaku kepemilikan satwa liar jenis monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis var karimoenjawae) berasal dari
kawasan tanpa izin yang berwenang, yaitu Sdr. WAHIB
(25 tahun) warga Legon Lele RT 04 RW 04. Sdr. TEMU
(59 tahun) warga Jatikerep dan Sdr. DARTO (43 tahun)
warga Cikmas RT 03 RW 05.
Pemeriksaan dan pemeliharaan pal batas di. zona

35
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

perlindungan hutan tropis dataran rendah Blok Legon


Lele pal batas CA 278/E 279 - CA 271/E 272, Blok
Cikmas pal batas CA 119/E 120 - CA 123/E 124, Blok
Kemloko CA 97 E 98 - CA 85 E 86 telah dilakukan
sesuai rencana.
Dampak : Penertiban terhadap 1 (satu) orang pelaku pelanggaran
yang pencurian kayu di dalam kawasan zona perlindungan
diharapkan hutan tropis dataran rendah.
Penertiban terhadap 1 (satu) orang pelaku kepemilikan
satwa liar khususnya jenis monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis var karimoenjawae) yang berasal dari
kawasan zona perlindungan hutan tropis dataran rendah.
Data kondisi terkini dari pal batas di Blok Legon Lele pal
batas CA 278/E 279 - CA 271/E 272, Blok Cikmas pal
batas CA 119/E 120 - CA 123/E 124, Blok Kemloko CA
97 E 98 - CA 85 E 86
Rekomendasi : Perlu dibuat jalur batas yang dapat memperjelas batas
antara lahan milik masyarakat dengan kawasan.
Perlu dilakukan sosialisasi tentang aturan kepemilikan
satwa liar di Taman Nasional Karimunjawa.
9. Pengamanan Fungsional Perairan 1 SPTN I Kemujan
Lokasi : Operasi pengamanan fungsional perairan I dilaksanakan
pada Bulan Februari 2010, dengan wilayah operasi di
wilayah kerja Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I
Kemujan
Hasil : Kapal cantrang masih dijumpai beroperasi di wilayah
perairan Taman Nasional Karimunjawa.
Ada beberapa awak kapal cantrang yang dinyatakan
sebagai tersangka, namun mengaku tidak mengetahui
kalau wilayah perairan Karimunjawa merupakan
kawasan Taman Nasional yang dilindungi.
Rekomendasi : Perlu dilakukan patroli yang lebih intensif guna
mencegah masuknya kapal cantrang ke wilayah Taman

36
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Nasional Karimunjawa.
Perlu dilakukan sosialisasi melalui penyuluhan maupun
penyebaran leaflet/sticker tentang peta Taman Nasional
Karimunjawa kepada masyarakat dan koordinasi antara
pihak Taman Nasional Karimunjawa dan Dinas
Perikanan di luar dan di dalam Propinsi Jawa Tengah
mengenai wilayah tangkap perikanan, larangan tangkap
dan zonasi Taman Nasional Karimunjawa.
10. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 2 SPTN I Kemujan
Lokasi : Kegiatan operasi dilakukan di kawasan perairan Seksi
Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Kemujan pada
tanggal 8 s/d 14 Mei 2010 dengan menerapkan strategi
operasi represif maupun proses hukum terhadap tersangka
sesuai tingkat pelanggaran yang dilakukan. Adapun
langkah-langkah operasi meliputi pengumpulan bahan
keterangan, penentuan strategi penindakan, pelaksanaan
operasi dan tindakan setelah kegiatan operasi.
Hasil : Kepemilikan biota laut dilindungi undang-undang masih
ditemukan di perairan blok Ujung Lemu dan perairan
blok Legon Jlamun yang melibatkan 2 (dua) pelaku .
Selanjutnya pelaku dibina dan mengaku jera, sadar dan
menyatakan untuk tidak mengulangi lagi perbuatan
tindak pidana kehutanan.
Aktivitas nelayan yang tidak sesuai dengan fungsi zona
juga masih ditemukan yang melibatkan 1 (satu) pelaku
budidaya rumput laut dan 1 (satu) pelaku yang
beraktivitas mincing di zona inti perairan Pulau
Kumbang yang selanjutnya kedua pelaku dibina dan
mengaku sadar dan menyatakan tidak mengulangi lagi
perbuatan tindak pidada kehutanan.
Aktivitas kapal nelayan dengan menggunakan jaring
cantrang pada saat operasi tidak dijumpai. Hal ini besar
kemungkinan disebabkan pada kegiatan operasi

37
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

pengamanan sebelumnya berhasil menangkap dan


memproses pelaku jaring cantrang sampai P-21.
Dampak : Hasil yang diharapkan pada kegiatan Pengamanan
yang Fungsional II ini adalah pemilik biota dilindungi
diharapkan Undang-undang di blok Legon Jlamun menjadi jera dan
sadar untuk tidak lagi melakukan tindak pidana
kehutanan, nelayan yang beraktivitas di zona inti
Perairan Pulau Kumbang menjadi jera dan sadar untuk
tidak lagi melakukan tindak pidana kehutanan, nelayan
dengan menggunakan jaring cantrang yang beraktivitas
di Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I
Kemujan menjadi jera dan sadar untuk tidak lagi
melakukan tindak pidana kehutanan
Rekomendasi : Perlu adanya pengawasan yang intensif terhadap aktivitas
penangkapan biota laut dilindungi Undang-undang
terutama jenis penyu karena masyarakat beranggapan
bahwa penyu mengganggu rumput laut.
Perlu adanya pengawasan yang intensif terhadap
aktivitas budidaya rumput laut yang sedang marak.
11. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 3 SPTN I Kemujan
Lokasi : Operasi pengamanan fungsional perairan 3 di SPTN
Wilayah I Kemujan dilaksanakan selama 7 hari mulai
tanggal 2 s/d 8 Agustus 2010. Adapun wilayah operasi
seluruh wilayah perairan SPTN Wilayah I Kemujan.
Hasil : Penertiban telah dilakukan terhadap pemasangan jaring
ikan dan karamba yang diindikasikan menyimpan biota
laut dilindungi. Namun pada operasi ini tidak dijumpai
tindak pidana pelanggaran tersebut. Artinya, operasi
pengamanan perairan kali ini dan sebelumnya telah
memberikan dampak positif dalam mengurangi
penyimpanan biota laut dilindungi.
Penertiban dilakukan terhadap 1 (satu) orang pelaku
pengambilan/penambangan pasir laut.

38
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Satu orang pelaku pelanggaran telah menyatakan


menyesal dan tidak akan mengulangi perbuatan
dimaksud dengan menandatangani surat pernyataan.
Dampak : Dapat dilakukan penertiban (tindakan hukum) terhadap 1
yang (satu) pelaku penangkapn biota laut dilindungi UU.
diharapkan Dapat dilakukan penertiban (tindakan hukum) terhadap 1
(satu) pelaku pengambilan/penambangan pasir laut.
Sebanyak 3 (tiga) orang pelaku pelanggaran menjadi jera
dan sadar untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatannya
Rekomendasi : Kegiatan pemeriksaan keramba dapat dilakukan secara
berkalam agar tidak dipergunakan untuk
menyimpan/memelihara biota laut yang dilindungi
Undang-undang.
Pemantauan kegiatan pengambilan/penambangan pasir
laut di perairan Pulau Parang perlu diintensifkan.
Pemasangan kembali batas-batas zonasi perairan
12. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 4 SPTN I Kemujan
Lokasi : Operasi pengamana fungsional perairan 4 di SPTN Wilayah
I Kemujan dilaksanakan selama 7 hari mulai tanggal 9
sampai dengan 15 Oktober 2010. Adapun wilayah
operasinya meliputi seluruh wilayah perairan SPTN.
Wilayah I Kemujan.
Hasil : Aktifitas penangkapan, menyimpan, memiliki dan
mengangkut biota laut dilindungi UU yang terjadi di
kawasan perairan SPTN. Wilayah I Kemujan dapat
ditindak. Satu orang pelaku berhasil ditangkap dan
ditindak dengan pembinaan.berupa penandatanganan
Surat Pernyataan bermaterai.
Aktifitas pengambilan/penambangan pasir yang berasal
dari laut/kawasan perairan SPTN Wilayah I Kemujan
sudah tidak terjadi khususnya di sekitar perairan Pulau
Parang. Oleh sebab itu penindakan hukum tidak
dilakukan.

39
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Dampak : Dapat dilakukan penertiban (tindakan hukum) terhadap 1


yang (satu) pelaku pengambilan biota laut dilindungi undang-
diharapkan undang.
Dapat menindak pelaku penambangan/pengambilan pasir
laut dari kawasan Perairan Taman Nasional
Karimunjawa, khususnya SPTN Wilayah I Kemujan
Rekomendasi : Kegiatan pemeriksaan karamba harus tetap dilakukan
secara periodik agar tidak dipergunakan untuk
menyimpan/memelihara biota laut yang dilindungi UU.
Pemantauan terhadap kapal nelayan dari luar yang
beraktivitas di dalam kawasan Taman Nasional
Karimunjawa harus dilakukan secara rutin dalam rangka
penerapan zona pemanfaatan perikanan tradisional.
Kegiatan penyuluhan tentang biota laut dilindungi
undang-undang hendaknya tetap dilakukan secara
periodik kepada nelayan yang beraktivitas di dalam
kawasan Taman Nasional Karimunjawa
13. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 1 SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Dilaksanakan pada tanggal 13 – 19 Pebruari 2010 dengan
wilayah operasi mencakup seluruh kawasan perairan yang
masuk wilayah seksi PTN II Karimunjawa.
Hasil : Telah terjadi pelanggaran berupa tindak pidana bidang
konservasi berupa penangkapan ikan dengan
menggunakan alat tangkap jaring cantrang di zona
pemanfaatan perikanan tradisional kawasan Taman
Nasional Karimunjawa yang memenuhi unsur pasal 33
ayat (3) juncto pasal 40 ayat (2) UU No. 5 tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
Pelaku pelanggaran pada pasal diatas dapat diancam
dengan pidana berupa penjara dan denda yaitu Pidana
Penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
banyak Rp. 100.000.000,00

40
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Adapun pelaku bernama SUNARI bin SARWI selaku


nahkoda berhasil tertangkap dan untuk kasusnya di
proses hukum lebih lanjut sampai P 21.
Jumlah barang bukti yang berhasil diamankan oleh tim
operasi sebanyak 350 kg ikan berbagai jenis hasil
tangkapan dalam kawasan Taman Nasional
Karimunjawa, 1 buah kapal dengan nama KM. HASIL
KARYA dan tali sepanjang 150m.
Pelaku pengambilan akar cemara tidak dfapat tertangkap
akibat lemahnya intelijen dalam mengolah informasi
yang masuk.
Dampak : Terciptanya kondisi keamanan kawasan zona inti, zona
yang perlindungan dan zona lainnya Taman Nasional
diharapkan Karimunjawa. Terjaganya keutuhan kawasan dan
kelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat
lokal maupun pendatang, dalam menjaga, mengamankan
dan melestarikan sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya yang ada di Taman Nasional Karimunjawa
Rekomendasi : • Kegiatan patroli rutin, patroli mendadak, operasi
fungsional dan operasi gabungan harus lebih
ditingkatkan frekuensinya.
• Anggaran BBM untuk kapal speed agar lebih
ditingkatkan guna menunjang kegiatan patroli polhut
dilapangan.
• Perlu dilakukan sosialisai melalui papan himbauan/
informasi tentang satwa liar dilindungi dan peraturan
perundangan yang mengatur termasuk snksi hukumnya
kepada masyarakat di tempat – tempat strategis.
• Untuk polhut perlu dikirim mengikuti pelatihan intelejen
supaya bisa melakukan kegiatan intelejen dengan baik
dan bisa menyusun laporan intelijen dengan benar.
Setiap kegiatan operasi harus dilakukan secara teliti,

41
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

cermat, tepat sasaran sehingga efisien untuk menekan


tindak pidana pelanggaran di bidang konservasi.
14. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 2 SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Operasi pengamanan fungsional perairan-2 di SPTN
Wilayah II Karimunjawa akan dilaksanakan selama 7 hari
mulai tanggal 10 sampai dengan 16 Juni 2010. Adapun
wilayah operasi seluruh wilayah perairan SPTN. Wilayah II
Karimunjawa.
Hasil : Mata rantai peredaran satwa liar dilindungi UU telah
diputus dengan dilakukan tindakan penertiban terhadap 5
(lima) pemilik karamba yaitu Sdr. Muhamad Eni,
Sumoko, Guntoro, Suranto dan Sdri. Nurul Aini,
yang terbukti menyimpan, memelihara dan memiliki
satwa liar dilindungi undang-undang. Adapun satwa liar
tersebut jenis Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu
Sisik (Eretmochelys imbricata) dan Kima Sisik
(Tridacna).
Kelima pelaku pelanggaran tersebut telah menyatakan
menyesal dan tidak akan mengulangi perbuatan
dimaksud. Dibuktikan dengan menandatangani surat
pernyataan bermaterai
Dampak : Dapat dilakukan penertiban (tindakan hukum) kepada 2
yang (dua) pelaku pelanggaran terhadap biota laut dilindungi
diharapkan undang-undang.
Sebanyak 2 (dua) pelaku pelanggaran menjadi jera dan
sadar untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
Rekomendasi : Pemanfaatan biota laut dilindungi undang-undang
sebagai salah satu atraksi wisata yang menjadi tuntutan
perkembangan pariwisata di Karimunjawa memerlukan
kebijakan dari Balai Taman Nasional Karimunjawa,
sehingga akan mengurangi terjadinya tindakan
pelanggaran dalam pemanfaatannya.
15. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 3 SPTN II Karimunjawa

42
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Lokasi : Operasi pengamanan fungsional perairan-3 di SPTN


Wilayah II Karimunjawa dilaksanakan selama 7 hari mulai
tanggal 1-7 September 2010. Adapun wilayah operasinya
meliputi seluruh wilayah perairan SPTN. Wilayah II
Karimunjawa.
Hasil : Telah ditertibkan 1 (satu) kapal nelayan Raas Madura di
kawasan konservasi SPTN. Wilayah II Karimunjawa
yaitu menghentikan aktivitasnya dengan mengembalikan
kapal yang disewa dari masyarakat setempat sebelum
waktu sewanya selesai.
Telah ditertibkan 9 (sembilan) petani rumput laut yang
melakukan aktivitas budidaya di zona perlindungan Blok
Ujung Gelam SPTN. Wilayah II Karimunjawa dengan
memindahkan ke lokasi lain.
1 (satu) nelayan kapal Raas Madura merasa jera dan
tidak akan mengulangi perbuatannya dengan
menandatangani surat pernyataan. Selain itu 9 (sembilan)
petani rumput laut yang melakukan aktivitas budidaya di
zona perlindungan Blok Ujung Gelam dengan sadar
memindahkan aktivitas budidaya rumput laut ke tempat
lain
Dampak : Dapat dilakukan penertiban kepada 1 (satu) kapal Raas
yang Madura yang melakukan aktivitas penangkapan biota
diharapkan laut jenis Teripang di kawasan konservasi Taman
Nasional Karimunjawa.
Dapat ditertibkan para petani yang melakukan aktivitas
budidaya rumput laut di zona perlindungan Blok Ujung
Gelam SPTN. Wilayah II Karimunjawa.
Sebanyak 2 (dua) pelaku pelanggaran menjadi jera dan
sadar untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
Rekomendasi : Kegiatan budidaya rumput laut di Karimunjawa
merupakan salah satu mata pencaharian pokok
masyarakat Karimunjawa yang memerlukan lokasi

43
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

yang luas dalam penanamanannya, sehingga dalam


menentukan zonasi perlu memperhatikan keperluan
budidaya yang cukup.
Perlu dibuat tanda batas zonasi untuk mencegah
terjadinya pelanggaran terhadap fungsi zona di Taman
Nasional Karimunjawa.
16. Operasi Pengamanan Fungsional Perairan 4 SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Operasi pengamanan fungsional perairan-4 di SPTN
Wilayah II Karimunjawa dilaksanakan selama 7 hari mulai
tanggal 1-7 November 2010. Adapun wilayah operasinya
meliputi seluruh wilayah perairan SPTN. Wilayah II
Karimunjawa
Hasil : Telah ditertibkan 1 (satu) kapal nelayan dari Raas
Madura di kawasan konservasi SPTN. Wilayah II
Karimunjawa yaitu menghentikan aktivitasnya dengan
mengembalikan kapal yang disewa dari masyarakat
setempat sebelum waktu sewanya selesai.
Satu nelayan kapal Raas Madura merasa jera dan tidak
akan mengulangi perbuatannya dengan menandatangani
surat pernyataan
Dampak : Dapat dilakukan penertiban kepada 1 (satu) kapal Raas
yang Madura yang melakukan aktivitas penangkapan biota
diharapkan laut jenis Teripang di kawasan konservasi Taman
Nasional Karimunjawa.
Sebanyak 1 (satu) pelaku pelanggaran menjadi jera dan
sadar untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
Rekomendasi : Perlu dilakukan sosialisasi tentang aturan aktivitas kapal
di kawasan Taman Nasional Karimunjawa kepada
nelayan-nelayan luar Karimunjawa.
17. Operasi Pengamanan Gabungan 1
Lokasi : Operasi Gabungan dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 16
Agustus 2010, dengan wilayah operasi mencakup kawasan
seluruh kawasan darat dan kawasan perairan Taman

44
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Nasional Karimunjawa.
Hasil : Masih terjadi kegiatan yang melanggar zonasi yaitu
berupa budidaya rumput laut di zona perlindungan.
Masih terjadi kegiatan yang dapat merusak kelestarian
sumber daya alam dan ekosistemnya yaitu penangkapan
ikan menggunakan jaring cakalan.
Masyarakat Karimunjawa untuk sekarang ini bisa lebih
kooperatif dan partisipatif serta meningkatnya kesadaran
dalam menjaga kelestarian sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.
Dampak : Volume kegiatan penangkapan ikan di zona terlarang dan
yang menggunakan peralatan tidak ramah lingkungan menurun
diharapkan 25 % dari jumlah pelanggaran selama bulan Januari
sampai Juli Tahun 2010.
Tertibnya petani rumput laut dalam aktifitas
pengelolaannya
Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat
dalam menjaga kelestarian sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya
Rekomendasi : Untuk menambah motivasi dan semangat masyarakat
dalam menjaga keamanan dan kelestarian kawasan
konservasi dalam PAM Partisipatif perlu diadakannya
semacam reward atau penghargaan kepada masyarakat
yang dipandang berprestasi dalam menjaga keamanan
dan kelestarian kawasan.
Perlu sosialisasi lebih lanjut terkait budidaya rumput laut
yang baik tanpa melanggar zona perlindungan serta
sosialisasi satwa yang dilindungi.
Pembinaan kepada masyarakat tentang berbahayanya
aktifitas kapal nelayan yang berasal dari luar terhadap
keutuhan dan kelestarian ekosistem laut.
Lemahnya informasi intelijen yang diperoleh, sehingga
perlunya peningkatan pengetahuan dan pembinaan

45
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

kepada Petugas Intelijen


18. Operasi Pengamanan Gabungan 2
Lokasi : Kegiatan Operasi Pengamanan Gabungan II dilaksanakan
pada tanggal 18 - 24 November 2010 dengan wilayah
operasi mencakup kawasan yang disinyalir rawan tindak
pelanggaran pada kawasan konservasi Taman Nasional
Karimunjawa.
Hasil : Masih dijumpai nelayan di Dermaga Barat Pulau
Karimunjawa yang disinyalir beroperasi di perairan
kawasan Taman Nasional Karimunjawa dengan
menggunakan alat bantu berupa mesin kompresor yang
dapat merusak kesehatan pemakai dan ekosistem yang
ada karena bisa menurunkan biomassa ikan. Nelayan
tersebut adalah Saudara Ismanto warga Dusun Lego,
Desa Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa,
Kabupaten Jepara.
Masih terjadi aktifitas pencurian kayu (illegal loging) di
kawasan konservasi Taman Nasional Karimunjawa yaitu
di Blok Legon Lele Pulau Karimunjawa dengan
tersangka Saudara Subur Bin Hashim dengan barang
bukti 6 (enam) batang kayu jenis Bintangur
(Callophyllum inophyllum) dengan ukuran panjang 4
meter dan diameter 10 sentimeter. Hal tersebut
merupakan suatu pelanggaran dari pasal 50 ayat (3)
huruf c juncto pasal 78 ayat (5) UU No. 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan dan pasal 33 ayat (3) juncto pasal 40
ayat (4) UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Tim Operasi Pengamanan Gabungan menemukan
masyarakat Pulau Nyamuk yang memiliki satwa
dilindungi Undang-undang tanpa bukti kepemilikan yang
sah yaitu Saudara Budidoyo Bin Suwandi. Selanjutnya
Tim menyita barang bukti berupa burung Nuri

46
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Halmahera (Lorius garrulus). Dan pelaku tindak pidana


membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi lagi
perbuatannya
Dampak : Menindak 1 (satu) nelayan penangkap ikan dengan alat
yang bantu kompresor di perairan Taman Nasional
diharapkan Karimunjawa.
Menindak 1 (satu) pelaku penebangan kayu tanpa ijin di
zona perlindungan hutan hujan tropis dataran rendah
Taman Nasional Karimunjawa.
Menindak 1 (satu) pemilik satwa dilindungi tanpa ijin di
Taman Nasional Karimunjawa
Rekomendasi : Menindak 1 (satu) nelayan penangkap ikan dengan alat
bantu kompresor di perairan Taman Nasional
Karimunjawa.
Menindak 1 (satu) pelaku penebangan kayu tanpa ijin di
zona perlindungan hutan hujan tropis dataran rendah
Taman Nasional Karimunjawa.
Menindak 1 (satu) pemilik satwa dilindungi tanpa ijin di
Taman Nasional Karimunjawa
19. PAM Swakarsa 1 SPTN I Kemujan
Lokasi : Kegiatan Pengamanan Partisipatif di SPTN Wilayah I
Kemujan dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 12 Juni 2010,
yang diawali dengan bimbingan teknis dan penyerahan
bantuan sarpras kepada Kelompok Pengamanan partisipatif
yang bertempat di Kantor SPTN Wilayah I Kemujan
Hasil : Pengamanan sumber daya alam di dalam kawasan yang
dilakukan oleh anggota kelompok Pam Partisipatif Desa
Kemujan yang telah berjalan selama kurang lebih 6 (enam)
tahun, menghadapi beberapa masalah sebagai berikut:
Seluruh anggota kelompok belum berperan secara aktif
dalam menjalankan tugasnya.
Anggota kelompok belum dapat memberikan data
(sesuai format yang disediakan) secara benar.

47
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Belum adanya sarpras pengamanan anggota kelompok


Pam Partisipatif yang mendukung kegiatan dimaksud.
Masih adanya penangkapan ikan yang tidak ramah
lingkungan, pengambilan/pemanfaatan satwa atau biota
laut dilindungi dan kegiatan yang tidak sesuai dengan
peruntukan zonasi terutama kegiatan budidaya rumput
laut
Dampak : Seluruh anggota kelompok pam partisipatif dapat
yang mengoptimalkan perannya secara aktif dalam melakukan
diharapkan pengamanan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
di Taman Nasional Karimunjawa.
Kelompok pam partisipatif dapat memberikan data
(sesuai format yang disediakan) secara benar.
Dapat diberikan bantuan sarpras kepada 10 (sepuluh)
anggota kelompok pam partisipatif.
Menekan tingkat pelanggaran bidang konservasi
kehutanan di Taman Nasional Karimunjawa semaksimal
mungkin.
Rekomendasi : Semua anggota kelompok Pam Partisipatif Desa
Kemujan harus berperan aktif dalam setiap kegiatan yang
dilakukan sehingga hasilnya optimal.
Meningkatkan pendampingan secara kontinyu/berkala
kepada Kelompok Pam Partisipatif Desa Kemujan
melalui bimbingan teknis dan administrasi sehingga
semua anggota kelompoknya dapat mencatat data
kegiatan sesuai dengan format yang telah disediakan oleh
TN Karimunjawa.
Kelompok Pengamanan Partisipatif Desa Kemujan wajib
memelihara/merawat bantuan berupa personal use agar
dapat dipergunakan secara berkelanjutan.
20. Pam Swakarsa 2 SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Dilaksnakan tanggal 30 Juni 2010 yang diawali dengan
bimbingan teknis dan penyerahan bantuan sarpras kepada

48
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

kelompok pengamanan partisipatif yang bertempat di


Kantor SPTN Wilayah II Karimunjawa
Hasil : Telah dilakukan perubahan anggota pengurus kelompok
PAM Partisipatif Desa Karimunjawa di SPTN Wilayah II
Karimunjawa sebagai upaya pengoptimalan peran aktif
seluruh anggota dalam melakukan pengamanan sumber
daya alam yang ada di kawasan TN Karimunjawa.
Selama melakukan pengamanan kawasan yang
didampingi oleh petugas polhut seluruh anggota ikut
berperan dan dapat mencatat data kegiatan sesuai
dengan format yang telah disediakan oleh TN
Karimunjawa.
Sebanyak 10 set sarpras telah diberikan kepada anggota
kelompok PAM Partisipatif desa Karimunjawa.
Dampak : Seluruh anggota kelompok PAM Partisipatif dapat
yang mengoptimalkan perannya dalam melakukan
diharapkan pengamanan sumber daya alam dikawasan Karimunjawa.
Kelompok PAM Partisipatif dapat memberikan data
(sesuai format yang disediakan) secara benar.
Dapat diberikan bantuan sarpras kepada 10 anggota
PAM Partisipatif
Rekomendasi : Partisipasi masyarakat dalam kegiatan perlindungan dan
pengamanan kawasan Taman Nasional Karimunjawa
melalui kelompok pengamanan partisipatif perlu
dukungan dari balai TN Karimunjawa untuk
mengembangkan pengamanan partisipatif ini sampai
ketingkat dusun disetiap desa.
21. Pemantapan Administrasi Sarpras Polhut
Lokasi : Waktu kegiatan disesuaikan dengan masa aktif dari setiap
sarana prasarana administrasi yang menjadi penunjang
tugas bagi polisi kehutanan Balai Taman Nasional
Karimunjawa, lokasi pelaksanaan kegiatan pemantapan
administrasi polhut dilakukan pada mitra instansi yang

49
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

berwenang dalam hal ini Polda Jawa Tengah.


Hasil : Kesimpulan dari hasil kegiatan ini adalah dapat
terselesaikannya kepengurusan administrasi sarpras
polisi kehutanan baik dari perpanjangan masa aktif kartu
tanda anggota, kartu pinjam pakai senjata, buku pas
senjat api, uji psikotes dan pemeliharaan dan perawatan
senjata api yang dilakukan melalui konsulatsi dan
koordinasi dengan mitra instansi terkait.
Dampak : Semua polisi kehutanan Balai TamanNasional
yang Karimunjawa memiliki kartu tanda anggota polhut.
diharapkan 80 % Polisi kehutanan Balai Taman Nasional
Karimunjawa memiliki kartu ijin pinjam pakai senjata,
80 % polisi kehutanan lulus uji psikotes.
20 buku pas senjata memiliki masa berlaku aktif
20 senjata api PM1A1 terawat dengan baik sehingga
dapat digunakan dalam menjalankan tugas ataupun
digunakan pada kegiatan pelatihan menembak.
Rekomendasi : Saran yang dapat disampaikan dari hasil kegiatan ini
adalah pemantapan administrasi polisi kehutanan dapat
didukung setiap tahun dari anggaran Taman Nasional
Karimunjawa mengingat masa berlaku administrasi
sarana pendukung polisi kehutanan berlaku dalam kurun
waktu satu tahun masa aktif.
22. Penyegaran Polhut
Lokasi : Waktu pelaksanaan kegiatan penyegaran Polisi Kehutanan
dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 4 Oktober 2010 bertempat
di Kompi 2 Detasemen Pelopor A Sat Brimob Simongan,
Semarang, Jawa Tengah
Hasil : Setelah pelaksanaan Penyegaran Polhut Tahun 2010,
kemampuan dan keterampilan peserta dalam menembak
belum sesuai harapan.
Pemahaman peserta Penyegaran Polhut 2010 tentang
Peraturan Perundangan terkait kawasan konservasi sudah

50
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

meningkat.
Dampak : Meningkatnya kemampuan, keterampilan dan keahlian
yang yang dimiliki oleh petugas Polisi Kehutanan dalam
diharapkan menjalankan tugas pokok dan fungsi dibidang
perlindungan dan pengamanan di kawasan konservasi
Taman Nasional Karimunjawa
Rekomendasi : Perlu kegiatan serupa agar keterampilan dan kemampuan
menembak peserta meningkat.
Perlu kegiatan kesamaptaan agar fisik dan mental peserta
meningkat untuk mendukung kegiatan di lapangan.
23. Kesamaptaan Polhut (1)
Lokasi : Kesamaptaan Polhut dilaksanakan pada tanggal 3 maret s/d
6 maret 2010 yang berlokasi di Kompi 2 Detasemen
Pelopor A Sat Brimob Simongan Polda Jawa Tengah
Hasil : • Kegiatan Pelatihan Kesamaptaan Polisi Kehutanan yang
telah dilaksanakan cukup sesuai dengan tugas dan fungsi
sebagai Polisi kehutanan dalam pelaksanaan tugas
dibidang perlindungan dan pengamanan hutan.
• Kegiatan Pelatihan kesamaptaan I Polisi kehutanan Balai
Taman Nasional Karimunjawa diikuti oleh 30 peserta
pelatihan dan hal ini sesuai dengan rencana pelaksanaan
kegiatan yang telah disusun.
• Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Kesamaptaan I bagi
Polisi Kehutanan telah dapat memelihara dan
meningkatkan kemampuan fisik dan mental peserta
pelatihan, serta meningkatkan keterampilan yang dapat
menunjang dalam pelaksanaan tugas dilapangan seperti
keterampilan dalam Mountaineering dan Beladiri
Dampak : • Adapun hasil yang diharapkan setelah mengikuti
yang kegiatan pelatihan Kesamaptaan 1 bagi Polisi Kehutanan
diharapkan Balai Taman Nasional Karimunjawa adalah Terlatihnya
30 orang Polisi kehutanan, memiliki ketahanan fisik dan
mental yang kuat guna mendukung dalam pelaksanaan

51
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

tugas pokok dan fungsi dibidang perlindungan dan


pengamanan hutan.
Rekomendasi : • Kegiatan kesamapataan Polisi Kehutanan Balai Taman
Nasional Karimunjawa untuk yang ke 2 diharapkan
dapat diarahkan pada kegiatan serupa guna
mengevaluasi/mengulangi materi-materi yang telah
disampaikan dari kegiatan kesamaptaan I sehingga
kemampuan dan keterampilan peserta dapat terasah
dengan baik.
• Guna memelihara kondisi fisik agar tetap prima sehingga
dapat menunjang dalam pelaksanaan tugas, diharapkan
para personil POLHUT dapat melaksanakan kegiatan
berupa olah raga bersama di wilayah kerja masing-
masing.
24. Kesamaptaan Polhut (2)
Lokasi : Pelaksanaan kegiatan Kesamaptaan 2 Polisi Kehutanan
Balai Taman Nasional Karimunjawa dilaksanakan pada
tanggal 4 s/d 7 Desember 2010, selama 4 (empat) hari yang
berlokasi di Kompi 2 Detasemen Pelopor A Sat Brimob
Polda Jawa-Tengah
Hasil : Kegiatan Kesamaptaan Polisi Kehutanan yang telah
dilaksanakan sangat relevan guna menunjang tugas
sebagai Polisi kehutanan dalam menjalankan Tugas
Pokok dan Fungsi yang di amanatkan.
Kegiatan Kesamaptaan bagi Polisi Kehutanan telah dapat
memelihara kemampuan fisik dan mental serta dapat
meningkatkan kedisiplinan para peserta.
Kegiatan Kesamaptaan Polisi kehutanan dapat
meningkatkan kepatuhan dan ketaatan sebagai Polisi
Kehutanan dalam menjalankan tugas pada masing-
masing seksi wilayah dimana pejabat Polhut tersebut
ditempatkan.
Kegiatan kesamaptaan telah dapat meningkatkan

52
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

kemampuan dan keterampilan peserta dalam bidang


Repling (turun tebing) seperti yang di sampaikan dalam
materi praktek mountenering.
Kegiatan kesamaptaan telah dapat meningkatkan
keterampilan peserta dalam bidang bela diri yang
meliputi teknik pelumpuhan dengan tangan kosong,
pelumpuhan dengan menggunakan alat berupa tongkat
sambung serta pelumpuhan yang ditujukan bagi pelaku
yang menggunakan senjata tajam
Dampak : Adapun hasil yang diharapkan setelah mengikuti
yang kegiatan Pelatihan Kesamaptaan 2 bagi Polisi Kehutanan
diharapkan Balai Taman Nasional Karimunjawa adalah Terlatihnya
30 orang Polisi kehutanan Balai Taman Nasional
Karimunjawa, memiliki ketahanana fisik dan mental
yang prima guna menunjang tugas pokok dan fungsi
dibidang perlindungan dan pengamanan hutan.
Rekomendasi : Kegiatan kesamaptaan Polisi Kehutanan Balai Taman
Nasional Karimunjawa untuk ke depan dapat disatukan
dalam kegiatan Pelatihan menembak bagi Polisi
Kehutanan hal ini bertujuan guna efektifitas dan efisiensi
waktu pelaksanaan kegiatan.
Guna memelihara kondisi fisik agar tetap prima sehingga
dapat menunjang dalam pelaksanaan tugas, diharapkan
para personil POLHUT dapat melaksanakan kegiatan
berupa olah raga bersama di wilayah kerja masing-
masing.
25. Penyusunan Juklak PAM Swakarsa
Lokasi : Kegiatan penyusunan buku Petunjuk Pelaksanaan
Pengamanan Swakarsa Balai Taman Nasional Karimunjawa
dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 19 April 2010. Lokasi
kegiatan dilakukan di 2 (dua) tempat yaitu Kantor Balai
Taman Nasional Karimunjawa dan Seksi Pengelolaan
Taman Nasional I Kemujan

53
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Hasil : Telah tersusunnya satu buku Petunjuk Pelaksanaan


Pengamanan Swakarsa Taman Nasional Karimunjawa.
Buku ini berhasil disusun oleh semua pihak yang terlibat
dalam program Pengamanan Swakarsa serta
didistribusikan kepada semua instansi yang terkait dalam
buku tersebut.
Dampak : Hasil yang diharapkan adalah tersusunya suatu bentuk
yang Buku Petunjuk Pelaksanaan Pengamanan Swakarsa di
diharapkan kawasan Taman Nasional Karimunjawa dan dapat
dijadikan satu acuan khususnya bagi anggota
Pengamanan swakarsa dalam pelaksanaan kegiatan.
Rekomendasi : Pelaksanaan Program Pengamanan Swakarsa untuk masa
mendatang wajib berpedoman pada Juklak Pengamanan
Swakarsa TN Karimunjawa. Apabila ada ketidaksesuaian
pada saat ini dapat segera disesuaikan oleh semua pihak
setelah habis batas waktu MOU yang terakhir
ditandatangani.
Guna menindaklanjuti penyelesaian pelanggaran yang
ditangani kelompok Pengamanan Swakarsa, maka perlu
difasilitasi penyusunan peraturan desa tentang
Pengamanan Swakarsa sehingga keputusan yang diambil
dalam menyelesaikan pelanggaran tersebut tidak keluar
dari jalur peraturan perundangan.
Kelompok Pengamanan Swakarsa yang ada di tiap desa
diharapkan segera mengembangkan kelompoknya
sampai tingkat dusun hal ini untuk mempermudah dalam
penggalian data permasalahan serta perencanaan guna
menindaklanjuti permasalah yang terjadi.
26. Pembinaan PAM Swakarsa
Lokasi : Waktu pelaksanaan kegiatan Pembinaan Pengamanan
Swakarsa dilaksanakan pada tanggal 5 s/d 9 Juni tahun
2010 adapun lokasi pelaksanaan kegiatan dilakukan di
Karimunjawa.

54
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Hasil : Bertambahnya wawasan dan pengetahuan anggota


kelompok pengamanan swakarsa dalam pelaksanaan
pengelolaan organisasi, peraturan perundangan yang ada
di kawasan konservasi, serta penanganan pertama pada
kecelakan dan penggunaan alat navigasi.
Pada umumnya anggota kelompok pengamanan
swakarsa cukup mendukung dalam upaya peneggakan
aturan yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional
Karimunjawa serta siap membantu dalam pelaksanaan
kegiatan pengamanan kawasan.
Anggota kelompok pengamanan swakarsa berharap
mendapatakan sarana pendukung dalam pelaksanaan
kegiatan seperti adanya kartu tanda anggota kelompok
pengamanan swakarsa, sehingga dapat memberikan rasa
percaya diri, buku saku peraturan perundangan serta
adanya bantuan jaket pelampung untuk keselamatan
dalam pelaksanaan kegiatan.
Dampak : Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan kesadaran
yang 30 puluh orang anggota kelompok pengamanan
diharapkan swakarsa yang mengikuti kegiatan pembinaan guna
menunjang pelaksanaan Pengamanan di wilayah Taman
Nasional Karimunjawa
Rekomendasi : Diharapakan kelompok pengamanan swakarsa dalam
melaksanakan kegiatan pengamanan berpedoman pada
juklak pengamanan swakarsa yang telah disusun.
Perlu keterlibatan langsung kelompok pengamanan
swakarsa dalam pelaksanaan kegiatan patroli rutin dan
operasi yang dilakukan oleh polisi kehutanan Balai
Taman Nasional Karimunjawa pada wilayah tugas
masing-masing dimana kelompok pengamanan
swakarsa berada.
Perlu penambahan jumlah anggota kelompok
pengamanan swakarsa sampai ketingkat dusun

55
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

mengingat jumlah anggota kelompok yang ada saat ini


masih kurang,
27. Koordinasi dan Kerjasama dengan Instansi penegak Hukum
Lokasi : Korwas PPNS
POLDA Jateng
Kejaksaan Tinggi Jateng
Polres Jepara
Kejaksaan Tinggi Negeri Jepara
Pengadilan Negeri Jepara
Hasil : 1. Proses penyidikan dan pemberkasan perkara tipihut
yang terjadi di TNKJ tahun 2010 telah selesai
dilaksanakan sebanyak 2 perkara dengan tersangka an.
Wanding dan Jarum bin Kasmono.
2. Proses berkas perkara telah sampai tahap P.21
3. Proses penyidikan dan pemberkasan dilaksanakan yang
terjadi di TN Karimunjawa dilaksanakan oleh PPNS
Balai TN Karimunjawa
Dampak : Terselseaikannya Proses penyidikan dan pemberkasan
yang perkara tipihut yang terjadi di TNKJ sampai tahap P.21
diharapkan
Rekomendasi : 1. Koordinasi dan kerjasama dengan intansi penegak
hukum dalam proses penyidikan di bidang Tipihut perlu
dilaksanakan mengingat tugas dan kewenangan PPNS
kehutanan yang terbatas
2. Pelaksanaan Koordinasi dan kerjasama dilaksanakan
secara rutin, hal ini bertujuan untuk membina hubungan
yang harmonis dengan instansi penegak hukum.
3. Pelaksanaan Koordiansi dan kerjasama dengan instansi
penegak hukum agar dapat dianggarkan dari Dipa 29
BTNKJ

56
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

3). Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam


Tabel 9. Matrik Ringkasan Laporan Program Kegiatan Perlindungan Konservasi
Sumber Daya Alam
Pengelolaan Taman Nasional dan Kawasan Konservasi Lainnya
(KSA/KPA/TB) dan hutan Lindung
1. Penyusunan Buku Panduan Identifikasi Jenis Ikan Karang
Hasil : Tersusunnya/terbitnya buku panduan identifikasi jenis
ikan karang di Taman Nasional Karimunjawa
2. Penyusunan Buku Panduan Konservasi Penyu
Hasil : Tersusunnya/terbitnya buku panduan konservasi penyu
di Taman Nasional karimunjawa
3. Penyusunan Buku Panduan Identifikasi Jenis Terumbu Karang
Hasil : Tersusunnya/terbitnya buku panduan dentifikasi jenis
terumbu karang di Taman Nasional Karimunjawa
4. Analisis Dampak Budidaya Rumput Laut Terhadap Kawasan
Lokasi : Pelaksanaan kegiatan analisis dampak budidaya rumput
laut terhadap kawasan berlokasi di wilayah Taman
Nasional Karimunjawa (Pulau Karimunjawa, Pulau
Kemujan, Pulau Parang dan Pulau Nyamuk) pada
tanggal 3-12 April 2010
Hasil : Budidaya rumput laut secara teori tidak berdampak
negatif pada kondisi ekologis. Tetapi kenyataannya
berkembangnya budidaya rumput laut di Karimunjawa
secara ekologi menimbulkan dampak positif dan negatif.
Dampak positif secara ekologi diantaranya berkurangnya
aktivitas penangkapan ikan dan kemungkinan
berkurangnya penangkapan ikan yang tidak berwawasan
lingkungan seperti penggunaan racun/bom untuk
menangkap ikan karena nelayan ikan banyak yang
beralih menjadi petani rumput laut, selain itu petani
rumput laut mulai ikut peduli terhadap wilayah
pesisir/perairan.
Dampak negatif budidaya rumput laut secara ekologi

57
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

terhadap perairan adalah sampah (tali) yang dibiarkan


didasar laut dapat mengganggu pertumbuhan karang,
penambatan tali jangkar pada karang – karang hidup
dapat merusak karang dan kemungkinan ternaunginya
habitat yang berada di bawahnya. Sedangkan dampak
ekologi terhadap kawasan diantaranya ketidaksesuaian
lokasi budidaya rumput laut terhadap zonasi yang telah
ditetapkan oleh Taman Nasional Karimunjawa.
Dampak budidaya rumput laut secara sosial ekonomi
adalah peningkatan penghasilan masyarakat, yaitu
hampir mencapai 100 %, peningkatan kesejahteraan
masyarakat, membuka lapangan kerja sehingga
berkurangnya jumlah pengangguran, bertambahnya
pendapatan asli daerah (PAD), persaingan usaha semakin
ketat sehingga roda perekonomian akan terus berjalan
dan terciptanya iklim usaha yang kondusif dan pada
akhirnya akan tercipta kesejahteraan hidup masyarakat.
Dampak : Terkumpulnya data dampak ekologi dan sosial ekonomi
yang masyarakat akibat budidaya rumput laut
diharapkan
Rekomendasi : Perlu adanya koordinasi dan kerjasama antara
pemerintah dalam hal ini adalah Balai Taman Nasional
Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, akademisi dan
juga masyarakat setempat untuk menciptakan dan
menjaga iklim usaha yang kondusif.
Perlu dikembangkan penggunaan teknologi/penanganan
rumput laut pasca panen yang lebih baik di
Karimunjawa.
Perlu dilakukan penyuluhan, sosialisasi dan patroli
penertiban lokasi budidaya rumput laut yang melanggar
zonasi Taman Nasional Karimunjawa.
5. Kajian Pedesaan Secara Partisipatif
Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 s/d 31 Mei 2010

58
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

bertempat di 4 Dukuh Batulawang, Mrican, Tlaga, dan


Kemujan
Hasil : Kegiatan Kajian Pedesaan Pasrtispatif menghasilkan
beberapa kesimpulan yaitu:
1. Permasalahan yang ada di lingkup Desa Kemujan antara
lain: Hasil tangkapan ikan nelayan dalam satu dekade
terakhir menurun tajam, alternatif pekerjaan di Desa
Kemujan masih sangat terbatas, Kebutuhan kayu
masyarakat tinggi namun cadangan di lahan masyarakat
sangat kurang, Mulai maraknya hama dan penyakit
tanaman budidaya rumput laut, Masih adanya
masyarakat yang menggunakan alat tangkap yang tidak
ramah lingkungan, Kebutuhan bahan pangan (khusunya
hasil dari budidaya pertanian) belum tercukupi sehingga
mencadangkan dari jawa, Masyarakat kurang memahami
dasar hukum pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa,
sarana dan prasarana publik seprti jalan dan listrik masih
belum memadai, masih minimnya pengetahuan
masyarakat dalam bidang pengelolaan wisata alam,
Pengusahaan pariwisata hanya terkonsentrasi di P.
Karimunjawa.
2. Berdasarkan data yang dihasilkan melalui Focus group
Discussion (FGD), dapat disimpulkan bahwa masyarakat
menilai para pihak yang yang bersentuhan dengan
kehidupan masyarakat di Desa Kemujan memiliki
signifikansi peran yang berbeda beda. Masyarakat Desa
Kemujan mengkategorikan peran para pihak tersebut
dalam beberapa kelas yaitu sangat kurang signifikan,
kurang signifikan, cukup, signifikan, dan sangat
siginifikan.
3. Ditinjau dari penelusuran sejaran yang dilakukan melalui
FGD, dapat disimpulkan bahwa:
a) sumberdaya perikanan di Karimunjawa telah

59
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

mengalami penurunan, yang diindikasikan dengan


semakin menurunnya hasil tangkapan ikan dari tahun
ke tahun.
b) Perubahan alat yang digunakan oleh masyarakat
karimunjawa dalam memanfaatkan sumberdaya
perikanan semakin beragam dan modern.
c) Mata Pencaharian masyarakat Desa Kemujan telah
bergeser dari masyarakat agraris menjadi nelayan.
d) Tata guna lahan Desa Kemujan telah mengalami
perubahan drastis, dari penggunanaan untuk lahan
pertanian dan kebun berubah menjadi tambak dan
kini sebagian besar tidak terkelola dengan baik.
e) Pemanfaatan buah Kelapa pernah mengalami masa
kejayaan ketika masyarakat Desa Kemujan
mengolahnya menjai kopra untuk dijual ke
Semarang. Namun saat ini pembuatan kopra sudah
hampir tidak lagiditemukan di Desa Kemujan.
4. Penggunaan alat transportasi air (perahu) mengalami
perubahan dari jukung berkembang menjadi perahu
layar, kemudian berkembang menggunakan perahu
mesin sampai sekarang.
5. Rantai pemasaran berbagai produk yang dihasilkan
masyarakat Desa Kemujan secara umum terdiri dari 4
(empat) mata ranrai yaitu dari masyarakat dijual ke
tengkulak lokal. Barang kemudian mengalir ke pengepul
di Karimunjawa untuk kemudian dijual ke luar daerah
seperti Semarang, Jepara, Kudus, Surabaya dan bahkan
Jakarta.
6. Didasarkan pada hasil dept interview terhadap sampel,
dapat disimpulkan hala-hal sebagai berikut:
a. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan Desa
Kemujan relatif seimbang.
b. Strata umur masyarakat Desa Kemujan secara umum

60
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

terbagai menjadi 6 (enam) strata, yaitu usia 0 s/d 10


tahun dengan prosentase 17,94%, 11 s/d 20 tahun
dengan prosentase 24,54%, usia 21 s/d 3o tahun
dengan prosentase 17,21%, usia 31 s/d 40 tahun
dengan prosentase 18,68%, usia 41 s/d 50 tahun
dengan prosentase 7,69% dan usia 51 s/d 60 tahun
dengan prosentase mencapai 1,46%.
c. Status pendidikan masyarakat Desa Kemujan
mayoritas tamat SD dengan jumlah 24,48%, disusul
tamat SMP sebesar 9,79%, Tamat SMA 5,3%, Tamat
Diploma 0,81% dan Tamat sarjana 0,4%.
d. Tingkat keikutsertaan masyarakat Desa Kemujan
dalam pelatihan yang pernah dilakukan diantaranya
bidang Kehutanan dengan prosentase 10,86%, bidang
Kelautan 2,17% , bidang Pertanian 2,89%, bidang
Kehutanan dan Kelautan 1,44%, bidang Kehutanan,
Kelautan dan Pertanian 2,17%, Kelautan dan
Pertanian 1,44%, Bidang Kehutanan dan Kelautan
Lainnya masing-masing sebesar 1,44% dan 0,36%.
Sedangkan masyarakat yang tidak pernah ikut serta
dalam kegiatan pelatihan dengan prosentase sebesar
70,65%.
e. Mayoritas masyarakat Desa kemujan mempunyai
pekerjaan utama sebagai Nelayan dengan prosentase
sebesar 22,65%, Pedagang 7,03%,PNS 1,56%, Petani
8,20%, Karyawan 1,56%, Buruh Lepas 5,46%,
Pelajar 28,51%, Pengangguran 5,46%, Pensiun
9,76%, Tidak bekerja karena cacat 0,39% dan
Lainnya 9,37%.
f. Status kepemilikan rumah sebagian besar masyarakat
Desa Kemujan adalah rumah tanpa bukti kepemilikan
yaitu dengn prosentase sebesar 21,42%, izin
menempati 3,96%, untuk kualitas bangunan

61
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

mayoritas permanen dengan prosentase 30,15%,


sedangakan tidak permanen dan semi permanen
masing-masing 11,11% dan 9,52%.
g. Dalam memenuhi kebutuhan air untuk keperluan
sehari-hari sebagian besar masyarakat Desa Kemujan
menggunakan sumur sendiri dengan prosentase
88,75%, sumur tetangga 20,31%, sumur umum
9,37%. Sedangkan prosentase untuk jaringan PAM
milik sendiri yaitu 1,56%.
h. Untuk fasilitas pembuangan (WC) masyarakat Desa
kemujan yang tidak memiliki kakus dengan
prosentase 1,25%, kakus sederhana milik umum
4,60%, WC milik sendiri 54,68%, WC milik
umum/milik tetangga 9,37%, dan kakus sederhana
milik sendiri 1,87%.
i. Berdasarkan data yang diperoleh untuk sarana aliran
listrik, masyarakat Desa Kemujan memiliki jaringan
sendiri (langganan) dengan prosentase sebesar
87,5%, diikuti dengan masyarakat yang tidak
mempunya jaringan listrik sebesar 9,37%, aliran
listrik dari tetangga dan memiliki generator masing-
masing sebesar 1,56%.
j. Sumber energi utama yang biasa dipakai masyarakat
Desa Kemujan adalah kayu bakar yang dicari sendiri
dengan prosentase sebesar 53,84%, membeli kayu
bakar dan minyak tanah masing-masing 3,07% serta
gas elpiji 4%.
k. Usaha peternakan dengan 1 jenis hewan didominasi
golongan unggas yaitu ayam yang diusahakan oleh
42,22% peternak kemudian diikuti oleh kambing dan
sapi dengan persentase peternak masing-masing
sebesar 17,78% dan 13,33%, sedangkan 26,67%
peternak mengembangbiakkan jenis hewan campuran

62
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

antara ayam, kambing,sapi, domba, atau kerapu.


l. Mayoritas lahan di Desa Kemujan termasuk ke dalam
tipe pekarangan yang dimiliki oleh 37,5%
warga,diikuti kebun sebesar 23,44%,kitren 14,06%,
tegalan 10,94% dan tambak 4,69%, sedangkan sawah
hanya diusahakan oleh 3,12% warga.
m. Lebih dari setengah warga Desa Kemujan memiliki
luas lahan di bawah 5000m2 dan yang mempunyai
lahan dengan luas antara 5000 s/d 10.000m2 hanya
11,29% warga, sedangkan 24,19% warga memiliki
lahan di atas 10.000m2.
n. Pohon yang dibudidayakan oleh 50,62% Warga
Kemujan merupakan jenis pohon serbaguna. Untuk
jenis yang dimanfaatkan kayunya, jati merupakan
pohon yang paling banyak dipelihara oleh 22,22%
warga, sedangkan persentase warga yang
membudidayakan mahoni dan sengon masing-masing
sebesar 3,70% dan 1,23% dan sisanya memelihara
jenis lainnya.
o. Profesi yang digeluti oleh 51,56% Warga Kemujan
adalah nelayan dan diikuti oleh petani dan pedagang
sebanyak 12,5% warga. Persentase warga yang
menjadi buruh harian yaitu sebesar 7,81% lebih besar
dibandingkan buruh tetap dan usaha jasa yaitu
6,25%, sedangkan yang paling sedikit adalah jenis
usaha ternak dan home industry yaitu hanya 1,56%
warga yang menggelutinya.
p. Tingkat pendapatan 30,16% Warga Kemujan berada
di atas angka Rp 9.000.000, diikuti oleh warga
berpendapatan di bawah Rp 2.000.000 yaitu sebesar
26,98%. Warga dengan pendapatan antara 2.000.000
s/d 3.000.000 yaitu sebesar 19,05%,diikuti oleh
warga berpenghasilan 4.000.000 s/d 6.000.000

63
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

sebesar 15,87%. Sebanyak 4,76% warga memiliki


pendapatan 3.000.000 s/d 4.000.000 dan 3,17%
warga berpenghasilan antara 6.000.000 s/d 9.000.000
Tingkat pengeluaran per bulan masyarakat Desa
Kemujan dapat dikelompokkan menjadi 5 strata,
yaitu pengeluaran < Rp500.000 dengan prosentase
11,11%, Rp500.000 s/d 1.000.000 dengan prosentase
28,57%, pengeluaran 1.000.000 s/d 1.500.000 dengan
prosentase 19,04%, pengeluaran 1.500.000 s/d
2.000.000 dengan prosentase 12,70%, pengeluaran di
atas 2.000.000 dengan prosentase 28,57%.
Dampak : Terdokumentasinya hasil analisis kondisi wilyah dan
yang kehidupan masyarakat Desa Kemujan yang dihasilkan
diharapkan dengan melibatkan masyarakat.
Terumuskannya rencana dan tindakan yang harus
dilakukan guna mengatasi permasalahan di desa
Kemujan
Rekomendasi : Data yang dihasilkan dari kajian pedesaan dengan
pendekatan partisipatif Pasticipatory Rural appraisal
(PRA) dapat segera ditindaklanjuti dengan memfasilitasi
masyarakat untuk menyusun rencana kommunitas
(community Planing), yang dimaksudkan untuk
menyelesaikan permasalahan secara komunal dan
mengelolaa segala potensi desa kemujan secara optimal
6. Pembuatan Jalur Patroli
Lokasi : Lokasi pembuatan jalur patroli di zona perlindungan hutan
mangrove dari pal CA.44/E.44 blok Kemujan sampai
dengan pal CA.5/E.5 blok Legon Jlamun. Waktu kegiatan
pada bulan Juni 2010
Hasil : Jalur Patroli yang dibuat pada kegiatan ini sepanjang
3.350 meter yaitu dari pal CA.44/E.44 di blok Kemujan
sampai dengan pal CA.5/E.28 di blok Legon Jlamun
atau dari KM.2,2 sampai dengan KM. 5,55 zona

64
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

perlindungan hutan mangrove Seksi Pengelolaan


Taman Nasional Wilayah I Kemujan, Taman Nasional
Karimunjawa.
Lebar Jalur Patroli yang telah dibuat berkisar antara 1,5
- 2 meter dengan mempertimbangkan kondisi medan
yang ada.
Sampai saat ini panjang jalur patroli yang ada di Zona
Perlindungan Hutan Mangrove Seksi Pengelolaan
Taman Nasional Wilayah I Kemujan menjadi 6.470
meter yaitu dari blok Gunung Walangan sampai dengan
blok Legon Jlamun. Jalur patroli tersebut dibuat dalam
2 (dua) tahap yaitu tahun 2007 sepanjang 3.120 meter
dari Blok Gunung Walangan sampai dengan Blok
Kemujan dan kegiatan saat ini (tahun 2010) sepanjang
3.350 meter dari Blok Kemujan sampai dengan Blok
Legon Jlamun.
Dampak : Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini
yang bahwa jalur patroli di zona perlindungan hutan
diharapkan mangrove dari blok Kemujan sampai dengan blok
Legon Jlamun sepanjang ± 3 km selesai dibuat
Rekomendasi : Dengan dibuatnya Jalur Patroli ini dimungkinkan
masyarakat akan lebih mudah melakukan aktivitas dan
keluar masuk kawasan zona perlindungan hutan
mangrove. Untuk itu kegiatan pengamanan rutin harus
dilakukan pada jalur patroli yang sudah ada.
7. Pemeliharaan Sekat Bakar
Lokasi : Berlangsung selama 10 hari mulai tanggal 21 – 30 Juni
2010 dengan lokasi Blok Jatikerep dari CA 222 / E 223
sampai Blok Legon Lele CA 257 / E 258
Hasil : Kondisi sekat bakar telah menyatu dengan areal hutan
disekitarnya sehingga batas antara zona perlindungan
dengan lahan masyarakat tidak jelas. Rata-rata semak-
semak yang tumbuh disepanjang sekat bakar telah

65
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

mencapai ketinggian 0,5-1 m dan serasah kering.


Selain untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan
yang berasal dari lahan penduduk, sekat bakar juga
berfungsi sebagai batas kawasan hutan zona
perlindungan dengan lahan milik, sebagai jalur patroli
untuk mencegah terjadinya pelanggaran tindak pidana
berupa pencurian hasil hutan .
Dampak : Terpeliharanya sekat bakar sepanjang 4,6 km dan lebar
yang 6 m dari pal ca 222 s/d pal ca 257 (blok Jatikerep s/d
diharapkan Legonlele) secara berkala dan untuk mencegah
terjadinya kebakaran zona perlindungan yang berasal
dari lahan penduduk yang berbatasan dengan hutan
zona perlindungan Taman Nasional Karimunjawa.
Rekomendasi : Pemeliharaan sekat bakar sebaiknya dilakukan setiap
satu tahun sekali.
Pemeliharaan sekat bakar sebaiknya dilakukan pada
saat menjelang musim kemarau.
Dilakukan juga pembuatan sekat bakar pada blok
Jatikerep sampai Blok Nyamplungan yang rawan
terjadi kebakaran hutan yang berasal dari lahan
penduduk.
8. Sosialisasi Zonasi
Lokasi : Kegiatan Sosialisasi Zonasi Taman Nasional Karimunjawa
Tahun 2010 dilaksanakan pada tanggal 13 s/d 22 Nopember
2010 di desa Karimunjawa, Kemujan dan Parang
Hasil : Hasil evaluasi zonasi Taman Nasional Karimunjawa
menunjukkan adanya berbagai dinamika yang terjadi
dalam kawasan baik dinamika perubahan ekologi,
dinamika sosial ekonomi serta dinamika pengelolaan
Taman Nasional Karimunjawa yang berkontribusi
dalam permasalahan pengelolaan.
Dari hasil evaluasi tersebut masyarakat mendukung
adanya upaya revisi zonasi guna optimalisasi

66
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa kedepan.


Masyarakat menghendaki dalam penentuan zonasi
harus sejalan dengan kepentingan ekonomi dan sosial
budaya masyarakat. Tidak perlu penambahan zona inti
dan perlindungan karena karena akan mempersempit
ruang gerak nelayan mencari ikan. Dibutuhkannya
optimalisasi pengamanan kawasan untuk
mengantisipasi masuknya nelayan yang tidak ramah
lingkungan.
Masih adanya masyarakat yang belum mengetahui
batas zonasi yang ada serta memahami fungsi dan
peruntukan juga kegiatan yang dapat dilakukan di
masing- masing zona.

Dampak : Terlaksananya kegiatan Sosialisasi Zonasi Taman Nasional


yang Karimunjawa Tahun 2010 di Desa Karimunjawa, Kemujan
diharapkan & Parang.
Rekomendasi : Implementasi zonasi perlu diikuti dengan kesepakatan
pengaturan pemanfaatan dengan tetap mengacu pada
kebijakan pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa
Sosialisai perlu terus ditingkatkan ke semua lapisan
masyarakat guna meningkatkan pemahaman dan
kesadaran untuk mematuhi zonasi yang ada
9. Penyusunan Master Plan Wisata Alam
Lokasi : Taman Nasional Karimunjawa, Agustus – November 2010
Hasil : IdeA Bogor selaku pihak ketiga yang terpilih dalam
proses pemilihan langsung jasa konsultansi
mengadakan pertemuan dengan pihak TNKJ di Bogor.
TNKJ membentuk tim teknis untuk mendampingi pihak
ketiga dalam menyusun buku masterplan wisata alam
TNKJ.
Melakukan survey lapangan dan penggalian data
sekunder.

67
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Melakukan konsultasi dengan seluruh staf TNKJ di


Semarang.
Penyusunan buku masterplan oleh IdeA di Bogor dan
menghasilkan sebuah buku yang menjadi pedoman
dalam pengembangan wisata alam di TNKJ.
Dampak : Tersusunnya 1 buku masterplan wisata alam TN
yang Karimunjawa
diharapkan
Rekomendasi : Setelah tersusunnya masterplan wisata alam, TNKJ
masih harus melengkapinya dengan detil engineering
design (DED) pengembangan wisata alam. Untuk itu
perlu dilanjutkan dengan Penyusunan Rencana Tapak
dan Desain Arsitektur Wisata Alam pada tahun anggaran
2012.
10. Penyusunan Revisi Zonasi
Lokasi : Taman Nasional Karimunjawa
Hasil : Tersusunnya naskah akademik revizi zonasi
Dampak : Optimalisasi pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa
yang di waktu yang akan datang
diharapkan
Rekomendasi : Konsultasi publik, pengiriman dokumen dan pengesahan
11. Pemeliharaan Titik Referensi
Lokasi : Dilaksanakan pada tanggal 10 – 20 Mei 2010 dengan lokasi
kegiatan Pulau Bengkoang, Pulau Kembar, Pulau Nyamuk
dan Tanjung Pudak (Pulau Karimunjawa)
Hasil : Ada 2 titik referensi yang tulisan dari bahan kuningan
hilang dan telah dibuatkan laporan kejadian (LK) yaitu
di Pulau Bengkoang dan Pulau Kembar.
Empat titik referensi yang terdapat di Taman Nasional
Karimunjawa dalam kondisi rusak, tidak terawat.
Terhadap keempat titik referensi tersebut telah
dilakukan pemeliharaan dan sudah dalam kondisi baik.
Dampak : Terpeliharanya 4 buah Titik Referensi dengan baik.

68
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

yang
diharapkan
Rekomendasi : Pemeliharaan titik referensi yang ada di Taman Nasional
Krimunjawa perlu dilakukan secara berkala guna
mempertahankan kondisi titik referensi tersebut
12. Pemeliharaan Rambu Suar
Lokasi : Tanggal 18 s/d 27 Oktober 2010 dengan lokasi di Pulau
Sintok dan Pulau Bengkoang
Hasil : 1. Telah dilakukan pemeliraan sebanyak 2 (dua) unit
Rambu Suar dengan baik berupa :
a. Solar cell Model Solar Power 100 W 24 volt
b. Accu kapasitas 100 AH, Cell per unit 6, system
tegangan 12 volt
c. Marine lantern (lampu suar) jenis SBNP warna
cahaya kuning, irama lampu : Fl.y.4 sec (FI 1,0 ;
Ecl 3,0) Jarak tampak 5 NM dengan sumber tenaga
surya
d. Sensor otomatis lampu (selcon) spesifikasi 3 A dan
6A
e. Kabel : NYMHW 1 roll 50 meter (3 x 3,5 MMZ)
f. Pagar BRC
1. Bagian Utama,Tinggi 180 cm x dia.2’’
2. Panel BRC, Lebar: 2400 mm, Tinggi:1900 mm
2. Telah dilakukan pemeriksaan 2 (dua) rambu suar kondisi
baik dengan disaksikan oleh Dephubla/navigasi
Kecamatan Karimunjawa
Dampak : Dapat dilakukan pemeliharaan sebanyak 2 (dua) rambu
yang Suar sehingga dapat bermanfaat secara optimal
diharapkan
Rekomendasi : 1. Peningkatan pengawasan melalui patroli secara rutin
2. Sosilalisasi terhadap keberadaan rambu suar kepada
nelayan baik lokal dan pendatang terus dilakukan
3. Mengoptimalkan peran stake holder dan

69
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

organisasi/lembaga yang terkait untuk bersama-sama


ikut menjaga rambu suar, sebab sangat bermanfaat
bagi semua fihak
13. Identifikasi Jenis Alga Dan Rumput Laut
Lokasi : Kegiatan Identifikasi Alga dan Rumput Laut di Taman
Nasional Karimunjawa dilakukan pada tanggal 08 s/d 17
Februari 2010.
Lokasi : Zona Inti (Taka Menyawakan, Tanjung Bomang,
Gosong Kumbang), Zona Pemanfaatan Wisata Bahari (P.
Menjangan Besar, P. Menjangan Kecil, P. Menyawakan),
Zona Budidaya (P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Parang)
Hasil : Berdasarkan Identifikasi Makroalga dan Rumput Laut
dapat diketahui bahwa jumlah jenis makroalga di 9 titik
pengamatan di wilayah perairan Taman Nasional
Karimunjawa adalah 21 jenis, yang terdiri dari Divisi
Chlorophyta ( 13 jenis), Phaetophyta ( 5 jenis), dan
Rhodophyta ( 3 jenis) . Keragaman jenis makroalga
paling banyak terdapat di perairan Tanjung Bomang,
terdapat 15 jenis makroalga di perairan ini.
Dampak : Teridentifikasinya jenis – jenis makroalga di 9 lokasi
yang pengamatan di Taman Nasional Karimunjawa
diharapkan
Rekomendasi : Penelitian manfaat makroalga dilaksanakan bekerjasama
dengan institusi penelitian untuk upaya pengelolaan
pemanfaatan sumber daya alam hayati di kawasan
Taman Nasional Karimunjawa
14. Identifikasi Jenis Jamur/Lumut
Lokasi : Dilaksanakan selama 10 hari mulai tanggal 31 Januari s.d. 9
Februari 2010 dengan lokasi antara lain : Nyamplungan,
Alang – alang (Bukit Maming), Legon Pinggir, Legon Lele,
Cikmas, Jati Kerep, Legon Boyo, Hutan Mangrove, blok
terusan, Kapuran, Legon Njlamun, dan Legon Waru
Hasil : Jumlah jamur yang ditemukan sebanyak 35 jenis

70
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

dengan 32 jenis berhasil diidentifikasi.


Jumlah lumut yang ditemukan dan berhasil
diidentifikasi sebanyak 9 jenis
Dampak : Terdokumentasinya dan teridentifikasinya jenis –jenis
yang jamur di 11 lokasi survey dalam lingkup wilayah
diharapkan pengelolaan SPTN II Karimunjawa
Rekomendasi : Perlu pengadaan buku identifikasi jamur dan lumut
sebagai sumber pustaka bagi kegiatan selanjutnya.
Perlu disusun buku identifikasi jamur dan lumut Taman
Nasional Karimunjawa untuk publikasi potensi dan
sumber pustaka.
Perlu penelitian lebih lanjut tentang jenis jamur yang
dapat dikonsumsi dan jamur yang bermanfaat sebagai
obat
15. Pengajaran Mulok SLTP
Lokasi : Ruang lingkup pengajaran Muatan Lokal Pendidikan
Lingkungan Kelautan lebih terkosentrasi pada Sekolah
Menengah Pertama yang ada di Pulau Karimunjawa dan
Kemujan, yaitu SMP Negeri 1 Karimunjawa dan MTs.
Safinatul Huda 2 Kemujan
Hasil : Proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Tingkat partisipasi siswa cukup tinggi, ini dilihat dari
presensi siswa yang hadir/mengikuti pengajaran mulok
Pendidikan Lingkungan Kelautan.
Daya serap siswa akan penerimaan materi cukup tinggi,
ini tidak saja didasarkan akan nilai teori saja tetapi juga
pelaksanaan Visit School dan School Visit yang
dilakukan oleh tim pengajar dari Balai Taman Nasional
Karimunjawa. Animo mereka sangat tinggi akan
kegiatan tersebut.
Hasil dari kegiatan praktek lapangan (School Visit)
salah satunya pembuatan persemaian tanaman mahoni
dan nyamplung. Mereka mampu melaksanakan

71
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

pembuatan persemaian dengan tingkat kegagalan 10%,


sampai sekarang bibit yang mereka hasilkan cukup
baik.
Dengan adanya pembelajaran mulok Pendidikan
Lingkungan Kelautan diharapkan sejak dini masyarakat
karimunjawa mengetahui, memahami, menghayati, dan
menerapkan arti penting konservasi bagi diri sendiri,
masyarakat, dan lingkungan.
Pendidikan Lingkungan Kelautan mengajarkan Balai
Taman Nasional Karimunjawa adalah suatu instansi
pemerintah dalam naungan Kementerian Kehutanan
yang sangat intens/komit terhadap kelestarian alam/
lingkungan Karimunjawa.
Dampak : Peningkatan pemahaman siswa terhadap kelestarian
yang sumber daya alam hayati dan ekosistem TN.
diharapkan Karimunjawa
Rekomendasi : Modul segera direvisi, salah satunya bab Taman
Nasional, sub bab sistem pengelolaan taman nasional
meliputi struktur organisasi Taman Nasional dan sistem
zonasi terbaru.
Perlu diadakan Training of trainer (ToT) pada semua
pengajar baik tingkat SD ataupun SMP. Untuk
meningkatkan kemampuan mengajar dan penyegaran.
Perlu diadakan alat peraga untuk menunjang proses
belajar.

16. Pengelolaan Data Base


Lokasi : Kegiatan Pengelolaan Data Base Taman Nasional
Karimunjawa dilaksanakan selama lima hari mulai tanggal
6-10 November 2010 (PT.344/IVT.14./DIPA/2010)
bertempat di kantor Balai Taman Nasional Karimunjawa di
Semarang.
Hasil : Kegiatan Pengelolaan Data Base Taman Nasional

72
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Karimunjawa telah terselenggara dengan baik pada


tanggal 6-10 November 2010 di kantor Balai Taman
Nasional Karimunjawa.
Kegiatan ini berfokus pada dua aktivitas utama yaitu
updating data ke dalam sistem data base dan pembuatan
aplikasi MDI (Sistem Manajemen Data Informasi).
Secara umum berbagai tambahan informasi baru yang
merupakan hasil kegiatan pengelolaan Balai Taman
Nasional Karimunjawa selama tahun 2010 telah
ditambahkan ke dalam sistem data base Taman
Nasional Karimunjawa.
Secara khusus MDI bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas penggunaan sistem data base yaitu dengan
mengubah sistem dari sistem data base berbasis aplikasi
menjadi sistem data base berbasis web.
Dampak : Terkelolanya sistem data Base Balai Taman Nasional
yang Karimunjawa terutama dengan ter-update-nya system
diharapkan data base dan terinstalnya program aplikasi Sistem
Manajemen Database (MDI) pada server sehingga
dapat diakses seluruh client/pengguna informasi.
Rekomendasi : Kegiatan pengelolaan data base Taman Nasional
Karimunjawa perlu terus dilaksanakan di masa yang
akan datang sehingga tersedia sistem data yang mampu
menunjang pengelolaan kawasan Taman Nasional
Karimunjawa.
Untuk meningkatkan akses terhadap MDI Balai Taman
Nasional Karimunjawa diperlukan ketersediaan sarana
prasaran pendukung yang memadai.
17. Rapat Kerja Kantor Balai
Lokasi : Villa Citra Asri , Nglimut , Boja, Kendal
Hasil : Kegiatan Rapat Kerja dilaksanakan pada tanggal 14 s/d
15 Januari 2010 telah terselenggara dengan baik.
Dampak : Optimalisasi pelaksanaan kegiatan tahun 2010

73
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

yang
diharapkan
Rekomendasi : • Untuk mendukung kinerja oraganisasi BTNKJ, perlu
adanya optimalisasi peranan pejabat fungsional lingkup
BTNKJ.
• Menyongsong perencanaan 2011 maka masing-masing
seksi dan sub bag TU melakukan persiapan untuk
perencanaan kegiatan tahun 2011 pada bulan Juni 2010.
18. Konsinyasi Penilaian Dupak (2x)
Lokasi : Kegiatan konsinyasi DUPAK dilaksanakan di Hotel Kediri,
Bandungan, Semarang. selama 2 hari tanggal 30 – 31 Juli
2010.
Hasil : Kegiatan Konsinyasi Dupak Balai Taman Nasional
Karimunjawa telah terselenggara dengan baik pada
tanggal 30 - 31 Juli 2010 di Ruang pertemuan Hotel
Kediri Bandungan Semarang dengan dihadiri 10 Orang
yang terdiri dari Kepala Balai, 3 orang tim sekretariat
dan 6 orang tim penilai.
Kegiatan konsinyasi diisi beberapa paparan mengenai
permasalahan dari hasil temuan penilaian oleh masing-
masing tim penilai pendahuluan maupun tim sekretariat
dan hal ini telah terselesaikan melalui satu persepsi dan
kesepahaman.
Secara umum kegiatan ini sangat positif sebagai
wacana sosialisasi ke pejabat fungsional, agar usulan
Dupak periode berikutnya sudah sesuai juklak juknis
yang ada
Dampak : Kegiatan konsinyasi dilaksanakan dengan harapan agar
yang proses penilaian berkas Dupak yang dilakukan oleh tim
diharapkan penilai pendahuluan Balai Taman Nasional
Karimunjawa dapat menjadi satu persepsi dengan tim
penilai pusat. Dengan kesamaan persepsi tersebut
penilaian yang dilakukan dapat mempercepat proses

74
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

kenaikan pangkat pilihan para pejabat fungsional di


Balai Taman Nasional Karimunjawa, yaitu :
1. Masalah yang teridentifikasi dapat diselesaikan.
2. Kesamaan persepsi dari tim penilai pendahuluan.
3. Ternilainya 26 dupak Polhut dan 16 dupak PEH
Rekomendasi : Perlunya kegiatan sosialisasi kepada para pejabat PEH
dan Polhut baik dari perwakilan tim sekretariat maupun
tim penilai dalam segi Administrsi dan teknis sehingga
terbentuk satu kesepahaman sinergitas dalam
penyusunan dan pengumpulan Dupak.
Perlunya penyusunan pedoman format penulisan
laporan angka kredit bagi polhut berdasarkan juklak
juknis dan perubahannya. Hal itu untuk menjamin
keseragaman format pembuatan laporan kegiatan
DUPAK, sehingga apa yang disusun dapat dipastikan
sesuai dengan aturan yang ada. Untuk itu penyusunan
pedoman format penulisan laporan DUPAK bagi polhut
disemua jenjang akan dimintakan rekomendasi dari tim
penilai pusat.
Kegiatan Konsinyasi perlu terus dilaksanakan di masa
yang akan datang karena sebagai sarana penentuan
hasil akhir penilaian, dari tim penilai pendahuluan
sebagai acuan penilaian selanjutnya oleh tim penilai
pusat. Sehingga diharapkan kegiatan konsinyasi akan
diusulkan dalam tahun anggaran 2011.
19. Pelatihan Interpreter
Lokasi : Pelaksanaan 15 - 19 Agustus 2010
Ruang Kantor SPTN Wilayah II Karimunjawa sebagai
ruangan kelas dalam pelaksanaan belajar dan simulasi
kelompok
Tracking Mangrove di Kemujan sebagai lokasi praktek
interpretasi dan pengenalan mangrove Karimunjawa
sementara Makam Sunan Nyamplungan sebagai lokasi

75
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

praktek pengenalan teknik guiding dan interpretasi


wisata.
Hasil : Pelatihan interpreter Balai Taman Nasional
Karimunjawa diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri
dari 20 orang masyarakat setempat serta 10 orang staf
Balai Taman Nasional Karimunjawa yang dipersiapkan
sebagai interpreter.
Peserta yang telah mengikuti pelatihan lebih terbuka
wawasan dalam teknis pemanduan serta telah dibekali
dengan kemampuan dan ketrampilan melayani
pengunjung
Dampak : 30 orang yang terdiri dari 10 orang staf Balai Taman
yang Nasional Karimunjawa dan 20 orang masyarakat sekitar
diharapkan kawasan dapat menerapkan hasil pelatihan sebagai
interpreter di Taman Nasional Karimunjawa
Rekomendasi : Peserta pelatihan agar lebih meningkatkan kapasitas/
kemampuan diri sendiri melalui latihan mandiri dalam
melayani pengunjung serta membekali diri sendiri
dengan pengetahuan dan ketrampilan yang memadai
tentang obyek wisata yang ada di Taman Nasional
Karimunjawa.
Peserta pelatihan interpreter dapat menerapkan ilmu
yang didapat untuk melayani pengunjung.
Peserta pelatihan menjadi anggota organisasi pemandu
wisata yang telah ada di Karimunjawa.
20. Pemasangan Tanda Batas Dive Site
Lokasi : 12 lokasi penyelaman (dive site) yg terdiri dari P.
Menjangan Kecil (2 lokasi), Cemara Kecil (1 lokasi),
Cemara Besar (1 lokasi), Tanjung Gelam (1 lokasi),
Indonoor (1 lokasi), Pantai Nirwana (1 lokasi), P.
Tengah (1 lokasi), P. Cilik (1 lokasi), P. Parang (1
lokasi), P. Kumbang (1 lokasi).
Hasil : Terpasangnya tanda batas dive site di 12 lokasi

76
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Dampak : • Terpasangannya tanda batas dive site di 12 lokasi yang


yang ditetapkan menurut potensi lokasi penyelaman dan
zonasi.
diharapkan
• Diketahuinya karakteristik lokasi dan obyek penyelaman
di lokasi yang ditetapkan sebagai lokasi penyelaman
(dive site).
Rekomendasi : Pengawasan & pemeliharaan tanda batas dive site yang
telah terpasang
Masih diperlukan pemasangan tanda batas dive site di
lokasi-lokasi lain
21. Pembuatan Persemaian Dewadaru
Lokasi : Dilaksanakan mulai tanggal 24 Mei sampai 2 Juni 2010 di
halaman kantor SPTN II Karimunjawa.
Hasil : Pada jenis Dewadaru yang kita buat pembibitan berasal
dari puteran yang tingkat kerberhasilanya lebih banyak
dan ada juga yang berasal dari stek akar namun kurang
berhasil dan untuk cangkok juga ada.
Untuk setigi berasal dari biji yang kita semai dulu baru
kita pindah ke polybag tingkat kerberhasilan 80 %..
Untuk bibit Kalimosodo berasal dari biji dan steks
cabang yang tingkat kerberhasilanya 80 %.
Dampak : Bertambahnya populasi jenis tanaman khas
yang Karimunjawa di zona Perlindungan Taman Nasional
diharapkan Karimunjawa dan tanah milik sebanyak 1500 tanaman.
Rekomendasi : Untuk pembuatan pembibitan tanaman khas
Karimunjawa seyogyanya dilakukan pada menjelang
musim penghujan agar tingkat kerberhasilnya bisa
maksimal
Untuk Dewadaru perlunya kerjasama dengan
masyarakat karena untuk pohon dewadaru dihutan
sudah tidak ada sehingga bibit harus beli dari
masyarakat
22. Study Banding Pemberdayaan Masyarakat
Lokasi : Studi Banding Pemberdayaan Masyarakat Balai Taman

77
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Nasional Karimunjawa dilaksanakan pada tanggal 12 – 19


Oktober 2010 ke Pulau Bali, dengan obyek lokasi studi
banding di Taman Nasional Bali Barat, Yayasan Alam
Lestari Indonesia (LINI), Mangrove Information Center,
Garuda Wisnu Kencana, Pantai Kuta dan Pusat oleh-oleh
Bali serta Pantai Pasir Putih Situbondo di Jawa Timur.
Hasil : Dari hasil diskusi yang dilakukan secara mandiri oleh
masing-masing kelompok peserta studi banding
pemberdayaan masyarakat Taman Nasional Karimunjawa
Tahun 2010 dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kondisi alam masing-masing obyek studi banding tidak
seindah Karimunjawa namun bisa lebih maju dalam
pengelolaan pariwisata
Perlunya hubungan sinergi antara tokoh masyarakat –
Balai TN Karimunjawa dan Pemda sehingga bila
muncul masalah maka dapat diselesaikan secara
kearifan local
Perlu penataan sarpras pariwisata yang ada di
Karimunjawa terutama sarana dasar seperti kapal
Penyiapan sumber daya manusia terutama pelaku
wisata dalam menjalin hubungan baik antarelemen
Souvernir biota seperti di Situbondo tidak boleh
diadopsi di Karimunjawa
Pengelolaan oleh kelompok dan individu bisa
diterapkan di Karimunjawa
Perlunya kesadaran untuk merubah karakter orang
Karimunjawa yang egois menjadi teroganisir
Dampak : 1. TNKJ hendaknya mengadopsi, mengadaptasi, dan
yang menerapkan aspek - aspek pengelolaan yang sesuai
diharapkan dengan kondisi di Taman Nasional Karimunjawa,
khususnya pengelolaan taman nasional berbasis resort.
2. Untuk mengoptimalisasikan pelaksanaan tugas di
lapangan, hendaknya setiap tenaga fungsional

78
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

melaksanakan tugas minimal dan melaporkan semua


hasilnya berupa data-data potensi dan permasalahan di
tingkat tapak.
Pemilihan lokasi safari pengelolaan taman nasional lebih
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi TNKJ.
Rekomendasi : Keindahan alam Kepulauan Karimunjawa ternyata
lebih mempesona dibandingkan dengan lokasi obyek
studi banding di Pulau Bali. Namun sayangnya
pengelolaan pariwisata di Karimunjawa belum digarap
secara serius oleh masyarakat Karimunjawa sendiri.
Sebenarnya berbagai macam organisasi telah terbentuk
namun belum diberdayakan dan dioptimalkan
kapasitasnya. Yang diperlukan oleh masyarakat
sekarang adalah kesepahaman dari masing-masing
organisasi yang ada di masyarakat agar tidak berjalan
sendiri-sendiri.
23. Safari Pengelolaan Taman Nasional
Lokasi : Kegiatan safari pengelolaan SDAH & E akan dilaksanakan
selama sepuluh hari pada tanggal 11 – 20 Juli 2010.
Kegiatan ini akan dilaksanakan di 7 lokasi, meliputi 5
lokasi kawasan pelestarian alam (KPA), 1 lokasi
pengelolaan mangrove dan 1 lokasi pengelolaan milik
swasta
Hasil : Berdasarkan hasil diskusi selama safari pengelolaan Taman
Nasional Karimunjawa dibeberapa instansi, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Safari pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa ini
menambah wawasan 16 staf Taman Nasional
Karimunjawa mengenai tiga aspek pengelolaan yakni
perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan di kawasan
pelestarian alam.
2. Staf TN Karimunjawa yang ikut safari pengelolaan ini
sebanyak 16 orang meningkat kapasitasnya setelah

79
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

melihat langsung model pengelolaan kawasan


pelestarian alam di TNBS, TNMB, TNAP, TNBB, dan
BKSDA Bali.
3. Strategi aplikatif yang dapat diadopsi dan diterapkan di
Taman Nasional Karimunjawa dengan beberapa
adaptasi diantaranya:
a. Pemanfaatan dan pengelolaan jasa lingkungan:
Kerjasama dengan pihak ketiga dalam
mengembangkan potensi wisata dan membangun
sarana prasarana penunjang wisata alam.
Koordinasi dan kerjasama dengan Pemda dalam hal
retribusi sebagai penerimaan PNBP dan PAD dapat
dilakukan dalam bentuk sumbangan wisatawan ke
pihak ketiga.
Peningkatan pemberdayaan masyarakat dengan
melakukan pendampingan dan pembinaan secara
rutin dan berkesinambungan.
Menciptakan kondisi masyarakat setempat agar
menjadi bagian dalam pengelolaan ODTWA
sehingga mempunyai inisiatif untuk ikut menjaga
dan mengelola kawasan agar tetap lestari
b. Pembinaan populasi dan habitat:
TNKJ dapat membuat padang penggembalaan semi
alami untuk rusa atau satwa – satwa lainnya di lokasi
yang menjadi prioritas pengembangan di TNKJ.
TNKJ hendaknya memiliki jenis tumbuhan dan
satwa liar (TSL) yang menjadi satwa kunci agar
dapat dikenal oleh pihak luar
Upaya konservasi jenis TSL tersebut lebih
diprioritaskan dan dibuatkan sebagai salah satu
program yang bisa “dijual” ke wisatawan dengan
melibatkan masyarakat setempat
c. Pelestarian dan pemanfaatan hutan mangrove:

80
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Pengelolaan tracking mangrove di SPTNW I


Kemujan melibatkan masyarakat setempat.
Pemasangan papan - papan informasi yang memuat
semua keterangan tentang hutan mangrove.
Pengelolaan sampah di dalam kawasan yang
menjadi obyek wisata alam dapat diterapkan
konsepnya, seperti penyediaan tempat sampah dan
sistem pembuangan sampah dan MCK.
Menyediakan sarana khusus untuk vandalisme. Hal
ini dapat mengurangi kerusakan sarpras ODTWA
sekaligus dapat menyalurkan bakat dan hobi
wisatawan.
d. Optimalisasi pengamanan:
Pengelolaan berbasis resort merupakan salah satu
upaya peningkatan efektifitas pengelolaan dengan
pelaksanaan tugas minimal yang dituangkan dalam
register sehingga data yang dimiliki dapat lebih valid
dan up todate.
Kegiatan pengamanan dan monitoring sumber daya
hutan dan ekosistemnya (SDHE) yang bersifat rutin
serta sesuai dengan tupoksinya tidak lagi menjadi
kegiatan tersendiri yang membutuhkan biaya besar.
Penggunaan rumus constanza sebagai bahan
pembuktian tentang tingkat kerugian dari suatu
tindak pidana kehutanan.
e. Budidaya biota laut yang mempunyai nilai ekonomis
penting:
Rangkaian transplantasi terumbu karang dari
pemilihan lokasi sampai pemanenan yang tidak
begitu rumit bisa menjadi salah satu alternatif
transplantasi terumbu karang disamping
transplantasi yang telah dilakukan di TNKJ.
Mengajak masyarakat dalam transplantasi karang

81
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

sehingga masyarakat berperan aktif dalam


melestarikan kawasan terumbu karang dalam 1
konsep pengelolaan yang layak jual dari sudut
pandang ekowisata
Dampak : Tersedianya sumber daya manusia Balai Taman Nasional
yang Karimunjawa yang mempunyai kapasitas dan memiliki
diharapkan wawasan luas serta didukung kemampuan teknis dan non
teknis dalam pengelolaan kawasan Taman Nasional
Karimunjawa.
1. Wawasan 16 orang staf TN Karimunjawa terkait dengan
tiga aspek pengelolaan yakni perlindungan, pengawetan
dan pemanfaatan di kawasan pelestarian alam mengalami
peningkatan.
2. Kapasitas 16 orang staf TN Karimunjawa dalam
pengelolaan kawasan pelestarian alam mengalami
peningkatan, khususnya mengenai:
a. pemanfaatan dan pengelolaan jasa lingkungan;
b. pembinaan habitat dan populasi satwa;
c. pelestarian dan pemanfaatan hutan mangrove;
d. optimalisasi pengamanan;
e. budidaya biota laut yang mempunyai nilai ekonomis
penting.
3. Ada 1 strategi aplikatif untuk pengelolaan TNKJ yang
diperoleh dari sharing pengelolaan yang dilakukan dalam
kegiatan ini.
Rekomendasi : 3. TNKJ hendaknya mengadopsi, mengadaptasi, dan
menerapkan aspek - aspek pengelolaan yang sesuai
dengan kondisi di Taman Nasional Karimunjawa,
khususnya pengelolaan taman nasional berbasis resort.
4. Untuk mengoptimalisasikan pelaksanaan tugas di
lapangan, hendaknya setiap tenaga fungsional
melaksanakan tugas minimal dan melaporkan semua
hasilnya berupa data-data potensi dan permasalahan di

82
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

tingkat tapak.
5. Pemilihan lokasi safari pengelolaan taman nasional
lebih disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi TNKJ.
24. Kajian Nilai Ekonomis Pemanfaatan Sumber Daya Air
Lokasi : Kegiatan dilaksanakan di Taman Nasional Karimunjawa
pada bulan September – November 2010
Hasil : Pihak ketiga melakukan proses konsultasi dengan
TNKJ untuk sinkronisasi dan rencana kegiatan.
TNKJ membentuk tim untuk mendampingi pihak
ketiga dalam melakukan kajian.
Melakukan survey dan penggalian data sekunder.
Melakukan pengambilan sampel dan analisis kualitas
air.
Melakukan presentasi draft hasil kajian di kantor
BTNKJ Semarang.
Melakukan ekspose hasil kajian di Kabupaten Jepara.
Tersusunlah hasil kajian yang berisi: 1) Kebutuhan air
di Karimunjawa tidak dapat dipenuhi secara rutin
karena di Karimunjawa tidak memiliki CAT, 2) Air
hujan merupakan sumber satu-satunya air bersih di
Karimunjawa sehingga perlu dibuatkan penampungan
pada sub DAS kecil yang ada, 3) Sumbangan untuk
konservasi hutan sebagai penyimpan cadangan air dapat
dilakukan setiap tahun sekali oleh masyarakat
Karimunjawa yang memanfaatkan airnya sebesar Rp.
125.000 per KK.
Dampak : Mendapatkan data kebutuhan air bersih bagi
yang masyarakat Karimunjawa.
diharapkan Mendapatkan data mengenai potensi sumber daya air
yang ada di kepulauan Karimunjawa.
Mendapatkan informasi dan hasil kajian dari nilai
provisi pemanfaatan sumberdaya air di TN
Karimunjawa.

83
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Rekomendasi : Setelah mengetahui hasil kajiannya, maka TNKJ dapat


melakukan pendekatan, koordinasi, dan sinkronisasi
dengan instansi terkait agar pengaturan pemanfaatan air
dapat lestari dan program konservasinya dapat
dukungan semua pihak. Salah satunya dengan
melakukan lokakarya pemanfaatan jasa lingkungan.
25. Pengembangan Prasarana Wisata
Lokasi : Bukit Maming, Taman Nasional Karimunjawa
Hasil : Shelter di makam Nyamplungan Shelter Bukit maming
(2,5 m x 1,5 m) dan (2,5 m x 2,5 m)
Dampak : Optimalisasi Kegiatan Wisata di Taman Nasional
yang Karimunjawa
diharapkan
26. Penataan Halaman Kantor Seksi
Lokasi : Kantor Seksi Wilayah, Taman Nasional Karimunjawa
Hasil : 193 m² (penataan halaman) dan penataan jalur track
bukit maming (107 m²)
27. Pembuatan Prasarana Kantor Seksi Karimunjawa
Lokasi : Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa
Hasil : Rumah Genset
28. Pembuatan Film Dokumenter
Lokasi : Taman Nasional Karimunjawa
Hasil : Terokumentasikannya
pengelolaan kawasan dan potensi wisata Taman
Nasional Karimunjawa dengan judul “Taman Nasional
Karimunjawa, Mutiara Laut Jawa”
29. Rekonstruksi Batas Kawasan Darat (42 Km)
Lokasi : Pelaksanaan rekontruksi batas kawasan dilaksnakan selam
21 hari yaitu mulai tanggal 8 s/d 28 November 2010 di
kawasan darat TN Karimunjawa
Hasil : Sebanyak 164 pal batas kawasan darat di TN
Karimunjawa telah terpasang sesuai dengan tata batas
yang telah dilaksanakan dengan jarak sepanjang 42

84
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

KM.
Rencana rekontruksi batas kawasan dilaksanakan
sepanjang 65 km dengan anggaran berasal dari Dipa 29
BTNKJ tahun 2010 akan tetapi dari hasil koordinasi
dan riveiw dari BPKH bahwa alokasi anggaran hanya
cukup untuk 42 km dan sisanya sepanjang 23 km akan
dialokasikan dari penggaran BPKH wil XI pada tahun
2011.
Inisial pal batas saat ini sudah berubah dari CA menjadi
TN hal ini telah sesuai dengan Sk No. 78 tahun 1999
tentang perubahan fungsi kawasan.
Pelaksanaan rekontruksi batas darat dilaksanakan
melibatkan tim teknis BPKH wil XI jawa Madura yang
memiliki tupoksi dibidang pengukuhan kawasan hutan
dengan jumlah tim teknis sebanyak 4 orang yang
terbagi kedalam 2 regu dengan rincian tiap regu 2 dari
BPKH dan 1 dari TNKJ.
Laporan Hasil pelaksanaan kegiatan rekontruksi batas
diserahkan sepenuhnya kepada tim teknis BPKH wil XI
dengan laporan dan BA hasil pelaksanaan kegiatan
yang telah ditandatangani para fihak
Dampak : Terpasangnya kembali batas kawasan berupa pal batas
yang sepanjang 42 km dengan Inisial Pal batas darat TN
diharapkan lengkap dengan titik GPS yang tercatat akurat, guna
terjaganya keutuhan kawasan konservasi baik di hutan
tropis dataran rendah maupun kawasan hutan mangrove
di kawasan konservasi Taman Nasional Karimunjawa
Rekomendasi : Pelaksanaan rekontruksi batas kawasan darat yang
dilaksanakan tahun 2010 terlaksana sepanjang 42 km
dengan jumlah pal yang terpasang sebanyak 164 pal,
diharapkan untuk tahun 2011 BPKH wil XI dapat
memfasilitasi anggaran untuk kekurangan sepanjang 23
km .

85
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Pemeliharaan batas kawasan agar dapat dianggarakan


dari dipa 29 BTNKJ secara periodik 1 th sekali.
30. Study Habitat Kupu-Kupu
Lokasi : Kegiatan Studi habitat kupu-kupu dilaksanakan selama 10
(sepuluh) hari mulai tanggal 6-15 Oktober 2010. Lokasi
kegiatan : Legon Lele dan Nyamplungan
Hasil : Kupu-kupu Idea leuconoe Karimoendjawae merupakan
kupu-kupu yang memiliki bentuk tubuh paling besar di
Karimunjawa dengan corak sayap yang indah.
Dari hasil pengamatan frekuensi pertemuan dengan
kupu-kupu dewasa lebih banyak di daerah Legon Lele
baik di zona pemukiman ataupun zona perlindungan
dibandingkan Nyamplungan.
Kupu-kupu Idea leuconoe Karimoendjawae sangat
menyukai lingkungan cenderung lembab (ternaungi
kanopi pohon), suhu normal (antara 26˚C-30˚C),
sumber pakan melimpah.
Dampak : Mengetahui jenis tumbuhan sebagai sumber pakan, data
yang lingkungan abiotik, dan jenis tumbuhan sebagai habitat
diharapkan kupu-kupu endemik berkembang biak di Legon Lele dan
Nyamplungan yang masuk dalam Kawasan Pengelolaan
Wilayah II Karimunjawa
Rekomendasi : Untuk menunjang pengelolaan kupu-kupu di masa yang
akan datang diperlukan upaya peningkatan kapasitas
sumber daya manusia pelaksana kegiatan terutama
terkait dengan upaya identifikasi, pengawetan, dan
penangkaran jenis kupu-kupu endemik di Taman
Nasional Karimunjawa mengingat masih terbatasnya
informasi tentang hal ini.
Perlu dilaksanakan monitoring secara berkelanjutan
tentang keberadaan kupu-kupu endemik di Karimunjawa
31. Pembuatan Demplot Budidaya Tanaman Obat
Lokasi : Pelaksanaan kegiatan pembuatan demplot budidaya

86
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

tanaman obat dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari dari


tanggal 8 – 17 Mei 2010. Lokasi pembuatan demplot
budidaya tanaman obat yakni halaman kantor Seksi
Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karimunjawa.
Hasil : Tersedianya demplot budidaya tanaman obat di Taman
Nasional Karimunjawa. Dan Mengoptimalkan potensi
tanaman obat yang potensial untuk dibudidayakan dan
dikembangkan sehingga dapat memberikan manfaat yang
optimal.
Jenis tanaman obat yang dibudidayakan dalam demplot
sejumlah 27 jenis, diantaranya : wijaya kusuma,
temulawak, tapak dara, sirih, sambung nyawa, sambiloto,
pegagan, lengkuas, kumis kucing, kencur, jahe, cocor
bebek, cabe jawa, brotowali, beluntas, bangle, jambu biji,
sangketan, patah tulang, kunyit putih, sirih merah,
mimba, mangkokan, pacar air, broco, sambang darah,
dan bilahong.
Dampak : Terbangunnya persemaian tanaman obat sebagai demplot
yang budidaya jenis-jenis tanaman obat yang potensial untuk
diharapkan dikembangkan di Taman Nasional Karimunjawa.
Sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai
bahan obat alternatif atau untuk penggunaan dalam
keadaan darurat.
Rekomendasi : Pemeliharaan demplot budidaya tanaman obat ini untuk
dilanjutkan kegiatannya ke lahan/pekarangan
masyarakat, sehingga masyarakat bisa mengembangkan
dan dimanfaatkan sebagai obat alternatif.
32. Pembuatan Demplot Budidaya Lebah Madu
Lokasi : Lokasi pelaksanaan kegiatan Pembuatan Demplot Lebah
Madu SPTN I Kemujan dilaksanakan di kebun masyarakat
di sekitar Masjid Dukuh Kemujan yang berdekatan dengan
sumber air bersih dan rumah penduduk yang terdapat
sarang lebah madu. Kegiatan Pembuatan Demplot

87
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Budidaya Lebah Madu di Taman Nasional Karimunjawa


dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari yaitu pada tanggal
12-21 Juni 2010
Hasil : Pembuatan demplot budidaya lebah madu di Taman
Nasional Karimunjawa menghasilkan 10 (sepuluh)
demplot lebah madu.
Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pembuatan
demplot lebah madu antara lain 1) Habitat yang ideal
dimana dekat dengan sumber pakan dan sumber air; 2)
kondisi stup yang nyaman, tidak berbau dan tidak panas;
3) adanya lebah ratu yang ikut dipindahkan ke dalam
stup; 4) tidak adanya predator yang bisa mengganggu
lebah madu dan merusak madu; 5) teknik pemindahan
koloni lebah ke dalam stup yang tepat, yaitu ketika
malam hari dimana semua koloni lebah telah masuk ke
dalam sarang.
Pemeliharaan demplot lebah madu yang intensif dan
berkelanjutan diperlukan guna memantau perkembangan
dan keberadaan lebah madu.
Dampak : Keluaran yang diharapkan adalah adanya contoh
yang budidaya lebah madu lokal secara modern dan
diharapkan pemanfaatan potensi lebah madu secara optimal di
kawasan Taman Nasional Karimunjawa.
Rekomendasi : Setelah berhasil dengan kegiatan pembuatan demplot
lebah madu diupayakan kegiatan pemanenan dan
pengolahan produk lebah madu. Produk lebah madu yang
bisa dipanen antara lain madu, royal jelly, pollen,
propolis, dan malam/lilin.
Pemanenan madu hasil budidaya lebah madu yang baik
dapat menghasilkan madu yang memiliki kualitas yang
baik yang memerlukan persiapan dan peralatan yang
lengkap.
Dalam memanen produk lebah madu diperlukan

88
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

persiapan yang matang dan peralatan yang lengkap


seperti ekstraktor digunakan untuk mengeluarkan madu
tanpa merusak sarang, bejana penampung madu, alat
penyaring, mangkokan royal jelly untuk memproduksi
royal jelly atau mengembangbiakkan lebah ratu, alat
pengambil larva, alat pengambil royal jelly, pinset/supit,
alat penyaring royal jelly
33. Pembuatan Arboretum Lamun
Lokasi : Pelaksanaan pada tanggal 17 s/d 26 April 2010. Tempat
dibuatnya arboretum lamun adalah tempat yang memiliki
keanekaragaman jenis paling banyak dari Sembilan jenis
yang ada, tempat mudah dijangkau, aman dari tindakan
pengrusakan oleh masyarakat
Hasil : Kegiatan pembuatan arboretum lamun ini berjalan
dengan baik, di kawasan SPTN II Karimunjawa.
Arboretum ini memuat jenis – jenis lamun yang ada di
kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Tiap jenis yang
ada di areal Arboretum Lamun diberi penamaan dengan
balok cor ukuran 30 x 30 x 20 cm, dan pembatas areal
arboretum lamun diberi penanda dengan pelampung,
selain penanda pelampung juga dibuat papan
pengumuman bahwa di lokasi tersebut terdapat
arboretum lamun.
Dampak : Terbangunnya arboretum lamun sebagai gambaran
yang ekosistem lamun.
diharapkan Dapat dimanfaatkanya arboretum lamun sebagai media
pendidikan dan penelitian.
Rekomendasi : Semua elemen masyarakat untuk ikut menjaga,
umumnya ekosistem padang lamun, dan khususnya
arboretum lamun. Khususnya untuk Balai Taman
Nasional Karimunjawa untuk lebih baik lagi dalam
menjaga kelestarian ekosistem padang lamun.
34. Translokasi Kima

89
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Lokasi : Kegiatan translokasi kima dilaksanakan pada tanggal 23


Oktober-10 November selama 10 hari di kawasan Taman
Nasional Karimunjawa, yang dipusatkan di perairan Pulau
Parang dan Pulau Kemujan serta pulau Kumbang dan pulau
Kemujan
Hasil : Translokasi kima merupakan salah satu upaya
pembinaan populasi kima di kawasan Taman Nasional
Karimunjawa dimana diindikasikan populasi kima telah
mengalami penurunan. Translokasi bertujuan untuk
memindahkan sejumlah kima dari lokasi yang
mempunyai jumlah kima yang melimpah ke lokasi lain
dengan kelimpahan yang rendah untuk mengupayakan
terwujudnya agregasi populasi kima didalam suatu
kawasan.
Kegiatan translokasi telah terlaksana dengan baik yang
ditandai dengan terlaksananya translokasi 10 Kima Sisik
dari perairan Pulau Parang ke perairan Pulau Kumbang
dan 10 Kima Lubang dari perairan Pulau Bengkoang ke
perairan Pulau Kemujan
Hasil monitoring awal pasca translokasi menunjukan
bahwa kima yang ditranslokasi berada dalam kondisi
baik walaupun ditemui pergeseran posisi pada Kima
Sisik dan pemucatan pada Kima Lubang
Dampak : Hasil yang diharapkan adalah terlaksananya translokasi
yang kima jenis T. squamosa dari perairan Pulau Parang ke
diharapkan perairan Plau Kumbang dan terlaksananya translokasi
T.crocea dari perairan Pulau Bengkoang ke perairan
Pulau Kemujan sebanyak masin-masing 10 (sepuluh)
individu.
Rekomendasi : Perlu dilakukan upaya monitoring keberhasilan kima
satu tahun pasca pelaksanaan kegiatan untuk mengethui
keberhasilan pembinaan populasi kima melalui upaya
translokasi ini.

90
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Kima merupakan satwa dilindungi yang populasinya


semakin menurun dalam kawasan TN Karimunjawa
sehingga pembinaan populasinya perlu terus dilakukan
untuk melestarikan populasi kima di kawasan Taman
Nasional Karimunjawa.
35. Pelestarian Penyu SPTN I Kemujan
Lokasi : Waktu pelaksanaan kegiatan Pelestarian Penyu berupa
pembangunan Karamba Pembesaran Tukik adalah
adalah 13 – 23 Maret 2010
Kegiatan Pelestarian Penyu berupa pembangunan
Karamba Pembesaran Tuki dilaksanakan di Penetasan
Semi Alami SPTN I Kemujan yang berada di pantai
Barakuda, Desa Kemujan
Hasil : Tujuan utama dari kegiatan pelestarian penyu berupa
pembuatan karamba pembesaran tukik adalah untuk
membesarkan tukik sampai ukuran tertentu sehingga
daya survival tukik terhadap ancaman dialam liar lebih
baik.
Karamba pembesaran tukik adalah karamba tancap
apung, dengan ukuran 4x4 m, dengan jaring benang
plastik.
Pantai Barakuda merupakan lokasi di letakannya
karamba, dikarenakan lokasi PSA berada di pantai
Barakuda, dengan jarak karamba dari pantai ± 50 m.
Dampak : Terbangunnya 1 (satu) unit karamba tempat pembesaran
yang tukik
diharapkan Karamba Pembesaran Tukik dapat dipergunakan secara
optimal
Dapat dijadikan sebagai tempat penelitian atau
pendidikan
Rekomendasi : Program Konservasi Penyu tidak hanya terbatas pada
Penetasan Semi Alami untuk itu perlunya melibatkan dan
dukungan dari berbagai pihak dalam pengembangan

91
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

program selanjutnya, contohnya adalah PSA dijadikan


sebagai obyek wisata bagi pemilik resort wisata .
Hingga saat ini lahan lokasi PSA merupakan lahan
pinjaman, oleh karena itu untuk segera dilakukan
pembebasan lahan.
Dalam perkembangan Program Konservasi Penyu perlu
dibangun pagar keliling lokasi PSA dan pembangunan
sarana jembatan menuju ke karamba pembesaran tukik.
Peningkatan keterampilan petugas dalam pengelolaan
penetasan semi alami sangat diperlukan, salah satunya
dengan bimbingan teknis,pelatihan, atau studi banding di
daerah lain yang sudah berhasil dalam pengembangan
penetasan semi alami.
36. Pelestarian Penyu SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Kegiatan pelestarian penyu dilingkup wilayah SPTN II
dilaksanakan pada tanggal 16-25 Januari 2010. Adapun
kegiatan pelestarian penyu pada tahun ini adalah pembuatan
sarana tempat pembesaran tukik penyu sebelum dirilis di
alam yang berupa kolam keramba jaring dasar laut
Hasil : Dengan adanya pengadaan pembuatan keramba sarana
tempat pembesaran tukik berupa keramba jaring dasar
sangat mendukung sekali penetasan semi alami di Pulau
Menjangan Besar. Hal ini sesuai dengan hasil translokasi
dan penetasan semi alami dari tahun 2003 – 2010 dimana
tahun 2009 jumlah telur yang ditetaskan mencapai rekor
tertinggi sebanyak 6.485 butir dan berhasil menetas
hidup sebanyak 4.472 ekor/butir dengan tingkat
presentasi keberhasilan penetasan semi alami 69 persen.
Sehingga jumlah telur yang menetas atau tukik yang
banyak ini tidak langsung dilepasliarkan.
Tingkat presentasi keberhasilan Penetasan Semi Alami
Telur Penyu Taman Nasional Karimunjawa mengalami
peningkatan 7 persen dari tahun 2008 – 2009 dimana

92
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

tahun 2008 (62%) dan pada tahun 2009 (69%).


Program Konservasi Penyu Taman Nasional
Karimunjawa yang berupa translokasi dan penetasan
semi alami telur penyu mempunyai peluang untuk
dikembangkan sebagai model ekoturisme dengan
peningkatan pemberdayaan masyarakat lokal
Karimunjawa.
Dampak : Terbangunnya tempat pembesaran tukik
yang Terjaminnya kelangsungan hidup tukik
diharapkan Terpromosikannya ekowisata berbasis pelestarian penyu
Rekomendasi : Dengan adanya peningkatan jumlah tukik dan telur yang
menetas pada Penetasan Semi Alami Telur Penyu Taman
Nasional Karimunjawa dari tahun ke tahun dan
pertumbuhan tukik yang semakin besar juga maka sangat
diperlukan sekali penambahan jumlah pakan tukik untuk
menjaga kelangsungan hidup sebelum dilepasliarkan di
alam.
Melakukan tindakan antisipasi terhadap predator sarang
telur penyu dan cuaca yang buruk pada saat musim
puncak peneluran penyu dan mengintensifkan
pendampingan kepada masyarakat nelayan penemu telur.
Adanya sarana pendukung untuk pengembangan
ekoturisme berbasis penyu yang melibatkan
pemberdayaan masyarakat lokal Karimunjawa dengan
perlunya pengadaan Pusat Informasi Penyu Karimunjawa
37. Rehabilitasi Terumbu Karang SPTN I Kemujan
Lokasi : Dilaksanakan tanggal 19-28 April 2010 di Pantai Batu Putih
dan Pantai timur Ujung Batu lawang
Hasil : Jenis Karang yang di tranplantasikana adalah acropora
formosa dan Acropora grandis dengan substrat
artificialreef bentuk piramid, kotak dan selinder dengan
jumlah substrat masing-masing 421 unit. Fragmen karang
yang ditranpalantasikan adalah 3.789 fragmen.

93
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Dampak : Terlaksananya rehabilitasi terumbu karang di 2 lokasi


yang
diharapkan
Rekomendasi : Pemantauan dilakukan 6 bulan sekali untuk mengetahuai
tingkat pertumbuhan karang
Peningkatan dan pengaman di lokasi rehabilitasi
Melakukan rehabilitasi dilokasi lain berdasarkan hasil
monitoring.
38. Rehabilitasi Terumbu Karang SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Selama 10 hari mulai tanggal 8 – 17 September 2009 di
zona perlindungan Tanjung Gelam pada titik koordinat S
05º50’27,5” dan E 110º24’19,6” dan sebelah Barat P.
Menjangan Kecil pada titik koordinat S 05º53’31,6” dan E
110º24’04,1”
Hasil : Rehabilitasi Terumbu Karang dengan teknik
Transplantasi karang merupakan suatu upaya
pencangkokan atau pemotongan karang hidup untuk
ditanam pada tempat lain atau lokasi karang yang
mengalami kerusakan, bertujuan untuk pemulihan atau
pembentukan terumbu karang secara alami.
Jenis karang yang di transplantasi terdiri dari 6 jenis
yaitu Acropora grandis, Acropora sp, Acropora
digitivera, Acropora formosa dan Montipora kaktus dan
Porites nigrescens, dengan jumlah 4.221 fragmen
karang.
Secara umum, kondisi lingkungan terumbu karang
merupakan daerah yang mendukung untuk kelangsungan
hidup karang yang di transplantasi.
Artificialreef dari bahan beton semen berbentuk beton
piramid, blok beton persegi dan blok beton silinder
sebagai kontruksi karang buatan yang merupakan subtrat
dalam mendukung percepatan pertumbuhan karang yang
di transplantasi. Artificialreef yang di pasang sebanyak

94
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

1.407 unit dengan luasan mencakup 6,5 ha.


Lokasi pemasangan transplantasi karang berada di
perairan sebelah Barat Pulau Menjangan Kecil dan pada
zona Perlindungan Tanjung Gelam Taman Nasional
Karimunjawa.
Dampak : Terlaksananya rehabilitasi terumbu karang di 2 lokasi
yang
diharapkan
Rekomendasi : Pemantauan minimal 6 bulan sekali, untuk mengetahui
tingkat pertumbuhan karang, perubahan sumberdaya
hayati perikanan dan stabilitas fisik rakitan piramid itu
sendiri. Parameter fisika-kimia lingkungan sebagai
faktor pendukung pelaksanaan pemantauan.
Peningkatan patroli rutin dalam rangka pengawasan dan
pengamanan pada perairan Taman Nasional
Karimunjawa khususnya daerah-daerah yang
direhabilitasi untuk menghindari gangguan-gangguan
yang diakibatkan oleh aktifitas nelayan dan pencemaran
lokasi tersebut.
Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan
masyarakat dalam rangka kelestarian terumbu karang.
39. Rehabilitasi Mangrove
Lokasi : Kegiatan rehabilitasi mangrove dilaksanakan selama 10
hari mulai tanggal 14 s/d 23 September 2010.
Lokasi kegiatan rehabilitasi mangrove di areal lahan
kritis milik masyarakat berupa bekas tambak di blok
Gelaman Desa Kemujan.
Hasil : Kegiatan rehabilitasi mangrove dilaksanakan pada lahan
kritis milik masyarakat berupa bekas tambak di blok
Gelaman Desa Kemujan.
Areal bekas tambak yang direhabilitasi terdiri dari 3
petak tambak seluas 1,05 Ha dengan pola empang parit

95
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

tradisional, bibit mangrove yang ditanam jenis bakau


(Rhizopora sp) sejumlah 9.400 batang dengan jarak
tanam 1 meter x 1 meter. Sedangkan saluran air/kolam
untuk memelihara ikan dengan ukuran lebar 3 meter
dibuat mengelilingi tambak
Dengan menggunakan sistem empang parit ini, maka
areal bekas tambak yang direhabilitasi mencapai 89%
dari luasan tambak, sedangkan saluran air/kolam yang
dipergunakan untuk memelihara ikan mencapai 11%.
Dampak : Terehabilitasnya lahan kritis lahan kritis masyarakat
yang Gelaman Desa Kemujan berupa 1,05 Ha areal bekas
diharapkan tambak dengan pola empang parit tradisional.
Rekomendasi : Melakukan monitoring kegiatan rehabilitasi mangrove
dalam waktu 15 s/d 30 hari dengan kegiatan penyulaman.
Lahan kritis berupa areal bekas tambak di SPTN I
Kemujan masih luas, diharapkan kegiatan rehabilitasi
mangrove dapt diprogramkan kembali pada tahun yang
akan datang.
40. Monitoring Populasi Ikan Kerapu
Lokasi : Kegiatan monitoring populasi ikan kerapu dilaksanakan
selama 10 (sepuluh) hari dari tanggal 20 s/d 29
September 2010
Sedangkan lokasi selam dilakukan monitoring di 12
lokasi yaitu : barat P. Menjangan Kecil, P. Cemara
Kecil, Taka Mrican, Tanjung Gelam, P. Batu, Tanjung
Bomang, P. Sintok, Pantai Batu Putih, Tanjung Pudak,
Karang besi, selatan pulau Parang, dan pancang batu
Lawang
Hasil : Selama pelaksanakan monitoring populasi ikan kerapu
didapatkan/ditemukan 12 jenis ikan kerapu dari famili
Serranidae dan sub famili Epinephelinae. untuk jenis
Cephalopholis cyanostigma tertinggi dengan jumlah 23
ekor (lokasi pulau Sintok) dan terendah 1 ekor yaitu

96
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

jenis Cromileptes altivelis (pancang Batu Lawang).


Rata-rata panjang ukuran ikan kerapu selama
melaksanakan monitoring menunjukan kisaran 15 – 30
cm.
Dari kegiatan ini dilaksanakan di dua belas (12) lokasi
monitoring, yaitu barat pulau Menjangan Kecil, pulau
Cemara Kecil, Taka Mrican, Tanjung Gelam, pulau Batu,
Tanjung Bomang, pulau Sintik, Pantai Batu Putih,
Tanjung Pudak, Karang Besi, Selatan pulau Parang, dan
Pancang Batu Lawang.
Dampak : Hasil yang diharapkan adanya kegiatan ini adalah dapat
yang memberikan informasi mengenai kondisi ikan kerapu
diharapkan saat ini dan masukan bagi Taman Nasional guna
menentukan arah dan tujuan pengelolaan Taman
Nasional.
Rekomendasi : Merehabilitasi ikan kerapu di lokasi-lokasi yang minim
ikan sesuai dengan jenis yang dimonitoring sehingga
diharapkan membantu reproduksi populasi ikan kerapu
di perairan kawasan Taman Nasional Karimunjawa
41. Monitoring Terumbu Karang Dan Ikan SPTN I Kemujan
Lokasi : Dilaksanakan selama 10 hari tanggal 02-11 Oktober 2010 di
lokasi Karang Besi 2 titik, P. Parang 4 titik, Pantai Batu
Putih, Pantai Mrican, Pantai Batulawang, Pantai Baracuda,
dan Ujung Batulawang dan Pantai Telaga
Hasil : Kisaran tutupan karang di 10 mter berada pada kisaran
buruk hingga baik sekali sedang pada kedalamn 10 meter
pada kisaran sedang hingga baik sekali.
Kenakeragamn jenis karang tertinggi berada di stasiun
parang 3 (tiga) dan terendah di parang 1(satu) jenis.
Biomassa ikan tertinggi terdapat di stasiun Karang Besi
2(dua) dan terendah adalah di Pantai Telaga
Dampak : Data persentase tutupan karang dan biomasa ikan karang
yang di kawasan TN Karimunjawa periode 2010 di 12 titik

97
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

diharapkan pengamtatan
Kompilasi data dari tahun 2008 sampai 2010
Rekomendasi : Monitoring dilakukan secara berkala dan berkelanjutan
dengan waktu dan lokasi yang telah ditetapkan.
Pengkajian potensi sumberdaya ikan yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi dan ikan herbivore di TN
Karimunjawa.
Pemantauan dampak aktifitas manusi terhadap
perkembangan terumbu karang dalam waktu yang
panjang melalaui monitoring rutin pada kawasan TN
Karimunjawa.
42. Monitoring Terumbu Karang Dan Ikan SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Cemara Besar (2 lokasi), P. Geleang (2 lokasi), Gosong
Seloka (2 lokasi), Gosong Kumbang (2 lokasi),
Menjangan Besar (2 Lokasi), Nirwana (1 lokasi), Pulau
Batu (1 lokasi)
Hasil : Berdasarkan hasil monitoring di 12 lokasi pengamatan
persentase penutupan karang keras di kedalaman 10
meter masuk dalam katagori sedang hingga baik dengan
rata-rata penutupan masuk katagori sedang. Sedangkan
pada kedalaman 3 meter masuk dalam katagori sedang
hingga baik sekali dengan rata-rata penutupan masuk
katagori baik. Rata-rata persentese penutupan pada
kedalaman tiga dan sepuluh meter di 12 stasiun
pengamatan masuk dalam katagori baik.
Keanekaragaman jenis karang tertinggi adalah pada
stasiun pengamatan P. Geleang (lokasi ke-2) dengan
indeks keanekaragaman 4.17 dengan indek keseragaman
0.92 dan indeks dominasi 0.07. Keanekaragaman
terendah pada stasiun pengmatan Gosong Seloka (lokasi
ke-2) dengan nilai indeks keanekaragaman 1.92 dengan
nilai indek keseragaman 0.96 dan indeks dominasi 0.28.
Biomassa ikan karang yang tertinggi adalah 290.58 kg/ha

98
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

terdapat di stasiun Gosong Seloka dan terendah adalah


81.83 kg/ha di Pulau Menjangan Besar 1. Tidak ada
perbedaan biomassa ikan yang signifikan antara daerah
dangkal (shallow) dan daerah dalam (deep). Di satu
stasiun pengmatan biomassa ikan di daerah dangkal
(shallow) lebih tinggi dibandingkan daerah dalam (deep),
namun dilokasi lain kebalikannya.
Rata-rata biomassa ikan disetiap lokasi berkisar antara
81.83 kg/ha sampai dengan 290.58 kg/ha. Persentasi
Biomassa ikan karang terbanyak dari famili
Pomacentridae (19%), selanjutnya dari famili scaridae
(17%), dan dari family Caesionidae yaitu 15%.
Biomassa diseluruh lokasi pengamatan, menunjukkan
bahwa stok ikan wilayah Karimunjawa terdapat
perbedaan yang cukup tinggi antara lokasi yang satu
dengan yang lainnya. Meskipun demikian, masih ada
keragaman dan kelimpahan ikan karang yang relatif
tinggi dibeberapa lokasi.
Berdasarkan hasil pengamatan ada indikasi ikan
harbivore (pemakan alga) mulai menurun biomassanya
ditandai dijumpai tutupan alga yang cukup tinggi
biomasa ikan herbivore (scaridae) yang tergolong kecil.
Kondisi kesehatan karang bisa dikatakan dalam kondisi
baik, hal ini dibuktikan dengan tidak dijumpainnya
penyakit karang atau pemangsaan karang oleh predator
bleaching dijumpai tapi masih dalan intensitas sangat
rendah dan masih bersifat sporadis.
Dampak : Data persentase tutupan karang dan biomasa ikan karang
yang di kawasan TN Karimunjawa periode 2010 di 12 titik
diharapkan pengamtatan
Kompilasi data dari tahun 2008 sampai 2010
Rekomendasi : Monitoring terumbu karang perlu dilakukan secara
berkala sesuai waktu dan tempat yang telah ditetapkan.

99
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Pemantauan dampak akibat dari aktivitas manusia dan


alam terhadap perkembangan terumbu karang
dilaksanakan secara berkesinambungan dalam jangka
waktu yang panjang, melalui monitoring rutin pada
kawasan perairan untuk mencegah/mengurangi dampak
akibat aktivitas manusia.
Pengkajian potensi sumber daya alam khususnya ikan
karang yang memiliki nilai ekonomis penting dan ikan
herbovore untuk pengkayaan ikan karang di
Karimunjawa.
43. Monitoring Burung Elang Laut
Lokasi : Kegiatan dilakukan pada tanggal 29 Juni – 8 Juli 2010 di
Cikmas, Legon Lele, Nyamplungan, Pulau Burung, Pulau
Geleang, Kemloko, Legon Boyo, Pulau Kemujan (Legon
Nipah, Gunung Walangan, Batu Lawang)
Hasil : Dari 10 titik pengamatan, Elang laut perut putih dijumpai
pada 7 lokasi yaitu, Pulau Burung, Pulau Geleang,
Legon Lele, Cikmas, Kemloko, Nyamplung Ragas dan
Legon Nipah/Gunung Walangan. Dari 7 lokasi tersebut,
diperkirakan terdapat 5 – 8 ekor (4 pasang) dan 2 (dua)
sarang Elang-laut perut-putih.
Dampak : Dapat diketahuinya jumlah individu dan sarang Elang-
yang laut perut- putih di 10 titik lokasi pengamatan
diharapkan
Rekomendasi : Perlu dilakukan monitoring Elang Laut Perut Putih
secara berkala yaitu setiap setahun atau dua tahun sekali
44. Monitoring SPAGS Kerapu SPTN I Kemujan
Lokasi : Dalam pengamatan daerah pemijahan ikan didasarkan pada
biologi hidup ikan, dimana ikan melakukan aktifitas
memijah pada waktu-waktu tertentu. Pelaksanaan kegiatan
monitoring daerah pemijahan ikan kerapu dilaksanakan
mengikuti fase bulan baru (newmoon/bulan mati) dengan
waktu pengamatan pada bulan Mei 2010. Kegiatan

100
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

monitoring daerah pemijahan ikan kerapu ini dilakukan di 6


(enam) lokasi yaitu P. Burung, P. Kumbang, Taka
Menyawakan, Tanjung Gelam, Karang Tengah dan Taka
Malang-Mrican
Hasil : Data yang diambil pada monitoring spags ikan kerapu di
SPTN Wilayah I Kemujan adalah satu kali periode bulan
baru Mei 2010 dengan hasil pengamatan dijumpai 5
species ikan target yaitu P. areolatus, P. oligocanthus, P.
leopardus, P. maculatus dan E. Fuscoguttatus.
Tanda pemijahan ditemukan pada ikan target P.
aerolatus dan E. Fuscoguttatus dengan tanda berupa
courship dan gravid. Sementara distribusi frekuensi
panjang ikan (DFP) selama dilakukan monitoring
menunjukkan kisaran panjang ikan yang dijumpai lebih
bervariasi antara 22 cm – 70 cm, namun ada rentang
ukuran ikan target diatas ukuran 40 cm yang semakin
jarang dijumpai.
Dari hasil monitoring sementara perjumpaan ikan target
lebih sering terjadi di lokasi yang termasuk zona inti (P.
Kumbang, Taka Menyawakan dan Taka Malang)
dibandingkan dengan lokasi di zona perlindungan (P.
Burung, Tanjung Gelam dan Karang Tengah).
Dampak : Terpantaunya 6 lokasi daerah pemijahan ikan kerapu di
yang Taman Nasional Karimunjawa
diharapkan Musim pemijahan ikan kerapu dan kemungkinan
ditetapkannya zona open close pada lokasi pemijahan
pada saat musim pemijahan ikan kerapu.
Adanya grafik jenis jumlah dan ukuran ikan kerapu
yang mengalami pemijahan dari tahun ke tahun.
Rekomendasi : Dalam satu kali monitoring belum dapat menunjukkan
puncak pemijahan sehingga diperlukan monitoring
selama paling tidak selama 6 bulan berturut-turut agar
dapat diketahui secara pasti puncak musim pemijahan

101
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

ikan kerapu.
Adanya rentang ukuran ikan target dari ikan ukuran kecil
(22 cm – 35 cm) dengan ikan ukuran besar (> 60 cm)
menunjukkan ikan ukuran tertentu (ukuran ikan 40 cm –
50 cm) diperkirakan merupakan target penangkapan
nelayan. Ada kemungkinan bahwa masih terdapatnya
penangkapan ikan di zonasi yang bukan zona
pemanfaatan terbukti pada saat monitoring Mei 2010
masih dijumpai jaring muroami yang beroperasi di Pulau
Burung. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem
pengamanan khusus terutama di lokasi-lokasi yang
menjadi lokasi pemijahan, terutama pada bulan-bulan
tertentu.
45. Monitoring SPAGS Kerapu SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Dalam pengamatan daerah pemijahan ikan didasarkan pada
biologi hidup ikan, dimana ikan melakukan aktifitas
memijah pada waktu-waktu tertentu. Pelaksanaan kegiatan
monitoring daerah pemijahan ikan kerapu dilaksanakan
mengikuti fase bulan baru (newmoon/bulan mati) dengan
waktu pengamatan pada bulan April 2010. Kegiatan
monitoring daerah pemijahan ikan kerapu ini dilakukan di
6 (enam) lokasi yaitu P. Burung, P. Kumbang, Taka
Menyawakan, Tanjung Gelam, Karang Tengah dan Taka
Malang-Mrican
Hasil : Dari hasil monitoring di 6 lokasi pengamatan (P. Burung,
Taka Menyawakan, P. Kumbang, Tanjung Gelam,
Karang Tengah dan Taka Malang Mrican) dapat
dijumpai species ikan target yaitu P. areolatus, P.
oligocanthus, P. leopardus, P. maculatus, E.
Fuscoguttatus dan Cheilinus undulatus di semua lokasi
pengamatan kecuali di Tanjung Gelam tidak dijumpai
ikan target.
Monitoring pada periode April 2010 menunjukkan tanda

102
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

pemijahan ditemukan pada semua ikan target, namun


jumlah ikan paling banyak dengan tanda pemijahan
dijumpai jenis P. maculatus. Tanda pemijahan yang
dijumpai meliputi coloring, courship dan gravid.
Perjumpaan species ikan target paling tinggi dan paling
banyak dijumpai tanda-tanda pemijahan adalah di lokasi
pengamatan Pulau Kumbang.
Dari hasil monitoring sementara perjumpaan ikan target
lebih sering terjadi di lokasi yang termasuk zona inti (P.
Kumbang, Taka Menyawakan dan Taka Malang)
dibandingkan dengan lokasi di zona perlindungan (P.
Burung, Tanjung Gelam dan Karang Tengah).
Dampak : Terpantaunya 6 lokasi daerah pemijahan ikan kerapu di
yang Taman Nasional Karimunjawa
diharapkan Musim pemijahan ikan kerapu dan kemungkinan
ditetapkannya zona open close pada lokasi pemijahan
pada saat musim pemijahan ikan kerapu.
Adanya grafik jenis jumlah dan ukuran ikan kerapu yang
mengalami pemijahan dari tahun ke tahun.
Rekomendasi : Perlunya dilakukan monitoring ikan kerapu paling tidak
selama 6 bulan berturut-turut pada periode bulan yang
sama untuk mengetahui puncak musim pemijahan,
karena dalam satu kali monitoring belum dapat diketahui
puncak musim pemijahan.
Masih ditemukannya salah satu ikan target Cheilinus
undulatus dengan ukuran relatif besar (92 cm) di lokasi
zona inti Taka Menyawakan, menunjukkan bahwa pada
lokasi tersebut memang seharusnya menjadi strict area
dan menjadi lokasi penting untuk tetap mempertahankan
keberadaan jenis ikan tersebut. Demikian pula di Pulau
Kumbang, dari hasil monitoring yang dilakukan di tahun
2009 dan 2010 menunjukkan konsistensi lokasi ini
sebagai tempat pemijahan agregasi ikan kerapu. Oleh

103
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

karena itu diperlukan suatu sistem pengamanan khusus


terutama di kedua lokasi tersebut, terutama pada bulan-
bulan tertentu
46. Monitoring Teripang SPTN I Kemujan
Lokasi : Kegiatan Monitoring Teripang dilaksanakan selama 10
(sepuluh) hari pada tanggal 7 - 16 Agustus 2010. Kegiatan
monitoring teripang dilakukan di 6 (enam) lokasi pada
wilayah SPTN I Kemujan. (Pantai Barakuda, Pantai
Jlamun, Taka Malang, Perairan P.Sintok, Perairan Legon
Nipah, Pantai Hadirin)
Hasil : Jenis teripang dari hasil pengamatan dijumpai 14 jenis,
dan 8 jenis diantaranya memiliki nilai ekonomis yaitu :
Holothuria leucospilota, Holothuria scabra, Holothuria
nobilis, Sticopus impatiens, Sticopus variegates,
Stichopus horrens, Bohadschia sp. dan Bohadschia
vitiensis.
Perjumpaan jenis teripang di lokasi pembinaan
habitat/populasi (tahun 2009) mengalami peningkatan
jumlah jenis, seperti di pantai Barakuda (8 jenis menjadi
13 jenis) dan pantai Batu putih (8 jenis menjadi 9 jenis).
Namun demikian jumlah populasi mengalami penurunan
di semua lokasi pembinaan, hal ini dikarenakan
pengambilan teripang tidak hanya di perairan dangkal
(Gleaning) melainkan juga di perairan dalam dengan
menggunakan kompresor.
Diketahui kerapatan relatif tertinggi individu teripang
adalah Holothuria atra di Pantai Hadirin sebesar 48%.
Jenis yang ditemukan di didominasi terjadi di setiap
lokasi dari jenis Holothuria atra, dan Holothuria edulis,
sedangkan jenis teripang yang bernilai ekonomi tinggi
dengan harga kering mencapai Rp.1.000.000,- yaitu
Holothuria scabra (Teripang Pasir/Gosok) hanya
ditemukan di lokasi yang telah dilakukan penambahan

104
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

populasi dari jenis tersebut pada tahun 2009.


Pola distribusi teripang yang cenderung mengelompok
memudahkan proses eksploitasi dan mempercepat
penurunan populasi teripang.
Nilai ekonomi teripang yang bernilai jual untuk local
Karimunjawa mencapai harga Rp. 20.000,- per-ekor
kondisi basah, sedangkan kondisi kering mencapai harga
Rp.1.000.000,- menurut kriteria panjang dan jenis
teripang
Dampak : Terpantaunya/diketahuinya data perkembangan populasi
yang teripang di 6 lokasi pengamatan dan diketahuinya jenis-
diharapkan jenis teripang yang memiliki nilai ekonomis.
Rekomendasi : Pemantauan terhadap habitat dan populasi teripang perlu
dilakukan setiap 2 tahun sekali untuk mengetahui
perkembangannya.
Intensitas eksploitasi teripang oleh masyarakat cukup
tinggi, maka untuk meningkatkan pendapatan ekonomi
masyarakat perlu diselenggarakan pelatihan budidaya
teripang yang bernilai ekonomi tinggi sebagai alternatif
usaha melalui budidaya.
Restocking merupakan alternatif yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan atau menambah populasi jenis
teripang khususnya jenis-jenis yang bernilai ekonomi.
47. Monitoring Teripang SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Kegiatan Monitoring Teripang dilaksanakan selama 10
(sepuluh) hari pada tanggal 24 Juli-2 Agustus 2010 di
SPTN Wilayah II Karimunjawa
Kegiatan monitoring teripang ini dilakukan di 6 (enam)
lokasi yaitu P. Geleang, P. Menjangan Kecil, P.
Menjangan Besar, Alang-alang, Ujung Gelam, dan
Legon lele. Tiga dari enam lokasi tersebut (P.Menjangan
Kecil, P.Menjangan Besar dan Lagon Lele) merupakan
lokasi pembinaan habitat/populasi tahun 2009, dan

105
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

3(tiga) lokasi lainya merupakan lokasi inventarisasi dan


identifikasi populasi teripang tahun 2008
Hasil : Jenis teripang yang dijumpai di stasiun pengamatan
adalah 14 jenis, dan 9 jenis diantaranya memiliki nilai
ekonomi yang cukup tinggi, yaitu : Holothuria
leucospilota, Holothuria scabra, Holothuria impatiens,
Stichopus Sp, Stychopus.Sp.B, Stichopus. Sp.C,
Bohadschia Sp.1, Bohadschia Sp.2 dan Bohadschia
vitiensis.
Didominasi oleh jenis Holothuria atra, yang merupakan
jenis yang murah dan hanya satu jenis teripang yang
bernilai ekonomi tinggi yaitu Holothuria scabra
dijumpai di stasiun Pulau Menjangan Besar yang
merupakan lokasi pembinaan habitat/populasi tahun
2009.
Pola distribusi teripang yang cenderung mengelompok
memudahkan proses eksploitasi yang mempercepat
penurunan populasi teripang.
Nilai ekonomi teripang yang bernilai jual mencapai
harga Rp. 20.000,- per-ekor kondisi basah, sedangkan
kondisi kering mencapai harga Rp.1.000.000,
Dampak : Diharapkan kegiatan inventarisasi habitat dan populasi
yang teripang ini dapat memberikan informasi mengenai
diharapkan kondisi teripang saat ini dan memberikan masukan bagi
taman nasional guna menentukan arah dan tujuan
pengelolaan taman nasional
Rekomendasi : Kegiatan monitoring teripang perlu dilakukan setiap 2
tahun sekali untuk mengetahui perkembangannya.
Intensitas eksploitasi teripang oleh masyarakat cukup
tinggi, sehingga perlu diselenggarakan pelatihan
budidaya teripang yang bernilai ekonomi tinggi sebagai
alternatif usaha dan pengurangan tekanan populasi di
alam bagi masyarakat daerah penyangga.

106
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Restocking merupakan alternatif yang dapat dilakukan


untuk meningkatkan atau menambah populasi jenis
teripang khususnya jenis-jenis yang bernilai ekonomi.
48. Monitoring Sebaran Dan Pola Distribusi Kima
Lokasi : Kegiatan Monitoring Sebaran dan Pola Distribusi Kima
dilaksanakan pada tanggal 22-31 Juli 2010 di kawasan
Taman Nasional Karimunjawa. Mengingat keberadaan
kawasan perairan Taman Nasional Karimunjawa yang
relatif luas, pengamatan dibagi ke dalam 10 titik
pengamatan. Di P. Bengkoang, P.Cemara Besar, P.Geleang,
P.Nyamuk, P.Kembar, P.Parang, P.Kumbang, P.Krakal
Besar, P.Menyawakan, P.Menjangan Besar
Hasil : Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu
ekosistem esensial di kawasan Taman Nasional
Karimunjawa. Ekosistem ini merupakan habitat bagi
berbagi jenis satwa yang salah satunya adalah kima yang
merupakan satwa dilindungi.
Kegiatan Monitoring Sebaran dan Pola Distribusi Kima
menemukan 4 jenis kima yaitu T. crocea, T.squamosa,
T.maxima dan T.derasa yang tidak ditemukan dalam
survey tahun 2003.
Secara umum ditemukan adanya penurunan populasi
kima di kawasan Taman Nasional Karimunjawa.
Berdasarkan lokasi pengamatan diketahui bahwa
kelimpahan kima tertinggi ditemukan di perairan Pulau
Bengkoang dan Pulau Parang. Sedangkan berdasarkan
jenisnya, T. crocea dan T. squamosa mempunyai
kelimpahan tertinggi dibandingkan T.maxima dan T.
derasa.
Pola distribusi keempat jenis kima di kawasan TN
Karimunjawa berbeda berdasarkan jenisnya dimana T.
crocea dan T.squamosa mempunyai pola distribusi
mengelompok, T. maxima terdistribusi secara seragam

107
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

dan T. derasa mempunyai pola distribusi acak.


Berdasarkan ukuran, hanya T.squamosa yang
mempunyai distribusi ukuran yang merata dari juvenil
hingga dewasa,
Dampak : Terpantaunya sebaran populasi kima dan diketahuinya
yang pola distribusi kima di 10 (sepuluh) lokasi dalam
diharapkan kawasan Taman Nasional Karimunjawa
Rekomendasi : Kima merupakan satwa dilindungi yang hidup di
perairan TN Karimunjawa sehingga keberadaan
populasinya perlu terus dipantau.
Upaya pembinaan populasi kima perlu dilakukan untuk
melestarikan populasi kima di kawasan Taman Nasional
Karimunjawa.
49. Identifikasi Reptilia SPTN I Kemujan
Lokasi : Kegiatan Identifikasi Reptilia di SPTN Wilayah I Kemujan
dilaksanakan di 5 lokasi meliputi : Blok Kemujan, Legon
Nipah, Mrican, P. Sintok, Batu Lawang.
Hasil : Jenis ular yang diketemukan 8 jenis dari 5 famili, 1 jenis
dari famili Viperidae, 1 jenis dari famili Elapidae, 1 jenis
dari famili Phytonidae, 1 jenis dari famili Hydropidae,
dan 4 jenis dari famili Colubri
Jenis reptil dari sub-ordo Lacertilia terdiri dari 4 famili
meliputi 1 jenis dari famili Agamidae, 1 jenis dari famili
Scincidae, 1 jenis dari famili Varanidae, dan 3 jenis dari
famili Gekkonidae.
Jenis reptil dari ordo Testudinata terdiri 2 jenis berasal
dari famili Chelonidae.
Dampak : Tersedianya data jenis reptilia darat di kawasan SPTN I
yang Kemujan.
diharapkan
Rekomendasi : Penyuluhan/pelatihan penanganan gigitan ular berbisa
bagi masyarakat dan staf Balai Taman Nasional
Karimunjawa dan penelitian manfaat jenis reptil lainnya

108
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

yang dilaksanakan bekerjasama dengan institusi


penelitian untuk upaya pengelolaan pemanfaatan sumber
daya alam hayati di Taman Nasional Karimunjawa.
50. Identifikasi Reptilia SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Kegiatan Identifikasi Reptilia dilaksanakan selama 10
(sepuluh) hari mulai tanggal 12 Juli sampai dengan 21 Juli
2010. Lokasi kegiatan : P. Menjangan Besar , Legon Lele,
Nyamplungan, Jati Kerep, dan Cikmas.
Hasil : Jenis ular yang diketemukan 8 jenis dari 5 famili, 1 jenis
dari famili Viperidae, 1 jenis dari famili Elapidae, 1 jenis
dari famili Phytonidae, 1 jenis dari famili Hydropidae,
dan 4 jenis dari famili Colubridae.
Jenis reptil dari sub-ordo Lacertilia terdiri dari 4 famili
meliputi 1 jenis dari famili Agamidae, 1 jenis dari famili
Scincidae, 1 jenis dari famili Varanidae, dan 3 jenis dari
famili Gekkonidae.
Jenis reptil dari ordo Testudinata terdiri 2 jenis berasal
dari famili Chelonidae.
Dampak : Diharapkan kegiatan Identifikasi Reptilia ini dapat
yang memberikan masukan data mengenai jenis-jenis reptilia
diharapkan terutama jenis-jenis reptil terutama yang hidup didarat di
lingkup wilayah pengelolaan SPTN II Karimunjawa.
Mengklasifikasikan masing-masing spesies sampai ke
tingkat Ordo dan diketahui ciri-ciri/bentuk morfologi
dan fisiologinya.
Rekomendasi : Perlu penyuluhan/pelatihan penanganan gigitan ular
berbisa bagi masyarakat dan staf Balai Taman Nasional
Karimunjawa.
Perlu disusunnya buku jenis-jenis reptil di Taman
Nasional Karimunjawa.

109
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya


1. Identifikasi Jenis Dan Potensi Tanaman Hias SPTN I Kemujan
Lokasi : Kegiatan Identifikasi Tanaman Hias darat dilaksanakan di
SPTN I Kemujan dilaksanakan di 6 lokasi meliputi : Blok
Mrican, Blok Telaga, Batu Lawang, Blok Kemujan, Blok
Terusan dan Pulau Parang.
Hasil : Kegiatan identifikasi ini menemukan dan berhasil
mengidentifikasi 24 flora yang dapat berpotensi dijadikan
sebagai tanaman hias dari 17 famili, yaitu Famili
Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan), Araceae (suku
talas-talasan), Arecaceae (suku palem-paleman),
Verbenaceae, Asteraceae, Drynariaceae,
Lomariopsidaceae, Aspleniaceae, Lygodiaceae,
Adiantaceae, Gleicheniaceae, Pandanaceae, Lithraceae,
Moraceae, Casuarinaceae dan Liliaceae.
Dampak : Tersedianya data mengenai jenis, ciri-ciri dan tingkat
yang klasifikasi flora yang berpotensi sebagai tanaman hias di
diharapkan kawasan SPTN I Kemujan.
Rekomendasi : Kedepannya mengharapkan dapat tersusunnya buku
pengenalan jenis-jenis tanaman hias di Karimunjawa dan
adanya sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat
mengenai kelestarian jenis flora yang berpotensi sebagai
tanaman hias.
2. Identifikasi Jenis Dan Potensi Tanaman Hias SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Pelaksanaan kegiatan identifikasi potensi tanaman hias
SPTN Wilayah II Karimunjawa di dilaksanakan pada tanggal
4 s/d 13 Oktobber 2010. di Zona perlindungan hutan hujan
tropis dataran rendah yang meliputi 5 blok pengamatan,
Legon lele, Jati kerep, Alang-alang, Nyamplungan, Kemloko
dan 3 pulau lainya meliputi : Pulau Geleang, Pulau
Menjangan besar dan Pulau Cemara Besar.
Hasil : Dari pengamatan di lapangan jenis flora yang berpotensi

110
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

sebagai tanaman hias di SPTN Wilayah II Karimunjawa


yang meliputi wilayah hutan tropis dataran rendah dan
pulau-pulau kecil di sekitarnya terdapat sedikitnya 24
jenis dari 17 family.
Tempat yang paling banyak ditemukan jenis yang
berpotensi sebagai tanaman hias adalah di hutan tropis
dataran rendah tetapi di pulau-pulau kecil ada beberapa
jenis yang hanya dapat ditemukan di pulau tersebut seperti
Amorpophalus sp. dan Pemphis acidula
Dampak : Dengan kegiatan Identifikasi Potensi Tanaman Hias ini
yang diharapkan dapat memperoleh data jenis-jenis flora yang
diharapkan berpotensi sebagai tanaman hias di SPTN II Karimunjawa
dan dapat memberikan masukan guna menentukan arah
dan tujuan pengelolaan Taman Naional
Rekomendasi : Beberapa jenis yang ada sudah sedikit/jarang ditemukan
seperti Bulbophylum medusa, Asplenium nidus Spagottis
plicata dan Pemphis acidula. Untuk itu pada jenis-jenis
tersebut perlu diperhatikan kelangsungan hidupnya agar
tidak cepat punah dengan meningkatkan pengawasan
terhadap peredaran TSL di Karimunjawa.
Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai jenis-jenis
yang bisa dikembangkan di Karimunjawa dan cara-cara
budidayanya sehingga dapat dibuat demplot pada jenis-
jenis tersebut.
3. Identifikasi Jenis Burung Migran
Lokasi : Identifikasi Burung Migran di Taman Nasional
Karimunjawa dilakukan pada tanggal 14 s.d. 24 Januari
2010, dimana menurut ilustrasi ringkas alur migrasi,
menunjukkan bahwa keberadaan burung air migran
singgah di Indonesia pada waktu non-breeding atau pada
waktu belahan bumi bagian Utara mengalami musim
dingin yang ekstrim, yaitu pada Bulan September –
Nopember (perjalanan migrasi) dan Bulan November –

111
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Maret (saat mencari makan).


Lokasi pengamatan berupa areal lahan basah, seperti areal
pasang surut, sawah, tambak yang berada di Pulau Parang,
Pulau Karimunjawa (Legon Lele, Cikmas, Jati Kerep),
Pulau Kemujan ( Terusan, Legon Nipah, Jati Kerep,
Bandara), Pulau Bengkoang dan Pulau Menjangan Besar.
Hasil : Teridentifikasi 18 jenis burung migran, 13 jenis burung
air migran, 1(satu) raptor migran dan 4(satu) burung
migran lainnya.
Jumlah jenis burung migran yang paling banyak terhitung
adalah Bambangan kuning.
Terusan merupakan lokasi singgah atau mencari makan
bagi burung pantai migran
Dampak Teridentifikasinya burung migran berupa nama jenis,
yang deskripsi burung, jumlah dan lokasi singgah/tempat
diharapkan ditemukan di Taman Nasional Karimunjawa di 8 lokasi
pengamatan
Rekomendasi : Pengamatan burung migran dilakukan tiap bulan setiap
musim migrasinya.
4. Inventarisasi Porifera/Sponge
Lokasi : Kegiatan Identifikasi Porifera/Sponge dilaksanakan pada
tanggal 6-15 Maret 2010 di kawasan Taman Nasional
Karimunjawa. Mengingat keberadaan kawasan perairan
Taman Nasional Karimunjawa yang relatif luas, pengamatan
dibagi ke dalam 3 bagian pengamatan yaitu bagian timur,
tengah, dan barat yang secara keseluruhan mencakup 11 titik
pengamatan.
Hasil : Porifera/ sponge merupakan salah satu potensi
keanakaragaman hayati yang dijumpai di dalam kawasan
Taman Nasional Karimunjawa. Namun demikian, sampai
saat ini belum terdapat data jenis dan perkiraan jumlahnya
di dalam kawasan. Berbagai pihak saat ini tengah menguji
kemungkinan kandungan bahan aktif yang mampu

112
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

menyembuhkan berbagai penyakit dalam porifera/sponge.


Tercatat beberapa peneliti yang berasal dari mahasiswa
maupun lembaga penelitian telah melakukan penelitian
porifera/sponge di kawasan Taman Nasional Karimunjawa
sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa kawasan
Taman Nasional Karimunjawa merupakan sumber
kekayaan genetic porifera/sponge di Indonesia bahkan
dunia. Balai Taman Nasional Karimunjawa sebagai
pengelola kawasan Taman Nasional hendaknya
mengetahui ragam kekayaan sumber daya alam hayati
yang ada di dalam kawasannya sehingga mengoptimalkan
upaya perlindungan dan pengelolaannya di masa yang
akan datang.
Dampak : Hasil yang diharapkan adalah terinventarisirnya sekaligus
yang teridentifikasinya potensi porifera/sponge di 11 titik dalam
diharapkan kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Sedangkan
indikator pelaksanaan kegiatan adalah terdatanya
frekwensi perjumpaan porifera/sponge di 11 titik dalam
kawasan Taman Nasional Karimunjawa.
Rekomendasi : Tim pelaksana akan terus berusaha untuk mengidentifikasi
beberapa jenis porifera/sponge yang belum teridentifikasi
dalam kegiatan ini.
Ekosistem terumbu karang sebagai salah satu ekosistem
esensial di kawasan Taman Nasional Karimunjawa
mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi. Namun
demikian hingga saat ini belum semua potensi
keanekaragaman hayati yang ada telah teridentifikasi dan
terinventarisasi dengan baik. Di tahun mendatang untuk
dilakukan upaya pengenalan jenis keanekaragaman hayati
yang ada di ekosistem terumbu karang kawasan Taman
Nasional Karimunjawa.
5. Inventarisasi Populasi Junai Emas Dan Betet
Lokasi : Dalam pengamatan lokasi daerah teritorial jenis burung

113
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Junai Mas dan Betet didasarkan pada data survey


perjumpaan pengamatan tahun sebelumnya. Untuk jenis
burung Junai Mas bulan Januari – April merupakan masa
berkembangbiak (breeding) dan bersarang. Sedangkan
pengamatan burung Betet difokuskan pada wilayah pulau
Karimunjawa dimana burung Betet melakukan aktifitas
breeding, mencari makan dan aktifitas lainnya.
Pengamatan dilakukan di P.Karimunjawa, P.Menjangan
Besar, P.Geleang, P.Burung, P.Bengkoang, P.Cemara Besar
dan P.Menyawakan.
Hasil : 1) Junai Mas
Burung junai mas ditemukan bersarang di pulau Burung
sedangkan di pulau-pulau lain yang menjadi lokasi
pengamatan tidak dijumpai. Sarang yang ditemukan
berjumlah 5 sarang yang merupakan sarang aktif dimana 3
buah sarang berisi telur dan 2 buah sarang berisi
anakan.Masing-masing sarang yang ditemukan masih
terdapat indukannya. Untuk perkiraan populasi Junai Mas
yang ditemukan dalam kegiatan ini adalah 10-12 ekor.
Sawo kecik (Manilkara kauki) merupakan pohon yang
paling disukai burung Junai Mas karena selain teduh dan
tertutup rapat juga terlindung dari serangan predator
pemangsa lainnya. Pohon sawo kecik di Karimunjawa hanya
ditemukan di pulau Burung dan pulau Krakal Besar. Adalah
pulau Burung yang merupakan tempat populasi burung junai
mas dimana spesies ini menjadikan tempat untuk breeding
dan berkembang biak dengan kondisi fisik lapangan rimbun
dan gelap didasar tajuk rerimbunan semak dan pohon yang
masih alami serta jauh dari gangguan aktifitas manusia.
Keberadaan sarang, telur, anakan dan induk Junai Mas
terdokumentasi oleh tim monitoring.
Untuk pulau-pulau lain yeng menjadi lokasi pengamatan
merupakan home range atau wilayah untuk mencari makan

114
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

serta bermain.Melihat kondisi fisik yang hampir sama dan


mirip dengan kondisi p.burung yang cocok untuk tempat
breeding dan berkembangbiak Junai Mas adalah pulau
Geleang namun sayang ada satu yang kurang yaitu tidak
adanya pohon Sawo Kecik. Padahal dari hasil pengamatan
hampir seluruh letak sarang berada di pohon sawo kecik.
2) Betet
Dari lokasi hasil pengamatan yang dilakukan untuk jenis
Betet terkonsentrasi di blok pengamatan Legon Lele,
Tanjung Bomang, Tanjung Sekoci, Nyamplungan, dan
Cikmas dimana di masing-masing lokasi terdapat
perjumpaan langsung dan tidak langsung. Dari masing-
masing pengamatan hanya dijumpai perkiraan jumlah
populasi antara 2-3 ekor yang sedang bersuara dan mencari
makan di kebun penduduk.
Di blok Legon sekoci dijumpai langsung 3 ekor Betet yang
sedang memakan buah palem-paleman dan tidak sempat
terdokumentasi burung terbang setelah tahu ada yang
mengamati. Blok Nyamplungan dijumpai langsung 2 ekor
Betet yang sedang mencari makan di pohon Belimbing dan
terdokumentasi dengan baik. Dari hasil pengamatan dari 5
lokasi blok pengamatan maka perkiraan populasi Betet antara
9-10 ekor atau lebih. Hal berdasarkan wilayah pembagian
wilayah blok pengamatan dan daya jelajah tiap-tiap koloni
atau kelompok mencari makan.
Dampak : Terdatanya jumlah lokasi penyebaran dan populasi Junai
yang Mas dan Betet
diharapkan Tersusunnya peta penyebaran jenis burung burung Junai
Mas dan Betet.
Terdokumentasinya keadaan kondisi habitat Junai Mas
dan Betet
Rekomendasi : Perlunya dilakukan monitoring dan kajian habitat pulau
Burung sebagai tempat habitat breeding dan berkembang

115
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

biak burung Junai Mas untuk mengetahui dan perilaku


proses perkembangan biakan mulai dari bersarang,
bertelur, menetas, dan anakan, karena dalam satu kali
monitoring belum dapat diketahui puncak musim
pemijahan.
Perlunya dilakukan pembinaan habitat terhadap jenis
burung Betet dengan menambah tumbuhan sumber bahan
pakan karena setiap perjumpaan hanya menjumpai 2 – 3
ekor pada blok pengamatan.

Pengembangan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam


1. Pengembangan Usaha Ekonomi SPTN I Kemujan
Lokasi : Kegiatan bantuan Pengembangan usaha ekonomi Balai
Taman Nasional Karimunjawa dilaksanakan dari tanggal
27 s/d 31 Maret 2010, bertempat di Pantai Bara Kuda, Desa
Kemujan, Kecamatan Karimujawa
Hasil : Pengembangan Usaha Ekonomi (PUE) Berupa bantuan
bahan pembuat keramba apung dan bibit ikan Balai Taman
Nasional Karimunjawa tahun 2010 dapat disimpulkan
antara lain :
Mendorong penciptaan alternatif sumber mata
pencaharian masyarakat melalui usaha pembersaran
ikan kerapu kertang.
Meningkatkan kemampuan membesarkan Ikan, sebagai
usaha kelompok masyarakat atau anggota kelompok
Nelayan “Mangga Delima” Desa Kemujan.
Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat
atau anggota kelompok Nelayan “Mangga Delima” Desa
Kemujan terhadap nilai penting kawasan Taman
Nasional Karimujawa terhadap kelangsungan hidup
masyarakat yang lainya.
Dampak : Terciptanya alternatif sumber mata pencaharian yang

116
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

yang dapat mendorong masyarakat untuk tidak bergantung


dilakukan pada sumber daya alam Taman Nasional Karimunjawa
Dapat meningkatkan kemampuan membesarkan Ikan,
sebagai usaha kelompok masyarakat atau anggota
kelompok Nelayan “Mangga Delima” Desa Kemujan.
Terbangunnya pemahaman dan kesadaran masyarakat
atau anggota kelompok Nelayan “Mangga Delima” Desa
Kemujan terhadap kelestarian Taman Nasional
Karimunjawa
Rekomendasi : Program Bantuan Pengembangan Usaha Ekonomi terus
berlanjut dan berkesinambungan.
Pemberian Bantuan Pengembangan Usaha Ekonomi
diberikan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat
penerima.
Masyarakat penerima Bantuan Pengembangan Usaha
Ekonomi harus bisa mengelola
secara intensif dan mengembangkan usahanya.
2. Pengembangan Usaha Ekonomi SPTN II Karimunjawa
Lokasi : Dilaksanakan tanggal 18 April 2010 di Pulau Nyamuk
Hasil : Pemberian bantuan merupakan salah satu bukti konkrit
dari Balai Taman Nasional Karimunjawa untuk
memberikan solusi kepada masyarakat sebagai alternatif
usaha yang ramah lingkungan guna mengurangi tekanan
terhadap kawasan konservasi.
Pemberian bantuan kali ini mendapat sambutan yang
positif dari semua pihak baik dari masyarakat khususnya
kelompok petani rumput laut Dusun Nyamuk sebagai
penerima dan pengelola bantuan, pihak Desa Parang
maupun Muspika Karimunjawa dengan disertai harapan
agar bantuan tersebut dapat dikelola dengan baik serta
memberikan hasil yang signifikan dan dapat
berkelanjutan.
Pengelolaan bantuan itu oleh kelompok penerima akan

117
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

didampingi petugas lapangan Balai Taman Nasional


Karimunjawa. Adapun monitoring dan evaluasinya akan
dilaporkan melalui laporan seksi, yang pelaksanaannya
di lapangan dibantu oleh instansi terkait.
Rekomendasi : Kegiatan ini hendaknya ditindaklanjuti dengan kegiatan
yang saling berkesinambungan sehingga hasil yang
diperoleh lebih nyata.
Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilimpahkan
sebagai kegiatan rutin seksi hendaknya dapat berjalan
baik dengan mengikutsertakan instansi yang sejak awal
kegiatan ini terlibat, sehingga hasilnya dapat lebih akurat
dan dapat dijadikan acuan yang baik untuk kegiatan
selanjutnya.
Balai Taman Nasional Karimunjawa sebagai salah satu
pengelola kawasan hendaknya dapat melakukan
koordinasi dengan seluruh stakeholder yang sering
memberikan bantuan kepada masyarakat beserta hal – hal
yang mendasari dan melatarbelakangi kegiatan tersebut
setaip bantuan dapat tepat sasaran dan tepat guna
khususnya di wilayah konservasi yang memiliki aturan
dan keterbatasan.
3. Penyempurnaan Master Plan Desa Model
Lokasi : Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 15 s/d 24 Nopember
2010, dengan cakupan wilayah meliputi SPTN I
Kemujan
Hasil : 1. Masterplan Model Desa Konservasi ini merupakan
kerangka acuan pelaksanaan program pengembangan
desa berbasis konservasi yang berlaku selama 15 tahun.
2. Dokumen Masterlan Model Desa Konservasi ini telah
disusun berdasarkan tahapan dan petunjuk yang
diamanahkan oleh Kementerian Kehutanan.
3. Data-data yang termuat dalam masterplan ini telah
diperbarui sesuai dengan kondisi terkini Desa Model.

118
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

4. Model Desa Konservasi Kemujan memiliki 5 program


utama yaitu Penyebarluasan kaidah konservasi, Tata
guna lahan berbasis konservasi, pengembangan
masyarakat berbasis konservasi, Pengembangan wisata
berbasis konservasi dan Pengembangan kelembagaan
masyarakat penggerak konservasi.
Dampak : Adanya dokumen masterplan yang sesuai dengan kriteria
yang dan indikator penyusunnya.
diharapkan
Rekomendasi : Sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan Model
Desa Konservasi yang mendapatkan legitimasi dan
dukungan secara luas dari para pihak maka diperlukan
sebuah ajang konsultasi publik penyempurnaan
masterplan model desa konservasi.
4. Ekspose Hasil Pembelajaran Sekolah Lapang Pedesaan
Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 5 Nopember
2010
Hasil : Kegiatan Expose Sekolah Lapang Pembelajaran
Konservasi telah dilaksanakan sesuai dengan Rencana.
Kegiatan ekspose Hasil Pembelajaran Sekolah Lapang
Pedesaan dihadiri oleh 30 orang peserta sekolah lapang.
Kegiatan ini mendapat tanggapan yang positif dari para
pengunjung yang hadir dalam ekspose.
Dampak : Sebanyak 30 orang warga Kemujan yang tergabung
yang dalam Sekolah Lapang Pembelajaran Konservasi mampu
diharapkan berinteraksi dengan masyarakat dan Staf Balai Taman
Nasional Karimunjawa dalam rangka transfer
pengetahuan dan pengalaman di bidang konservasi.
Tersusunnya rencana aksi Konservasi Kelompok Sekolah
lapang dalam jangka waktu satu tahun.
Rekomendasi : Kegiatan yang sifatnya meningkatkan pengetahuan
masyrakat mengenai konsep dasar dan teknis konservasi
hendaknya ditingkatkan, baik dari segi volume maupun

119
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

instensitasnya.
Rencana aksi yang telah tersusun dapat segera
ditindaklanjuti dengan pendampingan dari para pemandu
sekolah lapang.
5. Monitoring Dan Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat (SPTN I
Kemujan)
Lokasi : Kegiatan dilaksanakan pada Januari 2010 di Desa Kemujan
dan Desa parang
Hasil : Program pemberdayaan masyarakat di Desa Kemujan
dan Desa Parang lebih diarahkan kepada pemberdayaan
di bidang ekonomi melalui upaya bantuan yang diberikan
kepada masyarakat.
Sampai dengan saat ini, beberapa bantuan yang diberikan
oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa telah cukup
baik dampaknya dalam mengembangkan perekonomian
masyarakat. Namun demikian masih ada beberapa
bantuan yang kurang tepat sehingga tidak berdampak
terhadap keberlanjutan program.
Kelembagaan SPKP sampai dengan saat ini masih berada
pada tahap permulaan. Kesimpulan ini didasarkan pada
indeks IDF yang hanya mencapai 1,136.
Kelembagaan SPKP memiliki banyak prioritas yang
harus segera diselesaikan, tetapi belum didukung oleh
kinerja yang memadai. Hal ini sesuai dengan analisis
terhadap matrik IDF yang hampir sekitar 80% prioritas
utama dari komponen nilai penting organisasi tetapi
hanya didukung 20 % kinerja.
Dampak : Kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan
yang rencana dan mendapatkan feedback untuk dapat
diharapkan berlangsung lebih baik di waktu mendatang
Rekomendasi : Mempertimbangkan peran penting SPKP dalam program
pemberdayaan masyarakat maka perlu segera dilakukan
revitalisasi peran yang dapat dimulai dari upaya
perbaikan internal kepenguirusan SPKP.

120
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Masyarakat menyarankan agar program bantuan


masyarakat khususnya yang terkait dengan
pengembangan perekonomian didiskusikan di tingkatan
masyarakat, untuk lebih mempertegas fungsi dari
bantuan tersebut.
6. Monitoring Dan Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat (SPTN II
Karimunjawa)
Lokasi : Kegatan ini dilaksanakan pada bulan September 2010 di
wilayah SPTN II Karimunjawa
Hasil : Sebagian besar bantuan yang diberikan oleh Balai Taman
Nasional Karimunjawa masih terpakai oleh kelompok
penerima bantuan.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk
menilai keberhasilan pengelolaan pemberdayaan
masyarakat yaitu “dari kelangsungan kegiatan kelompok
setelah program pemberdayaan dihentikan”. Dari
pendekatan tersebut dapat dinilai bahwa pengelolaan
bantuan yang dilakukan oleh kelompok penerima
bantuan kurang berhasil karena tidak ada kegiatan
kelompok setelah serah terima bantuan.
Dampak : Mendapatkan umpan balik agar pengelolaan bantuan
yang yang akan diberikan oleh Balai TN Karimunjawa di
diharapkan waktu mendatang dapat berlangsung lebih baik.
Rekomendasi : Kelompok penerima bantuan akan didampingi oleh
petugas lapangan Balai Taman Nasional Karimunjawa
dalam pengelolaan bantuan pasca serah terima.
Memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap
pentingnya pengelolaan, perawatan serta pemerataan
terhadap hasil yang diperoleh dari usaha atas bantuan
yang diberikan. Menekankan kepada masyarakat bahwa
bantuan tersebut hanya sebagai stimulan yang harus
dikelola secara berkelanjutan.
7. Pelatihan Pengelolaan Lembaga Pedesaan
Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan Januari 2010, bertempat di Balai

121
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Desa Kemujan
Hasil : Pelatihan tentang pengelolaan lembaga pedesaan ini
berlangsung selama 4 hari dan dihadiri oleh 30 orang
peserta yang sebagian besar merupakan anggota SPKP
serta perwakilan masyarakat yang dianggap representatif
di Desa Kemujan.
Proses pembelajaran selama pelatihan dapat diikuti oleh
peserta dengan baik, yang dapat terlihat dari
antusiasisme peserta dalam berdiskusi dengan
narasumber.
Animo peserta pelatihan yang tinggi merupakan sebuah
indikasi yang mencerminkan bahwa anggota SPKP dan
masyarakat Desa Kemujan memiliki ekspektasi yang
tinggi terhadap peran lembaga tersebut dalam
mengembangkan skema pemberdayaan masyarakat
Dampak : Meningkatnya wawasan dan kemampuan anggota dalam
yang menjalankan kepengurusan dan program-program SPKP
diharapkan
Rekomendasi : Para peserta pelatihan menyarankan untuk melakukan
restrukturisasi SPKP dalam waktu dekat
8. Pendampingan Lembaga SPKP (1)
Lokasi : SPTN I Kemujan
Hasil : Berdasarkan hasil pembahasan pada acara prakondisi
pendampingan, disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Sejak dibentuk tahun 2006 SPKP belum menunjukkan
kinerja yang memadai
2. Struktur organisasi SPKP tidak berjalan optimal.
3. Selama kurun waktu 4 (empat) tahun, keberadaan SPKP
belum dirasakan kehadirannya oleh Masyarakat Desa
Kemujan
Dampak : Terumuskannya permasalahan dan startegi pemecahan
yang dalam pengembangan kelembagaan SPKP
diharapkan

122
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Rekomendasi : Segera menyelenggarakan musyawarah keanggotaan


SPKP guna mendiskusikan rencana tindak lanjut dari
pendampingan pertama.
Perlu segera dibentuk struktur baru SPKP, mengingat
struktur yang ada saat ini tidak berjalan optimal. Selain
itu figur kepemimpinan dari ketua SPKP belum muncul
sehingga berdampak pada terhambatnya mekanisme
distribusi peran dalam membangun lembaga.
9. Pendampingan Lembaga SPKP (2)
Lokasi : Taman Nasional Karimunjawa
Hasil : Musyawarah keanggoataan SPKP telah berjalan dengan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Belum adanya kejelasan tugas masing-masing anggota
berdampak pada pembebanan tugas pada beberapa
anggota saja.
2. Kegiatan SPKP hanya didasarkan pada pelaksanaan
program Balai Taman Nasional karimunjawa. Fakta ini
menyebabkan SPKP tidak memiliki kemandirian
kinerja.
3. Struktur SPKP yang baru hendaknya mengutamakan
anggota yang memiliki komitmen dan kesadaran yang
memadai.
Dampak : Terlaksanaya Musyawarh keanggoataan SPKP dalam hal
yang monitoring dan evaluasi efektifitas kelembagaan
diharapkan
Rekomendasi : Perlu segera dirumuskan deskripsi pekerjaan dari
masing-masing anggota SPKP.
Perencanaan kegiatan SPKP harus segera dilaksanakan,
sehingga SPKP tidak hanya mengandalkan kegiatan dari
Balai Taman Nasional Karimunjawa.
Pembentukan struktur baru SPKP sesegera mungkin
dilaksanakan, selambat-lambatnya bulan depan, dengan
mengundang perwakilan masyarakat yang memiliki

123
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

komitmen dan kesadaran yang tinggi dalam


berorganisasi.
10. Pendampingan Lembaga SPKP (3)
Lokasi : Pelaksanaan kegiatan pada 17 s/d 18 Mei 2010 bertempat di
SPTN I Kemujan
Hasil : Berdasarkan hasil kesepakatan musyawarh keanggotaan
SPKP, maka diputuskan bahwa struktur SPKP
mengalami perubahan, dimana struktur yang baru
merupakan perpaduan antara anggoata lama dan baru.
Dampak : Terbentuknya struktur organisasi SPKP yang mantap
yang
diharapkan
Rekomendasi : Struktur anggota SPKP yang baru hendaknya segera
dilegitimasi secara tertulis.
Sesegera mungkin dirumuskan AD/ART SPKP guna
percepatan kinerja SPKP.
11. Pendampingan Lembaga SPKP (4)
Lokasi : Pelaksanaan kegiatan pada 26 s/d 28 Juni 2010 bertempat di
SPTN I Kemujan
Hasil : AD/ART yang telah terumuskan merupakan hasil diskusi
dan kesepakatan bersama anggota SPKP yang baru.
AD/ART yang telah terbentuk akan ditinjau tingkat
keadaptifannya terhadap kondisi kelembagaan selama
rentang satu tahun.
Dampak : Tersusunnya AD/ART SPKP diakui oleh anggotanya
yang
diharapkan
Rekomendasi : AD/ART yang telah dibuat hendaknya mendapat
masukan dari pihak Balai Taman Nasional Karimunjawa.
12. Pendampingan lembaga SPKP (5)
Lokasi :
Hasil : Berdasarkan hasil diskusi anggoata SPKP yang difasilitasi
oleh pendamping (staf BTN Karimunjawa) dihasilkan

124
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

beberapa rumusan program prioritas dan rutin SPKP


diantaranya:
1. SPKP adalah lembaga kemasyarakatan yang akan
bergerak untuk penyadaran masyarakat dalam
mendukung upaya konservasi di Taman Nasional
Karimunjawa.
2. SPKP akan berupaya megembangkan bisnis mandiri
untuk penguatan kelembagaan dan perbaikan
perekonomian anggotanya.
3. SPKP akan secara aktif melakukan jejaring dengan
lembaga/instansi di Desa Kemujan.
4. SPKP akan secara rutin melakukan pertemuan anggota.
Dampak : Tersusunnya program prioritas dan rutin SPKP
yang
diharapkan
Rekomendasi : Untuk mendukung rencana kinerja SPKP dalam
melakukan upaya penyadaran masyarakat, maka
hendaknya sesegera mungkin rencana kinerja dijabarkan
secara detail disahkan oleh ketua SPKP, setelah terlebih
dahulu disepakati oleh seluruh anggota.
13. Pendampingan Lembaga SPKP (6)
Lokasi : Taman Nasional Karimunjawa
Hasil : Berdasarkan hasil rapat bulanan SPKP diputuskan
bebebrapa aturan pokok sebagai berikut:
Setiap anggota bertanggung jawab terhadap tugas yang
dibebankan kepadanya.
Setiap anggota bertanggung jawab terhadap pengelolaan
aset SPKP.
Setiap anggota diharuskan menghadiri pertemuan rutin.
Jika berhalangan diharuskan memberitahukan secara
tertulis
Dampak : Terumuskannya tata aturan kelembagaan internal SPKP
yang

125
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

diharapkan
Rekomendasi : Sebagai tindak lanjut dari hasil keputusan rapat rutin
SPKP, maka dibutuhkan kontrol dari para pendamping
untuk mengadaptasikan pola pengelolaan baru SPKP
14. Pendampingan Lembaga SPKP (7)
Lokasi : Pelaksanaan kegiatan pada 27 s/d 28 September 2010
bertempat di SPTN I Kemujan
Hasil : Berdasarkan hasil rapat rutin SPKP dise[akati bahwa hal-
hal rutin yang terakit dengan tata administrasi SPKP adalah
1. Buku hadir harus selalu terisi.
2. Buku Tamu harus selalu disodorkan kepada tamu yang
berkunjung ke SPKP.
3. Pembukuan keuangan secara rutin diupdate dan
dilaporkan pada rapat rutin anggota.
4. Setiap anggota menyerahkan uang sejumlah Rp. 5000
setiap kali pertemuan rutin anggota.
5. Surat masuk dan surat keluar harus diagendakan
Dampak : Berlangsungnya tata administrasi kelembagaan SPKP
yang
diharapkan
Rekomendasi : Dalam melaksanakan tata administrasi kelembagaan
diperlukan pendampingan secara rutin dari para
pendamping.
Dibutuhkan buku ataupun materi lain yang dapat
meningkatkan kemampuan anggota SPKP dalam
menjalankan tata administrasi dengan baik.
15. Pendampingan Lembaga SPKP (8)
Lokasi : Taman Nasional Karimunjawa
Hasil : Didasarkan pada hasil pertemuan dengan anggota SPKP,
disepakati bahwa rencana kinerja utama SPKP pada tahun
2011 adalah:
1. Berperan aktif dalam menjalankan kegiatan Sekolah
Lapang Pembelajaran Konservasi.

126
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

2. Mengembangkan Usaha ekonomi Produktif


3. Melakukan penyuluhan mandiri melalui anjangsana,
siaran radio komunitas, dan media yang lain.
Dampak : Tersusunnya Rencana Kinerja utama SPKP tahun 2011
yang
diharapkan
Rekomendasi : Jam pelajaran sekolah lapang pembelajaran konervasi
hendaknya ditingkatkan pada tahun 2011.
Bantuan Pengembangan Usaha Ekonomi diserahkan
kepada SPKP untuk dapat dikelola dan dikembangkan
lebih lanjut bagi pemberdayaan masyarakat.
Dapat diadakan sarana penyuluhan seperti radio
komunitas dan buletin penyuluhan.
16. Pendampingan Lembaga SPKP (9)
Lokasi : Pelaksanaan kegiatan pada 27 s/d 28 Nopember 2010
bertempat di SPTN I Kemujan
Hasil : Beberapa kebutuhan mendasar SPKP dalam pengembangan
kelembagaannya adalah:
1. Perlunya pengadaan sarana dan prasarana penunjang
kinerja SPKP.
2. Perlunya perpustakaan untuk peningkatan pengetahuan
anggota.
3. Perlunya insentif modal untuk merintis usaha mandiri
SPKP.
Dampak : Teridentifikasinya kebutuhan pengembangan SPKP, baik
yang dari dalam hal pemenuhan sarana prasarana, referensi
diharapkan dan jenis usaha mandiri.
Rekomendasi : Diadakannya sarana prasarana penunjang kinerja berupa
i unit komputer, i unit printer, meja dan kursi.
Dibuat perpustakan beserta dengan perlengkapannya
guna meningkatkan kinerja SPKP.
Bantuan modal usaha untuk pengembangan usaha
budidaya rumput laut dan kedai pesisir.

127
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

17. Pendampingan Lembaga SPKP (10)


Lokasi : • Pelaksanaan kegiatan pada 05 s/d 06 Desember 2010
bertempat di SPTN I Kemujan
Hasil : I. Selama masa satu tahun pendampingan, telah dilakukan
beberapa langkah mendasar dalam penguatan
kelembagaan SPKP diantaranya:
Restrukrisasi pengurus SPKP
Perumusan dan penyepakatan AD/ART.
Penyepakatan aturan internal lembaga
Penyusunan rencana program prioritas
Identifikasi kebutuhan dalam pengembangan
kelembagaan SPKP.
II. Walaupun sudah mengalami peningkatan kinerja,
keorganisasian SPKP masih memerlukan banyak
perbaikan di waktu yang akan datang.
Dampak : Terlaksananya evaluasi tahunan SPKP
yang
diharapkan
Rekomendasi : Pendapingan petugas/staf BTN Karimunjawa harus tetap
berlanjut guna penguatan kelembagaan SPKP.
18. Tot Metode Pengkajian Tataguna Lahan Secara Partisipatif
Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 s/d 19 Juni 2010
bertempat di SPTN I Kemujan
Hasil : Secara umum kegiatan ini berlangsung dengan baik dan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pelaksanaan ToT tentang Metode Pengkajian tata guna
lahan secara partisipatif diikuti oleh 20 orang peserta.
Pelaksanaan kegiatan ToT diikuti dengan penuh antusian
oleh para peserta. Hal ini dibuktikan dengan tingkat
kehadiran dan jalannya diskusi yang sangat aktif dalam
proses pembelajaran.
Dampak : Sebanyak 20 orang peserta ToT memahami konsep dasar
yang dan tahapan-tahapan dalam melakukan pemetaan

128
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

diharapkan partisipatif.

Rekomendasi : Selepas pelaksanaan ToT Metode pengkajian tata guna


lahan secara partisipatif, hendalnya dapat ditindaklanjuti
dengan proses nyata pengkajian lahan.
19. Pemetaan Tataguna Lahan Secara Partisipatif
Lokasi : Kegiatan in dilaksanakan pada tanggal 24 s/d 31 Juli 2010
bertempat di SPTN I Kemujan
Hasil : 1. Dalam kegiatan ini masyarakat telah terlibat secara aktif
dalam mengakji wilayahnya.
2. Kondisi lahan di pulau kemujan masih didominasi oleh
hamparan kebun dan tegalan.
3. Berdasarkan hasil survey lahan secara langsung, dapat
disimpulkan bahwa penyusun vegetasi lahan di Pulau
kemujan didominasi oleh Ingas, Klinu, Laban, Mete, dan
Kelapa.
4. Relief Desa Kemujan mayoritas masuk dalam kateri datar
(kelerengan < 3%) sampai dengan berombak/agak
melandai (kelerengan 3-8 %)
5. Tanah di Pulau Kemujan mimiliki sifat sebagai berikut
a. rata-rata memiliki PH 5,04 yang digolongkan dalam
kategori masam.
b. Memiliki kandungan C-organik dalam kategori rendah
(1,62 %)
c. Memiliki kandungan N-total dalam kategori yang
sangat rendah (0,009%)
d. Memiliki kandungan Ca dalam kategori sangat rendah
(1,9 cmol+/kg)
e. Memiliki kandungan Mg dalam kategori sangat sedang
dengan kadar 1,68 cmol+/kg
f. Memiliki kandungan K dalam kategori rendah (0,21
cmol+/kg)
g. Memiliki kandungan Na dalam kategori sedang (o,79

129
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

cmol+/kg)
h. Tekstur tanah di Pulau Kemujan sebagian besar
tersusun atas pasir dengan rerata 61,61% (terendah
1,85% dan tertinggi 89,24%)
Pola pemanfaatan lahan di Pulau kemujan masih belum
sepenuhnya mempertimbangkan faktor kesesuaian dan
kemampuan lahan.
Dampak : 1. Teridentifikasi dan terdokumentasinya tipologi lahan di
yang Pulau kemujan
diharapkan 2. Masyarakat terlibat dalam proses pengkajian wilayah.
3. Teridentifikasi dan terdokumentasinya pola pemanfaatan
lahan di Pulau Kemujan
Rekomendasi : Tataguna lahan di Pulau Kemujan secara umum masih
dalam batas kewajaran, namun demikiaan perlu segera
dibuat model pengelolaan lahan produktif berbasis
konservasi. Hal ini dimaskudkan untuk memberikan contoh
kepada masyarakat agar dapat mengadopsi teknik-teknik
pemanfaatan lahan yang berpegang pada kaidah konservasi
20. Pembuatan Plot Percontohan Agro Silvo Pastur (4 Model)
Lokasi : Tahap 1:
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 16 Agustus
2010 bertempat di SPTN Wilayah I Kemujan
Tahap 2:
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus s/d 6
September 2010 bertempat di Wilayah SPTN I Kemujan.
Tahap 3:
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 25
September 2010 bertempat di SPTN Wilayah I Kemujan.
Tahap 4:
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 s/d 30 Oktober
2010 bertempat di SPTN Wilayah I Kemujan.
Hasil : Hasil dan Kesimpulan yang didapat dari Kegiatan
pembuatan plot percontohan Agrosilvopastur yaitu:

130
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

1. Kegiatan ini telah berhasil mengubah lahan yang


awalnya tidak produkti menjadi lahan yang dapat
berproduksi secara periodik.
2. Pembuatan Plot Percontohan ini dikelompokkan menjadi
4 (empat) model, dengan hasil sebagai berikut:
a. Pada Model pertanaman agrisilvikultur, telah
tertanam kombinasi antara Sengon Laut
(Parasireanthes falcataria) sebanyak 512 batang
dan Jagung (Zea mays) sebanyak 3 kg.
b. Pada Model pertanaman, telah tertanam kombinasi
antara Sengon Laut (Parasireanthes falcataria),
Mahoni (Swietenia Macrophyla), Jati (Tectona
grandis), dan Jabon (Anthochepalus cadamba),
masing-masing sebanyak 550 batang.
c. Pada Model pertanaman, telah tertanam kombinasi
antara Mahoni (Swietenia Macrophyla) sebanyak
250 batang, Jati (Tectona grandis) sebanyak 250
batang, Jagung (Zea mays) sebanyak 3 kg Rumput
Gajah (Pennisetum purpureu) sebanyak 7.835
batang.
d. Pada Model pertanaman Silvopastoral, telah
tertanam kombinasi antara Sengon Laut
(Parasireanthes falcataria) sebanyak 1.536 dan
Rumput Gajah (Pennisetum purpureu) sebanyak
7.835 batang.
e. Tanaman pagar yang tertanam berupa Gamal
(Gliricedia speium) sebanyak 656 batang.
f. Tanaman tepi yang tertanam berupa mahoni
(Swietenia macrophyla) sebanyak 652 batang.
3. Model pertanaman yang diterapkan masih dalam kelas
agroforestry awal.
4. Kompetisi untuk mendapatkan hara dallam plot ini
diminimalisir dengan menmpatkan tanaman semusim

131
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

pada guludan, sedangkan tanaman tahunan ditanam


diantara guludan yang posisinya lebih rendah.
5. Gangguan yang muncul dalam proses penanaman adalah
adanya serangan hama tikus, ulat dan Burung Betet.
Dampak : Secara umum, hasil yang diharapakn dari kegiatan ini
yang adalah terbentuknya 4 (empat) model pertanaman berbasis
diharapkan agroforestry pada lahan seluas 2 Ha di Desa Kemujan.
Secara spesifik hasil yang diharapkan dari kegiatan ini
yaitu:
1. Terbentuknya model pertanaman agrisilvikultur yang
tersusun dari kombinasi antara Sengon Laut
(Parasireanthes falcataria) sebanyak 512 batang dan
Jagung (Zea mays) sebanyak 3 kg.
2. Terbentuknya model pertanaman silvikultur yang
tersusun dari kombinasi antara Sengon Laut
(Parasireanthes falcataria), Mahoni (Swietenia
Macrophyla), Jati (Tectona grandis), dan Jabon
(Anthochepalus cadamba), masing-masing sebanyak 550
batang.
3. Terbentuknya model pertanaman Agrosilvopastoral
yang tersusun dari kombinasi antara Mahoni (Swietenia
Macrophyla) sebanyak 250 batang, Jati (Tectona grandis)
sebanyak 250 batang, Jagung (Zea mays) sebanyak 3 kg
Rumput Gajah (Pennisetum purpureu) sebanyak 7.835
batang.
4. Terbentuknya model pertanaman Silvopastoral yang
tersusun dari kombinasi antara Sengon Laut
(Parasireanthes falcataria) sebanyak 1.536 dan Rumput
Gajah (Pennisetum purpureu) sebanyak 7.835 batang.
5. Tertanamnya tanaman pagar berupa Gamal (Gliricedia
speium) sebanyak 656 batang.
6. Tertanamnya tanaman tepi berupa mahoni (Swietenia
macrophyla) sebanyak 652 batang.

132
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Rekomendasi : Pembelajaran yang didapat dari Plot Percontohan


Agrosilvopastur tidak akan bisa dicapai hanya dalam satu
tahun periode penanaman, sehingga diperlukan upaya
perawatan secara periodik sampai dengan akhir daur dari
komponen penyusun vegetasi model pertanaman.
21. ToT Sekolah Lapang Pedesaan
Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22-25 Maret 2010
bertempat di SPTN I Kemujan
Hasil : Selama 3 hari pelaksanaan Training of Trainers (ToT),
peserta disuguhi materi-materi pembelajaran yang secara
garis besar dapat dikelolmpokkan ke dalam 5 topik.
Kelima topic tersebut terdiri dari materi tentang sekolah
lapang, dasar-dasar konservasi, agroforestry, dasar-dasar
menjadi fasilitator, dan manajemen usaha kecil dan
menengah.
Dampak : Terbangunnya skema pembelajaran masyarakat dalam
yang bentuk ”Sekolah Lapangan” yang memfasilitasi
diharapkan masyarakat untuk belajar secara mandiri.
Rekomendasi : Berdasarkan tanggapan peserta terkait dengan jalannya
ToT, mereka menyarankan ada sebuah keberlanjutan
kegiatan yang dapat menjamin keberlangsungan sekolah
lapang di tahun 2010.
22. Implementasi Sekolah Lapang Pembelajaraan Konservasi
Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17 s/d 21 April
2010 bertempat di SPTN I Kemujan
Hasil : Pelaksanaan sekolah sekolah lapang dilaksanakan dalam
waktu efektif 3 (tiga) hari.
Pelaksanaan kegiatan Implementasi diikuti oleh 20 orang
peserta.
Secara umum para peserta mengikuti jalannya sekolah
lapang pembelajaran konservasi dengan sangat antusias
dalam menerima materi, dan dapat dengan baik
menjalankan praktek lapangan.

133
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Dampak : Sebanyak 20 orang warga Kemujan yang tergabung


yang dalam Sekolah Lapang Pembelajaran Konservasi mampu
diharapkan untuk memahami dan menerapkan konsep pembelajaran
Sekolah lapang Pembelajaran konservasi secara mandiri
Rekomendasi : Waktu pembelajaran sekolah lapang hendaknya
diperpanjang dan dilakukan secara periodik dalam
rentang waktu satu tahun
23. Konsultasi Publik Masterplan Desa Model
Lokasi : Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8 s/d 12 Nopember
2010 bertempat di SPTN I Kemujan
Hasil : Konsultasi publik Masterplan Model Desa Konservasi
dihadiri oleh 30 orang peserta yang merupakan
representatif warga Desa kemujan.
Forum dalam konsultasi publik secara umum
menyepakati draft Masterplan Model Desa konservasi,
dengan catatan dilakukan perbaikan pada beberapa
bagian yang terkait dengan strategi pencapain hasil.
Forum konsultasi publlik menilai perlunya dilakukan
sosialisasi secara mendalam kepada masyarakat
mengenai konsep model desa konservasi.
Sebanya 24 dari 30 orang peserta yang hadir
menyepakati Draft masterplan Model Desa Konservasi.
Dampak : Sebanyak 30 orang peserta konsultasi publik terlibat
yang dalam pembahasan guna memberikan input dalam
diharapkan rangka penyempurnaan masterplan model desa
konservasi.
Setidaknya 2/3 dari peserta yang hadir menyepakati hasil
konsultasi publik masterplan model desa konservasi
Rekomendasi : • Berbagai saran dan kritik dari peserta konslutasi publik
dapat dituangkan dalam masterplan untuk selanjutnya
dapat dijpedomani dalam pelaksanaan program Model
Desa Koservasi.
24. Penyusunan Buku Panduan Wisata TN Karimunjawa

134
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Hasil : Tersusunnya buku panduan wisata Taman Nasional


Karimunjawa
25. Pameran Wisata Alam 1 (Pameran Wisata Alam Gelar Promosi Agribinis
IV Soropadan Tahun 2010)
Lokasi : Kegiatan Pameran Pameran Gelar Promosi Agribisnis IV
Soropadan 2010 ini dilaksanakan di kawasan Agrowisata
&STA Soropadan Temanggung Jawa Tengah pada tanggal
24-28 Juni 2010.
Hasil : Kegiatan promosi dan informasi pariwisata alam Taman
Nasional Karimunjawa melalui keikutsertaan dalam
Pameran Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010
pada tanggal 24-28 Juni 2010 telah terselenggara dengan
baik. Hal ini dapat terlihat dengan keikutsertaan Tim
Pameran Balai Taman Nasional Karimunjawa secara
penuh mulai dari pembukaan hingga penutupan pameran,
tersebarnya materi informasi yang dipersiapkan baik
berupa materi leaflet maupun terjualnya cendera mata
khas Karimunjawa serta relatif tingginya antusiasme
pengunjung di stand Provinsi Jawa Tengah dimana
Taman Nasional Karimunjawa ikut berkontribusi.
Dalam pameran ini Balai TN. Karimunjawa
menampilkan berbagai materi promosi informasi berupa
Neon Box Peta Potensi Wisata Taman Nasional
Karimunjawa, foto potensi wisata TN Karimujawa,
Leaflet dan Cinderamata khas Karimunjawa, pohon
Dewadaru dan bahan informasi mengenai Pohon
Dewandaru.
Secara umum pengunjung pameran memberikan respon
positif terhadap materi yang disampaikan,
Dampak : Terselenggaranya penyebaran informasi upaya
yang pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa.
diharapkan Terlaksananya promosi potensi wisata alam Taman
Nasional Karimunjawa
Rekomendasi : Upaya promosi dan informasi wisata alam di TN.

135
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Karimunjawa perlu dilakukan secara terus menerus


untuk menunjang optimalisasi pemanfaatan lestari di TN.
Karimunjawa.
Persiapan secara matang materi yang akan ditampilkan di
pameran sangat menentukan keberhasilan penyampaian
informasi kepada pengunjung.
Bentuk-bentuk penyampaian informasi melalui media
yang menarik dan bervariasi akan menarik pengunjung
sehingga perlu dilakukan pembuatan alat peraga yang
bervariasi.
26. Pameran Wisata Alam 2 (Pameran Indo Green Forestry Expo)
Lokasi : Kegiatan Pameran Indo Green Forestry Expo 2010
dilaksanakan di Assembly Hall, Jakrta Convention Center
(JCC) pada tanggal 15-18 April 2010
Hasil : Kegiatan promosi dan informasi pariwisata alam TNKJ
melalui keikutsertaan dalam Pameran Indo Green
Forestry Expo 2010 pada tanggal 15-18 April 2010 telah
terselenggara dengan baik. Hal ini dapat terlihat dengan
keikutsertaan Tim Pameran BTNKJ secara penuh mulai
dari pembukaan hingga penutupan pameran, tersebarnya
materi informasi yang dipersiapkan baik berupa materi
leaflet maupun terjualnya cendera mata khas
Karimunjawa serta relatif tingginya antusiasme
pengunjungndi stand Provinsi Jateng dimana TNKJ ikut
berkonstribusi.
Dalam pameran ini BTNKJ menampilkan berbagai
promosi dan informasi berupa Neon Box Peta Potensi
wisata TNKJ, foto potensi wisata TNKJ, leaflet dan
cinderamata khas Karimunjawa.
Secara umum pengunjung pameran dan pengusaha
wisata Indogreen Forestry Expo 2010 memberikan
respon positif terhadap materi yang disampaikan.
Dampak : Terselenggaranya penyebaran informasi upaya

136
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

yang pengelolaan TNKJ.


diharapkan Terlaksananya promosi potensi wisata alam TNKJ.
Tergalangnya kepedulian, pemahaman, kesadaran
masyarakat luar terhadap kawasan TNKJ.
Rekomendasi : Upaya promosi dan informasi wisata alam di TNKJ perlu
dilakukan secara terus menerus untuk menunjang
optimalisasi pemanfaatan lestari TNKJ.
Persiapan secara matang materi yang akan ditampilkan di
pameran sangat menentukan keberhasilan penyampaian
informasi kepada pengunjung.
Bentuk-bentuk penyampaian informasi melalui media
yang menarik dan bervariasi akan menarik pengunjung
sehingga perlu dilaksanakan pembuatan alat peraga yang
bervariasi.
Kerjasama dengan pihak ketiga (pengusaha pariwisata
dan biro perjalanan) sangat penting guna meningkatkan
kuantitas dan kualitas meteri promo wisata alam.
27. Pameran Wisata Alam 3 (Pameran Konservasi Alam Peringatan Puncak
Hari Menanam Indonesia Di Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo
Kabupaten Jepara Tahun 2010)
Lokasi : Kegiatan Pameran Jawa Tengah pada tanggal 26 – 30
Nopember 2010.
DiKabupaten Jepara
Hasil : Kegiatan pameran dalam rangka Puncak Hari Menanam
Pohon Indonesia Tingkat Propinsi Jawa Tengah Tahun
2010 pada tanggal 28-30 Nopember 2010 telah
terselenggara dengan baik. Hal ini dapat terlihat dengan
keikutsertaan Tim Pameran Balai Taman Nasional
Karimunjawa secara penuh mulai dari pembukaan hingga
penutupan pameran, tersebarnya materi informasi yang
dipersiapkan baik berupa leaflet, bulletin maupun buku
panduan yang diterbitkan oleh Balai Taman Nasional
Karimunjawa. Secara umum pengunjung pameran
memberikan respon positif terhadap materi yang

137
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

disampaikan.
Dampak : Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan
yang lingkungan melalui cinta menanam dan memelihara
diharapkan pohon.
Terselenggaranya penyebaran informasi upaya
pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa
Rekomendasi : Persiapan secara matang materi yang akan ditampilkan di
pameran sangat menentukan keberhasilan penyampaian
informasi kepada pengunjung.
Bentuk-bentuk penyampaian informasi melalui media
yang menarik dan bervariasi akan menarik pengunjung
sehingga perlu dilakukan pembuatan alat peraga yang
bervariasi.
28. Pameran Wisata Alam 4 (Pameran Potensi Perikanan Dan Wisata Alam
Hari Pangan Sedunia Ke Xxx Dan Hari Nusantara Xi Tahun 2010)
Lokasi : Kegiatan Pameran Hari Pangan Sedunia Ke XXX dan Hari
Nusantara Ke XI tahun 2010 ini dilaksanakan di kawasan
wisata pantai Desa Widoro Payung Wetan Kecamatan
Binangun Kabupaten Cilacap Jawa Tengah pada tanggal
24-28 Nopember 2010.
Hasil : 1. Kegiatan diseminasi informasi kawasan pelestarian
alam, promosi dan informasi pariwisata alam Taman
Nasional Karimunjawa melalui keikutsertaan dalam
Pameran Hari Pangan Sedunia dan Hari Nusantara ke XI
Cilacap tahun 2010 pada tanggal 24-28 Nopember 2010
telah terselenggara dengan baik.
2. Dalam pameran ini Balai TN. Karimunjawa
menampilkan berbagai materi promosi informasi berupa
Neon Box Peta Potensi Wisata Taman Nasional
Karimunjawa, foto hasil perikanan di karimunjawa, foto
potensi wisata TN Karimujawa, Leaflet dan
Cinderamata khas Karimunjawa, pohon Dewadaru dan
bahan informasi mengenai Pohon Dewandaru.
3. Secara umum pengunjung pameran memberikan respon

138
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

positif terhadap materi yang disampaikan


Dampak : Terselenggaranya penyebaran informasi upaya
yang pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa terutama
diharapkan pengelolaan perlindungan kawasan lautnya,
Terlaksananya promosi potensi wisata alam Taman
Nasional Karimunjawa
Rekomendasi : Upaya promosi dan informasi wisata alam di TN.
Karimunjawa perlu dilakukan secara terus menerus
untuk menunjang optimalisasi perlindungan dan
pemanfaatan lestari di TN. Karimunjawa.
Persiapan secara matang materi yang akan ditampilkan di
pameran sangat menentukan keberhasilan penyampaian
informasi kepada pengunjung.
Bentuk-bentuk penyampaian informasi melalui media
yang menarik dan bervariasi akan menarik pengunjung
sehingga perlu dilakukan pembuatan alat peraga yang
bervariasi.
29. Pembuatan Booklet Dan Leaflet
Hasil : Tersusunnya Booklet dan Leaflet tentang Taman Nasional
Karimunjawa
30. Inventarisasi Dan Identifikasi Wreck Dive Site
Lokasi : Waktu pelaksanaan kegiatan identifikasi dilaksanakan pada
bulan Maret 2010, selama 10 hari. Lokasi identifikasi
adalah kawasan perairan Taman Nasional Karimunjawa
yang menurut informasi diperkirakan sebagai lokasi wreck.
Hasil : Dari hasil Identifikasi Wreck Dive Site di Taman Nasional
Karimunjawa dapat disimpulkan terdapat lokasi wreck yang
tersebar di hampir seluruh wilayah Taman Nasional
Karimunjawa, namun untuk lokasi wreck dive yang telah
teridentifikasi pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Wreck dive Indonor terletak di perairan Pulau Kemujan,
terumbu karang telah terbentuk pada lokasi ini dengan
potensi biota yang beraneka ragam bahkan terdapat

139
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

karang masif jenis Porites sp.


Wreck dive Masa Indah di Pulau Menjangan Kecil,
relatif masih baru terbentuk pelekatan / simbiosis karang
namun lokasi ini layak dijadikan wreck dive site
mengingat lokasi ini paling mudah dijangkau dari Pulau
Karimunjawa.
Wreck dive Palipur di Batu Merah Pulau Parang, layak
menjadi wreck dive site karena karang yang menempel
pada substrat kapal tenggelam tersebut sebagian besar
mempunyai ukuran yang cukup besar terutama karang
dengan koloni bercabang atau meja selain itu banyak
dijumpai karang dengan koloni berbentuk masif dengan
ukuran yang cukup besar yang menandakan kondisi
perairan sekitar kapal masih cukup baik dan usia kapal
tersebut sudah cukup lama.
Wreck dive Tongkang di Pulau Kumbang, layak
dijadikan wreck dive site karena kondisi kapal tersebut
relatif dalam kondisi utuh tidak dijumpai bekas
pemanfaatan dan hampir semua badan kapal telah
ditutupi oleh karang sehingga sulit dibedakan dengan
kondisi karang sekitarnya
Dampak : Teridentifikasinya lokasi wreck di Taman Nasional
yang Karimunjawa
diharapkan Lokasi wreck yang memungkinkan dijadikan obyek daya
tarik wisata sebagai dive site di Taman Nasional
Karimunjawa
Rekomendasi : Balai Taman Nasional Karimunjawa menjadikan 4 lokasi
wreck seperti tersebut diatas sebagai wreck dive site di
Taman Nasional Karimunjawa. Upaya yang bisa
dilakukan adalah sosialisasi wreck dive site sebagai
objek daya tarik wisata alam (ODTWA) dan melengkapi
sarana prasarana yang diperlukan sebagai suatu lokasi
dive site.

140
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

31. Pembuatan Buletin Nautilus


Hasil : Tersusunnya buletin Nautilus Taman Nasional
Karimunjawa sebanyak 3 Edisi
32. Pembinaan Kader Konservasi
Lokasi : Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Kader
Konservasi dan Kelompok Pecinta Alam dilaksanakan
selama 4 hari mulai dari tanggal 22 s.d. 25 Juni 2010.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Kader Konservasi dan
Kelompok Pecinta Alam bertempat di Balai Desa
Kemujan untuk pelaksanaan kegiatan teori dan lokasi di
Legon Bajak untuk pelaksanaan kegiatan praktek
Hasil : Dengan terbinanya Kader Konservasi dan Kelompok
Pecinta Alam Tingkat Pemula di Balai Taman Nasional
Karimunjawa Tahun 2010 sebanyak 30 orang generasi
muda dan tokoh masyarakat secara berkelanjutan dapat
membantu tugas–tugas Balai Taman Nasional
dilapangan, dan daftar nomor keanggotaan.
Dampak : Telah terbinanya kader konservasi dan kelompok pecinta
yang alam yang terorganisir dan mandiri.
diharapkan Dapat mendorong masyarakat di sekitar kawasan untuk
mampu mengembangkan kepekaan dan kepedulian
terhadap kelestarian sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya di Kawasan Taman Nasinal Karimunjawa.
Dapat menginterpretasi dengan baik dan benar akan
membantu masyarakat untuk lebih mengenal dan
mengerti kondisi kawasan Taman Nasional Karimunjawa
Rekomendasi : Pembinaan Kader Konservasi dan Kelompok Pecinta
Alam Balai Taman Nasional Karimunjawa agar
dilaksanakan secara berkelanjutan dan berjenjang.
Memfasilitasi dan mendukung kegiatan Kader
Konservasi dan Kelompok Pecinta Alam pada waktu
yang akan dating
Memfasilitasi kegiatan Kader Konservasi dan kelompok

141
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

pecinta alam dari tingkat Pemula menjadi tingkat yang


lebih tinggi (Tingkat Madya dan selanjutnya
33. Lomba Lukis Konservasi Tingkat SD Dan SMP
Lokasi : Kegiatan lomba melukis konservasi ini dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 22 sampai dengan 26 Februari 2010, dan
mengambil tempat di Pantai Barakuda Kemujan
Karimunjawa.
Hasil : Lomba melukis Konservasi adalah salah satu kegiatan
yang sangat diminati baik siswa maupun masyarakat di
Karimunjawa, terbukti dari jumlah peserta yang undang
semua hadir dalam acara tersebut dan masyarakat sangat
antusias menyaksikan perlombaan ini.
• Juara lomba pada tahun ini untuk kategori sekolah dasar
lebih merata, namun yang lebih mengejutkan untuk tahun
ini pemenang untuk kategori sekolah menengah pertama,
juara diraih seluruhnya oleh siswa SMPN I
Karimunjawa, di mana pada pelaksanaan lomba lukis
tahun sebelumnya juara diraih seluruhnya oleh siswa
MTs. Safinatul Huda 2 Karimunjawa.
Dari poin 2 di atas dapat disimpulkan bahwa siswa
SMPN I Karimunjawa sudah bisa memahami akan visi
dan misi Taman Nasional Karimunjawa, yang
disampaikan melalui Muatan Lokal Pendidikan
Lingkungan Kelautan
Dampak : Meningkatkan kepedulian dan pemahaman siswa
yang terhadap kelestarian sumber daya alam dan ekosistem
diharapkan yang ada di Taman Nasional Karimunjawa
Rekomendasi : Lomba melukis merupakan salah satu kegiatan yang
sangat diminati oleh siswa-siswi dan masyarakat di
Karimunjawa, maka perlu dipertahankan dan diadakan
setiap tahun.
Perlu penambahan jumlah peserta lomba untuk tahun
berikutnya (100 peserta, SMP 60 dan SD 40) agar para

142
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

siswa yang mempunyai bakat melukis bisa ikut


berlomba.
Perlu penambahan pos anggaran terutama untuk belanja
sewa seperti, sewa tenda dan sound system, dan
akomodasi untuk guru pembimbing (2 siswa 1 guru
pembimbing)
34. Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan TN Karimunjawa (2 Lokasi)
Lokasi : Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Taman
Nasional Karimunjawa dilaksanakan selama lima hari mulai
tanggal 1-5 Mei 2010 bertempat di Ruang Pertemuan Hotel
Karimunjawa Inn di Pulau Karimunjawa
Hasil : Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Taman
Nasional Karimunjawa telah terselenggara dengan baik
pada tanggal 1-5 Mei 2010 di Ruang Pertemuan Hotel
Karimunjawa Inn di Pulau Karimunjawa.
Kegiatan ini dihadiri 30 orang perwakilan anggota
masyarakat dari Desa Karimunjawa, Kemujan dan
Parang dan sejumlah undangan termasuk Kapolsek
Karimunjawa.
Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Taman
Nasional Karimunjawa diisi beberapa paparan yaitu
paparan mengenai Pengelolaan Taman Nasional
Karimunjawa, UU No.5 tahun 1990 mengenai
KSDAH&E, dan PP No.59 tahun 1998 mengenai Tarif
Jasa PNBP yang Berlaku Pada Departemen Kehutanan
dan Perkebunan.
Secara umum kegiatan ini mendapat sambutan baik dari
peserta. Para peserta bahkan menggunakan acara ini
untuk menanyakan berbagai aspek upaya pengelolaan
Taman Nasional Karimunjawa.
Dampak : Tersosialisasikannya kebijakan pengelolaan kawasan
yang Taman Nasional Karimunjawa kepada perwakilan
diharapkan masyarakat Desa Karimunjawa, Desa Kemujan dan Desa

143
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Parang sejumlah 30 orang.


Rekomendasi : Kegiatan sosialisasi upaya pengelolaan kawasan Taman
Nasional Karimunjawa perlu terus dilaksanakan di masa
yang akan datang karena merupakan media komunikasi
langsung antara pihak Balai Taman Nasional
Karimunjawa dengan masyarakat di sekitar kawasan
Taman Nasional Karimunjawa. Sehingga diharapkan
kegiatan sosialisasi akan diusulkan dalam tahun
anggaran 2011.
35. Pelatihan Selam
Lokasi : Kegiatan pelatihan selam 2010 di laksanakan di Kantor
SPTN II Karimunjawa untuk penyampaian teori dan
praktek perairan terbuka dilaksanakan di Dermaga
Perintis Karimunjawa (Dermaga Muria).
Pelaksanaan pelatihan selam Taman Nasional
Karimunjawa dilaksanakan pada tanggal 1-5 Juni 2010.
Hasil : Kegiatan pelatihan selam 2010 Taman Nasional
Karimunjawa yang diselenggarakan pada tanggal 1-5
Juni 2010 telah terselenggara dengan baik. Hal ini dapat
terlihat dari hasil evaluasi peserta pelatihan selam baik
dalam hal teori maupun praktek selam di perairan
terbuka yang hasilnya cukup memuaskan.
Dari seluruh peserta pelatihan selam yang berjumlah 30
orang dinyatakan lulus sertifikasi baik A1 maupun A2
dan telah memenuhi standart one star dan two star
SCUBA diver CMAS POSSI.
Dampak : Manfaat/output yang ingin dicapai oleh Balai Taman
yang Nasional Karimunjawa adalah bertambahnya jumlah
diharapkan tenaga profesional yang memiliki kemampuan selam dan
bersertifikat baik staf maupun masyarakat untuk
menunjang pengelolaan wisata di Taman Nasional
Karimunjawa terutama wisata bawah air
Rekomendasi : Perlunya pembianaan berkelanjutan bagi peserta

144
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

pelatihan yang telah bersertifikasi agar kemampuan


selam peserta dapat bermanfaat untuk menunjang upaya
pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa.
Bagi peserta pelatihan yang berminat di bidang pemandu
selam agar dapat diusulkan untuk peningkatan grade
sertifikasi spesialis pemandu selam CMAS POSSI.
36. Pengadaan Prasarana Perpustakaan
Lokasi : • Kantor Balai Taman Nasional Karimunjawa
Hasil : • Terpenuhinya prasarana perpustakaan
Dampak : • Optimalisasi fungsi dan kegiatan operasional
yang perpustakaan
diharapkan
Rekomendasi : • Segera dilakukan penataan kembali perpustakaan
37. Pengadaan Bahan Pusat Informasi
Lokasi : • Pusat Informasi Taman Nasional Karimunjawa
Hasil : • Terpenuhinya bahan pusat informasi mangrove
Dampak : • Optimalisasi fungsi dan kegiatan operasional pusat
yang informasi mangrove
diharapkan
Rekomendasi : • Operasionalisasi dengan penuh tanggung jawab dan
pemeliharaan yang baik.

Perencanaan dan Pengedalian Kawasan Konservasi


1. Penyempurnaan Rencana Strategis TN Karimunjawa
Lokasi : Maret 2010
Hasil : Tim melakukan kajian peraturan perundangan yang
baru.$
Melakukan telah terhadap renstra Kemenhut dan renstra
PHKA.
Melakukan analisa untuk menentukan komponen dan
detil kegiatan yang sesuai dengan tujuan pengelolaan
TNKJ serta program dari eselon I.
Menyusun rentra TNKJ dengan penyempurnaannya.

145
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Dampak : Renstra TNKJ sesuai dengan peraturan perundangan


yang yang baru
diharapkan
Rekomendasi : Pemilihan komponen dan detil kegiatan pengelolaan
TNKJ mengacu pada renstra yang telah disempurnakan.
2. Penyusunan Rencana Kerja TN Karimunjawa
Lokasi : Balai Taman Nasional Karimunjawa
Hasil : • Tersusunnya Renja Balai Taman Nasional Karimunjawa
Tahun 2011
Dampak : • Menjadi pedoman dalam pelaksanaan pengelolaan Balai
yang Taman Nasional Karimunjawa pada tahun 2010
diharapkan
Rekomendasi : • Penyempurnaan renja di tahun yang akan datang sesuai
dengan tindak lanjut permasalahan yang ada dalam
pengelolaan kawasan.

Pada tahun 2010 Balai Taman Nasional Karimunjawa mendukung program


pemerintah melalui kegiatan penanaman satu milyar pohon (One Billion Indonesian
Trees). Sasaran kegiatan ini adalah untuk menjadikan seluruh lahan menjadi hijau (cukup
vegetasi) baik di dalam maupun diluar kawasan hutan, sehingga mampu memberikan
fungsi perlindungan, estetika, hasil ekonomi masyarakat dan sekaligus dapat berfungsi
untuk penyerapan karbon. Diharapkan kegiatan penanaman menjadi bagian dari budaya
dan sikap hidup masyarakat. Hal ini merupakan alternatif sumber ekonomi lain bagi
masyarakat sekitar sejalan dengan program Taman Nasional Karimunjawa untuk
mengalihkan tekanan masyarakat terhadap sumber daya perairan yang ada. Adapun
realisasi penanaman yang dilakukan dalam rangka mensukseskan program OBIT di Taman
Nasional Karimunjawa adalah sebagai berikut :

146
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Tabel 10. Pelaksanaan ”One Billion Indonesia Trees” di Taman Nasional


Karimunjawa

Jumlah Luasan
No. Kegiatan Jenis
Pohon (ha)
1. Penanaman Turus jalan Mahoni 40 0,06
bersama masyarakat
2. Penanaman pohon peduli Rhizopora 500 0,5
lingkungan bersama
Syahbandar
3. HKAN bersama mahasiswa Rhizopora 950 0,5
4. Rehabilitasi mangrove bekas Rhizopora 9.400 2,50
tambak
5 Penanaman di plot Jati 800 2,00
Agrosilvopasture Mahoni 1.452
Sengon 2.958
Jabon 550
6 Penanaman batas kawasan Nyamplung 2.000 0,6

7 Rehabilitasi masyarakat di Jati 41.960 191,04


Karimunjawa Mahoni 21.010
Sengon 8.390
Mangga 3.820
Rambutan 3.820
Nyamplung 3.820
8 Rehabilitasi masyarakat di Jati 11.760 76,38
Kemujan Mahoni 13.445
Sengon 3.341
Mangga 1.531
Rambutan 1.529
Nyamplung 1.529
9 Rehabilitasi masyarakat di Jati 53.305 186,36
Parang Mahoni 20.505
Mangga 3.730
Nyamplung 3.730
Rhizopora 27.500 25
10 Rehabilitasi masyarakat di Jati 8.215 53,08
Nyamuk Mahoni 11.735
Mangga 2.125
Nyamplung 1.060
Jumlah 266.150 538,04

Disamping dilaksanakan secara swadaya program penanaman tersebut juga berasal


dari dana Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL). Gerakan Nasional
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) adalah sebagai upaya percepatan rehabilitasi
hutan dan lahan secara terpadu dengan peran semua pihak (pemerintah, pemerintah daerah,
147
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

masyarakat dan lain-lain) melalui mobilisasi sumber daya. Dimana areal GNRHL di
Taman Nasional Karimunjawa merupakan lahan masyarakat yang berlokasi di Pulau
Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang dan Pulau Nyamuk dengan luasan total
506,88 ha. Bibit yang ditanam sejumlah 193.670 batang yang terdiri dari bibit kayu-
kayuan dan 26.685 batang bibit MPTS.
Pada tahun 2010 Balai Taman Nasional Karimunjawa juga memperoleh bantuan
penanganan kasus dari Direktorat Penyidikan dan Perlindungan Hutan guna menyelesaikan
penanganan 1 kasus pelanggaran hukum di kawasan perairan Taman Nasional
Karimunjawa hingga P.21. Kasus tersebut berupa penangkapan ikan dengan
menggunakan jaring cantrang yang dilakukan KM Hasil Karya di perairan Karimunjawa
tepatnya di sebelah selatan pulau Cilik
Dalam menjalankan pengelolaan kawasan Taman Nasional Karimunjawa,
dukungan dan kerjasama para pihak mutlak dibutuhkan. Pada tahun 2010 mitra Lembaga
Swadaya Masyarakat yang bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Karimunjawa yaitu
Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP), RARE dan Jakarta Animal
Aid Network (JAAN)

a. WCS-IP
WCS-IP merupakan mitra Kemeterian Kehutanan dalam upaya konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kesepakatan Kerjasama kemitraan
tersebut tertuang dalam Nota Kesepakatan yang ditandatangani pada tanggal 18 Juli
1997 dan selanjutnya diperpanjang pada tanggal 1 Oktober 2004. Sampai dengan
tahun 2010 berbagai program kegiatan telah dijalankan Balai Taman Nasional
Karimunjawa dan WCS-IP. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan WCS-IP di
kawasan Taman Nasional karimunjawa pada tahun 2010, tersaji pada table 11.

148
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Tabel 11. Program dan Kegiatan WCS-IP di Taman Nasional Karimunjawa


tahun 2010

Waktu
No Program dan Kegiatan
1 Rencana strategis desa Kemujan
-Fasilitasi pertemuan desa dan kabupaten Februari 2010
-Audiensi dengan Bupati 2 Maret 2010
- Pertemuan 3 desa Mei 2010
2 Monitoring dan evaluasi
-Ekologi April 2010
-Sosial ekonomi Februari 2010
Februari – Desember
-Habitat kritis (SPAGs) 2010
-Indikator evaluasi zonasi November 2010
3 Peningkatan kapasitas
-Pelatihan monitoring terumbu karang 13-15 Desember
-Pelatihan analisa data 15-16 Juni 2010
-Pelatihan pengelolaan pesisir dan lauatan
secara terpadu April 2010
4 Mata pencaharian alternatif Januari 2010 – sekarang
November 2010 –
5 Pendaratan hasil tangkapan nelayan sekarang
6 Penjangkauan (outreach)
April dan Desember
- Pembuatan fil dokumentar 2010
7 Kelompok Pengawasan Masyarakat Januari – Mei 2010

b. RARE
Pada tahun 2010, kawasan TN Karimunjawa terpilih menjadi salah satu lokasi
pelaksanaan kampanye RARE Pride. RARE merupakan lembaga swadaya masyarakat
yang memfokuskan aktivitasnya untuk mengubah perilaku masyarakat di sekitar
kawasan konservasi menggunakan pendekatan sosial marketing. Dalam
pelaksanaannya, seorang staf fungsional Balai TN Karimunjawa lolos seleksi Manajer
Kampanye RARE Pride 2010. Perjanjian kampanye antara Balai Taman Nasional
Karimunjawa dengan RARE telah ditandatangani pada tanggal 27 April 2010. Saat ini
Nota Kesepahaman antara Direktorat PHKA dan RARE tengah menunggu tahap
penandatanganan. Sampai dengan bulan Desember 2010, Manajer kampanye dari TN
Karimunjawa telah menyelesaikan tahapan peren canaan kampanye dan perencanaan
strategi penyingkiran halangan.
149
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

c. JAAN
Pada tanggal 20 Oktober 2010, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati
atas nama Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam dan Jakarta
Animal Aid Network telah menandatangani Nota Kerjasama Kemitraan Perlindungan,
Rehabilitasi dan Pelepasan Lumba-lumba (Delphinidae) di Indonesia. Sasaran
kemitraan ini adalah untuk meningkatkan kepedulian dan pemahaman masyarakat
terhadap upaya pelestarian jenis satwa dilindungi khususnya jenis lumba-lumba dan
habitatnya yang merupakan bagian dari upaya konservasi sumberdaya alam hayati
dan ekosistemnya.

B. PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2010

Dari alokasi anggaran DIPA 29 Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010
sebesar Rp. 11.240.162.000,- anggaran yang dapat direalisasikan adalah sebesar Rp.
9.416.104.494,- atau sebesar 83,77 % dari total anggaran. Perincian realisasi anggaran
adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Realisasi anggaran DIPA 29 Tahun 2010 Balai Taman Nasional
Karimunjawa
No Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi (Rp)
1. Penerapan kepemerintahan yang baik 3.983.038.000 3.942.883.244
2. Pemantapan keamanan dalam negeri 2.442.236.000 912.613.750
3. Perlindungan dan konservasi sumber 4.814.888.000 4.560.607.500
daya alam
Jumlah 11.240.162.000 9.416.104.494

Seperti kami sampaikan di atas bahwa pada tahun 2010 Balai Taman Nasional
Karimunjawa juga turut mendukung program pemerintah melalui kegiatan GNRHL.
Kegiatan tersebut dibiayai dengan dana sebesar Rp. 1.233.096.750,- .melalui DIPA BA 29
BPDAS Pemali Jratun Semarang. Dalam pelaksanaannya, anggaran tersebut telah
terealisasi sebesar 1.137.733.250 atau sebesar 97% namun secara fisik pelaksanaan
kegiatan terealisasi 100 %.
Sedangkan bantuan dana Direktorat Penyidikan dan Perlindungan Hutan di
Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010 sebesar Rp. 29.640.000,- . Dana bantuan
tersebut digunakan guna penanganan kasus hingga P21 dengan realisasi keuangan sebesar
100 %.
150
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

BAB V
ANALISA PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN

1. Permasalahan
Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan Balai Taman Nasional Karimunjawa yang
terkait dengan penganggaran DIPA BA 29 tahun 2010 adalah sebagai berikut :
a. Terdapat alokasi anggaran APBN-P pada DIPA BA 29 tahun 2010 yang dibintang /
diblokir

b. Upaya yang telah dilakukan dengan menyampaikan daya dukung masih dinilai
belum memenuhi persyaratan sehingga pelaksanaan pekerjaan fisik bangunan
kantor SPTN, kantor resort sebagai sarana operasional perkantoran dalam
pengelolaan kawasan di lapangan serta pengadaan tanah kantor SPTN yang
dibiayai dana APBN-P tidak memungkinkan direalisasikan

c. Adanya kendala waktu turunnya dana APBN-P pada akhir masa anggaran
berpengaruh pada realisasi anggaran

Disamping itu permasalahan pengelolaan kawasan yang dihadapi Balai Taman


Nasional Karimunjawa selaku pengelola adalah :

Permasalahan eksternal

a. Degradasi fungsi kawasan sebagai akibat meningkatnya pemanfaatan sumber daya


alam hayati yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, diantaranya :

Kerusakan ekosistem terumbu karang akibat eksploitasi sumber daya perikanan


dengan menggunakan potasium, pengeboman, jaring mourami, dan jaring
ambai.

Perambahan dan perubahan fungsi ekosistem mangrove menjadi areal


pertambakan.

Pengklaiman kawasan Taman Nasional Karimunjawa oleh masyarakat pada


ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah.

Pengambilan batu karang untuk bahan bangunan.

Penebangan vegetasi mangrove untuk rumpon buatan.

151
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Tingginya animo membangun resort di pulau-pulau.

Penjualan tanah/lahan masyarakat kepada pihak luar yang mengakibatkan


meningkatnya tekanan terhadap sumber daya perairan yang ada.

b. Pengambilan biota laut dilindungi undang-undang secara ilegal, meliputi:


Perdagangan / pemanfaatan kima, penyu, telur penyu, ikan hias dan akar bahar.
Eksploitasi sumberdaya perikanan yang berlebihan dengan alat tangkap
perikanan yang merusak lingkungan, seperti penggunaan potasium, jaring
muroami, cantrang dan purseseine, tanpa memperhatikan faktor waktu dan
tempat pemijahan ikan, jenis ikan, ukuran ikan dan lain-lain.
Pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar secara illegal.

Permasalahan Internal

a. Belum selesainya penataan batas kawasan terkait dengan adanya revisi zonasi di
dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa.
b. Terbatasnya koordinasi dan kerjasama dengan para pihak terkait sehingga
pengelolaan kawasan belum terpadu.
c. Belum terwujudnya alternatif usaha ekonomi sebagai upaya untuk mengurangi
tekanan pemanfaatan sumber daya perairan.
d. Pembangunan sarana prasarana wisata oleh pihak ketiga belum sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
e. Belum optimalnya sosialisasi peraturan perundangan mengenai pengelolaan Taman
Nasional Karimunjawa.
f. Belum terakomodasinya status kepemilikan lahan pulau-pulau dalam kawasan TN
Karimunjawa di dalam sistem zonasi saat ini.
2. Langkah-langkah Antisipatif
Guna mengantisipasi permasalahan pada pelaksanaan kegiatan pada tahun 2011
dilakukan upaya sebagai berikut:
- Percepatan penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan tahun 2011
- Prioritas pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang dan jasa di awal tahun
- Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara cermat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip efektif, efisien,
transparan dan akuntabel guna pencapaian kinerja yang lebih optimal.

152
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Tindak lanjut sebagai antisipasi permasalahan secara umum adalah menetapkan


sasaran kegiatan pembangunan Taman Nasional Karimunjawa sebagai berikut :

Ekologi

a. Tersosialisasikannya penataan ulang zonasi Taman Nasional Karimunjawa


b. Terjaganya keutuhan/kelestarian ekosistem yang ada dalam kawasan Taman
Nasional Karimunjawa dari kerusakan yang disebabkan oleh ulah manusia
berupa perambahan dan pengalih fungsian ekosistem maupun karena faktor
alam yang merusak.
c. Meningkatnya upaya pengelolaan keanekaragaman hayati di dalam kawasan
Taman Nasional Karimunjawa.
d. Tersusunnya data potensi keanekaragaman hayati di dalam kawasan Taman
Nasional Karimunjawa.
e. Terkelolanya pengembangan pariwisata alam di Taman Nasional
Karimunjawa.

Sosial Ekonomi

a. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar kawasan


Taman Nasional Karimunjawa melalui kegiatan pariwisata alam dan kegiatan
ekonomi lain yang berbasis konservasi.
b. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan Taman
Nasional Karimunjawa.
c. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap upaya KSDAH dan
Ekosistemnya yang ditandai dengan penurunan pelanggaran hukum.

Kelembagaan

a. Meningkatnya kualitas jalinan kerjasama dalam upaya pengelolaan Taman


Nasional Karimunjawa dengan instansi pemerintah di tingkat kabupaten,
tingkat propinsi, lingkup Deprtemen Kehutanan maupun lintas Kementerian.
b. Meningkatnya kualitas jalinan kemitraan antara Balai Taman Nasional
Karimunjawa dengan Lembaga Swadaya Masyarakat baik tingkat lokal,
nasional maupun internasional yang menaruh perhatian terhadap pengelolaan
Taman Nasional Karimunjawa.

153
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

c. Meningkatnya kualitas jalinan kerjasama dengan berbagai sektor swasta yang


melakukan usaha di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa.
d. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia Balai Taman Nasional
Karimunjawa yang merupakan ujung tombak pengelolaan kawasan.
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penunjang
pengelolaan kawasan Taman Nasional Karimunjawa baik yang berada di
kantor balai maupun yang berada di seksi pengelolaan wilayah.
f. Tersedianya anggaran yang memadai dalam upaya pengelolaan kawasan
Taman Naisonal Karimunjawa.
g. Peningkatan upaya penegakan hukum (pengadilan)
h. Peningkatan pelayanan publik (perijinan, penelitian dll)

154
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

BAB VI
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2011

A. Rencana Kegiatan 2011

Taman Nasional Karimunjawa merupakan salah satu bentuk protected area yang
pengelolaannya berdasarkan pada perlindungan ekosistem, pengawetan keanekaragaman
hayati dan pemanfaatan sumber daya alam hayati yang berkelanjutan. Kegiatan
perlindungan lebih mengedepankan pada pengamanan berbasis masyarakat melalui
pengamanan swakarsa. Perlindungan tersebut diharapkan dapat menjaga keutuhan
kawasan, mencegah terjadinya tindak pidana bidang kehutanan dan menuntaskan
penanganan kasus tindak pidana bidang kehutanan yang terjadi. Pengawetan
keanekaragaman hayati memiliki maksud untuk menjaga keanekaragaman hayati dari
kepunahan melalui identifikasi dan inventarisasi, pembinaan habitat, dan peningkatan
populasi. Adapun pemanfaatan yang lestari merupakan salah satu fungsi taman nasional
terhadap masyarakat di sekitar kawasan agar dapat meningkatkan kesejahteraannya tanpa
merusak sumber daya alam.
Bentuk implementasi dari pengelolaan kawasan TNKJ pada tahun anggaran 2011
maka sebagai arahan pengelolaan ditentukan komponen pelaksanaan kegiatannya sebagai
berikut:
1. Pengelolaan berbasis resort bidang pengamanan dengan sub komponen:
a. Pendampingan Masyarakat Mitra Polhut.
b. Pengamanan Fungsional Perairan.
c. Pembuatan Sekat Bakar.
d. Pemeliharaan Jalur Patroli.
e. Pembuatan Jalur Patroli.
f. Penyusunan Juklak MPA.
g. Penyusunan SOP Satgas Polhut.
h. Pemantapan Administrasi Sarpras Pohut.
i. Operasi Pengamanan Gabungan.
j. Operasi Penertiban TSL.
k. Patroli dan Penjagaan Resort.
l. Pengamanan Fungsional Darat.
m. Operasi Intelejen.

155
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

n. Koordinasi dan Kerjasama dengan Instansi Penegak Hukum


2. Pengelolaan Berbasis Resort Bidang Peningkatan Populasi Spesies
a. Rehabilitasi Populasi Kerapu.
b. Rehabilitasi Populasi Teripang
c. Rehabilitasi Terumbu Karang
3. Pengelolaan Berbasis Resort Bidang Konservasi Keanekaragaman Hayati dan
Ekosistemnya.
a. Pelestarian Penyu.
b. Monitoring Burung Migran.
c. Pelestarian Burung Elang Laut.
d. Pembinaan Kelompok Pelestari Penyu.
e. Pemeliharaan Plot Percontohan Agrosilvopastural
4. Pengelolaan Berbasis Resort Bidang Informasi TSL
a. Identifikasi dan Inventarisasi Makrobentos Hutan Mangrove
b. Monitoring Habitat Rusa
c. Monitoring Terumbu Karang dan Ikan
d. Monitoring SPAGS Kerapu
e. Identifikasi Vegetasi Hutan Hujan Tropis
5. Pengelolaan Berbasis Resort Bidang Penyuluhan dan Kemitraan
a) Sosialisasi Peraturan Perundangan Konservasi
b) Pelatihan Transplantasi Karang bagi Masyarakat
c) Pengajaran Mulok SLTP
d) Pelatihan Interpretasi Mangrove
e) Pembuatan Papan Himbauan/Informasi

156
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

B. Rencana Anggaran 2011


Sesuai dengan Rencana Kerja Balai Taman Nasional Karimunjawa tahun 2011,
jumlah anggaran belanja pada tahun 2011 sebesar Rp. 10.242.946.000,-. Adapun rincian
biaya masing-masing kegiatan seperti tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 11. Rencana Program Kegiatan tahun 2011

No Program Rencana Belanja


I. PROGRAM KONSERVASI KEANEKARAMAN HAYATI DAN PERLINDUNGAN
HUTAN
1. Pengembangan dan Pengelolaan Taman Nasional
Dokumen Kepegawaian Taman Nasional 19.600.000,-
Laporan Keuangan, Monitoring, dan Evaluasi Pengelolaan 261.606.000,-
Taman Nasional
Dokumen Perencanaan/Penataan Kawasan/ Data dan Informasi 815.878.000,-
(Peta SIG) Taman Nasional
Jumlah Penanganan Kasus Tindak Pidana Kehutanan 148.000.000,-
Model Desa Konservasi 442.380.000,-
Layanan Perkantoran 4.102.925.000,-
Tanah 736.675.000,-
Bangunan 1.209.813.000,-
Meubelair 342.755.000,-
Peralatan Elektronik 126.676.000,-
Latihan Rutin Menembak 47.452.000,-
Dokumen Program dan Penganngaran 89.410.000,-
Laporan Efektifitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis 1.899.776.000,-
Resort
Total 10.242.946.000,-

157
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

BAB VII
SARAN REKOMENDASI

Guna mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan Taman Nasional


Karimunjawa Tahun 2011 sebagai tindaklanjut dari permasalahan yang dihadapi pada
tahun 2010 direkomendasikan ha-hal sebagai berikut :
1. Memprioritaskan pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang dan jasa di awal tahun yang
didukung dengan perencanaan yang baik
2. Menyusun perencanaan baik dan benar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip efektif, efisien, transparan dan
akuntabel
3. Meningkatkan kecermatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian
pelaksanaan
4. Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme pegawai
5. Meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak baik internal maupun pihak terkait
dari luar.

158
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Pengamanan Fungsional Darat SPTN I Kemujan dan SPTN II Karimunjawa


tahun 2010
2. Laporan Pengamanan Fungsional Perairan SPTN I Kemujan dan SPTN II
Karimunjawa Tahun 2010
3. Laporan Operasi Pengamanan Gabungan Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2010
4. Laporan PAM Swakarsa Tahun 2010
5. Laporan Pemantapan Administrasi Sarpras POLHUT Tahun 2010
6. Laporan Penyegaran POLHUT Tahun 2010
7. Laporan Kesamaptaan Polhut Tahun 2010
8. Laporan Penyusunan Juklak PAM Swakarsa Tahun 2010
9. Laporan Pembinaan PAM Swakarsa Tahun 2010
10. Laporan Koordinasi dan Kerjasama dengan Instansi Penegak Hukum Tahun 2010
11. Laporan Analisis Dampak Budidaya Rumput Laut Terhadap Kawasan Tahun 2010
12. Laporan Kajian Pedesaan Secara Partisipatif Tahun 2010
13. Laporan Pembuatan Jalur Patroli tahun 2010
14. Laporan Pemeliharaan Sekat Bakar Tahun 2010
15. Laporan Sosialisasi Zonasi Tahun 2010
16. Laporan Penyusunan Master Plan Wisata Alam Tahun 2010
17. Laporan Penyusunan Revisi Zonasi Tahun 2010
18. Laporan Pemeliharaan Titik Referensi Tahun 2010
19. Laporan Pemeliharaan Rambu Suar Tahun 2010
20. Laporan Identifikasi Jenis Alga dan Rumput Laut Tahun 2010
21. Laporan Identifikasi Jenis Jamur/Lumut Tahun 2010
22. Laporan Pengajaran Mulok SLTP Tahun 2010
23. Laporan Pengelolaan Data Base Tahun 2010
24. Laporan Pelatihan Interpreter Tahun 2010
25. Laporan Pemasangan Tanda Batas Dive Site Tahun 2010
26. Laporan Pembuatan Persemaian Dewadaru Tahun 2010
27. Laporan Study Banding Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2010
28. Laporan Safari Pengelolaan Taman Nasional Tahun 2010
29. Laporan Kajian Nilai Ekonomis Pemanfaatan Sumber Daya Air Tahun 2010

159
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

30. Laporan Pengembangan Prasarana Wisata Tahun 2010


31. Laporan Rekonstruksi Batas Kawasan Darat (42 km) Tahun 2010
32. Laporan Monitoring Barang Milik Negara Balai Taman Nasional Karimunjawa Tahun
2010
33. Laporan Study Habitat Kupu-Kupu Tahun 2010
34. Laporan Pembuatan Demplot Budidaya Tanaman Obat Tahun 2010
35. Laporan Pembuatan Demplot Budidaya Lebah Madu Tahun 2010
36. Laporan Pembuatan Arboretum Lamun Tahun 2010
37. Laporan Translokasi Kima Tahun 2010
38. Laporan Pelestarian Penyu SPTN I Kemujan dan SPTN II Karimunjawa Tahun 2010
39. Laporan Rehabilitasi Terumbu Karang SPTN I Kemujan dan SPTN II Karimunjawa
Tahun 2010
40. Laporan Rehabilitasi Mangrove Tahun 2010
41. Laporan Monitoring Populasi Ikan Kerapu Tahun 2010
42. Laporan Monitoring Terumbu Karang Dan Ikan SPTN I Kemujan dan SPTN II
Karimunjawa Tahun 2010
43. Laporan Monitoring Burung Elang Laut Tahun 2010
44. Laporan Monitoring SPAGS Kerapu SPTN I Kemujan Tahun 2010
45. Laporan Monitoring SPAGS Kerapu SPTN II Karimunjawa Tahun 2010
46. Laporan Monitoring Teripang Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2010
47. Laporan Monitoring Sebaran Dan Pola Distribusi Kima Tahun 2010
48. Laporan Identifikasi Reptilia Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2010
49. Laporan Identifikasi Jenis Dan Potensi Tanaman Hias Taman Nasional Karimunjawa
Tahun 2010
50. Laporan Identifikasi Jenis Burung Migran Tahun 2010
51. Laporan Inventarisasi Porifera/Sponge Tahun 2010
52. Laporan Inventarisasi Populasi Junai Emas Dan Betet Tahun 2010
53. Laporan Pengembangan Usaha Ekonomi Tahun 2010
54. Laporan Ekspose Hasil Pembelajaran Sekolah Lapang Pedesaan Tahun 2010
55. Laporan Monitoring Dan Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2010
56. Laporan Pelatihan Pengelolaan Lembaga Pedesaan Tahun 2010
57. Laporan Pendampingan Lembaga SPKP Tahun 2010
58. Laporan Tot Metode Pengkajian Tataguna Lahan Secara Partisipatif Tahun 2010

160
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

59. Laporan Pemetaan Tataguna Lahan Secara Partisipatif tahun 2010


60. Laporan Pembuatan Plot Percontohan Agro Silvo Pastur (4 model) tahun 2010
61. Laporan Tot Sekolah Lapang Pedesaan Tahun 2010
62. Laporan Implementasi Sekolah Lapang Pembelajaraan Konservasi tahun 2010
63. Laporan Konsultasi Publik Masterplan Desa Model tahun 2010
64. Laporan Pameran Wisata Alam Taman Nasional Karimunjawa tahun 2010
65. Laporan Inventarisasi Dan Identifikasi Wreck Dive Site tahun 2010
66. Laporan Pembinaan Kader Konservasi Tahun 2010
67. Laporan Lomba Lukis Konservasi Tingkat SD Dan SMP Tahun 2010
68. Laporan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan TN Karimunjawa Tahun 2010
69. Laporan Pelatihan Selam Tahun 2010
70. Renstra Balai taman Nasional Karimunjawa tahun 2010-2014

161
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Monitoring Burung Migran Analisa Dampak Budidaya Pelatihan Interpretasi


Rumput Laut

Monitoring dan Pola Monitoring Karang dan Monitoring Teripang


Distribusi Kima Ikan

Monitoring SPAGs Identifikasi dan Rehabilitasi Terumbu


Inventarisasi Porifera Karang

Identifikasi dan Identifikasi Makroalga Lomba Lukis


Inventarisasi Wreck Dive Konservasi
Laporan Tahunan Balai TN. Karimunjawa

Pembinaan Kader Pameran Tingkat Pengembangan Usaha


Konservasi Propinsi Ekonomi

Pemeliharaan Jalur Pengamanan Fungsional Pengamanan Fungsional


Patroli Perairan Perairan

Pengamanan Fungsional Safari Pengelolaan Sekolah Lapang


Darat Pedesaan

Evaluasi Pemberdayaan Pameran Tingkat Pelatihan Lembaga


Masyarakat Nasional Pedesaan

Anda mungkin juga menyukai