Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah AWT. yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga makalah Produksi Massal dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa solawat serta salam semoga terlimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW., keluarganya, sahabatnya dan kita selaku
umatnya.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan menyusun makalah ini. Dan penulis juga menyadari pentingnya akan bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang
akan menjadi bahan makalah.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusun makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Penulis juga masih menyadari banyak
kekurangan dalam penulisan dalam makalah ini sehingga penulis berharap kritik
dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan makalah ini.
Penulis mohon maaf jika didalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karna kesempurnaan hanya milik Allah SWT. dan
kekurangannya pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin
Penulis,
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….II
DAFTAR ISI……………………………………………………………...........III
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….…….…4
A. Latar Belakang………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah…………………………………...……………..…4
BAB II PRODUKSI MASSAL………………………………………………….5
A. Produksi Massal………………………………………………………5
B. Penerapan Produksi Massal…………………………………………..6
C. Rancangan Produksi Massal………………………………………….6
D. Tahapan Produksi Massal…………………………………………….7
BAB III MANAJEMEN………………………………………………………..11
A. Pengertian Manajemen…………………………………………….…11
B. Fungsi-fungsi Manajemen……………………………………………11
C. Prinsip dan Unsur Manajemen……………………………………….12
D. Bidang-bidang Manajemen…………………………………………..15
E. Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Kegiatan Dibidang
Osis………………………………………………...…………………16
BAB IV PENUTUP………………………………………………………..……18
A. Kesimpulan…………………………………………………………..18
B. Saran………………………………………….……………………...18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...19
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………..20
DOKUMENTASI……………………………………………………………….21
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ditujukan untuk merumuskan
permasalahan yang akan dibahas pada pembahasan dalam makalah.
Adapun rumusan yang akan dibahas dalam makalah, sebagai berikut :
o Pengertian produksi massal, manajemen.
o Penerapan produksi massal.
o Rancangan produksi massal.
o Tahapan produksi massal.
o Fungsi-fungsi manajemen.
o Prinsip dan unsur manajemen.
o Bidang-bidang manajemen.
o Penerapan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah
dibidang OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah).
4
BAB II
PRODUKSI MASSAL
A. Produksi Massal
Fokus dari produksi dalam jumlah banyak ini sebagai suatu cara untuk
meningkatkan efisiensi produsen dalam melakukan kegiatan produksi yang
disesuaikan dengan standar serta prosedur. Dan hal tersebut dilakukan guna
menciptakan suatu barang secara banyak dalam satu waktu.
Dalam kegiatan produksinya terukur dan terarah, yaitu dalam satu hari
menghasilkan jumlah yang sama dengan sistem dan standar yang sudah
ditentukan. Seperti memproduksi boneka, maka dalam satu hari bisa
menghasilkan boneka dengan sebelumnya dilakukan uji keamanan dan kelayakan
untuk anak-anak.
5
selanjutnya perlu memahami tahapan apa saja yang dilakukan dalam proses
produksi massal.
B. Penerapan Produksi Massal
sering kali memanfaatkan mesin-mesin canggih di production line-nya.
Produksi massal disebut juga sebagai mass production. Secara
sederhana, produksi massal adalah kegiatan membuat suatu produk dalam jumlah
besar dan dilakukan secara berulang. Salah satu tujuan produksi massal ini tentu
saja untuk memenuhi permintaan pasar. Dengan begitu, pihak produsen atau
bisnis dapat selalu memenuhi kebutuhan konsumen dan memberikan pengalaman
yang baik. Bagi produsen sendiri, hal ini jelas sangat penting sebab selain
menciptakan profit, kepuasan konsumen juga merupakan gerbang dari
terbentuknya basis pelanggan yang setia. Perencanaan produksi yang bertujuan
memenuhi kebutuhan pasar kegiatan analisis pangsa pasar. Perencanaan produksi
berhubungan dengan produk yang akan dibuat. Hal yang perlu disiapkan dalam
perencanaan produksi adalah melakukan penjadwalan, melakukan dispatching dan
melakukan routing.Tidak hanya itu, produksi massal juga ditujukan untuk
meningkatkan efisiensi kegiatan produksi sambil tetap menjalankan prosesnya
sesuai standar yang berlaku.Jadi, produsen dapat menghasilkan produk yang tidak
hanya banyak, tetapi juga berkualitas dalam satu waktu.Sehubungan dengan
tingginya jumlah barang yang diproduksi, mass production biasanya tidak cukup
dilakukan oleh pekerja saja.
apa tujuan dari perencanaan produksi? Secara umum, tentu agar proses
produksi berjalan dengan lancar dan sesuai target. Namun, secara rinci, tujuan dari
perencanaan produksi adalah seperti :
6
Ide dari produksi massal adalah pemenuhan kebutuhan atau permintaan
konsumen. Karena itu, mass production akan mendatangkan keuntungan, baik
bagi produsen maupun konsumen.
E. biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Nah, kedua
komponen biaya tersebut dapat ditekan bila proses produksi dilakukan
secara massal.
7
Menyiapkan Dokumen Persyaratan Produk
Biasanya, perusahaan yang bertindak sebagai produsen memiliki jabatan manajer
produksi di dalam struktur organisasinya. Nah, salah satu tanggung jawab seorang
manajer produksi adalah membuat dokumen persyaratan produk.
Sebagai catatan, dalam pembuatan dokumen ini, manajer produksi tidak bisa
bekerja sendiri. Ia perlu meminta persetujuan dari para pimpinan divisi atau
manajer lainnya, seperti manajer quality assurance (QA), teknik, pemasaran, dan
penjualan.
Jika dokumen persyaratan produk sudah disetujui oleh para manajer tersebut,
dokumen ini menjadi dasar berbagai keputusan produksi. Selanjutnya, setiap
keputusan yang terkait produksi harus sesuai dengan isi dokumen tersebut.
Namun, setiap kali ada perubahan atau revisi, seluruh pimpinan divisi lain perlu
meninjau ulang dan menyetujui dokumen tersebut.
Pada tahap ini tim teknik akan memanfaatkan berbagai metode supaya fitur yang
disebutkan dalam PRD benar-benar dimiliki oleh produk.
8
Jika risiko tersebut memang ada, tim teknik bertugas meminimalkan bahkan
menghilangkannya sebelum produk akhir dibuat.
Di tahap DVT inilah kamu menentukan bahan serta desain mekanis yang bisa
memenuhi estetika dan syarat bentuk akhir produk, sesuai dengan yang tertulis
dalam dokumen persyaratan produk.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan produk akhir adalah bahan yang sama
dengan yang digunakan dalam tahap DVT.
Di tahap ini desain produk yang sudah diperoleh akan diuji kelayakannya dalam
skala produksi. Kadang perlu ada beberapa penyesuaian minor dari hasil DVT ke
skala produksi. Akan tetapi, tidak jarang juga perubahan besar perlu dilakukan.
Tahap PVT ditujukan untuk memperkuat proses produksi serta menyiapkan rantai
pasokan. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui kelemahan proses yang mungkin
masih dimiliki dan dapat mengukur kesiapan untuk meningkatkan skala produksi
ke tingkat massal.
9
Pelaksanaan Proses Produksi
Bisa dikatakan, inilah tahap yang mungkin ditunggu oleh para produsen, yaitu
tahap produksi dalam skala massal. Adapun kategori ‘massal’ merujuk pada skala
berapa, cukup bervariasi di setiap sektor industri.
Pada tahap ini, produsen juga kerap berupaya untuk memastikan hasil produksi
tetap tinggi, kualitas produk terjaga, sedangkan biaya produksi menurun. Karena
itu, efisiensi dalam proses produksi memang suatu proses yang dilakukan terus-
menerus.
Dari paparan di atas, kita juga bisa mengetahui bahwa ciri lainnya, yaitu tidak ada
variasi yang dihasilkan dalam sebuah proses mass production. Setiap produk
harus mengikuti dokumen persyaratan produk.
Di samping itu, produk yang dihasilkan secara massal biasanya dijual di pasar
bebas sebab jumlahnya memang besar.
10
BAB III
MANAJEMEN
A. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah istilah yang barangkali sudah tidak asing lagi.
Umumnya, manajemen adalah istilah yang berkaitan dengan
organisasi, perusahaan atau badan usaha. Lantas apa itu manajemen?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti manajemen adalah
penggunaan sumber daya efektif untuk mencapai sasaran. Selain itu,
arti lain dari manajemen adalah pimpinan yang bertanggung jawab atas
jalannya perusahaan dan organisasi.
Pengertian manajemen Dikutip dari laman dictionary.cambridge.org,
istilah lain dari manajemen adalah pengelolaan, pengaturan,
pengendalian, atau kontrol. Bisa juga diartikan bahwa manajemen
adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas organisasi bisnis.
Sementara dilansir dari Gramedia.com, manajemen adalah sebuah cara
agar tujuan dapat dicapai secara teratur dan terarah. Manajemen adalah
hal yang diperlukan dalam segala aspek kehidupan. Baik itu
manajemen untuk kegiatan individu maupun kelompok.
11
1. Perencanaan (planning) Fungsi pertama dari manajemen adalah perencanaan.
Manajemen dibutuhkan untuk penyusunan rencana dan strategi ketika akan
memulai sebuah kegiatan atau usaha. Perencanaan adalah penentuan terlebih
dahulu apa yang akan dikerjakan. Perencanaan yang baik memuat unsur-unsur
pertanyaan seperti what, why, where, when, who, dan how. Dalam perencanaan,
memuat strategi yang dirumuskan untuk mencapai tujuan
2. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian adalah sebuah fungsi dari
manajemen yang tujuannya membagi-bagi tugas sesuai kemampuan yang
dimiliki. Fungsi manajemen ini diperlukan untuk mengatur sebuah kelompok atau
organisasi. Dimana dalam organisasi atau perusahaan tersebut ada tugas yang
dibagikan sesuai dengan jabatannya masing-masing. Misalnya, tugas untuk
direktur, manajer, staf, dan anggota pasti berbeda-beda sesuai dengan bidangnya.
Mereka juga harus bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
3. Pengarahan, menggerakkan (actuating) Pengarahan dibutuhkan setelah tugas
dibagi-bagi pada individu atau kelompok sesuai dengan bidangnya masing-
masing. Pengarahan dibutuhkan agar tujuan bisa dicapai dengan baik dan
meminimalkan resiko terhambatnya sebuah rencana. Actuating bisa dilakukan
dengan cara membimbing, konsultasi terkait tugas, dan pemberian motivasi.
1. Prinsip Manajemen
Henry Fayol dikenal sebagai pelopor manajemen modern. Banyak
pendapatnya menjadi dasar dari praktik manajemen sampai
sekarang. Salah satunya adalah prinsip-prinsip manajemen yang
terdiri dari 14 prinsip, yaitu sebagai berikut:
1. Pembagian Kerja (Division of Labor)
Pembagian kerja harus dipikirkan agar mengarah pada spesialisasi.
12
Semakin seseorang terspesialisasi, semakin efisien dan efektif orang
tersebut melaksanakan pekerjaan.
2. Otoritas/Wewenang (Authority)
Dalam pelaksanaan tugas, manager harus memberi perintah kepada
bawahan untuk menyelesaikan pekerjaan. Meskipun manajer memiliki
otoritas untuk memerintah, ia tidak akan selalu mendapat respons
yang positif dari bawahan. Hal ini dapat terjadi jika ia tidak memiliki
otoritas pribadi, misalnya keahlian yang sesuai.
3. Disiplin (Discipline)
Anggota organisasi harus patuh pada aturan dan kesepakatan yang
menjadi rambu-rambu organisasi. Menurut Henry Fayol, disiplin
merupakan hasil kepemimpinan yang baik di semua jenjang
organisasi. Contohnya, tiap tahun diberikan penghargaan pada
pegawai yang selalu hadir tepat waktu dan memberi teguran kepada
pegawai yang bermalas-malasan.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Setiap karyawan hanya mendapat satu perintah untuk suatu
pekerjaan. Henry Fayol mengatakan kalau seorang karyawan harus
bertanggung jawab kepada beberapa atasan akan dapat
mengakibatkan petunjuk yang bertentangan dan otoritas yang
membinggungkan.
5. Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Kegiatan-kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama
sebaiknya ditangani seorang manajer dengan satu perencanaan
saja. Sebaiknya, pada suatu perusahaan jangan sampai satu
pekerjaan ditangani oleh dua orang karena bisa mengakibatkan
kesimpangsiuran.
6. Mengutamakan Kepentingan Bersama di atas Kepentingan
Pribadi (Subordination of Individual Interest to the Common
Good)
Pada setiap organisasi, kepentingan organisasi secara
keseluruhan harus lebih penting dibanding kepentingan
perorangan.
7. Pemberian Upah (Renumeration)
Pemberian balas jasa harus adil, baik untuk karyawan maupun
untuk perusahaan.
8. Pemusatan atau Sentralisasi (Centralization)
Pengambilan keputusan yang banyak menggunakan pertimbagan
atasan disebut sentralisasi. Sebaliknya, pengambilan keputusan
dengan menampung aspirasi bawahan disebut desentralisasi. Henry
Fayol percaya bahwa manajer harus memikul tanggung jawab
terakhir, tetapi ia harus member otoritas yang cukup agar bawahan
dapat mengembangkan diri. Namun, yang terpenting adalah
menentukan jenjang sentralisasi atau desentralisasi yang terbaik.
9. Jenjang Jabatan (The Hierarchy)
Jenjang jabatan dalam suatu organisasi sering digambarkan dengan
13
garis-garis yang rapi dalam bagan organisasi. Bagan ini menunjukkan
kedudukan manajer dari puncak sampai ke jenjang bawah.
10. Tata Tertib (Order)
Sarana dan manusia harus berada di tempat yang tepat dan pada
waktu yang tepat. Khususnya manusia. Manusia harus berada pada
pekerjaan yang cocok baginya.
11. Kesamaan (Equity)
Para manajer harus bersahabat dan adil terhadap semua
bawahannya.
12. Kestabilan Staff (Stability of Staff)
Perputaran karyawan yang terlalu sering tidak baik bagi kelancaran
kegiatan perusahaan.
13. Inisiatif (Initiative)
Bawahan harus diberi kebebasan untuk membuat dan menjalankan
rencananya, walaupun bisa saja ada kesalahan.
14. Semangat Korps (Esprit de Corps)
Menggalakkan semangat kerja sama kelompok dapat menimbulkan
rasa bersatu. Menurut Henry Fayol, faktor sekecil apapun dapat
membantu menumbuhkan semangat. Ia menyarankan untuk lebih
menggunakan komunikasi lisan daripada tertulis atau komunikasi
formal sepanjang hal itu memungkinkan.
2. Unsur Manajemen
Menurut Harrington Emerson dalam Public Administration,
manajemen mempunyai lima unsur (5M), yaitu sebagai berikut:
a. Manusia (Men). Di antara sumber daya yang produktif, manusia
dianggap paling penting. Keberhasilan atau kegagalan suatu
organisasi tergantung pada manusia. Uang, mesin, bahan,
dan metode tidak ada gunanya jika manusia tidak tahu bagaimana
menggunakannya dengan benar. Untuk alasan ini, perusahaan bisnis
progresif melatih dan memperlakukan karyawan mereka dengan baik.
b. Uang (Money). Jelas, uang juga sangat penting. Uang diperlukan
dalam menjalankan usaha organisasi. Tanpa uang, tidak mungkin kita
memperoleh bahan dan mesin. Uang juga diperlukan untuk
membayar biaya operasional, seperti gaji, listrik, air dan tagihan
telepon.
c. Bahan (Materials). Bahan diperlukan dalam penciptaan produk.
Misalnya, produksi padi atau jagung, bibit, pupuk, dan pestisida
merupakan bahan produksi.
d. Mesin (Machines). Produksi modern memerlukan penggunaan
mesin. Mesin lebih efisien dan ekonomis. Namun, di negara-negara
miskin, dengan banyaknya penduduk, penggunaan mesin kurang
direkomendasikan dalam produksi barang dan jasa. Alasan utama
adalah di negara-negara itu tenaga kerja lebih murah. Selain itu
dengan padat karya, angka pengangguran dapat dikurangi.
14
e. Metode (Methods). Metode sangat penting untuk mencapai tujuan
organisasi. Metode mengacu pada teknologi atau teknik produksi.
D. Bidang-bidang Manajemen
15
Manajemen operasional adalah manajemen yang digunakan untuk
merancang strategi dan mengatur kegiatan praktik perusahaan. Tujuan
akhirnya ialah meningkatkan keuntungan perusahaan. Pengertian lain dari
manajemen operasi adalah kegiatan penciptaan nilai tambah terhadap
suatu produk atau jasa dalam perusahaan. Manajemen ini berfokus pada
kegiatan produksi. Tujuannya memastikan proses produksi terjaga dan
berjalan sebagaimana mestinya. Dalam manajemen operasi, perusahaan
melakukan pengelolaan sumber daya sebagai upaya menciptakan nilai
tambah, seperti tenaga kerja, mesin, dan bahan mentah. Proses penciptaan
nilai tambah dalam perusahaan manufaktur sering disebut produksi,
sedangkan di perusahaan jasa sering disebut operasi.
Manajemen keuangan Adalah semua aktivitas perusahaan yang
ditujukan untuk mendapatkan serta mengelola dana seefisien mungkin.
Manajemen keuangan merupakan usaha mendapatkan dana dengan biaya
murah, berikut upaya penggunaan dan pengalokasian dana tersebut secara
efisien. Menurut D. Agus Harjito dan Martono dalam buku Manajemen
Keuangan (2014), manajemen keuangan merupakan aktivitas perusahaan
yang berkaitan dengan cara pemerolehan dan penggunaan dana, serta
pengolahan aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Berdasarkan
pengertian tersebut, seorang manajer keuangan harus mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang perbankan, pasar modal, dan lain-lain.
Seorang manajer keuangan harus mampu mengelola pendapatan
perusahaan, investasi, utang, dan piutang, agar keuangan perusahaan tetap
stabil. Manajer keuangan juga harus selalu memastikan bahwa penjualan
produk perusahaan terus berlangsung supaya menciptakan keuntungan.
E. Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Kegiatan Sekolah Bidang Osis
16
Pelaksanaan: penerapan manajemen dalam OSIS yang dilakukan dengan
cara melaksanakan acara atau kegiatan tersebut sesuai dengan rencana
yang sudah dibuat dan sudah disusun sebelumnya.
Pengendalian: penerapan manajemen dalam OSIS yang dilakukan dengan
cara melakukan evaluasi terhadap kinerja dari masing-masing panitia
untuk mengidentifikasi kesalahan yang ada pada saat pelaksanaan untuk
bisa mengadakan acara yang lebih baik lagi di masa depan.
Pembahasan
Manajemen adalah kegiatan pengelolaan sumber daya usaha yang ada pada suatu
lembaga atau organisasi untuk memastikan penggunaan sumber daya usaha
tersebut bisa mewujudkan setiap rencana dan juga tujuan dari lembaga atau
organisasi tersebut. Meskipun sering dikaitkan dengan perusahaan, konsep
manajemen ini pada dasarnya bisa kita terapkan di mana saja.
Berikut adalah beberapa ruang lingkup dari manajemen:
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
GR. Terry dan LW. Ruee, Dasar-dasar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), 1
T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1999), 6
Sattar. 2017. Pengantar bisnis. Yogyakarta: Deepublish.
19
LAMPIRAN-LAMPIRAN
20
DOKUMENTASI
Gambar 1.1
21