Anda di halaman 1dari 7

Fisiologi Susunan Saraf Pusat (part 2)

Outline:

 Traktus Kortikospinalis
 Korteks serebri
Cerebrum merupakan struktur terbesar dari otak manusia dan mengisi sebagian
besar dari rongga kranial. (Silverthorn) Cerebrum dibagi menjadi 2 bagian, yaitu hemisfer
cerebral dextra dan sinistra. Keduanya dihubungkan oleh corpus callosum, struktur tebal
yang memiliki estimasi 300 juta axon neuronal. Kedua hemisfer saling berhubungan
melalui proses pertukaran informasi melalui corpus callosum.(Sherwood)
Tiap hemisfer terdiri dari bagian tipis di luar (gray-matter / substansia grisea),
yang melapisi bagian tebal di bagian dalam (white-matter / substansia alba). Terdapat
beberapa bagian gray-matter yang terletak di dalam white-matter disebut basal nuclei
(lihat gambar 1). Pada sistem saraf pusat (SSP), gray-matter sebagian besar terdiri dari
badan sel saraf yang padat beserta dendritnya, juga sebagian besar sel glia. Sedangkan,
white-matter terdiri dari sebagian besar axon serat saraf bermyelin, warnanya yang putih
diakibatkan oleh karena banyaknya komposisi lipid dari myelin tersebut. Fungsi gray-
matter dapat diibaratkan “komputer” dari sistem saraf pusat, sedangkan white-matter
berfungsi sebagai “kabel” yang menghubungkan komputer tersebut satu sama lain. Gray-
matter berfungsi dalam intergrasi input neuronal serta inisiasi output neuronal. White
matter berfungsi untuk mentranmisi signal dari bagian korteks cerebral yang satu ke
bagian SSP lainnya.(Sherwood)
Gambar 1. Potongan Frontal dari Cerebrum. Korteks cerebral, bagian luar terdiri dari
gray-matter, mengelilingi bagian dalam dari white-matter. Di dalam white-matter
cerebral terdapat beberapa bagian gray-matter yang disebut basal nuclei. (Sherwood)

Korteks cerebral terdiri dari 6 lapisan berdasarkan berbagai distribusi dari


beberapa jenis sel yang berbeda (lihat gambar 2). Lapisan-lapisan ini tersusun secara
kolom vertikal yang memanjang tegak lurus dengan kedalaman sekitar 2 mm dari
permukaan korteks cerebri luar sampai dalam. Perbedaan fungsional antara berbagai area
korteks dihasilkan dari pola pelapisan yang berbeda di dalam kolom dan dari koneksi
input-output yang berbeda, bukan dari adanya jenis sel yang unik atau mekanisme saraf
yang berbeda. Contohnya regio korteks yang berfungsi dalam persepsi sensorik memiliki
layer IV yang luas, kaya akan sel stellate, sel ini berfungsi dalam menginisiasi proses
input sensorik ke korteks. Sedangkan, korteks area yang mengontrol output ke otot skletal
memiliki layer V yang tebal, terdiri dari sel piramida yang berfungsi memproses sinyal ke
medulla spinalis dari korteks tertuju pada efferent motor neuron yang menginervasi otot
skletal. (Sherwood)
Gambar 2. Lapisan-lapisan dari korteks cerebral. Layer I kebanyakan terdiri dari sel glial dan axon.
Layer II sampai IV terdiri dari berbagai proporsi kedua jenis neuron korteks: (1) Sel piramidal, yang
berbentuk seperti piramid memanjang secara vertikal. Sel piramidal berfungsi memproses sinyal ke
white-matter dan diteruskan ke thalamus atau medulla spinalis ; (2) Sel stellate, yang berbentuk
seperti bintang. Sel stellate berfungsi menerima input serta memproses informasi lokal. (Sherwood)

Tiap hemisfer cerebral terdiri dari 4 bagian, dinamakan sesuai bagian lokasi dari
tempurung kepala yang menutupinya yaitu frontal, parietal, temporal dan occipital. (lihat
gambar 3). (Silverthorn) Lobus occipital, terletak di posterior, berfungsi dalam proses
inisiasi input visual. Sensasi auditorik (suara) diterima di bagian lobus temporal, berlokasi
di lateral atau sisi samping dari cerebrum. Lobus parietal dan frontal, terletak di sisi atas
kepala, dipisahkan oleh satu struktur cekungan atau masukan yang dalam dinamakan
sulcus centralis. Lobus parietal terdapat di belakang dari sulcus centralis, sedangkan lobus
frontalis terletak di depan dari sulcus centralis. Lobus parietal berfungsi menerima serta
memproses input somatosensorik (berupa sentuhan, tekanan, suhu panas atau dingin,
nyeri) dan juga proprioseptik (kesadaran posisi tubuh) . Terdapat 3 fungsi utama pada
lobus frontalis: (1) Aktivitas motorik voluntary (2) Kemampuan bicara (3) Elaborasi
pikiran. (Sherwood)
A

Gambar 3. Pembagian area fungsional dari korteks cerebri. (Silverthorn)


Korteks cereberal berfungsi sebagai pusat integrasi dari input sensorik serta
pembuat keputusan dari banyak jenis output motorik. Berdasarkan fungsinya, korteks
cerebri dapat dibagi menjadi korteks sensorik, korteks motorik serta korteks asosiasi.
Korteks sensorik memerima input sensorik dan mentranslasikannya menjadi persepsi.
Korteks motorik memerintahkan pergerakan otot skletal. Korteks asosisasi
mengintegrasikan informasi dari kedua korteks sensorik dan motorik menghasilkan aksi
voluntary. (Silverthorn)
Fungsi dari bagian atau area korteks cerebral tidaklah sama, tiap lobus memiliki
fungsi yang tidak dimiliki oleh bagian lainnya, hal inilah yang dinamakan dengan
cerebral lateralization atau cerebral dominance, atau lebih popular dengan sebutan
dominansi otak kiri/otak kanan (lihat gambar 4). Kemampuan berbahasa atau
kemampuan verbal lebih terkonsentrasi pada bagian kiri dari cerebral, sedangkan
kemampuan spasial lebih terkonsentrasi pada sisi kanan. Bagian otak kiri lebih berperan
pada orang dominan tangan kanan, sedangkan bagian otak kanan kebanyakan lebih
berperan pada orang dengan dominan tangan kiri. (Silverthorn)
Gambar 4. Distribusi area fungsional pada kedua hemisfer cerebral tidak simetris

Distribusi dari korteks sensorik dapat dilihat pada gambar 5a. Homunkulus sensorik
(Homunkulus artinya “little man”) menggambarkan proporsi relatif fungsionil dari
korteks somatosensorik. Bagian dari fungsionil bagian wajah, lidah, tangan, genital
mengindikasikan bagian sensoris yang dipersarafi dari area korteks tersebut. Korteks
somatosensorik pada tiap sisi lobus kebanyakan menerima input sensorik dari bagian
tubuh kontralateral akibat penyilangan serabut saraf ascending. Oleh karena itu,
kerusakan yang terjadi pada korteks somatosensorik pada hemisfer sinistra menyebabkan
defisit sensorik sisi kanan tubuh, sedangkan bila terjadi defisit sensorik pada sisi kiri
tubuh dapat menandakan kerusakan pada bagian kanan korteks somatosensorik. Seperti
homunkulus pada korteks somatosensorik, homunkulus motorik juga menandakan lokasi
serta proporsi relatif bagi output motorik tubuh tertentu. Hal ini berperan dalam
pergerakan jari-jari, otot-otot yang berperan dalam pembicaraan (bibir dan lidah), serta
ekstremitas atas dan bawah (lihat gambar 5b). Area-area sensorik dan motorik akan
cenderung lebih aktif bila lebih sering mendapatkan paparan input/output sehingga
pemetaan homunkulus sensorik dan motorik bersifat dinamis. (Sherwood)

Gambar 5. (a) Homunkulus sensorik (b) Homunkulus motorik. (Sherwood)

 Korteks asosiasi
 Hubungan area area fungsional Korteks Serebri
 Plastisitas otak
 Fisiologi tidur
 Fungsi Luhur / Higher Cortical Function
 Bahasa, proses membaca, proses mendengar (Wernicke & Brocca)
 Sistem Limbik
 Amygdala
 Neurotransmitter yang mempengaruhi emosi & tingkah laku
 Proses belajar
*2 Jenis pembelajaran (asosiatif dan non-asosiatif)
*Percobaan Paylov
*Habituasi dan sensitisasi
 Proses memori
*Memori jangka pendek
*Memori jangka panjang
*Working memory

Anda mungkin juga menyukai