Anda di halaman 1dari 35

PERANAN MADRASAH DINIYAH DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER RELIGIUS SANTRI DI DESA JAPARA (STUDI DI


MADRASAH RIYADHUL JANNAH DESA JAPARA
KECAMATAN JAPARA KABUPATEN KUNINGAN)

Karya Tulis

oleh

SITI SYIFAUNNISA

No.Induk Sekolah : 131232080012200032

NISN : 0060095665

Kelas : MIA

MA MIFTAHUTTHOLIBIN TIMBANG
KUNINGAN
2022/2023
PERANAN MADRASAH DINIYAH DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER RELIGIUS SANTRI DI DESA JAPARA (STUDI DI
MADRASAH RIYADHUL JANNAH DESA JAPARA
KECAMATAN JAPARA KABUPATEN KUNINGAN)

Karya Tulis
diajukan untuk melengkapi tugas-tugas
dalam menyelesaikan studi di MA Miftahuttholibin Timbang

oleh

SITI SYIFAUNNISA

No.Induk Sekolah : 131232080012200032

NISN : 0060095665

Kelas : MIA

MA MIFTAHUTTHOLIBIN TIMBANG
KUNINGAN
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Guru Pembimbing Wali kelas

Mizan Sya'roni M. Ag Chaerunnisa S. Pd

Kepala MA Miftahuttholibin

Alal Jalaludin, S.H, M.Pd

Nama : SITI SYIFAUNNISA

No. Induk : 131232080012200032

NISN : 0060095665

Angkatan : 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh

Guru Pembimbing Wali kelas

Mizan Sya'roni M. Ag Chaerunnisa S. Pd

Tanggal : Tanggal :

Guru penguji 1 Guru penguji 2

Xxxxxxxxx Xxxxxxxx

Kepala MA Miftahuttholibin

Alal Jalaludin, S.H, M.Pd

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Tugas Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Peran Madrasah Diniyah
dalam pembentukan karakter religius santri (studi di Madrasah Diniyah Awaliyah
Riyadhul Jannah Desa japara kec.Japara)”. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, semoga di hari kiamat kelak
kita diakui sebagai umat beliau.
Saya sampaikan bahwa Tugas Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan mungkin
terselesaikan tanpa adanya dukungan, bantuan, saran, dan motivasi dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
tugas Karya Tulis Ilmiah ini dapat teselesaikan dengan baik. Adapun secara
khusus, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada:
1. Kedua Orang tua yang menjadi guru pertama saya dan seluruh keluarga besar.
2. Terkhusus kepada Guru Pembimbing Saya Bapak Mizan Sya'roni M. Ag
3. Terima kasih pula kepada seluruh guru Madrasah Aliyah Miftahuttolibin
timbang
4. Dan Terima kasih kepada teman seperjuangan yang telah memberikan
motivasi serta dukungan.
Semoga segala kebaikan yang terrcurahkan serta ketulusan hati yang
mereka miliki mendapat balasan dari Allah SWT. Saya berharap semoga tugas
Karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi saya maupun pembaca pada
umumnya.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................
NOTA BIMBINGAN..................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR................................................................................... vii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................... 3
1.3 Pembatasan Masalah ......................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah ............................................................. 4
1.5 Tempat dan Waktu penelitian .......................................... 4
1.6 Metode penelitian ............................................................... 4
1.7 Instrumen pengumpulan data .......................................... 5
1.8 Tujuan Penelitian ............................................................... 6
1.9 Manfaat Penelitian ............................................................. 6
BAB II : LANDASAN TEORI.............................................................. 7
2.1 Deskripsi Teori....................................................................7
2.1.1 Pembentukan karakter religious....................................7
a. Pengertian pembentukan karakter religious.................7
b. Dasar pembentukan karakter religius ...........................8
c. Dimensi-dimensi religious................................................8
d. Nilai karakter religius .....................................................9
2.1.2 Madrasah Diniyah...........................................................10
a. Pengertian Madrasah Diniyah ........................................10
b. Tujuan penyelenggaraan Madrasah Diniyah................10
c. Bentuk-bentuk Madrasah Diniyah Takmiliyah.............11
2.2 Kajian Pustaka Relevan ....................................................11
2.3 Kerangka Berfikir .............................................................12
v
BAB III : PEMBAHASAN .....................................................................14
3.1 Hasil wawancara ................................................................... 14
3.2 Latar belakang berdirinya Madrasah dan Analisis
terhadap pelaksanaan kegiatan Madrasah......................15
a. Baca Tulis Al-Qur’an ......................................................16
b. Penekanan Pembelajaran Agama ..................................16
c. Kesenian Hadroh dan Qasidah .......................................17
3.3 Analisis Terhadap Penanaman Karakter Religius
Di Madrasah Diniyah Riyadhul Jannah ...........................17
1. Strategi penanaman karakter religius di madrasah
diniyah Riyadhul Jannah ..............................................17
2. Penerapan nilai-nilai karakter religius di madrasah
diniyah Riyadhul Jannah ..............................................18
3.4 Dokumentasi Kegiatan Madrasah Diniyah Riyadhul
Jannah di Desa Japara ......................................................19

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN............................................22


4.1 Kesimpulan .........................................................................22
1. Adaptasi ............................................................................22
2. Pencapaian Tujuan ..........................................................22
3. Integrasi ............................................................................23
4. Pemeliharaan Pola ...........................................................23
4.2 Saran ...................................................................................23
4.3 Kata Penutup .....................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................25
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................26

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.4.1 : Kegiatan Rutin membaca Alquran ...................................19


Gambar 3.4.2 : Bermain Bersama Anak MDTA.........................................20
Gambar 3.4.3 : Kegiatan Ulangan Harian Madrasah.................................20
Gambar 3.4.4 : Kumpulan Santri Akhwat Qasidah Madrasah.................21

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Krisis pendidikan yang terjadi di dunia Islam dialami juga oleh Indonesia
dengan berbagai masalah, meskipun prestasi intelektual anak Indonesia sudah
lumayan baik. Akan tetapi, dalam sisi moralitas justru mengalami penurunan yang
sangat tajam. Hal tersebut terjadi karena pendidikan agama mulai diabaikan.
Dampaknya, terjadi krisis akhlak yang mengakibatkan degradasi moral dalam
dunia pendidikan Indonesia. Pendidikan moral di kalangan pelajar harus menjadi
perhatian yang sangat serius, agar pelajar selaku generasi penerus dapat memiliki
karakter yang kuat dalam meneruskan cita-cita bangsa. Krisis dalam bidang moral
dapat menyebabkan terjadinya krisis hampir dalam semua bidang, baik dalam
bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan yang lainnya. Apabila kualitas moral
mengalami penurunan, maka akan mengalami krisis dalam semua aspek.
Keterkaitan antara krisis moral dengan krisis bangsa, terlihat dari banyaknya
prilaku yang menyimpang dari aturan hukum. Jika suatu bangsa mengalami krisis
moral, maka hal tersebut merupakan pertanda awal mula runtuhnya bangsa
tersebut.
Pendidikan agama harus menjadi tolak ukur dalam pembentukan karakter.
Mengingat dalam proses pembentukan karakter, lebih menekankan pada
pembentukan jati diri yang baik. Sementara itu untuk membentuk jati diri manusia
yang baik, tidak akan terlepas dari pendidikan agama. Pendidikan agama menjadi
faktor penentu dalam meningkatkan kualitas karakter peserta didik. Karakter
seharusnya dibentuk sedini mungkin agar karakter itu sendiri membekas dan
menjadi jati diri seorang individu, seorang yang memiliki karakter sejak dini tidak
mudah terombang-ambing oleh suatu keadaan. Pembentukan karakter sejak dini
diawali dari sebelum seorang anak bersekolah melainkan dari keluarga. Sekolah
hanya meneruskan atau melengkapi dan menanamkan karakter.Sekolah dasar
merupakan jenjang paling awal, dimana siswa di sekolah dasar berusia kurang
lebih 6 – 13 tahun, dimana pada usia ini perlu dibentuk karakter yang baik dan
1
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku. Dikatakan Oleh
Abuddin Nata bahwa "Pendidikan karakter pada sekolah dasar sangat beragam
dan mencakup seluruh karakter yang dibutuhkan masyarakat, salah satunya adalah
karakter religius." (Abuddin Nata. 420-422). Religius adalah nilai karakter dalam
hubungannya dengan Tuhan, ia menunjukkan bahwa pikiran, prkataan, dan
tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nlai-nilai ketuhanan
dan atau ajaran agamanya. Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah upaya
sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memehami,
menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an
dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan
pengalaman (Agus Ruswandi. FKIP uninus Bandung. 2014).
Madrasah diniyah merupakan salah satu lembaga keagamaan pada jalur luar
sekolah yang diharapkan mampu secara menerus memberikan pendidikan agama
Islam kepada anak didik yang tidak terpenuhi pada jalur sekolah yang diberikan
melalui sistem klasikal. Pemilihan lokasi penelitian ini berdsarkan pemehaman
peneliti mengenai medan, wilayah, serta karakter anak-anak di lingkungan sekitar
Desa Japara. Seperti yang disampaikan oleh salah satu pendiri Madrasah Diniyah
ini bahwa dalam masyarakat masih berpandangan bahwa "Ngaji" itu hanya
sebatas membaca Al-Qur'an, padahal dalam arti yang lebih luas "Ngaji" adalah
belajar Agama yang menyangkut Akhlaq, Fiqih, Tarikh, dan semua yang menjadi
pedoman Agama. Masyarakat desa Japara sadar akan kurangnya karakter Religius
pada siswa sehingga mengadakan kerjasama dengan madrasah diniyah, dimana
madrasah diniyah dimulai ketika jam pelajaran sekolah sudah berakhir.
Oleh karena itu dalam hal pembentukan karakter anak, pendidikan agama
memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan agama
berperan sebagai pengendali tingkah laku atau perbuatan yang terlahir dari sebuah
keinginan yang berdasarkan emosi. Telah kita ketahui akhir-akhir ini banyak
anak-anak memiliki kepribadian buruk, kenakalan remaja bahkan tindak kriminal
yang dilakukan anak-anak sering juga terjadi yang mengakibatkan merosotnya
moral. Dari situ kita bisa lihat betapa pentingnya pendidikan agama untuk anak-
2
anak dalam pembentukan karakter religius anak. Untuk itu perlunya kita mencari
jalan yang dapat mengantar kita kepada terjaminnya kepribadian yang dapat
menciptakan dan memelihara ketentraman dan kebahagiaan masyarakat dan
bangsa dikemudian hari.
Madrasah Diniyah merupakan salah satu lembaga pendidikan keagamaan
nonformal yang memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter religius
anak dan pengembangan pembelajaran agama islam. Keberadaan lembaga ini
sangat berperan penting dalam sejarah pendidikan islam di Indonesia yang tidak
hanya memiliki out put mahir dalam penguasaan membaca Alqur‟an dan kitab
saja, akan tetapi juga berkarakter dan terampil serta mampu menciptakan suasana
belajar yang kondusif, yaitu dapat menumbuhkan minat, motivasi belajar, untuk
meraih prestasi anak dengan maksimal baik dalam ibadah mkhdah maupun ghairu
makhdad. Saat ini Madrasah diniyah telah memiliki legalitas dari pemerintah
melalui perundang-undangannya dan memiliki kurikulum yang mendukung.
Berdasarkan latar belakang diatas Saya berminat untuk mengajukan Karya
tulis Ilmiah yang berjudul “PERANAN MADRASAH DINIYAH DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SANTRI DI DESA JAPARA”

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka dapat diidentifikasi
permasalahan tersebut sebagai berikut:
a. Permasalahan yang sedang dihadapi negara saat ini adalah kurangnya karakter
pada generasi mudanya.
b. Pendidikan agama Islam di sekolah dasar belum bisa memberikan kontribusi
terhadap pembentukan karakter siswa.
c. Menurunnya kualitas moral pelajar merupakan imbas dari kurangnya
pendidikan agama di Masyarakat.
d. Metode pembelajaran pendidikan agama masih menggunakan metode bahwa
"Ngaji" itu hanya sebatas membaca Al-Qur'an, sehingga kualitas karakter
peserta didik masih rendah.

3
1.3 Pembatasan Masalah
Dari permasalahan yang ada, maka penelitian ini difokuskan dalam upaya
mengetahui cara Mengembangkan pendidikan mulai dari Madrasah Diniyah,
Menjadikan anak mempunyai karakter yang baik dan religius sejak usia dini dan
bagaimana kontribusi pendidikan agama Islam di Madrasah Diniyah Takmiliyah
Awaliyah Desa Japara sebagai pelengkap pendidikan Agama Islam.

1.4 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan madrasah diniyah Riyadhul Jannah di Daerah
Japara?
2. Bagaimana penanaman nilai-nilai karakter relegius siswa dalam kegiatan
madrasah diniyah Riyadhul Jannah di desa Japara?
3. Bagaimana peran madrasah diniyah Riyadhul Jannah dalam menanamkan
karakter religius anak di desa Japara?
4. Bagaimana strategi penanaman karakter religius yang dijalankan madrasah
diniyah Riyadhul Jannah pada anak di desa Japara ?

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian


1.Tempat penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini di Madrasah Diniyah
Takmiliyah Awaliyah Riyadhul Jannah kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan.
2.Waktu penelitian Penilitian dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal .

1.6 Metode Penelitian


Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan peran Madrasah Diniyah dalam pembentukan karakter
religius santri di Madrasah Diniyah Riyadhul Jannah Desa Japara. Oleh karena itu,
dalam memperoleh data langsung terjun kelapangan sehingga dapat memaparkan
dan menjelaskan keadaan atau gambaran fakta-fakta yang terjadi dilapangan
terutama peran madrasah dalam pembentukan karakter religius.

4
1.7 Instrumen Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana proses
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas pada Madrasah
Diniyah Riyadhul Jannah Japara. Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan
data tentang pembentukan karakter siswa Madrasah Diniyah melalui
pendidikan agama Islam.
Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan
pembentukan karakter melalui pendidikan agama Islam dan implementasinya
dalam aktivitas sehari-hari pada peserta didik di Madrasah Diniyah Riyadhul
Jannah Japara.
Teknik observasi yang dilakukan yaitu, observasi partisipatif dengan Cara
mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa Madrasah Diniyah
dalam aktivitas pembelajaran yang ada. Pada proses pengamatan yang
dilakukan, saya belajar bagaimana interaksi antara guru dengan siswa terhadap
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Madrasah Diniyah dalam upaya
pembentukan karakter siswa melalui pendidikan agama Islam.
b. Wawancara
Untuk mendapatkan informasi yang akurat, saya melakukan wawancara
dengan komunitas Madrasah Diniyah Riyadhul Jannah, yang terdiri dari satu
orang Guru pengajar, dan satu orang siswa Madrasah Diniyah.
Wawancara memungkinkan dapat menggali pandangan yang dalam dari
responden yang di wawancarai, sehingga fleksibilitas dari pertanyaan dapat
diperkaya dan dipertajam. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan
informasi agar mendapat tanggapan mengenai pembentukan karakter melalui
pendidikan agama Islam.
Menurut James H. McMillan, dalam penelitian, wawancara merupakan
salah satu bagian terpenting untuk memperoleh data karena melalui wawancara
data yang valid dan kaya, diperoleh langsung melalui responden. Teknik ini
dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan utama studi ini yang

5
berkaitan dengan pembentukan karakter siswa di Madrasah Diniyah melalui
pendidikan agama Islam.
c. Studi Dokumen
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang
kondisi dokumen tersebut. Selanjutnya, kegiatan yang dilakukan akan
didokumentasikan agar bisa mendapatkan suatu gambaran yang konkrit dari
kegiatan yang berkaitan dengan kontribusi pendidikan agama terhadap
pembentukan karakter.

1.8 Tujuan Penelitian


Berdasarkan kepada rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian yang ingin
dicapai sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan madrasah diniyah Riyadhul Jannah di
Desa Japara.
2. Untuk mengetahui bagaimana penanaman nilai-nilai karakter religius siswa
dalam kegiatan madrasah diniyah Riyadhul Jannah di Desa Japara.

1.9 Manfaat Penelitian


Dalam melaksanakan penelitian ini saya berharap dapat memberikan
manfaat baik secara teoritik maupun secara praktik:
1. Secara Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan dan wawasan berpikir dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
menanamkan karakter religius kepada siswa.
2. Secara Praktik
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, dorongan dan
wawasan bagi masyarakat dan semua orang yang terlibat dalam dunia
pendidikan agar lebih memperhatikan bagaimana menanamkan karakter
religius untuk mewujudkan warganegara yang beriman, bertaqwa, dan
berkarakter bangsa dimulai dari bangku sekolah dasar.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teori


2.1.1 Pembentukan Karakter Religus
a. Pengertian pembentukan karakter religius
Pembentukan memiliki arti proses, cara, perbuatan membentuk.
Pembentukan juga diartikan sebagai usaha luar yang terarah kepada tujuan
tertentu guna membimbing faktor-faktor pembawaan hingga terwujud dalam
suatu aktifitas rohani atau jasmani. Jadi pembentukan merupakan sebuah cara
atau usaha yang digunakan untuk membentuk dalam hal ini adalah membentuk
karakter religius santri. Kata karakter secara bahasa berasal dari bahasa Inggris
character yang berarti watak, karakter atau sifat. Sedangkan pengertian
karakter secara istilah, menurut beberapa pendapat ahli, Karakter seseorang
dapat ditunjukan melalui beberapa unsur. Unsur-unsur karakter antara lain
adalah sikap, emosi, kemauan, kepercayaan, dan kebiasaan. Sebagaimana sikap
seseorang akan dilihat oleh orang lain dan menilai bagaimana karakter orang
tersebut. Demikian juga dengan kebiasaan misalnya seorang ustadz yang
terbiasa sholat berjamaah di masjid akan memunculkan anggapan tentang
karakter ustadz tersebut. Begitu juga dengan emosi, kepercayaan dan kemauan.
Religius sendiri adalah ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan
melaksakan ajaran agama yang dianut termasuk toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, serta hidup rukun dan berdampingan Pengertian tersebut
jika dikaitkan dengan karakter, berarti religius adalah nilai karakter dalam
hubungannya dengan Tuhan, dimana pikiran, perkataan, dan tindakan
seseorang didasarkan nilai-nilai ajaran agamanya.
Berdasarkan pengertian diatas pembentukan karakter religius adalah proses
atau cara membentuk karakter melalui internalisasi berbagai nilai yang
berlandaskan ajaran agama. Sedangkan pembentukan karakter religius dalam
Islam yaitu mengupayakan seseorang mampu melaksanakan kewajiban dan
menjauhi segala larangan-Nya, serta memiliki sikap dan perilaku yang sesuai
7
dengan ajaran agama Islam. Dimana ajaran agama Islam bersumber pada al-
Qur‟an dan Hadist.

b. Dasar pembentukan karakter religius


1) Dasar yuridis
Dasar pembentukan karakter religius secara yuridis terdapat dalam
undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2) Dasar al-Qur‟an
Religius menurut Islam adalah menjalankan agamanya secara
menyeluruh. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam al-Qur‟an surat al-
Baqarah ayat 208:2 yang Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu." (Q.S. al-Baqarah/2: 208).

c. Dimensi-dimensi religius
Menurut stark dan glock yang dikutip dalam buku teori-teori psikologi ada
lima macam dimensi religiusitas. berikut penjelasannya:
1) Dimensi keyakinan
Tingkatan sejauh mana seseorang menerima dan mengakui hal-hal dogmatik
dalam agamanya. Misalnya keyakinan adanya sifat-sifat Tuhan, adanya
Malaikat, dan sebagainya.
2) Dimensi peribadatan atau paraktik agama

8
Tingkatan sejauh mana seseorang menunaikan kewajiban-kewajiban ritual
dalam agamnya, misalnya menunaikan sholat, zakat dan sebagainya.
3) Dimensi feeling atau penghayatan.
Perasaan keagamaan yang pernah dialami dan dirasakan merasa dekat dengan
Tuhan, tentram saat berdoa dan sebagainya.
4) Dimensi pengetahuan agama
Seberapa jauh seseorang mengetahui dan memahami ajaran-ajaran agamanya
terutama yang ada dalam kitab suci, hadis dan sebagainya.
5) Dimensi effect atau pengalaman
Sejauh mana implikasi ajaran agama mempengaruhi perilaku seseorang dalam
kehidupan.

d. Nilai karakter religius


Nilai-nilai religius sangat penting diinternalisasikan kepada anak supaya
terbentuk karakter religius pada diri mereka. Adapun macam macam dari nilai
religius diantaranya adalah:
1) Nilai Ibadah
Nilai ibadah perlu ditanamkan kepada diri seorang peserta didik, supaya
mereka menyadari pentingnya beribadah kepada Allah SWT. Ibadah tidak hanya
terbatas pada menunaikan sholat, puasa, mengeluarkan zakat tetapi juga
mencakup segala amal manusia dilakukan dengan mengharap ridho Allah SWT.
2) Nilai Akhlak
Dalam al-Qur‟an banyak menyinggung tentang pendidikan akhlak. Hampir
setiap kisah dalam al-Qur‟an, didalamnya terdapat pendidikan akhlak.
Sebagaimana kisah nabi Ismail yang bersedia disembelih oleh nabi Ibrahim, juga
merupakan salah satu pendidikan akhlak yaitu kepatuhan anak kepada orang tua.
Hal ini mengisyaratkan pendidikan akhlak mendapatkan perhatian khusus dalam
ajaran agama Islam. Sedangkan akhlak sendiri dibagi dua macam yaitu akhlak
terpuji dan tercela.

9
2.1.2 Madrasah Diniyah
a. Pengertian Madrasah Diniyah
Kata madrasah secara etimologi berasal dari bahasa arab dari akar kata
“darasa, yadrusu, darsan, madrasatan” yang berarti membaca dan belajar. Kata
madrasah sendiri berbentuk kata keterangan tempat (zaraf makan) yang berarti
“tempat duduk untuk belajar atau tempat belajar para peserta didik” atau “tempat
untuk memberikan pelajaran”. Sedangkan dalam KBBI "madrasah berarti sebagai
sekolah atau perguruan" (biasanya yang berdasarkan agama Islam). Berdasarkan
pengertian tersebut dapat dipahami madrasah adalah tempat untuk belajar atau
mendalami ilmu-ilmu agama Islam. Sedangkan Madrasah Diniyah dilihat dari
struktur bahasa arab berasal dari dua kata yaitu madrasah dan al-din. Kata
madrasah dijadikan nama tempat dari asal kata darasa yang berarti belajar,
sedangkan al-din dimaknai dengan arti keagamaan. Dua kata tersebut Madrasah
Diniyah dapat diartikan sebagai tempat belajar masalah keagamaan, dalam hal ini
adalah agama Islam. Dimana materi pelajaran yang diajarakan dalam Madrasah
Diniyah berkisar pada materi yang berbasis agama Islam seperti al-Qur‟an, Hadis,
Akhlak, Fikih, Bahasa Arab, dan lain sebagainya.
Dalam Karya tulis Ilmiah ini madrasah yang dikaji adalah jenis Madrasah
Diniyah (Diniyah Takmiliyah). Madrasah Diniyah Takmiliyah adalah satuan
pendidikan keagamaan Islam nonformal yang menyelenggarakan pendidikan
agama Islam sebagai pelengkap bagi siswa pendidikan umum.

b. Tujuan penyelenggaran Madrasah Diniyah


Madrasah Diniyah termasuk lembaga pendidikan Islam yang bertujuan
untuk mempersiapkan peserta didik dalam penguasaan terhadap pengetahuan
agama Islam. Madrasah Diniyah juga sebagai wujud pendidikan keagamaan yang
tidak hanya sebatas menyiapkan peserta didik dalam memahami pengetahuan
agama saja tetapi mampu mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya.
Disisi lain Madrasah Diniyah juga memiliki tujuan penting yaitu untuk
mewujudkan tujuan pendidikan Islam. Dimana tujuan pendidikan Islam sendiri
yaitu untuk membentuk manusia yang berkepribadian Muslim. Oleh karena itu,
10
penyelenggaraan Madrasah Diniyah memiliki tujuan untuk memberikan
pendidikan agama bagi peserta didik dan menjadi pelengkap pendidikan agama
yang diperoleh disekolah formal sebagai bentuk pendalaman pengetahuan agama
Islam kepada anak didik, serta untuk meningkatkan Iman dan taqwa kepada Allah
SWT dan mewujudkan terbentuknya kepribadian muslim pada diri peserta didik.

c. Bentuk-bentuk Madrasah Diniyah Takmiliyah


Madrasah Diniyah (Diniyah Takmiliyah) diselenggarakan secara
benjenjang dan terbagi menjadi tiga jenjang pendidikan diantaranya:
1) Diniyah Takmiliyah Awaliyah
Satuan Pendidikan keagamaan Islam nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan agama Islam sebagai pelengkap siswa sekolah dasar (SD/sederajat).
2) Diniyah Takmiliyah Wustho
Satuan pendidikan keagamaan Islam nonformal yang menyelenggrakan
pendidikan agama Islam sebagai pelengkap siswa sekolah menengah pertama
(SMP/ sederajat).
3) Diniyah Takmiliyah Ulya
Satuan pendidikan keagamaan Islam nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan agama Islam sebagai pelengkap bagi siswa sekolah menegah atas
(SMA/sederajat).

2.2 Kajian Pustaka Relevan


Kajian pustaka merupakan telaah perbedaan atas penelitian yang Dilakukan
dengan penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya. Adapun penelitian-
penelitian yang relevan dengan penelitian Saya adalah sebagai berikut:
Pertama, tesis yang ditulis oleh M. Ripin Ikwandi (2013), mahasiswa UIN
Sunan Ampel Surabaya, dengan judul “Peran Madrasah Diniyah Dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan Agama di MI Raudlotul Islamiyah Sawocangkring
Wonoayu Sidoarjo”. Pada penelitian ini menjelaskan dan menganalisis peranan
Madrasah Diniyah dalam peningkatan mutu pendidikan agama di MI Radlotul
Islamiyah. Adapun peranannya dengan cara melakukan tambahan jam pelajaran
11
setelah pulang sekolah, mengadakan praktek ibadah, mengadakan program
peningkatan mutu, terdapat latihan khitobah dan qiro‟ah, serta terdapat fasilitas
sarana prasarana yang baik.
Kedua, skripsi ini ditulis oleh Imro‟atul Latifah (2018), “Implementasi
Metode Pembiasaan Keagamaan Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa
Madrasah Tsanawiyah NU Darussalam Ngadirgo Mijen Semarang”. Penelitian ini
menjelaskan implementasi metode pembiasaan untuk membentuk karakter religius
siswa. Adapun bentuk pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan dalam membentuk
karakter religius meliputi pembiasaan senyum, salam dan salim, pembiasaan
hidup bersih, dan pembiasaan dalam ibadah pembiasaan dalam ibadah meliputi
seperti pembiasaan do‟a harian, pembiasaan membaca asmaul husna, baca tulis
al-Qur‟an, hafalan surat-surat pendek, istighotsah, dan shalat dzhuhur berjama‟ah.
Berbeda dengan penelitian-penelitian diatas Tesis pertama yang
membedakan dengan penelitian ini yaitu pada objek yang diteliti. Sedangkan
pada kajian kedua yang membedakan adalah pada subjeknya. Dalam hal ini Saya
Menggabungkan judul antara subjek dan objeknya yaitu, Analisis Peranan
Madrasah Diniyah dalam pembentukan karakter religius santri di Madrasah
Diniyah Riyadhul Jannah Desa Japara.

2.3 Kerangka Berfikir


Pembentukan karakter religius merupakan proses, cara membentuk karakter
religius pada anak. belakangan ini melihat kondisi perubahan-perubahan sikap dan
perilaku anak mengalami sebuah krisis religius. Dimana perubahan tersebut
disebabkan dampak negatif dari kehidupan modern dan kurangnya pendidikan
keagamaan pada anak. Adapun bentuk krisis religius diantaranya lemahnya iman
anak muda sehingga terjadi pergaulan bebas, dan penyalahgunaan narkoba.
Kedua, rendahnya kesadaran anak beribadah seperti menjalakan sholat fardhu.
Ketiga, dari segi akhlak yang ditunjukan anak seperti tidak menghormati orang
lain, berkata kotor, perkelahian antar pelajar dan lain sebagainya. Oleh karena itu
pembentukan karakter religius pada anak sejak dini sangat diperlukan untuk
mempersiapkan anak memiliki perilaku dan sikap sesuai dengan ajaran agama.
12
Dimana terdapat beberapa pihak yang dapat mendukung terbentuknya karakter
religius diantaranya keluarga, sekolah masyarakat.
Madrasah Diniyah menjadi sangat penting dalam pembentukan karakter
religius. Madrasah Diniyah Riyadhul jannah adalah salah satu lembaga alternatif
dalam memberikan tambahan pendidikan agama yang berguna dalam upaya
pembentukan karakter religius santri di Desa Japara. Apalagi di Madrasah Diniyah
juga didukung oleh kegiatan pembiasaan religius seperti sholat ashar berjamaah,
berdo‟a, dan bersikap sopan santun. Oleh karena itu, Madrasah Diniyah memiliki
peran yang signifikan dalam pembentukan karakter religius santri.

BAB III

13
PEMBAHASAN

Dalam bab ini data-data yang telah didapatkan di lapangan akan dibahas
berdasarkan teori-teori yang mendukung. Dalam hal ini data yang dimaksud
adalah data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Berikut
merupakan analisis hasil penelitian :
3.1 Hasil wawancara
Terkait dengan instrumen wawancara beberapa pertanyaan yang saya
ajukan kepada salah satu guru :
1. Mengapa karakter religius perlu dibentuk pada santri?
Pembentukan karakter religius sangat penting, dalam hadis diterangakan
“sebaik-baik manusia adalah orang yang baik budi pekertinya" Sebagaimana
orang yang memiliki karakter religius. Dimana jika seseorang tidak punya adab
bagaikan seperti lalat, disamakan dengan lalat karena sangking enggak sopan
Sama yang namanya laler. Oleh karena itu sangat penting bagi Madrasah Diniyah
untuk membentuk akhlak atau karakter religius pada anak.
2. Bagaimana pembentukan karakter religius di Madrasah Diniyah Riyadhul
Jannah?
Anak diajarkan pelajaran akhlak, dimana Akhlak disitu membahas materi
terkait perilaku seperti tata krama anak terhadap guru, kepada orang tua, tata
krama kepada tentangga, tata karma kepada masyarakat, tata krama ketika makan,
tata krama masuk masjid dan lain sebagainya.
3. Bagaimana kurikulum pelajaran Marasah Diniyah? apakah mendukung upaya
pembentukan karakter religius?
Sesungguhnya semua materi pelajaran memiliki peran dalam menanamkan
nilai religius pada anak, tetapi kalau berbicara mengenai perilaku pelajaran akhlak
banyak memuat materi tetang bagiamana perilaku atau akhlak yang baik dalam
kehidupan.
4. Bagaimana peran Madrasah Diniyah dalam pembentukan karakter religius
santri. ? (Adaptasi, Pencapaian tujuan, Integrasi, Pemeliharaan pola)

14
Pembentukan karakter di Madrasah Diniyah juga melalui kegiatan
Pembiasaan pada anak seperti sholat berjamaah, sopan santun, salam kepada
ustadz dan lain sebagainya. Membentuk karakter jika sudah besar akan sulit
makanya pembentukan sejak dini sangat diperlukan. Ada hal yang membedakan
anak yang di sekolahkan di Madrasah Diniyah dengan yang tidak, kalau di
Madrasah Diniyah itu memiliki sopan santun dibanding yang tidak, karena pernah
ditanamkan akhlak yang baik di Madrasah Diniyah.
5. Apa saja bentuk keberhasilan pembentukan karakter religius di Madrasah
Diniyah Riyadhul Jannah?
Anak menunjukan sikap sopan santun, menghormati guru, berdoa dan
melaksanakan sholat berjamaah di masjid ketika waktu ashar.
6. Bagaimana hambatan yang dialami ustadz dalam pembentukan karakter
religius?
Terdapat tiga faktor hambatan pendidikan pertama faktor Keluarga seperti
orang tua tidak perduli anak dalam artian membiarkan. Faktor kedua, masyarakat
dimana berda dilingkungan yang kurang baik pengaruhnya juga besar. Faktor
ketiga, Sekolah formal pagi dimana lebih diutamakan masyarakat sehingga
Madrasah Diniyah kadang di kesampingkan.

3.2 Latar belakang Madrasah dan Analisis terhadap pelaksanaan kegiatan


madrasah diniyah
Madrasah Diniyah Riyadhul Jannah berdiri sejak tanggal 24 April tahun
2004. Pendiri Madrasah ini adalah alm K.H Madzlumi. Beliau membangun Dua
Madrasah Diniyah Di japara dan di Bandung pada tahun yang berbeda. Tahun
sebelumnya beliau mendirikan Madrasah Diniyah Manbaul Huda di Bandung dan
setelah itu, beliau berdakwah memperkenalkan Pendidikan Islam bagi generasi
muda dengan cara membangun salah satu Madrasah Diniyah di Desa Japara.
Dari hasil observasi yang dilakukan terkait kehadiran siswa di madrasah
diniyah, Saya menemukan bahwa seluruh santri dari kelas Awaliyah hingga Ulya'
mengikuti kegiatan madrasah diniyah, untuk waktunya sendiri madrasah diniyah
dimulai setelah jam pelajaran sekolah selesai. Dengan adanya madrasah diniyah
15
para orang tua berharap mampu memenuhi pendidikan agama siswa yang tidak
didapatkan dengan sistem klasikal di sekolah, secara terus menerus.
Madrasah diniyah merupakan lembaga nonformal yang tentunya
pelaksanaannya dilakukan di luar jam pelajaran sekolah dimana madrasah diniyah
mengutamakan pendidikan keagamaan, Jam pelajarannya pun berbeda yaitu
dimulai antara jam 14.00 sampai dengan jam 17.00, dan antara Jam 18.00 sampai
21.00 dengan peserta didik yang bervariasai umurnya. Madrasah diniyah Riyadhul
Jannah melaksanakan tiga kegiatan untuk menanamkan karakter yaitu:
a. Baca Tulis Al-Qur’an
Kegiatan baca tulis Qur’an di madrasah diniyah Riyadhul Jannah dilakukan
dengan sistem sorogan atau membaca bergantian dan disimak oleh guru. Bagi
anak yang belum bisa membaca Al-Qur’an guru menggunakan iq’ra untuk
mengenalkan huruf hijaiyah. Bukan hanya itu madrasah diniyah ini berusaha
menanamkan karakter cinta kepada kitab Al-Qur'an Melalui kegiatan hafalan
dimulai dari Juz amma hingga Juz Awal.
b. Penekanan Pembelajaran Agama
Ada Lima pelajaran yang ada di madrasah diniyah yaitu: akidah akhlaq,
fiqih, tarikh, quran hadist dan Bahasa Arab. Pelajaran agama bertujuan untuk
memperluas pengetahuan agama siswa. Setiap pelajaran mengandung aspek
penanaman karakter yang berbeda. Aspek Alquran dan Hadits, menekankan pada
kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan
kontekstual, serta mengamalkan kandunganya dalam kehidupan sehari-hari.
Aspek Aqidah, menekankan pada memahami dan mempertahankan
keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai nilai
asma’ al-husna. Aspek Akhlak, menekankan pada pembiasaan untuk
melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan
seharihari. Aspek Fiqh, menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah
dan mu’amalah yang benar dan baik. Aspek Tarikh/Sejarah Kebudayaan Islam,
menekankan pada kemampuan mengambil ibrah (pelajaran/hikmah) dari
peristiwa-peristiwa bersejarah. Aspek Bahasa Arab menekankan pemahaman
dalam berbahasa dan mufrodat-mufrodat yang kerap kali terdapat dalam alquran
16
maupun hadis.
c. Kesenian Hadroh atau Qasidah
Kesenian ini diadakan untuk mengembangkan minat dan bakat santri.
Kegiatan ini dilakukan pada hari sabtu dan Minggu. tidak semua siswa diwajibkan
mengikuti kesenian ini, melainkan kelas 1 ke atas saja. Dengan kegiatan ini siswa
akan ditanamkan karakter yang bertanggung jawab, sabar dan pantang menyerah.

3.3 Analisis Terhadap Penanaman Karakter Religius Di Madrasah Diniyah


Riyadhul Jannah
Analisis ini akan membahas mengenai penanaman karakter religius melalui
kegiatan madrasah diniyah Riyadhul Jannah yang mencakup strategi penanaman
karakter religius dan penerapan nilai-nilai religius di madrasah diniyah.
1. Strategi penanaman karakter religius di madrasah diniyah Riyadhul Jannah
Beberapa strategi penanaman karakter yang dapat dilakukan yaitu:
1) Keteladanan;
2) Pembelajaran;
3) Pemberdayaan dan pembudayaan;
4) Penguatan;
5) Penilaian.
Pertama, keteladanan, guru madrasah diniyah Riyadhul Jannah diharuskan
untuk menjadi teladan bagi para siswanya. Mereka meyakini bahwa memberi
contoh akan lebih diingat dari pada memberikan perintah. Kedua, pembelajaran,
penanaman karakter di madrasah diniyah juga melalui pelajaran karena setiap
pelajaran di madrasah diniyah sangat mendukung dalam penanaman karakter
religius. Ketiga, Pemberdayaan dan pembudayaan, di sini madrasah diniyah
memiliki aturan dimana seluruh siswanya diwajibkan mengikuti solat Ashar
berjamaah dan berdo’a Sebelum dan sesudah pelajaran. Keempat, penguatan,
penguatan di sini merupakan pujian atas dilaksanakannya suatu pekerjaan yang
baik, seperti jujur, saling menghormati, belajar sungguh-sungguh, dapat
menghafal, disiplin dan lain-lain. kelima, penilaian, setiap semester madrasah
diniyah melakukan ujian untuk mengukur kemampuan dan kemahiran siswanya,
17
serta UAS atau Ujian Akhir Semester untuk menentukan kelulusan.

2. Penerapan nilai-nilai karakter religius di madrasah diniyah Riyadhul Jannah.


a. Nilai ibadah
Ibadah merupakan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu
dari abada yang berarti penyembahan. Sedangkan secara istilah berarti taat kepada
Tuhan, taat mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya.
b. Ruhul jihad
Ruhul jihad artinya adalah jiwa yang mendorong manusia untuk bekerja
atau berjuang dengan sungguh-sungguh. Hal ini didasari adanya tujuan hidup
manusia yaitu hablum minallah, hablum minannas dan hablum minalalam. .
c. Nilai akhlak
Ditinjau dari terminologis, terdapat berbagai pengertian antara lain
sebagaimana Al Ghazali, yang dikutip oleh Abidin Ibn Rusn, menyatakan:
“akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai
perbuatan yang mudah dan gampang, tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan.
d. Keteladanan
Nilai keteladanan ini tercermin dari perilaku guru. Keteladanan merupakan
hal yang sangat penting dalam pendidikan dan pembelajaran. Bahkan Al-Ghazali
menasehatkan, sebagaimana yang dikutip Ibn Rusn, kepada setiap guru agar
senantiasa menjadi teladan dan pusat perhatian bagi muridnya. Ia harus memiliki
karisma yang tinggi.
e. Nilai amanah dan ikhlas
Secara etimologi, amanah artinya dapat dipercaya. Dalam konsep
kepemimpinan, amanah disebut juga dengan tanggug jawab. Dalam konteks
pendidikan, amanah harus dipegang oleh seluruh pengelola lembaga pendidikan,
baik kepala lembaga pendidikan, guru, tenaga kependidikan, staf, maupun komite
di lembaga tersebut.

18
3.4 Dokumentasi Kegiatan Madrasah Diniyah Riyadhul Jannah di Desa
Japara
1. Gambar 3.4.1 dan Gambar 3.4.2 ( Kegiatan rutin Membaca Al-Qur'an )
2. Gambar 3.4.3 ( Kegiatan Ulangan Harian Madrasah Kelas Awaliyah )
3. Gambar 3.4.4 (kegiatan Qasidah Akhwat)

Gambar 3.4.1

RUTINITAS MEMBACA AL-QUR'AN

19
Gambar 3.4.2

BERMAIN BERSAMA TEBAK SURAT DAN HAFALAN

Gambar 3.4.3

KEGIATAN ULANGAN HARIAN MADRASAH

20
Gambar 3.4.4

KEGIATAN QASIDAH AKHWAT

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Madrasah Diniyah Riyadhul Jannah memiliki peran dalam membentuk karakter
religius santri, hal ini diketahui melalui penjelasan empat fungsi yaitu adaptasi,
pencapaian tujuan, integrasi, dan pemeliharaan pola yang digunakan sebagai alat
menjelaskan peran madrasah dinyah Riyadhul Jannah:
1. Adaptasi
Proses adaptasi menunjukan peran positif dimana karakter religius santri
menjadi berkembang setelah santri dididik di Madrasah Diniyah Riyadhul Jannah.
Ketika masuk Madrasah Diniyah santri mendapat penyesuasian melalui proses
pembelajaran sehingga karakter religius santri dibentuk menjadi
a. (al-Qur‟an) gemar membaca al-Qur‟an selain itu bacaan alQur‟an tambah
lancar dan menambah hafalan (an-naba sampai an-Naas )
b. (Akhlak) berakhlak mulia baik kepada ustadz, tetangga, bertamu dan lainnya
serta memiliki sifat-sifat terpuji
c. (Tauhid) memiliki dasar keimanan yang kuat
d. (Fikih) taat kepada Allah SWT melalui pengajaran ibadah Kepada santri
seperti sholat, puasa, zakat, dan lainnya
e. (Ke NU-An) dapat mengamalkan kegiatan keagamaan dan akhlak mulia
warga NU.
2. Pencapaian tujuan
Madrasah Diniyah Riyadhul Jannah memiliki visi menyiapkan santri yang
beriman, bertaqwa, dan berakhlaqul karimah. Hal tersebut merupakan Pencapaian
dari pembentukan karakter religius santri. Dalam membentuk karater religius
santri Madrasah Diniyah melakukan beberapa strategi. Adapun strategi pertama
transfer nilai religius melalui proses pembelajaran dan pembiasaan perilaku
religius. Sedangkan yang kedua pengoptimalan sumber daya madrasah yaitu

22
ustadz yang berperan dalam membimbing dan memberi keteladanan pada santri.
3. Integrasi
Madrasah Diniyah Riyadhul Jannah dalam menjalankan perannya untuk
pembentukan karakter religius melakukan beberapa integrasi. Diantara integrasi
tersebut adalah pertama integrasi nilai, kedua integrasi dengan orang tua santri,
ketiga integrasi antar komponen madrasah, Integrasi tersebut dilakukan madrasah
dengan tujuan supaya tetap terjalin kerjasama dalam usahanya membentuk
karakter religius santri.
4. Pemeliharaan pola
Pemeliharaan pola di Madrasah Diniyah Riyadhul Jannah ditunjukan
dengan kegiatan pembiasaan religius dalam membantu memelihara peran
madrasah dalam pembentukan karakter religius. Melalui pembiasaan tersebut akan
membiasakan santri untuk berperilaku religius dilingkungan madrasah. Bentuk
pembiasaan religius di Madrasah Diniyah seperti pembiasaan sholat ashar
berjamaah, pembiasaan berdoa, Serta pembiasaan sopan santun.

4.2 Saran
Supaya peran Madrasah Diniyah Riyadhul Jannah dalam pembentukan
karakter religius santri berjalan dengan baik dan tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan maka terdapat beberapa saran yang diajukan, diantaranya adalah:
1. Diharapkan dari pihak Madrasah Diniyah awaliyah Riyadhul Jannah
untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan dan menyempurnakan
fasilitas-fasilitas yang ada untuk menunjang kegiatan belajar mengajar
santri.
2. Ustadz sebagai pemberi pendidik dan pembimbing dalam proses
pembelajaran kepada santri tidak cukup dengan sekedar ceramah dan teori
semata akan tetapi perlu adanya keteladanan yang baik sehingga akan
memberikan pengaruh yang baik kepada santri terutama keteladanan
berperilaku dan bersikap religius..
3. Bagi santri Madrasah Diniyah Riyadhul Jannah tetaplah berpegang teguh
pada al-Qur‟an dan Hadis. Santri harus mengikuti setiap kegiatan di
23
madrasah dalam upaya mendidik agama mereka menjadi lebih baik.
Dengarkan dan laksanakan apa yang diperintahkan oleh ustadz.
4. Bagi orang tua hendaklah memberikan apa yang menjadi kebutuhan anak
terutama pendidikan agama. Tetap selalu mengawasi anak-anaknya dalam
berperilaku terutama dalam pergaulan dan penggunaan teknologi dan
komunikasi

4.3 Kata Penutup


Akhirnya dengan segala kerendahan hati, saya mengucapkan rasa syukur
kepada Allah SWT karena dengan ridhoNya sehingga dapat menyelesaikan
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Saya menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak terutama para pembaca sangat saya harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sesuai degan keadaan objek yang ada, tidak
untuk mencari kekurangan-kekurangan dari pihak manapun, sehingga apabila
terdapat kata-kata yang kurang berkenan dihati pihak-pihak tertentu, Saya
memohon maaf sebesar-besarnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
memberikan manfaat dan berkontribusi positif bagi siapa saja yang membaca,
memetik ilmu dan pengalaman dari tulisan ini serta mengucapkan terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya Tugas Karya Tulis
Ilmiah ini.

24
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Adya,Nono, dkk., Pendidikan Karakter untuk Membangun Karakter Bangsa,
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, 2011.
AS, Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002
Cahyono, Heri. ‘Pendidikan Karakter: Strategi Pendidikan Nilai Dalam
Membentuk Karakter Religius’, UM Metro, 01 (2016).
Djahid, Moch. ‘Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah Diniyah Taklimiyah Di
Ponorogo’, 06.01 (2016).
Fathurrohman, Muhammad. Budaya Relegius dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan, (Yogyakarta: Kalimedia, 2015)
Skripsi, tesis dan disertasi :
Izzah, Marisa. Implementasi Kebijakan Wajib Belajar Pendidikan Madrasah
Diniyah Dalam Memperkuat Karakter Siswa SD di Bangil Pasuruan, Tesis
UNMUH Malang (Juli 2018)
Maula, Bonita Arifatul. ‘Penanaman Nilai Karakter Religius Di Sekolah Dasar
Negri (SDN) Jageran, Krapyak, Sewon, Bantul, Yogyakarta Tahun Pelajaran
2015/2016’ (Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016).
Subli Salam, “Upaya guru PAI dan Budi pekerti dalam Penanaman Nilai-nilai
Karakter Religius Kepada Peserta Didik di SMA N 1 Banguntapan”, Skripsi,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017.
Jurnal :
Akbar K. Setiawan, Integrasi pendidikan karakter dalam Pembelajaran berbasis
intercultural, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun I, Nomor 1, 2011.
Citra, Yulia. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran, jurnal
ilmiah pendidikan khusus vol.1, no.1, Februari 2012.
Maunah, Binti. “Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan
Kepribadian Holistik Siswa” Jurnal Pendidikan Karakter (Tulungagug, April
2015)

25
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Wawancara


Lampiran 2 : Catatan Hasil Wawancara

Lampiran 1 :
Instrumen Wawancara

1. Mengapa karakter religius perlu dibentuk pada santri?


2. Bagaimana pembentukan karakter religius di Madrasah Diniyah Riyadhul
Jannah?
3. Bagaimana kurikulum pelajaran Marasah Diniyah? apakah mendukung upaya
pembentukan karakter religius?
4. Bagaimana peran Madrsah Diniyah dalam pembentukan karakter religius santri.
? (Adaptasi, Pencapaian tujuan, Integrasi, Pemeliharaan pola)
5. Apa saja bentuk keberhasilan pembentukan karakter religius di Madrasah
Diniyah Riyadhul Jannah?
6. Bagaimana problematika yang muncul dalam proses pembentukan karakter
religius?

26
Lampiran 2 :
Catatan Hasil Wawancara

Terdapat Catatan Hasil Wawancara di bagian BAB III - 3.1 dengan Salah
satu Dewan guru Madrasah Diniyah Riyadhul Jannah pada tanggal 28 Januari
2023 bertempat di ruang Guru.
"Bahwa Menanamkan Karakter Religius Pada diri setiap santri perlu di terapkan
dalam kehidupan, guna membangun pribadi yang memiliki tatanan akhlak mulia
dan nilai ibadah yang di tanam sejak dini."

27

Anda mungkin juga menyukai