Anda di halaman 1dari 7

Menulis Teks Fabel

Menulis Teks Fabel/Cerita Moral


Menulis sebuah cerita merupakan sebuah kegiatan yang bisa membantu kita untuk mengolah imajinasi kita. Salah satu cerita yang
bisa kita buat adalah cerita fabel. Seperti sudah dibahas sebelumnya, cerita fabel merupakan cerita berisi pesan moral dengan tokoh-
tokoh yang diperankan oleh hewan yang memiliki sifat dan karakter seperti manusia.
Cerita fabel ini bisa menjadi cerita pertama yang kamu buat. Akan tetapi, kamu harus bisa menulis cerita fabel sesuai dengan
struktur dari teks cerita fabel itu sendiri. Untuk struktur teks cerita fabel sudah dibahas pada pelajaran sebelumnya.

Langkah Menulis Teks Fabel


1. Mengamati perilaku dari hewan yang ada di sekitar lingkungan. Misalnya kucing yang tinggal di dekat rumah. Amati perilaku
kucing tersebut. Kamu bisa mulai menentukan hal-hal menarik yang bisa dijadikan bahan atau tema cerita fabel.
2. Buatlah tema yang menarik dan berhubungan dengan kebaikan.
3. Buatlah kerangka karangan berdasarkan masing-masing struktur teks cerita fabel yaitu judul, orientasi, komplikasi, klimaks,
resolusi, dan koda.
4. Kembangkan kerangka karangan tersebut menjadi kalimat-kalimat yang runtut (teks utuh). Jangan lupa, dalam mengembangkan
kerangka karangan perhatikan kaidah kebahasaan teks fabel.
5. Baca kembali cerita fabel yang sudah selesai tersebut dan lengkapi kekurangannya.
Contoh Kerangka Teks Fabel dan Teks Utuh (Langkah Ketiga dan Keempat dalam Menulis Teks Fabel)
No. Struktur Kerangka Teks Teks Utuh
1 Judul Kalah oleh Si Cerdik Kalah oleh Si Cerdik
2 Orientasi a. Di sebuah hutan ada sumber
(pengenalan air yang tidak pernah kering Di sebuah hutan ada sumber air yang tidak pernah kering.
tokoh dan yang mengalir ke sebuah Airnya jernih dan mengalir ke sebuah telaga. Semua binatang yang
latar) telaga. menjadi warga di hutan itu minum dari sumber air yang sama.
b. Semua binatang yang Setiap golongan binatang sudah mempunyai jadwal tidak tertulis
menjadi warga di hutan itu untuk bergiliran minum.
minum dari telaga tersebut. Pada saat itu, kebetulan musim kemarau. Semua binatang
3 Komplikasi Komplikasi: merasa sangat haus, tetapi tidak ada yang berani minum di luar
(munculnya a. Banyak binatang menuju jadwalnya. Semua binatang taat pada aturan. Suatu pagi yang cerah
masalah) telaga tersebut untuk banyak binatang menuju sumber air. Sesampainya di pinggir telaga
sampai minum tetapi mereka tidak mereka tidak mau turun. Airnya kotor karena digunakan untuk
klimaks mau turun karena airnya berkubang oleh seekor badak.
(puncak kotor. Hal itu terjadi karena Binatang-binatang itu mengelilingi telaga. Mereka
masalah) digunakan badak untuk memperhatikan tingkah laku sang Badak. Tidak satu pun yang
berkubang. berani menegurnya. Mereka takut karena Badak badannya besar
b. Tidak ada yang berani dan bercula. Di pihak lain, Badak merasa bangga menjadi pusat
menegur tingkah laku perhatian dan tontonan. Ia tidak peduli pada binatang lain yang
Badak tersebut karena menahan rasa haus.
Badak memiliki badan Pada hari berikutnya, Badak masih berada di telaga. Binatang-
besar dan bercula. binatang lain sudah tak tahan lagi ingin minum. Mereka
c. Badak juga tidak peduli bermusyawarah mencari jalan keluar supaya Badak pergi dari
dengan binatang lain yang telaga.
menahan rasa haus. “Teman-teman, bagaimana jalan keluarnya?” tanya Harimau.
d. Binatang-binatang lain “Hem, Babi Hutan, kamukan punya sihung, coba
sudah tak tahan lagi ingin digunakan,” kata Kerbau.
minum. “Bukan aku tak mau, tapi sihung-ku tidak akan kuat menembus
a. Para binatang kulit Badak. Bisa-bisa sihung-ku rontok!” jawab Babi Hutan sambil
bermusyawarah mencari menggeleng-gelengkan kepala.
jalan keluar supaya Badak “Hem, aku punya tanduk, tetapi…,” gumam Kerbau.
pergi dari telaga. “Kerbau, Kerbau, kalau tak sanggup, bilang saja,” kata
b. Hasil musyawarah, tidak Monyet.
ada yang berani “Hehe, kamu? Berani, Nyet?” tanya Kerbau.
menghadapi Badak. “Sama, ... takut,” jawab Monyet. “Aku juga tak sanggup,” kata
Kerbau.
e. Harimau mengusulkan
“Kalau begitu, Ular Sanca, jangan cuma bergantung di akar.
Kancil untuk menghadapi
Cepat cari cara untuk mengalahkannya,” kata Burung.
Badak dengan
“Aduh, aku minta maaf. Aku tak sanggup. Dia begitu besar.
memanfaatkan
Tubuhku tak akan bisa membelitnya,” kata Ular Sanca.
kecerdikannya.
Klimaks:
f. Kancil memanfaatkan Suasana menjadi sepi sebab tidak ada lagi yang berani melawan
kecerdikannya dengan sang Badak. Mereka hanya bisa saling memandang.
mengatakan ada makhluk Tiba-tiba Harimau berkata, “Jika kita tidak sanggup, kita minta
yang berkhianat kepada tolong pada sang Kancil saja. Walaupun badannya kecil, otaknya
Badak. Jalan airnya ditutup pintar. Setuju?”
supaya tidak mengalir. “Setuju!” jawab binatang yang lain serempak.
“Bagaimana, Kancil?” tanya Harimau sambil melihat Kancil.
4 Resolusi a. Kancil menyarankan
“Lo, kalian ini bagaimana? Tidak punya malu. Aku ini tak
(pemecahan kepada Badak untuk
punya kemampuan dan tidak punya kekuatan apa-apa,” jawab
masalah) mengawasi mereka dengan
Kancil.
cara berdiri di bawah pohon
“Jangan pura-pura, Kancil. Kami percaya kamu bisa
teureup itu setengah hari,
mengalahkan si Badak,” kata Banteng.
kemudian setengah hari lagi
“Ya, Cil. Kami percaya. Keluarkan kepintaranmu,” kata
barulah Badak berkubang
binatang yang lain.
di telaga. Kalau tidak
“Baiklah, akan kucoba asal kalian percaya,” kata Kancil.
demikian, air telaga cepat
“Kami percaya,” jawab binatang yang berkumpul itu berpikir
atau lambat akan surut dan
keras. Ia mencari cara yang tepat untuk mengalahkan Badak yang
Badak tidak memiliki
badannya besar dan kuat. Ia berjalan mondar- mandir. Tiba-tiba ia
tempat berkubang lagi.
tersenyum sendirian.
5 Koda a. Sang Badak pun mengawasi
Ketika melihat Kancil tersenyum, binatang yang lain ikut
(perubahan pohon itu selama setengah
senang. Itu pertanda masalah mereka akan dapat diatasi oleh
sikap atau hari. Sementara itu,
nilai moral) binatang yang lain satu per
satu berdatangan untuk Kancil. Kancil segera pergi menemui Badak. Pada saat itu sang
minum air telaga. Badak tengah berkubang.
b. Seluruh binatang “Selamat siang, Tuan yang sangat kami hormati, yang gagah
mengucapkan terima kasih perkasa, yang tidak ada bandingannya. Hamba memberanikan diri
kepada sang Kancil yang mengganggu kegiatan Tuan karena ada kabar penting yang perlu
cerdik itu. hamba sampaikan,” kata Kancil dengan kata-kata yang lembut dan
c. Berkat kecerdikannya sopan.
masalah di lingkungan Badak pun segera bangun. Ketika mendengar ada binatang lain
mereka dapat diatasi. memujinya, ia merasa tersanjung. Ia kemudian bangkit sambil
berkata, “Kabar penting, Kancil? Cepat bicara, aku ingin
mendengarnya,” kata Badak sambil tersenyum.
Kancil mendekat ke arah Badak. Ia berpura-pura ingin
menyampaikan sesuatu secara rahasia.
“Hamba kasihan sama Tuan. Badan besar berkubang di selokan
kecil. Kulahnya sebesar tempurung. Tidak pantas, Tuan. Oh ya, ada
makhluk yang berkhianat kepada Tuan. Jalan airnya ditutup
supaya tidak mengalir. Sayang, makhluk itu tidak kelihatan oleh
mata kita, dia makhluk gaib,” kata kancil.
“Apa? Ada yang jahil? Siapa? Di mana?” tanya Badak dengan
emosional.
“Tenang, Tuan. Tenang,” jawab Kancil.
Suara Badak yang menggelegar membuat Kancil terkejut dan
gemetar. Kancil mencari jalan bagaimana agar Badak bisa
secepatnya dikalahkan.
“Tuan, makhluk gaib itu berada di dalam pohon teureup,” kata
Kancil sambil menunjuk sebatang pohon di depan Badak.
“Ah, yang benar?” tanya Badak.
“Benar, Tuan. Tuan harus mengawasi mereka dengan cara
berdiri di bawah pohon teureup itu setengah hari, kemudian
setengah hari lagi barulah Tuan berkubang di telaga. Kalau tidak
demikian, air telaga cepat atau lambat akan surut dan Tuan tidak
memiliki tempat berkubang lagi,” jelas Kancil.
“Awas! Kalau kamu bohong,” ancam Badak.
“Percayalah, Tuan,” bujuk Kancil.
Tanpa berpikir lagi, Badak segera naik ke atas dan berjalan
menuju pohon teureup.
Sang Badak pun mengawasi pohon itu selama setengah hari.
Sementara itu, binatang yang lain satu per satu berdatangan untuk
minum air telaga. Ketika Badak telah selesai mengawasi pohon
teureup, ia kembali menuju telaga. Sementara, binatang yang
lainnya meninggalkan telaga. Dengan demikian, sejak saat itu ada
jadwal tidak tertulis yang cukup adil bagi semua binatang yang
memerlukan air telaga.
Akhirnya, mereka mengucapkan terima kasih kepada sang
Kancil yang cerdik itu. Berkat kecerdikannya masalah di
lingkungan mereka dapat diatasi.

Keterangan:
1. Struktur orientasi ditunjukkan pada kalimat/paragraf berwarna biru muda.
2. Struktur komplikasi ditunjukkan pada kalimat/paragraf berwarna orange tua dan klimaks berwarna kuning tua.
3. Struktur resolusi ditunjukkan pada kalimat/paragraf berwarna biru tua.
4. Struktur koda ditunjukkan pada kalimat/paragraf berwarna hijau tua.
5. Penggunaan kaidah kebahasaan ditunjukkan pada kata atau kalimat yang bergaris bawah.

Anda mungkin juga menyukai