Anda di halaman 1dari 7

CI 8

Resensi Novel Sastra "Ziarah"

Bahasa Indonesia

Hikayat Pelanduk Jenaka


Tuan Syeikh Alam di Rimba telah bertitah bahwa ada suatu bahaya akan menimpa masyarakat binatang yang tinggal di hutan. Kemudian masyarakat binatang berkenaan telah pergi ke sungai Tinam untuk menangkap ikan yang banyak di sana. Namun di sungai berkenaan terdapat seorang raksasa yang menjadi penunggu tempat itu. Sang Beruang, Sang Seladang, Sang Harimau dan Sang Badak tidak berjaya menjaga ikan hasil tangkapan mereka lantaran ancaman raksasa tersebut. Malah Badak yang sudah tewas itu menipu rekanrekannya dengan mengatakan dirinya cedera karena berlawan dengan raksasa. Sebenarnya luka di badan Badak itu karena tercangkuk onak dan duri ketika berlari menyelamatkan diri daripada raksasa. Sang Beruang mengatakan bahwa dirinya mampu mengalahkan raksasa dengan mudah. Hakikatnya, Sang Beruang tidak berkemampuan untuk mengalahkan raksasa secara fisik. Akhirnya beliau tewas dan mengaku kalah. Kemudian masyarakat binatang pun meminta pertolongan daripada Pelanduk Jenaka (Syeikh Alam di Rimba). Pelanduk Jenaka meminta tempoh tujuh hari baru beliau hendak berangkat untuk melawan raksasa. Setelah genap tujuh hari, Pelanduk Jenaka pun pergi ke tempat raksasa. Pelanduk Jenaka mengajak masyarakat binatang menangkap ikan sebanyak mungkin. Pelanduk Jenaka pula membuat simpai yang diperbuat daripada rotan. Pelanduk telah mengarahkan rekan binatang yang lain untuk menyembunyikan diri sementara Pelanduk menunggu ikan yang sedang dimasak. Apabila raksasa datang, Pelanduk pun berbuat helah dan menipu Raksasa menggunakan simpai yang kononnya dapat mengubat masalah sakitsakit di badan. Akhirnya raksasa terperangkap dengan simpai (diperbuat daripada rotan) yang dipasang dibadannya. Badan raksasa terguling ke tanah. Pelanduk pun mengambil kesempatan mencakar mata raksasa tersebut sehingga buta. Raksasa telah menjerit kesakitan dan jeritan berkenaan telah menyebabkan seluruh masyarakat rimba terkejut. Setelah raksasa dapat dikalahkan, maka amanlah seluruh penduduk rimba dan mereka dapat hidup dengan tenang di sungai Tinam.

UNSUR INTRINSIK Hikayat Pelanduk Jenaka

1) Tema

: Kecerdikan binatang yang dapat mengatasi berbagai masalah dalam masyarakat.

2) Latar Tempat (Bukti)

: Hutan dan sungai Tinam : Tuan Syeikh Alam di Rimba telah bertitah bahwa ada suatu bahaya akan menimpa masyarakat binatang yang tinggal di hutan. Kemudian masyarakat binatang berkenaan telah pergi ke sungai Tinam untuk menangkap ikan yang banyak di sana.

Suasana (Bukti)

: Menegangkan : Pelanduk pun mengambil kesempatan mencakar mata raksasa tersebut sehingga buta. Raksasa telah menjerit kesakitan dan jeritan berkenaan telah menyebabkan seluruh masyarakat rimba terkejut. : Pagi hari, siang hari : Kemudian masyarakat binatang pun meminta pertolongan daripada Pelanduk Jenaka (Syeikh Alam di Rimba). Pelanduk Jenaka meminta tempoh tujuh hari baru beliau hendak berangkat untuk melawan raksasa. Setelah genap tujuh hari, Pelanduk Jenaka pun pergi ke tempat raksasa. Pelanduk Jenaka mengajak masyarakat binatang menangkap ikan sebanyak mungkin.

Waktu (Bukti)

3) Alur : Maju Pengenalan Pelanduk Jenaka mengumumkan bahwa ada suatu bahaya akan menimpa masyarakat binatang yang tinggal di hutan, sehingga masyarakat binatang tidak dapat menangkap ikan di sungai Tinam. Pengembangan Masyarakat binatang pun meminta pertolongan kepada Pelanduk Jenaka untuk menaklukkan raksasa. Konflik Pelanduk Jenaka meminta tempo tujuh hari baru beliau hendak berangkat untuk melawan raksasa. Hal ini menimbukan rasa takut dan kekhawatiran bagi masyarakat binatang karena hidup mereka akan terancam keamanannya oleh raksasa. Klimaks Pelanduk Jenaka mengajak masyarakat binatang menangkap ikan sebanyak mungkin. Pelanduk menunggu ikan yang sedang dimasak, sedangkan rekan-rekannya menyembunyikan diri. Apabila raksasa datang, ia akan menipu raksasa menggunakan simpai yang ia buat dari rotan. Solusi Akhirnya, raksasa terperangkap dengan simpai yang dipasang dibadannya. Badan raksasa terguling ke tanah. Pelanduk pun mengambil kesempatan mencakar mata raksasa tersebut sehingga buta. 4) Penokohan Pelanduk Jenaka Badak Beruang Seladang Harimau Raksasa

: : : : : :

Berani, cerdik, bijaksana, jujur Tidak jujur, sombong Takabur, sombong Berani, jujur Berani, jujur Sombong, angkuh, egois

5) Amanat Positif (+) Negatif (-)

: Sebaiknya kita harus bijaksana dan berusaha dalam menyelesaikan suatu masalah. : Jangan bersikap takabur maupun berbohong terhadap sesama. : Orang ketiga serba tahu : Menggunakan kata ganti orang ketiga seperti ia, Beliau, mereka, dan menggunakan nama pelaku itu sendiri. Kemudian masyarakat binatang pun meminta pertolongan daripada Pelanduk Jenaka (Syeikh Alam di Rimba). Pelanduk Jenaka meminta tempoh tujuh hari baru beliau hendak berangkat untuk melawan raksasa.

6) Sudut Pandang (Bukti)

7) Gaya Bahasa

: Klise dan sukar dimengerti

UNSUR EKSTRINSIK Hikayat Pelanduk Jenaka

Nilai-Nilai yang Terkandung


1) Nilai Moral Terdapat golongan yang bersikap takabur. Dalam cerita ini, Sang Beruang sangat takabur dan mengatakan bahwa dirinya mampu mengalahkan raksasa dengan mudah. Hakikatnya, Sang Beruang tidak berkemampuan untuk mengalahkan raksasa secara fisik. Akhirnya beliau tewas dan mengaku kalah. Terkadang seseorang bersikap tidak jujur terhadap diri sendiri dan rekan sesamanya. Perkara ini dapat dibuktikan berdasarkan sikap Badak yang telah mengalami cedera. Badak mengatakan ia mengalami cedera karena melakukan perlawanan dengan raksasa. Hal tersebut sebenarnya sangat tidak masuk akal dan dianggap tidak mungkin terjadi oleh rekan-rekannya. Seringkali bertindak dengan cara yang salah. Mereka tidak menggunakan karunia yang diberikan oleh Tuhan, yaitu kelebihan akal yang ada pada diri mereka. Masyarakat binatang dalam cerita ini diselubungi rasa takut yang besar. Apabila berjumpa raksasa, mereka segera melarikan diri tanpa berpikir panjang. Akibatnya mereka mengalami kecederaan dan kesukaran dalam mengatasi masalah dalam masyarakatnya.

2) Nilai Budaya Selalu melakukan rutinitas maupun pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contohnya, rutinitas sehari-sehari masyarakat binatang ialah menangkap ikan di sungai Tinam untuk dimakan.

3) Nilai Sosial Perlu berkerjasama dengan sesama ahli masyarakat. Mufakat yang diamalkan oleh masyarakat binatang dalam cerita ini begitu baik. Mereka memberikan peranan kepada setiap anggota masyarakat yang ada.

Pelanduk juga bijaksana dalam mengarahkan rekan-rekannya supaya dapat melaksanakan tugas masing-masing ketika hendak memerangkap raksasa.

Kepengarangan
Anonim

Anda mungkin juga menyukai